ANALISIS TINGKAT PEMAHAMAN MAHASISWA
TERHADAP PENGGUNAAN JODOUSHI ~SOUDA DAN
~RASHII SEBAGAI DENBUN NO HYOUGEN
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang
Oleh :
Kania Srirahayu
NIM. 1003154
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA JEPANG
FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
ANALISIS TINGKAT PEMAHAMAN MAHASISWA
TERHADAP PENGGUNAAN JODOUSHI ~SOUDA
DAN ~RASHII SEBAGAI DENBUN NO HYOUGEN
Oleh
Kania Srirahayu
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni
© Kania Srirahayu
Universitas Pendidikan Indonesia
Juli 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
KANIA SRIRAHAYU
ANALISIS TINGKAT PEMAHAMAN MAHASISWA TERHADAP
PENGGUNAAN JODOUSHI ~SOUDA DAN ~RASHII SEBAGAI
DENBUN NO HYOUGEN
Disahkan dan disetujui oleh pembimbing :
Pembimbing I
Drs. Aep Saeful Bachri, M.Pd. NIP. 19600806 198803 1 002
Pembimbing II
Dra. Renariah, M.Hum. NIP. 195804061985032001
Mengetahui,
KetuaJurusan
Kania Srirahayu, 2014
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PENGESAHAN ...
HALAMAN PERNYATAAN...
ABSTRAK ... i
SINOPSIS ... iv
KATA PENGANTAR ... viii
UCAPAN TERIMA KASIH ... ix
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR GAMBAR ... xvii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 5
C. Rumusan dan Batasan Masalah ... 5
D. Tujuan Penelitian ... 6
E. Manfaat Penelitian ... 6
BAB II LANDASAN TEORITIS ... 8
A. Kelas Kata ... 8
1. Jodoushi (Verba Bantu) ... 9
2. Karakteristik Jodoushi ... 11
3. Jenis-jenis Jodoushi... 12
B. Hyougen (Ungkapan) ... 13
1. Pengertian Hyougen (Ungkapan) ... 13
2. Jenis-jenis Hyougen ... 14
Kania Srirahayu, 2014
a. ~そうだ 伝聞 ... 28
b. ~らしい 伝聞 ... 31
c. Perbedaan ~そうだ dan ~らしい ... 34
C. Penelitian yang Relevan ... 37
BAB III METODE PENELITIAN ... 38
A. Metode dan Desain Penelitian ... 38
B. Populasi dan Sampel ... 39
C. Definisi Operasional ... 41
D. Instrumen Penelitian ... 42
1. Tes ... 42
a. Uji Validitas... 44
b. Uji Reliabilitas ... 47
c. Daya Pembeda ... 48
d. Indeks Kesukaran ... 50
2. Angket ... 53
E. Prosedur Penelitian ... 56
F. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data ... 56
1. Teknik Pengumpulan Data ... 56
a. Studi Literatur ... 56
b. Studi Lapangan ... 57
2. Teknik Analisis Data ... 57
a. Tes ... 57
b. Angket ... 59
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 61
A. Hasil Penelitian ... 61
Kania Srirahayu, 2014
2. Analisis Data Angket ... 101
B. Pembahasan Hasil Analisis Data ... 116
1. Hasil Analisis Data Tes ... 116
2. Hasil Analisis Data Angket ... 117
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 119
A. Kesimpulan ... 119
B. Saran ... 120
DAFTAR PUSTAKA ... 121
Kania Srirahayu, 2014
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Cara Penggunaan ~Souda... 31
Tabel 2.2 Cara Penggunaan ~Rashii... 34
Tabel 3.1 Ukuran Proporsional Sampel... 40
Tabel 3.2 Kisi-kisi Soal Tes………... 43
Tabel 3.3 Interpretasi Koefisien Validitas... 45
Tabel 3.4 Hasil Analisis Validitas Butir Soal ... 45
Tabel 3.5 Interpretasi Koefisien Reliabilitas ... 47
Tabel 3.6 Hasil Analisis Reliabilitas Soal ... 48
Tabel 3.7 Interpretasi Nilai Daya Pembeda ... 48
Tabel 3.8 Hasil Analisis Daya Pembeda Soal ... 49
Tabel 3.9 Interpretasi Indeks Kesukaran ... 51
Tabel 3.10 Hasil Analisis Indeks Kesukaran ... 51
Tabel 3.11 Kisi-kisi Angket ... 55
Tabel 3.12 Penafsiran Standar Penilaian ... 59
Tabel 3.13 Pedoman Penafsiran Angket ... 60
Tabel 4.1 Penafsiran Standar Penilaian ... 61
Kania Srirahayu, 2014
Tabel 4.3 Tabel Frekuensi Soal Nomor 2 Bagian I ... 63
Tabel 4.4 Tabel Frekuensi Soal Nomor 3 Bagian I ... 63
Tabel 4.5 Tabel Frekuensi Soal Nomor 4 Bagian I ... 64
Tabel 4.6 Tabel Frekuensi Soal Nomor 5 Bagian I ... 65
Tabel 4.7 Tabel Frekuensi Soal Nomor 6 Bagian I ... 66
Tabel 4.8 Tabel Frekuensi Soal Nomor 7 Bagian I ... 67
Tabel 4.9 Tabel Frekuensi Soal Nomor 8 Bagian I ... 68
Tabel 4.10 Tabel Frekuensi Soal Nomor 9 Bagian I ... 69
Tabel 4.11 Tabel Frekuensi Soal Nomor 10 Bagian I ... 69
Tabel 4.12 Tabel Frekuensi Soal Nomor 11 Bagian I ... 70
Tabel 4.13 Tabel Frekuensi Soal Nomor 12 Bagian I ... 71
Tabel 4.14 Tabel Frekuensi Soal Nomor 13 Bagian I ... 72
Tabel 4.15 Tabel Frekuensi Soal Nomor 14 Bagian I ... 73
Tabel 4.16 Tabel Frekuensi Soal Nomor 15 Bagian I ... 74
Tabel 4.17 Tabel Frekuensi Soal Nomor 16 Bagian I ... 75
Tabel 4.18 Tabel Frekuensi Soal Nomor 17 Bagian I ... 76
Tabel 4.19 Tabel Frekuensi Soal Nomor 18 Bagian I ... 76
Tabel 4.20 Tabel Frekuensi Soal Nomor 19 Bagian I ... 77
Tabel 4.21 Tabel Frekuensi Soal Nomor 20 Bagian I ... 78
Tabel 4.22 Tabel Frekuensi Soal Nomor 1 Bagian II ... 79
Tabel 4.23 Tabel Frekuensi Soal Nomor 2 Bagian II ... 80
Tabel 4.24 Tabel Frekuensi Soal Nomor 3 Bagian II ... 81
Tabel 4.25 Tabel Frekuensi Soal Nomor 4 Bagian II ... 82
Tabel 4.26 Tabel Frekuensi Soal Nomor 5 Bagian II ... 84
Tabel 4.27 Tabel Frekuensi Soal Nomor 1 Bagian III ... 85
Tabel 4.28 Tabel Frekuensi Soal Nomor 2 Bagian III ... 86
Tabel 4.29 Tabel Frekuensi Soal Nomor 3 Bagian III ... 86
Kania Srirahayu, 2014
Tabel 4.31 Tabel Frekuensi Soal Nomor 5 Bagian III ... 87
Tabel 4.32 Tabel Frekuensi Soal Nomor 6 Bagian III ... 88
Tabel 4.33 Tabel Frekuensi Soal Nomor 7 Bagian III ... 88
Tabel 4.34 Tabel Frekuensi Soal Nomor 8 Bagian III ... 89
Tabel 4.35 Tabel Frekuensi Soal Nomor 9 Bagian III ... 89
Tabel 4.36 Tabel Frekuensi Soal Nomor 10 Bagian III ... 90
Tabel 4.37 Tabel Frekuensi Jawaban Benar Soal Nomor 1 Bagian IV .... 90
Tabel 4.38 Tabel Frekuensi Jawaban Salah Soal Nomor 1 Bagian IV ... 91
Tabel 4.39 Tabel Frekuensi Jawaban Benar Soal Nomor 2 Bagian IV .... 92
Tabel 4.40 Tabel Frekuensi Jawaban Salah Soal Nomor 2 Bagian IV ... 92
Tabel 4.41 Tabel Frekuensi Jawaban Benar Soal Nomor 3 Bagian IV .... 93
Tabel 4.42 Tabel Frekuensi Jawaban Salah Soal Nomor 3 Bagian IV ... 94
Tabel 4.43 Tabel Frekuensi Jawaban Benar Soal Nomor 4 Bagian IV .... 95
Tabel 4.44 Tabel Frekuensi Jawaban Salah Soal Nomor 4 Bagian IV ... 95
Tabel 4.45 Tabel Frekuensi Jawaban Salah Soal Nomor 5 Bagian IV ... 96
Tabel 4.46 Tabel Frekuensi Jawaban Salah Soal Nomor 5 Bagian IV ... 97
Tabel 4.47 Tabel Nilai Standar ... 98
Tabel 4.48 Tabel Frekuensi Soal Angket Nomor 1 ... 101
Tabel 4.49 Tabel Frekuensi Soal Angket Nomor 2 ... 102
Tabel 4.50 Tabel Frekuensi Soal Angket Nomor 3 ... 102
Tabel 4.51 Tabel Frekuensi Soal Angket Nomor 4 ... 103
Tabel 4.52 Tabel Frekuensi Soal Angket Nomor 5 ... 103
Tabel 4.53 Tabel Frekuensi Soal Angket Nomor 6 ... 104
Tabel 4.54 Tabel Frekuensi Soal Angket Nomor 7 ... 105
Tabel 4.55 Tabel Frekuensi Soal Angket Nomor 8 ... 105
Tabel 4.56 Tabel Frekuensi Soal Angket Nomor 9 ... 106
Tabel 4.57 Tabel Frekuensi Soal Angket Nomor 10 ... 106
Kania Srirahayu, 2014
Tabel 4.59 Tabel Frekuensi Soal Angket Nomor 12 ... 108
Tabel 4.60 Tabel Frekuensi Soal Angket Nomor 13 ... 108
Tabel 4.61 Tabel Frekuensi Soal Angket Nomor 14 ... 109
Tabel 4.62 Tabel Frekuensi Soal Angket Nomor 15 ... 109
Tabel 4.63 Tabel Frekuensi Soal Angket Nomor 16 ... 110
Tabel 4.64 Tabel Frekuensi Soal Angket Nomor 17 ... 111
Tabel 4.65 Tabel Frekuensi Soal Angket Nomor 18 ... 111
Tabel 4.66 Tabel Frekuensi Soal Angket Nomor 19 ... 112
Tabel 4.67 Tabel Frekuensi Soal Angket Nomor 20 ... 112
Tabel 4.68 Tabel Frekuensi Soal Angket Nomor 21 ... 113
Tabel 4.69 Tabel Frekuensi Soal Angket Nomor 22 ... 114
Tabel 4.70 Tabel Frekuensi Soal Angket Nomor 23 ... 114
Tabel 4.71 Tabel Frekuensi Soal Angket Nomor 24 ... 115
Analisis Tingkat Pemahaman Mahasiswa terhadap Penggunaan
Jodoushi ~Souda dan ~Rashii sebagai Denbun No Hyougen
Kania Srirahayu
1003154
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat pemahaman mahasiswa tingkat III JPBJ UPI terhadap penggunaan jodoushi ~souda dan ~rashii sebagai denbun no hyougen, dan mengetahui apa saja kesulitan yang dialami oleh mahasiswa tingkat III JPBJ UPI dalam menggunakan jodoushi ~souda dan ~rashii serta faktor apa saja yang menyebabkan kesulitan tersebut muncul. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dimana peneliti menjabarkan masalah yang diteliti secara apa adanya. Hal tersebut mengacu pada hasil analisis data yang telah dilakukan sebelumnya. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini untuk mengumpulkan data yaitu tes dan angket. Karena penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggarap bidang pendidikan, maka data diolah dengan menggunakan ilmu statistik, lalu hasilnya ditafsirkan secara deskriptif. Hasil penelitian ini membahas sejauh mana tingkat pemahaman mahasiswa dalam menggunakan jodoushi ~souda dan ~rashii dalam menyatakan denbun no hyougen. Setelah dianalisis, diketahui bahwa tingkat pemahaman mahasiswa terhadap penggunaan kedua jodoushi tersebut adalah sangat kurang. Selain itu, diketahui juga bahwa mahasiswa mengalami kesulitan dalam menggunakan dan membedakan kedua jodoushi tersebut, yang disebabkan oleh beberapa faktor. Penelitian ini perlu ditindaklanjuti karena garapannya masih luas dan memiliki manfaat bagi pembelajar, dan pengajar bahasa Jepang.
The Analysis of Student’s Comprehension Level in Case of Using
~Souda and ~Rashii Jodoushi as Denbun No Hyougen
Kania Srirahayu
1003154
ABSTRACT
This research was done in Japanese Language Education Department of UPI and the research involved the third grade of college student as research samples. The goal of this research was for knowing the level of comprehension from the third grade students of JPBJ UPI in using ~souda and ~rashii jodoushi as denbun no hyougen and knowing the difficulties which was faced by the third grade students of JPBJ UPI when using ~souda and ~rashii and what factors lead to those difficulties. The method which used in this research was descriptive research method, so the researcher described the real problems of this research. It leads to the result of analysis which has been done before. The instrument of this research to collect data was using test and petition. This research was done as a quantitative research in the field of education, so all data will be calculated with statistic method and the result will be converted to descriptive method to describe the result. The result of this research would discussed how far the level of comprehension from the students in using ~souda and ~rashii jodoushi as denbun no hyougen. After the analysis was done, researcher knew that the level of the student’s comprehension in using both of jodoushi was deficient. Beside that, researcher knew that the students were difficult to differentiate or to compare both of those jodoushi. It’s because of several factors. This research needed to be anticipated because it’s contain was wide and having benefits for Japanese learners and teachers.
伝聞
~そう
~
い
いう助動詞
使い分
対
学習者
理解度
分析
カニア ス ハユ
要旨
本 研 究 伝 聞 表 現 ~ そ う ~ い い う 助動
詞 使い分 対 学習者 理解度 分 行 そ 中
学習者 伝聞 表現 ~そう ~ い 使い分 対
理解度 い分 そ 原因 何 う いう 明
対象 者 イン ネ ア教育大学日本語学科 年生 あ 本
研究 スク プ 方法 使用 道具 ス アンケ 使
用 本研究 定量的研究 あ タ 統計的分析 行いま
調査 得 結果 学習者 助動詞 使い分
い 足 い いう 分 学習者 伝聞 ~そう
様態 ~そう 間違え いう一 原因 あ
A.
日本語 い い 表現 あ そ 一 伝聞 いう あ
伝聞 話者 あ 柄 他 聞い あ い 読 知
いう意 表 表現 あ Ogawa Yoshio 1982:205 表現 表
用い 助動詞 あ そ 中 ~そう ~ い
いう あ ~そう ~ い ほ あ
区 難 い
~そう ~ い 助動詞 い 研究 多 あ
大部分 様態 ~そう あ い 推定 ~ い 使い分
調査 い そ 理解度 い 調査 ほ わ あ
~そう ~ い 理解 助動詞 習得
い う 思わ う ~そう ~
い いう助動詞 使い分 対 学習者 理解度 調査
B. 研究 目的
1. 学習者 理解度 対 伝聞 ~そう ~ い 助動詞
知 あ
2. 学習者 伝聞 ~そう ~ い 助動詞 使い方 い
困難 直面 い さ 共 そ 原因 知
C. 研究 方法
本研究 方法 スク プ 法 使用 イン 実熊研究
イン 用い 研究 道具 あ ス アンケ あ
本研究 年 日 実施 対象者 年生 日本語
学生 あ タ 収集 客観 ス 主観
ス 使用 客観的 ス 問 あ 主観 ス 問
あ ス 目的 伝聞 ~そう ~ い 理解度
計 あ
D. 基礎的 理論
1. 品詞分類
品詞分類 文法 単 抽象さ 語 単語 い 形
態 意味 職能 観点 文法 性質 類 ま
類 さ (Ogawa Yoshio, 1982, hlm. 97-98) 日本語 詞
動詞 形容詞 形容動詞 副詞 連体詞 接続詞 感動詞 助詞
助動詞 あ
a. 助動詞
助動詞 品詞 一 常 他 語 あ 付い 使わ 語 う
活用 語 (Shinmura Izuru, 1998, hlm. 1350) さ 形
態的 特徴 常 他 語 付属 用 い 語 う
活 用 一 般 助動 詞 い う (Ogawa Yoshio, 1982,
hlm. 142)
2. 表現
表現 心的状態 過程ま 性格 志向 意味 総 精神的
Izuru, 1998, hlm. 2275) 日本語 い い 表現 あ 一 目
表現 伝聞 あ
3. 伝聞 表現
伝聞 第 者 情報 相手 伝え あ (Goran, 2013,
hlm. 47) 伝聞 表 助動詞 多い 例え ~そう ~
い あ
a. ~そう
文法II そう 伝聞 わ 他 何 情
報 得 話 手 現 身 置 時点 い そ 情報内容
現実 態 矛盾 い え 場合
そ 自 分 断 置 え 述 表 現 形 式 あ (The
Japan Foundation, 1980, hlm. 106)
b. ~ い
い 状況 断 表 場合 伝 聞 表 場合 両
方 ま 表現 (Iori Isao, 2000, hlm. 131-132)
E. 分析 結果
1. ス
分析 結果 伝聞 表現 ~そう ~ い
使用 対 学習 者 理解度 46,4% あ そ 結 果
学 習 者 理 解 度 い 足 い い う 意 味 あ さ
56% ~ い い 足 い 48,33% ~そう
比 ~ い 使用 理解度 ほう い
そ 伝聞 表現 ~そう ~ い 使用
区 理解度 悪い 44,5%
2. アンケ
アンケ 分析 学習者 伝聞 表現 ~そう
~ い 使方 難 い ~そう
~ い 区 い 分 そ 原因
~そう ~ い 用い 区 知 い
助動詞 使用 難 い 感 ~そう
~ い ほ あ 区 難 い
F. 終わ
調査 得 結果 学習者 助動詞 使い分
い 足 い 言う 分 そ ~そう 比
~ い 使い方 理解度 ほう い 学習者 伝聞
表現 ~そう ~ い 使方 難 い 感
~そう ~ い 区 い 分
対 様々 原因 本論文 取 学習者 ~
そう ~ い 使い方 区 知 い 助動詞
使用 難 い 感 そ ~そう ~
い ほ あ 区 難 い
G. 参考文献
Iori, Isao dkk. (2000). Shokyuu o Oshieru Hito no Tame no Nihongo Bunpou Handobukku. Japan: 3A Corporation.
Shinmura, Izuru. (1998). Koujien Daigokan. Japan: Iwanami Shoten.
Sutedi, Dedi. 2009. Penelitian Pendidikan Bahasa Jepang. Bandung: Humaniora.
The Japan Foundation. (1980). Kyoushiyou Nihongo Kyouiku Handobukku Bunpou II. Tokyo: Bonjinsha.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan bersosialisasi antar manusia. Tanpa bahasa kita tidak dapat berkomunikasi untuk menyampaikan informasi, ide/gagasan, pemikiran, dan perasaan. Setiap bahasa memiliki pembagian kelas kata yang berbeda. Kelas kata adalah perangkat kata yang sedikit banyak berprilaku sintaksis sama (Putrayasa, 2008, hlm. 44). Dalam kelas kata, setiap kata digolongkan menjadi beberapa golongan yang masing-masing golongan tersebut memiliki ciri dan fungsi yang berbeda. Sama halnya dengan bahasa Jepang, terdapat beberapa kelas kata, salah satunya yaitu jodoushi. Jodoushi merupakan verba bantu. Dalam Kamus Gramatikal Jepang (2005, hlm.
85) yang dikutip oleh Rohman (2012, hlm. 22), terdapat penjelasan bahwa verba bantu (jodoushi) adalah salah satu kelas kata yang bersama-sama dengan partikel termasuk dalam kata tambahan.
Sebuah jodoushi dapat memiliki makna apabila menyertai suatu kata, baik verba, nomina, ajektiva, ataupun kata yang lainnya. Selain itu, setiap jenis jodoushi memiliki fungsi yang berbeda. Ada jodoushi yang digunakan untuk
menyatakan kabar yang didengar dari orang lain kepada orang lain. Jodoushi tersebut diantaranya yaitu ~souda, ~rashii, dan lain sebagainya. Jodoushi ~souda dan ~rashii dapat membentuk sebuah hyougen yang menyatakan kabar yang disebut dengan denbun no hyougen. Contoh:
(1) 昨日 ナビ さんはアメ カへ行っ そう
Kinou, Nabila san wa Amerika e itta souda yo. ‘Kemarin, Nabila katanya pergi ke Amerika loh!’
‘Kemarin, Nabila katanya pergi ke Amerika loh!’
Dalam kedua kalimat tersebut, pembicara menyampaikan kabar kepada lawan bicaranya mengenai Nabila yang pergi ke Amerika kemarin. Karena kedua kalimat tersebut merupakan denbun no hyougen, maka jodoushi ~souda dan ~rashii yang menyertai kata “itta” memiliki makna “katanya”. Dari segi tata bahasa penggunaan jodoushi ~souda dan ~rashii pada kalimat tersebut sama. Bahkan, dalam kedua kalimat tersebut jodoushi ~souda dan ~rashii memiliki makna yang sama, sehingga sulit membedakan penggunaannya. Persaman tersebut sering kali memicu kesalahan dalam menggunakan jodoushi ~souda dan ~rashii sebagai denbun no hyougen.
Pada saat perkuliahan, peneliti merasa kesulitan dalam memahami penggunaan jodoushi ~souda dan ~rashii tersebut yang mungkin dirasakan juga oleh mahasiswa bahasa Jepang lainnya. Kesulitan dalam memahami jodoushi tersebut sering kali menimbulkan kesalahan dalam menggunakannya. Selain sulit membedakan jodoushi ~souda dan ~rashii, terkadang penggunaan jodoushi ~souda sebagai denbun sering tertukar dengan penggunaan jodoushi ~souda
sebagai youtai. Jodoushi ~souda sebagai youtai digunakan untuk menyatakan dugaan terhadap sesuatu yang telah dilihat sebelumnya.
(1) 雨が降 そう (denbun)
Ame ga furu souda.
‘Katanya akan turun hujan.’
(2) 雨が降 そう (youtai)
Ame ga furi souda.
‘Sepertinya akan turun hujan.’
kepada lawan bicaranya. Cara penggunaan ~souda sebagai denbun pada kalimat (1) yaitu:
Sedangkan cara penggunaan ~souda sebagai youtai pada kalimat (2) yaitu:
Cara penggunaan ~souda sebagai denbun dan youtai berbeda dan terkadang tertukar. Namun, cara membedakannya tidak sesulit membedakan jodoushi ~rashii sebagai denbun dan ~rashii sebagai suitei. Hal tersebut disebabkan oleh
karena penggunaan jodoushi ~rashii sebagai denbun dan ~rashii sebagai suitei secara tata bahasa sama. Penggunaan jodoushi ~rashii dirasakan lebih sulit dibanding dengan ~souda. Hal tersebut dibuktikan dengan penelitian terdahulu, yaitu “Analisis Kesalahan Penggunaan Jodoushi ~Souda, ~Youda, dan ~Rashii” (Rohman, 2012). Dari hasil penelitian tersebut, diketahui bahwa tingkat kesalahan penggunaan ~rashii pada soal pilihan ganda lebih besar dibandingkan dengan kesalahan penggunaan ~souda, yaitu ~rashii 66,7% dan ~souda 60%. Faktor-faktor yang berpotensi menjadi penyebab terjadinya kesalahan penggunaan jodoushi tersebut tidak hanya pemahaman tentang perbedaan dan persamaan
penggunaannya, tetapi juga faktor lain seperti pemahaman terhadap konteks kalimat, dan lain-lain (Rohman, 2009). Bukan tidak mungkin, apabila faktor tersebut juga dapat menjadi penyebab kesulitan dalam menggunakan jodoushi ~souda dan ~rashii sebagai denbun no hyougen. Oleh karena itu perlu dilakukan
juga penelitian mengenai tingkat pemahaman terhadap jodoushi tersebut.
Banyak penelitian yang membahas tentang jodoushi, termasuk jodoushi ~souda dan ~rashii. Namun, kebanyakan dari penelitian tersebut hanya membahas
kegunaannya sebagai youtai saja. Padahal, selain sebagai youtai, kedua jodoushi tersebut juga memiliki fungsi sebagai denbun no hyougen. Selain itu, masih sedikit penelitian yang membahas tentang pemahaman seseorang, salah satunya mahasiswa sebagai peserta didik terhadap kedua jodoushi tersebut. Pemahaman
merupakan salah satu aspek yang perlu diperhatikan. Dalam mempelajari jodoushi ~souda dan ~rashii, tidaklah cukup jika kita hanya mengetahuinya saja. Akan
tetapi, kita juga harus memahami segala sesuatunya yang berkaitan dengan hal tersebut. Dengan memahami kedua jodoushi tersebut, kita tidak hanya dapat menggunakannya dengan benar, namun kita akan dapat membedakannya, sehingga kesalahan dalam berbahasa dapat diminimalisir, khususnya dalam menggunakan kedua jodoushi tersebut ketika ingin menyampaikan suatu kabar yang telah kita dengar dari orang lain kepada orang lain.
Berdasarkan hal tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang bagaimana tingkat pemahaman mahasiswa tingkat III JPBJ UPI dalam menggunakan jodoushi ~souda dan ~rashii sebagai denbun no hyougen, yang diharapkan dapat bermanfaat bagi pembaca umumnya, serta bagi pembelajar dan pengajar bahasa Jepang khususnya.
Untuk mengetahui kenyataan di lapangan seperti apa, peneliti melakukan observasi terlebih dahulu. Peneliti melakukan observasi dengan menyebar angket kepada mahasiswa tingkat III Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang UPI dengan pertimbangan karena mahasiswa tingkat III sudah pernah mempelajari jodoushi ~souda dan ~rashii. Setelah melakukan observasi dengan cara menyebar angket
(yobichousa) pada mahasiswa tingkat III Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang UPI, diketahui bahwa sebagian besar dari responden sudah mengetahui jodoushi ~souda dan ~rashii, mengalami kesulitan dalam menggunakannya, dan mengaku
MAHASISWA TERHADAP PENGGUNAAN JODOUSHI ~SOUDA DAN
~RASHII SEBAGAI DENBUN NO HYOUGEN ”.
B. Identifikasi Masalah
Dari persoalan mengenai tingkat pemahaman mahasiswa terhadap penggunaan jodoushi ~souda dan ~rashii, maka masalah diidentifikasikan sebagai berikut:
1. Bagaimana pemahaman mahasiswa tingkat III JPBJ UPI terhadap penggunaan jodoushi ~souda dan ~rashii sebagai denbun no hyougen?
2. Mengapa jodoushi ~souda dan ~rashii sebagai denbun no hyougen sulit dipahami?
3. Apakah kemiripan penggunaan jodoushi ~souda dan ~rashii menjadi salah satu faktor yang menyebabkan mahasiswa tingkat III JPBJ UPI sulit untuk memahami jodoushi tersebut?
4. Kesulitan apa saja yang dialami oleh mahasiswa tingkat III JPBJ UPI dalam memahami kedua jodoushi tersebut?
5. Apakah jodoushi ~souda dan ~rashii sebagai denbun no hyougen jarang dipelajari?
C. Rumusan dan Batasan Masalah
1. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut:
b. Apa saja kesulitan yang dialami oleh mahasiswa tingkat III JPBJ UPI serta faktor yang menyebabkan kesulitan tersebut muncul dalam menggunakan jodoushi ~souda dan ~rashii sebagai denbun no hyougen?
2. Batasan Masalah
Agar pembahasan tidak meluas dan tetap terfokus pada tujuan penelitian, peneliti membatasi permasalahan sebagai berikut:
a. Penelitian ini merupakan studi deskriptif terhadap mahasiswa tingkat III JPBJ UPI tahun 2013/2014.
b. Masalah yang diteliti hanya hal-hal yang berkaitan dengan pemahaman mahasiswa terhadap penggunaan jodoushi ~souda dan ~rashii sebagai denbun no hyougen saja. Serta kesulitan apa saja yang mereka alami dalam
menggunakan jodoushi tersebut dan faktor penyebabnya.
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui tingkat pemahaman mahasiswa tingkat III JPBJ UPI terhadap penggunaan jodoushi ~souda dan ~rashii sebagai denbun no hyougen. 2. Untuk mengetahui apa saja kesulitan yang dialami oleh mahasiswa tingkat III
JPBJ UPI dalam menggunakan jodoushi ~souda dan ~rashii serta faktor apa saja yang menyebabkan kesulitan tersebut muncul.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini diantaranya sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
a. Bagi pengajar, penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber referensi dalam pengajaran kata, khususnya jodoushi (verba bantu) ~souda dan ~rashii. Selain itu, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi
evaluasi bagi pengajar, sehingga pengajar dapat menemukan cara pengajaran yang tepat agar pembelajar tidak mengalami kesulitan dan dapat mudah memahami penggunaan jodoushi tersebut.
b. Bagi pembelajar, penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber referensi dan dapat meningkatkan pemahaman tentang penggunaan jodoushi (verba bantu) ~souda dan ~rashii.
c. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan menjadi wawasan baru dalam mengkaji ilmu linguistik dan pendidikan.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode dan Desain Penelitian
Dalam melakukan penelitian, dibutuhkan metode untuk memecahkan suatu masalah. Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya (Arikunto, 1999, hlm. 151). Ada beberapa metode yang sering digunakan. Metode-metode tersebut digunakan sesuai dengan jenis dan kebutuhan dari penelitiannya. Menggunakan metode penelitian yang tepat akan memperlancar proses pemecahan masalah yang diteliti. Masalah yang diteliti perlu dipecahkan dengan metode penelitian secara sitematis, logis, dan terarah.
Metode yang digunakan untuk memecahkan masalah dalam penelitian ini yaitu metode penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk menggambarkan atau menjabarkan suatu fenomena yang terjadi saat ini dengan menggunakan prosedur ilmiah untuk menjawab masalah secara aktual (Sutedi, 2005, hlm. 24). Dengan metode ini, penulis akan menjabarkan situasi sebenarnya tentang bagaimana tingkat pemahaman mahasiswa terhadap penggunaan jodoushi ~souda dan ~rashii sebagai denbun no hyougen secara ilmiah.
Adapun langkah kerja dalam penelitian deskriptif secara umum menurut Sutedi (2009, hlm. 58) yaitu:
a. Memilih dan merumuskan masalah;
b. Menentukan jenis data dan prosedur pengumpulannya; c. Menganalisa data;
Adapun desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain survei, dimana peneliti akan mengambil sampel dari suatu populasi yaitu mahasiswa JPBJ FPBS UPI tingkat III.
B. Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/ subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2013, hlm. 117). Dalam penelitian ini, populasinya yaitu Mahasiswa tingkat III JPBJ UPI tahun 2013/2014.
Setelah melakukan observasi dengan cara menyebar angket pada mahasiswa tingkat III JPBJ UPI, maka diperoleh hasil yang menyatakan bahwa mahasiswa tingkat III JPBJ UPI kelas A, kelas B, dan kelas C mendekati homogen. Oleh karena itu, teknik sampling yang digunakan yaitu teknik random. Menurut Sutedi, teknik ini hanya bisa dilakukan jika populasinya dianggap memiliki karakter sama atau mendekati homogen dengan jumlah yang relatif banyak (2009, hlm. 180). Jumlah mahasiswa tingkat III sebanyak 100 orang, dengan rincian: Kelas A : 35 orang
Kelas B : 34 orang Kelas C : 31 orang Jumlah : 100 orang
Karena jumlah populasi relatif banyak, maka peneliti menentukan ukuran sampel minimal dengan rumus sebagai berikut:
d = Presisi yang digunakan
Dengan rumus tersebut, maka didapat sampel minimal sebanyak:
2
Sementara itu, untuk menentukan jumlah sampel dari setiap kelasnya, peneliti menggunakan rumus ukuran proporsional (proportional to size) sebagai berikut:
Ni = Ukuran populasi tiap stratum
N = Ukuran populasi
n = Ukuran sampel
Berdasarkan rumus di atas, diperoleh ukuran proporsional sampel dari masing-masing kelas sebagai berikut:
Tabel 3.1
Ukuran Proporsional Sampel
Kelas Jumlah Sampel Kelas A 18 orang Kelas B 17 orang Kelas C 15 orang
C. Definisi Operasional
Untuk menghindari kesalahpahaman antara penulis dan pembaca, maka penulis menjelaskan beberapa definisi istilah dari penelitian ini sebagai berikut:
1. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1994), yang dimaksud dengan analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan, dsb) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya (sebab-musabab, duduk perkaranya, dsb). Pada penelitian ini, analisis merupakan kajian yang dilakukan secara mendalam terhadap suatu masalah yang diteliti.
2. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1994), yang dimaksud dengan pemahaman yaitu proses, perbuatan, cara memahami atau memahamkan. Dalam penelitian ini, pemahaman yaitu kemampuan kognitif seseorang dalam memahami pengetahuan / materi.
3. Analisis tingkat pemahaman mahasiswa terhadap penggunaan jodoushi ~souda dan ~rashii sebagai denbun no hyougen adalah kajian yang dilakukan
secara mendalam untuk mengetahui seberapa besar tingkat kemampuan mahasiswa dalam memahami dan menggunakan jodoushi ~souda dan ~rashii yang digunakan untuk memberitahukan sebuah informasi yang didengar dari orang lain kepada orang lain.
4. Jodoushi adalah kelompok kelas kata yang termasuk fuzokugo yang dapat berubah bentuknya (Sudjianto dan Dahidi, 2009, hlm. 174).
5. Dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan ~souda adalah verba bantu yang digunakan untuk mengungkapkan informasi yang telah didengar dari orang lain ataupun dibaca dari buku dan surat kabar kepada orang lain. ~souda dapat diartikan “katanya” atau “saya dengar ...”.
dari orang lain kepada orang lain, namun informasi tersebut belum tentu benar adanya.
7. Denbun adalah jenis jodoushi yang dipakai pada waktu menyampaikan atau memberitahukan lagi berita atau kabar yang didengar dari orang lain kepada orang lain (Sudjianto dan Dahidi, 2009, hlm. 174).
D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah (Arikunto, 1999, hlm. 151). Sedangkan menurut Sutedi, instrumen penelitian yaitu alat yang digunakan untuk mengumpulkan atau menyediakan berbagai data yang diperlukan dalam kegiatan penelitian (2009, hlm. 155). Dalam penelitian ini, data akan diolah dengan ilmu statistik karena data yang diperoleh dari sample adalah berupa angka. Dengan demikian, penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu berupa tes, dan angket.
1. Tes
Menurut Arikunto (1999, hlm. 139) yang dimaksud dengan tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Tes terdiri dari dua jenis tes, yaitu tes objektif dan tes subjektif. Tes objektif digunakan untuk mengukur sejauh mana pemahaman mahasiswa dalam menggunakan dan membedakan verba bantu ~souda dan ~rashii sebagai denbun no hyougen. Oleh karena itu, tes objektif yang diberikan
menerjemahkan kalimat kedalam bahasa Jepang dengan menggunakan jodoushi ~souda atau ~rashii dengan tepat.
Sebelum membuat soal tes, peneliti terlebih dahulu membuat kisi-kisi soal tes. Berikut ini adalah kisi-kisi soal tes yang telah disusun oleh peneliti:
Tabel 3.2
Kisi-kisi Soal Tes
kalimat kedalam
Dari kisi-kisi soal tersebut, peneliti mencari dan menginventarisir kalimat mengenai jodoushi ~souda dan ~rashii dari beberapa sumber untuk dijadikan soal tes berupa sakurei. Selain itu, peneliti juga mencoba membuat contoh kalimat jitsurei mengenai jodoushi ~souda dan ~rashii dengan berlandaskan teori yang
ada. Sebelum menguji cobakan tes tersebut, peneliti terlebih dahulu melakukan uji validitas, reliabilitas, dan lain sebagainya sebagai berikut ini:
a. Uji Validitas
Untuk menguji validitas dari instrumen tes yang telah peneliti buat, peneliti menggunakan rumus sebagai berikut:
X : nilai ulangan harian siswa perorangan X : jumlah nilai-nilai x
X2 : jumlah kuadrat nilai-nilai x
Y : nilai perorangan dari instrumentes yang dikembangkan Y : jumlah nilai-nilai y
Y2 : jumlah kuadrat nilai-nilai y
XY : jumlah perkalian nilai X dan Y
Setelah menguji validitas instrumen, peneliti kemudian melakukan interpretasi nilai rxy menurut Guilford, J.P. (dalam Suherman,1990, hlm.147) sebagai berikut:
Tabel 3.3
Interpretasi Koefisien Validitas
KoefisienValiditas Keterangan
0,90 < rxy ≤ 1,00 Sangat tinggi 0,70 < rxy ≤ 0,90 Tinggi 0,40 < rxy ≤ 0,70 Sedang 0,20 < rxy ≤ 0,40 Rendah
rxy ≤ 0,20 Valid
Berdasarkan uji coba yang telah dilakukan dan dianalisis dengan menggunakan Microsoft Office Excel 2007, maka diperoleh hasil perhitungan validitas tiap butir soal berikut ini:
Tabel 3.4
Hasil Analisis Validitas Butir Soal
Soal Bagian No. Soal Koefisien Validitas Interpretasi
1 0,49 Sedang
2 0,72 Tinggi
3 0,74 Tinggi
I
5 0,74 Tinggi
6 0,71 Tinggi
7 0,55 Sedang
8 0,68 Sedang
9 0,71 Tinggi
10 0,80 Tinggi
11 0,49 Sedang
12 0,74 Tinggi
13 0,74 Tinggi
14 0,64 Sedang
15 0,55 Sedang
16 0,64 Sedang
17 0,63 Sedang
18 0,61 Sedang
19 0,54 Sedang
20 0,58 Sedang
II
1 0,68 Sedang
2 0,80 Tinggi
3 0,80 Tinggi
4 0,54 Sedang
5 0,80 Tinggi
III
1 0,60 Sedang
2 0,66 Sedang
3 0,66 Sedang
4 0,91 Sangat Tinggi
5 0,91 Sangat Tinggi
6 0,73 Tinggi
8 0,40 Sedang
9 0,86 Tinggi
10 0,48 Sedang
IV
1 0,93 Sangat Tinggi
2 0,82 Tinggi
3 0,95 Sangat Tinggi
4 0,96 Sangat Tinggi
5 0,67 Sedang
Berdasarkan tabel di atas, maka diketahui bahwa 19 buah soal memiliki validitas yang sedang, 16 buah soal memiliki validitas yang tinggi, dan 5 buah soal memiliki validitas yang sangat tinggi.
b. Uji Reliabilitas
Selain uji validitas, peneliti juga melakukan uji reliabilitas agar instrumen yang digunakan memiliki sifat keajegan, dengan rumus berikut:
(Suherman, 1990, hlm. 194)
Keterangan:
n : banyak butirsoal
: varians skor butir soal ke-i : varians skor total
Untuk menginterpretasikan derajat reliabilitas digunakan interpretasi yang dibuat oleh J.P. Guilford (dalam Suherman, 1990, hlm. 177) sebagai berikut:
Tabel 3.5
KoefisienReliabilitas Keterangan
r11 ≤ 0,20 sangatrendah
0,20 < r11 ≤ 0,40 rendah 0,40 < r11 ≤ 0,60 sedang 0,60 < r11 ≤ 0,80 tinggi 0,80 < r11 ≤ 1,00 sangattinggi
Berdasarkan uji coba yang telah dilakukan dan dianalisis dengan menggunakan Microsoft Office Excel 2007, maka diperoleh hasil koefisien reliabilitas seperti berikut ini:
Tabel 3.6
Hasil Analisis Reliabilitas Soal
Soal Bagian Koefisien Reliabilitas (r11) Interpretasi
I 0,98 Sangat Tinggi
II 0,69 Tinggi
III 0,89 Sangat Tinggi
IV 0,81 Sangat Tinggi
Berdasarkan koefisien reliabilitas yang diperoleh dari tebel di atas, maka diketahui bahwa soal bagian I memiliki reliabilitas yang sangat tinggi, soal bagian II memiliki reliabilitas yang tinggi, sial bagian III memiliki reliabilitas yang sangat tinggi, dan soal bagian IV memiliki reliabilitas yang sangat tinggi.
c. Daya Pembeda
Peneliti menghitung daya pembeda instrumen dengan rumus:
Keterangan:
SMI : Skor Maksimum Ideal
JBA : Banyaknya siswa kelompok atas yang menjawab benar JBB : Banyaknya siswa kelompok bawah yang menjawab benar JSA : Banyaknya siswa kelompok atas
Tabel 3.7
Interpretasi Nilai Daya Pembeda
Nilai Daya Pembeda Keterangan
DP ≤0 Sangat jelek
0 < DP ≤ 0,20 Jelek 0,20 < DP ≤ 0,40 Cukup 0,40 < DP ≤ 0,70 Baik 0,70 < DP ≤ 1,00 Sangat baik
Berdasarkan uji coba yang telah dilakukan dan dianalisis dengan menggunakan Microsoft Office Excel 2007, maka diperoleh hasil daya pembeda seperti berikut ini:
Tabel 3.8
Hasil Analisis Daya Pembeda Soal
Soal Bagian No. Soal Daya Pembeda Interpretasi
I
1 0,6 Baik
2 0,8 Sangat Baik
3 0,6 Baik
4 0,6 Baik
5 0,6 Baik
6 0,6 Baik
7 0,6 Baik
8 0,6 Baik
10 0,6 Baik
11 0,6 Baik
12 0,6 Baik
13 0,6 Baik
14 0,6 Baik
15 0,6 Baik
16 0,6 Baik
17 0,6 Baik
18 0,6 Baik
19 0,6 Baik
20 0,6 Baik
II
1 0,8 Sangat Baik
2 0,6 Baik
3 0,6 Baik
4 0,6 Baik
5 0,6 Baik
III
1 0,6 Baik
2 0,6 Baik
3 0,6 Baik
4 0,8 Sangat Baik
5 0,8 Sangat Baik
6 0,6 Baik
7 0,6 Baik
8 0,6 Baik
9 0,6 Baik
10 0,4 Cukup
1 0,47 Baik
IV 3 0,53 Baik
4 0,6 Baik
5 0,47 Baik
Berdasarkan daya pembeda di atas, maka diketahui bahwa empat buah soal memiliki daya pembeda yang sangat baik, 35 soal memiliki daya pembeda yang baik, dan satu buah soal memiliki daya pembeda yang cukup.
d. Indeks Kesukaran
Indeks kesukaran dilakukan untuk mengetahui tingkat kesukaran dari setiap soal yang diuji cobakan, dengan rumus berikut ini:
Keterangan:
IK : Indeks Kesukaran : Rerata
SMI : Skor Maksimal Ideal
Tabel 3.9
Interpretasi Indeks Kesukaran
IndeksKesukaran Keterangan
IK = 0,00 Soal terlalu sukar 0,00 < IK 0,30 Soal sukar 0,30 < IK 0,70 soal sedang
0,70 < IK <1,00 soal mudah IK = 1,00 soal terlalu mudah
Tabel 3.10
Hasil Analisis Indeks Kesukaran
Soal Bagian No. Soal Indeks Kesukaran Interpretasi
I
1 0,5 Sedang
2 0,6 Sedang
3 0,5 Sedang
4 0,7 Sedang
5 0,5 Sedang
6 0,5 Sedang
7 0,5 Sedang
8 0,3 Sukar
9 0,5 Sedang
10 0,7 Sedang
11 0,5 Sedang
12 0,5 Sedang
13 0,5 Sedang
14 0,5 Sedang
15 0,5 Sedang
16 0,5 Sedang
17 0,7 Sedang
18 0,3 Sukar
19 0,3 Sukar
20 0,5 Sedang
II
1 0,6 Sedang
2 0,7 Sedang
3 0,7 Sedang
4 0,7 Sedang
III
1 0,7 Sedang
2 0,7 Sedang
3 0,7 Sedang
4 0,6 Sedang
5 0,6 Sedang
6 0,7 Sedang
7 0,7 Sedang
8 0,7 Sedang
9 0,7 Sedang
10 0,6 Sedang
IV
1 0,57 Sedang
2 0,73 Mudah
3 0,73 Mudah
4 0,57 Sedang
5 0,37 Sedang
Berdasarkan indeks kesukaran pada tabel di atas, maka diketahui bahwa dua buah soal memiliki indeks kesukaran yang mudah, 35 buah soal memiliki indeks kesukaran yang sedang, dan tiga buah soal memiliki indeks kesukaran yang sukar.
2. Angket
yang dialami oleh mahasiswa tingkat III JPBJ UPI dalam menggunakan jodoushi ~souda dan ~rashii sebagai denbun no hyougen, serta faktor penyebab munculnya
kesulitan tersebut. Sebelum membuat angket, peneliti menjabarkan terlebih dahulu apa saja yang ingin diketahui oleh peneliti agar masalah yang diteliti tampak jelas sehingga proses pembuatan angket lebih terarah dalam peta uraian masalah. Dalam angket ini, peneliti membagi masalah dalam dua kategori, yaitu:
Gambar 3.1
Peta Uraian Masalah
Kesulitan apa saja yang dialami oleh mahasiswa pada saat menggunakan jodoushi ~souda
dan ~rashii sebagai denbun no hyougen.
Faktor apa saja yang menyebabkan mahasiswa mengalami kesulitan dalam menggunakan jodoushi ~souda
Setelah membuat peta uraian masalah, peneliti membuat kisi-kisi angket berdasarkan apa yang sudah diuraikan dalam peta uraian masalah.
Tabel 3.11
Kisi-Kisi Angket
No. Aspek yang Diamati Nomor Soal Jumlah Soal
1. Kesulitan dalam
3. Kesulitan dalam memahami penggunaannya.
4. Kesulitan dalam menentukan maknanya. 5. Kesulitan dalam membuat
kalimat menggunakan jodoushi tersebut.
6. Sering kali tertukar dalam menggunakan jodoushi tersebut.
1. Tidak mengetahui tentang jodoushi tersebut.
2. Tidak pernah dipelajari ketika perkuliahan. 3. Dosen tidak menjelaskan
secara rinci mengenai jodoushi tersebut. 4. Tidak memperhatikan
dosen ketika perkuliahan. 5. Jarang muncul dalam buku
teks bahasa Jepang. 6. Tidak pernah membaca
buku yang menjelaskan tentang jodoushi tersebut. 7. Jodoushi tersebut jarang
digunakan.
8. Menganggap tidak penting untuk dipelajari.
9. Tidak mengetahui perbedaannya.
10. Tidak mengetahui fungsi dan maknanya.
1. Mengetahui kesulitan apa saja yang dialami mahasiswa pada saat menggunakan jodoushi ~souda dan ~rashii sebagai denbun no hyougen.
20, 21, 22, 23 4 soal
2. Mengetahui faktor apa saja yang menyebabkan mahasiswa sulit dalam menggunakan jodoushi ~souda dan ~rashii sebagai denbun no hyougen.
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, dan 24
20 soal
Dari kisi-kisi angket tersebut peneliti mencoba membuat angket yang berjumlah 24 soal, dengan 4 soal yang berindikator mengetahui kesulitan apa saja yang dialami mahasiswa pada saat menggunakan jodoushi ~souda dan ~rashii sebagai denbun no hyougen, serta 20 soal yang berindikator mengetahui faktor apa saja yang menyebabkan mahasiswa sulit dalam menggunakan jodoushi ~souda dan ~rashii sebagai denbun no hyougen. Peneliti menggunakan Skala
Likert berbentuk checklist dalam membuat angket. Skala Likert digunakan untuk
mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2013, hlm. 134). Dalam penelitian ini, angket skala likert berbentuk checklist digunakan untuk mengukur pendapat mahasiswa
terhadap kesulitan yang dialami dalam menggunakan jodoushi ~souda dan ~rashii serta faktor apa saja yang menyebabkannya.
E. Prosedur Penelitian
1. Menyusun proposal penelitian;
2. Observasi untuk melihat keadaan di lapangan; 3. Studi literatur;
4. Mengumpulkan data berupa kalimat dari berbagai sumber (jitsurei) dan membuat kalimat sendiri (sakurei);
5. Menyusun instrumen penelitian;
6. Melakukan konsultasi mengenai instrumen penelitian dengan pembimbing dan dosen lainnya;
7. Melakukan uji validitas dan reliabilitas 8. Melakukan expert judgement;
9. Mengumpulkan data dengan cara memberikan tes dan angket; 10.Analisis dan pengolahan data;
11.Membuat laporan hasil penelitian; 12.Penyempurnaan laporan.
F. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data
1. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data seperti berikut ini:
a. Studi Literatur
Agar penelitian berjalan dengan lancar, peneliti melakukan studi literatur terlebih dahulu dalam mengumpulkan data. Studi literatur ini dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai masalah yang diteliti serta tentang hal-hal yang menyangkut penelitian untuk menambah pengetahuan peneliti. Dalam hal ini, peneliti mengumpulkan berbagai informasi tentang jodoushi ~souda dan ~rashii, serta tentang denbun no hyougen dari buku, jurnal, internet, dan penelitian terdahulu. Buku-buku yang digunakan diantaranya yaitu Nihongo no Bunpou, Effective Japanese Usage Guide, Nihongo Kyouiku Jiten, Shokyuu
Kajian Morfologi, Penelitian Pendidikan Bahasa Jepang, Prosedur Penelitian, Metode Penelitian Pendidikan, dan lain sebagainya.
b. Studi Lapangan
Selain studi literatur, peneliti juga melakukan studi lapangan untuk mengumpulkan data. Studi lapangan yang dilakukan oleh peneliti berupa pemberian tes yang terdiri dari tes objektif dan tes subjektif, serta angket kepada mahasiswa tingkat III JPBJ UPI. Dalam penelitian ini, teknik pengambilan data dilakukan satu kali atau biasa disebut dengan one shoot model.
2. Teknik Analisis Data
Setelah memperoleh data dengan melakukan tes dan menyebar angket, lalu data tersebut diolah, diamati, dianalisis, serta diinterpretasikan. Karena data yang diperoleh berupa angka, maka data diolah secara statistik seperti berikut ini:
a. Tes
Langkah-langkah yang dilakukan untuk mengolah data yang diperoleh dari hasil tes yaitu sebagai berikut:
1) Memeriksa jawaban yang benar dan salah dari setiap bentuk soal. 2) Menjumlahkan jawaban yang benar dan salah.
3) Mencari frekuensi dan persentase jawaban yang benar dan salah dengan menggunakan rumus:
Keterangan:
P : persentase jawaban f : frekuensi jawaban x : jumlah responden
4) Mengubah skor mentah menjadi nilai standar 100 dengan menggunakan rumus:
Keterangan:
R : nilai yang dicari N : skor mentah S : skor ideal
5) Menghitung tingkat pemahaman mahasiswa dari setiap aspek berdasarkan hasil tes dengan menggunakan rumus:
Keterangan :
P : persentase tingkat kemampuan : jumlah skor standar
S : jumlah responden
Tabel 3.12
Penafsiran Standar Penilaian
Angka Keterangan 86-100 Sangat Baik
76-85 Baik 66-75 Cukup 56-65 Kurang 46-55 Sangat Kurang 36-45 Buruk
0-35 Sangat Buruk
7) Melakukan interpretasi dan menyusun kesimpulan.
b. Angket
Langkah-langkah yang dilakukan untuk mengolah data yang diperoleh dari hasil angket yaitu sebagai berikut:
1) Menghitung frekuensi dan persentase jawaban dari setiap nomor pertanyaan dengan rumus :
Keterangan:
P : persentase jawaban f : frekuensi jawaban x : jumlah responden
2) Menyusun tabel frekuensi dan persentase jawaban dari setiap pertanyaan. 3) Menganalisis dan menginterpretasikan jawaban sampel setiap nomor
Tabel 3.13
Pedoman Penafsiran Angket
Jumlah Responden (%) Interpretasi
0 Tidak ada
1-5 Hampir tidak ada
6-25 Sebagian kecil
26-49 Hampir setengahnya
50 Setengahnya
51-75 Lebih dari setengahnya
76-95 Sebagian besar
96-99 Hampir seluruhnya
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode dan Desain Penelitian
Dalam melakukan penelitian, dibutuhkan metode untuk memecahkan suatu masalah. Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya (Arikunto, 1999, hlm. 151). Ada beberapa metode yang sering digunakan. Metode-metode tersebut digunakan sesuai dengan jenis dan kebutuhan dari penelitiannya. Menggunakan metode penelitian yang tepat akan memperlancar proses pemecahan masalah yang diteliti. Masalah yang diteliti perlu dipecahkan dengan metode penelitian secara sitematis, logis, dan terarah.
Metode yang digunakan untuk memecahkan masalah dalam penelitian ini yaitu metode penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk menggambarkan atau menjabarkan suatu fenomena yang terjadi saat ini dengan menggunakan prosedur ilmiah untuk menjawab masalah secara aktual (Sutedi, 2005, hlm. 24). Dengan metode ini, penulis akan menjabarkan situasi sebenarnya tentang bagaimana tingkat pemahaman mahasiswa terhadap penggunaan jodoushi ~souda dan ~rashii sebagai denbun no hyougen secara ilmiah.
Adapun langkah kerja dalam penelitian deskriptif secara umum menurut Sutedi (2009, hlm. 58) yaitu:
a. Memilih dan merumuskan masalah;
b. Menentukan jenis data dan prosedur pengumpulannya; c. Menganalisa data;
Adapun desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain survei, dimana peneliti akan mengambil sampel dari suatu populasi yaitu mahasiswa JPBJ FPBS UPI tingkat III.
B. Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/ subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2013, hlm. 117). Dalam penelitian ini, populasinya yaitu Mahasiswa tingkat III JPBJ UPI tahun 2013/2014.
Setelah melakukan observasi dengan cara menyebar angket pada mahasiswa tingkat III JPBJ UPI, maka diperoleh hasil yang menyatakan bahwa mahasiswa tingkat III JPBJ UPI kelas A, kelas B, dan kelas C mendekati homogen. Oleh karena itu, teknik sampling yang digunakan yaitu teknik random. Menurut Sutedi, teknik ini hanya bisa dilakukan jika populasinya dianggap memiliki karakter sama atau mendekati homogen dengan jumlah yang relatif banyak (2009, hlm. 180). Jumlah mahasiswa tingkat III sebanyak 100 orang, dengan rincian: Kelas A : 35 orang
Kelas B : 34 orang Kelas C : 31 orang Jumlah : 100 orang
Karena jumlah populasi relatif banyak, maka peneliti menentukan ukuran sampel minimal dengan rumus sebagai berikut:
d = Presisi yang digunakan
Dengan rumus tersebut, maka didapat sampel minimal sebanyak:
2
Sementara itu, untuk menentukan jumlah sampel dari setiap kelasnya, peneliti menggunakan rumus ukuran proporsional (proportional to size) sebagai berikut:
Ni = Ukuran populasi tiap stratum
N = Ukuran populasi
n = Ukuran sampel
Berdasarkan rumus di atas, diperoleh ukuran proporsional sampel dari masing-masing kelas sebagai berikut:
Tabel 3.1
Ukuran Proporsional Sampel
Kelas Jumlah Sampel Kelas A 18 orang Kelas B 17 orang Kelas C 15 orang
C. Definisi Operasional
Untuk menghindari kesalahpahaman antara penulis dan pembaca, maka penulis menjelaskan beberapa definisi istilah dari penelitian ini sebagai berikut:
1. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1994), yang dimaksud dengan analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan, dsb) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya (sebab-musabab, duduk perkaranya, dsb). Pada penelitian ini, analisis merupakan kajian yang dilakukan secara mendalam terhadap suatu masalah yang diteliti.
2. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1994), yang dimaksud dengan pemahaman yaitu proses, perbuatan, cara memahami atau memahamkan. Dalam penelitian ini, pemahaman yaitu kemampuan kognitif seseorang dalam memahami pengetahuan / materi.
3. Analisis tingkat pemahaman mahasiswa terhadap penggunaan jodoushi ~souda dan ~rashii sebagai denbun no hyougen adalah kajian yang dilakukan
secara mendalam untuk mengetahui seberapa besar tingkat kemampuan mahasiswa dalam memahami dan menggunakan jodoushi ~souda dan ~rashii yang digunakan untuk memberitahukan sebuah informasi yang didengar dari orang lain kepada orang lain.
4. Jodoushi adalah kelompok kelas kata yang termasuk fuzokugo yang dapat berubah bentuknya (Sudjianto dan Dahidi, 2009, hlm. 174).
5. Dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan ~souda adalah verba bantu yang digunakan untuk mengungkapkan informasi yang telah didengar dari orang lain ataupun dibaca dari buku dan surat kabar kepada orang lain. ~souda dapat diartikan “katanya” atau “saya dengar ...”.
dari orang lain kepada orang lain, namun informasi tersebut belum tentu benar adanya.
7. Denbun adalah jenis jodoushi yang dipakai pada waktu menyampaikan atau memberitahukan lagi berita atau kabar yang didengar dari orang lain kepada orang lain (Sudjianto dan Dahidi, 2009, hlm. 174).
D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah (Arikunto, 1999, hlm. 151). Sedangkan menurut Sutedi, instrumen penelitian yaitu alat yang digunakan untuk mengumpulkan atau menyediakan berbagai data yang diperlukan dalam kegiatan penelitian (2009, hlm. 155). Dalam penelitian ini, data akan diolah dengan ilmu statistik karena data yang diperoleh dari sample adalah berupa angka. Dengan demikian, penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu berupa tes, dan angket.
1. Tes
Menurut Arikunto (1999, hlm. 139) yang dimaksud dengan tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Tes terdiri dari dua jenis tes, yaitu tes objektif dan tes subjektif. Tes objektif digunakan untuk mengukur sejauh mana pemahaman mahasiswa dalam menggunakan dan membedakan verba bantu ~souda dan ~rashii sebagai denbun no hyougen. Oleh karena itu, tes objektif yang diberikan
menerjemahkan kalimat kedalam bahasa Jepang dengan menggunakan jodoushi ~souda atau ~rashii dengan tepat.
Sebelum membuat soal tes, peneliti terlebih dahulu membuat kisi-kisi soal tes. Berikut ini adalah kisi-kisi soal tes yang telah disusun oleh peneliti:
Tabel 3.2
Kisi-kisi Soal Tes
kalimat kedalam
Dari kisi-kisi soal tersebut, peneliti mencari dan menginventarisir kalimat mengenai jodoushi ~souda dan ~rashii dari beberapa sumber untuk dijadikan soal tes berupa sakurei. Selain itu, peneliti juga mencoba membuat contoh kalimat jitsurei mengenai jodoushi ~souda dan ~rashii dengan berlandaskan teori yang
ada. Sebelum menguji cobakan tes tersebut, peneliti terlebih dahulu melakukan uji validitas, reliabilitas, dan lain sebagainya sebagai berikut ini:
a. Uji Validitas
Untuk menguji validitas dari instrumen tes yang telah peneliti buat, peneliti menggunakan rumus sebagai berikut:
X : nilai ulangan harian siswa perorangan X : jumlah nilai-nilai x
X2 : jumlah kuadrat nilai-nilai x
Y : nilai perorangan dari instrumentes yang dikembangkan Y : jumlah nilai-nilai y
Y2 : jumlah kuadrat nilai-nilai y
XY : jumlah perkalian nilai X dan Y
Setelah menguji validitas instrumen, peneliti kemudian melakukan interpretasi nilai rxy menurut Guilford, J.P. (dalam Suherman,1990, hlm.147) sebagai berikut:
Tabel 3.3
Interpretasi Koefisien Validitas
KoefisienValiditas Keterangan
0,90 < rxy ≤ 1,00 Sangat tinggi 0,70 < rxy ≤ 0,90 Tinggi 0,40 < rxy ≤ 0,70 Sedang 0,20 < rxy ≤ 0,40 Rendah
rxy ≤ 0,20 Valid
Berdasarkan uji coba yang telah dilakukan dan dianalisis dengan menggunakan Microsoft Office Excel 2007, maka diperoleh hasil perhitungan validitas tiap butir soal berikut ini:
Tabel 3.4
Hasil Analisis Validitas Butir Soal
Soal Bagian No. Soal Koefisien Validitas Interpretasi
1 0,49 Sedang
2 0,72 Tinggi
3 0,74 Tinggi
I
5 0,74 Tinggi
6 0,71 Tinggi
7 0,55 Sedang
8 0,68 Sedang
9 0,71 Tinggi
10 0,80 Tinggi
11 0,49 Sedang
12 0,74 Tinggi
13 0,74 Tinggi
14 0,64 Sedang
15 0,55 Sedang
16 0,64 Sedang
17 0,63 Sedang
18 0,61 Sedang
19 0,54 Sedang
20 0,58 Sedang
II
1 0,68 Sedang
2 0,80 Tinggi
3 0,80 Tinggi
4 0,54 Sedang
5 0,80 Tinggi
III
1 0,60 Sedang
2 0,66 Sedang
3 0,66 Sedang
4 0,91 Sangat Tinggi
5 0,91 Sangat Tinggi
6 0,73 Tinggi
8 0,40 Sedang
9 0,86 Tinggi
10 0,48 Sedang
IV
1 0,93 Sangat Tinggi
2 0,82 Tinggi
3 0,95 Sangat Tinggi
4 0,96 Sangat Tinggi
5 0,67 Sedang
Berdasarkan tabel di atas, maka diketahui bahwa 19 buah soal memiliki validitas yang sedang, 16 buah soal memiliki validitas yang tinggi, dan 5 buah soal memiliki validitas yang sangat tinggi.
b. Uji Reliabilitas
Selain uji validitas, peneliti juga melakukan uji reliabilitas agar instrumen yang digunakan memiliki sifat keajegan, dengan rumus berikut:
(Suherman, 1990, hlm. 194)
Keterangan:
n : banyak butirsoal
: varians skor butir soal ke-i : varians skor total
Untuk menginterpretasikan derajat reliabilitas digunakan interpretasi yang dibuat oleh J.P. Guilford (dalam Suherman, 1990, hlm. 177) sebagai berikut:
Tabel 3.5
KoefisienReliabilitas Keterangan
r11 ≤ 0,20 sangatrendah
0,20 < r11 ≤ 0,40 rendah 0,40 < r11 ≤ 0,60 sedang 0,60 < r11 ≤ 0,80 tinggi 0,80 < r11 ≤ 1,00 sangattinggi
Berdasarkan uji coba yang telah dilakukan dan dianalisis dengan menggunakan Microsoft Office Excel 2007, maka diperoleh hasil koefisien reliabilitas seperti berikut ini:
Tabel 3.6
Hasil Analisis Reliabilitas Soal
Soal Bagian Koefisien Reliabilitas (r11) Interpretasi
I 0,98 Sangat Tinggi
II 0,69 Tinggi
III 0,89 Sangat Tinggi
IV 0,81 Sangat Tinggi
Berdasarkan koefisien reliabilitas yang diperoleh dari tebel di atas, maka diketahui bahwa soal bagian I memiliki reliabilitas yang sangat tinggi, soal bagian II memiliki reliabilitas yang tinggi, sial bagian III memiliki reliabilitas yang sangat tinggi, dan soal bagian IV memiliki reliabilitas yang sangat tinggi.
c. Daya Pembeda
Peneliti menghitung daya pembeda instrumen dengan rumus:
Keterangan:
SMI : Skor Maksimum Ideal
JBA : Banyaknya siswa kelompok atas yang menjawab benar JBB : Banyaknya siswa kelompok bawah yang menjawab benar JSA : Banyaknya siswa kelompok atas
Tabel 3.7
Interpretasi Nilai Daya Pembeda
Nilai Daya Pembeda Keterangan
DP ≤0 Sangat jelek
0 < DP ≤ 0,20 Jelek 0,20 < DP ≤ 0,40 Cukup 0,40 < DP ≤ 0,70 Baik 0,70 < DP ≤ 1,00 Sangat baik
Berdasarkan uji coba yang telah dilakukan dan dianalisis dengan menggunakan Microsoft Office Excel 2007, maka diperoleh hasil daya pembeda seperti berikut ini:
Tabel 3.8
Hasil Analisis Daya Pembeda Soal
Soal Bagian No. Soal Daya Pembeda Interpretasi
I
1 0,6 Baik
2 0,8 Sangat Baik
3 0,6 Baik
4 0,6 Baik
5 0,6 Baik
6 0,6 Baik
7 0,6 Baik
8 0,6 Baik
10 0,6 Baik
11 0,6 Baik
12 0,6 Baik
13 0,6 Baik
14 0,6 Baik
15 0,6 Baik
16 0,6 Baik
17 0,6 Baik
18 0,6 Baik
19 0,6 Baik
20 0,6 Baik
II
1 0,8 Sangat Baik
2 0,6 Baik
3 0,6 Baik
4 0,6 Baik
5 0,6 Baik
III
1 0,6 Baik
2 0,6 Baik
3 0,6 Baik
4 0,8 Sangat Baik
5 0,8 Sangat Baik
6 0,6 Baik
7 0,6 Baik
8 0,6 Baik
9 0,6 Baik
10 0,4 Cukup
1 0,47 Baik
IV 3 0,53 Baik
4 0,6 Baik
5 0,47 Baik
Berdasarkan daya pembeda di atas, maka diketahui bahwa empat buah soal memiliki daya pembeda yang sangat baik, 35 soal memiliki daya pembeda yang baik, dan satu buah soal memiliki daya pembeda yang cukup.
d. Indeks Kesukaran
Indeks kesukaran dilakukan untuk mengetahui tingkat kesukaran dari setiap soal yang diuji cobakan, dengan rumus berikut ini:
Keterangan:
IK : Indeks Kesukaran : Rerata
SMI : Skor Maksimal Ideal
Tabel 3.9
Interpretasi Indeks Kesukaran
IndeksKesukaran Keterangan
IK = 0,00 Soal terlalu sukar 0,00 < IK 0,30 Soal sukar 0,30 < IK 0,70 soal sedang
0,70 < IK <1,00 soal mudah IK = 1,00 soal terlalu mudah
Tabel 3.10
Hasil Analisis Indeks Kesukaran
Soal Bagian No. Soal Indeks Kesukaran Interpretasi
I
1 0,5 Sedang
2 0,6 Sedang
3 0,5 Sedang
4 0,7 Sedang
5 0,5 Sedang
6 0,5 Sedang
7 0,5 Sedang
8 0,3 Sukar
9 0,5 Sedang
10 0,7 Sedang
11 0,5 Sedang
12 0,5 Sedang
13 0,5 Sedang
14 0,5 Sedang
15 0,5 Sedang
16 0,5 Sedang
17 0,7 Sedang
18 0,3 Sukar
19 0,3 Sukar
20 0,5 Sedang
II
1 0,6 Sedang
2 0,7 Sedang
3 0,7 Sedang
4 0,7 Sedang
III
1 0,7 Sedang
2 0,7 Sedang
3 0,7 Sedang
4 0,6 Sedang
5 0,6 Sedang
6 0,7 Sedang
7 0,7 Sedang
8 0,7 Sedang
9 0,7 Sedang
10 0,6 Sedang
IV
1 0,57 Sedang
2 0,73 Mudah
3 0,73 Mudah
4 0,57 Sedang
5 0,37 Sedang
Berdasarkan indeks kesukaran pada tabel di atas, maka diketahui bahwa dua buah soal memiliki indeks kesukaran yang mudah, 35 buah soal memiliki indeks kesukaran yang sedang, dan tiga buah soal memiliki indeks kesukaran yang sukar.
2. Angket
yang dialami oleh mahasiswa tingkat III JPBJ UPI dalam menggunakan jodoushi ~souda dan ~rashii sebagai denbun no hyougen, serta faktor penyebab munculnya
kesulitan tersebut. Sebelum membuat angket, peneliti menjabarkan terlebih dahulu apa saja yang ingin diketahui oleh peneliti agar masalah yang diteliti tampak jelas sehingga proses pembuatan angket lebih terarah dalam peta uraian masalah. Dalam angket ini, peneliti membagi masalah dalam dua kategori, yaitu:
Gambar 3.1
Peta Uraian Masalah
Kesulitan apa saja yang dialami oleh mahasiswa pada saat menggunakan jodoushi ~souda
dan ~rashii sebagai denbun no hyougen.
Faktor apa saja yang menyebabkan mahasiswa mengalami kesulitan dalam menggunakan jodoushi ~souda
Setelah membuat peta uraian masalah, peneliti membuat kisi-kisi angket berdasarkan apa yang sudah diuraikan dalam peta uraian masalah.
Tabel 3.11
Kisi-Kisi Angket
No. Aspek yang Diamati Nomor Soal Jumlah Soal
1. Kesulitan dalam
3. Kesulitan dalam memahami penggunaannya.
4. Kesulitan dalam menentukan maknanya. 5. Kesulitan dalam membuat
kalimat menggunakan jodoushi tersebut.
6. Sering kali tertukar dalam menggunakan jodoushi tersebut.
1. Tidak mengetahui tentang jodoushi tersebut.
2. Tidak pernah dipelajari ketika perkuliahan. 3. Dosen tidak menjelaskan
secara rinci mengenai jodoushi tersebut. 4. Tidak memperhatikan
dosen ketika perkuliahan. 5. Jarang muncul dalam buku
teks bahasa Jepang. 6. Tidak pernah membaca
buku yang menjelaskan tentang jodoushi tersebut. 7. Jodoushi tersebut jarang
digunakan.
8. Menganggap tidak penting untuk dipelajari.
9. Tidak mengetahui perbedaannya.
10. Tidak mengetahui fungsi dan maknanya.