PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ACCELERATED INSTRUCTION (TAI) UNTUK MENINGKATKAN
HASIL BELAJAR SISWA PADA STANDAR KOMPETENSI PEMUPUKAN DI SMK NEGERI 2 SUBANG
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Teknologi Agroindustri
Oleh RICKHI UTAMI
0811774
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI AGROINDUSTRI
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ACCELERATED INSTRUCTION (TAI) UNTUK MENINGKATKAN
HASIL BELAJAR SISWA PADA STANDAR KOMPETENSI PEMUPUKAN DI SMK NEGERI 2 SUBANG
Oleh Rickhi Utami
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan
program studi pendidikan teknologi agroindustri
© Rickhi Utami
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
HALAMAN PENGESAHAN
RICKHI UTAMI 0811774
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM
ACCELERATED INSTRUCTION (TAI) UNTUK MENINGKATKAN
HASIL BELAJAR SISWA PADA STANDAR KOMPETENSI PEMUPUKAN DI SMK NEGERI 2 SUBANG
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:
Pembimbing I,
Dr. Jaja Kustija, MSc NIP. 19591231 198503 1 022
Pembimbing II,
Drs. Suryana Deha NIP. 19470808 197302 1 001
Mengetahui, Ketua Program Studi Pendidikan Teknologi Agroindustri
ABSTRACT
Application of Cooperative Learning Model Study Team Accelerated Instruction (TAI) To Enhance Student Learning Outcomes At Fertilization
Competence Standards in SMK Negeri 2 Subang
Rickhi Utami 0811774
This research background by the low standards of student learning outcomes in fertilizing competence in skills programs agribusiness and horticulture crops. The purpose of this study is to investigate the learning outcomes of students who apply TAI learning model and conventional learning on the standard model of fertilization competence, know the difference between learning outcomes achieved by students between the implementing cooperative learning model TAI types and models of conventional learning and knowing the standard of student activity fertilizing competence with the implementation of cooperative learning model type TAI.
The research was conducted in two SMK Subang held on September 24 through October 6, 2012. The research method used was quasi experimental design, the design of the pretest-posttest control group study. Samples taken consists of two classes, namely experimental and control classes. The research instrument used is objective test instrument in the form of multiple choice questions and non-test instruments such as observation sheets. Instrument test result data, analyzed by statistical tests such as test comparison of pretest and posttest both classes, while the non-test data from instruments analyzed qualitatively. Based on the analysis of research data, found that differences in learning outcomes of the two classes is significant. Conclusions are based on the results of hypothesis testing using t count on a significant level of 1% and 5% level sinifikan. It appears that tcount> ttable good at significance level of 1% and 5%. It shows that there is a difference in student learning outcomes using cooperative learning model type TAI and conventional learning models.
Keywords: Model Learning, Cooperative Study TAI, Student Learning
ABSTRAK
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Accelerated Instruction (TAI) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Standar
Kompetensi Pemupukan di SMK Negeri 2 Subang
Rickhi Utami 0811774
Penelitian ini dilatar belakangi oleh rendahnya hasil belajar siswa pada standar kompetensi pemupukan di program keahlian agribisnis produksi tanaman pangan dan hortikultura. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil belajar siswa yang menerapkan model pembelajaran TAI dan model pembelajaran konvensional pada standar kompetensi pemupukan, mengetahui perbedaan hasil belajar yang dicapai oleh siswa antara yang menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TAI dan model pembelajaran konvensional dan mengetahui aktivitas siswa pada standar kompetesi pemupukan dengan adanya penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TAI.
Penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 2 Subang yang dilaksanakan pada tanggal 24 September sampai 6 Oktober 2012. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimental design, dengan desain penelitian control group pretes posttest. Sampel yang diambil terdiri dari dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Instrumen penelitian yang digunakan adalah instrumen tes objektif berupa soal-soal pilihan ganda dan instrumen non tes berupa lembar observasi. Data hasil instrumen tes, dianalisis dengan uji statistik berupa uji perbandingan nilai pretest dan posttest kedua kelas, sedangkan data hasil instrumen non tes dianalisis secara kualitatif.
Berdasarkan hasil analisis data penelitian, diperoleh bahwa perbedaan hasil belajar kedua kelas sangat signifikan. Kesimpulan tersebut didasarkan pada hasil uji hipotesis dengan menggunakan thitung pada taraf signifikan 1 % dan taraf sinifikan 5%. Terlihat bahwa nilai thitung > ttabel baik pada taraf signifikan 1% maupun 5%. Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TAI dan model pembelajaran konvensional.
DAFTAR ISI
1.2 Identifikasi Masalah ... 4
1.3 Batasan Masalah ... 5
1.4 Rumusan Masalah ... 5
1.5 Tujuan Penelitian ... 6
1.6 Manfaat Penelitian ... 7
1.7 Definisi Operasional ... 8
1.8 Sistematika Penulisan ... 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 11
2.1 Belajar dan Pembelajaran ... 11
2.1.1 Belajar ... 11
2.1.2 Pembelajaran ... 12
2.2 Model Pembelajaran ... 14
2.3 Model Pembelajaran kooperatif ... 15
2.4 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI ... 16
2.5 Model Pembelajaran Konvensional... 19
2.6 Hasil Belajar ... 24
2.7 Pemupukan ... 25
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ... 30
3.2 Rencana Penelitian ... 30
3.2.1 Metode Penelitian ... 30
3.2.2 Desain Penelitian ... 30
3.3 Variabel dan Paradigma Penelitian ... 31
3.3.1 Variabel Penelitian ... 31
3.3.2 Paradigma Penelitian ... 31
3.4 Populasi dan Sampel Penelitian ... 33
3.4.1 Populasi ... 33
3.4.2 Sampel Penelitian ... 33
3.5 Prosedur Penelitian ... 33
3.6 Teknik Pengumpulan Data ... 35
3.7 Instrumen Penelitian ... 35
3.7.1 Instrumen Tes ... 36
3.7.2 Lembar Observasi ... 42
3.8 Teknik Analisa Data ... 42
3.8.1 Pengolahan Data Hasil Tes ... 42
3.8.2 Uji Normalitas ... 43
3.8.3 Homogenitas ... 43
3.8.4 Uji Hipotesis ... 44
3.8.5 Nilai Normal Gain ... 44
3.8.6 Hasil Observasi ... 45
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 46
4.1 Deskripsi Data ... 46
4.1.1 Hasil Belajar Kelas Kontrol ... 46
4.1.2 Hasil Belajar Kelas Eksperimen ... 47
4.1.3 Peningkatan Hasil Belajar ... 49
4.1.4 Rekapitulasi ... 51
4.2 Analisa Data ... 52
4.2.1 Uji Prasyarat ... 52
4.2.2 Uji Hipotesis ... 53
4.2.3 Data Hasil Observasi ... 55
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ... 58
BAB V PENUTUP ... 65
5.1 Kesimpulan ... 65
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Rancangan Penelitian ... 31
Tabel 3.2 Kriteria Reliabilitas ... 38
Tabel 3.3 Kriteria Tingkat Kesukaran ... 39
Tabel 3.4 Kriteria Daya Pembeda Soal ... 41
Tabel 4.1 Hasil Data Penelitian Kelas Kontrol ... 47
Tabel 4.2 Hasil Data Penelitian Kelas Eksperimen ... 48
Tabel 4.3 Rekapitulasi Data Hasil Penelitian ... 51
Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Kelas Kontrol dan Eksperimen ... 52
Tabel 4.5 Hasil Uji Homogenitas Kelas Kontrol dan Eksperimen ... 53
Tabel 4.6 Uji-t Data Pretest Kelas Kontrol dan Eksperimen ... 54
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1 Skema Paradigma Penelitian ... 32 Gambar 4.1 Perbandingan Rata-rata Pretes dan Posttest ... 50 Gambar 4.2 Perbandingan rata-rata N-Gain
Kelas Kontrol dan Eksperimen ... 51 Gambar 4.3 Presentase Nilai Rata-rata Observasi Aktivitas Siswa
Kelas Kontrol yang Relevan Pertemuan 1, Pertemuan 2
dan Pertemuan 3 ... 55 Gambar 4.4 Presentase Nilai Rata-rata Observasi Aktivitas Siswa
Kelas Kontrol yang Tidak Relevan Pertemuan 1,
Pertemuan 2 dan Pertemuan 3 ... 56 Gambar 4.5 Presentase Nilai Rata-rata Observasi Aktivitas Siswa
Kelas Eksperimen yang Relevan Pertemuan 1, Pertemuan 2 dan Pertemuan 3 ... 57 Gambar 4.6 Presentase Nilai Rata-rata Observasi Aktivitas Siswa
Kelas Eksperimen yang Tidak Relevan Pertemuan 1,
Pertemuan 2 dan Pertemuan 3 ... 57 Gambar 4.7 Perbandingan Frekuensi Skor Pretest dan Posttest
Kelas Kontrol ... 59 Gambar 4.8 Perbandingan Frekuensi Pretes dan Posttest
Kelas Eksperimen ... 60 Gambar 4.9 Perbandingan Frekuensi N-Gain Kelas
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman LAMPIRAN A
Perangkat Administrasi Pembelajaran
1. Silabus ... 71
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Kontrol ... 72
3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen ... 81
LAMPIRAN B Instrumen Penelitian 1. Kisi-kisi Instrumen ... 91
2. Lembar Soal ... 93
3. Lembar Validasi Soal (Expert Judgment) ... 97
4. Data Analisis Soal ... 106
5. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Kelas Kontrol ... 112
6. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen ... 115
7. Lembar Observasi Keterlaksanaan RPP Kontrol ... 118
8. Lembar Observasi Keterlaksanaan RPP Kelas Kelas Eksperimen ... 119
LAMPIRAN C Pengolahan Data 1. Pengolahan Nilai Data Kontrol dan Eksperimen ... 121
2. Uji Normalitas Data Kontrol dan Eksperimen ... 123
3. Uji Homogenitas Data Kontrol dan Eksperimen ... 125
4. Uji Hipotesis ... 126
5. Uji Normal Gain Kelas Kontrol dan Uji Normal Gain Kelas Eksperimen .. 130
6. Tabel Statistik ... 132
LAMPIRAN D Dokumentasi dan Surat-surat 1. Surat Penunjukkan Dosen Pembimbing ... 142
2. Surat Keterangan Tempat Penelitian dari Kaprodi ... 144
3. Surat Keterangan Penelitian dari SMK Negeri 2 Subang ... 145
4. Lembar Usulan Perbaikan Draft Skripsi ... 146
5. Kartu Bimbingan ... 147
6. Dokumentasi Kegiatan Penelitian ... 151
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan adalah salah satu usaha sadar yang disegaja dan terencana dalam mengantarkan manusia untuk menemukan pribadinya sebagai orang dewasa yang dapat berdiri sendiri dan penuh rasa tanggung jawab yang berdasarkan falsafah
bangsa, sehingga dirinya mampu mengembangkan daya cipta, rasa dan karsanya demi kemajuan dan pengabdiannya kepada agama, bangsa dan negara.
Pendidikan yang ada di Indonesia terdiri dari berbagai bidang salah satunya yaitu pendidikan di bidang pertanian, hal ini sejalan dengan kondisi Indonesia yang merupakan negara agraris, oleh karena itu pendidikan pertanian merupakan
aspek yang penting untuk diperhatikan. Sebagai langkah untuk meningkatkan pendidikan pertanian yaitu dengan adanya Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
Pertanian.
Mata pelajaran di SMK Pertanian terdiri dari tiga bagian yaitu mata pelajaran adaptif, normatif dan mata pelajaran produktif. Mata pelajaran produktif
merupakan pelajaran yang banyak diajarkan dan memiliki presentase tertinggi dibandingkan mata pelajaran yang lain. Mata pelajaran produktif yaitu mata
yang dirancang dan dilaksanakan berdasarkan prosedur serta standar kerja yang sesungguhnya, untuk menghasilkan barang dan jasa sesuai dengan tuntutan pasar.
Selain keterampilan indikasinya adalah seberapa jauh siswa menguasai pengetahuan yang diberikan di sekolah tersebut kemudian diwujudkan dengan prestasi. Menurut Arikunto (2010:27) “prestasi adalah hasil yang dicapai oleh
seseorang setelah melakukan kegiatan”. Siswa dikatakan tuntas jika telah
mendapatkan nilai kriteria ketuntasan minimum 75 sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (KTSP SMK).
Pada kenyataannya saat penulis melakukan Program Latihan Propesi (PLP)
di SMK Negeri 2 Subang Program Studi Agribisnis Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura, ternyata proses pembelajaran yang digunakan adalah pembelajaran berbasis produksi. Pembelajaran berbasis produksi adalah proses
kegiatan pembelajaran dilakukan dengan cara melibatkan siswa secara langsung untuk terjun ke lapangan mengikuti produksi. Sedangkan untuk proses
pembelajaran didalam kelas dalam penyampaian materi jarang dilakukan oleh guru melainkan dengan cara pemberian tugas.
Ketidakseimbangan kegiatan pembelajaran antara pembelajaran berbasis produksi dengan pembelajaran yang dilakukan dikelas menyebabkan pemahaman siswa akan materi yang disampaikan menjadi kurang optimal. Hal ini yang
Agribisnis Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura yaitu 80. Sedangkan untuk Nilai siswa pada mata diklat produktif khususnya standar kompetensi pemupukan
semester genap tahun ajaran 2011-2012 pada Program Keahlian Agribisnis Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura siswa kelas XI menunjukkan 27% siswa memiliki nilai ≥ 80, 73% siswa berada pada nilai < 80. Hal tersebut
menunjukkan masih banyak siswa yang memperoleh nilai < 80 atau belum memenuhi angka kriteria ketuntasan minimum (KKM) yang ditetapkan oleh
sekolah.
Berdasarkan uraian diatas, perlu adanya usaha atau tindakan yang dilakukan
dalam upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan memperbaiki kinerja sebagai guru dengan mengembangkan berbagai metode dan model pembelajaran yang menarik. Usaha yang dilakukan oleh peneliti untuk memecahkan masalah
tersebut adalah dengan menggunakan model pembelajaran yang baru yaitu model pembelajaran kooperatif tipe TAI. Sesuai dengan karakter materi pelajaran yang
akan disampaikan didalam kelas, khususnya di kelas XI Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura pada standar kompetensi pemupukan yang materi pelajarannya perlu dipahami secara mendalam.
Dengan demikian diperlukan kerjasama antara guru dan siswa untuk memahami secara menyeluruh materi yang ada. Kerjasama antar siswa dapat
model kooperatif tipe TAI. Alur pembelajaran kooperatif tipe TAI ini didalamnya terdapat diskusi antar siswa yang dibagi dalam kelompok-kelompok kecil.
Berdasarkan latar belakang dan masalah-masalah yang didapat dilapangan, maka kooperatif Tipe TAI merupakan model pembelajaran yang mempunyai
karakteristik sesuai dengan masalah-masalah yang didapatkan. Sehubungan dengan itu peneliti merasa tertarik untuk melaksanakan penelitian mengenai
penerapan model pembelajaran koperatif tipe TAI pada mata pelajaran produktif khususnya standar kompetensi pemupukan di SMK N 2 Subang. Sehingga peneliti mengambil judul penelitian yaitu “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe Team Accelerated Instruction (TAI) untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa Pada Standar Kompetensi Pemupukan di SMK Negeri 2 Subang”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas terdapat beberapa masalah yang dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1. Ketidakseimbangan antara pembelajaran produksi dengan pembelajaran dikelas pada Program Keahlian Agribisnis Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura.
3. Berdasarkan hasil observasi dilapangan hasil belajar siswa pada standar kompetensi pemupukan masih banyak yang belum memenuhi angka KKM
yang ditetapkan sekolah.
1.3 Batasan Masalah
Untuk menghindari penyimpangan tujuan dan penelitian menjadi lebih terarah, maka batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Subjek penelitian dibatasi pada siswa kelas XI Program Keahlian APTN
SMK Negeri 2 Subang.
2. Model pembelajaran yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
model pembelajaran konvensional untuk kelas kontrol dan model pembelajaran kooperatif tipe TAI untuk kelas eksperimen.
3. Hasil belajar siswa dalam penelitian ini hanya meliputi pada aspek
penguasaan materi (kognitif) yaitu pretest-posttest dan sikap (Afektif) selama kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe TAI dan model pembelajaran konvensional.
1.4 Rumusan Masalah
Bertitik tolak dari identifikasi masalah dan pembatasan masalah maka dapat
dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana hasil belajar siswa yang menerapkan model pembelajaran
2. Bagaimana hasil belajar siswa yang menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TAI pada standar kompetensi pemupukan di kelas XI
Program Keahlian APTN di SMK Negeri 2 Subang?
3. Bagaimana perbedaan hasil belajar yang dicapai oleh siswa antara yang
menerapkan model pembelajaran Konvensional dengan model pembelajaran kooperatif tipe TAI pada standar standar kompetensi pemupukan Program Keahlian APTN di SMK Negeri 2 Subang?
4. Bagaimana aktivitas siswa pada standar kompetensi pemupukan kelas XI di SMK Negeri 2 Subang dengan adanya penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe TAI?
1.5 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini pada umumnya adalah sebagai salah satu
alternatif dalam pembelajaran yang diharapkan dapat digunakan oleh guru di SMK Negeri 2 Subang. Adapun tujuan khusus dari penelitian ini antara lain:
1. Mengetahui hasil belajar siswa yang menerapkan model pembelajaran konvensional pada standar kompetensi pemupukan kelas XI Program Keahlian APTN di SMK Negeri 2 Subang.
2. Mengetahui hasil belajar siswa yang menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TAI pada standar kompetensi pemupukan kelas XI
Program Keahlian APTN di SMK Negeri 2 Subang.
pembelajaran kooperatif tipe TAI pada standar kompetensi pemupukan Program Keahlian APTN di SMK Negeri 2 Subang.
4. Mengetahui aktivitas siswa pada standar kompetensi pemupukan kelas XI di SMK Negeri 2 Subang dengan adanya penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe TAI.
1.6 Manfaat Penelitian
Berdasarkan dari tujuan yang dikemukakan diatas, maka setelah penelitian ini selesai dilakukan dan hasilnya diperoleh, diharapkan memiliki manfaat sebagai berikut:
1. Bagi siswa, pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe TAI dapat dijadikan sebagai alat dan cara belajar untuk meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada standar kompetensi pemupukan.
2. Bagi guru, pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif dapat dijadikan salah satu model pembelajaran alternatif dalam menyampaikan
materi kepada siswa khususnya pada standar kompetensi pemupukan. 3. Bagi sekolah, diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan untuk
mengaplikasikan pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe TAI dan diharapkan dapat meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia.
langkah awal dalam mendapatkan solusi terkait dengan masalah-masalah yang tejadi dalam proses pembelajaran standar kompetensi pemupukan.
5. Bagi peneliti lain, dapat memberikan wawasan baru dan sebagai bahan masukan bagi peneliti yang mengkaji masalah serupa.
1.7 Definisi Operasional
Guna menghindari salah penafsiran dalam penelitian ini, maka penulis
menjelaskan istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian sebagai berikut: 1.Penerapan
Penerapan adalah pemasangan, pengenaan atau perihal
mempraktikan (KBBI, 2001). Adapun maksud penerapan di sini adalah mempraktikan model pembelajaran kooperatif tipe TAI pada standar kompetensi pemupukan di SMK Negeri 2 Subang.
2.Model
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001), model adalah pola
dari sesuatu yang akan dibuat. Yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu bagaimana guru membuat siswa agar dapat memecahkan masalah dengan bekerja sama dalam proses pembelajaran yang berlangsung.
3.Model Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif mencakup suatu kelompok belajar siswa
membantu untuk memahami suatu bahan pembelajaran. Pembelajaran kooperatif mempunyai dampak positif untuk siswa yang rendah hasil
belajarnya. Hal ini disebabkan pembelajaran kooperatif memanfaatkan kecenderungan siswa untuk berinteraksi.
4.Model kooperatif tipe TAI
Menurut Suyitno dalam Sanjaya (2008) model pembelajaran kooperatif tipe TAI merupakan model pembelajaran yang membentuk
kelompok kecil yang haterogen dengan latar belakang cara berfikir yang berbeda-beda untuk saling membantu terhadap siswa lain yang
mebutuhkan bantuan. 5.Hasil Belajar
Menurut Nasution dalam Sularmi (2011) hasil belajar adalah hasil
dari suatu interaksi tindak belajar mengajar dan biasanya ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan guru.
6.Pemupukan
Pemupukan adalah pengaplikasian bahan/unsur-unsur kimia
organik maupun anorganik yang ditujukan untuk memperbaiki kondisi kimia tanah dan mengganti kehilangan unsur hara dalam tanah serta bertujuan untuk memenuhi kebutuhan unsur hara bagi tanaman sehingga
1.8 Sistematika Penulisan
BAB I Pendahuluan dalam bab ini mengemukakan tentang latar belakang,
identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional dan sistematika penulisan.
BAB II Tinjauan Pustaka, pada bab ini menguraikan tentang belajar dan pembelajaran, model pembelajaran, model pembelajaran kooperatif, model
pembelajaran kooperatif tipe TAI, model pembelajaran konvensional, hasil belajar, pemupukan, dan hipotesis.
BAB III Metodologi Penelitian, pada bab ini menguraikan tentang waktu
dan tempat penelitian, rancangan penelitian, variabel penelitian, populasi dan sampel penelitian, prosedur penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, dan teknik analisa data.
BAB VI Hasil Penelitian dan Pembahasan, pada bab ini menguraikan tentang deskripsi data, analisa data dan pembahasan hasil penelitian.
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
1.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil Tahun Ajaran 2012-2013. Tepatnya penelitian ini dimulai pada tanggal 24 september sampai 6 Oktober 2012. Adapun tempat penelitiannya adalah di SMK Negeri 2 Subang.
1.2 Rancangan Penelitian
1.2.1 Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi eksperimental design. Metode ini dipilih karena harus dijalankan dengan menyelidiki suatu
kelompok yang diberikan perlakuan. Dalam penelitian eksperimen ini, peneliti
juga membagi menjadi dua grup yaitu grup treatment dan grup kontrol (Sugiyono, 2010:112).
Dalam penelitian ini, kedua kelompok tersebut diberikan perlakuan yang berbeda, kelompok kontrol diberi perlakuan dengan model pembelajaran konvensional dan kelompok eksperimen diberikan perlakuan dengan model
pembelajaran kooperatif tipe TAI.
1.2.2 Desain Penelitian
Tabel 3.1 Rancangan Penelitian
Kelompok Pretest Perlakuan Posttest
Eksperimen Q1 X1 Q3
Kontrol Q2 X2 Q4
Keterangan :
Q1 dan Q2 : Pretest Q3 dan Q4 : Posttest
X1: Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif tipe TAI
X2 : Penggunaan Model Pembelajaran Konvensional
1.3 Variabel dan Paradigma Penelitian
1.3.1 Variabel Penelitian
Penelitian ini berjudul Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI Untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa maka terdapat 2 variabel bebas.
Variabel bebas adalah variabel penyebab yang saling tidak mempengaruhi variabel lainnya. Adapun variabel-variabel bebas dalam penelitian ini, yaitu:
X¹ : Hasil belajar yang menerapkan model pembelajaran TAI
X² : Hasil belajar yang menerapkan model pembelajaran konvensional
1.3.2 Paradigma Penelitian
Paradigma penelitian dibuat untuk memperjelas langkah atau alur penelitian
secara keseluruhan. Dalam penelitian ini, secara umum paradigma penelitian digambarkan sebagai berikut:
1.4 Populasi dan Sampel Penelitian
1.4.1Populasi
Populasi merupakan keseluruhan subyek penelitian (Arikunto 2010:173). Dari pengertian tersebut populasi penelitian yang dipergunakan dalam penelitian
ini adalah siswa kelas XI program keahlian APTN SMK Negeri 2 Subang. 1.4.2Sampel Penelitian
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto,
2010:174). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini merupakan sampel total. Sehingga sampel dalam penelitian ini diambil sebesar populasi yaitu seluruh siswa
kelas XI APTN sebanyak 2 kelas.
1.5 Prosedur Penelitian
Tahapan dalam pelaksanaan penelitian ini terdiri dari 3 tahap yaitu tahap
persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap akhir. 1. Tahap Persiapan
Pada tahap persiapan ini, penulis melaksanakan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Membuat proposal penelitian;
b. Mengusulkan surat keputusan mengenai dosen pembimbing skripsi; c. Melaksanakan bimbingan kepada dosen pembimbing;
d. Melaksanakan seminar proposal penelitian;
f. Mengajukan surat izin observasi dan penelitian di SMK Negeri 2
Subang.
2. Tahap Pelaksanaan
a. Melaksanakan observasi tempat penelitian dan mengadakan konsultasi
dengan Kepala Sekolah SMK Negeri 2 Subang, dan Wakasek Bidang Kurikulum terkait dengan penelitian yang akan dilaksanakan;
b. Mengadakan konsultasi dengan guru produktif terkait dengan
penelitian yang akan dilaksanakan;
c. Melaksanakan penelitian di kelas XI Program Keahlian APTN SMK
Negeri 2 Subang dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Membagi kelompok kontrol dan eksperimen. Kelompok kontrol menggunakan model pembelajaran konvensional, sedangkan
kelompok eksperimen menggunakan model pembelajaran TAI. 2) Memberikan pretest dengan menggunakan 20 butir soal pilihan
ganda, setelah terlebih dahulu meminta lembar judgment (pernyataan) pada guru Mata Pelajaran Produktif SMK Negeri 2 Subang guna validasi soal-soal tersebut.
3) Memberikan perlakuan kepada kelompok kontrol dengan menggunakan model pembelajaran konvensional dan kelompok
5) Konsultasi pada Pembimbing I dan Pembimbing II mengenai hasil penelitian di lapangan;
d. Melaksanakan perbaikan berdasarkan saran dari Pembimbing I dan Pembimbing II;
3. Tahap Akhir
a. Pengolahan data dilakukan terhadap hasil pretest dan postest yang telah dilaksanakan selama penelitian;
b. Pengolahan data dimaksudkan untuk menguji peningkatan (N-gain) dan menguji hipotesis;
c. Membuat penafsiran dan kesimpulan hasil penelitian.
1.6 Teknik Pengumpulan Data
Terdapat dua buah data penelitian. Data utama adalah hasil belajar siswa yang diperoleh dari pelaksanaan pretest dan posttest. Data penunjang penelitian adalah data hasil observasi yang dilakukan selama proses pembelajaran
berlangsung. Data hasil belajar diperoleh dengan menggunakan instrumen tes berupa tes objektif sedangkan data hasil observasi diperoleh dengan menggunakan
instrumen nontes berupa lembar observasi.
1.7 Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi 2
1.7.1 Instrumen Tes
Instrumen tes dalam penelitian ini berupa tes tertulis berbentuk pilihan ganda
yang berkaitan dengan materi pelajaran. Dalam penelitian ini, tes tertulis yang digunakan adalah tes awal dan tes akhir. Tes awal deberikan untuk mengetahui
kemampuan awal siswa sebelum perlakuan diterapkan. Tes akhir diberikan untuk mengetahui kemampuan akhir siswa setelah perlakuan diterapkan. Instrumen tes diujicobakan terlebih dahulu kepada siswa. Sebelum dilakukan ujicoba, intrumen
tes dikonsultasikan kepada pembimbing dan kepada guru bidang studi produktif di tempat penelitian dengan menggunakan lembar judgement. Hal ini dilakukan
untuk mengetahui validitas teoritik dari instrumen tes tersebut. Ujicoba instrumen dilakukan sebelum penelitian berlangsung. Instrumen tes diujicobakan kepada siswa kelas XII SMK Negeri 2 Subang. Setelah data hasil ujicoba diperoleh
kemudian setiap butir soal akan dianalisis untuk mengetahui validitas, reabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembedanya. Dalam mengolah data hasil ujicoba
instrumen, peneliti menggunakan statistik. 1) Uji Validitas
Suatu alat evaluasi disebut valid apabila alat evaluasi tersebut mampu mengevaluasi apa yang seharusnya dievaluasi. Pengujian validitas instrumen ini merupakan pengujian validitas setiap butir tes. Pengujian validitas setiap
butir soal dapat dihitung dengan menggunakan teknis analisis point biserial, karena skor setiap soal untuk jawaban benar adalah 1 dan jawaban salah
q
Mp = mean (rata-rata) skor yang dijawab betul oleh testee (peserta tes) pada butir soal yang sedang dicari korelasinya dengan tes secara keseluruhan
Mt = mean (rata-rata) skor yang dijawab salah oleh testee (peserta tes) pada butir soal yang sedang dicari korelasinya dengan tes secara keseluruhan
St = deviasi standar
P = proporsi testee yang menjawab betul terhadap butir soal yang sedang diuji validitasnya
q = proporsi testee yang menjawab salah terhadap butir soal yang sedang diuji validitasnya
(Arikunto, 2012:93) Perhitungan pengujian validitas instrumen tes ini terdapat pada
Lampiran B.3. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, diperoleh data bahwa dari 30 soal yang diujicobakan terdapat 20 soal yang dinyatakan valid.
Butir-butir soal tersebut adalah soal nomor 2, 4, 5, 6, 7, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 18, 19, 21, 22, 24, 26, 27, 28, 29. Semua soal yang valid ini selanjutnya akan disaring kembali berdasarkan kriteria yang lainnya untuk digunakan
dalam penelitian ini. 2) Reabilitas Tes
pengujian validitas semua instrumen, maka butir-butir soal yang valid dihitung koefisien reliabilitasnya. Seperti yang diuraikan pada bagian uji
validitas, didapat bahwa dari 30 soal yang diujicobakan terdapat 20 soal yang dinyatakan valid. Oleh karena itu, yang dihitung koefisien reliabilitasnya
adalah 20 soal tersebut.
Salah satu cara yang dapat digunakan untuk menunjukkan reliabilitas suatu instrumen tes adalah rumus KR-20 yang ditunjukkan dengan rumus
p = proporsi jumlah testee yang menjawab benar q = proporsi jumlah testee yang menjawab salah
St² = deviasi standar
Selanjutnya koefisien reliabilitas yang diperoleh diinterpretasikan dengan menggunakan klasifikasi koefisien reliabilitas sebagai berikut:
Tabel 3.2 Kriteria Reliabilitas Koefisien Korelasi Derajat Reliablitas
r11< 0,20 Sangat rendah
0,20 ≤ r11< 0,40 Rendah
0,40 ≤ r11< 0,70 Sedang
0,70 ≤ r11< 0,90 Tinggi
(Arikunto, 2007:93) Perhitungan nilai reliabilitas ini terdapat pada Lampiran B.3.
Berdasarkan perhitungan tersebut diperoleh bahwa nilai reliabilitas instrumen tes ini adalah 0,837. Nilai ini termasuk kategori tinggi (r11>0,70) atau dengan
kata lain bahwa instrumen ini reliabel. Oleh karena itu, dapat disimpulkan instrumen ini layak untuk digunakan dalam penelitian ini.
3) Tingkat Kesukaran
Tes yang baik adalah tes yang mempunyai taraf kesukaran tertentu, sesuai dengan karakteristik peserta tes. Taraf kesukaran suatu tes dapat dicari
dengan menggunakan rumus berikut ini.
JS B P
(Arikunto, 2012:223) Dimana :
P = derajat kesukaran
B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar JS = jumlah seluruh siswa seluruh tes
Adapun klasifikasi interpretasi untuk tingkat kesukaran adalah sebagai berikut :
Tabel 3.3 Kriteria Tingkat Kesukaran Tingkat Kesukaran Kategori
0,10 < IK ≤ 0,30 Sukar
0,30 < IK ≤ 0,70 Sedang
0,70 < IK ≤ 1,00 Mudah
Hasil uji coba menunjukkan bahwa dari 30 soal terdapat 19 soal yang termasuk kategori sedang dan 11 termasuk kategori mudah. Dari 20 soal yang
valid, semua soal memenuhi kriteria derajat kesukaran. Soal-soal tersebut adalah soal nomor 2, 4, 5, 6, 7, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 18, 19, 21, 22, 24, 26,
27, 28, 29. Tingkat kesukaran yang diperoleh untuk tiap butir soal disajikan pada Lampiran B.3.
4) Daya Pembeda Soal
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan
rendah. Untuk menentukan daya pembeda digunakan rumus.
Pb
Ja = banyaknya peserta kelompok atas Jb = bayaknya peserta kelompok bawah
Ba = bayaknya kelompok peserta atas yang menjawab soal dengan benar Bb = banyaknya kelompok peserta bawah yang menjawab soal dengan benar Pa = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
Pb = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
(Arikunto, 2012:228)
Tabel 3.4 Kriteria Daya Pembeda Soal Rentang
Daya Beda
Kategori
0,00 < DP ≤ 0,20 Buruk
0,20 < DP ≤ 0,40 Cukup
0,40 < DP ≤ 0,70 Baik
0,70 < DP ≤ 1,00 Sangat baik
(Arikunto, 2012:232) Hasil uji coba dengan menggunakan statistik menunjukkan bahwa 30
soal terdapat 4 soal yang termasuk kategori buruk, 5 soal termasuk kategori cukup, 15 soal termasuk kategori baik dan 6 soal termasuk kategori baik sekali. Jika ditinjau dari soal-soal valid dan memenuhi kriteria derajat
kesukaran, maka dari 20 soal yang memenuhi kedua kriteria tersebut juga memenuhi kriteria daya beda ini. Daya pembeda yang diperoleh untuk tiap
butir soal disajikan pada Lampiran B.3.
Dari keseluruhan soal yang diujicobakan, jumlah soal yang digunakan dalam penelitian ini adalah 20 soal. Pemilihan 20 soal ini disamping
didasarkan pada keempat kriteria di atas juga didasarkan pada keterwakilan semua indikator materi pembelajaran. soal-soal yang dipilih dianggap
memiliki kriteria yang paling baik berdasarkan keempat kriteria yang diisyaratkan. Disamping itu, 20 soal yang digunakan ini dianggap telah
1.7.2 Lembar Observasi
Lembar observasi adalah instrumen non tes yang digunakan untuk melihat
aktivitas siswa dan aktivitas guru dalam proses pembelajaran. Lembar observasi ini digunakan ketika pembelajaran sedang berlangsung. Setiap pernyataan pada
lembar observasi untuk aktivitas siswa terdiri dari beberapa aspek yang perlu diamati. Sedangkan untuk aktivitas guru dimaksudkan untuk mengetahui apakah guru melaksanakan aktivitas yang disebutkan atau tidak.
1.8 Teknik Analisa Data
1.8.1 Pengolahan Data Hasil Tes
1. Menghitung rentang kelas
2. Menghitung banyaknya kelas dan panjang kelas 3. Membuat tabel distribusi
4. Mencari median dan modus
5. Mencari rata-rata kelas dengan rumus
̅
Keterangan:
̅ = angka rata-rata
fi = jumlah data
fi.xi = nilai data
6. Diviasi standar
1.8.2 Uji Normalitas
Uji normalitas data ini untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti
berdistribusi normal atau tidak. Uji kenormalan yang digunakan yaitu chi-kuadrat, dengan rumus:
∑
Dengan dk = K-3 dan = 0,05
(Sudjana, 1984:270)
Simbol Oi pada persamaan tersebut menunjukkan frekuensi observasi sedangkan simbol Ei menunjukkan frekuensi ekspektasi (harapan). Kriteria
pengujian nilai chi-kuadrat adalah sebagai berikut: a. Jika X²hitung≤X²tabel, maka data berdistribusi normal b. Jika X²hitung > X²tabel, maka data tidak berdistribusi normal
1.8.3 Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui bahwa kedua kelas (kelas eksperimen dan kelas kontrol) memiliki varians yang sama atau penguasaan yang homogen. Rumus yang digunakan adalah:
Keterangan:
Vb = varians (Sd) yang lebih besar
Vk = varians (Sd) yang lebih kecil
Kriteria pengujian nilai homogenitas adalah sebagai berikut:
c. Jika Fhitung≤ Ftabel, maka data berdistribusi normal d. Jika Fhitung > Ftabel, maka data tidak berdistribusi normal
1.8.4 Uji Hipotesis
Bila hasil test yang diperoleh berdistribusi normal dan homogen, maka dilakukan uji hipotesis dengan rumus:
√
Keterangan:
X1 = mean sampel kelompok eksperimen X2 = mean sampel kelompok kontrol
dsg = nilai deviasi standar gabungan
n1 = jumlah anggota sampel kelas eksperimen
n2 = jumlah anggota sampel kelas kontrol
(Arikunto, 2008:56)
1.8.5 Nilai Normal Gain
Gain adalah antara selisih antara nilai pretest dan nilai posttest. Disamping itu, gain juga menunjukkan peningkatan pemahaman siswa atau penguasaan
dengan kategori perolehan: g tinggi : nilai (g) ≥ 0,70
g sedang : nilai 0,70 < (g) ≥ 0,3 g rendah : nilai (g) < 0,3
1.8.6 Hasil Observasi
Data hasil observasi akan dianalisis secara deskriftif. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran umum tentang pelaksanaan pembelajaran di kelas
selama diberi perlakuan berupa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TAI pada masing-masing kelompok dan kontrol, yang dihitung dengan menggunakan rumus:
(Arikunto, 2008:246)
Keterangan: P = presentase F = frekuensi data
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, maka kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Hasil belajar siswa mengenai standar kompetensi pemupukan pada kelas yang menerapkan model pembelajaran konvensional, berdasarkan hasil analisis menunjukkan interpretasi berada pada kategori “sedang”.
2. Hasil belajar siswa mengenai standar kompetensi pemupukan pada kelas yang menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TAI,
berdasarkan hasil analisis menunjukkan interpretasi berada pada kategori “sedang”.
3. Berdasarkan analisis data menunjukkan, terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara kelas yang menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TAI dengan kelas yang menerapkan model pembelajaran konvensional.
Dimana pada kelas yang menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TAI dalam proses pembelajarannya lebih baik dibandingkan dengan
model pembelajaran konvensional.
4. Aktivitas siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TAI lebih aktif dan kondusif dibandingkan dengan siswa yang
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang diperoleh, maka penulis
mengajukan beberapa saran sebagai perbaikan di masa mendatang.
1. Untuk pengajar. Penulis menyarankan model pembelajaran kooperatif
tipe TAI dapat diaplikasikan dalam kegiatan pembelajaran khususnya pada standar kompetensi pemupukan.
2. Untuk pihak sekolah. Diharapkan menambah sarana dan prasarana agar
para siswa bisa melakukan proses belajar mengajar dengan lebih baik dan berjalan dengan lancar.
DAFTAR PUSTAKA
Agus, Suprijono. (2012). Metode dan Model-Model Mengajar. Bandung: Alfabeta.
Arikunto, Suharsimi. (2007). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara
Arikunto, Suharsimi. (2008). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. (2012). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.
Departemen Pendidikan Nasional. (2003). Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.
Depdikbud. (2001). Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta : PN Persero Balai Pustaka.
Dimyati dan Mudjiono. (1999). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Isjoni. (2007). Cooperative Learning: Mengembangkan Kemampuan Belajar
Berkelompok. Bandung. Alfabeta
Miftahul, Huda. (2011). Cooperative Learning :Metode, Teknik, Struktur dan Model Penerapan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Sagala, S. (2011). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta Sanjaya, W. (2008). Strategi Pembelajaran. Jakarta: Prenada Media.
Setyamidjaja, Djoehana. (1985). Pupuk dan Pemupukan. Bogor: Sekolah Pertanian Pembangunan Negeri Cibalagung
Slavin, Robert, E. (2009). Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung. Nusa Media
Sudjana, N. (2008). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Sugiyono. (2009). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sugioyono. (2010). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.
Sukardi. (2003). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Sularmi. 2011. Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VI SD Negeri Sidoharum Kabupaten Musi Rawas Melalui Model Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT). [Online]. Tersedia: http://bio-
sanjaya.blogspot.com/2012/03/skripsi-ptk-model-kooperatif-tipe-teams.html. [Diunduh pada tanggal 12 Juni2012 pada pukul 17.49 WIB] Trianto. (2009). Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi
Konstruktivistik. Surabaya: Prestasi Pustaka