• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gejala penderitaan dan pelemahan di dalam satu atau lebih fungsi penting dari manusia,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gejala penderitaan dan pelemahan di dalam satu atau lebih fungsi penting dari manusia,"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Penderita Gangguan Jiwa Menurut Kedokteran

1. Pengertian Penderita Gangguan Jiwa

Gangguan jiwa adalah sindrom pola pikir individu yang berkaitan dengan suatu gejala penderitaan dan pelemahan di dalam satu atau lebih fungsi penting dari manusia, yaitu fungsi psikologi, prilaku, biologi, gangguan ini akan dapat mempengaruhi hubungan individu dengan masyarakat 1.

Gangguan jiwa mengacu pada kondisi dimana seseorang menghadapi kesulitan dalam pandangan mereka mengenai kehidupan, hubungan dengan orang lain, dan sikap terhadap diri sendiri. gangguan jiwa2 merupakan gangguan yang sama dengan gangguan fisik lainya, namun gangguan jiwa lebih kompleks. Gangguan jiwa terdiri dari gangguan jiwa ringan seperti cemas dan takut, adapula gangguan jiwa berat seperti skizofrenia.

Menurut Rusdi Maslim mengatakan bahwa kriteria umum gangguan adalah sebagai berikut : 3 Tidak merasa kepuasan hidup, ketidakpuasan dengan sifat diri sendiri, kemampuan dan pencapaian diri, tidak mampu mengatasi bebagai peristiwa dalam hidup, tidak ada pertumbuhan pribadi.

1 W.F. Maramis. 2010. Catatan Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta. EGC. Hlm 46

2 Rita L. Atikainson (et.al). 2000. Pengantar Psikologi Edisi 8 Jilid 2. Jakarta. Erlangga. Hlm 39

3Rusdi Muslim. 2013. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa. Jakarta. PT Nuh Jaya. Hlm 67

(2)

Menurut Keliat dkk.,4 gangguan jiwa juga dapat diidentifikasi dengan ciri-ciri sebagai berikut : Berdiam diri, tidak ingin bersosialisasi dan mengenal orang lain, marah tanpa alasan, berbicara omong kosong ,tidak dapat mengurus dirinya sendiri.

2. Penyebab Gangguan Jiwa

Gejala utama gangguan jiwa adalah faktor mental. Gangguan jiwa biasanya tidak memiliki penyebab tunggal, tetapi ada beberapa faktor yang saling mempengaruhi dan terjadi secara bersamaan, lalu muncul gangguan kejiwaan.

Menurut Dr.dr. Rusdi Maslim 2013 dalam Buku Diagnonis Gangguan Jiwa dapat di bedakan atas : 5

a. Faktor somagenik merupakan akibat dari kelainan neuoroanatomi, neuorofisilogi serta nerokimia. Selain itu perkembangan organik dan kedewasaan

b. Faktor psikologis (psikogenik) merupakan kelekatan antara ibu dan anak, peran ayah, hubungan antara saudara, hubungan antar anggota keluarga, pekerjaan serta kebutuhan lingkungan. Adapula faktor intelektual, seperti tingkat kematangan emosi, konsep diri dan pola adaptasi dapat memberikan pengaruh seorang individu untuk memecahkan suatu permasalahan. Jika kondisinya tidak baik maka dapat menimbulkan kecemasan, stress, dan rasa bersalah dalam diri

4 B. A. Keliat (et.al). 2011. Keperawatan kesehatan jiwa komunitas. Jakarta. EGC. Hlm 14

5 Rusdi Muslim. 2013. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa. Jakarta. PT Nuh Jaya. Hlm 80

(3)

c. Faktor sosial dan budaya, meliputi faktor keluarga, pola asuh, tingkat ekonomi, masalah keluarga, serta pikiran negatife, fasilitas kesehatan yang tidak memadai, dan dampak terhadap agama.

B. Tindakan Pemasungan Terhadap Penderita Gangguan Jiwa

Pasung dalam Bahasa Indonesia dapat di artikan sebagai pengikatan fisik atau pengekangan dengan cara memblok pergelangan kaki dengan kayu, mengikat tali ke objek tak bergerak (misalnya bangunan atau pohon), mengunci di ruang tertutup seperti sangkar atau kotak dan sering merupakan kombinasi dari kurungan dan pengikatan, pengekangan atau kurungan tersebut dapat singkat dan intermiten atau dapat bertahan selama beberapa wakt. Alasan yang sering diberikan di masa lalu untuk menerapkan pasung adalah karena pengobatan dianggap gagal dan memiliki ketidakmampuan untuk memenuhi biaya yang diperlukan. 6

Pasung juga dapat diartikan tindakan pengikatan dan membatasi orang gangguan jiwa pada suatu tempat untuk meminimalkan ruang gerak7 pada pelaksanaanya, pengekangan fisik atau pasung berati tindakan untuk mengontrol kebebasan seseorang dalam pergerakan. Pasung ini dimaksudkan untuk mencegah seseorang dari tindakan merugikan dirinya sendiri atau orang lain tanpa persetujuan orang tersebut sehingga mencegah adanya trauma fisik yang serius kepada dirinya sendiri atau orang lain.8 Ada banyak alasan dilakukannya pasung pada pasien gangguan jiwa, seperti untuk

6 Puteh, I., Marthoenis, M., dan Minas, H. 2011. Aceh Free Pasung: Releasing the mentally ill from physical restraint. International Journal of Mental Health Systems. Vol. 1 No. 5.

7 Marthoenis.(et.al). 2012. Releasing the mentally ill from physical restraint: An experience from a developing country. Journal of Psychology.Vol. 1 No. 5.

8 Lambeth, L. G. 2013. “Mechanical and Physical Restraint”. Research of Departmen Mental health and Human Service, Tasmania

(4)

menghindari kekerasan, mencegah pasien kabur, mencegah terjadinya bunuh diri ataupun dikarenakan tidak adanya orang mengawasi pasien.9

Bahwasanya pasung yang terjadi kepada ODGJ di masyarakat tidak hanya karena pengetahuan masyarakat di Indonesia yang rendah, tetapi karena keluarga ,ekonomi yang rendah dan pemerintah yang tidak memberikan perhatian khusus pada pelayanan kesehatan jiwa kepada masyarakat 10

Tindakan pemasungan terhadap orang dengan gangguan jiwa yang di singkat ODGJ dapat di katakan sebagai bentuk pelanggaran hak asasi manusia dan tindak pidana perampasan kemerdekaan orang, karena dilakukan dengan cara pengekangan secara fisik kepada orang ODGj yang mengakibatkan ketidakmampuan mengakses layanan yang di butuhkan guna mengurangi tingkat disabilitasnya untuk pengobatan dan perawatan..

Telah ditetapkan peraturan perundang undangan yang khusus mengatur kesehatan jiwa yaitu Undang-undang Nomor 18 Tahun 2014 tentang Kesehatan Jiwa (selanjutnya disebut Undang-undang Kesehatan Jiwa), disebutkan tujuan diterbitkannya undang- undang ini, pada Pasal 3 Upaya Kesehatan yaitu :

a. Menjamin setiap orang dapat mencapai kualitas hidup yang baik

b. Menjamin setiap orang dapat mengembangkan berbagai potensi kecerdasan c. Memberikan perlindungan dan menjamin pelayanan Kesehatan jiwa bagi

ODGJ berdasarkan hak asasi manusia

9 Minas, H., dan Diatri, H. (2008). Pasung: Physical restraint and confinement of the mentally ill in the community. International Journal of Mental Health Systems, Vol.1 No. 5.

10 Iga Diah Kumaradewi dan Cokorda Bagus Jaya Lesmana. 2016. “Aspek fenomena budaya pasung pada penatalaksanaan gangguan jiwa”. Karya Tulis PPDS I Bagian/SMF Ilmu Kedokteran Jiwa FK UNUD RSUP Sanglah, Denpasar

(5)

d. Mematuhi perkembangan IPTEK agar dapat mengembangkan kualitas kerja kesehataan jiwa

e. Memberi ODGJ kesempatan untuk hidup sebagai WNI yang merupakan haknya mendapat kebebasan

Menurut Soerjono Soekanto, faktor yang mempengaruhi peran penegakan hukum adalah lebih focus pada diskresi. Hal hal mengenai kebijakan untuk kembali ke keputasan yang baik sebagian besar terikat hukum, kemudian pandangan pribadi juga memainkan peran penting terkait diskresi. Dalam penegakan hukum diskresi begitu penting karena :

a. Belum ada UU lengkap yang mengatur perilaku individu

b. Adanya keterlambatan dalam menyesuaikan UU secara berkembang di ruang lingkup masyarakat sehingga menyebabkan ketidakpastian

c. Adanya kasus-kasus individual yang memerlukan penanganan khusus.11

Tindakan pemasungan dalam waktu yang lama dapat berdampak; munculnya cacat fisik, penyakit fisik kronis yang disebakan oleh infeksi, kekurangan gizi, serta dehidarasi yang mengakibatkan individu mengalami cacat secara permanen hingga menyebabkan kematian. Karena adanya hambatan sosial, ekonomi, spiritual dan budaya juga membuat ODGJ kesulitan untuk berintegrasi dan bersosialisasi ke masyarkat.Semua jenis disabilitas ini pasti akan membawa beban yang sangat besar bagi individu, keluarga, masyarakat sekitar dan negara. Stigma ODGJ dan keluarganya juga semakin buruk yang dapat berdampak pada penanganan yang salah

11 Soerjono Soekanto. 2016. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penegakkan Hukum. Jakarta. PT Raja Grafindo Persada. Hlm 21-22.

(6)

hingga pemasungan. Tindakan pemasungan juga dapat dikatakan sebagai bentuk diskriminasi terhadap ODGJ yang cenderung terabaikan dan dianggap sebagai aib keluarga, pelaku pemasungan tidak memperhatikan akibat-akibat tindakan pasung tersebut

C. Tinjauan HAM

Definisi tentang HAM ada berbagai versi. HAM menurut UU No. 39 Tahun 1999 yaitu seperangkat hak yang melekat pada diri individu sejak lahir, yang mana hak tersebut adalah suatu anugerah yang harus dijaga, dihormati, dilindungi oleh hukum dan negara serta pemerintah. Hak yang diatur terkait dengan kemerdekaan seseorang dihadapan hukum sebagaimana pada Bagian Keempat Hak Memperoleh Keadilan :

Pasal 17 : Setiap orang berhak untuk mengajukan permohonan, banding dan litigasi dalam kasus pidana, perdata dan administrasi serta menerima persidangan melalui prosedur peradilan yang independent dan adil dengan sesuai dengan hukum acara yang menjamin keadilan dan untuk memperoleh keadilan tanpa diskriminasi.

Pasal 18 Ayat (1) : Setiap orang yang ditangkap, ditahan, dan dituntut karena diduga melakukan tindak pidana, berhak dianggap tidak bersalah, sampai ia terbukti bersalah di pengadilan dan memperoleh segala jaminan hukum yang dibutuhkan untuk kejahatan itu.

Pasal 18 Ayat (5) : Semua orang tidak dapat dituntut untuk kedua kalinya dalam perkara yang sama atau suatu perbuatan yang telah memperoleh putusan pengadilan yang berkuatan hukum tetap.

(7)

Pada Bagian Kelima Hak Asasi Manusia Pribadi seperti tertulis pada Pasal 20 ayat (1) Tidak seorangpun boleh di perbudak atau diperhamba, Ayat (2) Perbudakan atau perhambaan, perdagangan budak, perdagangan wanita, dan segala perbuatan berupa apapun yang tujuannya serupa, dilarang. Pasal 21 : Setiap individu berhak atas keutuhan pribadi, baik rohani maupun jasmani, dan karena itu tidak boleh menjadi objek penelitian tanpa persetujuan darinya.

HAM yang telah dijelaskan di atas memiliki pandangan luas yang meliputi berbagai macam aspek kehidupan. Diungkapkan sebagai berikut:12

a. Setiap individu mempunyai hak perlindungan diri sendiri, anggota keluarga, martabat, kehormatan dan hak-hak miliknya.

b. Setiap individu mempunyai hak pengakuan sebagai manusia pribadi dimana saja ia berada di depan hukum.

c. Setiap individu mempunyai hak untuk mendapatkan rasa aman serta mendapatkan perlindungan dari ancaman.

d. Setiap individu berhak mendapat kehidupan pribadi yang tentram dan tidak dapat diganggu.

e. Setiap individu tidak dapat diganggu dalam hubungan komunikasi secara elektronik kecuali atas perintah hakim atau kuasa UU.

f. Setiap individu mempunyai hak untuk bebas dari segala bentuk penyiksaan atau perlakuan kejam yang dapat menghilangkan nyawa.

12Zainudin Ali. 2002. Sosiologi Hukum. Jakarta. Sinar Grafika.Hlm 91

(8)

g. Setiap individu tidak boleh ditangkap, ditekan, disiksa, dikucilkan, diasingkan, atau dibuang secara sewenang-wenang.

h. Setiap individu mempunyai hak untuk hidup damai dalam bermasyarakat dan bernegara sebagaimana yang diatur dalam UU.

Penjelasan mengenai pasal UU HAM yang penulis gunakan dalam penelitian kali ini adalah pasal 9 UU No.39 Tahun 1999 yang isinya sebagai berikut ;

a. Setiap individu memiliki hak untuk menentukan hidupnya, mempertahankan hidup dan meningkatkan taraf kehidupannya

b. Setiap individu berhak hidup tenteram, aman, damai, bahagia, sejahtera lahir dan batin

c. Setiap individu berhak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat.

1. Tujuan dan ciri HAM

HAM memiliki sifat yang universal karena diyakini bahwa beberapa hak dimikiki manusia tidak memiliki perbedaan atas bangsa, ras, atau jenis kelamin. Berdasarkan beberapa rumusan HAM di atas, dapat ditarik kesimpulan tentang ciri pokok hakikat HAM, yaitu sebagai berikut;13

a. Hak asasi manusia tidak perlu diberikan, dibeli ataupun diwarisi. Hak asasi manusia merupakan bagian dari manusia secara otomatis

b. Hak asasi manusia berlaku untuk semua orang tanpa memandang jenis kelamin, ras, agama

13 Sukaya Zaelani. 2013. Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta. Paradigma. Hlm 50.

(9)

c. Hak asasi manusia tidak bisa dilanggar. Tidak seorang pun mempunyai hak untuk melanggar dan membatasi orang lain.

2. HAM dapat diartikan sebagai berikut14

a. Hak asasi manusia adalah alat untuk melindungi individu dari kekerasan dan kesewenang wenangan.

b. Hak asasi manusia mengajarkan saling menghargai antar manusia

c. Hak asasi manusia ialah tindakan yang dilandasi kesadaran dan tanggung jawab untuk menjamin bahwa hak-hak individu lain tidak dilanggar.

3. Komisi Nasional Hak Asasi Manusia

Komnas HAM adalah Lembaga yang berfungsi untuk melaksanakan pengkajian, penelitian, penyuluhan, pemantauan dan mediasi hak asasi manusia. 15

4. Pelanggaran HAM

Pelanggaran HAM di Indonesia banyak sekali jenisnya, dari sekian banyaknya kasus HAM yang terjadi, ada banyak yang belum diselesaikan secara hukum, tentunya hal ini tidak terlepas dari keingingan dan kesungguhan pemerintah untuk menanggapi dan menyelesaikanya karena pemerintah lah pemegang kekuasaan dan pengendali keadilan negeri ini. Kasus kasus pelanggaran HAM berat antara lain :

a. Pembunuhan masal (genosida: setiap tindakan yang bertujuan untuk dilakukan menghancurkan semua atau sebagian suatu kelompok etnis)

b. Eksekusi sewenang wenang atau diluar proses hukum

14 Ibid hal 59

15 Hery Herdiawanto. 2010. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta. Erlangga. Hlm 98.

(10)

c. Penganiyayaan

d. Menghilangkan individu secara paksa e. Perbudakan atau diskriminasi sistemik

Contoh kasus Hak Asasi Manusia antara lain ;16

a. Kekerasan secara fisik

b. Pembunuhan

c. Pencemaran nama baik

d. Pemasungan

D. Tinjauan Hukum Terhadap Penderita Gangguan Jiwa Yang Dilakukan Pemasungan menurut KUHP

Tindak Pidana Perampasan Kemerdekaan Menurut KUHP. Menurut KUHP, tindak pidana perampasan kemerdekaan sebagaimana Pasal 333;

a. Ayat (1) siapa dengan sengaja dan melawan hukum merampas kemerdekaan seseorang, atau meneruskan perampasan kemerdekaan yang demikian, diancam dengan pidana penjara paling lama delapan tahun

b. Ayat (2) perbuatan mengakibatkan luka-luka berat maka yang bersalah diancam dengan pidana penjara paling lama sembilan tahun.

c. Ayat (3) mengakibatkan mati diancam dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun.

16 Azra Zyumardi (et.al). 2010. Demokrasi Hak Asasi Manusia Masyarakat Madani. Jakarta. Kencana Prenada Media Group. Hlm 75.

(11)

d. Ayat (4) Pidana yang ditentukan dalam pasal ini diterapkan juga bagi orang yang dengan sengaja dan melawan hukum memberi tempat untuk perampasan kemerdekaan.

Pasal 33417;

a. Ayat (1) Barang siapa karena kealpaannya menyebabkan seorang dirampas kemerdekaannya secara melawan hukum, atau diteruskannya perampasan kemerdekaan yang demikian, diancam dengan pidana kurungan paling lama tiga bulan atau pidana denda paling banyak tiga ratus rupiah.

b. Ayat (2) Jika perbuatan itu mengakibatkan luka-luka berat, maka yang bersalah diancam dengan pidana kurungan paling lama sembilan bulan.

c. Ayat (3) Jika mengakibatkan mati, diancam dengan pidana kurungan paling lama satu tahun.

Menurut penggolongan tindak pidana di dalam KUHP, maka tindak pidana perampasan kemerdekaan sebagimana diatur Pasal 333 termasuk perbuatan pidana kejahatan. Perbuatan jahat bisa disebut tindak pidana saat dimana yang dilakukan oleh seorang individu yang melanggar ketentuan hukum pidana dan tersebar diluar hukum pidana.18

17 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana pasal 334

18 Rodliyah dan Salim. 2017 Hukum Pidana Khusus, Unsur dan Sanksi Pidananya. Depok. Rajawali Pers.

Hlm 14.

(12)

Pengertian kejahatan diatas mencantumkan 3 unsur, antaralain :

a. Melibatkan kejahatan b. Memiliki subyek hukum c. Adanya sifat perbuatanya

Perbuatan jahat pada Pasal 333 KUHP, bila dikaitkan dengan tindakan pemasungan terhadap ODGJ dapat dikatakan sebagai perbuatan melawan hukum yaitu merampas kemerdekaan seseorang atau meneruskan perampasan kemerdekaan ODGJ dengan tindakan melakukan pemasungan, hal ini merupakan perbuatan atau tindakan yang buruk atau sangat tidak baik.Subyek pidana adalah orang yang melakukan perbuatan tindakan pemasungan bias orang tua atau keluarga korban pasung, yaitu unsur barang siapa dan bagi orang yang dengan sengaja dan melawan hukum memberi tempat untuk perampasan kemerdekaan. Perbuatan pidana yang dilakukan oleh individu yang berbuat jahat, yaitu bertentangan dengan peraturan UU yang berlaku baik yang diatur di dalam kitab hukum pidana pada Pasal 333 dan yang diatur peraturan perundangan lain diluar KUHP yaitu di dalam Undang-undang Nomor 18 Tahun 2014 tentang Kesehatan Jiwa Pasal 86.

Referensi

Dokumen terkait

1 ampere adalah = besarnya arus listrik pada dua kawat sejajar yang berjarak satu meter satu sama lain sehingga jika kedua arus itu searah maka tiap satu satuan panjang ( 1 m )

Bundan sonra eğer onlar da, sizin O'na (Allah'a) îmân ettiğiniz gibi îmân etselerdi o takdirde hidayete ermiş olurlardı.. Ve eğer dönerlerse (yüz çevirirlerse), böylece o

Asas belum dewasa menjadi syarat dalam ketentuan untuk menentukan seseorang dapat diproses dalam peradilan anak. Asas belum dewasa membentuk kewenangan untuk menentukan batas

Bar adalah suatu tempat yang menyediakan atau menyajikan minuman beralkohol dan minuman tidak beralkohol, disamping itu bar juga digunakan oleh tamu untuk berkumpul, santai

Menurut syariat Islam menutup aurat hukumnya wajib bagi setiap orang mukmin baik laki-laki maupun perempuan terutama yang telah dewasa dan dilarang memperhatikannya kepada orang

Seluruh Dosen serta Staf Fakultas Kesehatan M asyarakat USU, khususnya Dosen dan Staf Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku yang telah memberikan bekal ilmu kepada

Berdasarkan wawancara dengan Bapak Nuril sebagai Manager Bisnis Kantor Wilayah PT Pegadaian (Persero) Renon menyatakan penaksir bertanggung jawab secara pribadi

Dengan demikian segment untuk DATA, STACK dan CODE pada program COM adalah sama, stack akan menggunakan akhir dari segment yang digunakan oleh segment CODE. Berbeda dengan