• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAYANAN DASAR BIMBINGAN UNTUK MENGEMBANGKAN SURVIVAL AND SAFETY SKILLS PESERTA DIDIK.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "LAYANAN DASAR BIMBINGAN UNTUK MENGEMBANGKAN SURVIVAL AND SAFETY SKILLS PESERTA DIDIK."

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

halaman

Kata Pengantar... i

Ucapan Terima Kasih ... ii

Abstrak iii Daftar Isi... iv

Daftar Tabel... vi

Daftar Grafik ……….. vii

Daftar Bagan ……… viii

Daftar Lampiran ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 5

C.Tujuan Penelitian ... 6

D.Pertanyaan Penelitian 6 E. Manfaat Penelitian ... 6

F. Struktur Organisasi ……... ... 7

BAB II LAYANAN DASAR BIMBINGAN UNTUK MENGEMBANGKAN SURVIVAL AND SAFETY SKILLS A. ... arakteristik dan Tugas Perkembangan Peserta Didik Sekolah Dasar ... 9 B. ... ompetensi Pribadi Peserta Didik Survival and Safety Skills ... 17 C. ... engembangkan Survival And Safety Skills Anak ... 29 D. ... onsep Dasar Bimbingan dan Konseling Perkembangan ... 30 E. ... onsep Bimbingan dan Konseling Sekolah Dasar ... 37 F. ... ayanan Dasar Bimbingan di Sekolah Dasar ... 42 G. ... sumsi Penelitian ... 46 H. ... enelitian Terdahulu... 47 I. ... erangka Pemikiran ……….. 49

(2)

Yunia Wulandari, 2013

Layanan Dasar Bimbingan Untuk Mengembangkan Survival And Safety Skills Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

okasi dan SubjekPenelitian ... B. ...

esain Penelitian ... 52

C. ... etode Penelitian ...

53

D. ...

efinisi Operasional Variabel ... 53

E. ...

nstrumen Penelitian ... 55

F. ... eknik Pengumpulan Data...

61

G. TeknikAnalisis Data 62

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. ...

ambaran Umum Survival And Safety Skills ... 66

B. ...

ancangan Layanan Dasar Bimbingan Untuk Mengembangkan

Survival And Safety Skills ... 95

C. ... asil Uji Coba Layanan Dasar Bimbingan...

109

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

G. A. Kesimpulan... 120 B. Saran... 121

DAFTAR PUSTAKA 123

(3)

DAFTAR TABEL

Tabel Hal

3.1 Pola Skor Opsi Alternatif Respon... 56

3.2 Kisi-Kisi Instrumen Survival And Safety Skills... 57

3.3 Pola Skor Opsi Alternatif Respon... 58

3.4 Hasil Uji Validitas Pertanyaan Tertutup Item Survival And Safety Skills... 60

3.5 Pola Skor Opsi Alternatif Respon... 62

3.6 Konversi Skor T ... 63

3.7 Interpretasi Skor Kategori Survival And Safety Skills... 64

4.1 Gambaran Umum Survival And Safety Skills Peserta Didik ... 67

4.2 Gambaran Ketercapaian Survival And Safety Skills Pada Tiap Indicator ……… 69

4.3 Distribusi Frekuensi Pertanyaan.Tertutup Survival And Safety Skills Tiap Indikator ……… 74

4.4 Distribusi Frekuensi Pertanyaan.Tertutup Survival And Safety Skills Per Item ………. 77

4.5 Rancangan Operasional Layanan Dasar ……… 101

4.6 Implementasi Layanan Dasar Bimbingan... 105

(4)

Yunia Wulandari, 2013

Layanan Dasar Bimbingan Untuk Mengembangkan Survival And Safety Skills Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR GRAFIK

Nama Grafik Halaman

4.1 Gambaran Umum Survival And Safety Skills Peserta Didik 67

4.2 Gambaran Distribusi Frekuensi Indikator Menerapkan pemecahan Masalah

yang Efektif ……….. 78

4.3 Gambaran Distribusi Frekuensi Indikator Mempelajari cara untuk Mengatasi

Tekanan Teman Sebaya……… 81

4.4 Gambaran Distribusi Frekuensi Indikator Balajar Keterampilan Mengatasi

Untuk mengelola aktivitas kehidupan ……….. 82

4.5 Gambaran Distribusi Frekuensi Indikator Mempelajari Teknik untuk Mengelola

(5)

DAFTAR BAGAN

Nama Bagan Halaman

1.1 Alur Penelitian……….. ... 8

(6)

Yunia Wulandari, 2013

Layanan Dasar Bimbingan Untuk Mengembangkan Survival And Safety Skills Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

LampiranA SK Pengangkatan Pembimbing Skripsi

LampiranB Surat Permohonan Izin Penelitian

LampiranC Instrumen Penelitian

LampiranD Data Hasil Penelitian

LampiranE Layanan Dasar Bimbingan Untuk Mengembangkan Survival And

Safety Skills

(7)
(8)

Yunia Wulandari, 2013

Layanan Dasar Bimbingan Untuk Mengembangkan Survival And Safety Skills Peserta Didik BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan kualitas

sumber daya manusia. Melalui pendidikan, individu mengembangkan

keterampilan kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai wujud aktualisasi diri

sehingga menjadi pribadi yang tangguh dan mempunyai daya saing yang tinggi

dalam menghadapai berbagai tuntutan jaman.

Sekolah dasar (SD) memiliki peran yang signifikan dalam

mempersiapkan generasi unggul. Sebagaimana dikemukakan oleh Nurihsan

(2007: 33) “SD harus mampu menyajikan pendidikan yang berkualitas tinggi yaitu menghasilkan lulusan yang memiliki dasar pengetahuan, kreatif, aktif,

berintuisi tinggi terhadap peluang, serta beriman dan bertakwa kepada Tuhan

Yang Maha Esa”.

Peserta didik SD berusia enam sampai dua belas tahun. Usia ini

merupakan masa tumbuh dan berkembang. Mereka membutuhkan bimbingan

dari pihak keluarga juga dari pihak sekolah agar mereka dapat tumbuh dan

berkembang secara optimal. Pada fase perkembangan individu, termasuk anak

usia sekolah dasar, selalu ditemukan berbagai permasalahan. Fenomena umum

tentang masalah utama di sekolah dasar, sebagaimana disimpulkan dalam

penelitian Prayitno (Kartadinata, 2002: 16) adalah „ingin mengetahui tentang sekolah lanjut, takut berbicara di muka kelas, khawatir tinggal kelas,

mengalami kesulitan berhitung, pemalu, kawan-kawan banyak yang nakal,

(9)

Yunia Wulandari, 2013

Layanan Dasar Bimbingan Untuk Mengembangkan Survival And Safety Skills Peserta Didik

Belum ada data pasti tentang permasalahan anak Indonesia, namun media massa dan beberapa penelitian telah mempublikasikan kasus per kasus permasalahan yang dihadapi oleh anak, baik di dalam maupun di luar lingkungan keluarga Kasus tindak kekerasan terhadap anak, eksploitasi ekonomi maupun seksual terhadap anak, dan perdagangan anak adalah kasus yang dewasa ini seringkali terjadi. Kondisi tersebut sangat mengancam kelangsungan hidup dan tumbuh kembang anak secara wajar sebagai generasi penerus dan sumber daya manusia di masa depan. Bahkan para pengamat kesejahteraan anak mengkhawatirkan kondisi ini sebagai ancaman terjadinya lose generation.

“Data Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) pada 2010

setidaknya 21 juta anak jadi korban kekerasan dari orang dewasa, seperti pada

kasus penculikan, perkosaan dan pelecehan seksual, perdagangan dan pelacuran

anak, 292 orang di antaranya tewas setelah disiksa” Rakyat Merdeka [Online] halaman 1. Tersedia: http://www.rakyat-merdeka.com [2 Februari 2012]. “Anak usia 5-12 tahun di berbagai negara empat kali lebih rentan mengalami kecelakaan

di jalan raya dibandingkan dengan orang dewasa” (Sumargi.dkk, 2005: 3). Gillham & Thomson (1996: 2) mengemukakan :

Pemahaman anak yang terbatas mengenai bahaya, menyebabkan anak kurang dapat mengantisipasi dan mengatasi kondisi bahaya yang muncul. Hal ini bisa berakibat fatal untuk keselamatan dirinya. Lebih-lebih lagi, orang dewasa tidak selalu berada di dekat anak-anak sehingga tidak bisa secara optimal menjaga dan mengawasi anak. Di negara-negara barat, seperti Inggris dan Swedia, anak-anak sejak dini sudah diperkenalkan dengan cara-cara menjaga keselamatan dirinya, seperti cara menyeberang jalan yang benar dan menolak ajakan orang asing. Adanya pendidikan keselamatan diri bahkan dimasukkan ke dalam kurikulum sekolah).

Sementara itu di Indonesia, peran keluarga dan sekolah masih terasa kurang

dalam mengajarkan cara-cara menjaga keselamatan diri pada anak-anak. Sebagai

contoh konkrit, “kasus penculikan anak yang bernama Hegel di Jakarta di mana sang penculik berhasil membujuk Hegel untuk ikut dengannya hanya dengan cara

mengatakan ibu Hegel ada di mobil untuk menjemput”.Jawa Pos [Online], halaman 1. Tersedia: http://www.jawa-pos.com. [4 Februari 2012]. Kasus

(10)

3

Yunia Wulandari, 2013

Layanan Dasar Bimbingan Untuk Mengembangkan Survival And Safety Skills Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

pihak sekolah memberikan panduan pada anak-anak berbagai cara mengenali dan

mengatasi situasi yang berbahaya bagi keselamatan dirinya.

Kemampuan bertahan hidup dan menyelamat diri (Survival and safety skills)

pada anak dibutuhkan untuk bertahan hidup dan kemampuan keselamatan diri

dalam menghadapi hal-hal yang dapat membahayakan dirinya. Kondisi bahaya

tersebut antara lain adalah: bahaya kebakaran, bahaya orang yang tak dikenal,

bahaya kecelakaan di jalan raya, bahaya kecelakaan karena tempat bermain dan

alat-alat permainan yang tidak aman, serta bahaya premanisme (bullying) yang

dilakukan oleh teman maupun orang lain di lingkungan sekolah.

Masalah kemampuan bertahan hidup dan keselamatan diri (survival and

safety skills) merupakan suatu hal yang penting untuk diajarkan, selama ini data

yang representatif mengenai hal tersebut pada anak-anak di Indonesia belum ada.

Maakip dkk (Sumargi.dkk, 2005: 2) menyatakan „kondisi di Indonesia ini sebenarnya serupa dengan yang terjadi di Malaysia. Malaysia terlebih dahulu

menyadari keterbatasan data keselamatan diri dan mulai melakukan penelitian

tentang keselamatan diri pada anak-anak sekolah dasar‟. Begitu juga diungkapkan Lasedu (Sumargi.dkk, 2005: 2) „masalah keselamatan diri pada anak merupakan masalah penting yang perlu mendapat perhatian orang tua dan sekolah‟. Hal ini dapat kita lihat pada berita kecelakaan pada anak yang banyak diberitakan di

berbagai surat kabar dan televisi.

Upaya sekolah-sekolah di Indonesia dalam mengembangkan survival and

safety skills diantaranya yang pernah dilakukan disejumlah sekolah: SDK St.

Theresia I Surabaya kelas 1 sampai dengan kelas 6 melakukan latihan

menghadapi kebakaran, simulasi menyemberang di jalan raya, bermain peran

menghadapi preman atau mereka yang suka melakukan bullying”. SD Alzhar Jakarta pada akhir tahun 2009, TK dan SD Karangturi Semarang, yang bekerja

sama dengan Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Semarang itu menceritakan

terjadinya bencana gempa bumi yang menyebabkan bangunan sekolah runtuh dan

(11)

Yunia Wulandari, 2013

Layanan Dasar Bimbingan Untuk Mengembangkan Survival And Safety Skills Peserta Didik

Tangerang menggelar simulasi gempa dan banjir, pada Kamis 18/2/2010. Sekolah

Dasar Negeri 4 Lampegan di Garut, Jawa Barat sekitar Oktober 2009, Taman

kanak-kanak (TK) dan sekolah dasar (SD) Priangan Bandung, Jawa Barat,

menggelar simulasi gempa bumi dan kebakaran pada sekitar Oktober 2009.

Tercantum dalam Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan

(SKL-SP) dikutip dari lampiran peraturan mendiknas nomor 23 tahun 2006 diantaranya

yang menyangkut mengenai survival and safety skills peserta didik sekolah dasar

kelas atas yaitu “menunjukkan kemampuan menjaga diri sendiri dan lingkungan dalam lingkungan keluarga dan sosial”.

Peran sekolah dalam tercapainya standar kompetensi peserta didik sekolah

dasar yang menyangkut survival and safety skills tidak menutup kemungkinan

dapat mengalami kesulitan dan hambatan karena tidak adanya layanan untuk

mengembangkan survival and safety skills peserta didik sehingga perlu adanya

layanan dasar bimbingan yang berfungsi membantu peserta didik agar mampu

menangani kesulitan dan hambatan dalam mengembangkan survival and safety

skills. Selain itu, Pelaksanaan bimbingan di SD berbeda dengan pelaksanaan

bimbingan dan konseling disekolah menengah dan perguruan tinggi.

Pelaksanaannya lebih besar disesuaikan dengan proses pembelajaran yaitu dengan

menggunakan pendekatan tematik untuk kelas rendah dan terpadu untuk kelas atas

yang berkolaborasi dengan guru kelas dan bidang studi.

Berdasarkan alasan yang telah dikemukakan, maka fokus penelitian adalah

berkaitan dengan layanan dasar bimbingan dan konseling untuk mengembangkan

survival and safety skills di Sekolah Dasar Laboratorium-Percontohan UPI.

Keberadaan data ini dapat dimanfaatkan oleh sekolah sebagai upaya untuk

melakukan bimbingan mengembangkan survival and safety skills pada peserta

(12)

5

Yunia Wulandari, 2013

Layanan Dasar Bimbingan Untuk Mengembangkan Survival And Safety Skills Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

B.Identifikasi dan Rumusan Masalah

Peserta didik SD pada umumnya belum mampu mengarahkan dan

mengatur perilakunya, mereka cenderung memilih tindakan-tindakan yang

menyenangkan dirinya. “Peserta didik SD diasumsikan belum mampu menginterpretasikan stimulus dan mempertimbangkan konsekuensi yang mungkin

dihadapi sehingga belum mampu memilih tindakan yang tepat” (Rianingtias, 2008: 3).

Survival and safety skills adalah kecakapan yang dimiliki oleh seseorang

untuk bertahan hidup dan menyelamatkan diri dari hal-hal yang membahayakan

atau menimbulkan kecelakaan, dengan indikator menurut ASCA (Michigan

School Counselor Associate, 2005: 4) diantaranya:

Menunjukkan pengetahuan tentang informasi pribadi (misalnya: nomor telepon,alamat rumah, kontak darurat); menerapkan pemecahan masalah yang efektif dan keterampilan pengambilan keputusan untuk membuat pilihan yang aman dan sehat; mempelajari cara untuk mengatasi tekanan teman sebaya; mempelajari teknik untuk mengelola stres dan konflik; belajar keterampilan mengatasi untuk mengelola aktivitas kehidupan.

Gillham & Thomson (1996: 4) mengemukakan :

Secara psikologis peserta didik SD sedang menjalani tahap perkembangan masa anak-anak. Pemahaman anak yang terbatas mengenai bahaya, menyebabkan anak kurang dapat mengantisipasi dan mengatasi kondisi bahaya yang muncul. Hal ini bisa berakibat fatal untuk keselamatan dirinya. Lebih-lebih lagi, orang dewasa tidak selalu berada di dekat anak-anak sehingga tidak bisa secara optimal menjaga dan mengawasi anak.

Bimbingan dan konseling merupakan proses pemberian bantuan yang

dilakukan secara berkesinambungan supaya individu yang dibimbing dapat

memahami dirinya sehingga ia sanggup mengarahkan dirinya serta dapat

bertindak secara wajar sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah,

keluarga, masyarakat, dan kehidupan pada umumnya. Sekolah Dasar

Laboratorium-Percontohan UPI merupakan sekolah yang telah memiliki program

bimbingan dan konseling namun belum terdapat layanan untuk mengembangkan

(13)

Yunia Wulandari, 2013

Layanan Dasar Bimbingan Untuk Mengembangkan Survival And Safety Skills Peserta Didik

maka masalah dalam penelitian ini adalah “tidak adanya gambaran dan layanan dasar dalam mengembangkan survival and safety skills peserta didik Kelas V

Sekolah Dasar Laboratorium-Percontohan UPI tahun ajaran 2011-2012”.

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan memetakan gambaran survival and safety skills serta

merumuskan layanan dasar Bimbingan dan Konseling untuk mengembangkan

survival and safety skills peserta didik Kelas V di Sekolah Dasar

Laboratorium-Percontohan UPI tahun ajaran 2011-2012 yang dinilai layak oleh pakar dan

praktisi bimbingan dan konseling .

D.Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana gambaran survival and safety skills peserta didik Kelas V di Sekolah Dasar Laboratorium-Percontohan UPI Bandung tahun ajaran

2011-2012.

2. Seperti apa layanan dasar bimbingan dan konseling untuk mengembangkan

survival and safety skills peserta didik Kelas V di Sekolah Dasar

Laboratorium-Percontohan UPI Bandung tahun ajaran 2011-2012 yang

dinilai layak oleh pakar dan praktisi bimbingan dan konseling.

E.Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi khalayak sebagai

berikut.

1. Manfaat Teoretis

Secara teoretis hasil penelitian dapat memperoleh gambaran umum

mengenai survival and safety skills, sebagai dasar untuk merancang layanan dasar

bimbingan dan konseling yang dinilai layak oleh pakar dan praktisi bimbingan

(14)

7

Yunia Wulandari, 2013

Layanan Dasar Bimbingan Untuk Mengembangkan Survival And Safety Skills Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2. Manfaat Praktis

a. Konselor dan guru, dapat memanfaatkan dalam penyusunan program

bimbingan dan konseling untuk mengembangkan survival and safety

skills peserta didik di SD.

b. Sekolah diharapkan dapat mengembangkan kebijakan untuk menciptakan

budaya sekolah yang memfasilitasi pengembangan survival and safety

skills.

F. Struktur Organisasi

Struktur organisasi penulisan skripsi ini terdiri dari lima bab, yaitu: Bab I

memaparkan pendahuluan yang terdiri atas latar belakang penelitian, tujuan

penelitian, signifikansi dan manfaat penelitian, identifikasi masalah dan

pertanyaan penelitian. Bab II berisi konseptualisasi karakteristik, tugas

perkembangan dan survival and safety skills pada anak usia SD. Bab III

memaparkan metode penelitian. Bab IV akan menyajikan hasil penelitian dan

pembahasannya. Terakhir, Bab V berisi kesimpulan penelitian dan rekomendasi

dari hasil penelitian.

Berdasarkan struktur organisasi diatas kerangka alur penelitian ini

(15)

BAGAN 1.1

ALUR PENELITIAN LAYANAN DASAR BIMBINGAN UNTUK MENGEMBANGKAN SURVIVAL AND SAFETY SKILLS PESERTA DIDIK

PENDAHULUAN Identifikasi Masalah

Studi Lapangan

Studi Pustaka

Rancangan Instrumen Survival And Safety Skills

1. Penimbangan Instrumen terhadap pakar

2. Uji keterbacaan 3. Uji validitas dan

reliabilitas

Instrumen Terstandar

HASIL DAN LAPORAN

Profil Survival And Safety Skills

Peserta Didik Layanan Dasar

Bimbingan untuk Mengembangkan Survival And Safety Skills Peserta Didik dan

uji coba terbatas

Revisi dan Finalisasi

(16)

2

Yunia Wulandari, 2013

(17)

BAB III

METODE PENELITIAN

A.Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Sekolah Dasar Laboratorium-Percontohan UPI

Bandung. Alasan pemilihan lokasi penelitian yakni belum tersedianya suatu

layanan bimbingan konseling, khususnya bimbingan yang secara khusus

difokuskan untuk mengembangkan survival and safety skills peserta didik.

Subjek dalam penelitian ini adalah peserta didik Kelas V SD

Laboratorium-Percontohan UPI Bandung tahun ajaran 2011-2012. Jumlah subjek penelitian

adalah 60 orang, yang terdiri dari Kelas V.A 18 orang, Kelas V.B 20 orang, Kelas

V.C 22 orang. Alasan pemilihan populasi terhadap Kelas V antara lain sebagai

berikut.

1. Peserta didik Kelas V secara umum berada pada rentang usia 10-11 tahun.

Pada rentang usia seperti ini, salah satu tuntutan tugas perkembangan

peserta didik yakni belajar membentuk sikap yang sehat terhadap dirinya

sendiri sebagai makhluk biologis. Hakikat tugas ini adalah

mengembangkan kebiasaan untuk memelihara badan, meliputi kebersihan,

keselamatan dan kesehatan.

2. Merujuk pada Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan (SKL-SP)

dikutip dari lampiran peraturan mendiknas nomer 23 tahun 2006 di

antaranya yang menyangkut mengenai survival and safety skills peserta

didik sekolah dasar kelas atas yaitu “menunjukkan kemampuan menjaga

diri sendiri dan lingkungan dalam lingkungan keluarga dan sosial”, maka

dibutuhkan penelitian layanan dasar bimbingan untuk mengembangkan

survival and safety skills peserta didik Kelas V SD

(18)

52

Yunia Wulandari, 2013

Layanan Dasar Bimbingan Untuk Mengembangkan Survival And Safety Skills Peserta Didik B. Desain Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kuantitatif yang bertujuan

untuk memperoleh gambaran survival and safety skils peserta didik. Alasan

pengambilan pendekatan kuantitatif sebagai pendekatan penelitian adalah

memungkinkan dilakukan pencatatan penganalisaan data hasil penelitian secara

metematis dengan menggunakan perhitungan statistik.

Alur penelitian dan pengembangan layanan dasar BK yang layak menurut

pakar dan praktisi ini dapat dilihat dalam alur di bawah ini :

Bagan 3.1

Alur Penelitian dan Pengembangan Layanan Dasar Bimbingan Untuk Mengembangkan Survival and Safety Skills

Tahap I studi pendahuluan, yaitu melakukan kajian literatur mengenai

konsep survival and safety skills. Selanjutnya melakukan studi empiris dengan

menyebarkan instrumen pengungkap survival and safety skills peserta didik yang

telah diuji secara rasional dan empiris oleh pakar bimbingan dan konseling. Tahap

II desain layanan dasar yang layak menurut pakar dan praktisi yaitu menyusun

layanan dasar bimbingan dan konseling untuk mengembangkan survival and

safety skills berdasarkan hasil penimbangan dari pakar dan praktisi bimbingan dan

konseling. Tahap III penelaahan dan penimbangan layanan yaitu yang menguji

secara rasional layanan dasar oleh empat orang pakar bimbingan dan konseling Tahap I : Studi

Pendahuluan

a. Studi literatur b. Studi empiris

Tahap II: Desain Layanan Dasar Yang layak menurut pakar dan praktisi

Tahap IV: Revisi dan penyusunan layanan dasar yang layak menurut pakar dan praktisi

(19)

serta satu orang praktisi bimbingan dan konseling yaitu guru BK SD

Laboratorium-Percontohan UPI Bandung. Tahap IV revisi dan penyusunan

layanan, yaitu melakukan perbaikan dan menyusun kembali layanan dasar

berdasarkan hasil uji rasional dari pakar dan praktisi bimbingan dan konseling.

C. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, yaitu

suatu metode yang bertujuan untuk memperoleh jawaban tentang permasalahan

yang sedang terjadi di masa sekarang secara aktual tanpa menghiraukan kejadian

pada waktu sebelum dan sesudahnya dengan cara mengolah, menganalisis,

menafsirkan dan menyimpulkan data hasil penelitian. Dalam penelitian ini metode

deskriptif digunakan untuk memperoleh gambaran mengenai survival and safety

skills peserta didik Kelas V SD Laboratorium-Percontohan UPI Bandung.

Sesuai dengan tujuan dari penelitian dan pengembangan yang dilakukan

yaitu tersusunnya suatu layanan dasar bimbingan dan konseling yang layak

menurut pakar dan praktisi untuk mengembangkan survival and safety skills

peserta didik, maka penelaahan layanan dasar yang layak menurut pakar dan

praktisi oleh para ahli bimbingan, revisi layanan dasar, dan diujicobakan secara

terbatas.

D.Definisi Operasional

Penelitian layanan dasar Bimbingan dan Konseling untuk mengembangkan

survival and safety skills peserta didik terdiri dari dua variabel survival and safety

skills yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas terletak pada

program layanan dasar, sedangkan variabel terikat terletak pada survival and

safety skills peserta didik.

1. Variabel Bebas Layanan Dasar

Layanan dasar adalah proses pemberian bantuan oleh konselor sekolah

kepada semua peserta didik Kelas V SD Laboratorium-Percontohan UPI Bandung

(20)

54

Yunia Wulandari, 2013

Layanan Dasar Bimbingan Untuk Mengembangkan Survival And Safety Skills Peserta Didik

sistematis dalam rangka membantu perkembangan pribadi, khususnya survival

and safety skills.

Adapun struktur-struktur dalam program layanan dasar untuk

mengembangkan survival and safety skills peserta didik terdiri atas rasional,

deskripsi kebutuhan, kompetensi yang dikembangkan, tujuan, pengembangan

tema, tahapan atau langkah layanan, media dan alat pendukung, sistem sosial dan

evaluasi dalam upaya membantu mengembangkan survival and safety skills

peserta didik.

2. Variabel Terikat Survival and Safety Skills

a. Istilah survival and safety skills menurut pengertian operasional adalah

“teknik seseorang yang dapat digunakan dalam situasi berbahaya untuk menyelamatkan diri atau orang lain” (wikipedia Online).

b. Pengertian survival and safety skills adalah “pengetahuan yang dimiliki

oleh seseorang tentang bahaya dan cara-cara menghindarkan diri dari

hal-hal yang membahayakan atau yang menimbulkan kecelakaan”

(Sumargi.dkk, 2005: 4).

Dari dua sumber definisi operasional variabel survival and safety skills,

dapat disimpulkan survival and safety skills adalah kecakapan yang dimiliki oleh

seseorang untuk bertahan hidup dan menyelamatkan diri dan orang lain dari

hal-hal yang membahayakan atau menimbulkan kecelakaan, dengan indikator

diantaranya menunjukkan pengetahuan tentang informasi pribadi (misalnya:

nomor telepon,alamat rumah, kontak darurat) seperti orang tua, saudara, rumah

sakit,kantor polisi, pemadam kebakaran; menerapkan pemecahan masalah yang

efektif dan keterampilan pengambilan keputusan untuk membuat pilihan yang

aman dan sehat, seperti ketika akan menyeberang jalan, ketika diajak oleh orang

yang tidak dikenal, memilih permainan yang aman atau tidak membahayakan;

mempelajari cara untuk mengatasi tekanan teman sebaya seperti ketika

menghadapi teman yang meminta uang secara paksa; mempelajari teknik untuk

mengelola stres dan konflik seperti ketika melihat terjadi kebakaran; belajar

(21)

E.Instrumen Pengumpulan Data

1. Penyusunan Instrumen

Prinsip meneliti adalah melakukan pengukuran, seperti yang dinyatakan

Emory (Sugiyono, 2010: 102).

“Meneliti adalah melakukan pengukuran terhadap fenomena sosial maupun

alam. Meneliti dengan data yang sudah ada lebih tepat kalau dinamakan membuat

laporan daripada melakukan penelitian. Namun demikian dalam skala yang paling

rendah laporan juga dapat dinyatakan sebagai bentuk penelitian”

“Karena pada prinsipnya meneliti adalah mengukur, maka untuk melakukan

suatu penelitian diperlukan alat ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian

biasanya dinamakan instrumen penelitian” (Sugiyono, 2010: 102). Berdasarkan

tujuan penelitian dan pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini, maka

teknik pengumpulan data utama yang digunakan dalam penelitian adalah yaitu

kuesioner atau angket. Menurut Sugiyono (2009:199), “Kuesioner merupakan

teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat

pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya”.

Angket ini digunakan untuk mengetahui tingkat survival and safety skills

pada peserta didik kelas V SD Laboratorium-Percontohan UPI Bandung Tahun

Ajaran 2011/2012. Angket digunakan sebagai teknik pengumpulan data utama

karena angket memungkinkan dalam mengumpulkan data pada waktu yang

bersamaan dan dengan populasi yang cukup besar.

Bentuk angket yang digunakan adalah angket berstruktur dengan bentuk

jawaban terbuka. Butir-butir pernyataan dalam angket ini merupakan gambaran

tentang survival and safety skills peserta didik. Angket survival and safety skills

adalah instrumen yang disusun penulis berdasarkan pengembangan teori dan

perumusan teori mengenai survival and safety skills.

Langkah-langkah dalam penyusunan angket pada penelitian ini adalah

sebagai berikut :

a. Merumuskan tujuan angket dan menetapkan batasannya.

(22)

56

Yunia Wulandari, 2013

Layanan Dasar Bimbingan Untuk Mengembangkan Survival And Safety Skills Peserta Didik

c. Merumuskan indikator-indikator yang akan dijadikan pertanyaan melalui

kisi-kisi instrumen penelitian.

d. Menyusun pertanyaan angket beserta alternatif jawabannya.

Peneliti menggunakan format rating scale (skala penilaian) dengan tiga

alternatif jawaban yang sudah disediakan dan satu alternatif terbuka. Ketiga

alternatif respons yang sudah disediakan tersebut diurutkan dari kemungkinan

nilai tertinggi sampai dengan kemungkinan nilai terendah, yaitu: 1) Rendah (R),

2) Sedang (S), 3) Tinggi (T), tiap alternatif respons mengandung arti dan nilai

skor seperti tertera pada tabel berikut.

Tabel 3.1

Pola Skor Opsi Alternatif Respons

Pernyataan Skor Tiga Alternatif Respons

T S R

Positif 3 2 1

Sedangkan untuk jawaban terbuka disesuaikan dengan kriteria penilaian

yang ada yakni disesuaikan pada rubrik untuk mendapat skor, adapun pilihan

jawaban terbuka untuk mendapatkan kemungkinan jawaban lain dari responden

2. Kisi-kisi Instrumen Penelitian

Instrumen atau alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian

ini, menggunakan data primer yang diambil dari alat ukur berupa angket atau

kuesioner yang digunakan sebagai alat pengumpul data sekaligus alat ukur untuk

mencapai tujuan penelitian.

Kisi-kisi instrumen untuk mengungkap tingkat survival and safety skills

peserta didik, dikembangkan dari definisi operasional variabel penelitian.

Instrumen yang dipergunakan dalam penelitian telah melalui tahap uji coba

terhadap populasi di luar sampel penelitian, sehingga dapat diketahui kelayakan

(23)

No. Indikator

Pernyataan

Sebelum Sesudah

(+) (-) (+) (-)

1

Mendemonstrasikan pengetahuan tentang informasi pribadi

(misalnya: nomor telepon, alamat rumah, kontak darurat) seperti orang tua, saudara, tetangga, sekolah, rumah sakit, kantor polisi, kantor pemadam kebakaran.

1,2,3, 4,5,6, 7 7 1,2,3, 4,5,6, 7 7 2

Menerapkan pemecahan masalah yang efektif dan keterampilan pengambilan keputusan untuk membuat pilihan yang aman dan sehat, seperti ketika akan

menyebrang jalan, ketika diajak oleh orang yang tidak dikenal, memilih permainan yang aman atau tidak membahayakan, ketika

kehujanan di jalan.

8,9,10

,11 4

8,9,10

,11 4

3

Mempelajari cara untuk mengatasi tekanan teman sebaya seperti ketika menghadapi teman yang meminta uang secara paksa, dipaksa untuk memberikan jawaban ketika ulangan.

12,13 2 12,13 2

4

Belajar mengelola aktivitas kehidupan seperti melakukan aktivitas yang aman dilakukan ketika sendiri

14, 15 2 14, 15 2

5

Mempelajari teknik untuk

mengelola stres dan konflik seperti ketika dalam kondisi melihat adanya kebakaran, ketika dihina atau diejek teman.

16, 17 2 16, 17 2

Tabel 3.2

(24)

58

Yunia Wulandari, 2013

Layanan Dasar Bimbingan Untuk Mengembangkan Survival And Safety Skills Peserta Didik 2. Pedoman Penyekoran (Scoring)

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pernyataan terbuka dan

tertutup untuk memudahkan mengetahui data tentang survival and safety skills.

Indikator-indikator yang telah dirumuskan ke dalam kisi-kisi selanjutnya

dijadikan bahan penyusunan butir-butir pernyataan.

Peneliti menggunakan skala norma yang diaplikasikan dengan format

rating scale (skala penilaian) untuk pernyataan terbuka. Model rating scale yang

digunakan yaitu skala sikap berupa skala dengan alternatif respons pernyataan

subjek skala 3. Ketiga alternatif respons tersebut diurutkan dari kemungkinan

kesesuaian tertinggi sampai dengan kemungkinan kesesuaian terendah, yaitu: 1)

Rendah (R), 2) Sedang (S), 3) Tinggi (T), tiap alternatif respons mengandung arti

dan nilai skor seperti tertera pada tabel berikut.

Tabel 3.3

Pola Skor Opsi Alternatif Respons

Pernyataan Skor Tiga Alternatif Respons

T S R

Positif 3 2 1

3. Uji Coba Alat Pengumpulan Data

Angket sebagai alat pengumpul data yang dipergunakan telah melalui

beberapa tahap pengujian, sebagai berikut.

a. Uji Kelayakan Instrumen

Uji kelayakan instrumen melalui penimbangan (judgment) dalam

pengembangan alat pengumpul data bertujuan untuk mengetahui tingkat

kelayakan instrumen dari aspek kesesuian dengan landasan teoritis, kesesuaian

dengan format dilihat dari sudut bahasa baku dana subjek yang memberikan

respons. Penimbangan dilakukan oleh tiga dosen ahli yakni dosen dari jurusan

Psikologi Pendidikan dan Bimbingan.

Penilaian oleh tiga dosen ahli dilakukan dengan memberikan penilaian

pada setiap item dengan kualifikasi Memadai (M) dan Tidak Memadai (TM), item

(25)

diberi nilai TM menyatakan dua kemungkinan yaitu item tersebut tidak bisa

digunakan atau diperlukan revisi pada item tersebut.

Dari pelaksanaan penimbangan instrumen dengan tiga dosen ahli,

didapatkan beberapa hal yang perlu diperbaiki antara lain:

1) Peneliti diminta untuk menyusun pernyataan yang lebih operasional dan

memperbaiki beberapa pernyataan yang terasa rancu.

2) Mengganti beberapa kata yang sekiranya kurang dipahami oleh peserta didik

di sekolah.

b. Uji Keterbacaan

Langkah penelitian selanjutnya adalah melakukan uji keterbacaan

instrumen, instrumen untuk mengukur survival and safety skills peserta didik diuji

keterbacaan kepada sampel setara yaitu kepada tiga orang peserta didik dari SD

Sukarasa 45 KPAD Bandung. Setelah uji keterbacaan, pernyataan-pernyataan

yang tidak dipahami direvisi sesuai dengan kebutuhan sehingga dapat dimengerti

oleh peserta didik Kelas V SD Laboratorium-Percontohan UPI Bandung dan

kemudian dilakukan uji validitas eksternal. Hasilnya, seluruh item pernyataan

yang diberikan dapat dimengerti oleh peserta didik baik dari segi bahasa maupun

makna yang terkandung dalam peryataan.

c. Uji Validitas dan Reliabilitas 1) Uji Validitas Butir Item

Pengujian validitas alat pengumpul data yang dilakukan dalam penelitian

adalah seluruh item yang terdapat dalam angket yang mengungkap survival and

safety skills peserta didik. Uji validitas alat pengumpulan data dilakukan untuk

mengetahui apakah instrumen yang digunakan dalam penelitian dapat digunakan

untuk mengukur apa yang akan diukur (Sugiyono, 2009: 267).

Pengujian validitas data menggunakan rumus Spearman Brown. Semakin

tinggi nilai validasi soal, menunjukkan semakin valid instrumen yang akan

digunakan. Pengolahan data dalam penelitian dilakukan dengan bantuan layanan

SPSS 16.0 for windows. Validitas item dilakukan dengan menganalisis

(26)

60

Yunia Wulandari, 2013

Layanan Dasar Bimbingan Untuk Mengembangkan Survival And Safety Skills Peserta Didik

Berdasarkan pengolahan data, hasil uji validitas menunjukkan dari 10

butir item pernyataan dari angket survival and safety skills peserta didik ke- 10

butir item pernyataan dinyatakan valid. Indeks validitas instrumen bergerak

diantara 0.688 – 0,920 pada p < 0.05 (Hasil penghitungan validitas pada

lampiran C).

Berikut disajikan item-item pernyataan setelah validasi.

Tabel 3.4

Hasil Uji Validitas Pertanyaan Item Survival and Safety Skills

Signifikansi No.Item Jumlah

Valid 8,9,10,11,12,13,14,15,16,17 10

2) Uji Reliabilitas

Reliabilitas instrumen merupakan penunjuk sejauh mana hasil pengukuran

dengan menggunakan instrumen tersebut dapat dipercaya. Reliabilitas intrumen

ditunjukkan sebagai derajat keajegan (konsistensi) skor yang diperoleh oleh

subjek penelitian dengan instrumen yang sama dalam kondisi yang berbeda.

Derajat konsistensi diperoleh sebagai proporsi varians skor perolehan subjek.

Pengujian reliabilitas alat pengumpul data menggunakan rumus Koefisien

Alpha Cronbach dengan rumus sebagai berikut.

(Arikunto, 2008: 84)

Keterangan :

r 11 = reliabilitas instrumen

k = banyaknya butir soal

∑σ2

b = jumlah varians butir

σ = varians total

Metode yang digunakan dalam uji reliabilitas adalah metode Alpha. Uji

reliabilitas dengan taraf signifikansi 5%, diolah dengan metode statistika

(27)

Sebagai tolok ukur, digunakan klasifikasi rentang koefisien reliabilitas

sebagai berikut:

0,00 – 0,199 derajat keterandalan sangat rendah

0,20 – 0,399 derajat keterandalan rendah

0,40 – 0,599 derajat keterandalan cukup

0,60 – 0,799 derajat keterandalan tinggi

0,80 – 1,00 derajat keterandalan sangat tinggi

Arikunto (2004:247)

Berdasarkan pengolahan data, hasil perhitungan memperlihatkan dari

ke-10 butir item, menunjukkan koefisien reliabilitas (konsistensi internal) instrumen

survival and safety skills sebesar 0.947. Artinya, tingkat korelasi dan derajat

keterandalan instrumen survival and safety skills berada pada kategori sangat

tinggi. (Hasil perhitungan reliabilitas pada lampiran C)

F. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan penyebaran alat

pengumpul data berupa angket untuk mengumpulkan data mengenai gambaran

survival and safety skills peserta didik Kelas V SD Laboratorium-Percontohan

UPI Bandung. Pengumpulan data dilakukan dengan langkah-langkah sebagai

berikut.

1. Mempersiapkan kelengkapan instrumen dan petunjuk pengerjaan

instrumen.

2. Mengecek kesiapan peserta didik yang menjadi populasi penelitian

3. Membacakan petunjuk dan mempersilakan peserta didik untuk mengisi

angket yang telah dipersiapkan sebelumnya.

4. Mengumpulkan kembali angket yang telah selesai diisi serta mengecek

(28)

62

Yunia Wulandari, 2013

Layanan Dasar Bimbingan Untuk Mengembangkan Survival And Safety Skills Peserta Didik G. Teknik Analisis Data

1. Verifikasi Data

Verifikasi data adalah suatu langkah pemeriksaan terhadap data yang

diperoleh dalam rangka pengumpulan data, sehingga verifikasi data bertujuan

untuk menyeleksi data yang dianggap layak untuk diolah. Dari hasil verifikasi

diperoleh informasi ke-60 peserta didik yang menjadi subjek penelitian telah

mengisi instrumen dengan benar sehingga memenuhi persyaratan untuk dapat

diolah lebih lanjut sebagai data penelitian.

2. Penyekoran Data

Data yang ditetapkan untuk diolah kemudian diberi skor untuk setiap

jawaban sesuai skala norma yang telah ditetapkan. Secara sederhana, tiap opsi

alternatif respons mengandung arti dan nilai skor seperti tertera pada tabel 3.5

Tabel 3.5

Pola Skor Opsi Alternatif Respons

Pernyataan Skor Tiga Alternatif Respons

T S R

Positif 3 2 1

Ketiga alternatif respons tersebut diurutkan dari kemungkinan kesesuaian

tertinggi sampai dengan kemungkinan kesesuaian terendah, yaitu: 1) Rendah (R),

2) Sedang (S), 3) Tinggi (T). Perhitungan skor survival and safety skills adalah

dengan menjumlahkan seluruh skor dari tiap-tiap pernyataan sehingga didapatkan

skor total survival and safety skills . Responden dibagi ke dalam tiga tingkatan

survival and safety skills dengan menggunakan kategorisasi total skor tingkat

survival and safety skills , yaitu Tinggi, Rendah dan Sedang. Dalam melakukan

pengelompokan tingkat survival and safety skills , dilakukan konversi skor

mentah menjadi skor matang dengan menggunakan batas lulus aktual dengan

(29)

a. Menghitung skor total masing-masing responden

b. Mengubah skor mentah menjadi skor matang (Skor T) dengan

menggunakan bantuan SPSS 16.0.

Ket :

T = Skor T atau skor matang

50 = konstanta nilai tengah sebagai rata-rata

10 = Konstanta standar deviasi

Z = Nilai tengah yang diperoleh dari perbedaan nilai antara nilai asli

dengan rata-ratanya dibagi dengan simpangan baku.

c. Mengelompokan data menjadi tiga kategori, dengan pedoman sebagai

berikut.

Tabel 3.6 Konversi Skor T

Skala skor T Rentang Skor T Kategori Skor T f %

X ≥ μ + 1,0 ơ ≥ 60.00 Tinggi 13 21,7 μ - 1,0 ơ < X < μ + 1,0 ơ 40,01<X<59,99 Sedang 38 63,3 X ≤ μ - 1,0 ơ ≤ 40,00 Rendah 9 15,0 (Hasil Perhitungan Konversi Skor T terdapat pada lampiran D)

(30)

64

Yunia Wulandari, 2013

Layanan Dasar Bimbingan Untuk Mengembangkan Survival And Safety Skills Peserta Didik Setiap kategori interval mengandung pengertian sebagai berikut.

Tabel 3.7

Interpretasi Skor Kategori Survival and Safety Skills

Kategori Survival and Safety Skills Interpretasi Survival and safety skills Tinggi

Peserta didik mampu memenuhi (67-100%) dari 10 kompetensi sebagai berikut: peserta didik mampu menerapkan pemecahan masalah yang efektif dan keterampilan pengambilan keputusan untuk membuat pilihan yang aman dan sehat, seperti ketika akan menyebrang jalan, ketika diajak oleh orang yang tidak dikenal, memilih permainan yang aman atau tidak membahayakan, ketika kehujanan di jalan; mampu untuk mengatasi tekanan teman sebaya seperti ketika menghadapi teman yang meminta uang secara paksa, dipaksa untuk memberikan jawaban ketika ulangan; mampu mengelola stres dan konflik seperti ketika dalam kondisi melihat adanya kebakaran, ketika dihina atau diejek teman.

Survival and safety skills

Sedang

Peserta didik mampu memenuhi (34-66%) dari 10 kompetensi sebagai berikut: Peserta didik mampu menerapkan pemecahan masalah yang efektif dan keterampilan pengambilan keputusan untuk membuat pilihan yang aman dan sehat, seperti ketika akan menyebrang jalan, ketika diajak oleh orang yang tidak dikenal, memilih permainan yang aman atau tidak membahayakan, ketika kehujanan di jalan; mampu untuk mengatasi tekanan teman sebaya seperti ketika menghadapi teman yang meminta uang secara paksa, dipaksa untuk memberikan jawaban ketika ulangan; mampu mengelola stres dan konflik seperti ketika dalam kondisi melihat adanya kebakaran, ketika dihina atau diejek teman.

Survival and safety skills

Rendah

Peserta didik mampu memenuhi (0-33%) dari 10 kompetensi sebagai berikut: Peserta didik mampu menerapkan pemecahan masalah yang efektif dan keterampilan pengambilan keputusan untuk membuat pilihan yang aman dan sehat, seperti ketika akan menyebrang jalan, ketika diajak oleh orang yang tidak dikenal, memilih permainan yang aman atau tidak membahayakan, ketika kehujanan di jalan; mampu untuk mengatasi tekanan teman sebaya seperti ketika menghadapi teman yang meminta uang secara paksa, dipaksa untuk memberikan jawaban ketika ulangan; mampu mengelola stres dan konflik seperti ketika dalam kondisi melihat adanya kebakaran, ketika dihina atau diejek teman.

(31)

3. Analisis Data

Pada penelitian ini dirumuskan dua pertanyaan penelitian. Secara beruntun,

masing-masing pertanyaan penelitian dijawab dengan cara sebagai berikut.

a. Pertanyaan penelitian mengenai gambaran umum survival and safety skills peserta didik Kelas V di Sekolah Dasar Laboratorium-Percontohan UPI

Bandung tahun ajaran 2011-2012 diperoleh dengan menggunakan

persentase tingkat ketercapaian survival and safety skills peserta didik yang

dihitung berdasarkan skor total dibagi skor ideal di kali seratus persen dari

jawaban peserta didik tentang survival and safety skills. Dilakukan

penjumlahkan jawaban setiap peserta didik kemudian memberikan kategori

survival and safety skills peserta didik.

b. Pertanyaan penelitian “Seperti apa layanan dasar bimbingan dan konseling untuk mengembangkan survival and safety skills peserta didik Kelas V di

Sekolah Dasar Laboratorium-Percontohan UPI tahun ajaran 2011-2012”.

Penyusunan layanan dasar bimbingan untuk mengembangkan survival and

safety skills merujuk pada hasil penelaahan layanan dasar yang layak

menurut pakar dan praktisi oleh para ahli bimbingan dan revisi layanan

dasar. Proses penyusunan layanan dasar bimbingan dalam penelitian dimulai

dengan melakukan analisis terhadap data yang diperoleh mengenai

gambaran survival and safety skills di sekolah dan indikator-indikator

survival and safety skills peserta didik. Gambaran indikator-indikator

survival and safety skills peserta didik merupakan dasar dalam penyusunan

layanan dasar bimbingan untuk mengembangkan survival and safety skills

peserta didik. Penyusunan layanan terdiri dari aspek-aspek antara lain

landasan penyusunan layanan, proses penyusunan layanan dan evaluasi

layanan. Rumusan layanan dasar bimbingan untuk mengembangkan

survival and safety skills peserta didik menjadi rekomendasi bagi program

(32)

1

Yunia Wulandari, 2013

(33)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang berhubungan dengan

gambaran survival and safety skills dan rancangan layanan dasar bimbingan

untuk mengembangkan survival and safety skills peserta didik Kelas V Sekolah

Dasar Laboratorium-Percontohan UPI Bandung, maka dapat disimpulkan sebagai

berikut.

1. Pada umumnya survival and safety skills peserta didik sebagian besar

berada pada kategori sedang dalam Survival And Safety Skills yang artinya

peserta didik cukup mampu menerapkan pemecahan masalah yang efektif

dan keterampilan pengambilan keputusan untuk membuat pilihan yang

aman dan sehat, seperti ketika akan menyebrang jalan, ketika diajak oleh

orang yang tidak dikenal, memilih permainan yang aman atau tidak

membahayakan, ketika kehujanan di jalan; mampu untuk mengatasi

tekanan teman sebaya seperti ketika menghadapi teman yang meminta

uang secara paksa, dipaksa untuk memberikan jawaban ketika ulangan;

mampu mengelola stres dan konflik seperti ketika dalam kondisi melihat

adanya kebakaran, ketika dihina atau diejek teman.

2. Rancangan layanan dasar dikembangkan dari indikator survival and safety skills , tugas perkembangan anak, dan standar kompetensi lulus

peserta didik Kelas V Sekolah Dasar melalui berbagai strategi bimbingan.

3. Hasil penilaian guru bimbingan dan konseling menunjukkan umumnya layanan dasar sudah representatif dan layak diberikan kepada peserta

didik. Berdasarkan penilaian pakar bimbingan dan konseling, secara

teoritis layanan dasar dapat diimplementasikan di lapangan, namun perlu

diperhatikan cara penyajian materi dan teknik pengkondisian peserta

(34)

120

Yunia Wulandari, 2013

Layanan Dasar Bimbingan Untuk Mengembangkan Survival And Safety Skills Peserta Didik

4. Hasil uji coba layanan menunjukkan bahwa peserta didik pada umumnya

mampu menerima materi layanan, akan tetapi yang perlu lebih

diperhatikan adalah teknik pemberian layanan dan ketepatan media yang

digunakan. Teknik yang cocok digunakan dan peserta didik antusias

terhadap serangkaian pelaksanaan kegiatan bimbingan adalah melalui

simbolic modelling dengan media video.

B.SARAN

Berdasarkan temuan penelitian dan pembahasan mengenai gambaran dan

rancangan layanan dasar bimbingan untuk mengembangkan survival and safety

skills peserta didik, maka saran dipaparkan sebagai berikut.

1. Pihak Sekolah

a. Mengembangkan kerjasama dengan guru bidang studi dan wali kelas

dengan melakukan sosialisasi pengembangan survival and safety skills.

b. Menetapkan kebijakan untuk mengembangkan survival and safety skills

yang lebih terpadu melalui kegiatan-kegiatan yang dipandang relevan

seperti memfasilitasi bahan informasi mengatasi situasi darurat atau

berbahaya, kunjungan dan wisata belajar seperti ketempat kantor polisi,

pemadam kebakaran.

c. Pelaksanaan kegiatan pengembangan survival and safety skills dapat

diintegrasikan dengan mata pelajaran tertentu (kurikulum infusi),

dilaksanakan oleh guru bidang studi yang bersangkutan dan guru tersebut

bertanggung jawab sebagai pelaksana kegiatan bimbingan.

2. Guru Bimbingan dan Konseling

Kepada guru pembimbing, diajukan rekomendasi sebagai bahan

pertimbangan dalam mengembangkan layanan bimbingan dan konseling.

Saran tersebut antara lain sebagai berikut.

a. Menggunakan layanan bimbingan untuk mengembangkan survival and

(35)

dalam melaksanakan layanan bimbingan khususnya dalam layanan

dasar untuk peserta didik Kelas V.

b. Dalam pelaksanaan layanan, guru pembimbing tidak hanya

menggunakan teknik bimbingan klasikal dalam bentuk dinamika

kelompok, akan tetapi materi layanan bimbingan dapat dilakukan

melalui strategi yang terintegrasi dengan mata pelajaran tertentu

(curriculum infusion career units).

c. Dalam malakukan bimbingan, penggunaan petunjuk harus disertai

contoh agar siswa lebih jelas dan paham terhadap suatu perintah.

Teknik yang digunakan sebelum sampai kepada tahap inti, hendaknya

dimulai dengan icebreaking dalam beberapa menit untuk mencairkan

suasana. Agar merangsang keterampilan berpikir dan imajinasi, maka

pembimbing meminta peserta didik untuk menceritakan pengalaman

pribadinya dan menyikapi apabila dalam situasi yang membutuhkan

survival and safety skills, dapat dalam bentuk karangan, puisi, lagu atau

gambar, agar peserta didik bebas untuk mengekspresikan diri serta

dapat mendorong kreativitas.

3. Peneliti Selanjutnya

Kepada peneliti selanjutnya, layanan dasar bimbingan untuk

mengembangkan survival and safety skills peserta didik kelas V sekolah

dasar baru dilaksanakan uji coba secara terbatas. Untuk selanjutnya,

hendaknya penelitian dilakukan melalui metode eksperimen dalam jangka

waktu yang lebih lama, sehingga perkembangan survival and safety skills

Gambar

Tabel 3.1 3.2
Tabel 3.1 Pola Skor Opsi Alternatif Respons
Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Pertanyaan Item
Tabel 3.5 Pola Skor Opsi Alternatif Respons
+2

Referensi

Dokumen terkait

Manfaat penelitian ini adalah dapat dijadikan sumber acuan bagi penelitian lebih lanjut mengenai pelat timbal bekas tutup instalasi listrik pada atap rumah

[r]

Sikap yang tertanam dalam jiwa yang dari sifat tersebut timbul perbuatan-perbuatan yang mudah, dan yang tidak mempertimbangkan akal dan fikiran

tahunan Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2009 telah selesai dengan baik.. Laporan Tahunan tahun 2009 ini disusun dengan tujuan untuk

[r]

Yaitu jenis Escherichia coli yang dapat menyebabkan diare yang akut dan kronis (jangka waktu lebih dari 14 hari) dengan cara melekat pada. mukosa intestinal, dan

Achmadi. Ideologi Pendidikan Islam. Yogjakarta: Pustaka Pelajar. Afifudin, &amp; Saebani. Metodologi Penelitian Kualitatif. Banding: CV.Pustaka Setia. Metodologi Pengajaran

By understanding diverse populations within cities and by prototyping solutions to address civic challenges, designers can create experiences that provide value for