• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PADA KEDAI SATE LUGINA DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PADA KEDAI SATE LUGINA DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN."

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PADA KEDAI SATE LUGINA DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN

SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pariwisata

Oleh :

RENDY PRATAMA PUTRA NIM. 1006090

PROGRAM STUDI MANAJEMEN INDUSTRI KATERING FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014

(2)

ANALISIS STRATEGI

PENGEMBANGAN USAHA PADA

KEDAI SATE LUGINA DALAM

MENINGKATKAN VOLUME

PENJUALAN

Oleh

Rendy Pratama Putra

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Rendy Pratama Putra 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

September 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)
(4)

i Rendy Pratama Putra, 2014

Analisis Strategi PEngembangan Usaha pada Kedai ASte Lugina dalam Meningkatkan Volume Penjualan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Kata Pengantar

Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala, Rabb semesta alam.

Shalawat dan salam semoga tetap dilimpahkan kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa alihi wa sallam, juga kepada keluarga dan segenap Sahabatnya

Radhiyallahu 'anhuma.

Alhamdulilah, berkat pertolongan Allah Subhanahu wa Ta’ala dan dengan

izin-NYA, penulis mampu menyelesaikan skripsi ini yang berjudul ‘’ Analisis

Strategi Pengembangan Usaha Pada Kedai Sate Lugina Dalam Meningkatkan Volume Penjualan ‘’

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak memperoleh bantuan,

bimbingan, saran dan motivasi baik moril maupun materil, semoga segala

kebaikan kalian dibalas oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Untuk itu, dalam

kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Novi Iswahyuni dan Surdana. Selaku orang tua penulis.

2. HP. Diyah Setiyorini, MM. Selaku pembimbing I dan Erry Sukriah SE.,M.SE

sebagai pembimbing II yang telah membantu, mengarahkan, meluangkan

waktu dan membagi ilmunya untuk membimbing dan mengarahkan penulis

dalam menyelesaikan skripsi ini.

3. Agus Sudono, SE.,MM. Selaku Ketua Prodi Manajemen Industri Katering.

4. Dewi sebagai pemilik Kedai Sate Lugina Seluruh staff di Kedai Sate Lugina

Cimahi.

5. Serta pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu atas segala

dukungan dan bantuannya. Penulis berharap semoga kebaikan, dukungan dan

bantuan dari semua pihak tersebut mendapat imbalan pahala yang berlipat

ganda dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Bandung, 16 Agustus 2014

(5)

ii Rendy Pratama Putra, 2014

Analisis Strategi PEngembangan Usaha pada Kedai ASte Lugina dalam Meningkatkan Volume Penjualan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penulis

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL

LEMBAR PERSETUJUAN

LEMBAR PENGESAHAN

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 7

1.3 Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian... 8

BAB II TINJAUAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Konsep Industri Wisata Seni Kulineri ... 9

2.1.1 Definisi Wisata Seni Kulineri (Gastronomi) ... 9

2.1.2 Jenis Bisnis Restoran sebagai Atraksi Wisata Kulineri ... 11

2.1.3 Bisnis Wisata Seni Kulineri Tergolong dalam UMKM ... 14

2.2 Konsep Manajemen Strategik dalam Rumah Makan sebagai Atraksi Wisata Seni Kuliner ... 16

(6)

iii Rendy Pratama Putra, 2014

Analisis Strategi PEngembangan Usaha pada Kedai ASte Lugina dalam Meningkatkan Volume Penjualan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2.2.2 Proses Manajemen Strategik ... 17

2.2.2.1 Mengidentifikasi Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan ... 18

2.2.2.2 Strategi Pengembangan Usaha Terhadap Volume Penjualan ... 18

2.2.2.3 Analisis Lingkungan Perusahaan ... 21

2.2.3 Manajemen Strategik dalam Bisnis Restoran ... 29

2.3 Kerangka Pemikiran ... 30

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian ... 32

3.2 Instrumen Penelitian ... 33

3.2.1 Definisi Operasionalisasi Variabel ... 34

3.3Teknik dan Alat Pengumpulan Data ... 41

3.3.1 Metode Observasi ... 42

3.3.2 Wawancara Mendalam (indepth interview) ... 43

3.3.3 Studi Dokumentasi dan Literatur ... 45

3.3.4 Triangulasi ... 45

3.4 Informan Penelitian... 46

3.5 Teknik Analisis Data ... 46

3.5.1 Analisis Lingkungan Perusahaan... 49

3.6 Tempat dan Waktu Penelitian ... 57

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN 4.1Sejarah Kedai Sate Lugina ... 58

4.1.1 Profil Kedai Sate Lugina ... 58

4.1.2 Produk KSL ... 60

4.1.3 Lokasi KSL... 63

4.1.4 Informan Penelitian... 63

4.1.5 Deksripsi dan Analisis Data ... 65

4.2Analisis Faktor Internal ... 65

(7)

iv Rendy Pratama Putra, 2014

Analisis Strategi PEngembangan Usaha pada Kedai ASte Lugina dalam Meningkatkan Volume Penjualan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4.2.1.1 Recruitment and Selection ... 65

4.2.1.2 Training and Developing ... 66

4.2.1.3 Performance Apprisal ... 66

4.2.1.4 Compensation Management ... 67

4.2.2 Manajemen Perusahaan... 67

4.2.2.1 Profil dan Segmen Pasar ... 67

4.2.2.2 Produk... 68

4.2.2.3 Harga ... 70

4.2.2.3 Distribusi ... 72

4.2.2.4 Promosi ... 73

4.2.3 Manajemen Keuangan ... 74

4.2.3.1 Sumber Dana ... 74

4.2.3.2 Biaya Modal ... 74

4.2.3.3 Struktur Modal ... 75

4.2.3.4 Perpajakan... 75

4.2.3.5 Perencanaan Keuangan ... 76

4.2.4 Manajemen Produksi dan Operasi ... 76

4.2.4.1 Proses... 77

4.2.4.2 Kapasitas ... 83

4.2.4.3 Persediaan ... 83

4.2.4.4 Tenaga Kerja ... 84

4.2.4.5 Kualitas ... 84

4.2.5 Faktor-Faktor Internal yang Menjadi Kekuataan dan Kelemah- an Bagi KSL ... 85

4.3Analisis Faktor Eksternal ... 86

4.3.1 Analisis Ekonomi... 86

4.3.2 Analisis Teknologi ... 88

4.3.2 Analisis Politik dan Hukum ... 89

4.3.3 Sosial ... 90

(8)

v Rendy Pratama Putra, 2014

Analisis Strategi PEngembangan Usaha pada Kedai ASte Lugina dalam Meningkatkan Volume Penjualan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4.3.5 Ancaman Masuknya Pendatang Baru/Pesaing ... 92

4.3.6 Ancaman dari Produk Pengganti ... 94

4.3.7 Kekuatan Daya Tawar Pemasok ... 94

4.3.8 Kekuataan Daya Tawar Pembeli ... 95

4.3.9 Persaingan Antara Perusahaan Sejenis ... 96

4.3.10 Faktor-Faktor Eksternal yang Menjadi Peluang dan Ancaman .... 96

4.4Matriks IFAS EFAS... 97

4.4.1 Analisis Matriks IFE (Internal Factor Evalution) ... 97

4.4.2 Analisis Matriks EFE (Eksternal Factor Evalution) ... 99

4.4.3 Analisis Matrik IE (Internal-Eksternal) ... 100

4.4.4 Analisis Matriks SWOT ... 103

4.5Alternatif Strategi QSPM ... 109

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1Kesimpulan... 113

5.2Saran ... 114

5.2.1 Perumusan Tujuan Saran... 114

5.2.2 Pemetaan Stategi QSPM ... 114

5.2.3 Operasi Strategi dan Rencana Tindak ... 116

(9)

vi Rendy Pratama Putra, 2014

Analisis Strategi PEngembangan Usaha pada Kedai ASte Lugina dalam Meningkatkan Volume Penjualan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1 Grafik Beban Pajak KSL 3 Tahun Terakhir ...6

Gambar 2.1 Model Manajemen Strategik ...17

Gambar 2.2 Lima Faktor Pendorong Kompetensi ...19

Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran ...31

Gambar 3.1 Komponen-komponen Analisis Data ...49

Gambar 3.2 Matriks EFE ...50

Gambar 3.3 Matriks IFE ...51

Gambar 3.4 Matriks IE...53

Gambar 3.5 Bagan Matriks SWOT...55

Gambar 4.1 Organigram Job Description KSL ...59

Gambar 4.2 Lokasi KSL ...63

Gambar 4.3 Alur Distribusi Menu Ala Carte dan Kambing Guling KSL ...77

(10)

vii Rendy Pratama Putra, 2014

Analisis Strategi PEngembangan Usaha pada Kedai ASte Lugina dalam Meningkatkan Volume Penjualan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 4.5 Matriks Internal-Eksternal(IE)Pada KSL... ...102

DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1.1 Daftar Restoran dan Jenisnya di Kota Cimahi ...4

Tabel 1.2 Pajak yang Disetorkan KSL Kepada Pemerintah...5

Tabel 1.3 Daftar Pesaing KSL Pada Tahun 2013 ...7

Tabel 3.1 Operasional Variabel ...35

Tabel 3.2 Matriks QSP (QSPM) ...57

Tabel 4.1 Infornan...64

Tabel 4.2 Menu Ala Carte dan Bahan Baku ...68

Tabel 4.3 Menu Ala Carte dan Harga ...70

Tabel 4.4 Daftar Harga Menu Utama Beberapa Restoran di Cimahi ...71

Tabel 4.5 Daftar Pemasok KSL ...95

(11)

viii Rendy Pratama Putra, 2014

Analisis Strategi PEngembangan Usaha pada Kedai ASte Lugina dalam Meningkatkan Volume Penjualan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 4.7 Matriks EFE ...99

Tabel 4.8 Matriks SWOT Pada KSL ... 104

(12)

Rendy Pratama Putra, 2014

Analisis Strategi PEngembangan Usaha pada Kedai ASte Lugina dalam Meningkatkan Volume Penjualan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Rendy Pratama Putra. NIM. 100690. Skripsi. Analisis Strategi Pengembangan Usaha Pada Kedai Sate Lugina Dalam Meningkatkan

Volume Penjualan.

Persaingan dibidang industri kuliner semakin ketat. Keberhasilan strategi pengembangan usaha pada Kedai Sate Lugina yang merupakan suatu industri kuliner ditentukan oleh pihak-pihak terkait, baik internal maupun eksternal perusahaan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui strategi-strategi dalam meningkatkan volume penjualan pada Kedai Sate Lugina. Lokasi penelitian adalah di Kedai Sate Lugina Kota Cimahi.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif, matriks SWOT dengan analisis IFAS dan EFAS, ditahap akhir penelitian dengan matriks QSPM. Pengumpulan data yang digunakan adalah melalui observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Keabsahan data diperoleh dengan cara triangulasi data. Hasil penelitian menunjukan bahwa yang menjadi kekuataan Kedai Sate Lugina adalah aktivitas kedai 24 jam (0,375) dan yang menjadi kelemahan adalah promosi masih sederhana (0,172) sedangkan yang menjadi peluang adalah konsumsi daging masyarakaat tinggi (0,596) dan yang menjadi ancaman ialah kenaikan harga bahan baku (0,3). Hasil perhitungan matriks QSPM adalah strategi mempertahankan aktivitas produksi operasi (16,56), melakukan diversifikasi produk (16,8), menggunakan perkembangan teknologi sebagai sarana pemasaran (15,71) dan meningkatkan kualitas SDM dalam bidang keuangan (14,83).

(13)

Rendy Pratama Putra, 2014

Analisis Strategi PEngembangan Usaha pada Kedai ASte Lugina dalam Meningkatkan Volume Penjualan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

Rendy Putra Pratama. NIM. 100690. Research. Strategy Analysis Business Development In Kedai Sate Lugina to Increase Sales Volume

Competition in the field of culinary industry has competitive stringent. The success of business development strategies in the Kedai Sate Lugina which is a culinary industry is determined by the relevant parties, both internal and external. The purpose of this research is to know the strategies to increase sales volume at Kedai Sate Lugina. Location of research is in the Kedai Sate Lugina in Cimahi. The research method use was qualitative, SWOT matrix, IFAS and EFAS, The final stage of the study with QSPM matrix. The techniques of data collection used were interviews, observation and documentation. The validity of data obtained by triangulation of sources. The results showed that the strengths of Kedai Sate Lugina is opened 24-hour everyday (0.375) and The weakness is doing promotion still in simple (0.172) while the opportunity societies need the highest of meats consumption (0.596) and that a threat is increase in raw material prices (0.3). QSPM matrix calculation result is a strategy to maintain the operation of production activities (16.56), diversification of products (16.8), using technology as a means as marketing development (15.71) To improve the quality of human resources of financial (14.83).

(14)

1 Rendy Pratama Putra, 2014

Analisis Strategi PEngembangan Usaha pada Kedai ASte Lugina dalam Meningkatkan Volume Penjualan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Banyak negara di dunia sekarang ini yang menganggap pariwisata sebagai

sebuah aspek penting dan integral dari strategi pengembangan negara, dinilai

dari aspek ekonomi pariwisata seperti yang kita ketahui berhubungan dengan

kegiatan ekonomi langsung berkaitan dengan kegiatan pariwisata, seperti usaha

restoran. Industri perestoranan atau industri makanan dan minuman ini sangat

berhubungan erat dengan persiapan dan penyajian dari beratus-ratus jenis

makanan dan minuman yang disajikan kepada berjuta-juta manusia sepanjang

hidup dan ini betul-betul bagian dari hidup, seseorang Richard C Ireland,

misalnya dalam bukunya The Professional waiterss, mengatakan bahwa Industri penyajian makanan dan minuman adalah suatu industri ‘’people to people’’, yaitu industri yang berhubungan dengan manusia, suatu industri yang melayani

kebutuhan orang lain yang jauh dari rumah atau kantor. Seperti kita ketahui

bahwa industri penyajian makan dan minuman ini mempunyai sejarah yang sudah

lama dan menjadi industri yang dinamik sepanjang tahun. Industri ini merupakan

industri yang bersifat kontemporer karena selalu berubah-ubah dari tahun ke tahun

berikutnya untuk mengikuti perkembangan jaman dan selera pembeli yang juga

tidak menetap akibat pola hidup seseorang atau masyarakaat yang selalu

berubah-ubah.

Pariwisata merupakan salah satu industri yang menghasilkan pertumbuhan

ekonomi yang cepat dalam menyediakan lapangan kerja, peningkatan

penghasilan, standar hidup serta menstimulasi sektor produktivitas lainnya.

Pengaruh industri pariwisata kecil dan menengah merupakan salah satu faktor

yang tidak kalah pentingnya yang berpotensi besar melahirkan industri pariwisata

(15)

2 Rendy Pratama Putra, 2014

Analisis Strategi PEngembangan Usaha pada Kedai ASte Lugina dalam Meningkatkan Volume Penjualan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Mayoritas pelaku bisnis di Indonesia dapat dikatakan adalah berskala usaha

kecil. Sebagaimana dilaporkan dalam data yang dilaporkan oleh Biro Pusat

Statistik, jumlah usaha kecil di Indonesia adalah sebanyak 14,1 juta usaha (96,1%)

dari 14,66 juta usaha yang disurvei di luar sektor pertanian. Dengan kata yang

diperoleh ini, dapat dikatakan bahwa para pengusaha di Indonesia kebanyakan

adalah pengusaha kecil. Dengan proporsi usaha kecil yang 96,1% tersebut, usaha

kecil di Indonesia telah memberikan kontribusi sebesar 66,1% terhadap

pendapatan domestik bruto dari Indonesia (data tahun 2001). Ini berarti bahwa

perkembangan bisnis dan ekonomi di Indonesia sangat bergantung kepada

perkembangan dari bisnis yang dijalankan oleh usaha kecil.

Terdapat beberapa anggapan pesimis seputar kegiatan dari usaha kecil.

Diantara beberapa anggapan pesimis tersebut diantaranya menyangkut

keberhasilan dari usaha kecil 66,1% kontribusi Produk Domestik Bruto berasal

dari usaha kecil, dan proporsi usaha kecil dalam bisnis di Indonesia adalah sebesar

96,1%. Ini berarti, jika usaha kecil tidak berjalan atau mengalami kegagalan, tentu

proporsi dan kontribusi usaha kecil dalam bisnis di Indonesia tidak akan sebesar

itu bukan? Selain persoalan keberhasilan usaha, anggapan pesimis lainnya adalah

menyangkut gaji atau penghasilan kecil yang diperoleh mereka yang menjalankan

usaha kecil. Tanpa definisi kecil dan besar dalam hal gaji cenderung besifat

relatif, pendapatan maksimum usaha kecil yaitu 1 miliar per tahun dan usaha

dijalankan maksimal oleh 20 orang. Jika kita kalkulasikan secara sistematis,

katakanlah diasumsikan total biaya dan beban dari hasil pendapatan adalah 60 %

dari total pendapatan, maka keuntungan yang dapat diperoleh sebuah usaha kecil

adalah 400 juta per tahun. Apabila keuntungan ini dibagi rata ke 20 orang pelaku

kecil, maka jumlah penghasilan untuk masing-masing orang per tahun adalah

sebesar 20 juta rupiah atau sekitar 1,7 juta per bulannya. Apakah dapat dikatakan

bahwa usaha kecil memang berarti berpendapatan kecil? Tentu perhitungan yang

dilakukan diatas juga tidak berarti bahwa usaha kecil selalu mampu mencapai

(16)

3 Rendy Pratama Putra, 2014

Analisis Strategi PEngembangan Usaha pada Kedai ASte Lugina dalam Meningkatkan Volume Penjualan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kenyataannya masih dapat ditemukan memberikan gaji yang lebih rendah jika

dibandingkan dengan usaha yang dijalankan secara mandiri, sekalipun usaha

tersebut berskala kecil. Keberhasilan usaha yang ditandai oleh pendapatan tidak

ditentukan oleh besar kecilnya skala usaha yang dijalankan karena skala usaha

bisnisnya lebih kecil, pengelolaan sumber daya organisasi bisnis dari usaha kecil

menjadi lebih sederhana dan mudah direncanakan dan dikendalikan.

Pada masa sekarang ini UKM adalah tulang punggung ekonomi Indonesia.

Jumlah UKM hingga 2011 mencapai sekitar 52 juta. UKM di Indonesia sangat

penting bagi ekonomi karena menyumbang 60% dari PDB dan menampung 97%

tenaga kerja. Industri kuliner lokal merupakan salah salah satu cabang pariwisata

yang mana industri ini akan terus berperan dan bergerak dalam ruang industri

pariwisata kreatif di Indonesia, jumlah penduduk Indonesia sebagai pasar

domestik yang besar membuat negeri ini kaya akan keberagaman kuliner

tradisional peran pemerintah dalam merangkul industri menengah kebawah yang

masuk pada industri kuliner ini sangat berpengaruh besar terciptanya peningkatan

kesejahteraan produktivitas dalam bidang pariwisata. Pada saat ini banyak

bermunculan UKM pada bidang kuliner hal ini memacu persaingan yang

berdampak positif pada perekonomian dan kepariwisataan suatu daerah, lain

halnya bagi produsen sebagai pemeran utama dituntut berpikir dan bekerja

seoptimal mungkin dalam membangun, mengembangan bisnisnya dengan

berbagai strategi yang lakukan agar tetap berkembang menghadapi berbagai

macam pesaing.

Kota Cimahi merupakan salah satu Kota yang cukup memberikan

kontribusi ekonominya yang cukup besar dari bidang pariwisata, saat ini banyak

bermunculan industri kuliner besar, menengah dan kecil bermunculan di Kota

Cimahi, seluruh elemen industri makanan dan minuman ini memberikan

kontribusi positifnya dalam proses pengembangan sumber daya manusia di kota

ini, menurut Dinas Pariwisata Kota Cimahi di tahun 2013 tercatat 47 Industri

(17)

4 Rendy Pratama Putra, 2014

Analisis Strategi PEngembangan Usaha pada Kedai ASte Lugina dalam Meningkatkan Volume Penjualan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

terhadap Pemerintahan Kota Cimahi. Berikut ini daftar nama nama restoran dan

jenisnya di Kota Cimahi :

Tabel 1.1 Daftar Restoran dan Jenisnya di Kota Cimahi

Wilayah Jenis Jumlah Nama

Cimahi Utara

Ethnic Food 14 Ampera, Sop buntut sentral, Padang Megasdar,

Pak kumis, Ramayana, Mirasa, Suryani, Cherry,

Bedu, Bejo, Baso Iqbal, Baso tomat,Sate Cipageran, Anur

Franchise 2 Pujasera Ramayana, Pizza Hut

Theme 2 Cafe kupu-kupu, CIC

Restoran

Cimahi Tengah

Ethnic Food 22 KSL, Soto solo, Nasi goreng kikil, Batagor ihsan,

Gado gado gatsu, Mie kocok gatsu, Kardan,

Mie gang sempit, Sate rel kereta, Sate ayam

alun-alun, Sate ayam jalan ria, Sate kelinci,

Mymo, Bu sri klaten, Pujasera pusdikbekang,

Laksana, Baso kepala sapi , Margana, R.M Yeni

Baso rudal, Ojo lali

Franchise 1 KFC

Cimahi selatan

Ethnic Food 6 R.M Dapur keraton, Mie kocok, Baso tresno

Mang otoy, Sate Bu sri klaten, Batagor Hanimun

Sumber : Dinas Pariwisata 2013

Berdasarkan Daftar 1.1 Restoran dan jenisnya di Kota Cimahi di atas

(18)

5 Rendy Pratama Putra, 2014

Analisis Strategi PEngembangan Usaha pada Kedai ASte Lugina dalam Meningkatkan Volume Penjualan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Utara, Cimahi Tengah dan Cimahi Selatan dari beberapa Restoran yang ada

penulis membagi ke beberapa jenis Restoran seperti Etnic Food, Franchise dan

Theme Restoran dalam daftar di atas kecamatan Cimahi Tengah paling banyak jumlah restoran yang ada di dalamnya dibandingkan dengan kecamatan lainnya,

hal ini menunjukan bahwa ada persaingan dalam memperoleh pasar selain itu di

Kota Cimahi didominasi oleh jenis restoran Ethnic Food. Industri kuliner di Kota Cimahi diisi oleh usaha kecil dan menengah peran mereka mempengaruhi laju

perekonomian masyarakaat selain itu keunggulan UKM juga memiliki

fleksibilitas yang tinggi jika dibandingkan dengan usaha yang berkapasitas lebih

besar. UKM seperti ini perlu perhatian yang khusus dan didukung oleh informasi

yang akurat, agar terjadi link bisnis yang terarah antara pelaku usaha kecil dan

menengah dengan elemen daya saing usaha, yaitu jaringan pasar.

Salah satu UKM yang mengeluti bidang kuliner di Kota Cimahi ialah Kedai

Sate Lugina atau disingkat dengan KSL. KSL merupakan pelopor kedai, restoran

dan rumah makan di Kota Cimahi , KSL berdiri dan mulai beroperasi sekitar

tahun 1995. KSL inilah satu-satunya indusri kuliner yang masih bertahan sampai

sekarang, UKM ini menjadi daya tarik wisata khususnya di Kota Cimahi karena

KSL merupakan jenis industri kuliner Ethnic Food yang giat mempertahankan identitasnya diantara pesaing-pesaing lainnya, Ethnic Food KSL disini mereka menjual produk kuliner yang berkhas tradisional dari Puncak Bogor, Jawa Barat,

produk kuliner KSL seperti Kambing Guling, Sate kambing (khas Bogor) dan

olahan daging lainnya. KSL mendistribusikan laju perekonmian pariwisata Kota

Cimahi secara tidak langsung hal ini selayaknya terus dikembangkan dan

dioptimalkan oleh kedua belah pihak yaitu pemerintah maupun KSL.

Perkembangan selama 3 tahun terakhir yaitu pada tahun 2011, 2012 dan 2013

KSL mengalami penurunan penjualan, hal ini didapatkan dari hasil wawancara

dengan pemilik kedai. Berikut ini bukti adanya indikasi penurunan penjualan yang

terjadi di KSL dengan beban pajak KSL yang menurun pada tabel 1.2

Tabel 1.2 Pajak yang Disetorkan KSL Kepada Pemerintah

(19)

6 Rendy Pratama Putra, 2014

Analisis Strategi PEngembangan Usaha pada Kedai ASte Lugina dalam Meningkatkan Volume Penjualan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2011. 2.000.000

penjualan, berikut ini gambar tabel diatas dalam bentuk grafik ;

Gambar 1.1

Grafik Beban Pajak KSL 3 Tahun Terakhir

Sumber ; Peneliti 2014

Berdasarkan grafik diatas terlihat adanya penurunan beban pajak KSL, pada tahun 2011 ke tahun 2012 dan pada tahun 2012 ke tahun 2013. Hal ini

mengindikasi penurun penjualan di tiga tahun terakhir. Sebab penurunan jumlah

(20)

7 Rendy Pratama Putra, 2014

Analisis Strategi PEngembangan Usaha pada Kedai ASte Lugina dalam Meningkatkan Volume Penjualan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memproduksi jenis kuliner yang sama, yaitu olahan sate kambing, sate ayam dan

sate sapi, berikut ini tabel 1.3 pesaing yang sejenis di Kota Cimahi.

Tabel 1.3 Daftar Pesaing KSL Pada Tahun 2013 No Nama Restoran Menu utama Alamat

1 Sate Pak kumis Sate kambing Jl.Kolmas 2 Sate Madura sate dan soto Cipageran 3 Sate Rel Kereta api sate ayam Komplek stasiun

4 Sate Ayam alun-alun sate ayam Jl.Ria 5 Sate Ayam jalan Ria sate ayam Jl.Ria

6 Sate Kelinci sate kelinci Jl.Amir Mahmud

7 Sate Bu Sri Klaten sate kambing Jl.Amir Mahmud 8 Sate Padasuka sate sapi Jl.Amir Mahmud Sumber ; Peneliti 2014

Dari daftar pesaing KSL yang sejenis, di atas menunjukan pesaing KSL

cukup banyak di Kota Cimahi yang daerahnya tidak terlalu besar yang luasnya

48,42 KM 2, yang mana para pesaing menggunakan menu unggulan mereka yang

tidak jauh berbeda dengan KSL yaitu olahan sate ayam, sate kambing dan sate

sapi. Perusahaan harus memahami, mempelajari setiap pesaing bisnisnya, oleh

karenanya KSL harus memiliki strategi pengembangan usahanya agar dapat terus

berkembang dalam menghadapi pesaing.

Dari beberapa kelemahan tersebut, maka perlu diteliti tentang analisis faktor

internal dan eksternal perusahaan untuk merumuskan strategi yang diperlukan

KSL dalam mengembangkan usahanya. Adapun judul skripsi yang ambil adalah

’Analisis Strategi Pengembangan Usaha pada Kedai Sate Lugina dalam

(21)

8 Rendy Pratama Putra, 2014

Analisis Strategi PEngembangan Usaha pada Kedai ASte Lugina dalam Meningkatkan Volume Penjualan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, dapat dirumuskan beberapa

permasalah sebagai berikut;

1. Bagaimana keadaan faktor internal yang merupakan kekuataan dan kelemahan

bagi KSL?

2. Bagaimana keadaan faktor eksternal yang merupakan peluang dan ancaman

bagi KSL?

3. Bagaimana strategi pengembangan dalam meningkatkan volume penjualan

bagi KSL?

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan di atas maka tujuan

penelitian ini adalah:

1. Menganalisis faktor internal yang dilihat dari kekuatan dan kelemahan KSL

2. Menganalisis faktor eksternal yang merupakan peluang dan ancaman bagi

KSL

3. Menganalisis strategi pengembangan dalam meningkatkan volume penjualan

bagi KSL

1.3.2 Kegunaan Penelitian a.Kegunaan Ilmiah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan penelitian

dibidang ilmu Manajemen Kepariwisataan yang berhubungan dengan

pengembangan usaha terutama di industri kuliner

b.Keguanaan Praktis

Bagi pihak yang terkait, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

(22)

9 Rendy Pratama Putra, 2014

Analisis Strategi PEngembangan Usaha pada Kedai ASte Lugina dalam Meningkatkan Volume Penjualan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a) Sebagai tambahan pengetahuan dan wawasan penulis mengenai strategi

pengembangan usaha terutama dibidang kuliner.

b) Sebagai bahan masukan bagi objek penelitian untuk mengembangkan usaha

dan meningkatkan volume penjualan yang sedang berjalan.

c) Sebagai kajian lanjut bagi siapa saja yang berminat terhadap masalah ini

(23)

32 Rendy Pratama Putra, 2014

Analisis Strategi PEngembangan Usaha pada Kedai ASte Lugina dalam Meningkatkan Volume Penjualan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan

data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2005;1) metodologi

penelitian adalah cara atau strategi menyeluruh untuk menemukan atau

memperoleh data yang diperlukan. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan

metode penelitian kualitatif. Dalam penelitian ini, peneliti mencoba menjelaskan

bagaimana pengembangkan usaha kedai sate lugina dalam meningkatkan volume

penjualan. Kemudian menerangkan hal-hal yang menjadi kekuatan, kelemahan,

peluang dan ancaman KSL. Selain itu juga kondisi yang ada dengan lebih banyak

dituangkan ke dalam kata-kata tertulis atau lisan dan data dokumentasi.

Bogdan dan Taylor (Moleong, 2005;4) mendifinisikan metodologi kualitatif

sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata

tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Menurut mereka,

pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut secara holistik. Dalam

hal ini tidak boleh mengisolasi individu atau organisasi dalam variabel atau

hipotesis, tetapi perlu memandangnya sebagai bagian dari suatu keutuhan.

Kirk dan Miler (Moleong, 2005;4) mendefenisikan kualitatif sebagai; ”Tradisi

tertentu dalam pengetahuan ilmu sosial yang secara fundamental bergantung pada

pengamatan pada manusia dalam kawasan sendiri dan berhubungan dengan

orang-orang tersebut dalam bahasanya dan dalam peristilahannya. Menurut

Sugiyono (2005;2) mendefinisikan metode penelitian kualitatif adalah;’’Metode

penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah,

(sebagi lawan eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai intrumen kunci, teknik

pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat

induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna generalisasi’’.

(24)

33 Rendy Pratama Putra, 2014

Analisis Strategi PEngembangan Usaha pada Kedai ASte Lugina dalam Meningkatkan Volume Penjualan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan latar

alamiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan

dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada.

Dari banyaknya definisi-definisi yang ada mengenai penelitian kualitatif,

Moleong (2005;6) menyimpulkan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian

yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh

subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain

secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada

suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode

alamiah.

3.2 Instrumen Penelitian

Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran terhadap fenomena sosial maupun alam, karena pada prinsipnya meneliti adalah melakukan

pengukuran, maka harus ada alat ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian

biasannya disebut instrumen (Sugiyono, 2005;118). Dalam penelitian kualitatif,

yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri.

Penelitian kualitatif sebagai human instrument, berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data,

menilai kualitas data, analisis data,menafsirkan data dan membuat kesimpulan

atasnya (Sugiyono,2009;60). Ciri-ciri umum manusia sebagai instrumen

mencangkup segi responsif, dapat menyesuaikan diri, menekankan keutuhan,

mendasarkan diri atas pengetahuan, memproses mengikhtisarkan dan

memanfaatkan kesempatan mencari respons yang tidak lazim (Moleong 2006

;169).

Menurut Nasution (Sugiyono, 2005; 62) peneliti sebagai instrumen penelitian

(25)

34 Rendy Pratama Putra, 2014

Analisis Strategi PEngembangan Usaha pada Kedai ASte Lugina dalam Meningkatkan Volume Penjualan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Peneliti sebagai alat peka dan dapat beraksi terhadap segala stimulus dari

lingkungan yang harus diperkirakannya bermakna atau tidak bagi

penelitian.

2. Peneliti sebagai alat dapat menyesuaikan diri terhadap semua aspek

keadaan dan dapat mengumpulkan aneka ragam data sekaligus.

3. Tiap situasi merupakan keseluruhan, tidak ada suatu instumen berupa test

atau angket yang dapat menangkap keseluruhan situasi, kecuali manusia

4. Suatu situasi yang melibatkan interaksi manusia, tidak dapat dipahami

dengan pengetahuan semata, untuk memahaminya kita perlu sering

merasakannya, menyalaminya berdasarkan pengetahuan kita.

5. Peneliti sebagai instrumen dapat segera menganalisis data yang diperoleh.

Ia dapat menafsirkannya, melahirkan hipotesis dengan segera untuk

menentukan arah pengamatan, untuk mentest hipotesis yang timbul

seketika.

6. Hanya manusia sebagai instrumen dapat mengambil kesimpulan

berdasarkan data yang dikumpulkan pada suatu saat dan menggunakan

segera sebagai balikan untuk memperoleh penegasan, perubahan,

perbaikan atau pelaksanaan.

7. Dengan manusia sebagi instrumen, respon yang aneh dan menyimpang

justru diperhatian. Respon yang lain dari pada yang lain, bahkan yang

bertentangan dipakai untuk mempertinggi tingkat kepercayaan dan tingkat

pemahaman mengenai aspek yang diteliti.

3.2.1 Definisi Operasionalisasi Variabel

Operasioanalisasi variabel merupakan petunjuk pelaksanaan bagaimana

caranya mengukur sutau variabel dimana terdapat konsep teoritis. Konsep teoritis

merupakan variabel utama yang bersifat operasional yang merupakan penjabaran

dari konsep teoritis. Adapun bentuk operasionalisasinya pada tabel 3.1 sebagaai

(26)

35 Rendy Pratama Putra, 2014

Analisis Strategi PEngembangan Usaha pada Kedai ASte Lugina dalam Meningkatkan Volume Penjualan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.1 Operasional Variabel

1) serangkaian kegiatan yang

dilakukan oleh perusahaan

atau organisasi untuk dapat

mengambil keputusan tentang

siapa-siapa dari calon

pegawai yang paling tepat

(memenuhi syarat) untuk bisa

diterima menjadi pegawai dan

siapa-siapa yang seharusnya

ditolak.

1) bertujuan untuk melatih

karyawan dan membiasakan

karyawan baru tesebut dalam

menjalankan tugas-tugasnya.

Dalam proses tersebut

karyawan baru akan diberikan

baik itu materi teori maupun

praktek kerja lapangan.

1) kemampuan dan keahlian

karyawan dalam

mengembangkan dan

membuat suatu inovasi

(27)

36 Rendy Pratama Putra, 2014

Analisis Strategi PEngembangan Usaha pada Kedai ASte Lugina dalam Meningkatkan Volume Penjualan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Manajemen

penghargaan yang didasarkan

kepada kinerja

1) proses pemberian kompensasi

bagi karyawan di dalam

perusahaan. Kompensasi yang

diberikan oleh perusahaan

dapat bersifat financial berupa

uang dan non-financial

1) segala sesuatu yang dapat

ditawarkan pada suatu

perusahaan untuk

diperhatikan, diperoleh,

dipakai atau dikonsumsi yang

dapat memuaskan suatu

keinginan atau kebutuhan.

1) nilai (uang) yang dibayarkan

konsumen untuk memperoleh

produk yang diinginkan.

1) aktivitas penempatan dan

penyaluran produk melalui

sasaran distribusi, sehingga

produk tersebut tersedia pada

tempat yang tepat, waktu

yang tepat dan dalam jumlah

(28)

37 Rendy Pratama Putra, 2014

Analisis Strategi PEngembangan Usaha pada Kedai ASte Lugina dalam Meningkatkan Volume Penjualan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Keuangan

4) Promosi

(promotion)

5) Segementasi

pasar

1) Sumber dana

2) Biaya modal

1) aktivitas yang dijalankan

perusahaan untuk

mengkomunikasikan

produknya kepada konsumen

dan membujuk konsumen

untuk membeli.

1) pengelompokan pasar

menjadi kelompok-kelompok

konsumen yang homogen,

dimana tiap kelompok

(bagian) dapat dipilih sebagai

pasar yang dituju

(ditargetkan) untuk pemasaran

suatu produk.

1) Perusahaan yang efektif

dilihat dari sudut manajemen

keuangan seperti berasal dari

mana perolehan dana, apakah

dengan biaya yang murah atau

dengan biaya yang tinggi.

1) Biaya riil yang harus

dikeluarkan oleh perusahaan

untuk memperoleh dana baik

yang berasal dari hutang

untuk menjalankan operasi

(29)

38 Rendy Pratama Putra, 2014

Analisis Strategi PEngembangan Usaha pada Kedai ASte Lugina dalam Meningkatkan Volume Penjualan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Produksi

dan

Operasi

3) Struktur modal

4) Perpajakan

5) Perencanaan

Keuangan

1) Proses

1) Adanya paduan atau

kombinasi sumber dana

jangka panjang yang

digunakan oleh perusahaan

1) Pajak yang dipungut kepada

pembeli atas pelayanan

restoran yang diberikan oleh

restoran yang bersangkutan

lalu restoran atau badan

tersebut memiliki kewajiban

untuk membayar pajak

kepada pemerintah daerah

setempat.

1) Dalam mencapai tujuan

keuangan hendaknya dengan

strategi keuangan dengan

mempertimbangkan yang

prioritas ataukah yang kurang

prioritas lebih jelas, masuk

akal dan bijaksana

1) Suatu cara metode dan teknik

bagaimana sesungguhnya

sumber sumber seperti

(tenaga kerja, mesin, bahan

(30)

39 Rendy Pratama Putra, 2014

Analisis Strategi PEngembangan Usaha pada Kedai ASte Lugina dalam Meningkatkan Volume Penjualan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2) Kapasitas

3) Persediaan

4) Proses produksi

dan tenaga kerja

5) Kualitas

untuk memperoleh suatu hasil

kepada konsumen.

1) Jumlah maksimun output

yang dapat diproduksi atau

dihasilkan dalam satuan

waktu tertentu, kapasitas

produksi ditentukan

berdasarkan kapasitas

produksi tersebut ditentukan

berdasarkan kapasitas sumber

daya yang dimiliki antara

lain: kapasitas mesin,

kapasitas tenaga kerja dan

kapasitas bahan baku.

1) Sejumlah barang yang

disediakan untuk memenuhi

permintaan dari pelanggan

1) Jumlah tenaga kerja sebagai

faktor produksi dan operasi

yang secara langsung maupun

tidak langsung menjalankan

kegiatan produksi operasi,

terkandung unsur fisik,

pikiran serta kemampuan

yang dimiliki oleh tenaga

kerja.

(31)

40 Rendy Pratama Putra, 2014

Analisis Strategi PEngembangan Usaha pada Kedai ASte Lugina dalam Meningkatkan Volume Penjualan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Lingku-dengan kebutuhan dan

harapan pelanggan

1) Jumlah seluruh uang yang

diterima oleh seseorang

selama jangka waktu tertentu

1) Susunan teratur dari

unsur pemerintahan yang

lainnya.

1) Aktivitas masyarakat

mengulangi melakukan

sesuatu yang sama

berkali-kali dalam rentang waktu

yang lama dalam waktu

berdekatan

(32)

41 Rendy Pratama Putra, 2014

Analisis Strategi PEngembangan Usaha pada Kedai ASte Lugina dalam Meningkatkan Volume Penjualan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu pesaing

berproduksi secara optimun

dari sebuah perusahaan

1) Pembedaan suatu produk

dengan produk lainnya

1) Produk yang digunakan

untuk menggantikan produk

lain

1) Jumlah

perusahaan-perusahaan dan individu

yang menyediakan sumber

daya yang dibutuhkan oleh

perusahaan dan para pesaing

untuk memproduksi produk

tertentu.

1) Pembeli akan selalu berusaha

mendapat produk dengan

kualitas baik dan dengan

harga murah

1) Berapa alternatif pesaing

yang akan dipilih oleh

(33)

42 Rendy Pratama Putra, 2014

Analisis Strategi PEngembangan Usaha pada Kedai ASte Lugina dalam Meningkatkan Volume Penjualan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu perusahaan

sejenis 2) Iklan Pesaing

1) Gambaran harga produk

pesaing

1) Gambaran pesaing

memasarkan produk mereka

Sumber ; Hasil Pengolahan Data, 2014 3.3 Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam

penelitian, Karena tujuan utama penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa

mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data

yang memenuhi standar data yang ditetapkan. Bila dilihat dari segi cara atau

teknik pengumpulan data, teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan

observasi (pengamatan), interview (wawancara) , dokumentasi dan gabungan ketiganya (Sugiyono,2009;63).

3.3.1 Metode observasi

Nasution menyatakan bahwa observasi adalah dasar semua ilmu

pengetahuan. Para ilmuwan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta

mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi (Sugiyono,

2008;226). Menurut Soehartono (2004), secara luas observasi atau

pengamatan berarti setiap kegiatan untuk melakukan pengukuran. Akan tetapi,

observasi diartikan lebih sempit, yaitu pengamatan dengan menggunakan

indera penglihatan yang berarti tidak mengajukan pertanyaan-pertanyaan.

Berdasarkan keterlibatan pengamatan dalam kegiatan-kegiatan orang

yang diamati, observasi dapat dibedakan menjadi observasi pertisipan

(participant observation) dan observasi nonpartisipan (nonparticipant observation). Dalam observasi partisipan, pengamat ikut serta dalam kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh subjek yang diteliti atau yang diamati,

seolah-olah merupakan bagian dari mereka (Soehartono, 2005;70). Dalam jenis

(34)

43 Rendy Pratama Putra, 2014

Analisis Strategi PEngembangan Usaha pada Kedai ASte Lugina dalam Meningkatkan Volume Penjualan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dilakukannya observasi. Seorang peneliti dapat menjadi anggota dari sebuah

kelompok khusus atau organisasi dan menetapkan untuk mengamati kelompok

itu dengan menggunakan satu atau beberapa cara atau dapat juga peneliti

melakukan kerjasama dengan sebuah kelompok dalam tujuannya mengamati

kelompok dengan beberapa cara (Black dan Champion,2001;289).

Dalam observasi tak partisipan, pengamatan berada diluar subyek yang

diamati dan tidak ikut dalam kegiatan-kegiatan yang mereka lakukan. Dengan

demikian, pengamatan akan lebih mudah mengamati kemunculan tingkah laku

yang diharapkan (Soehartono, 2005;70). Dalam observasi nonpartisian

peranan tingkah laku peneliti dalam kegiatan-kegiatan yang berkenan dengan

kelompok yang dituntut. Observasi nonpartisipan adalah suatu prosedur yang

dengannya peneliti mengamati tingkah laku orang lain dalam keadaan

alamiah, tetapi peneliti tidak melakukan partisipasi tidak melakukan

partisipasi terhadap kegiatan di lingkungan yang diamati (Black dan

Champion, 2001;289)

Cara pengamatan yang dilakukan, observasi juga dibedakan menjadi

dua bagian yaitu observasi tak berstuktur dan observasi berstruktur. Dalam

observasi tak berstuktur, pengamat tidak membawa catatan-catatan tentang

tingkah laku apa saja yang secara khusus akan diamati. Observasi tak

berstruktur ini biasannya dilakukan dengan observasi partisipan. Observasi

berstruktur digunakan apabila peneliti memusatkan perhatian pada tingkah

laku tertentu sehingga dapat dibuat pedoman tentang tingkah laku apa saja

yang diamati (Soehartono, 2005;70).

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan observasi partisipan dan

observasi nonpartisipatoris. Dalam observasi partisipan, peneliti ikut terlibat

langsung sebagai karyawan yang sifatnya training sementara di KSL selama 3 bulan. Sehingga peneliti terlibat langsung lama kegiatan-kegiatan produksi

operasi berbagai menu di dapur KSL. Dan dalam observasi nonpartisipan,

peneliti tidak terlibat langsung dilapangan penelitian dan hanya menjadi

(35)

44 Rendy Pratama Putra, 2014

Analisis Strategi PEngembangan Usaha pada Kedai ASte Lugina dalam Meningkatkan Volume Penjualan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kemudian penelitian ini juga menggunakan observasi terus terang atau

tersamar, dimana peneliti dalam melakukan pengumpulan data menyatakan

terus terang kepada sumber data, bahwa ia sedang melakukan penelitian. Jadi

mereka yang diteliti mengetahui sejak awal sampai akhir tentang aktivitas

peneliti. Tetapi dalam suatu saat peneliti juga tidak terus terang atau tersamar

dalam observasi, hal ini untuk menghindari kalau suatu data yang dicari

merupakan data yang masih dirahasiakan. Kemungkinan kalau dilakukan

dengan terus terang, maka peneliti tidak akan diijinkan untuk melakukan

observasi.

3.3.2 Wawancara Mendalam (indepth interview)

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu

dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) dan yang

diwawancarai (interviewee) (Moleong, 2009;186). Wawancara dalam

penelitian kualitatif bersifat mendalam (indepth interview). Esterberg

(Sugiyono, 2005;72) berpendapat bahwa wawancara (interview) adalah

merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui

tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik

tertentu.

Soehartono (2004) berpendapat bahwa wawancara (interview) adalah

pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan secara langsung oleh

pewawancara (pengumplan data) kepada responden, dan jawaban-jawaban

responden dicatat atau direkam dengan alat perekam. Menurut Black dan

Champion (2001), wawancara adalah suatu kegiatan komunikasi verbal

dengan tujuan mendapat informasi. Disamping akan mendapatkan gambaran

yang menyeluruh, juga akan mendapatkan informasi yang penting. Dan

menurut Denzim (Black dan Champion), wawancara adalah pertukaran

percakapan dengan tatap muka dimana seseorang memperoleh informasi dari

yang lain.

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila

(36)

45 Rendy Pratama Putra, 2014

Analisis Strategi PEngembangan Usaha pada Kedai ASte Lugina dalam Meningkatkan Volume Penjualan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui

hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya

sedikit/kecil. Teknik pengumpulan data ini mendasarkan diri pada laporan

tentang diri sendiri atau self-report, atau setidak-tidaknya pada pengetahuan dan keyakinan pribadi. Esterberg mengemukakan beberapa macam

wawancara, yaitu wawancara terstruktur, semiterstruktur dan tidak terstruktur

(Sugiyono, 2009;73).

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan teknik wawancara terstruktur

dan wawancara tidak terstruktur untuk memperoleh data dalam penelitian ini.

Wawancara yang dilakukan dengan wawancara secara mendalam (indept interview) dengan sumber data atau informan yang menguasai dan memahami data yang akan dicari oleh peneliti. Wawancara tidak terstruktur sangat

berbeda dalam hal waktu bertanya dan memberikan respon, yaitu cara ini lebih

bebas iramannya. Pertanyaan biasanya tidak disusun terlebih dahulu, tetapi

disesuaikan dengan keadaan dan ciri yang unik dari informan, sehingga

pelaksanaan tanya jawab mengalir seperti dalam percakapan sehari-hari.

3.3.3 Studi Dokumentasi (documentation study) dan Literatur

Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi

dan wawancara dalam penelitian kualitaif. Dokumen merupakan catatan

peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar atau

karya-karya monumental dari seseorang (Sugiyono, 2008;240). Studi

dokumentasi merupakan pengumpulan data penelitian diperoleh dari peraturan

perundang-undangan, laporan-laporan, catatan-catatan serta menghimpun

dokumen –dokumen dan menganalisisnya yang relevan dengan masalah yang

diteliti. Studi literatur dan kepustakaan dimana pengumpulan data penelitian

yang diperoleh dari berbagai referensi baik buku ataupun jurnal ilmiah yang

relevan dengan penelitian yang dilakukan (Romdhoni, 2009)

Studi dokumentasi dapat diartikan sebagai teknik pengumpulan data

(37)

46 Rendy Pratama Putra, 2014

Analisis Strategi PEngembangan Usaha pada Kedai ASte Lugina dalam Meningkatkan Volume Penjualan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menjadi obyek penelitian, baik berupa prosedur, peraturan-peraturan, gambar

dan laporan hasil pekerjaan serta berupa foto ataupun dokumen elektronik

(rekaman)

3.3.4 Triangulasi

Dalam teknik pengumpulan data, triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik

pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Triangulasi sumber berarti,

untuk mendapatkan dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama

(Sugiyono, 2009;83).

Tujuan penelitian kualitaif memang bukan semata-mata mencari kebenaran,

tetapi lebih pada pemahaman subjek terhadap dunia sekitarnya. Selanjutnya

Mathinson (Sugiyono, 2009;85) mengemukakan bahwa nilai dari teknik

pengumpulan data dengan triangulasi adalah untuk mengetahui data yang

diperoleh convergent (meluas), tidak konsisten atau kontradiksi. Oleh karena itu dengan menggunakan teknik triangulasi dalam pengumpulan data, maka data yang

diperoleh akan lebih konsisten, tuntas dan pasti. Menurut Patton (Sugiyono,

2009;85) dengan triangulasi akan lebih meningkatkan kekuatan data, bila

dibandingkan dengan satu pendekatan.

3.4 Informan Penelitian

Peneliti memperoleh informan penelitian ini melalui key person dimana peneliti sudah memahami informasi awal tentang objek penelitian maupun

informan penelitian, sehingga membutuhkan key person untuk melakukan wawancara mendalam, key person sebagai tokoh formal adalah pemilik KSL, karyawan dan konsumen.

3.5 Teknik Analisis Data

Analisis memerlukan daya kreatif serta kemampuan intelektual yang tinggi.

(38)

47 Rendy Pratama Putra, 2014

Analisis Strategi PEngembangan Usaha pada Kedai ASte Lugina dalam Meningkatkan Volume Penjualan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

setiap peneliti harus mencari sendiri metode yang dirasakan cocok dengan sifat

penelitiannya. Bahan yang sama bisa diklasifikasikan oleh peneliti yang berbeda

(Sugiyono, 2009;88). Dalam hal analisis data kualitatif, Bogdan (Sugiyono,

2009;88) menyatakan analisis data adalah proses mencari dan menyusunan secara

sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan

bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan

kepada orang lain. Metode pengolahan dan analisis data terdiri dari analisis

lingkungan perusahaan melalui analisis tiga tahap formulasi strategi. Alat bantu

analisis yang digunakan untuk merumuskan startegi adalah matriks faktor internal

(IFE), matriks faktor eksternal (EFE), matriks SWOT dan matriks QSP (QSPM).

Dalam proses analisis data pada penelitian ini peneliti menggunakan analisis

data di lapangan model Miles and Huberman. Miles dan Huberman (Sugiyono,

2009;91) mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan

secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga

datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu reduksi data (data reduction), penyajian data (data display) dan conclusion drawing/verficication. Pada prosesnya, peneliti akan melakukan kegiatan berulang-ulang secara

terus-menerus. Ketiga aktivitas tersebut merupakan sesuatu yang jalin-menjalin

pada saat sebelum, selama dan sebuah pengumpulan data. Ketiga kegiatan diatas

dapat diuraikan sebagai berikut;

a. Reduksi Data

Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada

penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data ‘’kasar’’yang muncul dari

catatan-catatan tertulis dilapangan (Miles & Huberman, 2009;16). Data yang

diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu maka perlu dicatat

secara teliti dan rinci. Semakin lama peneliti berada di lapangan, maka jumlah

data akan semakin banyak, kompleks dan rumit. Untuk itu perlu segera dilakukan

analisis data melalui reduksi data.

Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan,

(39)

48 Rendy Pratama Putra, 2014

Analisis Strategi PEngembangan Usaha pada Kedai ASte Lugina dalam Meningkatkan Volume Penjualan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

data dengan cara sedemikian rupa hingga kesimpulan-kesimpulan finalnya dapat

ditarik dan diversifikasi (Miles & Huberman, 2009;16). Mereduksi data berarti

merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang

penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang direduksi akan

memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk

melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya bila diperlukan

(Sugiyono, 2009;92)

b. Penyajian Data

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah penyajian data.

Miles & Huberman (2009) membatasi suatu penyajian sebagai sekumpulan

informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan

pengambilan tindakan. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan

dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Dengan mendisplaykan data, maka akan memudahkan untuk

memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa

yang telah difahami tersebut.

c. Menarik Kesimpulan (vertifikasi)

Langkah ketiga dalam analisis data kualitaif menurut Miles dan Huberman

adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi . Kesimpulan awal yang dikemukakan

masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang

kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila

kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang

valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka

kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah merupakan temuan baru yang

sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran

suatu objek yang sebelumnya masih gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas,

(40)

49 Rendy Pratama Putra, 2014

Analisis Strategi PEngembangan Usaha pada Kedai ASte Lugina dalam Meningkatkan Volume Penjualan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Telah dikemukakan tiga hal utama dalam analisis data, yaitu reduksi data,

penyajian data dan penarikan kesimpulan/verifikasi sebagai suatu yang

jalin-menjalin pada saat sebelum, selama dan sesudah pengumpulan data dalam bentuk

yang sejajar untuk membangun wawasan umum yang disebut analisis. Tiga hal

utma tersebut dapat dilihat pada gambar berikut :

Reduksi data

Penyajian data Pengumpulan

data

(41)

50 Rendy Pratama Putra, 2014

Analisis Strategi PEngembangan Usaha pada Kedai ASte Lugina dalam Meningkatkan Volume Penjualan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.1 Komponen-Komponen Analisis Data

3.5.1 Analisis Lingkungan Perusahaan

Menurut Konsep Fred R David (2006), untuk menganalisis lingkungan

perusahaan baik lingkungan internal maupun lingkungan eksternal dapat

dilakukan melalui tiga tahap, yaitu tahap input (input stage), tahap pencocokan (matching stage) dan tahap keputusan (decision stage).

1) Tahap Input

Tahap input bertugas menyimpulkan informasi dasar yang diperlukan untuk

merumuskan strategi-strategi. Dalam penelitian ini, tahap input menggunakan

matriks EFE dan matriks IFE.

a) Matriks EFE ( External Factor Evaluation ) Berikut penjelasan matriks EFE.

Key Success Factor Bobot Rating Nilai

Opportunities

X,XX X X,XX

1.XXXXXXXXXXXXX X,XX X X,XX

2.XXXXXXXXXXXXX X,XX X X,XX

3.XXXXXXXXXXXXX X,XX X X,XX

Threats

(42)

51 Rendy Pratama Putra, 2014

Analisis Strategi PEngembangan Usaha pada Kedai ASte Lugina dalam Meningkatkan Volume Penjualan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.2 Matriks EFE

Tahapan kerja

1) Menentukan faktor-faktor penting dari lingkungan luar suatu industri yang

akan diteliti, kelompokan ke dalam peluang-peluang dan

ancaman-ancaman. Kolom bobot merupakan nilai tingkat kepentingan tiap-tiap

faktor, jika dijumlahkan akan bernilai 100 persen.

2) Rating merupakan nilai tanggapan/antisipasi manajemen organisasi

terhadap kondisi lingkungan tersebut. Nilai 4 untuk antisipasi luar biasa,

nilai 3 untuk antisipasi memadai, nilai 2 untuk antisipasi biasa saja dan

nilai 1 untuk antisipasi buruk. Data dicari dan ditentukan berdasarkan

industri (kelompok usaha sejenis).

3) Nilai tiap-tiap faktor merupakan hasil kali antara bobot dan rating. Jika

seluruh nilai ini dijumlahkan, maka dapat diketahui nilai EFE dari

organisasi tersebut

b) Matriks IFE ( Internal Factor Evaluation ) Berikut penjelasan matriks IFE

5.XXXXXXXXXXXXX X,XX X X,XX

6.XXXXXXXXXXXXX X,XX X X,XX

100% Nilai EFE X,XX

Key Success Factor Bobot Rating Nilai

Strenghts

X,XX X X,XX

1.XXXXXXXXXXXXX X,XX X X,XX

2.XXXXXXXXXXXXX X,XX X X,XX

3.XXXXXXXXXXXXX X,XX X X,XX

(43)

52 Rendy Pratama Putra, 2014

Analisis Strategi PEngembangan Usaha pada Kedai ASte Lugina dalam Meningkatkan Volume Penjualan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.3 Matriks IFE

Tahapan kerja

1) Menentukan faktor-faktor penting dari kondisi internal suatu industri

yang akan diteliti, kelompokkan ke dalam kekuatan-kekuatan dan

kelemahan-kelemahan. Kolom bobot merupakan nilai tingkat

kepentingan tiap-tiap faktor, jika dijumlahkan akan bernilai 100

persen.

2) Rating merupakan nilai kondisi internal setiap organisasi. Nilai 4 untuk

kondisi sangat baik, nilai 3 kondisi baik, nilai 2 untuk kondisi biasa

saja, dan nilai 1 untuk kondisi buruk. Faktor-faktor bernilai 3 dan 4

hanya untuk kelompok strengths, sedangkan yang bernilai 2 dan 1 untuk kelompok weaknesses.

3) Nilai tiap-tiap faktor merupakan hasil kali antara bobot dan rating. Jika

seluruh nilai ini dijumlahkan, maka dapat diketahui nilai IFE dari

organisasi tersebut.

2) Tahap Pencocokan

Tahap pencocokan berlandaskan pada informasi yang diturunkan dari tahap

input untuk mencocokan peluang dan ancaman ekternal dengan kekuatan dan

kelemahan internal. Dalam penelitian ini, tahap pencocokan menggunakan

matriks IE (Internal - External) dan Matriks SWOT

4.XXXXXXXXXXXXX X,XX X X,XX

5.XXXXXXXXXXXXX X,XX X X,XX

6.XXXXXXXXXXXXX X,XX X X,XX

(44)

53 Rendy Pratama Putra, 2014

Analisis Strategi PEngembangan Usaha pada Kedai ASte Lugina dalam Meningkatkan Volume Penjualan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a) Matriks IE (Internal-External)

Alat yang berperan memetakan SBU dalam sebuah diagram, dimana ukuran

lingkaran memperhatikan persentase kontribusi pendapatan, dan pie slice

memperlihatkan persentase kontribusi keuntungan. SBU yang berada pada sel

I, II, dan IV dapat menggambarkan kondisi grow dan build. Strategi yang cocok adalah pertama strategi intensif, yaitu penetrasi pasar, pengembangan

pasar atau pengembangan produk. Dan kedua strategi integrasi ke belakang,

integrasi ke depan, dan integrasi horizontal. SBU yang berada pada sel III, V,

dan VII dapat menggambarkan kondisi hold dan maintain. Strategi yang cocok adalah penetrasi pasar dan pengembangan produk.SBU yang berada pada sel

VI, VIII, dan IX dapat menggambarkan kondisi harvest dan divestiture.

Kekuatan Bisnis/Posisi Persaingan

Kuat Rata-rata Lemah

(45)

54 Rendy Pratama Putra, 2014

Analisis Strategi PEngembangan Usaha pada Kedai ASte Lugina dalam Meningkatkan Volume Penjualan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tinggi IFE pada sumbu Y dan nilai total dari matriks EFE pada sumbu X. Pada sumbu X

skornya ada tiga, yaitu skor 1,0 - 1,99 menyatakan bahwa posisi internal adalah

lemah, skor 2,0 – 2,99 adalah rata-rata dan 3,0 - 4,0 adalah kuat yang ditetapkan

dari sebelah kanan ke sebelah kiri. Dengan cara yang sama, untuk sumbu Y

skornya ada tiga juga, yaitu skor 1,0 – 1,99 menyatakan bahwa posisi eksternal

adlah rendah, skor 2,0 -2,99 adalah rata-rata dan 3,0 -4,0 adalah tinggi yang

ditetapkan dari bawah ke atas.

b) Matriks SWOT

Matriks SWOT dapat menggambarkan bagaimana peluang dan ancaman dari

lingkungan eksternal perusahaan diantisipasi dengan kekuatan dan kelemahan

(46)

55 Rendy Pratama Putra, 2014

Analisis Strategi PEngembangan Usaha pada Kedai ASte Lugina dalam Meningkatkan Volume Penjualan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang dimilikinya. Matriks ini dapat menghasilkan empat sel kemungkinan

alternatif strategi. Masing-masing alternatif strategi tersebut adalah;

1) Strategi SO (Strength-Opportunity)

Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan

memanfaatkan seluruh kekuatan yang dimiliki untuk merebut dan

memanfaatkan peluang sebesar-besarnya.

2) Strategi WT (Weakness-Threath)

Strategi ini dibuat berdasarkan kekuatan-kekuatan yang dimiliki

perusahaan untuk mengantisipasi ancaman-ancaman yang ada.

3) Strategi WO (Weakness-Opportunity)

Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada

dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada.

4) Strategi WI (Weakness-Threats)

Strategi ini didasarkan didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif,

berusaha meminimalkan kelamahan-kelemahan perusahaan serta

sekaligus ancaman-ancaman.

Berikut ini bentuk bagan matriks SWOT;

Gambar

Gambar 1.1 Grafik Beban Pajak KSL 3 Tahun Terakhir
Tabel 3.1 Operasional Variabel
Gambar 3.2 Matriks EFE
Gambar 3.3 Matriks IFE
+2

Referensi

Dokumen terkait

Seeking a challenging career with a progressive organization that provides an opportunity to capitalize my technical skills & abilities in the field of information

 Penambahan pelayanan jasa pembayaran utilitas, cicilan motor, tiket dan lainnya.. Public Expose -27 Mei 2016 PT Midi Utama Indonesia Tbk All Rights Reserved. Penghargaan Indonesia

Jika sampai tenggat itu kita masih tercatat sebagai pemilik saham perusahaan yang akan membagikan dividen maka kita berhak menerimanya.. Jika saham ABCD bagi

Secara mandiri perlakuan jarak tanam tidak menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap hasil bobot gabah kering panen, tetapi perlakuan jumlah benih per lubang tanam

Effectives Public Relations Edisi 9, Jakarta: Kencana..

Setelah penulis mengadakan penelitian (pengumpulan data), serta menganalisis perhitungan Harga Pokok Proses menurut Konveksi Elizabeth dengan perhitungan Harga Pokok Proses

Perlakuan VW dengan penambahan zat pengatur tumbuh NAA 0.5 ppm dan BAP 3 ppm mempunyai warna daun hijau muda. Zat pengatur tumbuh terutama sitokinin dalam bentuk BAP yang

PLN (Persero) Rayon Kediri Kota serta untuk mengetahui efektifitas sistem dan prosedur penjualan dan penerimaan kas dalam upaya mendukung pengendalian intern pada PT.. PLN