• Tidak ada hasil yang ditemukan

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN (RPL) BIMBINGAN DAN KONSELING SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2022/2023. : Pemahaman, pencegahan, dan pemeliharaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN (RPL) BIMBINGAN DAN KONSELING SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2022/2023. : Pemahaman, pencegahan, dan pemeliharaan"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN (RPL) BIMBINGAN DAN KONSELING

SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2022/2023 Satuan Pendidikan : SMP 1 BAE KUDUS

Bidang Layanan : Pribadi

Fungsi Layanan : Pemahaman, pencegahan, dan pemeliharaan Jenis layanan : Bimbingan Klasikal

Kelas/ Semester : VIII/ Genap Tema : Kesadaran Gender

Sub Tema : Perilaku menjaga Kesehatan reproduksi Remaja Pembelajaran Ke : 1 (satu)

Alokasi Waktu : 10 menit A. TUGAS PERKEMBANGAN

 Peserta didik/ konseli dapat memahami perubahan gender dan kesehatan reproduksi

 Peserta didik/konseli dapat mengetahui perubahan gender dan kesehatan reproduksi

 Peserta didik/ konseli dapat menjaga kesehatan reproduksi B. TUJUAN LAYANAN

1. Peserta didik/ konseli dapat memahami tentang perubahan gender 2. Peserta didik/ konseli dapat memahami kesehatan reproduksi

3. Peserta didik/ konseli dapat mengidentifikasi cara menjaga kesehatan reproduksi 4. Peserta didik/ konseli dapat meningkatkan perilaku menjaga kesehatan reproduksi C. SUMBER MATERI

1. Slamet, dkk 2016. Materi Layanan Klasikal Bimbingan dan Konseling untuk SMP-MTs kelas 7, Yogyakarta, Paramita Publishing

2. Triyono, Mastur, 2014, Materi Layanan Klasikal Bimbingan dan Konseling bidang pribadi, Yogyakarta, Paramita

D. METODE, ALAT, DAN MEDIA

1. Metode : Diskusi, curah pendapat, Tanya jawab

2. Media, Alat : Papan tulis, gambar tentang kesadaran gender dan kesehatan reproduksi E. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN LAYANAN :

Tahap Deskripsi Alokasi

Waktu Tahap

Pendahuluan

 Guru BK memberi salam dan mengajak peserta didik berdoa bersama

 Guru BK mengecek kehadiran peserta didik

 Guru BK membina hubungan baik dengan peserta didik menanyakan kabar

 Guru BK menyampaikan tujuan layanan yang akan disampaikan

 Guru BK menyampaikan garis besar cakupan materi layanan

 Guru BK menanyakan kesiapan peserta didik dalam mengikuti layanan

2 Menit

(2)

Tahap Inti  Peserta didik memperhatikan gambar yang terkait kesadaran gender dan kesehatan reproduksi

 Guru BK mengajak peserta didik untuk memberikan pendapat dan tanya jawab terkait materi yang ada dalam gambar

 Guru BK membagi kelas menjadi 6 kelompok, satu kelompoknya terdiri 5-6 orang

 Setiap kelompok diberi lembar LKPD tentang perubahan gender dan cara menjaga kesehatan reproduksi

 Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompok

6 Menit

Tahap Penutup

 Guru BK mengajak konseli untuk memberikan kesimpulan terkait materi layanan

 Guru BK mengajak peserta didik untuk dapat menjaga kesehatan reproduksinya

 Guru BK menutup kegiatan layanan dengan mengajak peserta didik/ konseli bersyukur dan berdoa kemudian diakhiri dengan salam

2 Menit

F. PENILAIAN (ASSESMEN)

 Evaluasi Proses : Memperhatikan proses layanan dengan refleksi hasil masing-masing kelompok dalam mengikuti kegiatan layanan

 Evaluasi Hasil : Evaluasi setelah mengikuti kegiatan layanan, antara lain : merasakan suasana yang menyenangkan dan topik yang di bahas

LAMPIRAN-LAMPIRAN 1. Uraian materi 2. LKPD

3. Instrumen penilaian

Mengetahui Kudus, Juli 2022

Kepala SMP 1 Bae Guru BK

Drs. Moh. Akhsanulkhaq, M.Pd Dwi Meliana Lisawati, S.Pd

NIP. 19671014 199802 1 001 NIP. -

(3)

Lampiran 1: Materi

Apa itu gender ?

Sebenarnya apa yang dimaksud dengan gender? Gender dapat didefinisikan sebagai keadaan dimana individu yang lahir secara biologis sebagai laki-laki dan perempuan yang kemudian memperoleh pencirian sosial sebagai laki-laki dan perempuan melalui atribut-atribut maskulinitas dan feminitas yang sering didukung oleh nilai-nilai atau sistem dan simbol di masyarakat yang bersangkutan.

Lebih singkatnya, gender dapat diartikan sebagai suatu konstruksi sosial atas seks, menjadi peran dan perilaku sosial. Istilah gender seringkali tumpang tindih dengan seks (jenis kelamin), padahal dua kata itu merujuk pada bentuk yang berbeda. Seks merupakan pensifatan atau pembagian dua jenis kelamin manusia yang ditentukan secara biologis yang melekat pada jenis kelamin tertentu. Contohnya jelas terlihat, seperti laki-laki memiliki penis, scrotum, memproduksi sperma. Sedangkan perempuan memiliki vagina, rahim, memproduksi sel telur. Alat-alat biologis tersebut tidak dapat dipertukarkan sehingga sering dikatakan sebagai kodrat atau ketentuan dari Tuhan (nature), Sedangkan konsep gender merupakan suatu sifat yang melekat pada kaum laki-laki maupun perempuan yang dikonstruksikan secara sosial maupun kultural. Misalnya, laki-laki itu kuat, rasional, perkasa. Sedangkan perempuan itu lembut, lebih berperasaan, dan keibuan. Ciri-ciri tersebut sebenarnya bisa dipertukarkan. Artinya ada laki-laki yang lembut dan lebih berperasaan. Demikian juga ada perempuan yang kuat, rasional, dan perkasa. Perubahan ini dapat terjadi dari waktu ke waktu dan bisa berbeda di masing-masing tempat. Jaman dulu, di suatu tempat, perempuan bisa menjadi kepala suku, tapi sekarang di tempat yang sama, laki-laki yang menjadi kepala suku. Sementara di tempat lain justru sebaliknya. Artinya, segala hal yang dapat dipertukarkan antara sifat perempuan dan laki-laki, yang bisa berubah dari waktu ke waktu serta berbeda dari suatu kelas ke kelas yang lain, komunitas ke komunitas yang lain, dikenal dengan gender.

Gender bisa diartikan sebagai ide dan harapan dalam arti yang luas yang bisa ditukarkan antara laki- laki dan perempua, ide tentang karakter femini dan makulin, kemampuan dan harapan tentang bagaimana seharusya laki-laki dan perempuan berperilaku dalam berbagai situasi. Ide-ide ini disosialisasikan lewat perantara keluarga, teman, agama dan media. Lewat perantara-perantara ini, gender terefleksikan ke dalam peran-peran, status sosial, kekuasaan politik dan ekonomi antara laki-laki- dan perempuan.

Apa peran Gender?

Peran Gender adalah perilaku yang dipelajari di dalam suatu masyarakat/komunitas yang dikondisikan bahwa kegiatan, tugas-tugas atau tanggung jawab patut diterima baik oleh laki-laki maupun perempuan. Peran gender dapat berubah, dan dipengaruhi oleh umur, kelas, ras, etnik, agama dan lingkungan geografi, ekonomi dan politik. Baik perempuan maupun laki-laki memiliki peran ganda di

(4)

dalam masyarakat. Perempuan kerap mempunyai peran dalam mengatur reproduksi, produksi dan kemasyarakatan. Laki-laki lebih terfokus pada produksi dan politik kemasyarakatan.

a. Peran Reproduktif

Peran reproduktif adalah peran-peran yang dijalankan laki-laki ataupun perempuan (suami/istri) dalam keluarga dan tidak menghasilkan uang, serta dilakukan karena hak/tanggung jawab sebagai keluarga. Contoh peran reproduktif antara lain : melahirkan anak (bagi isteri), mengasuh atau memelihara anak, mengerjakan tugas rumah tangga, menjamin seluruh anggota keluarga sehat, menjamin seluruh anggota keluarga kecukupan makan, menjamin seluruh anggota keluarga aman, kewajiban mendidik dan menyekolahkan anak, merawat anak ketika sakit, dan lain-lain.

b. Peran Produktif

Yaitu peran-peran yang dilaksanakan (laki-laki atau perempuan) dalam bekerja yang menghasilkan imbalan jasa berupa uang langsung (gaji) atau penghasilan bentuk lainnya. Contoh peran produktif yang dijalankan dirumah sebagai guru disuatu sekolah, dokter di rumah sakit, manajer perusahaan, pegawai/karyawan instansi, pilot/pramugari penerbangan, programer/blogger, buruh perusahaan, pedagang di pasar. Contoh peran produktif yang dijalankan di dalam rumah : usaha salon di rumah, usaha menjahit di rumah, berternak hewan produksi, berjualan di rumah dan sebagainya.

c. Peran Kemasyarakatan ( Sosial )

Terdiri dari aktivitas yang dilakukan di tingkat masyarakat. Peran kemasyarakatan yang dijalankan oleh perempuan adalah melakukan aktivitas sosial. Contohnya : pelayanan posyandu, pengelolaan sampah rumah tangga, pekerjaan sosial di masyarakat (kewajiban moral sosial tidak berbayar)

Apa itu kesehatan reproduksi ?

Kesehatan reproduksi remaja adalah suatu kondisi sehat yg menyangkut sistem, fungsi dan proses reproduksi yang di miliki oleh remaja. Sehat disini bukan semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan, namun juga sehat mental dan sosio kultural (Definisi sehat menurut WHO). Kesehatan reproduksi remaja adalah kondisi sehat yang menyangkut sistem fungsi dan proses reproduksi yang dimiliki oleh remaja. Remaja harus memiliki informasi yang benar mengenai proses reproduksi serta memiliki sikap dan tingkah laku yang bertanggung jawab mengenai proses reproduksi. Apakah itu proses reproduksi yaitu proses kehidupan manusia dalam menghasilkan suatu keturunan demi kelestarian hidup.

Sebagai pengenalan terhadap kesehatan reproduksi dasar remaja harus mengetahui beberapa hal di bawah ini:

1. Pengenalan tentang proses, fungsi, dan sistem alat reproduksi

2. Mengetahui penyakit HIV/AIDS dan penyakit menular sesksual lainnya, serta dampak nya pada kondisi kesehatan organ reproduksi

3. Mengetahui dan menghindari kekerasan seksual

(5)

4. Mengetahui pengaruh media dan sosial terhadap aktivitas seksual

5. Mengembangkan kemampuan dalam berkomunikasi terutama membentuk kepercayaan diri dengan tujuan untuk menghindari perilaku berisiko

Tujuan Kesehatan Reproduksi

Tujuan kesehatan reproduksi menurut BKKBN (dalam Widyastuti, 2009: 6-7) yaitu meliputi tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum dari kesehatan reproduksi yaitu dapat mewujudkan keluarga yang berkualitas melalui peningkatan pemahaman agar para remaja dan orang tua peduli serta bertanggung jawab dalam kehidupan keluarga. Sedangkan tujuan khusus dari kesehatan reproduksi yaitu agar

1. Seluruh lapisan masyarakat mendapatkan informasi tentang kesehatan reproduksi, 2. Seluruh remaja di sekolah mendapatkan informasi tentang kesehatan reproduksi,

3. Seluruh remaja dan keluarga yang menjadi anggota kelompok masyarakat mendapat informasi tentang kesehatan reproduksi,

4. Seluruh remaja di perusahaan tempat kerja mendapatkan informasi tentang kesehatan reproduksi, dan

5. Seluruh remaja yang membutuhkan konseling serta pelayanan khusus dapat dilayani.

Fungsi Kesehatan Reproduksi

BKKBN (2001: 1), menjelaskan fungsi kesehatan reproduksi remaja yaitu remaja perlu mengetahui tentang kesehatan reproduksi agar memiliki informasi yang benar mengenai proses reproduksi serta berbagai faktor yang ada di sekitarnya. Dengan informasi yang benar, diharapkan remaja memiliki sikap dan tingkah laku yang bertanggungjawab mengenai proses reproduksi.

Faktor yang Mempengaruhi Kesehatan Reproduksi

Kesehatan reproduksi sangatlah penting diketahui oleh seseorang termasuk para remaja. Hal ini dikarenakan pada remaja sangat rentan sekali terjadi gangguan pada organ reproduksinya jikalau pengetahuan tentang kesehatan reproduksi mereka rendah.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan reproduksi adalah sebagai berikut:

1. Kebersihan organ-organ genital

Kesehatan reproduksi remaja ditentukan oleh perilaku remaja dalam merawat dan menjaga

kebersihan alat-alat genitalnya. Bila alat reproduksi lembab dan basah, maka keasaman akan meningkat dan itu memudahkan pertumbuhan jamur. Remaja perempuan lebih mudah terkena infeksi genital bila tidak menjaga kebersihan alat-alat genitalnya karena organ vagina terletak dekat dengan anus.

2. Akses terhadap pendidikan kesehatan

Remaja perlu mendapatkan informasi yang benar tentang kesehatan reproduksi sehingga remaja mengetahui hal-hal yang seharusnya dilakukan dan hal-hal yang seharusnya dihindari. Remaja

mempunyai hak untuk mendapatkan informasi yang benar tentang kesehatan reproduksi dan informasi tersebut harus berasal dari sumber yang terpercaya misalnya di sekolah dan lingkungan keluarga.

3. Hubungan Seksual Pranikah

Kehamilan dan persalinan membawa risiko yang lebih besar pada remaja jika dibandingkan pada wanita yang berusia lebih dari 20 tahun. Remaja putri yang berusia kurang dari 18 tahun mempunyai 2 sampai 5 kali risiko kematian dibandingkan dengan wanita yang berusia 18-25 tahun akibat persalinan

(6)

yang lama dan macet, pendarahan, dan faktor lain. Kegawat daruratan yang berhubungan dengan kehamilan juga sering terjadi pada remaja yang sedang hamil misalnya, hipertensi dan anemia yang berdampak buruk pada kesehatan tubuhnya secara umum.

4. Penyalahgunaan NAPZA

NAPZA adalah singkatan dari narkotika, alkohol, psikotropika, dan zat adiktif lainnya. Contoh obat-obat NAPZA tersebut yaitu: opioid, alkohol, ekstasi, ganja, morfin, heroin, kodein, dan lain-lain.

Jika zat tersebut masuk ke dalam tubuh akan mempengaruhi sistem saraf pusat. Pengaruh dari zat tersebut adalah penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa nyeri, ketergantungan, rasa nikmat dan nyaman yang luar biasa dan pengaruh-pengaruh lain. Penggunaan NAPZA ini berisiko terhadap kesehatan reproduksi karena penggunaan NAPZA akan berpengaruh terhadap meningkatnya perilaku seks bebas. Pengguna NAPZA jarum suntik juga meningkatkan risiko terjadinya HIV/AIDS.

5. Pengaruh Media Massa

Media massa baik cetak maupun elektronik mempunyai peranan yang cukup berarti untuk memberikan informasi tentang menjaga kesehatan khususnya kesehatan reproduksi remaja. Dengan adanya artikel-artikel yang dibuat dalam media massa, remaja akan mengetahui hal-hal yang harus dilakukan dan dihindari untuk menjaga kesehatan reproduksinya.

6. Akses terhadap pelayanan kesehatan reproduksi

Pelayanan kesehatan juga berperan dalam memberikan tindakan preventif dan tindakan kuratif.

Pelayanan kesehatan dapat dilakukan di puskesmas, rumah sakit, klinik, posyandu, dan tempat-tempat lain yang memungkinkan. Dengan akses yang mudah terhadap pelayanan kesehatan, remaja dapat melakukan konsultasi tentang kesehatan khususnya kesehatan reproduksi. Remaja juga dapat melakukan tindakan pengobatan apabila remaja sudah terlanjur mendapatkan masalah-masalah yang berhubungan dengan organ reproduksinya.

7. Hubungan harmonis dengan keluarga

Kedekatan dengan kedua orang tua merupakan hal yang dapat mempengaruhi perilaku remaja.

Remaja dapat berbagi dengan kedua orang tuanya tentang masalah keremajaan yang dialaminya.

Keluarga merupakan tempat pendidikan yang paling dini bagi seorang anak sebelum ia mendapatkan pendidikan di tempat lain. Di dalam keluarga juga, remaja dapat mengetahui hal-hal yang perlu dilakukan dan yang harus dihindari. Orang tua juga dapat memberikan informasi awal tentang menjaga kesehatan reproduksi bagi seorang remaja.

8. Penyakit Menular Seksual

Penyakit menular seksual adalah penyakit yang penularannya terutama melalui hubungan seksual.

Kelainan yang timbul akibat penyakit kelamin ini tidak hanya terbatas pada daerah genital saja, tetapi juga pada daerah-daerah ekstra genital. Penyakit menular seksual juga dapat terjadi dengan cara lain yaitu kontak langsung dengan alat-alat seperti handuk, pakaian, termometer, dan dapat juga ditularkan dari ibu ke bayinya.

Cara menjaga organ reproduksi, diantaranya:

1. Pakai handuk yang lembut, kering, bersih, dan tidak berbau atau lembab 2. Memakai celana dalam dengan bahan yang mudah menyerap keringat 3. Pakaian dalam diganti minimal 2 kali dalam sehari

4. Ketika menstruasi mengganti pembalut maksimal 4 jam setelah dipakai

(7)

5. Bagi perempuan, sesudah buang air kecil, membersihkan alat kelamin sebaiknya dilakukan dari arah depan dan menuju belakang agan kuman yang terdapat pada anus tidak masuk ke dalam organ reproduksi

6. Bagi laki-laki, dianjurkan untuk berkhitan atau disunat agar mencegah terjadinya penularan penyakit menular seksual serta menurunkan resiko kanker penis

Dampak atau Pengaruh Buruk dari Kesehatan Reproduksi

Kesehatan secara keseluruhan selalu berkaitan. Bila terjadi gangguan kesehatan pada remaja secara umum, maka hal ini juga akan menyebabkan kesehatan reproduksi terganggu.

Menurut Widyastuti (2009: 17-18), beberapa keadaan yang berpengaruh buruk terhadap kesehatan remaja termasuk kesehatan reproduksi remaja yaitu

1. Mal nutrisi atau gizi kurang

a) Anemia sangat berpengaruh terhadap kesehatan reproduksi terutama pada wanita. Jika wanita hamil dan melahirkan mengalami anemia maka bisa menyebabkan bayi lahir dengan berat badan rendah (kurang dari 2500 gram) dan dapat mengakibatkan kematian baik ibu maupun bayi.

b) Kekurangan zat gizi lainnya seperti kekurangan vitamin, mineral, atau protein, dan sebagainya yang mengakibatkan berbagai jenis penyakit dan berujung pada gangguan kesehatan reproduksi.

2. Pertumbuhan lambat atau terhambat pada remaja putri, menyebabkan panggul menjadi sempit dan risiko untuk melahirkan bayi dengan berat lahir rendah kemudian hari.

3. Penyakit-penyakit lain, baik karena infeksi atau yang berkaitan dengan keturunan, sangat mungkin berpengaruh pada kesehatan remaja yang pada akhirnya juga berpengaruh pada kesehatan reproduksi.

4. Stres atau depresi adalah sumber segala penyakit karena stres yang berat dan berlarut-larut menyebabkan fungsi imunitas dan lainnya terganggu, yang berakibat menurunnya kesehatan dan mudah terserang penyakit.

(8)

Lampiran 2 Penilaian Hasil Kognitif

LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK (LKPD)

Nama Kelompok : Anggota Kelompok :

1. ……….

2. ……….

3. ……….

4. ……….

5. ……….

6. ……….

Diskusikan dalam kelompokmu :

1. Jelaskan tentang perubahan gender ? 2. Apa saja peran gender ?

3. Apa yang di makdud dengan kesehatan reproduksi

4. Bagaimana cara menjaga kesehatan reproduksi laki-laki dan perempuan ? Jawab :

1. ………

………

………

………

………

2. ………

………

………

………

………

3. ………

………

………

………

………

4. ………

………

………

………

……….

(9)

Lampiran 3 : Penilaian Proses

LEMBAR REFLEKSI

Nama Kelompok :

Hari/ tgl :

Waktu :

Berilah tanda (√) pada kolom pada pernyataan di bawah ini sesuai dengan kegiatan layanan

NO PROSES YANG DI NILAI HASIL PENGAMAT

YA TIDAK

1. Peserta didik memperhatikan materi layanan dengan baik 2. Peserta didik dapat memahami materi layanan yang di

berikan oleh guru BK

3. Peserta didik dapat memberikan pendapat terkait materi layanan dengan sopan

4. Peserta didik dapat mengerjakan secara bekerja sama dalam kelompoknya

5. Peserta didik dapat menerima pendapat dari orang lain

(10)

Lampiran 4 Penilaian Hasil (Afektif)

LEMBAR REFLEKSI DIRI Nama :

Kelas : No absen : Tanggal : Topik :

A. Berilah tanda (√) pada kolom 1,2,3 atau 4 tabel refleksi diri di bawah ini sesuai dengan diri kamu sendiri!

NO PERTANYAAN/PERNYATAAN Tingkat

perolehan 1 2 3 4 1 Saya merasa senang menerima materi layanan BK tentang kesadaran

gender dan kesehatan reproduksi

2 Saya sangat berantusias dalam kegiatan layanan BK pada hari ini 3 Materi yang diberikan oleh guru BK sangat jelas

4 Setelah menerima materi layanan BK tentang kesadaran gender, saya sangat paham apa itu gender.

5 Setelah menerima materi layanan BK tentang menjaga kesehatan reproduksi, saya sangat paham tentang cara menjaga kesehatan reproduksi.

6 Materi layanan BK kesadaran gender, membuat saya mengetahui apa yang harus saya lakukan

7 Materi layanan BK kesehatan reproduksi, membuat saya untuk berhati- hadi dalam menjaga reproduksi saya

Keterangan : 1 : kurang 2 : cukup 3 : biasa 4 : sangat

(11)

Lampiran 5 Penilaian Hasil (Action)

silahkan anda praktikkan salam genre untuk mengingat menjaga kesehatan reproduksi.

Referensi

Dokumen terkait

1) Jangan membiarkan hewan berkeliar di dalam rumah atau di tempat kita bermain. Mandilah setelah bekerja keras dan berkeringat. Sering mandi akan mencegah

Peserta didik/konseli dapat memahami hal yang harus diperhatikan untuk memasuki kehidupan berkeluarga G Sasaran Layanan Kelas 123. H Materi Layanan

Hal-hal yang dilakukan tidak sesuai dengan kepribadian hanya akan membuat diri kurang nyaman yang bisa saja terbaca oleh teman baru1. Menjadi diri sendiri akan

Lingkungan belajar memberi pengaruh besar pada keberhasilan belajarmu. Karena itu, ciptakanlah suasana belajar yang nyaman, sehat, dan santai. Lingkungan yang nyaman

Peserta didik mengisi permainan crossword yang di dalamnya berisi hal-hal yang berkaitan dengan pengertian pacaran dan remaja, faktor penyebab remaja berpacaran

Uraian materi MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR Pengertian Motivasi Belajar Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak dalam diri siswa yang akan menimbulkan kegiatan belajar dan

Pentingnya Memperhatikan Pesan dalam Komunikasi Suatu kesalahan yang sering terjadi pada setiap pihak di saat proses komunikasi sedang berlangsung sehingga menyebabkan komunikasi itu

Proses penanaman itu dilakukan secara sengaja maupun tidak, dengan tujuan tertanam niali-nilai luhur, baik, dan benar, yang menjadikan seseorang, dapat diterima oleh sesamanya 