PERBEDAAN KEMANDIRIAN ANTARA ANAK USIA 6-12 TAHUN DARI IBU BEKERJA DAN DARI IBU TIDAK BEKERJA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Psikologi
Oleh : DINI RULIANI
0601972
JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG 2014
Perbedaan Kemandirian Antara
Anak Usia 6
–
12 Tahun dari Ibu
Bekerja dan dari Ibu Tidak Bekerja
Oleh Dini Ruliani
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© Dini Ruliani 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Januari 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
ABSTRAK
Dini Ruliani (0601972). Perbedaan Kemandirian Antara Anak Usia 6-12 Tahun
dari Ibu Bekerja dan dari Ibu Tidak Bekerja. Skripsi Jurusan Psikologi FIP UPI,
Bandung (2013)
Orang tua terutama ibu berperan penting dalam perkembangan kemandirian seorang anak. Status pekerjaan ibu merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kemandirian. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran perbedaan kemandirian anak usia 6-12 tahun dari ibu bekerja dan dari ibu tidak bekerja. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan metode komparatif dengan pengambilan data menggunakan kuesioner. Sampel diambil secara kebetulan (sampling aksidental) dari anak usia 6-12 tahun yang memiliki ibu bekerja dan ibu tidak bekerja di wilayah kota Bandung, sehingga diperoleh 50 responden. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar anak usia 6-12 tahun tergolong mandiri. berdasarkan hasil uji komparasi dengan menggunakan t-test dengan α = 0,05, didapatkan nilai signifikansi sebesar 0,953. Ini berarti tidak terdapat perbedaan yang signifikan dalam kemandirian anak usia 6-12 tahun dari ibu bekerja dan dari ibu tidak bekerja. Diharapkan penelitian ini akan menambah pengetahuan orang tua terutama ibu, baik ibu bekerja maupun tidak bekerja untuk lebih membimbing anaknya agar mencapai kemandirian yang optimal.
ABSTRACT
Ruliani, Dini (0601972). Differences of autonomy between 6-12 years old
children of working mother and housewife. Undergraduate Thesis of Psychology
DepartementFIP UPI, Bandung (2014).
Parents mostly mother played an important role in developing children’s autonomy. Mother’s employment status was one of the factors that influence the autonomy. The purpose of this study was to get description about autonomy between 6-12 years old children of working mother and housewife. Study design used quantitative approach and comparative method. The data was collected by quetionnaire. Samples were 50 children between 6-12 years of working mother and housewife around Bandung, collected by accidental sampling method. The results of this study showed that mainly respondents were relatively autonomous, (t-test score = 0,953 at α = 0,05). This meant that there was no significant differences of autonomy between 6-12 years old children of working mother and housewife. This study was expected to enrich parent’s knowledge mostly mother, both working mothers and housewifes to guide the children better, for achieving an optimal autonomy.
DAFTAR ISI A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah... 4
C. Tujuan Penelitian... 4
D. Manfaat Penelitian... 5
E. Struktur Organisasi Skripsi... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Anak Usia 6-12 Tahun 1. Karakteristik Anak Usia 6-12 Tahun... 7
2. Tugas Perkembangan Anak Usia 6-12 Tahun... 8
B. Konsep Kemandirian 1. Pengertian Kemandirian... 10
2. Aspek-aspek Kemandirian... 11
3. Ciri-ciri Kemandirian Anak Usia 6-12 Tahun ... 12
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemandirian... 13
C. Ibu Bekerja dan Ibu Tidak Bekerja... 16
D. Penelitian Terdahulu... 18
BAB III METODE PENELITIAN
A. Subjek Penelitian... 20
B. Desain Penelitian... 20
C. Metode Penelitian... 21
D. Definisi Operasional... 22
E. Instrumen Penelitian... 22
F. Proses Pengembangan Instrumen... 24
G. Teknik Pengumpulan Data... 29
H. Teknik Analisa Data... 29
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 45 dari Ibu Bekerja dan dari Ibu Tidak Bekerja... 32
2. Gambaran Kemandirian Anak Usia 6-12 Tahun dari Ibu Bekerja dan dari Ibu Tidak Bekerja Berdasarkan Aspek Kemandirian... 33
3. Gambaran Perbandingan Kemandirian Antara Anak Usia 6-12 Tahun dari Ibu Bekerja dan dari Ibu Tidak Bekerja... 36
B. Pembahasan Penelitian 1. Kemandirian Anak Usia 6-12 Tahun dari Ibu Bekerja dari Ibu Tidak Bekerja... 40
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Pola Penskoran ... 23 Tabel 3.2 Hasil Pengembangan Instrumen Kemandirian Anak... 25 Tabel 3.3 Koefisien Reliabilitas Instrumen Kemandirian Anak... 28 Tabel 3.4 Nilai Reliabilitas Instrumen Kemandirian Anak Usia 6-12 Tahun
Sebelum Dilakukan Seleksi Item... 28 Tabel 3.5 Nilai Reliabilitas Instrumen Kemandirian Anak Usia 6-12 Tahun
Sesudah Dilakukan Seleksi Item... 28 Tabel 3.6 Kategori Kemandirian ... 30 Tabel 4.1 Gambaran Kemandirian Anak Usia 6-12 Tahun dari Ibu Bekerja
dan dari Ibu Tidak Bekerja... 32 Tabel 4.2 Gambaran Kemandirian Anak Usia 6-12 Tahun dari Ibu Bekerja
dan dari Ibu Tidak Bekerja Berdasarkan Aspek Kemandirian ... 34 Tabel 4.3 Perbandingan Kemandirian Anak Usia 6-12 Tahun dari Ibu
Bekerja dan dari Ibu Tidak Bekerja... 37 Tabel 4.4 Perbandingan Kemandirian Emosi Anak Usia 6-12 Tahun dari
Ibu Bekerja dan dari Ibu Tidak Bekerja... 38 Tabel 4.5 Perbandingan Kemandirian Ekonomi Anak Usia 6-12 Tahun dari
Ibu Bekerja dan dari Ibu Tidak Bekerja... 38 Tabel 4.6 Perbandingan Kemandirian Intelektual Anak Usia 6-12 Tahun
dari Ibu Bekerja dan dari Ibu Tidak Bekerja... 39 Tabel 4.7 Perbandingan Kemandirian Sosial Anak Usia 6-12 Tahun dari
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Gambaran Kemandirian Anak Usia 6-12 Tahun dari Ibu Bekerja dan dari Ibu Tidak Bekerja... 33 Gambar 4.1 Gambaran Kemandirian Anak Usia 6-12 Tahun dari Ibu
DAFTAR LAMPIRAN
1. Pengembangan Instrumen
a. Kisi-kisi Instrumen... 51 b. Instrumen Penelitian... 55 2. Data Penelitian
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Anak merupakan anugrah terindah yang dimiliki oleh setiap pasangan. Semenjak dilahirkan anak selalu menjadi pusat perhatian. Orang tua adalah yang pertama bertanggung jawab atas terwujudnya kesejahteraan anak baik secara rohani, jasmani, maupun sosial. Setiap orang tua menginginkan yang terbaik bagi anaknya. Semampunya orang tua memberikan kasih sayang, perhatian, perawatan, pendidikan serta bimbingan yang terbaik untuk anaknya.
Menurut Sujiono (2009 : 6), anak adalah manusia kecil yang memiliki potensi yang masih harus dikembangkan. Setiap anak memiliki karakteristik tertentu yang khas dan tidak sama dengan orang dewasa, mereka selalu aktif, dinamis, antusias dan ingin tahu terhadap apa yang dilihat, didengar, dirasakan. Mereka seolah-olah tidak pernah berhenti untuk bereksplorasi dan belajar.
Perkembangan anak sangatlah penting untuk diperhatikan. Jamaris (Sujiono, 2009:84) mengemukakan bahwa perkembangan merupakan suatu proses yang bersifat kumulatif, artinya perkembangan terdahulu akan menjadi dasar bagi perkembangan selanjutnya. Oleh sebab itu, apabila terjadi hambatan pada perkembangan terdahulu maka perkembangan selanjutnya cenderung akan mendapat hambatan.
2
tugas perkembangan anak usia 6-12 tahun adalah belajar memperoleh kebebasan yang bersifat pribadi (bersikap mandiri).
Bersikap mandiri atau kemandirian berakar dari awal kehidupan manusia. Seseorang tumbuh dan berkembang secara mandiri walaupun ia berada di dalam tubuh ibu dan bergantung pada ibu untuk mendapatkan makanan, perlindungan, dan kehangatan. Setelah lahir, seiring dengan perkembangan fisik, perkembangan kognitif, visual motorik, dan perkembangan sosial, ketergantungan pada ibu sedikit demi sedikit berkurang walaupun dalam banyak hal ia masih tergantung. Semakin seseorang tumbuh dan berkembang maka derajat ketergantungan itu makin lama makin berkurang dimana individu menjadi mandiri.
Kemandirian didefinisikan sebagai keadaan pengaturan diri, atau kebebasan individu manusia untuk memilih, untuk menjadi kesatuan yang bisa memerintah, menguasai dan menentukan dirinya sendiri (Chaplin, 2004). Selain itu, Ryan&Lynch (dalam Newman&Newman,1991) mendefinisikan bahwa kemandirian sebagai suatu kemampuan untuk mengatur tingkah laku, memilih, dan membimbing keputusan, dan tindakan seseorang, tanpa kontrol orang tua.
Bagi seorang individu, kemandirian merupakan hal terpenting karena berkaitan dengan berbagai aspek kehidupan lainnya, seperti halnya yang diungkapkan oleh Preston&Robson (dalam Johnson&Medinnus, 1974) bahwa kemandirian berhubungan dengan motivasi berprestasi. Selain itu, Hartup (dalam Johnson&Medinnus, 1974) juga mengemukakan bahwa latihan kemandirian bukan lagi merupakan sesuatu hal yang tepat untuk dilakukan sejak awal masa kanak-kanak, tetapi sudah menjadi suatu keharusan untuk dilaksanakan.
3
berperan dalam perkembangan kemandirian anak. Faktor lain yang juga ikut mempengaruhi kemandirian yaitu faktor lingkungan budaya.
Seiring dengan perkembangan zaman, banyak wanita saat ini yang tidak hanya menjadi ibu rumah tangga saja, tetapi juga melibatkan diri dalam dunia kerja di luar rumah. Hal ini menyebabkan waktu ibu untuk bersama keluarga terutama anaknya menjadi berkurang, yaitu pada jam-jam dimana ibu bekerja. Ibu yang sibuk bekerja atau berkarir mengakibatkan perhatian terhadap keluarga termasuk anak menjadi berkurang, bahkan tidak sedikit yang akhirnya tidak memperhatikan kondisi anak (Gunarsa, 1995).
Terbatasnya waktu yang ibu berikan untuk anak dapat berpengaruh terhadap perkembangan anak. Dampak yang sering muncul adalah bersinggungan dengan masalah tumbuh kembang anak. Hurlock (Mariyam&Apisah, 2008:17) mengemukakan bahwa anak yang seharusnya mulai menguasai berbagai keterampilan fisik, bahasa, dan mencoba mengeksplorasi kemandiriannya menjadi anak yang malas dan cenderung tidak mandiri.
Hasil wawancara pendahuluan yang peneliti lakukan terhadap dua orang tua yang memiliki anak berusia enam tahun (Wawancara Personal,2013), mendukung terhadap apa yang dikemukakan oleh Hurlock (1998) di atas, yaitu bahwa anak yang memiliki ibu tidak bekerja lebih mandiri dibandingkan dengan anak yang memiliki ibu bekerja.
4
Berdasarkan uraian di atas, dapat dilihat bahwa betapa pentingnya peran ibu terhadap tumbuh kembang seorang anak. Perkembangan kemandirian anak ditentukan oleh bagaimana orang tua memberi kesempatan, dorongan, dan bimbingan kepada anak dalam melakukan berbagai hal. Dengan demikian anak yang memiliki ibu tidak bekerja lebih banyak mendapatkan perhatian dibandingkan dengan anak yang memiliki ibu bekerja. Berlatar belakang pada apa yang telah dikemukan, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Perbedaan Kemandirian Antara Anak Usia 6-12 Tahun dari Ibu Bekerja dan dari Ibu Tidak Bekerja”.
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah
Kemandirian anak yang terbentuk saat usia 6-12 tahun akan mempengaruhi cara anak bertingkah laku kelak setelah dewasa. Kemandirian pada anak berawal dari keluarga, orang tua lah yang berperan dalam mengasuh, membimbing, serta membantu mengarahkan anak menjadi mandiri. Oleh karena itu sebagai orang tua terutama ibu, perlu menerapkan sikap dan tingkah laku yang sesuai dan tepat kepada anak. Status pekerjaan ibu diduga terkait dengan kemandirian anak usia 6-12 tahun. Permasalahan yang muncul dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana gambaran kemandirian anak usia 6-12 tahun dari ibu bekerja dan dari ibu tidak bekerja?
2. Apakah terdapat perbedaan kemandirian antara anak usia 6-12 tahun dari ibu bekerja dan dari ibu tidak bekerja?
C. Tujuan Penelitian
5
D. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian diharapkan dapat menghasilkan manfaat atau kegunaan sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
a. Dari sisi pengembangan ilmu, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan positif bagi ilmu psikologi dan memperkaya pengetahuan mengenai kemandirian, terutama perkembangan kemandirian anak.
b. Menambah literatur penelitian mengenai kemandirian.
c. Memberikan informasi mengenai kemandirian anak usia 6-12 tahun ditinjau dari status pekerjaan ibu.
2. Manfaat Praktis
a. Memberikan inspirasi pada penelitian selanjutnya mengenai kemandirian anak usia 6-12 tahun.
b. Bagi orang tua, agar dapat memahami gambaran kemandirian anak sehingga lebih memperhatikan anak dalam mengasuh dan membimbingnya untuk mandiri.
c. Bagi psikolog, penelitian ini dapat dijadikan informasi tambahan di bidang psikologi perkembangan anak.
E. Struktur Organisasi Skripsi
Bab I : Pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah, tujuan dan manfaat penelitian.
Bab II : Tinjauan kepustakaan yang menguraikan teori yang menjadi dasar pemikiran, hipotesis, dan melandasi penelitian.
6
Bab IV : Hasil dan analisa hasil, menguraikan gambaran umum subjek, perbedaan skor pada kedua kelompok sampel, dan analisa data hasil penelitian.
20
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Subjek Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan di wilayah Kota Bandung Jawa Barat. 2. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2006). Populasi dalam penelitian ini adalah anak usia 6-12 tahun di wilayah Kota Bandung.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi tersebut (Sugiyono, 2005). Artinya, sampel merupakan bagian dari populasi yang dijadikan sebagai sumber data yang benar-benar mewakili keseluruhan populasi. Pemilihan sampel dilakukan dengan teknik nonprobability sampling, dimana setiap unsur atau anggota populasi tidak diberi peluang/kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyono, 2005). Peneliti mengambil sampel secara kebetulan (sampling aksidental) dari anak usia 6-12 tahun. Sampel yang diambil sebanyak 50 orang, yang terdiri atas 25 orang anak dari ibu bekerja dan 25 orang anak dari ibu tidak bekerja.
B. Desain Penelitian
21
masalah dan tujuan penelitian, maka pendekatan penelitian non-eksperimental dengan pola kausal komparatif dirasa lebih tepat untuk digunakan dalam penelitian ini.
Penelitian ini memiliki dua variabel, yaitu variabel bebas (independent
variable) berupa jenis pekerjaan ibu, yaitu ibu bekerja dan ibu tidak bekerja /
ibu rumah tangga dengan variabel terikat (dependent variable) berupa kemandirian anak. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat (Sugiyono, 2005).
Analisa data yang digunakan untuk mencapai tujuan penelitian ini adalah metode t-test yang didasarkan pada data yang dikumpulkan melalui kuesioner pengukuran kemandirian anak.
C. Metode Penelitian
Pendekatan kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2006).
22
D. Definisi Operasional
1. Kemandirian
Dalam penelitian ini definisi kemandirian didasarkan pada definisi kemandirian dari Seifert dan Hoffnung (1991) dan kategorisasi kemandirian dari Havighurst yaitu kemandirian didefinisikan sebagai kemampuan anak untuk mengendalikan dan mengatur pikiran, perasaan, dan tindakan serta mengatasi perasaan malu dan ragu-ragu tanpa bantuan orang tua maupun lingkungannya. Kemampuan tersebut mencakup kemampuan pada aspek emosi, ekonomi, intelektual, dan sosial.
2. Ibu bekerja dan ibu tidak bekerja
Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan ibu bekerja adalah ibu yang melakukan sesuatu di luar rumah untuk mendapat penghasilan dan berada di luar rumah lebih dari 30 jam dalam seminggu. Sedangkan ibu tidak bekerja atau sering juga disebut dengan ibu rumah tangga adalah wanita yang mengatur penyelenggaraan berbagai macam pekerjaan rumah tangga, istri (ibu) yang hanya mengurusi berbagai pekerjaan di rumah tangga atau tidak di kantor.
E. Instrumen Penelitian
23
Instrumen penelitian ini berupa kuesioner yang berisi pernyataan-pernyataan dengan menggunakan skala perbedaan semantik (semantic
differential). Pernyataan yang disajikan pada instrumen ada yang bernilai
positif (+) atau favorable dan negatif (-) atau unfavorable. Pemberian skor instrumen dilakukan dengan memberikan skor berupa angka 3 s/d -3 pada masing-masing jawaban seperti berikut:
Tabel 3.1
Pola Penskoran
Instrumen dalam penelitian ini terdiri atas 30 item yang mencakup 4 dimensi dengan 18 indikator kemandirian anak usia 6-12 tahun, dan memiliki nilai reliabilitas sebesar α cronbach = 0,881.
Peneliti membagikan kuesioner kepada orang tua subjek, yaitu ibu-ibu yang memenuhi kriteria yang telah ditentukan sebelumnya. Kemudian orang tua subjek menjawab pertanyaan-pertanyaan dengan membubuhkan tanda silang (X) pada kotak yang paling cocok dengan perilaku subjek.
F. Proses Pengembangan Instrumen
Pengembangan instrumen penelitian dilakukan dengan uji coba untuk mengukur sejauh mana instrumen penelitian dapat mengungkap dengan tepat variabel yang akan diukur. Uji coba instrumen dalam penelitian ini bersifat uji coba terpakai, yang berarti bahwa pengambilan data hanya dilakukan satu kali. Data yang terkumpul akan diolah untuk dilakukan uji validitas dan reliabilitas, yang kemudian diolah lagi dengan menghilangkan item-item yang tidak valid ataupun reliabel.
24
1. Uji Validitas
a. Validitas Konstruk
Untuk penelitian ini, peneliti menggunakan pengujian validitas konstruk (construct validity). Validitas konstruk mengacu pada sejauh mana suatu instrumen mengukur konsep dari suatu teori, yaitu yang menjadi dasar penyusunan instrumen (Widoyoko, 2012).
Pengujian validitas konstruk dapat menggunakan pendapat para ahli (expert judgement). Dalam hal ini peneliti meminta bantuan kepada dua orang ahli di Jurusan Psikologi, yaitu Drs. MIF Baihaqi, M.Si dan Medianta Tarigan, M.Psi untuk penilaian terhadap instrumen kemandirian anak usia 6-12 tahun. Setelah dianalisis oleh para ahli, instrumen kemandirian anak usia 6-12 tahun sudah bisa digunakan untuk penelitian. Akan tetapi setelah dilakukan pengolahan data terdapat 4 item yang dihapus sehingga tersisa 30 item.
b. Analisis Item
Analisis item didasarkan dari data empiris dengan melakukan analisis kuantitatif terhadap parameter-parameter item seperti indeks kesukaran item, indeks diskriminasi item, analisis reliabilitas dan validitas alat ukur tersebut (Azwar, 2010). Item-item yang mencapai koefisien korelasi ≥ 0,30 dianggap sebagai item yang memuaskan. Apabila jumlah item yang lolos masih tidak mencukupi jumlah yang diinginakan, kita dapat mempertimbangkan untuk menurunkan sedikit batas kriteria menjadi 0,25 sehingga jumlah item yang diinginkan tercapai. (Azwar, 2009).
25
Tabel 3.2
Hasil Pengembangan Instrumen Kemandirian Anak
Dimensi Indikator
Item Sebelum Uji Coba Item Setelah Uji Coba
No. Item Jumlah No. Item Jumlah
Anak mampu mengatasi masalah dan
hambatan 31, 21
2
31, 21 2
Anak mampu mengerjakan tugas pribadi 13, 27 2 13, 27 2
Anak mampu mempertahankan prinsip yang
dimiliki dan diyakini 10, 28
2
26
Anak mampu mengambil keputusan 11 1 11 1
Anak mempunyai kehendak yang kuat 12, 34 2 12, 34 2
Anak bertanggung jawab 7, 9 2 7, 9 2
Anak mampu menghargai waktu 14, 33 2 14 1
Kemandirian Sosial
Anak mampu menghindari pengaruh negatif
pergaulan 15, 22
2
15, 22 2
Anak mampu menerima kritik 16, 25 2 16 1
Anak mampu menerima perbedaan pendapat 17, 29 2 17, 29 2
Anak mempunyai hubungan baik dengan
orang lain 8, 18
2
27
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjuk pada adanya konsistensi dan stabilitas nilai hasil skala pengukuran tertentu (Sarwono, 2006). Reliabilitas mengacu pada konsistensi atau keterpercayaan hasil ukur yang mengandung makna kecermatan pengukuran sehingga reliabilitas dapat diartikan sebagai tingkat keterpercayaan hasil suatu pengukuran (Azwar, 2010). Instrumen yang reliabel cenderung menghasilkan data yang sama dalam waktu yang berbeda.
Pengukuran reliabilitas instrumen menggunakan rumus Alpha
Cronbach sebagai berikut :
[
∑
]
Keterangan :
n : banyaknya bagian (potongan tes)
Vi : varian tes bagian I yang panjangnya tidak ditentukan Vt : varian skor total (perolehan)
(Ihsan, 2009)
28
Dengan mengacu pada kategorisasi koefisien reliabilitas Alpha
Cronbach di atas, diperoleh kesimpulan bahwa instrumen yang diuji dapat
dipercaya (reliabel) untuk digunakan sebagai alat pengumpul data. Adapun hasil pengujian reliabilitas instrumen penelitian ditampilkan dalam tabel berikut ini :
Tabel 3.4
Nilai Reliabilitas Instrumen Kemandirian Anak Usia 6-12 Tahun Sebelum dilakukan Seleksi Item
Tabel 3.5
Nilai Reliabilitas Instrumen Kemandirian Anak Usia 6-12 Tahun Sesudah dilakukan Seleksi Item
Cronbach's Alpha N of Items
29
Koefisien reliabilitas alpha cronbach instrumen kemandirian anak usia 6-12 tahun sebelum dilakukan seleksi item bernilai 0,867. Setelah dilakukan seleksi item, instrumen kemandirian anak usia 6-12 tahun mengalami peningkatan nilai alpha cronbach menjadi 0,881. Hal ini menunjukkan bahwa instrumen kemandirian anak usia 6-12 tahun reliabel. G. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab (Sugiyono, 2008). Pertimbangan penggunaan kuesioner sebagai teknik pengumpulan data adalah banyaknya jumlah subjek penelitian, sehingga digunakan kuesioner agar pengumpulan data lebih efektif dan efisien.
H. Teknik Analisis Data
1. Untuk menjawab pertanyaan penelitian pertama, yaitu gambaran kemandirian antara anak usia 12 tahun dari ibu bekerja dan anak usia 6-12 tahun dari ibu tidak bekerja, digunakan teknik analisis data secara statistik, yaitu dengan perhitungan rata-rata (mean). Rumus perhitungan mean adalah sebagai berikut :
̅
dimana :
ΣX1 = Jumlah seluruh skor X dalam data n = Jumlah seluruh data
30
Tabel 3.6
Kategori Kemandirian
Norma Kategori Kemandirian
̅
> 0 Mandiri̅
≤ 0 Tidak Mandiri2. Untuk menjawab pertanyaan penelitian kedua, yaitu apakah terdapat perbedaan kemandirian antara anak usia 6-12 tahun dari ibu bekerja dan anak usia 6-12 tahun dari ibu tidak bekerja, maka dilakukan teknik analisis data secara statistik dengan menggunakan t-test, dengan rumus :
̅ ̅
√
dimana :
̅ ̅ : Rata-rata kedua kelompok
dan : Variansi
: Jumlah kedua kelompok
(Sugiyono, 2005)
Menurut Sugiyono (2005), teknik statistik t-test merupakan teknik statistik parametris yang digunakan untuk menguji komparasi data rasio atau interval. Statistik parametrik memiliki persyaratan tertentu terhadap data yang akan dianalisis, yaitu data berdistribusi normal dan homogen. Untuk mengetahui data berdistribusi normal atau tidak, peneliti telah melakukan uji normalitas dengan metode uji One-Sample
Kolmogorov-Smirnov dengan bantuan SPSS version 20.0 for windows. Data dikatakan
31
berdistribusi tidak normal apabila nilai probabilitasnya 0,05 (Sugiyono,2005)
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Sebagian besar anak usia 6-12 tahun dari ibu bekerja dan dari ibu tidak bekerja tergolong mandiri. Artinya sebagian besar anak usia 6-12 tahun sudah menyelesaikan tugas perkembangannya yaitu mencapai kebebasan pribadi (bersikap mandiri). Berdasarkan aspek kemandirian, anak usia 6-12 tahun dari ibu bekerja maupun ibu tidak bekerja memiliki kemandirian emosi, ekonomi, intelektual dan sosial yang hampir sama. Jadi, anak usia 6-12 tahun dari ibu bekerja dan dari ibu tidak bekerja sudah mandiri dalam emosi, ekonomi, intelektual dan sosial.
2. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan dalam kemandirian antara anak usia 6-12 tahun dari ibu bekerja dan dari ibu tidak bekerja. Artinya anak yang memiliki ibu bekerja dan ibu tidak bekerja.
B. Rekomendasi
Berdasarkan hasil penelitian tentang perbandingan kemandirian anak usia 6-12 tahun dari ibu bekerja dan dari ibu tidak bekerja, maka peneliti memberikan beberapa saran sebagai berikut :
DAFTAR PUSTAKA
Aiken, L. R. (2002). Psychological Testing and Assesment. Edisi ke-10. Boston : Allyn Bacon.
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Azwar, A. (2010). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Azwar, S. Dr.,MA. (2009). Tes Prestasi: Fungsi Pengembangan Prestasi Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Budiman, N. (2008). Perkembangan Kemandirian Pada Remaja, dalam konsep
dan Aplikasi Bimbingan dan Konseling. Editor : Suherman. Bandung :
Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Universitas Pendidikan Indonesia.
Chaplin, J.P. (2004). Kamus Lengkap Psikologi (Terjemahan). Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Desmita. (2005). Psikologi Perkembangan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Desmita. (2011). Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya.
Farah, A.D. (1999). Perbedaan Kemandirian Anak Usia Prasekolah yang Pernah
Dititipkan di TPA dengan Anak yang Tidak Pernah Dititipkan di TPA.
Skripsi UI Depok : tidak diterbitkan.
Fuhrmann, B.S. (1990). Adolescence, Adolescents. USA : Scott,Foresman and Company.
Gunarsa,S. D. (1990). Dasar dan Teori Perkembangan Anak. Edisi ke-5. Jakarta : BPK Gunung Mulya.
Gunarsa, S.D. (1995). Psikologi Perkembangan. Jakarta : BPK Gunung Mulya. Hadiwidjojo, V.I. K. (2009). Dampak Ibu Bekerja. Tersedia :
http://www.anakku.net/dampak-ibu-bekerja.html [Akses : 5 Juni 2013] Hartinah, S. (2008). Perkembangan Peserta Didik. Bandung : PT. Refika
Hurlock, E.B. (1990). Developmental Psycologhy : a lifespan approach. Boston : McGraw Hill.
Hurlock, E.B. (1998). Perkembangan Anak (child development). Alih bahasa oleh Tjandrasa. Jakarta : PT. Erlangga.
Ihsan, H. (2009). Metode Skala Psikologi. Bandung : tidak diterbitkan.
Imtiyas, Y. (2010). Hubungan Antara Pola Asuh Orang Tua dengan Kemandirian
Remaja. Skripsi UPI Bandung : tidak diterbitkan.
Johnson, R.C. dan Medinnus, G.R. (1974). Child Psychology, Behavior and
Development. Canada : John Wiley & Son.
Kenyorini, E. (2009). Hubungan Pola Asuh Orang Tua Authoritative dengan
Kemandirian Emosional Remaja SMA Negeri 77 Jakarta. Skripsi UPI
Bandung : tidak diterbitkan
Koentjaraningrat. (1990). Pengantar Ilmu Antropologi. Edisi ke-8. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Malau, E. (2012). Faktor Eksternal yang Mempengaruhi Kemandirian Anak Kelas
Satu Sekolah Dasar Negeri 1 Pondok Cina Kota Depok. Skripsi UI Depok :
tidak diterbitkan.
Mariyam, A. (2008). “Hubungan Antara Status Pekerjaan Ibu dan Tingkat Kemandirian Anak Usia Prasekolah di Desa Prapag Lor Kecamatan Losari Kabupaten Brebes”. Jurnal Keperawatan. 2, (1), 16-23.
Martin, M.H. (2000). Perbedaan Tingkat Kemandirian Antara Anak Usia 3-5
Tahun yang Ibunya Bekerja Full Time dengan Anak Usia 3-5 Tahun yang Ibunya Tidak Bekerja. Skripsi UI Depok : tidak diterbitkan.
Miller, P.H.(1993). Theories of Developmental Psychology. Edisi ke- 3. New York : W.H. Freeman & Co.
Munandar, S.C.U. (1983). Emansipasi dan Peran Ganda Wanita Indonesia :
Suatu Tinjauan Psikologis. Jakarta : UI Press.
Newman, B.M. dan Newman, P.R. (1991). Development Through Life, A
Psychosocial Approach. Edisi ke-5. Illinois : The Dorsey Press
Nuryanti, L. (2008). Psikologi Anak. Jakarta : PT. Indeks
Papalia, D.E. dan Olds, S.W (1993). A Child’s World : Infancy through
Adolescence. Edisi ke- 6. New York : McGraw Hill.
Papalia, D.E, Olds, S.W, dan Feldman, R.D. (2009). Human Development, Edisi
ke-10. Jakarta : Salemba Humanika.
Pramudiarja, A.U. (2011). Ditinggal Ibu Kerja, Anak Tak Jadi Hiperaktif. Tersedia :
http://wolipop.detik.com/read/2011/10/02/103943/1734805/857/ditinggal-ibu-kerja-anak-tak-jadi-hiperaktif [Akses : 28 Desember 2013 ]
Pusat Bahasa Depdiknas Republik Indonesia. (2008). Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Tersedia : http://bahasa.kemdiknas.go.id/kbbi/index.php [ Akses : 5 Juni 2013 ]
Ruseffendi, E.T. (2003). Dasar-dasar Penelitian dan Bidang Non-Eksakta
Lainnya. Semarang: UPT UNNESS Press
Sani, A.S. (1999). Konsep Kemandirian Menurut Orang Tua dan Remaja. Skripsi UI Depok : tidak diterbitkan.
Sarwono, J. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif & Kualitatif. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Seftiansyah, R. (2012). Hubungan Pola Asuh Ibu yang Bekerja dan Ibu yang
Tidak Bekerja Terhadap Perilaku Anak Usia Prasekolah. Skripsi
UNIBRAW Malang : tidak diterbitkan.
Seifert, K.L & R.J. Hoffnung. (1991). Child and Adolescent Development. Boston : Houghton Mifflin Company.
Setyanti, C. A. (2011). Dampak Positif Ibu Bekerja Bagi Anak. Tersedia :
http://female.kompas.com/read/2011/11/03/10020397 [Akses : 5 Juni 2013] Soetjiningsih. (1995). Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Soetjiningsih, C.H. (2012). Perkembangan Anak Sejak Pembuahan Sampai
Dengan Kanak-Kanak Akhir. Jakarta : Prenada Media Group.
Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung : CV Alfabeta.
Sugiyono. (2005). Statistika untuk Penelitian. Bandung : CV Alfabeta.
Sujiono, Y.N. (2009). Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta : PT.Indeks.
Suroto, A. (2012). Perkembangan Kemandirian Peserta Didik. Tersedia :
http://agus-suroto.blogspot.com/2012/09/perkembangan-kemandirian-peserta-didik.html [Akses : 5 Juni 2013]
Susetyo, B. (2010) . Statistika Untuk Analisis Data Penelitian. Bandung : PT. Refika Aditama.
Widoyoko, S. E.P. (2012). Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Winarto, J. (2011). Teori Belajar Sosial Albert Bandura. Tersedia :
http://edukasi.kompasiana.com/2011/03/12/teori-belajar-sosial-albert-bandura-346947.html [Akses : 31 Desember 2013]
Yulistara, A. (2013). Pola Asuh Anak Oleh Ibu Bekerja dan di Rumah, Apa
Perbedaannya?. Tersedia :
http://wolipop.detik.com/read/2013/01/29/080048/2154776/857/pola-asuh-anak-oleh-ibu-bekerja-di-rumah-apa-perbedaannya [Akses : 31 Desember 2013]
Yullyana. R. (2013). Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pola Asuh Orang Tua
dengan Kecerdasan Interpersonal Remaja. Skripsi UPI Bandung : tidak
diterbitkan
Yusuf, S. (2011). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.