• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI POLA KONSUMSI DALAM PANDANGAN ISLAM : Survei Pada Pengurus dan Anggota Asbisindo di Jawa Barat.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI POLA KONSUMSI DALAM PANDANGAN ISLAM : Survei Pada Pengurus dan Anggota Asbisindo di Jawa Barat."

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

Ummi Khozanah, 2014

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI POLA KONSUMSI DALAM PANDANGAN ISLAM (Survei Pada Pengurus dan Anggota Asbisindo di Jawa Barat)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No. 474/UN.40.FPEB.1.PL/2013

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI POLA KONSUMSI DALAM PANDANGAN ISLAM

(Survei Pada Pengurus dan Anggota Asbisindo di Jawa Barat)

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Pendidikan Ekonomi Universitas Pendidikan Indonesia

Oleh

Ummi Khozanah NIM. 0906670

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI POLA KONSUMSI DALAM PANDANGAN ISLAM

(Survei Pada Pengurus dan Anggota Asbisindo di Jawa Barat)

Bandung, November 2013

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH

Pembimbing I

Dr.Amir Machmud,SE,M.Si. NIP. 19710411201012 1 001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

UPI Bandung

(3)

Ummi Khozanah, 2014

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI POLA KONSUMSI DALAM PANDANGAN ISLAM (Survei Pada Pengurus dan Anggota Asbisindo di Jawa Barat)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI POLA KONSUMSI DALAM

PANDANGAN ISLAM (Survei Pada Pengurus dan Anggota Asbisindo di Jawa

Barat) ” ini sepenuhnya karya saya sendiri. Tidak ada bagian didalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain dan saya tidak melakukan penjiplakan

atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai etika keilmuan yang berlaku

dalam masyarakat keilmuan.

Atas pernyataan ini, saya siap menanggung risiko/sanksi yang dijatuhkan

kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap

risiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya

pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari

dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, November 2013

Yang membuat pernyataan,

(4)

Berita Acara Sidang 27 November 2013

Skripsi ini diuji pada :

Hari / Tanggal : Kamis, 27 November 2013

Waktu : 08.00 – Selesai

Tempat : Program Studi Pendidikan Ekonomi gedung Garnadi-FPEB UPI

Panitia Ujian terdiri dari :

1. Ketua : Dr. H. Edi Suryadi, MSi

2. Sekretaris : DR.Ikaputera Waspada, MM

3. Anggota : 1. Dr. Kusnendi, MS

2. Drs. H. Ajang Mulyadi, MM

4. Penguji : 1. Dr. Kusnendi, MS

2. DR.Amir Machmud, SE, M.Si.

3. Navik Istikomah, SE.M.Si.

5. Pembimbing : 1. DR.Amir Machmud, SE, M.Si.

(5)

Ummi Khozanah, 2014

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI POLA KONSUMSI DALAM PANDANGAN ISLAM (Survei Pada Pengurus dan Anggota Asbisindo di Jawa Barat)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

MOTO DAN PERSEMBAHAN

Apabila kamu tidak bisa berbuat kebaikan kepada orang lain dengan

kekayaanmu, maka berilah mereka kebaikan dengan wajahmu yang

berseri-seri, disertai akhlak yang baik

(Nabi Muhammad Saw.)

{

Fainna ma’al ‘usri yusro

}

Karena Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan

{

Inna ma’al usri yusro

}

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan

(QS : Al- Inshirah ayat 5-6)

Skripsi ini Ku persembahkan untuk mereka yang terkasih

Ayah dan Ibu tercinta semoga skripsi ini mampu menjadi kado kecil

untukmu

Adik-adik ku yang penuh warna dan seluruh Keluarga Besar

Mereka adalah titipan Allah yang paling indah

Semoga Allah selalu memberkahi langkah kita semua

(6)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI POLA KONSUMSI MASYARAKAT DALAM PANDANGAN ISLAM

(Survei Pada Pengurus Dan Anggota Asbisindo di Jawa Barat)

Oleh ; UMMI KHOZANAH

0906670

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

© UMMI KHOZANAH Universitas Pendidikan Indonesia

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(7)

Ummi Khozanah, 2014

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI POLA KONSUMSI DALAM PANDANGAN ISLAM (Survei Pada Pengurus dan Anggota Asbisindo di Jawa Barat)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu i ABSTRAK

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI POLA KONSUMSI

DALAM PANDANGAN ISLAM

(Survei Pada Pengurus dan Anggota Asbisindo di Jawa Barat)

Dibawah bimbingan Dr.Amir Machmud, SE.MSi.

Oleh

Ummi Khozanah 0906670

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pola konsumsi dalam pandangan islam, adapun yang menjadi objek dalam penelitian ini yaitu Pengurus dan anggota Asbisindo di jawa Barat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei eksplanatori dengan menggunakan angket sebagai alat pengumpulan data,data yang telah terkumpul kemudian dianalisis dengan item skor dan teknik analisis data dengan menggunakan analisis regresi liniear berganda.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa Faktor-faktor yang mempengaruhi pola konsumsi dalam pandangan islam menurut Al-Ghazali adalah 1). Aql 2) Qalb dan 3) Nafs, ketiga faktor tersebut secara signifikan mempengaruhi pola konsumsi masyarakat.

Hasil penelitian secara simultan menunjukan bahwa Aql, Qalb dan Nafs mempengaruhi pola konsumsi Pengurus dan Anggota Asbisindo di Jawa Barat secara signifikan, dan berdasarkan penelitian secara parsial diperoleh hasil bahwa Aql, Qalb dan Nafs berpengaruh positif terhadap pola konsumsi Pengurus dan Anggota Asbisindo di Jawa Barat.

(8)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iv

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR TABEL ...ix

DAFTAR GAMBAR ... x

BAB I PENDAHULULAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Identifikasi Masalah dan Rumusan Penelitian ... 7

1.3. Tujuan Penelitian ... 7

1.4. Manfaat Penelitian... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS ... 8

2.1 Kajian Pustaka ... 8

2.1.1 Konsumsi dalam Al-Quran dan Hadits ... 8

2.1.2 Konsep Kebutuhan Dalam Pandangan Imam Al-Ghazali... 13

2.1.3 Konsep Konsumsi Menurut Imam Al-Ghazali ... 17

2.1.4 Faktor yang Mempengaruhi Konsumsi Al-Ghazali ... 29

2.1.5 Aql ( Rasionalitas )... 38

2.1.6 Qalb (Rasa / Kendali Rasa) ... 40

2.1.7 Nafs ( sifat /Pengendalian Nafsu ) ... 42

2.2 Kerangka Pemikiran ... 45

2.3 Hipotesis ... 47

BAB III METODE PENELITIAN... 48

3.1 Objek Penelitian ... 48

3.2 Metode Penelitian... 48

3.3 Populasi dan Sampel ... 48

(9)

vii

Ummi Khozanah, 2014

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI POLA KONSUMSI DALAM PANDANGAN ISLAM (Survei Pada Pengurus dan Anggota Asbisindo di Jawa Barat)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.3.2 Sampel ... 49

3.4 Operasional Variabel ... 51

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 53

3.6 Instrumen Penelitian ... 54

3.6.1 Uji Validitas ... 55

3.6.2 Uji Reliabilitas ... 56

3.7 Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... 57

3.7.1 Teknik Analisis Data ... 57

3.7.2 Pengujian Hipotesis ... 62

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 65

4.1. Deskripsi Objek Penelitian ... 65

4.2. Profil Responden ... 67

4.2.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 67

4.2.2. Karakteristik Responden berdasarkan Usia ... 68

4.2.3. Karakteristik Responden berdasarkan Status Perkawinan ... 69

4.2.4. Karakteristik Responden berdasarkan tempat tinggal ... 70

4.2.5. Karakteristik Responden berdasarkan Pendapatan ... 71

4.2.6. Karakteristik Responden berdasarkan Pengeluaran perbulan ... 72

4.2.7. Karakter Responden Berdasarkan Jenis Kebutuhan ... 74

4.2.8. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Kecukupan Pendapatan. . 75

4.2.9. Karakteristik Responden Berdasarkan Alokasi Pengeluaran ... 76

4.3. Gambaran Umum Variabel Penelitian ... 77

4.4. Hasil Analisis Instrumen penelitian ... 84

4.4.1 Uji Validitas ... 84

4.4.2 Uji Realibilitas ... 85

4.4.3 Pengujian Model Penelitian ... 86

4.5. Uji Normalitas ... 88

4.6. Uji Multikoliniear... 90

4.7. Pengujian Hipotesis ... 91

4.7.1 Pengujian Koefisien Regresi Secara Parsial ( Uji t) ... 91

(10)

4.8. Pembahasan Hasil Penelitian ... 94

4.8.1 Pengaruh Aql Terhadap Pola Konsumsi ... 94

4.8.2 Pengaruh Qalb Terhadap Pola Konsumsi ... 95

4.8.3 Pengaruh Nafs Terhadap Pola Konsumsi ... 96

4.9. Implikasi Pendidikan ... 97

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 100

5.1 Kesimpulan ... 100

5.2 Saran………. ... 101

DAFTAR PUSTAKA... 102

DAFTAR LAMPIRAN ... cx

(11)

Ummi Khozanah, 2014

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI POLA KONSUMSI DALAM PANDANGAN ISLAM (Survei Pada Pengurus dan Anggota Asbisindo di Jawa Barat)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1 BAB I

PENDAHULULAN

1.1. Latar Belakang

Manusia sebagai makhluk individu dan sosial mempunyai kebutuhan

yang tidak terbatas, baik dalam jumlah maupun jenisnya. Untuk

memperoleh berbagai kebutuhan tersebut seseorang memerlukan

pengeluaran untuk konsumsi. Konsumsi merupakan hal yang mutlak

diperlukan oleh setiap orang untuk bertahan hidup. Dari semua

pengeluaran yang dilakukan tersebut sekurang-kurangnya dapat memenuhi

tingkat kebutuhan minimum yang diperlukan. Karena dalam ilmu

ekonomi kovensional manusia akan selalu merasa kurang puas dengan

berbagai kebutuhan yang telah dipenuhinya, sehingga dapat dikatakan

bahwa kebutuhan manusia tidak terbatas, bertolak belakang dengan alat

pemuas kebutuhan manusia yang terbatas atau langka. Kelangkaan

sumberdaya sebagai alat pemuas kebutuhan tersebut mengakibatkan

manusia harus melakukan pengorbanan untuk mendapatkannya, mereka

harus melakukan pilihan dan harus mengorbankan komoditas lain untuk

mendapatkan komoditas tertentu. Dalam menanggapi kelangkaan ini

manusia harus bisa mengalokasikan sumberdaya yang ada untuk

kelangsungan hidupnya dikemudian hari, demikian merupakan pandangan

konvensional dalam menanggapi masalah kebutuhan hidup manusia.

Berbeda dengan pandangan konvensional, dalam ekonomi islam

pertimbangan untuk mengkonsumsi barang atau jasa harus bertumpu pada

prinsip-prinsip syariah, dalam hal ini harus memperhatikan hak-hak fakir

miskin. Konsumsi adalah fitrah manusia yang merupakan sebuah

kebutuhan darurat yang tidak dapat dipisahkan dari diri manusia karena

konsumsi adalah bagian dari usaha manusia untuk terus dapat

mempertahankan hidupnya sebagai khalifah Allah di dunia. Konsumsi

(12)

diniatkan mendapatkan keridhaan-Nya. Konsumsi yang dilakukan adalah

untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT dan kebaikan, bukan

hanya kepada dirinya tetapi juga kepada masyarakat yang lain.

Fenomena yang terjadi saat ini adalah bergesernya pola konsumsi

masyarakat, dewasa ini masyarakat menggunakan uang yang dimiliki guna

memenuhi keinginan yang sifatnya tidak terbatas, membelanjakan barang

dan jasa yang memang dikatakan bukan barang kebutuhan pokok,

membeli barang yang sebenarnya telah dimiliki namun karena

perkembangan mode yang diikuti menyebabkan masyarakat

mengkonsumsi barang- barang secara berlebihan, hal ini tentu tidak sesuai

degan prinsip konsumsi secara syariah, membeli tidak lagi dilakukan

karena produk tersebut memang dibutuhkan, namun membeli dilakukan

karena alasan-alasan lain seperti sekadar mengikuti mode, hanya ingin

mendapatkan pengakuan dari masyarakat sekitarnya, hal ini tentu bertolak

belakang dengan prinsip konsumsi secara syariah.

Berdasarkan hasil pra penelitian yang disebarkan kepada 25

responden diketahui pola konsumsi masyarakat saat ini adalah sebagai

berikut,

Tabel 1.1

Pola Konsumsi Masyarakat

Jenis Pengeluaran Jumlah Anggaran Rata-Rata Makan dan Minum Rp. 12.125.000 Rp. 485.000

Kebutuhan Kesenangan Rp. 6.470.000 Rp. 258.800

Kebutuhan Pendidikan Rp. 3.575.000 Rp. 143.000

Tabungan Rp 2.885.000 Rp. 115.400

Sedekah / infak Rp. 1.100.000 Rp. 44.000

Total Rp. 26. 155. 000 Rp. 1.046.200

(13)

3

Ummi Khozanah, 2014

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI POLA KONSUMSI DALAM PANDANGAN ISLAM (Survei Pada Pengurus dan Anggota Asbisindo di Jawa Barat)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dari tabel 1.1 dapat dijelaskan bahwa kebutuhan akan makan dan

minum masih merupakan kebutuhan utama sehingga nilainya akan lebih

besar jika dibandingkan kebutuhan yang lain, selanjutnya yaitu kebutuhan

akan kesenangan, kebutuhan kesenangan ini adalah kebutuhan non pangan

yang didalamnya terdapat kebutuhan akan membeli barang-barang

sifatnya sekunder dan kebutuhan akan aktualisasi diri terhadap

lingkungan, jika dilihat kebutuhan ini nilainya lebih besar jika

dibandingkan dengan kebutuhan untuk pendidikan, menabung atau

berjaga-jaga untuk masa yang akan datang, dan jauh pula nilainya dengan

menyisihkan uangnya untuk berbagai terhadap sesama atau sedekah untuk

orang yang membutuhkan. Padahal diketahui dalam hadis disebutkan

bahwa sebagian dari pendapatan yang diterima oleh seseorang ada hak dari

fakir miskin dan anak yatim, dan itu hukumnya wajib untuk dikeluarkan,

namun ternyata pergeseran pola konsumsi saat ini menyebabkan tujuan

seseorang untuk berkonsumsi tidak lagi didasarkan atas kebutuhan untuk

meningkatkan ibadah kepada Allah SWT, pola konsumsi seperti ini akan

menyebabkan pola yang nantinya bermuara pada perilaku konsumtif

seseorang, berlebihan dalam menggunakan pendapatannya.

Sumber : data diolah dari hasil pra penelitian (angket)

Gambar 1.1

(14)

Dari gambar tersebut dapat dilihat presentasi dari kebutuhan akan

pangan mencapai 46 %, kebutuhan akan kesenangan sebesar 25 %,

kebutuhan akan pendidikan sebesar 14 % kebutuhan akan menabung dan

berjaga-jaga sebesar 11% dan menyisihkan sebagian rezekinya untuk

sedekah dan infak sebesar 4 % saja.

Disadari atau tidak sesungguhnya pola konsumsi dan gaya hidup

seseorang cenderung merugikan diri sendiri, dimulai dari pemenuhan

kebutuhan pokok (primer) seperti makan, minum, sandang dan papan,

keseluruhannya mengandung bahan-bahan yang harus diimpor dengan

mengabaikan sumber-sumber yang sesungguhnya dapat dipenuhi dari

dalam negeri. Banyak barang-barang tertentu yang semestinya belum

layak dikonsumsi oleh bangsa ini, telah diperkenalkan dan kemudian

menjadi mode yang ditiru sehingga meningkatkan impor akan barang

tersebut, belum ditambah dengan barang-barang mewah yang beredar

mulai dari alat-alat kecantikan sampai kepada mobil-mobil mewah,

padahal pola hidup seperti ini hanya akan memperburuk neraca transaksi

berjalan karena meningkatkan impor barang tersebut sehingga menguras

devisa dan pada gilirannya akan menekan nilai tukar mata uang dalam

negeri.

Islam memberikan arahan yang sangat indah dengan

memperkenalkan konsep israf (berlebih-lebih) dalam membelanjakan

harta dan tabzir. Islam memperingatkan agen ekonomi agar jangan sampai

terlena dalam berlomba-lomba mencari harta (at-takaatsur). Islam

membentuk jiwa dan pribadi yang beriman, bertaqwa, bersyukur dan

menerima. Pola hidup konsumtive seperti di atas tidak pantas dan tidak

selayaknya dilakukan oleh pribadi yang beriman dan bertaqwa.

Satu-satunya gaya hidup yang cocok adalah simple living ( hidup sederhana)

dalam pengertian yang benar secara syar’i.

Dalam ekonomi islam dikemukakan bahwa sebenarnya alat pemuas

(15)

5

Ummi Khozanah, 2014

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI POLA KONSUMSI DALAM PANDANGAN ISLAM (Survei Pada Pengurus dan Anggota Asbisindo di Jawa Barat)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kehidupan manusia dengan begitu beragam sehingga tidak ada alasan

bahwa sumberdaya yang tersedia di muka bumi ini terbatas. Namun yang

menjadi masalah adalah bagaimana seseorang mampu mengalokasikan

dengan seefisien mungkin sumberdaya yang telah Allah berikan.

Gaya hidup masyarakat Indonesia saat ini sudah mengikuti gaya

hidup negara-negara maju, gaya hidup yang hedonis menyebabkan

masyarakat berperilaku konsumtif, gaya hidup yang konsumtif ini

didukung pula dengan semakin berkembangnya tempat rekreasi, wisata

kuliner dan tempat perbelanjaan yang menjamur di lingkungan sekitar,

sebagai masyarakata yang berada di negara dengan mayoritas penduduk

islam, harus mampu membentengi diri agar tidak terbawa oleh lingkungan

yang mengarah pada pola perilaku yang konsumtif.

Sebagai salah satu negara dengan penduduk muslim terbesar didunia

harusnya Indonesia mampu menjadikan masyarakatnya berperilaku sesuai

dengan prinsip-prinsip syariah, karena dengan jumlah penduduk muslim

yang besar ini akan lebih mudah dalam menjalankan dan mengamalkan

nilai-nilai islam, lingkungan yang islami mampu membentengi seseorang

dari perbuatan atau perilaku yang menyimpang dari ajaran.

Asbisindo yang merupakan suatu asosiasi masyarakat yang berada di

lingkungan perbankan syariah di Jawa Barat, lingkungan dapat

membentuk kepribadian dan pola konsumsi seseorang. Lingkungan yang

islami akan membentuk pribadi yang islami pula, masyarakat yang

notabene berada dilingkungan islam akan membawa dirinya mampu

membatasi diri pada hal-hal yang dilarang oleh syariah islam, karena

Konsumsi yang islami selalu berpedoman pada ajaran islam. Di antara

ajaran yang penting berkaitan dengan konsumsi, misalnya perlunya

memperhatikan orang lain. Dalam hadis disampaikan bahwa setiap muslim

wajib membagi, makanan yang telah dimasaknya kepada tetangganya

yang merasakan bau dari makanan tersebut. Selanjutnya juga, diharamkan

bagi seorang Muslim hidup dalam keadaan serba berkelebihan sementara

(16)

lingkungan syariah tentu memiliki pengetahuan nilai-nilai syariah lebih

dalam, ketika nilai-nilai atau prinsip islam telah melekat pada diri

seseorang, seyogyanya dapat membentengi diri dari hal-hal yang dapat

merusak akal sehat, hati dan jiwa manusia karena perbuatan dan perilaku

yang menyimpang atau melanggar nilai-nilai islam, karena dengan akal

yang rasional, hati yang bersih dari perilaku konsumtif dan jiwa yang

bersih dari kehidupan yang bermewah-mewahan akan menjadikan

ketenangan dalam diri manusia, maslahat dalam hidupannya bukan hanya

karena seseorang terpenuhi kebutuhannya pada berbagai tingkatan, namun

karena dalam konsumsi tersebut ada prinsip-prinsip islam yang

dipegangnya sehingga konsumsi bukan hanya bagaimana menghabiskan

sumberdaya atau pendapatan yang dimiliki melainkan bagaimana

mengamalkan bagian dari pendapatan yang diperoleh untuk kepentingan

sosial, karena sebagian pendapatan yang dimiliki tersebut terdapat bagian

orang lain yang harus bahkan wajib hukumnya untuk dikeluarkan, ketika

seseorang telah mampu menyeimbangkan kebutuhan akan duniawi dan

ukhrowi maka seseorang telah mencapai maslahah.

Pencapain mashalahah merupakan tujuan dari syariat islam

(maqashid syariah), yang tentu saja harus menjadi tujuan dari kegiatan

konsumsi itu sendiri. Dalam hal pemenuhan kebutuhan manusia, ada skala

prioritas yang harus diterapkan agar pola konsumsi masyarakat dapat

tersusun dengan baik, dalam konsep syariah pengaturan pola konsumsi

seseorang tidak boleh lepas dari nilai-nilai religius yang menghubungkan

nilai ibadah kepada Allah SWT dan hubungan kepada sesama manusia.

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas penulis

(17)

7

Ummi Khozanah, 2014

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI POLA KONSUMSI DALAM PANDANGAN ISLAM (Survei Pada Pengurus dan Anggota Asbisindo di Jawa Barat)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1.2.Identifikasi Masalah dan Rumusan Penelitian

Berdasarkan uraian pada latar belakang, yang menjadi permasalahan

dalam penelitian ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi pola

konsumsi masyarakat. Pola konsumsi merupakan susunan kebutuhan

seseorang terhadap barang dan jasa yang akan dikonsumsi dalam jangka

waktu tertentu, yang dipenuhi dari pendapatannya. Berdasarkan latar

belakang di atas, maka lingkup permasalahan dalam penelitian ini

dirumuskan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:

1) Apakah Aql berpengaruh terhadap pola konsumsi dalam

pandangan islam ?

2) Apakah Qalb berpengaruh terhadap pola konsumsi dalam

pandangan islam ?

3) Apakah Nafs berpengaruh terhadap pola konsumsi dalam pandangan islam ?

1.3.Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk

mengetahui dan menganalisis hal-hal berikut ini :

1) Pengaruh Aql terhadap pola konsumsi dalam pandangan islam

2) Pengaruh qalb terhadap pola konsumsi dalam pendangan islam

3) Pengaruh nafs terhadap pola konsumsi dalam pandangan islam

1.4. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat peneliti ini adalah sebagai berikut:

1) Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan

sumbangan pemikiran untuk memperkaya khasanah ilmu ekonomi

islam, khususnya terkait dengan pola konsumsi dalam pandangan

islam,

2) Secara praktis diharapkan penelitian ini dapat memberikan gambaran

serta informasi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pola

konsumsi dalam pandangan islam. Juga dapat memberikan masukan

bagaimana mengalokasikan anggarannya untuk memenuhi

(18)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 118), objek penelitian adalah

variabel penelitian, yaitu sesuatu yang merupakan inti dari problematika

penelitian, Penelitian ini mengungkap tentang pola konsumsi Masyarakat

Ekonomi Syariah pada pengurus Asbisindo di Jawa Barat, adapun yang

menjadi variable dari penelitian ini yaitu Aql, Qalb dan Nafs. Dalam

penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah Pengurus Asbisindo yang

berada di Jawa Barat.

3.2 Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan langkah dari prosedur yang akan

dilakukan untuk mengumpulkan data dalam rangka memecahkan masalah

atau menguji hipotesis. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini

adalah metode survey eksplantori ( Eksplanatory method) yaitu suatu metode

penelitian yang bermaksud menjelaskan hubungan antar variable dengan

menggunakan pengujian hipotesis.

Adapun pengertian penelitian survey menurut Masri Singarimbun

(1995:3) adalah penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan

menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpul data yang pokok. Tujuan

dari penelitian explanatory adalah untuk menjelaskan atau menguji hubungan

antar variable yang diteliti.

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

Populasi adalah keselurunhan subjek penelitian Suharsimi Arikunto,

(2006:130). Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah

(19)

49

Ummi Khozanah, 2014

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI POLA KONSUMSI DALAM PANDANGAN ISLAM (Survei Pada Pengurus dan Anggota Asbisindo di Jawa Barat)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

terdiri dari 28 anggota yang merupakan pimpinan pada masing-masing

perbankan syariah di jawa barat.

3.3.2 Sampel

Menurut suharsimi Arikunto ( 2006: 131) sampel adalah sebagian atau

wakil populasi yang diteliti. Banyaknya sampel yang akan diteliti menurut

suharsimi arikunto (1998:120) didasarkan atas :

“…pengambilan sampel tergantung setidak-tidaknya dari besarnya : 1) besarnya kemampuan peneliti dari segi waktu, tenaga dan dana.

2) sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap objek karena

menyangkut banyak dan sedikitnya data.

3) Besar kecilnya resiko yang ditanggung. “selanjutnya apabila

populasinya lebih dari 100, maka dapat diambil 10% - 15% atau

20 % - 25 % tergantung kemampuan peneliti.

Dikarenakan responden yang akan diteliti kurang dari 30, maka dalam

penelitian ini penulis menggunakan seluruh responden sebagai sampel jenuh

atau dapat dikatakan sebagai sensus. Adapun anggota pengurus asbisindo

yang berada di jawa barat terdiri dari :

Tabel 3.1

Daftar pengurus dan anggota Asbisindo Jawa Barat

No NAMA INSTANSI ALAMAT INSTANSI

1 Bank Muamalat Indonesia (BMI) Bussines

Area Jawa Barat Jl. Ir. H. Juanda no 98A

2 Bank Muamalat Indonesia , Cabang Bandung

Jl. Buah Batu No. 276 A, Bandung – 40265

3 Bank Muamalat Cabang Bandung Dago Jl. Ir. H. Juanda no 98A

4 Bank Syariah Mandiri, Cabang Bandung-Dago

Jl. Ir. H. Juanda No.24, Bandung – 40132

5 Bank Jabar Banten Syariah Financing

Division, Cabang Pelajar Pejuang BDG Jl. Pelajar Pejuang 45 No. 54, Bandung

6 Bank Jabar Banten Syariah Cabang Utama

Bandung, Cabang Braga – Bandung Jl. Braga no. 135 Bandung

7 Bank BNI Syariah Cabang Bandung Jl. Buah Batu No. 157 C, Bandung – 42065

(20)

9 Bank BRI Syariah, KCP Buah Batu Jl Buah Batu N0. 242 Bandung

10 Bank Syariah Bukopin Jl. LL RE Martadinata No. 142, Bandung – 40113

11 BTN Syariah Cabang Bandung Jl. Cicendo No. 16 Bandung -- 40117 12 Permata Bank Syariah Cabang Bandung Jl Sunda No. 9 Bandung

13 Bank CIMBNiaga Syariah Cabang Bandung

Jl. Gatot Subroto No. 10 , Bandung – 40262

14 Bank BTPN Syariah Jl. Cikapundung Timur No. 1, Bandung

– 40111

15 Bank BII Syariah Jl. Asia Afrika No. 113 Lt 1, Bandung – 40112

16 Bank Victoria Syariah Jl. Gatot Subroto, Bandung 40262 17 Bank Danamon Syariah Jl. Merdeka No. 40 Bandung 40117 18 Panin Bank Syariah Jl. Asia Afrika no. 166-170 Bandung

19 BPRS Amanah Rabbaniah Jl. Raya Timur No. 52 Banjaran, Bandung-40377

20 BPRS Islahul Ummah Jl. Raya Cilember No. 281 Cimahi

21 BPRS Al Ma'some

Gedung Al Ma’some Centre Lt. 2 Jl. Raya Rancaekek No. 1, Km 21 Bandung

22 BPRS Baiturridha Pusaka Jl. Kebon Jukut No. 25-27 Kav. 4 Kec. Sumur, Bandung - Kota Bandung 23 BPRS Harum Hikmah Nugraha Jl. Leles No. 2, Leles, Garut 24 BPRS PNM Mentari Garut Jl. Merdeka No. 54 Garut

25 BPRS Harta Insan Karimah Parahyangan Jl. Percobaan No. 1 Cileunyi Bandung

26 BPRS Cipaganti Jl. Diponegoro No. 21 Bandung

27 BPRS Artha Fisabilillah Jl. Raya Bandung No. 75, Cianjur -43281

28 BPRS Mitra Harmoni, Bandung Jl. Soekarno HattaNo. 542, Bandung – 40264

Sumber : Data primer dokumentasi Asbisindo

3.4Operasional Variabel

Untuk menguji hipotesis yang diajukan, dalam penelitian ini terlebih

dahulu setiap variabel didefinisikan, kemudian dijabarkan melalui

(21)

51

Ummi Khozanah, 2014

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI POLA KONSUMSI DALAM PANDANGAN ISLAM (Survei Pada Pengurus dan Anggota Asbisindo di Jawa Barat)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penelitian dapat diketahui secara jelas. Operasionalisasi variabel penelitian

secara rinci diuraikan pada Tabel 3.1

Tabel 3.2 Operasional Variabel

Konsep Variabel Operasional

Variabel/Indikator

(Rasionalitas) Aql merujuk pada Rasionalitas dalam membelanjakan

pendapatannya agar tidak berlebihan dan bermewah-mewahan . Adapun indikator dari Rasionalitas (Aql) menurut M.Muflih(2006:53 ) adalah :

 Berkonsumsi dengan berdasarkan etika islam  Logis dan analitis  Adil

 Tidak

bermewah-mewahan dan Sederhana dalam berkonsumsi  Menggunakan Preferensi /

skala prioritas dalam

5) aspek mashlahat dan mudhorot dalam 57) Qalb menunjukan pada Rasa, kendali rasa/ kontrol perilaku ) Manusia Sebab, dengan demikian dia akan

Data diperoleh dari responden mengenai:

(22)

Qalbu merupakan tetapi termasuk pula ke pentingan sosial. Adapaun qalbu dapat dipengaruhi oleh

 keimanan seseorang yang dilihat dari gaya hidup, selera perilaku  ihsan kepada Allah  ihsan kepada sesama

manusia

 memperhatikan prinsip-prinsip konsumsi islam

2) hak-hak fakir miskin dalam pendapatan

7) Kedudukan harta di dunia hal ini adalah, Sifat

seseorang yang mampu menahan diri dari nafsu yang bersifat negatif yang

menjadikan seseorang bersifat konsumtif. Adapun yang menjadi indikator dari Nafs adalah :

 Sifat seseorang dalam mengkonsumsi barang/jasa

 Waktu dan tempat dalam berkonsumsi

 Niat dan tindakan dalam berkonsumsi 4) Bagaimana dalam

membelanjakan hartanya?

(23)

53

Ummi Khozanah, 2014

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI POLA KONSUMSI DALAM PANDANGAN ISLAM (Survei Pada Pengurus dan Anggota Asbisindo di Jawa Barat)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Masyarakat

Konsumsi sangat dipengaruhi oleh 1. sikap dan perilaku

individu mengenai 2. kehalalan barang yang

akan dikonsumsi 3. skala prioritas dalam

berkonsumsi

4. Pencapain mashlahah dalam berkonsumsi 5. pemeliharaan lima

tujuan dasar (1) agama (2) hidup / jiwa (3) keluarga atau keturunan (4) harta atau kekayaan Dan (5) akal

mengenai:

Pola konsumsi yang sesuai dengan syariat islam yang mencakup: 1) konsumsi syariah

mengutamakan

3) alokasi konsumsi sosial

4) skala prioritas dalam berkonsumsi denga tingkatan daruriyat, hajiyat dan tahsiniyat

3.5Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik dalam pengumpulan data ini adalah sebagai berikut:

a. Studi literature

Yaitu suatu studi atau teknik pengumpulan data sengan cara

mengumpulkan, memperoleh data-data dari buku-buku, laporan,

majalah dan media cetak lainnya yang berhubungan dengan konsep dan

permasalahan yang diteliti.

b. Angket

Yaitu pengumpulan data yang dilakukan melalui penggunaan daftar

pertanyaan yang telah disusun dan disebar kepada responden agar

diperoleh data yang dibutuhkan.

c. Wawancara, komunikasi langsung dengan para pengurus dan anggota

(24)

3.6 Instrumen Penelitian

Instrument penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket

tentang aql, nafs, qalb dan pola konsumsi.

Skala yang digunakan dalam instrumen penelitian ini adalah skala likert.

Skala likert yaitu suatu skala yang terdiri dari sejumlah pertanyaan atau

pernyataan yang semuanya menunjukan sikap terhadap setiap jawaban.

Adapun ketentuan skala jawaban sebagai berikut :

Sangat Setuju : 5

Setuju : 4

Kurang Setuju : 3

Tidak Setuju : 2

Sangat Tidak Setuju : 1

Adapun langkah-langkah penyusunan angket adalah sebagai berikut :

1) Menentukan tujuan pembuatan angket yaitu mengetahui pengaruh aql, nafs

dan qalb terhadap pola konsumsi pengurus Asbisindo di Jawa Barat

2) Menjadikan objek yang menjadi responden yaitu pengurus Asbisindo di

Jawa Barat

3) Menyusun pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh responden.

4) Memperbanyak angket.

5) Menyebarkan angket.

6) Mengelola dan menganalisis hasil angket.

Skor yang diperoleh dalam penelitian ini mempunyai tingkat pengukuran

ordinal, maka sebelum di analisis,variabel variabel penelitian ini

ditransformasikan dari skala ordinal menjadi skala interval dengan

menggunakan Methode succesive interval dengan langkah-langkah sebagai

berikut :

 Perhatikan setiap butir jawaban responden dari angket yang disebarkan

(25)

55

Ummi Khozanah, 2014

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI POLA KONSUMSI DALAM PANDANGAN ISLAM (Survei Pada Pengurus dan Anggota Asbisindo di Jawa Barat)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

 Tentukan proporsi kumulatif (PK) dengan cara menjumlah antara proporsi yang ada dengan proporsi sebelumnya.

 Dengan menggunakan tabel distribusi normal baku, tentukan nilai Z untuk setiap kategori.

 Tentukan nilai densitas untuk setiap nilai Z yang diperoleh dengan menggunakan tabel ordinat distribusi normal.

Hitung SV (Scale of Value = nilai skala) dengan rumus sebagai berikut:

SV = (Density of Lower Limit) – (Density at Upper Limit)

(Area Bellow Upper Limit) – (Area Bellow Lower Limit)

Tentukan nilai transformasi dengan menggunakan rumus: Y = SV + (1+ |SV min|)

Dimana nilai k = 1 + |SV min|

Selain itu, untuk mengolah data dari ordinal ke interval dengan

menggunakan Methods of Succesive Interval (MSI) juga dapat digunakan

dengan menggunakan program Succ97.

Selanjutnya agar hasil penelitian tidak bias dan diragukan

kebenarannya maka alat ukur tersebut harus valid dan reliabel. Untuk itulah

terhadap angket yang diberikan kepada responden dilakukan 2 (dua)

macam tes, yaitu tes validitas dan tes reliabilitas.

3.6.1 Uji Validitas

Suatu tes dikatakan memiliki validitas tinggi apabila tes tersebut

menjalankan fungsi ukurnya atau memberikan hasil dengan maksud

digunakannya tes tersebut. Dalam uji validitas ini digunakan teknik korelasi

Product Moment dengan rumus :

(26)

Dengan menggunakan taraf signifikan

= 0,05 koefisien korelasi

yang diperoleh dari hasil perhitungan dibandingkan dengan nilai dari tabel

korelasi nilai r dengan derajat kebebasan (n-2), dimana n menyatakan jumlah

banyaknya responden.

Jika r hitung > r 0,05 dikatakan valid, sebaliknya jika r hitung  r 0,05 tidak

valid.

Jika instrumen itu valid, maka dilihat kriteria penafsiran mengenai

indeks korelasinya, (Riduwan, 2008: 217).

Antara 0,800 – 1,000 : sangat tinggi

Tes reliabilitas adalah tes yang digunakan dalam penelitian untuk

mengetahui apakah alat pengumpul data yang digunakan menunjukan tingkat

ketepatan, tingkat keakuratan, kestabilan, dan konsistensi dalam

mengungkapkan gejala dari sekelompok individu walaupun dilaksanakan

pada waktu yang berbeda.

Untuk menghitung uji reliabilitas, penelitian ini menggunakan rumus

alpha dari Cronbach sebagaimana berikut:

Dimana; r11 = reliabilitas instrumen

k = banyak butir pernyataan atau banyaknya soal n2 = Jumlah varians butir

(27)

57

Ummi Khozanah, 2014

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI POLA KONSUMSI DALAM PANDANGAN ISLAM (Survei Pada Pengurus dan Anggota Asbisindo di Jawa Barat)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Y = β0 + β1X1+ β2X2+ β3X3 + e

Kriteria pengujiannya adalah jika r hitung lebih besar dari r tabel

dengan taraf signifikansi pada

= 0,05, maka instrumen tersebut adalah

reliabel, sebaliknya jika r hitung lebih kecil dari r tabel maka instrument

tidak reliabel.

3.7Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis 3.7.1 Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini, data akan dianalisis dengan menggunakan

analisis regresi liniear berganda (multiple linear regression method).

Tujuannya untuk mengetahui variabel-variabel yang dapat mempengaruhi

pola konsumsi.

Alat bantu analisis yang digunakan yaitu dengan menggunakan

program komputer SPSS versi 16. Tujuan Analisis Regresi Linier Berganda

adalah untuk mempelajari bagaimana eratnya pengaruh antara satu atau

beberapa variabel bebas dengan satu variabel terikat.

Dalam penelitian ini akan dilakukan pemilihan model fungsi regresi.

Apakah akan menggunakan regresi model linier atau model log-linier. Dalam

penelitian ini digunakan metode Mackinnon, White dan Davidson (metode

MWD) untuk memilih model yang paling cocok.

Model analisa data yang digunakan untuk mengetahui pengaruh antara

variabel bebas terhadap variabel terikat dan untuk menguji kebenaran dari

dugaan sementara digunakan model Persamaan Regresi Linier Ganda, sebagai

berikut:

Dimana :

Y = Pola Konsumsi β0 = konstanta regresi β1 = koefisien regresi X1 β2 = koefisien regresi X2

(28)

3.7.1.1 Uji Asumsi Klasik 1. Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas adalah situasi di mana terdapat korelasi variabel

bebas antara satu variabel dengan yang lainnya. Dalam hal ini dapat

disebut variabel-variabel tidak ortogonal. Variabel yang bersifat

ortogonal adalah variabel yang nilai korelasi antara sesamanya sama

dengan nol. Ada beberapa cara untuk medeteksi keberadaan

Multikolinearitas dalam model regresi OLS (Gujarati, 2001:166), yaitu:

1) Mendeteksi nilai koefisien determinasi (R2) dan nilai thitung. Jika R2

tinggi (biasanya berkisar 0,7 – 1,0) tetapi sangat sedikit koefisien

regresi yang signifikan secara statistik, maka kemungkinan ada

gejala multikolinieritas.

2) Melakukan uji kolerasi derajat nol. Apabila koefisien korelasinya

tinggi, perlu dicurigai adanya masalah multikolinieritas. Akan tetapi

tingginya koefisien korelasi tersebut tidak menjamin terjadi

multikolinieritas.

3) Menguji korelasi antar sesama variabel bebas dengan cara meregresi

setiap Xi terhadap X lainnya. Dari regresi tersebut, kita dapatkan R2

dan F. Jika nilai Fhitung melebihi nilai kritis Ftabel pada tingkat derajat

kepercayaan tertentu, maka terdapat multikolinieritas variabel bebas.

4) Regresi Auxiliary. Kita menguji multikolinearitas hanya dengan

melihat hubungan secara individual antara satu variabel independen

dengan satu variabel independen lainnya.

5) Variance inflation factor dan tolerance.

Dalam penelitian ini akan mendeteksi ada atau tidaknya multiko

dengan uji derajat nol atau melihat korelasi parsial antar variabel

independen. Sebagai aturan main yang kasar (rule of thumb), jika

koefisien korelasi cukup tinggi katakanlah diatas 0,85 maka kita duga

(29)

59

Ummi Khozanah, 2014

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI POLA KONSUMSI DALAM PANDANGAN ISLAM (Survei Pada Pengurus dan Anggota Asbisindo di Jawa Barat)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

relatif rendah maka kita duga model tidak mengandung unsur

multikolinieritas (Agus widarjono, 2005:135).

Apabila terjadi Multikolinearitas menurut Yana Rohmana (2010:

149-154) disarankan untuk mengatasinya dapat dilakukan dengan cara

sebagai berikut :

1) Tanpa ada perbaikan

2) Dengan perbaikan:

o Adanya informasi sebelumnya (informasi apriori). o Menghilangkan salah satu variabel independen.

o Menggabungkan data Cross-Section dan data Time Series. o Transformasi variabel.

o Penambahan Data.

2. Heteroskedastisitas (Heteroskedasticity)

Salah satu asumsi pokok dalam model regresi linier klasik adalah

bahwa varian-varian setiap disturbance term yang dibatasi oleh nilai

tertentu mengenai variable-variabel bebas adalah berbentuk suatu nilai konstan yang sama dengan δ2

. inilah yang disebut sebagai asumsi

heterokedastisitas (Gujarati, 2001:177).

Heteroskedastisitas berarti setiap varian disturbance term yang

dibatasi oleh nilai tertentu mengenai variabel-variabel bebas adalah

berbentuk suatu nilai konstan yang sama dengan �2 atau varian yang

sama. Uji heteroskedasitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain. Jika varian residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain tetap, maka disebut homokesdasitas dan jika

berbeda disebut heteroskedasitas. Keadaan heteroskedastis tersebut dapat

terjadi karena beberapa sebab, antara lain :

(30)

 Sifat data yang digunakan dalam analisis. Pada penelitian dengan menggunakan data runtun waktu, kemungkinan asumsi itu mungkin

benar.

Ada beberapa cara yang bisa ditempuh untuk mengetahui adanya

heteroskedastisitas (Agus Widarjono, 2005:147-161), yaitu sebagai

berikut:

1) Metode grafik, kriteria yang digunakan dalam metode ini adalah :  Jika grafik mengikuti pola tertentu misal linier, kuadratik atau

hubungan lain berarti pada model tersebut terjadi

heteroskedastisitas.

 Jika pada grafik plot tidak mengikuti pola atau aturan tertentu maka pada model tersebut tidak terjadi heteroskedastisitas.

2) Uji Park (Park test), yakni menggunakan grafik yang menggambarkan

keterkaitan nilai-nilai variabel bebas (misalkan X1) dengan nilai-nilai

taksiran variabel pengganggu yang dikuadratkan (^u2).

3) Uji Glejser (Glejser test), yakni dengan cara meregres nilai taksiran

Koefisien korelasi rank spearman tersebut dapat digunakan untuk

mendeteksi heteroskedastisitas berdasarkan rumusan berikut :

(31)

61

Ummi Khozanah, 2014

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI POLA KONSUMSI DALAM PANDANGAN ISLAM (Survei Pada Pengurus dan Anggota Asbisindo di Jawa Barat)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

meregresi residual kuadrat dengan variabel bebas, variabel bebas kuadrat dan perkalian variabel bebas. Ini dilakukan dengan membandingkan χ2

hitung dan χ2

tabel, apabila χ2hitung > χ2tabel maka hipotesis yang mengatakan bahwa terjadi heterokedasitas diterima, dan sebaliknya apabila χ2

hitung < χ2tabel

maka hipotesis yang mengatakan bahwa terjadi heterokedasitas ditolak.

Dalam metode White selain menggunakan nilai χ2hitung, untuk memutuskan

apakah data terkena heteroskedasitas, dapat digunakan nilai probabilitas

Chi Squares yang merupakan nilai probabilitas uji White. Jika probabilitas Chi Squares < α, berarti Ho ditolak jika probabilitas Chi Squares > α, berarti Ho diterima.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan Uji White dengan

bantuan Software Eviews. Dilakukan pengujian dengan menggunakan

White Heteroscedasticity Test yaitu dengan cara meregresi residual

kuadrat dengan variabel bebas, variabel bebas kuadrat dan perkalian

variabel bebas.

3. Autokorelasi (autocorrelation)

Secara harfiah, autokorelasi berarti adanya korelasi antara anggota

observasi satu dengan observasi lain yang berlainan waktu. Dalam

kaitannya dengan asumsi metode OLS, autokorelasi merupakan korelasi

antara satu residual dengan residual yang lain. Sedangkan salah satu

asumsi penting metode OLS berkaitan dengan residual adalah tidak

adanya hubungan antara residual satu dengan residual yang lain (Agus

Widarjono, 2005:177).

Akibat adanya autokorelasi adalah:

 Varian sampel tidak dapat menggambarkan varian populasi.

 Model regresi yang dihasilkan tidak dapat dipergunakan untuk menduga nilai variabel terikat dari nilai variabel bebas tertentu.  Varian dari koefisiennya menjadi tidak minim lagi (tidak efisien),

sehingga koesisien estimasi yang diperoleh kurang akurat.

(32)

Adapun cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi

pada model regresi, pada penelitian ini pengujian asumsi autokorelasi

dapat diuji melalui beberapa cara di bawah ini:

1) Graphical method, metode grafik yang memperlihatkan hubungan

residual dengan trend waktu.

2) Runs test, uji loncatan atau uji Geary (geary test).

3) Uji Breusch-Pagan-Godfrey untuk korelasi berordo tinggi

4) Uji d Watson, yaitu membandingkan nilai statistik

Durbin-Watson hitung dengan Durbin-Durbin-Watson tabel.

5) Nilai Durbin-Watson menunjukkan ada tidaknya autokorelasi baik

positif maupun negatif, jika digambarkan akan terlihat seperti pada

gambar

3.7.2 Pengujian Hipotesis

1. Pengujian Secara Parsial (Uji t )

Pengujian ini dilakukan untuk menguji hipotesis:

Ho : masing- masing variabel Xi secara parsial tidak berpengaruh

terhadap variabel Y, dimana i = X1, X2, X3.

Hi : masing-masing variabel Xi secara parsial berpengaruh terhadap

variabel Y, dimana i = X1, X2, X3.

Untuk menguji rumusan hipotesis diatas digunakan uji t dengan

rumus:

t = Se

; i = X

1, X2, X3.

Kaidah keputusan:

(33)

63

Ummi Khozanah, 2014

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI POLA KONSUMSI DALAM PANDANGAN ISLAM (Survei Pada Pengurus dan Anggota Asbisindo di Jawa Barat)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Pengujian Secara Serempak (Uji F )

Pengujian ini dilakukan untuk menguji rumusan hipotesis:

Ho : semua variabel xi secara bersama-sama tidak berpengaruh i terhadap

Y, dimana i = X1, X2, X3.

Hi : semua variabel xi secara bersama-sama berpengaruh i terhadap Y,

dimana i = X1, X2, X3.

3. Koefisien Determinasi

Menurut Gujarati (2001:98) dijelaskan bahwa koefisien

determinasi (R2) yaitu angka yang menunjukkan besarnya derajat

kemampuan menerangkan variabel bebas terhadap variabel terikat dari

fungsi tersebut. Koefisien determinasi sebagai alat ukur kebaikan dari

persamaan regresi yaitu memberikan proporsi atau presentase variasi total

dalam variabel tidak bebas Y yang dijelaskan oleh variabel bebas X.

Pengujian ini dilakukan untuk mengukur sejauh mana perubahan

variabel terikat dijelaskan oleh variabel bebasnya, untuk menguji hal ini

digunakan rumus koefisien determinasi sebagai berikut:

(34)

 Jika R2 semakin mendekati angka 1, maka hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat semakin erat/dekat, atau dengan kata lain model tersebut dapat dinilai baik.

 Jika R2 semakin menjauhi angka 1, maka hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat jauh/tidak erat, atau dengan kata lain

(35)

Ummi Khozanah, 2014

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI POLA KONSUMSI DALAM PANDANGAN ISLAM (Survei Pada Pengurus dan Anggota Asbisindo di Jawa Barat)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 100

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dari hasil pembahasan

mengenai faktor- faktor yang mempengaruhi pola konsumsi dalam pandangan

islam pada Pengurus dan anggota Asbisindo, dapat disimpulkan bahwa:

1. Aql/ rasionalitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap pola konsumsi

pengurus Asbisindo, artinya semakin tinggi Aql/ rasionalitas seseorang maka

akan semakin tinggi pula pola konsumsi yang sesuai dengan syariat islam,

2. Qalb /Kendali Rasa berpengaruh positif dan signifikan terhadap pola

konsumsi pengurus Asbisindo. Artinya semakin tinggi Qalb/ kendali rasa

seseorang berkonsumsi untuk kepentingan pribadi semata dan

menyeimbangkannya dengan konsumsi sosial melalui infak, sedekah dan

zakat maka pola konsumsi yang diterapkan semakin tinggi puladan mengarah

pada pola konsumsi yang diajarkan dalam Alquran dan sesuai dengan syariat

islam,

3. Nafs / Pengendalian Nafsu berpengaruh positif terhadap pola konsumsi

pengurus Asbisindo. Artinya semakin tinggi pengendalian nafsu

pengurusdan anggota Asbisindo maka akan emakin tinggi pula pola

konsumsi yang sesuai dengan ajaran islam, maka dalam hal ini yang

mengelilingi jiwa manusia adalah nafsu yang muthmainnah atau nafsu yang

positif yang dapat mengendalikan seseorang dari pola konsumsi yang

(36)

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan dan diperoleh kesimpulan,

maka ada beberapa saran yang bisa dilakukan, yaitu sebagai berikut:

1. Membuat skala prioritas antara kebutuhan yang sangat mendesak sampai

kebutuhan yang tidak terlalu mendesak.

2. Berperilaku sederhana dalam konsumsi, karena pola konsumsi yang

sesuai dengan prinsip islam adalah pola konsumsi yang tidak

bermewah-mewahan dan tidak boros. Sesuai dengan Firman Allah dalam surat surat

Al-Israa yang artinya: “Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah

saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.”

3. Selalu tanamkan dalam diri bahwa sesungguhnya harta yang diberikan

oleh Allah hanyalah titipan semata, maka selayaknya harus dijaga

sebagaimana pemiliknya harapkan, agar tidak terlalu terlena dengan

pendapatan yang tinggi. Seperti firman Allah dalam surat

(Al-Munafiqun: 10). “Dan belanjakanlah (dermakanlah) sebagian dari rezeki

yang Kami berikan kepada kamu sebelum kematian datang kepada salah

seorang di antara kamu...”

4. Tidak mudah terpengaruh oleh mode, diskon dan segala bentuk promosi

barang dan jasa yang sebenarnya tidak terlalu mendesak untuk dibeli

yang hanya akan membawa pada perilaku yang konsumtif,

5. Bagi lembaga / fakultas pendidikan ekonomi dan bisnis agar lebih khusus

memberikan mata kuliah tentang pola perilaku konsumsi yang sesuai

dengan prinsip-prinsip islam,

6. Untuk penelitian selanjutnya agar lebih banyak mencari referensi

mengenai teori-teori konsumsi sesuai prinsip islam menurut para ahli

(37)

Ummi Khozanah, 2014

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI POLA KONSUMSI DALAM PANDANGAN ISLAM (Survei Pada Pengurus dan Anggota Asbisindo di Jawa Barat)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 102

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku

Aedy Hasan. (2006). Indahnya Ekonomi Islam.Alfabeta.Bandung

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Damodar,Gujarati. (1978). Ekonometrika Dasar.Jakarta :Erlangga.

Jamalludin, Syaikh As-Qasim. (2010) .Ihya Ulumudin Imam Al-Ghazali.Darul Falah.Bekasi

Karim, Adiwarman. (2012). Ekonomi mikro islam. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta

Karim , Adiwarman.(2006). Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta

Mangkunegara, Anwar Prabu. (2005). Perilaku konsumen. Refika Aditama:Bandung.

Metwally (1995) , Teori dan model ekonomi islam. PT bangkit daya insana.

Muhammad (2004) , Ekonomi Mikro Dalam Perspektif Islam, Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta

Muflih,Muhammad. (2006). Perilaku Konsumen Dalam Perspektif Ekonomi Islam.Rajawali Pers:Jakarta

Qardhawi, Yusuf. Masyarakat Berbasis Syariat Islam.Era Intermedia:Solo

Riduwan. (2004). Dasar-dasar Statistika. Bandung: Alfabeta

Rohmana, Yana. (2010). Ekonometrika Teori dan Aplikasi dengan Eviews.Bandung: Laboratorium Pendidikan Ekonomi dan Koperasi FPEB UPI.

Singarimbun, M. dan Sofyan, E. (1995). Metode Penelitian Survei Edisi Revisi. Yogyakarta: LP3ES.

Sudjana.(2002). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Syafei rahmat. (2001) .fiqih muammalat .pustaka setia. Bandung

(38)

Wiliasih, Ranti. (2008). Jurnal Ekonomi dan Bisnis “Keseimbangan Perilaku Mengkonsusi

Mahasiswa minat studi ekonomi Islam” Volume 5 Nomor 2, Agustus 2008.

Samsinas.( 2009).“Ibnu Khaldun Kajian Tokoh Sejarah Dan Ilmu-Ilmu Sosial” . Jurnal Hunafa, Vol. 6, No.3, Desember 2009:329-346

Membumikan Ekonomi Syari’ah Jurnal Ekonomi..Internet tgl akses 12 september 2009 7:33

AM. Masmiar Net Malang.

Iswadi, Muhammad. (2007).Ekonomi Islam: Kajian dan Model Pendekatan.Mazahib.Vol IV, No.1 2007.http//:Ekonomi Islam.com. Masmiar Net.Malang. Tgl akses 12 september 2009

Anshorullah, Najmudin. (2007). Jurnal Najmu. Sumber:Media Konsumen.Masmiar Net.Malang. Tgl akses 12 september 2009 7:33 AM

Sumber Lain

Abdur Rohman (2012) Konstruksi Teori Konsumsi Al-Ghazali. Disertasi. Tidak diterbitkan

Hikmah Endraswati. 2009.Teori Konsumsi Islam Dalam Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Indonesia. Annual Conference On Islamic Studies (ACIS)

Khofifatu Rohmah Ad.Pengaruh Pengetahuan dasar ekonomi dan latar belakang status social ekonomi orang tua terhadap perilaku konsmtif siswa.Skripsi tidak diterbitkan

Nurul Huda .2010.Prilaku Konsumsi Islami. [online]. tersedia di http://eki-blogger.blogspot.com/2012/09/konsep-konsumsi-dan-perilaku-konsumen.html [16 april 2013]

Sucipto,MA.2007.artikel. Zakat dan Pola Konsumsi Islami. [Online] tersedia juga di http://suciptodjaafar.blogspot.com/2008/05/zakat-dan-pola-konsumsi-islami.html [16 April 2013]

Dzikriyati Kurnia, Aulia. (2010). Teori Konsumsi dalam Ekonomi Mikro (Analisis Kritis dalam Perspektif Ekonomi Islam). Skripsi Pendidikan Ekonomi UIN Malang : Tidak diterbitkan.

(39)

Ummi Khozanah, 2014

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI POLA KONSUMSI DALAM PANDANGAN ISLAM (Survei Pada Pengurus dan Anggota Asbisindo di Jawa Barat)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 104 Al –Quran Surat Al-A’rof ayat 31

Al –Quran Surat Al-Isra ayat 26-27

Al –Quran Surat Al-Baqoroh ayat 168

Al –Quran Surat Al-Baqoroh ayat 173

Al –Quran Surat Al-Fajr ayat 20

Al –Quran Surat Al-maarij ayat 19

Al –Quran Surat Al-Maiada ayat 96

Al –Quran Surat Al-Kahfi ayat 46

Gambar

Tabel 1.1 Pola Konsumsi Masyarakat
Gambar 1.1 Persentasi Pola Konsumsi Masyarakat
Tabel 3.1 Daftar pengurus dan anggota Asbisindo Jawa Barat
Tabel 3.2 Operasional Variabel
+3

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat konsumsi beras, faktor yang paling berpengaruh di Desa Pematang Cengal Kabupaten Langkat

Die Isnawaty : Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsumsi Karyawan PT.. Astra Credit Companies

Penelitian yang berjudul Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Driver GrabCar Di Kecamatan Purbalingga Kabupaten Purbalingga bertujuan untuk menganalisis pola

Skema Kerangka Pemikiran Analisis Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Pola Konsumsi Pangan Rumah Tangga di Desa Kepala Sungai, Kecamatan Secanggang, Kabupaten

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI POLA KONSUMSI PANGAN RUMAH TANGGA NELAYAN (Studi Kasus: Desa Bagan Dalam, Kecamatan Tanjung Tiram, Kabupaten Batu

Untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi daging domba, digunakan variabel terikat jumlah konsumsi daging dombadi Provinsi Sumatera Utara dan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran pola konsumsi adalah pekerjaan, ketersediaan, pengolahan jagung, penanak beras, konsumsi campur, harga

Dimana, dari hasil penelitian tersebut diperoleh kesimpulan bahwa pada konsumsi makanan, uang saku dan tempat tinggal berpengaruh positif dan signifikan dalam mempengaruhi perubahan