MAKNA LEKSIKAL YANG TERBENTUK OLEH DERIVASI YANG
MENGANDUNG KOMBINASI AKHIRAN
–
EUN
DALAM BAHASA SUNDA
TESIS
diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk
memperoleh gelar Magister Humaniora
Program Studi Lingusitik
oleh
Yogi Setia Samsi
NIM 1200985
PROGRAM STUDI LINGUSITIK
SEKOLAH PASCASARJANA
MAKNA LEKSIKAL YANG TERBENTUK OLEH DERIVASI YANG
MENGANDUNG KOMBINASI AKHIRAN
–
EUN DALAM BAHASA
SUNDA
Oleh :
Yogi Setia Samsi
S.S. UNPAS Bandung, 2011
Sebuah tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Humaniora (M.Hum.) pada Sekolah Pascasarjana
© Yogi Setia Samsi 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
November 2014
Hak cipta dilindungi undang-undang
LEMBAR PENGESAHAN
Makna Leksikal yang Terbentuk oleh Derivasi Yang Mengandung Kombinasi Akhiran
–eun dalam Bahasa Sunda
oleh Yogi Setia Samsi
NIM 1200985
disetujui dan disahkan oleh: Pembimbing I,
Iwa Lukmana, M.A., Ph.D. NIP 196611271993031002
Pembimbing II,
Dadang Sudana, MA., Ph.D. NIP 19600120 198703 1 001
diketahui
Ketua Program Studi Linguistik Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia
Yogi Setia Samsi, 2014
Makna Leksikal Yang Terbentuk Oleh Derivasi Yang Mengandung Kombinasi Akhiran –Eun Dalam Bahasa Sunda
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR... iv
UCAPAN TERIMA KASIH... v
DAFTAR ISI... viii
DAFTAR TABEL... xii
BAB I PENDAHULUAN... 1
1.1 Latar Belakang Penelitian... 1
1.2 Rumusan Masalah Penelitian... 3
1.3 Tujuan Masalah Penelitian... 3
1.4 Manfaat Penelitian... 4
1.5 Definisi Operasional... 4
BAB II LANDASAN TEORI... 6
2.1 Pembentukan Kata Baru... 6
2.1.1 Zero Derivasi... 6
2.1.2 Afiksasi... 7
2.1.3 Reduplikasi... 7
2.1.4 Abreviasi... 9
2.1.5 Komposisi... 10
2.1.6 Derivasi Balik... 10
2.2 Fenomena Afiksasi dalam Membentuk Leksem Baru... 11
2.2.1 Kategori Kelas Kata... 13
2.2.2 Proses Morfologis yang Melibatkan Afiksasi... 16
2.2.3 Makna Gramatikal yang Muncul dari Proses Afiksasi... 18
2.3 Kelas Semantik... 18
2.3.1 Kategori Semantik Verba... 19
Yogi Setia Samsi, 2014
Makna Leksikal Yang Terbentuk Oleh Derivasi Yang Mengandung Kombinasi Akhiran –Eun Dalam Bahasa Sunda
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
2.3.3 Kategori Semantik Adjektiva... 21
2.3.4 Kategori Semantik Adverbia... 22
2.4 Derivasi Semantik... 24
2.4.1 Derivasi... 24
2.4.2 Perbandingan antara Makna Gramatikal dengan Makna Leksikal... 26
2.5 Sufiks –eun dalam Bahasa Sunda... 27
2.5.1 Sufiks –eun sebagai Penjelas Keterangan... 27
2.5.2 Sufiks –eun sebagai Kata Objek... 29
2.6 Kajian-kajian Terdahulu... 29
2.7 Kesimpulan... 30
BAB III METODE PENELITIAN... 31
3.1 Metode da Desain Penelitian... 31
3.2 Sumber Data... 31
3.3 Instrumen Penelitian... 31
3.4 Teknik Pengumpulan Data... 32
3.5 Teknik Analisis Data... 32
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN... 33
4.1 Makna Leksikal Bentukan Kata dengan Derivasi yang Mengandung Kombinasi Akhiran –eun... 33
4.1.1 Dasar Verba yang Mengandung Kombinasi Akhiran –eun... 4.1.1.1 Dasar Verba Berkonfiks pi-eun ... 33 33 4.1.1.2 Dasar Verba Berkonfiks ka-eun... 4.1.1.3 Dasar Verba Bersufiks –eun (untuk derivasi yang mengubah makna dan kelas katanya)... 4.1.1.4 Dasar Verba Bersufiks –eun Ditambah Pengulangan Silabel Ke-1... 35 36 40 4.1.2 Dasar Nomina yang Mengandung Kombinasi Akhiran –eun ... 41
4.1.2.1 Dasar Nomina Bersufiks -eun (untuk derivasi yang
mengubah makna tanpa mengubah kelas katanya)...
4.1.2.2 Dasar Nomina Berkonfiks pi-eun ... 42
Yogi Setia Samsi, 2014
Makna Leksikal Yang Terbentuk Oleh Derivasi Yang Mengandung Kombinasi Akhiran –Eun Dalam Bahasa Sunda
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
4.1.2.3 Dasar Nomina Bersufiks –eun ditambah Kata Majemuk ..
4.1.2.4 Dasar Nomina Bersufiks –eun Ditambah Pengulangan
Silabel Ke-1...
4.1.2.5 Dasar Nomina Berkonfiks sa-eun ...
4.1.3 Dasar Adjektiva yang Mengandung Kombinasi Akhiran –eun.
4.1.3.1 Dasar Adjektiva Berkonfiks pika-eun ...
4.1.3.2 Dasar Adjektiva Berkonfiks pi-eun ...
4.1.4 Dasar Adverbia yang Mengandung Kombinasi Akhiran –eun..
4.1.4.1 Dasar Adverbia Bersufiks –eun ...
4.1.4.2 Dasar Adverbia Berkonfiks sa-eun ...
4.1.4.3 Dasar Adverbbia Bersufiks –eun ditambah Pengulangan
Silabel Ke-1...
4.2.1 Dasar Verba Berkonfiks pi-eun ...
4.2.2 Dasar Verba Berkonfiks ka-eun ...
4.2.3 Dasar Verba Bersufiks –eun ...
4.2.4 Dasar Verba Bersufiks –eun Ditambah Pengulangan Silabel
Ke-1...
Kelas Semantik Dasar Nomina yang Mengandung Kombinasi
Akhiran -eun ...
4.3.1 Dasar Nomina Bersufiks –eun ...
4.3.2 Dasar Nomina Berkonfiks pi-eun ...
4.3.3 Dasar Nomina Bersufiks –eun Ditambah Kata Majemuk...
4.3.4 Dasar Nomina Bersufiks –eun Ditambah Pengulangan Silabel
Ke-1...
4.3.5 Dasar Nomina Berkonfiks sa-eun ...
Kelas Semantik Dasar Adjektiva yang Mengandung Kombinasi
Akhiran –eun...
4.4.1 Dasar Adjektiva Berkonfiks pika-eun ...
Yogi Setia Samsi, 2014
Makna Leksikal Yang Terbentuk Oleh Derivasi Yang Mengandung Kombinasi Akhiran –Eun Dalam Bahasa Sunda
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
4.5
4.6
4.7
Kelas Semantik Dasar Adverbia yang Mengandung Kombinasi
Akhiran –eun ...
4.5.1 Dasar Adverbia Bersufiks –eun ...
4.5.2 Dasar Adverbia Berkonfiks sa-eun ...
4.5.3 Dasar Adverbia Berkonfiks sa–eun Ditambah Pengulangan
Kata Dasar...
Kelas Semantik Dasar Kata Penghubung yang Mengandung
Kombinasi Akhiran –eun ...
4.6.1 Dasar Kata Penghubung Berkonfiks sa-eun ...
4.6.2 Dasar Kata Penghubung Bersufiks –eun Ditambah
Pengulangan Sialbel Ke-1...
Pembahasan Hasil Analisis... 78
78
81
83
85
85
86
92
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI... 96
5.1 SIMPULAN... 96
5.2 REKOMENDASI... 100
DAFTAR PUSTAKA... 101
Yogi Setia Samsi, 2014
Makna Leksikal Yang Terbentuk Oleh Derivasi Yang Mengandung Kombinasi Akhiran –Eun Dalam Bahasa Sunda
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Bila berbicara mengenai bahasa Sunda, terkait dengan penelitian bahwasanya
tingkat penggunaan bahasa Sunda oleh generasi sekarang menurun. Data
menunjukkan bahwa responden lebih cenderung memilih kombinasi
Sunda-Indonesia (46.4%) daripada Sunda saja (39.3%) atau Sunda-Indonesia saja (14.3%).
Kecenderungan beralih ke bahasa Indonesia tampaknya bukan dikarenakan bahasa
Sunda dianggap ketinggalan zaman, bukan pula karena Bahasa Sunda sudah tidak
diperlukan lagi karena sudah ada bahasa nasional. Ini lebih karena sikap positif
orang Sunda terhadap bahasa Indonesia. Sikap positif terhadap bahasa Indonesia
tampaknya membius orang Sunda sehingga mengurangi penggunaan bahasa
Sunda (Lukmana & Dian, D.M: 2009).
Dalam kaitannya dengan identitas kesundaan dan keindonesiaan, tampaknya
orang Sunda memiliki sikap yang relatif seimbang. Mereka ingin memiliki
identitas Sunda sebagai identitas etnik/daerah, dan identitas Indonesia sebagai
identitas kebangsaan. Selanjutnya, mayoritas responden setuju bahwa bahasa
Sunda sebaiknya dilindungi secara hukum.
Morfologi merupakan bagian dari struktur bahasa yang mencakup kata dan
bagian-bagian kata, yakni morfem. Definisi lain mengatakan bahwa morfologi
merupakan bidang linguistik yang mempelajari morfem dan
kombinasi-kombinasinya (Kridalaksana: 2008). Perubahan bentuk kata biasanya terjadi
ketika adanya penambahan imbuhan atau afiksasi sehingga cenderung bervariasi
atau bersifat produktif sebuah kata tersebut.
Dalam penelitian ini, kajian morfologi akan dikaitkan dengan bahasa Sunda
yakni akan memfokuskan terhadap sufiks –eun dalam bahasa Sunda. Dimana
berbagai bentuk kata di dalam bahasa Sunda yang teridentifikasi menggunakan
2
Yogi Setia Samsi, 2014
Makna Leksikal Yang Terbentuk Oleh Derivasi Yang Mengandung Kombinasi Akhiran –Eun Dalam Bahasa Sunda
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
ternyata tidak semua sufiks –eun bisa ditujukan pada setiap leksem. Di samping
itu, sufiks –eun dalam bahasa Sunda sangat berpengaruh terhadap makna dari
leksikal, dimana imbuhan akhiran –eun menciptakan makna yang berbeda-beda
dari satu bentuk dasar atau menciptakan makna baru, yang semua itu dapat terjadi
karena konteks dari tuturan.
Penelusuran literatur menunjukan bahwa peta kajian penelitian morfologi
khususnya mengenai derivasi dalam bahasa Inggris sudah banyak didapatkan
tetapi bahasa daerah apalagi bahasa Sunda hanya sedikit dan tidak terfokuskan.
Dengan perbandingan tersebut mengartikan adanya perbedaan yang menunjukan
bahwa penelitian morfologi yang berderivasi bahasa Sunda belum ada.
Penelusuran yang ada di dalam buku “ Sistem dan Struktur Bahasa Sunda”
karangan Robins (1983) hanya menggambarkan bahwa sufiksasi -eun pada verba
untukn menandai persesuaian persona ketiga dengan kata nomina, dimana tidak
terddapat penjelasan yang jelas dan terdapat rumusan dan contoh dari sufiksasi –
eun tanpa dengan penjelasan lebih lanjut.
Selain itu, dalam buku “Tata Bahasa Sunda Kiwari” karangan Yayat dkk. (2003) sekalipun hanya mengungkap rumusan dan contoh mengenai akhiran –eun
yang sekilas. Kemudian dalam buku “Tata Bahasa dan Ungkapan Bahasa Sunda”
yang ditulis oleh Kats dan Soeriadiradja (1982) yang hanya menerangkan
mengenai definisi akhiran –eun berserta contoh dengan lagi-lagi tanpa penjelasan
yang implisit. Bahkan dalam buku “Tata Bahasa Sunda” yang ditulis oleh
Sumardi, dkk (1992) bahwa korpus yang terdapat di dalamnya berskala kecil dan
belum terfokus penelitiannya. Adapun hanya membahas sedikit mengenai derivasi
dengan sufiksasi –eun, dan tidak secara ekspilsit.
Sehingga penelitian mengenai makna leksikal yang terbentuk oleh derivasi
morfem terikat –eun dalam bahasa Sunda secara khusus belum ada yang meneliti
dalam bentuk eksplisit. Oleh karena itu, penelitian ini menjadi ketertarikan
peneliti untuk menelitinya sekaligus mengangkat moral dari kearifan lokal
khususnya budaya dan bahasa Sunda dan harapan dalam penelitian ini dapat
3
Yogi Setia Samsi, 2014
Makna Leksikal Yang Terbentuk Oleh Derivasi Yang Mengandung Kombinasi Akhiran –Eun Dalam Bahasa Sunda
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu 1.2 Rumusan Masalah Penelitian
Masalah dalam penelitian ini dirumuskan dalam beberapa pertanyaan sebagai
berikut.
1. Apa makna leksikal yang terbentuk oleh derivasi yang mengandung
kombinasi –eun dalam bahasa Sunda?
2. Kelas semantik kata kerja apa saja yang memungkinkan bergabung
tidaknya dengan derivasi yang mengandung kombinasi akhiran –eun
dalam bahasa Sunda?
3. Kelas semantik kata benda apa saja yang memungkinkan bergabung
tidaknya dengan derivasi yang mengandung kombinasi akhiran –eun
dalam bahasa Sunda?
4. Kelas semantik kata sifat apa saja yang memungkinkan bergabung
tidaknya dengan derivasi yang mengandung kombinasi akhiran –eun
dalam bahasa Sunda?
5. Kelas semantik kata keterangan apa saja yang memungkinkan
bergabung tidaknya dengan derivasi yang mengandung kombinasi
akhiran –eun dalam bahasa Sunda?
1.3 Tujuan Masalah Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk menjawab beberapa rumusan yang telah
dijabarkan melalui pertanyaan-pertanyaan penelitian. Maka, tujuan tersebut adalah
sebagai berikut.
1. Untuk mendapatkan apa makna leksikal yang terbentuk oleh derivasi
yang mengandung kombinasi –eun dalam bahasa Sunda.
2. Untuk mendapatkan kelas semantik kata kerja apa saja yang
memungkinkan bergabung tidaknya dengan derivasi yang mengandung
4
Yogi Setia Samsi, 2014
Makna Leksikal Yang Terbentuk Oleh Derivasi Yang Mengandung Kombinasi Akhiran –Eun Dalam Bahasa Sunda
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
3. Untuk mendapatkan kelas semantik kata nomina apa saja yang
memungkinkan bergabung tidaknya dengan derivasi yang mengandung
kombinasi akhiran –eun dalam bahasa Sunda.
4. Untuk mendapatkan kelas semantik kata sifat apa saja yang
memungkinkan bergabung tidaknya dengan derivasi yang mengandung
kombinasi akhiran –eun dalam bahasa Sunda.
5. Untuk mendapatkan kelas semantik kata keterangan apa saja yang
memungkinkan bergabung tidaknya dengan derivasi yang mengandung
kombinasi akhiran –eun dalam bahasa Sunda.
1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoretis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoretis
sebagai pemberi sumbangan pemikiran dan bahan informasi mengenai
makna leksikal yang terbentuk oleh derivasi yang mengandung kombinasi
akhiran –eun dalam bahasa Sunda. Kemudian harapan lainnya sebagai
penguatan teori linguistik khususnya teori derivasi dalam kajian morfologi.
1.4.2 Manfaat Praktis
Manfaat secara praktis yang bisa diperoleh dari penelitian ini adalah
sebagai penambah referensi untuk peneliti lain yang tertarik untuk mengkaji
makna leksikal yang terbentuk oleh derivasi yang mengandung kombinasi –
eun dalam bahasa Sunda. Di samping itu, secara praktis bahwa penelitian ini
sebagai salah satu cara untuk mempertahankan bahasa dan budaya
masyarakat Sunda serta menjadi pertimbangan untuk membuat buku tentang
kumpulan kata, frasa, dan kalimat yang mengandung kombinasi akhiran –eun
dalam bahasa Sunda.
5
Yogi Setia Samsi, 2014
Makna Leksikal Yang Terbentuk Oleh Derivasi Yang Mengandung Kombinasi Akhiran –Eun Dalam Bahasa Sunda
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
Istilah-istilah khusus yang digunakan dalam penelitian ini didefinisikan
sebagai berikut.
a. Makna leksikal
Makna leksikal merupakan makna unsur-unsur bahasa sebagai
lambang benda, peristiwa, dan lainnya. Selain itu, makna leksikal ini
dipunyai unsur-unsur bahasa lepas dari penggunaannya atau konteksnya
(Kridalaksana: 2008).
b. Morfem terikat
Morfem terikat merupakan morfem yang tidak mempunyai potensi
untuk berdiri sendiri dan yang selalu terikat dengan morfem lain untuk
membentuk ujaran (Kridalaksana: 2008).
c. Akhiran –eun
Dalam konteks bahasa Sunda, sufiks –eun memiliki kandungan makna
yang sangat beragam sehingga tidak semua yang memiliki akhiran –eun
memiliki makana yang sama.
d. Kombinasi akhiran –eun
Kombinasi akhiran –eun memiliki maksud bisa derivasi yang
berakhiran –eun , bisa juga derivasi yang mengandung kombinasi akhiran
–eun seperti konfiks. e. Bahasa sunda
Bahasa Sunda merupakan salah satu bahasa yang harus dijaga
keexistensiannya. Di samping itu bahasa Sunda memiliki banyak ragam
Yogi Setia Samsi, 2014
Makna Leksikal Yang Terbentuk Oleh Derivasi Yang Mengandung Kombinasi Akhiran –Eun Dalam Bahasa Sunda
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu BAB III
METODE PENELITIAN
Bab ini memaparkan beberapa elemen yang menjadi teknik dalam penelitian
ini, yaitu metode dan desain penelitian, sumber data, instrumen penelitian, teknik
pengumpulan data, dan teknik analisis data.
3.1 Metode dan Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif yang
menggambarkan dan menganalisis data mulai dari tahap pengumpulan,
penyusunan, serta analisis dan interpretasi atas data (Surakhmad, 1980). Di
samping itu, pendekatan kualitatif mampu menggambarkan dan menganalisis
setiap individu dalam kehidupan dan pemikirannya (Syamsuddin dan Vismaia:
2006). Pendekatan kualitatif diterapkan sebagai prosedur yang menghasilkan data
deskriptif berupa data tertulis (Djadjasoedarma, 1993).
3.2 Sumber Data
Sumber data penelitian ini diambil dari kumpulan artikel baik melalui
cupumanik online maupun mangle online. Kumpulan cupumanik dan mangle
yang dikaji terdiri dari carpon, carpan, opini, dongeng, karya ilmiah, dan artikel
bahasa sunda lainnya. Adapun Sumber data yang dikumpulkan berkisar sampai
500.000 (lima ratus ribu) kata.
3.3 Instrumen Penelitian
Data yang sudah dimasukan pada software dan sudah dipilah –pilih jenis
derivasinya, langsung dianalisis menggunakan teori Sudana (2005) seperti tabel
yang ada di bab 2 mengenai kelas semantik sebelumnya, kemudian dianalisis
32
Yogi Setia Samsi, 2014
Makna Leksikal Yang Terbentuk Oleh Derivasi Yang Mengandung Kombinasi Akhiran –Eun Dalam Bahasa Sunda
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu 3.4 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data ini berbentuk korpus buatan sendiri, dimana kumpulan
kata yang didapat sebagai derivasi yang mengandung kombinasi akhiran -eun,
langsung dimasukan ke dalam software monoconc atau concordance sebagai salah
satu instrumen untuk mengolah data. Adapun langkah-langkah yang dilakukan
untuk mengumpulkan data adalah sebagai berikut.
1. Mengumpulkan data berupa carpon, carpan, opini, dongeng, karya
ilmiah, dan artikel bahasa sunda lainnya.
2. Memasukan semua data yang sudah didapat ke software monoconc dan
concordance.
3. Mengklasifikasikan kata-kata yang derivasi yang mengandung
kombinasi akhiran –eun dari data yang sudah dimasukan ke dalam
software tersebut.
4. Mengelompokan kata-kata sebagai derivasi yang mengandung
kombinasi akhiran –eun berdasarkan kelas kata.
5. Mengelompokan kata berjenis derivasi tersebut berdasarkan kelas
katanya sesuai dengan teori kelas semantik (Sudana: 2005).
6. Kemudian menganalisa berdasarkan makna leksikalnya berdasarkan
base dan meaning.
3.5 Teknik Analisis Data
Adapun analisis data penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriftif
dengan langkah-langkah seperti berikut.
1. Mengidentifikasi kata sebagai derivasi yang mengandung kombinasi
akhiran –eun berdasarkan kelas kata dan kelas semantik (Sudana:2005).
2. Menganalisis kata sebagai derivasi yang mengandung kombinasi akhiran
33
Yogi Setia Samsi, 2014
Makna Leksikal Yang Terbentuk Oleh Derivasi Yang Mengandung Kombinasi Akhiran –Eun Dalam Bahasa Sunda
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
3. Menganalisis kata sebagai derivasi yang mengandung kombinasi akhiran
–eun berdasarkan makna leksikal secara arti (meaning).
4. Mengidentifikasi makna leksikal yang berpotensi memiliki makna yang
Yogi Setia Samsi, 2014
Makna Leksikal Yang Terbentuk Oleh Derivasi Yang Mengandung Kombinasi Akhiran –Eun Dalam Bahasa Sunda
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
Bab ini memaparkan mengenai simpulan dan rekomendasi dari hasil
penelitian ini. Simpulan dan rekomendasi ini dapat digunakan untuk evaluasi dan
masukan para peneliti selanjutnya khususnya pada kajian kebahasaan.
5.1 Simpulan
Bagian ini menyajikan simpulan dari seluruh rangkaian kegiatan studi
tentang proses morfologis, kelas semantik, dan makna leksikal yang akan
dipaparkan sebagai berikut.
5.1.1 Proses Morfologis
Proses morfologis ini terjadi karena adanya penambahan kombinasi akhiran
atau sufiks –eun yang terdiri dari konfiks pi-eun, pika-eun, sa-eun, ka-eun, –eun
ditambah pengulangan silabel ke1, eun ditambah pengulangan kata dasar, dan
-eun ditambah kata majemuk. Akibat penambahan tersebut, makna gramatikal pun
ada yang berubah makna dan kelas katanya dan ada pula yang berubah makna
tetapi tidak mengubah kelas katanya.
5.1.2 Kelas Semantik
Pada penelitian ini, peneliti menemukan kelas semantik kata yang dibentuk
oleh derivasi yang mengandung akhiran –eun dari korpus bahasa sunda yang
didapatkan sebagai berikut.
Pertama, jenis derivasi yang mengandung perubahan makna dan kelas katanya
97
Yogi Setia Samsi, 2014
Makna Leksikal Yang Terbentuk Oleh Derivasi Yang Mengandung Kombinasi Akhiran –Eun Dalam Bahasa Sunda
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
1. Jenis kata nomina yang tergolong abstrak sebanyak 39,4% lebih sedikit
dari pada konkrit yang tergolong tak bernyawa 60,6% dari 3 kali
kemunculan.
Kedua, jenis derivasi yang mengandung perubahan makna tetapi tidak merubah
kelas katanya seperti berikut ini.
1. Jenis kata kerja yang banyak digunakan adalah sebagai berikut.
a. Verba keadaan diri yang tergolong intelektual sebanyak 10%, dan
verba keadaan yang tergolong kedudukan atau posisi sebanyak20%
dari 3 kemunculan.
b. Verba peristiwa yang tergolong sedang langsung digunakan
sebanyak 10% lebih sedikit daripada yang tergolong proses
sebanyak 40% dari 5 kemunculan.
c. Verba tindakan yang tergolong kegiatan sebanyak 70% lebih banyak
daripada kegiatan sekilas 10% dari 8 kemunculan.
2. Jenis kata nomina yang banyak digunakan adalah sebagai berikut.
a. Nomina konkrit yang tergolong bernyawa sebanyak 40%
b. Nomina yang tergolong abstrak memiliki persentase cukup tinggi
yakni 70% dari keseluruhannya 11 kali kemunculan.
3. Jenis kata adjektiva yang banyak digunakan adalah adjektiva deskkripsi
yang tergolong emotion sebanyak 60% yang keseluruhannya 6
kemunculan.
4. Jenis kata adverbia yang banyak digunakan adalah adverbia tingkatan
yang tergolong penguatan (amplification) memiliki persentase 100%
dari 11 kemunculan.
Dari hasil analisis di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa sangat kecil
kemungkinan adanya makna yang baru atau kelas kata yang baru ketika tidak
ditemukan kombinasi akhiran –eun yang berkategori atau tergolong pada kelas
semantik yang selain di atas, seperti berkategori verba keadaan yang tergolong
98
Yogi Setia Samsi, 2014
Makna Leksikal Yang Terbentuk Oleh Derivasi Yang Mengandung Kombinasi Akhiran –Eun Dalam Bahasa Sunda
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
tergolong peristiwa transmisi, dan masih banyak lagi dari dasar nomina, adjektiva,
dan adverbia yang belum ditemukan kata yang termasuk ke dalamnya.
5.1.3 Makna Leksikal
Dari hasil penelitian ini, terdapat makna yang sesuai dengan yang
dikemukakan oleh Kats & Soeriadiradja (1982), namun peneliti dapat
menemukan makna-makna leksikal yang terbentuk oleh derivasi yang
mengandung kombinasi akhiran –eun yang belum ditemukan oleh peneliti
sebeelumnya. Penemuan makna ini mungkin saja karena ranah penelitiannya tidak
hanya pada sufiks –eun melainkan pada konfiks-konfiks juga seperti pi-eun,
pika-eun, sa-pika-eun, ka-pika-eun, bahkan sampai dengan –eun ditambah pengulangan silabel
ke-1, -eun ditambah pengulangan kata dasar, dan –eun ditambah kata majemuk.
Sehingga peneliti dapat menambahkan dan menyempurnakan teori-teori yang
dikemukakan oleh peneliti sebelumnya terutama mengenai makna leksikal yang
terbentuk oleh derivasi yang mengandung kombinasi akhiran –eun dalam bahasa
Sunda. Selain makna yang sudah ada seperti yang dikemukakan oleh Kats &
Soeriadiradja (1982) atau peneliti lain sebelumnya, penambahan makna-makna
tersebut dapat disampaikan sebagai berikut.
1. Makna ‘bisa menjadi’ yang secara kelas semantik berasal dari kata verba
tindakan yang tergolong kegiatan seperti pasea menjadi pipaseaeun dan
masih banyak contoh lainnya di bab 4 sebelumnya.
2. Makna ‘seperti/ jiga’ yang secara kelas semantik berasal dari kata nomina
konkrit yang tergolong bernyawa seperti anjing menjadi anjingeun.
3. Makna ‘menyatakan rasa, tahu, hasrat yang lebih mendalam’ yang secara
kelas semantik berasal dari kata nomina bersufiks –eun yang ditambahkan
pengulangan silabel ke-1 sehingga berubah menjadi kata adjektiva
klasifikasi yang tergolong appearance seperti kuray menjadi kukurayeun
99
Yogi Setia Samsi, 2014
Makna Leksikal Yang Terbentuk Oleh Derivasi Yang Mengandung Kombinasi Akhiran –Eun Dalam Bahasa Sunda
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
4. Makna ‘menunjukan tempat’ yang secara kelas semantik berasal dari kata
keterangan atau adverbia tingkatan yang tergolong penguatan seperti luar
menjadi luareun dan masih banyak contoh lainnya di bab 4 sebelumnya.
5. Makna ‘untuk ukuran/jumlah/ jangka waktu yang disebutkan’ yang secara
kelas semantik berasal dari kata adverbia tingkatan yang tergolong ukuran
seperti harita menjadi saharitaeun dan masih banyak contoh lainnya di
bab 4 sebelumnya.
Adapun berdasarkan analisis data yang telah dilakukan,
diperolehmakna-makna hasil penelitian tentang kata yang mengandung kombinasi akhiran –eun
sebanyak 47 data, yang dirangkum seperti di bawah ini.
1. Disediakan untuk di
2. Yang harus di atau akan di
3. Seolah terus
4. Sangat dalam dan berkesan berkali-kali
5. Untuk di berkonteks jamak
6. Merasakan atau mempunyai rasa.
7. Selain itu atau di samping itu.
8. Bisa menjadi
9. Seolah terus
10.Akan terjadi
11.Mempunyai rasa dan mendalam
12.Menyatakan keinginan dan mendalam
13.Nama jenis penyakit
14.Disediakan untuk di
15.Nama benda yang disebutkan
16.Cukup untuk
17.Giliran untuk
18.Tertimpa
100
Yogi Setia Samsi, 2014
Makna Leksikal Yang Terbentuk Oleh Derivasi Yang Mengandung Kombinasi Akhiran –Eun Dalam Bahasa Sunda
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
20.Menyatakan arah di sebelah
21.Menunjukkan tempat
22.Menunjukkan arah dari
23.Merasa atau mempunyai rasa
24.Untuk jangka waktu yang disebutkan
25.Menunjukkan tempat
26.Untuk ukuran yang disebutkan
27.Untuk ukuran yang sedikit
28.Menunjukkan jumlah
29.Menunjukkan waktu
Proses derivasi dan implikasinya terhadap makna leksikal yang terbentuk
oleh derivasi yang mengandung kombinasi akhiran –eun dalam bahasa Sunda,
ternyata berpengaruh juga terhadap makna leksikalnya akibat dari proses
perubahan kelas kata tersebut.
5.2 Rekomendasi
Berdasarkan hasil analisis dan simpulan morfologi tentang makna leksikal
yang terbentuk oleh derivasi yang mengandung kombinasi akhiran –eun dalam
bahasa Sunda, adanya masalah yang perlu diselesaikan. Berikut ini adalah
beberapa rekomendasi khususnya bagi para peneliti selanjutnya yang tertarik
meneliti lebih lanjut mengenai kebahasaan.
1.Bagi para ahli bahasa, terutama bahasa Sunda untuk berusaha menambah
pengetahuan bahasanya terutama bahasa Sunda, supaya tidak keliru dalam
memahami makna leksikal khususnya derivasi yang terbentuk oleh derivasi
yang mengandung kombinsi akhiran –eun dalam bahasa Sunda.
2.Bagi para peminat kajian morfologi semestinya memperluas wawasan
keilmuan supaya bisa menggali ilmu apa apa saja yang terkandung dan
101
Yogi Setia Samsi, 2014
Makna Leksikal Yang Terbentuk Oleh Derivasi Yang Mengandung Kombinasi Akhiran –Eun Dalam Bahasa Sunda
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
3.Bagi peneliti bahasa Sunda agar meneliti dari aspek lain supaya lebih
lengkap. Seperti dikaitkan dengan kajian sintaksis, semantik, bahkan
pragmatik.
Akhirnya, tiada ungkapan yang lebih tepat di akhir penelitian ini kecuali
subhanallah wal hamdulillah wa laa ilahaillahu wallahu akbar; hanya Allah lah
101
Yogi Setia Samsi, 2014
Makna Leksikal Yang Terbentuk Oleh Derivasi Yang Mengandung Kombinasi Akhiran –Eun Dalam Bahasa Sunda
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Hasan. Et.al. (2000). Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka.
Aronoff, M. & Kristen, F. (2005). What is Morphology?. Victoria: Blackwell
Publishing Ltd.
Bauer, Laurie. (1988). Introducing Linguistic Morphology. Edinburgh: Edinburgh
University Press.
Bickel, B. & Johanna, N. (1992). Inflectional Morphology. Berkeley: University
of California.
Chaer, A. (2012). Linguistik Umum Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta.
Faturohman. (1982). Tata Bahasa Sunda. Bandung: Djatnika.
Kats & Soeriadiradja. (1982). Tata Bahasa dan Ungkapan Bahasa Sunda. Jakarta:
Djambatan.
Keraf, Gorys. (1980). Tata Bahasa Indonesia. Ende-Flores: Nusa Indah.
Kilbury, J. (1990). Paradigm-Based Derivational Morphology. Disseldorf:
University of Disseldorf.
Kridalaksana, H. (2007). Pembentukan Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta:
PT. Gramedia.
Kridalaksana, H. (2008). Kamus Linguistik Edisi Empat. Jakarta: PT. Jakarta.
Lardiere, D. (2006). Knowledge of Derivational Morphology in a Second
Language Idiolect. Somerville, MA: Cascadilla Proceedings Project.
LBBS. (2007). Kamus Umum Basa Sunda. Bandung: CV. Geger Sunten.
Lukmana, I. & Dian, M. (2009). Multiperspektif Hubungan Bahasa Nasional dan
Daerah: Kasus Keberdampingan Bahasa Sunda dan Indonesia.
102
Yogi Setia Samsi, 2014
Makna Leksikal Yang Terbentuk Oleh Derivasi Yang Mengandung Kombinasi Akhiran –Eun Dalam Bahasa Sunda
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
Moeliono, Anton M. (1988). Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka.
Muis, A.B. & Herman. (2005). Morfosintaksis. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Mulyono, Iyo. (2013). Ilmu Bahasa Indonesia Morfologi. Bandung: CV. Yrama
Widya.
Palanggeran. (2008). Ejahan Basa Sunda. Bandung: Universitas Pendidikan
Indonesia.
Petrush, R.A. (2008). Derivational Morphology in English-French Acquisition.
Somerville, MA: Cascadilla Proceedings Project.
Pustylnikov, O. & Karina, S.W. (2009). Measuring Morphological Productivity.
University Bielefeld: Texttechnology Group, SFB 673.
Ramlan, M. (1983). Morfologi: Suatu Tinjauan Deskripsi. Yogyakarta: UP.
Karyono.
Robins. (1983). Sistem dan Struktur Bahasa Sunda. Jakarta: Djambatan.
Sudana, D. (2005). Semantic and Pedagogical Aspects of Affixation in Bahasa
Indonesia. (Dissertation), Unpublished Dissertation Deakin University,
Melbourn, Australia.
Sudaryat, Y., Abud, P., & Karna, Y. (2007). Tata Bahasa Sunda Kiwari.
Bandung: Yrama Widya.
Samsuri. (1980). Analisa Bahasa. Jakarta: Erlangga.
Sumardi, dkk. (1992). Tata Bahasa Sunda. Jakarta: Djambatan.
Sumarsono, T. (1995). Maher Basa Sunda. Bandung: CV. Geger Sunten.
Syamsuddin. & Vismaia, S.D. (2011). Metode Penelitian Pendidikan Bahasa.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Thomas, L. (1993). Beginning Syntax. Oxford: Blackwell Publishers.
Tyler, A. (1987). The Acquisition of English Derivational Morphology.
103
Yogi Setia Samsi, 2014
Makna Leksikal Yang Terbentuk Oleh Derivasi Yang Mengandung Kombinasi Akhiran –Eun Dalam Bahasa Sunda
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
Yufani. (2011). Struktur Morfologi Bahasa Melayu Ternate di Kecamatan Pulau
Ternate Propinsi Maluku (Studi Linguistik Struktural). (Tesis), Sekolah