• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANAN KARANG TARUNA DALAM MENGEMBANGKAN KESADARAN MORAL PEMUDA :Studi Kasus di Karang Taruna Kampung Baru Kelurahan Cigending Kecamatan Ujung Berung Kota Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERANAN KARANG TARUNA DALAM MENGEMBANGKAN KESADARAN MORAL PEMUDA :Studi Kasus di Karang Taruna Kampung Baru Kelurahan Cigending Kecamatan Ujung Berung Kota Bandung."

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

No Skripsi : 2098/UN.40.2.2/PL/2014

PERANAN KARANG TARUNA DALAM MENGEMBANGKAN KESADARAN MORAL PEMUDA

(Studi Kasus di Karang Taruna Kampung Baru Kelurahan Cigending Kecamatan Ujung Berung Kota Bandung)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjanan Pendidikan Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan

Oleh : Sri Yanah

1001716

JURUSAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG

(2)

No Skripsi : 2098/UN.40.2.2/PL/2014

Peranan Karang Taruna Dalam

Mengembangkan Kesadaran Moral Pemuda

(Studi Kasus di Karang Taruna Kampung

Baru Kelurahan Cigending Kecamatan Ujung

Berung Kota Bandung)

Oleh Sri Yanah

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Sri Yanah 2014

Universitas Pendidikan Indonesia April 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)

No Skripsi : 2098/UN.40.2.2/PL/2014

LEMBAR PENGESAHAN

PERANAN KARANG TARUNA DALAM MENGEMBANGKAN KESADARAN MORAL PEMUDA

(Studi Kasus di Karang Taruna Kampung Baru Kelurahan Cigending Kecamatan Ujung Berung Kota Bandung)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING: Pembimbing I

Prof. Dr. Idrus Affandi, S.H. NIP. 19540404 198101 1 002

Pembimbing II

Syaifullah, S.Pd., M.Si. NIP. 19721112 199903 1 001

Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan

(4)

Sri Yanah, 2014

Peranan Karang Taruna dalam mengembangkan kesadaran moral pemuda

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

SRI YANAH (1001716) PERANAN KARANG TARUNA DALAM MENGEMBANGKAN KESADARAN MORAL PEMUDA (Studi Kasus di

Karang Taruna Kampung Baru Kelurahan Cigending Kecamatan Ujung Berung Kota Bandung)

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan moral pada generasi muda yang semakin meningkat, sehingga perlu dilakukan upaya pengembangan kesadaran moral melalui organisasi kepemudaan Karang Taruna. Dari hal tersebut peneliti merumuskan lima masalah yang akan dikaji yaitu: 1). Apa materi kegiatan yang dilakukan oleh Karang Taruna untuk mengembangkan kesadaran moral pemuda? 2). Bagaimana metode Karang Taruna dalam mengembangkan kesadaran moral pemuda? 3). Nilai-nilai kesadaran moral apa yang dikembangkan melalui kegiatan Karang Taruna? 4). Kendala apa yang dihadapi Karang Tarunadalam mengembangkan kesadaran moral pemuda? 5). Bagaimana upaya untuk mengatasi kendala yang dihadapi Karang Taruna dalam mengembangkan kesadaran moral pemuda?. Grand theory dalam penelitian ini yaitu mengenai kesadaran moral yang dikemukakan oleh Salam. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Subjek penelitian ini adalah Karang Taruna Kampung Baru Kelurahan Cigending Kecamatan Ujung Berung Kota Bandung. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi, studi dokumentasi, dan catatan lapangan (field notes). Analisis data dengan menggunakan triangulasi. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini yaitu: 1). Materi kegiatan yang dilakukan meliputi kegiatan keagamaan, kegiatan peduli lingkungan, kegiatan pengabdian pada masyarakat dan pelayanan sosial, kegiatan seni dan budaya. 2). Metode yang digunakan seperti metode reward and punishment, metode keteladanan, metode nasihat. 3). Nilai-nilai kesadaran moral yang dikembangkan adalah nilai agama, nilai empati, nilai kemanusiaan, nilai kebersamaan, nilai tanggungjawab sosial, nilai gotong royong, nilai kerja keras, nilai seni, nilai budaya, dan nilai cinta tanah air. 4). Kendala yang dihadapi meliputi: faktor kendala internal seperti, minimnya motivasi dan kesibukkan sehari-hari para pemuda Karang Taruna. Faktor kendala eksternal seperti, keterbatasan dana dan fasilitas, belum optimalnya dukungan dari berbagai pihak, sulit mencari kader, serta latar belakang kehidupan para pemuda yang berbeda. 5). Upaya yang dilakukan adalah memberikan motivasi, melakukan pengkaderan, melakukan komunikasi dan koordinasi dengan berbagai pihak, melakukan upaya khusus seperti melaksanakan pengajian rutin dan pengajian umum.

(5)

Sri Yanah, 2014

Peranan Karang Taruna dalam mengembangkan kesadaran moral pemuda

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACK

SRI YANAH (1001716) PERANAN KARANG TARUNA DALAM MENGEMBANGKAN KESADARAN MORAL PEMUDA (Studi Kasus di

Karang Taruna Kampung Baru Kelurahan Cigending Kecamatan Ujung Berung Kota Bandung)

(6)

Sri Yanah, 2014

Peranan Karang Taruna dalam mengembangkan kesadaran moral pemuda

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(7)

Sri Yanah, 2014

Peranan Karang Taruna dalam mengembangkan kesadaran moral pemuda

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

b. Bentuk-bentuk Organisasi ... 13

c. Prinsip-prinsip Organisasi ... 13

d. Organisasi Kemasyarakatan ... 13

e. Organisasi Kepemudaan ... 14

e. Kedudukan, Tugas Pokok, dan Fungsi Karang Taruna ... 19

f. Keanggotaan Karang Taruna ... 20

g. Strategi Pemberdayaan Karang Taruna ... 20

B. Kajian Umum tentang Kesadaran Moral Pemuda ... 21

1. Kesadaran ... 21

(8)

Sri Yanah, 2014

Peranan Karang Taruna dalam mengembangkan kesadaran moral pemuda

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Perubahan Moral ... 24

d. Pembentukan Kode Moral ... 25

3. Kesadaran Moral ... 26

a. Pengertian Kesadaran Moral ... 26

b. Teori Perkembangan Kesadaran Moral ... 28

C. Tinjauan Umum Tentang Pemuda ... 28

1. Pengertian Pemuda ... 28

2. Fase-fase Perkembangan Pemuda ... 30

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Masa Pemuda ... 31

4. Kondisi-kondisi yang Mempengaruhi Konsep Diri Pemuda ... 31

5. Faktor Penghambat Proses Peralihan Psikologis ke Arah Kematangan Pemuda ... 32

6. Potensi Pemuda ... 33

BAB III METODE PENELITIAN ... 35

A. Pendekatan dan Metode Penelitian ... 35

1. Pendekatan Penelitian ... 35

2. Metode Penelitian ... 36

5. Catatan Lapangan (Fieldnotes) ... 39

C. Tahap Penelitian ... 39

1. Persiapan Pra Penelitian ... 39

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian ... 40

D. Teknik Pengolahan dan Analaisis Data ... 41

1. Reduksi Data (Data Reduction) ... 41

2. Penyajian Data (Data Display) ... 42

3. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi (Conclusion Drawing and Verification) ... 42

E. Validitas Data ... 42

1. Uji Credibility (Validitas Internal) ... 43

a. Triangulasi ... 43

b. Menggunakan Bahan Referensi ... 44

c. Member Check ... 45

2. Uji Transferability (Validitas Eksternal) ... 45

(9)

Sri Yanah, 2014

Peranan Karang Taruna dalam mengembangkan kesadaran moral pemuda

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Uji Conformability (Obtektivitas) ... 46

F. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 46

1. Lokasi Penelitian ... 46

2. Subjek Penelitian ... 46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 48

A. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 48

1. Sejarah Singkat Karang Taruna ... 48

4. Program Kerja Karang Taruna Kampung Baru ... 52

B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 54

1. Materi Kegiatan Karang Taruna Dalam Mengembangkan Kesadaran Moral Pemuda ... 55

2. Metode yang Digunakan Karang Taruna Dalam Mengembangkan Kesadaran Moral ... 59

3. Nilai-nilai Kesadaran Moral yang Dikembangkan Melalui Kegiatan Karang Taruna ... 62

4. Kendala yang Dihadapi Karang Taruna Dalam Mengembangkan Kesadaran Moral Pemuda ... 64

5. Upaya yang Dilakukan Untuk Mengatasi Kendala yang Dihadapi Karang Taruna Dalam Mengembangkan Kesadaran Moral Pemuda ... 67

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 70

1. Materi Kegiatan Karang Taruna Dalam Mengembangkan Kesadaran Moral Pemuda ... 70

2. Metode yang Digunakan Karang Taruna Dalam Mengembangkan Kesadaran Moral Pemuda ... 75

3. Nilai-nilai Kesadaran Moral yang Dikembangkan Melalui Kegiatan Karang Taruna ... 78

4. Kendala yang Dihadapi Karang Taruna Dalam Mengembangkan Kesadaran Moral Pemuda ... 82

5. Upaya yang Dilakukan Untuk Mengatasi Kendala yang Dihadapi Karang Taruna Dalam Mengembangkan Kesadaran Moral Pemuda ... 85

(10)

Sri Yanah, 2014

Peranan Karang Taruna dalam mengembangkan kesadaran moral pemuda

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 91

A. Kesimpulan ... 91

B. Rekomendasi ... 93

(11)

Sri Yanah, 2014

Peranan Karang Taruna dalam mengembangkan kesadaran moral pemuda

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Dewasa ini fenomena masalah moral pada kalangan remaja semakin meningkat dan menjadi lebih kompleks dari masa-masa sebelumnya. Hal tersebut dibuktikan dengan meningkatnya kenakalan remaja, tawuran, tindakan mencuri, berkurangnya rasa kepedulian sosial, dekadensi etika atau sopan santun, berkurangnya rasa hormat terhadap orangtua atau orang yang usianya lebih tua, serta berkurangnya rasa simpati, empati, dan toleransi terhadap orang lain pada lingkungan keluarga, sekolah, terutama pada orang lain di lingkungan sosialnya. Berikut adalah sebuah hasil penelitian pada tahun 2013 mengenai permasalahan moral remaja yang di kutip dari jurnal tesis karya M. Alias, dkk.(2013:6) dalam http:/e/journal.untan.ac.id/yang menjelaskan bahwa:

(12)

2

Sri Yanah, 2014

Peranan Karang Taruna dalam mengembangkan kesadaran moral pemuda

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

moral generasi muda Indonesia, berkurangnya kesadaran moral generasi muda tersebut dapat menimbulkan berbagai permasalahan sosial seperti meningkatnya tindak aborsi, maraknya pernikahan usia dini dikalangan remaja, hingga meningkatnya potensi penularan virus HIV/AIDS di Indonesia. Sehingga perlu dilakukan upaya-upaya konkret untuk menanggulanginya secara serius, dan salah satunya dengan cara mengembangkan kesadaran moral bagi pemuda Indonesia.

Kesadaran moral memang tidak tumbuh begitu saja dalam diri seseorang, oleh sebab itu kesadaran moral harus ditumbuhkan dan dikembangkan. Upaya untuk mengembangkan kesadaran moral pemuda tersebut dapat dilakukan baik melalui pendidikan formal disekolah maupun melalui pendidikan informal di keluarga dan di masyarakat. Hal ini sesuai dengan pendapat Gianoza, dkk (2003:24) dalam http://ejournal.unp.ac.id/index.php/konselor/ yang

menyatakan bahwa. “meningkatkan moral remaja dapat dilakukan melalui

pendidikan, baik pendidikan moral di lingkungan sekolah, di lingkungan masyarakat, maupun di lingkungan rumah yang harus diawasi gerak-gerik

remaja oleh Orangtua”.

“Pemuda memiliki karakter khas yang spesifik yaitu revolusioner, optimis, dan berpikiran maju. Namun, di sisi lain pemuda juga memiliki kelemahan

dalam kontrol diri dalam artian mudah emosional”,

(13)

3

Sri Yanah, 2014

Peranan Karang Taruna dalam mengembangkan kesadaran moral pemuda

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Indonesia Nomor 77/HUK/2010 Pasal 1 butir 1 tentang Pedoman Dasar Karang Taruna, yang menyebutkan bahwa:

Karang Taruna adalah organisasi sosial kemasyarakatan sebagai wadah dan sarana pengembangan setiap anggota masyarakat yang tumbuh dan berkembang atas dasar kesadaran dan tanggungjawab sosial dari, oleh dan untuk masyarakat terutama generasi muda di wilayah desa/kelurahan terutama bergerak dibidang usaha kesejahteraan sosial.

Peraturan Menteri Sosial diatas menjelaskan bahwa Karang Taruna merupakan organisasi sosial kepemudaan yang berfungsi sebagai wadah aspirasi para pemuda untuk mengembangkan potensi diri atas dasar kesadaran dan tanggungjawab sosial pada masyarakat pada umumnya. Tujuan Karang Taruna tidak lain adalah terwujudnya kesejahteraan sosial yang semakain meningkat bagi generasi muda di Desa atau Kelurahan yang memungkinkan pelaksanaan fungsionalnya sebagai manusia pembangunan yang mampu mengatasi masalah-masalah sosial di lingkungannya melalui usaha-usaha pencegahan, pelayanan, dan pengembangan sosial. Hal tersebut sesuai dengan tugas pokok Karang Taruna yang dijelaskan dalam Keputusan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 11/HUK/1988 tentang Pedoman Dasar Karang Pasal 5 sebagai berikut:

Tugas pokok dari karang taruna adalah secara bersama-sama pemerintah dan komponen masyarakat lainnya untuk menanggulangi berbagai kesejahteraan sosial terutama yang dihadapi generasi muda, baik yang bersifat preventif, rehabilitatif, maupun pengembangan potensi generasi muda dilingkungannya.

(14)

4

Sri Yanah, 2014

Peranan Karang Taruna dalam mengembangkan kesadaran moral pemuda

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengungkapkan bahwa, “moralitas terjadi apabila orang mengambil sikap

yang baik karena ia sadar akan kewajiban dan tanggungjawabnya dan bukan

karena ia mencari keuntungan”.

Berkenaan dengan peranan Karang Taruna, terdapat hasil penelitian positif yang telah dilakukan pada Karang Taruna Gemmas, Desa Sugihmukti, Kecamatan Pasirjambu, Kabupaten Bandung. Dalam skripsi Selvia (2012:127) dijelaskan bahwa:

Karang Taruna Gemmas berhasil mengembangkan kreativitas generasi muda melalui kegiatan-kegiatan yang dilakukan Karang Taruna. Kegiatan-kegiatan tersebut meliputi (a) latihan dasar kepemimpinan (LDK), (b) usaha kesejahteraan sosial, (c) olahraga dan kesenian, (d) usaha ekonomi produktif, (d) serta kemitraan dan pencitraan.

Merujuk pada hasil penelitian tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian kembali mengenai peranan Karang Taruna. Namun, hal yang membedakan adalah penelitian ini lebih menitikberatkan pada kajian mengenai peranan Karang Taruna dalam mengembangkan kesadaran moral pemuda. Berdasarkan hasil prapenelitian yang dilakukan peneliti melalui wawancara dan observasi dilapangan, Karang Taruna Kampung Baru yang terdapat di Kelurahan Cigending Kecamatan Ujung Berung Kota Bandung pun berperan banyak dalam upaya mengimplementasikan peran dan fungsi dari Karang Taruna untuk mengembangkan kesadaran moral pemuda di lingkungan masyarakat.

(15)

5

Sri Yanah, 2014

Peranan Karang Taruna dalam mengembangkan kesadaran moral pemuda

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bagi masyarakat umum yang ingin belajar kesenian di Karang Taruna Kampung Baru. Pelatihan dalam bidang olahraga pun turut diadakan seperti tenis meja, dan senam bugar parahyangan.

Kegiatan yang dilakukan oleh Karang Taruna Kampung Baru tidak hanya mencakup dalam bidang kesenian dan olahraga saja. Kegiatan lain yang juga dilakukan oleh Karang Taruna Kampung Baru dalam upaya mengembangkan kesadaran moral pemuda diantaranya yaitu berupa kegiatan sosial dalam lingkungan masyarakat seperti, memberikan pelatihan dan pembinaan secara gratis pada masyarakat umum serta pelajar SD, SMP, dan SMA yang ingin belajar kesenian di Karang Taruna Kampung Baru, ikut serta dalam kerja bakti membersihkan lingkungan, membantu warga yang terkena musibah (sakit, meninggal, atau terkena bencana alam), membantu ibu-ibu PKK dalam menyelenggarakan Posyandu, serta membantu menyiapkan TPS (Tempat Pemungutan Suara) bila saat musim pemilihan umum tiba, dan juga mengadakan kegiatan penyuluhan sosial seperti, penyuluhan mengenai bahaya penggunaan narkoba dan seks bebas.

(16)

6

Sri Yanah, 2014

Peranan Karang Taruna dalam mengembangkan kesadaran moral pemuda

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pelaksanaan seluruh kegiatan tersebut bukanlah hal yang mudah, mengingat Karang Taruna ini berdiri pada situasi dan kondisi lingkungan sosial yang kompleks, yaitu dimana Karang Taruna Kampung Baru ini berada dekat dengan masjid Besar Ujung Berung, kantor instansi pemerintahan, sekolah, alun-alun, dan pasar tradisional yang tentu saja akan banyak menimbulkan keanekaragaman dalam kehidupan sosial masyarakat sekitarnya. Sehingga berbagai macam kendala pun dihadapi oleh Karang Taruna Kampung Baru, diantaranya Karang Taruna Kampung Baru masih mengalami kesulitan untuk mengajak semua masyarakat khusunya para pemuda untuk berpartisipasi secara aktif dalam setiap program kerja yang dilaksanakan Karang Taruna Kampun Baru.

Atas dasar adanya permasalahan ini, penulis merasa tertarik untuk meneliti secara lebih mendalam mengenai Karang Taruna Kampung Baru, yang akan dituangkan dalam bentuk skripsi dengan judul : PERANAN KARANG TARUNA DALAM MENGEMBANGKAN KESADARAN MORAL PEMUDA (Studi Kasus di Karang Taruna Kampung Baru Kelurahan Cigending Kecamatan Ujung Berung Kota Bandung).

B. Rumusan Masalah

Sebagaimana telah diuraikan dalam latar belakang masalah, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut: Bagaimana peranan Karang Taruna dalam mengembangkan kesadaran moral pemuda?

Melihat rumusan masalah tersebut begitu luas, maka penulis akan membatasi masalah penelitian sebagai berikut.

1. Apa materi kegiatan yang dilakukan oleh Karang Taruna untuk mengembangkan kesadaran moral pemuda?

(17)

7

Sri Yanah, 2014

Peranan Karang Taruna dalam mengembangkan kesadaran moral pemuda

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Nilai-nilai kesadaran moral apa yang dikembangkan melalui kegiatan Karang Taruna?

4. Kendala apa yang dihadapi Karang Taruna dalam mengembangkan kesadaran moral pemuda?

5. Bagaimana upaya untuk mengatasi kendala yang dihadapi Karang Taruna dalam mengembangkan kesadaran moral pemuda?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian dibagi menjadi dua bagian sebagai berikut.

1. Tujuan Umum

Sesuai dengan rumusan permasalahan, secara umum penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peranan Karang Taruna dalam mengembangkan kesadaran moral pemuda.

2. Tujuan Khusus

Adapun yang menjadi tujuan khusus dari penelitian ini yang dirumuskan sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui materi kegiatan yang dilakukan Karang Taruna dalam mengembangkan kesadaran moral pemuda.

2. Untuk mengetahui metode Karang Taruna dalam mengembangkan kesadaran moral pemuda.

3. Untuk mengetahui nilai-nilai kesadaran moral yang dikembangkan melalui kegiatan Karang Taruna.

4. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi oleh Karang Taruna dalam mengembangkan kesadaran moral pemuda.

(18)

8

Sri Yanah, 2014

Peranan Karang Taruna dalam mengembangkan kesadaran moral pemuda

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

D. Manfaat Penelitian

Secara umum penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun praktis.

1. Secara Teoritis

Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan teoritis berupa konsep-konsep baru atau teori yang terkait dengan peranan Karang Taruna dalam mengembangkan kesadaran moral pemuda di Kelurahan Cigending Kecamatan Ujung Berung Kota Bandung.

2. Secara Praktis

a. Bagi Ketua Karang Taruna,

Sebagai referensi dan rujukan untuk melakukan berbagai inovasi yang kreatif dalam program kerja Karang Taruna, sehingga mampu menciptakan kegiatan-kegiatan baru yang dapat lebih menarik partisipasi dan motivasi para anggota Karang Taruna untuk aktif ikut serta dalam pelaksanaan kegiatan Karang Taruna.

b. Bagi anggota

Memberikan informasi mengenai peran Karang Taruna sehingga dapat memunculkan keinginan serta motivasi untuk lebih aktif dan konsisten dalam mengikuti setiap kegiatan yang dilaksananakan Karang Taruna.

c. Bagi Pembina

Memberikan masukan bagi pembina Karang Taruna dalam mengevaluasi kinerja, serta pencapaian visi dan misi Karang Taruna, memberikan informasi mengenai berbagai bantuan yang masih diperlukan oleh Karang Taruna seperti bantuan moral, materil, sarana dan prasarana yang dapat mendukung dan mengoptimalkan peran dan fungsi Karang Taruna dalam mengembangkan kesadaran moral pemuda.

(19)

9

Sri Yanah, 2014

Peranan Karang Taruna dalam mengembangkan kesadaran moral pemuda

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Memberikan sumbangan dalam usaha kesejahteraan dan ketertiban sosial berupa pembangunan kesejahteraan sosial, dan upaya-upaya preventif terhadap masalah-masalah sosial yang terjadi di lingkungan masyarakat.

3. Kebijakan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran atau ide-ide bagi perumusan kebijakan yang akan dikeluarkan oleh Kelurahan sebagai instansi pemerintahan yang secara langsung terkait dengan penyelenggaraan peran dan fungsi dari Karang Taruna, hal ini bertujuan agar kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh Kelurahan dapat lebih mendukung dan mengoptimalkan Karang Taruna untuk berkembang secara fungsional sebagai Infra Struktur dan alat kontrol sosial yang sekaligus menjadi partner pemerintah dalam meningkatkan usaha-usaha kesejahteraan dan ketertiban sosial dalam membangun Kelurahan.

4. Isu Serta Aksi Sosial

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan solusi terhadap isu-isu sosial negatif mengenai pemuda yang marak beredar di masyarakat, sehingga dapat memberikan informasi dan rujukan yang baik bagi para pemuda untuk mengoptimalkan perannya sebagai manusia pembangunan yang diimplementasikan dalam aksi sosial positif dan bermanfaat bagi masyarakat dan lingkungannya.

E. Struktur Organisasi Skripsi

Sistematika penulisan dari penelitian yang berjudul peranan karang taruna dalam mengembangkan kesadaran moral pemuda (Studi Kasus di Karang Taruna Kampung Baru Kelurahan Cigending Kecamatan Ujung Berung Kota Bandung).

(20)

10

Sri Yanah, 2014

Peranan Karang Taruna dalam mengembangkan kesadaran moral pemuda

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. BAB II kajian pustaka membahas mengenai peranan Karang Taruna dalam mengembangkan kesadaran moral pemuda yang meliputi tinjauan umum tentang Karang Taruna (hakikat organisasi kepemudaan dan organisasi kemasyarakatan), Karang Taruna (sejarah, pengertian, dasar hukum, asas-asas, kedudukan, tugas, fungsi, dan strategi pemberdayaan Karang Taruna), tinjauan umum tentang mengembangkan kesadaran moral pemuda (pengertian kesadaran, pengertian moral, pengertian kesadaran moral, pengertian pemuda, potensi pemuda), menumbuhkan kesadaran moral (metode yang digunakan, nilai-nilai kesadaran moral yang dikembangkan, faktor pendukung, faktor penghambat)

3. BAB III metode penelitian yang meliputi sebagai berikut, pendekatan dan metode penelitian, lokasi dan subjek penelitian, persiapan penelitian, taknik pengumpulan data, teknik pengolahan dan analisis data, uji validitas data penelitian.

4. BAB IV hasil penelitian dan pembahasan yang berisi mengenai gambaran umum lokasi penelitian, deskripsi hasil penelitian, dan pembahasan hasil penelitin.

(21)

Sri Yanah, 2014

Peranan Karang Taruna dalam mengembangkan kesadaran moral pemuda

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Peneliti memilih pendekatan kualitatif dalam penelitian ini berdasarkan beberapa alasan. Pertama, pendekatan kualitatif ini lebih mudah menyesuaikan diri dengan berbagai kenyataan yang terdapat di lapangan. Kedua, pendekatan kulitatif ini dapat menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti dengan narasumber.

Mengenai pendekatan kualitatif ini Creswell (2012:4) menjelaskan bahwa: Pendekatan kualitatif merupakan metode-metode untuk mengeksplorasi dan memahami makna yang oleh sejumlah individu atau sekelompok orang dianggap berasal dari masalah sosial atau kemanusiaan. Proses penelitian kualitatif ini melibatkan upaya-upaya penting, seperti mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan prosedur-prosedur, mengumpulkan data yang spesifik dari para partisipan, menganalisis data secara induktif mulai dari tema-tema yang khusus ketema-tema yang umum, dan menafsirkan makna data.

(22)

37

Sri Yanah, 2014

Peranan Karang Taruna dalam mengembangkan kesadaran moral pemuda

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sedangkan Bogdan dan Taylor (Moleong, 2012:3) mengemukakan bahwa, “pendekatan kualitatif sebagai sebuah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati”. Hal ini sesuai dengan apa yang akan dilakukan oleh peneliti, dimana peneliti akan menjabarkan hasil penelitian dalam bentuk deskriptif berupa kata-kata tertulis dari orang-orang dan perilaku yang diamati dalam proses penelitian di lapangan.

Sejalan dengan definisi sebelumnya, Kirk dan Miller (Moleong, 2012:3) menjelaskan bahwa:

penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan pada manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan dalam peristilahannya.

Berdasarkan beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pendekatan kualitatif pada intinya merupakan pendekatan yang digunakan untuk meneliti masalah-masalah sosial yang berhubungan dengan manusia, baik dari segi kehidupan sosialnya, perilakunya, bahasanya, maupun dalam peristilahannya. Hasil penelitian kualitatif ini disajikan dalam bentuk deskriptif berupa kata-kata tertulis, dan bukan disajikan dalam bentuk angka-angka.

2. Metode Penelitian

Dalam upaya untuk mencapai tujuan penelitian diperlukan suatu metode yang digunakan untuk memecahkan masalah yang akan diselidiki, metode merupakan suatu cara yang digunakan untuk mencapai sustu tujuan tertentu yang ingin diperoleh, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi kasus. Hal ini sesuai dengan hakikat penelitian kasus menurut Arikunto (2010:185) yaitu:

(23)

38

Sri Yanah, 2014

Peranan Karang Taruna dalam mengembangkan kesadaran moral pemuda

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penelitian studi kasus ini berupaya menelaah sebanyak mungkin data mengenai subjek yang diteliti melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi untuk menguraikan suatu kasus secara rinci dan lebih mendalam. Sementara Creswell (2012: 19) menjelaskan bahwa, “suatu penelitian dapat disebut sebagai penelitian studi kasus apabila proses penelitiannya dilakukan secara mendalam dan menyeluruh terhadap kasus yang diteliti.” Studi kasus biasanya digunakan bila peneliti mencoba memahami masalah organisasi yang rumit, penyebab kerancuan, atau pengaruh perubahan. Pada intinya, metode ini memungkinkan peneliti memusatkan perhatian pada sesuatu yang cukup dapat ditangani untuk dimengerti segala kerumitannya.

Tujuan dari penelitian ini yaitu menelaah secara intensif, terinci, dan mendalam mengenai fakta-fakta serta hubungan antar fenomena yang akan diteliti seperti fenomena menurunnya kesadaran moral pemuda yang banyak terjadi dimasa sekarang. Penulis memilih metode ini karena sesuai dengan sifat dari masalah serta tujuan yang ingin diperoleh dan bukan menguji sebuah hipotesis tetapi berusaha untuk mendapatkan sebuah gambaran yang rinci dan mendalam tentang suatu keadaan, sehingga penelitian ini lebih mengutamakan proses yang dilalui daripada hasil yang akan diperoleh.

Hal ini sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk memecahkan dan mengetahui permasalahan yang ada pada saat penelitian dilakukan mengenai peran Karang Taruna dalam mengembangkan kesadaran moral pemuda.

B. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut: 1. Wawancara

Menurut Esterbeg (Sugiyono, 2012:316) “wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu”.

(24)

39

Sri Yanah, 2014

Peranan Karang Taruna dalam mengembangkan kesadaran moral pemuda

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

koordinator divisi keagamaan (Gista Selly), Koordinator divisi Keagamaan (Sri Nurhayati), Koordinator divisi Pengabdian Pada Masyarakat dan Pelayanan Sosial (Gista Sella), Koordinator divisi Lingkungan Hidup (Maman Faturahman), Koordinator divisi Seni Budaya (Muhammad Hamdan Setiawan), Lurah Cigending (Herry Hermawan, S.IP), Tokoh Masyarakat (Iyus Rusmana, S.H.), Anggota Karang Taruna (Syifa Rahayu Fauziah dan Sony).

Wawancara ini digunakan untuk mengetahui hal-hal mendalam mengenai peranan Karang Taruna dalam mengembangkan kesadaran moral pemuda yang meliputi beberapa hal seperti, materi kegiatan Karang Taruna, metode yang digunakan Karang Taruna, nilai-nilai moral yang dikembangkan, kendala yang dihadapi, serta upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala tersebut.

2. Observasi

Menurut Arikunto (2010:199); “observasi adalah pengamatan yang meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indera”.

Observasi dilakukan untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang peran Karang Taruna dalam mengembangkan kesadaran moral pemuda yang meliputi materi kegiatan Karang Taruna seperti kegiatan keagamaan, peduli lingkungan, kegiatan pengadian pada masyarakat dan pelayanan sosial, dan kegiatan kesenian metode yang digunakan Karang Taruna, nilai-nilai moral yang dikembangkan melalui kegiatan-kegiatan tersebut, kendala-kendala yang dihadapi oleh Karang Taruna, serta upaya-upaya yang dilakukan Karang Taruna untuk mengatasi kendala tersebut. Observasi ini dilakukan dengan pengamatan langsung secara intensif dengan tujuan untuk dapat melihat secara jelas keseluruhan bagaimana peran karang taruna tersebut.

3. Studi Dokumentasi

(25)

40

Sri Yanah, 2014

Peranan Karang Taruna dalam mengembangkan kesadaran moral pemuda

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dokumentasi asal katanya dokumen, yang artinya barang-barang tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, menyelidiki benda-benda tertulis, seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian dan sebagainya.

Studi dokumentasi ini digunakan untuk mendapatkan data-data yang erat hubungannya dengan masalah yang akan diteliti, dilakukan dengan mengumpulkan sejumlah data yang mendukung terhadap penelitian yang dilakukan. Data yang diperoleh dari dokumentasi, yaitu buku-buku pedoman dan panduan karang taruna, surat-surat, data Karang Taruna, data pengurus dan anggota Karang Taruna, data prestasi dan jadwal Karang Taruna, gambar, foto-foto, dan video dari kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan Karang Taruna Kampung Baru.

4. Studi Literatur

Studi literatur adalah teknik pengumpulan data yang digunakan untuk menemukan teori-teori yang relevan dengan permasalahan yang akan diteliti.

Dalam hal ini peneliti mempelajari berbagai literatur, seperti buku-buku referensi, jurnal, artikel, makalah, skripsi, dan disertasi yang dapat menunjang dan erat kaitannya dengan masalah yang sedang diteliti sehingga mempermudah peneliti dalam meneliti masalah tersebut.

5. Catatan Lapangan (Fieldnotes)

Catatan lapangan disusun setelah observasi dan sesudah mengadakan interview dengan subjek penelitian. Hal ini untuk memudahkan penggarapan laporan agar tidak mudah dilupakan oleh peneliti dalam penelitian kualitatif lebih mengandalkan pengamatan dan wawancara dalam pengumpulan data di lapangan. Berkaitan dengan pengertian catatan lapangan, Bogdan dan Biklen (Moleong, 2012:209) mengemukakan bahwa “catatan lapangan adalah catatan tertulis tentang apa yang didengar, dilihat, dialami, dan dipikir dalam rangka pengumpulan data dan refleksi terhadap data dalam penelitian kualitatif”.

(26)

41

Sri Yanah, 2014

Peranan Karang Taruna dalam mengembangkan kesadaran moral pemuda

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

wawancara dan observasi. Catatan lapangan pada penelitian ini diperoleh ketika peneliti melakukan observasi dan wawancara kepada ketua Karang Taruna, sekretaris umum Karang Taruna, anggota Karang Taruna, pembina Karang Taruna, tokoh masyarakat.

C. Tahap Penelitian

1. Persiapan Pra Penelitian

Pada tahap ini yang peneliti lakukan adalah sebagai berikut:

a. Mengidentifikasi permasalahnan yang akan diteliti untuk menyesuaikan keperluan dan fokus penelitian yang akan diteliti sebagai usulan penelitian sementara, sebab penelitian ini dapat berubah sewaktu-waktu sesuai dengan keadaan dilapangan sebagaimana penelitian kualitatif pada umumnya.

b. Menentukan dimana lokasi penelitian akan dilaksanakan

c. Mengajukan surat permohonn izin mengadakan pra penelitian kepada Ketua Jurusan PKn FPIPS UPI Bandung.

d. Setelah memperoleh surat izin dari Ketua Jurusan PKn FPIPS UPI Bandung kemudian dilanjutkan dengan mengajukan surat permohonan izin mengadakan penelitian kepada Dekan FPIPS UPI Bandung.

e. Setelah mendapatkan surat penelitian dari Dekan FPIPS UPI Bandung melalui Pembantu Dekan I, peneliti meneruskan dengan meminta rekomendasi izin penelitian dari Kepala BAAK UPI yang secara Keembagaan mengatur segala jenis urutan administratif dan akademis.

f. Berdasarkan urutan surat izin tersebut, peneliti meneruskan perizinan kepada Rektor UPI melalui Pembantu Rektor I.

g. Setelah mendapatkan surat izin dari Rektor UPI melaui Pembantu Rektor I, peneliti melanjutkan perizinan kepada Kepala Kelurahan Cigending dan Karang Taruna Kampung Baru.

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian

(27)

42

Sri Yanah, 2014

Peranan Karang Taruna dalam mengembangkan kesadaran moral pemuda

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sudah ditentukan sebelumnya. Selain mengumpulkan hasil observasi di lapangan, peneliti juga melakukan pengumpulan data dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Menghubungi Kepala Kelurahan Cigending dan pengurus Karang Taruna Kampung Baru untuk memperoleh informasi dan meminta izin melaksanakan penelitian.

b. Melakukan pengamatan dan mencatat kegiatan-kegiatan atau gejala-gejala yang penting dan mendukung terhadap masalah yang diteliti.

c. Menentukan narasumber yang akan diwawancara. d. Menghubungi narasumber yang akan diwawancara.

e. Mengadakan wawancara dengan narasumber sesuai dengan kesepakatan sebelumnya.

f. Melakukan studi dokumentasi dan membuat catatan yang diperlukan dan dianggap berkaitan dengan masalah yang akan diteliti.

Setelah selesai melaksanakan wawancara, peneliti menuliskan kembali data yang terkumpul ke dalam catatan lapangan dengan tujuan agar dapat mengungkapkan data secara lengkap. Data yang diperoleh dari hasil wawancara, disusun dalam bentuk lengkap setelah didukung oleh dokumen lainnya. Proses pengumpulan data terus dilakukan sampai tidak memperoleh kembali informasi baru.

D.Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama penelitian berlangsung, dan setelah selesai dilapangan. Penelitian awal sebelum memasuki lapangan dilakukan dengan melakukan prapenelitian terlebih dahulu untuk menentukan fokus penelitian yang akan dilakukan. Menurut Nasution (Sugiyono, 2012:333) mengemukakan bahwa:

(28)

43

Sri Yanah, 2014

Peranan Karang Taruna dalam mengembangkan kesadaran moral pemuda

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Analisis data yang digunakan dalam penelitian kualitatif menurut Miles dan Huberman (Sugiyono, 2012:334) mengemukakan bahwa, “aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh”. Aktivitas yang dilakukan dalam analisis data adalah sebagai berikut:

1. Reduksi Data (Data Reduction)

Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya sangat banyak, untuk itu maka perlu dicatat secara rinci dan teliti, karena semakin lama penelitian di lapangan, maka jumlah data akan semakin banyak, kompleks, dan rumit. Mereduksi data dapat dilakukan dengan merangkum, mengambil data yang pokok dan penting, membuat kategori (huruf besar, huruf kecil, angka), dan membuang yang tidak dipakai.

Dalam Penelitian ini, reduksi data dilakukan dengan memfokuskan hasil penelitian pada hal-hal yang dianggap penting oleh peneliti. Penelitian difokuskan pada tanggapan atau pendapat dari para narasumber yang sudah ditetapkan dalam penelitian ini tentanng peranan Karang Taruna Kampung Baru dalam mengembangkan kesadaran moral pemuda.

2. Penyajian Data (Data Display)

Setelah selesai mereduksi data, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data. Dengan mendisplaykan data maka akan memudahkan peneliti untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut.

(29)

44

Sri Yanah, 2014

Peranan Karang Taruna dalam mengembangkan kesadaran moral pemuda

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penyajian data dalam penelitian ini diawali dari hasil wawancara dengan para narasumber. Data hasil wawancara tersebut dipahami satu persatu kemudian disatukan sesuai dengan rumusan masalah. Penyajian data selanjutnya disajikan dalam bentuk uraian laporan sesuai dengan data hasil peneltian yang diperoleh. 3. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi (Conclusion Drawing Verification)

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah apabila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dilakukankan pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan untuk mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.

Dalam penelitian ini untuk mencapai kesimpulan yang benar dan tepat, peneliti berupaya untuk selalu memverifikasi data-data yang diperoleh selama penelitian berlangsung.

E.Validitas Data

Penelitian kualitatif sering sekali diragukan terutama dalam hal keabsahan datanya (validitas data). Oleh sebab itu, dibutuhkan cara untuk memenuhi kriteria kredibilitas data. Beberapa cara dapat dilakukan untuk mengusahakan agar kebenaran hasil penelitian dapat dipercaya, dalam penelitian ini cara yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Uji Credibility(Validitas Internal) Menurut sugiyono (2012:365) bahwa :

Uji kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian kualitatif antara lain dilakukan dengan perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan, tiangulasi, diskusi dengan teman sejawat, analisis kasus negatif, dan member chek.

(30)

45

Sri Yanah, 2014

Peranan Karang Taruna dalam mengembangkan kesadaran moral pemuda

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Triangulasi

Triangulasi merupakan suatu teknik pemeriksaan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Dengan demikian terdapat triangulasi sumber, trangulasi teknik pengumpulan data, dan triangulasi waktu.

1). Triangulasi Sumber

Triangulasi sumber dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber.

Pengurus Karang Taruna Pemuda Karang Taruna

Masyarakat

Gambar 1.1. triangulasi dengan tiga sumber data (sumber : sugiyono (2012: 369))

2). Triangulasi Teknik

Triangulasi Teknik ini dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.

Wawancara Observasi

Dokumentasi

Gambar: 1.2 triangulasi dengan tiga teknik pengumpulan data (sumber : sugiyono (2012: 370))

(31)

46

Sri Yanah, 2014

Peranan Karang Taruna dalam mengembangkan kesadaran moral pemuda

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Triangulasi waktu ini dilakukan dengan cara melakukan pengecekan dengan wawancara, observasi atau teknik lain dalam waktu yang berbeda. Misalnya peneliti mengadakan wawancara dan observasi pada pagi, siang, dan sore. Bila hasil uji menghasilkan data yang berbeda, maka dilakukan secara berulang-ulang sehingga ditemukan kepastian datanya.

Siang sore

Pagi

Gambar : 1.3. triangulasi dengan tiga waktu pengumpulan data (sumber : sugiyono (2012: 370))

b. Menggunakan bahan referensi

Bahan di sini dalah alat pendukung untuk membuktikan data yang telah ditemukan, maka dalam hal ini peneliti menggunakan bahan dokumentasi berupa catatan hasil wawancara dengan subjek penelitian, dokumen autentik, foto-foto dan sebagainya yang diambil dengan cara yang tidak menganggu atau menarik perhatian narasumber, sehingga informasi yang diperoleh menjadi lebih dapat dipercaya.

c. Member check

Member check adalah proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data. Tujuan member check adalah untuk mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data.

(32)

47

Sri Yanah, 2014

Peranan Karang Taruna dalam mengembangkan kesadaran moral pemuda

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Uji Transferability (Validitas Eksternal) Sugiyono (2012:373) menjelaskan bahwa:

Transferability merupakan validitas eksternal dalam penelitian kuantitatif. Validitas eksternal menunjukan derajat ketepatan atau dapat diterapkannya hasil penelitian ke populasi dimana sampel tersebut diambil. Nilai transfer berkenaan dengan kenyataan, hingga hasil penelitian dapat diterapkan atau digunakan dalam situasi lain.

Peneliti berharap hasil penelitian ini dapat dipahami oleh orang lain atau pembaca, maka berdasarkan uji transferability ini penulis membuat laporan dengan uraian yang terperinci, jelas, sistematis, dan dapat dipercaya.

3. Uji Defendability (Reliabilitas)

Mengenai defendability Sugiyono (2012:74) mengemukakan bahwa:

Dalam penelitian kuantitatif, dependability disebut reliabilitas. Suatu penelitian yang reliabel adalah apabila orang lain dapat mengulangi atau merefleksi proses penelitian tersebut. Dalam penelitian kualitatif, uji dependability dilakukan dengan melakukan audit terhadap keseluruhan proses penelitian. Sering terjadi peneliti tidak melakukan proses penelitian ke lapangan, tetapi bisa memberikan data. Peneliti seperti ini perlu diuju dependability-nya.

Mengenai uji dependability ini peneliti bekerjasama dengan pembimbing untuk mangaudit keseluruhan proses penelitian dengan tujuan agar peneliti dapat menunjukkan jejak aktivitas lapangan serta mempertanggungjawabkan seluruh rangkaian penelitian di lapangan mulai dari menentukan masalah, memasuki lapangan, menentukan sumber data, melakukan analisis data, sampai membuat kesimpulan.

4. Uji Confirmability (Obyektivitas)

(33)

48

Sri Yanah, 2014

Peranan Karang Taruna dalam mengembangkan kesadaran moral pemuda

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

fungsi dari penelitian yang dilakukan, maka penelitian tersebut telah memenuhi standar confirmability. Dalam penelitian jangan sampai proses tidak ada, tetapi hasil ada.

Mengenai uji confirmability ini peneliti berusaha menguji hasil penelitian dengan mengaitkan dengan proses penelitian dan mengevaluasi hasil penelitian, serta membuktikan apakah hasil penelitian sudah merupakan fungsi dari proses penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti.

F. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi Penelitian akan diadakan di Karang Taruna Kampung Baru Kelurahan Cigending Kecamatan Ujung Berung Kota Bandung. Peneliti tertarik dengan lokasi penelitian di Karang Taruna Kampung Baru karena Karang Taruna Kampung Baru merupakan Karang Taruna yang aktif dan memiliki konsistensi dalam menjalankan fungsi dan perannya sebagai organisasi sosial kepemudaan di dalam masyarakat, serta sudah cukup banyak meraih juara diberbagai kompetisi dan perlombaan.

2. Subjek Penelitian

Dalam hal ini perlu dijelaskan terlebih dahulu mengenai pengertian dari subjek penelitian itu sendiri. Menurut Sugiyono (2012:382) “subjek penelitian adalah sumber yang dapat memberikan informasi, dipilih secara purposive dan pelaksanaannya sesuai dengan purpose atau tujuan tertentu serta bersifat snowball sampling”. Berdasarkan uraian tersebut, maka yang dijadikan subjek penelitian adalah orang-orang yang memiliki power dan otoritas pada situasi sosial atau obyek yang diteliti. Dan subjek yang dipilih oleh penulis adalah sebagai berikut: a. Ketua Karang Taruna Kampung Baru, Yudi Hidayat.

b. Sekretaris Karang Taruna Kampung Baru, Ramdani. c. Divisi Keagamaan, Sri Nurhayati.

(34)

49

Sri Yanah, 2014

Peranan Karang Taruna dalam mengembangkan kesadaran moral pemuda

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

f. Divisi Seni Budaya,Muhammad Hamdan Setiawan. g. Lurah Cigending, Herry Hermawan, S.IP.

h. Tokoh Masyarakat, Iyus Rusmana, S.H.

(35)

Sri Yanah, 2014

Peranan Karang Taruna dalam mengembangkan kesadaran moral pemuda

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Berdasarkan pembahasan penelitian sebagaimana telah diuraikan dalam bab IV, maka pada bagian ini akan dikemukakan beberapa hal-hal penting sebagai kesimpulan, sebagai barikut:

A. Kesimpulan

1. Kesimpulan Umum

Peranan Karang Taruna Kampung Baru dalam mengembangkan kesadaran moral pemuda dilaksanakan dengan mengembangkan nilai-nilai kesadaran moral melalui berbagai materi kegiatan yang dilaksananakan secara rutin oleh Karang Taruna Kampung Baru seperti dalam kegiatan keagamaan, kegiatan kebersihan dan peduli lingkungan, kegiatan pengabdian pada masyarakat dan pelayanan sosial, serta kegiatan kesenian dan budaya.

2. Kesimpulan Khusus

1. Materi kegiatan Karang Taruna Kampung Baru yang saat ini masih berjalan yaitu (1) kegiatan keagamaan, (2) kegiatan kebersihan dan peduli lingkungan, (3) kegiatan pengabdian pada masyarakat dan pelayanan sosial, serta (4). kegiatan kesenian dan budaya.

2. Metode yang digunakan Karang Taruna Kampung Baru dalam mengembangkan kesadaran moral pemuda meliputi: (1) memberikan motivasi bagi anggota karang taruna agar kegiatan yang dilaksanakan dapat berjalan dengan baik. (2) metode reward and punishment. (3) metode keteladanan. (4) metode nasihat. (5) menanamkan motivasi intrinsik para pemuda anggota Karang Taruna Kampung Baru.

(36)

93

Sri Yanah, 2014

Peranan Karang Taruna dalam mengembangkan kesadaran moral pemuda

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Terdapat dua faktor kendala yang dihadapi Karang Taruna Kampung Baru dalam mengembangkan kesadaran moral pemuda, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal seperti, minimnya motivasi yang muncul dari dalam diri pemuda karang taruna, sulitnya membagi waktu antara kesibukkan sehari-hari dengan kegiatan berorganisasi di karang taruna. Sedangkan faktor kendala eksternal seperti, keterbatasan dana, keterbatasan fasilitas, serta masih belum optimalnya dukungan dari berbagai pihak seperti dari pemerintah dan masyarakat sekitar, sulit mencari kader, belum adanya tempat khusus yang dimiliki karang taruna kampung baru untuk melaksanakan kegiatannya, serta faktor latar belakang kehidupan para pemuda yang berbeda-beda

5. Terdapat enam upaya yang dilakukan karang taruna kampung baru untuk mengatasi kendala yang dihadapi dalam mengembangkan kesadaran moral pemuda, diantaranya yaitu: (1) memberikan motivasi yang membangun kepada para pemuda untuk berpartisipasi dalam setiap kegiatan. (2) melakukan pengkaderan. (3) melakukan komunikasi, dan koordinasi yang baik antar pengurus dan anggota Karang Taruna Kampung Baru. (4) meningkatkan kerjasama, komunikasi dan koordinasi yang baik antara Karang Taruna Kampung Baru dengan pemerintah desa dan masyarakat. (5) melakukan upaya khusus seperti melaksanakan pengajian rutin dan diskusi atau sharing mengenai problematika anak muda setiap malam jumat di lingkungan Bale Paseban, serta melakukan kerjasama dengan pemerintah desa untuk mengadakan pengajian umum tingkat kelurahan yang dilaksanakan pada setiap hari rabu pagi di Masjid Besar Ujung Berung. (6) memberikan pengertian tentang tingkah laku yang benar melalui teladan yang baik, dan memberikan pengertian mengenai tingkah laku yang salah dan buruk melalui nasihat.

(37)

94

Sri Yanah, 2014

Peranan Karang Taruna dalam mengembangkan kesadaran moral pemuda

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan yang diambil, maka peneliti mengajukan beberapa rekomendasi yang sekiranya saran atau rekomendasi tersebut dapat bermanfaat bagi semua pihak sebagai upaya mengoptimalkan peranan karang taruna dalam mengembangkan kesadaran moral pemuda. Adapun rekomendasi yang diajukan sebagai berikut:

1. Bagi Pengurus Karang Taruna

a. Karang taruna harus lebih meningkatkan komunikasi dan koordinasi antara pengurus dan anggota karang taruna, pemerintah serta masyarakat setempat dengan cara mengadakan sosialisasi atau penyuluhan khusus mengenai kegiatan yang akan dilaksanakan karang taruna sehingga akan tercipta harmonisasi hubungan kerjasama diantara pengurus dan anggota karang taruna, pemerintah desa, serta masyarakat.

b. Pengurus karang taruna harus menciptakan metode yang lebih menarik dari metode reward and punishment, seperti metode peringkat atau ranking, dimana bagi pengurus dan anggota yang memiliki kualitas kinerja yang baik akan diberi peringkat atau ranking.

c. Pengurus karang taruna harus lebih ekstra dalam memberikan motivasi yang membangun kepada anggota dengan cara membina hubungan yang hangat dan penuh pengertian dengan anggota, menghargai (me-reward) pendapat atau hasil karya anggota, membantu anggota yang memerlukan bantuan dalam memecahkan masalahnya, baik yang menyangkut organisasi maupun nonorganisasi.

d. Pengurus dan anggota karang taruna harus lebih kreatif lagi dalam membuat proposal agar dapat menarik minat dan perhatian para donatur. e. Pengurus Karang Taruna harus lebih konsisten dalam memberikan teladan

(38)

95

Sri Yanah, 2014

Peranan Karang Taruna dalam mengembangkan kesadaran moral pemuda

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Bagi Anggota Karang Taruna

a. Anggota karang taruna hendaknya lebih meningkatkan partisispasi maupun kontribusi dengan cara selalu aktif dalam setiap kegiatan yang dilaksanakan karang taruna.

b. Anggota karang taruna hendaknya lebih pandai dalam membagi waktu antara kesibukkan pribadi dengan kepentingan organisasi dengan cara menyusun seluruh jadwal kegiatan sehingga waktu yang tersedia dapat dimanfaatkan secara optimal dan teratur.

3. Bagi Lurah/Pembina Umum Karang Taruna

a. Lebih menigkatkan dukungan moril dan materil dengan membantu mewujudkan pengalokasian dana yang sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan program kegiatan.

b. Membantu melengkapi sarana dan prasarana yang masih kurang seperti gedung khusus untuk karang taruna kampung baru.

4. Bagi Masyarakat dan Tokoh Masyarakat

a. Bagi masyarakat hendaknya lebih meningkatkan dukungan dan partisispasinya dalam berbagai kegiatan yang dilaksanakan karang taruna. b. Lebih mendorong dan mendukung putra-putrinya untuk aktif dalam

kegiatan karang taruna dan tergabung dalam keanggotaan maupun kepengurusan karang taruna kampung baru.

5. Bagi Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan

a. Dalam proses perkuliahan agar dapat diperjelas lagi mengenai korelasi pendidikan karakter dengan setiap mata kuliah hingga mahasiswa dapat memahami pengaplikasiannya dalam kehidupan sehari-hari dan sebagai bekal untuk menjadi guru PKn.

(39)

Sri Yanah, 2014

Peranan Karang Taruna dalam mengembangkan kesadaran moral pemuda

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Daftar Pustaka Buku

Ali, M. & Asrori, M. (2009). Psikologi Remaja. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta.

Budiningsih, C. A. (2006). Pembelajaran Moral Berpijak Pada Karakteristik Siswa Dan Budayanya. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Creswell, W. J. (2012). Research Design (Pendekatan Kualitaif, Kuantitatif, dan Mixed). Alih Bahasa: Achmad Fawaid. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Djahiri, A. K. (1985). Strategi Pengajaran Afektif-Nilai Moral VCT dan Games. Bandung: Jurusan PMPKN IKIP Bandung.

Hartomo dan Aziz. (1999). Ilmu Sosial Dasar. Jakarta: Bumi Aksara. Hurlock, E. B. (1980). Psikologi Perkembangan (Suatu Pendekatan

Sepanjang Rentang Kehidupan). Alih Bahasa: Istiwidayanti dan Soedjarwo. Jakarta: Erlangga.

Kartono, K. (1986). Patologi Sosial 3. Jakarta: CV. Rajawali.

Koentjaraningrat. (2009). Pengantar Antropologi sosial. Jakarta: PT. Rneka Cipta.

Moleong, L. J. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.

Nawawi, H. (1995). Kepemimpinan Yang Efektif. Jakarta: Rineka Cipta Nurihsan, A. J. Dan Agustin, M. (2011). Dinamika Perkembangan Anak

Dan Remaja. Bandung: PT. Refika Aditama.

(40)

97

Sri Yanah, 2014

Peranan Karang Taruna dalam mengembangkan kesadaran moral pemuda

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Rifai, V. dan Mulyadi. (2009). Kepemimpinan dan perilaku organisasi. Jakarta:

PT. Raja Grafindo Persada

Salam, H. B. (2000). Etika Individual (Pola Dasar Filsafat Moral). Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Sarwono, S. W. (1995). Psikologi Lingkungan. Jakarta: Pt. Grasindo Simandjuntak, B. (1990). Membina dan Mengembangkan Generasi Muda.

Bandung: Tarsito

Soejanto, A. (2005). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Rineka Cipta Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kombinasi (mixed Methods).

Bandung: Alfabeta.

Surakhmad, W. 1980. Psikologi Pemuda. Bandung: Jemmars.

Taufik. (2012). Empati (Pendekatan Psikologi Sosial). Jakarta: Rajawali Pers.

Wahab, A. A. (2011). Anatomi Organisasi dan Kepemimpinan Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Wuryan, S. dan Syaifullah. (2008). Ilmu Kewarganegaraan (Civics). Bandung: Laboratorium Universitas Pendidikan Indonesia.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI Press

Skripsi

(41)

98

Sri Yanah, 2014

Peranan Karang Taruna dalam mengembangkan kesadaran moral pemuda

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dokumen

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1985 Tentang Organisasi Kemasyarakatan.

Undang-Undang no. 40 Tahun2009 Tantang Kepemudaan

Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2007 Tentang Pedoman Penataan Lembaga Kemasyarakatan.

Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia No. 77/HUK/2010 Tentang Pedoman Dasar Karang Taruna

Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia No. 11/HUK/1988 Tentang Pedoman Dasar Karang Taruna

Departemen Sosial RI. (2005). Panduan Dasar Karang Taruna. Jakarta: Depsos RI.

Jurnal

Alias, M., dkk. (2013). Kontrol Sosial Tokoh Masyarakat (Ustad) DalamMengatasi Penyimpangan Perilaku Remaja Di Desa Limbung Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya. 1-14. [Online]. Tersedia:http://ejournal.untan.ac.id/

Gianoza, Jaufan, dkk. (2013). Hubungan Perhatian Orang Tua Dengan Moral Remaja. (2), 1, 1-26. [Online].

Tersedia:http://ejournal.unp.ac.id/index.php/konelor/ Makalah

Purnomo, Dwi. (2008). Organisasi Karang Taruna Dan Pemberdayaan Potensi Pemuda melalui Pembentukan Pengurus Karang Taruna. Makalah Pada Pusat Pengabdian Masyarakat IKIP Budi Utomo, Malang.

Internet

Gambar

Gambar 1.1. triangulasi dengan tiga sumber data
Gambar : 1.3. triangulasi dengan tiga waktu pengumpulan data

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian dan penciptaan seni ini adalah untuk menghasilkan kreasi baru motif batik yang mempunyai ciri khas sebagai batik Nusa Tenggara Timur, khususnya di

Mantra Ritual Babarit : Nilai Budaya, Struktur, Konteks Penuturan, Proses Penciptaan, Dan Fungsi Serta Pelestariannya Sebagai Bahan Ajar Apresiasi Sastra Di SMA..

Dari berbagai gangguan yang terjadi dapat di analisis gangguan dan dapat ditentukan sistem proteksi yang digunakan pada peralatan sistem tenaga listrik diantaranya

Peraturan dan Jenis-jenis Pelanggaran Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) di Yogyakarta Semua profesi, tak terkecuali seorang pramuwisata, harus profesional dalam

(1) Apabila Rancangan Perda berasal dari DPRD, maka Pimpinan Panitia Khusus memberikan penjelasan atau keterangan atas Rancangan Perda serta tanggapan atas

Agar Indonesia dapat menjadi penentu harga dalam perdagangan CPO internasional, Indonesia perlu memperkuat indsutri CPO dalam negeri serta memperkuat diplomasi ke luar

Simatupang Kav. Karang Tengah No. R.A Kartini No. Kuningan Timur blok M2/5, Jakarta Selatan 021-5210 284 - Y 188 DKI Jakarta Jakarta Selatan Klinik Brawijaya Women and Children

Karena adanya arus listrik yang lewat dihambat dan mengakibatkan terjadinya perubahan bentuk energi (elektron-elektron terikat senantiasa bergerak dalam orbit