JURNAL ILMIAH RANGGAGADING
Volume 10 No. 2, Oktober 2010 : 95 - 102PENGARUH JUMLAH SALURAN DISTRIBUSI TERHADAP OMZET PENJUALAN
(Studi Kasus pada PT Heinz ABC Indonesia Cabang Bogor)
Oleh
* Hj. Emmy Supariyani dan Aka Djakaria
* Dosen Tetap Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan Bogor
ABSTRACT
Tough competition in business needs to be responded by concrete action to anticipate the expansion and behavior of more and more complex market. The amount of companies of the same type causes competition among them to get consumers as many as possible. Thereby, the companies spur to respond their circles, either consumers circles or the companies of the same type as competitors.
Distribution channel is the process of delivering products, either directly or indirectly, from producers to consumer in meet the consumers’ need. A good distribution channel will encourage the consumers to keep buying or consuming the offered products since they feel satisfied to the products they have consumed as well as increasing their confidence to keep consuming them.
From the correlation analysis, it can be found out that at PT Heinz ABC Indonesia, Bogor Branch, the impact of distribution channel towards selling revenue equals 88 percent. The rest -12 percent – is influenced by other factors such as price, consumers’ behaviour, promotion, etc.
Overall, the distribution conducted by the company is good enough. However, the company needs to evaluate the distribution channel to find out weaknesses, thereby business activities of the company can be improved.
Keywords: distribution channel; selling revenue.
PENDAHULUAN
Tujuan akhir sebuah perusahaan adalah agar produknya bisa diterima oleh konsumen, sehingga perusahaan dapat tetap bertahan dan berkembang dalam berbagai situasi persaingan, keadaan perekonomian, maupun pasar yang sangat dinamis. Dalam usaha memasarkan produk dari produsen sampai ke tangan konsumen atau pengguna industri pun ada beberapa varibel-variabel terkait yang menjadi kunci dan harus diperhatikan oleh suatu perusahaan dalam konsep bauran pemasaran
(Marketing Mix) yang dikenal dengan 4P yang terdiri dari Product, Price, Promotion dan Place. Keempat variabel yang terdapat dalam kombinasi tersebut saling berhubungan dan saling mempengaruhi.
Dengan demikian akan lebih mempermudah bagi perusahaan di dalam memasarkan hasil produk, salah satunya adalah melalui saluran distribusi yang terintegrasi, dimana distribusi yaitu suatu kegiatan memindahkan produk dalam jumlah, macam dan bentuk ke tempat yang diinginkan.
Tujuannya antara lain agar barang tidak bertumpuk di gudang dan membantu
96
perusahaan dalam perputaran uang dari hasil penjualan. Hal ini berkaitan dengan jumlah barang yang dipesan, tempat yang dituju dan ketepatan waktu sampai ditangan konsumen sehingga mendapat suatu kepercayaan.
Kegiatan inilah yang setiap saat dilakukan dan dikembangkan oleh PT Heinz ABC Cabang Bogor sebagai pusat distribusi produk-produk yang memiliki areal Kota dan Kabupaten Bogor. Daerah tersebut merupakan daerah territorial khusus dimana perusahaan berupaya untuk meningkatkan ekspansi produknya.
Dalam usaha untuk meningkatkan omzet penjualan, PT Heinz ABC menggunakan saluran distribusi yang terintegrasi dengan didukung dengan kebijakan harga areal, kebijakan produk dan juga berbagai promosi yang dilakukan. Keempat hal tersebut dikolaborasikan sebaik mungkin dan dalam pelaksanaannya dilakukan pengawasan dari pihak top management.
Saluran distribusi yang dimiliki oleh PT Heinz ABC telah dilakukan dengan baik dan tepat, juga memiliki keunggulan bersaing dari para kompetitornya sehingga omzet penjualan perusahaan tersebut semakin meningkat.
Dengan demikian ketepatan pemilihan saluran distribusi yang tepat bagi perusahaan merupakan salah satu faktor penentu bagi perkembangan suatu perusahaan.
METODE PENELITIAN
Dalam melakukan penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriptif, sedangkan jenis data yang digunakan adalah : (1) Data Primer dan (2) Data Skunder.
Metode yang digunakan penulis dilakukan dengan beberapa cara sebagai berikut: (1) Kepustakaan (Library Research); (2) Penelitian Lapangan dengan menggunakan dua cara penelitian lapangan, yaitu; (a) Pengamatan (Observasi) dan (b) Wawancara Tatap Muka (Face to Face Interviews)
Metode pengolahan data yang digunakan yaitu : (1) Analisis Koefisien Korelasi; (2) Uji Hipotesis; dan (3) Analisis Regresi Linear
HASIL DAN PEMBAHASAN
PT HAI menyediakan produk yang dibutuhkan oleh masyarakat, dengan aneka
produk ABC yang telah diklasifikasikan seperti Kecap Manis, Kecap Asin, Manis sedang dan Kecap Manis Pedas, Saus dan sambal, aneka Syrup, Sarden, Minuman ringan seperti juice, dan lain sebagainya. Selain PT HAI dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari pelengkap kebutuhan rumah tangga juga PT HAI sebagai perusahaan Food and Beverage dapat memenuhi demand dari konsumen maupun perusahaan- perusahaan ritel besar seperti supermarket, dan lainnya. Karena itulah perusahaan mengalami peningkatan yang cukup besar dan dengan adanya kegiatan saluran distribusi, konsumen dapat dengan mudah mendapatkan produk yang diinginkan sesuai dengan kebutuhannya.
Dalam menganalisis data hasil evaluasi antara jumlah saluran distribusi yang digunakan dengan hasil penjualan yang diperoleh perusahaan, digunakan analisis koefisien korelasi yang berfungsi untuk mengetahui bagaimana hubungan antara jumlah saluran distribusi dengan tingkat omzet penjualan yang diperoleh perusahaan.
Dari analisis koefisien korelasi tersebut, maka dapat disimpulkan bagaimana hubungan antara saluran distribusi dengan hasil penjualan yang diperolehnya. Koefisien korelasi antara kedua variabel tersebut dapat dilihat dari seberapa jauh atau seberapa kuat hubungan yang terjadi apabila dengan menggunakan jumlah saluran distribusi sebanyak X dan hasil Y yang merupakan omzet pada lamanya n tahun. Ketentuan analisis koefisien korelasi jika r = 1, maka hubungan antara saluran distribusi dengan hasil penjualan sempurna dan positif, bila mendekati 1 hubungan antara keduanya berarti sangat kuat dan positif, jadi hubungan keduanya searah. Jika r = (-) atau mendekati (-), artinya hubungan keduanya berarti sangat kuat dan negatif, jadi keduanya terbalik, jika r
= 0, artinya antara saluran distribusi yang digunakan dengan hasil penjualan tidak ada hubungan atau lemah sama sekali.
Untuk melakukan perhitungan dengan menggunakan rumus koefisien korelasi diperlukan tabel dari hasil penjualan dan data jumlah saluran distribusi yang dikeluarkan perusahaan yaitu sebagai berikut:
97 Tabel 1
Jumlah Saluran Distribusi dan Omzet Penjualan Pada PT. HAI Cabang Bogor Tahun 2005-2009
(Dalam Milyar Rupiah) Fiscal X = jumlah total Y = Years saluran distribusi omzet penjualan
2005 887 43.37 2006 977 46.43 2007 1024 49.84 2008 1989 55.20 2009 3098 61.84 total 7975 256.68 Sumber : PT. HAI Cabang Bogor
Dari data tabel jumlah saluran distribusi dan data hasil penjualan PT. HAI Cabang Bogor diatas, dengan variabel X yaitu jumlah total saluran distribusi yang digunakan, baik itu grosir dan juga ritel yang dibagi dalam ritel modern dan tradisional serta variabel Y yang merupakan pendapatan penjualan keseluruhan atau omzet penjualan, maka dapat penulis membuat tabel perhitungan analisis koefisien korelasi untuk mengetahui seberapa jauh keterkaitan atau bagaimana hubungan antara kedua variabelnya. Adapun tabel tersebut penulis sajikan sebagai berikut:
Tabel 2
Data Jumlah Saluran Distribusi dan Omzet Penjualan Pada PT. HAI Cabang Bogor Tahun 2005-2009
(Dalam Milyar Rupiah)
Tahun Saluran Distribusi = X Omzet Penjualan = Y X2 Y2 XY
2005 887 43.37 786,769 1,881 38,469 2006 977 46.43 954,529 2,156 45,362
2007 1024 49.84 1,048,576 2,484 51,035 2008 1989 55.20 3,956,121 3,047 109,796 2009 3098 61.84 9,597,604 3,824 191,584
total 7975 257 16,343,599 13,392 436,247
Sumber : Diolah dari data jumlah saluran distribusi dengan hasil penjualan Dari tabel omzet penjualan dan jumlah
saluran distribusi yang terdapat pada PT HAI tersebut diatas, maka selanjutnya dapat dilakukan perhitungan koefisien korelasi antara kedua variabel tersebut. Hasil perhitungan analisis koefisien korelasi tersebut adalah untuk mengetahui seberapa kuat pengaruh jumlah saluran distribusi terhadap omzet penjualan yang diperoleh PT. HAI. Maka untuk lebih jelasnya penulis mencoba memaparkan mengenai perhitungan analisis koefisien korelasi dari data diatas yang dijelaskan sebagai berikut:
Analisis Koefisien Korelasi
2 2
2
2) ( ) . ( ) ( )
(
) )(
( ) (
Y Y
n X X
n
Y X XY
r n
− ∑
∑
− ∑
∑
∑
− ∑
= ∑
2 2. 5.(13.392) (257) )
975 . 7 ( ) 599 . 343 . 16 .(
5
) 257 )(
975 . 7 ( ) 247 . 436 ( 5
−
−
= − r
) 885 . 65 ( ) 960 . 66 ( ).
625 . 600 . 63 ( ) 995 . 717 . 81 (
575 . 049 . 2 235 . 181 . 2
−
−
= − r
750 . 172 . 476 . 19
660 .
= 131 r
557 . 139
660 .
=131 r
943 ,
=0 r
%
=94 r
Dari hasil perhitungan koefisien korelasi di atas dapat diartikan bahwa dengan jumlah saluran distribusi yang telah dikeluarkan perusahaan pada tahun 2005-2009 tersebut, perusahaan memperoleh peningkatan omzet penjualan dengan angka koefisien korelasi sebesar 94 persen artinya bahwa setiap jumlah saluran distribusi yang digunakan oleh perusahaan mempunyai hubungan yang sangat kuat terhadap omzet penjualan yang diperoleh
98
perusahaan.
Untuk dapat memberikan interprestasi terhadap kuatnya hubungan itu, penulis memiliki pedoman seperti tertera pada tabel dibawah ini.
Tabel 3
Pedoman untuk memberikan interprestasi koefisien korelasi
Interval Koefisien
Tingkat Hubungan 0,00 – 0,199
0,20 - 0,399 0,40 - 0,599 0,60 - 0,799 0,80 – 1,000
Sangat rendah Rendah Sedang Kuat Sangat kuat
Sumber : Sugiyono, Drs. Metodologi Penelitian Bisnis. Bandung: CV Alfabeta, 2003,183
Berdasarkan tabel 3 tersebut, maka koefisien korelasi yang ditemukan 0,943 atau 94 persen termasuk pada kategori sangat kuat.
Jadi terdapat hubungan sangat kuat antara saluran distribusi dan omzet penjualan.
Uji Hipotesis
Uji hipotesis ini dilakukan untuk menguji kebenaran kesimpulan dari hipotesis yang dilakukan penulis
Langkah-langkah hipotesis 1. Ho : µ = 0
Tidak ada hubungan antara saluran distribusi dengan omzet penjualan.
Ha : µ ≠ 0
Ada hubungan antara saluran distribusi terhadap tingkat omzet penjualan.
2. Taraf nyata
a disebut juga taraf siginifikan atau taraf nyata dengan a = 0,05 misalnya, atau sering disebut taraf nyata, 5%, berarti bahwa dalam setiap kesimpulan yang kita ambil ada kesalahan sebesar 5%.
3. Untuk membuktikan kebenaran dari hasil tersebut dilakukan pengujian hipotesis dengan rumus perhitungan sebagai berikut:
1 2
2 r n t r
−
= −
88 , 0 1
2 5 94 , 0
−
= − t
347 , 0
73 , 1
* 94 ,
=0 t
t = 4,7
4. Kriteria terima Ho
a. t hitung < t tabel maka Ho diterima, Ha ditolak
b. t hitung > t tabel maka Ho ditolak, Ha diterima
Harga t hitung dibandingkan dengan t tabel
untuk kesalahan 5% dan dk = n – 2 = 3, maka t tabel = 2,35 .Karena t hitung 4,7 > t tabel 2,35 atau t hitung – 4,7 < t tabel - 2,35. Maka Ho ditolak, dan Ha diterima. Hal ini berarti secara signifikan (94 persen) terdapat pengaruh antara saluran distribusi terhadap omzet penjualan.
Keterangan:
Daerah yang diarsir merupakan daerah penerimaan Ha oleh karena t hitung 4,7 > t tabel
yaitu 2,35 atau dihitung t hitung -4,7 < t tabel – 2,35. Sehingga Ha : µ
≠
0 diterima, berarti ada hubungan positif antara kenaikan jumlah saluran distribusi dengan kenaikan omzet penjualan dan berarti Ho ditolak.Selanjutnya untuk mengetahui berapa besar peranan biaya saluran distribusi dalam menunjang peningkatan omzet penjualan maka penulis akan mencari koefisien determinasi dalam persen yaitu:
KD = r² × 100%
KD = 0,94² × 100%
KD = 0,883 × 100%
KD = 88%
Dari hasil perhitungan koefisien determinasi sebesar 88 persen yang berarti
Diterima Ha
- 4,7 2,35 4,7
Gambar 1 Uji hipotesis
99 hasil penjualan PT. HAI Cabang Bogor
dipengaruhi oleh aktivitas saluran distribusi dan sisanya 12 persen dipengaruhi oleh faktor- faktor lain seperti kualitas barang, harga jual, kualitas pelayanan, promosi, dan lain-lain.
Analisis Regresi Linier
Analisis regresi linier sederhana mengemukakan nilai-nilai saluran distribusi sebagai variabel independent (X) dan omzet penjualan sebagai variabel dependent (Y).
Persamaan dari regresi linier adalah : Y = a + b X
Dimana konstanta a dan b diberikan persamaan sebagai berikut:
n X b a (∑Y)− (∑ )
=
2
2) ( )
(
) )(
( ) (
X X
n
Y X XY b n
− ∑
∑
∑
− ∑
= ∑
)2
975 . 7 ( ) 599 . 343 . 16 ( 5
) 257 )(
975 . 7 ( ) 247 . 436 .(
5
−
= −
370 . 117 . 18
660 .
= 131
= 0,00726
n X b a (∑Y)− (∑ )
= a =
5
) 975 . 7 )(
00726 , 0 ( ) 257
( −
a =
5 8985 , 57 257−
a = 199,1015
Dari perhitungan diatas dapat a = 199,1015 sedangkan b= 0,00726
Jadi harga untuk Y = 199,1015 + 0,00726 X. Di mana hasil ini memberikan arti bahwa regresi omzet penjualan (Y) atas saluran distribusi (X) mempunyai persamaan Y = 199,1015 + 0,00726 X
Persamaan ini berfungsi untuk meramal, jika variabel bebas (X) berubah maka variabel (Y) pun akan berubah. Jika harga dari variabel bebas (X) ini misalkan 5, maka persamaan Y = 199,1015 + 0,00726 X (5) atau dengan kata lain apabila jumlah saluran distribusi ditingkatkan 5 kali maka omzet penjualan akan meningkat
menjadi 199,138 untuk lebih jelasnya persamaan Y = 199,1015 + 0,00726 X dapat dilihat dalam grafik linieritas regresi sebagai berikut:
Y
2.000.000 Y = 199,1015 + 0,00726 X
1.000.000
X 10.000 20.000 30.000
Gambar 1 Linieritas Regresi
S x =
) 1 (
)
( 2
2
−
− ∑
∑ n n
X X
n
=
) 1 5 ( 5
) 975 . 7 ( ) 599 . 343 . 16 )(
5
( 2
−
−
= 20
370 . 117 . 18
= 905.868,5
Sy =
) 1 (
)
( 2
2
−
− ∑
∑ n n
Y Y n
=
) 1 5 ( 5
) 257 ( ) 392 . 13 )(
5
( 2
−
−
= 20 911
= 45,55
Se = ( )
2
1 2
Sx b n Sy
n −
−
−
=
) 5 , 868 . 905 )(
0000527076 ,
0 ( 55 , 45 2( 5
1
5 −
−
−
= 2,93
Jika Y didistribusikan secara normal maka penduga α juga akan memiliki distribusi normal karena α merupakan fungsi linier dari Y dan fungsi linier.
Untuk menguji hipotesis bahwa α = 0 langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
100
1. Merumuskan uji hipotesis
Ho : α = 0 garis regresi populasi melalui titik asal nol
Ho : α > 0 garis regresi populasi tidak melalui titik asal nol
2. Tarif signifikan α = 0,05 dan df = n-2 = 5-2 =3
ttabel (1/2 = α – df) = ttabel (2,571)
3.
) 1 ( )
1 (
2 2
/ 2
2 /
− + ∑
<
− <
= ∑
n n Sx
X Se a t n
n Sx
X Se
ta a
α α
) 1 5 ( 5 5 , 868 . 905
599 . 343 . 16 ) 93 , 2 ( 571 , 10152 , 199 )
1 5 ( 5 5 , 868 . 905
599 . 343 . 16 ) 93 , 2 ( 571 , 2
< −
− <α
= 0,007517326 < α < 199,1015
Pendugaan A dengan interval keyakinan sebesar 95% didapat hasil sebesar 0,007517326
< α < 199,1015 batas atas pendugaan A ialah 199,1015 dan batas bawahnya menjadi 0,007517326. Hal ini berarti bahwa 95 persen dari keseluruhan ketika µy/x = 0 akan terletak diantara 0,007517326 hingga 199,1015
t =
2
0) ( 1)
(
X Se
n n Sx
∑
−
−α α
=
599 . 343 . 16 93 , 2
) 1 5 ( 5 5 , 868 . 905 ) 0 1015 , 199
( − −
=1529,52
4. Karena jika t hitung< t tabel dan (1529,52<2,571) maka Ho diterima dan Ha ditolak ini berarti bahwa garis regresi populasi melalui titik asal nol.
Sedangkan untuk menguji hipotesis b = 0 langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
1. Merumuskan uji hipotesis
Ho : β = 0 Tidak ada hubungan linier antara variabel biaya saluran distribusi dengan omzet penjualan.
Ho : β = 0 Ada hubungan linier antara variabel biaya saluran distribusi dengan variabel omzet penjualan.
2. Tarif signifikan α = 0,05 dan df = 5-2 = 3 t tabel (1/2α - df)= t tabel(2,571)
3. b =
1 1
2 / 2
/
+ −
<
− < Sx n
Se b t
n Sx
Se
ta β a
1 5 5 , 868 . 905
) 93 , 2 ( 571 , 00726 2 , 0 1 5 5 , 868 . 905
) 93 , 2 ( 571 , 2
< −
− <
= β
4 , 517 . 841 . 850
258409 , 00726 11 , 4 0
, 517 . 841 . 850
258409 ,
11 < <
= β
= 0,00000001579 < β< 0,00726
Pendugaan β dengan menggunakan interval keyakinan sebesar 95% di dapat hasil 0,00000001579 < β < 0,00726. hal ini berarti ternyata batas keyakinan bawah adalah 0,00000001579 sedangkan batas keyakinan atas adalah 0,00726.
4. S 2y/x = ( ( )( ) 1
1 2
XY b
n ∑Y − ∑
−
) 247 . 436 )(
00726 , 0 ( 392 . 13 1( 5
1 −
= −
Sy/x = 2556,21= 50,5589 Sb =
599 . 343 . 16
5589 , 50
= 0,00175883 t =
0,00175883 00726 , 0
= 4,13
Karena t hitung > t tabel (4,13 > 2,571) maka Ho ditolak dan Ha diterima ini berarti dengan sendirinya kita anggap bahwa memang ada hubungan linier antara saluran distribusi dengan omzet penjualan.
Hambatan-hambatan yang Dihadapi Perusahaan dan Pemecahannya
Pada setiap kegiatan pemasaran perusahaan akan menghadapi berbagai masalah yang secara langsung ataupun tidak langsung dapat mempengaruhi setiap aktivitas perusahaan. Begitu juga dengan PT HAI yang didalamnya melaksanakan kegiatan mendistribusikan dan kegiatan pemasaran lainnya tidak terlepas dari berbagai hambatan yang dihadapi baik dalam internal maupun
101 eksternal perusahaan diantaranya adalah
sebagai berikut:
a. Armada Pengiriman terbatas
Yaitu yang menjadi kendala utama perusahaan dalam menjalankan kegiatan pemasaran perusahaan yaitu adanya proses pengiriman yang terlambat dikarenakan banyaknya jumlah permintaan sedangkan untuk armadanya masih terbatas.
b. Persaingan
Yaitu adanya persaingan dari perusahaan yang sejenis membuat perusahaan harus membuat strategi yang lebih inovatif selain hanya memasok produk melalui grosir dan ritel saja tetapi juga perusahaan dalam memasarkan produknya dengan cara memberikan pelayanan yang terbaik dan menyediakan produk yang bermutu tinggi.
Hambatan-hambatan atau kesulitan- kesulitan diatas memang merupakan masalah bagi perusahaan, namun masalah tersebut bukanlah masalah yang terlalu besar yang akan menyangkut terhadap kelangsungan hidup perusahaan.
Untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut, perusahaan telah mengambil suatu alternatif pemecahannya sebagai berikut:
a. Jam pengiriman yang dipercepat
Sikap PT HAI Cabang Bogor dalam mengirim produk tergantung dari adanya pasokan barang dari pihak corporate sehingga bergantung pada distribusi yang konsisten dan responsive. Jadi setiap kali menerima barang pasokan dari pihak corporate maka PT. HAI Cabang Bogor akan langsung mengirimkan produk sampai ke grosir maupun ritel lainnya, hal ini dilakukan karena padatnya jadwal pengiriman barang. Jadi pengiriman dimajukan lebih awal
b. Dengan adanya persaingan antara perusahaan sejenis, para manajer sales bisa mengatasi bahwa dengan selain kualitas produk dari PT. HAI yang bermutu maka pelayanan kepada para pelanggan harus jauh lebih baik, promosi penjualan yang lebih digencarkan, dan jadwal pengiriman barang diupayakan bisa datang tepat waktu.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pembahasan dan analisa, maka penulis akan memberikan beberapa kesimpulan, adapun kesimpulannya adalah sebagai berikut:
1. Bentuk saluran pemasaran yang digunakan oleh PT HAI Cabang Bogor adalah distribusi fisik secara langsung artinya perusahaan tidak menggunakan jasa lembaga-lembaga perantara untuk memasarkan produk perusahaan dikarenakan tiap cabang di setiap kota difungsikan untuk berperan sebagai distributor juga. Berkenaan dengan bentuk saluran distribusi langsung ini PT HAI melakukan penjualan produknya dengan menyalurkan produk-produknya ke ritel- ritel dan grosir, di mana tempat ini dianggap sebagai mitra kerja utama perusahaan dan menjadi sarana utama untuk menyampaikan produk yang erat kaitannya dengan penjualan produk perusahaan.
2. Saat ini PT. HEINZ ABC Indonesia Cabang Bogor memiliki kenaikan yang signifikan, terlihat dari omzet penjualan yang meningkat pesat pada dua tahun fiskal berturut-turut, yaitu pada tahun 2007 sampai 2008 dengan kenaikan omzet Rp 5,36 milyar dari pendapatan omzet 49,84 milyar menjadi 55,20 milyar.
Kenaikan omzet yang cukup pesat juga terjadi pada tahun fiskal 2008 sampai tahun 2009 dengan kenaikan 6,64 milyar.
3. Hubungan antara saluran distribusi terhadap tingkat omzet penjualan perusahaan yang diperoleh PT HAI dapat disimpulkan bahwa keduanya memiliki hubungan yang sangat kuat, dengan koefisien korelasi sebesar 94 persen yang menunjukkan bahwa antara variabel X (saluran distribusi) dan variabel Y (omzet penjualan) memiliki hubungan yang sangat kuat. Dari hasil perhitungan regresi linier di dapat harga untuk Y = 199,1015 + 0,00726 X. Di mana jika variabel bebas (X) berubah maka variabel Y pun akan berubah. Penulis melakukan Penghitungan nilai koefisien determinasi dan hasilnya 88 persen yang berarti hasil penjualan PT HAI dipengaruhi oleh aktivitas distribusi
102
dan sisanya 12 persen dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti kualitas barang, harga jual, kualitas pelayanan, promosi, dan lain-lain.
4. Kendala-kendala yang dihadapi perusahaan dalam pelaksanaan mendistribusikan barangnya adalah terjadinya keterlambatan pengiriman dikarenakan armada pengiriman yang terbatas, dan persaingan. Kedua masalah tersebut diatasi dengan cara perusahaan membuat strategi dalam bidang pemasaran seperti menyediakan produk yang bermutu tinggi dengan kebutuhan pelanggan juga perusahaan memberikan pelayanan yang lebih baik lagi sesuai dengan visi misi perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
Alma, H. Buchari. 2005. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. CV Alfabeta, Bandung.
Armstrong and Kotler, 2001. Principles of Marketing, Ninth Edition, by prentice hall, inc.
Kartajaya, Hermawan dan M. Syakir Sula.
2006. Syariah Marketing. Mizan. Bandung
Kotler, Philip. 2003. Marketing Management.
Eleventh Edition. Pearson Education, Inc. Upper Saddle River, New Jersey.
Kotler, Philip dan Hermawan Kartajaya. 2002.
Repositioning Asia From Bubble To Sustainable Economy. Salemba Empat.
Jakarta
Machhfoedz, Mahmud. 2005. Pengantar Pemasaran Modern. Akademi Manajemen Perusahaan YKPN. Yogyakarta.
McCarthy, E. Jerome. Dasar-Dasar Pemasaran, diterjemahkan oleh Agus Dharma, Phd., Penerbit PT. Glora Aksara Pratma, 1993.
Rangkuti, Freddy. 2000. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis : Reorientasi Konsep Perencanaan Strategis untuk Menghadapi Abad 21. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Saladin, Djaslim. 2004. Manajemen Pemasaran : Analisis, Perencanaan, Pelaksanaan, dan Pengendalian. Linda Karya, Bandung.
Tjiptono, Fandy. 2005, Pemasaran Jasa (Edisi Pertama, Cetakan Pertama), Yogyakarta:
Bayumedia.
Simamora Henry. 2007. Manajemen Pemasaran Internasional. PT. Asdi Mahasatya. Jakarta