Riska Lestari, 2015
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROYEK DALAM PEMBELAJARAN SOSIOLOGI TERHADAP PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KONSEP KELOMPOK SOSIAL DI MASYARAKAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROYEK DALAM
PEMBELAJARAN SOSIOLOGI TERHADAP PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KONSEP KELOMPOK SOSIAL DI MASYARAKAT
(Penelitian Kuasi Eksperimen di Kelas XI IIS SMA Negeri 9 Bandung)
SKRIPSI
diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Sosiologi
Oleh
Riska Lestari
1005882
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI
FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2015
Riska Lestari, 2015
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROYEK DALAM PEMBELAJARAN SOSIOLOGI TERHADAP PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KONSEP KELOMPOK SOSIAL DI MASYARAKAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
TOLERANSI PADA KONSEP KELOMPOK SOSIAL DI MASYARAKAT
(Penelitian Kuasi Eksperimen di Kelas XI IIS SMA Negeri 9 Bandung)
Oleh
Riska Lestari
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
© Riska Lestari 2015
Universitas Pendidikan Indonesia
Januari 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,
Riska Lestari, 2015
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROYEK DALAM PEMBELAJARAN SOSIOLOGI TERHADAP PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KONSEP KELOMPOK SOSIAL DI MASYARAKAT
Riska Lestari, 2015
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROYEK DALAM PEMBELAJARAN SOSIOLOGI TERHADAP PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KONSEP KELOMPOK SOSIAL DI MASYARAKAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri, oleh karena itu manusia
disebut sebagai makhluk sosial. Manusia memiliki naluri untuk hidup dengan
orang lain, untuk kelangsungan hidupnya manusia memerlukan manusia lainnya.
Manusia berbeda dengan makhluk lainnya, manusia tidak dapat bertahan hidup
tanpa ada manusia lain disekitarnya, berbeda dengan hewan, seekor anak ayam
dapat bertahan hidup tanpa induknya, dapat mencari makan sendiri, begitupun
dengan hewan lainnya.
Manusia oleh Tuhan tidak dikaruniai alat-alat fisik yang cukup untuk dapat
bertahan hidup sendiri seperti hewan. Akan tetapi, manusia dikaruniai Tuhan
dengan karunia yang lebih sempurna yaitu pikiran.
Menurut Soekanto (2007, hlm. 100) sejak dilahirkan manusia sudah
mempunyai dua hasrat atau keinginan pokok, yaitu keinginan untuk menjadi satu
dengan manusia lain dan keinginan untuk menjadi satu dengan suasana alam di
sekelilingnya.
Untuk dapat menghadapi dan menyesuaikan diri dengan kedua lingkungan
tersebut, manusia menggunakan pikiran, perasaan dan kehendaknya. Semuanya
itu menimbulkan kelompok-kelompok sosial di dalam kehidupan manusia.
Kelompok sosial merupakan gejala yang sangat penting dalam kehidupan
manusia karena sebagian besar kegiatan manusia berlangsung di dalamnya. Sejak
dilahirkan, seorang individu sudah termasuk ke dalam anggota kelompok sosial
yaitu keluarga. Keluarga merupakan tempat pertama kali individu saling
mengenal dan berinteraksi sosial. Seiring dengan pertumbuhan dan
perkembangannya, seorang individu akan bertambah keanggotannya sebagai
anggota kelompok sosial lainnya seperti sebagai salah satu anggota rukun
tetangga, rukun warga, umat agama, suku bangsa, atau kelompok etnik tertentu.
Kelompok-kelompok sosial tersebut tumbuh dan berkembang dalam suatu
kelompok-2
Riska Lestari, 2015
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROYEK DALAM PEMBELAJARAN SOSIOLOGI TERHADAP PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KONSEP KELOMPOK SOSIAL DI MASYARAKAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kelompok sosial. Tidak hanya manusia yang dapat berhubungan dengan manusia
lainnya, melainkan suatu kelompok pun akan berhubungan dengan kelompok
lainnya. Hubungan yang ditimbulkan dari hubungan antarkelompok tersebut
menghasilkan kerja sama, persaingan maupun konflik.
Kenyataan bahwa Indonesia memiliki beraneka ragam kelompok sosial
tidak hanya menimbulkan dampak positif melainkan dampak negatif juga pada
perubahan kebudayaan dan kehidupan masyarakat, seperti rentan terhadap
konflik, munculnya suatu prasangka dan stereotip dalam hubungan antarkelompok
akan memunculkan sesuatu yang bertentangan sehingga hal tersebut memudahkan
munculnya konflik. Tidak hanya itu, munculnya sikap etnosentrisme dalam suatu
kelompok yaitu sikap atau pandangan yang menilai budaya lain dengan kaca mata
budayanya sendiri, biasanya sikap etnosentrisme ini memandang bahwa budaya
lain lebih rendah dari budayanya dan menganggap budaya sendiri lebih baik dari
budaya lain. Hal tersebut merupakan dampak negatif dari keanekaragaman
kelompok sosial di Indonesia.
Dalam kehidupan sosial kemasyarakatan di Indonesia diperlukan sikap
hidup yang dapat mewujudkan kehidupan sosial kemasyarakatan yang tentram
dan harmonis yakni dengan sikap toleransi. Salah satu upaya yang dapat
dilakukan untuk mewujudkan sikap toleransi tersebut, yaitu dengan pembelajaran
penanaman nilai-nilai toleransi, yang dilaksanakan di sekolah dengan
menggunakan model pembelajaran yang di desain agar pembelajaran dapat
berlangsung secara efektif.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 23 tanggal 23
Mei 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan, didalamnya menyebutkan bahwa
standar kompetensi lulusan satuan pendidikan pada semua jenjang pendidikan
peserta didik mampu menghargai keberagaman agama, budaya, suku, ras, dan
golongan sosial ekonomi di lingkungan sekitarnya.
Pembelajaran Sosiologi memiliki peranan penting dalam menanamkan
nilai-nilai toleransi. Pembelajaran Sosiologi dimaksudkan untuk mengembangkan
pemahaman peserta didik akan fenomena kehidupan sehari-hari. Sebagaimana
Riska Lestari, 2015
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROYEK DALAM PEMBELAJARAN SOSIOLOGI TERHADAP PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KONSEP KELOMPOK SOSIAL DI MASYARAKAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mengembangkan keterampilan sikap dan perilaku siswa yang rasional dan kritis
dalam menghadapi kemajemukan masyarakat, kebudayaan, situasi sosial serta
berbagai masalah sosial yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari.
Konflik yang muncul sebagai akibat dari suatu prasangka, stereotip dan
sikap etnosentrisme dalam hubungan antarkelompok harus kita sikapi dengan
menanamkan nilai-nilai toleransi. Nilai-nilai toleransi dapat kita tanamkan dalam
kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran yang dapat merangsang siswa
untuk berpartisipasi secara aktif dan kreatif, yaitu dengan model pembelajaran
proyek.
Menurut Budimansyah (2008, hlm. 183) dengan model ini siswa berusaha
membentuk identitas mereka sendiri dan membina hubungan dengan masyarakat,
sebagian besar pada masa remaja, siswa mulai bergeser pemikirannya dari berfikir
konkret menuju berfikir abstrak, para siswa berusaha menggali nilai-nilai yang
menurut mereka baik atau buruk, sah atau tidak sah.
Sehingga perlu diterapkannya model pembelajaran yang dapat memberikan
ruang kepada siswa untuk belajar dengan lingkungannya dan dapat memberikan
pengalaman yang bermakna.
Model pembelajaran proyek menurut Hardini dkk. (2012, hlm. 127)
merupakan:
Model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada guru untuk mengelola pembelajaran di kelas dengan melibatkan kerja proyek. Pembelajran berbasis proyek adalah penggunaan proyek sebagai model pembelajaran. Proyek – proyek meletakkan siswa dalam sebuah peran aktif yaitu sebagai pemecah masalah, pengambilan keputusan, peneliti, dan pembuat dokumen. Pembelajaran berbasis proyek dirancang untuk digunakan pada permasalahan kompleks yang diperlukan siswa dalam melakukan investigasi dan memahaminya.
Pembelajaran proyek memberikan banyak pengalaman kepada peserta didik,
salah satunya peserta didik dapat mengembangkan dan mempraktikan
keterampilan komunikasi dan kerjasama sehingga dapat menumbuhkan niali-nilai
toleransi. Dalam pembelajaran proyek, peserta didik terdorong lebih aktif dalam
belajar. Guru hanya sebagai fasilitator, mengevaluasi produk hasil kerja peserta
4
Riska Lestari, 2015
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROYEK DALAM PEMBELAJARAN SOSIOLOGI TERHADAP PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KONSEP KELOMPOK SOSIAL DI MASYARAKAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Model pembelajaran tersebut dapat dikatakan sebagai kegiatan
pembelajaran yang dapat memberikan makna kepada peserta didik. Karena itu,
kiranya model pembelajaran tersebut cocok diterapkan dalam pembelajaran
Sosiologi, karena Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan sosial yang secara
teoritis memiliki posisi strategi dalam mengkaji dan mempelajari
masalah-masalah sosial, politik, dan budaya yang berkembang dalam masyarakat dan harus
siap dengan pemikiran kritis untuk menjawab tantangan yang ada. Sehingga
dengan menggunakan model pembelajaran tersebut siswa dapat diarahkan untuk
terlibat langsung dalam menyelesaikan masalah nyata yang terjadi di masyarakat
serta dapat menumbuhkan niali-nilai toleransi sebagai hasil refleksi dari
pengalaman belajarnya.
Di sekolah bentuk keragaman kelompok sosial juga menimbulkan dampak
negatif seperti bullying. Bullying sering kali terlihat sebagai bentuk-bentuk perilaku negatif berupa pemaksaan atau usaha menyakiti baik secara fisik maupun
psikologis terhadap seseorang maupun kelompok yang dianggap lemah oleh
seseorang atau sekelompok orang yang menganggap dirinya lebih kuat. Perbuatan
tersebut sering terjadi di dalam sebuah kelompok seperti kelompok siswa di
sekolah.
Menurut Wiyani (2012, hlm. 14) bullying merupakan perilaku agresif dan negatif seseorang atau sekelompok orang secara berulang kali yang
menyalahgunakan ketidakseimbangan kekuatan dengan tujuan menyakiti
targetnya (korban) baik secara mental maupun secara fisik.
Berdasarkan hasil observasi di SMA Negeri 9 Bandung, praktek bullying
masih terlihat seperti siswa mencemoh siswa lain, adanya dominasi suatu
kelompok siswa terhadap kelompok siswa lain. Hal tersebut menunjukkan bahwa
kurangnya internalisasi nilai-nilai toleransi pada diri siswa. Selain itu, proses
pembelajaran kurang menumbuhkan motivasi belajar bagi siswa khususnya dalam
pembelajaran Sosiologi sehingga siswa merasa bosan dan pemahaman siswa
mengenai materi pembelajaran tidak tercapai secara maksimal.
Toleransi sangat perlu ditanamkan dalam diri siswa karena toleransi
Riska Lestari, 2015
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROYEK DALAM PEMBELAJARAN SOSIOLOGI TERHADAP PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KONSEP KELOMPOK SOSIAL DI MASYARAKAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menumbuhkan kesadaran indahnya kebersamaan dalam masyarakat majemuk.
Karena itu, dalam proses pembelajaran hendaknya ditanamkan nilai-niali toleransi
pada diri siswa agar siswa menjadi masyarakat sekolah yang harmonis dan
kompak di tengah keragaman.
Dengan pembelajaran model proyek, siswa akan tertarik untuk memahami konsep yang sedang dipelajari sehingga mampu meningkatkan pemahaman
konsep tersebut sekaligus dapat menginternalisasikan nilai karakter yang
terkandung di dalamnya.
Ketika nilai-nilai toleransi ditanamkan pada diri siswa melalui pembelajaran
di sekolah dengan model pembelajaran yang di desain agar pembelajaran
berlangsung secara efektif, diharapkan para siswa mampu memahami,
menginternalisasikan dan menerapkan sikap hidup toleransi baik di sekolah
maupun dalam kehidupan sosial kemasyarakatan mereka.
Dengan demikian untuk penelitian tersebut penulis mengangkat judul
“Pengaruh Model Pembelajaran Proyek dalam Pembelajaran Sosiologi terhadap Penanaman Nilai-nilai Toleransi pada Konsep Kelompok Sosial di Masyarakat
(Penelitian Kuasi Eksperimen di Kelas XI IIS SMA Negeri 9 Bandung)”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas, dapat
diidentifikasi masalah penelitian yaitu untuk mengetahui pengaruh model
pembelajaran proyek dalam meningkatkan pemahaman konsep kelompok sosial di
masyarakat dan internalisasi nilai-nilai toleransi siswa pada pembelajaran
Sosiologi di kelas XI IIS, serta untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran
proyek terhadap penguasaan konsep kelompok sosial di masyarakat dan pengaruh
model pembelajaran proyek terhadap internalisasi nilai-nilai toleransi yang akan
diteliti, dilihat dari hasil pre tes dan post tes penguasaan konsep kelompok sosial
di masyarakat, angket nilai-nilai toleransi dan angket aktivitas siswa dalam
6
Riska Lestari, 2015
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROYEK DALAM PEMBELAJARAN SOSIOLOGI TERHADAP PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KONSEP KELOMPOK SOSIAL DI MASYARAKAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu C. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan sebelumnya, dapat
dirumuskan masalah penelitian yaitu apakah model pembelajaran proyek
berpengaruh terhadap penanaman nilai-nilai toleransi pada konsep kelompok
sosial di masyarakat? Agar lebih terinci masalah tersebut dijabarkan dalam
pertanyaan penelitian sebagai berikut.
1. Seberapa besar perbedaan penguasaan konsep kelompok sosial di masyarakat
antara siswa yang belajar dengan menggunakan model pembelajaran proyek
dengan siswa yang belajar dengan menggunakan model pembelajaran
konvensional?
2. Seberapa besar perbedaan internalisasi nilai-nilai toleransi antara siswa yang
belajar konsep kelompok sosial di masyarakat dengan menggunakan model
pembelajaran proyek dengan siswa yang menggunakan model pembelajaran
konvensional?
3. Adakah pengaruh yang signifikan dari aktivitas siswa dalam pembelajaran
dengan menggunakan model pembelajaran proyek terhadap penguasaan
konsep kelompok sosial di masyarakat?
4. Adakah pengaruh yang signifikan dari aktivitas siswa dalam pembelajaran
konsep kelompok sosial di masyarakat dengan menggunakan model
pembelajaran proyek terhadap internalisasi nilai-nilai toleransi?
D. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dipaparkan di atas, tujuan
penelitian ini yaitu untuk mengetahui apakah model pembelajaran proyek
berpengaruh terhadap penanaman nilai-nilai toleransi pada konsep kelompok
sosial di masyarakat. Adapun tujuan khususnya adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui seberapa besar perbedaan penguasaan konsep kelompok
sosial di masyarakat antara siswa yang belajar dengan menggunakan model
pembelajaran proyek dengan siswa yang belajar dengan menggunakan model
Riska Lestari, 2015
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROYEK DALAM PEMBELAJARAN SOSIOLOGI TERHADAP PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KONSEP KELOMPOK SOSIAL DI MASYARAKAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Untuk mengetahui seberapa besar perbedaan internalisasi nilai-nilai toleransi
antara siswa yang belajar konsep kelompok sosial di masyarakat dengan
menggunakan model pembelajaran proyek dengan siswa yang menggunakan
model pembelajaran konvensional.
3. Untuk mengetahui pengaruh yang signifikan dari aktivitas siswa dalam
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran proyek terhadap
penguasaan konsep kelompok sosial di masyarakat.
4. Untuk mengetahui pengaruh yang signifikan dari aktivitas siswa dalam
pembelajaran konsep kelompok sosial di masyarakat dengan menggunakan
model pembelajaran proyek terhadap internalisasi nilai-nilai toleransi.
E. Manfaat Penelitian
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menambah dan memperkaya
pengetahuan dalam khasanah pendidikan terutama pendidikan Sosiologi.
Penelitian ini dapat bermanfaat secara teoretik dan praktis. Kedua manfaat
tersebuat adalah sebagai berikut:
1. Teoretik
Secara teoretik penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran yang
mungkin dapat digunakan sebagai sumber pengetahuan dan sebagai bahan kajian
para insan akademik terutama untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran
proyek dalam pembelajaran Sosiologi terhadap penanaman nilai-nilai toleransi
pada konsep kelompok sosial di masyarakat.
2. Praktis
Secara praktis penelitian ini dapat bermanfaaat bagi peneliti, pendidik,
peserta didik maupun sekolah.
a. Bagi Peneliti:
Dapat memberikan pengetahuan kepada peneliti sebagai calon pendidik
khususnya matapelajaran Sosiologi untuk memanfaatkan model pembelajaran
yang lebih efektif dalam melaksanakan pembelajaran terutama dalam
menanamkan nilai-nilai toleransi.
8
Riska Lestari, 2015
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROYEK DALAM PEMBELAJARAN SOSIOLOGI TERHADAP PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KONSEP KELOMPOK SOSIAL DI MASYARAKAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Diharapkan dapat bermanfaat sebagai wahana evaluasi untuk tercapainya
pembelajaran yang efektif, terutama dalam pembelajaran Sosiologi.
c. Bagi Peserta Didik:
Menciptakan pembelajaran yang dapat melibatkan siswa aktif, kreatif dalam
menghasilkan suatu karya terpilih, dan berkesan karena telah melakukan
serangkaian proses belajar dari mengetahui, memahami diri sendiri, melakukan
aktifitas dan belajar bekerjasama dengan rekan-rekan sehingga mampu
meningkatkan nilai-nilai toleransi.
d. Bagi Sekolah:
Sebagai bahan pengembangan bagi pihak sekolah untuk lebih
memperhatikan model pembelajaran yang digunakan pendidik dalam upaya
melaksanakan pembelajaran yang efektif.
F. Struktur Organisasi
Struktur organisasi pada penulisan skripsi ini dapat dipaparkan sebagai
berikut:
BAB I PENDAHULUAN. Pada pembahasannya terbagi menjadi beberapa
sub bab, yang meliputi: latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian serta struktur organisasi.
BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pada pembahasannya terbagi menjadi
beberapa sub bab, yang meliputi: hakikat mata pelajaran Sosiologi, hakikat belajar
dan pembelajaran Sosiologi, hakikat model pembelajaran proyek, hakikat konsep
kelompok sosial di masyarakat, hakikat nilai-nilai toleransi, tinjauan hasil
penelitian yang relevan, kerangka pikir dan hipotesis.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada pembahasannya terbagi
menjadi beberapa sub bab, yang meliputi: lokasi dan waktu penelitian, populasi
dan sampel penelitian, jenis dan desain penelitian, prosedur penelitian, variabel
penelitian, instrumen penelitian dan pengembangan, teknik pengumpulan data,
Riska Lestari, 2015
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROYEK DALAM PEMBELAJARAN SOSIOLOGI TERHADAP PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KONSEP KELOMPOK SOSIAL DI MASYARAKAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada
pembahasannya berisi mengenai lokasi penelitian, hasil penelitian serta
pembahasan hasil penelitian.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pada pembahasannya terbagi
menjadi dua sub pembahasan yaitu kesimpulan dari hasil penelitian yang
dilakukan, yang terdiri dari kesimpulan umum dan khusus serta saran yang
38 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 9 Bandung, yang beralamat di
Jln. LMU. Suparmin 1A, Bandung. Alasan memilih sekolah tersebut sebagai
tempat penelitian dikarenakan SMA Negeri 9 Bandung telah menerapkan
kurikulum 2013 sehingga akan dikembangkan model pembelajaran proyek pada
sekolah ini. Adapun waktu penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil dari
bulan Agustus sampai dengan bulan September.
Gambar. 3.1
B. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi
“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang
mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya” (Sugiyono, 2012, hlm. 80).
Sejalan dengan pengertian tersebut Heriati (2005, hlm. 2) mendefinisikan populasi
sebagai “suatu kesatuan manusia, objek, gejala, nilai-nilai, ukuran-ukuran atau kesatuan lainnya yang ada dalam ruang lingkup yang lebih luas dan memiliki
karakteristik umum yang dapat diobservasi”. Populasi dalam penelitian ini
diambil dari salah satu SMA Negeri yang ada di Kota Bandung. Adapun populasi
dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IIS SMA Negeri 9 Bandung yang
terdiri dari 4 kelas yaitu XI IIS 1, XI IIS 2, XI IIS 3, dan XI IIS 4.
2. Sampel
Menurut Heriati (2005, hlm. 2) “sampel adalah satu kesatuan sebagai bagian
dari populasi yang mewakili karakteristik populasi dan dijadikan sumber data
untuk analisis statistik”. Sedangkan menurut Sugiyono (2012, hlm. 81) sampel adalah
Bagian dari jumlah dan karakteritik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili).
Dalam penelitian ini menggunakan teknik sampling nonprobabilitas, dengan
cara penarikan sampel secara purposive yaitu teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2012, hlm. 85). Dengan penarikan sampel
secara purposive merupakan cara penarikan sampel yang dilakukan memiih
subjek berdasarkan kriteria spesifik yang ditetapkan peneliti. Terdapat dua
kelompok sampel yang dipilih dengan melakukan pretest untuk mengetahui
keadaan awal yaitu kelas XI IIS 4 sebagai kelompok eksperimen sebanyak 23
orang siswa dan kelas XI IIS 1 sebagai kelompok kontrol sebanyak 38 orang
40
C. Jenis dan Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, sehingga pengumpulan
data-data yang diperlukan dalam penelitian dapat berupa angka-angka, terkait
dengan variabel yang akan di teliti. Penelitian ini merupakan penelitian Quasi Eksperiment (eksperimen semu) dengan rancangan Non Equivalent Control Group Design. Dalam rancangan ini, sampel tidak dipih secara acak melainkan berdasarkan kriteria tertentu atau dengan cara memberikan pretest untuk
mengetahui keadaan awal sehingga dapat menentukan kesetaraan atau kesejajaran
untuk dijadikan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Terdapat dua
kelompok sampel yang dipilih dengan pertimbangan tertentu. Yaitu kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol yang diberi pretest. Kemudian kelompok
eksperimen diberi perlakuan (treatment). Setelahnya maka dilakukan posttest terhadap kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol.
Bentuk rancangannya adalah sebagai berikut:
Gambar. 3.2
Desain Penelitian Rancangan Non Equivalent Control Group Design
Keterangan:
01 dan 03 = pre test
02 dan 04 = post test
X = perlakuan (treatment)
E = kelompok eksperimen
K = kelompok kontrol
(Sugiyono, 2012, hlm. 79)
E 01 X 02
D. Prosedur Penelitian
Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian, maka prosedur
dalam penelitian ini dilakukan melalui tiga tahap, yaitu tahap persiapan, tahap
pelaksanaan dan tahap akhir. Ketiga tahap tersebut diuraikan dibawah ini:
1. Tahap persiapan
Langkah-langkah dalam tahap persiapan yakni:
a. Membuat silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
b. Membuat instrument penelitian.
c. Melakukan koordinasi dengan pihak sekolah yang akan diteliti.
d. Menguji coba instrument penelitian.
e. Mengolah dan menganalisis data uji coba instrument.
f. Menentukan sampel penelitian
2. Tahap pelaksanaan
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap pelaksanaan, diantaranya adalah
sebagai berikut:
a. Tahap ini dimulai dengan melakukan pre test baik terhadap kelompok
eksperimen maupun terhadap kelompok kontrol dengan menggunakan tes
tertulis dalam bentuk PG mengenai konsep kelompok sosial di masyarakat
dan angket nilai-nilai toleransi.
Setelah tes diuji cobakan dan direvisi, selanjutnya soal terpilih tersebut
diberikan kepada siswa sebagai tes awal. Soal pre test terdiri dari 30 butir soal
PG mengenai konsep kelompok sosial di masyarakat dan 30 butir pernyataan
mengenai nilai-nilai toleransi. Waktu yang diberikan untuk mengerjakan soal
tes tersebut adalah 90 menit. Jumlah siswa pada kelompok eksperimen 23
orang dan kelompok kontrol sebanyak 38 orang. Pre test ini bertujuan untuk
mengetahui kemampuan awal siswa mengenai konsep kelompok sosial di
masyarakat dan untuk mengethui sikap awal siswa mengenai nilai-nilai
toleransi.
b. Melaksanakan pembelajaran di kelas eksperimen dan kelas kontrol
Melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model
42
kelas kontrol. Materi yang disampaikan pada penelitian ini adalah kelompok
sosial di masyarakat baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol.
Pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan dalam 6x pertemuan untuk kelas
eksperimen dan 4x pertemuan untuk kelas kontrol.
c. Melaksanakan post test baik terhadap kelompok eksperimen maupun terhadap
kelompok kontrol dengan menggunakan tes tertulis dalam bentuk PG
mengenai konsep kelompok sosial di masyarakat dan angket nilai-nilai
toleransi.
Post tes ini diberikan kepada kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol, dengan soal tes dan angket yang sama pada pre test yaitu soal PG
mengenai konsep kelompok sosial di masyarakat dan angket mengenai
nilai-nilai toleransi. Tujuan post test ini yaitu untuk menguji hipotesis yang telah
dirumuskan pada bab sebelumnya. Selain angket mengenai nilai-nilai
toleransi, kelompok eksperimen diberi angket mengenai aktifitas siswa dalam
pembelajaran proyek diberikan pada hari yang sama dengan post test.
3. Tahap akhir
Pada tahap akhir, kegiatan yang dilakukan yaitu:
a. Mengolah data hasil penelitian.
b. Menganalisis dan membahas hasil penemuan dalam penelitian.
Gambar. 3.3 Bagan Alur Penelitian Tahapan persiapan
Menyusun silabus dan RPP
Membuat instrumen
Uji coba instrumen
Analisis instrumem
Revisi instrumen
Tahapan pelaksanaan
Kelas eksperimen Kelas kontrol
Pre tes Pre tes
Pembelajaran proyek Pembelajaran konvensional
Post tes Post tes
Menarik kesimpulan
44
E. Variabel Penelitian
Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa
saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi
tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012, hlm. 38).
Adapun variabel dalam penelitian ini diantaranya adalah sebagai berikut.
1. Model Pembelajaran Proyek sebagai Variabel X
Model pembelajaran proyek adalah suatu model pembelajaran yang
memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar dalam lingkungannya yang
nyata sehingga mampu merefleksikan pengalaman belajarnya serta menghasilkan
suatu karya terpilih yaitu portofolio. Model pembelajaran proyek terdiri dari enam
langkah utama yaitu mengidentifikasi masalah yang ada di masyarakat, memilih
masalah untuk kajian kelas, mengumpulkan informasi tentang masalah yang akan
dikaji oleh kelas, mengembangkan portofolio kelas, penyajian portofolio ( show-case) dan refleksi pengalaman belajar.
2. Konsep Kelompok Sosial di Masyarakat sebagai Variabel Z
Kelompok sosial adalah kumpulan atau himpunan individu-individu yang
hidup bersama dan saling berinteraksi satu sama lain. Himpunan manusia dapat
dikatakan sebagai kelompok sosial apabila memiliki persyaratan sebagai berikut:
adanaya kesadaran sebagai bagian dari kelompok, adanya hubungan timbal balik
diantara anggotanya, ada suatu faktor pengikat, memiliki struktur, kaidah, dan
pola perilaku yang sama, bersistem dan berproses. Kelompok sosial dapat
diklasifikasikan berdasarkan tipenya diantaranya: kelompok solidaritas mekanik,
kelompok solidaritas organik, gemeinschaft, gesellschaft, kelompok primer, kelompok sekunder, serta in-group dan out-group. Dalam hubungan antarkelompok, terdapat berbagai macam dimensi, yaitu dimensi sejarah, dimensi
sikap, dimensi institusi, dan dimensi gerakan sosial. Selain itu, dalam hubungan
antarkelompok juga terdapat berbagai kemungkinan pola hubungan
antarkelompok ras. Diantaranya adalah proses akulturasi, dominasi, paternalisme,
3. Nilai-nilai Toleransi sebagai Variabel Y
Nilai-nilai Toleransi merupakan gagasan individu mengenai apa yang baik,
benar dan yang diinginkan untuk di implementasikan dalam kehidupan melalui
proses belajar sehingga akan melahirkan sikap menghargai perbedaan.
Nilai-nilai toleransi yang diharapkan tertanam pada diri para siswa adalah
sebagai berikut:
a. Mencintai satu sama lain
b. Bekerja sama
c. Menghargai persahabatan
d. Terbuka dan ramah
e. Jujur terhadap apa yang dikatakan
f. Bagaimana menghargai orang lain
g. Bernegosiasi
h. Menghargai hidup dalam kondisi kedamaian
i. Mengetahui bahwa setiap manusia memiliki harga diri.
Tabel 3.1
Operasionalisasai Variabel Penelitian
No. Variabel Indikator Alat Ukur
1 Model pembelajaran
proyek (X)
a. Mengidentifikasi masalah
yang ada di masyarakat
b. Memilih masalah untuk
f. Refleksi pengalaman belajar
46
No. Variabel Indikator Alat Ukur
2 Konsep kelompok
a. Mencintai satu sama lain
b. Bekerja sama
h. Menghargai hidup dalam
kondisi kedamaian
i. Mengetahui bahwa setiap
manusia memiliki harga diri
F. Instrumen Penelitian dan Pengembangannya
Dalam penelitian ini, instrument yang digunakan peneliti adalah sebagai
berikut:
1. Tes Tertulis
Tes tertulis berkaiatan dengan variabel Z = konsep kelompok sosial di
masyarakat yaitu digunakan umtuk mengukur pengetahuan siswa pada konsep
kelompok sosial di masyarakat. Tes terdiri dari pre test dan post test, pre test
digunakan untuk mengidentifikasi siswa dan mengetahui kemampuan awal siswa
dalam konsep kelompok sosial di masyarakat, sedangkan post test untuk melihat
hasil belajar siswa pada konsep kelompok sosial di masyarakat, yaitu dengan test
objektif dalam bentuk pilihan ganda dengan 5 pilihan jawaban yang terdiri dari 30
butir soal.
Sebelum melakukan pre test dan post test kepada kelompok eksperimen
maupun kelompok kontrol, terlebih dahulu soal diuji cobakan pada siswa kelas
XII IPS 2 SMA Negeri 9 Bandung yang berjumlah 40 orang siswa untuk
mengetahui item yang valid, keajegan suatu tes, daya pembeda, dan tingkat
kesukaran pada tiap butir soal. Adapun langkah-langkahnya yaitu sebagai berikut:
a. Uji validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan atau
kesahihan suatu instrumen (Arikunto, 2009, hlm. 65). Sebuah instrument dapat
dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang hendak diukur (Sugiyono,
2012, hlm. 121). Dalam penelitian ini uji validitas yang digunakan untuk
instrumen pengetahuan yang berupa skor dikotomi yaitu angka 0 untuk jawaban
yang salah dan 1 untuk jawaban yang benar, digunakan korelasi point biserial
dengan rumus sebagai berikut:
Gambar. 3.4
Rumus Point Biserial
48
Keterangan:
Mi = mean skor tes (X) dari seluruh subjek yang mendapat angka 1 pada
aitem yang bersangkutan
Mx = mean skor tes dari seluruh subjek
Sx = deviasi standar skor tes
P = proporsi subjek yang mendapat angka 1 pada aitem yang bersangkutan
(Azwar, 2012, hlm. 155).
Untuk melakukan interpretasi digunakan kriteria menurut Arikunto (2009,
hlm. 75) sebagai berikut:
Tabel 3.2
Klasifikasi Validitas Butir Soal
Nilai rxy Kriteria
0,80 <r xy≤ 1,00 Sangat tinggi
0,60 <r xy≤ 0,80 Tinggi
0,40 <r xy≤ 0,60 Cukup
0,20 <r xy≤ 0,40 Rendah
0,00 <r xy≤ 0,20 Sangat rendah
Adapun rekapitulasi hasil perhitungan validitas pada soal penguasaan
konsep kelompok sosial di masyarakat adalah sebagai berikut.
Tabel 3.3
Rekapitulasi Hasil Perhitungan Validitas Soal Penguasaan Konsep Kelompok
Sosial di Masyarakat
Nomor Soal Kriteria
11. Tinggi
1,2,3,5,6,7,8,9, 12, 14, 16, 17, 18, 22, 23, 25, 26, 29, 30.
Cukup
10, 13, 15, 20, 21, 27. Rendah
b. Uji reliabilitas
Reliabilitas tes ini bertujuan untuk mengetahui keajegan atau konsistensi
suatu tes, yaitu sejauh mana suatu tes dapat dipercaya untuk menghasilkan skor
yang ajeg atau konsisten (tidak berubah-ubah). Dalam penelitian ini uji reliabilitas
yang digunakan untuk instrumen pengetahuan adalah teknik koefisien reliabilitas
Kuder –Richardson-20 atau KR-20. Teknik tersebut adalah sebagai berikut:
Gambar. 3.5
Rumus Kuder –Richardson-20 Keterangan:
Sx2 = varians skor tes
K = banyaknya aitem dalam tes `
P = proporsi subjek yang mendapat angka 1 pada suatu aitem.
(Azwar, 2012, hlm. 73).
Untuk melakukan interpretasi digunakan kriteria menurut Arikunto (2009,
hlm. 75) sebagai berikut:
Tabel 3.4
Interpretasi Reliabilitas
Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas
0,81 < r≤ 1,00 Sangat Tinggi
0,61 < r≤ 0,80 Tinggi
0,41 <r≤ 0,60 Cukup
0,21 <r≤ 0,40 Rendah
0,00 <r≤ 0,20 Sangat Rendah
Adapun rekapitulasi hasil perhitungan reliabilitas soal penguasaan konsep
kelompok sosial di masyarakat adalah 0,86. Berdasarkan hasil perhitungan
50
c. Daya pembeda
Daya pembeda butir soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan
antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang kurang
pandai (berkemampuan rendah) (Arikunto, 2009, hlm. 211). Selanjutnya,
Arikunto (2009, hlm. 213) mengemukakan bahwa daya pembeda butir soal ini
dihitung dengan menggunakan rumus:
Gambar. 3.6
Rumus Daya Pembeda
Keterangan :
D = daya pembeda butir soal
JA = jumlah peserta kelompok atas
JB = jumlah peserta kelompok bawah
BA = jumlah peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar
BB = jumlah peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar
PA = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
PB = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Nilai indeks diskriminasi daya pembeda butir soal berkisar antara 0,00 –
1,00. Semakin tinggi indeks diskriminasi, maka semakin baik instrumen tersebut
dapat membedakan siswa pandai dan siswa kurang pandai.
Tabel 3.5
Interpretasi Daya Pembeda
Indeks Daya Pembeda Kriteria Daya Pembeda
Negatif Sangat buruk, harus dibuang 0,00 – 0,20 Buruk (poor), sebaiknya dibuang 0,20 – 0,40 Sedang (satisfactory)
0,40 – 0,70 Baik (good)
Adapun rekapitulasi hasil perhitungan daya pembeda pada soal penguasaan
konsep kelompok sosial di masyarakat adalah sebagai berikut.
Tabel 3.6
Rekapitulasi Hasil Perhitungan Daya Pembeda Soal Penguasaan Konsep
Kelompok Sosial di Masyarakat
d. Tingkat kesukaran
Arikunto (2009, hlm 209) mengemukakan bahwa untuk mencari tingkat
kesukaran suatu instrumen dapat digunakan rumus berikut ini:
Gambar. 3.7
Rumus Tingkat Kesukaran
Keterangan :
P = Indeks Kesukaran
B = Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar
JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes
Nilai P yang diperoleh dapat diinterpretasikan untuk menentukan tingkat kesukaran butir soal dengan menggunakan kriteria pada tabel 3.7 sebagai berikut:
Nomor soal Kriteria Daya Pembeda
19, 28. Buruk (poor), sebaiknya dibuang
15, 23, 24, 27, 29. Sedang (satisfactory)
2, 3, 4, 5, 7, 8, 9, 10, 12, 13, 14, 16, 17, 20, 21, 22, 25, 26, 30.
Baik (good)
52
Tabel 3.7
Interpretasi Tingkat Kesukaran Butir soal
Nilai P Kriteria
0,00 <P≤ 0,30 Sukar
0,31 ≤P≤ 0,70 Sedang
0,71 ≤P≤ 1,00 Mudah
Adapun rekapitulasi hasil perhitungan tingkat kesukaran pada soal
penguasaan konsep kelompok sosial adalah sebagai berikut.
Tabel 3.8
Rekapitulasi Hasil Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal Penguasaan Konsep
Kelompok Sosial di Masyarakat
Kuesioner atau angket merupakan “teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawabnya” (Sugiyono, 2012, hlm. 142). Dalam
penelitian ini menggunkan dua angket, angket pertama berkaitan dengan variabel
Y = nilai-nilai toleransi yaitu untuk mengetahui sikap siswa dalam
menginternalisasikan nilai-nilai toleransi, alat ukur yang digunakan dalam angket
pertama yaitu skala likert sedangkan angket ke dua berkaitan dengan variabel X =
model pembelajaran proyek yaitu untuk mengukur aktivitas siswa terhadap
pelaksanaan model pembelajran proyek menggunakan alat ukur semantic differensial osgood untuk angket ini peneliti berkonsultasi dengan pembimbing. Sebelum angket nilai-nilai toleransi disebarkan ke pada para siswa, terlebih
dahulu angket di ujicobakan untuk mengetahui kevalidan dan keajegan suatu
a. Uji validitas
Untuk mengetahui valid atau tidaknya sebuah pernyataan dengan skala
likert, peneliti menggunakan rumus korelasi product moment yang dikemukakan oleh Pearson (Pearson Product Moment). Adapun rumusnya menurut Arikunto (2009, hlm. 72) adalah sebagai berikut:
Gambar. 3.8
Rumus Korelasi Product Moment
Keterangan:
rxy = koefisien korelasi antara variabel x dan y
X = skor tiap butir soal
Y =skor total butir soal
N = jumlah siswa
Untuk melakukan interpretasi digunakan kriteria menurut Arikunto (2009,
hlm. 75) sebagai berikut:
Tabel 3.9
Klasifikasi Validitas Butir Soal
Nilai rxy Kriteria
0,80 <r xy≤ 1,00 Sangat tinggi
0,60 <r xy≤ 0,80 Tinggi
0,40 <r xy≤ 0,60 Cukup
0,20 <r xy≤ 0,40 Rendah
0,00 <r xy≤ 0,20 Sangat rendah
Adapun rekapitulasi hasil perhitungan validitas pada angket nilai-nilai
toleransi adalah sebagai berikut. r xy =
N ∑XY –(∑X) (∑Y)
√ {N∑X2–(∑X)2
54
Tabel 3.10
Rekapitulasi Hasil Perhitungan Validitas Angket Nilai-nilai Toleransi
No. T Korelasi Validitas Sig. Korelasi Keterangan
b. Uji reliabilitas
Untuk menguji keandalan alat ukur untuk pernyataan dengan skala likert
digunakan rumus formula koefisien Alpha, menurut Azwar (2012, hlm. 68)
sebagai berikut.
Gambar. 3.9
Rumus Formula Koefisien Alpha
Keterangan:
Sy12 dan Sy22 = varians skor belahan 1 dan belahan 2
Sx2 = varians skor tes
Untuk melakukan interpretasi digunakan kriteria menurut Arikunto (2009,
hlm. 75) sebagai berikut:
Tabel 3.11
Interpretasi Reliabilitas
Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas
0,81 < r≤ 1,00 Sangat Tinggi
0,61 < r≤ 0,80 Tinggi
0,41 <r≤ 0,60 Cukup
0,21 <r≤ 0,40 Rendah
0,00 <r≤ 0,20 Sangat Rendah
Adapun rekapitulasi hasil perhitungan reliabilitas pada angket nilai-nilai
toleransi adalah 0,89. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut maka variabel
dinyatakan memiliki reliabilitas sangat tinggi.
3. Dokumentasi
Menurut Arikunto (2006, hlm. 158) dokumentasi adalah mencari dan
mengumpulkan data mengenai hal-hal yang berupa catatan, transkip, buku, surat
kabar, majalah, notulen, rapot, agenda dan sebagainya. Peneliti menggunakan
56
instrumen dokumentasi untuk memperoleh dokumen atau data yang diperlukan
dalam penelitian.
G. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya,
tes tertulis, angket atau kuisioner dan dokumentasi. Ketiga teknik tersebut
dijelaskan sebagai berikut:
1. Tes Tertulis
Tes tertulis digunakan untuk mengukur variabel Z = konsep kelompok
sosial di masyarakat yaitu untuk memperoleh data mengenai kemampuan kognitif
dari siswa terhadap konsep kelompok sosial di masyarakat dan untuk mengukur
sejauhmana pengetahuan dan kemampuan siswa yang satu dengan yang lainnya.
2. Angket
Dalam penelitian ini menggunakan dua angket yaitu, angket nilai-nilai
toleransi untuk mengukur variabel Y, angket ini digunakan untuk memperoleh
data mengenai sikap siswa dalam menginternalisasikan nilai-nilai toleransi dan
angket aktivitas siswa dalam pembelajaran proyek untuk mengukur variabel X
digunakan untuk memperoleh data mengenai aktivitas siswa dalam pelaksanaan
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran proyek.
3. Dokumentasi
Dokumentasi digunakan untuk menunjang data-data yang diperlukan
peneliti.
H. Teknik Analisis Data 1. Menyeleksi Data
Data diseleksi agar dapat diolah lebih lanjut dengan cara memeriksa
2. Menentukan Bobot Nilai
Penentuan bobot nilai untuk setiap kemungkinan jawaban pada setiap item
variabel penelitian dengan menggunakan skala penilaian yang telah ditentukan
kemudian menentukan skornya.
3. Melakukan Analisis
Dari hasil analisis ini akan diketahui rata-rata, median, standar deviasi dan
varians dari masing-masing variabel.
4. Analisis Indeks Gain
Untuk mengetahui peningkatan penguasaan konsep kelompok sosial di
masyarakat dan peningkatan internalisasi nilai-nilai toleransi pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol, maka dilakukan analisis pada data pre tes, post tes
dan gain. Berikut ini adalah rumus gain ternormalisasai:
Gambar. 3.10
Rumus N-Gain
Hasil perhitungan indeks gain tersebut selanjutnya di interpretasikan sesuai
dengan kategori indeks gain menurut Hake (1999) sebagaimana tercantum dalam
tabel di bawah ini.
Tabel 3.12
Kategori Indeks Gain
Rentang Gain Kategori
NG > 0,70 Tinggi
0,30 < NG < 0,70 Sedang
NG < 0,30 Rendah
58
5. Uji Normalitas
Tujuan dari uji normalitas adalah untuk mengetahui sebaran dari populasi
data sampel yang diperoleh. Apakah sampel berasal dari populasi yang
berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui
apakah distribusi data skor pre tes dan post tes berdistribusi normal atau tidak.
Untuk melakukan pengujian normalitas tersebut, penulis menggunakan uji two sample kolmogorov smirnov dengan level signifikan adalah α = 0,05 dengan bantuan program software SPSS versi 20 for windows. Hipotesis yang digunakan adalah:
H0 : Data berasal dari populasi yang berdistribusi normal
H1 : Data berasal dari populasi yang berdistribusi tidak normal
Uji normalitas dilakukan dengan uji statistik Kolmogorov-Smirnov karena sampel lebih dari 50. Kriteria pengujian yang digunakan adalah jika nilai
signifikansi yang didapatkan dari perhitungan lebih besar dari α = 0,05 maka H0
diterima, namun jika nilai signifikasi yang didapatkan dari perhitungan lebih kecil
dari α = 0,05 maka H0 ditolak.
6. Uji Hipotesis
Setelah dilakukan uji normalitas, kemudian dilakukan uji hipotesis. Untuk
melakukan uji hipotesis ini digunakan data pre tes dan post tes ternormalisasi dari
penguasaan konsep kelompok sosial di masyarakat dan angket nilai-nilai toleransi.
Hipotesis diuji menggunakan uji Mann Whitney, uji ini merupakan salah satu jenis tes non parametrik yang digunakan untuk menguji signifikansi dari dua sampel
yang berasal dari dua populasi yang berbeda. Sama halnya dengan uji normalitas,
pada uji hipotesis ini peneliti juga menggunakan program software SPSS versi 20 for windows.
Adapun hipotesis statistik yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut.
a. H0 : Penguasaan konsep kelompok sosial di masyarakat siswa yang
belajar dengan menggunakan model pembelajaran proyek sama
yang belajar dengan menggunakan model pembelajaran
konvensional.
H1 : Penguasaan konsep kelompok sosial di masyarakat siswa yang
belajar dengan menggunakan model pembelajaran proyek lebih
besar dari pada penguasaan konsep kelompok sosial di
masyarakat siswa yang belajar dengan menggunakan model
pembelajaran konvensional.
b. H0 : Internalisasi nilai-nilai toleransi siswa yang belajar konsep
kelompok sosial di masyarakat dengan menggunakan model
pembelajaran proyek sama dengan internalisasi nilai-nilai
toleransi siswa yang menggunakan model pembelajaran
konvensional.
H1 : Internalisasi nilai-nilai toleransi siswa yang belajar konsep
kelompok sosial di masyarakat dengan menggunakan model
pembelajaran proyek lebih besar dari pada internalisasi nilai-nilai
toleransi siswa yang menggunakan model pembelajaran
konvensional.
Uji yang dilakukan adalah uji dua pihak, sehingga α yang digunakan adalah
α = 0,05. Kriteria pengujiannya yaitu jika nilai Sig. lebih besar dari 0,05 maka H0
diterima, begitu juga sebaliknya jika nilai Sig. lebih kecil dari 0,05 maka H0 di
tolak dan H1 diterima.
7. Uji Korelasi
Selanjutnya setelah dilakukan uji normalitas dan uji hipotesis, maka
dilakukan uji korelasi antara aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran proyek terhadap penguasaan konsep kelompok
sosial di masyarakat dan aktivitas siswa dalam pembelajaran konsep kelompok
sosial di masyarakat dengan menggunakan model pembelajaran proyek terhadap
internalisasi nilai-nilai toleransi. Pada uji korelasi ini peneliti menggunakan post
tes ternormalisasi dari angket aktivitas siswa dalam pembelajaran proyek,
60
Sama halnya dengan uji statistik sebelumnya, pada uji korelasi ini penulis
menggunakan program software SPSS versi 20 for windows. Adapun hipotesis statistik yang diajukan adalah sebagai berikut.
a. H0 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari aktivitas siswa
dalam pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
proyek terhadap penguasaan konsep kelompok sosial di
masyarakat.
H1 : Terdapat pengaruh yang signifikan dari aktivitas siswa dalam
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran proyek
terhadap penguasaan konsep kelompok sosial di masyarakat.
b. H0 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari aktivitas siswa
dalam pembelajaran konsep kelompok sosial di masyarakat
dengan menggunakan model pembelajaran proyek terhadap
internalisasi nilai-nilai toleransi.
H1 : Terdapat pengaruh yang signifikan dari aktivitas siswa dalam
pembelajaran konsep kelompok sosial di masyarakat dengan
menggunakan model pembelajaran proyek terhadap internalisasi
nilai-nilai toleransi.
Kriteria pengujiannya yaitu jika nilai Sig. lebih besar dari 0,05 maka H0
diterima, begitu juga sebaliknya jika nilai Sig. lebih kecil dari 0,05 maka H0 di
Riska Lestari, 2015
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROYEK DALAM PEMBELAJARAN SOSIOLOGI TERHADAP PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KONSEP KELOMPOK SOSIAL DI MASYARAKAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku
Ahmadi, A. (1991). Kamus Lengkap Sosiologi. Solo: CV. Aneka.
Arends, R. I. (2008). Learning to teach. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Arikunto. (2006). Metodelogi penelitian. Yogyakarta: Bina Aksara.
Arikunto, S. (2009). Dasar-dasar evaluasi pendidikan. Bandung:Bumi Aksara.
Azwar, S. (2012). Reliabilitas dan validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Bahruddin. (2010). Teori belajar dan pembelajaran. Yogyakarta: Arruz.
Borba, M. (2008). Membangun kecerdasan moral: tujuh kebajikan utama agar anak bermoral tinggi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Budimansyah, D. (2010). Model pembelajaran Sosiologi. Bandung: PT. Genesindo.
Budimansyah, D. (2012). Perancangan pembelajaran berbasis karakter. Bandung: Widya Aksara Press.
Budimansyah, D. & Suryadi, K. (2008). PKn dan masyarakat multikultural. Bandung: Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan SPs Universitas Pendidikan Indonesia.
Budiyono, K. (2007). Nilai-nilai kepribadian dan kejuangan bangsa Indonesia. Bandung: Alfabeta.
Djamarah & Zaini. (2006). Strategi belajar mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Dwi, N. J. & Suyanto, B. (2011). Sosiologi teks pengantar & terapan. Jakarta: Kencana edisikeempat.
Fitri, A. Z. (2012). Pendidikan karakter berbasis nilai dan etika di sekolah. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media
Hamalik, O. (2006). Proses belajar mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.
100
Riska Lestari, 2015
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROYEK DALAM PEMBELAJARAN SOSIOLOGI TERHADAP PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KONSEP KELOMPOK SOSIAL DI MASYARAKAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Hasan, S. H. (2010). Pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan.
Heriati, T. (2005). Statistika deskriptip. Bandung: Prisma Press.
Ibrahim & Syaodih. (2003). Perencanaan pengajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Komalasari, K. (2010). Pembelajaran kontekstual. Bandung: PT. Refika Aditama.
Malihah, S. E. & Kolip, U. (2011). Pengantar Sosiologi. Jakarta: Kencana.
Masduqi, I. (2011). Berislam secara toleran. Bandung: Mizan.
Munawwir, I. (1984). Sikap Islam terhadap kekerasan, damai, toleransi dan solidaritas. Surabaya: PT Bina Ilmu
Ruhimat, T. dkk. (2009). Kurikulum & pembelajaran. Bandung: Jurusan Kurtekpen FIP UPI.
Rusman. (2012). Belajar dan pembelajaran berbasis komputer mengembangkan profesionalisme guru abad 21. Bandung: Alfabeta.
Sagala, S. (2010). Konsep dan makna pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Soyomukti, N. (2010). Pengantar Sosiologi: dasar analisis, teori & pendekatan menuju analisis masalah-masalah sosial, perubahan sosial & kajian- kajian strategis. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Soekanto, S. (2007). Sosiologi suatu pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Sugiyono. (2012). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sukarjo & Komarudin. (2009). Landasan pendidikan konsep dan aplikasinya. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.
Supardan, D. (2009). Pengantar ilmu sosial sebuah kajian pendekatan struktural. Jakarta: PT Bumi aksara.
Tirtarahardja, U. & Sulo, S. (2005). Pengantar pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta.
Riska Lestari, 2015
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROYEK DALAM PEMBELAJARAN SOSIOLOGI TERHADAP PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KONSEP KELOMPOK SOSIAL DI MASYARAKAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Wahab, AA & Sapriya (2005). Teori dan landasan Pendidikan Kewarganegaraan. UPI Press Bandung.
Wahyudin, U. (2014). Islamic education and moral values 2. Bandung: Facil.
Wiyani, N. A. (2012). Save our children from school bullying. Jogjakarta: Ar- Ruzz Media.
Zubaedi. (2012) . Desain pendidikan karakter: konsepsi dan aplikasinya dalam lembagapendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Skripsi dan Tesis
Miftah, F. E. (2010). Pengaruh model project citizen dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan terhadap penanaman nilai-nilai anti korupsi siswa SMA pada konsep sistem hukum dan peradilan nasional (studi kuasi eksperimen di kelas X SMA 1 Cimahi). (Tesis). Sekolah Pascasarjana. Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Riqotul, W. L. (2012). Penanaman nilai-nilai toleransi beragama (studi pada pembelajaran PAI di SMP Negeri 23 Semarang). (Skripsi). Fakultas Tarbiyah. Institut Agama Islam Negeri Walisongo, Semarang.
Sudrajat, R. (2012). Pengaruh pembelajaran PKN berbasis portofolio terhadap pengembangan karakter siswa sebagai warga negara (studi eksperimental kuasi pada pembelajaran pendidikan kewarganegaraan di Kelas X sekolah mengah atas Bina Dharma 2 Bandung). (Tesis). Sekolah Pascasarjana. Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Jurnal
Budimansyah, D. (2008). Repitalisasi pembelajaran Pkn melalui praktik belajar kewarganegaraan (project citizen). Acta civicus, 1(2), hlm. 179-198.
Desak, M. S. A. N. (2011). Pembelajaran berbasis proyek untuk meningkatkan kreativitas dan hasil belajar tentang hidangan Bali. Jurnal pendidikan dan pengajaran. 44(1-3), hlm. 52-59.
Dokumen
Departemen Pendidikan Nasional. (2002). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
102
Riska Lestari, 2015
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROYEK DALAM PEMBELAJARAN SOSIOLOGI TERHADAP PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KONSEP KELOMPOK SOSIAL DI MASYARAKAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 23 tanggal 23 Mei 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan.
Internet
Abrar, R. A. (2013). Mendidikkan nilai-nilai toleransi dalam pembelajaran. [Online]. Tersedia di: http://abrarrkt.blogspot.com/2013/01/mendidikkan-nilai-toleransi.html. Diakses 04 Juli 2014.