• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pembelajaran bahasa Inggris yang dipelajari sebagai bahasa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pembelajaran bahasa Inggris yang dipelajari sebagai bahasa"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Salah satu tujuan pembelajaran bahasa Inggris yang dipelajari sebagai bahasa asing di sekolah adalah penguasaan keterampilan berbicara dengan lancar dan berterima. Pada kenyataannya, tujuan ini masih belum dapat tercapai secara optimal. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti: kurangnya latihan di kelas, terbatasnya bahan ajar yang mendukung peningkatan keterampilan berbicara, serta implementasi metode pembelajaran yang tidak memberikan kesempatan siswa untuk mengembangkan keterampilan berbicaranya.

Keterampilan berbicara dipandang sebagai keterampilan yang sangat penting untuk dikuasai oleh pebelajar suatu bahasa. ini terkait dengan fungsi bahasa sebagai alat komunikasi yang mensyaratkan penggunanya mampu menggunakan bahasa tersebut dalam komunikasi yang nyata. Implikasi dari hal ini adalah guru seharusnya dapat menciptakan lingkungan belajar yang mampu memfasilitasi siswa untuk mempraktikan ungkapan-ungkapan fungsional secara aktif dan komunikatif.

Sementara itu, pencapaian keterampilan berbicara siswa Kelas X pada tahun pelajaran 2013/2014 di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 3 Metro

(2)

masih relatif rendah dan belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Rincian nilai siswa dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1.1. Daftar Rata-Rata Nilai Hasil Belajar Bahasa Inggris siswa Kelas X SMKN 3 Metro TP. 2013/2014. Standar Kompetensi Kompetensi Dasar (KD) Rata-rata pencapaian (KKM: 75) Me nde nga r B er bi ca ra Me m bac a Me nu li s Berkomunik asi Bahasa Inggris setara level dasar

1. Memahami ungkapan dasar pada interaksi sosial untuk kepentingan kehidupan.

70 65 77 75 2. Menyebutkan ciri-ciri benda, orang,

tempat, waktu, hari, bulan, dan tahun.

75 60 78 80 3. Mendeskripsikan benda-benda, orang,

ciri-ciri, waktu, hari, bulan, dan tahun.

75 58 75 75 4. Menghasilkan tuturan sederhana yang

cukup untuk fungsi-fungsi dasar

70 58 65 68 5. Menjelaskan secara sederhana kegiatan

yang sedang terjadi

71 62 70 75 6. Memahami memo,menu sederhana, jadwal

perjalanan, dan rambu-rambu lalu lintas

75 70 75 75 7. Memahami kata-kata dan istilah asing

serta kalimat sederhana berdasarkan rumus

70 56 75 75

8. Memahami undangan sederhana 75 58 70 72

Rata-Rata 72 61 73 74

Sumber: Dokumentasi nilai guru Bahasa Inggris Kelas X di 3 SMK Negeri 3 Metro.

Data pencapaian hasil belajar siswa menunjukan bahwa keterampilan berbicara masih rendah dengan rata-rata nilai 61. Pencapaian ini masih di bawah nilai keterampilan yang lain yaitu mendengar 72, membaca 73, dan menulis 74. Berdasarkan hasil reviu terhadap pencapaian nilai keterampilan berbicara siswa, rendahnya keterampilan berbicara siswa terlihat dari rendahnya penguasaan aspek linguistik dan sosiolinguistik siswa ketika memproduksi ungkapan berbicara.

(3)

Siswa masih memiliki kesulitan dalam mengembangkan ide/gagasan tentang tema yang dibahas dalam keterampilan berbicara. Terbatasnya kosa kata juga membuat siswa sulit mengungkapkan idenya. Selain itu, pemahaman siswa yang kurang terhadap macam-macam fungsi ungkapan berbicara dan konteks kebahasaan juga semakin membuat penguasaan keterampilan berbicara menjadi sulit.

Dilihat dari aspek sosiolinguistik, kemampuan siswa untuk memahami konteks penggunaan bahasa pada saat berbicara tentang apa yang dibicarakan, kapan menggunakan satu ungkapan dan ungkapan lainnya, serta bagaimana menggunakan ungkapan tersebut masih sangat kurang. Siswa seringkali tidak dapat merespon pertanyaan guru dengan lancar dan berterima ketika ditanyakan suatu ungkapan dalam bahasa Inggris. Kondisi ini mengindikasikan bahwa diperlukan upaya guru untuk dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa melalui berbagai cara seperti penggunaan variasi metode pembelajaran, pengembangan bahan ajar, penugasan yang dapat menstimulus siswa, dsb.

Data pencapaian keterampilan berbicara juga menunjukan bahwa penguasaan kompetensi ke-7 yakni “memahami kata-kata dan istilah asing serta kalimat sederhana berdasarkan rumus” menempati urutan terendah dengan nilai 56. Hal ini mengisyaratkan bahwa KD ini dinilai cukup sulit untuk dapat dikuasai siswa. Banyaknya sub materi mengenai kata-kata, ungkapan-ungkapan, struktur kalimat, dan tata bahasa tertentu memerlukan desain bahan ajar yang berbeda-beda. Oleh karena itu, studi ini bertujuan mengembangkan bahan ajar yang untuk meningkatkan pencapaian siswa pada KD tersebut.

(4)

Keterampilan bahasa Inggris yang terdiri dari 4 macam, yaitu: mendengar, berbicara, membaca, dan menulis memerlukan bahan ajar dengan karakteristik khusus. Namun, bahan ajar yang tersedia di SMKN 3 Metro pada umumnya belum didesain secara ideal. Guru sebagai pengembang instruksional semestinya dapat mendesain bahan ajar tersebut dengan baik agar tujuan pembelajaran bahasa Inggris dapat tercapai, tidak terkecuali dalam pembelajaran keterampilan berbicara.

Bahan ajar untuk menunjang keterampilan berbicara Bahasa Inggris siswa SMK perlu didesain secara sistematis, terstruktur, dan integratif. Sistematis mulai dari bahan ajar untuk fungsi ungkapan yang sederhana sampai yang rumit. Terstruktur agar dapat memuat semua aspek keterampilan berbicara sehingga keterampilan siswa dapat meningkat. Integratif yaitu tidak didesain secara terpisah dari keterampilan lainnya, dengan kata lain, harus mampu memadukan keterampilan mendengar, membaca, dan menulis dengan keterampilan berbicara tersebut. Hal ini dapat memungkinkan terciptanya suatu proses pembelajaran efektif, efisien, dan menarik.

Bahan ajar merupakan salah satu aspek yang penting dalam sebuah pembelajaran. Kemampuan guru untuk memilih bahan ajar yang relevan dan menarik akan berdampak positif pada keberhasilan pembelajarannya, karena akan memudahkan siswa untuk memahami materi sehingga kompetensi siswa dan tujuan pembelajaran dapat tercapai.

(5)

Ketersediaan bahan ajar di sekolah tidak selalu relevan dengan kebutuhan dan karakteristik siswa. Kondisi ini terjadi pula pada mata pelajaran bahasa Inggris di SMKN 3 Metro. Berdasarkan hasil pra-survei, ada 4 bahan ajar yang digunakan untuk pembelajaran Kelas X, yaitu (a) Bahasa Inggris Kelas X SMA/MA/SMK/MAK, Kemdikbud RI, 2014; (b) Buku Bahasa Inggris untuk SMK/MAK Teknik Kelas X, Penerbit Pratama Mitra Aksara, 2010, (c) Practical English Conversation 1 disertai Video Compact Disk (VCD), Penerbit Multimedia Metropolitan, 2001, dan (d) LKS Bahasa Inggris SAKTI Kelas X, 2010.

Mengingat pentingnya bahan ajar bagi siswa, maka penulis melakukan analisis terhadap bahan ajar yang digunakan melalui metode observasi. Evaluasi mengacu pada tujuh kriteria evaluasi sumatif bahan ajar yang diajukan oleh Purwanto, (2007:187) yaitu: (1) kualitas isi; (2) kualitas metode penyajian; (3) penggunaan bahasa; (4) penggunaan ilustrasi; (5) kualitas kelengkapan/bahan penunjang; (6) kualitas fisik ; dan (7) efektifitas penggunaannya. Tujuh kriteria evaluasi bahan ajar tersebut dikembangkan dalam instrumen observasi menjadi dua puluh butir pernyataan dan lima rentang penilaian yaitu (1) tidak baik; (2) kurang baik; (3) baik; (4) baik, dan (5) sangat baik. Hasil evaluasi dapat dilihat pada lampiran 1.

Hasil evaluasi terhadap empat bahan ajar yang digunakan menunjukan bahwa bahan ajar „a‟ memperoleh nilai 72, bahan ajar „b‟ memperoleh nilai 65, bahan ajar „c‟ memperoleh nilai 54, dan bahan ajar „d‟ mendapatkan nilai terendah yaitu 46. Dilihat dari kriteria kualitas isi, hanya bahan ajar „a‟ kurang relevan dengan kurikulum saat ini karena Kurikulum 2013 saat ini tidak digunakan lagi di SMKN

(6)

3 Metro. Sementara bahan ajar „b‟ dan „d‟ relevan dengan kurikulum saat ini yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Sementara itu, bahan ajar „c‟ tidak disusun berdasarkan kurikulum bahasa Inggris tingkat pendidikan formal manapun. Tetapi berdasarkan hasil observasi, terdapat beberapa pokok bahasan yang terkait dengan kurikulum bahasa Inggris SMK kelas X.

Ditinjau dari aspek relevansi terhadap karakteristik siswa, bahan ajar „a‟ dan „c‟ dinilai kurang relevan karena memuat beberapa teks yang kurang sesuai dengan usia dan karakter siswa sehingga teks tertebut sulit dipahami. Sedangkan bahan ajar „b‟ dan „d‟ dinilai cukup relevan karena isi materi relatif dapat dimengerti dengan mudah oleh siswa. Sedangkan berdasarkan aspek relevansi terhadap kehidupan nyata siswa, bahan ajar „a‟ dinilai kurang relevan karena memuat isi yang jauh dari kondisi ril kehidupan siswa. bahan ajar „b‟, „c‟, dan „d‟ cukup relevan karena membahas beberapa materi yang sesuai dengan kebutuhan nyata siswa.

Evaluasi terhadap kriteria kualitas metode penyajian menunjukan hasil bahwa bahan ajar „a‟ dan „b‟ disajikan sangat sistematis dengan urutan kompetensi dalam kurikulum, sedangkan bahan ajar „d‟ kurang sistematis karena beberapa kompetensi dibahas secara acak. Bahan ajar „c‟ tidak sistematis sama sekali karena disusun tidak berdasarkan kurikulum Bahasa Inggris pendidikan formal. Dilihat dari urutan berdasarkan tingkat kesulitan, bahan ajar „a‟ tidak sistematis karena bagian awal uni dimulai dengan teks bacaan yang sangat panjang dan sulit dipahami oleh siswa. sedangkan bahan ajar „b‟ dan „d‟ tersusun sistematis karena

(7)

berurut dari yang termudah sampai yang tersulit, walaupun masih ada beberapa yang tidak. Bahan ajar „c‟ dinilai sangat sistematis terkait urutan tingkat kesulitan materinya, yaitu dari yang termudah ke tingkat yang tersulit.

Aspek terakhir dari kualitas metode penyajian yaitu kemenarikan bahan ajar. Bahan ajar „a‟ dinilai menarik karena menampilkan materi-materi dan kegiatan belajar yang cukup variatif. Bahan ajar „b‟ dan „d‟ dinilai tidak menarik karena penyajian materi, latihan, dan kegiatan pembelajaran sangat monoton dan tidak menstimulus keaktifan siswa dalam belajar secara interaktif dan komunikatif. Bahan ajar „c‟ dinilai sangat menarik karena disertai dengan VCD pembelajaran yang dapat menstimulus siswa untuk belajar Bahasa Inggris secara aktif.

Hasil evaluasi terhadap aspek penggunaan bahasa menunjukan bahwa bahan ajar „a‟, „b‟, dan „c‟ sudah menggunakan tata bahasa Inggris yang baik dan benar. Sedangkan dalam bahan ajar „d‟ masih terdapat beberapa kesalahan tata bahasa (grammar) dan ejaan kosa kata sehingga dinilai kurang baik. Berdasarkan aspek penggunaan bahasa baik dalam teks/ungkapan/kosa kata/dsb terkait dengan kemampuannya untuk menstimulus siswa dapat berkomunikasi secara aktif, bahan ajar „a‟ dinilai cukup baik, „c‟ dinilai „baik‟, sedangkan „b‟ dan „d‟ dinilai kurang baik karena mayoritas aktifitasnya terfokus pada pembelajaran grammar dan keterampilan menulis saja. Evaluasi terhadap aspek pemilihan topik materi, bahan ajar „a‟, „b‟, „c‟ dan „d‟ dinilai cukup baik karena relevan dengan karakter siswa.

Berdasarkan kriteria penggunaan ilustrasi, bahan ajar „a‟ dinilai sangat baik karena didesain dengan hard cover yang menarik dan penuh warna, disertai

(8)

dengan ilustrasi gambar/table/grafik, dsb yang relevan dengan materi pembelajaran Seluruh isi materi dalam buku ini juga dicetak penuh warna. Bahan ajar „c‟ dinilai cukup menarik karena memiliki desain hard cover walaupun ilustrasinya kurang menarik perhatian. Setiap materi dilengkapi dengan gambar seri terkait dengan percakapan yang disajikan walaupun kualitas gambar kurang baik dan tidak sepenuhnya berwarna. Bahan ajar „b‟ dan „d‟ dinilai tidak menarik karena desain covernya sangat konvensional seperti buku ajar pada umumnya, isi materi tidak berwarna (hitam putih) dan tidak disertai ilustrasi, gambar-gambar, tabel, dsb.

Hasil evaluasi kriteria kualitas kelengkapan/bahan penunjang, hanya 2 bahan ajar yang menyediakan buku pedoman guru („a‟ dan „b‟) dengan kualitas baik, sementara 2 lainnya („c‟ dan „d‟) tidak menyediakan itu. Bahan ajar „a‟, „b‟, dan „d‟ juga dinilai baik karena disertai dengan latihan soal dan kunci jawaban pada buku pedoman guru/lembar khusus kunci jawaban (pada bahan ajar „d‟) yang dicetak terpisah.

Berdasarkan evaluasi bahan ajar dengan kriteria kualitas fisik, diperoleh hasil bahwa bahan ajar „a‟, „b‟, dan „c‟ memiliki kualitas cetakan yang sangat baik karena tingkat keterbacaannya tinggi. Sedangkan bahan ajar „d‟ dinilai kurang baik karena banyak kalimat/frase/huruf yang tidak jelas yang disebabkan oleh rendahnya kualitas cetakan. Dari segi kualitas kertas, bahan ajar „a‟, „b‟, dan c‟ dicetak dengan kualitas kertas yang baik berwarna dasar putih, sedangkan bahan

(9)

ajar „d‟ dinilai kurang baik karena dicetak menggunakan kertas buram yang sangat tipis.

Kriteria evaluasi sumatif bahan ajar yang terakhir yaitu efektifitas penggunaan. Bahan ajar „a‟ dan „d‟ dinilai kurang baik karena beberapa konten (teks bacaan dan aktifitas) cukup sulit diikuti oleh siswa sehingga diperlukan implementasi metode pembelajaran dengan waktu yang lama. Bahan ajar „b‟ dinilai baik karena relatif mudah dipahami oleh siswa. sedangkan bahan ajar „c‟ dinilai baik karena isi percakapan dapat dipahami dengan baik oleh siswa dengan menonton VCD yang disertakan. Sedangkan terkait aspek latihan dan kegiatan, bahan ajar „c‟ tidak memuat sama sekali kegiatan/soal tindak lanjut dari materi yang disajikan.

Secara keseluruhan, diperoleh hasil bahwa kualitas bahan ajar paling baik adalah (1) Bahasa Inggris Kelas X SMA/MA/SMK/MAK, Kemdikbud RI, 2014; (2) Buku Bahasa Inggris untuk SMK/MAK Teknik Kelas X, Penerbit Pratama Mitra Aksara, 2010; (3) Practical English Conversation 1 disertai VCD, Penerbit Multimedia Metropolitan, 2001, dan bahan ajar dengan kualitas terendah adalah (4) LKS Bahasa Inggris SAKTI Kelas X, 2010. Berdasarkan hasil analisis, maka dapat disimpulkan bahwa pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) menjadi sangat krusial karena kualitas LKS masih sangat rendah.

Merujuk pada rangkuman permasalahan di atas, maka studi ini menjawab permasalahan tentang keterbatasan bahan ajar LKS yang ada dengan mengembangkan worksheets yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan

(10)

berbicara siswa. Worksheets didesain secara interaktif dan komunikatif sehingga dapat berfungsi secara efektif, efisien, dan berdaya tarik dalam pembelajaran.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, dapat diidentifikasi permasalahan terkait dengan kondisi beberapa bahan ajar sebagai berikut:

1. belum adanya analisis kebutuhan yang lebih spesifik untuk mengkaji bahan ajar yang digunakan dalam pembelajaran berbicara;

2. bahan ajar bukan hasil dari studi pengembangan sehingga kurang relevan dengan karakteristik siswa SMK;

3. penggunaan bahasa kurang komunikatif dan interaktif;

4. pemilihan topik materi kurang sesuai dengan karakteristik siswa; 5. kualitas fisik dan hasil cetakan yang kurang baik;

6. rendahnya efektifitas pencapaian keterampilan berbicara siswa, khususnya pada kompetensi ke-7 yaitu “memahami kata-kata dan istilah asing serta kalimat sederhana berdasarkan rumus”;

7. bahan ajar tidak praktis dan efisien digunakan;

8. kualitas metode penyajian kurang sistematis dan kurang integratif karena tidak adanya pedoman guru dengan kualitas yang baik, sehingga pembelajaran menjadi tidak efisien;

9. rendahnya daya tarik bahan ajar;

10. belum atau tidak tersedianya latihan soal pada beberapa bahan ajar yang digunakan.

(11)

1.3 Pembatasan Masalah

Penelitian ini dibatasi dengan fokus pada permasalahan berikut:

1. belum adanya analisis kebutuhan yang lebih spesifik untuk mengkaji bahan ajar yang digunakan dalam pembelajaran berbicara;

2. kualitas fisik dan hasil cetakan yang kurang baik;

3. bahan ajar bukan hasil dari studi pengembangan sehingga kurang relevan dengan karakteristik siswa SMK;

4. rendahnya efektifitas pencapaian keterampilan berbicara siswa, khususnya pada kompetensi ke-7 yaitu “memahami kata-kata dan istilah asing serta kalimat sederhana berdasarkan rumus”;

5. bahan ajar tidak praktis dan efisien digunakan; 6. rendahnya daya tarik bahan ajar;

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka dirumuskan permasalahan berikut: 1. Bagaimana kondisi dan potensi bahan ajar LKS yang digunakan untuk

pembelajaran berbicara Bahasa Inggris di SMKN 3 Metro?

2. Bagaimana proses menghasilkan bahan ajar worksheets untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa Kelas X pada KD “Memahami kata-kata dan istilah asing serta kalimat sederhana berdasarkan rumus”?

(12)

4. Apakah penggunaan worksheets efektif untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa?

5. Apakah penggunaan worksheets efisien dalam pembelajaran keterampilan berbicara?

6. Apakah penggunaan worksheets menarik dalam pembelajaran keterampilan berbicara?

1.5 Tujuan Penelitian

Studi ini bertujuan untuk:

1. mendeskripsikan kondisi dan potensi bahan ajar LKS yang digunakan untuk pembelajaran berbicara Bahasa Inggris di SMKN 3 Metro;

2. mendeskripsikan proses pengembangan bahan ajar worksheets untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa Kelas X semester 2;

3. menghasilkan worksheets untuk peningkatan keterampilan berbicara siswa; 4. menganalisis efektifitas bahan ajar worksheets terhadap pencapaian

keterampilan berbicara siswa;

5. menganalisis efisiensi pembelajaran keterampilan berbicara siswa menggunakan bahan ajar worksheets;

6. menganalisis daya tarik bahan ajar worksheets dalam proses pembelajaran.

1.6 Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian ini adalah:

(13)

2. menghasilkan produk bahan ajar pada KD “memahami kata-kata dan istilah asing serta kalimat sederhana berdasarkan rumus”;

3. menghasilkan produk yang dapat membantu guru untuk dapat mendesain pembelajaran Bahasa Inggris yang efektif, efisien, dan berdaya tarik;

4. mengembangkan desain bahan ajar yang sesuai dengan karakteristik siswa; 5. menghasilkan produk yang dapat memfasilitasi siswa untuk belajar bahasa

Inggris secara komunikatif dan interaktif;

6. memfasilitasi siswa agar dapat mengembangkan kreatifitas dan kemandirian.

1.7 Spesifikasi Produk

Produk yang dihasilkan dari penelitian ini berupa worksheets, yaitu bahan ajar yang didesain khusus secara komunikatif, interaktif, integratif, dan menarik untuk meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Inggris siswa. Worksheets memuat materi ungkapan-ungkapan fungsional yaitu: ungkapan menyatakan pilihan

(expressing preference), ungkapan menyatakan kemampuan/ketidakmampuan

(expressing capability/incapability), dan ungkapan menyatakan harapan/impian (expressing hopes/dreams).

Setiap lembar aktifitas memuat beberapa komponen, yaitu: petunjuk pelaksanaan aktifitas untuk guru (teacher’s guide), instruksi belajar bagi siswa, lembar aktifitas belajar berbicara siswa. Berikut ini adalah spesifikasi produk worksheets yang dihasilkan dalam studi pengembangan ini.

(14)

Tabel 1.2. Spesifikasi Produk

No Spesifikasi Produk Keterangan

1 Nama Produk “Worksheets for Communicative English Speaking”

2 Jenis bahan Ajar Cetak 3 Level Bahasa Inggris

Pengguna Menengah meliputi novice/basic 4 Jenis Kertas Cetakan A 4

5 Cover Hard cover, Berwarna

6 Jilid Spiral

7 Konten

Ungkapan-ungkapan dan tata Bahasa Inggris sesuai dengan silabus Bahasa Inggris SMA/MA/SMK/MAK Kelas X Semester 2 KTSP, KD: “Memahami kata-kata dan istilah asing serta kalimat sederhana berdasarkan rumus”.

8 Jumlah aktivitas

6 lembar kerja berbicara Bahasa Inggris untuk 3 pertemuan (@ 2 lembar kerja/pertemuan)

9 Penggunaan worksheets

Digunakan sebagai komplemen bahan ajar dalam kegiatan pembelajaran berbicara Bahasa Inggris di kelas. Worksheets didesain secara interaktif dan komunikatif sehingga dapat mengatasi kekurangan bahan ajar sebelumnya yaitu buku teks.

Worksheets juga disusun berdasakan

analisis kebutuhan terkait kondisi dan potensi pembelajaran sehingga dapat berfungsi efektif, efisien, dan berdaya tarik dalam pembelajaran.

1.7.1 Pengguna Produk

Produk worksheets ini dapat digunakan oleh siswa kelas X SMK dalam pembelajaran berbicara bahasa Inggris. Lembaran aktifitas secara khusus didesain untuk meningkatkan keterampilan berbicara secara terintegrasi antara keterampilan berbicara dengan mendengar, membaca, dan menulis.

(15)

Setiap lembar kegiatan didesain secara interaktif dan komunikatif sebagai media latihan bagi siswa.

1.7.2 Kompetensi yang dikembangkan

Produk dibuat dalam bentuk lembaran-lembaran aktifitas yang menampilkan berbagai macam topik, fokus ungkapan bahasa Inggris, dan tata struktur Bahasa Inggris yang berhubungan dengan KD “memahami kata-kata dan istilah asing serta kalimat sederhana berdasarkan rumus”. Pengembangan bahan ajar disesuaikan dengan tiap indikator pencapaian kompetensi dan materi dari KD tersebut.

1.7.3 Penggunaan Produk

Produk worksheets yang dihasilkan dapat digunakan oleh siswa untuk belajar interaktif secara berpasangan dan kelompok. Aktifitas-aktifitas yang dapat diterapkan melalui penggunaan worksheets didesain untuk memfasilitasi siswa dalam berkomunikasi bahasa Inggris secara interaktif dan komunikatif. Secara spesifik, siswa diminta untuk mempraktikan keterampilan berbicara Bahasa Inggris melalui metode wawancara, presentasi, presentasi, dan permainan.

Penggunaan worksheets dilakukan pada kegiatan pembelajaran inti. Worksheets dapat digunakan oleh guru sebagai komplemen bahan ajar keterampilan berbicara. Panduan penggunaan dapat dilihat secara rinci

(16)

pada bagian teacher’s guide. Dalam hal ini, guru berperan sebagai fasilitator yang memberikan instruksi dan model untuk mempraktikan ungkapan bahasa. setelah siswa melakukan praktik berbicara berdasarkan materi yang ada dalam worksheets, guru kemudian berperan untuk memonitor kegiatan siswa dan memberikan bantuan bila ada siswa yang mendapat kesulitan atau pertanyaan.

1.7.4 Pentingnya Pengembangan Produk

Produk worksheets penting untuk dikembangkan karena dapat menstimulus siswa untuk berkomunikasi dan meningkatkan keterampilan berbicara Bahasa Inggrisnya. Produk ini juga dapat membantu guru untuk mendesain pembelajarannya agar dapat berpusat pada aktifitas siswa. Produk ini merupakan solusi dalam keterbatasan bahan ajar yang tersedia di SMK untuk meningkatkan keterampilan berbicara Bahasa Inggris.

1.8 Definisi Istilah

Berikut adalah penjelasan beberapa istilah yang digunakan dalam studi ini:

1. Bahan ajar: seperangkat materi/substansi pembelajaran yang disusun secara sistematis, menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai siswa dalam kegiatan pembelajaran.

2. Worksheets: lembar kerja siswa berupa rangkaian aktifitas yang didesain untuk meningkatkan keterampilan berbicara Bahasa Inggris siswa.

(17)

3. Pengembangan bahan ajar: kegiatan sistematis yang bertujuan untuk menghasilkan produk bahan ajar dan dimulai dengan analisis kebutuhan pengguna. Proses pengembangan juga melalui tahapan uji coba dan revisi produk.

Gambar

Tabel 1.1. Daftar Rata-Rata Nilai Hasil Belajar Bahasa Inggris siswa Kelas X                     SMKN 3 Metro TP
Tabel 1.2. Spesifikasi Produk

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan, data Curup Buluh didapat dari observasi area Curup Buluh, mewawancarai penggagas Curup Buluh, kepala Desa Lubuk Selo dan kepala Kelompok Sadar Wisata (POKDARWIS)

Sehubungan dengan, Evaluasi Dokumen Penawaran dan Dokumen Kualifikasi Kelompok Kerja (POKJA) pada Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman Dan Pertanahan Kabupaten Timor

Berdasarkan hasil dari analisis dengan matriks Ansoff maka terlihat Strategi Pengembangan Produk merupakan pilihan strategi yang tepat. Dengan demikian perlunya dilakuakn

Hasil dari program kerja individu adalah draft laporan hasil analisis dokumen kurikulum AAU dan perbandingan dengan pendidikan tinggi, soft copy powerpoint diktat

DPJP (Dokter Penanggung Jawab Pelayanan) : adalah seorang dokter, sesuai dengan kewenangan klinisnya terkait penyakit pasien, memberikan asuhan medis lengkap (paket)

PERBANDINGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER BOLA BASKET DENGAN SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER BOLA VOLI DI SMAN19 BANDUNG. Universitas

Hasil dalam penelitian ini menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari metode Paired Story Telling terhadap keterampilan berbicara siswa kelas

Dari hasil penghitungan persentase jumlah inti sel tubuli renalis yang memberikan reaksi positif dan reaksi negatif terhadap kandungan antioksidan Cu,Zn-SOD, diketahui bahwa