• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 3 KANDANGWANGI KECAMATAN WANADADI KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2010 2011

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 3 KANDANGWANGI KECAMATAN WANADADI KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2010 2011"

Copied!
61
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

i

PENINGKATAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PADA SISWA

KELAS IV SD NEGERI 3 KANDANGWANGI KECAMATAN WANADADI KABUPATEN BANJARNEGARA

TAHUN 2010/2011

oleh Sri Subiyakti NIM.X4709151

FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

(2)

commit to user

ii

PENINGKATAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PADA SISWA

KELAS IV SD NEGERI 3 KANDANGWANGI KECAMATAN WANADADI KABUPATEN BANJARNEGARA

TAHUN 2010/2011

oleh Sri Subiyakti NIM.X4709151

Skripsi

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan. Program Studi Pendidikan Jamani

Kesehatan dan Rekreasi, Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

(3)

commit to user

iii

PENGESAHAN

Skripsi Ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan di terima

untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar sarjana Pendidikan

Hari :

Tanggal : Juni 2011

Tim Penguji Skripi

Nama Terang tanda tangan

Ketua : Drs, Sunardi.M.Kes ...

Sekretaris : Drs, Wahyu Sulistyo ...

Anggota I : Drs, Agustiyanto, M. Pd ...

Anggota II : Slamrt Riyadi, S.Pd.M.or ...

Disahkan oleh

Fakultas keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas maret

Dekan

(4)

commit to user

iv ABSTRAK

Sri Subiyakti. PENINGKATAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 3 KANDANGWANGI TAHUN PELAJARAN 2010/2011,Skripsi Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas sebelas Maret Surakarta, Juni 2011

Tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah : Berdasarkan rumusan tersebut di atas, untuk mengetahui peningkatan kemampuan lompat jauh gaya jongkok melalui model pembelajaran bermain pada siswa kelas IV SDN 3 Kandangwangi UPT Dindikpora Kecamatan Wanadadi.

Penelitian ini menggunakan pembelajaran lompat jauh gaya jongkok melalui model bermain. Pembelajaran ini menggunakan metode peragaan, subyek penelitian seluruh siswa kelas IV SD Negeri 3 Kandangwangi Tahun ajaran 2010/2011.

(5)

commit to user

v MOTTO

Motto

1. Jadilah manusia yang terbaik,yaitu manusia yang bermanfaat bagi

orang lain ( Al hadis )

2. Ikhlas adalah ruhnya ibadah, maka ibadah yang tidak disertai

(6)

commit to user

vi PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan untuk :

1. Suami tercinta dan keempat anaku

2. Rekan rekan guru penjaskes

(7)

commit to user

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Pemurah,atas segala limpahan

kasih dan sayang-Nya,sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini.Tugas

akhir dengan judul “ Peningkatan Kemampuan Lompat Jauh Gaya Jongkok

Melalui Model Pembelajaran Bermain” yang dimaksudkan untuk mengetahui

sikap siswa dalam mengikuti pembelajaran lompat jauh gaya jongkok

Tugas akhir ini dapat terwujud dengan baik berkat uluran tangan dari

berbagai pihak,khususnya pembimbing.Oleh sebab itu,pada kesempatan ini

penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Ketua Prodi, Bapak Drs H.Sunardi M.Kes. Penasehat akademik dan Ketua

Program Penjaskesrek yang membantu penyelesaian tugas akhir ini.

2. Bapak Drs,Agustiyanto,M.Pd dan Slamet Riyadi,S.Pd.M.or, selaku Dosen

Pembimbing penyusunan Penelitian Tindakan Kelas

3. Kepala SD N 3 Kandangwangi, yang telah memberikan izin penelitian ini

4. Bapak Saldi, S. Pd. MM, selaku guru pamong yang telah membantu

penelitian ini

5. Suamiku yang selalu memberikan semangat

6. Semua pihak yang telah membantu dalam penelitian ini,yang tidak dapat

disebutkan satu persatu

.Akhirnya penulis berharap semoga penelitian tindakan ini

dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan

Surakarta, Juni 2011

(8)

commit to user

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran...

Lampiran 2. Angket Pendapat Siswa...

Lampiran 3. Rekapitulasi Hasil Angket...

Lampiran 4. Lembar Pengamatan...

Lampiran 5. Lembar Pengamatan Siklus 1...

Lampiran 6. Lembar Pengamatan Siklus 2...

Lampiran 7. Daftar nilai studi awal...

Lampiran 7. Daftar Nilai Siklus 1...

Lampiran 8. Daftar Nilai Siklus 2...

Lampiran 9. Absen Siswa SD Negeri 3...

Lampiran 10. Surat Ijin Penelitian...

(9)

commit to user

(10)

commit to user DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...

PENGAJUAN SKRIPSI. ...

PERSETUJUAN. ...

PENGESAHAN. ...

ABSTRAK ...

MOTTO ...

PERSEMBAHAN. ...

KATA PENGANTAR ...

DAFTAR ISI. ...

DAFTAR TABEL. ...

DAFTAR GAMBAR. ...

DAFTAR LAMPIRAN.. i ii iii iv v vi vii viii ix x xi xii

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah 1

B. Rumusan Masalah 4

C. Tujuan Penelitian 4

D. Manfaat Penelitian 4

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Lompat jauh

a. Pengertian Lompat Jauh

b. Tehnik Dasar Lompat Jauh

c. Gaya Lompat Jauh

6

7

10

2. Pembelajaran Lompat Jauh

a. Pengertian Pembelajaran

b. Macam Macam Pembelajaran

12

13

(11)

commit to user

a. Pengartian Model Pembelajaran 14

4. Bermain

a. Pengertian Bermain

b.Manfaat Bermain

c. Karakteristik Bermain

14

15

15

B. Kerangka Berfikir 17

C. Hipotesis

BAB III : METODE PENELITIAN

A. Seting Penelitian 20

B. Persiapan Penelitian Tindakan Kelas 21

C. Subyek Penelitian 22

D. Sumber Data 22

E. Tehnik dan Pengumpulan Data 22

F. Analisa Data 23

G. Prosedur Penelitian 24

H. Proses Penelitian 25

1. Rancangan siklus 1 25

2. Rancangan Siklus 2 28

3. Perencanaan Tindakan 28

4. Pelaksanaan 29

5. Pengumpulan data 31

6. Analisis Data dan Refleksi 31

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Diskripi Data 32

B. Pembahasan 46

BAB V. KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan 49

B. Implikasi 49

C. Saran 49

DAFTAR PUSTAKA 51

(12)
(13)

commit to user

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi pada dasarnya merupakan

bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan. Oleh karena itu,

pelaksanaan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi harus diarahkan pada

pencapaian tujuan tersebut. Tujuan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

bukan hanya mengembangkan ranah jasmani, tetapi juga mengembangkan aspek

kesehatan, kebugaran jasmani, keterampilan berfikir kritis, stabilitas emosional,

keterampilan sosial, penalaran dan tindakan moral melalui kegiatan aktivitas

jasmani dan olah raga.

Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi merupakan media untuk

mendorong perkembangan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan dan

penalaran, penghayatan nilai-nilai (sikap-mental-emosional-spritual-dan sosial),

serta pembiasan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang

pertumbuhan dan perkembangan yang seimbang.

Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi memiliki peran yang sangat

penting dalam mengintensifkan penyelenggaraan pendidikan sebagai suatu

proses pembinaan manusia yang berlangsung seumur hidup. Pendidikan Jasmani

Kesehatan dan Rekreasi memberikan kesempatan pada siswa untuk terlibat

langsung dalam aneka pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani, bermain,

dan berolahraga yang dilakukan secara sistematis, terarah dan terencana.

Pembekalan pengalaman belajar itu diarahkan untuk membina, sekaligus

membentuk gaya hidup sehat dan aktif sepanjang hayat.

Dalam proses pembelajaran Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

guru harus dapat mengajarkan berbagai keterampilan gerak dasar, teknik dan

strategi permainan / olahraga, internalisasi nilai-nilai (sportifitas, jujur

(14)

commit to user

bukan melalui pengajaran konvensional di dalam kelas yang bersifat kajian

teoritis, namun melibatkan unsur fisik mental, intelektual, emosional dan sosial.

Aktivitas yang diberikan dalam pengajaran harus mendapatkan sentuhan

didakdik-metodik, sehingga aktivitas yang dilakukan dapat mencapai tujuan

pengajaran. Melalui Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi diharapkan

siswa dapat memperoleh berbagai pengalaman untuk mengungkapkan kesan

pribadi yang menyenangkan, kreatif, inovatif, terampil, meningkatkan dan

memeliharan kesegaran jasmani serta pemahaman terhadap gerak manusia.

Bermacam-macam materi pembelajaran penjaskesrek di sekolah dasar

tidak semuanya menarik untuk dipelajari oleh siswa tingkat sekolah dasar yang

ada dalam tahap perkembangan awal. Materi pembelajarn atletik seperti lari,

lempar dan lompat adalah bagian dari beberapa materi yang kurang diminati

oleh siswa.

Materi lompat jauh yang peneliti ajarkan pada siswa di sekolah kondisi

minat siswa juga rendah, rendahnya minat siswa dapat dilihat dari beberapa

faktor, seperti anak merasa jemu karena kami dalam kegiatan belejar langsung

menuju ke bak lompat, merasa bosan, karena hanya menunggu anak kapan

melakukan giliran melompat, kurang semangat,tidak ada keseriusan, Maka dari

itu peneliti ingin mencoba melakukan lompat jauh dengan menggunakan model

pembelajaran bermain ternyata dengan model tersebut anak merasa senang, dan

bersemangat,serius,tidak merasa bosan.dan anak ingin mencoba melakukan

aktivitas.

Pada saat peneliti harus mengajarkan berbagai macam gaya dalam

lompat jauh, seperti gaya jongkok, , siswa benar-benar tidak tertarik, maka

peneliti harus menggunaka berbagai cara agar materi tersebut menarik bagi

siswa, cara-cara yang lazim dislkukan oleh pendidik pada umumnya adalah

menggunakan model pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran dan

(15)

commit to user

Usaha seriuas yang dilakukan peneliti tampaknya belum bisa membawa

minat siswa lebih besar lagi, hal ini dapat dilihat dari hasil sekolah mengikuti

kegiatan even olah raga ditingkat kecamatan yang belum dapat mengukir

prestasi baik.

Beberapa faktor dapat menjadi penyebab di lapangan, dimana ada

dalam masa transisi perubahan kurikulum dari kurikulum 1994 menjadi

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang semula Pendidikan Jasmani

Kesehatan dan Rekreasi dan kesehatan dengan alokasi waktu 2 jam per minggu

@ 35 menit, sekarang Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi dengan

alokasi waktu 3 jam per minggu @ 35 menit, masih banyak kendala dalam

menerapkan kurikulum tersebut. Hal ini disebabkan karena belum adanya

sosialisasi secara menyeluruh di Jajaran Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah

Raga sehingga masih banyak perbedaan penafsiran tentang Pendidikan Jasmani

Kesehatan dan Rekreasi terutama dalam kegiatan belajar mengajar, Kalau dulu

mengutamakan prestasi, untuk sekarang penjaskesnya.Selain dari pada itu,juga

ada faktor lain diantaranya adalah : Guru kurang kreatif dan inofatif,dalam

proses pembelajaran pendidikan jasmani,sehingga anak kurang tertarik dan cepat

bosan dengan pelajaran pendidikan jasmani,kemudian juga tingkat kesegaran

jasmani rendah,dan yang paling utama hasil belajar lompat jauh gaya jongkok

belum maksimal

Sesuai dengan karakteristik siswa SD, usia 7 – 12 tahun kebanyakan

dari mereka cenderung masih suka bermain. Untuk itu guru harus mampu

mengembangkan pembelajaran yang efektif, disamping harus memahami dan

memperhatikan karakteristik dan kebutuhan siswa. Pada masa usia tersebut

seluruh aspek perkembangan manusia baik itu kognitif, psikomotorik dan afektif

mengalami perubahan. Perubahan yang paling mencolok adalah pertumbuhan

dan perkembangan fisik dan psikologis.

Agar standar kompetensi pembelajaran Pendidikan Jasmani Kesehatan

(16)

commit to user

sebagaimana yang ada dalam kurikulum, maka guru Pendidikan Jasmani

Kesehatan dan Rekreasi harus mampu membuat pembelajaran yang efektif dan

menyenangkan. Untuk itu perlu adanya pendekatan, model pembelajaran

bermain

Berdasarkan uraian di atas, penulis melakukan penelitian dengan judul

Peningkatkan kemampuan Lompat jauh melalui Model Pembelajaran Bermain

Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 3 Kandangwangi UPT Dindikpora Kecamatan

Wanadadi Tahun Pelajaran 2010-2011

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, peneliti dapat

merumuskan masalah sebagai berikut : Apakah kemampuan lompat jauh gaya

jongkok pada siswa IV SDN 3 kandangwangi dapat ditingkatkan melalui model

pembelajaran bermain?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah : Berdasarkan

rumusan tersebut di atas, untuk mengetahui peningkatan kemampuan lompat

jauh gaya jongkok melalui model pembelajaran bermain pada siswa kelas IV

SDN 3 Kandangwangi UPT Dindikpora Kecamatan Wanadadi.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak

yaitu :

1. Guru

Untuk meningkatkan kualitas mengajar dan mencoba menerapkan model

pembelajaran sebagai inovasi baru dalam proses pembelajaran

(17)

commit to user

Dengan banyaknya model pembelajaran mereka mendapatkan banyak

variasi dalam pembelajaran. Selain itu siswa dapat belajar sambil bermain

3. Sekolah

Hasil penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan sekolah untuk

(18)

commit to user

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.Landasan teori

1. Lompat jauh

a. Pengertian lompat jauh

Lompat jauh adalah atletik (lintasan dan lapangan) peristiwa di mana

atlet menggabungkan kecepatan, kekuatan, dan ketangkasan dalam upaya

untuk melompat jauh dari take-off point mungkin. (Jonath U. Haag E and

Krempel R. 1987) Ada pula juga yang mengartikan:Lompat jauh adalah

Ketrampilan gerak berpindah dari satu tempat ke tempat lainya dengan satu

kali tolakan kedepan sejauh mungkin untuk memperoleh hasil yang

maksimal (Hans Katzengoner,1996 )

Ada empat komponen utama lompat jauh: Lari Awalan, Tumpuan

atau tolakkan, Sikap di udara dan mendarat. Kecepatan di run-up, atau

pendekatan, dan yang tinggi melompat dari papan adalah dasar-dasar

keberhasilan. Karena kecepatan adalah faktor yang penting dari pendekatan,

tidaklah mengherankan bahwa banyak juga jumper lama bersaing dengan

sukses di sprint. Sebuah contoh klasik dari lompat jauh ini / sprint

penggandaan adalah pertunjukan oleh Carl Lewis

Lompat jauh termasuk dalam salah satu cabang atletik untuk nomor

lompat. Lompat jauh ini adalah olahraga yang menggabungkan kecepatan

(speed), kekuatan (stenght), kelenturan (flexibility), daya tahan (endurance), dan ketepatan (acuration) dalam upaya untuk memperoleh jarak lompatan sejauh-jauhnya. Para peneliti membuktikan bahwa suatu prestasi atletik

lompat jauh bergantung pada kecepatan daripada awalan atau

(19)

commit to user

Dalam lompat jauh, ada beberapa gaya yang biasa diperagakan para

pelompat, di antaranya gaya jongkok, gaya menggantung atau gaya lenting,

dan gaya jalan di udara. Dalam hal melakukan teknik lompat jauh, seperti

awalan, menumpu, melayang, dan mendarat, ketiga gaya ini pada prinsipnya

sama saja. Namun, perbedaan dari ketiga gaya ini dapat dilihat dari kondisi

sikap tubuh pelompat pada saat melayang di udara.

b. Tehnik Lompat Jauh

1) Teknik Awalan

Awalan atau ancang-ancang dilakukan untuk mendapat kecepatan

yang tinggi pada waktu akan melompat. Jarak ancang-ancang tergantung

kematangan dan kemampuan berakselerasi dengan kecepatanya. Teknik

ini harus dilakukan dengan berlari secepat mungkin dari jarak 40-45 m

pada sebuah lintasan.

2) Teknik Menumpu

Menumpu merupakan gerakan yang penting untuk menentukan hasil

lompatan yang sempurrna. Dalam teknik ini pelompat melakukan tolakan

pada papan tumpuan menggunakan kaki yang terkuat dengan mengubah

kecepatan horizontal menjadi kecepatan vertikal.

Sewaktu menumpu, posisi badan tidak boleh terlalu condong.

Tumpuan harus kuat, cepat, dan aktif. Keseimbangan badan juga harus

diperhatikan agar tidak goyang. Gerakan ayunan lengan sangat

membantu menambah ketinggian serta menjaga keseimbangan badan.

3) Teknik Melayang

Gerakan melayang dilakukan setelah meninggalkan balok tumpuan.

Pada saat melakukan gerakan melayang, keseimbangan badan harus

(20)

commit to user

melayang dapat dilakukan dengan sikap jongkok atau sikap bergantung.

Dalam sikap jongkok, saat menumpu, kaki ayun mengangkat lutut

setinggi-tingginya, disusul oleh kaki tumpu. Kemudian sebelum

mendarat, kedua kaki dibawa ke arah depan.

Sementara dalam sikap bergantung, kaki ayun dibiarkan tergantung

lurus pada waktu menumpu. Tubuh diusahakan tegak, disusul oleh kaki

tumpu dengan lutut ditekuk sambil pinggul didorong ke depan. Lalu,

kedua lengan direntangkan ke atas.

4) Teknik Mendarat

Dalam teknik ini, pelompat harus berupaya mendatat dengan sebaik

mungkin. Jangan sampai badan atau lengan jatuh ke belakang.

Pendaratan pada bak lompat dimulai dengan posisi kedua tumit kaki dan

kedua kaki agak rapat. Gerakan-gerakan waktu pendaratan harus

dilakukan dengan dua kaki. Yang perlu diperhatikan saat mendarat

adalah kedua kaki mendarat secara bersamaan, diikuti dengan dorongan

pinggul ke depan. Sehingga, badan tidak cenderung jatuh ke belakang

yang bisa berakibat merugikan si pelompat itu sendiri. oleh DELTA

FORCE

5) Pendekatan/Awalan

Tujuan dari pendekatan ini adalah untuk secara bertahap dengan

mempercepat kecepatan maksimum lepas landas dikontrol. Faktor yang

paling penting untuk jarak yang ditempuh oleh sebuah objek adalah

kecepatan pada lepas landas – baik kecepatan dan sudut. Elite jumper

biasanya meninggalkan tanah pada sudut dua puluh derajat atau kurang;

Oleh karena itu, lebih bermanfaat bagi seorang pelompat untuk berfokus

pada komponen kecepatan melompat. Semakin besar kecepatan lepas

(21)

commit to user

kecepatan lepas landas merupakan faktor dalam keberhasilan pelari

dalam acara ini.

Panjang pendekatan jarak biasanya konsisten untuk seorang atlet.

Pendekatan dapat bervariasi antara 12 dan 19 langkah di tingkat pemula

dan menengah, sementara di tingkat elite mereka lebih dekat dengan

antara 20 dan 22 langkah. Jarak yang tepat dan jumlah langkah-langkah

dalam pendekatan tergantung pada pengalaman jumper, teknik berlari

cepat, dan tingkat pengkondisian. Konsistensi dalam pendekatan sangat

penting karena merupakan pesaing tujuan untuk selalu dekat ke bagian

depan papan takeoff mungkin tanpa menyeberangi garis dengan setiap

bagian dari kaki.

Pendekatan yang tidak konsisten adalah masalah umum dalam acara

ini. Akibatnya pendekatan yang biasanya dilakukan oleh para atlet sekitar

6-8 kali per melompat sesi (lihat Pelatihan di bawah).

6) Dua yang terakhir langkah

Tujuan dari dua langkah terakhir adalah untuk mempersiapkan tubuh

untuk lepas landas sambil melestarikan kecepatan sebanyak mungkin.

Kedua dari belakang (kedua dari terakhir) langkahnya lebih panjang

daripada langkah terakhir. Pesaing mulai nya rendah pusat gravitasi

untuk mempersiapkan tubuh untuk dorongan vertikal. Langkah terakhir

lebih pendek karena tubuh mulai menaikkan pusat gravitasi dalam

persiapan untuk tinggal landas. Dua langkah yang terakhir sangat penting

karena menentukan kecepatan dengan pesaing yang akan memasuki

melompat – semakin besar kecepatan, semakin baik melompat

7) Lepas landas/Tumpuan/Tolakkan

Tujuan dari lepas landas adalah untuk menciptakan dorongan

(22)

commit to user

kontrol. Tahap ini adalah salah satu bagian paling teknis dari lompat

jauh. Jumper harus sadar untuk menempatkan kaki datar di tanah, karena

baik melompat dari tumit atau jari-jari kaki mempengaruhi negatif

melompat. Lepas landas dari tumit-papan pertama memiliki efek

pengereman, yang menurunkan kecepatan dan strain sendi. Melompat

turun dari jari-jari kaki berkurang stabilitas, menempatkan risiko kaki di

tekuk atau runtuh dari bawah pelompat. Sementara penempatan

berkonsentrasi pada kaki, sang atlet juga harus bekerja untuk

mempertahankan posisi tubuh yang tepat, menjaga badan tegak dan

bergerak ke depan dan pinggul hingga mencapai jarak maksimum dari

papan kontak ke rilis kaki.

c. Gaya dalam Lompat Jauh

Ada 3 macam gaya melayang di udara pada saat melakukan lompat

jauh yaitu :

1) Gaya Jongkok

Gambar 1

Gaya jongkok merupakan salah satu gaya dalam lompat jauh, Mengapa

di sebut gaya jongkok? Karena gerak sikap badan sewaktu berada

(23)

commit to user

2) Gaya Menggantung

Gaya menggantung ( Gaya Schepper ) merupakan salah satu gaya

dalam lompat jauh.Mengapa disebut gaya menggantung?karena gerak

dan sikap badan diudara,menyerupai orang yang sedang menggantung

atau melenting ke belakang

3) Gaya Berjalan Diudara ( walking in the air )

Gambar 2

3) Gaya berjalan diudara

Gaya berjalan di udara merupakan salah satu gaya dalam lompat

jauh.Mengapa disebut gaya berjalan diudara? Karena gerak dan sikap

badan diudara menyerupai orang yang sedang berjalan

(24)

commit to user

d. Pembelajaran Lompat Jauh

1) Pengertian Pembelajaran

Syaiful Sagala dalam bukunya Konsep dan Makna Pembelajaran. Menyebutkan pembelajaran adalah suatu sistem yang bertujuan untuk

membantu proses belajar siswa, yang berisi serangkaian peristiwa yang

dirancang, disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan

mendukung terjadinya proses belajar siswa yang bersifat internal.

Pembelajaran adalah membangun pengalaman belajar siswa dengan

berbagai keterampilan proses sehingga mendapatkan pengalaman dan

pengetahuan baru.

http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2073898- . Sementara menurut Dr. Oemar Hamalik

dalam buku yang berjudul belajar dan pembelajaran menyebytkan

Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi

unsur-unsur manusiawi, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling

mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajara. Manusia terlibat

dalam sistem pengajaran terdiri dari siswa, guru dan tenaga lainnya.

Material meliputi buku-buku, papan tulis, dan kapur. Fasilitas dan

perlengkapan terdiri dari ruang kelas, perlengkapan audio visual,

komputer. Prosedur meliputi jadwal dan metode penyampaian

informasi, praktek, belajar ujian dan sebagainya.

Behavioristik Pembelajaran adalah usaha guru membentuk tingkah laku yang diinginkan dengan menyediakan lingkungan (stimulus).

Kognitif Pembelajaran adalah cara guru memberikan kesempatan pada siswa untuk berfikir agar dapat mengenal dan memahami. Gestalt

Pembelajaran adalah usaha guru untuk memberikan materi

pembelajaran sedemikian rupa sehingga siswa lebih mudah

mengorganisasikannya (mengaturnya) menjadi suatu pola gestalt (pola

(25)

commit to user

kepada siswauntuk memilih bahan pelajaran dan cara mempelajarinya

sesuai dengan minat dan kemampuannya. (Darsono Max, 2000: 24)

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan

proses interaksi antara guru dengan siswa yang ditujukan untuk

melakukan perubahan sikap dan pola pikir siswa kearah yang lebih baik

untuk mencapai hasil belajar yang optimal.

e. Macam-macam Model Pembelajaran

1) Model Pembelajaran Langsung

a) Pengertian Pembelajaran Langsung

Model pembelajaran langsung merupakan model pembelajaran yang

lebih berpusat pada guru dan lebih mengutamakan strategi

pembelajaran efektif guna memperluas informasi materi ajar.

b) Macam-Macam Pembelajaran Langsung

Adapun macam-macam pembelajaran langsung antara lain :

2) Ceramah, merupakan suatu cara penyampaian informasi dengan lisan

dari seorang kepada sejumlah pendengar.

3) Praktek dan latihan, merupakan suatu teknik untuk membantu siswa

agar dapat menghitung dengan cepat yaitu dengan banyak latihan dan

mengerjakan soal.

4) Ekspositori, merupakan suatu cara penyampaian informasi yang mirip

dengan ceramah, hanya saja frekuensi pembicara/guru lebih sedikit.

5) Demonstrasi, merupakan suatu cara penyampaian informasi yang mirip

dengan ceramah dan ekspositori, hanya saja frekuensi pembicara/guru

lebih sedikit dan siswa lebih banyak dilibatkan.

(26)

commit to user

7) Mencongak

2. Model Pembelajaran Lompat Jauh

a. Pengertian Model Pembelajaran

Model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas dari pada

strategi, metode atau prosedur pembelajaran. Istilah model

pembelajaran mempunyai 4 ciri khusus yang tidak dipunyai oleh

strategi atau metode pembelajaran :

1) Rasional teoritis yang logis yang disusun oleh pendidik.

2) Tujuan pembelajaran yang akan dicapai

3) Langkah-langkah mengajar yang duperlukan agar model

pembelajaran dapat dilaksanakan secara optimal.

4) Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran dapat

dicapai.

3. Bermain

a. Pengertian bermain

Bermain (play) mengacu pada beberapa teori bermain yang

dikemukakan para ahli. Pengertian bermain tak dapat dilepaskan dari

sudut pandang teori yang mendasari fungsinya. Dari sejumlah teori

yang ada dapat dikemukakan tujuh pandangan utama, yaitu : (1) teori

surplus energi, (2) teori relaksasi, (3) teori preparasi, (4) teori

rekapitulasi, (5) teori perkembangan (6) teori penyaluran

sosioemosional, dan (7) teori kognitif ( Seto, 2004: 56; Soemitro,

1997: 10).

Bermain merupakan seluruh aktivitas anak termasuk

bekerja kesenangannya dan merupakan metode bagaimana mereka

mengenal dunia. Bermain tidak sekedar mengisi waktu tetapi

merupakan kebutuhan anak seperti hanya makanan, cinta kasih

(27)

commit to user

setiap kegiatan yang dilakukan untuk kesenangan yang ditimbulkan

tanpa mempertimbangkan hasil akhir. Kategori bermain dibagi

menjadi dua yaitu bermain aktif dan pasif (Hurlock, 1999):

b. Manfaat bermain

Beberapa manfaat yang bisa diperoleh seorang anak melalui

bermain antara lain (Zaviera, 2008):

1) Aspek fisik, dengan mendapat kesempatan untuk melakukan

kegiatan yang banyak melibatkan gerakan – gerakan tubuh, akan

membuat tubuh anak menjadi sehat.

2) Aspek perkembangan motor kasar dan halus, hal ini untuk

meningkatkan ketrampilan anak.

3) Aspek sosial, anak belajar berpisah dengan ibu dan pengasuh. Anak

belajar menjalin hubungan dengan teman sebaya, belajar berbagi

hak, mempertahankan hubungan, perkembangan bahasa, dan

bermain peran sosial.

c. Karakteristik Kegiatan Bermain

Perbedaan antara bermain dan bermain tidak terletak pada

jenis kegiatan (apa) yang dilakukan, tetapi lebih pada (bagaimana)

sikap individumelakukannya.

Beberapa karakteristik kegiatan bermain sebagai berikut.

1) Bermain dilakukan karena kesukarelaan, bukan paksaan.

2) Bermain merupakan kegiatan untuk dinikmati. Itu sebabnya

bermain selalu menyenangkan, mengasyikan, dan

menggairahkan.

3) Tanpa iming-iming apa pun, kegiatan bermain itu sendiri sudah

menyenangkan,

4) Dalam bermain, aktivitas lebih penting daripada tujuan. Tujuan

bermain adalah aktivitas itu sendiri.

(28)

commit to user

6) Bermain itu bebas, bahkan tidak harus selaras dengan

kenyataan. Individu bebas membuat aturan sendiri dan

mengoprasikan fantasi.

7) Dalam bermain individu bertingkah laku secara spontan, sesuai

dengan yang diinginkan saat itu.

8) Makna dan kesenangan bermain sepenuhnya ditentukan si

pelaku.

Dengan demikian pengertian bermain didefinisikan oleh

Seto (2004)sebagai suatu kegiatan yang dilakukan anak dengan

spontan dan perasaan gembira, tidak memiliki tujuan ekstrinsik,

melibatkan peran aktif anak, memiliki hubungan yang sistematik

dengan hal di luar bermain (seperti perkembangan kreativitas

sebagai kemampuan kognitif) dan merupakan interaksi antara

anak dengan lingkungannya serta memungkinkan anak

melakukan adaptasi dengan lingkungannya itu.

Dalam pengertian bermain ada perkecualian. Kita kenal juga

berbagai permainan (games) yang berorientasi pada tujuan

(kalah atau menang) dan menawarkan imbalan ekstrinsik (pujian

orang tua, kekaguman, teman, piala, dsb) Namun demikian,

permainan kalah menang ini pun tergolong kategori bermain.

Permainan adalah bentuk paling matang dari bentuk bermain,

yaitu bentuk bermain sensori motor, bermain fisik, dan bermain

simbolik. Permainan beraneka ragam, dari yang sangat

sederhana hingga yang sangat rumit. Permainan mempunyai

aturan dan menuntut partisipasi minimal dua orang anak.

Permainan juga bersifat kompetitif, artinya ada pihak yang kalah

dan ada yang menang, dan kemenangan itu diperebutkan.

Permainan mempersyaratkan interaksi sosial. Untuk terlibat

secara efektif dalam sebuah permainan, anak perlu memahami

konsep-konsep seperti berbagi, menunggu giliran, bermain jujur,

(29)

commit to user

A. Kerangka Berfikir

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan banyak sekali hal-hal

yang dapat mempengaruhi prestasi lompat jauh seseorang, salah

satunya yaitu melalui aktifitas jasmani yaitu bermain. Pendidikan

Jasmani Kesehatan dan Rekreasi dapat digunakan sebagai bentuk

kegiatan siswa dalam upaya menjaga dan sekaligus meningkatkan

kemampuan lompat jauh. Dengan mempertimbangkan karakter dan

perkembangan siswa guru harus dapat merencanakan dengan

matang proses pembelajaran. Dalam membuat perencanaan

tersebut guru bisa menggunakan pendekatan, teknik, metode

ataupun model pembelajaran. (yang ada gambarnya,yangada

kondisi awal Secara sederhana,kerangka pemikiran dari peneliti

(30)

commit to user

Kondisi awal

Guru kurang kreatif dan inofatif dalam KBM penjas

a. Siswa kurang tertarik dan cepat bosan dengan pembelajaran penjas

b. Tingkat kesegaran jasamani rendah c. Yang paling utama

hasil belajar lompat jauh gaya jongkok

Tindakan Menerqpkqn model pembelajaran dengan bermain

Siklus I : Guru dan peneliti menyusun bentuk

pengajaran yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan ketrampilan dasar lompat

jauh gaya jongkok melalui pembelajaran

bermain

Kondisi akhir

Melalui model pembelajaran bermain dapat meningkatkan

kemampuan lompat jauh gaya

jongkok

Siklus II : Upaya perbaikan dari siklus pertama sehingga meningkatkan kemampuan

(31)

commit to user

B. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir tersebut diatas,

diajukan hipotetis tindakan sebagai berikut: “ Melalui model

pembelajaran bermain diduga dapat meningkatkan kemempuan

(32)

commit to user

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Seting Penelitian

1. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada semester II bulan Maret s/d April

tahun pelajaran 2010/2011. Pemilihan waktu tersebut disesuaikan dengan

[image:32.595.116.513.216.675.2]

bahan kajian yang ada pada kurikulum.

Tabel 1.Rincian Kegiatan Waktu dan jenis Kegiatan Peneliti

No Rincian Kegiatan

2010/2011

Mrt Aprl Me Juni Juli

1 Perencanaan

a. Observasi V

b. Identifikasi Masalah V

c. Penentuan Tindakan V

d. Pengajuan Judul V

e. Penyusunan Proposal V V

f. Pengajuan izin penelitian

2 Pelaksanaan

a. Seminar Proposal V V

b. Pengmpulan data penelitian V V V

3 Penyusunan Laporan

a. Penulisan Laporan V

(33)

commit to user

2. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kelas IV SD Negeri 3

Kandangwangi Kecamatan Wanadadi Kabupaten Banjarnegara.

Dipilihnya tempat dan kelas tersebut karena alasan sebagai berikut.

a. Peneliti adalah guru Penjasorkes SD Negeri 3 Kandangwangi ,

sehingga akan memperlancar kegiatan tersebut.

b. Lingkungan yang sangat mendukung, berupa halaman yang luas terbuat

dengan fasilitas lapangan lompat jauh dan bola voli, dekat dari jalan

raya sehingga kegiatan (khususnya simulasi) dapat dilakukan di dalam

ruang kelas.

c. Kepala Sekolah sebagai penentu kebijakan telah memberi ijin untuk

dilaksanakannya penelitian ini, bahkan berkenan juga sebagai observer

3. Siklus PTK

Penelitian Tindakan Kelas (PTK ) akan direncanakan dalam

beberapa siklus untuk melihat peningkatan hasil lompat jauh gaya jongkok

dalam penjaskes dengan penerapan bermain.

B. Persiapan Penelitian Tindakan Kelas ( PTK )

Persiapan sebelum Penelitian Tindakan Kelas ( PTK )

dilaksanakan dan dibuat berbagai input instrumen yang akan di kenakan

untuk memberikan perlakuandalam PTK, yaitu:

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Dengan kompetensi dasar mempraktekan gerakan lompat jauh dengan

menggunakan peraturan peraturan yang sesungguhnya serta nilai

kerjasama, kejujuran, semangat dan percaya diri

2. Perangkat pembelajaran yang berupa lembar pengamatan siswa berupa

ceklist dan lembar evaluasi

(34)

commit to user

C. Subyek Penelitian

Yang menjadi subyek dalam penelitian ini adalah siswa Kelas IV

SD Negeri 3 Kandangwangi Kecamatan Wanadadi Kabupaten Banjarnegara

tahun pelajaran 2010/2011. Kelas ini memiliki siswa sejumlah 20 orang,

terdiri dari siswa laki-laki dan siswa perempuan.

Variabel/Faktor penelitian yang menjadi sasaran adalah:

a. Kemampuan lompat jauh siswa

b. Model pembelajaran bermain.

D. Sumber Data

Sumber data dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK ) ini adalah sebagai

berikut :

1. Siswa. Untuk mendapatkan data tentang lompat jauh gaya jongkok

dengan menggunakan model pembelajaran bermain pada siswa kelas IV

SD Negeri 3 Kandangwangi

2. Guru sebagai kolaborator,untuk melihat tingkat keberhasilan model

pembelajaran lompat jauh gaya jongkok di Sd Negeri 3 Kandangwangi

Kecamatan Wanadadi,Kabupaten Banjarnegara Tahun Pelajaran

2010/2011

E. Tehnik dan Alat Pengumpulan Data

Tehnik pengumpulan data dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

ini terdiri dari : tes dan Observasi

1. Tes dipergunakan untuk mendapatkan data tentang hasil lompat jauh

gaya jongkok

2. Observasi , dipergunakan sebagai tehnik untuk mengumpulkan data tentang aktivitas siswa dan Guru selama kegiatan belajar mengajar

dengan modelpembelajaran bermain

Sedangkan alat pengumpulan data yang di gunakan penelitian sebagai

(35)
[image:35.595.122.510.154.503.2]

commit to user

Tabel 2. Tehnik dan Alat Pengumpulan Data

No Sumber

Data Jenis Data

Tehnik

Pengumpulan Instrumen

1 Siswa

Hasil kemampuan

lompat jauh gaya

jongkok

Tes praktek

Tes kemampuan

lompat jauh gaya

jongkok

2 Siswa

Kemampuan

melakukan rangkaian

gerakan lompat jauh

gaya jongkok

Praktek dan

unjuk kerja

Melalui lembar

observasi

F. Analisa Data

Data yang di kumpulkan pada setiap kegiatan observasi dari pelaksanaan

siklus PTK dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan tehnik

prosentase untuk melihat kecenderungan yang terjadi dalam kegiatan

pembelajaran.

1. Hasil ketrampilan lompat jauh : dengan menganalisis nilai rata rata tes

lompat jauh.Kemudian dikategorikan dalam klasiikasi skor yang telah

di tentukan

2. Kemampuan melakukan gerakan lompat jauh: dengan menganalisis

gerakan lompat jauh.Kemudian di kategorikan dalam klasifikasi skor

yang telah di tentukan

Sedangkan dalam penelitian ini melalui angka yang di peroleh saat

unjuk kerja lompat jauh gaya jongkok.Data yang di kumpulkan pada

setiap kegiatan observasi dari pelaksanaan siklus PTK dianalisis secara

deskriptif dengan menggunakan prosentase untuk melihat

(36)

commit to user

G. Prosedur Penelitian

Langkah pertama menetukan judul yang dalam penelitian,yaitu

judul penelitian tindakan kelas.Langkah selanjutnya menentukan

banyaknya tindakan dilakukan dalam siklus.Dalam penelitian tindakan

kelas ini,peneliti akan melakukan tindakan tindakan yang dalam

pelaksanaanya berlangsung terus menerus dan tindakan tindakan akan

dilaksanakan dalam siklus yang peneliti barikan pada siswa yang di

jadikan subyek penelitian

Adapun langkah langkah pelaksanaan PTK secara prosedurnya

adalah di laksanakan secara partisipati atau kolaborasi ( guru,dosen dengan

tim lainya )bekerja sama mulai dari tahap orientasi di lanjutkan penyusunan

rencana tindakan,di lanjutkan pelaksanaan tindakan dalam siklus

pertama.Diskusi yang bersifat analitik yang kemudian dilanjutkan pada

langkah rekletif dan evaluasi atas kegiatan yang di lakukan pada siklus

pertama,untuk kemudian mempersiapkan rencana modifikasi,koreksi,atau

pembetulan,atau penyempurnaan pada siklus kedua dan seterusnya

Menurut Carr & Kemmis (Mc. Niff,1991.P.2) prosedur penelitian

meliputi:

1. Mengidentifikasi permasalahan umum

2. Mengadakan pengeekan di lapangan

3. Membuat perencanaan umum

4. Mengembangkan tindakan pertama

5. Mengobservasi,mengamati,mendiskusikan tindakan pertama

6. Refleksi,evaluasi dan merevisi atau memodifikasi untuk perbaikan dan

peningkatan pada siklus kedua berikutnya

Untuk memperoleh hasil penelitian seperti yang di harapkan,prosedur

penelitian ini meliputi tahap tahap sebagai berikut:

a. Tahap persiapan survei awal

Kegiatan yang di lakukan dalam survei ini oleh peneliti adalah

mengobservasi sekolah yang akan di jadikan tempat penelitian

(37)

commit to user

Pada tahap ini peneliti melakukan persiapan yang meliputi:

1) Menetukan subyek penelitian

2) Menyiapkan alat dan instrumen peneliti dan evaluasi

c. Tahap pengumpulan data dan instrument.

Pada tahap penelitian ini peneliti mengumpulkan data tentang:

1) Hasil belajar lompat jauh gaya jongkok

2) Kepuasan siswa terhadap proses pembelajaran

3) Ketepatan rencana pelaksanaan pembelajaran

4) Alat bantu pembelajaran

5) Pelaksanaan pembelajaran

6) Semangat dan ke aktifan siswa

d. Tahap analisis data

Dalam tahap ini analisis yang di gunakan penelitian adalah

deskriptif kualitatif. Teknik analisis tersebut di lakukan karena

sebagian besar data yang di kumpulkan berupa uraian diskriptif

tentang perkembangan proses pembelajaran,yaitu partisipasi siswa

dalam pembelajaran pada sub pokok bahasan tehnik lompat jauh

gaya jongkok

e. Tahap penyusunan laporan

Pada tahap ini peneliti menyusun laporan dari semua

kegiatan dari awal survei sampai dengan menganalisis data yang

dilakukan pada waktu penelitian.

H. Proses Penelitian 1. Rancangan siklus 1

a. Tahap perencanaan

Pada tahap ini peneliti dan guru menyusun skenerio pembelajaran

terdiri dari:

1. Tim peneliti melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui

kompetensi dasar yang akan disampaikan siswa dalam

(38)

commit to user

2. Membuat rencana pembelajaran dengan mengacu pada tindakan

( treatmen ) yang di terapkan dalam PTK,yaitu pembelajaran

lompat jauh gaya jongkok

3. Menyusun instrument yang di gunakan dalam siklus

PTK,penilaian lompat jauh gaya jongkok

4. Menyiapkan media yang di perlukan untuk membantu

pengajaran

5. Menyusun alat evaluasi pembelajaran.

b. Tahap pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan,kegiatan yang di lakukan adalah

melaksanakan proses pembelajaran di lapangan dengan langkah

langkah kegiatan antara lain:

1. Menjelaskan kegiatan belajar mengajar lompat jauh gaya

jongkok

2. Melakukan pemanasan

3. Membentuk barisan dalam proses pembelajaran

4. Melakukan teknik dasar lompat jauh gaya jongkok

a. Cara melopat ke depan tidak menggunakan awalan dengan

melompati dardus

b. Cara melompat kedepan tidak menggunakan awalan dengan

meraih bola yang digantung

c. Sikap melakukan awalan

d. Sikap saat melayang di udara

e. Sikap pada waktu mendarat

5. Penilaian di laksanakan selama proses pembelajaran

berlangsung

(39)

commit to user

[image:39.595.122.509.119.677.2]

7. Menarik kesimpulan

(40)

commit to user

c. Pengamatan Tindakan

Pengamatan di lakukan terhadap : (1 ) Hasil kemampuan lompat

jauh gaya jongkok, (2) Kemempuan melakukan rangkaian gerakan

lmpat ajuh gaya jongkok, (3) Aktivitas siswa selama pembelajaran

berlangsung

d. Tahap Evaluasi ( Refleksi )

Refleksi merupakan uraian tentang prosedur analisis terhadap hasil

penelitian dan refleksi berkaitan dengan proses dan dampak

tindakan perbaikan yang di laksanakan serta kriteria dan rencana

bagi siklus tindakan berikutnya

Prosentase Indikator pencapaian keberhasilan penelitian pada tabel

[image:40.595.126.514.114.569.2]

berikut:

Tabel 5. Prosentase Tarjet Capaian

Aspek yang diukur

Prosentase Tarjet Pencapaian

Cara Mengukur Kondisi

awal Siklus I

Siklus II Hasil kemampuan

lompat ajuh gaya

jongkok 38,8 % 61,2 %

Diamati pada saat

Guru memberikan

meteri lompat jauh

gaya jongkok pada

awal pembelajaran

2. Rancangan siklus II

a. Tahap perencanaan

Pada tahap ini peneliti dan guru menyusun skenerio pembelajaran

terdiri dari:

1) Tim peneliti melakukan analisis kurikulum untuk

mengetahui kompetensi dasar yang akan disampaikan siswa

(41)

commit to user

2) Membuat rencana pembelajaran dengan mengacu pada

tindakan ( treatmen ) yang di terapkan dalam PTK,yaitu

pembelajaran lompat jauh gaya jongkok

3) Menyusun instrument yang di gunakan dalam siklus

PTK,penilaian lompat jauh gaya jongkok

4) Menyiapkan media yang di perlukan untuk membantu

pengajaran

5) Menyusun alat evaluasi pembelajaran.

b. Tahap pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan,kegiatan yang di lakukan adalah

melaksanakan proses pembelajaran di lapangan dengan

langkah langkah kegiatan antara lain:

1) Menjelaskan kegiatan belajar mengajar lompat jauh gaya

jongkok

2) Melakukan pemanasan

3) Membentuk barisan dalam proses pembelajaran

4) Melakukan teknik dasar lompat jauh gaya jongkok

5) Cara melopat ke depan tidak menggunakan awalan dengan

melompati 2 gardus

6) Cara melompat kedepan tidak menggunakan awalan

dengan meraih bola yang digantung

7) Sikap melakukan awalan

8) Sikap saat melayang di udara

9) Sikap pada waktu mendarat

10) Menarik Kesimpulan

11) Penilaian dilaksanakan selama proses pembelajaran

berlangsung

12) Melakukan pendinginan

(42)

commit to user

(43)

commit to user c. Tindakan

Pengamatan di lakukan terhadap : (1 ) Hasil kemampuan

lompat jauh gaya jongkok, (2) Kemempuan melakukan rangkaian

gerakan lmpat ajuh gaya jongkok, (3) Aktivitas siswa selama

pembelajaran berlangsung.

d. Tahap Evaluasi ( Refleksi )

Refleksi merupakan uraian tentang prosedur analisis

terhadap hasil penelitian dan refleksi berkaitan dengan proses dan

dampak tindakan perbaikan yang di laksanakan serta kriteria dan

rencana bagi siklus tindakan berikutnya

Prosentase Indikator pencapaian keberhasilan penelitian pada tabel

[image:43.595.142.512.238.586.2]

berikut:

Tabel 5. Prosentase Tarjet Capaian

Aspek yang diukur

Prosentase Tarjet Pencapaian

Cara Mengukur Kondisi

awal Siklus I

Siklus II Hasil kemampuan

lompat jauh gaya

jongkok 38,8 % 61,2 % 88,8

%

Diamati pada sat

Guru memberikan

meteri lompat jauh

gaya jongkok pada

(44)

commit to user BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Diskripsi Data

1. Kondisi Studi Awal

Kondisi awal pada tahun pelajaran 2010/2011 rata rata hasil

ulangan belum mencapai 67.Hal ini menunjukan bahwa pembelajaran

lompat jauh gaya jongkok siswa belum disukai siswa dikarenakan

pembelajaranya masih monoton

Penelitian tindakan kelas ini berdasarkan jmlah pertemuan atau

tatap muka dalam pembelajaran, dan mengutamakan kemampuan dan hasil

kemajuan siswa setelah siswa mendapatkan tindakan, dalam hal ini

pembelajaran pendidikan jasmani dengan materi pembelajaran lompat jauh

gaya jongkok melalui model pembelajaran bermain.Pembelajaran melalui

model pembelajaran bermain ini sistimatikanya secara umum terdiri dari

pendahuluan meliputi membariskan siswa,apersepsi,menyampaikan materi

dan memimpin pemanasan.Berikutnya adalah kegiatan inti,kegiatan inti

dalam penelitian ini terdiri dari permainan dan teknik melompat.Terahir

adalah penutup.yang terdiri dari membariskan siswa,evaluasi

pembelajaran,doa dan pembubaran.

Penyampaian materi pembelajaran lompat jauh gaya jongkok

melalui model pembelajaran bermain dengan cara guru menyampaikan

atau menjelaskan materi sesuai dengan rencana pelaksanaan

pembelajaran,siswa mendengarkan, memahami, kemudian

mempraktekan.Koreksi atas kesalahan siswa dilaksanakan pada saat proses

pembelajaran berlangsung.Pemberian materi dilakukan oleh peneliti,guru

bertugas sebagai pengamat ( observer ) pembelajaran dan dibantu oleh

critical friend . Data observer digunakan sebagai evaluasi kegiatan belajar mengajar antara peneliti,guru dan teman yang tidak berkepentingan

dengan penelitian. Kekurangan di siklus pertama akan lebih di cermati

(45)

commit to user

rata 58,1 ( lima puluh delapan koma satu ) Untuk lebih jelasnya dapat di

simak melalui tabel di bawah ini

Tabel 1. Daftar Nilai Hasil Tes Studi Awal

Nilai Studi awal Keterangan

Jumlah Nilai 1046

Nilai rata rata 58,1

Nilai tertinggi 75

Nilai terendah 60

Jumlah tuntas 7 38,8%

Jumlah belum tuntas

[image:45.595.115.514.191.533.2]

11 61,2 %

Tabel 2. Prosentase Studi Awal

Keterangan :

Hasil evaluasi pada kondisi awal menunjukan bahwa perolehan nilai

tertinggi 75 ( tujuh puluh lima ) dan terendah 60 ( enam puluh ) sehingga rata rata

nilai 58.1 (lima puluh delapan koma satu )

Perolehan hasil evaluasi yang masih dibawah KKM menggambarkan

belum maksimal,karena cara penyampaian materi,anak kurang kreatif,sehingga

perlu ditambah dengan pembelajaran bermain

2. Diskripsi Hasil Siklus I pertemuan 1

a. Perencanaan tidakan

Perencanaan di awali dengan berkonsultasi dengan guru penjas.

Konsultasi ini meliputi penentuan waktu tindakan,kelas yang di gunakan

untuk penelitian,perencanaan tindakan ( materi dan bermain ) dan

pembuatan RPP.Penentuan waktu tindakan ini kaitanya dengan

pelaksanaan tindakan,diperoleh kesepakatan pelaksanaan tindakan pada

hari Senin,tanggal 4 April 2011,Langkah kelanjutanya menentukan kelas

(46)

commit to user

yang diberi tindakan,diperoleh kesepakatan dengan guru kelas yang mau

digunakan, yaitu kelas IV ini kaitanya dengan jadwal pembelajaran.

Langkah selanjutnya adalah penentuan permainan yang akan di

gunakan dan materi pembelajaran.Pemilihan permainan yang di gunakan

di sesuaiakan dengan alat dan fasilitas sekolah. Penentuan meteri

bersumber pada buku referensi . Setelah itu pembuatan RPP ( Rencana

Peleksanaan Pembelajaran )yang memuat perencanaan pembelajaran

yang akan di laksanakan. Persiapan yang terakhir mempersiapkan alat

alat yang akan di gunakan dalam pembelajaran.antera lain yaitu : balon,

gardus,rool meter,cangkul.

b. Tindakan

Siswa melakukan pemanasan Setelah pemanasan guru menjelaskan

meteri.Penjelasan materi lompat jauh gaya jongkok melalui model

pembelajaran bermain,

Kegiatan inti selama 50 menit

Proses pembelajaranya dengan melelui model

pembelajaran bermain.Setiap siswa melekukan lompat jauh gaya

jongkok dengan hasil sebagian besar belum memenuhi KKM

Sehingga nanti akan dilanjutkan pada siklus II

c. Refleksi

Langkah selanjutnya setelah dilakukan observasi adalah

refleksi dari tindakan yang dilakukan.Hambatan hambatan atau

kendala yangdi temukan dalam proses pembelajaran lompat jauh

gaya jongkok melalui. model pembelajaran bermain yang banyak

dialami oleh siswa adalah pada kesalahan pada saat awalan pada

waktu meraih balon yang digantung dan bembelajaran bermainya

sebaiknya ditambah.Hambatan hambatan tersebut diatasi oleh Guru

selama proses pembelajaran berlangsung.Yaitu dengan cara

(47)

commit to user

latihan atau gerakan.Sedangkan untuk siswa yang kurang tertib

guru selalu memberikan teguran dan bimingan.

Untuk mengurangi hambatan hambatan ya muncul pada sat

tindakan yang perama,peneliti merencanakan tindakan kedua

diutamakan pada teknik awalan dan alat pembelajaran bermainya

ditambah.Pendalaman teknik awalan pada bermain meraih balon

yang digantung sikap awalan lebih ditegaskan sehingga gerakanya

akan benar.Untuk teknik awalan mayoritas sudah paham,namun

masih ada yang melakukan kesalahan,jadi di siklus kedua nanti

masih akan diulang.

1. Diskripsi Siklus Ke I Pertemuan Ke 2

a. Perencanaan di siklus kedua ini diawali,dengan materi yang

akan di laksanakan.Materi yang akan dilaksanakan ini

kaitanya dengan pembelajaran model bermain yang akan

dilakukan dan tehnik yang akan dilakukan.Dari hasil refleksi

di siklus pertama diketahui bahwa guru yang kurang

menekankan cara awalan dalam bermain meraih balon yang

digantung,Khususnya pada sikap awal , awalan dan pada saat

meraih balon yang digantung,jadi pada siklus kedua ini lebih

ditekankan pada pada hal tersebut dan ditambah melompati

dus satu,supaya permainan yang dilaksanakan lebih

bermanfaat di siklus kedua ini.Kaitanya dengan materi pada

teknik ke II,masih ada yang kesulitan,jadi pada siklus kedua

ini teknik ke II awalan masih diulang,selanjutnya masuk

keteknik selanjutnya

b. Tindakan

Pelaksanaan tindakan kedua ini pada hari senin,tanggal

11-April 2011.Pembelajaranya dimulai pada pukul 07.05

WIB.Hal ini dakarenakan berganti pakain dulu.Setelah keluar

(48)

commit to user

membariskan,menghitung,persensi dan memimpn

berdoa.Siswa dibariskan empat saf, siswa putra disebelah

kanan putri. Setelah itu guru menghitung jumlah siswa yang

mengikuti pembelajaranya dari jumlah 18 siswa ternyata

semua dapat mengikuti pemelajaranya Setelah itu guru

memimpin pemanasan strecing dan dilanjutkan

permainan,seperti pada siklus pertama.Kemudian guru

menjelaskan tentang pemainan yang akan dilakukan dan

teknik yang akan dilaksanakan.

Penjelasan guru mengenai permainan di titik beratkan

pada sikap tumpuan.Baik dari sikap awalan ke sikap tumpuan

,ini dilakukan dengan tujuan memperbaiki kesalahan pada

tindakan pertama.Setelah itu guru menjelaskan tentang cara

kita menumpu yang diawali dengan melompati gardus yang

tumpuanya menggunakan dua kaki.Siswa memperhatikan guru

dalam memberikan penjelasan.Waktu tang dugunakan dari

membariskan sampai pemanasan memakan waktu 10 menit.

Permainan yang kedua,pelaksanaan tidak jauh berbeda

dengan yang pertama,hanya saja permainan yang pertama di

tambah

c. Observasi

Suasana kelas terlihat aktif,keaktifan ini terlihat pada

saat siswa mengikuti permainan ( bermain ) sampai ke

pembelajaran teknik.Siswa juga memperhatikan guru dengan

seksama,ketika guru menjelaskan,memberi contoh dan ketika

guru memberikan koreksi.Namun ada juga siswa yang kurang

antusias dalam mengikuti pembelajaran,tapi dapat diatasi oleh

guru dengan memberi perhatian pada siswa yang lebih.

Hasil dari pengamatan selama proses pembelajaran

berlangsung,sudah tergambar bahwa dengan adanya

(49)

commit to user

mengikuti pembelajaranya.Selain itu siswa terlihat lebih siap

dalam mengikuti pembelajaran.Hal ini terlihat ketika guru

memberikan tugas tugas,siswa berebut untuk

melaksanakan,baik itu dalam permainan dan pada

pembelajaran teknik.Kesalahan kesalahan uang dilakukan

siswa pada saat melompat dengan gaya jongkok juga sudah

berkurang,sehingga pembelajaran lebih baik dari pada siklus

yang pertama

d. Refleksi

Proses pembelajaran pendidikan jasmani ( lompat jauh

gaya jongkok) yang berlangsung ditemukan hambatan

hambatan yang dialami oleh siswa.Hambatan tersebut

diantaranya pada teknik menumpu dan saat melayang

diudara.Tetapi hambatan hambatan tersebut dapat diatasi oleh

guru selama selama proses pembelajaran berlangsung,dengan

cara memberikan koreksi atas kesalahan siswa dan

memberikan contoh gerakan yang benar.Hambatan yang lainya

Kesalahan yang masih sering terjadi pada gerakan atau

teknik keseluruhan,siswa masih ada yang kesulitan dalam

melakukan teknik keseluruhan.Kesalahan siswa pada lompat

jauh gaya jongkok masih belum terlihat atau belum

benar.Untuk mengatasi hal tersebut,peneliti merencanakan

siklus ketiga.Pada siklus ketiga, setelah permainan berlangsung

ke teknik berikutnya yaitu saat melayang diudara dan

dilanjutkan pada saat mendarat,Setelah itu dilanjutkan dengan

penilaian guru yang bersangkutan untuk mengetahui hasil

pembelajaran.

Alokasi waktu sudah cukup tepat atau efektif,dari

kegiatan pendahuluan sampai penutup cukup efektif.Dalam

siklus pertama pembelajaran dimulai pukul 07.00 untuk siklus

(50)

commit to user

2. Hasil Belajar

Hasil yang di capai siswa dalam pelaksanaan pembelajaran

pada siklus 1,sudah menunjukan kemajuan,hal ini dapat dilihat

dari hasil kemampuan pembelajaran lompat jauh gaya jongkok

Siswa sudah menunjukan keaktifan yang cukup tinggi, dalam

[image:50.595.116.508.232.570.2]

lompat jauh gaya jongkok

Tabel perolehan nilai siswa kelas IV setelah mengikuti pembelajaran pada

siklus I

Tabel 3 Hasil tes pada siklus I

Nilai Studi Awal Siklus I

Belum tuntas 11 siswa atau 61,2 % 7 siswa atau 38,8 %

Tuntas 7 siswa atau 38,8 % 11 siswa atau 61,2 %

[image:50.595.130.516.631.830.2]

Rata rata 58,1 64,8

Grafik Perolehan Hasil Siklus I

38,8 61,2

0 10 20 30 40 50 60 70

belmtuntas

(51)

commit to user

3. Diskripsi Siklus ke II Pertemuan Ke I

a. Perencanaan

Perencanaan pada siklus kedua diawali dengan penentuan

pada waktu tindakan kelas,diperoleh kesepakatan untuk

melaksanakan siklus ketiga ini paga hari senin tanggal 18 April

2011.Setelah menentukan waktu tindakan dilanjutkan dengan

materi dan pelaksanaan pengambilan nilai pada pertemuan yang ke

4 nanti

a. Tindakan

Pelaksanaan tindakan ketiga dilaksanakan pada hari senin

tanggal 18 April 2011.Proses pembelajaran dilaksanakan pada pukul

07.00 WIB,sampai pukul 08.10 WIB,di halaman SD Negeri 3

Kandangwangi Pelaksanaan tindakan ketiga ini menggunakan model

pembelajaran bermain yaitu: Meraih balon yang digantung,kemudian

melompat kedepan dengan melompati dus satu,dan melompat kedepan

dengan melompati dus dua.Pembelajaran pendidikan jasmani dimulai

pukl 07.00 WIB.Diawali dengan guru mengumpulkan siswa atau

membariskan siswa.Setelah berbaris guru menghitung jumlah

siswa,persensi,dan memimpin doa. Setelah itu dilanjutkan

dengan penjelasan materi.Kaitanya dengan gerakan yang di mulai dari

sikap awalan,kemudian tumpuhan.terus sikap badan pada waktu diudara

dan yang terakhir nanti sikap mendarat yang akan di praktikan dan

pengambilan nilai yang terakhir pada siklus atau putaran ke IV. Siswa

yang tadinya tidak bisa mengangkat tubuh dengan adanya bermain

meraih balon,akhirnya siswa terlihat lebih bersemangat lagi.

Kegiatan selanjutnya adalah siswandisuruh melompat menurut

absen dari gerakan awalan tumpuan,mendarat.

b. Observasi.

Suasana kelas terlihat aktif,keaktifan ini terlihat pada saat siswa

(52)

commit to user

memperhatikan guru dengan saksama,ketika guru

menjelaskan,memberikan contoh dan ketika guru memberikan koreksi.

Hasil dari pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung

sudah tergambar bahwa dengan adanya model pembelajaran

bermain,siswa lebih bersemangat ketika mengikuti pembelajaran,selain

itu siswa terlihat lebih siap dalam mengikuti pembelajaran.Hal ini

terlihat ketika guru memberikan tugas tugas,siswa berebut untuk

melaksanakan,baik itu dalam permainan dan pada pembelajaran

teknik.Kesalahan kesalahan yang dilakukan siswa pada siswa melompat

dengan gaya jongkok sudah berkurang,sehingga pembelajaran lebih

baik dari siklus sebelumnya

c. Refleksi

Proses pembelajaran pendidikan jasmani ( lompat jauh )yang

berlangsung ditemukan hambatan hambatan yang dialami oleh

siswa.Hambatan tersebut diantaranya pada teknik saat melayang

diudara.dari hambatan tersebut dapat diatasi oleh guru selama proses

pembelajaran berlangsung,dengan cara memberikan koreksi atas

kesalahan siswa dan memberikan contoh lompatan yang

benar.Hambatan yang lainya terkait dengan siswa yang kurang aktif

atau malas,guru memberikan perhatian yan lebih,namun jumlahnya

tidak terlalu banyak masih dalam batas kewajaran,dan semuanya ini

bisa diatasi

Alokasi waktu sudah cukup tepat atau efektif,dari kegiatan

pendahuluan sampai penutup cukup efektif

4. Hasil Belajar

Hasil yang dicapai siswa dalam peleksanaan pembelajaran pada

siklus I sudah menunjukan kemajuan,hal ini dapat dilihat dari hasil

kemampuan lompat jauh gaya jongkok setelah melakukan

(53)

commit to user

5. Siklus Ke II Pertemuan ke 4

a. Perencanaan

Perencanaan dalam siklus keempat diawali dengan

penentuan waktu tindakan kelas.diperoleh kesepakatan untuk

melaksanakan siklus keempat ini pada hari senin tanggal 27.April

2011.Setelah menentukan waktu tindakan selanjutnya

berkonsultasi dengan guru penjas kaitanya dengan materi dan

pelaksanaan pengambilan nilai.Penentuan materi pembelajaran

baik dari permainan dan materi yang akan dilaksanakan.Setelah itu

pelaksanan penilain,penilaian dilakukan oleh guru penjas.

Selanjutnya adalah pembuatan angket,pembuatan angket tanggapan

siswa tentang pembelajaran lompat jauh dengan model

pembelajaran bermain.

b. Tindakan

Pelaksanaan tindakan keempat dilaksanakan pada hari

selasa,tanggal 27 April 2011.Proses pembelajaran dilaksanakan

pada pukul 07.00 WIB.sampai pukul 08.10 WIB.Di halaman

sekolah SD Negeri 3 Kandangwangi.Pelaksanaan tindakan

keempat menggunakan alat 4 balon yang digantung,kemudan dus

satu,dan menggunakan dus ditumpuk 2 sebagai sasaran

permainan.Pembelajaran pendidikan jasmani dimulai pukul 07.00

WIB diawali dengan guru mengumpulkan siswa atu membariskan

siswa. dilanjutkan dengan menanyakan siswa yang tidak masuk

atau tidak mengikuti pelajaran.dari jumlah 18 siswa seluruhnya

dapat mengikuti pembelajaran

Setelah itu dilanjutkan dengan penjelasan materi,kaitanya

(54)

commit to user

nilai.Waktu yang diperlukan dari membariskan siswa sampai

penjelasan materi kurang lebih lima menit.Setelah itu dilanjutkan

Kegiatan selanjutnya adalah pendalaman materi,lompat

jauh gaya jongkok yang dimulai dari awalan ,tumpuan,saat

melayang diudara,dan dilanjutkan dengan gerakan mendarat.Guru

memberikan contoh semua gerakan yang dimulai dari gerakan

awalan,tumpuan,saat melayang diudara.dan pada waktu

mendarat.Siswa melakukan satu persatu sesuai dengan urut

absen.Siswa dalam mendengarkan,melihat contoh garakan dan

melaksanakan tugas yang di berikan oleh guru,terlihat serius dan

bersemangat ketika melaksanakan tugas yang diberikan dari

guru.Alokasi waktu yang diperlukan kurang lebih 10 menit,dalam

rentang waktu ini para siswa cukup banyak melakukan atau

mendapat kesempatan selanjutnya adalah penlaian.

Penilaian dilakukan oleh guru penjas,dalam penilaian siswa

mendapat dua kali kesempatan.Guru memanggil semua siswa

sejumlah 18 siswa untuk melaksanakan tes, ini berdasarkan urut

absen,nomor urut absen mulai dari nomor urut absen yang paling

kecil.dalam pelaksanaan siswa melakukan gerakan lompat jauh gaya

jongkok sesuai dengan materi yang telah diajarkan.Nilai yang

diberikan sebagai nilai akhir yaitu nilai yang terbaik dari dua kali

kesempatan.

c. Refleksi

Setelah dilakukan pengamatan dan evaluasi,maka langkah

selanjutnya adalah refleksi dari tindakan yang telah dilakukan.

Dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani dengan materi

lompat jauh gaya jongkok yang berlangsung ditemukan kesalahan

kesalahan yang dilakukan siswa, antara lain siswa putri yang

kurang mampu melaksnakan tes.walaupun demikian dalam

melaksanakan tes tersebut siswa putri sungguh sungguh dan penuh

(55)

commit to user

berbeda,siswa putra yang mampu malakukan tes dengan baik atau

mampu melakukan gerakan lompat jauh gaya jongkok dengan

benar. Terlihat berlomba lomba untuk menentukan siapa yang

terbaik. Dari hasil evaluasi atau tes tersebut dapat dinyatakan

bahwa tindakan yang dilakukan sudah tepat dan tidak perlu lagi

dilakukan tindakan .

3. Hasil belajar.

Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II hasil yang dicapai siswa

sudah cukup memuaskan,hal ini dapat dilihat hasil kemampuan dan

nilai lompat jauh gaya jongkok

Hasil pada penilaian tersebut tertera pada tabel berikut:

Tabel 4. Hasil tes pada siklus I dan Siklus II

Nilai Siklus I Siklus II

Belum tuntas 7 siswa atau 38,8 % 2 siswa atau 11,2 %

Tuntas 11 siswa atau 61,2 % 16 siswa atau 88,8 %

[image:55.595.148.507.168.488.2]

Rata rata 64,8 11,2 %

Tabel 5. Daftar nilai hasil tes dari Studi Awal,Siklus I,Siklus II

Nilai Studi awal Siklus I Siklus II

Belum

tuntas 11 siswa,atau 61,2 % 7 siswa atau 38,8 % 2 siswa atau 11,2 %

Tuntas 7 siswa atau 38,8 % 11 siswa atau 61,2

% 16 siswa atau 88,8 %

Rata

(56)
[image:56.595.119.503.238.535.2]

commit to user

Tabel 3 diatas pada studi awal keberhasilan hanya 38.8 %,nilai rata

rata hanya 58,1,Pada siklus I meningkat menjadi 61,1%,dengan nilai rata

rata 64.8,sedang pada siklus II peningkatan sangat menggembirakan baik

tingkat ketuntasan maupun nilai,yaitu 88.8% dengan nilai rata rata

71,5.Untuk lebih jelas lagi dapat dilihat pada grafik berikut ini :

Setelah penilaian selesai,kemudian guru membariskan

Siswa,menghitung,selanjutnya doa dan pembubaran.Pembelajaran

berakhir pukul 08.10 WIB.

B. Pembahasan

B. Analisis Data dan Pembahasan

Peneliti tindakan kelas yang telah dilaksanakan dalam

proses pembelajaran pendidikan jasmani dengan materi lompat

jauh gaya jongkok dengan melalui model bermain dapat

meningkatkan semangat siswa,keaktifan siswa, kegembiraan siswa

dan susunan kelaspun menjadi lebih baik,sehingga tujuan

pembelajaran pun akan mudah tercapai dengan optimal.Dalam hal

ini penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran ( lompat jauh

gaya jongkok )

61,2 38,8 11,2 38,8 61,2 88,8 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

studi awal siklus I siklus II

belum tuntas

(57)

commit to user

Pemberian permainan dalam pembelajaran lompat jauh

gaya jongkok ini sebagai variasi dari pembelajaran lompat jauh

gaya jongkok,namuntidak mengurangi nilai niali yang terkandung

dalam pembelajaran seperti rasa percaya diri,tanggung

jawab,keseriusan dan yang lainya.Permainan dalam hal ini sebagai

pendekatan kearah teknik atau mendukung teknik yang akan

dilaksanakan ( lompat jauh gaya jongkok ).Sehingga lompat jauh

dapat menjadi alat gerak atau memacu siswa untuk bergerak dapat

optimal,bukan sebaliknya siswa m

Gambar

  Gambar 1
3)Gambar 2  Gaya berjalan diudara
Tabel 1.Rincian Kegiatan Waktu dan jenis Kegiatan Peneliti
Tabel 2.  Tehnik dan Alat Pengumpulan Data
+7

Referensi

Dokumen terkait

Responden dalam penelitian ini adalah orang yang melakukan alih fungsi lahan pertanian untuk rumah tinggal. Moleong, 2014, Metodologi Penenlitian Kualitatif,

If Harriet Beecher Stowe wrote Uncle Tom’s cabin to criticize slavery which she consider as an American national sin and hope it would help bring slavery to an early and peaceful

Sebuah tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Fakultas Sekolah Pascasarjana. © Silvia

Sehingga rancangan implikasi yang peneliti buat ialah pengaruh kualitas pelayanan dan citra merek yang mempengaruhi minat beli dan berdampak kepada keputusan pembelian pada PT

BAB IV ANALISIS JEUNG DEKKRIPSI STRUKTUR CARITA KATUT ASPÉK PSIKOLOGIS DINA KUMPULAN CARITA PONDOK PANGGUNG WAYANG……… .... ix Roni Suryana

Pembelajaran matematika sekolah menengah pertama Berdasarkan learning trajectory. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

melibatkan satu variabel bebas untuk digunakan sebagai alat prediksi besarnya nilai variabel” Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa analisis regresi sederhana

Hasyim Asy‟ari adalah seorang ulama besar pada zamannya, dan beliau adalah seorang ulama yang sangat gigih dalam menekankan arti pentingnya bertaqlid kepada imam