• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN LAYANAN PERPUSTAKAAN KELILING KOTA MEDAN DALAM MENINGKATKAN MINAT BACA MASYARAKAT (Studi Kasus: Masyarakat Simpang Selayang, Medan Tuntungan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PERAN LAYANAN PERPUSTAKAAN KELILING KOTA MEDAN DALAM MENINGKATKAN MINAT BACA MASYARAKAT (Studi Kasus: Masyarakat Simpang Selayang, Medan Tuntungan)"

Copied!
85
0
0

Teks penuh

(1)

PERAN LAYANAN PERPUSTAKAAN KELILING KOTA MEDAN DALAM MENINGKATKAN MINAT BACA

MASYARAKAT

(

Studi Kasus: Masyarakat Simpang Selayang, Medan Tuntungan

)

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan studi untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

dalam bidang Studi Perpustakaan dan Informasi

OLEH:

TIODORA HALOHO (090709013)

DEPARTEMEN ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2013

(2)

LEMBARAN PERSETUJUAN

Judul Skripsi : Peran Layanan Perpustakaan Keliling Kota Medan Dalam Meningkatkan Minat Baca Masyarakat (Studi Kasus: Masyarakat Simpang Selayang, Medan Tuntungan)

Oleh : Tiodora Haloho

NIM : 090709013

DEPARTEMEN ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI Pembimbing I : Dra. Eva Rabita, M.Hum

Tanda Tangan : _____________________

Tanggal : ____________________

Pembimbing II : Hotlan Siahaan, S.Sos.M.I.Kom

Tanda Tangan : _____________________

Tanggal : _____________________

(3)

LEMBARAN PENGESAHAN

Judul Skripsi : Peran Layanan Perpustakaan Keliling Kota Medan Dalam Meningkatkan Minat Baca

Masyarakat (Studi Kasus: Masyarakat Simpang Selayang, Medan Tuntungan)

Oleh : Tiodora Haloho

NIM : 090709013

DEPARTEMEN ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI KETUA : Dr. Irawaty A. Kahar, M. Pd.

Tanda Tangan : _____________________

Tanggal : ____________________

FAKULTAS ILMU BUDAYA

DEKAN : Dr. Syahron Lubis. M.A

Tanda Tangan : _____________________

Tanggal : _____________________

(4)

PERNYATAAN ORISINALITAS

Karya ini adalah orisinalitas dan belum pernah disajikan sebagai suatu tulisan untuk memperoleh suatu kualifikasi tertentu atau dimuat pada media publikasi lain.

Penulis membedakan dengan jelas antara pendapat atau gagasan penulis dengan pendapat atau gagasan yang bukan berasal dari penulis dengan mencantumkan tanda kutip.

Medan, Mei 2013 Penulis,

Tiodora Haloho Nim : 090709013

(5)

i ABSTRAK

Haloho, Tiodora. 2013. Peran layanan Perpustakaan keliling Dalam Meningkatkan Minat baca Masyarakat (Studi Kasus: Masyarakat Simpang Selayang, Medan Tuntungan). Medan: Departemen Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

Penelitian ini dilakukan di Jl. Anggrek No 24-A Simpang Selayang, medan Tuntungan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peran layanan perpustakaan keliling kota Medan dalam meningkatkan minat baca masyarakat di Simpang Selayang, Medan Tuntungan.

Metode penelitian ini adalah metode deskriptif. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh pengguna perpustakaan keliling yang terdaftar sebagai pengunjung pada pos layanan yang berada di Jl. Anggrek No 24-A Simpang Selayang, Medan Tuntungan yang berjumlah 550 orang, sehingga dapat diambil sampel dengan rumus Slovin dengan tingkat kesalahan sebesar 10% berjumlah 85 orang. Interpretasi data dilakukan berdasarkan besar persentase jawaban dari responden.

Kesimpulan yang diperoleh adalah : 1) Pada umumnya responden mengatakan petugas perpustakaan keliling melayani pengguna sangat baik dan sebagian besar responden menjawab perpustakaan keliling kota Medan memberikan kebebasan membaca secara leluasa, 2) Hampir setengah responden menyatakan bahwa bahan bacaan di Perpustakaan keliling kurang menarik untuk digunakan, karena informasi pada pengguna perpustakaan keliling tidak up to date, 3) Waktu yang hanya 1 (satu) jam dirasakan masih kurang untuk menggunakan perpustakaan keliling dan kedatangan perpustakaan keliling perlu ditambah, 4) Sebagian besar responden menyatakan bahwa perpustakaan keliling kota Medan jarang melakukan program promosi kepada masyarakat Simpang Selayang, Medan Tuntungan, 5) Sebagian besar responden menyatakan bahwa sebagian besar petugas perpustakaan keliling jarang menanamkan kesadaran dalam diri pemakai perpustakaan bahwa membaca sangat penting dalam kehidupan, 6) Minat baca masyarakat Simpang Selayang, Medan Tuntungan meningkat.

Saran yang diperoleh adalah 1) Perpustakaan keliling Kota Medan hendaknya perlu menambah waktu pelayanan minimal 2 jam, 2) Perpustakaan keliling Kota Medan hendaknya melakukan program promosi kepada masyarakat Simpang Selayang, Medan Tuntungan yang berkaitan dengan peningkatan minat baca, 3) Hendaknya petugas perpustakaan keliling Kota Medan selalu menanamkan dalam diri pemakai perpustakaan bahwa membaca sangat penting dalam kehidupan.

Kata Kunci: Perpustakaan Keliling, Layanan Perpustakaan Keliling, Minat Baca

(6)

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa Atas berkat dan Anugerah-Nya penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini yang berjudul “Peran layanan perpustakaan keliling kota medan dalam meningkatkan minat baca masyarakat (studi kasus: simpang selayang, medan tuntungan)”.

Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan studi pada program studi Sastra (S1) Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Ayah (Alm) Kardi Haloho dan Ibu Herbinur Simbolon yang telah mendidik dan membesarkan penulis serta senantiasa memberikan dukungan moril dan materi seiring doa restu beliau. Kemudian penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Drs. Syaron Lubis M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya USU.

2. Ibu Dr. Irawaty A. Kahar, M.Pd selaku ketua program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Sastra.

3. Ibu Dra. Eva Rabita, M.Hum selaku dosen pembimbing I yang telah meluangkan waktu, tenaga, pikiran, serta memberikan arahan dalam penyelesaian skripsi ini 4. Ibu Hotlan Siahaan, S.Sos.M.I.Kom selaku dosen pembimbing II. yang

senantiasa membantu dan memberikan pengarahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Seluruh Staf pengajar Departemen Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi yang telah memberikan ilmu dan bimbingan yang bermanfaat bagi penulis.

6. Bapak Zulkarnain, selaku Kepala perpustakaan umum kota Medan terima kasih atas izin yang diberikan untuk penelitian. Layanan Perpustakaan Keliling di Simpang Selayang, Medan Tuntungan.

7. Ibu Dra. Nurhayati Selaku Kepala seksi pelayanan yang telah membantu penulis dalam Skripsi ini.

8. Bapak Huller Sinaga selaku Konten web yang telah meluangkan waktu, pikiran, serta arahan dalam penyelesaian Skripsi ini.

9. Kepada Kakak Habibah Lubis selaku staff di bagian sirkulasi yang telah membantu penulis dalam skripsi ini.

10. Kepada Keluargaku tercinta Bang Herwin, Abang iparku Tom, Kak Ivana, Kakak iparku Dewi , Kak Kristina, Kak Maspida, Kak Tiopan serta keponakanku yang

(7)

iii

cantik dan imut Vania yang selalu memberikan do’a restu dan semangat serta dukungan sehingga dapat memotivasi penulis dalam penulisan skripsi ini.

11. Teristimewa buat pacarku Bang Wendri Ansyah Damanik yang selalu

memberikan do’a, dukungan, dan semangat dalam penyelesaian penulisan skripsi ini.

12. Buat sahabatku (Melati, Erika, Rutchel) dan Teman – teman stambuk 2009 terima kasih atas jalinan persahabatan yang dibina selama ini.

13. Buat Bang Yudi dan Bang Surya selaku staf di jurusan yang senantiasa membantu dalam penyelesaian Skripsi.

Akhirnya penulis berharap dan berdo’a semoga Tuhan Yang Maha Esa melimpahkan berkat dan anugerahnya kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi yang membacanya.

Medan, Mei 2013 Penulis,

Tiodora Haloho Nim: 090709013

(8)

iv DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

1.5 Batasan Masalah ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7

2.1 Pengertian Perpustakaan Keliling ... 7

2.2 Tujuan Perpustakaan Keliling ... 8

2.3 Fungsi, Tugas dan Peran Perpustakaan keliling ... 9

2.3.1 Fungsi Perpustakaan Keliling ... 9

2.3.2 Tugas Perpustakaan keliling ... 11

2.3.3 Peran Perpustakaan Keliling ... 11

2.4 Struktur Organisasi ... 12

2.4.1 Manajemen Perpustakaan Keliling ... 14

2.5 Pelayanan Perpustakaan Keliling ... 17

2.5.1 Sistem Pelayanan ... 18

2.5.2 Jenis Layanan ... 21

2.6 Koleksi Perpustakaan Keliling ... 23

2.6.1 Jenis – jenis koleksi ... 25

2.6.2 Kriteria Pemilihan Koleksi ... 25

2.7 Sarana dan Prasarana ... 26

2.7.1 Anggaran Operasional Perpustakaan keliling ... 27

2.8 Pos dan Waktu Pelayanan ... 28

2.8.1 Pos Pelayanan ... 28

2.8.2 Waktu Pelayanan ... 30

2.9 Masyarakat ... 31

2.9.1 Masyarakat Perpustakaan ... 32

2.9.2 Minat Baca ... 32

2.9.3 Tujuan dan Fungsi minat Baca ... 34

2.9.4 Minat, kebiasaan dan Budaya Baca Masyarakat ... 35 2.9.5 Peran Perpustakaan Dalam Meningkatkan Minat Baca 36

(9)

v

BAB III METODE PENELITIAN... 38

3.1 Metode Penelitian ... 38

3.2 Lokasi Penelitian ... 38

3.3 Populasi dan Sampel ... 38

3.3.1 Populasi ... 38

3.3.2 Sampel ... 39

3.4 Jenis dan Sumber Data ... 40

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 40

3.6 Instrumen Penelitian ... 40

3.7 Analisa Data ... 41

3.8 Defenisi Operasional Variabel ... 42

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 44

4.1 Analisis Deskriptif... 44

4.1.1 Tanggapan Responden Terhadap Layanan Petugas Perpustakaan Keliling ... 44

4.1.2 Tanggapan Responden Terhadap Pelayanan Perpustakaan keliling ... 45

4.1.3 Tanggapan Responden Tentang Kebutuhan Informasi ... 46

4.1.4 Tanggapan Responden Terhadap Koleksi Perpustakaan Keliling ... 47

4.1.5 Tanggapan Responden Tentang Penentuan Pos Layanan Perpustakaan Keliling ... 48

4.1.6 Tanggapan Responden Terhadap Waktu Layanan Perpustakaan keliling ... 49

4.1.7 Tanggapan Responden Terhadap Kedatangan Perpustakaan Keliling ... 50

4.1.8 Tanggapan Responden Terhadap Minat Baca ... 51

4.1.9 Tanggapan Responden Bahwa Membaca Dapat Meningkatkan Pengembangan Diri ... 52

4.1.10 Tanggapan Responden Terhadap Bacaan Di Perpustakaan Keliling ... 53

4.1.11 Tanggapan Responden Tentang Kemudahan Mendapatkan Bahan Bacaan ... 54

4.1.12 Tanggapan Responden Tentang kebebasan Membaca Di Perpustakaan keliling ... 55

4.1.13 Tanggapan Responden Tentang Program Promosi Yang Berkaitan Dengan Minat Baca ... 56

4.1.14 Tanggapan Responden Tentang Pentingnya Membaca ... 57

BAB V KESIMPULAN DAN SASARAN ... 58

5.1 Kesimpulan... 58

5.2 Saran ... 59 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(10)

vi

DAFTAR TABEL

Halaman

4.1 Layanan Petugas Perpustakaan Keliling ... 44

4.2 Pelayanan Yang Diberikan Oleh Perpustakaan Keliling... 45

4.3 Kebutuhan Informasi Yang Up to Date... 46

4.4 Koleksi Dapat Membantu Dalam mencari Informasi ... 47

4.5 Penentuan Pos Pelayanan Perpustakaan Keliling... 48

4.6 Waktu Layanan Perpustakaan Keliling ... 49

4.7 Frekuensi Layanan Perpustakaan Keliling ... 50

4.8 Frekuensi Membaca Buku Di Pos Pelayanan Perpustakaan keliling ... 51

4.9 Meningkatkan Pengembangan Diri ... 52

4.10 Bahan Bacaan Di Perpustakaan Keliling ... 53

4.11 Kemudahan Mendapatkan Bahan Bacaan ... 54

4.12 Kebebasan Membaca Di Perpustakaan Keliling ... 55

4.13 Program Promosi Perpustakaan Keliling ... 56

4.14 Pentingnya Membaca ... 57

(11)

1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

Dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa sesuai dengan UUD 1945 alinea ke-4 dalam menunjang sarana belajar perlu diadakannya perpustakaan yang dapat memberikan pelayanan informasi yang tepat dan merata kepada seluruh golongan dan lapisan masyarakat yang ada di Simpang Selayang, Medan Tuntungan.

Peran perpustakaan sebagai salah satu sarana dalam penyebarluasan pengetahuan, mempunyai arti yang sangat penting dalam meningkatkan sumberdaya masyarakat Indonesia. Dengan memberdayakan perpustakaan akan mendapatkan informasi dari sumber bacaan yang terseleksi, berupa karya tulis, karya cetak, karya rekam. Sehingga mampu mengembangkan potensi dan wawasan serta pengetahuan yang dimilikinya. Sebagaimana yang tertuang dalam Undang - undang RI no 43 tahun 2007. Bahwa perpustakaan sebagai wahana belajar sepanjang hayat mengembangkan potensi masyarakat agar menjadi manusia yang berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

Perpustakaan umum perpustakaan yang melayani seluruh lapisan masyarakat tanpa membedakan latar belakang, status sosial, agama, suku, pendidikan dan sebagainya. Yang termasuk dalam kategori perpustakaan umum antara lain adalah:

(a) Perpustakaan umum yang diselenggarakan oleh Pemerintah Provinsi, Kabupaten dan Kota, termasuk perpustakaan keliling; (b) Perpustakaan Desa/Kelurahan; (c) Perpustakaan yang diselenggarakan oleh lembaga swadaya masyarakat, lembaga- lembaga keagamaan; (d) Taman bacaan, Rumah baca, Pondok Baca dan sebagainya, baik yang diselenggarakan oleh masyarakat maupun perorangan.

Perpustakaan keliling merupakan bagian dari Perpustakaan umum.

Perpustakaan keliling adalah perpustakaan yang bergerak (mobile library) dengan membawa bahan pustaka seperti buku, majalah, koran dan bahan pustaka lainnya untuk melayani masyarakat dari suatu tempat ketempat lain yang belum terjangkau oleh layanan perpustakaan umum kotamadya yang menetap. Dapat dikatakan

(12)

2

perpustakaan keliling mempunyai tugas sebagai perluasan layanan perpustakaaan umum Kotamadya.

Perpustakaan keliling disediakan untuk memberikan layanan ekstensi, yaitu masyarakat yang lokasinya jauh dari perpustakaan. Layanannya bisa berbentuk layanan paket (yaitu layanan dalam bentuk kotak-kotak yang berisi sejumlah buku, kemudian dititipkan kepada kelompok-kelompok masyarakat untuk dibaca dalam waktu tertentu, kemudian diambil dan ditukar dengan yang baru, demikian seterusnya). Perpustakaan keliling dapat berupa bus (mobil), sepeda motor, sepeda.

Bahkan, di daerah terpencil, koleksi terpencil, koleksi perpustakaan dipanggul sendiri oleh pustakawannya. Di daerah sungai atau pulau, perpustakaan keliling dapat berupa perahu, kapal motor. Di negara maju terdapat pula perpustakaan keliling yang berupa angkutan udara ( flying library).

Perpustakaan keliling secara khusus memiliki tujuan untuk melayani sekelompok anggota masyarakat yang secara teknis tidak terjangkau oleh sistem pelayanan perpustakaan umum terdekat. Biasanya prioritas pelaksanaan pelayanan perpustakaaan keliling ini pada sekelompok masyarakat yang secara geografis sedikit terpencil namun banyak orang didalamnya.

Sistem pengelolaannya secara umum sama dengan sistem pengelolaan pada perpustakaan-perpustakaan menetap, yang membedakan hanyalah pada bentuk dan sifatnya yang dapat bergerak. Karena jenis perpustakaan ini dapat bergerak maka jangkauan pelayanan nya dapat diatur untuk kelompok anggota masyarakat tertentu yang dipilihnya. Keunggulan-keunggulan dari sistem pelayanan perpustakaan keliling antara lain pada bentuk sajian pelayanannya yang relatif lebih menarik dibandingkan dengan model pelayanan perpustakaan pada umumnya yang mengharuskan pengguna datang langsung ke perpustakaan. Melalui mobil maka perpustakaanlah yang mendatangi penggunanya sehingga secara psikologis akan merangsang timbulnya keingintahuan masyarakat akan informasi dan sumber informasi yang ada di perpustakaan keliling.

Konsep pelayanannya sama dengan sistem pelayanan langsung ke rumah- rumah penduduk. Hanya saja pada sistem pelayanan terhantar jangkauan

(13)

3

pelayanannya dapat bersifat kelembagaan dan mempunyai rentangan pengguna yang lebih spesifik, sedangkan pada sistem perpustakaan keliling lebih umum sifatnya.

Dalam segi pelayanan kepada pengguna perpustakaan memiliki keterbatasan, misalnya pelayanan perpustakaan keliling hanya terdapat diberbagai pelosok lapisan masyarakat, baik yang berada di kota maupun di desa terpencil yang jauh dari perpustakaan. Hal tersebut dilakukan untuk dapat memberikan informasi dan juga memberikan kesempatan kepada masyarakat di desa terpencil agar dapat mengembangkan ilmu pengetahuan mereka.

Berdasarkan surat keputusan Walikota Medan, kepala daerah Kotamadya Medan No. 839/1972 tanggal 27 Desember 1972 tentang mendirikan pusat perpustakaan umum Kota Medan dengan tujuan dan fungsi sebagai berikut:

1. Menyediakan tempat, dimana semua lapisan masyarakat dapat mengikuti perkembangan negara dan dunia dalam segala bidang, dari koran , majalah sehingga bermanfaat bagi perkembangan jiwa anak dan generasi yang akan datang

2. Memberikan pelayanan kepada masyarakat umum, masyarakat pelajar, mahasiswa dalam memenuhi kebutuhan akan sumber-sumber ilmiah dan untuk meningkatkan mutu pendidikan dan pengajaran di Daerah kota Medan.

Perpustakaan kota Medan mulai tahun 2000 memiliki wewenang untuk mengkampanyekan gemar membaca, dan telah melakukan berbagai program dan kegiatan untuk memompa semangat membaca dan menjadikan membaca sebagai budaya masyarakat Indonesia secara umum, dan masyarakat Medan secara khusus.

Tetapi dilihat dari tingkat kunjungan tiap tahunnya jumlah kunjungan masih tetap minim, anggaran tidak bertambah, yang menyebabkan kinerja pustakawan dan pendayagunaan perpustakaan keliling tidak maksimal.

Minat baca merupakan kecenderungan jiwa yang mendorong seseorang berbuat sesuatu terhadap membaca. Orang yang memiliki minat membaca yang tinggi senantiasa mengisi waktu luang dengan membaca. Orang yang demikian senantiasa haus terhadap bahan bacaan. Minat dan kegemaran membaca tidak dengan sendirinya

(14)

4

dimiliki oleh seseorang, termasuk anak-anak dalam usia sekolah. Minat baca dapat tumbuh dan berkembang dengan cara dibentuk.

Secara umum minat baca mempunyai tujuan mewujudkan suatu sistem penumbuhan dan pengembangan nilai ilmu yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, serta mengembangkan masyarakat baca (Reading society) lewat pelayanan masyarakat perpustakaan dengan penekanan pada penciptaan lingkungan baca untuk semua jenis bacaan. Di lingkungan sekolah juga demikian, dengan adanya fasilitas perpustakaan yang memadai akan menumbuhkan minat baca siswa sehingga tercipta pula masyarakat baca di lingkungan sekolah.

Tujuan dari pengembangan minat baca ini antara lain untuk (1) mendorong minat dan kebiasaan membaca agar tercipta masyarakat yang berbudaya membaca, (2) meningkatkan layanan perpustakaan, (3) menciptakan masyarakat informasi yang siap berperan serta dalam semua aspek pembangunan, (4) memiliki pengetahuan yang terkini, bukan yang sudah “basi”, (5) meningkatkan kemampuan berpikir, dan (6) mengisi waktu luang.

Dengan didirikannya perpustakaan umum Kota Medan maka pada tanggal 01 Desember 1979 perpustakaan keliling kota Medan juga mulai dilakukan. Dalam pencapaian sasarannya, perpustakaan keliling ini menyediakan berbagai koleksi mulai dari klas 000 s/d 900. Perpustakaan keliling kota Medan saat ini memiliki 5.400 judul buku, yang terdiri dari 15.961 eksemplar, adapun jenis koleksi yang dimiliki perpustakaan keliling kota Medan saat ini adalah buku, yang terdiri dari buku fiksi dan non-fiksi. Peranan koleksi dalam suatu perpustakaan sangatlah penting, terutama sekali dalam memenuhi kebutuhan informasi pengguna. Dengan jumlah koleksi yang banyak dan bervariasi, perpustakaan akan lebih mampu memenuhi segala kebutuhan informasi pengguna.

Perpustakaan keliling memiliki 12 pos layanan, adapun pos layanan yang akan penulis jadikan populasi pada penelitian ini adalah salah satu pos layanan perpustakaan keliling yang berada di Balai desa Jl. Anggrek No 24-A Simpang Selayang, Medan Tuntungan. Dimana penggunanya membutuhkan informasi yang

(15)

5

berbeda-beda, hal tersebut disebabkan adanya perbedaan usia, jenis kelamin, agama, pekerjaan, dan profesi masing-masing penggunanya.

Dalam menjalankan tugasnya perpustakaan keliling mendatangi desa dan kelurahan yang ada di pinggiran Kota Medan 3 s/d 5 kali dalam satu minggu.

Perpustakaan keliling Kota Medan dalam melayani pengguna di pos layanan mulai pada pukul 09.00 hingga pukul 13.00 WIB. Oleh karena jumlah pos yang dikunjungi dalam satu hari ada 3, maka waktu pelayanan yang diberikan dalam satu pos adalah selama 1 jam (60 menit).

Untuk memberikan layanan secara merata kepada masyarakat guna memanfaatkan perpustakaan sebagai sumber pengetahuan yang berdayaguna dan berhasilguna, maka kinerja layanan perpustakaan di Indonesia perlu diatur secara terpadu agar tercapai tujuan sesuai dengan yang diharapkan oleh perpustakaan nasional, yaitu melayani masyarakat secara umum tanpa membeda-bedakan usia, jenis kelamin, kepercayaan, agama, ras, pekerjaan, serta keturunan.

Dari penjelasan di atas maka dapat dilihat adanya permasalahan seperti, kurangnya waktu pelayanan yang diberikan dalam satu pos layanan dalam satu hari yaitu hanya 1 jam (60) menit, sedangkan secara ideal waktu layanan perpustakaan keliling perlu diadakan dua shift perhari, yaitu shift pagi antara pukul 9.00–11.30 dan shift siang antara pukul 11.30–14.30, adanya keterbatasan sarana dan prasarana perpustakaan keliling dalam menjalankan layanannya yang hanya memiliki 1 mobil perpustakaan keliling yang menyebabkan pos layanan yang dikunjungi juga terbatas.

Dan juga minat baca masyarakat Simpang selayang, Medan Tuntungan yang kurang dapat dilihat dari tingkat kunjungan yang minim dimana tercatat tiap tahunnya hanya sekitar 800 orang kunjungan per tahun dengan rata-rata perhari sekitar 55 orang, jumlah ini sangat kecil dibanding dengan jumlah penduduk Simpang selayang yang mencapai sekitar 15.330 juta jiwa.

Sebagai sarana evaluasi dan solusi secara terpadu terhadap berbagai permasalahan yang ada dalam perpustakaan, maka dilakukan suatu penelitian mengenai “Peran Layanan Perpustakaan Keliling Kota Medan Dalam Meningkatkan

(16)

6

Minat Baca Masyarakat (Studi Kasus: Masyarakat Simpang Selayang, Medan Tuntungan)”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang masalah, maka yang menjadi rumusan masalah penelitian ini adalah : Bagaimanakah peran layanan perpustakaan keliling kota Medan dalam meningkatkan minat baca masyarakat di Simpang Selayang, Medan Tuntungan ?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah: Untuk mengetahui peran layanan perpustakaan keliling kota Medan dalam meningkatkan minat baca masyarakat di Simpang Selayang, Medan Tuntungan.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi semua pihak, yaitu berguna untuk : a) Bagi institusi: yaitu sebagai masukan dan sebagai bahan pertimbangan kepada

pengelola layanan perpustakaan keliling kota Medan.

b) Bagi Penulis: yaitu untuk mengetahui peran layanan perpustakaan keliling kota Medan dalam meningkatkan minat baca masyarakat serta menambah wawasan penulis di bidang Ilmu Perpustakaan dan Informasi khususnya tentang layanan perpustakaan keliling.

c) Bagi Pembaca: yaitu sebagai bahan referensi untuk membahas masalah penelitian yang sama dan menambah pengetahuan pembaca mengenai peran layanan perpustakaan keliling kota Medan dalam meningkatkan minat baca masyarakat.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti membatasi masalah penelitian, hanya dengan mengkaji mengenai peran layanan perpustakaan keliling dan minat baca masyarakat di Simpang Selayang, Medan Tuntungan.

(17)

7 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Perpustakaan Keliling

Perpustakaan keliling adalah bagian dari perpustakaan umum. Perpustakaan keliling disediakan untuk memberikan layanan ekstensi, yaitu masyarakat yang lokasinya jauh dari perpustakaan. Perpustakaan keliling memberikan layanan bergerak mendatangi penggunanya di beberapa tempat pemukiman penduduk, dan tempat terkonsentrasinya jumlah penduduk seperti sekolah, kantor kelurahan.

Perpustakaan keliling biasanya menggunakan mobil yang dirancang khusus untuk keperluan perpustakaan, untuk daerah kepulauan atau aliran sungai biasanya disebut perpustakaan terapung.

Pada dasarnya perpustakaan keliling dapat diartikan dengan perpustakaan yang koleksinya dibawa keluar gedung perpustakaan kemudian diangkut oleh mobil yang titik lokasinya berpindah-pindah sesuai dengan jadwal titik lokasi yang telah disajikan kepada masyarakat. Metode yang dilakukan ini sederhana dan efisien dalam menyebarkan informasi pada masyarakat yang berada di pelosok tanah air.

Menurut Supriyanto (2006: 108) Perpustakaan keliling adalah perpustakaan yang bergerak (mobile library) dengan membawa bahan pustaka seperti buku, majalah, koran dan bahan pustaka lainnya untuk melayani masyarakat dari suatu tempat ketempat lain yang belum terjangkau oleh layanan perpustakaan umum kotamadya yang menetap.

Dijelaskan perpustakaan keliling berfungsi sebagai perpustakaan umum yang melayani masyarakat yang tidak terjangkau oleh pelayanan perpustakaan umum.

Dalam pelayanan mengunjungi kelurahan/ desa, sekolah yang merupakan usaha peningkatan perluasan pelayanan perpustakaan keliling. Khususnya di perpustakaan keliling Kota Medan. Koleksi yang dibawa dari gedung perpustakaan. Memang sudah selayaknya perpustakaan keliling mengunjungi masyarakat. Dimana masyarakat dapat memilih buku yang cocok ke dalam mobil perpustakaan keliling. Dengan

(18)

8

adanya perpustakaan keliling maka diharapkan tidak ada lagi masyarakat yang tidak mengetahui informasi yang bisa mereka baca.

Perpustakaan yang termasuk dalam kategori perpustakaan umum antara lain adalah: (a) Perpustakaan Umum yang diselenggarakan oleh Pemerintah Provinsi, Kabupaten dan Kota, termasuk perpustakaan keliling; (b) Perpustakaan Desa/Kelurahan; (c) Perpustakaan yang diselenggarakan oleh lembaga swadaya masyarakat, lembaga-lembaga keagamaan; (d) Taman Bacaan, Rumah baca, Pondok Baca dan sebagainya, baik yang diselenggarakan oleh masyarakat maupun perorangan. (Rachmananta 2006 : 30).

Berdasarkan pendapat diatas dapat diambil kesimpulan bahwa pelayanan perpustakaan keliling membawa koleksi perpustakaan keluar gedung perpustakaan atau tidak harus memiliki gedung untuk melayani kebutuhan masyarakat secara teratur, yang tempat tinggalnya jauh dari gedung perpustakaan yang ada.

2.2 Tujuan Perpustakaan Keliling

Sebuah perpustakaan dibentuk atau dibangun untuk dengan maksud:

a) Menjadi tempat mengumpulkan/ menghimpun informasi, dalam arti aktif, perpustakaan tersebut mempunyai kegiatan yang terus menerus untuk menghimpun sebanyak mungkin sumber informasi untuk dikoleksi.

b) Sebagai tempat mengolah atau memproses semua bahan pustaka dengan metode atau sistem tertentu seperti registrasi, klasifikasi, katalogisasi, dan kelengkapan lainnya, baik secara manual maupun menggunakan sarana teknologi informasi, pembuatan perlengkapan lain agar semua koleksi mudah digunakan.

c) Menjadi tempat menyimpan dan memelihara. Artinya ada kegiatan untuk mengatur, menyusun, menata, memelihara, merawat, agar koleksi rapi, bersih, awet, utuh, lengkap, mudah diakses, tidak mudah rusak, hilang, dan berkurang.

d) Sebagi salah satu pusat informasi, sumber belajar, penelitian, dan rekreasi, preservasi serta kegiatan ilmiah lainnya. Memberikan layanan kepada pemakai, seperti membaca, meminjam, meneliti, dengan cara cepat, tepat, mudah dan murah.

e) Membangun tempat informasi yang lengkap dan up to date bagi pengembangan pengetahuan ( knowledge), keterampilan (skill), dan perilaku / sikap (attitude).

f) Merupakan agen perubahan dan agen kebudayaan dari masa lalu, sekarang dan masa depan. Halaman konsep yang lebih hakiki eksistensi dan kemajuan perpustakaan menjadi kebanggaan, dan simbol peradaban kehidupan umat manusia. Sutarno Ns (2006:34)

(19)

9

Berdasarkan maksud di atas maka dapat disimpulkan perpustakaan dibangun sebagai tempat untuk menghimpun informasi, mengolah atau memproses bahan pustaka, menyimpan dan memelihara koleksi bahan pustaka, juga sebagai pusat informasi yang up to date dan merupakan agen perubahan dan agen kebudayaan dari masa lalu, sekarang, dan masa depan.

2.3 Fungsi, Tugas dan Peran Perpustakaan Keliling 2.3.1 Fungsi Perpustakaan Keliling

Dapat disebutkan perpustakaan keliling mempunyai tugas sebagai perluasan layanan Perpustakaan umum yang mempunyai fungsi :

1. Pengadaan bahan pustaka, meliputi kegiatan : menghimpun/ mengumpulkan, membeli, menerima sumbangan/ bantuan, tukar-menukar, menggandakan, menerbitkan, kerja sama koleksi.

2. Pengolahan mencakup : registrasi, pengecapan, katalogisasi, klasifikasi, pengetikan kartu buku, pengetikan kartu katalog, pembuatan nomor barcode (sistem komputer), pembuatan perlengkapan buku (label, slip buku, slip tanggal, sampul, dll), pembuatan lembar kerja, penjajaran kartu (file), penyusunan koleksi pada tempat tertentu ( rak buku, majalah, koran, lemari/ laci dll), pemasukan data ( data entri).

3. Layanan, meliputi kegiatan: sirkulasi (peminjaman/pengembalian), keanggotaan, referensi, bimbingan dan penyuluhan kepada pemakai, layanan pembaca, layanan unit perpustakaan keliling (perpustakaan umum)/ layanan ekstensi, penelitian, layanan lain yang mungkin dilakukan, pendidikan pemakai

4. Pemasyarakatan/sosialisasi meliputi: publikasi, promosi, mengundang tokoh, pakar, figur publik, dan lain-lain

5. Kerja sama layanan antar perpustakaan mencakup kegiatan : pengolahan, katalog induk, pembinaan dan pengembangan profesi, sistem jejaring/ jaringan

6. Untuk perpustakaan tertentu, dikembangkan fungsi : penyusunan dan penerbitan bibliograsi, abstrak, indeks, kumpulan karangan ilmiah (makalah skripsi, tesis, disertasi, dll), artikel, kliping, dan lain –lain

7. Pengembangan sumber daya Manusia, mencakup : seminar, loka karya, pendidikan dan pelatihan, program pendidikan formal, keanggotaan organisasi profesi, dan lain-lain.

8. Pembinaan dan pengembangan organisasi; penelitian dan pengembangan, pengelolaan/ manajemen perpustakaan, studi banding, menjalin mitra kerja, dan lain–lain

9. Melakukan upaya preservasi koleksi antara lain: memelihara bahan pustaka, merawat bahan pustaka, melakukan penyiangan, melakukan fumigasi, menjaga temperatur/suhu agar stabil, mengatur ventilasi udara, menjaga koleksi supaya tetap baik, menjaga kebersihan perpustakaan dan lain-lain.

(20)

10 10. Membuat peraturan/tata tertib

11. Penerapan dan pemanfaatan teknologi informasi untuk: seleksi dan pengolahan, koleksi, pengolahan, layanan, penelusuran, akses informasi, jaringan, komunikasi dan kerja sama, promosi dan publikasi, sosialisasi, promosi dan publikasi.

12. Menciptakan dan mengembangkan iklim di perpustakaan agar: masyarakat tahu tentang arti, kegunaan, kegiatan perpustakaan; masyarakat tertarik, berminat, tergugah, untuk ke Perpustakaan; meningkatkan jumlah pengunjung dan anggota perpustakaan, pengunjung merasakan dilayani dengan baik dan memuaskan, merasa nyaman di perpustakaan, ingin sering kembali ke perpustakaan, merasa mendapatkan perhatian, bimbingan atau bantuan oleh petugas perpustakaan, merasa mendapatkan sesuatu yang menyenangkan, memperoleh sesuatu yang berguna bagi dirinya

Sutarno Ns (2006:73-74)

Sedangkan menurut H. Abdul Wahid M. Ali (2006) perpustakaan keliling mempunyai tugas sebagai perluasan layanan perpustakaan umum Kotamadya yang mempunyai fungsi :

a) Melayani masyarakat yang belum terjangkau oleh layanan perpustakaan menetap, karena di lokasi tersebut belum terdapat gedung perpustakaan.

b) Melayani masyarakat yang oleh situasi dan kondisi tertentu tidak dapat datang atau mencapai perpustakaan menetap misalnya, karena sedang di rawat di rumah sakit, menjalani hukuman di lembaga pemasyarakatan, berada di panti asuhan atau rumah jompo dan lain sebagainya.

c) Mempromosikan layanan perpustakaan umum kepada masyarakat yang belum pernah mengenal perpustakaan.

d) Memberikan layanan yang bersifat sementara sampai di tempat tersebut didirikan gedung perpustakaan umum menetap.

e) Sebagai sarana untuk membantu menemukan lokasi yang tepat untuk membangun perpustakaan menetap, atau perpustakaan umum yang akan direncanakan untuk dibangun.

f) Menggantikan fungsi perpustakaan menetap apabila situasi tertentu memungkinkan didirikan perpustakaan menetap di daerah tersebut.

g) Melakukan tugas-tugas kepustakawanan, seperti: mendata/ membuat koleksi seecara berkala, satu sampai dua bulan sekali, agar pengunjung tidak bosan dan membuat laporan kegiatan baik bulanan, tribulanan dan tahunan.

Dari dua pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa fungsi perpustakaan adalah bagaimana membina dan mengembangkan serta memberdayakan dalam segala bentuk dan potensinya agar masyarakat dapat mengembangkan minat dan respon masyarakat untuk berkunjung dan memanfaatkan perpustakaan secara maksimal, menumbuhkan kesadaran sendiri dan bukan atas paksaan.

(21)

11 2.3.2 Tugas Perpustakaan Keliling

Perpustakaan keliling adalah perpustakaan yang bergerak (mobile library) dengan membawa bahan pustaka seperti buku, majalah, koran dan bahan pustaka lainnya untuk melayani masyarakat dari suatu tempat ke tempat lain yang belum terjangkau oleh layanan perpustakaan umum yang menetap.

Tugas perpustakaan artinya suatu kewajiban yang telah ditetapkan untuk dilakukan di dalam perpustakaan. Setiap perpustakaan yang mempunyai tugas-tugas sebagaimana yang telah diberikan oleh lembaga induk yang menaunginya.

Menurut Sutarno Ns (2005: 61) Tugas perpustakaan secara garis besar ada tiga, yaitu sebagi berikut:

a) Tugas menghimpun informasi, meliputi kegiatan mencari, menyeleksi, mengisi perpustakaan dengan sumber informasi yang memadai/lengkap baik dalam arti jumlah, jenis, maupun mutu yang disesuaikan dengan kebijaksanaan organisasi, ketersediaan dana, dan keinginan pemakai serta mutakhir.

b) Tugas mengelola, meliputi proses pengolahan, penyusunan, penyimpanana, pengemasan agar tersusun rapi, mudah ditelusuri kembali (temu balik informasi) dan diakses oleh pemakai, dan merawat bahan pustaka

c) Tugas memberdayakan dan memberikan layanan secara optimal

Berdasarkan pendapat ahli di atas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa perpustakaan memiliki tugas di bidang layanan informasi, preservasi yang dilakukan dalam rangka ikut mencerdaskan kehidupan masyarakat secara luas.

2.3.3 Peran Perpustakaan Keliling

Istilah peran di perpustakaan adalah kedudukan, posisi, dan tempat perpustakaan beroperasional. Apakah penting, strategis, sangat menentukan, berpengaruh, atau hanya sebagi pelengkap saja. Dan baik tidaknya perpustakaan tergantung pada bagaimana kinerja dari perpustakaan tersebut. Jika kinerjanya baik, tentu secara berangsur-angsur citranya akan terangkat. Masyarakat akan memberi penilaian berdasarkan nilai manfaat yang mereka dapatkan.

Wiji Suwarno (2010:84)

Menurut Supriyanto (2006:108) perpustakaan keliling mempunyai peran sebagai perluasan layanan perpustakaan umum yang mempunyai fungsi : 1) Melayani masyarakat yang belum terjangkau oleh layanan perpustakaan menetap, karena di lokasi tersebut belum terdapat gedung perpustakaan, 2) Melayani masyarakat yang

(22)

12

oleh situasi dan kondisi tertentu tidak dapat datang atau mencapai perpustakaan menetap, misalnya karena sedang di rawat di rumah sakit, menjalani hukuman di lembaga pemasyarakatan, berada di panti asuahan atau rumah jompo dan lain sebagainya, 3) Memberikan layanan yang bersifat sementara sampai di tempat tersebut didirikan gedung perpustakaan menetap, 4) Mempromosikan layanan perpustakaan umum kepada masyarakat kepada masyarakat yang belum mengenal perpustakaan, 5) Sebagai sarana untuk membantu menemukan lokasiyang tepat untuk membagun perpustakaan umum yang akan direncanakan untuk dibangun, 6) Menggantikan fungsi perpustakaan menetap apabila situasi tertentu memungkinkan didrikan perpustakaan menetap ditempat tersebut.

2.4 Struktur Organisasi

Struktur organisasi perpustakaan akan menggambarkan struktur tata pembagian kerja dan struktur tata pembagian kerja dan struktur tata hubungan kerja di perpustakaan. Oleh karena itu, struktur organisasi perpustakaan setidaknya mencakup tiga hal: (1) Struktur atau kerangka, (2) kelompok orang-orang tertentu, dan (3) sistem.

Struktur organisasi perpustakaan keliling sekurang-kurangnya terdiri dari kepala perpustakaan, unit layanan pembaca, unit layanan teknis, unit teknologi informasi dan komunikasi serta kelompok fungsional dan unit tata usaha.

Sebuah perpustakaan seperti perpustakaan umum, perpustakaan nasional, badan provinsi, dan perpustakaan perguruan tinggi, tentu mempunyai volume pekerjaan yang besar karena harus melayani masyarakat yang cukup luas.

Menurut Sutarno Ns (2003: 57) Struktur organisasi merupakan bentuk atau figur yang akan menggambarkan beberapa hal, sebagaimana disebutkan berikut : 1. Formasi jabatan, yaitu pos-pos jabatan yang harus diisi dengan orang-orang

yang tepat dan diberikan batasan ruang lingkup pekerjaan. Formasi jabatan tersebut harus diisi secara proporsional dan disesuaikan dengan kemampuan dan keprofesionalan personil. Dengan demikian, diharapkan tidak adanya rangkap pekerjaan atau hal-hal yang tercecer tak tertangani sebagaimana mestinya.

2. Garis komunikasi, perintah dan laporan, dan kerja sama. Dalam organisasi yang sehat jalannya arus komunikasi tidak hanya satu arah, tetapi paling tidak ada dua arah, yaitu perintah dan laporan. Disamping itu, juga digambarkan bentuk jaringan kerja sama antara masing-masing tugas dan gugus tugas. Komunikasi

(23)

13

yang lancar akan berpengaruh terhadap kelancaran pelaksanaan tugas dan meminimalisasi hambatan yang terjadi. Oleh karena itu, suatu sistem informasi manajemen di dalam perpustakaan perlu dikembangkan dengan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami.

3. Tugas wewenang dan tanggung jawab. Salah satu prinsip organisasi adalah pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab. Dasar pemikirannya adalah jika pekerjaan mampu dikerjakan oleh satu orang atau satu bidang saja, tentu tidak perlu membentuk organisasi. Tetapi jika pekerjaan membutuhkan orang lain dan membutuhkan manajemen dan koordinasi, diperlukanlah organisasi yang didalamnya ada pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab. Namun demikian, kesemuanya itu harus ditunjang oleh fasilitas yang diperlukan, dan dilandasi asas keadilan. Sehingga satu orang atau bagian tidak iri dengan orang atau bagian lain. Tidak terkecuali perpustakaan yang merupakan satu unit kerja, di dalamnya harus ada koordinasi yang menggarah pada pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab tersebut.

4. Kebutuhan pegawai. Sebuah perpustakaan yang sehat harus diisi dengan pegawai yang memadai dan memenuhi semua kriteria yang dipersyaratkan.

Pegawai-pegawai tersebut untuk mengisi seluruh formasi dan menjalankan semua tugas dan fungsinya masing-masing. Jadi, pengisian pegawai ini tergantung pada kebutuhan dan formasi yang tersedia.

5. Komponen kepengurusan perpustakaan. Komponen yang diperlukan untuk mengisi struktur organisasi perpustakaan yang paling urgen mencakup hal berikut:

a) Kepala/pemimpin perpustakaan dan pemimpin unit kerja di dalamnya b) Pustakawan yang ada pada instansi pemerintah atau PNS disebut sebagai

pejabat fungsional pustakwan, sedangkan pada lembaga swasta cukup disebut pustakawan

c) Pegawai pelaksana teknis kepustakawanan untuk membantu pustakwan.

d) Pegawai tata usaha atau kesekretariatan ( administrasi).

Tugas dan kegiatan perpustakaan dikelompokkan dan dibagikan kepada empat struktur jabatan tersebut. Hal itu berlaku untuk semua jenis perpustakaan, sementara volume, jumlah, jenis kegiatan, dan pekerjaan sangat tergantung kepada besar atau kecilnya perpustakaan, dalam arti bagi perpustakaan yang kecil memerlukan struktur organisasi yang kecil dan tugas-tugas pekerjaan disesuaikan dengan kebutuhan.

Untuk kegiatan kesekretariatan di perpustakaan umum kabupaten/kota dikelompokkan ke dalam bidang atau bagian kepegawaian, bagian keuangan, bagian perlengkapan, bagian kerumahtanggaan, dan lain sebagainya. Selanjutnya tiap-tiap bagian dapat dibagi lagi ke dalam seksi, subseksi, subbagian dan seterusnya. Layanan dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan, antara lain, layanan anak-anak,

(24)

14

layanan remaja dan dewasa, layanan refrensi, layanan sirkulasi, layanan keliling, layanan bercerita, promosi pemasyarakatan, administrasi keanggotaan, dan lain sebagainya.

Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa organisasi adalah sekelompok orang yang bekerja sama dengan tanggung jawab bersama untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan. Dalam proses pencapaian tujuan yang telah ditentukan tersebut, perlu dibentuk suatu bagan yang menggambarkan tugas dan tanggungjawab bagi masing-masing orang yang terlibat didalamnya.

2.4.1 Manajemen Perpustakaan Keliling

Menurut Sondang P. Siagian (1979) mengatakan, bahwa manajemen adalah keterampilan untuk memperoleh hasil dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya, dengan menggerakkan orang-orang lain di dalam organisasi.

Perpustakaan adalah suatu organisasi atau lembaga yang terdiri dari koleksi bahan pustaka, petugas, tempat, dan pembaca yang memanfaatkan koleksi pustaka tersebut.

Menurut Rusina S (2002:15) menyatakan bahwa:

Perpustakaan adalah kumpulan buku-buku yang tersedia dan dimaksudkan untuk dibaca. Sebenarnya buku-buku itu dikumpulkan berdasarkan kepada maksud tertentu dengan tujuan yang diarahkan kepada penggunaan buku-buku itu. Dimasa modern ini perpustakaan tidak terbatas pada buku saja. Melainkan juga mencakup rekaman cetakan lain, majalah, film, slide dan sebagainya. Jadi sebenarnya yang terkumpul dalam perpustakaan adalah himpunan ilmu pengetahuan yang diperoleh umat manusia dari masa ke masa yang hendak disampaikan kepada orang lain melalui media rekaman.

Pada dasarnya perpustakaan keliling merupakan pengembangan dan perluasan daripada pelayanan umum (public service) yang diarahkan keluar. Maksudnya koleksi dibawa keluar gedung perpustakaan untuk disajikan kepada masyarakat dimana mereka tinggal. Dalam buku Evaluasi Perpustakaan Umum taraf kelurahan dan perpustakaan keliling, disebutkan perpustakaan keliling ialah perpustakaan dimana bahan bacaan dibawa berkeliling dari satu tempat ke tempat yang lain, pelayanan pada pengguna dilaksanakan langsung di tempat lokasi layanan dimana perpustakaan keliling kemudian menyediakan bahan bacaan hanya baca di tempat

(25)

15

buku tidak bisa dipinjam dan dibawa pulang kecuali yang telah mendaftar sebagai anggota perpustakaan.

Pada dasarnya perpustakaan keliling adalah suatu usaha dari sebuah perpustakaan, baik itu perpustakaan wilayah maupun perpustakaan umum, untuk lebih meningkatkan pelayanannya kepada masyarakat di daerah yang bersangkutan, terutama tempat-tempat yang pelayanan tidak terjangkau oleh pelayanan perpustakaan tetap. Pelayanan ini dilakukan secara berkeliling dengan menggunakan kendaraan ke pos-pos yang sudah ditentukan pada waktu atau jadwal tertentu pula, sekaligus membawa koleksinya untuk disuguhkan kepada masyarakat.

Manajemen dari pada perpustakaan keliling dimaksudkan agar supaya pelayanan kepada masyarakat tersebut dapat dilaksanakan semaksimal mungkin resiko sekecil mungkin dengan memperhatikan semua unsur-unsur tersebut antara lain kemampuan petugas, koleksi, kendaraan, situasi dan kondisi tempat. Semua itu perlu dikelola dan di perhatikan dalam istilah manajamen dan organisasi akan sangat tergantung kepada pimpinan dan stafnya dalam melaksanakan tugasnya masing- masing yang tentunya menurut kemampuan, keterampilan, tugas, wewenang, kewajiban dan hak-haknya yang sudah ditentukan.

Dalam manajemen ada unsur yang di perhatikan agar berhasil atau tidak, yaitu karakter manusia, watak, kepribadian, kemauan, keinginan, ide, pendapat, kemampuan, kelemahan. Sedangkan unsur kedua adalah uang. Perpustakaan keliling tidak akan berjalan, meskipun uang bukan satu-satunya pokok masalah. unsur ketiga ialah material (barang/materi), yang di sediakan dalam perpustakan keliling, misalnya koleksi, kendaraan, dan saran lainnya. Unsur keempat adalah mesin-mesin yang diperlukan untuk menunjang proses pekerjaan misalnya mesin tik, komputer, dan lain-lain.

Bagaimana memanfaatkan dan menggunakan ke empat unsur lain itu dengan baik, dan unsur ke enam adalah moral, mental dan kepribadian seseorang. Mental yang baik sangat membantu organisasi perpustakaan ini, sebaliknya kebobrokan mental seseorang, Apalagi jika kebetulan orang yang bersangkutan menduduki

(26)

16

tempat yang menentukan pimpinan. Meskipun organisasi didukung oleh sarana, uang dan fasilitas yang baik.

Dari kesimpulan di atas dapat dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan manajemen adalah suatu proses mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengawasan, untuk mencapai suatu tujuan. Semua ini mencakup unsur baik dari segi materi, sumber daya manusia, informasi, sistem, sumber non manusia dan lain sebagainya. Sistem pengelolaan manajemen meliputi unsur pertama sampai enam salah satunya yaitu manusia, pengorganisasian, pengelolaan sehingga menuju sasaran. Tujuan tercapai sesuai yang telah ditentukan.

Menurut Hermawan (2010: 18) pihak manajemen layanan perpustakaan keliling berusaha untuk dapat memberikan pelayanan maksimal dengan cara memberikan kemudahan bagi pihak pengguna seperti:

1. Membiasakan masyarakat untuk membaca dan terutama menciptakan sikap bahwa sekarang, buku termasuk kebutuhan dasar untuk setiap keluarga. Siapa pun yang bertanggung jawab terhadap keluarga tidak boleh memandang rumahnya sebagai kandang di mana dia hanya perlu menyediakan air dan nasi serta bereproduksi; sebaliknya, dia harus memandang keluarga sebagai sebuah unit manusia yang juga sangat membutuhkan makanan intelektual dan semua anggota keluarga harus memikirkan untuk memenuhi kebutuhan ini.

2. Meningkatkan pengetahuan, pemahaman, dan kesadaran rakyat serta melatih mereka, terutama kaum muda, baik secara intelektual, spiritual, maupun emosional menurut usia dan tingkat pendidikan yang berbeda.

3. Mengatasi kelemahan spiritual dan intelektual yang diakibatkan oleh tidak adanya kemampuan finansial dalam membeli bahan bacaan terutama buku yang dibutuhkan. Mencegah kemiskinan ekonomi agar tidak mengakibatkan kemiskinan intelektual.

4. Mengatasi permasalahan rendahnya minat baca yang terjadi pada masyarakat untuk menuju berkembangnya masyarakat membaca.

5. Menggesa berkembangnya literasi informasi di masyarakat. Serta mengeliminasi terjadinya kesenjangan intelektual yang diakibatkan oleh kesenjangan informasi.

2.5 Pelayanan Perpustakaan Keliling

Layanan merupakan semua jenis kegiatan yang dilaksanakan dengan melakukan hubungan secara langsung maupun tidak langsung, dengan pemakai jasa perpustakaan keliling. Layanan merupakan tujuan akhir yang ingin dicapai oleh setiap perpustakaan keliling.

(27)

17

Seluruh kegiatan perpustakaan keliling diarahkan untuk menciptakan suasana yang kondusif agar layanan perpustakaan keliling berjalan lancar. Sebagai usaha bidang jasa, perpustakaan keliling perlu memberikan layanan kepada pengunjung secara cepat dan tepat.

Dengan layanan sebaik-sebaiknya sehingga selalu dapat memenuhi segala permintaan pengunjung akan bahan pustaka, berarti fungsi layanan dalam memenuhi kebutuhan pengunjung perpustakaan keliling akan memenuhi fungsi perpustakaan keliling sebagai pusat dan edukasi, pusat informasi, pusat rekreasi, dan pusat referensi bagi masyarakat yang dikunjunginya.

Sasaran pelayanan perpustakaan keliling pada intinya adalah mengupayakan adanya titik temu antar pemakai dengan sumber-sumber informasi yang ada di perpustakaan, yaitu bahan pustaka yang tersedia dapat memberi arti dan bantuan yang maksimal hingga dapat mengundang masyarakat maupun individu untuk memanfaatkannya.

Menurut Fetty (2008:3) Kelebihan perpustakaan keliling dibandingkan dengan layanan ekstensi lain

dari perpustakaan umum adalah:

a) Sifatnya yang fleksibel karena dapat berpindah-pindah.

b) Menyediakan layanan perpustakaan secara lebih informal.

c) Menyediakan pergantian koleksi secara tetap.

d) Menghubungkan pemakai dengan layanan perpustakaan menetap secara terus menerus .

e) Memungkinkan pemakai menerima layanan profesional dari perpustakaan wilayahnya.

f) Secara aktif mempromosikan layanan perpustakaan karena selalu kelihatan berkeliling di masyarakat.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa, kegiatan dari pelayanan perpustakaan adalah menjelaskan, mengarahkan, dan membantu pengguna perpustakaan dalam mendapatkan informasi yang dibutuhkan secara optimal.

2.5.1 Sistem Pelayanan

Layanan perpustakaan keliling pada dasarnya bersifat terbuka, demokratis, karena perpustakaan keliling melayani semua lapisan masyarakat tanpa membedakaan status sosial, budaya, ekonomi, pendidikan, kepercayaan maupun status- status lainnya. Semua warga masyarakat, tanpa mengenal batas usia, bebas

(28)

18

memanfaatkan layanan jasa tanpa perpustakaan keliling. Ada dua sistem layanan perpustakaan keliling yang dikenal dewasa ini yaitu :

1. Layanan Terbuka (open acces)

Dalam sistem ini para pengunjung dapat secara bebas memilih dan mencari send iri bahan pustaka yang ada di mobil. Pengunjung langsung menuju ke rak-rak buku dan majalah dan koran yang tersedia di perpustakaan keliling. Apabila pengunjung mendapat kesulitan dalam menemukan bahan pustaka yang dicari, mereka dapat meminta bantuan petugas perpustakaan. M.Ali (2006 : 123 ).

Dari keterangan di atas dapat diketahui bahwa sistem layanan terbuka merupakan sistem yang memberikan kebebasan kepada pengguna untuk mencari, memilih, dan mengambil sendiri koleksi yang dikehendaki dari jajaran koleksi, untuk pengguna harus mengenal sistem pengelompokkan buku yang dipakai oleh perpustakaan itu. Tanpa mengerti sistem ini mereka akan sulit menemukan bahan pustaka yang dicari. Sistem layanan terbuka juga membutuhkan keamanan yang lebih baik karena kemungkinan buku yang hilang relatif lebih besar.

Menurut Darmono (2001: 139) keuntungan dan kerugian sistem layanan terbuka antara lain:

Keuntungan:

1. Pemakai dapat melakukan pengambilan sendiri bahan pustaka yang dikehendaki dari jajaraan koleksi.

2. Pemakai dilatih untuk dapat dipercaya dan diberi tanggung jawab terhadap terpeliharanya koleksi yang dimiliki perpustakaan

3. Pemakai akan merasa lebih puas karena ada kemudahan dalam menemukan bahan pustaka dan alternatif lain jika yang dicari tidak ditemukan.

4. Dalam sistem ini tenaga perpustakaan yang bertugas untuk mengembalikan bahan pustaka tidak diperlukan sehingga bisa diberi tanggung jawab di bagian lain.

Kerugian:

1. Ada kemungkinan pengaturan buku di rak penempatan (jajaran) menjadi kacau karena ketika mereka melakukan browsing. Buku yang sudah dicabut dari jajaran rak dikembalikan lagi oleh pemakai secara tidak tepat.

2. Ada kemungkinan buku yang hilang relatif lebih besar bila dibandingkan dengan sistem yang bersifat tertutup.

3. Memerlukan ruangan yang lebih luas untuk jajaran koleksi agar lalu lintas/mobilitas pemakai lebih leluasa.

4. Membutuhkan keamanan yang lebih baik agar kebebasan untuk mengambil sendiri bahan pustaka dari jajaran koleksi tidak menimbulkan berbagai akses seperti peningkatan kehilangan atau perobekan bahan pustaka.

(29)

19

Dari uraian pendapat di atas dapat diambil kesimpulan dalam sistem layanan terbuka pelayanaan perpustakaan yang memberi kebebasan kepada pengguna secara langsung dalam mencari, memilih dan menentukan koleksi yang sesuai dengan kebutuhannya. Dengan demikian sistem layanan terbuka ini memiliki keuntungan begitu juga sebaliknya terdapat kerugian disebabkan terjadinya interaksi pengguna dengan koleksi perpustakaan.

2. Layanan Tetutup

Dalam layanan jenis ini, pustakawan/petugas perpustakaan yang mengambil bahan pustaka yang diperlukan oleh pemakai jasa perpustakaan keliling. Para pengunjung meminta bahan pustaka yang diperlukan kepada petugas layanan perpustakaan keliling. Petugas tersebut mencari dan mengambil koleksi di rak dan menyerahkan kepada yang bersangkutan. Dalam sistem tertutup ini, peminjaman tidak boleh mengambil sendiri bahan dari tempatnya. Pengunjung tidak diperoleh masuk kedalam mobil perpustakaan keliling sehingga pengambil bahan pustaka dilakukan oleh petugas perpustakaan keliling.

Oleh karena itu pengunjung harus mengetahui terlebih dahulu secara jelas nama pengarang, judul buku yang dibutuhkan, sebelum mengajukan permintaan kepada petugas layanan perpustakaan. Agar judul maupun pengarang yang dimaksud tepat, pengunjung dapat menggunakaan katalog pengarang, judul, maupun subyek. Apabila nama pengarang atau pengarang atau judul buku yang dimaksud sudah ditemukan, pengunjung dapat menuliskan permintaannya pada formulir yang disediakan oleh perpustakaan keliling. M.Ali (2006 : 123)

Pendapat di atas dinyatakan bahwa sistem layanan tertutup adalah sistem layanan yang tidak memberikan kebebasan kepada pengguna untuk mencari sendiri informasi yang dibutuhkan pada ruangan koleksi. Koleksi yang dibutuhkan harus dicari melalui katalog, kemudian pengguna mencatat data buku yang dibutuhkan dan diberikan kepada petugas layanan untuk diambil dari jajaran koleksi.

(30)

20

Menurut Harry David Coupon (2012), sistem layanan tertutup memiliki keuntungan dan kelemahan sebagai berikut:

Keuntungan

a) Koleksi lebih terjaga kerapian susunannya di rak karena hanya petugas perpustakaan yang mengambil

b) Kemungkinan koleksi hilang sangat kecil c) Koleksi tidak cepat rusak

d) Pengawasan dapat dilakukan lebih longgar e) Proses temu kembali informasi lebih efektif Kelemahan

a) Pengguna kurang puas dalam mencari koleksi bahan pustaka yang diinginkannya

b) Koleksi yang didapat kadang-kadang tidak sesuai dengan kebutuhan pemakai c) Tidak semua pemakai paham menggunakan katalog

d) Tidak semua koleksi dapat didayagunakan e) Petugas lebih sibuk

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa sistem layanan tertutup merupakan sistem layanan yang tidak memperbolehkan pengguna mencari dan mengambil sendiri koleksi yang dibutuhkan dari jajaran koleksi, melainkan harus melalui bantuan petugas perpustakaan, setelah pengguna memilih bahan pustaka yang diperlukan melalui katalog dahulu.

Sedangkan menurut Sariahmas ( 2007 : 17 ) kelemahan dan keuntungan dari sistem pelayanan terbuka dan pelayanan tertutup adalah sebagai berikut:

1. Sistem Pelayanan Terbuka

a) Keuntungan sistem pelayanan terbuka

1. Kartu-kartu katalog tidak cepat rusak, karena sedikit yang menggunakannya. Pada umumnya mereka langsung menuju ke rak utuk memilih sendiri.

2. Menghemat tenaga. Dalam sistem ini petugas tidak perlu mengambil buku yang diinginkan pengguna. Pustakawan hanya mencatat dan kemudian mengambilkan buku-buku yang sudah dibaca ditempat maupun yang dikembalikan hari itu.

3. Judul-judul buku lebih banyak diketahui dan dibaca pengguna.

4. Petugas akan segera judul buku yang sedang dipinjam serta nama ataupun alamat dari peminjam.

5. Apabila pengguna tidak menemukan buku yang dibutuhkan, maka pengguna dapat mencari buku yang relevan sesuai dengan kebutuhannya.

6. Kecil kemungkinan ada kesalahpahaman antara petugas dan pengguna.

(31)

21 b) Kelemahan sistem pelayanan terbuka

1. Frekuensi kerusakan lebih besar.

2. Memerlukan ruangan yang lebih besar, serta letak rak dari yang satu dengan yang lainnya memerlukan jarak yang lebih longgar.

3. Susunan buku menjadi tidak teratur.

4. Pemula yang baru datang ke perpustakaan sering kebingungan dalam mencari kebutuhan.

2. Sistem Pelayanan Tertutup

a) Keuntungan sistem pelayanan tetutup

1. Daya tampung lebih banyak, karena jarak rak yang satu dengan yang lain lebih dekat.

2. Susunan buku akan lebih teratur dan tidak mudah rusak.

3. Kerusakan dan kehilangan bahan pustaka kan lebih sedikit bila dibandingkan dengan sistem layanan terbuka.

4. Tidak memerlukan ruang baca di ruangan koleksi.

b) Kelemahan sistem pelayanan tertutup 1. Banyak tenaga yang terserap.

2. Terdapat bahan pustaka yang tidak pernah dipinjam.

3. Sering menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan, misalnya salah pengertian antara pengguna dan petugas.

4. Antrian peminjaman serta pengembalian lebih panjang.

Berdasarkan perbandingan para ahli di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa, setiap sistem layanan di perpustakaan memiliki keuntungan dan kelemahan masing – masing sehingga sangat diperlukan keahlian dari pustakawan agar dapat meminimalisasikan setiap kelemahan yang ada dalam sistem tersebut.

2.5.2 Jenis Layanan

Pelayanan pengguna yang diberikan oleh perpustakaan dapat ditentukan oleh keadaan ataupun kondisi dari perpustakaan dan dimana tempatnya bernaung serta keadaan masyarakat yang dilayani. Dalam memberikan pelayanan oleh perpustakaan kepada masyarakat pengguna itu tidak semua sama antara satu perpustakaan dengan perpustakaan lainnya, hal ini disebabkan oleh besar kecilnya perpustakaaan itu sendiri dan koleksi bahan perpustakaan yang dimiliki oleh perpustakaan dibatasi dengan tenaga pengolahan yang telah ada. Jenis layanan yang dapat diusahakan oleh perpustakaan keliling adalah antara lain:

(32)

22 1. Layanan Sirkulasi

Layanan ini berupa pemberian kesempatan bagi anggota layanan perpustakaan keliling untuk meminjam bahan pustaka yang dapat dibawa pulang sesuai dengan peraturan yang berlaku. Peminjaman hanya diberikan kepada pengunjung yang sudah terdaftar menjadi anggota perpustakaan.

2. Layanan Referensi

Pengunjung yang memerlukan penelusuran informasi akan memperoleh layanan referensi. Layanan ini mengacu pada bahan-bahan referensi seperti direktori dan penerbitan pemerintah.

3. Layanan baca.

Bagi pengunjung yang tidak bermaksud meminjam buku, tapi hanya membacanya saja, maka perpustakaan menyediakan layanan baca sekitar mobil perpustakaan keliling.

4. Pembacaan Cerita

Tujuan utama dilakukan pembacaan cerita ini adalah untuk meningkatkan minat baca anak-anak, terutama anak prasekolah. Biasanya layanan ini sering diberikan oleh Perpustakaan Umum, tapi tidak tertutup kemungkinan bagi perpustakaan keliling untuk melakukannya.Langkah-langkah pelaksanaan yang dilakukan adalah mempersiapkan pembacaan cerita yang terampil, materi cerita dan tempat.

5. Pemutaran Film

Jenis layanan ini merupakan jenis yang paling digemari oleh masyarakat. Ini merupakan sarana paling efektif untuk menyampaikan pesan-pesan dan promosi perpustakaan.

6. Layanan Jasa Dokumentasi

Merupakan layanan penyediaan bahan-bahan dokumentasi yang diperlukan oleh pengunjung seperti peraturan-peraturan pemerintah serta peraturan perundang undangan yang telah dipersiapkan oleh perpustakaan keliling.

7. Layanan Jasa Informasi

Pengunjung bisa menanyakan langsung kepada petugas perpustakaan tentang informasi-informasi yang bersifat umum”.

(Perpustakaan Nasional RI 1992: 23).

Berdasarkan jenis layanan perpustakaan keliling tersebut dapat disimpulkan bahwa pustakawan harus mampu memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat pengguna perpustakaan keliling baik layanan sirkulasi, layanan referensi, layanan baca, pembacaan cerita, pemutaran film, layanan jasa dokumentasi, dan layanan jasa informasi.

(33)

23

Menurut Kosam Rimbarawa dan Supriyanto (2006: 124) dijelaskan bahwa jenis-jenis layanan dapat dilakukan/diusahakan oleh perpustakaan keliling sebagai berikut :

1. Layanan sirkulasi

Layanan ini berupa berupa pemberian kesempatan bagi anggota perpustakaan keliling untuk meminjam bahan pustaka yang dapat di bawa pulang sesuai dengan peraturan yang berlaku. Peminjam hanya diberikan kepada pengunjung yang sudah terdaftar menjadi anggota perpustakaan.

2. Layanan membaca di Perpustakaan

Memberi kesempatan bagi pengunjung yang belum menjadi anggota perpustakaan, mereka dapat membaca saja, maka disediakan layanan membaca di Tempat layanan ( service point).

3. Layanan bercerita (Story Telling)

Bertujuan untuk meningkatkan minat baca anak – anak terutama anak pra sekolah.

4. Pemutaran Film

Pemutaran film merupakan jenis layanan yang sangat digemari masyarakat.

Pemutaran film merupakan sarana yang sangat efektif untuk menyampaikan pesan-pesan dan promosi perpustakaan, jenis layanan ini memang belum populer, tetapi perlu untuk masa-masa yang akan datang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi yang begitu pesat.

5. Layanan Jasa Informasi

Untuk memenuhi kebutuhan informasi, orang tidak hanya cukup dengan satu media saja, melainkan juga media-media lain termasuk juga perpustakaan keliling sebagai media informasi.

Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa perpustakaan keliling harus memberikan kesempatan bagi anggota perpustakaan keliling untuk meminjam bahan pustaka, memberikan kesempatan kepada masyarakat yang belum menjadi anggota perpustakaan keliling untuk membaca bahan pustaka di tempat layanan yang telah disediakan, dan harus dapat meyampaikan informasi bagi pengguna perpustakaan baik melalui layanan bercerita, pemutaran film dan layanan jasa informasi lainnya yang juga dapat memenuhi kebutuhan informasi pengguna perpustakaan keliling.

(34)

24 2.6 Koleksi Perpustakaan Keliling

Menurut buku Pedoman Pembinaan Koleksi dan Pengetahuan Literatur (1998 : 2) ”Koleksi perpustakaan adalah semua bahan pustaka yang dikumpulkan, diolah, dan disimpan untuk disajikan kepada masyarakat guna memenuhi kebutuhan pengguna akan informasi”. Sedangkan menurut Ade Kohar (2003 : 6) “Koleksi perpustakaan adalah yang mencakup berbagai format bahan sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan alternatif para pemakai perpustakaan terhadap media rekam informasi”.

Dari kedua pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa, Koleksi perpustakaan merupakan unsur pokok yang harus dimiliki oleh setiap perpustakaan untuk digunakan oleh pengguna yang ingin memperoleh informasi yang butuhkannya. Sebagaimana yang tercantum dalam UU No. 43 tahun 2007 pasal 1 ayat 2 menyatakan bahwa “Koleksi perpustakaan adalah semua informasi dalam bentuk karya tulis, karya cetak, dan karya rekaman dalam bentuk berbagai media yang mempunyai nilai pendidikan, yang dihimpun diolah dan dilayankan.

Menurut Siregar (2002: 2) yang dimaksud dengan koleksi perpustakaan adalah semua bahan pustaka yang dikumpulkan, diolah dan disimpan untuk disajikan kepada pengguna, untuk memenuhi kebutuhan pengguna akan informasi.

Berdasarkan pendapat di atas maka dapat disimpulkan, bahwa koleksi perpustakaan adalah semua bahan pustaka yang dikumpul dalam perpustakaan dan harus berguna untuk memenuhi kebutuhan informasi bagi pengguna.

Koleksi yang dimiliki perpustakaan sudah berkembang, bukan hanya sebatas buku yang tecetak seperti yang dikemukakan oleh Rompas (1985 : 10) bahwa : Koleksi perpustakaan tidak terbatas hanya buku saja tetapi meliputi segala macam dan bentuk tercetak dan terekam. Selanjutnya barang cetakan yang dimaksud terdiri atas buku-buku, majalah, surat kabar, lembar foto, lukisan pamplet, brosur dan bahan- bahan lepas terjilid lainnya. Barang rekam tersebut terdiri atas kaset microfilm, slide, piringan hitam dan lain-lain.

Pada dasarnya koleksi perpustakaan keliling sama dengan koleksi perpustakaan umum yaitu sama-sama perlu dibina agar dapat menunjang program, pelayanannya

(35)

25

kepada masyarakat dan mencakup seluruh bidang ilmu pengetahuan untuk dapat memenuhi kebutuhan masyarakat yang bermacam latar pendidikan, pengetahuan serta tingkat sosial ekonominya.

Seperti yang telah ditentukan di dalam buku Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Keliling (1985: 9) bahwa:

1. Bahan pustaka yang tersedia hendaknya sesuai dengan tingkat kecerdasan masyarakat

2. Ratio koleksi sesuai dengan kebijaksanaan Dirjen Kebudayaan (60% nonfiksi dan 40% fiksi)

3. Koleksi sesuai dengan kebutuhan dan lingkungan hidup masyarakat

4. Koleksi haruslah mencerminkan dukungan terhadap program pemerintah terutama dalam pendidikan dan penerangan.

5. Jumlah koleksi pertama sebuah perpustakaan Keliling harus berjumlah minimal 3000 eksamplar dan 1000 judul

2.6.1 Jenis-jenis Koleksi

Pada dasarnya bahan pustaka atau koleksi perpustakaan keliling yang dapat dilayankan kepada pemakai jasa perpustakaan keliling dapat dikelompokkan tiga macam sebagai berikut:

a) Bahan pustaka yang tercetak

Yang termasuk kelompok ini antara lain adalah: buku,surat kabar, majalah, buletin, pamflet dan sejenisnya. Khusus untuk buku dapat dikelompokkan ke dalam buku sirkulasi, yaitu buku yang dipinjamkan kepada anggota perpustakaan untuk dibawa pulang, dan buku referensi, yaitu buku digunakan hanya di perpustakaan menetap saja sebagai acuan, misalnya: ensiklopedi, kamus, direktori, almanak, indeks, bibliografi, buku tahunan, buku pedoman/ panduan/

petunjuk/ lembaga.

b) Bahan pustaka terekam

Yang termasuk kelompok ini antara lain adalah: slide,kaset audio, kaset vidio, flem strip, Compact Disc, Vidio Compact Disc, film dan sejenisnya. Untuk perpustakaan keliling yang telah berkembang bahkan sudah memiliki bahan pustaka yang terekam dalam bentuk mikro seperti: microfilm dan microfish.

c) Bahan pustaka yang tidak tercetak maupun tidak terekam

Mengingat perpustakaan keliling melayani segala lapisan masyarakat termasuk anak-anak, maka sebaiknya perpustakaan keliling berupa: kumpulan mainan anak - anak, nintendo, tetris, manik-manik, balok-balok dan lain-lain yang dapat meningkatkan kreativitas dan imajinasi anak. Koleksi ini dapat merupakan sumber belajar yang sangat penting bagi anak-anak yang tidak sempat belajar di rumah maupun di sekolah. M.Ali (2006 : 124 )

Referensi

Dokumen terkait

Metode diartikan sebagai suatu cara atau prosedur yang dipakai untuk mencapai tujuan tertentu, dalam kaitannya dengan pembelajaran, metode didefinisikan sebagai

Pada hari ini Rabu tanggal sepuluh bulan Mei tahun dua ribu tujuh belas, bertempat di Perwakilan BPKP Provinsi Maluku, Panitia Pengadaan Pekerjaan Rehabilitasi Rumah

Dengan demikian maka lelang Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan Kajian Rencana Stretegis dan Model Bisnis BPDP Kelapa Sawit dinyatakan Gagal (penyedia jasa yang lulus

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan praktik universal precautions pada perawat dalam upaya pencegahan risiko

Ketoprak Dor ... 4) Pembagian tugas tidak begitu spesifik. Ciri lainnya manajemen kelompok seni tradisional adalah tugas tumpang tindih setiap orang dalam organisasi tersebut. Jarang

Lotus birth , atau nonseverance umbilical , adalah praktek meninggalkan tali pusar terpasang dengan baik ke bayi dan plasenta , tanpa pemegang atau memutuskan, dan memungkinkan

Hasil analisis pada penyusunan persamaan allometrik untuk pendugaan karbon secara langsung pada jenis gewang, baik pada daun, pelepah maupun batang yang digunakan sebagai

Penjual memastikan kembali produk Tupperware (ukuran, warna) agar sesuai dengan keinginan konsumen. Penjual tetap memahami sikap konsumen dengan banyaknya pertanyaan/