DAFTAR ISI
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah... 7
C. Tujuan Penelitian... 8
D. Manfaat Penelitian ... 8
E. Sistematika Penulisan ... 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA,KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kinerja Mengajar Guru dalam Konteks Administrasi Pendidikan ... 11
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian... 61
B. Populasi dan Sampel ... 62
C. Definisi Operasional ... 64
D. Instrumen Penelitian ... 66
E. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... 72
F. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... 75
G. Teknik Analisis Data ... 81
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Data Variabel Supervisi Akademik Kepala Sekolah (X1) ... 94
2. Deskripsi Data Variabel Motivasi Kerja Guru (X2) ... 96
4. Hasil Pengujian Hipotesis ... 99
B. Pembahasan 1. Pengaruh Supervisi Akademik Kepala Sekolah terhadap Kinerja Mengajar Guru Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Sukaresmi Kabupaten Cianjur... 115
2. Pengaruh Motivasi Kerja Guru terhadap Kinerja Mengajar Guru Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Sukaresmi Kabupaten Cianjur ... 120
3. Pengaruh Supervisi Akademik Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja Guru terhadap Kinerja Mengajar Guru Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Sukaresmi Kabupaten Cianjur ... 123
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 127
B. Rekomendasi ... 127
DAFTAR PUSTAKA ... 130
LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 135
DAFTAR TABEL
3.3 Kisi-kisi Instrumen Penelitian Supervisi Akademik Kepala Sekolah ... 67
3.4 Kisi-kisi Instrumen Penelitian Motivasi Kerja Guru ... 69
3.5 Kisi-kisi Instrumen Penelitian Kinerja Mengajar Guru ... 71
3.6 Hasi Uji Validitas Variabel Supervisi Akademik Kepala Sekolah
4.5 Rekapitulasi Hasil Persentase Skor Variabel Penelitian ... 99
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
1.1 Tingkat Kelayakan Mengajar Guru Indonesia... 3
2.1 Tiga Tujuan Supervisi ... 30
2.2 Kerangka Pemikiran ... 55
3.1 Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Dependent Variable : Kinerja Mengajar Guru ... 84
3.2 Scatterplot Linieritas Variabel X1 atas Y ... 88
3.3 Scatterplot Linieritas Variabel X2 atas Y ... 89
4.1 Struktur Pengaruh X1 dan X2 terhadap Y ... 114
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Guru merupakan komponen terpenting dalam sistem pendidikan.
Semua komponen dalam sistem pendidikan, mulai dari kurikulum,
lingkungan, sarana-prasarana pembelajaran, biaya, dan sebagainya
merupakan komponen pelengkap yang dapat berfungsi secara optimal apabila
esensi pembelajaran yaitu interaksi guru dengan peserta didik berkualitas.
Guru berperan penting dalam mentransformasikan input-input
pendidikan dalam upaya pencapaian tujuan sekolah. Banyak ahli pendidikan
menyatakan bahwa di sekolah tidak akan ada perubahan atau peningkatan
kualitas tanpa adanya perubahan dan peningkatan kualitas guru. Seperti yang
dikemukakan Fullan (2001:77) bahwa :
Educational change depends on what teachers do and think -it's as
simple and as complex as that. It would all be so easy if we could legislate changes in thinking. Classroom and schools become effective when (1) quality people are recruited to teaching, and (2) the
workplace is organized to energize teachers and reward
accomplisments. The two are intimately related. Professionally rewarding workplace conditions attract and retain good people.
Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen
menyebutkan bahwa Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini, jalur pendidikan
pula kewajiban guru antara lain merencanakan pembelajaran, melaksanakan
proses pembelajaran, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran,
meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi
secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni.
Dari uraian tersebut diatas, guru dalam kegiatan proses pembelajaran
di sekolah menempati peran dan fungsi yang sangat penting dan tanpa
mengabaikan faktor penunjang yang lain, guru sebagai subyek pendidikan
sangat menentukan keberhasilan pendidikan itu sendiri. Namun dari berbagai
hasil penelitian menunjukkan masih rendahnya peran dan fungsi guru tersebut
dilaksanakan sehingga kinerja sebagian besar guru cenderung tidak
berkembang.
Terkait dengan kondisi tersebut, Sagala (2011:171) memaparkan
bahwa :
Berdasarkan pengamatan dari berbagai penelitian menunjukkan bahwa sebagian guru yang telah lama melaksanakan tugas sebagai pengajar, menganggap pekerjaan mengajar sebagai kegiatan rutinitas. Metode pembelajaran yang digunakan miskin dengan variasi yang dapat mendorong peserta didiknya belajar lebih bergairah. Kondisi seperti ini dapat menyebabkan situasi belajar di kelasnya gersang dan membosankan, layanan belajar yang diterima peserta didik menjadi tidak bermutu.
Proses pembelajaran seperti ini tidak menunjang terhadap pencapaian
tujuan pendidikan yaitu menghasilkan lulusan dan sumber daya manusia yang
bermutu dan dapat bersaing dengan bangsa lain.
Rendahnya profesionalitas guru di Indonesia dapat dilihat dari
menunjukkan guru-guru yang layak mengajar untuk tingkat SD baik negeri
maupun swasta ternyata hanya 28,94%. Guru SMP negeri 54,12%, swasta
60,99%, guru SMA negeri 65,29%, swasta 64,73%, guru SMK negeri 55,91
%, swasta 58,26 %. Data tersebut menggambarkan bahwa sebagian besar
guru sekolah dasar dan menengah di Indonesia dinilai tidak memiliki
kelayakan untuk mengajar. Kondisi ini sangat memprihatinkan dunia
pendidikan Indonesia terutama pendidikan dasar. Kondisi objektif tersebut
juga menyebabkan lemahnya kinerja guru dalam melaksanakan tugas
utamanya yaitu mengajar, beberapa indikatornya adalah rendahnya
pemahaman guru dalam strategi pembelajaran, kurangnya kemahiran guru
dalam mengelola kelas, rendahnya kemampuan guru melakukan dan
memanfaatkan penelitian tindakan kelas, rendahnya motivasi kerja,
rendahnya komitmen profesi, rendahnya kemampuan mengelola waktu.
Tingkat kelayakan mengajar guru di Indonesia dalam bentuk grafik disajikan
pada Gambar 1.1.
Gambar 1.1 Tingkat Kelayakan Mengajar Guru di Indonesia
Indikator lainnya mengenai kondisi kompetensi guru yang rendah
dapat dilihat dari hasil Uji Kompetensi Guru Kemdikbud (Kemdikbud, 2012)
untuk jenjang guru sekolah dasar di provinsi jawa barat menunjukkan
rata-rata nilai secara keseluruhan yang diperoleh hanya 42,81, yang masih jauh
dari nilai yang dikehendaki pemerintah yaitu 70 poin sehingga dapat
disimpulkan profesionalitas guru di provinsi jawa barat dari segi kompetensi
profesional dan pedagogik yang dilihat dari hasil UKG bisa dikatakan masih
rendah, masih banyak mengalami kekurangan.
Kondisi ini membenarkan kenyataan bahwa selama ini peranan dan
fungsi guru yang sangat penting tersebut belum sepenuhnya dapat dijalankan
oleh para guru. Sebagian besar guru tidak menekuni profesinya secara utuh.
Banyak faktor yang dapat mempengaruhinya, diantaranya adalah
kegiatan supervisi akademik yang diberikan oleh kepala sekolah dan motivasi
kerja guru. Sagala (2010 : 172), menyatakan bahwa :
Faktor yang menjadi penyebab rendahnya profesional guru, yaitu bantuan supervisi oleh pengawas sekolah yang tidak memadai, bantuan supervisi dari kepala sekolahnya yang tidak membantu, di samping itu juga tidak ada sejawat guru yang pantas menjadi teman untuk tukar pengalaman.
Faktor-faktor tersebut diatas menunjukkan bahwa guru tidak dapat
mengharapkan bantuan dari pihak lain yang lebih ahli untuk meningkatkan
profesionalnya, sehingga guru dituntut untuk mengembangkan profesionalnya
secara mandiri. Seringkali upaya secara mandiri inipun tidak berjalan efektif
karena keterbatasan sarana perpustakaan atau pusat sumber belajar yang ada
termotivasi untuk melaksanakan tugasnya dengan baik dan meningkatkan
profesionalitasnya.
Hasil penelitian Raudenbush (1993) menunjukkan bahwa :
Intensity of internal supervision significantly predicts both instructional quality and student achievement, after controlling for a variety of covariates measured at the school, teacher, and classroom levels. The supervision effect, similar in magnitude to the preservice education effect, is quite large. Intensive fieldwork in carefully selected rural schools suggests that, for effective principals, teacher supervision is a critical component in a larger strategy designed to create and sustain an “ethos of improvement” in academic teaching and learning.
Lebih lanjut, berdasarkan hasil telaah Neagley dan Evans, Glickman
serta Sergiovanni (Ditjen PMPTK, 2007) menunjukkan bahwa “kegiatan
supervisi yang termasuk pada kegiatan pengembangan guru dapat
meningkatkan kemampuan profesional guru dalam melaksanakan tugas,
khususnya tugas di bidang pengajaran”.
Demikian juga motivasi kerja guru. Menurut Gagne (1999), “motivasi
kerja memiliki dampak positif pada kinerja, sikap karyawan, kreativitas, dan
dukungan tanggung jawab terhadap profesi”. Seorang guru akan berusaha
secara optimal dalam melaksanakan tugas-tugasnya, apabila memiliki
motivasi kerja yang tinggi. Sebaliknya, bila motivasi kerjanya rendah, guru
tidak akan melaksanakan tugas-tugasnya secara baik. Seperti dikemukakan
Chapman & Adams (Foskett, 2003:56) bahwa : “the crucial characteristic of
raising quality is that teachers are motivated or impelled to change their practice.”
Berdasarkan pengamatan penulis terhadap situasi dan kondisi faktual
kurang berhasil dalam mengajar dikarenakan sebagian besar guru belum
layak mengajar. Data Pusbindik kecamatan Sukaresmi (2012) menunjukkan
hanya 34,87% guru yang layak mengajar. Sisa kurang lebih 65% belum layak
mengajar. Selain itu, mereka kurang termotivasi untuk mengajar sehingga
berdampak terhadap menurunnya kinerja, masih banyak guru yang mengajar
tanpa persiapan mengajar. Untuk itu diperlukan peran kepala sekolah untuk
memotivasi para guru dalam meningkatkan kinerja mengajarnya.
Sehubungan dengan itu, kegiatan supervisi akademik secara
berkelanjutan, serta motivasi kerja guru sangat diperlukan untuk memperbaiki
kondisi tersebut sehingga kinerja mengajar guru meningkat dan mampu
berprestasi serta mampu bersaing.
Kegiatan supervisi akademik dimaksudkan untuk mengetahui
sejauhmana pelaksanaan tugas dan kewajiban serta kesulitan-kesulitan apa
yang dialami guru, sehingga dapat dicari upaya pemecahannya. Dengan
adanya supervisi akademik kepala sekolah yang efektif dan memperhatikan
prinsip-prinsip supervisi maka diharapkan dapat meningkatkan motivasi kerja
guru SD Negeri di Kecamatan Sukaresmi Kabupaten Cianjur, dan pada
akhirnya meningkatkan kinerja mengajar guru, sehingga dapat mendukung
pencapaian tujuan pendidikan.
Berdasarkan uraian tersebut akhirnya peneliti tertarik dan ingin
membahasnya dalam sebuah penelitian yang berjudul “Pengaruh Supervisi
Akademik Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja Guru terhadap Kinerja
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan, maka
dapat diidentifikasi beberapa masalah yang ditemui terkait kinerja mengajar
guru SD Negeri Kecamatan Sukaresmi Kabupaten Cianjur sebagai berikut :
a. Kualitas mengajar sebagian guru SD Negeri Kecamatan Sukaresmi
Kabupaten Cianjur saat ini rendah;
b. Guru membutuhkan bantuan dalam melaksanakan tugas utamanya yaitu
mengajar melalui pendekatan kegiatan supervisi akademik oleh kepala
sekolah;
c. Motivasi kerja sebagian guru SD Negeri Kecamatan Sukaresmi
Kabupaten Cianjur saat ini rendah dan ini berdampak terhadap kinerja
mengajar guru.
2. Perumusan Masalah
Bertitik tolak dari latar belakang penelitian, dapat dirumuskan
pertanyaan penelitian sebagai berikut :
a. Apakah terdapat pengaruh dari supervisi akademik kepala sekolah
terhadap kinerja mengajar guru SD Negeri Kecamatan Sukaresmi
Kabupaten Cianjur ?
b. Apakah terdapat pengaruh dari motivasi kerja guru terhadap kinerja
c. Apakah terdapat pengaruh dari supervisi akademik kepala sekolah dan
motivasi kerja guru secara bersama-sama terhadap kinerja mengajar guru
SD Negeri Kecamatan Sukaresmi Kabupaten Cianjur ?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk
mengukur dan menganalisis :
1. Pengaruh supervisi akademik kepala sekolah terhadap kinerja mengajar
guru SD Negeri Kecamatan Sukaresmi Kabupaten Cianjur.
2. Pengaruh motivasi kerja guru terhadap kinerja mengajar guru SD Negeri
Kecamatan Sukaresmi Kabupaten Cianjur.
3. Pengaruh supervisi akademik kepala sekolah dan motivasi kerja guru
secara bersama-sama terhadap kinerja mengajar guru SD Negeri
Kecamatan Sukaresmi Kabupaten Cianjur.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk menambah ilmu
pengetahuan terutama dalam bidang manajemen SDM dan penelitian
sekaligus memberikan sumbang pemikiran bagi peneliti selanjutnya.
2. Bagi sekolah, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan
untuk meningkatkan kinerja mengajar guru dan untuk kepala sekolah
diharapkan menjadi bahan rujukan dalam menerapkan supervisi
3. Bagi Dinas Pendidikan Sukaresmi Kabupaten Cianjur, agar dapat
menindaklanjuti hasil penelitian untuk menetapkan langkah-langkah
strategis guna meningkatkan peran supervisi akademik kepala sekolah
dan meningkatkan kinerja mengajar guru serta strategi untuk memotivasi
kerja guru.
4. Hasil penelitian ini diharapkan dapat membuktikan dan memperkuat
teori-teori yang telah banyak dikemukakan oleh para ahli serta dapat
berguna sebagai bahan informasi bagi peneliti yang ingin melakukan
penelitian lebih lanjut.
E. Sistematika Penulisan
Adapun penulisan karya tulis ini dibagi dalam lima bab, yaitu sebagai
berikut :
Bab pertama merupakan pendahuluan dalam tesis ini, yang membahas
mengenai masalah yang melatarbelakangi penelitian dengan mengidentifikasi
dan merumuskan masalah yang akan diteliti, juga menentukan tujuan dan
manfaat penelitian agar studi yang dilakukan lebih terarah.
Bab kedua menyajikan hasil tinjauan pustaka berkaitan dengan
pemaparan teori-teori yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan
melalui studi literatur. Landasan teori tersebut akan digunakan sebagai
kerangka pemikiran dan bersumber dari buku-buku pustaka sebagai dasar
pemikiran dari penelitian ini.
Bab ketiga tentang metode penelitian berisi penjabaran yang rinci
populasi/sampel, desain penelitian, teknik pengumpulan data, definisi
operasional, instrumen penelitian, uji coba instrumen, dan pengujian
hipotesis.
Bab keempat menyajikan hasil penelitian dan pembahasan terdiri dari
dua hal yakni analisis data, dan pembahasan terhadap hasil analisis temuan.
Bab kelima disajikan kesimpulan dan rekomendasi yang di peroleh
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain penelitian adalah sebuah rancangan tentang bentuk hubungan
antara variabel yang diteliti sehingga dapat memberikan suatu gambaran
untuk menjawab pertanyaan atau menguji hipotesis penelitian. Hal ini
menjelaskan bahwa suatu penelitian diharapkan memenuhi tahapan dan
metode yang tepat sesuai dengan variabel yang ingin diungkap.
Lokasi penelitian adalah di SD Negeri Kecamatan Sukaresmi
Kabupaten Cianjur. Rancangan penelitian yang akan digunakan untuk
menganalisis penelitian mengenai “pengaruh supervisi akademik kepala
sekolah dan motivasi kerja guru terhadap kinerja mengajar guru SD Negeri
Kecamatan Sukaresmi Kabupaten Cianjur”, adalah penelitian kuantitatif
dengan menggunakan metode penelitian survei.
Tipe penelitian ini adalah penelitian penjelasan (explanatory
research), karena penelitian ini bermaksud menjelaskan pengaruh/hubungan
antara variabel supervisi akademik kepala sekolah dan variabel motivasi kerja
guru terhadap variabel kinerja mengajar guru.
Variabel dalam penelitian terdiri dari dua variabel bebas yaitu
supervisi akademik kepala sekolah sebagai variabel (X1), motivasi kerja guru
(X2), dan satu variabel tidak bebas yaitu kinerja mengajar guru sebagai
B. Populasi dan Sampel
Populasi yang akan diteliti adalah semua guru yang ada pada SD
Negeri se-Kecamatan Sukaresmi Kabupaten Cianjur. Dari 36 SD Negeri se-
Kecamatan Sukaresmi Kabupaten Cianjur terdapat 304 guru.
Mengenai jumlah guru pada masing-masing sekolah dapat dilihat
pada tabel 3.1 berikut ini.
32 SDN SIMPANGSARI 7
33 SDN SINDANGPALAY 7
34 SDN SUKABAHAGIA 6
35 SDN SURUPAN 8
36 SDN WANAJAYA 7
JUMLAH 304
Sumber : Pusbindik Kec.Sukaresmi Kab.Cianjur (2012)
Untuk menentukan besarnya atau ukuran sampel digunakan rumus
Taro Yamane (Riduwan, 2008: 65), yaitu :
1
Dalam penelitian ini peneliti mengambil presisi sebesar 10% sehingga
diperoleh nilai n, yaitu 75 orang atau 24,67% dari populasi. Adapun teknik
pengambilan sampel sejumlah 75 orang tersebut menggunakan teknik simple
random sampling dengan memperhatikan proporsi jumlah populasi pada
masing-masing sekolah.
Penentuan anggota sampel adalah sebesar 24,67% dari populasi.
Penyebaran sampel pada tiap sekolah dapat dilihat pada table 3.2 berikut :
6 SDN BATUKARUT 6 1.48 1
C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel yang akan diteliti yaitu
variabel supervisi akademik kepala sekolah (X1), variabel motivasi kerja guru
(X2) yang disebut sebagai variabel bebas dan variabel kinerja mengajar guru
Adapun definisi konseptual dan operasional variabel penelitian adalah
sebagai berikut :
1. Supervisi akademik adalah pelayanan atau bimbingan profesional bagi
guru-guru dengan memberikan bantuan dan dorongan serta kesempatan
pada guru untuk meningkatkan kemampuan profesionalnya dalam
melaksanakan tugas utamanya dengan lebih baik, yaitu memperbaiki
proses belajar mengajar dan meningkatkan mutu hasil belajar mengajar.
Adapun dimensi yang digunakan sebagai indikator penelitian
untuk mengukur supervisi akademik kepala sekolah merujuk pada
definisi yang dikemukakan Glickman (Ibrahim Bafadal, 1992 : 2) bahwa
supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan membantu guru
mengembangkan kemampuannya mengelola proses belajar mengajar
demi pencapaian tujuan pengajaran. Indikator-indikatornya adalah (a)
merencanakan program supervisi akademik, (b) melaksanakan supervisi
akademik, dan (c) menindaklanjuti hasil supervisi akademik.
(Permendiknas No.13 Tahun 2007)
2. Motivasi kerja guru adalah keinginan yang terdapat pada seorang guru
atau sesuatu yang menyebabkan guru mau bekerja untuk
mengembangkan dirinya serta memanfaatkan semua energinya untuk
menyelesaikan tugas-tugasnya.
Adapun dimensi yang digunakan untuk mengukur variabel
motivasi kerja guru dalam penelitian ini merujuk pada teori motivasi
2008:142). Menurut teori ini, individu yang tinggi dalam motivasi kerja
memiliki tiga karakteristik utama :
a) Memiliki keinginan yang kuat untuk memikul tanggung jawab
pribadi untuk melakukan tugas atau memecahkan masalah.
b) Cenderung menetapkan tujuan cukup sulit dan mengambil tingkat
risiko menengah
c) Memiliki keinginan yang kuat untuk umpan balik kinerja.
3. Kinerja mengajar guru adalah interaksi antara kemampuan seseorang
guru dengan interaksinya sebagai tenaga pendidik dan pengajar yang
dengan kemampuan itu ia dapat mengelola proses belajar mengajar
secara maksimal.
Adapun dimensi yang digunakan untuk mengukur kinerja
mengajar guru dalam penelitian ini merujuk pada hasil penelitian yang
dilakukan Danielson (ASCD, 2007). Dia menemukan 4 dimensi
profesional pengajaran yaitu : a) perencanaan dan persiapan, b)
lingkungan pembelajaran, c) instruksi dalam pembelajaran, d)
responsibilitas profesional.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan peneliti dalam
mengumpulkan data. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian
ini berbentuk kuesioner. Menurut Arikunto (2006 : 151) kuesioner adalah
sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh infromasi
Kuesioner disusun dan dikembangkan berdasarkan deskripsi teori
yang ada melalui butir pertanyaan mengenai karakteristik responden dan
pernyataan tentang variabel yang akan diteliti. Untuk mengungkap variabel
yang akan di teliti, kuesioner disusun disesuaikan dengan subvariabel
penelitian serta indikator variabel yang ditetapkan berdasarkan konsep teori
sehingga jumlah pernyataan dalam kuesioner sesuai dengan jumlah indikator
variabel yang ada.
Untuk memperoleh data tentang variabel supervisi akademik kepala
sekolah, motivasi kerja guru dan kinerja mengajar guru melalui kuesioner
dengan menggunakan Skala Likert.
1. Variabel Supervisi Akademik Kepala Sekolah (X1)
Penyusunan instrumen penelitian disusun berdasarkan kisi-kisi
instrumen sesuai dengan subvariabel, indikator dan skala pengukuran yang
digunakan untuk mengungkap variabel yang diinginkan.
Untuk kuesioner variabel supervisi akademik kepala sekolah disusun
kisi-kisi instrumen penelitian sebagaimana tersebut pada tabel 3.3 dibawah
ini.
Tabel 3.3 : Kisi-kisi Instrumen Penelitian Supervisi Akademik Kepala Sekolah (X1)
Variabel Sub Variabel Indikator Jumlah
bentuk kegiatan analisis butir soal, remedial, dan pengayaan. 2. Kepala sekolah
mengecek ulang keterlaksanaan rekomendasi oleh guru
3. Kepala sekolah melaksanakan pembinaan dan pengembangan guru sebagai tindaklanjut kegiatan supervisi. 4. Kepala sekolah
menggunakan data hasil supervisi sebagai bahan perbaikan perbaikan kinerja pelaksanaan program.
Sumber : Glickman, et al. (Ibrahim Bafadal, 1992 : 2 ) & Permendiknas No.13 Tahun 2007.
2. Variabel Motivasi Kerja Guru (X2)
Untuk mempermudah penyusunan instrumen penelitian (kuesioner)
disusun kisi-kisi instrumen sesuai dengan sub variabel, indikator instrumen
dan skala pengukuran yang digunakan untuk mengungkap variabel yang
diinginkan.
Untuk kuesioner variabel motivasi kerja guru disusun kisi-kisi
Tabel 3.4: Kisi-kisi Instrumen Penelitian Variabel Motivasi Kerja Guru (X2)
Variabel Sub Variabel Indikator Jumlah
Butir
3. Variabel Kinerja Mengajar Guru (Y)
Untuk mempermudah penyusunan instrumen penelitian (kuesioner)
disusun kisi-kisi instrumen sesuai dengan sub variabel, indikator instrumen
dan skala pengukuran yang digunakan untuk mengungkap variabel yang
diinginkan.
Untuk kuesioner variabel kinerja guru disusun kisi-kisi instrumen
penelitian seperti tersebut pada tabel 3.5 berikut.
Tabel 3.5 : Kisi-kisi Instrumen Penelitian Variabel Kinerja Mengajar Guru (Y)
Variabel Sub Variabel Indikator Jumlah
2. Menggunakan
Sumber : Danielson, C. (2007). Enhancing professional practice: A framework for teaching. Alexandria. VA: Association for Supervision and Curriculum Development.
E. Validitas dan Reliabilitas
Agar kuesioner yang digunakan mampu mengukur apa yang
diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang di teliti secara
tepat, maka perlu dilakukan uji validitas dan realibilitas instrumen. Jumlah
responden untuk uji instrumen dalam penelitian ini sebanyak 30 responden.
Uji validitas dilaksanakan di 4 SD Negeri gugus utama. Lokasi uji
Menurut Arikunto (2006:168) validitas adalah “suatu ukuran yang
menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrument”.
Tinggi rendahnya validitas instrument menunjukkan sejauh mana data yang
terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang dimaksud.
Suatu instrumen dikatakan valid jika instrument yang digunakan dapat
mengukur apa yang hendak diukur (Gay dalam Sukardi, 2008:121).
Pengujian validitas instrument ini menggunakan program SPSS versi 17
dengan menggunakan rumus korelasi Product Moment oleh Pearson
(Arikunto, 2006 : 170) yaitu :
= jumlah kuadrat skor distribusi X ∑Y2
= jumlah kuadrat skor distribusi Y
Kemudian hasil rxy dikonsultasikan dengan rtabel dengan taraf
signifikansi 5%. Jika didapatkan harga rxy > rtabel, maka butir instrumen
dikatakan valid, akan tetapi sebaliknya jika harga rxy < rtabel, maka dikatakan
bahwa butir instrumen tersebut tidak valid (Arikunto 2006 : 146).
Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa suatu
instrumen cukup dapat dipercaya untuk dipergunakan sebagai alat pengumpul
Pengujian reabilitas instrumen ini digunakan dengan program SPSS
dengan menggunakan rumus Alpha yaitu :
Untuk memperoleh varians butir dicari terlebih dahulu setiap butir,
kemudian dijumlahkan. Rumus yang digunakan untuk mencari varians adalah
sebagai berikut :
Teknik untuk menguji reliabilitas dalam penelitian ini adalah rumus
Alpha dipadukan dengan rumus korelasi product moment. Jika rxy sudah
diperoleh, maka hasil perhitungan dimasukkan ke dalam rumus Alpha.
Selanjutnya hasil uji reliabilitas angket penelitian dikonsultasikan
dengan harga r product moment pada taraf signifikansi 5%. Jika harga r11 >
rtabel, maka instrumen dikatakan reliabel, dan sebaliknya jika harga r11 < rtabel
F. Hasil Uji Validitas dan Realibilitas
Uji validitas instrumen menurut Arikunto (2006:168) adalah suatu
ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu
instrument. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana
data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang
dimaksud.
Pengujian validitas instrumen ini digunakan dengan bantuan program
SPSS 17 for Windows dengan menggunakan rumus korelasi Product Moment
oleh Pearson (dalam Arikunto, 2006:170). Untuk melihat hasil uji validitas
yang dilakukan untuk tiap variabel, dengan bantuan program SPSS 17 for
Windows dengan tingkat signifikan 0,05 atau rtabel = 0,361.
Jadi apabila korelasi antar butir-butir dengan skor total kurang dari
0,361 (rtabel) maka butir dalam instrumen tersebut dinyatakan tidak valid.
Resume hasil uji validitas butir variabel penelitian dapat dilihat pada tabel
3.9.
1. Hasil Uji Validitas Variabel Supervisi Akademik Kepala Sekolah (X1)
Uji validitas variabel supervisi akademik kepala sekolah yang diujikan
sebanyak 32 item. Setelah dilakukan pengujian, 32 butir dinyatakan valid
karena telah memenuhi syarat (rhitung≥ rtabel ≥ 0,361).
Dengan demikian 32 butir valid digunakan untuk proses pengumpulan
data selanjutnya. Hasil uji validitas variabel supervisi akademik kepala
Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas
Variabel Supervisi Akademik Kepala Sekolah
No.Butir Pearson
Correlation Sig.(2-tailed) Status
1 .576 .001 Valid
Sumber : Output SPSS 17 (diolah) 2012
2. Hasil Uji Validitas Variabel Motivasi Kerja Guru (X2)
Uji validitas variabel motivasi kerja yang diujikan sebanyak 30 item.
(rhitung ≤ rtabel ≤ 0,361) yaitu nomor butir 1, 5, 6, 9, 16, 22 dan butir 30.
Sedangkan 23 butir lainnya dinyatakan valid karena telah memenuhi syarat
(rhitung≥ rtabel≥ 0,361).
Dari 30 butir yang diujikan sebanyak 7 butir dinyatakan tidak valid
diputuskan untuk tidak digunakan menjaring data selanjutnya. Dengan
demikian 23 butir valid digunakan untuk proses pengumpulan data
selanjutnya. Sedangkan 7 butir yang tidak valid dinyatakan tidak
mempengaruhi secara signifikan walaupun tidak diikutkan dalam penjaringan
data. Hasil uji validitas variabel motivasi kerja dapat dilihat pada tabel 3.7
berikut.
Tabel 3.7. Hasil Uji Validitas Variabel Motivasi Kerja Guru
No.Butir Pearson
Correlation Sig.(2-tailed) Status
21 .602 .000 Valid
22 .232 .216 Tidak Valid
23 .588 .001 Valid
24 .602 .000 Valid
25 .645 .000 Valid
26 .765 .000 Valid
27 .653 .000 Valid
28 .466 .009 Valid
29 .622 .000 Valid
30 .066 .731 Tidak Valid
Sumber : Output SPSS 17 (diolah) 2012
3. Hasil Uji Validitas Variabel Kinerja Mengajar Guru (Y)
Uji validitas variabel kinerja mengajar guru yang diujikan sebanyak
35 item. Setelah dilakukan pengujian ternyata sebanyak 8 butir dinyatakan
tidak valid (rhitung≤ rtabel ≤ 0,361) yaitu nomor butir 3, 14, 18, 21, 22, 24, 29,
dan butir 33. Sedangkan 27 butir lainnya dinyatakan valid karena telah
memenuhi syarat (rhitung≥ rtabel≥ 0,361).
Untuk butir yang dinyatakan tidak valid diputuskan untuk tidak
digunakan menjaring data selanjutnya. Dengan demikian 27 butir valid
digunakan untuk proses pengumpulan data selanjutnya. Hasil uji validitas
variabel kinerja mengajar guru dapat dilihat pada tabel 3.8 berikut.
Tabel 3.8. Hasil Uji Validitas Variabel Kinerja Mengajar Guru
No.Butir Pearson
Correlation Sig.(2-tailed) Status
1 .586 .001 Valid
2 .579 .001 Valid
3 .300 .107 Tidak Valid
4 .629 .000 Valid
5 .492 .006 Valid
6 .726 .000 Valid
8 .503 .005 Valid
Sumber : Output SPSS 17 (diolah) 2012
Tabel 3.9 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Butir Variabel Penelitian
4. Hasil Uji Reliabilitas
Reliabilitas menujukkan sejauh mana suatu instrumen dapat dipercaya
untuk digunakan sebagai alat pengumpul data. Arikunto (2006 : 178)
menyatakan bahwa reliabilitas menunjuk pada tingkat keterandalan tertentu.
Instrumen yang sudah dapat dipercaya (reliable) juga akan menghasilkan data
yang dapat dipercaya juga dapat diandalkan. Pengujian reliabilitas instrumen
ini digunakan dengan bantuan program SPSS 17 for Windows dengan
menggunakan rumus Cronbach’s Alpha.
Menurut Sunyoto (2008:68), suatu variabel dikatakan reliabel jika
memberikan nilai Cronbach’s Alpha > 0,70. Hasil uji reliabilitas dalam
penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.10 dibawah ini.
Tabel 3.10 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Penelitian
No. Variabel Penelitian Cronbach’s Alpha
r krisis Keputusan
1 Supervisi Akademik Kepala Sekolah (X1)
0,963 0,70 Reliabel
2 Motivasi Kerja (X2) 0,886 0,70 Reliabel
3 Kinerja Mengajar Guru (Y) 0,925 0,70 Reliabel Sumber : Output SPSS 17 (diolah) 2012
Berdasarkan data pada Tabel 3.10 diatas diperoleh hasil koefisien
reliabilitas variabel supervisi akademik kepala sekolah adalah sebesar
r=0,963, variabel motivasi kerja guru adalah sebesar r=0,886, dan variabel
kinerja mengajar guru adalah sebesar r=0,925. Dengan demikian ketiga
variabel penelitian ternyata memiliki nilai Cronbach’s Alpha lebih besar dari
0,70, yang berarti ketiga variabel tersebut dinyatakan reliabel atau memenuhi
G. Teknik Analisis Data
Analisis data dipergunakan untuk mengetahui ada atau tidak adanya
pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel tidak bebas. Analisis data
merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain
terkumpul.
Menurut Arikunto (2006 : 147) kegiatan dalam analisis data adalah
mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi
data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap
variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan
masalah dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah
diajukan.
Untuk menganalisis masalah penelitian digunakan analisis deskripsi
penelitian dan metode analisis regresi linier berganda dengan pengolahan data
menggunakan SPSS versi 17.
Untuk dapat memenuhi syarat penggunaan korelasi dan regresi dalam
pengujian hipotesis, terlebih dahulu perlu dilakukan pengujian prasyarat
statistik terhadap data. Pengujian prasyarat analisis mencakup uji normalitas,
uji homogenitas, dan uji linearitas.
1. Uji Asumsi Klasik
Sebelum analisis data dilakukan perlu dilakukan langkah uji asumsi
klasik, apakah data-data yang ada sudah memenuhi persyaratan pengujian.
Oleh karena itu sebelum pengujian hipotesis dilakukan maka perlu dilakukan
Uji persyaratan (asumsi klasik) yang digunakan adalah uji normalitas,
uji homogenitas, dan uji linearitas.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas ini digunakan untuk menguji data variabel bebas
supervisi akademik kepala sekolah (X1) dan data variabel bebas motivasi
kerja guru (X2) serta data variabel terikat kinerja mengajar guru (Y) pada
persamaan regresi yang dihasilkan, apakah berdistribusi normal atau
berdistribusi tidak normal. Uji normalitas menggunakan program SPSS
dengan uji Kolmogorov-Smirnov.
Persamaan regresi dikatakan baik jika mempunyai data variabel
bebas dan data variabel terikat berdistribusi mendekati normal atau
normal sama sekali (Sunyoto, 2008:84).
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui kesamaan variansi
kelompok-kelompok sampel yang diambil dari populasi yang sama.
Pada penelitian ini untuk uji homogenitas digunakan metode atau teknik
Lilliefors, dengan ketentuan; jika nilai signifikansi atau nilai probabilitas
< 0,05, data berasal dari populasi yang mempunyai varians tidak serupa
(Tidak Homogen), dan jika nilai signifikansi atau nilai probabilitas >
0,05, data berasal dari populasi yang mempunyai varians serupa
c. Uji Linieritas
Salah satu prasyarat untuk analisis korelasi dan regresi dalam
pengujian hipotesis adalah, bahwa hubungan antara variabel bebas
dengan variabel terikat linear. Untuk menguji linearitas dilakukan dengan
analisis regresi sederhana, dapat dilihat dari nilai signifikansi dari
deviation of linierity untuk X1 terhadap Y serta X2 terhadap Y. Apabila
nilai signifikansi < 0,05 dapat disimpulkan bahwa hubungannya bersifat
linier.
2. Hasil Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas data penelitian ini menggunakan uji normalitas
Kolmogorov-Smirnov. Data dianalisis dengan bantuan komputer program
SPSS versi 17 for Windows. Dasar pengambilan keputusan berdasarkan
probabilitas. Jika probabilitas > 0,05 maka data penelitian berdistribusi
normal. Hasil uji normalitas data penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.11
dibawah ini :
Tabel 3.11
Hasil Uji Normalitas Data
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig.
KinerjaMengajar .084 75 .200* .979 75 .246 SupervisiAkademik .081 75 .200* .981 75 .331 MotivasiKerjaGuru .092 75 .182 .978 75 .228
a. Lilliefors Significance Correction
Terlihat dari tabel 3.11 pada baris Sig. diperoleh nilai signifikansi
variabel supervisi akademik kepala sekolah (X1) sebesar 0,200, untuk variabel
motivasi kerja guru (X2) sebesar 0,182 dan untuk kinerja mengajar guru (Y)
sebesar 0,200. Nilai signifikansi dari masing masing variabel > 0,05 yang
berarti bahwa data dari masing-masing variabel berdistribusi normal.
Di samping menggunakan uji Kolmogorov Smirnov analisis
kenormalan data ini juga didukung dari Plot of Regression Standardized
Residual. Apabila grafik yang diperoleh dari output SPSS ternyata diperoleh
titik-titik yang mendekati garis diagonal, dapat disimpulkan bahwa model
regresi berdistribusi normal. Lebih jelasnya hasil uji normalitas data dapat
dilihat pada grafik berikut.
Terlihat dari grafik di atas, titik-titik mendekati garis diagonal
yang berarti bahwa model regresi berdistribusi normal.
Tabel 3.12 berikut merupakan rangkuman dari hasil uji normalitas
data variabel penelitian.
Tabel 3.12
Rekapitulasi Hasil Uji Normalitas Data
No Variabel Sig Kriteria Keterangan
1 Supervisi Akademik Kepala Sekolah (X1)
0,200 0,200 > 0,05 Normal
2 Motivasi Kerja Guru (X2) 0,182 0,182 > 0,05 Normal
3 Kinerja Mengajar Guru (Y) 0,200 0,200 > 0,05 Normal
b. Uji homogenitas data
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui kesamaan variansi
kelompok-kelompok sampel yang diambil dari populasi yang sama. Pada
penelitian ini untuk uji homogenitas digunakan metode atau teknik Lilliefors
, dengan ketentuan ; jika nilai signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05, data
berasal dari populasi yang mempunyai varians tidak serupa (Tidak Homogen)
, dan jika nilai signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05, data berasal dari
populasi yang mempunyai varians serupa (Homogen).
Tabel 3.13 Hasil Uji Homogenitas
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
SupervisiAkademik Based on Mean .425 1 73 .517
Based on Median .382 1 73 .538
Based on Median and with adjusted df
.382 1 72.786 .538
MotivasiKerjaGuru Based on Mean .619 1 73 .434
Based on Median .520 1 73 .473
Based on Median and with adjusted df
.520 1 70.167 .473
Based on trimmed mean .636 1 73 .428
Kinerja Mengajar Guru
Based on Mean .052 1 73 .821
Based on Median .035 1 73 .852
Based on Median and with adjusted df
.035 1 72.862 .852
Based on trimmed mean .046 1 73 .832
Terlihat dari tabel 3.13, pada baris Based on Mean diperoleh nilai
signifikansi variabel supervisi akademik kepala sekolah (X1) sebesar 0,517,
untuk variabel motivasi kerja guru (X2) sebesar 0,434 dan untuk kinerja
mengajar guru (Y) sebesar 0,821. Nilai signifikansi dari masing-masing
variabel > 0,05 yang berarti bahwa data berasal dari populasi yang
mempunyai varians serupa (Homogen).
c. Uji Linieritas
Salah satu prasyarat untuk analisis korelasi dan regresi dalam
pengujian hipotesis adalah, bahwa hubungan antara variable bebas dengan
variabel terikat linear. Untuk menguji linearitas dilakukan dengan analisis
regresi sederhana, dapat dilihat dari nilai signifikansi dari deviation of
linierity untuk X1 terhadap Y serta X2 terhadap Y. Apabila nilai signifikansi
Di samping menggunakan analisis regresi sederhana, kelinieran juga
dapat dilihat dari Scatterplot (Diagram pencar) dengan memberi tambahan
garis regresi.
Hasil pengujian linieritas ini dianalis dengan bantuan program
SPSS versi 17 Windows. Untuk lebih jelasnya hasil pengujian linieritas ini
diuraikan sebagai berikut :
1) Hasil Uji Linieritas Variabel X1 terhadap Y
Uji linieritas untuk variabel X1 terhadap Y dapat dilihat pada tabel
3.14 berikut ini :
Tabel 3.14
Uji Linieritas Variabel XІ terhadap Y
ANOVAb
Model
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 560.838 1 560.838 10.311 .002a
Residual 3970.708 73 54.393
Total 4531.547 74
a. Predictors: (Constant), SupervisiAkademik b. Dependent Variable: KinerjaMengajar
Terlihat dari tabel 4.12 bahwa nilai Sig. Sebesar 0,002, Nilai
signifikansi < 0,05 yang berarti hubungannya bersifat linier. Ini menunjukkan
bahwa data variabel supervisi akademik kepala sekolah (X1) atas kinerja
mengajar guru (Y) adalah berpola linier.
Plot data antara supervisi akademik kepala sekolah (X1) dengan
Gambar 3.2 : Scatterplot Linieritas Data Variabel X₁ atas Y
Garis regresi yang tampak pada grafik di atas cenderung tidak
mendatar (ke kanan atas). Apabila dilihat dari persamaan regresi, koefisien
regresi adalah 0,124. Hal ini membuktikan adanya linieritas pada hubungan
dua varibel tersebut, yang berarti semakin baik supervisi akademik kepala
sekolah ada hubungannya dengan kinerja mengajar guru SD Negeri
Kecamatan Sukaresmi Kabupaten Cianjur.
2) Hasil Uji Linieritas Variabel X2 terhadap Y
Uji linieritas untuk variabel X2 terhadap Y dapat dilihat pada tabel
3.15 berikut ini :
Tabel 3.15
Uji Linieritas Variabel XЇ terhadap Y ANOVAb
Model
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Residual 3997.657 73 54.762
Total 4531.547 74
a. Predictors: (Constant), MotivasiKerjaGuru b. Dependent Variable: KinerjaMengajar
Terlihat dari tabel 3.15 bahwa nilai Sig sebesar 0.003, Nilai
signifikansi < 0,05 yang berarti hubungannya bersifat linier. Ini menunjukkan
bahwa data variabel motivasi kerja guru (X2) atas kinerja mengajar guru
(Y) adalah berpola linier.
Plot data antara motivasi kerja guru (X2) dengan kinerja mengajar
guru (Y) ditunjukkan pada gambar berikut.
Gambar 3.3 : Scatterplot Linieritas Data Variabel X2 atas Y
Garis regresi yang tampak pada grafik di atas cenderung tidak
mendatar (ke kanan atas). Apabila dilihat dari persamaan regresi, koefisien
regresi adalah 0,118. Hal ini membuktikan adanya linieritas pada hubungan
hubungannya dengan kinerja mengajar guru SD negeri Kecamatan Sukaresmi
Kabupaten Cianjur.
2. Uji Hipotesis
Penelitian ini membahas bagaimana supervisi akademik kepala
sekolah dan motivasi kerja guru (baik secara parsial maupun secara
bersama-sama) berpengaruh terhadap kinerja mengajar guru. Untuk menganalisis data
digunakan metode analisis regresi berganda untuk mengukur pengaruh dua
atau lebih variabel bebas terhadap variabel terikat.
Menurut Sugiyono (2006:243), analisis regresi berganda akan
dilakukan bila jumlah variabel independennya minimal dua.
Bentuk umum persamaan regresi berganda adalah :
Y = a + b1 X1 + b 2 X2
Keterangan : Y = variabel kinerja mengajar guru
X1 = variabel supervisi akademik kepala sekolah
X2 = variabel motivasi kerja guru
a = konstanta
b1, b2 = koefisien regresi yang dicari
a. Analisis Korelasi Sederhana
Analisis korelasi dimaksudkan untuk mengetahui derajat hubungan
antara variabel X dan variabel Y. Ukuran yang digunakan untuk mengetahui
derajat hubungan dalam penelitian ini adalah koefisien korelasi (r) dengan
menggunakan rumus korelasi Pearson Product Moment.
b. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi dilakukan untuk mendeteksi ketepatan yang
nilai koefisien determinan. Untuk melihat kemampuan variabel bebas dalam
menerangkan variabel terikat dapat diketahui dari besarnya koefisien
determinasi berganda (R2).
Jika R2 semakin besar mendekati 1 (satu) maka hubungan variabel
bebas terhadap variabel terikat semakin kuat. Sebaliknya jika R2 semakin
mendekati 0 (nol) maka hubungan variabel bebas terhadap variabel terikat
semakin lemah.
c. Uji Secara Parsial (Uji t)
Digunakan untuk mengukur tingkat pengaruh antara satu variabel
bebas terhadap variabel tidak bebas. Uji t pada penelitian ini untuk mengukur
pengaruh variabel supervisi akademik kepala sekolah terhadap variabel
kinerja mengajar guru dan variabel motivasi kerja terhadap variabel kinerja
mengajar guru.
Uji t disimpulkan dengan :
1) Ho : b1 = 0 ; apabila tidak terdapat pengaruh antara variabel bebas
terhadap variabel terikat.
Ho diterima jika nilai thitung < ttabel
Ho ditolak jika nilai thitung > ttabel
2) Ha : b1 ≠ 0 ; apabila terdapat pengaruh antara variabel bebas terhadap
variabel terikat.
Ha diterima jika nilai thitung < ttabel
d. Uji Secara Bersama (Uji F)
Uji F ini menunjukkan apakah semua variabel bebas yaitu supervisi
akademik kepala sekolah (X1), dan motivasi kerja guru (X2) mempunyai
pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat yaitu kinerja
mengajar guru (Y).
Uji F disimpulkan dengan :
1) Ho : b1, b2 = 0 ; apabila tidak terdapat pengaruh secara bersama-sama
antara variabel bebas terhadap variabel terikat.
Ho ditolak jika nilai Fhitung > Ftabel
Ho diterima jika nilai Fhitung < Ftabel
2) Ho : b1, b2 ≠ 0 ; apabila terdapat pengaruh secara bersama-sama antara
variabel bebas terhadap variabel terikat.
Ha diterima jika nilai Fhitung > Ftabel
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Merujuk pada hasil penelitian dan pembahasan pada bab IV, maka
dapat disimpulkan temuan – temuan penting sebagai berikut :
1. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari supervisi akademik
kepala sekolah terhadap kinerja mengajar guru SD Negeri Kecamatan
Sukaresmi Kabupaten Cianjur.
2. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari motivasi kerja guru
terhadap kinerja mengajar guru SD Negeri Kecamatan Sukaresmi
Kabupaten Cianjur.
3. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari supervisi akademik
kepala sekolah dan motivasi kerja guru secara bersama-sama terhadap
kinerja mengajar guru SD Negeri Kecamatan Sukaresmi Kabupaten
Cianjur.
B. Rekomendasi
Berdasarkan kesimpulan yang telah dirumuskan, maka penulis
merekomendasikan beberapa hal penting yang dapat digunakan sebagai
masukan untuk meningkatkan supervisi akademik dan motivasi kerja guru
dalam kaitannya dengan peningkatan kinerja mengajar guru sebagai berikut :
1. Kepala sekolah dapat meningkatkan efektifitas supervisi akademik
sistematis, mengidentifikasi masalah pembelajaran yang dihadapi guru,
merumuskan tujuan supervisi dengan jelas, menyusun format observasi,
bekerjasama dengan guru, mengamati proses mengajar guru dan
memberikan kesimpulan serta menindaklanjuti hasil supervisi kunjungan
kelas. Sebagaimana hasil penelitian Enueme dan Egwunyenga (2008)
menunjukkan bahwa kepala sekolah yang memainkan peran
kepemimpinan instruksionalnya secara maksimal akan mempengaruhi
kinerja guru. Lebih lanjut, Obi (2002 : 18-25) mengemukakan bahwa
“untuk menjadi pemimpin instruksional yang berhasil, kepala sekolah
harus memberikan perhatian utama pada program peningkatan kualitas
guru, yang terdiri dari teknik dan prosedur kepemimpinan yang
dirancang untuk mengubah kinerja guru”.
2. Kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat dalam memberikan
motivasi kepada para guru melaksanakan tugas dan fungsinya. Seperti
dikemukakan Chapman & Adams Foskett (2003:56) bahwa :“The crucial
characteristic of raising quality is that teachers are motivated or
impelled to change their practice”. Motivasi ini dapat ditumbuhkan
diantaranya melalui pengaturan lingkungan kerja yang kondusif,
membangun iklim kerja yang positif, membantu para guru dalam
mengembangkan kompetensinya, dan memberikan umpan balik yang
jelas terhadap kinerja.
3. Guru sebagai administrator pendidikan dan pembelajaran di kelas
pembelajaran melalui observasi mengenai strategi mengajar dan memilih
metode yang sesuai agar siswa dapat belajar secara efektif dan efisien
supaya tujuan pembelajaran dapat tercapai. Selanjutnya guru perlu
meningkatkan perannya dalam melaksanakan proses pembelajaran,
proses pembelajaran harus memberi kesempatan kepada peserta didik
mengoptimalkan potensi yang dimilikinya, sehingga tujuan pendidikan
akan tercapai. Demikian juga peran guru dalam mengevaluasi program
pembelajaran hendaknya dapat memberikan gambaran tentang
pencapaian tujuan pembelajaran oleh siswa. Ketercapaian tujuan
pembelajaran, tidak hanya diukur melalui pendekatan penilaian melalui
tes, namun baru akan tuntas apabila dilengkapi dengan pendekatan
penilaian autentik yaitu evaluasi proses pembelajaran dilakukan dalam
DAFTAR PUSTAKA
Angriani. (2010). Kontribusi Supervisi Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja Guru Terhadap Kinerja Mengajar Guru pada SMA Negeri Se-Kabupaten Indragiri Hulu Provinsi Riau. Tesis. Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung.
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.
Arikunto, S. (2006). Dasar-Dasar Supervisi. Jakarta : Rineka Cipta.
As’ad, Muhammad. (1995). Psikologi Industri. Yogyakarta: Liberty.
Bafadal, Ibrahim. (1992). Supervisi Pengajaran, Teori dan Aplikasinya dalam Membina Profesional Guru. Jakarta : Bumi Aksara.
Beach, D. (1995). Personnel : The Management of People at Work. New York : MacMillan Publishing Co.
Castetter, William B. (1996). The Human Resource Function In Educational Administration. New Jersey: Prentice-Hall Inc.
Danielson, C. (2007). Enhancing professional practice: A framework for teaching. Alexandria. VA : Association for Supervision and Curriculum Development.
Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan. (2006). Supervisi Akademik dalam Peningkatan Profesionalisme Guru. Jakarta : Ditjen PMPTK Depdiknas.
Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan. (2007). Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Sumber Daya Manusia di Sekolah Dasar. Jakarta : Ditjen PMPTK Depdiknas.
Edriati. (2009). Studi Korelasional Antara Motivasi Berprestasi Dengan Kinerja Kepala Sekolah SD Muhammadiyah Se Jabodetabek. Dalam Manajemen [Online], Vol 26 (280), 6 halaman. Tersedia : http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/26280092429.pdf [9 Desember 2012]
Enueme, C.P. & Egwunyenga, E.J. (2008). “Principals’ Instructional Leadership Roles and Effect on Teachers’ Job Performance : A Case Study of
Secondary Schools in Asaba Metropolis, Delta State, Nigeria”. J. Soc. Sci,
16, (1), 13-17. International Dimensions. London : Paul Chapman Publishing.
Gagne. (1999). Principles of Instructional Design. New York : Rinehart & Winston.
Glickman, C.D. (2002). Leadership for Learning : How to Help Teacher Succeed. Washington : Association for Supervision and Curriculum Development.
Glickman, C.D. (1981). Developmental Supervision. Washington : Association for Supervision and Curriculum Development.
Guskey, T.R., & Passaro, P. (1994). Teacher Efficacy : A study of Construct Dimensions. American Educational Research Journal. 31, 627-43.
Hoy, W.K. & Miskel, C.G. (2008). Educational Administration : Theory, Research, and Practice. New York : McGraw Hill Company, Inc.
Isdarmoko. (2003). Pengaruh Pelaksanaan Supervisi terhadap Kinerja Guru pada Sekolah Umum di Kabupaten Bantul. Tesis. Universitas Negeri Yogyakarta.
Iskandar, Sofyan. (2008). “Kemampuan Pembelajaran dan Keinovatifan Guru”. Jurnal Pendidikan Dasar. (9).
Kemdikbud. (2012). Perolehan Nilai Gabungan Uji Kompetensi Guru (UKG) Online. Kemdikbud. Tersedia : http://infoukg.kemdikbud.go.id/?id=grafik-hasil&jenis=ncombo&gdx=216 [9 Desember 2012]
Locke, E.A. (1991). “The Motivation Sequence, the Motivation Hub, and the
Motivation Core”. Organizational Behavior and Human Decision
Processes. 50, 288-299.
Mangkunegara, A.A Anwar Prabu (2007). Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia. Bandung : Refika Aditama.
Mowday, R.T. (1978). The Exercise of Upward Influence in Organizations. Administrative Science Quarterly, 23, 137-56.
Muaddab, Hafis (2011). Jaminan Mutu dalam Sertifikasi Guru. Artikel di netsain.com. http://netsains.com/2011/10/jaminan-mutu-dalam-sertifikasi-guru [9 Desember 2012]
Mulyasa, E. (2007). Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Nawawi, H. (1985). Administrasi Pendidikan. Jakarta: Armas Duta Jaya.
Obi, E. (2002). “Motivation and Organisational Behaviour”. Dynamics of
Educational Administration and Management: The Nigerian Perspectiv. 18-25.
Ohiwerei, F.O & Okoli, B.E. (2010). “Supervision of Business Education
Teachers : Issues and Problems”. Asian Journal of Business Management.
2(1), 24-29.
Prasojo, Lantip D. dan Prasojo. (2011). Supervisi Pendidikan. Yogyakarta : Gaya Media.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) RI No. 52 Tahun 2008 Tentang Standar Proses.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 13 Tahun 2007 Tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah.
Purwanto, M.N. (2007). Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung : Rosdakarya.
Pynes, Joan. (2009). Human Resources Management For Public And Nonprofit Organizations. San Fransisco : Jossey-Bass.
Riduwan. (2010). Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung : Alfabeta
Robbins, S.P. (1996). Perilaku Organisasi : Konsep, Kontroversi, Aplikasi. (Hadyana Pujaatmaka & Triyana Iskandarsyah. Trans). New Jersey : Prentice Hall, Inc.
Romli. (2009). “Tugas Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Manajemen
Berbasis Sekolah”. Ittihad Jurnal Kopertis Wilayah XI Kalimantan. 7,
(12), 1-12.
Safari. (2008). “Leadership Kepala Sekolah dan Tingkat Penguasaan Guru
terhadap Materi Ujian Nasional”. Jurnal Universitas Paramadina. 5, (3),
232-242.
Satori, Djam’an. (1995). Sistem Supervisi Sekolah Dasar dalam rangka
Pembinaan Profesional Guru di Kabupaten Bandung. Bandung : FIP IKIP Bandung.
Sagala, S. (2010). Supervisi Pembelajaran dalam Profesi Pendidikan. Bandung : Alfabeta.
Sagala, S. (2011). Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan. Bandung: Alfabeta.
Sahertian, P.A. (2008). Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan Dalam Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta.
Simanjuntak, P. (2010). Manajemen dan Evaluasi Kinerja. Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Steers, R.M & Porter, L.W. (1991). Motivation and Work Behavior. 5thed. New York : McGraw-Hill.
Sudjana, Nana. (2011). Supervisi Pendidikan, Konsep dan Aplikasinya Bagi Pengawas Sekolah. Bekasi : Binamitra Publishing.
Sudjana, Nana. (2009). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algesindo.
Sutisna, Oteng. (1989). Administrasi Pendidikan : Dasar Teoritis untuk Praktek Profesional. Bandung: Angkasa.
Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Administrasi. Bandung : Alfabeta.
Suharsaputra, Uhar. (2010). Administrasi Pendidikan. Bandung : Refika Aditama.
Tika, M.P. (2006). Budaya Organisasi dan Peningkatan Kinerja Perusahaan. Jakarta : Bumi Aksara.
Tim Dosen, Jurusan Adpen. (2010). Pengelolaan Pendidikan. Bandung: Jurusan Administrasi Pendidikan UPI.
Trianto. (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta: Kencana Media Group.
Uno, H.B. (2007). Teori Motivasi dan Pengukurannya : Analisis di Bidang Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.
Usman, U. (2006). Menjadi Guru Profesional. Bandung : PT Remaja Rosda Karya.
Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003 Sistem Pendidikan Nasional. Bandung : Nuansa Mulia.
Undang-Undang RI No.14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen. Bandung : Nuansa Mulia.
Winardi, J. (2001). Motivasi dan Pemotivasian dalam Manajemen. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Woolfolk A. (1993). Educational Psychology. USA: Pearson Education , Inc.