• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA GURU TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU SD NEGERI KECAMATAN SUKARESMI KABUPATEN CIANJUR.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA GURU TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU SD NEGERI KECAMATAN SUKARESMI KABUPATEN CIANJUR."

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah... 7

C. Tujuan Penelitian... 8

D. Manfaat Penelitian ... 8

E. Sistematika Penulisan ... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA,KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kinerja Mengajar Guru dalam Konteks Administrasi Pendidikan ... 11

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian... 61

B. Populasi dan Sampel ... 62

C. Definisi Operasional ... 64

D. Instrumen Penelitian ... 66

E. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... 72

F. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... 75

G. Teknik Analisis Data ... 81

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Data Variabel Supervisi Akademik Kepala Sekolah (X1) ... 94

2. Deskripsi Data Variabel Motivasi Kerja Guru (X2) ... 96

(2)

4. Hasil Pengujian Hipotesis ... 99

B. Pembahasan 1. Pengaruh Supervisi Akademik Kepala Sekolah terhadap Kinerja Mengajar Guru Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Sukaresmi Kabupaten Cianjur... 115

2. Pengaruh Motivasi Kerja Guru terhadap Kinerja Mengajar Guru Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Sukaresmi Kabupaten Cianjur ... 120

3. Pengaruh Supervisi Akademik Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja Guru terhadap Kinerja Mengajar Guru Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Sukaresmi Kabupaten Cianjur ... 123

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 127

B. Rekomendasi ... 127

DAFTAR PUSTAKA ... 130

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 135

(3)

DAFTAR TABEL

3.3 Kisi-kisi Instrumen Penelitian Supervisi Akademik Kepala Sekolah ... 67

3.4 Kisi-kisi Instrumen Penelitian Motivasi Kerja Guru ... 69

3.5 Kisi-kisi Instrumen Penelitian Kinerja Mengajar Guru ... 71

3.6 Hasi Uji Validitas Variabel Supervisi Akademik Kepala Sekolah

4.5 Rekapitulasi Hasil Persentase Skor Variabel Penelitian ... 99

(4)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

1.1 Tingkat Kelayakan Mengajar Guru Indonesia... 3

2.1 Tiga Tujuan Supervisi ... 30

2.2 Kerangka Pemikiran ... 55

3.1 Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Dependent Variable : Kinerja Mengajar Guru ... 84

3.2 Scatterplot Linieritas Variabel X1 atas Y ... 88

3.3 Scatterplot Linieritas Variabel X2 atas Y ... 89

4.1 Struktur Pengaruh X1 dan X2 terhadap Y ... 114

(5)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Guru merupakan komponen terpenting dalam sistem pendidikan.

Semua komponen dalam sistem pendidikan, mulai dari kurikulum,

lingkungan, sarana-prasarana pembelajaran, biaya, dan sebagainya

merupakan komponen pelengkap yang dapat berfungsi secara optimal apabila

esensi pembelajaran yaitu interaksi guru dengan peserta didik berkualitas.

Guru berperan penting dalam mentransformasikan input-input

pendidikan dalam upaya pencapaian tujuan sekolah. Banyak ahli pendidikan

menyatakan bahwa di sekolah tidak akan ada perubahan atau peningkatan

kualitas tanpa adanya perubahan dan peningkatan kualitas guru. Seperti yang

dikemukakan Fullan (2001:77) bahwa :

Educational change depends on what teachers do and think -it's as

simple and as complex as that. It would all be so easy if we could legislate changes in thinking. Classroom and schools become effective when (1) quality people are recruited to teaching, and (2) the

workplace is organized to energize teachers and reward

accomplisments. The two are intimately related. Professionally rewarding workplace conditions attract and retain good people.

Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen

menyebutkan bahwa Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama

mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan

mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini, jalur pendidikan

(6)

pula kewajiban guru antara lain merencanakan pembelajaran, melaksanakan

proses pembelajaran, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran,

meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi

secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan,

teknologi, dan seni.

Dari uraian tersebut diatas, guru dalam kegiatan proses pembelajaran

di sekolah menempati peran dan fungsi yang sangat penting dan tanpa

mengabaikan faktor penunjang yang lain, guru sebagai subyek pendidikan

sangat menentukan keberhasilan pendidikan itu sendiri. Namun dari berbagai

hasil penelitian menunjukkan masih rendahnya peran dan fungsi guru tersebut

dilaksanakan sehingga kinerja sebagian besar guru cenderung tidak

berkembang.

Terkait dengan kondisi tersebut, Sagala (2011:171) memaparkan

bahwa :

Berdasarkan pengamatan dari berbagai penelitian menunjukkan bahwa sebagian guru yang telah lama melaksanakan tugas sebagai pengajar, menganggap pekerjaan mengajar sebagai kegiatan rutinitas. Metode pembelajaran yang digunakan miskin dengan variasi yang dapat mendorong peserta didiknya belajar lebih bergairah. Kondisi seperti ini dapat menyebabkan situasi belajar di kelasnya gersang dan membosankan, layanan belajar yang diterima peserta didik menjadi tidak bermutu.

Proses pembelajaran seperti ini tidak menunjang terhadap pencapaian

tujuan pendidikan yaitu menghasilkan lulusan dan sumber daya manusia yang

bermutu dan dapat bersaing dengan bangsa lain.

Rendahnya profesionalitas guru di Indonesia dapat dilihat dari

(7)

menunjukkan guru-guru yang layak mengajar untuk tingkat SD baik negeri

maupun swasta ternyata hanya 28,94%. Guru SMP negeri 54,12%, swasta

60,99%, guru SMA negeri 65,29%, swasta 64,73%, guru SMK negeri 55,91

%, swasta 58,26 %. Data tersebut menggambarkan bahwa sebagian besar

guru sekolah dasar dan menengah di Indonesia dinilai tidak memiliki

kelayakan untuk mengajar. Kondisi ini sangat memprihatinkan dunia

pendidikan Indonesia terutama pendidikan dasar. Kondisi objektif tersebut

juga menyebabkan lemahnya kinerja guru dalam melaksanakan tugas

utamanya yaitu mengajar, beberapa indikatornya adalah rendahnya

pemahaman guru dalam strategi pembelajaran, kurangnya kemahiran guru

dalam mengelola kelas, rendahnya kemampuan guru melakukan dan

memanfaatkan penelitian tindakan kelas, rendahnya motivasi kerja,

rendahnya komitmen profesi, rendahnya kemampuan mengelola waktu.

Tingkat kelayakan mengajar guru di Indonesia dalam bentuk grafik disajikan

pada Gambar 1.1.

Gambar 1.1 Tingkat Kelayakan Mengajar Guru di Indonesia

(8)

Indikator lainnya mengenai kondisi kompetensi guru yang rendah

dapat dilihat dari hasil Uji Kompetensi Guru Kemdikbud (Kemdikbud, 2012)

untuk jenjang guru sekolah dasar di provinsi jawa barat menunjukkan

rata-rata nilai secara keseluruhan yang diperoleh hanya 42,81, yang masih jauh

dari nilai yang dikehendaki pemerintah yaitu 70 poin sehingga dapat

disimpulkan profesionalitas guru di provinsi jawa barat dari segi kompetensi

profesional dan pedagogik yang dilihat dari hasil UKG bisa dikatakan masih

rendah, masih banyak mengalami kekurangan.

Kondisi ini membenarkan kenyataan bahwa selama ini peranan dan

fungsi guru yang sangat penting tersebut belum sepenuhnya dapat dijalankan

oleh para guru. Sebagian besar guru tidak menekuni profesinya secara utuh.

Banyak faktor yang dapat mempengaruhinya, diantaranya adalah

kegiatan supervisi akademik yang diberikan oleh kepala sekolah dan motivasi

kerja guru. Sagala (2010 : 172), menyatakan bahwa :

Faktor yang menjadi penyebab rendahnya profesional guru, yaitu bantuan supervisi oleh pengawas sekolah yang tidak memadai, bantuan supervisi dari kepala sekolahnya yang tidak membantu, di samping itu juga tidak ada sejawat guru yang pantas menjadi teman untuk tukar pengalaman.

Faktor-faktor tersebut diatas menunjukkan bahwa guru tidak dapat

mengharapkan bantuan dari pihak lain yang lebih ahli untuk meningkatkan

profesionalnya, sehingga guru dituntut untuk mengembangkan profesionalnya

secara mandiri. Seringkali upaya secara mandiri inipun tidak berjalan efektif

karena keterbatasan sarana perpustakaan atau pusat sumber belajar yang ada

(9)

termotivasi untuk melaksanakan tugasnya dengan baik dan meningkatkan

profesionalitasnya.

Hasil penelitian Raudenbush (1993) menunjukkan bahwa :

Intensity of internal supervision significantly predicts both instructional quality and student achievement, after controlling for a variety of covariates measured at the school, teacher, and classroom levels. The supervision effect, similar in magnitude to the preservice education effect, is quite large. Intensive fieldwork in carefully selected rural schools suggests that, for effective principals, teacher supervision is a critical component in a larger strategy designed to create and sustain an “ethos of improvement” in academic teaching and learning.

Lebih lanjut, berdasarkan hasil telaah Neagley dan Evans, Glickman

serta Sergiovanni (Ditjen PMPTK, 2007) menunjukkan bahwa “kegiatan

supervisi yang termasuk pada kegiatan pengembangan guru dapat

meningkatkan kemampuan profesional guru dalam melaksanakan tugas,

khususnya tugas di bidang pengajaran”.

Demikian juga motivasi kerja guru. Menurut Gagne (1999), “motivasi

kerja memiliki dampak positif pada kinerja, sikap karyawan, kreativitas, dan

dukungan tanggung jawab terhadap profesi”. Seorang guru akan berusaha

secara optimal dalam melaksanakan tugas-tugasnya, apabila memiliki

motivasi kerja yang tinggi. Sebaliknya, bila motivasi kerjanya rendah, guru

tidak akan melaksanakan tugas-tugasnya secara baik. Seperti dikemukakan

Chapman & Adams (Foskett, 2003:56) bahwa : “the crucial characteristic of

raising quality is that teachers are motivated or impelled to change their practice.”

Berdasarkan pengamatan penulis terhadap situasi dan kondisi faktual

(10)

kurang berhasil dalam mengajar dikarenakan sebagian besar guru belum

layak mengajar. Data Pusbindik kecamatan Sukaresmi (2012) menunjukkan

hanya 34,87% guru yang layak mengajar. Sisa kurang lebih 65% belum layak

mengajar. Selain itu, mereka kurang termotivasi untuk mengajar sehingga

berdampak terhadap menurunnya kinerja, masih banyak guru yang mengajar

tanpa persiapan mengajar. Untuk itu diperlukan peran kepala sekolah untuk

memotivasi para guru dalam meningkatkan kinerja mengajarnya.

Sehubungan dengan itu, kegiatan supervisi akademik secara

berkelanjutan, serta motivasi kerja guru sangat diperlukan untuk memperbaiki

kondisi tersebut sehingga kinerja mengajar guru meningkat dan mampu

berprestasi serta mampu bersaing.

Kegiatan supervisi akademik dimaksudkan untuk mengetahui

sejauhmana pelaksanaan tugas dan kewajiban serta kesulitan-kesulitan apa

yang dialami guru, sehingga dapat dicari upaya pemecahannya. Dengan

adanya supervisi akademik kepala sekolah yang efektif dan memperhatikan

prinsip-prinsip supervisi maka diharapkan dapat meningkatkan motivasi kerja

guru SD Negeri di Kecamatan Sukaresmi Kabupaten Cianjur, dan pada

akhirnya meningkatkan kinerja mengajar guru, sehingga dapat mendukung

pencapaian tujuan pendidikan.

Berdasarkan uraian tersebut akhirnya peneliti tertarik dan ingin

membahasnya dalam sebuah penelitian yang berjudul “Pengaruh Supervisi

Akademik Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja Guru terhadap Kinerja

(11)

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan, maka

dapat diidentifikasi beberapa masalah yang ditemui terkait kinerja mengajar

guru SD Negeri Kecamatan Sukaresmi Kabupaten Cianjur sebagai berikut :

a. Kualitas mengajar sebagian guru SD Negeri Kecamatan Sukaresmi

Kabupaten Cianjur saat ini rendah;

b. Guru membutuhkan bantuan dalam melaksanakan tugas utamanya yaitu

mengajar melalui pendekatan kegiatan supervisi akademik oleh kepala

sekolah;

c. Motivasi kerja sebagian guru SD Negeri Kecamatan Sukaresmi

Kabupaten Cianjur saat ini rendah dan ini berdampak terhadap kinerja

mengajar guru.

2. Perumusan Masalah

Bertitik tolak dari latar belakang penelitian, dapat dirumuskan

pertanyaan penelitian sebagai berikut :

a. Apakah terdapat pengaruh dari supervisi akademik kepala sekolah

terhadap kinerja mengajar guru SD Negeri Kecamatan Sukaresmi

Kabupaten Cianjur ?

b. Apakah terdapat pengaruh dari motivasi kerja guru terhadap kinerja

(12)

c. Apakah terdapat pengaruh dari supervisi akademik kepala sekolah dan

motivasi kerja guru secara bersama-sama terhadap kinerja mengajar guru

SD Negeri Kecamatan Sukaresmi Kabupaten Cianjur ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk

mengukur dan menganalisis :

1. Pengaruh supervisi akademik kepala sekolah terhadap kinerja mengajar

guru SD Negeri Kecamatan Sukaresmi Kabupaten Cianjur.

2. Pengaruh motivasi kerja guru terhadap kinerja mengajar guru SD Negeri

Kecamatan Sukaresmi Kabupaten Cianjur.

3. Pengaruh supervisi akademik kepala sekolah dan motivasi kerja guru

secara bersama-sama terhadap kinerja mengajar guru SD Negeri

Kecamatan Sukaresmi Kabupaten Cianjur.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk menambah ilmu

pengetahuan terutama dalam bidang manajemen SDM dan penelitian

sekaligus memberikan sumbang pemikiran bagi peneliti selanjutnya.

2. Bagi sekolah, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan

untuk meningkatkan kinerja mengajar guru dan untuk kepala sekolah

diharapkan menjadi bahan rujukan dalam menerapkan supervisi

(13)

3. Bagi Dinas Pendidikan Sukaresmi Kabupaten Cianjur, agar dapat

menindaklanjuti hasil penelitian untuk menetapkan langkah-langkah

strategis guna meningkatkan peran supervisi akademik kepala sekolah

dan meningkatkan kinerja mengajar guru serta strategi untuk memotivasi

kerja guru.

4. Hasil penelitian ini diharapkan dapat membuktikan dan memperkuat

teori-teori yang telah banyak dikemukakan oleh para ahli serta dapat

berguna sebagai bahan informasi bagi peneliti yang ingin melakukan

penelitian lebih lanjut.

E. Sistematika Penulisan

Adapun penulisan karya tulis ini dibagi dalam lima bab, yaitu sebagai

berikut :

Bab pertama merupakan pendahuluan dalam tesis ini, yang membahas

mengenai masalah yang melatarbelakangi penelitian dengan mengidentifikasi

dan merumuskan masalah yang akan diteliti, juga menentukan tujuan dan

manfaat penelitian agar studi yang dilakukan lebih terarah.

Bab kedua menyajikan hasil tinjauan pustaka berkaitan dengan

pemaparan teori-teori yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan

melalui studi literatur. Landasan teori tersebut akan digunakan sebagai

kerangka pemikiran dan bersumber dari buku-buku pustaka sebagai dasar

pemikiran dari penelitian ini.

Bab ketiga tentang metode penelitian berisi penjabaran yang rinci

(14)

populasi/sampel, desain penelitian, teknik pengumpulan data, definisi

operasional, instrumen penelitian, uji coba instrumen, dan pengujian

hipotesis.

Bab keempat menyajikan hasil penelitian dan pembahasan terdiri dari

dua hal yakni analisis data, dan pembahasan terhadap hasil analisis temuan.

Bab kelima disajikan kesimpulan dan rekomendasi yang di peroleh

(15)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian adalah sebuah rancangan tentang bentuk hubungan

antara variabel yang diteliti sehingga dapat memberikan suatu gambaran

untuk menjawab pertanyaan atau menguji hipotesis penelitian. Hal ini

menjelaskan bahwa suatu penelitian diharapkan memenuhi tahapan dan

metode yang tepat sesuai dengan variabel yang ingin diungkap.

Lokasi penelitian adalah di SD Negeri Kecamatan Sukaresmi

Kabupaten Cianjur. Rancangan penelitian yang akan digunakan untuk

menganalisis penelitian mengenai “pengaruh supervisi akademik kepala

sekolah dan motivasi kerja guru terhadap kinerja mengajar guru SD Negeri

Kecamatan Sukaresmi Kabupaten Cianjur”, adalah penelitian kuantitatif

dengan menggunakan metode penelitian survei.

Tipe penelitian ini adalah penelitian penjelasan (explanatory

research), karena penelitian ini bermaksud menjelaskan pengaruh/hubungan

antara variabel supervisi akademik kepala sekolah dan variabel motivasi kerja

guru terhadap variabel kinerja mengajar guru.

Variabel dalam penelitian terdiri dari dua variabel bebas yaitu

supervisi akademik kepala sekolah sebagai variabel (X1), motivasi kerja guru

(X2), dan satu variabel tidak bebas yaitu kinerja mengajar guru sebagai

(16)

B. Populasi dan Sampel

Populasi yang akan diteliti adalah semua guru yang ada pada SD

Negeri se-Kecamatan Sukaresmi Kabupaten Cianjur. Dari 36 SD Negeri se-

Kecamatan Sukaresmi Kabupaten Cianjur terdapat 304 guru.

Mengenai jumlah guru pada masing-masing sekolah dapat dilihat

pada tabel 3.1 berikut ini.

(17)

32 SDN SIMPANGSARI 7

33 SDN SINDANGPALAY 7

34 SDN SUKABAHAGIA 6

35 SDN SURUPAN 8

36 SDN WANAJAYA 7

JUMLAH 304

Sumber : Pusbindik Kec.Sukaresmi Kab.Cianjur (2012)

Untuk menentukan besarnya atau ukuran sampel digunakan rumus

Taro Yamane (Riduwan, 2008: 65), yaitu :

1

Dalam penelitian ini peneliti mengambil presisi sebesar 10% sehingga

diperoleh nilai n, yaitu 75 orang atau 24,67% dari populasi. Adapun teknik

pengambilan sampel sejumlah 75 orang tersebut menggunakan teknik simple

random sampling dengan memperhatikan proporsi jumlah populasi pada

masing-masing sekolah.

Penentuan anggota sampel adalah sebesar 24,67% dari populasi.

Penyebaran sampel pada tiap sekolah dapat dilihat pada table 3.2 berikut :

(18)

6 SDN BATUKARUT 6 1.48 1

C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel yang akan diteliti yaitu

variabel supervisi akademik kepala sekolah (X1), variabel motivasi kerja guru

(X2) yang disebut sebagai variabel bebas dan variabel kinerja mengajar guru

(19)

Adapun definisi konseptual dan operasional variabel penelitian adalah

sebagai berikut :

1. Supervisi akademik adalah pelayanan atau bimbingan profesional bagi

guru-guru dengan memberikan bantuan dan dorongan serta kesempatan

pada guru untuk meningkatkan kemampuan profesionalnya dalam

melaksanakan tugas utamanya dengan lebih baik, yaitu memperbaiki

proses belajar mengajar dan meningkatkan mutu hasil belajar mengajar.

Adapun dimensi yang digunakan sebagai indikator penelitian

untuk mengukur supervisi akademik kepala sekolah merujuk pada

definisi yang dikemukakan Glickman (Ibrahim Bafadal, 1992 : 2) bahwa

supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan membantu guru

mengembangkan kemampuannya mengelola proses belajar mengajar

demi pencapaian tujuan pengajaran. Indikator-indikatornya adalah (a)

merencanakan program supervisi akademik, (b) melaksanakan supervisi

akademik, dan (c) menindaklanjuti hasil supervisi akademik.

(Permendiknas No.13 Tahun 2007)

2. Motivasi kerja guru adalah keinginan yang terdapat pada seorang guru

atau sesuatu yang menyebabkan guru mau bekerja untuk

mengembangkan dirinya serta memanfaatkan semua energinya untuk

menyelesaikan tugas-tugasnya.

Adapun dimensi yang digunakan untuk mengukur variabel

motivasi kerja guru dalam penelitian ini merujuk pada teori motivasi

(20)

2008:142). Menurut teori ini, individu yang tinggi dalam motivasi kerja

memiliki tiga karakteristik utama :

a) Memiliki keinginan yang kuat untuk memikul tanggung jawab

pribadi untuk melakukan tugas atau memecahkan masalah.

b) Cenderung menetapkan tujuan cukup sulit dan mengambil tingkat

risiko menengah

c) Memiliki keinginan yang kuat untuk umpan balik kinerja.

3. Kinerja mengajar guru adalah interaksi antara kemampuan seseorang

guru dengan interaksinya sebagai tenaga pendidik dan pengajar yang

dengan kemampuan itu ia dapat mengelola proses belajar mengajar

secara maksimal.

Adapun dimensi yang digunakan untuk mengukur kinerja

mengajar guru dalam penelitian ini merujuk pada hasil penelitian yang

dilakukan Danielson (ASCD, 2007). Dia menemukan 4 dimensi

profesional pengajaran yaitu : a) perencanaan dan persiapan, b)

lingkungan pembelajaran, c) instruksi dalam pembelajaran, d)

responsibilitas profesional.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan peneliti dalam

mengumpulkan data. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian

ini berbentuk kuesioner. Menurut Arikunto (2006 : 151) kuesioner adalah

sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh infromasi

(21)

Kuesioner disusun dan dikembangkan berdasarkan deskripsi teori

yang ada melalui butir pertanyaan mengenai karakteristik responden dan

pernyataan tentang variabel yang akan diteliti. Untuk mengungkap variabel

yang akan di teliti, kuesioner disusun disesuaikan dengan subvariabel

penelitian serta indikator variabel yang ditetapkan berdasarkan konsep teori

sehingga jumlah pernyataan dalam kuesioner sesuai dengan jumlah indikator

variabel yang ada.

Untuk memperoleh data tentang variabel supervisi akademik kepala

sekolah, motivasi kerja guru dan kinerja mengajar guru melalui kuesioner

dengan menggunakan Skala Likert.

1. Variabel Supervisi Akademik Kepala Sekolah (X1)

Penyusunan instrumen penelitian disusun berdasarkan kisi-kisi

instrumen sesuai dengan subvariabel, indikator dan skala pengukuran yang

digunakan untuk mengungkap variabel yang diinginkan.

Untuk kuesioner variabel supervisi akademik kepala sekolah disusun

kisi-kisi instrumen penelitian sebagaimana tersebut pada tabel 3.3 dibawah

ini.

Tabel 3.3 : Kisi-kisi Instrumen Penelitian Supervisi Akademik Kepala Sekolah (X1)

Variabel Sub Variabel Indikator Jumlah

(22)
(23)

bentuk kegiatan analisis butir soal, remedial, dan pengayaan. 2. Kepala sekolah

mengecek ulang keterlaksanaan rekomendasi oleh guru

3. Kepala sekolah melaksanakan pembinaan dan pengembangan guru sebagai tindaklanjut kegiatan supervisi. 4. Kepala sekolah

menggunakan data hasil supervisi sebagai bahan perbaikan perbaikan kinerja pelaksanaan program.

Sumber : Glickman, et al. (Ibrahim Bafadal, 1992 : 2 ) & Permendiknas No.13 Tahun 2007.

2. Variabel Motivasi Kerja Guru (X2)

Untuk mempermudah penyusunan instrumen penelitian (kuesioner)

disusun kisi-kisi instrumen sesuai dengan sub variabel, indikator instrumen

dan skala pengukuran yang digunakan untuk mengungkap variabel yang

diinginkan.

Untuk kuesioner variabel motivasi kerja guru disusun kisi-kisi

(24)

Tabel 3.4: Kisi-kisi Instrumen Penelitian Variabel Motivasi Kerja Guru (X2)

Variabel Sub Variabel Indikator Jumlah

Butir

(25)

3. Variabel Kinerja Mengajar Guru (Y)

Untuk mempermudah penyusunan instrumen penelitian (kuesioner)

disusun kisi-kisi instrumen sesuai dengan sub variabel, indikator instrumen

dan skala pengukuran yang digunakan untuk mengungkap variabel yang

diinginkan.

Untuk kuesioner variabel kinerja guru disusun kisi-kisi instrumen

penelitian seperti tersebut pada tabel 3.5 berikut.

Tabel 3.5 : Kisi-kisi Instrumen Penelitian Variabel Kinerja Mengajar Guru (Y)

Variabel Sub Variabel Indikator Jumlah

(26)

2. Menggunakan

Sumber : Danielson, C. (2007). Enhancing professional practice: A framework for teaching. Alexandria. VA: Association for Supervision and Curriculum Development.

E. Validitas dan Reliabilitas

Agar kuesioner yang digunakan mampu mengukur apa yang

diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang di teliti secara

tepat, maka perlu dilakukan uji validitas dan realibilitas instrumen. Jumlah

responden untuk uji instrumen dalam penelitian ini sebanyak 30 responden.

Uji validitas dilaksanakan di 4 SD Negeri gugus utama. Lokasi uji

(27)

Menurut Arikunto (2006:168) validitas adalah “suatu ukuran yang

menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrument”.

Tinggi rendahnya validitas instrument menunjukkan sejauh mana data yang

terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang dimaksud.

Suatu instrumen dikatakan valid jika instrument yang digunakan dapat

mengukur apa yang hendak diukur (Gay dalam Sukardi, 2008:121).

Pengujian validitas instrument ini menggunakan program SPSS versi 17

dengan menggunakan rumus korelasi Product Moment oleh Pearson

(Arikunto, 2006 : 170) yaitu :

= jumlah kuadrat skor distribusi X ∑Y2

= jumlah kuadrat skor distribusi Y

Kemudian hasil rxy dikonsultasikan dengan rtabel dengan taraf

signifikansi 5%. Jika didapatkan harga rxy > rtabel, maka butir instrumen

dikatakan valid, akan tetapi sebaliknya jika harga rxy < rtabel, maka dikatakan

bahwa butir instrumen tersebut tidak valid (Arikunto 2006 : 146).

Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa suatu

instrumen cukup dapat dipercaya untuk dipergunakan sebagai alat pengumpul

(28)

Pengujian reabilitas instrumen ini digunakan dengan program SPSS

dengan menggunakan rumus Alpha yaitu :

Untuk memperoleh varians butir dicari terlebih dahulu setiap butir,

kemudian dijumlahkan. Rumus yang digunakan untuk mencari varians adalah

sebagai berikut :

Teknik untuk menguji reliabilitas dalam penelitian ini adalah rumus

Alpha dipadukan dengan rumus korelasi product moment. Jika rxy sudah

diperoleh, maka hasil perhitungan dimasukkan ke dalam rumus Alpha.

Selanjutnya hasil uji reliabilitas angket penelitian dikonsultasikan

dengan harga r product moment pada taraf signifikansi 5%. Jika harga r11 >

rtabel, maka instrumen dikatakan reliabel, dan sebaliknya jika harga r11 < rtabel

(29)

F. Hasil Uji Validitas dan Realibilitas

Uji validitas instrumen menurut Arikunto (2006:168) adalah suatu

ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu

instrument. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana

data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang

dimaksud.

Pengujian validitas instrumen ini digunakan dengan bantuan program

SPSS 17 for Windows dengan menggunakan rumus korelasi Product Moment

oleh Pearson (dalam Arikunto, 2006:170). Untuk melihat hasil uji validitas

yang dilakukan untuk tiap variabel, dengan bantuan program SPSS 17 for

Windows dengan tingkat signifikan 0,05 atau rtabel = 0,361.

Jadi apabila korelasi antar butir-butir dengan skor total kurang dari

0,361 (rtabel) maka butir dalam instrumen tersebut dinyatakan tidak valid.

Resume hasil uji validitas butir variabel penelitian dapat dilihat pada tabel

3.9.

1. Hasil Uji Validitas Variabel Supervisi Akademik Kepala Sekolah (X1)

Uji validitas variabel supervisi akademik kepala sekolah yang diujikan

sebanyak 32 item. Setelah dilakukan pengujian, 32 butir dinyatakan valid

karena telah memenuhi syarat (rhitung≥ rtabel ≥ 0,361).

Dengan demikian 32 butir valid digunakan untuk proses pengumpulan

data selanjutnya. Hasil uji validitas variabel supervisi akademik kepala

(30)

Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas

Variabel Supervisi Akademik Kepala Sekolah

No.Butir Pearson

Correlation Sig.(2-tailed) Status

1 .576 .001 Valid

Sumber : Output SPSS 17 (diolah) 2012

2. Hasil Uji Validitas Variabel Motivasi Kerja Guru (X2)

Uji validitas variabel motivasi kerja yang diujikan sebanyak 30 item.

(31)

(rhitung ≤ rtabel ≤ 0,361) yaitu nomor butir 1, 5, 6, 9, 16, 22 dan butir 30.

Sedangkan 23 butir lainnya dinyatakan valid karena telah memenuhi syarat

(rhitung≥ rtabel≥ 0,361).

Dari 30 butir yang diujikan sebanyak 7 butir dinyatakan tidak valid

diputuskan untuk tidak digunakan menjaring data selanjutnya. Dengan

demikian 23 butir valid digunakan untuk proses pengumpulan data

selanjutnya. Sedangkan 7 butir yang tidak valid dinyatakan tidak

mempengaruhi secara signifikan walaupun tidak diikutkan dalam penjaringan

data. Hasil uji validitas variabel motivasi kerja dapat dilihat pada tabel 3.7

berikut.

Tabel 3.7. Hasil Uji Validitas Variabel Motivasi Kerja Guru

No.Butir Pearson

Correlation Sig.(2-tailed) Status

(32)

21 .602 .000 Valid

22 .232 .216 Tidak Valid

23 .588 .001 Valid

24 .602 .000 Valid

25 .645 .000 Valid

26 .765 .000 Valid

27 .653 .000 Valid

28 .466 .009 Valid

29 .622 .000 Valid

30 .066 .731 Tidak Valid

Sumber : Output SPSS 17 (diolah) 2012

3. Hasil Uji Validitas Variabel Kinerja Mengajar Guru (Y)

Uji validitas variabel kinerja mengajar guru yang diujikan sebanyak

35 item. Setelah dilakukan pengujian ternyata sebanyak 8 butir dinyatakan

tidak valid (rhitung≤ rtabel ≤ 0,361) yaitu nomor butir 3, 14, 18, 21, 22, 24, 29,

dan butir 33. Sedangkan 27 butir lainnya dinyatakan valid karena telah

memenuhi syarat (rhitung≥ rtabel≥ 0,361).

Untuk butir yang dinyatakan tidak valid diputuskan untuk tidak

digunakan menjaring data selanjutnya. Dengan demikian 27 butir valid

digunakan untuk proses pengumpulan data selanjutnya. Hasil uji validitas

variabel kinerja mengajar guru dapat dilihat pada tabel 3.8 berikut.

Tabel 3.8. Hasil Uji Validitas Variabel Kinerja Mengajar Guru

No.Butir Pearson

Correlation Sig.(2-tailed) Status

1 .586 .001 Valid

2 .579 .001 Valid

3 .300 .107 Tidak Valid

4 .629 .000 Valid

5 .492 .006 Valid

6 .726 .000 Valid

(33)

8 .503 .005 Valid

Sumber : Output SPSS 17 (diolah) 2012

Tabel 3.9 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Butir Variabel Penelitian

(34)

4. Hasil Uji Reliabilitas

Reliabilitas menujukkan sejauh mana suatu instrumen dapat dipercaya

untuk digunakan sebagai alat pengumpul data. Arikunto (2006 : 178)

menyatakan bahwa reliabilitas menunjuk pada tingkat keterandalan tertentu.

Instrumen yang sudah dapat dipercaya (reliable) juga akan menghasilkan data

yang dapat dipercaya juga dapat diandalkan. Pengujian reliabilitas instrumen

ini digunakan dengan bantuan program SPSS 17 for Windows dengan

menggunakan rumus Cronbach’s Alpha.

Menurut Sunyoto (2008:68), suatu variabel dikatakan reliabel jika

memberikan nilai Cronbach’s Alpha > 0,70. Hasil uji reliabilitas dalam

penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.10 dibawah ini.

Tabel 3.10 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Penelitian

No. Variabel Penelitian Cronbach’s Alpha

r krisis Keputusan

1 Supervisi Akademik Kepala Sekolah (X1)

0,963 0,70 Reliabel

2 Motivasi Kerja (X2) 0,886 0,70 Reliabel

3 Kinerja Mengajar Guru (Y) 0,925 0,70 Reliabel Sumber : Output SPSS 17 (diolah) 2012

Berdasarkan data pada Tabel 3.10 diatas diperoleh hasil koefisien

reliabilitas variabel supervisi akademik kepala sekolah adalah sebesar

r=0,963, variabel motivasi kerja guru adalah sebesar r=0,886, dan variabel

kinerja mengajar guru adalah sebesar r=0,925. Dengan demikian ketiga

variabel penelitian ternyata memiliki nilai Cronbach’s Alpha lebih besar dari

0,70, yang berarti ketiga variabel tersebut dinyatakan reliabel atau memenuhi

(35)

G. Teknik Analisis Data

Analisis data dipergunakan untuk mengetahui ada atau tidak adanya

pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel tidak bebas. Analisis data

merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain

terkumpul.

Menurut Arikunto (2006 : 147) kegiatan dalam analisis data adalah

mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi

data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap

variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan

masalah dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah

diajukan.

Untuk menganalisis masalah penelitian digunakan analisis deskripsi

penelitian dan metode analisis regresi linier berganda dengan pengolahan data

menggunakan SPSS versi 17.

Untuk dapat memenuhi syarat penggunaan korelasi dan regresi dalam

pengujian hipotesis, terlebih dahulu perlu dilakukan pengujian prasyarat

statistik terhadap data. Pengujian prasyarat analisis mencakup uji normalitas,

uji homogenitas, dan uji linearitas.

1. Uji Asumsi Klasik

Sebelum analisis data dilakukan perlu dilakukan langkah uji asumsi

klasik, apakah data-data yang ada sudah memenuhi persyaratan pengujian.

Oleh karena itu sebelum pengujian hipotesis dilakukan maka perlu dilakukan

(36)

Uji persyaratan (asumsi klasik) yang digunakan adalah uji normalitas,

uji homogenitas, dan uji linearitas.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas ini digunakan untuk menguji data variabel bebas

supervisi akademik kepala sekolah (X1) dan data variabel bebas motivasi

kerja guru (X2) serta data variabel terikat kinerja mengajar guru (Y) pada

persamaan regresi yang dihasilkan, apakah berdistribusi normal atau

berdistribusi tidak normal. Uji normalitas menggunakan program SPSS

dengan uji Kolmogorov-Smirnov.

Persamaan regresi dikatakan baik jika mempunyai data variabel

bebas dan data variabel terikat berdistribusi mendekati normal atau

normal sama sekali (Sunyoto, 2008:84).

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui kesamaan variansi

kelompok-kelompok sampel yang diambil dari populasi yang sama.

Pada penelitian ini untuk uji homogenitas digunakan metode atau teknik

Lilliefors, dengan ketentuan; jika nilai signifikansi atau nilai probabilitas

< 0,05, data berasal dari populasi yang mempunyai varians tidak serupa

(Tidak Homogen), dan jika nilai signifikansi atau nilai probabilitas >

0,05, data berasal dari populasi yang mempunyai varians serupa

(37)

c. Uji Linieritas

Salah satu prasyarat untuk analisis korelasi dan regresi dalam

pengujian hipotesis adalah, bahwa hubungan antara variabel bebas

dengan variabel terikat linear. Untuk menguji linearitas dilakukan dengan

analisis regresi sederhana, dapat dilihat dari nilai signifikansi dari

deviation of linierity untuk X1 terhadap Y serta X2 terhadap Y. Apabila

nilai signifikansi < 0,05 dapat disimpulkan bahwa hubungannya bersifat

linier.

2. Hasil Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Uji normalitas data penelitian ini menggunakan uji normalitas

Kolmogorov-Smirnov. Data dianalisis dengan bantuan komputer program

SPSS versi 17 for Windows. Dasar pengambilan keputusan berdasarkan

probabilitas. Jika probabilitas > 0,05 maka data penelitian berdistribusi

normal. Hasil uji normalitas data penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.11

dibawah ini :

Tabel 3.11

Hasil Uji Normalitas Data

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig.

KinerjaMengajar .084 75 .200* .979 75 .246 SupervisiAkademik .081 75 .200* .981 75 .331 MotivasiKerjaGuru .092 75 .182 .978 75 .228

a. Lilliefors Significance Correction

(38)

Terlihat dari tabel 3.11 pada baris Sig. diperoleh nilai signifikansi

variabel supervisi akademik kepala sekolah (X1) sebesar 0,200, untuk variabel

motivasi kerja guru (X2) sebesar 0,182 dan untuk kinerja mengajar guru (Y)

sebesar 0,200. Nilai signifikansi dari masing masing variabel > 0,05 yang

berarti bahwa data dari masing-masing variabel berdistribusi normal.

Di samping menggunakan uji Kolmogorov Smirnov analisis

kenormalan data ini juga didukung dari Plot of Regression Standardized

Residual. Apabila grafik yang diperoleh dari output SPSS ternyata diperoleh

titik-titik yang mendekati garis diagonal, dapat disimpulkan bahwa model

regresi berdistribusi normal. Lebih jelasnya hasil uji normalitas data dapat

dilihat pada grafik berikut.

(39)

Terlihat dari grafik di atas, titik-titik mendekati garis diagonal

yang berarti bahwa model regresi berdistribusi normal.

Tabel 3.12 berikut merupakan rangkuman dari hasil uji normalitas

data variabel penelitian.

Tabel 3.12

Rekapitulasi Hasil Uji Normalitas Data

No Variabel Sig Kriteria Keterangan

1 Supervisi Akademik Kepala Sekolah (X1)

0,200 0,200 > 0,05 Normal

2 Motivasi Kerja Guru (X2) 0,182 0,182 > 0,05 Normal

3 Kinerja Mengajar Guru (Y) 0,200 0,200 > 0,05 Normal

b. Uji homogenitas data

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui kesamaan variansi

kelompok-kelompok sampel yang diambil dari populasi yang sama. Pada

penelitian ini untuk uji homogenitas digunakan metode atau teknik Lilliefors

, dengan ketentuan ; jika nilai signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05, data

berasal dari populasi yang mempunyai varians tidak serupa (Tidak Homogen)

, dan jika nilai signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05, data berasal dari

populasi yang mempunyai varians serupa (Homogen).

Tabel 3.13 Hasil Uji Homogenitas

Levene

Statistic df1 df2 Sig.

SupervisiAkademik Based on Mean .425 1 73 .517

Based on Median .382 1 73 .538

Based on Median and with adjusted df

.382 1 72.786 .538

(40)

MotivasiKerjaGuru Based on Mean .619 1 73 .434

Based on Median .520 1 73 .473

Based on Median and with adjusted df

.520 1 70.167 .473

Based on trimmed mean .636 1 73 .428

Kinerja Mengajar Guru

Based on Mean .052 1 73 .821

Based on Median .035 1 73 .852

Based on Median and with adjusted df

.035 1 72.862 .852

Based on trimmed mean .046 1 73 .832

Terlihat dari tabel 3.13, pada baris Based on Mean diperoleh nilai

signifikansi variabel supervisi akademik kepala sekolah (X1) sebesar 0,517,

untuk variabel motivasi kerja guru (X2) sebesar 0,434 dan untuk kinerja

mengajar guru (Y) sebesar 0,821. Nilai signifikansi dari masing-masing

variabel > 0,05 yang berarti bahwa data berasal dari populasi yang

mempunyai varians serupa (Homogen).

c. Uji Linieritas

Salah satu prasyarat untuk analisis korelasi dan regresi dalam

pengujian hipotesis adalah, bahwa hubungan antara variable bebas dengan

variabel terikat linear. Untuk menguji linearitas dilakukan dengan analisis

regresi sederhana, dapat dilihat dari nilai signifikansi dari deviation of

linierity untuk X1 terhadap Y serta X2 terhadap Y. Apabila nilai signifikansi

(41)

Di samping menggunakan analisis regresi sederhana, kelinieran juga

dapat dilihat dari Scatterplot (Diagram pencar) dengan memberi tambahan

garis regresi.

Hasil pengujian linieritas ini dianalis dengan bantuan program

SPSS versi 17 Windows. Untuk lebih jelasnya hasil pengujian linieritas ini

diuraikan sebagai berikut :

1) Hasil Uji Linieritas Variabel X1 terhadap Y

Uji linieritas untuk variabel X1 terhadap Y dapat dilihat pada tabel

3.14 berikut ini :

Tabel 3.14

Uji Linieritas Variabel XІ terhadap Y

ANOVAb

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 560.838 1 560.838 10.311 .002a

Residual 3970.708 73 54.393

Total 4531.547 74

a. Predictors: (Constant), SupervisiAkademik b. Dependent Variable: KinerjaMengajar

Terlihat dari tabel 4.12 bahwa nilai Sig. Sebesar 0,002, Nilai

signifikansi < 0,05 yang berarti hubungannya bersifat linier. Ini menunjukkan

bahwa data variabel supervisi akademik kepala sekolah (X1) atas kinerja

mengajar guru (Y) adalah berpola linier.

Plot data antara supervisi akademik kepala sekolah (X1) dengan

(42)

Gambar 3.2 : Scatterplot Linieritas Data Variabel X atas Y

Garis regresi yang tampak pada grafik di atas cenderung tidak

mendatar (ke kanan atas). Apabila dilihat dari persamaan regresi, koefisien

regresi adalah 0,124. Hal ini membuktikan adanya linieritas pada hubungan

dua varibel tersebut, yang berarti semakin baik supervisi akademik kepala

sekolah ada hubungannya dengan kinerja mengajar guru SD Negeri

Kecamatan Sukaresmi Kabupaten Cianjur.

2) Hasil Uji Linieritas Variabel X2 terhadap Y

Uji linieritas untuk variabel X2 terhadap Y dapat dilihat pada tabel

3.15 berikut ini :

Tabel 3.15

Uji Linieritas Variabel XЇ terhadap Y ANOVAb

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

(43)

Residual 3997.657 73 54.762

Total 4531.547 74

a. Predictors: (Constant), MotivasiKerjaGuru b. Dependent Variable: KinerjaMengajar

Terlihat dari tabel 3.15 bahwa nilai Sig sebesar 0.003, Nilai

signifikansi < 0,05 yang berarti hubungannya bersifat linier. Ini menunjukkan

bahwa data variabel motivasi kerja guru (X2) atas kinerja mengajar guru

(Y) adalah berpola linier.

Plot data antara motivasi kerja guru (X2) dengan kinerja mengajar

guru (Y) ditunjukkan pada gambar berikut.

Gambar 3.3 : Scatterplot Linieritas Data Variabel X2 atas Y

Garis regresi yang tampak pada grafik di atas cenderung tidak

mendatar (ke kanan atas). Apabila dilihat dari persamaan regresi, koefisien

regresi adalah 0,118. Hal ini membuktikan adanya linieritas pada hubungan

(44)

hubungannya dengan kinerja mengajar guru SD negeri Kecamatan Sukaresmi

Kabupaten Cianjur.

2. Uji Hipotesis

Penelitian ini membahas bagaimana supervisi akademik kepala

sekolah dan motivasi kerja guru (baik secara parsial maupun secara

bersama-sama) berpengaruh terhadap kinerja mengajar guru. Untuk menganalisis data

digunakan metode analisis regresi berganda untuk mengukur pengaruh dua

atau lebih variabel bebas terhadap variabel terikat.

Menurut Sugiyono (2006:243), analisis regresi berganda akan

dilakukan bila jumlah variabel independennya minimal dua.

Bentuk umum persamaan regresi berganda adalah :

Y = a + b1 X1 + b 2 X2

Keterangan : Y = variabel kinerja mengajar guru

X1 = variabel supervisi akademik kepala sekolah

X2 = variabel motivasi kerja guru

a = konstanta

b1, b2 = koefisien regresi yang dicari

a. Analisis Korelasi Sederhana

Analisis korelasi dimaksudkan untuk mengetahui derajat hubungan

antara variabel X dan variabel Y. Ukuran yang digunakan untuk mengetahui

derajat hubungan dalam penelitian ini adalah koefisien korelasi (r) dengan

menggunakan rumus korelasi Pearson Product Moment.

b. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi dilakukan untuk mendeteksi ketepatan yang

(45)

nilai koefisien determinan. Untuk melihat kemampuan variabel bebas dalam

menerangkan variabel terikat dapat diketahui dari besarnya koefisien

determinasi berganda (R2).

Jika R2 semakin besar mendekati 1 (satu) maka hubungan variabel

bebas terhadap variabel terikat semakin kuat. Sebaliknya jika R2 semakin

mendekati 0 (nol) maka hubungan variabel bebas terhadap variabel terikat

semakin lemah.

c. Uji Secara Parsial (Uji t)

Digunakan untuk mengukur tingkat pengaruh antara satu variabel

bebas terhadap variabel tidak bebas. Uji t pada penelitian ini untuk mengukur

pengaruh variabel supervisi akademik kepala sekolah terhadap variabel

kinerja mengajar guru dan variabel motivasi kerja terhadap variabel kinerja

mengajar guru.

Uji t disimpulkan dengan :

1) Ho : b1 = 0 ; apabila tidak terdapat pengaruh antara variabel bebas

terhadap variabel terikat.

Ho diterima jika nilai thitung < ttabel

Ho ditolak jika nilai thitung > ttabel

2) Ha : b1 ≠ 0 ; apabila terdapat pengaruh antara variabel bebas terhadap

variabel terikat.

Ha diterima jika nilai thitung < ttabel

(46)

d. Uji Secara Bersama (Uji F)

Uji F ini menunjukkan apakah semua variabel bebas yaitu supervisi

akademik kepala sekolah (X1), dan motivasi kerja guru (X2) mempunyai

pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat yaitu kinerja

mengajar guru (Y).

Uji F disimpulkan dengan :

1) Ho : b1, b2 = 0 ; apabila tidak terdapat pengaruh secara bersama-sama

antara variabel bebas terhadap variabel terikat.

Ho ditolak jika nilai Fhitung > Ftabel

Ho diterima jika nilai Fhitung < Ftabel

2) Ho : b1, b2 ≠ 0 ; apabila terdapat pengaruh secara bersama-sama antara

variabel bebas terhadap variabel terikat.

Ha diterima jika nilai Fhitung > Ftabel

(47)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Merujuk pada hasil penelitian dan pembahasan pada bab IV, maka

dapat disimpulkan temuan – temuan penting sebagai berikut :

1. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari supervisi akademik

kepala sekolah terhadap kinerja mengajar guru SD Negeri Kecamatan

Sukaresmi Kabupaten Cianjur.

2. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari motivasi kerja guru

terhadap kinerja mengajar guru SD Negeri Kecamatan Sukaresmi

Kabupaten Cianjur.

3. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari supervisi akademik

kepala sekolah dan motivasi kerja guru secara bersama-sama terhadap

kinerja mengajar guru SD Negeri Kecamatan Sukaresmi Kabupaten

Cianjur.

B. Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan yang telah dirumuskan, maka penulis

merekomendasikan beberapa hal penting yang dapat digunakan sebagai

masukan untuk meningkatkan supervisi akademik dan motivasi kerja guru

dalam kaitannya dengan peningkatan kinerja mengajar guru sebagai berikut :

1. Kepala sekolah dapat meningkatkan efektifitas supervisi akademik

(48)

sistematis, mengidentifikasi masalah pembelajaran yang dihadapi guru,

merumuskan tujuan supervisi dengan jelas, menyusun format observasi,

bekerjasama dengan guru, mengamati proses mengajar guru dan

memberikan kesimpulan serta menindaklanjuti hasil supervisi kunjungan

kelas. Sebagaimana hasil penelitian Enueme dan Egwunyenga (2008)

menunjukkan bahwa kepala sekolah yang memainkan peran

kepemimpinan instruksionalnya secara maksimal akan mempengaruhi

kinerja guru. Lebih lanjut, Obi (2002 : 18-25) mengemukakan bahwa

untuk menjadi pemimpin instruksional yang berhasil, kepala sekolah

harus memberikan perhatian utama pada program peningkatan kualitas

guru, yang terdiri dari teknik dan prosedur kepemimpinan yang

dirancang untuk mengubah kinerja guru”.

2. Kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat dalam memberikan

motivasi kepada para guru melaksanakan tugas dan fungsinya. Seperti

dikemukakan Chapman & Adams Foskett (2003:56) bahwa :“The crucial

characteristic of raising quality is that teachers are motivated or

impelled to change their practice”. Motivasi ini dapat ditumbuhkan

diantaranya melalui pengaturan lingkungan kerja yang kondusif,

membangun iklim kerja yang positif, membantu para guru dalam

mengembangkan kompetensinya, dan memberikan umpan balik yang

jelas terhadap kinerja.

3. Guru sebagai administrator pendidikan dan pembelajaran di kelas

(49)

pembelajaran melalui observasi mengenai strategi mengajar dan memilih

metode yang sesuai agar siswa dapat belajar secara efektif dan efisien

supaya tujuan pembelajaran dapat tercapai. Selanjutnya guru perlu

meningkatkan perannya dalam melaksanakan proses pembelajaran,

proses pembelajaran harus memberi kesempatan kepada peserta didik

mengoptimalkan potensi yang dimilikinya, sehingga tujuan pendidikan

akan tercapai. Demikian juga peran guru dalam mengevaluasi program

pembelajaran hendaknya dapat memberikan gambaran tentang

pencapaian tujuan pembelajaran oleh siswa. Ketercapaian tujuan

pembelajaran, tidak hanya diukur melalui pendekatan penilaian melalui

tes, namun baru akan tuntas apabila dilengkapi dengan pendekatan

penilaian autentik yaitu evaluasi proses pembelajaran dilakukan dalam

(50)

DAFTAR PUSTAKA

Angriani. (2010). Kontribusi Supervisi Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja Guru Terhadap Kinerja Mengajar Guru pada SMA Negeri Se-Kabupaten Indragiri Hulu Provinsi Riau. Tesis. Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.

Arikunto, S. (2006). Dasar-Dasar Supervisi. Jakarta : Rineka Cipta.

As’ad, Muhammad. (1995). Psikologi Industri. Yogyakarta: Liberty.

Bafadal, Ibrahim. (1992). Supervisi Pengajaran, Teori dan Aplikasinya dalam Membina Profesional Guru. Jakarta : Bumi Aksara.

Beach, D. (1995). Personnel : The Management of People at Work. New York : MacMillan Publishing Co.

Castetter, William B. (1996). The Human Resource Function In Educational Administration. New Jersey: Prentice-Hall Inc.

Danielson, C. (2007). Enhancing professional practice: A framework for teaching. Alexandria. VA : Association for Supervision and Curriculum Development.

Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan. (2006). Supervisi Akademik dalam Peningkatan Profesionalisme Guru. Jakarta : Ditjen PMPTK Depdiknas.

Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan. (2007). Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Sumber Daya Manusia di Sekolah Dasar. Jakarta : Ditjen PMPTK Depdiknas.

Edriati. (2009). Studi Korelasional Antara Motivasi Berprestasi Dengan Kinerja Kepala Sekolah SD Muhammadiyah Se Jabodetabek. Dalam Manajemen [Online], Vol 26 (280), 6 halaman. Tersedia : http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/26280092429.pdf [9 Desember 2012]

(51)

Enueme, C.P. & Egwunyenga, E.J. (2008). “Principals’ Instructional Leadership Roles and Effect on Teachers’ Job Performance : A Case Study of

Secondary Schools in Asaba Metropolis, Delta State, Nigeria”. J. Soc. Sci,

16, (1), 13-17. International Dimensions. London : Paul Chapman Publishing.

Gagne. (1999). Principles of Instructional Design. New York : Rinehart & Winston.

Glickman, C.D. (2002). Leadership for Learning : How to Help Teacher Succeed. Washington : Association for Supervision and Curriculum Development.

Glickman, C.D. (1981). Developmental Supervision. Washington : Association for Supervision and Curriculum Development.

Guskey, T.R., & Passaro, P. (1994). Teacher Efficacy : A study of Construct Dimensions. American Educational Research Journal. 31, 627-43.

Hoy, W.K. & Miskel, C.G. (2008). Educational Administration : Theory, Research, and Practice. New York : McGraw Hill Company, Inc.

Isdarmoko. (2003). Pengaruh Pelaksanaan Supervisi terhadap Kinerja Guru pada Sekolah Umum di Kabupaten Bantul. Tesis. Universitas Negeri Yogyakarta.

Iskandar, Sofyan. (2008). “Kemampuan Pembelajaran dan Keinovatifan Guru”. Jurnal Pendidikan Dasar. (9).

Kemdikbud. (2012). Perolehan Nilai Gabungan Uji Kompetensi Guru (UKG) Online. Kemdikbud. Tersedia : http://infoukg.kemdikbud.go.id/?id=grafik-hasil&jenis=ncombo&gdx=216 [9 Desember 2012]

Locke, E.A. (1991). “The Motivation Sequence, the Motivation Hub, and the

Motivation Core”. Organizational Behavior and Human Decision

Processes. 50, 288-299.

(52)

Mangkunegara, A.A Anwar Prabu (2007). Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia. Bandung : Refika Aditama.

Mowday, R.T. (1978). The Exercise of Upward Influence in Organizations. Administrative Science Quarterly, 23, 137-56.

Muaddab, Hafis (2011). Jaminan Mutu dalam Sertifikasi Guru. Artikel di netsain.com. http://netsains.com/2011/10/jaminan-mutu-dalam-sertifikasi-guru [9 Desember 2012]

Mulyasa, E. (2007). Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Nawawi, H. (1985). Administrasi Pendidikan. Jakarta: Armas Duta Jaya.

Obi, E. (2002). “Motivation and Organisational Behaviour”. Dynamics of

Educational Administration and Management: The Nigerian Perspectiv. 18-25.

Ohiwerei, F.O & Okoli, B.E. (2010). “Supervision of Business Education

Teachers : Issues and Problems”. Asian Journal of Business Management.

2(1), 24-29.

Prasojo, Lantip D. dan Prasojo. (2011). Supervisi Pendidikan. Yogyakarta : Gaya Media.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) RI No. 52 Tahun 2008 Tentang Standar Proses.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 13 Tahun 2007 Tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah.

Purwanto, M.N. (2007). Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung : Rosdakarya.

Pynes, Joan. (2009). Human Resources Management For Public And Nonprofit Organizations. San Fransisco : Jossey-Bass.

Riduwan. (2010). Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung : Alfabeta

(53)

Robbins, S.P. (1996). Perilaku Organisasi : Konsep, Kontroversi, Aplikasi. (Hadyana Pujaatmaka & Triyana Iskandarsyah. Trans). New Jersey : Prentice Hall, Inc.

Romli. (2009). “Tugas Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Manajemen

Berbasis Sekolah”. Ittihad Jurnal Kopertis Wilayah XI Kalimantan. 7,

(12), 1-12.

Safari. (2008). “Leadership Kepala Sekolah dan Tingkat Penguasaan Guru

terhadap Materi Ujian Nasional”. Jurnal Universitas Paramadina. 5, (3),

232-242.

Satori, Djam’an. (1995). Sistem Supervisi Sekolah Dasar dalam rangka

Pembinaan Profesional Guru di Kabupaten Bandung. Bandung : FIP IKIP Bandung.

Sagala, S. (2010). Supervisi Pembelajaran dalam Profesi Pendidikan. Bandung : Alfabeta.

Sagala, S. (2011). Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan. Bandung: Alfabeta.

Sahertian, P.A. (2008). Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan Dalam Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta.

Simanjuntak, P. (2010). Manajemen dan Evaluasi Kinerja. Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Steers, R.M & Porter, L.W. (1991). Motivation and Work Behavior. 5thed. New York : McGraw-Hill.

Sudjana, Nana. (2011). Supervisi Pendidikan, Konsep dan Aplikasinya Bagi Pengawas Sekolah. Bekasi : Binamitra Publishing.

Sudjana, Nana. (2009). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algesindo.

Sutisna, Oteng. (1989). Administrasi Pendidikan : Dasar Teoritis untuk Praktek Profesional. Bandung: Angkasa.

Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Administrasi. Bandung : Alfabeta.

Suharsaputra, Uhar. (2010). Administrasi Pendidikan. Bandung : Refika Aditama.

(54)

Tika, M.P. (2006). Budaya Organisasi dan Peningkatan Kinerja Perusahaan. Jakarta : Bumi Aksara.

Tim Dosen, Jurusan Adpen. (2010). Pengelolaan Pendidikan. Bandung: Jurusan Administrasi Pendidikan UPI.

Trianto. (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta: Kencana Media Group.

Uno, H.B. (2007). Teori Motivasi dan Pengukurannya : Analisis di Bidang Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.

Usman, U. (2006). Menjadi Guru Profesional. Bandung : PT Remaja Rosda Karya.

Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003 Sistem Pendidikan Nasional. Bandung : Nuansa Mulia.

Undang-Undang RI No.14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen. Bandung : Nuansa Mulia.

Winardi, J. (2001). Motivasi dan Pemotivasian dalam Manajemen. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Woolfolk A. (1993). Educational Psychology. USA: Pearson Education , Inc.

Gambar

Gambar 1.1 Tingkat Kelayakan Mengajar Guru di Indonesia
Tabel 3.1 : Data jumlah guru SD Negeri Kec.Sukaresmi NO 1
Tabel 3.2 Penyebaran Sampel
Tabel 3.3 : Kisi-kisi Instrumen Penelitian Supervisi Akademik Kepala Sekolah (X1)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hal inilah yang membuat penulis ingin mengetahui pengaruh potensi daya tarik Amorphophallus Titanum terhadap keputusan wisatawan untuk berkunjung ke Kebun Raya

Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2008 tentang Penataan Ruang I(awasan Jakarta,7. Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Puncak,

Dengan keberhasilan yang saat ini telah di capai oleh Donita Frozen Food tentu tidak terlepas dari segala upaya yang dilakukan oleh pemilik usaha untuk dapat terus bertahan

Maka yang menjadi permasalahannya adalah bagaimana usaha-usaha yang dilakukan oleh perusahaan dalam meningkatkan kedisiplinan karyawan.Dengan mewujudkan rasa disiplin kerja

Antrian yang terlalu panjang mengakibatkan nasabah meninggalkan antrian, dalam teori antrian hal ini disebut dengan istilah balking Dengan menggunakan data jumlah kedatangan

PERKEMBANGAN KEMAMPUAN MENELITI PESERTA PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU (PPG) BIOLOGI.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Multimedia yang digunakan adalah Flash 5.0 yang merupakan salah satu software multimedia keluaran Macromedia yang dapat menggabungkan suara, animasi grafik, dan video, sehingga

2.Untuk mengetahui langkah-langkah penerapan metode bercerita dalam meningkatkan kemampuan berbicara anak TK kelompok B di TK Al-Huda Kecamatan Cangkuang Kabupaten