• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS TINGKAT PEMANFAATAN FASILITAS POKOK PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA (PPS) KENDARI, SULAWESI TENGGARA SKRIPSI. Oleh: YULIANTI SAGITA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISIS TINGKAT PEMANFAATAN FASILITAS POKOK PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA (PPS) KENDARI, SULAWESI TENGGARA SKRIPSI. Oleh: YULIANTI SAGITA"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS TINGKAT PEMANFAATAN FASILITAS POKOK PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA (PPS) KENDARI,

SULAWESI TENGGARA

SKRIPSI

Oleh:

YULIANTI SAGITA 1622080462

PROGRAM STUDI PENGELOLAAN PELABUHAN PERIKANAN JURUSAN TEKNOLOGI PENANGKAPAN IKAN

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PANGKEP

2020

(2)
(3)
(4)

ii

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini, tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Pangkep, 21 Agustus 2020 Yang menyatakan,

Yulianti Sagita

(5)

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, yang senantiasa memberikan nikmat-Nya kepada kita semua terkhusus bagi penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai bagian dari tanggung jawab untuk menyelesaikan pendidikan. Dan tidak lupa pula kita panjatkan shalawat serta salam kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW yang telah menuntun umat dari alam kegelapan menuju alam yang terang benderang.

Dengan selesainya skripsi ini penulis banyak mendapat bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Karenanya penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :

1. Ayah dan Ibu serta Saudara-saudara saya yang senantiasa memberikan semangat serta dorongannya secara materi, moril, dan yang utama ialah doa dan restu pada saat penulis menempuh pendidikan di Politeknik Pertanian Negeri Pangkep.

2. Dr. Ir.Darmawan, MP, selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri Pangkep yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan di kampus Politeknik Pertanian Negeri Pangkep.

3. Syamsul Marlin Amir, ST., M.Si, selaku Ketua Jurusan Teknologi Penangkapan Ikan di Politeknik Pertanian Negeri Pangkep dan sekaligus selaku pembimbing II yang telah banyak membantu dalam penulisan skripsi ini.

(6)

iv

4. Siti Muslimah Bachrum, S.Pi., MP, selaku Ketua Program Studi Pengelolaan Pelabuhan Perikanan di Politeknik Pertanian Negeri Pangkep sekaligus selaku pembimbing I, yang telah banyak membantu dalam penulisan skripsi ini.

5. Dosen, Pegawai, dan PLP Jurusan Teknologi Penangkapan Ikan secara khusus serta Politeknik Pertanian Negeri Pangkep umumnya.

6. Ir. Mansur, MM, selaku Kepala Pelabuhan Perikanan Samudera Kendari yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melaksankan pengalaman kerja praktik mahasiswa di Pelabuhan Perikanan Samudera Kendari.

7. Recky Pangemanan, S.St.Pi., M.Si, selaku Pembimbing Lapangan yang telah banyak memberikan bantuannya selama berada di Pelabuhan Perikanan Samudera Kendari.

8. Isra, SE, selaku staf di Pelabuhan Perikanan Samudera Kendari yang telah banyak memberikan bantuannya selama berada di Pelabuhan Perikanan Samudera Kendari.

9. Debi Hartati, S.Pd, selaku staf Pelabuhan Perikanan Samudera Kendari yang telah banyak memberikan bantuannya selama berada di Pelabuhan Perikanan Samudera Kendari.

10. Kepada sahabat-sahabat yang terus memberikan dukungannya dalam segala hal yang sifatnya membangun.

11. Rekan-rekan mahasiswa Jurusan Teknologi Penangkapan Ikan khususnya Prodi Pengelolaan Pelabuhan Perikanan serta rekan se-almamater yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis juga menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu saran dan kritikan yang sifatnya membangun dari pembaca sangat

(7)

v

penulis harapkan untuk perbaikan tugas akhir ini. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat untuk semua pihak terutama bagi penulis dan mendapat berkah dari Allah SWT, Aamiin.

Pangkep, 21 Agustus 2020

Penulis

(8)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN PENGUJI ... iii

HALAMAN PERNYATAAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

ABSTRAK …….. ... xiv

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 4

1.3. Tujuan... 4

1.4. Manfaat... 4

1.5. Batasan Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Pelabuhan Perikanan ... 6

2.2. Klasifikasi Pelabuhan Perikanan ... 7

2.3. Fasilitas Pelabuhan Perikanan ... 10

2.4. Perhitungan Pemanfaatan Fasilitas Pokok di Pelabuhan Perikanan 11 2.5. Penelitian Yang Terkait ... 18

BAB III METEDOLOGI 3.1. Waktu dan Tempat ... 20

3.2. Alat dan Bahan ... 20

3.3. Metode Pengumpulan Data ………. . 20

(9)

vii

3.4. Diagram Alir………. ... 22

3.5. Analisis Data……… . 23

BAB IV KEADAAN UMUM 4.1. Lokasi PPS Kendari ... 24

4.2. Sarana dan Prasarana ... 25

4.3. Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi PPS Kendari ... 26

1.3.1. Kedudukan ... 26

1.3.2. Tugas Pokok ... 26

1.3.3. Fungsi ... 26

4.4. Struktur Organisasi ... 27

4.5. Visi Misi PPS Kendari ... 29

4.5.1. Visi ... 29

4.5.1. Misi... 29

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Analisis Tingkat Pemanfaatan Dermaga PPS Kendari ... 30

5.1.1. Aktifitas Dermaga PPS Kendari ... 30

5.1.2. Trend Kunjungan Kapal dan Jumlah Armada di PPS Kendari 32 5.1.3. Volume Hasil Produksi ... 35

5.1.4. Dimensi Dermaga Bongkar PPS Kendari ... 36

5.1.5. Tingkat Pemanfaatan Dermaga Pendaratan ... 38

5.2. Analisis Tingkat Pemanfaatan Dermaga Tambat Labuh ... 39

5.2.1. Aktifitas Dermaga Tambat Labuh ... 39

5.2.2. Tingkat Pemanfaatan Dermaga Tambat Labuh ... 40

5.3. Analisis Tingkat Pemanfaatan Kolam Pelabuhan ... 40

5.3.1. Aktifitas Kolam Pelabuhan ... 40

5.3.2. Dimensi Kolam Pelabuhan ... 41

5.3.3. Kunjungan Kapal Terbesar di PPS Kendari ... 42

5.3.4. Luas Areal Untuk Memutar Kapal ... 42

5.3.5. Tingkat Pemanfaatan Kolam Pelabuhan ... 42

5.4. Analisis Tingkat Pemanfaatan PPS Kendari ... 43

5.4.1. Dimensi Lahan PPS Kendari ... 43

5.4.2. Jumlah Fasilitas yang di bangun di Atas Lahan PPS Kendari... 43

(10)

viii

5.4.3. Tingkat Pemanfaatan Lahan ... 44

5.5. Gambaran Umum Pengembangan PPS Kendari ... 45

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan... 51

6.2. Saran ... 51

DAFTAR PUSTAKA ... 53

LAMPIRAN ... 55

RIWAYAT HIDUP ... 77

(11)

ix

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 5.1. Hasil Produksi Ikan Periode 2015-2019 PPS Kendari………. 36 Tabel 5.2. Jenis Faslitas yang dibangun di Atas Lahan PPS Kendari……. ... 43 Tabe 5.3. Tingkat Pemfaatan Fasilitas Pokok PPS Kendari………. ... 45

(12)

x

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Analisis Dermaga Bongkar……… . 13

Gambar 2.2. Analisis Dermaga Tambat Labuh……… .... 15

Gambar 2.3. Analisis Kolam Pelabuhan……… .. 17

Gambar 2.4. Analisis Lahan……….. ... 18

Gambar 3.1. Lay Out PPS Kendari ... 20

Gambar 3.2. Diagram Alir Penelitian ... 22

Gambar 4.1. Lay Out PPS Kendari………. ... 25

Gambar 4.2. Struktur Organisasi PPS Kendari 2020 ... 28

Gambar 5.1. Aktifitas di Dermaga PPS Kendari... 31

Gambar 5.2. Trend Kunjungan Kapal Periode 2015-2019 PPS Kendari ... 33

Gambar 5.3. Perkembangan Ukuran Armada ... 34

Gambar 5.4. Perkembangan Ukuran Armada ... 39

Gambar 5.5. Aktifitas Pembongkaran di Dermaga Tambat Labuh PPS Kendari ... 41

(13)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Analisis Tingkat Pemanfaatan Dermaga Bongkar... 56

Lampiran 2. Analisis Tingkat Pemanfaatan Dermaga Tambat Labuh ... 58

Lampiran 3. Analisis Tingkat Pemanfaatan Kolam Labuh ... 59

Lampiran 4. Analisis Tingkat Pemanfaatan Lahan di PPS Kendari ... 60

Lampiran 5. Jumlah Kunjungan Kapal yang Mendarat Pada Bulan Januari -Maret... ... 61

Lampiran 6. Tabel Panjang Dimensi Kapal dan Perhitungan Luas Kolam … 64

Lampiran 7. Fasilitas Dasar... 65

Lampiran 8. Fasilitas Fungsional ... 66

Lampiran 9. Fasilitas Penunjang ... 68

Lampiran 10. Aktifitas PPS Kendari ... 70

Lampiran 11. Sarana dan Prasarana PPS Kendari ... 74

(14)

xii ABSTRAK

Yulianti Sagita. 1622080462. Analisis Tingkat Pemanfaatan Fasilitas Pokok Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Kendari, Sulawesi Tenggara. Dibimbing oleh Sitti Muslimah Bachrum dan Syamsul Marlin Amir.

Padatnya aktifitas di dermaga PPS Kendari erat kaitannya dengan musim puncak yang terjadi. Ketika musim puncak penangkapan maka kapal-kapal yang ada di PPS Kendari berjumlah lebih banyak dari biasanya, sehingga terjadi antrian yang cukup padat. Hal ini membutuhkan kajian tentang pemanfaatan dermaga untuk mengetahui seberapa besar pemanfaatannya.

Penelitian ini bertujuan untuk: menganalisis tingkat pemanfaatan fasilitas pokok di PPS Kendari. Pengambilan data mengunakan metode survey di lapangan untuk pengambilan data primer dan metode studi literatur untuk data sekunder.

Metode analisis yang digunakan yaitu metode deskriptif kuantitatif dan kualitatif.

Penelitian ini mengkaji tentang tingkat pemanfaatan fasilitas pokok yang ada di PPS Kendari meliputi dermaga bongkar, dermaga tambat, kolam pelabuhan dan lahan. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: (a) Tingkat pemanfaatan dermaga bongkar sebesar 305% sehingga membutuhkan penambahan panjang dermaga 532 m; (b) Tingkat pemanfaatan dermaga tambat sebesar 389% sehingga membutuhkan penambahan panjang dermaga 376 m; (c) Tingkat pemanfaatan kolam pelabuhan sebesar 9,12%, kurangnya tingkat pemanfaatan kolam pelabuhan bisa menjadi solusi pada pemanfaatan dermaga tambat yang sudah berlebih, khususnya dikondisi musim puncak; dan (d) Tingkat Pemanfaatan lahan sebesar 95% hal ini mengartikan bahwa PPS Kendari sudah mengoptimalkan pemanfaatan lahan pada PPS Kendari.

Kata kunci: fasilitas, pemanfaatan dan Pelabuhan Perikanan Samudera Kendari

(15)

xiii ABSTRACT

Yulianti Sagita. 1622080462. The analysis of the Utilization level of Main Facilities at the Kendari Ocean Fishing Port (Kendari OFP), Southeast Sulawesi.

Supervised by Sitti Muslimah Bachrum and Syamsul Marlin Amir.

The density of activities at the Kendari OFP is closely related to the happened peak season. During the peak season of fishing, the number of ships in Kendari OFP is more than usual, resulting in a fairly dense queue. This requires a study on the utilization of the pier to find out how efficient the utilization.

This study aimed to analyze the utilization level of main facilities at Kendari OFP. Collecting data used field survey methods for primary data collection and literature study methods for secondary data. The analysis method used were descriptive quantitative and qualitative methods.

This study examined the utilization level of main facilities at Kendari OFP including loading docks, mooring piers, harbor pools and land. The results of the study concluded that: (a) The utilization rate of the loading docks were 305%, so it required an additional length of the dock 532 m; (b) The utilization rate of mooring piers were 389%, thus requiring an additional length of the wharf 376 m; (c) The utilization rate of the port pools were 9,12%, the lack of the utilization rate of the port pools could be a solution to the utilization of the mooring piers which was already excessive, especially in the peak season conditions; and (d) a land use rate of 95%, this means that Kendari OFP has optimized the land usage at Kendari OFP.

Keywords: facilities, utilization, and Kendari Ocean Fishing Port

(16)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sulawesi Tenggara merupakan salah satu Propinsi di Pulau Sulawesi yang terletak di bagian tenggara. Secara geogafis Sulawesi Tenggara terletak di bagian Selatan khatulistiwa diantara 02°45' - 06°15' Lintang Selatan dan 120°45' - 124°30' Bujur Timur. Propinsi Sulawesi Tenggara mempunyai wilayah daratan seluas 38.140 km² (3.814.000 ha) dan perairan (laut) seluas 110.000 km² (11.000.000 ha). Secara administratif, Wilayah Propinsi Sulawesi Tenggara berbatasan langsung dengan : sebelah Barat berbatasan dengan Sulawesi Selatan Teluk Bone, Sebelah Timur dengan Propinsi Maluku di Laut Banda, Sebelah Utara dengan Propinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tengah, Sebelah Selatan dengan Propinsi Nusa Tenggara Timur di laut Flores.(Sholeh, 2018)

Propinsi Sulawesi Tenggara memiliki pelabuhan perikanan yang tergolong tipe A atau kelas I, yaitu Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Kendari. PPS Kendari terletak di Kelurahan Puday, Kecamatan Abeli, Kota Kendari dan Propinsi Sulawesi Tenggara. Wilayah Kerja dan wilayah Pengoperasian PPS Kendari terdiri dari wilayah kerja daratan seluas 40,53 Ha dan wilayah kerja perairan seluas 33,20 Ha serta wilayah pengoperasian daratan seluas 59,34 Ha dan wilayah pengoperasian perairan seluas 8,72 Ha dengan batas- batas dalam koordinat geografis berada pada titik koordinat 03° 58' 48" LS dan 122°34' 17" BT, letaknya relatif dekat dengan Laut Arafura dan Laut Banda. PPS Kendari merupakan salah satu pelabuhan samudera di kawasan timur Indonesia, sehingga PPS Kendari disebut sebagai basis utama perikanan laut di Sulawesi Tenggara

(17)

2

yang memiliki potensi sumber daya ikan yang masih cukup besar.

Fishing ground PPS Kendari adalah Laut Flores, Selat Makassar, Laut Banda,

Laut Arafura dan Laut Maluku yang kaya akan ragam jenis ikan baik ikan pelagis maupun demersal.

Keadaan unit penangkapan ikan di PPS Kendari. Berdasarkan kategori kapal, PPS Kendari hanya memilki dua jenis kapal perikanan yang berlabuh dan tambat di PPS Kendari yaitu: 1) Jumlah kapal penangkap ikan dengan jenis alat tangkap purse seine paling banyak diantara kapal penangkap lainnya yakni sebesar 282 unit, kapal pole and line berjumlah 37 unit, kapal hand line berjumlah 186 unit, kapal rawai dasar berjumlah 15 unit,kapal pancing tonda juml ahnya 186 unit, kapal gill net jumlahnya 20 unit, kapal rawai tuna jumlahnya 15 unit dan kapal bubu dengan jumlah sebanyak 3 unit. 2) Kapal penampung atau pengumpul ikan yang berfungsi untuk membantu mengangkut hasil tangkapa n dari kapal penangkap ke pelabuhan. Jumlah kapal penampung saat ini sebanyak 286 unit. Dari keseluruhan kapal yang berkunjung pada tahun 2008 kapal penangkap yang paling sering berlabuh ke PPS Kendari adalah kapal purse seine yang berukuran <10 GT dengan kunjungan 6.751 kali atau 30,28 %, berikutnya adalah kapal pole and line dengan kunjungan 2.656 kali atau 11,01 %. Selain kapal purse seine kapal penampung atau pengangkut ikan juga berlabuh di PPS Kendari, biasaya kapal-kapal tersebut mengumpulkan ikan dari Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Tengah. Selanjutnya PPS Kendari juga disinggahi oleh kapal pengangkut ikan (line/tramper) ke luar negeri (fish Carrier) dengan jumlah kunjungan enam kali. (Ikbal, 2014)

(18)

3

Agar PPS Kendari dapat berfungsi dengan baik, maka pelabuhan memerlukan fasilitas yang memadai, sehingga seluruh aktivitas dapat terlaksana dengan baik, seperti fasilitas pokok, fungsional dan penunjang. (Syahputra, 2015 dalam Rahayu, 2016) mengatakan bahwa dalam menjalani fungsinya, pelabuhan

perikanan harus dilengkapi dengan berbagai fasilitas, yaitu fasilitas pokok yang befungsi sebagai penjamin keamanan dan kelancaran kapal, fasilitas fungsional yang berfungsi sebagai peninggi nilai guna dari fasilitas pokok sehingga dapat menunjang aktivitas di pelabuhan, dan fasilitas penunjang yang berfungsi sebagai peningkat peranan pelabuhan atau sebagai peningkat kenyamanan pelaku (User) dalam melakukan aktivitas di pelabuhan.

Sumberdaya perikanan dapat saja dihargai dengan harga yang rendah hanya dikarenakan fasilitas pelabuhan yang tidak berfngsi secara optimal.

Harapannya kedepan dalam hal ini pemerintah lebih memprioritaskan lagi terhadap sarana dan prasarana yang ada di pelabuhan terutama dalam mendorong peningkatan mutu, sehingga kedepannya Indonesia mampu mengekspor hasil perikanananya sebagai kesiapan dalam menghdapi MEA (Kohar et al., 2011 dalam Rahayu 2016). Hal ini dapat diperoleh bila jenis, ukuran dan kondisi

fasilitas juga dalam keadaan baik serta pemanfaatan fasilitas sesuai dengan kebutuhan, kemudian terlaksananya aktivitas yang baik pula (Marwanto et al., 2012 dalam Rahayu, 2016).

Oleh karena itu, dari semua gambaran diatas, penelitian tentang analisis tingkat pemanfaatan fasilitas pokok di Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Kendari dipandang perlu dilakukan dengan mengukur nilai pemanfaatan fasilitas- fasilitas yang ada di PPS Kendari agar diketahui tingkat pemanfaatan fasilitasnya.

(19)

4

1.2. Rumusan Masalah

Pelabuhan perikanan mempunyai karakteristik yang sedikit berbeda daripada pelabuhan pada umumnya. Pada pelabuhan perikanan terlihat adanya kapal dalam jumlah yang banyak. Oleh karena itu, dalam segi perlindungan seharusnya pelabuhan perikanan diberi perhatian yang lebih tinggi sehingga keselamatan dan keamanan kapal yang berlabuh dapat terjamin. Sedangkan dalam aktivitasnya, pelabuhan perikanan dipengaruhi oleh musim. Jika musim puncak tiba maka aktivitas menjadi lebih padat dari biasanya sehingga kapal-kapal yang mendarat memerlukan tempat pendaratan yang lebih luas dan lapang sehingga tidak menyebabkan antrian yang panjang. Adanya antrian yang panjang di dermaga menyebabkan tertundanya pembongkaran sehingga mutu ikan dapat menurun. Terjaminnya tingkat keamanan dan kelancaran suatu aktivitas di pelabuhan perikanana merupakan fungsi dari fasilitas pokok. Oleh karena itu, penting untuk mengukur tingkat pemanfaatan fasilitas di PPS Kendari khususnya fasilitas pokok untuk lebih lanjut agar mengetahui apakah fasilitas tersebut sudah cukup atau masih kurang dalam segi pemanfaatannya agar aktivitas yang ada dapat berjalan dengan lancar dan efektif.

1.3 Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat pemanfaatan fasilitas pokok di Pelabuhan Perikanan Samudera Kendari.

1.4 Manfaat

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak yakni:

1. Penelitian ini bermanfaat bagi penulis sendiri sebagai ilmu pengetahuan dan juga para pembaca

(20)

5

2. Memberikan informasi mengenai analisi tingkat pemanfaatan pelabuhan PPS Kendari.

3. Penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan masukan atau pertimbangan bagi pihak PPS Kendari dalam pengembangan fasilitas di PPS Kendari.

1.5 Batasan Penelitian

Dalam penelitian ini penulis membatasi ruang lingkup penelitian terhadap empat fasilitas pokok yang dikaji yaitu: dermaga bongkar, tambat labuh, lahan pelabuhan dan kolam labuh PPS Kendari dan tidak membuat design pelabuhan.

(21)

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Defenisi Pelabuhan Perikanan

Pelabuhan Perikanan menurut PER.08/MEN2012 adalah tempat yang terdiri atas daratan dan perairan di sekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan sistem bisnis perikanan yang dipergunakan sebagai tempat kapal perikanan bersandar, berlabuh, dan atau bongkar muat ikan yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang perikanan. Sedangkan Kepelabuhanan perikanan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan pelaksanaan fungsi pelabuhan perikanan dalam menunjang kelancaran, keamanan, dan ketertiban arus lalu lintas kapal perikanan, keamanan dan keselamatan operasional kapal perikanan, serta merupakan pusat pertumbuhan perekonomian nasional dan daerah yang terkait dengan kegiatan perikanan dengan tetap mempertimbangkan tata ruang wilayah.

(KKP RI, 2012)

Pelabuhan perikanan merupakan prasarana yang mendukung peningkatan pendapatan nelayan juga sekaligus mendorong investasi di bidang perikanan.

Selanjutnya dapat ditarik kesimpulan bahwa pelabuhan perikanan merupakan pusat pengembangan ekonomi perikanan ditinjau dari aspek produksi, pengolahan dan pemasaran, baik berskala lokal, nasional, maupun internasional. (Direktorat Jenderal Perikanan, 1994).

(22)

7

2.2 Klasifikasi Pelabuhan Perikanan

Menurut PER.08/MEN/2012 (KKP RI, 2012) Pelabuhan perikanan diklasifikasikan dalam empat kelas, yaitu: Pelabuhan Perikanan kelas A (Pelabuhan Perikanan Samudera), Pelabuhan Perikanan kelas B (Pelabuhan Perikanan Nusantara/PPN); Pelabuhan Perikanan kelas C (Pelabuhan Perikanan Pantai/PPP); dan Pelabuhan Perikanan kelas D (Pangkalan Pendaratan Ikan/PPI).

Kelas pelabuhan perikanan berdasarkan kriteria teknis dan operasional adalah sebagai berikut :

1. Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) ditetapkan Berdasarkan Kriteria Teknis Sebagai Berikut:

a. Kriteria teknis terdiri dari:

1) mampu melayani kapal perikanan yang melakukan kegiatan perikanan di perairan Indonesia, Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia (ZEEI), dan laut lepas;

2) memiliki fasilitas tambat labuh untuk kapal perikanan berukuran sekurang- kurangnya 60 GT;

3) panjang dermaga sekurang-kurangnya 300 m, dengan kedalaman kolam sekurang-kurangnya minus 3 m;

4) mampu menampung kapal perikanan sekurang-kurangnya 100 unit atau jumlah keseluruhan sekurang-kurangnya 6.000 GT; dan

5) memanfaatkan dan mengelola lahan sekurang-kurangnya 20 ha.

b. Kriteria operasional terdiri dari:

1) ikan yang didaratkan sebagian untuk tujuan ekspor;

2) terdapat aktivitas bongkar muat ikan dan pemasaran hasil perikanan rata- rata 50 ton per hari; dan

(23)

8

3) terdapat industri pengolahan ikan dan industri penunjang lainnya.

2. Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) ditetapkan Berdasarkan Kriteria Teknis Sebagai Berikut:

a. Kriteria teknis terdiri dari:

1) mampu melayani kapal perikanan yang melakukan kegiatan perikanan di perairan Indonesia dan ZEEI;

2) memiliki fasilitas tambat labuh untuk kapal perikanan berukuran sekurangkurangnya 30 GT;

3) panjang dermaga sekurang-kurangnya 150 m, dengan kedalaman kolam sekurang-kurangnya minus 3 m;

4) mampu menampung kapal perikanan sekurang-kurangnya 75 unit atau jumlah keseluruhan sekurang-kurangnya 2.250 GT; dan

5) memanfaatkan dan mengelola lahan sekurang-kurangnya 10 ha.

b. Kriteria operasional terdiri dari:

1) terdapat aktivitas bongkar muat ikan dan pemasaran hasil perikanan rata- rata 30 ton per hari; dan

2) terdapat industri pengolahan ikan dan industri penunjang lainnya.

3. Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) ditetapkan Berdasarkan Kriteria Teknis Sebagai Berikut:

a. Kriteria teknis terdiri dari:

1) mampu melayani kapal perikanan yang melakukan kegiatan perikanan di perairan Indonesia;

2) memiliki fasilitas tambat labuh untuk kapal perikanan berukuran sekurangkurangnya 10 GT;

(24)

9

3) panjang dermaga sekurang-kurangnya 100 m, dengan kedalaman kolam sekurang-kurangnya minus 2 m;

4) mampu menampung kapal perikanan sekurang-kurangnya 30 unit atau jumlah keseluruhan sekurang-kurangnya 300 GT; dan 5) memanfaatkan dan mengelola lahan sekurang-kurangnya 5 ha.

b. Kriteria operasional terdiri dari:

1) terdapat aktivitas bongkar muat ikan dan pemasaran hasil perikanan rata-rata 5 ton per hari; dan

2) terdapat industri pengolahan ikan dan industri penunjang lainnya.

4. Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) ditetapkan Berdasarkan Kriteria Teknis Sebagai Berikut:

a. Kriteria teknis terdiri dari:

1) mampu melayani kapal perikanan yang melakukan kegiatan perikanan di perairan Indonesia;

2) memiliki fasilitas tambat labuh untuk kapal perikanan berukuran sekurangkurangnya 5 GT;

3) panjang dermaga sekurang-kurangnya 50 m, dengan kedalaman kolam sekurang-kurangnya minus 1 m;

4) mampu menampung kapal perikanan sekurang-kurangnya 15 unit atau jumlah keseluruhan sekurang-kurangnya 75 GT; dan

5) memanfaatkan dan mengelola lahan sekurang-kurangnya 1 ha.

b. Kriteria operasional yaitu terdapat aktivitas bongkar muat ikan dan pemasaran hasil perikanan rata-rata 2 ton per hari.

(25)

10

2.3 Fasilitas Pelabuhan perikanan

Berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor : PER.08/MEN/2012 (KKP RI, 2012) tentang Kepelabuhanan Perikanan. Fasilitas Pelabuhan Perikanan terbagi menjadi tiga (3) jenis, diantaranya Fasilitas Pokok, Fasilitas Fungsional dan Fasilitas Penunjang.

1. Faslitas Pokok

a. Dermaga Pelabuhan;

b. Alur Pelayaran;

c. Penahan gelombang (breakwater) dan turap (revertment);

d. Kolam Pelabuhan;

e. Jalan komplek;

f. Drainase; dan g. Lahan.

2. Faslitas Fungsional

a. Tempat Pemasaran Ikan (TPI), termasuk pasar ikan dan tempat pengepakan ikan;

b. Navigasi Pelayaran dan komunikasi, meliputi : telepon, internet, radio komunikasi, dan lampu suar;

c. Instalasi Perbekalan, meliputi : instalasi suplai air bersih, instalasi Bahan Bakar Minyak (BBM), Instalasi Pabrik Es, dan Instalasi Listrik;

d. Tempat penyimpanan, yaitu coldstorage;

e. Tempat Pemeliharaan Kapal dan Alat penangkapan Ikan, meliputi : bengkel, dock/slipway, dan tempat perbaikan jaring;

(26)

11

f. Tempat penanganan dan pengolahan hasil perikanan, yaitu laboratorium pembinaan mutu;

g. Perkantoran, meliputi pos pelayanan terpadu dan kantor administrasi pelabuhan; dan

h. Fasilitas K5, yaitu Alat pemadam kebakaran, Hydrant, Amphibious, mobil pembersih lantai, Dumptruck dan Tempat Pembuangan Sementara (TPS).

3. Faslitas Penunjang

a. Balai Pertemuan Nelayan;

b. Mess Operator;

c. Wisma Nelayan;

d. Fasilitas Sosial dan Umum, meliputi : tempat peribadatan dan Mandi Cuci Kakus (MCK);

e. Pertokoan;

f. Pos jaga;

g. Sarana informasi pelabuhan, yaitu videotron dan running text.

2.4. Perhitungan Pemanfaatan Fasilitas Pokok di Pelabuhan Perikanan

Formulasi dari Dirjen Perikanan Tangkap (1981) dalam Rahayu (2016), yaitu dengan menggunakan persentase tingkat pemanfaatan, maka dapat diketahui atau menilai berapa tingkat pemanfaatan fasilitas di Pelabuhan Perikanan, yaitu dengan rumus:

𝑃𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑝𝑒𝑚𝑎𝑛𝑓𝑎𝑎𝑡𝑎𝑛 =𝑃𝑒𝑛𝑔𝑔𝑢𝑛𝑎𝑎𝑛 𝑓𝑎𝑠𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠

𝐾𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑓𝑎𝑠𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑥100 % ………...……....(2.1)

 Jika pemanfaatan > 100 % maka tingkat pemanfaatan fasilitas pelabuhan melebihi batas optimal.

(27)

12

 Jika persentase pemanfaatan = 100 % maka pemanfaatan fasilitas pelabuhan masih dalam batas optimal.

 Jika persentase pemanfaatan < 100 % maka tingkat pemanfaatan fasilitas pelabuhan dalam kondisi belum optimal.

1). Dermaga pendaratan

Untuk menganalisis tingkat pemanfaatan dermaga saat ini maka dilakukan perbandingan nilai panjang dermaga yang telah tersedia dan kebutuhan panjang dermaga saat ini dengan persamaan:

𝑇𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝑃𝑒𝑚𝑎𝑛𝑓𝑎𝑎𝑡𝑎𝑛 𝐷𝑒𝑟𝑚𝑎𝑔𝑎 = 𝑘𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑎𝑎𝑡 𝑖𝑛𝑖

𝐾𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎 𝑥100 % …..(2.2) Panjang dermaga yang dibutuhkan saat ini akan dihitung dengan mengetahui jumlah kapal rata-rata sehari yang akan berlabuh (m), cara kapal merapat, memanjang, tegak lurus (jam kerja efektif dianggap 16 jam), panjang dan lebar kapal rata-rata yang berlabuh (Kandi, 2005 dalam Rahayu 2016). Maka panjang dermaga dapat dicari dengan rumus Dirjen Perikanan Tangkap (1981) dalam Rahayu (2016) sebagai berikut :

𝐿𝑑 = (𝐿𝑜𝑎 + 𝑠)𝑥 𝑛 ………...(2.3) Rumus menghitung kapasitas kapal (n) untuk panjang dermaga yang tersedia 𝑛𝑠 = 𝐿𝑜

(𝐿𝑂𝑎+𝑠) 𝑥 𝑦 ……….………...(2.4)

Dimana :

L0 = panjang dermaga eksisting (m) Loa = panjang kapal (m)

s = jarak aman antar kapal (m)

ƴ = perbandingan antara waktu operasional dengan jam kerja.

(28)

13

Gambar 2.1 Analisis Dermaga Bongkar Mulai

Dimensi dan aktifitas dermaga bongkar

1 Dimensi dermaga

2 Jumlah hasil tangkapan setiap hari(ton)

3 Jumlah kapal yang berlabuh setiap hari(unit)

4 Ukuran kapal yang berlabuh 5 Berat rata-rata kapal(ton)

Rumus Kebutuhan panjang dermaga : L𝐿𝑑 = (𝐿𝑜𝑎 + 𝑠)𝑥 𝑛

Dan

𝑛𝑠 = 𝐿𝑜

(𝐿𝑂𝑎 + 𝑠) 𝑥 𝑦

Kebutuhan Panjang Saat ini

Kapasitas Dermaga Yang

tersedia

Selesai

(29)

14

2). Tempat labuh

Tempat labuh digunakan oleh kapal yang telah melakukan kegiatan pembongkaran ikan sebagai tempat beristirahat. Dermaga tambat dihitung dengan menggunakan rumus Dirjen Perikanan Tangkap (1981) dalam Rahayu (2016).

𝑇𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝑃𝑒𝑚𝑎𝑛𝑓𝑎𝑎𝑡𝑎𝑛 𝐷𝑒𝑟𝑚𝑎𝑔𝑎 = 𝑘𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑎𝑎𝑡 𝑖𝑛𝑖

𝐾𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎 𝑥100 % ...(2.5) Rumus untuk menghitung Tempat tambat labuh ialah sebagai berikut :

𝐿 =𝑙 𝑥 𝑠 𝑥 𝑛

3 ……….(2.6)

Keterangan :

L = panjang dermaga l = panjang kapal s = jarak antar kapal

n = jumlah kapal yang menggunakan dermaga

(30)

15

Gambar 2.2 Analisis Dermaga Tambat Labuh 3). Kolam Pelabuhan

Untuk menghitung tingkat optimal penggunaan luas kolam labuh saat ini maka dilakukan perbandingan nilai luas kolam labuh yang tersedia dan kebutuhan.

Kolam labuh saat dicari dengan menggunakan formula Dirjen perikanan tangkap (1981) dalam Rahayu (2016)

𝑇𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑔𝑢𝑛𝑎𝑎𝑛 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑘𝑜𝑙𝑎𝑚 𝑙𝑎𝑏𝑢ℎ =

𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑘𝑜𝑙𝑎𝑚 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎

𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑘𝑜𝑙𝑎𝑚 𝑙𝑎𝑏𝑢ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖 𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑘𝑎𝑛𝑥100% ………(2.7) Kebutuhan luas kolam pelabuhan saat ini dihitung dengan persamaan :

Lx=LT+(3 x n x 1 x b) ……….(2.8) dimana:

Mulai

1 Ukuran panjang dermaga tambat labuh 2 Ukuran panjang kapal terbesar

3 Jumlah kapal max yang menggunakan

𝐿 =𝑙 𝑥 𝑠 𝑥 𝑛 3

Kapasitas yang dibutuhkan

Kapasitas yang tersedia

Selesai

(31)

16

Lx = Luas kolam pelabuhan (m2);

LT = Luas untuk memutar kapal (m2);

n = perkiraan jumlah kapal maksimum yang berlabuh pada saat yang sama l = panjang kapal rata-rata (m)

b = lebar kapal rata-rata (m)

sedangkan LT dapat kita hitung dengan rumus lingkaran, yaitu:

LT =ℼ(1,5.r)2

LT = Luas untuk memutar kapal (m2);

π = 3,14

r = panjang kapal terbesar (m)

(32)

17

Gambar 2.3 Analisis Kolam Pelabuhan 4). Lahan pelabuhan perikanan

Untuk menganalisis tingkat pemanfaatan daratan pelabuhan saat ini maka dilakukan perbandingan nilai luas daratan yang saat ini dibangun dan kebutuhan luas daratan pelabuhan saat ini dengan persamaan:

𝑇𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝑃𝑒𝑚𝑎𝑛𝑓𝑎𝑎𝑡𝑎𝑛 𝐷𝑎𝑟𝑎𝑡𝑎𝑛 = 𝑘𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑠𝑎𝑎𝑡 𝑖𝑛𝑖

𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑥100 % ……...…….(2.9) Mulai

6 Luas Kolam Labuh 7 Jumlah Kapal Yang

maksimum berlabuh 8 Panjang kapal rata-rata

Rumus untuk mencari luas kolam yang di butuhkan Lx=LT+(3 x n x 1 x b)

Dan untuk mencari “Luas untuk memutar kapal” LT

LT =3,14(1,5.r)2

Luas kolam yang di butuhkan

Luas kolam labuh yang tersedia

Selesai

(33)

18

Lahan pelabuhan perikanan dibutuhkan 2-4 kali luas dari keseluruhan dari fasilitas yang ada. Hasil perhitungan selanjutnya akan dibandingkan dengan kapasitas yang tersedia sehingga didapat sarana perlu diperluas atau tidak (Dirjen, 1981 dalam Rahayu, 2016).

Gambar 2.4 Analisis Lahan 2.5. Penelitian Yang Terkait

Penelitian yang telah menganalisis PPS Kendari menjadi bahan masukan dalam penelitian ini. Anggoro et al., 2015 melakukan penelitian tentang strategi pengembangan Pelabuhan Perikanan Samudera Kendari. Hasil penelitian tersebut

Mulai

10 Luas fasilitas yang dibangun diatas lahan pelabuhan

11 Luas kavling tanah

12 Ukuran luas tanah pelabuhan

Luas seluruh kavling tanah dan fasilitas x 2

Luasan yang di butuhkan

Luasan yang tersedia

Selesai

(34)

19

menyimpulkan Kondisi fasilitas Pelabuhan Perikanan Samudera Kendari baik dan lengkap berdasarkan PERMEN No 08 Tahun 2012 dimana tingkat pemanfaatan fasilitas Pelabuhan Perikanan Samudera Kendari didapatkan bahwa, dermaga sebesar 64 %, alur pelayaran sebesar 76 %, dan luas kolam pelabuhan sebesar 60,11 %. Safari et al., (2019) dalam penelitiannya analisis kelayakan pengembangan kawasan industri perikanan Pelabuhan Perikanan Samudera Kendari. Hasil penelitian tersebut menyimpulkan kondisi terhadap kelayakan pengembangan kawasan industri perikanan PPS Kendari, kesesuaian lahan untuk pengembangan industri perikanan di PPS Kendari adalah sangat sesuai 7,82 Ha, Bangunan 31,49 Ha, Mangrove 0,40 Ha dan Kebun Campuran 0,82 Ha.

(35)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilakukan mulai dari bulan Januari sampai Maret 2020.

Lokasi penelitian bertempat di PPS Kendari.

Gambar 3.1. Lay out PPS Kendari (Sumber: UPT PPS Kendari)

3.2. Alat dan Bahan

Alat-alat dan bahan-bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah Lay out PPS Kendari, peta pelabuhan.

3.3. Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah mengunakan metode survey di lapangan untuk pengambilan data primer dan metode studi literatur untuk data sekunder.

(36)

21

Pengambilan data primer meliputi:

1) Menghitung jumlah kapal yang mendarat di Pelabuhan Lampulo setiap hari (Januari-Maret)

2) Menghitung waktu kerja nelayan di atas kapal saat pembongkaran Pengambilan data sekunder meliputi:

1) Data ukuran panjang kapal terbesar 2) Data fasilitas pokok di PPS Kendari 3) Data kapal yang berlabuh setiap hari 4) Data kunjungan kapal 2015-2019

5) Data hasil produksi pada tahun 2015-2019 6) Lay out PPS Kendari

7) Master Plan PPS Kendari

8) Surat ukur kapal yang ada di Kendari

9) Data ukuran dimensi dermaga (tambat dan labuh)

10) Data ukuran luasan seluruh fasilitas yang dibangun diatas lahan PPS Kendari serta kavling tanah.

(37)

22

3.4. Diagram Alir

Gambar 3.2 Diagram Alir Penelitian Fasilitas Pokok Pelabuhan

Perikanan KKendari

Kapasitas Fasilitas

Data aktifitas dan dimensi kolam

labuh Data aktifitas dan

dimensi dermaga

Data aktifitas dan dimensi lahan

Presentase (%) tingkat Pemanfaatan Fasilitas pokok Pelabuhan Perikanan Kendari

Tingkat Penggunaan Fasilitas

Tingkat Kebutuhan Terhadap Fasilitas

Rekomendasi

Selesai

Mulai

(38)

23

3.5. Analisis Data

Analisis data adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengubah data hasil dari penelitian menjadi sebuah informasi baru yang dapat digunakan dalam membuat kesimpulan. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan metode deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Menurut Sugiyono (2009), metode deskriptif adalah suatu metode pengambilan data secara langsung di lapangan serta melakukan pengumpulan data dengan memusatkan perhatian pada suatu kasus secara intensif dan mendetail sehingga mendapatkan gambaran yang menyeluruh sebagai hasil dari pengumpulan data dan analisis data dalam jangka waktu terrtentu dan terbatas pada daerah tertentu. Untuk menghitung tingkat pemanfaatan fasilitas pokok di pelabuhan perikanan Kendari dapat dihitung dengan formulasi dari Dirjen Perikanan Tangkap (1981) dalam Rahayu (2016).

Analisis perhitungan pemanfaatan fasilitas pokok digunakan rumus sebagai berikut:

1. Perhitungan Dermaga Pendaratan (Rumus 2.1) 2. Perhitungan Tambat Labuh (Rumus 2.2) 3. Perhitungan Kolam Pelabuhan (Rumus 2.3) 4. Perhitungan Lahan Pelabuhan (Rumus 2.4)

Gambar

Gambar 2.1 Analisis Dermaga Bongkar Mulai
Gambar 2.2 Analisis Dermaga Tambat Labuh  3). Kolam Pelabuhan
Gambar 2.3 Analisis Kolam Pelabuhan  4). Lahan pelabuhan perikanan
Gambar 2.4 Analisis Lahan  2.5. Penelitian Yang Terkait
+3

Referensi

Dokumen terkait

Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini didapat dari instansi terkait, yaitu pengelola PPS Cilacap mengenai data produksi ikan yang didaratkan, armada

Berdasarkan hasil perhitungan teknis didapat hasil tingkat pemanfaatan fasilitas di kawasan PPS Belawan antara lain: lahan pelabuhan termasuk ke dalam tingkat

Hasil uji statistik didapatkan nilai p = 0,451, berarti pada alpha 5% terlihat tidak ada perbedaan yang signifikan penggunaan minuman beralkohol untuk pengalihan

KAJIAN KUALITAS PERAIRAN BERDASARKAN PARAMETER FISIKA DAN KIMIA DI PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA KENDARI SULAWESI TENGGARA..

Abeli, Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara.Metodeyang digunakan untuk pengambilan datadalam penelitian ini adalah meumlah sampel sebanyak 10 armada kapal.Penentuan

Data yang diperoleh dari hasil observasi dalam penelitian ini berupa data pengukuran jaring pukat cincin yang terdiri dari bagian kantong, badan, sayap dan jaring penguat, serta tali