• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROYEK DALAM PEMBELAJARAN SOSIOLOGI TERHADAP PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KONSEP KELOMPOK SOSIAL DI MASYARAKAT : Penelitian Kuasi Eksperimen di Kelas XI IIS SMA Negeri 9 Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROYEK DALAM PEMBELAJARAN SOSIOLOGI TERHADAP PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KONSEP KELOMPOK SOSIAL DI MASYARAKAT : Penelitian Kuasi Eksperimen di Kelas XI IIS SMA Negeri 9 Bandung."

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

Riska Lestari, 2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROYEK DALAM PEMBELAJARAN SOSIOLOGI TERHADAP PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KONSEP KELOMPOK SOSIAL DI MASYARAKAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROYEK DALAM

PEMBELAJARAN SOSIOLOGI TERHADAP PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KONSEP KELOMPOK SOSIAL DI MASYARAKAT

(Penelitian Kuasi Eksperimen di Kelas XI IIS SMA Negeri 9 Bandung)

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Sosiologi

Oleh

Riska Lestari

1005882

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2015

(2)

Riska Lestari, 2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROYEK DALAM PEMBELAJARAN SOSIOLOGI TERHADAP PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KONSEP KELOMPOK SOSIAL DI MASYARAKAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

TOLERANSI PADA KONSEP KELOMPOK SOSIAL DI MASYARAKAT

(Penelitian Kuasi Eksperimen di Kelas XI IIS SMA Negeri 9 Bandung)

Oleh

Riska Lestari

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Riska Lestari 2015

Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,

(3)

Riska Lestari, 2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROYEK DALAM PEMBELAJARAN SOSIOLOGI TERHADAP PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KONSEP KELOMPOK SOSIAL DI MASYARAKAT

(4)

Riska Lestari, 2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROYEK DALAM PEMBELAJARAN SOSIOLOGI TERHADAP PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KONSEP KELOMPOK SOSIAL DI MASYARAKAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri, oleh karena itu manusia

disebut sebagai makhluk sosial. Manusia memiliki naluri untuk hidup dengan

orang lain, untuk kelangsungan hidupnya manusia memerlukan manusia lainnya.

Manusia berbeda dengan makhluk lainnya, manusia tidak dapat bertahan hidup

tanpa ada manusia lain disekitarnya, berbeda dengan hewan, seekor anak ayam

dapat bertahan hidup tanpa induknya, dapat mencari makan sendiri, begitupun

dengan hewan lainnya.

Manusia oleh Tuhan tidak dikaruniai alat-alat fisik yang cukup untuk dapat

bertahan hidup sendiri seperti hewan. Akan tetapi, manusia dikaruniai Tuhan

dengan karunia yang lebih sempurna yaitu pikiran.

Menurut Soekanto (2007, hlm. 100) sejak dilahirkan manusia sudah

mempunyai dua hasrat atau keinginan pokok, yaitu keinginan untuk menjadi satu

dengan manusia lain dan keinginan untuk menjadi satu dengan suasana alam di

sekelilingnya.

Untuk dapat menghadapi dan menyesuaikan diri dengan kedua lingkungan

tersebut, manusia menggunakan pikiran, perasaan dan kehendaknya. Semuanya

itu menimbulkan kelompok-kelompok sosial di dalam kehidupan manusia.

Kelompok sosial merupakan gejala yang sangat penting dalam kehidupan

manusia karena sebagian besar kegiatan manusia berlangsung di dalamnya. Sejak

dilahirkan, seorang individu sudah termasuk ke dalam anggota kelompok sosial

yaitu keluarga. Keluarga merupakan tempat pertama kali individu saling

mengenal dan berinteraksi sosial. Seiring dengan pertumbuhan dan

perkembangannya, seorang individu akan bertambah keanggotannya sebagai

anggota kelompok sosial lainnya seperti sebagai salah satu anggota rukun

tetangga, rukun warga, umat agama, suku bangsa, atau kelompok etnik tertentu.

Kelompok-kelompok sosial tersebut tumbuh dan berkembang dalam suatu

(5)

kelompok-2

Riska Lestari, 2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROYEK DALAM PEMBELAJARAN SOSIOLOGI TERHADAP PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KONSEP KELOMPOK SOSIAL DI MASYARAKAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kelompok sosial. Tidak hanya manusia yang dapat berhubungan dengan manusia

lainnya, melainkan suatu kelompok pun akan berhubungan dengan kelompok

lainnya. Hubungan yang ditimbulkan dari hubungan antarkelompok tersebut

menghasilkan kerja sama, persaingan maupun konflik.

Kenyataan bahwa Indonesia memiliki beraneka ragam kelompok sosial

tidak hanya menimbulkan dampak positif melainkan dampak negatif juga pada

perubahan kebudayaan dan kehidupan masyarakat, seperti rentan terhadap

konflik, munculnya suatu prasangka dan stereotip dalam hubungan antarkelompok

akan memunculkan sesuatu yang bertentangan sehingga hal tersebut memudahkan

munculnya konflik. Tidak hanya itu, munculnya sikap etnosentrisme dalam suatu

kelompok yaitu sikap atau pandangan yang menilai budaya lain dengan kaca mata

budayanya sendiri, biasanya sikap etnosentrisme ini memandang bahwa budaya

lain lebih rendah dari budayanya dan menganggap budaya sendiri lebih baik dari

budaya lain. Hal tersebut merupakan dampak negatif dari keanekaragaman

kelompok sosial di Indonesia.

Dalam kehidupan sosial kemasyarakatan di Indonesia diperlukan sikap

hidup yang dapat mewujudkan kehidupan sosial kemasyarakatan yang tentram

dan harmonis yakni dengan sikap toleransi. Salah satu upaya yang dapat

dilakukan untuk mewujudkan sikap toleransi tersebut, yaitu dengan pembelajaran

penanaman nilai-nilai toleransi, yang dilaksanakan di sekolah dengan

menggunakan model pembelajaran yang di desain agar pembelajaran dapat

berlangsung secara efektif.

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 23 tanggal 23

Mei 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan, didalamnya menyebutkan bahwa

standar kompetensi lulusan satuan pendidikan pada semua jenjang pendidikan

peserta didik mampu menghargai keberagaman agama, budaya, suku, ras, dan

golongan sosial ekonomi di lingkungan sekitarnya.

Pembelajaran Sosiologi memiliki peranan penting dalam menanamkan

nilai-nilai toleransi. Pembelajaran Sosiologi dimaksudkan untuk mengembangkan

pemahaman peserta didik akan fenomena kehidupan sehari-hari. Sebagaimana

(6)

Riska Lestari, 2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROYEK DALAM PEMBELAJARAN SOSIOLOGI TERHADAP PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KONSEP KELOMPOK SOSIAL DI MASYARAKAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengembangkan keterampilan sikap dan perilaku siswa yang rasional dan kritis

dalam menghadapi kemajemukan masyarakat, kebudayaan, situasi sosial serta

berbagai masalah sosial yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari.

Konflik yang muncul sebagai akibat dari suatu prasangka, stereotip dan

sikap etnosentrisme dalam hubungan antarkelompok harus kita sikapi dengan

menanamkan nilai-nilai toleransi. Nilai-nilai toleransi dapat kita tanamkan dalam

kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran yang dapat merangsang siswa

untuk berpartisipasi secara aktif dan kreatif, yaitu dengan model pembelajaran

proyek.

Menurut Budimansyah (2008, hlm. 183) dengan model ini siswa berusaha

membentuk identitas mereka sendiri dan membina hubungan dengan masyarakat,

sebagian besar pada masa remaja, siswa mulai bergeser pemikirannya dari berfikir

konkret menuju berfikir abstrak, para siswa berusaha menggali nilai-nilai yang

menurut mereka baik atau buruk, sah atau tidak sah.

Sehingga perlu diterapkannya model pembelajaran yang dapat memberikan

ruang kepada siswa untuk belajar dengan lingkungannya dan dapat memberikan

pengalaman yang bermakna.

Model pembelajaran proyek menurut Hardini dkk. (2012, hlm. 127)

merupakan:

Model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada guru untuk mengelola pembelajaran di kelas dengan melibatkan kerja proyek. Pembelajran berbasis proyek adalah penggunaan proyek sebagai model pembelajaran. Proyek – proyek meletakkan siswa dalam sebuah peran aktif yaitu sebagai pemecah masalah, pengambilan keputusan, peneliti, dan pembuat dokumen. Pembelajaran berbasis proyek dirancang untuk digunakan pada permasalahan kompleks yang diperlukan siswa dalam melakukan investigasi dan memahaminya.

Pembelajaran proyek memberikan banyak pengalaman kepada peserta didik,

salah satunya peserta didik dapat mengembangkan dan mempraktikan

keterampilan komunikasi dan kerjasama sehingga dapat menumbuhkan niali-nilai

toleransi. Dalam pembelajaran proyek, peserta didik terdorong lebih aktif dalam

belajar. Guru hanya sebagai fasilitator, mengevaluasi produk hasil kerja peserta

(7)

4

Riska Lestari, 2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROYEK DALAM PEMBELAJARAN SOSIOLOGI TERHADAP PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KONSEP KELOMPOK SOSIAL DI MASYARAKAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Model pembelajaran tersebut dapat dikatakan sebagai kegiatan

pembelajaran yang dapat memberikan makna kepada peserta didik. Karena itu,

kiranya model pembelajaran tersebut cocok diterapkan dalam pembelajaran

Sosiologi, karena Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan sosial yang secara

teoritis memiliki posisi strategi dalam mengkaji dan mempelajari

masalah-masalah sosial, politik, dan budaya yang berkembang dalam masyarakat dan harus

siap dengan pemikiran kritis untuk menjawab tantangan yang ada. Sehingga

dengan menggunakan model pembelajaran tersebut siswa dapat diarahkan untuk

terlibat langsung dalam menyelesaikan masalah nyata yang terjadi di masyarakat

serta dapat menumbuhkan niali-nilai toleransi sebagai hasil refleksi dari

pengalaman belajarnya.

Di sekolah bentuk keragaman kelompok sosial juga menimbulkan dampak

negatif seperti bullying. Bullying sering kali terlihat sebagai bentuk-bentuk perilaku negatif berupa pemaksaan atau usaha menyakiti baik secara fisik maupun

psikologis terhadap seseorang maupun kelompok yang dianggap lemah oleh

seseorang atau sekelompok orang yang menganggap dirinya lebih kuat. Perbuatan

tersebut sering terjadi di dalam sebuah kelompok seperti kelompok siswa di

sekolah.

Menurut Wiyani (2012, hlm. 14) bullying merupakan perilaku agresif dan negatif seseorang atau sekelompok orang secara berulang kali yang

menyalahgunakan ketidakseimbangan kekuatan dengan tujuan menyakiti

targetnya (korban) baik secara mental maupun secara fisik.

Berdasarkan hasil observasi di SMA Negeri 9 Bandung, praktek bullying

masih terlihat seperti siswa mencemoh siswa lain, adanya dominasi suatu

kelompok siswa terhadap kelompok siswa lain. Hal tersebut menunjukkan bahwa

kurangnya internalisasi nilai-nilai toleransi pada diri siswa. Selain itu, proses

pembelajaran kurang menumbuhkan motivasi belajar bagi siswa khususnya dalam

pembelajaran Sosiologi sehingga siswa merasa bosan dan pemahaman siswa

mengenai materi pembelajaran tidak tercapai secara maksimal.

Toleransi sangat perlu ditanamkan dalam diri siswa karena toleransi

(8)

Riska Lestari, 2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROYEK DALAM PEMBELAJARAN SOSIOLOGI TERHADAP PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KONSEP KELOMPOK SOSIAL DI MASYARAKAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menumbuhkan kesadaran indahnya kebersamaan dalam masyarakat majemuk.

Karena itu, dalam proses pembelajaran hendaknya ditanamkan nilai-niali toleransi

pada diri siswa agar siswa menjadi masyarakat sekolah yang harmonis dan

kompak di tengah keragaman.

Dengan pembelajaran model proyek, siswa akan tertarik untuk memahami konsep yang sedang dipelajari sehingga mampu meningkatkan pemahaman

konsep tersebut sekaligus dapat menginternalisasikan nilai karakter yang

terkandung di dalamnya.

Ketika nilai-nilai toleransi ditanamkan pada diri siswa melalui pembelajaran

di sekolah dengan model pembelajaran yang di desain agar pembelajaran

berlangsung secara efektif, diharapkan para siswa mampu memahami,

menginternalisasikan dan menerapkan sikap hidup toleransi baik di sekolah

maupun dalam kehidupan sosial kemasyarakatan mereka.

Dengan demikian untuk penelitian tersebut penulis mengangkat judul

“Pengaruh Model Pembelajaran Proyek dalam Pembelajaran Sosiologi terhadap Penanaman Nilai-nilai Toleransi pada Konsep Kelompok Sosial di Masyarakat

(Penelitian Kuasi Eksperimen di Kelas XI IIS SMA Negeri 9 Bandung)”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas, dapat

diidentifikasi masalah penelitian yaitu untuk mengetahui pengaruh model

pembelajaran proyek dalam meningkatkan pemahaman konsep kelompok sosial di

masyarakat dan internalisasi nilai-nilai toleransi siswa pada pembelajaran

Sosiologi di kelas XI IIS, serta untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran

proyek terhadap penguasaan konsep kelompok sosial di masyarakat dan pengaruh

model pembelajaran proyek terhadap internalisasi nilai-nilai toleransi yang akan

diteliti, dilihat dari hasil pre tes dan post tes penguasaan konsep kelompok sosial

di masyarakat, angket nilai-nilai toleransi dan angket aktivitas siswa dalam

(9)

6

Riska Lestari, 2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROYEK DALAM PEMBELAJARAN SOSIOLOGI TERHADAP PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KONSEP KELOMPOK SOSIAL DI MASYARAKAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu C. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan sebelumnya, dapat

dirumuskan masalah penelitian yaitu apakah model pembelajaran proyek

berpengaruh terhadap penanaman nilai-nilai toleransi pada konsep kelompok

sosial di masyarakat? Agar lebih terinci masalah tersebut dijabarkan dalam

pertanyaan penelitian sebagai berikut.

1. Seberapa besar perbedaan penguasaan konsep kelompok sosial di masyarakat

antara siswa yang belajar dengan menggunakan model pembelajaran proyek

dengan siswa yang belajar dengan menggunakan model pembelajaran

konvensional?

2. Seberapa besar perbedaan internalisasi nilai-nilai toleransi antara siswa yang

belajar konsep kelompok sosial di masyarakat dengan menggunakan model

pembelajaran proyek dengan siswa yang menggunakan model pembelajaran

konvensional?

3. Adakah pengaruh yang signifikan dari aktivitas siswa dalam pembelajaran

dengan menggunakan model pembelajaran proyek terhadap penguasaan

konsep kelompok sosial di masyarakat?

4. Adakah pengaruh yang signifikan dari aktivitas siswa dalam pembelajaran

konsep kelompok sosial di masyarakat dengan menggunakan model

pembelajaran proyek terhadap internalisasi nilai-nilai toleransi?

D. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dipaparkan di atas, tujuan

penelitian ini yaitu untuk mengetahui apakah model pembelajaran proyek

berpengaruh terhadap penanaman nilai-nilai toleransi pada konsep kelompok

sosial di masyarakat. Adapun tujuan khususnya adalah sebagai berikut.

1. Untuk mengetahui seberapa besar perbedaan penguasaan konsep kelompok

sosial di masyarakat antara siswa yang belajar dengan menggunakan model

pembelajaran proyek dengan siswa yang belajar dengan menggunakan model

(10)

Riska Lestari, 2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROYEK DALAM PEMBELAJARAN SOSIOLOGI TERHADAP PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KONSEP KELOMPOK SOSIAL DI MASYARAKAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Untuk mengetahui seberapa besar perbedaan internalisasi nilai-nilai toleransi

antara siswa yang belajar konsep kelompok sosial di masyarakat dengan

menggunakan model pembelajaran proyek dengan siswa yang menggunakan

model pembelajaran konvensional.

3. Untuk mengetahui pengaruh yang signifikan dari aktivitas siswa dalam

pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran proyek terhadap

penguasaan konsep kelompok sosial di masyarakat.

4. Untuk mengetahui pengaruh yang signifikan dari aktivitas siswa dalam

pembelajaran konsep kelompok sosial di masyarakat dengan menggunakan

model pembelajaran proyek terhadap internalisasi nilai-nilai toleransi.

E. Manfaat Penelitian

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menambah dan memperkaya

pengetahuan dalam khasanah pendidikan terutama pendidikan Sosiologi.

Penelitian ini dapat bermanfaat secara teoretik dan praktis. Kedua manfaat

tersebuat adalah sebagai berikut:

1. Teoretik

Secara teoretik penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran yang

mungkin dapat digunakan sebagai sumber pengetahuan dan sebagai bahan kajian

para insan akademik terutama untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran

proyek dalam pembelajaran Sosiologi terhadap penanaman nilai-nilai toleransi

pada konsep kelompok sosial di masyarakat.

2. Praktis

Secara praktis penelitian ini dapat bermanfaaat bagi peneliti, pendidik,

peserta didik maupun sekolah.

a. Bagi Peneliti:

Dapat memberikan pengetahuan kepada peneliti sebagai calon pendidik

khususnya matapelajaran Sosiologi untuk memanfaatkan model pembelajaran

yang lebih efektif dalam melaksanakan pembelajaran terutama dalam

menanamkan nilai-nilai toleransi.

(11)

8

Riska Lestari, 2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROYEK DALAM PEMBELAJARAN SOSIOLOGI TERHADAP PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KONSEP KELOMPOK SOSIAL DI MASYARAKAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Diharapkan dapat bermanfaat sebagai wahana evaluasi untuk tercapainya

pembelajaran yang efektif, terutama dalam pembelajaran Sosiologi.

c. Bagi Peserta Didik:

Menciptakan pembelajaran yang dapat melibatkan siswa aktif, kreatif dalam

menghasilkan suatu karya terpilih, dan berkesan karena telah melakukan

serangkaian proses belajar dari mengetahui, memahami diri sendiri, melakukan

aktifitas dan belajar bekerjasama dengan rekan-rekan sehingga mampu

meningkatkan nilai-nilai toleransi.

d. Bagi Sekolah:

Sebagai bahan pengembangan bagi pihak sekolah untuk lebih

memperhatikan model pembelajaran yang digunakan pendidik dalam upaya

melaksanakan pembelajaran yang efektif.

F. Struktur Organisasi

Struktur organisasi pada penulisan skripsi ini dapat dipaparkan sebagai

berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Pada pembahasannya terbagi menjadi beberapa

sub bab, yang meliputi: latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian serta struktur organisasi.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pada pembahasannya terbagi menjadi

beberapa sub bab, yang meliputi: hakikat mata pelajaran Sosiologi, hakikat belajar

dan pembelajaran Sosiologi, hakikat model pembelajaran proyek, hakikat konsep

kelompok sosial di masyarakat, hakikat nilai-nilai toleransi, tinjauan hasil

penelitian yang relevan, kerangka pikir dan hipotesis.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada pembahasannya terbagi

menjadi beberapa sub bab, yang meliputi: lokasi dan waktu penelitian, populasi

dan sampel penelitian, jenis dan desain penelitian, prosedur penelitian, variabel

penelitian, instrumen penelitian dan pengembangan, teknik pengumpulan data,

(12)

Riska Lestari, 2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROYEK DALAM PEMBELAJARAN SOSIOLOGI TERHADAP PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KONSEP KELOMPOK SOSIAL DI MASYARAKAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada

pembahasannya berisi mengenai lokasi penelitian, hasil penelitian serta

pembahasan hasil penelitian.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pada pembahasannya terbagi

menjadi dua sub pembahasan yaitu kesimpulan dari hasil penelitian yang

dilakukan, yang terdiri dari kesimpulan umum dan khusus serta saran yang

(13)

38 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 9 Bandung, yang beralamat di

Jln. LMU. Suparmin 1A, Bandung. Alasan memilih sekolah tersebut sebagai

tempat penelitian dikarenakan SMA Negeri 9 Bandung telah menerapkan

kurikulum 2013 sehingga akan dikembangkan model pembelajaran proyek pada

sekolah ini. Adapun waktu penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil dari

bulan Agustus sampai dengan bulan September.

Gambar. 3.1

(14)

B. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi

“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang

mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya” (Sugiyono, 2012, hlm. 80).

Sejalan dengan pengertian tersebut Heriati (2005, hlm. 2) mendefinisikan populasi

sebagai “suatu kesatuan manusia, objek, gejala, nilai-nilai, ukuran-ukuran atau kesatuan lainnya yang ada dalam ruang lingkup yang lebih luas dan memiliki

karakteristik umum yang dapat diobservasi”. Populasi dalam penelitian ini

diambil dari salah satu SMA Negeri yang ada di Kota Bandung. Adapun populasi

dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IIS SMA Negeri 9 Bandung yang

terdiri dari 4 kelas yaitu XI IIS 1, XI IIS 2, XI IIS 3, dan XI IIS 4.

2. Sampel

Menurut Heriati (2005, hlm. 2) “sampel adalah satu kesatuan sebagai bagian

dari populasi yang mewakili karakteristik populasi dan dijadikan sumber data

untuk analisis statistik”. Sedangkan menurut Sugiyono (2012, hlm. 81) sampel adalah

Bagian dari jumlah dan karakteritik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili).

Dalam penelitian ini menggunakan teknik sampling nonprobabilitas, dengan

cara penarikan sampel secara purposive yaitu teknik penentuan sampel dengan

pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2012, hlm. 85). Dengan penarikan sampel

secara purposive merupakan cara penarikan sampel yang dilakukan memiih

subjek berdasarkan kriteria spesifik yang ditetapkan peneliti. Terdapat dua

kelompok sampel yang dipilih dengan melakukan pretest untuk mengetahui

keadaan awal yaitu kelas XI IIS 4 sebagai kelompok eksperimen sebanyak 23

orang siswa dan kelas XI IIS 1 sebagai kelompok kontrol sebanyak 38 orang

(15)

40

C. Jenis dan Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, sehingga pengumpulan

data-data yang diperlukan dalam penelitian dapat berupa angka-angka, terkait

dengan variabel yang akan di teliti. Penelitian ini merupakan penelitian Quasi Eksperiment (eksperimen semu) dengan rancangan Non Equivalent Control Group Design. Dalam rancangan ini, sampel tidak dipih secara acak melainkan berdasarkan kriteria tertentu atau dengan cara memberikan pretest untuk

mengetahui keadaan awal sehingga dapat menentukan kesetaraan atau kesejajaran

untuk dijadikan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Terdapat dua

kelompok sampel yang dipilih dengan pertimbangan tertentu. Yaitu kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol yang diberi pretest. Kemudian kelompok

eksperimen diberi perlakuan (treatment). Setelahnya maka dilakukan posttest terhadap kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol.

Bentuk rancangannya adalah sebagai berikut:

Gambar. 3.2

Desain Penelitian Rancangan Non Equivalent Control Group Design

Keterangan:

01 dan 03 = pre test

02 dan 04 = post test

X = perlakuan (treatment)

E = kelompok eksperimen

K = kelompok kontrol

(Sugiyono, 2012, hlm. 79)

E 01 X 02

(16)

D. Prosedur Penelitian

Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian, maka prosedur

dalam penelitian ini dilakukan melalui tiga tahap, yaitu tahap persiapan, tahap

pelaksanaan dan tahap akhir. Ketiga tahap tersebut diuraikan dibawah ini:

1. Tahap persiapan

Langkah-langkah dalam tahap persiapan yakni:

a. Membuat silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).

b. Membuat instrument penelitian.

c. Melakukan koordinasi dengan pihak sekolah yang akan diteliti.

d. Menguji coba instrument penelitian.

e. Mengolah dan menganalisis data uji coba instrument.

f. Menentukan sampel penelitian

2. Tahap pelaksanaan

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap pelaksanaan, diantaranya adalah

sebagai berikut:

a. Tahap ini dimulai dengan melakukan pre test baik terhadap kelompok

eksperimen maupun terhadap kelompok kontrol dengan menggunakan tes

tertulis dalam bentuk PG mengenai konsep kelompok sosial di masyarakat

dan angket nilai-nilai toleransi.

Setelah tes diuji cobakan dan direvisi, selanjutnya soal terpilih tersebut

diberikan kepada siswa sebagai tes awal. Soal pre test terdiri dari 30 butir soal

PG mengenai konsep kelompok sosial di masyarakat dan 30 butir pernyataan

mengenai nilai-nilai toleransi. Waktu yang diberikan untuk mengerjakan soal

tes tersebut adalah 90 menit. Jumlah siswa pada kelompok eksperimen 23

orang dan kelompok kontrol sebanyak 38 orang. Pre test ini bertujuan untuk

mengetahui kemampuan awal siswa mengenai konsep kelompok sosial di

masyarakat dan untuk mengethui sikap awal siswa mengenai nilai-nilai

toleransi.

b. Melaksanakan pembelajaran di kelas eksperimen dan kelas kontrol

Melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model

(17)

42

kelas kontrol. Materi yang disampaikan pada penelitian ini adalah kelompok

sosial di masyarakat baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol.

Pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan dalam 6x pertemuan untuk kelas

eksperimen dan 4x pertemuan untuk kelas kontrol.

c. Melaksanakan post test baik terhadap kelompok eksperimen maupun terhadap

kelompok kontrol dengan menggunakan tes tertulis dalam bentuk PG

mengenai konsep kelompok sosial di masyarakat dan angket nilai-nilai

toleransi.

Post tes ini diberikan kepada kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol, dengan soal tes dan angket yang sama pada pre test yaitu soal PG

mengenai konsep kelompok sosial di masyarakat dan angket mengenai

nilai-nilai toleransi. Tujuan post test ini yaitu untuk menguji hipotesis yang telah

dirumuskan pada bab sebelumnya. Selain angket mengenai nilai-nilai

toleransi, kelompok eksperimen diberi angket mengenai aktifitas siswa dalam

pembelajaran proyek diberikan pada hari yang sama dengan post test.

3. Tahap akhir

Pada tahap akhir, kegiatan yang dilakukan yaitu:

a. Mengolah data hasil penelitian.

b. Menganalisis dan membahas hasil penemuan dalam penelitian.

(18)

Gambar. 3.3 Bagan Alur Penelitian Tahapan persiapan

Menyusun silabus dan RPP

Membuat instrumen

Uji coba instrumen

Analisis instrumem

Revisi instrumen

Tahapan pelaksanaan

Kelas eksperimen Kelas kontrol

Pre tes Pre tes

Pembelajaran proyek Pembelajaran konvensional

Post tes Post tes

Menarik kesimpulan

(19)

44

E. Variabel Penelitian

Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa

saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi

tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012, hlm. 38).

Adapun variabel dalam penelitian ini diantaranya adalah sebagai berikut.

1. Model Pembelajaran Proyek sebagai Variabel X

Model pembelajaran proyek adalah suatu model pembelajaran yang

memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar dalam lingkungannya yang

nyata sehingga mampu merefleksikan pengalaman belajarnya serta menghasilkan

suatu karya terpilih yaitu portofolio. Model pembelajaran proyek terdiri dari enam

langkah utama yaitu mengidentifikasi masalah yang ada di masyarakat, memilih

masalah untuk kajian kelas, mengumpulkan informasi tentang masalah yang akan

dikaji oleh kelas, mengembangkan portofolio kelas, penyajian portofolio ( show-case) dan refleksi pengalaman belajar.

2. Konsep Kelompok Sosial di Masyarakat sebagai Variabel Z

Kelompok sosial adalah kumpulan atau himpunan individu-individu yang

hidup bersama dan saling berinteraksi satu sama lain. Himpunan manusia dapat

dikatakan sebagai kelompok sosial apabila memiliki persyaratan sebagai berikut:

adanaya kesadaran sebagai bagian dari kelompok, adanya hubungan timbal balik

diantara anggotanya, ada suatu faktor pengikat, memiliki struktur, kaidah, dan

pola perilaku yang sama, bersistem dan berproses. Kelompok sosial dapat

diklasifikasikan berdasarkan tipenya diantaranya: kelompok solidaritas mekanik,

kelompok solidaritas organik, gemeinschaft, gesellschaft, kelompok primer, kelompok sekunder, serta in-group dan out-group. Dalam hubungan antarkelompok, terdapat berbagai macam dimensi, yaitu dimensi sejarah, dimensi

sikap, dimensi institusi, dan dimensi gerakan sosial. Selain itu, dalam hubungan

antarkelompok juga terdapat berbagai kemungkinan pola hubungan

antarkelompok ras. Diantaranya adalah proses akulturasi, dominasi, paternalisme,

(20)

3. Nilai-nilai Toleransi sebagai Variabel Y

Nilai-nilai Toleransi merupakan gagasan individu mengenai apa yang baik,

benar dan yang diinginkan untuk di implementasikan dalam kehidupan melalui

proses belajar sehingga akan melahirkan sikap menghargai perbedaan.

Nilai-nilai toleransi yang diharapkan tertanam pada diri para siswa adalah

sebagai berikut:

a. Mencintai satu sama lain

b. Bekerja sama

c. Menghargai persahabatan

d. Terbuka dan ramah

e. Jujur terhadap apa yang dikatakan

f. Bagaimana menghargai orang lain

g. Bernegosiasi

h. Menghargai hidup dalam kondisi kedamaian

i. Mengetahui bahwa setiap manusia memiliki harga diri.

Tabel 3.1

Operasionalisasai Variabel Penelitian

No. Variabel Indikator Alat Ukur

1 Model pembelajaran

proyek (X)

a. Mengidentifikasi masalah

yang ada di masyarakat

b. Memilih masalah untuk

f. Refleksi pengalaman belajar

(21)

46

No. Variabel Indikator Alat Ukur

2 Konsep kelompok

a. Mencintai satu sama lain

b. Bekerja sama

h. Menghargai hidup dalam

kondisi kedamaian

i. Mengetahui bahwa setiap

manusia memiliki harga diri

(22)

F. Instrumen Penelitian dan Pengembangannya

Dalam penelitian ini, instrument yang digunakan peneliti adalah sebagai

berikut:

1. Tes Tertulis

Tes tertulis berkaiatan dengan variabel Z = konsep kelompok sosial di

masyarakat yaitu digunakan umtuk mengukur pengetahuan siswa pada konsep

kelompok sosial di masyarakat. Tes terdiri dari pre test dan post test, pre test

digunakan untuk mengidentifikasi siswa dan mengetahui kemampuan awal siswa

dalam konsep kelompok sosial di masyarakat, sedangkan post test untuk melihat

hasil belajar siswa pada konsep kelompok sosial di masyarakat, yaitu dengan test

objektif dalam bentuk pilihan ganda dengan 5 pilihan jawaban yang terdiri dari 30

butir soal.

Sebelum melakukan pre test dan post test kepada kelompok eksperimen

maupun kelompok kontrol, terlebih dahulu soal diuji cobakan pada siswa kelas

XII IPS 2 SMA Negeri 9 Bandung yang berjumlah 40 orang siswa untuk

mengetahui item yang valid, keajegan suatu tes, daya pembeda, dan tingkat

kesukaran pada tiap butir soal. Adapun langkah-langkahnya yaitu sebagai berikut:

a. Uji validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan atau

kesahihan suatu instrumen (Arikunto, 2009, hlm. 65). Sebuah instrument dapat

dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang hendak diukur (Sugiyono,

2012, hlm. 121). Dalam penelitian ini uji validitas yang digunakan untuk

instrumen pengetahuan yang berupa skor dikotomi yaitu angka 0 untuk jawaban

yang salah dan 1 untuk jawaban yang benar, digunakan korelasi point biserial

dengan rumus sebagai berikut:

Gambar. 3.4

Rumus Point Biserial

(23)

48

Keterangan:

Mi = mean skor tes (X) dari seluruh subjek yang mendapat angka 1 pada

aitem yang bersangkutan

Mx = mean skor tes dari seluruh subjek

Sx = deviasi standar skor tes

P = proporsi subjek yang mendapat angka 1 pada aitem yang bersangkutan

(Azwar, 2012, hlm. 155).

Untuk melakukan interpretasi digunakan kriteria menurut Arikunto (2009,

hlm. 75) sebagai berikut:

Tabel 3.2

Klasifikasi Validitas Butir Soal

Nilai rxy Kriteria

0,80 <r xy≤ 1,00 Sangat tinggi

0,60 <r xy≤ 0,80 Tinggi

0,40 <r xy≤ 0,60 Cukup

0,20 <r xy≤ 0,40 Rendah

0,00 <r xy≤ 0,20 Sangat rendah

Adapun rekapitulasi hasil perhitungan validitas pada soal penguasaan

konsep kelompok sosial di masyarakat adalah sebagai berikut.

Tabel 3.3

Rekapitulasi Hasil Perhitungan Validitas Soal Penguasaan Konsep Kelompok

Sosial di Masyarakat

Nomor Soal Kriteria

11. Tinggi

1,2,3,5,6,7,8,9, 12, 14, 16, 17, 18, 22, 23, 25, 26, 29, 30.

Cukup

10, 13, 15, 20, 21, 27. Rendah

(24)

b. Uji reliabilitas

Reliabilitas tes ini bertujuan untuk mengetahui keajegan atau konsistensi

suatu tes, yaitu sejauh mana suatu tes dapat dipercaya untuk menghasilkan skor

yang ajeg atau konsisten (tidak berubah-ubah). Dalam penelitian ini uji reliabilitas

yang digunakan untuk instrumen pengetahuan adalah teknik koefisien reliabilitas

Kuder –Richardson-20 atau KR-20. Teknik tersebut adalah sebagai berikut:

Gambar. 3.5

Rumus Kuder –Richardson-20 Keterangan:

Sx2 = varians skor tes

K = banyaknya aitem dalam tes `

P = proporsi subjek yang mendapat angka 1 pada suatu aitem.

(Azwar, 2012, hlm. 73).

Untuk melakukan interpretasi digunakan kriteria menurut Arikunto (2009,

hlm. 75) sebagai berikut:

Tabel 3.4

Interpretasi Reliabilitas

Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas

0,81 < r≤ 1,00 Sangat Tinggi

0,61 < r≤ 0,80 Tinggi

0,41 <r≤ 0,60 Cukup

0,21 <r≤ 0,40 Rendah

0,00 <r≤ 0,20 Sangat Rendah

Adapun rekapitulasi hasil perhitungan reliabilitas soal penguasaan konsep

kelompok sosial di masyarakat adalah 0,86. Berdasarkan hasil perhitungan

(25)

50

c. Daya pembeda

Daya pembeda butir soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan

antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang kurang

pandai (berkemampuan rendah) (Arikunto, 2009, hlm. 211). Selanjutnya,

Arikunto (2009, hlm. 213) mengemukakan bahwa daya pembeda butir soal ini

dihitung dengan menggunakan rumus:

Gambar. 3.6

Rumus Daya Pembeda

Keterangan :

D = daya pembeda butir soal

JA = jumlah peserta kelompok atas

JB = jumlah peserta kelompok bawah

BA = jumlah peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar

BB = jumlah peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar

PA = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar

PB = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

Nilai indeks diskriminasi daya pembeda butir soal berkisar antara 0,00 –

1,00. Semakin tinggi indeks diskriminasi, maka semakin baik instrumen tersebut

dapat membedakan siswa pandai dan siswa kurang pandai.

Tabel 3.5

Interpretasi Daya Pembeda

Indeks Daya Pembeda Kriteria Daya Pembeda

Negatif Sangat buruk, harus dibuang 0,00 – 0,20 Buruk (poor), sebaiknya dibuang 0,20 – 0,40 Sedang (satisfactory)

0,40 – 0,70 Baik (good)

(26)

Adapun rekapitulasi hasil perhitungan daya pembeda pada soal penguasaan

konsep kelompok sosial di masyarakat adalah sebagai berikut.

Tabel 3.6

Rekapitulasi Hasil Perhitungan Daya Pembeda Soal Penguasaan Konsep

Kelompok Sosial di Masyarakat

d. Tingkat kesukaran

Arikunto (2009, hlm 209) mengemukakan bahwa untuk mencari tingkat

kesukaran suatu instrumen dapat digunakan rumus berikut ini:

Gambar. 3.7

Rumus Tingkat Kesukaran

Keterangan :

P = Indeks Kesukaran

B = Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar

JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes

Nilai P yang diperoleh dapat diinterpretasikan untuk menentukan tingkat kesukaran butir soal dengan menggunakan kriteria pada tabel 3.7 sebagai berikut:

Nomor soal Kriteria Daya Pembeda

19, 28. Buruk (poor), sebaiknya dibuang

15, 23, 24, 27, 29. Sedang (satisfactory)

2, 3, 4, 5, 7, 8, 9, 10, 12, 13, 14, 16, 17, 20, 21, 22, 25, 26, 30.

Baik (good)

(27)

52

Tabel 3.7

Interpretasi Tingkat Kesukaran Butir soal

Nilai P Kriteria

0,00 <P≤ 0,30 Sukar

0,31 ≤P≤ 0,70 Sedang

0,71 ≤P≤ 1,00 Mudah

Adapun rekapitulasi hasil perhitungan tingkat kesukaran pada soal

penguasaan konsep kelompok sosial adalah sebagai berikut.

Tabel 3.8

Rekapitulasi Hasil Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal Penguasaan Konsep

Kelompok Sosial di Masyarakat

Kuesioner atau angket merupakan “teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis

kepada responden untuk dijawabnya” (Sugiyono, 2012, hlm. 142). Dalam

penelitian ini menggunkan dua angket, angket pertama berkaitan dengan variabel

Y = nilai-nilai toleransi yaitu untuk mengetahui sikap siswa dalam

menginternalisasikan nilai-nilai toleransi, alat ukur yang digunakan dalam angket

pertama yaitu skala likert sedangkan angket ke dua berkaitan dengan variabel X =

model pembelajaran proyek yaitu untuk mengukur aktivitas siswa terhadap

pelaksanaan model pembelajran proyek menggunakan alat ukur semantic differensial osgood untuk angket ini peneliti berkonsultasi dengan pembimbing. Sebelum angket nilai-nilai toleransi disebarkan ke pada para siswa, terlebih

dahulu angket di ujicobakan untuk mengetahui kevalidan dan keajegan suatu

(28)

a. Uji validitas

Untuk mengetahui valid atau tidaknya sebuah pernyataan dengan skala

likert, peneliti menggunakan rumus korelasi product moment yang dikemukakan oleh Pearson (Pearson Product Moment). Adapun rumusnya menurut Arikunto (2009, hlm. 72) adalah sebagai berikut:

Gambar. 3.8

Rumus Korelasi Product Moment

Keterangan:

rxy = koefisien korelasi antara variabel x dan y

X = skor tiap butir soal

Y =skor total butir soal

N = jumlah siswa

Untuk melakukan interpretasi digunakan kriteria menurut Arikunto (2009,

hlm. 75) sebagai berikut:

Tabel 3.9

Klasifikasi Validitas Butir Soal

Nilai rxy Kriteria

0,80 <r xy≤ 1,00 Sangat tinggi

0,60 <r xy≤ 0,80 Tinggi

0,40 <r xy≤ 0,60 Cukup

0,20 <r xy≤ 0,40 Rendah

0,00 <r xy≤ 0,20 Sangat rendah

Adapun rekapitulasi hasil perhitungan validitas pada angket nilai-nilai

toleransi adalah sebagai berikut. r xy =

N ∑XY –(∑X) (∑Y)

√ {N∑X2(∑X)2

(29)

54

Tabel 3.10

Rekapitulasi Hasil Perhitungan Validitas Angket Nilai-nilai Toleransi

No. T Korelasi Validitas Sig. Korelasi Keterangan

(30)

b. Uji reliabilitas

Untuk menguji keandalan alat ukur untuk pernyataan dengan skala likert

digunakan rumus formula koefisien Alpha, menurut Azwar (2012, hlm. 68)

sebagai berikut.

Gambar. 3.9

Rumus Formula Koefisien Alpha

Keterangan:

Sy12 dan Sy22 = varians skor belahan 1 dan belahan 2

Sx2 = varians skor tes

Untuk melakukan interpretasi digunakan kriteria menurut Arikunto (2009,

hlm. 75) sebagai berikut:

Tabel 3.11

Interpretasi Reliabilitas

Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas

0,81 < r≤ 1,00 Sangat Tinggi

0,61 < r≤ 0,80 Tinggi

0,41 <r≤ 0,60 Cukup

0,21 <r≤ 0,40 Rendah

0,00 <r≤ 0,20 Sangat Rendah

Adapun rekapitulasi hasil perhitungan reliabilitas pada angket nilai-nilai

toleransi adalah 0,89. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut maka variabel

dinyatakan memiliki reliabilitas sangat tinggi.

3. Dokumentasi

Menurut Arikunto (2006, hlm. 158) dokumentasi adalah mencari dan

mengumpulkan data mengenai hal-hal yang berupa catatan, transkip, buku, surat

kabar, majalah, notulen, rapot, agenda dan sebagainya. Peneliti menggunakan

(31)

56

instrumen dokumentasi untuk memperoleh dokumen atau data yang diperlukan

dalam penelitian.

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya,

tes tertulis, angket atau kuisioner dan dokumentasi. Ketiga teknik tersebut

dijelaskan sebagai berikut:

1. Tes Tertulis

Tes tertulis digunakan untuk mengukur variabel Z = konsep kelompok

sosial di masyarakat yaitu untuk memperoleh data mengenai kemampuan kognitif

dari siswa terhadap konsep kelompok sosial di masyarakat dan untuk mengukur

sejauhmana pengetahuan dan kemampuan siswa yang satu dengan yang lainnya.

2. Angket

Dalam penelitian ini menggunakan dua angket yaitu, angket nilai-nilai

toleransi untuk mengukur variabel Y, angket ini digunakan untuk memperoleh

data mengenai sikap siswa dalam menginternalisasikan nilai-nilai toleransi dan

angket aktivitas siswa dalam pembelajaran proyek untuk mengukur variabel X

digunakan untuk memperoleh data mengenai aktivitas siswa dalam pelaksanaan

pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran proyek.

3. Dokumentasi

Dokumentasi digunakan untuk menunjang data-data yang diperlukan

peneliti.

H. Teknik Analisis Data 1. Menyeleksi Data

Data diseleksi agar dapat diolah lebih lanjut dengan cara memeriksa

(32)

2. Menentukan Bobot Nilai

Penentuan bobot nilai untuk setiap kemungkinan jawaban pada setiap item

variabel penelitian dengan menggunakan skala penilaian yang telah ditentukan

kemudian menentukan skornya.

3. Melakukan Analisis

Dari hasil analisis ini akan diketahui rata-rata, median, standar deviasi dan

varians dari masing-masing variabel.

4. Analisis Indeks Gain

Untuk mengetahui peningkatan penguasaan konsep kelompok sosial di

masyarakat dan peningkatan internalisasi nilai-nilai toleransi pada kelas

eksperimen dan kelas kontrol, maka dilakukan analisis pada data pre tes, post tes

dan gain. Berikut ini adalah rumus gain ternormalisasai:

Gambar. 3.10

Rumus N-Gain

Hasil perhitungan indeks gain tersebut selanjutnya di interpretasikan sesuai

dengan kategori indeks gain menurut Hake (1999) sebagaimana tercantum dalam

tabel di bawah ini.

Tabel 3.12

Kategori Indeks Gain

Rentang Gain Kategori

NG > 0,70 Tinggi

0,30 < NG < 0,70 Sedang

NG < 0,30 Rendah

(33)

58

5. Uji Normalitas

Tujuan dari uji normalitas adalah untuk mengetahui sebaran dari populasi

data sampel yang diperoleh. Apakah sampel berasal dari populasi yang

berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui

apakah distribusi data skor pre tes dan post tes berdistribusi normal atau tidak.

Untuk melakukan pengujian normalitas tersebut, penulis menggunakan uji two sample kolmogorov smirnov dengan level signifikan adalah α = 0,05 dengan bantuan program software SPSS versi 20 for windows. Hipotesis yang digunakan adalah:

H0 : Data berasal dari populasi yang berdistribusi normal

H1 : Data berasal dari populasi yang berdistribusi tidak normal

Uji normalitas dilakukan dengan uji statistik Kolmogorov-Smirnov karena sampel lebih dari 50. Kriteria pengujian yang digunakan adalah jika nilai

signifikansi yang didapatkan dari perhitungan lebih besar dari α = 0,05 maka H0

diterima, namun jika nilai signifikasi yang didapatkan dari perhitungan lebih kecil

dari α = 0,05 maka H0 ditolak.

6. Uji Hipotesis

Setelah dilakukan uji normalitas, kemudian dilakukan uji hipotesis. Untuk

melakukan uji hipotesis ini digunakan data pre tes dan post tes ternormalisasi dari

penguasaan konsep kelompok sosial di masyarakat dan angket nilai-nilai toleransi.

Hipotesis diuji menggunakan uji Mann Whitney, uji ini merupakan salah satu jenis tes non parametrik yang digunakan untuk menguji signifikansi dari dua sampel

yang berasal dari dua populasi yang berbeda. Sama halnya dengan uji normalitas,

pada uji hipotesis ini peneliti juga menggunakan program software SPSS versi 20 for windows.

Adapun hipotesis statistik yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut.

a. H0 : Penguasaan konsep kelompok sosial di masyarakat siswa yang

belajar dengan menggunakan model pembelajaran proyek sama

(34)

yang belajar dengan menggunakan model pembelajaran

konvensional.

H1 : Penguasaan konsep kelompok sosial di masyarakat siswa yang

belajar dengan menggunakan model pembelajaran proyek lebih

besar dari pada penguasaan konsep kelompok sosial di

masyarakat siswa yang belajar dengan menggunakan model

pembelajaran konvensional.

b. H0 : Internalisasi nilai-nilai toleransi siswa yang belajar konsep

kelompok sosial di masyarakat dengan menggunakan model

pembelajaran proyek sama dengan internalisasi nilai-nilai

toleransi siswa yang menggunakan model pembelajaran

konvensional.

H1 : Internalisasi nilai-nilai toleransi siswa yang belajar konsep

kelompok sosial di masyarakat dengan menggunakan model

pembelajaran proyek lebih besar dari pada internalisasi nilai-nilai

toleransi siswa yang menggunakan model pembelajaran

konvensional.

Uji yang dilakukan adalah uji dua pihak, sehingga α yang digunakan adalah

α = 0,05. Kriteria pengujiannya yaitu jika nilai Sig. lebih besar dari 0,05 maka H0

diterima, begitu juga sebaliknya jika nilai Sig. lebih kecil dari 0,05 maka H0 di

tolak dan H1 diterima.

7. Uji Korelasi

Selanjutnya setelah dilakukan uji normalitas dan uji hipotesis, maka

dilakukan uji korelasi antara aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran proyek terhadap penguasaan konsep kelompok

sosial di masyarakat dan aktivitas siswa dalam pembelajaran konsep kelompok

sosial di masyarakat dengan menggunakan model pembelajaran proyek terhadap

internalisasi nilai-nilai toleransi. Pada uji korelasi ini peneliti menggunakan post

tes ternormalisasi dari angket aktivitas siswa dalam pembelajaran proyek,

(35)

60

Sama halnya dengan uji statistik sebelumnya, pada uji korelasi ini penulis

menggunakan program software SPSS versi 20 for windows. Adapun hipotesis statistik yang diajukan adalah sebagai berikut.

a. H0 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari aktivitas siswa

dalam pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran

proyek terhadap penguasaan konsep kelompok sosial di

masyarakat.

H1 : Terdapat pengaruh yang signifikan dari aktivitas siswa dalam

pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran proyek

terhadap penguasaan konsep kelompok sosial di masyarakat.

b. H0 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari aktivitas siswa

dalam pembelajaran konsep kelompok sosial di masyarakat

dengan menggunakan model pembelajaran proyek terhadap

internalisasi nilai-nilai toleransi.

H1 : Terdapat pengaruh yang signifikan dari aktivitas siswa dalam

pembelajaran konsep kelompok sosial di masyarakat dengan

menggunakan model pembelajaran proyek terhadap internalisasi

nilai-nilai toleransi.

Kriteria pengujiannya yaitu jika nilai Sig. lebih besar dari 0,05 maka H0

diterima, begitu juga sebaliknya jika nilai Sig. lebih kecil dari 0,05 maka H0 di

(36)

Riska Lestari, 2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROYEK DALAM PEMBELAJARAN SOSIOLOGI TERHADAP PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KONSEP KELOMPOK SOSIAL DI MASYARAKAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku

Ahmadi, A. (1991). Kamus Lengkap Sosiologi. Solo: CV. Aneka.

Arends, R. I. (2008). Learning to teach. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Arikunto. (2006). Metodelogi penelitian. Yogyakarta: Bina Aksara.

Arikunto, S. (2009). Dasar-dasar evaluasi pendidikan. Bandung:Bumi Aksara.

Azwar, S. (2012). Reliabilitas dan validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Bahruddin. (2010). Teori belajar dan pembelajaran. Yogyakarta: Arruz.

Borba, M. (2008). Membangun kecerdasan moral: tujuh kebajikan utama agar anak bermoral tinggi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Budimansyah, D. (2010). Model pembelajaran Sosiologi. Bandung: PT. Genesindo.

Budimansyah, D. (2012). Perancangan pembelajaran berbasis karakter. Bandung: Widya Aksara Press.

Budimansyah, D. & Suryadi, K. (2008). PKn dan masyarakat multikultural. Bandung: Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan SPs Universitas Pendidikan Indonesia.

Budiyono, K. (2007). Nilai-nilai kepribadian dan kejuangan bangsa Indonesia. Bandung: Alfabeta.

Djamarah & Zaini. (2006). Strategi belajar mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Dwi, N. J. & Suyanto, B. (2011). Sosiologi teks pengantar & terapan. Jakarta: Kencana edisikeempat.

Fitri, A. Z. (2012). Pendidikan karakter berbasis nilai dan etika di sekolah. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media

Hamalik, O. (2006). Proses belajar mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.

(37)

100

Riska Lestari, 2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROYEK DALAM PEMBELAJARAN SOSIOLOGI TERHADAP PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KONSEP KELOMPOK SOSIAL DI MASYARAKAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hasan, S. H. (2010). Pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan.

Heriati, T. (2005). Statistika deskriptip. Bandung: Prisma Press.

Ibrahim & Syaodih. (2003). Perencanaan pengajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Komalasari, K. (2010). Pembelajaran kontekstual. Bandung: PT. Refika Aditama.

Malihah, S. E. & Kolip, U. (2011). Pengantar Sosiologi. Jakarta: Kencana.

Masduqi, I. (2011). Berislam secara toleran. Bandung: Mizan.

Munawwir, I. (1984). Sikap Islam terhadap kekerasan, damai, toleransi dan solidaritas. Surabaya: PT Bina Ilmu

Ruhimat, T. dkk. (2009). Kurikulum & pembelajaran. Bandung: Jurusan Kurtekpen FIP UPI.

Rusman. (2012). Belajar dan pembelajaran berbasis komputer mengembangkan profesionalisme guru abad 21. Bandung: Alfabeta.

Sagala, S. (2010). Konsep dan makna pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Soyomukti, N. (2010). Pengantar Sosiologi: dasar analisis, teori & pendekatan menuju analisis masalah-masalah sosial, perubahan sosial & kajian- kajian strategis. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Soekanto, S. (2007). Sosiologi suatu pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sugiyono. (2012). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sukarjo & Komarudin. (2009). Landasan pendidikan konsep dan aplikasinya. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.

Supardan, D. (2009). Pengantar ilmu sosial sebuah kajian pendekatan struktural. Jakarta: PT Bumi aksara.

Tirtarahardja, U. & Sulo, S. (2005). Pengantar pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta.

(38)

Riska Lestari, 2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROYEK DALAM PEMBELAJARAN SOSIOLOGI TERHADAP PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KONSEP KELOMPOK SOSIAL DI MASYARAKAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Wahab, AA & Sapriya (2005). Teori dan landasan Pendidikan Kewarganegaraan. UPI Press Bandung.

Wahyudin, U. (2014). Islamic education and moral values 2. Bandung: Facil.

Wiyani, N. A. (2012). Save our children from school bullying. Jogjakarta: Ar- Ruzz Media.

Zubaedi. (2012) . Desain pendidikan karakter: konsepsi dan aplikasinya dalam lembagapendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Skripsi dan Tesis

Miftah, F. E. (2010). Pengaruh model project citizen dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan terhadap penanaman nilai-nilai anti korupsi siswa SMA pada konsep sistem hukum dan peradilan nasional (studi kuasi eksperimen di kelas X SMA 1 Cimahi). (Tesis). Sekolah Pascasarjana. Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Riqotul, W. L. (2012). Penanaman nilai-nilai toleransi beragama (studi pada pembelajaran PAI di SMP Negeri 23 Semarang). (Skripsi). Fakultas Tarbiyah. Institut Agama Islam Negeri Walisongo, Semarang.

Sudrajat, R. (2012). Pengaruh pembelajaran PKN berbasis portofolio terhadap pengembangan karakter siswa sebagai warga negara (studi eksperimental kuasi pada pembelajaran pendidikan kewarganegaraan di Kelas X sekolah mengah atas Bina Dharma 2 Bandung). (Tesis). Sekolah Pascasarjana. Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Jurnal

Budimansyah, D. (2008). Repitalisasi pembelajaran Pkn melalui praktik belajar kewarganegaraan (project citizen). Acta civicus, 1(2), hlm. 179-198.

Desak, M. S. A. N. (2011). Pembelajaran berbasis proyek untuk meningkatkan kreativitas dan hasil belajar tentang hidangan Bali. Jurnal pendidikan dan pengajaran. 44(1-3), hlm. 52-59.

Dokumen

Departemen Pendidikan Nasional. (2002). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

(39)

102

Riska Lestari, 2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROYEK DALAM PEMBELAJARAN SOSIOLOGI TERHADAP PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KONSEP KELOMPOK SOSIAL DI MASYARAKAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 23 tanggal 23 Mei 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan.

Internet

Abrar, R. A. (2013). Mendidikkan nilai-nilai toleransi dalam pembelajaran. [Online]. Tersedia di: http://abrarrkt.blogspot.com/2013/01/mendidikkan-nilai-toleransi.html. Diakses 04 Juli 2014.

Gambar

Gambar. 3.1
Gambar. 3.2
Gambar. 3.3 Bagan Alur Penelitian
Tabel 3.1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kesesuaian antara langkah-langkah penerapan pembelajaran kooperatif tipe think pair square yang direncanakan pada pelaksanaan tindakan dalam proses pembelajaran

Prinsip kerja ikhlas mengajarkan kepada kita untuk tidak selalu terpaku pada hasilnya dan lebih menitik beratkan pada prosesnya, kerja ikhlas mampu mengangkat

Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa dapat memahami dan menguasai teori dasar mengenai struktur atom, ikatan kimia, sifat molekul, stereokimia, sifat dan reaksi senyawa-

Undang Nomor 12 Tahun 2005 pada tanggal 28 Oktober 2005, telah melahirkan kewajiban konstitusional Negara Indonesia untuk menjunjung tinggi kewajiban internasionalnya

Penelitian oleh Sohail 10 pada tahun 2010 juga menyimpulkan hal yang sama bahwa terdapat hubungan antara stres dengan prestasi belajar Mahasiswa Fakultas

 Mahasiswa memiliki kesadaran diri ( self-awareness ) untuk memiliki perubahan sikap dan tujuan belajar yang baik dengan berdasarkan pandangan yang benar yang

8.1 Merespon makna yang terdapat dalam teks lisan fungsional pendek sangat sederhana secara akurat, lancar dan berterima untuk berinteraksi dengan lingkungan

[r]