• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti, yaitu kesamaan variabel,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti, yaitu kesamaan variabel,"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

8 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu

Adapun penelitian terdahulu yang relevan atau yang memiliki kesamaan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti, yaitu kesamaan variabel, kesamaan objek penelitian, dan kesamaan penelitian yaitu penelitian kuantitatif.

Di antara penelitian terdahulu tersebut adalah sebagai berikut:

1. Jurnal Pendidikan Ekonomi: Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan, volume 12 nomor 1 2018 yang ditulis oleh Rio Ariyanto, Sri Kantun, dan Sukidin dengan judul “Penggunaan Media Powtoon untuk Meningkatkan Minat dan Hasil Belajar Siswa pada Kompetensi Dasar Mendeskripsikan Pelaku-Pelaku Ekonomi dalam Sistem Perekonomian Indonesia”.

Penelitian tersebut dilakukan menggunakan media Powtoon untuk meningkatkan minat dan hasil belajar pada siswa. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan minat dan hasil belajar siswa melalui penggunaan media Powtoon.

2. Jurnal Civics: Media Kajian Kewarganegaraan Volume 15 No 1 tahun 2018 yang ditulis oleh Edwin Nurdiansyah, Emil El Faisal dan Sulkipani dengan judul “Pengembangan media pembelajaran berbasis Powtoon pada perkuliahan Pendidikan Kewarganegaraan”. Penelitian tersebut dilakukan menggunakan media Powtoon pada perkuliahan pendidikan kewarganegaraan. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah

(2)

mengembangkan media pembelajaran berbasis Powtoon pada perkuliahan pendidikan kewarganegaraan di Univeristas Sriwijawa. Dan dari penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran berbasis Powtoon ini valid sesuai pendapat para ahli dan praktis dalam penerapannya dan berefek potensial dalam meningkatkan penguasaan mahasiswa terhadap materi perkuliahan.

3. Jurnal Kreano: Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif volume 10 nomor 1 tahun 2019 yang ditulis oleh izomi Awalia, Aan Pamungkas, dan Trian P Alamsyah dengan judul “Pengembangan Media Pembelajaran Animasi Powtoon pada Mata Pelajaran Matematika Di Kelas IV SD”. Riset ini memiliki tujuan untuk melakukan pengembangan media ajar animasi Powtoon untuk bidang studi matematika pada kelas IV, terkhusus materi luas serta keliling bangun datar. Dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti, peneliti tersebut dapat menyimpulkan jika media ajar animasi Powtoon bisa memberi penguasaan peserta didik kelas IV terhadap bidang studi matematika untuk materi luas serta keliling bangun datar.

4. Jurnal Tunas Bangsa Volume 6 nomor 1 tahun 2019 yang ditulis oleh Nina Fitriyani dengan judul “Pengembangan Media Pembelajaran Audio- Visual Powtoon Tentang Konsep Diri dalam Bimbingan Kelompok Untuk Peserta Didik Sekolah Dasar”. Dari penelitian yang dilakukan oleh Nina Fitriyani dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran audio- visual Powtoon tentang konsep diri dalam bimbingan kelompok untuk

(3)

peserta didik di sekolah dasar efektif dapat digunakan untuk metode pembelajaran di kelas.

5. Skripsi dari Niken Henu Jatiningtias yang melakukan studi kurikulum dan teknologi pendidikan Universitas Negeri Semarang tahun 2017 dengan judul “Pengembangan Media Pembelajaran Powtoon untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran IPS Materi Penyimpangan Sosial di SMP Negeri 15 Semarang” yang membahas hasil belajar. Penelitian tersebut mengatakan jika dengan memanfaatkan media ajar Powtoon bisa menambah hasil belajar peserta didik. Terdapat perbedaan hasil belajar diantara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol pada bidang studi IPS di SMP Negeri 15 Semarang.

Berdasarkan hasil dari beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, maka terdapat beberapa perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti yaitu peneliti menerapkan media pembelajaran audio- visual Powtoon pada mata pelajaran bahasa Arab. Yang mana pada penelitian relevan sebelumnya banyak dilakukan dalam rangka memberbaiki hasil belajar peserta didik untuk bidang studi IPS, matematika dan mata pelajaran lain. Selain itu, sampel yang diambil oleh peneliti merupakan siswa kelas VIII MTs Hasyim Asy’ari Batu. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui efektivitas media pembelajaran audio-visual Powtoon dalam meningkatkan penguasaan kosakata bahasa Arab siswa.

(4)

B. Kerangka Teoritis Masalah Penelitian 1. Media Pembelajaran

a. Definisi media pembelajaran

Media merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan pembelajaran. Melalui media, proses pembelajaran bisa lebih menarik dan menyenangkan, misalnya siswa yang memiliki ketertarikan terhadap warna dapat diberikan media dengan warna yang menarik, begitu juga dengan media-media yang lainnya.

(Mumtahabah, 2014).

Dari sudut pandang pendidikan, media adalah alat yang amat strategis serta dapat menjadi penentu berhasil tidaknya proses pembelajaran. Sebab secara langsung dengan adanya media bisa menawarkan dinamika yang khas pada siswa. Istilah media pembelajaran asalnya dari kata ”medius” yang merupakan bahasa latin yang mana secara harfiah berarti ”tengah”, pengantar ataupun perantara. Pada bahasa Arab, media pengantar ataupun perantara pesan dari pengirim pada penerima pesan. (Airtanah, 2014).

Media pembelajaran merupakan semua hal yang dipergunakan menjadi saluran dalam rangka memberikan informasi ataupun pesan dari sebuah sumber pada penerima pesan. Sebuah pesan terkadang diberikan menggunakan saluran audio (dengar), contohnya menggunakan radio. Radio adalah sebuah media audio. Sebuah pesan dapat juga diberikan menggunakan saluran visual (pandang),

(5)

contohnya dengan gambar. Gambar yang dipergunakan dalam rangka memberikan suatu informasi itu adalah media visual (Jatiningtias, 2017a).

Efektivitas serta efisiensi berjalannya proses pembelajaran bergantung padan ada tidaknya media penunjang. Tersedianya media dan metodologi pendidikan yang dialogis, kondusif serta dinamis, amat dibutuhkan untuk mengembangkang potensi siswa dengan optimal. Hal tersebut dikarenakan potensi siswa dapat lebih tepancing untuk muncul jika didukung melalui beragai sarana prasarana ataupun media yang menunjang terjadinya interaksi yang tengah dijalankan. (Airtanah, 2014)

Manusia dengan segala keterbatasannya, kerap kali kurang memiliki kemampuan untuk memberikan tanggapan serta menangkap segala sesuait yang sifatnya abstrak ataupun yang tak pernah ada pada ingatannya. Dalam upaya menjembatani terjadinya internalisasi pembelajaran tersebut, perlu adanya media pendidikan untuk lebih menjelaskan serta memudahkan siswa untuk menangkap berbagai pesan pendidikan yang diberikan.

b. Fungsi media pembelajaran

Pada proses belajar mengajar, media ajar mempunyai sejumlah fungsi. (Wina sanjaya,2014) memaparkannya menjadi lima fungsi yakni:

(6)

1) Komunikatif

Media ajar dipakai untuk mempermudah komunikasi antara pemberi dengan penerima pesan.

2) Motivasi

Melalui penggunaan media ajar, harapannya peserta didik bisa lebih memiliki motivasi saat belajar. Dengan begitu, upaya mengembangkan media ajar tidak cuma menekankan pada aspek artistik semata namun juga mempermudah peserta didik untuk belajar mengnai materi ajar sehingga bisa membangkitkan gairah belajar peserta didik.

3) Kebermaknaan

Dengan menggunakan media, proses belajar mengajar tidak hanya bisa menambah informasi fakta serta data untuk mengembangakan dimensi kognitif tahap rendah saja, namun bisa menambah kemampuan peserta didik dalam melakukan analisis serta menciptakan sesuatu sebagai dimensi kognitif tahap tinggi. Bahkan bisa meningkatkan dimansi sikap serta keterampilan.

4) Penyamaan persepsi

Dengan memanfaatkan media ajar, harapannya bisa ada kesamaan persepsi dari masing-masing peserta didik, sehingga semua siswa mempunyai pendapat yang serupa mengenai informasi yang disajikan.

(7)

5) Individualitas.

Pemanfaatan media ajar memiliki fungsi untuk bisa memberikan pelayanan atas kebutuhan masing-masing individu yang mempunyai gaya belajar serta minat yang beragam.

c. Jenis media pembelajaran

Dari bermacam bentuk media ajar, penggolongan terhadap sumber serta media belajar ekonomi bisa pula dipandang dari jenisnya, diantaranya media audio, visual, audio-visual, serta serba neka.

1) Media audio: telepon, tape recorder, pita audio, piringan hitam, dan radio.

2) Media visual

a) Media visual diam: surat kabar, majalah, ensiklopedia, buku, buku referensi, serra benda hasil cetak lainnya seperti globe dan peta, poster, sketsa, diagram, bagan, grafik, proyektor, overhead, mikrofis, transparansi, film rangkai, film bingkai, kliping, ilustrasi, gambar, serta gambar kartun.

b) Media visual gerak: film bisu 3) Media audio-visual

a) Media audiovisual diam: buku dengan suara, film rangkai dengan suara, slide dengan suara, televisi diam.

b) Media audio visual gerak: gambar dengan suara, televisi, film rangkai dengan suara, CD, video.

(8)

4) Media serba neka

a) Papan serta display: mesin pengganda, white board, papan magnetik, majalah dinding / papan pengumuman / papan pamer, papan tulis.

b) Media tiga dimensi: display, diorama, model, artefak, sampel, realia.

c) Media teknik dramatisasi: simulasi, panggung boneka / pedalangan, karnaval / pawai, demonstrasi, bermain peran, pantomim, drama.

d) Sumber belajar di masyarakat: perkemahan, studi wisata, kerja lapangan.

e) Belajar terprogram.

f) Komputer (Muhson, 2010).

2. Perangkat Lunak Pendukung Pengembangan Powtoon a. Definisi Powtoon

Berkembangnya teknologi komputer membuka peluang ditayangkannya informasi selain berupa teks seperti gambar, suara serta grafik ditampilkan dalam media audiovisual yang sifatnya interaktif. Multimedia merupakan istilah yang disematkan terhadap teknik menyajikan informasi yang merupakan penggabungan informasi berupa teks, grafik, suara, gambar, citra, video, ataupun animasi. Satu dari banyaknya software yang memiliki kemampuan

(9)

untuk menciptakan serta menyajikan berbagai informasi tersebut yaitu software Powtoon.

Powtoon adalah layanan online untuk menyusun sautu paparan dengan sejumlah fasilitas animasi yang amat menarik seperti efek transisi, animasi kartun, serta animasi tulisan tangan yang lebih hidup dengan sertting time line yang amat mudah dioperasikan (Jatiningtias, 2017b).

Masih belum banyak orang yang tahu mengenai Powtoon ini, sebab software ini masih terbilang baru. Powtoon dikenal dapat meciptakan animasi movie yang memukau jika dibanding dengan video paa umumnya, Powtoon dianggap jauh lebih efektif serta efisien saat membawakan materi video dengan tampilan yang lebih hidup. Didasarkan pada paparan tersebut, bisa dianggap jika media Powtoon dapat memberi inovasi baru pada media ajar, sebab proses belajar mengajar terkhusus dalam sosiologi masih dianggap sulit dalam membuat media ajarnya.

b. Manfaat Powtoon Sebagai Media Pembelajaran

Berdasarkan pendapat dari Robert Gagne (1979) media pembelajaran merupakan semua hal yang bisa dipergunakan demi tersampaikannya pesan pembelajaran. Sejumlah pakar pendidikan membedakan media ajar menjadi sejumlah kategori, antara lain:

1) Media Display misalnya papan flannel, bulettin board, papan tulis, dan lain-lain.

(10)

2) Media Audio misalnya kaset MP3, kaset VCD, kaset tape recorder,

3) Media Audio Visual misalnya film gerak, video.

4) Media Visual yang diproyeksikan misalnya LCD, slide presentasi, OHP/OHT, dan lain-lain.

Saat ini untuk media audio salah satu yang makin sering digunakan untuk media ajar yaitu aplikasi video animasi berbasis platform powtoon. Media Pembelajaran Powtoon memliki manfaat antara lain:

1) Memperjelas sajian pesan sehingga sifanya tak terlalu verbalistis (dalam wujud perkataan lisan arau tulisan samata).

2) Menjadi solusi dari terbatasnya daya indera, waktu serta ruang.

contohnya:

a) Objek yang terlampau besar, bisa diganti melalui model.

Film, film bingkai, gambar, dan realita,; Objek yang terlampau kecil, bisa dibantu menggunakan gambar, film, film bingkai, atau proyektor mikro;

b) Gerakan yang terlampau cepat ataupun pelan, bisa terbantu dengan penggunaan high-speed photography dan timelapse;

c) Persitiwa atau kejadian di masa lampau bisa disajikan lagi melalui verbal, foto, film bingkai, ataupun rekaman film;

d) Objek yang terlalu kompleks (misalnya mesin-mesin) bisa ditampilkan melalui diagram, model dan lain-lain,

(11)

e) Konsep yang terlalu luas (iklim, gempa bumi, gunung berapi, dan lain-lain) bisa divisualisasi menjadi gambar, film bingkai, film, dan lain-lain. (Jatiningtias, 2017b)

Didasarkan pada paparan diatas, terdapat sejumlah manfaat dari media Powtoon yang dapat memudahkan proses belajar mengajar di sekolah. Media Powtoon dapat memberi kemudahan bagi pendidik ketika menyampaikan materi sebab banyak fitur yang dapat dipakai untuk merancang media ajar dengan lebih menarik.

c. Kekurangan dan kelebihan media pembelajaran Powtoon

1) Kekurangan media Powtoon dalam proses belajar mengajar yaitu:

a) Ketergantungan terhadap tersedianya dukungan sarana teknologi perlu adanya penyesuaian terhadap sistem serta kondisi yang tersedia.

b) Mengurangi inovasi serta kreativitas dari jenis media ajar yang lain.

c) Memerlukan dukungan seseorang yang profesional untuk operasionalisasinya.

d) Memerlukan koneksi internet.

2) Kelebihan media Powtoon

Kelebihan media Powtoon dalam proses belajar mengajar yaitu:

(12)

a) Memotivasi

b) Dapat memberikan feedback c) Lebih variatif

d) Kolaboratif

e) Mencakup semua aspek

f) Interaktif (Jatiningtias, 2017a).

Didasarkan pada kelebihan serta kekurangan dari media Powtoon, dapat ditarik kesimpulan jika dipandang dari kekurangannya, media Powtoon ini memerlukan adanya keahlian khusus untuk operasionalisasinya. Sebaliknya apabila dibandang dari kelebihannya, media Powtoon ini amat inovatif dalam proses belajar mengajar, sebab menjadi lebih interaktif, variatif dengna sejumlah fitur yang dimilikinyha serta dapat memotivasi peserta didik sehingga lebih mudah dalam menangkap dan memahami materi yang disampaikan ataupun disajikan oleh pendidik.

3. Kosakata Bahasa Arab

a. Pengertian Kosakata Bahasa Arab

Merujuk pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kosakata yaitu unsur bahasa yang dituliskan ataupun diucapkan yang menjadi perwujudan kesatuan pikiran serta perasaan yang bisa dipergunakan dalam penggunaan bahasa.

(13)

Bahasa mempunyai peran penting pada hajat hidup manusia yakni sebagai media komunikasi. Hal itu terjadi sebab sebagai makhluk sosial, manusia senantiasa melakukan komunikasi dengan satu sama lain sebagai bentuk dari interaksi. Sementara media adalah bagian dari proses komunikasi. Sehingga hadrinya media menjadi salah satu faktor yang amat signifikan untuk mendukung berhasilnya suatu proses belajar mengajar, memakai istilah lain media ikut berperan aktif untuk menambah semangat belajar peserta untuk meraih tujuan, sehingga pendidikan bisa direalisasi secara efektif serta efisien.(Unsi, 2014)

Penguasaan berati kemampuan dan kesanggupan (untuk berbuat sesuatu) atau perbuatan menguasai. Sedangkan kosakata adalah satuan terkecil yang ikut menentukan kekuatan bahasa.

Bahasa Arab menurut penelitian para ahli dikenal kaya akan kosakata terutama pada konsep-konsep yang berkenaan dengan kebudayaan dan kehidupan mereka sehari-hari. (Nurdiniawati, M.

Pd, 2020).

Mufrodat merupakan satuan gramatikal yang paling kecil, kosakata adalah kumpulan sejumlah kata tertentu yang daripadanya terbentuk bahasa. Definisi tersebut membuat perbedaan antara morfem dengan kata. Satu kata tersusun dari sejumlah morfem yang dibentuk dengan afiksasi atau pengimbuhan. Morfem merupakan satuan bahasa yang paling kecil yang tak dapat dibagi lagi atas

(14)

bagian bermakna yang lebih kecil yang maknanya relatif stabil. Bisa pula didefinisikan mejadi lafadz atau kata yang dibentuk dari dua huruf ataupun lebih yang memperlihatkan makna. (Nurdiniawati, M.

Pd, 2020). Berdasarkan pendapat dari Soedjito (2009:24) perbendaharaan kata atau kosakata atau didefiniskan menjadi:

1) Seluruh kata yang ada pada sebuah Bahasa.

2) Perbendaharaa kata yang dipunyai oleh seorang penulis ataupun pembicara.

3) Kata yang digunakan pada sebuah bidang keilmuan.

4) Daftar kata yang penyusunannya seperti kamus disertai dengan penjelasan yang praktis serta singkat.

b. Indikator Penguasaan Kosakata Bahasa Arab

Seseorang dapat dikatakan menguasai ketika ia memiliki pengetahuan yang baik dalam dirinya lalu dapat mengaplikasikan pengetahuan tersebut dalam bentuk kegiatan atau aktivitas, sehingga penguasaan seseorang dapat diukur dari bagaimana ia mengaplikasikan pengetahuan yang dimiliknya dengan sebaik- baiknya/bukan amatir (Fajriah, 2015).

c. Tujuan Pembelajaran Kosakata Bahasa Arab

Tujuan umum dari belajar kosakata (mufrodat) bahasa Arab yaitu antara lain:

1) Mengenalkan kosakata baru terhadap peserta didik, baik dengan bacaan ataupun fahm al-masmu’.

(15)

2) Melatih peserta didik supaya bisa melakukan pelafalan kosakata tersebut secara baik juga benar, sebab baik serta benarnya suatu pelafalan akan mengarahkan peserta didik pada keterampilan membaca serta berbicara dengan baik dan benar.

3) Memahami arti kosakata, baik dari leksikal ataupun denotasi atau saat dipergunaak pada konteks kalimat tertentu.

4) Dapat memfungsikan serta melakukan apresiasi mufradat tersebut pada ekspresi lisan ataupun tulisan disesuaikan pada konteksnya (Mustofa, 2011).

Tujuan proses belajar mengajar mufrodat bahasa Arab yaitu antara lain:

1) Mengenalkan kosakata baru pada peserta didik.

2) Melatih peserta didik untuk mampu melakukan pelafalan kosakata secara baik serta benar.

3) Paham akan kosakata baik berdiri sendiri ataupun saat dipergunakan pada konteks kalimat.

4) Dapat memfungsikan serta memberikan aprisiasi mufrodat baik dengan lisan ataupun tulisan disesuaikan pada konteks yang benar. (Sholihah, 2018)

d. Strategi pembelajaran kosakata bahasa Arab

Strategi proses belajar mengajar mufrodat bisa dilakukan klasifikasi menjadi sejumlah tingkatan antara lain:

(16)

1) Strategi proses belajar mengajar kosakata tingkat dasar (mubtadi’)

Pada tingkat dasar, pendidik bisa mempergunakan sejumlah strategi antara lain:

a) Memakai lagi atau nyanyian. Dengan lagu atau nyanyian tersebut harapannya bisa mengikis rasa jenih peserta didik ketika belajar serta memberi rasa senang supaya bisa menambah penguasaan mufrodat ataupun meningkatkan perbendaharaan mufrodat,

b) Menunjukkan benda yang dimaksud seperti mendatangkan sampelnya atau benda aslinya,

c) Meminta siswa membaca berulang kali, dan

d) Mendengarkan dan menirukan bacaan dan mengulang-ulang bacaan serta menulisnya sampai siswa benar-benar paham dan menguasainya (Syaiful Musthofa, 2011:73).

2) Strategi pembelajaran kosakata tingkat menengah (mutawassith) Beberapa strategi yang dapat digunakan pada pembelajaran kosakata tingkat menengah antara lain:

a) Menggunakan peragaan tubuh, guru dapat menunjukkan makna kata dengan memperagakannya,

b) Menulis kata-kata, penguasaan kosakata siswa akan sangat terbantu jika siswa diminta untuk menulisnya,

c) Dengan bermain peran,

(17)

d) Memberikan padanan kata-kata (sinonim), e) Memberi lawan kata (antonim)

f) Memberi asosiasi makna, dan

g) Guru menyebutkan akar kata dan devariasinya (kata yang mengalami perubahan), hal ini dapat membantu siswa memahami kosakata sesuai dengan perubahan kalimatnya (Syaiful Musthofa, 2011: 74-75).

3) Strategi pembelajaran kosakata tingkat lanjut (mutaqaddim) Strategi yang dapat digunakan pada pembelajaran kosakata bahasa Arab tingkat lanjut ini antara lain:

a) Menjelaskan makna kata dengan menjelaskan maksudnya, b) Mencari makna kata dalam kamus,

c) Mengacak mufrodat agar menjadi susunan kata yang benar, d) Meletakkan kata dalam kalimat, dan

e) Memberikan harakat pada kata (Syaiful Musthofa, 2011:

76).

C. Kerangka Penelitian

Berdasarkan hasil pengamatan di sekolah observasi tentang kendala guru dalam proses belajar mengajar adalah kurangnya daya tangkap siswa membuat nilai siswa rendah di tahun sebelumnya dikarenakan berbagai faktor, salah satu faktor yang ada adalah media pembelajaran yang kurang menarik dan cenderung monoton. Dikarenakan kurangnya daya tangkap pembelajaran khususnya di mata

(18)

pelajaran bahasa Arab di kelas 8 MTs Hasyim Asy'ari Batu dilihat dari pencapaian pembelajaran yang kurang memuaskan dalam hasil belajarnya.

Faktor kurangnya pemanfaatan media bisa jadi salah satu kurangnya hasil belajar terhadap siswa dikarenakan masih menggunakan metode ceramah dan menggunakan papan tulis untuk memberikan penjelasan materi yang kebanyakan materi bahasa Arab menggunakan buku dan hanya membayangkan tentang materi yang diberikan. Media pembelajaran bahasa Arab hanya terbatas pada media buku dan media PowerPoint yang hanya berisi tulisan dan gambar saja di mana media- media tersebut menurut pendidikan masih kurang optimal untuk pembelajaran bahasa Arab.

Melihat masalah tersebut peneliti ingin mengembangkan sebuah media pembelajaran interaktif berupa media Powtoon. Guru membutuhkan media yang tidak hanya menyediakan media gambar dan tulisan saja, tetapi bisa dilengkapi dengan video dan animasi yang mendukung media tersebut. Selain dilengkapi dengan fitur yang variatif media ini juga mudah dibuat oleh guru. Dalam media Powtoon memiliki setiap alat animasi yang dibutuhkan untuk selalu menambahkan lebih banyak fitur template dan gaya yang menarik.

Powtoon bisa menghidupkan presentasi kita karena audiens bisa berkomunikasi melalui video animasi. Dengan karakter dinamis, gambar eye- popping, dan urutan aktif teks dan yang lainnya. Powtoon membantu kita menangkap perhatian audiens dan imajinasi. Dengan menggunakan Powtoon presentasi kita akan lebih hidup dan tidak membosankan. Selain dilengkapi dengan fitur foto juga bisa ditambahkan audio untuk memperjelas materi jadi

(19)

materi tidak hanya disajikan menggunakan teks saja tetapi menggunakan audio.

Selain itu juga dapat menambahkan musik untuk menarik perhatian siswa agar tidak bosan memperhatikan guru yang sedang mengajar.

Gambar 2. 1 Kerangka Berpikir

D. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian, yang kebenarannya masih perlu diuji secara empiris. Hipotesis biasanya hanya digunakan pada penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif. Oleh karena itu, peneliti harus memiliki kemampuan untuk menyimpulkan hipotesis dengan jelas kemudian diuji. Hipotesis diuji dengan cara mengumpulkan data atau fakta- fakta yang lengkap.

(20)

Berdasarkan permasalahan di atas, peneliti akan memberikan jawaban sementara atau hipotesis. Adapun hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Ho=Media pembelajaran video animasi berbasis platform powtoon tidak efektif meningkatkan penguasaan kosakata bahasa Arab pada siswa kelas VIII MTs Hasyim Asy’ari Batu.

2. Ha=Media pembelaran video animasi berbasis platform powtoon efektif meningkatkan penguasaan kosakata bahasa Arab pada siswa kelas VIII MTs Hasyim Asy’ari Batu.

Gambar

Gambar 2. 1 Kerangka Berpikir

Referensi

Dokumen terkait

1) Para migran cenderung memilih tempat tinggal terdekat dengan daerah tujuan.. 2) Faktor yang paling dominan yang mempengaruhi seseorang untuk bermigrasi adalah

dalam rangkaian acara yang digelar hingga 12 Februari ini juga terdapat prosesi pengangkatan jabatan yang dilakukan langsung oleh Dirut Sumber Daya Manusia

Sifat penata yang senang menyendiri, tidak percaya diri dan suka memendam perasaan merupakaan watak yang terdapat pada watak melankolis yang sempurna dan

Giliran dalam penyajian makanan atau disebut dengan Courses pada masa sekarang dikenal dengan Menu Moderen atau Modern Menu yang terdiri dari 4 giliran makan atau courses

(1) Laporan Kinerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (1) disampaikan kepada atasan masing-masing secara berjenjang dan sesuai dengan format dan jadwal yang telah

Dalam rangka memperkuat kelembagaan KASN maka perlu dilakukan beberapa upaya sebagai berikut: (1) Memperjelas dan memperkuat kewenangan KASN dalam melaksanakan pengawasan

Kebiasaan-kebiasaan pulang bersama itu pada akhirnya mengubah aku, kami, mereka, yang awalnya tak begitu akrab menjadi teman satu geng.. Di awal pulang bersama, aku

Pendidikan merupakan faktor penting dalam mendukung berkembangnya suatu bangsa. Pendidikan menunjang berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi dan ilmu