• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGETAHUAN MASYARAKAT KARO TERHADAP TUMBUHAN BAHAN KOSMETIK DI DESA SIKEBEN KECAMATAN SIBOLANGIT KABUPATEN DELI SERDANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGETAHUAN MASYARAKAT KARO TERHADAP TUMBUHAN BAHAN KOSMETIK DI DESA SIKEBEN KECAMATAN SIBOLANGIT KABUPATEN DELI SERDANG"

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

PENGETAHUAN MASYARAKAT KARO TERHADAP TUMBUHAN BAHAN KOSMETIK

DI DESA SIKEBEN KECAMATAN SIBOLANGIT KABUPATEN DELI SERDANG

SKRIPSI

Julia Armaini Damanik 151201068

DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2021

(2)

PENGETAHUAN MASYARAKAT KARO TERHADAP TUMBUHAN BAHAN KOSMETIK

DI DESA SIKEBEN KECAMATAN SIBOLANGIT KABUPATEN DELI SERDANG

SKRIPSI

Oleh :

Julia Armaini Damanik 151201068

Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Fakultas Kehutanan

Universitas Sumatera Utara.

DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2021

(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

JULIA ARMAINI DAMANIK: Pengetahuan Masyarakat Karo Terhadap Tumbuhan Bahan Kosmetik di Desa Sikeben Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang, dibimbing oleh YUNUS AFIFUDDIN

Desa Sikeben merupakan desa yang sebagian besar masyarakatnya memiliki mata pencarian bercocok tanam dan memiliki kebiasaan memanfaatkan tanaman-tanaman yang berada di sekitar sebagai bahan kosmetik. Etnobotani adalah ilmu yang mempelajari keterkaitan antara manusia dan tumbuhan. Tujuan penelitian ini dilakukan adalah untuk mengidentifikasi jenis tumbuhan, mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat, dan cara pengolahan tumbuhan dalam kearifan lokal kosmetik pada masyarakat karo di Desa Sikeben. Sampel tumbuhan diperoleh di Desa Sikeben, Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang. Data kuisioner didapatkan dengan wawancara dan observasi. Penentuan responden dilakukan dengan teknik purposive sampling, dengan jumlah responden sebanyak 30 orang. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat 23 jenis tumbuhan yang digunakan masyarakat Desa Sikeben sebagai bahan kosmetik. Jenis tanaman tersebut yang paling banyak ditemui pada areal perkarangan rumah dan ladang masyarakat dengan persentase 43,48%. Tingkat pengetahuan masyarakat tentang jenis tanaman kosmetik adalah 90,00% dimana tanaman Alpokat (Persea americana) dan Serai Belanda (Cymbopogon nardus) merupakan jenis tanaman yang paling banyak diketahui.

Perlunya dilakukan budidaya terhadap jenis tumbuhan yang sering dimanfaatkan oleh masyarakat agar tidak punah.

Kata kunci: Etnobotani, Bahan Kosmetik, Desa sikeben, Masyarakat Karo

(6)

ABSTRACT

JULIA ARMAINI DAMANIK: Karo People's Knowledge of Cosmetic Material Plants in Sikeben Village, Sibolangit District, Deli Serdang Regency. Supervised by YUNUS AFIFUDDIN

Sikeben Village is a village where most of the society have a business for cultivating and a propensity of utilizing the plants around the society as corrective fixings. Ethnobotany is a science about the relationship between people and plants. The study aimed to recognize plant species, to decide society level toward information, and how to process plants in neighborhood intelligence in makeup within the Karo society at Sikeben Village. The sample of the study which was the plants were gotten at Sikeben Village , Sibolangit sub district , Deli Serdang Regency. The questionnaire results were gotten by interview and observation.

Respondents determining was conducted by using by purposive sampling. Then, the number of respondents were 30 individuals. The results of the study showed that there were 23 types of plants utilized by the society at Sikeben Village as cosmetic material. The most of plants types was found in the house yard zone and society area and its percentage was 43,48%. The level of society’s knowledge about the types of cosmetic plants was 90,00% where Avocado (Persea americana) and Dutch Lemongrass (Cymbopogon nardus) were the most broadly known as types of plants. Therefore, it is needed to develop types of plants that are frequently utilized by the society to dodge termination.

Keywords: Ethnobotany, Cosmetic Material, Sikeben Village, Karo Society

(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Julia Armaini Damanik, dilahirkan di Binjai pada tanggal 24 Juli 1998. Penulis merupakan anak pertama dari dua bersaudara oleh pasangan Bapak Arbai’k Damanik dan Ibu Erna Wati. Penulis memulai pendidikan tingkat Sekolah Dasar di SD Swasta MIS (Mis ikwanul Mukminin), Kota Binjai pada tahun 2003-2009. Penulis melanjutkan tingkat Sekolah Pendidikan Menengah Pertama di MTsN (Madrasah Tsanawiyah Negeri) Kota Binjai pada tahun 2009-2012 dan tingkat Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 2 Binjai pada tahun 2012-2015. Tahun 2015 penulis melanjutkan pendidikan ke jenjang Strata 1 di Universitas Sumatera Utara, Fakultas Kehutanan, melalui jalur undangan Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Nasional (SNMPTN).

Selama mengikuti perkuliahan, penulis telah melakukan Praktik Pengenalan Ekosistem Hutan (P2EH) di KHDTK Pondok Bulu Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara pada tahun 2017. Pada tahun 2018 penulis telah menyelesaikan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Perhutani KPH Malang, Jawa Timur. Pada awal tahun 2019, penulis melaksanakan penelitian dengan judul

“Pengetahuan Masyarakat Karo Terhadap Tumbuhan Bahan Kosmetik di Desa Sikeben Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang” di bawah bimbingan Yunus Afifuddin, S.Hut., M.Si.

(8)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengetahuan Masyarakat Karo Terhadap Tumbuhan Bahan Kosmetik di Desa Sikeben Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang” ini dengan baik. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat dalam mencapai gelar sarjana di Fakultas Kehutanan, Universitas Sumatera Utara.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Yunus Afifuddin, S.Hut., M.Si selaku komisi pembimbing yang telah membimbing dan memberikan berbagai masukan yang bersifat membangun kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi yang berkualitas baik.

2. Kepada dosen dosen penguji skripsi penulis Bapak Onrizal, S.Hut., M.Si., Ph.D, Bapak Arif Nuryawan, S.Hut., M.Si, Ph.D dan Bapak Dr. Muhdi, S.Hut., M.Si yang telah membimbing dan mengarahkan penulis serta memberikan berbagai masukan berharga kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

3. Penulis juga mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada kedua orangtua penulis, Bapak Arbai’k Damanik dan Ibu Erna Wati yang selalu memberikan dukungan, doa, dan kasih sayang yang tidak terbatas kepada penulis.

4. Dosen-dosen Fakultas Kehutanan Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan dan menuntun penulis dalam menuntut ilmu selama masa perkuliahan dan Staff Tata Usaha yang telah membantu penulis selama pengurusan berkas.

5. Kepada rekan tim penelitian yang telah banyak membantu dan memberikan dukungan selama penelitian berlangsung. Teman-teman jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan 2015 atas kerjasama dan serta semua pihak yang terlibat namun tidak dapat penulis cantumkan namanya satu per satu.

Penulis berharap semoga skripsi ini memberikan manfaat ke berbagai pihak. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.

Medan, Januari 2021

Julia Armaini Damanik

(9)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN ... i

PERNYATAAN ORISINALITAS ... ii

ABSTRACT ... iii

ABSTRAK ... iv

RIWAYAT HIDUP ... v

KATA PENGANTAR... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

PENDAHULUAN Latar Belakang ... 1

Tujuan Penelitian... 2

Manfaat Penelitian ... 3

TINJAUAN PUSTAKA Kondisi Umum ... 4

Berbagai Definisi Tumbuhan ... 4

Etnobotani ... 5

Etnobotani Bahan Kosmetik ... 5

Kajian Etnobotani ... 7

METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian ... 8

Alat dan Bahan ... 8

Prosedur Penelitian ... 8

Pengumpulan Data ... 8

Analisis Data... 9

HASIL DAN PEMBAHASAN Tanaman Bahan Kosmetik yang Diketahui Oleh Masyarakat Karo ... 10

Bagian Tanaman yang Banyak Digunakan Masyarakat Karo Sebagai Bahan Kosmetik ... 32

Tempat Tumbuh Tanaman yang Digunakan Masyarakat Karo Sebagai Bahan Kosmetik ... 34

Persentase Tingkat Pengetahuan Masyarakat Karo Tentang Tumbuhan Bahan Kosmetik ... 35

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ... 37

Saran ... 37

(10)

DAFTAR PUSTAKA ... 38 LAMPIRAN ... 42

(11)

DAFTAR TABEL

No. Teks Halaman

1. Jenis Tumbuhan Bahan Kosmetik yang Diketahui Masyarakat Karo di Desa Sikeben, Kecamatan Sibolangit, Kabupaten

Deli Serdang ... 10 2. Taksonomi Tumbuhan Bahan Kosmetik Suku Melayu

Pada Desa Sikeben ... 16 3. Bagian yang Dimanfaatkan Dari Tanaman yang Berbahan

Dasar Kosmetik Masyarakat Karo ... 32 4. Tempat Tumbuh Tanaman yang Berbahan Dasar Kosmetik

Masyarakat Karo ... 34 5. Tingkat Pengetahuan Masayarakat Karo Tentang Tumbuhan

Bahan Kosmetik ... 36

(12)

DAFTAR GAMBAR

No. Teks Halaman

1. Alpokat (Persea americana) ... 17

2. Buah dan Tanaman Bengkoang (Pachyrizus erosu) ... 18

3. Daun Durian (Durio zibethinus)... 19

4. Tanaman dan Daun Jambu Batu (Psidium guajava L.) ... 19

5. Buah dan Pohon Jengkol (Pithecollobium lobatum) ... 20

6. Tanaman dan Rimpang Jeringau (Acorus calamus) ... 21

7. Pohon dan Kulit Jeruk (Citrus sinensis) ... 21

8. Buah dan Tanaman Jeruk Lemon (Citrus x limon) ... 22

9. Buah Jeruk dan Tanaman Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia) ... 23

10. Tanaman dan Buah Kelapa (Cocos nucifera) ... 23

11. Pohon dan Buah Kemiri (Aleurites moluccana) ... 24

12. Tanaman Kentang (Solanum tuberosum) ... 25

13. Tanaman dan Umbi Kunyit (Curcuma domestica) ... 26

14. Lidah Buaya (Aloevera vera) ... 27

15. Pacar Kuku (Impatiens balsamina) ... 27

16. Tanaman dan Buah Padi (Oryza sativa) ... 28

17. Tanaman Pepaya (Carica papaya) ... 28

18. Tanaman Serai Belanda (Cymbopogon citratus) ... 29

19. Daun Sirih (Piper betle) ... 29

20. Temulawak (Curcuma xanthorrhiza) ... 30

21. Tanaman dan Buah Timun (Cucumis sativa L.) ... 31

22. Tanaman dan Buah Tomat (Solanum lycopersicum) ... 31

23. Tanaman dan Akar Tuba (Derris elliptica) ... 32

24. Bagian Tumbuhan yang Dimanfaatkan ... 33

25. Persentase Tempat Tumbuhan Bahan Kosmetik ... 35

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

No Teks Halaman

1. Kuesioner Penelitian Pengetahuan Masyarakat Karo

Terhadap Tumbuhan Bahan Kosmetik di Desa Sikeben... 42 2. Karakterisitik Responden di Desa Sikeben

Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang ... 44 3. Dokumentasi Selama di Lapangan Desa Sikeben

Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang ...45

(14)

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Keanekaragaman tumbuhan di Indonesia adalah sumber kekayaan alam yang sangat luar biasa dan tidak ternilai harganya. Potensi keanekaragaman ini memberikan keuntungan dan manfaat yang sangat besar bagi masyarakat jika manfaat dan potensi keanekaragaman tumbuhan tersebut diketahui dan eksplorasinya dioptimalkan (Lande et al., 2008).

Indonesia beriklim tropis memiliki tanah yang sangat subur sehingga banyak jenis tumbuh-tumbuhan yang dapat tumbuh. Sejak dulu manusia mengandalkan lingkungan di sekitar untuk memenuhi kebutuhan hidup, seperti untuk makanan, tempat tinggal, obat, pakaian, pupuk, parfum dan bahkan untuk bahan kecantikan. Kekayaan alam di sekitar sebenarnya sangat berguna akan tetapi masih banyak kekayaan alam tersebut belum sepenuhnya digali, dimanfatkan dan dikembangkan (Sari, 2006).

Indonesia merupakan salah satu negara yang memilki keanekaragaman hayati melimpah dengan banyak jenis organisme yang mampu tumbuh di wilayah ini, salah satunya keanekaragaman tumbuh-tumbuhan. Sebagian besar telah dimanfaatkan sejak nenek moyang kita menggunakannya untuk mengobati atau merawat kecantikan dengan menggunakan bahan-bahan yang alami, yang dapat dimanfaatkan dari tumbuhan yang memiliki khasiat sebagai bahan kosmetik (Sukara, 2007).

Pengetahuan dan tradisi masyarakat lokal di daerah pedalaman tentang pemanfaatan tanaman untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari sudah berlangsung lama. Pengetahuan akan pemanfaatan tumbuan ini berawal dengan percobaan berbagai tumuhan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Tradisi memanfaatkan tumbuhan sebagian secara ilmiah telah terbukti kebenarannya, tetapi masih banyak yang tidak tercatat secara ilmiah dan masih sedikit penyebarluasannya melalui publikasi-publikasi (Windadri et al., 2006).

Masyarakat di Desa Sikeben sebagian besar beraktivitas bercocok tanam dan berkebun. Tanah yang dimiliki masyarakat Sikeben sangat bagus jadi menguntungkan bagi masyarakat yang bercocok tanam, dengan menjadi petani

(15)

2

sebagai pekerjaan mereka. Masyarakat Desa Sikeben juga sangat menjaga kelestarian hutan terbukti dari memanfaatkan dan mengolah sumber daya alam.

Kearifan lokal dapat terlihat saat memilih lahan baru dan pembukaan kawasan hutan untuk berkebun, masyarakat sadar setelah berkebun mereka menanam kembali pohon ataupun tanaman untuk terus tetap menjaga kondisi kebun yang memiliki fungsi seperti hutan (Simorangkir et al., 2016).

Kearifan lokal merupakan tradisi adat bahwa setiap orang membuka lahan hutan harus mendapat pertimbangan dan izin dari pemimpin adat. Keadaan masyarakat sudah sejak dahulu terbiasa dengan keadaan lingkungan hutan dan memanfaatkan hutan sebagai sumber kehidupan. Pola hidup yang bersatu dengan alam terutama lingkungan hutan, maka banyak tumbuh-tumbuhan hutan dimanfaatkan untuk kebutuhan sehari-hari, dalam memenuhi kebutuhan akan pangan, sandang, papan termasuk untuk kebutuhan pengobatan dan masyarakat Karo pada Desa Sikeben sangat bergantung erat kaitannya dengan hutan karena mereka memenuhi kebutuhanya dengan adanya keberadaan hutan disekitar Desa mereka (Iskandar, 2003).

Indonesia memiliki lebih dari sekitar 200 etnis yang berhubungan erat dengan hutan dalam kehidupan sehari-harinya, dan sebagian besarnya memilki pengetahuan secara tradisional yang cukup tinggi dalam memanfaatkan tumbuhan kosmetika. Pola hidup sehat masyarakat saat ini cenderung memanfaatkan tumbuhan sebagai bahan obat, bahan pangan, bahan pewarna bahkan bahan untuk kosmetik. Tumbuhan sebagai bahan untuk kecantikan yang digunakan memiliki kelebihan karena adanya kandungan bahan-bahan alami yang aman digunakan dan memiliki sedikit efek samping. Kecantikan sangat penting bagi setiap orang terutama pada kaum wanita, karena menjaga dan merawat kecantikan juga adalah hal yang paling penting, kecantikan tidak harus menggunakan bahan-bahan kimia dan mengeluarkan uang yang banyak untuk perawatan yang mahal, karena disekitar kita juga ada bahan-bahan yang alami yang dapat kita manfaatkan menjadi bahan kosmetik. Selain mudah untuk ditemukan dan diperoleh, cara penggunaan untuk bahan kosmetik yang memakai bahan-bahan alami ini juga tidak begitu sulit dan rumit (Styawan et al., 2016).

(16)

3

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengidentifikasi jenis tumbuhan bahan kosmetik yang diketahui masyarakat Karo.

2. Untuk mengidentifikasi tempat tumbuh-tumbuhan bahan kosmetik yang digunakan masyarakat Karo.

3. Untuk menganalisis tingkat pengetahuan masyarakat Karo terhadap tumbuhan bahan kosmetik.

Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi ilmiah dan menambah pengetahuan tumbuhan bahan kosmetik bagi penelitian selanjutnya, serta dapat memberikan masukan kepada instansi terkait dalam pengelolaan dan pelestarian terhadap keberadaan tumbuhan bahan kosmetik agar dapat dimanfaatkan secara optimal dan berkelanjutan oleh masyarakat Suku Karo di Desa Sikeben, Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang.

(17)

4

TINJAUAN PUSTAKA

Kondisi Umum

Desa Sikeben terletak pada ketinggian 850 m dpl (di atas permukaan laut).

Masyarakat daerah ini sangat bergantung pada hutan, dari segi pakan dan juga mata pencarian. Desa Sikeben sendiri termasuk desa kecil di daerah Kecamatan Sibolangit. Desa Sikeben yang banyak tinggal di sana adalah masyarakat Karo.

Masyarakat Karo berdomisili di daerah Kabupaten Karo, Deli Serdang, dan Langkat memilki pekerjaan yang mayoritasnya adalah seorang petani. Umumnya, masyarakat Karo yang menetap di Kabupaten Karo bertani dengan menanam padi kering dan basah, sayur-sayuran dan buah-buahan. Hal ini disebabkan oleh kondisi ataupun keadaan alamnya yang mendukung, seperti udara yang sejuk, memilki curah hujan yang cukup dan juga tanahnya yang sangat subur (Simorangkir et al., 2016).

Berbagai Definisi Tumbuhan

Habitus meliputi pohon yang merupakan tumbuhan dengan adanya batang serta cabang berkayu serta mempunyai satu batang utama yang tumbuh dengan tegak. Pohon merupakan tumbuhan yang berkayu memilki satu batang utama yang tingginya dapat mencapai lebih dari 6 meter. Liana merupakan tumbuhan merambat, menggantung dan memanjat. Perdu merupakan golongan tumbuhan berkayu yang berbeda dengan pohon karena cabang yang banyak dan tingginya yang lebih rendah. Biasanya tingginya mencapai kurang dari 5-6 meter. Herba merupakan tumbuhan yang tidak berkayu. Semak merupakan tumbuhan berkayu yang memiliki beberapa batang utama dan tingginya mencapai tidak kebih dari 4,5 meter (Natasaputra et al., 2009).

Tumbuhan monokotil memiliki habitus semak. Terna, atau pohon yang memiliki sistem akar serabut, batangnya berkayu atau tidak, biasanya tidak banyak bercabang, ruas-ruas kebanyakan terlihat sangat jelas, dan berbuku-buku.

Daunnya jarang majemuk, sebagian besar kebanyakan tunggal dan betulang melengkung ataupun bertulang sejajar (Tjitrosoepomo, 2012).

(18)

5

Etnobotani

Etnobotani sendiri berasal dari kata etno (etnis) dan botani. Etno yang artinya berati masyarakat kelompok/adat sosial kebudayaan yang memilki arti tertentu karena sebab keturunan, agama, adat, dan bahasa. Sedangkan botani sendiri merupakan tumbuhan (Purwanto, 1999).

Etnobotani adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang hubungan keterkaitan antara manusia dengan tumbuhan. Etnobotani juga menjelaskan tentang hubungan keterkaitan antara manfaat tumbuhan dan budaya. Bagaimana tumbuhan itu dimanfaatkan, dipelihara, dan dinilai dapat memberikan manfaat dan keuntungan untuk manusia, seperti sebagai bahan obat, makanan, pakaian, pewarna, kosmetik, dalam upacara keadatan dan dalam kehidupan masyarakat itu sendiri (Syafitri et al., 2014).

Etnobotani Bahan Kosmetik

Di Indonesia penelitian ethonmedicine dan etnobotani sudah banyak dilakukan tetapi sebagian besar hanya terpusat di Pulau Jawa dan Pulau Bali, sedangkan untuk pulau lain masih terbatas termasuk di Pulau Sumatera. Pulau sumatera merupakan pulau keenam terbesar di dunia dan di dalamnya terdapat spesies tumbuhan sekitar 10.000 spesies dan sedikitnya dihuni oleh 80 etnis. Etnis Batak sendiri terdiri dari 5 sub etnis, yaitu Simalungun, Angkola-Mandailing, Pakpak, dan Karo (Silalahi et al., 2018).

Perawatan kecantikan dengan penggunaan bahan kimia tidak jarang menyebabkan masalah, karena adanya ikatan kimia yang terjadi antara bahan kimia dengan kulit wajah dan rambut yang sering menimbulkan efek samping dan terjadinya iritasi. Oleh karena itu, saat ini sedang populer tren back to nature atau kembali ke alam, yaitu dengan kembali menggunakan tumbuhan sebagai bahan utama untuk perawatan kecantikan. Hal ini disebabkan karena penggunaan bahan alami sendiri lebih banyak dan mudah diterima oleh tubuh dibandingkan dengan penggunaan bahan kimia. Tumbuhan yang dapat dimanfaatkan merupakan tumbuhan yang pastinya sudah dikenal sejak dahulu digunakan untuk perawatan kecantikan. Umumnya tumbuhan diolah dalam bentuk jamu-jamuan yang bisa diminum ataupun dioleskan langsung pada kulit, wajah, dan rambut untuk

(19)

6

memastikan kecantikan dari luar dan kesehatan badan. Penggunaan bahan-bahan alami untuk perawatan kecantikan bukan hanya dimanfaatkan pada kulit seperti untuk membersihkan kulit, sebagai pelindung kulit dan pelembab, tetapi juga digunakan untuk merawat kuku dan rambut (Sukara, 2007).

Perawatan untuk wajah bisa dilakukan dengan penggunaan masker pada wajah. Masker wajah merupakan metode perawatan kulit wajah yang berfungsi untuk merangsang sel kulit, merawat kulit, melembabkan, mengencangkan kulit, menghilangkan kotoran dan sel kulit mati, mengurangi bintik hitam dan jerawat, melancarkan peredaran darah, serta mencegah dan mengurangi keriput pada kulit.

Salah satu perawatan kecantikan yang bisa dilakukan dengan memakai bahan alami, contohnya dengan menggunakan tumbuhan yang ada di sekitar kita (Rostamailis, 2005).

Kosmetika menurut bahan pembuatannya terdiri 2 bagian, yaitu kosmetika tradisional dan kosmetika modern. Kosmetika modern sendiri terbuat dari zat kimia sintetik yang telah diproses secara modern dengan adanya penambahan bahan pengawet untuk kosmetik agar lebih tahan lama. Hal ini yang dapat menyebabkan adanya efek negatif seperti alergi atau iritasi (Rohana, 2014).

Kosmetika tradisional merupakan kosmetika buatan sendiri dengan cara mengolah langsung bahan-bahan alami dan segar ataupun bahan-bahan yang sudah dikeringkan seperti tanaman yang ada di sekitar atau buah-buahan (Angendari, 2012).

Penggunaan bahan kosmetik bahan-bahan alami sangat dianjurkan, karena kandungan utama seperti daun, bunga, biji-bijian, buah dan akar semuanya dapat dimanfaatkan sebagai bahan kosmetik alami (Weddy, 2016).

Daun merupakan organ tumbuhan yang paling sering digunakan sebagai bahan kosmetik. Hal ini disebabkan karena daun mempunyai kandungan yang sangat berkhasiat. Pada daun proses respirasi dan fotosintesis dapat menghasilkan senyawa metabolit primer, yaitu glukosa, protein, lipid, asam nukleat dan karbohidat. Metabolit primer sendiri adalah substrat dari hasil bentukan senyawa yang kompleks biasa disebut metabolit sekunder. Selain itu metabolit sekunder umumnya terdapat pada tumbuhan, yaitu saponin, tannin, flavonoid, terpenoid, steroid, alkaloid, dan fenolik. Hasil fotosintesis yang berasal dari metabolit primer

(20)

7

menjadi bahan dasar pembuatan metabolit sekunder. Hasil metabolit sekunder mempunyai kandungan yang berguna sebagai bahan untuk kosmetik (Dhaniaputri, 2015; Ergina, 2014; dalam Kaffah, 2019).

Kajian Etnobotani

Bidang kajian etnobotani terdiri atas: 1) Bahan pangan yang merupakan bahan makanan pokok dan makanan tambahan, minuman dan juga rempah- rempah. 2) Papan dan perlengkapan dimana jenis tumbuhan atau tanaman yang dimanfaatkan untuk membangun perumahan bagi manusia yang mempunyai kebutuhan akan jenis tumbuhan yang berlainan yang berkaitan dengan budaya setempat. 3) Bahan sandang merupakan bahan-bahan dasar sandang yang berasal dari tumbuhan yang berhubungan dengan budaya suatu bangsa. 4) Bahan obat- obatan dan kosmetik yang banyak sekali dapat ditemukan dari budaya tiap suku bangsa tentang jenis tumbuhan obat dan bahan kosmetik mengenai cara membuatnya. 5) Pewarna makanan ataupun untuk pewarnaan kebutuhan lainnya memanfaatkan tumbuhan atau tanaman yang tumbuh di sekitar. 6) Perlengkapan kegiatan sosial dan upacara tradisional. Indonesia mempunyai banyak suku bangsa dengan upacara adat yang berbeda-beda sehingga beranekaragam jenis tanaman atau tumbuhan yang digunakan untuk kebutuhan kegiatan dan upacara itu. 7) Ritual upacara dari setiap suku bangsa berbeda-beda satu sama lain, jadi kebutuhan jenis tumbuhan yang digunakan juga berbeda. 8) Keindahan seni selain untuk tanaman hias, banyak jenis tumbuhan yang bisa dimanfaatkan untuk bahan baku pembuatan berbagai macam kerajinan tangan yang memiliki nilai seni (Ramdianti et al., 2013).

(21)

8

METODE PENELITIAN

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Sikeben, Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang. Analisis data dilakukan di Program Studi Kehutanan, Fakultas Kehutanan, Universitas Sumatera Utara, Medan. Waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari – Maret 2019.

Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner, alat tulis, recorder, kantong plastik dan kamera untuk alat dokumentasi. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis-jenis tumbuhan yang dimanfaatkan etnobotani bahan kosmetik pada masyarakat Karo.

Prosedur Penelitian a. Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah penggunaan data primer dan data sekunder. Data primer didapatkan dari hasil observasi di lapangan dan hasil wawancara pada masyarakat Karo Desa Sikeben.

Wawancara di Desa Sikeben dilakukan untuk memperoleh data mengenai jenis tumbuhan bahan kosmetik, bagian tumbuhan yang diambil serta cara pengolahannya, dan sumber perolehan tumbuhan obat. Observasi lapangan dilakukan untuk mendokumentasikan tumbuhan bahan kosmetik dan pengambilan spesimen tumbuhan untuk diindentifikasi. Sedangkan data sekunder didapatkan dari berbagai sumber yang berkaitan baik dari lembaga atau badan, instansi, studi literatur atau kajian pustaka.

Penentuan responden dalam proses wawancara dilakukan dengan melalui teknik purposive sampling, yaitu dengan mengambil contoh sampel yang diperoleh dari seorang informan kunci, yaitu informan yang jeli, penduduk setempat yang berpengetahuan luas dalam pengelolaan penggunaan bahan tanaman, tahu banyak tentang budidaya dan mampu membagikan ilmunya (Tongco, 2007). Dalam penelitian ini orang yang ditunjuk sebagai responden

(22)

9

dianggap paling tahu tentang tumbuhan bahan kosmetik. Biasanya responden tersebut adalah golongan tua yang mempunyai pengetahuan dari generasi pendahulunya yang telah diturunkan melalui lisan.

Jumlah responden ditetapkan sebanyak 30 orang informan (Lampiran 2.).

Responden yang dipilih melalui metode ini yaitu masyarakat yang mengerti dan memanfaatkan tumbuhan bahan kosmetik. Kelompok yang diwawancarai yaitu petani, ibu rumah tangga, pengobat kampung, tukang urut dan lain-lain, serta masyarakat yang juga memanfaatkan tumbuhan bahan kosmetik.

Adapun jumlah populasi di Desa Sikeben, Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang yaitu 721 orang dengan jumlah rumah tangga sebesar 207 kepala keluarga (KK). Penentuan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menghitung 10% dari jumlah KK (Silaban et al., 2015). Dalam penelitian ini penulis mengambil responden sebanyak 10 % dari KK di Desa Sikeben, sehingga diperoleh jumlah minimal respoden sebanyak 21 orang yang telah memenuhi kriteria. Pada penelitian ini diambil 30 orang responden.

b. Analisis Data

Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini terdiri 2 jenis, yaitu dengan penggunaan analisis deskriptif kuantitatif dan analisis kualitatif. Untuk analisis kualitatif penggunaannya untuk mengetahui jenis tumbuhan yang dimanfaatkan, organ atau bagian tumbuhan yang dimanfaatkan, cara pemakaian sebagai bahan kosmetik, kegunaan bahan kosmetik, dan sumber diperolehnya tumbuhan tersebut. Untuk analisis kuantitatif dipakai untuk mengetahui persentasi (%) jenis tumbuhan atau tanaman yang paling banyak diketahui, organ atau bagian tumbuhan yang dimanfaatkan untuk bahan kosmetik, dan tempat tumbuhan bahan kosmetik (Kuharsono et al., 2013).

Rumus :

a. Persentase Tumbuhan = ni

Σ Total tumbuhan x 100% ...(1) b. Persentase Organ (i) = N(i)

Σ Total tumbuhan x 100%... (2) c. Persentase sumber tumbuhan (i)= Jumlah Tumbuhan yang berasal dari sumber (i)

x 100%

Σ Total tumbuhan

... (3)

(23)

10

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tanaman Bahan Kosmetik Yang Diketahui Oleh Masyarakat Karo

Setelah dilakukan wawancara terhadap 30 responden yang ada di Desa Sikeben maka dapat diketahui jenis-jenis tumbuhan bahan kosmetik masyarakat Karo. Berikut adalah jenis tumbuhan bahan kosmetik yang diketahui masyarakat : Tabel 1. Jenis Tumbuhan Bahan Kosmetik yang Diketahui Masyarakat Karo di

Desa Sikeben, Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang

No Nama Ilmiah Nama

lokal

Bagian Tumbuhan

yang Digunakan

Pemanfaatan Cara pemanfaatan

1 Acorus calamus Jerangau Umbi Menghilangkan kutu rambut

Dihaluskan umbinya, lalu digosokkan dikepala, dan diamkan selama ± 30 menit, dan bilas rambut menggunakan air bersih.

2 Aleurites

moluccana Kemiri Biji

Penyubur rambut, dan mengatasi kerontokan pada rambut

Biji di tumbuk hingga halus menjadi bubuk, kemudian diberi sedikit air, lalu di usapkan pada bagian kepala hingga rata.

Didiamkan selama

±15 menit kemudian dibilas menggunakan air bersih.

a.Menghilangkan ketombe pada rambut

Daun dipotong kemudian lendirnya diusapkan pada bagian kepala hingga rata diamkan selama

± 10 menit lalu di bersihkan dengan air bersih

3 Aloevera vera Lidah

buaya Daun

b. Menghaluskan wajah

Daun dipotong kemudian lendirnya dijadikan masker wajah hingga rata, lalu didiamkan selama ±10 menit kemudian dibasuh muka sampai bersih.

a.Menghilangkan ketombe pada rambut

Kulit buah jengkol ditumbuk halus kemudian

dicampurkan sedikit abu dapur lalu digosokkan di kepala.

4 Citrus x limon Jengkol Kulit buah

(24)

11

No Nama Ilmiah Nama lokal

Bagian Tumbuhan

yang Digunakan

Pemanfaatan Cara Pemanfaatan

15 menit dan dibilas.

Dilakukan hal ini selama 1 minggu 3 kali

5 Carica papaya Pepaya Buah

b.Menghilangkan gatal-gatal pada kulit

Mencerahkan

wajah dan

melembabkan kulit wajah.

Memutihkan wajah, dan

Direbus daun pucuk durian yang muda, didiiamkan hingga hangat-hangat kuku, lalu dicampur dengan air mandi, digunakan air rebusan tersebut untuk mandi

Dihaluskan pepaya hingga lembut, digunakan sebagai masker. Didiamkan selama ±15 menit kemudian dibilas dengan air hangat.

Dilakukan hal tersebut selama 1 minggu 3 kali untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

Dioleskan perasan air lemon pada wajah, kemudian didiamkan Citrus x limon Jeruk

lemon

Jeruk

Buah menghilangkan kusam pada wajah

Menghaluskan kulit wajah dan

selama 15 menit dibilas dengan air hangat dan dilakukan setiap 1 minggu 2 kali

Diperas jeruk nipis lalu dipisahkan air perasan dengan biji, dicampur madu 7

8 Citrus sinensis

nipis Buah

Jeruk Kulit buah

menghilangkan jerawat pada wajah

a.Memutihkan, melembutkan dan

menghilangkan jerawat pada wajah

sedikit, lalu digunakan menjadi maker wajah dan didiamkan selama 15 menit

Dijemur kulit jeruk hingga kering, dihaluskan kulit jeruk hingga halus, dicampur dengan air, lalu dioleskan ke muka yang sebelumnya sudah dibersihkan.

Didiamkan selama

±15 menit lalu dibilas dengan air hangat Citrus aurantifolia

6

(25)

12

No Nama Ilmiah Nama

Lokal

Bagian Tumbuhan

yang Digunakan

Pemanfaatan Cara Pemanfaatan

b.Membersihkan efek relaksasi pada seluruh kulit tubuh

Dihaluskan kulit jeruk terlebih dahulu, kemudian parutan

kulit jeruk

dicampurkan ke dalam bak mandi dan diaduk hingga merata.

Digunakan air tersebut untuk mandi

9. Cocos nucifera Kelapa Buah

Memperkuat akar rambut, menumbuhkan rambut, dan mengatasi kerontokan

Kelapa diparut, lalu diambil santannya.

Santan dipanaskan sampai mendidih.

Kemudian disaring agar minyak dan ampas terpisah.

Minyak ditambahkan daun pandan wangi.

10 Cucumis sativa Timun Buah

Menghilangkan kerutan pada bagian wajah

Buahnya dipotong- potong kemudian ditempelkan ke wajah, didiamkan selama ±15 menit dan dibersihkan menggunakan air bersih

11.

Curcuma

domestica Kunyit Umbi

Mencerahkan dan mengecilkan pori-pori kulit wajah

Dihaluskan kunyit hingga halus, dicampurkan madu secukupnya, lalu gunakan menjadi masker wajah, dan didiamkan selama ±15 menit, lalu dibilas hingga air bersih.

Dilakukan dalam 1 minggu 2 sampai 3 kali.

12. Curcuma

xanthorrhiza Temulawak Umbi

Menghilangkan flek hitam dan jerawat pada wajah

Umbinya diparut hingga halus, kemudian gunakan sebagai masker wajah.

Didiamkan selama

±15 menit dan dibersihkan wajah dengan menggunakan air hangat

13 Cymbopogon nardus

Serai

Belanda Batang

Menghilangkan

kutu pada

rambut

Batang sirih belanda dihaluskan dan dicampurkan dengan sedikit air, lalu digosokkan ke bagian kepala hingga merata.

Kemudian didiamkan

(26)

13

No. Nama Ilmiah Nama Lokal

Bagian Tumbuhan

yang Digunakan

Pemanfaatan Cara pemakaian

Dibungkus rambut dengan

menggunakan penutup kepala lalu dibilas dengan air bersih

Dihaluskan daun tuba, digosokkan ke rambut dan dipijat

14. Derris elliptica Tuba Daun

Menghilangkan

kutu pada

rambut

a.Menghilangkan bintik-bintik pada anak bayi

sampai ke bagian dalam rambut, diamkan selama ±30 menit, ditutup rambut dengan penutup, lalu dibilas rambut

Daun direbus sampai 3 menit, lalu didiamkan sampai hangat-hangat kuku lalu air rebusan 15 Durio

zibethinus

Impatiens

Durian Daun

Pacar

b.Menjadi shampoo dan conditioner

tersebut dimandikan pada anak bayi.

Daun durian yang muda dihaluskan, lalu digosokkan dibagian kulit kepala, sambil dipijit dan dibiarkan selama ±5 menit, lalu dibilas dengan air

Ditumbuk daun sampai halus kemudian ditempel ke kuku lalu dibalut

16 balsamina Kuku Daun Pewarna kuku

Menghilangkan

dengan kain.

Didiamkan selama ± 4 jam, lalu dibersihkan dengan air bersih.

Buah tomat

dihaluskan, lalu digosokkan ke wajah, kemudian 17. Solanum

lycopersicum Tomat Buah kusam dan

jerawat pada wajah

didiamkan selama

±15 menit dan dibilas wajah dengan

menggunakan air bersih.

(27)

14

No Nama Ilmiah Nama

Lokal

Bagian Tumbuhan

yang Digunakan

Pemanfaatan Cara Pemakaian

18. Oryza sativa Padi Buah Menghaluskan

kulit wajah

Ditumbuk beras sampai halus lalu dicampur dengan sedikit air dan diusapkan ke muka hingga rata. Setelah itu didiamkan selama ±10 menit lalu dibilas menggunakan air bersih

19. Pachyrhizus

erosus Bengkuang Umbi Memutihkan

kulit

Umbinya diparut hingga halus, lalu pisahkan ampasnya dengan air umbi bengkoang, dan biarkan airnya mengendap selama

±20 menit menjadi masker wajah.

20. Persea

Americana Alpukat Buah

Mengatasi kerontokan pada rambut .

Buah alpukat dihaluskan, lalu dicampurkan sedikit madu dan gunakan menjadi masker pada rambut, diamkan selama ±15 menit, lalu dibilas wajah dengan air bersih. Hal ini dilakukan secara rutin setiap 2 minggu 3 kali untuk mendapatkan hasil maskimal

21. Piper betle Sirih Daun Membersihkan

area kewanitaan

Diambil 7 lembar sirih lalu diremas dan direbus hingga mendidih, tunggu sampai air dingin, kemudian gunakan

pada area

kewanitaan, saat mandi.

22. Psidium

guajava Jambu batu Daun

Menghilangkan jerawat pada wajah

Dihaluskan daun dengan diberi sedikit air kemudian dioleskan ke bagian muka lalu didiamkan selama 10 menit dan dilakukan hal ini selama 2 kali

(28)

15

No Nama Ilmiah Nama lokal

Bagian Tumbuhan

yang Digunakan

Pemanfaatan Cara Pemakaian

Seminggu untuk mendapatkan hasil yang maksimal

23. Solanum

tuberosum Kentang Umbi

Menghambat penuaan dini, dan

menghilangkan flek-flek pada wajah.

Dihaluskan kentang yang sudah direbus, ditambahkan madu secukupnya, kemudian dioleskan ke muka, didiamkan selama ±15 menit dan dibilas dengan air bersih. Hal ini dilakukan pada malam hari

(29)

16

Tabel 2. Taksonomi Tumbuhan Bahan Kosmetik Suku Melayu Pada Desa Sikeben

No. Nama Lokal Kingdom Divisi Kelas ordo famili genus spesies

1 Alpokat Plantae Magnoliophyta Magnoliposida Laulares Lauraceae Persea Persea americana 2 Bengkoang Plantae Magnoliophyta Magnoliopside Fabales Fabaceae Pachyrhizus Pachryhizus erosus 3 Durian Plantae Spermatophyte Dicotyledonae Bombaceae bombacaceaea Durio Durio zibethinus 4 Jambu batu Plantae Magnoliophyta Magnoliopsida Myrteles Myrteceae Psidium Psidium guajava 5 Jengkol Plantae Magnoliophyta Magnoliopsida Fabales Fabaceae Pithecollobium Pithecollobium lobatum 6 Jeringau Plantae Spermatophyta Monokotiledonae Arales Araceae Acorus Acorus calamus 7 Jeruk Plantae Magnoliophyta Magnoliopsida Sapindales Rutaceae Citrus Citrus sinensis 8 Jeruk lemon Plantae Magnoliophyta Magnoliopsida Sapindales Rutaceae Citrus Citrus x limon 9 Jeruk Nipis Plantae Magnoliophyta Magnoliopsida Sapindales Rutaceae Citrus Citrus aurantifolia 10 Kelapa Plantae Spesmatopyta Monocotyledonae Arecales Arecaceae Cocos Cocos nucifera 11 Kemiri Plantae Magnoliopsida Rosidae Ueuphorbiales Euphorbiaceae Aleurites Aleurites moluccana 12 Kentang Plantae Magnoliophyta Magnoliopsida Solanales Solanaceae Solanum Solanum tuberosum 13 Kunyit Plantae Magnoliophyta Liliopsida Zingiberales Zingiberaceae Curcuma Curcuma domestica 14 Lidah buaya Plantae Magnoliophyta Liliopsida Asparagales Asphodelaceae Aloe Aloevera vera burm 15 Pacar kuku Plantae Magnoliophyta Magnoliopsida Ericales Balsaminaceae Impatiens Impatiens balsamina

16 Padi Plantae Magnoliophyta Monokotil Poales Poaceae Oryza Oryza sativa

17 Pepeya Plantae Magnoliophyta Magnoliopsida Cistales caricaceae Carica Carica papaya 18 Serai Belanda Plantae Magnoliophyta Liliopsida Poales Poaceae Cymbopogon Cymbopogon nardus 19 Sirih Plantae Spermatophyta Magnoliopsida Euphorbiales pipercaceae Piper Piper betle

20 Temulawak Plantae Magnoliophyta Liliopsida Zingiberales zingiberaceae Curcuma Curcuma xanthorrhiza 21 Timun Plantae Magnolopyta Magnoliopsida Cucurbitales Cucurbitaceae Cucumis Cucumis sativa 22 Tomat Plantae Magnoliophyta Magnoliopsida Solanales Solanaceae Solanum Solanum lycopersicum 23 Tuba Plantae Magnoliophyta Magnoliopsida Fabales Papilionaceae Derris Derris elliptica

(30)

17

Pada penelitian yang telah dilakukan terlihat pada Tabel 1. dan Tabel 2.

Diperoleh hasil sebanyak 23 tanaman yang ditemukan dapat digunakan oleh masyarakat untuk bahan kosmetik. Pada penelitian ini ada 6 macam perawatan kecantikan tradisional masyarakat Karo yaitu perawatan wajah, perawatan rambut, perawatan kulit, perawatan untuk bayi, kebersihan badan, kebersihan area kewanitaan. Kosmetik yang menggunakan bahan-bahan alami dari tumbuhan yang berpotensi jauh lebih bagus dari pada menggunakan bahan-bahan kimia, yang bisa menyebabkan iritas, alergi dan menyebabkan kulit menjadi rusak.

Berikut adalah jenis-jenis tanaman bahan kosmetik yang digunakan oleh masyarakat Karo di Desa Sikeben, antara lain:

1. Alpokat (Persea americana)

Masyarakat Karo biasanya menggunakan buah alpokat sebagai masker pada rambut untuk mengatasi kerontokan. Tidak hanya mengatasi kerontokan pada rambut ternyata alpokat juga bagus untuk perawatan kulit. Campuran ekstrak buah alpokat dan madu adalah bahan alami yang paling sering dimanfaatkan dalam campuran kosmetik perawatan rambut dan kulit. Hal ini didukung oleh pernyataan Praharyawan (2012) yang menyatakan bahwa ekstrak buah alpukat mengandung asam lemak tak jenuh tunggal (asam oleat). Asam oleat berfungsi memperlambat kerontokan dan mempercepat pertumbuhan rambut. Asam oleat merupakan antioksidan untuk melindungi rambut dari ancaman kerusakan rambut yang kurang nutrisi dan polusi.

Gambar 1. Alpokat (Persea americana) 2. Bengkoang (Pachyrizus erosus)

Menurut Masluhiya et al. (2016) menyatakan bahwa umbi bengkoang memiliki kandungan zinc, vitamin A, C, dan E yang dimana mampu mengurangi

(31)

18

keriput pada wajah, dan pemakaian masker wajah dengan bahan-bahan alami sangat bagus karena tidak memiliki efek samping.

Masyarakat Karo biasanya menggunakan bengkoang untuk dijadikan masker wajah secara rutin setiap minggunya, dan manfaat dari buah bengkoang itu sendiri adalah mencerahkan kulit, menunda penuaan dini, mengatasi kulit berminyak dan jerawat, membersihkan komedo, dan membuat kulit tampak segar dan kenyal. Hal ini didukung oleh pernyataan Deiner (2008) yang menyatakan bahwa bengkoang mengandung flavonoid, saponin, dan vitamin C yang berfungsi sebagai tabir surya alami yang dapat mencegah kerusakan pada kulit oleh radikal bebas. Zat fenolik yang ada dalam bengkoang juga cukup efektif sebagai penghambat dalam proses pembentukan melanin sehingga dapat mencegah dan mengurangi pigmentasi akibat hormon, sinar matahari dan bekas jerawat.

Gambar 2. Buah dan Tanaman Bengkoang (Pachyrizus erosus) 3. Durian (Durio zibethinus)

Daun durian terdapat kandungan senyawa saponin, flavonoid dan steroid/triterpenoid, tanin, yang berfungsi sebagai anti bakteri. Daun durian sering dimanfaatkan oleh masyarakat Karo menjadi air mandi pada bayi karena bisa menghilangkan bintik-bintik pada kulit. Daun durian juga sering digunakan oleh masyarakat Karo sebagai shampoo dan conditioner yang bermanfaat sebagai perawatan rambut, mengatasi kerontokan pada rambut dan membuat rambut menjadi halus. Dalam penelitian Insanu et al. (2011) yang menyatakan bahwa daun durian mamiliki kandungan flavonoid, steroid/triterpenoid, dan saponin.

Umumnya secara tradisional daun durian digunakan masyarakat sebagai obat penurun demam. Saponin sendiri merupakan senyawa yang mudah larut dalam air dan membentuk buih seperti buih sabun, hal ini yang dimanfaatkan oleh

(32)

19

mencegah berkembangnya bakteri dan ini yang dimanfaatkan oleh masyarakat Karo untuk mengatasi ketombe pada rambut.

Gambar 3. Daun Durian (Durio zibethinus) 4. Jambu Batu (Psidium guajava L.)

Masyarakat Karo biasanya menggunakan daun jambu batu sebagai masker wajah. Masker wajah daun jambu batu bermanfaat dalam mengecilkan pori-pori wajah, masalah wajah berjerawat, dan menghaluskan kulit wajah. Hal ini didukung oleh pernyataan Wulandari (2017) yang menyatakan bahwa daun jambu batu memiliki banyak kandungan flavonoid yang fungsi utamanya sebagai antioksidan dan juga penetral radikal bebas, kandungan flavonoid saling memperkuat (bekerja secara sinergis) dengan vitamin C. Pada daun jambu biji mengandung vitamin C yang dapat menguatkan dinding kapiler di bawah kulit dan dapat mengeringkan jerawat.

Gambar 4. Tanaman dan Daun Jambu Batu (Psidium guajava L.) 5. Jengkol (Pithecollobium lobatum)

Menurut Norrohman dan Swandayani (2011) pohon jengkol seperti pada Gambar 5. Tingginya dapat mencapai 20 m dan diameter mencapai 60 cm.

Pohonnya memiliki percabangan simpodial dengan kulit batang berwarna cokelat

(33)

20

kotor. Daun jengkol merupakan daun majemuk dengan bentuk lonjong, berhadapan, tepi rata, ujung runcing pangkal bulat, dan pertulangan menyirip.

Buahnya memilki bentuk yang bulat pipih dengan warna buah yang cokelat kehitaman, bijinya berkeping dua dan berwarna putih kekuningan (Gambar 5).

Gambar 5. Buah dan Pohon Jengkol (Pithecollobium lobatum)

Masyarakat Karo memanfaatkan kulit buah jengkol untuk mengatasi masalah kutu pada rambut dan menghilangkan ketombe pada rambut manusia.

Menurut Ambarningrum et al. (2007) senyawa kimia yang ada pada jengkol merupakan asam jengkolat, dimana pada senyawa ini adalah asam amino alifatik yang memiliki kandungan unsur sulfur yang bersifat toxic (beracun). Masyarakat Karo biasanya menggunakan daun jengkol untuk menghilangkan rasa gatal pada kulit dan menggunakan daun muda pada pohon jengkol untuk dijadikan air rendaman untuk mengatasi kulit-kulit yang gatal.

6. Jeringau (Acorus calamus)

Tumbuhan ini banyak ditemukan di tempat yang berair dan basah.

Menurut Kardinan (2004) Jeringau memiliki ciri batang basah, pendek dan berbentuk rimpang. Tumbuhan ini hidup di tempat yang lembab seperti air dan rawa. Bagian daun merupakan daun tunggal yang berwarna hijau, bentuk lanset, tepi rata dan ujung runcing. Bagian bunganya majemuk, bentuk bonggol, ujung meruncing, berwarna putih dan terletak pada ketiak daun. Tumbuhan jeringau memiliki akar serabut. Bagian rimpangnya mengandung minyak yang memiliki kandungan asarone, kolamenol, kolamen, kolameone, metil eugenol, dan eugenol.

Minyak ini dapat digunakan sebagai repellent (penolak serangga), yang dimanfaatkan oleh masyarakat Karo untuk menghilangkan kutu-kutu pada rambut.

(34)

21

Gambar 6. Tanaman dan Rimpang Jeringau (Acorus calamus) 7. Jeruk (Citrus sinensis)

Masyarakat Karo biasanya menggunakan kulit jeruk sebagai masker untuk menghilangkan bekas jerawat dan menghaluskan kulit. Selain itu, kulit jeruk bermanfaat untuk menghilangkan sel-sel kulit mati, mengurangi minyak berlebih pada wajah, mencerahkan kulit kusam, menghilangkan noda hitam dan mencerahkan kulit wajah.

Masyarakat Karo sering menggunakan kulit jeruk untuk kecantikan dan perawatan wajah, karena mudah didapatkan dan digunakan. Menurut Friatna et al. (2011) menyatakan bahwa kandungan kulit jeruk memiliki manfaat dalam mengatasi masalah kulit berjerawat pada wajah dan menghaluskan kulit.

Kulit jeruk sendiri mengandung banyak manfaat yang tidak kalah banyaknya dengan kandungan buah jeruknya sendiri.

Gambar 7. Pohon dan Kulit Jeruk (Citrus sinensis) 8. Jeruk lemon (Citrus x limon)

Masyarakat Karo biasanya memanfaatkan tanaman jeruk lemon untuk diperdagangkan. Jeruk lemon mudah didapatkan di Desa Sikeben, karena masyarakat sengaja membudidayakan jeruk lemon sebagai salah satu tanaman

(35)

22

mereka. Jeruk lemon selain untuk dijual, masyarakat juga memanfaatkannya untuk perawatan wajah.

Jeruk lemon dapat berfungsi dalam mengatasi kulit berjerawat, membersihkan sisa kosmetik yang sulit dihilangkan menggunakan pembersih biasa, membuka pori-pori yang tersumbat, dan melembutkan kulit. Menurut Bahriyah et al. (2015) menyatakan bahwa salah satu solusi yang paling ampuh dalam mengatasi jerawat pada wajah adalah dengan menggunakan perasan jeruk lemon dan madu untuk dijadikan masker wajah. Masyarakat menyakini akan manfaat dari jeruk lemon tersebut dengan menggunakan jeruk lemon sebagai masker wajah bukan hanya untuk mengatasi wajah berjerawat tetapi untuk mendapatkan wajah kusam, wajah tanpak lebih cerah dan mengecilkan pori-pori pada wajah.

Gambar 8. Buah dan Tanaman Jeruk Lemon (Citrus x limon) 9. Jeruk nipis (Citrus aurantifolia)

Menurut Noor dan Asih (2018) jeruk nipis termasuk golongan perdu yang memiliki ranting berduri dan banyak dahan. Bagian batangnya keras, berkayu ulet, dan permukaan kulit luar kusam dan berwarna tua. Bagian bunga berwarna putih dan berukuran kecil. Sedangkan pada bagian buah kulinya berwarna kekuning- kuningan dan hijau dan berbentuk bulat seperti bola pingpong. Masyarakat Karo sering memanfaatkan jeruk nipis sebagai perawatan kecantikan alami. Selain mudah didapatkan, jeruk nipis dalam penggunaannya juga cukup mudah. Jeruk nipis juga memberikan efek yang cukup bagus untuk kulit, yaitu dapat mengecilkan pori-pori pada wajah, menyamarkan kerutan pada wajah, dan mengatasi kulit berjerawat dan berminyak.

Menurut Tranggono dan Latifah (2007), menyatakan bahwa buah jeruk

(36)

23

dengan cara diperas dan kemudian digunakan sebagai masker wajah. Sebelum melakukan perawatan wajah, harus memperhatikan kondisi kulit dan kosmetik yang akan digunakan.

Gambar 9. Buah Jeruk dan Tanaman Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia) 10. Kelapa (Cocos nucifera)

Sudah sejak dahulu kelapa sudah lama banyak dimanfaatkan oleh manusia.

Tumbuhan ini sudah banyak digunakan untuk kebutuhan kehidupan manusia, termasuk untuk obat-obatan. Tumbuhan ini dikenal dapat menghasilkan minyak kelapa. Selain daripada itu, minyak kelapa juga terkenal akan manfaatnya dalam perawatan rambut. Hal ini didukung oleh pernyataan Hasibuan et al. (2019) yang menyatakan bahwa kelapa telah dimanfaatkan selama berabad-abad sebagai obat- obatan, kosmetik, dan lainnya. Salah satu yang paling sering dimanfaatkan dari kelapa ini adalah minyak kelapa. Minyak kelapa sendiri merupakan minyak yang diperoleh dari biji kelapa yang sudah matang dan segar. Untuk masyarakat Karo sendiri biasanya kelapa ini digunakan untuk kebutuhan sehari-hari, baik itu diambil manfaatnya dari bagian akar, batang, daun dan buahnya. Selain itu, minyak kelapa juga bermanfaat dalam menguatkan akar rambut, menebalkan, menumbuhkan, mengatasi kerontokan dan menghaluskan rambut.

Gambar 10. Tanaman dan Buah Kelapa (Cocos nucifera)

(37)

24

11. Kemiri (Aleurites moluccana)

Kemiri merupakan tumbuhan yang sangat populer akan manfaatnya terutama dalam perawatan rambut, yang dimana kemiri diolah dalam bentuk minyak. Masyarakat Karo sering menggunakan kemiri untuk mengatasi kerontokan pada rambut, menebalkan dan memperkuat akar rambut. Khasiat dari kemiri ini disebabkan oleh kandungan zat yang ada pada tumbuhan tersebut. Hal ini didukung oleh pernyataan Krisnawati et al. (2011) yang menyatakan bahwa biji kemiri merupakan hasil dari tanaman kemiri yang memilki ciri berkulit keras, berbentuk bulat, berdaging, beralur, berminyak, berwarna putoh kecokelatan dan berdiameter ±3,5 cm. Bagian yang banyak dimanfaatkan adalah bagian bijinya, yang dimana biji kemiri menghasilkan minyak. Pada minyak kemiri terdapat kandungan asam lemak yang dapat memicu pertumbuhan pada rambut. Oleh karena itu minyak kemiri dijadikan sebagai produk komersial terutama di industri kosmetika dan dijual secara luas.

Selain untuk penumbuh rambut, ternyata kemiri juga bisa dimanfaatkan sebagai bahan kosmetik yang berbahan alami. Hal ini didukung oleh pernyataan Ulfah dan Sulandjari (2018) pada penelitiannya menyatakan bahwa minyak biji kemiri merupakan minyak nabati yang berbentuk cair. Biji kemiri dimanfaatkan dan diolah kandungan minyak serta ampasnya untuk dijadikan bahan dasar eyebrow pomade, yang dimana diharapkan dapat memenuhi kriteria hasil jadi eyebrow pomade. Sedangkan bagian ampas biji kemiri dapat diolah menjadi bahan pewarna yang dapat mendukung dan memenuhi fungsi eyebrow pomade tersebut sebagai pewarna pada alis (filler).

Gambar 11. Pohon dan Buah Kemiri (Aleurites moluccana)

(38)

25

12. Kentang (Solanum tuberosum)

Kentang termasuk tumbuhan yang dimanfaatkan terutama sebagai bahan makanan karena adanya kandungan karbohidrat. Selain daripada itu, ternyata kentang dapat dimanfaatkan juga dalam kosmetika. Seperti yang dilakukan oleh masyarakat Karo yang sering memanfaatkan kentang untuk kulit wajah agar lebih cerah, karena pada kentang terdapat kandungan mineral yang dapat berfungsi sebagai antibiotik alami yang dapat mengatasi kulit berjerawat, seperti peradangan jerawat yang membandel. Selain itu, kentang juga mengandung vitamin C yang dapat berperan untuk mencerahkan kulit dan sebagai antioksidan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Kartikasari (2015) yang menyatakan bahwa kentang memilki kadar air yang cukup tinggi, yaitu sekitar 80% dan sumber vitamin B1 serta vitamin C. Warna kuning pada kentang mengandung betakaroten yang bermanfaat sebagai zat antioksidan. Kentang merupakan bahan alami yang sudah terbukti khasiatnya dalam menyamarkan bintik-bintik hitam pada bekas jerawat. Tepung kentang digunakan sebagai bahan pembuatan masker untuk merawat flek hitam pada bekas jerawat.

Gambar 12. Tanaman Kentang (Solanum tuberosum)

13. Kunyit (Curcuma domestica)

Menurut Permadi (2013) kunyit memiliki daun yang berbentuk bulat telur memanjang seperti pada Gambar 13. Tanaman kunyit memilki tinggi mencapai sekitar 40-100 cm. Batangnya semu tersusun dari pelepah daun dan sedikit lunak.

Bagian bunga berwarna putih dan muncul dari pucuk batang semu dengan panjang sekitar 10-15 cm. Bagian daging buahnya berwarna merah jingga kekuningan sedangkan pada bagian rimpang, di kulit luarnya memiliki warna jingga kecokelatan.

(39)

26

Umumnya kunyit dikenal sebagai salah satu rempah-rempah yang sering digunakan sebagai bumbu untuk masakan. Bagi masyarakat di Desa Sikeben memanfaatkan rimpang kunyit selain untuk bumbu masakan juga digunakan sebagai perawatan wajah. Umbi kunyit sengaja ditanam oleh masyarakat Karo untuk dijadikan masker pada wajah mereka, karena masyarakat Karo mengetahui bahwa umbi kunyit dapat mengecilkan pori-pori wajah dan mencerahkan kulit wajah.

Gambar 13. Tanaman dan Umbi Kunyit (Curcuma domestica) 14. Lidah Buaya (Aloevera burm F.)

Tanaman lidah buaya sudah dikenal banyak memilki manfaat seperti untuk obat-obatan, bahan dasar makanan bahkan untuk keperluan kosmetika. Tanaman ini sering dimanfaatkan oleh Masyarakat Karo untuk perawatan tubuh, seperti mempercepat penyembuhan dan menghaluskan kulit. Selain untuk pemulihan kulit, lidah buaya juga dapat memberikan sensasi segar pada wajah. Dalam penelitian Ananda dan Zuhrotun (2017) yang menyatakan bahwa lidah buaya sudah lama dikenal karena manfaatnya sebagai tanaman obat, yang dimana juga dimanfaatkan oleh industri farmasi dan kosmetik untuk menghasilkan produk obat-obatan aneka penyakit, seperti untuk menyembuhkan luka dan perawatan kulit, dengan menghasilkan produk yang tidak mengandung bahan pengawet kimia. Lidah buaya juga biasa dimanfaatkan sebagai penyubur rambut.

Selain digunakan menjadi masker wajah ternyata lidah buaya juga dimanfaatkan oleh masyarakat Karo sebagai penghilang ketombe pada rambut.

Pengolahan lidah buaya sebagai bahan perawatan wajah dan rambut cukup mudah. Menurut masyarakat Karo selain murah, dan mudah ditemukan, lidah buaya sebagai bahan kosmetik alami tidak memberikan efek samping pada tubuh

Gambar

Gambar 1. Alpokat (Persea americana)  2.  Bengkoang (Pachyrizus erosus)
Gambar 2. Buah dan Tanaman Bengkoang (Pachyrizus erosus)  3.  Durian (Durio zibethinus)
Gambar 4. Tanaman dan Daun Jambu Batu (Psidium guajava L.)  5.  Jengkol (Pithecollobium lobatum)
Gambar 5. Buah dan Pohon Jengkol (Pithecollobium lobatum)
+7

Referensi

Dokumen terkait

sianosis, selain sis, selain itu sianosis itu sianosis perife perifer r yang sering ditemukan pada yang sering ditemukan pada ujung ujung-ujun -ujung g eksterm ekstermitas

“Bagaimana Komunikasi Perawat Dengan Pasien Dirumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat Dalam Terapi Musik Diruang Rehabilitasi”.6.

Pola subkontrak, adalah pola hubungan kemitraan dimana usaha mikro, usaha kecil dan usaha menengah diberikan kesempatan untuk mengerjakan produksi barang dan/atau jasa yang

Berdasarkan hasil penelitian, telah didapatkan bahwa asam levulinat dapat dihasilkan melalui reaksi hidrolisis pati ubi gajah (Manihot esculenta) dengan yield

Pada tahun 200 6 telah di lakukan pembangunan drainase perkotaan, daerah permukiman Kelurahan Baturaja Permai dan Sekar Jaya sepanjang ± 2.500 Meter, namun karena keterbatasan

Siswa dengan kemampuan sedang dalam pemecahan masalah matematika pada materi perbandingan trigonometri berada pada tingkat 1 atau TKBK 1 (Kurang Kritis).. Sedangkan

a) Eliminasi. Hirarki teratas yaitu eliminasi/menghilangkan bahaya ditempat kerja yang bertujuan untuk mengeliminasi kemungkinan kesalahan manusia dalam menjalankan

Penelian ini bertujuan untuk melihat perkembangan dari indikator ekonomi melalui tingkat pertumbuhan produksi, tingkat penggangguran, dan tingkat inflasi, sedangkan dari