Ummi Khozanah, 2014
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI POLA KONSUMSI DALAM PANDANGAN ISLAM (Survei Pada Pengurus dan Anggota Asbisindo di Jawa Barat)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No. 474/UN.40.FPEB.1.PL/2013
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI POLA KONSUMSI DALAM PANDANGAN ISLAM
(Survei Pada Pengurus dan Anggota Asbisindo di Jawa Barat)
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Pendidikan Ekonomi Universitas Pendidikan Indonesia
Oleh
Ummi Khozanah NIM. 0906670
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS
LEMBAR PENGESAHAN
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI POLA KONSUMSI DALAM PANDANGAN ISLAM
(Survei Pada Pengurus dan Anggota Asbisindo di Jawa Barat)
Bandung, November 2013
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH
Pembimbing I
Dr.Amir Machmud,SE,M.Si. NIP. 19710411201012 1 001
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
UPI Bandung
Ummi Khozanah, 2014
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI POLA KONSUMSI DALAM PANDANGAN ISLAM (Survei Pada Pengurus dan Anggota Asbisindo di Jawa Barat)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI POLA KONSUMSI DALAM
PANDANGAN ISLAM (Survei Pada Pengurus dan Anggota Asbisindo di Jawa
Barat) ” ini sepenuhnya karya saya sendiri. Tidak ada bagian didalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain dan saya tidak melakukan penjiplakan
atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai etika keilmuan yang berlaku
dalam masyarakat keilmuan.
Atas pernyataan ini, saya siap menanggung risiko/sanksi yang dijatuhkan
kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap
risiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya
pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari
dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
Bandung, November 2013
Yang membuat pernyataan,
Berita Acara Sidang 27 November 2013
Skripsi ini diuji pada :
Hari / Tanggal : Kamis, 27 November 2013
Waktu : 08.00 – Selesai
Tempat : Program Studi Pendidikan Ekonomi gedung Garnadi-FPEB UPI
Panitia Ujian terdiri dari :
1. Ketua : Dr. H. Edi Suryadi, MSi
2. Sekretaris : DR.Ikaputera Waspada, MM
3. Anggota : 1. Dr. Kusnendi, MS
2. Drs. H. Ajang Mulyadi, MM
4. Penguji : 1. Dr. Kusnendi, MS
2. DR.Amir Machmud, SE, M.Si.
3. Navik Istikomah, SE.M.Si.
5. Pembimbing : 1. DR.Amir Machmud, SE, M.Si.
Ummi Khozanah, 2014
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI POLA KONSUMSI DALAM PANDANGAN ISLAM (Survei Pada Pengurus dan Anggota Asbisindo di Jawa Barat)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
MOTO DAN PERSEMBAHAN
Apabila kamu tidak bisa berbuat kebaikan kepada orang lain dengan
kekayaanmu, maka berilah mereka kebaikan dengan wajahmu yang
berseri-seri, disertai akhlak yang baik
(Nabi Muhammad Saw.)
{
Fainna ma’al ‘usri yusro
}
Karena Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan
{
Inna ma’al usri yusro
}
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan
(QS : Al- Inshirah ayat 5-6)
Skripsi ini Ku persembahkan untuk mereka yang terkasih
Ayah dan Ibu tercinta semoga skripsi ini mampu menjadi kado kecil
untukmu
Adik-adik ku yang penuh warna dan seluruh Keluarga Besar
Mereka adalah titipan Allah yang paling indah
Semoga Allah selalu memberkahi langkah kita semua
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI POLA KONSUMSI MASYARAKAT DALAM PANDANGAN ISLAM
(Survei Pada Pengurus Dan Anggota Asbisindo di Jawa Barat)
Oleh ; UMMI KHOZANAH
0906670
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
© UMMI KHOZANAH Universitas Pendidikan Indonesia
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Ummi Khozanah, 2014
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI POLA KONSUMSI DALAM PANDANGAN ISLAM (Survei Pada Pengurus dan Anggota Asbisindo di Jawa Barat)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu i ABSTRAK
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI POLA KONSUMSI
DALAM PANDANGAN ISLAM
(Survei Pada Pengurus dan Anggota Asbisindo di Jawa Barat)
Dibawah bimbingan Dr.Amir Machmud, SE.MSi.
Oleh
Ummi Khozanah 0906670
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pola konsumsi dalam pandangan islam, adapun yang menjadi objek dalam penelitian ini yaitu Pengurus dan anggota Asbisindo di jawa Barat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei eksplanatori dengan menggunakan angket sebagai alat pengumpulan data,data yang telah terkumpul kemudian dianalisis dengan item skor dan teknik analisis data dengan menggunakan analisis regresi liniear berganda.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa Faktor-faktor yang mempengaruhi pola konsumsi dalam pandangan islam menurut Al-Ghazali adalah 1). Aql 2) Qalb dan 3) Nafs, ketiga faktor tersebut secara signifikan mempengaruhi pola konsumsi masyarakat.
Hasil penelitian secara simultan menunjukan bahwa Aql, Qalb dan Nafs mempengaruhi pola konsumsi Pengurus dan Anggota Asbisindo di Jawa Barat secara signifikan, dan berdasarkan penelitian secara parsial diperoleh hasil bahwa Aql, Qalb dan Nafs berpengaruh positif terhadap pola konsumsi Pengurus dan Anggota Asbisindo di Jawa Barat.
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... iii
UCAPAN TERIMAKASIH ... iv
DAFTAR ISI... vi
DAFTAR TABEL ...ix
DAFTAR GAMBAR ... x
BAB I PENDAHULULAN ... 1
1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Identifikasi Masalah dan Rumusan Penelitian ... 7
1.3. Tujuan Penelitian ... 7
1.4. Manfaat Penelitian... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS ... 8
2.1 Kajian Pustaka ... 8
2.1.1 Konsumsi dalam Al-Quran dan Hadits ... 8
2.1.2 Konsep Kebutuhan Dalam Pandangan Imam Al-Ghazali... 13
2.1.3 Konsep Konsumsi Menurut Imam Al-Ghazali ... 17
2.1.4 Faktor yang Mempengaruhi Konsumsi Al-Ghazali ... 29
2.1.5 Aql ( Rasionalitas )... 38
2.1.6 Qalb (Rasa / Kendali Rasa) ... 40
2.1.7 Nafs ( sifat /Pengendalian Nafsu ) ... 42
2.2 Kerangka Pemikiran ... 45
2.3 Hipotesis ... 47
BAB III METODE PENELITIAN... 48
3.1 Objek Penelitian ... 48
3.2 Metode Penelitian... 48
3.3 Populasi dan Sampel ... 48
vii
Ummi Khozanah, 2014
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI POLA KONSUMSI DALAM PANDANGAN ISLAM (Survei Pada Pengurus dan Anggota Asbisindo di Jawa Barat)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.3.2 Sampel ... 49
3.4 Operasional Variabel ... 51
3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 53
3.6 Instrumen Penelitian ... 54
3.6.1 Uji Validitas ... 55
3.6.2 Uji Reliabilitas ... 56
3.7 Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... 57
3.7.1 Teknik Analisis Data ... 57
3.7.2 Pengujian Hipotesis ... 62
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 65
4.1. Deskripsi Objek Penelitian ... 65
4.2. Profil Responden ... 67
4.2.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 67
4.2.2. Karakteristik Responden berdasarkan Usia ... 68
4.2.3. Karakteristik Responden berdasarkan Status Perkawinan ... 69
4.2.4. Karakteristik Responden berdasarkan tempat tinggal ... 70
4.2.5. Karakteristik Responden berdasarkan Pendapatan ... 71
4.2.6. Karakteristik Responden berdasarkan Pengeluaran perbulan ... 72
4.2.7. Karakter Responden Berdasarkan Jenis Kebutuhan ... 74
4.2.8. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Kecukupan Pendapatan. . 75
4.2.9. Karakteristik Responden Berdasarkan Alokasi Pengeluaran ... 76
4.3. Gambaran Umum Variabel Penelitian ... 77
4.4. Hasil Analisis Instrumen penelitian ... 84
4.4.1 Uji Validitas ... 84
4.4.2 Uji Realibilitas ... 85
4.4.3 Pengujian Model Penelitian ... 86
4.5. Uji Normalitas ... 88
4.6. Uji Multikoliniear... 90
4.7. Pengujian Hipotesis ... 91
4.7.1 Pengujian Koefisien Regresi Secara Parsial ( Uji t) ... 91
4.8. Pembahasan Hasil Penelitian ... 94
4.8.1 Pengaruh Aql Terhadap Pola Konsumsi ... 94
4.8.2 Pengaruh Qalb Terhadap Pola Konsumsi ... 95
4.8.3 Pengaruh Nafs Terhadap Pola Konsumsi ... 96
4.9. Implikasi Pendidikan ... 97
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 100
5.1 Kesimpulan ... 100
5.2 Saran………. ... 101
DAFTAR PUSTAKA... 102
DAFTAR LAMPIRAN ... cx
Ummi Khozanah, 2014
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI POLA KONSUMSI DALAM PANDANGAN ISLAM (Survei Pada Pengurus dan Anggota Asbisindo di Jawa Barat)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1 BAB I
PENDAHULULAN
1.1. Latar Belakang
Manusia sebagai makhluk individu dan sosial mempunyai kebutuhan
yang tidak terbatas, baik dalam jumlah maupun jenisnya. Untuk
memperoleh berbagai kebutuhan tersebut seseorang memerlukan
pengeluaran untuk konsumsi. Konsumsi merupakan hal yang mutlak
diperlukan oleh setiap orang untuk bertahan hidup. Dari semua
pengeluaran yang dilakukan tersebut sekurang-kurangnya dapat memenuhi
tingkat kebutuhan minimum yang diperlukan. Karena dalam ilmu
ekonomi kovensional manusia akan selalu merasa kurang puas dengan
berbagai kebutuhan yang telah dipenuhinya, sehingga dapat dikatakan
bahwa kebutuhan manusia tidak terbatas, bertolak belakang dengan alat
pemuas kebutuhan manusia yang terbatas atau langka. Kelangkaan
sumberdaya sebagai alat pemuas kebutuhan tersebut mengakibatkan
manusia harus melakukan pengorbanan untuk mendapatkannya, mereka
harus melakukan pilihan dan harus mengorbankan komoditas lain untuk
mendapatkan komoditas tertentu. Dalam menanggapi kelangkaan ini
manusia harus bisa mengalokasikan sumberdaya yang ada untuk
kelangsungan hidupnya dikemudian hari, demikian merupakan pandangan
konvensional dalam menanggapi masalah kebutuhan hidup manusia.
Berbeda dengan pandangan konvensional, dalam ekonomi islam
pertimbangan untuk mengkonsumsi barang atau jasa harus bertumpu pada
prinsip-prinsip syariah, dalam hal ini harus memperhatikan hak-hak fakir
miskin. Konsumsi adalah fitrah manusia yang merupakan sebuah
kebutuhan darurat yang tidak dapat dipisahkan dari diri manusia karena
konsumsi adalah bagian dari usaha manusia untuk terus dapat
mempertahankan hidupnya sebagai khalifah Allah di dunia. Konsumsi
diniatkan mendapatkan keridhaan-Nya. Konsumsi yang dilakukan adalah
untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT dan kebaikan, bukan
hanya kepada dirinya tetapi juga kepada masyarakat yang lain.
Fenomena yang terjadi saat ini adalah bergesernya pola konsumsi
masyarakat, dewasa ini masyarakat menggunakan uang yang dimiliki guna
memenuhi keinginan yang sifatnya tidak terbatas, membelanjakan barang
dan jasa yang memang dikatakan bukan barang kebutuhan pokok,
membeli barang yang sebenarnya telah dimiliki namun karena
perkembangan mode yang diikuti menyebabkan masyarakat
mengkonsumsi barang- barang secara berlebihan, hal ini tentu tidak sesuai
degan prinsip konsumsi secara syariah, membeli tidak lagi dilakukan
karena produk tersebut memang dibutuhkan, namun membeli dilakukan
karena alasan-alasan lain seperti sekadar mengikuti mode, hanya ingin
mendapatkan pengakuan dari masyarakat sekitarnya, hal ini tentu bertolak
belakang dengan prinsip konsumsi secara syariah.
Berdasarkan hasil pra penelitian yang disebarkan kepada 25
responden diketahui pola konsumsi masyarakat saat ini adalah sebagai
berikut,
Tabel 1.1
Pola Konsumsi Masyarakat
Jenis Pengeluaran Jumlah Anggaran Rata-Rata Makan dan Minum Rp. 12.125.000 Rp. 485.000
Kebutuhan Kesenangan Rp. 6.470.000 Rp. 258.800
Kebutuhan Pendidikan Rp. 3.575.000 Rp. 143.000
Tabungan Rp 2.885.000 Rp. 115.400
Sedekah / infak Rp. 1.100.000 Rp. 44.000
Total Rp. 26. 155. 000 Rp. 1.046.200
3
Ummi Khozanah, 2014
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI POLA KONSUMSI DALAM PANDANGAN ISLAM (Survei Pada Pengurus dan Anggota Asbisindo di Jawa Barat)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dari tabel 1.1 dapat dijelaskan bahwa kebutuhan akan makan dan
minum masih merupakan kebutuhan utama sehingga nilainya akan lebih
besar jika dibandingkan kebutuhan yang lain, selanjutnya yaitu kebutuhan
akan kesenangan, kebutuhan kesenangan ini adalah kebutuhan non pangan
yang didalamnya terdapat kebutuhan akan membeli barang-barang
sifatnya sekunder dan kebutuhan akan aktualisasi diri terhadap
lingkungan, jika dilihat kebutuhan ini nilainya lebih besar jika
dibandingkan dengan kebutuhan untuk pendidikan, menabung atau
berjaga-jaga untuk masa yang akan datang, dan jauh pula nilainya dengan
menyisihkan uangnya untuk berbagai terhadap sesama atau sedekah untuk
orang yang membutuhkan. Padahal diketahui dalam hadis disebutkan
bahwa sebagian dari pendapatan yang diterima oleh seseorang ada hak dari
fakir miskin dan anak yatim, dan itu hukumnya wajib untuk dikeluarkan,
namun ternyata pergeseran pola konsumsi saat ini menyebabkan tujuan
seseorang untuk berkonsumsi tidak lagi didasarkan atas kebutuhan untuk
meningkatkan ibadah kepada Allah SWT, pola konsumsi seperti ini akan
menyebabkan pola yang nantinya bermuara pada perilaku konsumtif
seseorang, berlebihan dalam menggunakan pendapatannya.
Sumber : data diolah dari hasil pra penelitian (angket)
Gambar 1.1
Dari gambar tersebut dapat dilihat presentasi dari kebutuhan akan
pangan mencapai 46 %, kebutuhan akan kesenangan sebesar 25 %,
kebutuhan akan pendidikan sebesar 14 % kebutuhan akan menabung dan
berjaga-jaga sebesar 11% dan menyisihkan sebagian rezekinya untuk
sedekah dan infak sebesar 4 % saja.
Disadari atau tidak sesungguhnya pola konsumsi dan gaya hidup
seseorang cenderung merugikan diri sendiri, dimulai dari pemenuhan
kebutuhan pokok (primer) seperti makan, minum, sandang dan papan,
keseluruhannya mengandung bahan-bahan yang harus diimpor dengan
mengabaikan sumber-sumber yang sesungguhnya dapat dipenuhi dari
dalam negeri. Banyak barang-barang tertentu yang semestinya belum
layak dikonsumsi oleh bangsa ini, telah diperkenalkan dan kemudian
menjadi mode yang ditiru sehingga meningkatkan impor akan barang
tersebut, belum ditambah dengan barang-barang mewah yang beredar
mulai dari alat-alat kecantikan sampai kepada mobil-mobil mewah,
padahal pola hidup seperti ini hanya akan memperburuk neraca transaksi
berjalan karena meningkatkan impor barang tersebut sehingga menguras
devisa dan pada gilirannya akan menekan nilai tukar mata uang dalam
negeri.
Islam memberikan arahan yang sangat indah dengan
memperkenalkan konsep israf (berlebih-lebih) dalam membelanjakan
harta dan tabzir. Islam memperingatkan agen ekonomi agar jangan sampai
terlena dalam berlomba-lomba mencari harta (at-takaatsur). Islam
membentuk jiwa dan pribadi yang beriman, bertaqwa, bersyukur dan
menerima. Pola hidup konsumtive seperti di atas tidak pantas dan tidak
selayaknya dilakukan oleh pribadi yang beriman dan bertaqwa.
Satu-satunya gaya hidup yang cocok adalah simple living ( hidup sederhana)
dalam pengertian yang benar secara syar’i.
Dalam ekonomi islam dikemukakan bahwa sebenarnya alat pemuas
5
Ummi Khozanah, 2014
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI POLA KONSUMSI DALAM PANDANGAN ISLAM (Survei Pada Pengurus dan Anggota Asbisindo di Jawa Barat)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kehidupan manusia dengan begitu beragam sehingga tidak ada alasan
bahwa sumberdaya yang tersedia di muka bumi ini terbatas. Namun yang
menjadi masalah adalah bagaimana seseorang mampu mengalokasikan
dengan seefisien mungkin sumberdaya yang telah Allah berikan.
Gaya hidup masyarakat Indonesia saat ini sudah mengikuti gaya
hidup negara-negara maju, gaya hidup yang hedonis menyebabkan
masyarakat berperilaku konsumtif, gaya hidup yang konsumtif ini
didukung pula dengan semakin berkembangnya tempat rekreasi, wisata
kuliner dan tempat perbelanjaan yang menjamur di lingkungan sekitar,
sebagai masyarakata yang berada di negara dengan mayoritas penduduk
islam, harus mampu membentengi diri agar tidak terbawa oleh lingkungan
yang mengarah pada pola perilaku yang konsumtif.
Sebagai salah satu negara dengan penduduk muslim terbesar didunia
harusnya Indonesia mampu menjadikan masyarakatnya berperilaku sesuai
dengan prinsip-prinsip syariah, karena dengan jumlah penduduk muslim
yang besar ini akan lebih mudah dalam menjalankan dan mengamalkan
nilai-nilai islam, lingkungan yang islami mampu membentengi seseorang
dari perbuatan atau perilaku yang menyimpang dari ajaran.
Asbisindo yang merupakan suatu asosiasi masyarakat yang berada di
lingkungan perbankan syariah di Jawa Barat, lingkungan dapat
membentuk kepribadian dan pola konsumsi seseorang. Lingkungan yang
islami akan membentuk pribadi yang islami pula, masyarakat yang
notabene berada dilingkungan islam akan membawa dirinya mampu
membatasi diri pada hal-hal yang dilarang oleh syariah islam, karena
Konsumsi yang islami selalu berpedoman pada ajaran islam. Di antara
ajaran yang penting berkaitan dengan konsumsi, misalnya perlunya
memperhatikan orang lain. Dalam hadis disampaikan bahwa setiap muslim
wajib membagi, makanan yang telah dimasaknya kepada tetangganya
yang merasakan bau dari makanan tersebut. Selanjutnya juga, diharamkan
bagi seorang Muslim hidup dalam keadaan serba berkelebihan sementara
lingkungan syariah tentu memiliki pengetahuan nilai-nilai syariah lebih
dalam, ketika nilai-nilai atau prinsip islam telah melekat pada diri
seseorang, seyogyanya dapat membentengi diri dari hal-hal yang dapat
merusak akal sehat, hati dan jiwa manusia karena perbuatan dan perilaku
yang menyimpang atau melanggar nilai-nilai islam, karena dengan akal
yang rasional, hati yang bersih dari perilaku konsumtif dan jiwa yang
bersih dari kehidupan yang bermewah-mewahan akan menjadikan
ketenangan dalam diri manusia, maslahat dalam hidupannya bukan hanya
karena seseorang terpenuhi kebutuhannya pada berbagai tingkatan, namun
karena dalam konsumsi tersebut ada prinsip-prinsip islam yang
dipegangnya sehingga konsumsi bukan hanya bagaimana menghabiskan
sumberdaya atau pendapatan yang dimiliki melainkan bagaimana
mengamalkan bagian dari pendapatan yang diperoleh untuk kepentingan
sosial, karena sebagian pendapatan yang dimiliki tersebut terdapat bagian
orang lain yang harus bahkan wajib hukumnya untuk dikeluarkan, ketika
seseorang telah mampu menyeimbangkan kebutuhan akan duniawi dan
ukhrowi maka seseorang telah mencapai maslahah.
Pencapain mashalahah merupakan tujuan dari syariat islam
(maqashid syariah), yang tentu saja harus menjadi tujuan dari kegiatan
konsumsi itu sendiri. Dalam hal pemenuhan kebutuhan manusia, ada skala
prioritas yang harus diterapkan agar pola konsumsi masyarakat dapat
tersusun dengan baik, dalam konsep syariah pengaturan pola konsumsi
seseorang tidak boleh lepas dari nilai-nilai religius yang menghubungkan
nilai ibadah kepada Allah SWT dan hubungan kepada sesama manusia.
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas penulis
7
Ummi Khozanah, 2014
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI POLA KONSUMSI DALAM PANDANGAN ISLAM (Survei Pada Pengurus dan Anggota Asbisindo di Jawa Barat)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1.2.Identifikasi Masalah dan Rumusan Penelitian
Berdasarkan uraian pada latar belakang, yang menjadi permasalahan
dalam penelitian ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi pola
konsumsi masyarakat. Pola konsumsi merupakan susunan kebutuhan
seseorang terhadap barang dan jasa yang akan dikonsumsi dalam jangka
waktu tertentu, yang dipenuhi dari pendapatannya. Berdasarkan latar
belakang di atas, maka lingkup permasalahan dalam penelitian ini
dirumuskan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:
1) Apakah Aql berpengaruh terhadap pola konsumsi dalam
pandangan islam ?
2) Apakah Qalb berpengaruh terhadap pola konsumsi dalam
pandangan islam ?
3) Apakah Nafs berpengaruh terhadap pola konsumsi dalam pandangan islam ?
1.3.Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui dan menganalisis hal-hal berikut ini :
1) Pengaruh Aql terhadap pola konsumsi dalam pandangan islam
2) Pengaruh qalb terhadap pola konsumsi dalam pendangan islam
3) Pengaruh nafs terhadap pola konsumsi dalam pandangan islam
1.4. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat peneliti ini adalah sebagai berikut:
1) Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan
sumbangan pemikiran untuk memperkaya khasanah ilmu ekonomi
islam, khususnya terkait dengan pola konsumsi dalam pandangan
islam,
2) Secara praktis diharapkan penelitian ini dapat memberikan gambaran
serta informasi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pola
konsumsi dalam pandangan islam. Juga dapat memberikan masukan
bagaimana mengalokasikan anggarannya untuk memenuhi
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 118), objek penelitian adalah
variabel penelitian, yaitu sesuatu yang merupakan inti dari problematika
penelitian, Penelitian ini mengungkap tentang pola konsumsi Masyarakat
Ekonomi Syariah pada pengurus Asbisindo di Jawa Barat, adapun yang
menjadi variable dari penelitian ini yaitu Aql, Qalb dan Nafs. Dalam
penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah Pengurus Asbisindo yang
berada di Jawa Barat.
3.2 Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan langkah dari prosedur yang akan
dilakukan untuk mengumpulkan data dalam rangka memecahkan masalah
atau menguji hipotesis. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode survey eksplantori ( Eksplanatory method) yaitu suatu metode
penelitian yang bermaksud menjelaskan hubungan antar variable dengan
menggunakan pengujian hipotesis.
Adapun pengertian penelitian survey menurut Masri Singarimbun
(1995:3) adalah penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan
menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpul data yang pokok. Tujuan
dari penelitian explanatory adalah untuk menjelaskan atau menguji hubungan
antar variable yang diteliti.
3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi
Populasi adalah keselurunhan subjek penelitian Suharsimi Arikunto,
(2006:130). Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah
49
Ummi Khozanah, 2014
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI POLA KONSUMSI DALAM PANDANGAN ISLAM (Survei Pada Pengurus dan Anggota Asbisindo di Jawa Barat)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
terdiri dari 28 anggota yang merupakan pimpinan pada masing-masing
perbankan syariah di jawa barat.
3.3.2 Sampel
Menurut suharsimi Arikunto ( 2006: 131) sampel adalah sebagian atau
wakil populasi yang diteliti. Banyaknya sampel yang akan diteliti menurut
suharsimi arikunto (1998:120) didasarkan atas :
“…pengambilan sampel tergantung setidak-tidaknya dari besarnya : 1) besarnya kemampuan peneliti dari segi waktu, tenaga dan dana.
2) sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap objek karena
menyangkut banyak dan sedikitnya data.
3) Besar kecilnya resiko yang ditanggung. “selanjutnya apabila
populasinya lebih dari 100, maka dapat diambil 10% - 15% atau
20 % - 25 % tergantung kemampuan peneliti.
Dikarenakan responden yang akan diteliti kurang dari 30, maka dalam
penelitian ini penulis menggunakan seluruh responden sebagai sampel jenuh
atau dapat dikatakan sebagai sensus. Adapun anggota pengurus asbisindo
yang berada di jawa barat terdiri dari :
Tabel 3.1
Daftar pengurus dan anggota Asbisindo Jawa Barat
No NAMA INSTANSI ALAMAT INSTANSI
1 Bank Muamalat Indonesia (BMI) Bussines
Area Jawa Barat Jl. Ir. H. Juanda no 98A
2 Bank Muamalat Indonesia , Cabang Bandung
Jl. Buah Batu No. 276 A, Bandung – 40265
3 Bank Muamalat Cabang Bandung Dago Jl. Ir. H. Juanda no 98A
4 Bank Syariah Mandiri, Cabang Bandung-Dago
Jl. Ir. H. Juanda No.24, Bandung – 40132
5 Bank Jabar Banten Syariah Financing
Division, Cabang Pelajar Pejuang BDG Jl. Pelajar Pejuang 45 No. 54, Bandung
6 Bank Jabar Banten Syariah Cabang Utama
Bandung, Cabang Braga – Bandung Jl. Braga no. 135 Bandung
7 Bank BNI Syariah Cabang Bandung Jl. Buah Batu No. 157 C, Bandung – 42065
9 Bank BRI Syariah, KCP Buah Batu Jl Buah Batu N0. 242 Bandung
10 Bank Syariah Bukopin Jl. LL RE Martadinata No. 142, Bandung – 40113
11 BTN Syariah Cabang Bandung Jl. Cicendo No. 16 Bandung -- 40117 12 Permata Bank Syariah Cabang Bandung Jl Sunda No. 9 Bandung
13 Bank CIMBNiaga Syariah Cabang Bandung
Jl. Gatot Subroto No. 10 , Bandung – 40262
14 Bank BTPN Syariah Jl. Cikapundung Timur No. 1, Bandung
– 40111
15 Bank BII Syariah Jl. Asia Afrika No. 113 Lt 1, Bandung – 40112
16 Bank Victoria Syariah Jl. Gatot Subroto, Bandung 40262 17 Bank Danamon Syariah Jl. Merdeka No. 40 Bandung 40117 18 Panin Bank Syariah Jl. Asia Afrika no. 166-170 Bandung
19 BPRS Amanah Rabbaniah Jl. Raya Timur No. 52 Banjaran, Bandung-40377
20 BPRS Islahul Ummah Jl. Raya Cilember No. 281 Cimahi
21 BPRS Al Ma'some
Gedung Al Ma’some Centre Lt. 2 Jl. Raya Rancaekek No. 1, Km 21 Bandung
22 BPRS Baiturridha Pusaka Jl. Kebon Jukut No. 25-27 Kav. 4 Kec. Sumur, Bandung - Kota Bandung 23 BPRS Harum Hikmah Nugraha Jl. Leles No. 2, Leles, Garut 24 BPRS PNM Mentari Garut Jl. Merdeka No. 54 Garut
25 BPRS Harta Insan Karimah Parahyangan Jl. Percobaan No. 1 Cileunyi Bandung
26 BPRS Cipaganti Jl. Diponegoro No. 21 Bandung
27 BPRS Artha Fisabilillah Jl. Raya Bandung No. 75, Cianjur -43281
28 BPRS Mitra Harmoni, Bandung Jl. Soekarno HattaNo. 542, Bandung – 40264
Sumber : Data primer dokumentasi Asbisindo
3.4Operasional Variabel
Untuk menguji hipotesis yang diajukan, dalam penelitian ini terlebih
dahulu setiap variabel didefinisikan, kemudian dijabarkan melalui
51
Ummi Khozanah, 2014
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI POLA KONSUMSI DALAM PANDANGAN ISLAM (Survei Pada Pengurus dan Anggota Asbisindo di Jawa Barat)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
penelitian dapat diketahui secara jelas. Operasionalisasi variabel penelitian
secara rinci diuraikan pada Tabel 3.1
Tabel 3.2 Operasional Variabel
Konsep Variabel Operasional
Variabel/Indikator
(Rasionalitas) Aql merujuk pada Rasionalitas dalam membelanjakan
pendapatannya agar tidak berlebihan dan bermewah-mewahan . Adapun indikator dari Rasionalitas (Aql) menurut M.Muflih(2006:53 ) adalah :
Berkonsumsi dengan berdasarkan etika islam Logis dan analitis Adil
Tidak
bermewah-mewahan dan Sederhana dalam berkonsumsi Menggunakan Preferensi /
skala prioritas dalam
5) aspek mashlahat dan mudhorot dalam 57) Qalb menunjukan pada Rasa, kendali rasa/ kontrol perilaku ) Manusia Sebab, dengan demikian dia akan
Data diperoleh dari responden mengenai:
Qalbu merupakan tetapi termasuk pula ke pentingan sosial. Adapaun qalbu dapat dipengaruhi oleh
keimanan seseorang yang dilihat dari gaya hidup, selera perilaku ihsan kepada Allah ihsan kepada sesama
manusia
memperhatikan prinsip-prinsip konsumsi islam
2) hak-hak fakir miskin dalam pendapatan
7) Kedudukan harta di dunia hal ini adalah, Sifat
seseorang yang mampu menahan diri dari nafsu yang bersifat negatif yang
menjadikan seseorang bersifat konsumtif. Adapun yang menjadi indikator dari Nafs adalah :
Sifat seseorang dalam mengkonsumsi barang/jasa
Waktu dan tempat dalam berkonsumsi
Niat dan tindakan dalam berkonsumsi 4) Bagaimana dalam
membelanjakan hartanya?
53
Ummi Khozanah, 2014
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI POLA KONSUMSI DALAM PANDANGAN ISLAM (Survei Pada Pengurus dan Anggota Asbisindo di Jawa Barat)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Masyarakat
Konsumsi sangat dipengaruhi oleh 1. sikap dan perilaku
individu mengenai 2. kehalalan barang yang
akan dikonsumsi 3. skala prioritas dalam
berkonsumsi
4. Pencapain mashlahah dalam berkonsumsi 5. pemeliharaan lima
tujuan dasar (1) agama (2) hidup / jiwa (3) keluarga atau keturunan (4) harta atau kekayaan Dan (5) akal
mengenai:
Pola konsumsi yang sesuai dengan syariat islam yang mencakup: 1) konsumsi syariah
mengutamakan
3) alokasi konsumsi sosial
4) skala prioritas dalam berkonsumsi denga tingkatan daruriyat, hajiyat dan tahsiniyat
3.5Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik dalam pengumpulan data ini adalah sebagai berikut:
a. Studi literature
Yaitu suatu studi atau teknik pengumpulan data sengan cara
mengumpulkan, memperoleh data-data dari buku-buku, laporan,
majalah dan media cetak lainnya yang berhubungan dengan konsep dan
permasalahan yang diteliti.
b. Angket
Yaitu pengumpulan data yang dilakukan melalui penggunaan daftar
pertanyaan yang telah disusun dan disebar kepada responden agar
diperoleh data yang dibutuhkan.
c. Wawancara, komunikasi langsung dengan para pengurus dan anggota
3.6 Instrumen Penelitian
Instrument penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket
tentang aql, nafs, qalb dan pola konsumsi.
Skala yang digunakan dalam instrumen penelitian ini adalah skala likert.
Skala likert yaitu suatu skala yang terdiri dari sejumlah pertanyaan atau
pernyataan yang semuanya menunjukan sikap terhadap setiap jawaban.
Adapun ketentuan skala jawaban sebagai berikut :
Sangat Setuju : 5
Setuju : 4
Kurang Setuju : 3
Tidak Setuju : 2
Sangat Tidak Setuju : 1
Adapun langkah-langkah penyusunan angket adalah sebagai berikut :
1) Menentukan tujuan pembuatan angket yaitu mengetahui pengaruh aql, nafs
dan qalb terhadap pola konsumsi pengurus Asbisindo di Jawa Barat
2) Menjadikan objek yang menjadi responden yaitu pengurus Asbisindo di
Jawa Barat
3) Menyusun pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh responden.
4) Memperbanyak angket.
5) Menyebarkan angket.
6) Mengelola dan menganalisis hasil angket.
Skor yang diperoleh dalam penelitian ini mempunyai tingkat pengukuran
ordinal, maka sebelum di analisis,variabel variabel penelitian ini
ditransformasikan dari skala ordinal menjadi skala interval dengan
menggunakan Methode succesive interval dengan langkah-langkah sebagai
berikut :
Perhatikan setiap butir jawaban responden dari angket yang disebarkan
55
Ummi Khozanah, 2014
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI POLA KONSUMSI DALAM PANDANGAN ISLAM (Survei Pada Pengurus dan Anggota Asbisindo di Jawa Barat)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tentukan proporsi kumulatif (PK) dengan cara menjumlah antara proporsi yang ada dengan proporsi sebelumnya.
Dengan menggunakan tabel distribusi normal baku, tentukan nilai Z untuk setiap kategori.
Tentukan nilai densitas untuk setiap nilai Z yang diperoleh dengan menggunakan tabel ordinat distribusi normal.
Hitung SV (Scale of Value = nilai skala) dengan rumus sebagai berikut:
SV = (Density of Lower Limit) – (Density at Upper Limit)
(Area Bellow Upper Limit) – (Area Bellow Lower Limit)
Tentukan nilai transformasi dengan menggunakan rumus: Y = SV + (1+ |SV min|)
Dimana nilai k = 1 + |SV min|
Selain itu, untuk mengolah data dari ordinal ke interval dengan
menggunakan Methods of Succesive Interval (MSI) juga dapat digunakan
dengan menggunakan program Succ97.
Selanjutnya agar hasil penelitian tidak bias dan diragukan
kebenarannya maka alat ukur tersebut harus valid dan reliabel. Untuk itulah
terhadap angket yang diberikan kepada responden dilakukan 2 (dua)
macam tes, yaitu tes validitas dan tes reliabilitas.
3.6.1 Uji Validitas
Suatu tes dikatakan memiliki validitas tinggi apabila tes tersebut
menjalankan fungsi ukurnya atau memberikan hasil dengan maksud
digunakannya tes tersebut. Dalam uji validitas ini digunakan teknik korelasi
Product Moment dengan rumus :
Dengan menggunakan taraf signifikan
= 0,05 koefisien korelasiyang diperoleh dari hasil perhitungan dibandingkan dengan nilai dari tabel
korelasi nilai r dengan derajat kebebasan (n-2), dimana n menyatakan jumlah
banyaknya responden.
Jika r hitung > r 0,05 dikatakan valid, sebaliknya jika r hitung r 0,05 tidak
valid.
Jika instrumen itu valid, maka dilihat kriteria penafsiran mengenai
indeks korelasinya, (Riduwan, 2008: 217).
Antara 0,800 – 1,000 : sangat tinggi
Tes reliabilitas adalah tes yang digunakan dalam penelitian untuk
mengetahui apakah alat pengumpul data yang digunakan menunjukan tingkat
ketepatan, tingkat keakuratan, kestabilan, dan konsistensi dalam
mengungkapkan gejala dari sekelompok individu walaupun dilaksanakan
pada waktu yang berbeda.
Untuk menghitung uji reliabilitas, penelitian ini menggunakan rumus
alpha dari Cronbach sebagaimana berikut:
Dimana; r11 = reliabilitas instrumen
k = banyak butir pernyataan atau banyaknya soal n2 = Jumlah varians butir
57
Ummi Khozanah, 2014
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI POLA KONSUMSI DALAM PANDANGAN ISLAM (Survei Pada Pengurus dan Anggota Asbisindo di Jawa Barat)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Y = β0 + β1X1+ β2X2+ β3X3 + e
Kriteria pengujiannya adalah jika r hitung lebih besar dari r tabel
dengan taraf signifikansi pada
= 0,05, maka instrumen tersebut adalahreliabel, sebaliknya jika r hitung lebih kecil dari r tabel maka instrument
tidak reliabel.
3.7Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis 3.7.1 Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini, data akan dianalisis dengan menggunakan
analisis regresi liniear berganda (multiple linear regression method).
Tujuannya untuk mengetahui variabel-variabel yang dapat mempengaruhi
pola konsumsi.
Alat bantu analisis yang digunakan yaitu dengan menggunakan
program komputer SPSS versi 16. Tujuan Analisis Regresi Linier Berganda
adalah untuk mempelajari bagaimana eratnya pengaruh antara satu atau
beberapa variabel bebas dengan satu variabel terikat.
Dalam penelitian ini akan dilakukan pemilihan model fungsi regresi.
Apakah akan menggunakan regresi model linier atau model log-linier. Dalam
penelitian ini digunakan metode Mackinnon, White dan Davidson (metode
MWD) untuk memilih model yang paling cocok.
Model analisa data yang digunakan untuk mengetahui pengaruh antara
variabel bebas terhadap variabel terikat dan untuk menguji kebenaran dari
dugaan sementara digunakan model Persamaan Regresi Linier Ganda, sebagai
berikut:
Dimana :
Y = Pola Konsumsi β0 = konstanta regresi β1 = koefisien regresi X1 β2 = koefisien regresi X2
3.7.1.1 Uji Asumsi Klasik 1. Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas adalah situasi di mana terdapat korelasi variabel
bebas antara satu variabel dengan yang lainnya. Dalam hal ini dapat
disebut variabel-variabel tidak ortogonal. Variabel yang bersifat
ortogonal adalah variabel yang nilai korelasi antara sesamanya sama
dengan nol. Ada beberapa cara untuk medeteksi keberadaan
Multikolinearitas dalam model regresi OLS (Gujarati, 2001:166), yaitu:
1) Mendeteksi nilai koefisien determinasi (R2) dan nilai thitung. Jika R2
tinggi (biasanya berkisar 0,7 – 1,0) tetapi sangat sedikit koefisien
regresi yang signifikan secara statistik, maka kemungkinan ada
gejala multikolinieritas.
2) Melakukan uji kolerasi derajat nol. Apabila koefisien korelasinya
tinggi, perlu dicurigai adanya masalah multikolinieritas. Akan tetapi
tingginya koefisien korelasi tersebut tidak menjamin terjadi
multikolinieritas.
3) Menguji korelasi antar sesama variabel bebas dengan cara meregresi
setiap Xi terhadap X lainnya. Dari regresi tersebut, kita dapatkan R2
dan F. Jika nilai Fhitung melebihi nilai kritis Ftabel pada tingkat derajat
kepercayaan tertentu, maka terdapat multikolinieritas variabel bebas.
4) Regresi Auxiliary. Kita menguji multikolinearitas hanya dengan
melihat hubungan secara individual antara satu variabel independen
dengan satu variabel independen lainnya.
5) Variance inflation factor dan tolerance.
Dalam penelitian ini akan mendeteksi ada atau tidaknya multiko
dengan uji derajat nol atau melihat korelasi parsial antar variabel
independen. Sebagai aturan main yang kasar (rule of thumb), jika
koefisien korelasi cukup tinggi katakanlah diatas 0,85 maka kita duga
59
Ummi Khozanah, 2014
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI POLA KONSUMSI DALAM PANDANGAN ISLAM (Survei Pada Pengurus dan Anggota Asbisindo di Jawa Barat)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
relatif rendah maka kita duga model tidak mengandung unsur
multikolinieritas (Agus widarjono, 2005:135).
Apabila terjadi Multikolinearitas menurut Yana Rohmana (2010:
149-154) disarankan untuk mengatasinya dapat dilakukan dengan cara
sebagai berikut :
1) Tanpa ada perbaikan
2) Dengan perbaikan:
o Adanya informasi sebelumnya (informasi apriori). o Menghilangkan salah satu variabel independen.
o Menggabungkan data Cross-Section dan data Time Series. o Transformasi variabel.
o Penambahan Data.
2. Heteroskedastisitas (Heteroskedasticity)
Salah satu asumsi pokok dalam model regresi linier klasik adalah
bahwa varian-varian setiap disturbance term yang dibatasi oleh nilai
tertentu mengenai variable-variabel bebas adalah berbentuk suatu nilai konstan yang sama dengan δ2
. inilah yang disebut sebagai asumsi
heterokedastisitas (Gujarati, 2001:177).
Heteroskedastisitas berarti setiap varian disturbance term yang
dibatasi oleh nilai tertentu mengenai variabel-variabel bebas adalah
berbentuk suatu nilai konstan yang sama dengan �2 atau varian yang
sama. Uji heteroskedasitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Jika varian residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain tetap, maka disebut homokesdasitas dan jika
berbeda disebut heteroskedasitas. Keadaan heteroskedastis tersebut dapat
terjadi karena beberapa sebab, antara lain :
Sifat data yang digunakan dalam analisis. Pada penelitian dengan menggunakan data runtun waktu, kemungkinan asumsi itu mungkin
benar.
Ada beberapa cara yang bisa ditempuh untuk mengetahui adanya
heteroskedastisitas (Agus Widarjono, 2005:147-161), yaitu sebagai
berikut:
1) Metode grafik, kriteria yang digunakan dalam metode ini adalah : Jika grafik mengikuti pola tertentu misal linier, kuadratik atau
hubungan lain berarti pada model tersebut terjadi
heteroskedastisitas.
Jika pada grafik plot tidak mengikuti pola atau aturan tertentu maka pada model tersebut tidak terjadi heteroskedastisitas.
2) Uji Park (Park test), yakni menggunakan grafik yang menggambarkan
keterkaitan nilai-nilai variabel bebas (misalkan X1) dengan nilai-nilai
taksiran variabel pengganggu yang dikuadratkan (^u2).
3) Uji Glejser (Glejser test), yakni dengan cara meregres nilai taksiran
Koefisien korelasi rank spearman tersebut dapat digunakan untuk
mendeteksi heteroskedastisitas berdasarkan rumusan berikut :
61
Ummi Khozanah, 2014
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI POLA KONSUMSI DALAM PANDANGAN ISLAM (Survei Pada Pengurus dan Anggota Asbisindo di Jawa Barat)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
meregresi residual kuadrat dengan variabel bebas, variabel bebas kuadrat dan perkalian variabel bebas. Ini dilakukan dengan membandingkan χ2
hitung dan χ2
tabel, apabila χ2hitung > χ2tabel maka hipotesis yang mengatakan bahwa terjadi heterokedasitas diterima, dan sebaliknya apabila χ2
hitung < χ2tabel
maka hipotesis yang mengatakan bahwa terjadi heterokedasitas ditolak.
Dalam metode White selain menggunakan nilai χ2hitung, untuk memutuskan
apakah data terkena heteroskedasitas, dapat digunakan nilai probabilitas
Chi Squares yang merupakan nilai probabilitas uji White. Jika probabilitas Chi Squares < α, berarti Ho ditolak jika probabilitas Chi Squares > α, berarti Ho diterima.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan Uji White dengan
bantuan Software Eviews. Dilakukan pengujian dengan menggunakan
White Heteroscedasticity Test yaitu dengan cara meregresi residual
kuadrat dengan variabel bebas, variabel bebas kuadrat dan perkalian
variabel bebas.
3. Autokorelasi (autocorrelation)
Secara harfiah, autokorelasi berarti adanya korelasi antara anggota
observasi satu dengan observasi lain yang berlainan waktu. Dalam
kaitannya dengan asumsi metode OLS, autokorelasi merupakan korelasi
antara satu residual dengan residual yang lain. Sedangkan salah satu
asumsi penting metode OLS berkaitan dengan residual adalah tidak
adanya hubungan antara residual satu dengan residual yang lain (Agus
Widarjono, 2005:177).
Akibat adanya autokorelasi adalah:
Varian sampel tidak dapat menggambarkan varian populasi.
Model regresi yang dihasilkan tidak dapat dipergunakan untuk menduga nilai variabel terikat dari nilai variabel bebas tertentu. Varian dari koefisiennya menjadi tidak minim lagi (tidak efisien),
sehingga koesisien estimasi yang diperoleh kurang akurat.
Adapun cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi
pada model regresi, pada penelitian ini pengujian asumsi autokorelasi
dapat diuji melalui beberapa cara di bawah ini:
1) Graphical method, metode grafik yang memperlihatkan hubungan
residual dengan trend waktu.
2) Runs test, uji loncatan atau uji Geary (geary test).
3) Uji Breusch-Pagan-Godfrey untuk korelasi berordo tinggi
4) Uji d Watson, yaitu membandingkan nilai statistik
Durbin-Watson hitung dengan Durbin-Durbin-Watson tabel.
5) Nilai Durbin-Watson menunjukkan ada tidaknya autokorelasi baik
positif maupun negatif, jika digambarkan akan terlihat seperti pada
gambar
3.7.2 Pengujian Hipotesis
1. Pengujian Secara Parsial (Uji t )
Pengujian ini dilakukan untuk menguji hipotesis:
Ho : masing- masing variabel Xi secara parsial tidak berpengaruh
terhadap variabel Y, dimana i = X1, X2, X3.
Hi : masing-masing variabel Xi secara parsial berpengaruh terhadap
variabel Y, dimana i = X1, X2, X3.
Untuk menguji rumusan hipotesis diatas digunakan uji t dengan
rumus:
t = Se
; i = X
1, X2, X3.
Kaidah keputusan:
63
Ummi Khozanah, 2014
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI POLA KONSUMSI DALAM PANDANGAN ISLAM (Survei Pada Pengurus dan Anggota Asbisindo di Jawa Barat)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Pengujian Secara Serempak (Uji F )
Pengujian ini dilakukan untuk menguji rumusan hipotesis:
Ho : semua variabel xi secara bersama-sama tidak berpengaruh i terhadap
Y, dimana i = X1, X2, X3.
Hi : semua variabel xi secara bersama-sama berpengaruh i terhadap Y,
dimana i = X1, X2, X3.
3. Koefisien Determinasi
Menurut Gujarati (2001:98) dijelaskan bahwa koefisien
determinasi (R2) yaitu angka yang menunjukkan besarnya derajat
kemampuan menerangkan variabel bebas terhadap variabel terikat dari
fungsi tersebut. Koefisien determinasi sebagai alat ukur kebaikan dari
persamaan regresi yaitu memberikan proporsi atau presentase variasi total
dalam variabel tidak bebas Y yang dijelaskan oleh variabel bebas X.
Pengujian ini dilakukan untuk mengukur sejauh mana perubahan
variabel terikat dijelaskan oleh variabel bebasnya, untuk menguji hal ini
digunakan rumus koefisien determinasi sebagai berikut:
Jika R2 semakin mendekati angka 1, maka hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat semakin erat/dekat, atau dengan kata lain model tersebut dapat dinilai baik.
Jika R2 semakin menjauhi angka 1, maka hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat jauh/tidak erat, atau dengan kata lain
Ummi Khozanah, 2014
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI POLA KONSUMSI DALAM PANDANGAN ISLAM (Survei Pada Pengurus dan Anggota Asbisindo di Jawa Barat)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 100
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dari hasil pembahasan
mengenai faktor- faktor yang mempengaruhi pola konsumsi dalam pandangan
islam pada Pengurus dan anggota Asbisindo, dapat disimpulkan bahwa:
1. Aql/ rasionalitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap pola konsumsi
pengurus Asbisindo, artinya semakin tinggi Aql/ rasionalitas seseorang maka
akan semakin tinggi pula pola konsumsi yang sesuai dengan syariat islam,
2. Qalb /Kendali Rasa berpengaruh positif dan signifikan terhadap pola
konsumsi pengurus Asbisindo. Artinya semakin tinggi Qalb/ kendali rasa
seseorang berkonsumsi untuk kepentingan pribadi semata dan
menyeimbangkannya dengan konsumsi sosial melalui infak, sedekah dan
zakat maka pola konsumsi yang diterapkan semakin tinggi puladan mengarah
pada pola konsumsi yang diajarkan dalam Alquran dan sesuai dengan syariat
islam,
3. Nafs / Pengendalian Nafsu berpengaruh positif terhadap pola konsumsi
pengurus Asbisindo. Artinya semakin tinggi pengendalian nafsu
pengurusdan anggota Asbisindo maka akan emakin tinggi pula pola
konsumsi yang sesuai dengan ajaran islam, maka dalam hal ini yang
mengelilingi jiwa manusia adalah nafsu yang muthmainnah atau nafsu yang
positif yang dapat mengendalikan seseorang dari pola konsumsi yang
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan dan diperoleh kesimpulan,
maka ada beberapa saran yang bisa dilakukan, yaitu sebagai berikut:
1. Membuat skala prioritas antara kebutuhan yang sangat mendesak sampai
kebutuhan yang tidak terlalu mendesak.
2. Berperilaku sederhana dalam konsumsi, karena pola konsumsi yang
sesuai dengan prinsip islam adalah pola konsumsi yang tidak
bermewah-mewahan dan tidak boros. Sesuai dengan Firman Allah dalam surat surat
Al-Israa yang artinya: “Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah
saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.”
3. Selalu tanamkan dalam diri bahwa sesungguhnya harta yang diberikan
oleh Allah hanyalah titipan semata, maka selayaknya harus dijaga
sebagaimana pemiliknya harapkan, agar tidak terlalu terlena dengan
pendapatan yang tinggi. Seperti firman Allah dalam surat
(Al-Munafiqun: 10). “Dan belanjakanlah (dermakanlah) sebagian dari rezeki
yang Kami berikan kepada kamu sebelum kematian datang kepada salah
seorang di antara kamu...”
4. Tidak mudah terpengaruh oleh mode, diskon dan segala bentuk promosi
barang dan jasa yang sebenarnya tidak terlalu mendesak untuk dibeli
yang hanya akan membawa pada perilaku yang konsumtif,
5. Bagi lembaga / fakultas pendidikan ekonomi dan bisnis agar lebih khusus
memberikan mata kuliah tentang pola perilaku konsumsi yang sesuai
dengan prinsip-prinsip islam,
6. Untuk penelitian selanjutnya agar lebih banyak mencari referensi
mengenai teori-teori konsumsi sesuai prinsip islam menurut para ahli
Ummi Khozanah, 2014
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI POLA KONSUMSI DALAM PANDANGAN ISLAM (Survei Pada Pengurus dan Anggota Asbisindo di Jawa Barat)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 102
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku
Aedy Hasan. (2006). Indahnya Ekonomi Islam.Alfabeta.Bandung
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Damodar,Gujarati. (1978). Ekonometrika Dasar.Jakarta :Erlangga.
Jamalludin, Syaikh As-Qasim. (2010) .Ihya Ulumudin Imam Al-Ghazali.Darul Falah.Bekasi
Karim, Adiwarman. (2012). Ekonomi mikro islam. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta
Karim , Adiwarman.(2006). Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta
Mangkunegara, Anwar Prabu. (2005). Perilaku konsumen. Refika Aditama:Bandung.
Metwally (1995) , Teori dan model ekonomi islam. PT bangkit daya insana.
Muhammad (2004) , Ekonomi Mikro Dalam Perspektif Islam, Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta
Muflih,Muhammad. (2006). Perilaku Konsumen Dalam Perspektif Ekonomi Islam.Rajawali Pers:Jakarta
Qardhawi, Yusuf. Masyarakat Berbasis Syariat Islam.Era Intermedia:Solo
Riduwan. (2004). Dasar-dasar Statistika. Bandung: Alfabeta
Rohmana, Yana. (2010). Ekonometrika Teori dan Aplikasi dengan Eviews.Bandung: Laboratorium Pendidikan Ekonomi dan Koperasi FPEB UPI.
Singarimbun, M. dan Sofyan, E. (1995). Metode Penelitian Survei Edisi Revisi. Yogyakarta: LP3ES.
Sudjana.(2002). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.
Syafei rahmat. (2001) .fiqih muammalat .pustaka setia. Bandung
Wiliasih, Ranti. (2008). Jurnal Ekonomi dan Bisnis “Keseimbangan Perilaku Mengkonsusi
Mahasiswa minat studi ekonomi Islam” Volume 5 Nomor 2, Agustus 2008.
Samsinas.( 2009).“Ibnu Khaldun Kajian Tokoh Sejarah Dan Ilmu-Ilmu Sosial” . Jurnal Hunafa, Vol. 6, No.3, Desember 2009:329-346
Membumikan Ekonomi Syari’ah Jurnal Ekonomi..Internet tgl akses 12 september 2009 7:33
AM. Masmiar Net Malang.
Iswadi, Muhammad. (2007).Ekonomi Islam: Kajian dan Model Pendekatan.Mazahib.Vol IV, No.1 2007.http//:Ekonomi Islam.com. Masmiar Net.Malang. Tgl akses 12 september 2009
Anshorullah, Najmudin. (2007). Jurnal Najmu. Sumber:Media Konsumen.Masmiar Net.Malang. Tgl akses 12 september 2009 7:33 AM
Sumber Lain
Abdur Rohman (2012) Konstruksi Teori Konsumsi Al-Ghazali. Disertasi. Tidak diterbitkan
Hikmah Endraswati. 2009.Teori Konsumsi Islam Dalam Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Indonesia. Annual Conference On Islamic Studies (ACIS)
Khofifatu Rohmah Ad.Pengaruh Pengetahuan dasar ekonomi dan latar belakang status social ekonomi orang tua terhadap perilaku konsmtif siswa.Skripsi tidak diterbitkan
Nurul Huda .2010.Prilaku Konsumsi Islami. [online]. tersedia di http://eki-blogger.blogspot.com/2012/09/konsep-konsumsi-dan-perilaku-konsumen.html [16 april 2013]
Sucipto,MA.2007.artikel. Zakat dan Pola Konsumsi Islami. [Online] tersedia juga di http://suciptodjaafar.blogspot.com/2008/05/zakat-dan-pola-konsumsi-islami.html [16 April 2013]
Dzikriyati Kurnia, Aulia. (2010). Teori Konsumsi dalam Ekonomi Mikro (Analisis Kritis dalam Perspektif Ekonomi Islam). Skripsi Pendidikan Ekonomi UIN Malang : Tidak diterbitkan.
Ummi Khozanah, 2014
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI POLA KONSUMSI DALAM PANDANGAN ISLAM (Survei Pada Pengurus dan Anggota Asbisindo di Jawa Barat)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 104 Al –Quran Surat Al-A’rof ayat 31
Al –Quran Surat Al-Isra ayat 26-27
Al –Quran Surat Al-Baqoroh ayat 168
Al –Quran Surat Al-Baqoroh ayat 173
Al –Quran Surat Al-Fajr ayat 20
Al –Quran Surat Al-maarij ayat 19
Al –Quran Surat Al-Maiada ayat 96
Al –Quran Surat Al-Kahfi ayat 46