Metode Penelitian Komunikasi 1
Dr. Said Romadlan, M.Si.
Populasi dan Sampel
Populasi
• Populasi adalah sekumpulan unsur atau elemen yang menjadi obyek
penelitian. Populasi juga disebut “universum”, himpunan semua hal yang ingin diketahui.
• Contoh: Seluruh mahasiswa FISIP, seluruh universitas di DKI Jakarta, seluruh ibu-ibu di Rw 6 Kelurahan Mampang, dan lain-lainnya.
• Populasi dibedakan menjadi dua: (1) populasi target, dan (2) populasi survei.
• Populasi target adalah populasi yang ditentukan sesuai permasalahan penelitian yang ditentukan sebelum penelitian dilakukan.
• Populasi survei adalah populasi yang terliput atau yang didapat dalam penelitian yang dilakukan.
• Misalnya, dalam sebuah penelitian ditentukan populasi targetnya adalah semua (9) fakultas di Uhamka, tapi setelah penelitian dilakukan ada dua fakultas yang tidak bisa diteliti dengan alasan tertentu. Maka populasi surveinya hanya 7 fakultas.
Sampel
• Sampel adalah bagian dari populasi yang akan diteliti. Sebagai bagian dari populasi, sampel harus benar-benar mewakili populasi (representativeness).
• Ada dua jenis sampel: (1) sampel random (acak), dan (2) sampel non- random (tidak acak).
• Sampel random adalah penarikan sampel dimana setiap anggota populasi memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi sampel.
• Syarat sampel random adalah tersedianya data setiap populasi. Contoh, undian, arisan, dan sejenisnya.
• Sampel non-random adalah penarikan sampel dimana setiap anggota populasi tidak memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi sampel karena keterbatasan data yang tersedia.
• Syarat sampel non-random adalah kemampuan dan pengetahuan peneliti mengenai populasi yang akan diteliti. Contoh, sampel penonton bioskop, sampel perokok, sampel homoseksual, dan sebagainya.
Teknik Penarikan Sampel
• Teknik Penarikan Sampel Random:
1. Sampel Random Sederhana (Simple Sampling)
2. Sampel Random Sistematis (Systematic Sampling) 3. Sampel Random Stratifikasi (Stratified Sampling) 4. Sampel Random Berkelompok (Cluster Sampling)
• Teknik Penarikan Sampel Non-Random:
1. Sampel Kebetulan (Accidental Sampling) 2. Sampel Sengaja (Pusposive Sampling) 3. Sampel Jatah (Quota Sampling)
4. Sampel Bola Salju (Snowball Sampling)
(1) Sampel Random Sederhana (Simple Sampling)
• Sampel random sederhana adalah penarikan sampel sedemikian rupa di mana anggota populasi memiliki kesempatan yang sama untuk
dipilih menjadi sampel.
• Misalnya, jumlah populasi (N) 1.000 orang, dan kita akan mengambil sampel (n) 100 orang, maka 1.000 orang tadi memiliki peluang yang sama, 0,1% untuk terpilih menjadi sampel.
• Penarikan sampel random sederhana umumnya dilakukan dengan
undian, yakni mengundi seluruh anggota populasi.
(2) Sampel Random Sistematis (Systematic Sampling)
• Pengambilan sampel secara sistematis dilakukan dengan mengambil anggota pertama saja dari sampel yang dipilih secara random, sampel selanjutnya dipilih secara sistematis menurut pola tertentu.
• Syarat pengambilan sampel random sistematis memerlukan data yang lengkap dari populasi.
• Terdapat tiga tahap pengambilan sampel random sistematis:
1. Memastikan dan memeriksa data populasi: memastikan populasi bersifat random/acak, memeriksa kemungkinan data ganda.
2. Menetapkan jarak interval yang akan digunakan. Misalnya, jumlah populasi (N) 1000 dan sampel (n) 100, maka intervalnya adalah 10.
3. Menentukan penghitungannya dimulai dari angka berapa. Misalnya, 1, 10, 20, 30, 40, 50 dan seterusnya. Atau, 5, 15, 25, 35, 45, dan seterusnya.
(3) Sampel Random Stratifikasi (Stratified Sampling)
• Penarikan sampel random stratifikasi dilakukan dengan membagi populasi dalam strata atau subpopulasi. Misalnya, populasinya adalah siswa SMA, maka SMA dapat dibagi SMA Negeri dan SMA Swasta.
• Selanjutnya, masing-masing strata ditarik sampelnya berdasarkan jumlah populasi masing-masing, yang dapat dilakukan dengan memilih salah satu cara, yaitu:
1. Secara proporsional: membagi secara sama jumlah sampel setiap strata, SMAN 50% dan SMAS 50%. Misal, jumlah total sampel 100, maka SMAN 50 siswa, dan SMAS 50 siswa.
2. Secara tidak proporsional: membagi jumlah sampel masing-masing strata berdasarkan jumlah populasi setiap strata. Misal, SMAN 75% (75 siswa) dan SMAS 25% (25 siswa).
• Penarikan sampel dari setiap strata yang sudah ditentukan prosentasenya dapat dilakukan secara random sederhana (undian), atau secara sistematis.
(4) Sampel Random Berkelompok (Cluster Sampling)
• Penarikan sampel secara cluster dilakukan dengan membagi populasi dalam beberapa populasi mini (bukan subpopulasi seperti sampel
strata) karena karekternya yang masih sama.
• Misalnya, populasinya adalah keluarga di RW 04, maka RW 04 dibuat cluster RT: RT 01, RT 02, RT 03, RT 04, RT 05, dan RT 06. Dari cluster RT itu juga dapat dipilih secara random RT berapa saja yang akan dipilih
sebagai sampel, misalnya RT 01, RT 03, dan RT 05.
• Penentuan jumlah sampel dari RT yang dipilih dapat dilakukan secara proporsional, sama setiap RT, dan tidak proporsional, berdasarkan
jumlah keluarga masing-masing RT.
• Selanjutnya penarikan sampel setiap keluarga di setiap RT dapat
dilakukan secara random sederhana, atau sistematis.
(1) Sampel Kebetulan (Accidental Sampling)
• Penarikan sampel secara kebetulan dilakukan bila situasi atau kondisi populasi yang cair dan tidak pasti seperti penonton bioskop,
penumpang kereta api, pengunjung mall, dan sebaganyai.
• Caranya cukup sederhana dan mudah. Misalnya, peneliti dapat
memilih responden yang terdekat dengannya, atau dapat pula memilih responden yang dijumpai pertama kalinya, dan seterusnya.
• Misalnya, Anda meneliti pengunjung mall di Blok M, maka anda tinggal memilih orang-orang yang kebetulan Anda temui di situ untuk
dijadikan responden. Begitu seterusnya sampai jumlahnya tercukupi.
(2) Sampel Sengaja (Pusposive Sampling)
• Penentuan sampel secara purposive dilakukan secara sengaja kepada orang- orang yang dianggap sesuai dan dapat memberikan informasi yang
diinginkan.
• Penentuan sampel purposive ini sangat membutuhkan kemampuan dan pengetahuan akan populasi yang akan diteliti.
• Misalnya, Anda ingin meneliti LGBT di kalangan mahasiswa, maka
penentuan sampelnya mesti menggunakan purposive, sampelnya adalah mahasiswa yang memang LGBT.
• Artinya Anda secara sengaja sudah menentukan sejak awal akan memilih mahasiswa LGBT sebagai sampel penelitian.
• Contoh lain: bila Anda ingin meneliti kebiasaan mahasiswa merokok, maka Anda mesti secara sengaja menjadikan mahasiswa yang perokok sebagai sampelnya.
(3) Sampel Jatah (Quota Sampling)
• Penarikan sampel kuota mirip dengan sampel stratifikasi pada sampel random, yaitu sampel dibagi ke dalam subpopulasi atau strata sesuai fokus penelitian.
• Perbedaan sampel kuota dengan sampel stratifikasi adalah (1) dalam sampel kuota jumlah populasinya tidak diketahui secara pasti, dan (2) penelitian sendiri yang menentukan jumlah masing-masing
subpopulasi.
• Misalnya, Anda ingin meneliti persepsi penonton TV terhadap tayangan pengajian. Maka populasi penonton dibagi ke dalam
subpopulasi santri dan umum, yang masing-masing jumlah sampelnya
ditentukan sendiri oleh peneliti berdasarkan jumlah kasar dari setiap
subpopulasi
(4) Sampel Bola Salju (Snowball Sampling)
• Penarikan sampel bola salju ini mirip dengan pola bola salju yang
menggelinding, dari sedikit menjadi banyak, dari kecil menjadi besar.
• Tahapan penarikan sampel bola salju adalah sebagai berikut: (1)
menentukan satu responden sebagai titik awal wawancara, (2) berdasarkan informasi responden awal tadi, ditetapkan responden-responden
berikutnya, (3) responden berikutnya tadi menentukan responden berikutnya lagi, begitu seterusnya.
• Penarikan sampel selesai bila data yang dicari sudah terpenuhi atau sudah memenuhi ketercukupan sampel.
• Misalnya, Anda meneliti efektifitas program CSR Humas Perusahaan X, maka Anda dapat memulai dari Kepala Humas, dari situ lalu ditentukan responden berikutnya, staf humas 1 dan 2, dari keduanya selanjutnya, ditentukan
kepada karyawan, sampai masyarakat.