• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENGGUNAAN VIDEO UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN TEKNIK DASAR SEPAK BOLA SISWA TUNARUNGU SLB NEGERI CICENDO BANDUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PENGGUNAAN VIDEO UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN TEKNIK DASAR SEPAK BOLA SISWA TUNARUNGU SLB NEGERI CICENDO BANDUNG."

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENGGUNAAN VIDEO UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN TEKNIK DASAR SEPAK BOLA SISWA

TUNARUNGU SLB NEGERI CICENDO BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sains

Prodi Ilmu Keolahragaan

Oleh

IMAM ADE RIDHO 0807758

PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN

(2)

ABSTRAK

PENGARUH PENGGUNAAN VIDEO UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN TEKNIK DASAR SEPAK BOLA SISWA

TUNARUNGU SLB NEGERI CICENDO BANDUNG

Imam Ade Ridho (0807758)

Kekurangan tunarungu dalam menangkap suara berdampak terhadap penyampaian informasi yang sulit dalam pembelajaran sepakbola. Gangguan pendengaran yang dialami tunarungu menghambat proses penerimaan informasi yang bersifat verbal, sedangkan bunyi bahasa dibentuk dari hasil peniruan dan rekaman suara yang masuk kedalam indra pendengaran, sehingga suara/informasi yang didengar akan dijadikan sebagai kata yang bermakna. Permasalahan tersebut memberikan alasan peneliti untuk mengupayakan meningkatkan keterampilan teknik dasar sepak bola siswa tunarungu SLB Negeri Cicendo Bandung menggunakan video yang bersifat visual. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran sejauh mana penggunaan video dalam meningkatkan keterampilan teknik dasar sepak bola siswa tunarungu SLB Negeri Cicendo Bandung. Penelitian ini dilakukan di SLB Negeri Cicendo Bandung, dengan lima orang sampel dikelas X dan XI SMA LB. metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen dengan desain penelitian T1-X-T2. Pengumpulan data menggunakan tes keterampilan teknik dasar sepak bola diantaranya: menggiring bola (dribbling), mengoper bola (passing), menyundul bola (heading), dan menendang bola (shooting). Berdasarkan temuan hasil penelitian, diketahui bahwa penggunaan video dapat meningkatkan keterampilan teknik dasar sepak bola siswa tunarungu SLB Negeri Cicendo Bandung. Hal ini ditunjukan dengan meningkatnya keterampilan teknik dasar sepak bola siswa tunarungu SLB Negeri Cicendo Bandung diantaranya: menggiring bola (dribbling), mengoper bola

(passing), menyundul bola (heading), danmenendang bola (shooting).

(3)

DAFTAR ISI

ABSTRAK……… i

KATA PENGANTAR………. ii

UCAPAN TERIMA KASIH ……….. iii

DAFTAR ISI………. viii

DAFTAR TABEL……… ix

DAFTAR GRAFIK……….. xii

DAFTAR GAMBAR……… xiv

BAB I………... 1

PENDAHULUAN………. 1

A.Latar Belakang Penelitian……… 1

B.Rumusan Masalah……… 3

C.Tujuan Penelitian……….. 3

D.Manfaat / Signifikansi Penelitian………. 3

E.Batasan Masalah……….. 4

G.Anggapan Dasar………. 5

H.Hipotesis Penelitian……… 5

BAB II……….……….. 6

KAJIAN PUSTAKA……… 6

A.Olahraga……….. 6

B.Sejarah Sepak Bola……… 6

(4)

E.Sepak Bola Anak……….. 12

F.Media Pembelajaran………. 12

G.Fungsi dan Manfaat Media……… 14

H.Penggunaan Video Terhadap Tuna Rungu……….. 15

I.Penggunaan Video Berupa Tayangan Televisi Dalam Sepak Bola……… 16

J.Anak Berkebutuhan Khusus………. 16

K.Tuna Rungu……….. 18

L.Konsep Pendidikan Jasmani Pada Tuna Rungu………. 18

M.Kejuaraan Sepak bola Tunarungu……….. 19

BAB III……….. 20

METODE PENELITIAN……… 20

A.Lokasi Penelitian……….. 20

B.Populasi Penelitian……… 20

C.Sample Penelitian……….. 20

D.Desain Penelitian………... 21

E.Metode Penelitian……….. 23

F. Definisi Istilah………... 23

F.Variable Penelitian……… 24

G.Instrumen Penelitian……….. 24

H.Teknik Pengumpulan Data……….. 32

I.Analisis Data………. 32

BAB IV……….. 36

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……….. 36

A.Deskripsi Hasil Penelitian……… 36

(5)

BAB V………. 45

KESIMPULAN……….. 45

A.Kesimpulan……….. 45

B.Saran……… 45

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(6)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Olahraga merupakan suatu aktivitas fisik yang terencana dan terstruktur yang

melibatkan gerakan tubuh berulang-ulang dan ditujukan untuk meningkatkan

kebugaran jasmani. Menurut Lutan et al (2008:99) bahwa “olahraga adalah perluasan dari bermain”. Sekarang ini perkembangan olahraga tidak dapat dipisahkan dari pendidikan jasmani serta saling melengkapi antara satu sama lain.

Kemudian olahraga juga hampir ada dalam kurikulum setiap sekolah.

Sepak bola merupakan olahraga terpopuler didunia. Hampir di seluruh negara

di dunia mengenal dan menyukai olahraga sepak bola. Seperti yang dikemukakan

oleh Joe Luxbacher (2004:VII) bahwa “sepak bola merupakan olahraga paling

populer didunia dan permainan nasional dari hampir semua negara di Eropa,

Amerika Selatan, Asia, dan Afrika; kini telah hadir mengguncang Amerika”. Dan

juga olahraga sepak bola memang telah dikenal oleh hampir seluruh manusia di

muka bumi ini, Mulai dari kalangan bawah, menengah, atas, artis, seniman,

karyawan kantoran, petani, nelayan, dan lain-lain mengenal olahraga yang satu

ini. Bukan hanya itu olahraga ini pun telah menjadi sumber pencaharian bagi

sebagian kalangan.

Olahraga sepak bola merupakan olahraga yang mengusung profesionalitas.

sehingga para pemain sepak bola yang profesional, olahraga ini merupakan

sumber mata pencaharian. Menurut Lutan et al (2008:73) bahwa ”profesional dalam olahraga adalah olahraga dengan bayaran”. Sejatinya seorang profesional

tidak lagi disebut bermain akan tetapi bekerja. Seorang profesional tidak lagi

berolahraga karena kesenangan tetapi juga untuk memperoleh uang. Untuk dapat

(7)

2

dalam memainkan bola dilapangan. Walaupun masih banyak faktor lain yang juga

bisa berpengaruh. Agar seseorang dapat berprestasi dan menjadi profesional

dibutuhkan yang namanya latihan. Menurut Iman Imanudin (2008:64)

mengemukakan “tujuan dari pembinaan atau pelatihan olahraga adalah untuk

membantu atlet meningkatkan prestasinya. Untuk mencapai hal itu atlet dituntut

mempunyai kemampuan”. Dengan berprestasi seorang pemain sepak bola akan

menjadi profesional.

Setiap manusia unik dan luar biasa. Beberapa orang mempunyai perbedaan

yang kita sebut kebutuhan khusus. Kebutuhan khusus dapat berarti banyak hal.

Terkadang ada orang yang belajar secara berbeda, mendengarkan dengan alat

bantu, membaca dengan huruf braille, mungkin ada yang mempunyai kesulitan

untuk berkomunikasi atau memberikan perhatian. Seseorang dapat lahir dengan

kebutuhan khusus, atau memperolehnya karena kecelakaan, dan bisa juga

dikarenakan kondisi kesehatannya. Tetapi apapun yang dialami seorang

berkebutuhan khusus, ia tetaplah seorang manusia.

Salah satu dari beberapa kebutuhan khusus adalah tunarungu. tunarungu

merupakan kebutuhan khusus untuk seseorang yang mengalami kelainan atau

kerusakan pada indera pendengaran. Seperti yang dikemukakan oleh Libal

(2009:21) bahwa “tunarungu bukan berarti tidak dapat mendengar”. Sangat sedikit

penyandang tunarungu tidak dapat mendengar sama sekali. hanya saja segala

sesuatu mungkin lebih tenang dari kenyataannya atau mungkin bunyinya yang

bercampur aduk.

Adapun untuk keterkaitan antara tunarungu dan sepak bola itu sendiri, seperti

yang kita ketahui pada Bulan Juli tanggal 16 tahun 2012 yang lalu telah diadakan

perlombaan sepak bola antar tunarungu di Ankara, Turki. Kejuaraan yang

berlangsung selama dua belas hari itu telah diikuti oleh berbagai negara. Adapun

negara yang mengikuti olahraga tersebut antara lain: Turki, Jerman, Korea

Selatan, Amerika Serikat, Spanyol, Jepang, Usbekistan, Mesir, Ukraina, Iran,

(8)

menjelaskan bahwa olahraga sepak bola juga merupakan bagian dalam kehidupan

orang – orang yang menderita tunarungu.

Video merupakan alat untuk merekamkan dan menayangkan film dalam

bentuk gambar yang bergerak ataupun tidak bergerak dan menghasilkan bunyi

yang bisa berfungsi sebagai penjelas isi gambar maupun sebagai hiburan yang

berisi suara yang menarik. Menurut Isjoni dan Ismail (2008:32) bahwa “dalam

pengajaran terdapat berbagai tekhnik pendekatan dan strategi yang boleh

digunakan untuk menjadikan pengajaran menarik dan berkesan. Dari penjelasan

diatas video dapat membuat pengajaran menjadi mudah dan menyenangkan. Dan

karena sifatnya yang juga mempunyai tampilan atau visual, oleh karena itu video

juga bisa digunakan pada orang–orang tunarungu.

Penelitian ini ingin mempelajari pengaruh pembelajaran video dan modifikasi

latihan sepak bola untuk menjadikan siswa tunarungu berprestasi dalam bidang

sepak bola. Oleh karena itu penulis melakukan penelitian mengenai :

“Pengaruh Pembelajaran Video Terhadap Peningkatan Keterampilan

Teknik Dasar Sepak Bola Siswa Tunarungu”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat digambarkan

masalah-masalah sebagai berikut :

1. Apakah ada Pengaruh Pembelajaran menggunakan video terhadap

peningkatan keterampilan teknik dasar sepak bola siswa tunarungu?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Untuk mengungkap dampak dan peranan pembelajaran menggunakan

(9)

4

D. Manfaat / Signifikansi Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam upaya

pengembangan olahraga khususnya cabang olahraga sepak bola dimasa yang akan

datang. Adapun manfaaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Sebagai masukan bagi guru sekolah dan pelatih sepak bola tentang

program untuk meningkatkan keterampilan teknik dasar sepak bola siswa

tunarungu

2. Secara praktis dapat dijadikan bahan masukan bagi masukan bagi guru

sekolah dan pelatih sepak bola untuk mengidentifikasi bentuk treatmen

dalam meningkatkan keterampilan teknik dasar sepak bola siswa

tunarungu

E. Batasan Masalah

Untuk menetapkan masalah dalam penelitian ini dalam ruang lingkup yang

terbatas maka penulis membatasi penelitian agar tidak terlalu luas dan terarah

pada tujuan yang ingin dicapai hanya pada pokok bahasan yang berkaitan saja.

Menurut Surakhmad (1990:36) menjelaskan “pembatasan ini diperlukan bukan

saja untuk memudahkan atau menyederhanakan masalah bagi penyelidik tetapi

juga untuk dapat menetapkan lebih dahulu segala sesuatu yang diperlukan untuk

pemecahannya: tenaga, waktu, biaya, dan lain sebagainya yang timbul dari

rencana tersebut”.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka batasan dalam penelitian ini sebagai

berikut:

1. - Variabel Bebas: pembelajaran menggunakan video sepak bola.

- Variabel Terikat: Peningkatan teknik dasar sepak bola siswa

tunarungu.

2. Penelitian dilakukan di SLB Negeri Cicendo Bandung.

3. Sampel yang akan dijadikan dalam penelitian ini sebanyak lima orang

dari siswa yang mengenyam pendidikan di kelas X dan XI SMALB

(10)

4. Pengambilan data dilakukan dengan experimen (fre test) sebelum dan

(post test) setelah.

5. Pengkajian penelitian hanya kepada peningkatan keterampilan teknik

dasar sepak bola.

F. Anggapan Dasar

Anggapan dasar diperlukan oleh penulis sebagai pegangan dalam proses

penelitian dan sebagai titik tolak dari semua proses yang dikerjakan oleh penulis.

Menurut Arikunto (2002:59) menjelaskan bahwa “Anggapan dasar atau postulat

harus di dasarkan atas kebenaran yang telah diyakini oleh peneliti “. Adapun

anggapan dasar yang dipakai sebagai titik tolak landasan pemikiran penelitian ini

adalah sebagai berikut :

1. Penggunaan video dinilai sangat cocok dikarenakan video

menggunakan tampilan, yang tentunya sangat sesuai dengan kriteria

tunarungu yang banyak menggunakan indra penglihatan ini.

Dari penjelasan diatas maka peneliti beranggapan bahwa penggunaan video

dinilai akan mampu meningkatkan keterampilan teknik dasar sepak bola siswa

tunarungu.

G. Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian dijadikan sebagai jawaban sementara yang akan

dibuktikan kebenarannya, menurut Arikunto (2006:71) bahwa “Hipotesis dapat

diartikan sebagai jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan

penelitian sampai terbuka melalui data yang terkumpul”. Ho= terdapat perbedaan

(11)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Cicendo

Bandung yang berada di jl. Cicendo Bandung, tempat penelitian tersebut dipilih

karena menurut penulis dapat mempermudah mobilitas penulis dalam melakukan

penelitian dan sampel yang digunakan sesuai dengan kriteria. Kriteria yang paling

utama adalah siswa yang diuji dalam penelitian mengalami ketunarunguan.

B. Populasi Penelitian

Didalam penelitian ini penulis akan mengambil populasi siswa dan Sekolah

Menengah Atas Luar Biasa (SMALB KELAS SEPULUH DAN SEBELAS)

Negeri Cicendo Bandung.

C. Sampel Penelitian

Menurut Arikunto (2006:134) bahwa “Kebanyakan penulis beranggapan

bahwa semakin banyak sampel, atau semakin besar presentase sampel dari

populasi, hasil penelitian akan semakin baik. Anggapan ini benar, tapi tidak selalu

demikian. Hal ini tergantung dari sifat-sifat atau ciri-ciri yang dikandung oleh

subyek penelitian dalam populasi”.

Dari keterangan tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin banyak sampel

yang digunakan didalam penelitian akan semakin baik jika sampel yang dijadikan

penelitian memiliki sifat dan ciri – ciri penelitian. Maka atas penjelasan tersebut

penulis mengambil lima orang sampel untuk penelitian tersebut.

Pengambilan sampel yang tidak terlalu banyak dikarenakan memang populasi

yang ada hanya delapan orang siswa. Jumlah siswa yang mengenyam pendidikan

(12)

ketunarunguan yang tidak terlalu banyak seperti pada umumnya sekolah normal

lainnya.

Kriteria penelitian sampel

1. Sampel pria dan wanita siswa SLB.

2. Siswa SLB yang mengenyam pendidikan SMALB KELAS SEPULUH

DAN SEBELAS sebanyak lima orang

3. Siswa SLB mengalami ketunarunguan

D. Desain Penelitian

Menurut Nazir (2003:84) bahwa “Desain dari penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian”. Dalam

pengertian yang lebih sempit , desain penelitian hanya mengenai pengumpulan

dan analisis data saja. Dalam pengertian yang luas, desain penelitian mencakup

proses proses identifikasi dan pemilihan masalah penelitian, pemilihan kerangka

konsepsual untuk masalah penelitian serta hubungan-hubungan dengan penelitian

sebelumnya.

Memformulasikan masalah penelitian termasum membuat spesifikasi dan

tujuan, kemudian luas jangkauan (scope), dan hipotesis untuk diuji, selanjutnya

membangun penyelidikan atau percobaan, memilih serta memberi definisi

terhadap pengukuran variabel-variabel, memilih prosedur dan teknik sampling

yang digunakan, berikutnya meyusun alat serta teknik untuk mengumpulkan data.

Desain penelitian merupakan acuan dalam penentuan kemana arah penelitian.

Menurut Nasution (2004:40) bahwa ”desain penelitian merupakan suatu rencana

tentang cara mengumpulkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan

penelitian”. Penentuan desain penelitian yang disesuaikan dengan aspek yang

akan diteliti. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan desain penelitian one

group pretest-posttest design. Desain ini untuk mengetahui keefektifan suatu

metode mengajar dengan terlebih dahulu melakukan pretest terhadap sampel

penelitian sebelum diberi perlakuan kemudian baru diadakan posttest. Menurut

(13)

22

kelompok Pretest Perlakuan Posttest

[image:13.595.114.512.245.619.2]

Eksperimen T1 X T2

Tabel 3.1

Desain penelitian one group pretest-posttest design

Desain penelitian ini mempunyai pre-test yang dapat memberikan landasan

untuk komparasi. Dan memungkinkan untuk mengontrol selection variable dan

mortality variable. Dengan demikian hasil penelitian dapat lebih akurat karena

dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan.

Dalam desain ini observasi dilakukan sebanyak dua kali yaitu sebelum

eksperimen dan sesudah eksperimen. Observasi yang dilakukan sebelum

eksperimen (T1) disebut pre-test, dan observasi sesudah eksperimen (T2) disebut

post-test.

Langkah-langkah penelitiannya dideskripsikan penulis pada gambar sebagai

berikut:

Latihan sepak bola SLB Negeri Cicendo

Sampel

Tes awal

(keterampilan gerak dasar sepak bola)

Penggunaan video

(14)
[image:14.595.121.509.89.715.2]

Gambar 3.1

Bagan langkah-langkah penelitian E. Metode Penelitian

Penelitian pada dasarnya merupakan suatu penghimpun data, mengukur,

analisis, sintesis, membandingkan, mencari hubungan, dan menafsirkan hal-hal

yang bersifat teka-teki. Untuk memecahkan teka-teki tersebut diperlukan metode

penelitian. Surachmad (1998:133) menjelaskan bahwa “metode merupakan cara

utama yang dipergunakan untuk mencapai suatu tujuan, misalnya untuk menguji

serangkaian hipotesa, dengan mempergunakan teknik alat-alat tertentu”. Cara

utama itu dipergunakan setelah penyelidik memperhitungkan kewajarannya

ditinjau dari tujuan penyelidikan serta dari situasi penyelidikan.

F. Definisi Istilah

G. Video. Menurut Isjoni et al (2008:30) “alat untuk merekamkan dan menayangkan film dengan menggunakan pita video”.

H. Teknik. Menurut Wikipedia (19 Juni 2013) “Penerapan ilmu dan

teknologi untuk menyelesaikan permasalahan manusia”.

I. Dasar. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:296) ”pokok

atau pangkal suatu pendapat (ajaran, aturan, asas)”.

J. Sepak bola. Menurut Wikipedia (19 Juni 2013) “Cabang olahraga

yang menggunakan bola yang dimainkan oleh dua tim yang

masing-masing beranggotakan 11 orang”.

K. Tunarungu. Menurut Libal, A. (2009:21) “seseorang yang mengalami

kelainan atau kerusakan pada indera pendengaran “. Hasil keterampilan gerak dasar

sepak bola

Pengolahan dan analisis data

(15)

24

G. Variable Penelitian

Dalam penelitian ini melibatkan variabel bebas (Independen Variable) dan

variable terikat (dependen variable). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah

video, dilambangkan dengan notasi (X) dan variable terikat dalam penelitian ini

adalah peningkatan keterampilan teknik dasar sepak bola siswa tunarungu,

dilambangkan dengan notasi (Y).

H. Instrumen Penelitian

Menurut Nurhasan (2000:3) bahwa: “Pengukuran adalah proses pengumpulan

data/informasi dari suatu obyek tertentu, dalam proses pengukuran diperlukan

suatu alat ukur”.Instrumen diperlukan untuk mengetahui sejauh mana kemajuan

yang dicapai dalam penelitian.Dalam peneitian ini instrumen yang digunakan

adalah tes pengukuran. Dalam penggunaan alat ukur akan mempermudah

mengungkapkan kedaan objek secara obyektif.

Urutan penggunaan instrumen, yaitu:

1. pretest (tes sebelum melakukan treatment), yaitu tes menggiring bola,

menyundul bola, menendang bola dan mengumpan bola.

2. Pemberian treatment dengan cara memberikan latihan dengan melihat

video tentang cara dan latihan teknik dasar sepak bola. yang dilakukan

selama dua sampai lima kali seminggu.

3. Posttest (tes setelah melakukan treatment), yaitu tes menggiring bola,

menyundul bola, menendang bola dan mengumpan bola.

Pelaksanaan pengetesan

Namun detailnya pengukuran keterampilan teknik dasar sepak bola

menggunakan instrumen yang diambil dari buku tes dan pengukuran keolahragaan

Nurhasan (2007:207-214).

1. Tes umpan dan menahan bola (passing and stopping)

a. Tujuan:

mengukur keterampilan dan gerak kaki dalam menyepak dan menahan

bola

(16)

1) Bola dua buah

2) Stop watch

3) Bangku swedia empat buah (papan ukuran tiga meter kali 60 centi

meter)

4) Kapur

c. Petunjuk pelaksanaan:

1) Testee berdiri dibelakang garis tembak yang berjarak empat meter

dari sasaran/papan, boleh dengan posisi kaki kanan siap

menembak ataupun sebaliknya.

2) Pada aba-aba “gerakan tangan menghentak kebawah”, teste mulai

menyepak bola kesasaran/papan dan menahannya kembali dengan

kaki dibelakang garis tembak

3) Lakukan kegiatan ini bergantian antara kaki kiri dan kanan selama

30 detik

4) Apabila bola ke luar dari darah sepak, maka teste menggunakan

bola cadangan yang telah disediakan

(17)
[image:17.595.60.540.101.648.2]

26

Gambar 3.2

Lapangan tes menendang dan menahan bola

d. Gerakan tersebut dinyatakan gagal bila:

1) Bola ditahan dan disepak di depan garis sepak yang akan

menyepak bola

2) Hanya menahan dan menyepak bola dengan satu kaki saja

e. Cara menskor:

Jumlah menyepak dan menangkis bola yang sah, selama 30 detik.

Hitungan 1, diperoleh dari satu kali menendang bola.

2. Tes memainkan bola dengan kepala (heading)

a. Tujuan:

Mengukur keterampilan dan gerak kepala serta keseimbangan anggota

badan dalam memainkan bola.

(18)

b. Alat yang digunakan:

1) bola

2) Stop watch

Untuk lebih jelasnya mengenai tes heading dapat dilihat gambar dibawah

[image:18.595.117.510.214.706.2]

ini:

Gambar 3.3

Cara tes menyundul bola

c. Petunjuk pelaksanaan:

1) testee berdiri bebas dengan bola berada dalam penguasaan

tangannya.

2) Pada aba-aba “gerakan tangan menghentakan kebawah”, testee

melempar bola keatas kepalanya dan kemudian memainkan bola

tersebut dengan dahi.

3) Lakukan kegiatan ini ditempat selama 30 detik

4) Apabila bola jatuh, maka testee mengambil bola itu dan

memainkan kembali di tempat bola tersebut diambil.

(19)

28

1) Testee memainkan bola tidak dengan dahi

2) Dalam memainkan bola testee berpindah-pindah tempat

e. Cara menskor:

Skor adalah jumlah bola yang dimainkan dengan dahi yang sah (benar),

selama 30 detik

3. Tes menggiring bola (dribbling)

a. Tujuan:

Mengukur keterampilan, kelincahan, dan kecepatan kaki dalam

memainkan bola.

b. Alat yang digunakan:

1) Bola

2) Stop watch

3) Enam buah rintangan (tongkat/lembing)

4) Tiang bendera

5) Kapur

c. Petunjuk pelaksanaan:

1) Testee berdiri dibelakang garis star dengan bola dalam penguasaan

kakinya

2) Pada aba-aba “gerakan tangan menghentakan kebawah”, testee

mulai menggiring bola ke arah kiri melewati rintangan pertama

dan menuju rintangan berikutnya sesuai dengan arah panah yang

telah ditetapkan sampai melewati garis finish

3) Salah arah dalam menggiring bola, ia harus memperbaikinya tanpa

menggunakan anggota bada selain kaki dimana melakukan

kesalahan dan selama itu pula stop watch tetap jalan

4) Menggiring bola menggunakan kaki kanan dan kiri bergantian,

atau minimal salah satu kaki pernah menyentuh bola satu kali

(20)

Untuk lebih jelasnya mengenai tes dribbling dapat dilihat gambar

[image:20.595.117.509.157.622.2]

dibawah ini:

Gambar 3.4

Lapangan tes menggiring bola

d. Gerakan tersebut dinyatakan gagal bila:

1) Testee menggiring bola hanya dengan satu kaki saja

2) Testee menggiring bola tidak sesuai dengan arah panah

3) Testee menggunakan anggota badan selain kaki pada saat

menggiring bola.

e. Cara menskor:

Waktu yang ditempuh testee dari aba-aba pertama sampai melewati garis

finish. Waktu dicatat sampai sepersepuluh detik.

4. Tes menembak/menendang bola ke sasaran (shooting)

a. Tujuan:

star finish

5 m 5 m

5 m

(21)

30

Mengukur keterampilan, ketepatan dan kecepatan gerak kaki dalam

menyepak bola kesasaran.

b. Alat yang digunakan:

1) Bola

2) Stop watch

3) Gawang

4) Nomor-nomor

5) Tali

c. Petunjuk pelaksanaan:

1) Testee berdiri di belakang bola yang diletakan pada sebuah titik

berjarak 10 meter di depan gawang atau sasaran

2) Tidak ada aba-aba dari testee

3) Pada saat kaki testee mulai menendang bola, maka stop watch

dijalankan dan berhenti saat bola mengenai/kena sasaran

4) Testee diberi tiga kali kesempatan

Untuk lebih jelasnya mengenai tes shooting dapat dilihat gambar dibawah

(22)
[image:22.595.115.525.85.662.2]

Gambar 3.5

Lapangan tes menendang bola

d. Gerakan tersebut dinyatakan gagal bila:

1) Bola keluar dari daerah sasaran

2) Menempatkan bola tidak pada jarak 10 meter dari sasaran

e. Cara menskor:

1) Jumlah waktu dan skor yang ditempuh bola pada sasaran dalam

tiga kali kesempatan

2) Bila bola hasil tendangan mengenai tali pemisah skor pada

sasaran, maka diambil skor terbesar dari kedua sasaran tersebut.

83 cm 95 cm 108 cm 155 cm 108 cm 95 cm 83 cm

Gawang sepak bola

(23)

32

Alat yang dibutuhkan, yaitu lapangan sepak bola, dua buah bola, stop watch,

kapur, dinding, tali, gawang sepak bola, nomor-nomor, bendera, dan perlengkapan

sepak bola, meteran. Untuk memperoleh hasil dalam melakukan penelitian

diperlukan alat ukur sebagai pengumpul data. Dalam penelitian ini yang dijadikan

alat ukur ialah kemampuan menggiring bola, melindungi bola, menyundul bola,

menendang bola dan mengumpan bola.

I. Teknik Pengumpulan Data

Pada pengambilan semple sesuai yang dikemukakan Nasution (2008:109)

menjelaskan bahwa “teknik quota sampling adalah pengambilan sampel dilakukan dengan menetapkan jumlah sample terlebih dahulu”, dari pendapat diatas oleh

karena itu penulis menggunakan teknik quota sampling dalam pengambilan

sampel. Teknik quota sampling merupakan teknik yang dengan sengaja menarik

sampel (non random) karena alasan-alasan diketahuinya sifat-sifat sampel itu.

J. Analisis Data

Hasil pengetesan yang diperoleh masih merupakan skor-skor mentah apabila

belum diolah. Agar skor-skor ini mempunyai arti, maka data tersebut akan diolah

secara statistik untuk menjawab persoalan yang diajukan dalam penelitian.

Adapun langkah-langkah yang harus ditempuh dalam pengolahan data tersebut

adalah sebagai berikut:

1. menghitung nilai rata-rata dari setiap sampel dengan menggunakan rumus

X

X =

n

Keterangan :

X = Skor rata-rata yang dicari

X = Jumlah skor (hasil tes kemampuan menggiring bola,

menyundul bola, menendang bola dan mengumpan bola) yang didapat

(24)

2. Mencari simpangan baku (standar deviasi) yang menggunakan rumus

statistika sebagai berikut :

S =  (Xi- X)2

n

Keterangan :

S = Simpangan baku (standar deviasi)

 = Jumlah dari

Xi = Nilai skor hasil tes kemampuan menggiring bola

(dribbling), menyundul bola (heading), menendang bola (shooting) dan

mengumpan bola (passing).

X = Nilai rata-rata hasil tes kemampuan menggiring bola

(dribbling), menyundul bola (heading), menendang bola (shooting) dan

mengumpan bola (passing).

n = Jumlah sampel

3. Penghitungan T-skor. Tujuannya mengubah data yang mentah menjadi data

yang baku berupa skor atau nilai. Dengan rumus sebagai berikut:

̅

Keterangan:

X = nilai yang diperoleh sampel

X = Nilai rata-rata hasil tes kemampuan menggiring bola,

menyundul bola, menendang bola dan mengumpan bola

S = Simpangan baku (standar deviasi)

4. Uji Normalitas

Uji normalitas ini bertujuan mengetahui normal tidaknya data hasil

pengukuran. Uji normalitas yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah

uji normalitas Liliefors, caranya sebagai berikut :

a. Pengamatan X1, X2, ..., Xn jika dijadikan angka baku Z1, Z2, ..., Zn

(25)

34

Z = X - X

S

Dengan X = Rata-rata sampel

S = simpangan baku sampel

X = bilai skor sampel

b. Untuk setiap angka baku digunakan daftar distribusi normal baku,

kemudian dihitung peluang.

F (Zi)=P=(Z=Zi)

c. Selanjutnya dihitung proporsi Z1, Z2, ...., Zn yang lebih kecil atau sama

dengan Zi, jika proporsi dinyatakan oleh S (Zi), maka :

S (Zi) = Banyaknya Z1, Z2, ....Zn...yang ≤ ...Z1

n

d. Hitung selisih F (Zi) – F(Si), kemudian tentukan harga mutlaknya.

e. Ambil harga mutlak yang paling besar diantara harga-harga tersebut.

Sebutlah nilai-nilai terbesar ini Lo.

Kriteria uji normalitas Liliefors adalah :

a. Hipotesis ditolak apabila Lo > Lt, ini berarati populasi berdistribusi tidak

normal.

b. Hipotesis diterima apabila Lo < Lt, ini berarti populasi berdistribusi

normal.

5. Uji Homogenitas

untuk menguji variansi data dari digunakan rumus :

F = variansi terbesar

variansi terkecil

keterangan F= homogenitas yang dicari

dengan kriteria, tolak Ho jika F F ½ a (V1, V2) didapat dari daftar distribusi F

dengan peluang ½ a dan dk (V1, V2) masing-masing kedua kelompok tersebut

(26)

6. Uji signifikansi peningkatan hasil latihan berdasarkan prosedur yang

digunakan menurut Nurhasan (2002; 132) dengan langkah-langkah sebagai

berikut :

a. Pasangan hipotesis yang akan diuji :

Ho : ß = 0

H1 : ß ≠ 0

b. Pendekatan statistik yang digunakan adalah :

t = ß

Sn / √n

c. Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesisnya :

Terima hipotesis jika –t (1 - ⅓α) < t < t (1 - ⅓α), dk = (n – 1)

Dalam hal lain hipotesis (Ho) ditolak.

7. Uji signifikansi perbedaan

dengan rumus:

Pasangan Hipotesisnya adalah :

H1 : µ1 > µ2, Terdapat pengaruh penggunaan video yang signifikan pada saat mencapai peningkatan keterampilan gerak dasar sepak bola.

t = X1 – X2

S √1/n1 + 1/n2

Pengujian Hipotesis : terima hipotesis jika t < t1 – α. Dalam hal lain

(27)

BAB V

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dari bab sebelumnya dapat

ditarik kesimpulan, bahwa penggunaan video untuk meningkatkan keterampilan

teknik dasar sepak bola siswa tunarungu SLB Negeri Cicendo Bandung ternyata

memberikan dampak yang positif. Terbukti adanya peningkatan keterampilan teknik

dasar sepak bola.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, saran yang dikemukakan penulis adalah sebagai

berikut:

1. Guru

Siswa tunarungu memiliki kelemahan dalam pendengaran, maka perlu lebih

banyak menggunakan video dalam pembelajaran. Agar materi pembelajaran lebih

mudah dipahami dan dapat menarik perhatian siswa.

2. Peneliti selanjutnya

Penggunaan video dapat mendukung dalam peningkatan mencerna pelajaran

dengan baik siswa tunarungu.sehingga untuk selanjutnya dapat dikembangkan

dengan penelitian untuk meningkatkan kemampuan teknik dasar sepakbola yang

(28)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharmini. (1998). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Departemen Pendidikan Nasional. (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Fleck, Tom dan Quinn Ron. (2007). Panduan Latihan Sepak Bola Andal. Jakarta: Sunda Kelapa Pustaka.

Id.wikipedia.org/wiki/Sepak_bola (19 Juni 2013)

Isjoni dan Arif, M. (Eds) (2008). Pembelajaran Virtual Perpaduan Indonesia Malaysia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Libal, A. (2009). Samudra Didalam Diriku Pemuda Penyandang Tunarungu dan Cacat Pendengaran. Sleman: Intan Sejati Klaten

Lutan, R. dkk. (2008). Sejarah dan Filsafat Olahraga. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Luxbacher Joe. (2004). Sepak Bola Taktik dan Teknik Bermain. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Mielke Danny. (2007). Seri Dasar – Dasar Olahraga Dasar – Dasar Sepak Bola Cara Yang Lebih Baik Untuk Mempelajarinya. Jakarta: Pakar Raya.

Mutohir, T. C. dan Maksum, A. (2007). Sport Development Index. Jakarta: Pt Indeks.

Mutohir, T. C. Dkk. Berkarakter Dengan Berolahraga Berolahraga Dengan Berkarakter. Surabaya: Sport Media.

Nasution, M E. (2008). Proses Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Nasution, M. A. (2011). Buku Penuntun Membuat Thesis Skripsi Disertasi Makalah. Jakarta: Bumi Aksara.

(29)

Nurhasan, H. dan Cholil, A. H. (2007). Tes dan Pengukuran Keolahragaan. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Priyatno, Dwi. (2010). Paham Analisis Statistika Data Dengan Spss. Jakarta: Bumi Aksara.

Rahadi, Aristo. 2003. Media Pembelajaran. Jakarta: departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Santoso, S. (2011). Mastering Spss Versi 19. Jakarta: Pt Elex Media Komputindo.

Soepartono. (2000). Media Pembelajaran. Depdiknas Direktur Jenderal

Pendidikan Dasar dan Menengah Bagian Proyek Penataran Guru SLTP Setra D-III.

Sudrajat dan Subana (2005). Dasar-Dasar Penelitian Ilmiah. Bandung: Pustaka Setia Bandung

Surakhmad, W. (1984). Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung: Tarsito.

Suryaningrat, S. N. (2011). Pengaruh Latihan Senam Aerobik High Impact dan Low Impact Terhadap Penurunan Indeks Massa Tubuh (Imt/Bmi). Skripsi Sarjana Pada Fpok Upi Bandung.

Thorner Cordula. (2010). Sepak Bola. Bandung: Mizan.

Upi Bandung. (2011). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Gambar

Tabel 3.1
Gambar 3.1
Gambar 3.2
Gambar 3.3
+3

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan penelitian ini adalah model problem based learning efektif untuk meningkatkan keterampilan dasar otomotif bagi anak SMA tunarungu di SLB Negeri Surakarta

Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap siswa kelas XI SMALB Cicendo K ota Bandung mengenai “ Profil KPS Siswa Tunarungu pada Pembelajaran IPA- Fisika” dapat

Berdasarkan hasil pengolahan data penelitian diperoleh kesimpulan bahwa pelaksanaan komunikasi total dalam pembelajaran tematik di kelas persiapan SLB B Cicendo Bandung

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa keterampilan teknik dasar permainan sepak bola pada pemain umur 12-13 tahun di klub PSD

Permasalahan yang akan diungkap dalam penelitian ini yaitu perencanaan program pembelajaran membuat batik cap pada peserta didik tunarungu, pelaksanaan program

Pengaruh Latihan Terpusat Dan Latihan Acak Terhadap Penguasaan Keterampilan Teknik Dasar Passing, Dribbling, Dan Shooting Dalam Permainan Sepak Bola (Studi Eksperimen pada

NEGERI CICENDO BANDUNG SKRIPSI Diajukanuntukmemenuhisebagiansyaratuntukmemperolehgelarsarjana pendidikan Departemen PendidikanKhusus Oleh : Aryani Kartika NIM 1001791.

Penelitian ini dilatarbelakangi rendahnya keterampilan bermain sepak bola pada siswa kelas V SDN 032 Tilil Bandung dan disebabkan oleh guru yang cenderung memegang