• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN PENATAAN LINGKUNGAN DAN MOTIVASI MENATA LINGKUNGAN DENGAN PERILAKU SISWA DALAM MENATA LINGKUNGAN HIDUP SEKOLAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN PENATAAN LINGKUNGAN DAN MOTIVASI MENATA LINGKUNGAN DENGAN PERILAKU SISWA DALAM MENATA LINGKUNGAN HIDUP SEKOLAH"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN PENATAAN

LINGKUNGAN DAN MOTIVASI MENATA LINGKUNGAN

DENGAN PERILAKU SISWA DALAM MENATA LINGKUNGAN

HIDUP SEKOLAH

(Studi pada Kelas VIII SMP Negeri 1 Langkaplancar Kabupaten Pangandaran )

Oleh

Rachmah Hidayani, H. Dedi Heryadi, Siti Fadjarajani Program Studi Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup

Pascasarjana Universitas Siliwangi Tasikmalaya

ABSTRACT

The purpose of this research was to know relationship between the knowledge about the arranging environment with the student behavior to arrranging environment; knowing relationship the motivation to arranging environment with the student behavior to arrranging environment; and to know the relationship between the knowledge about the arranging environment and the motivation to arranging environment with the student behavior to arrranging environment. This research use descriptive method. The population were student SMPN 1 langkaplancar in was 81 people. Sampel taken total sampling so that sum up sampel 81 people, technique of data collecting use the test of the knowledge about arranging environment, quesioners the motivation to arranging environment and the student behavior look after environmental hygiene. The Instrumen have calculated of validity and reliability o. Technique analyse data use linear analysis regresi and duplicate constructively program SPSS Version 16. Based to research result, founded that there were relationship between the knowledge about the arranging environment with the student behavior to arranging the environment with correlation coefficient equal to 0,384 which the low of category and give contribution equal to 14,7%, there were relationship the motivation to arranging environment with the student behavior to arranging the environment with correlation coefficient equal to 0,397 which the low of category and give contribution 15,8%. that there were relationship between the knowledge about the arranging environment and the motivation to arranging environment with the student behavior to arranging the environment with correlation coefficient equal to 0,541 which the middle of category and give contribution equal to 29,3%.

Key Word : the knowledge about the arranging environment, the motivation to arranging environment, the student behavior to arranging the environment

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan penataan lingkungan dengan perilaku siswa menata lingkungan hidup sekolah; mengetahui hubungan antara motivasi menata lingkungan dengan perilaku siswa menata lingkungan sekolah dan mengetahui hubungan antara pengetahuan penataan lingkungan dan motivasi menata lingkungan dengan perilaku siswa menata lingkungan. Penelitian ini menggunakan metode deskriftif. Populasinya seluruh siswa kelas VIII SMPN 1 Langkaplancar yang berjumlah 81 orang. Sampel diambil dengan total sampling sehingga jumlah sampel 81 orang, teknik pengumpulan data menggunakan tes pengetahuan penataan lingkungan, angket motivasi menata lingkungan dan angket perilaku siswa menata lingkungan hidup sekolah. Instrumen tersebut telah diujicobakan validitas dan reliabilitasnya. Teknik analisis data menggunakan analisis regresi linier dan ganda dengan bantuan program SPSS versi 16. Berdasarkan hasil

(2)

2

penelitian, maka ditemukan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan penataan lingkungan dengan perilaku siswa menata lingkungan sekolah dengan koefisien korelasi (r) sebesar 0,384 yang termasuk kategori keeratan rendah, kooefisien determinasi (R2) 0,147 dan memberikan kontribusi sebesar 14,7%, terdapat hubungan antara motivasi menata lingkungan dengan perilaku siswa menata lingkungan sekolah dengan koefisien korelasi (r) sebesar 0,397 yang termasuk kategori keeratan rendah, kooefisien determinasi (R2) 0,158 dan memberikan kontribusi sebesar 15,8%, dan terdapat hubungan antara pengetahuan penataan lingkungan dan motivasi menata lingkungan dengan siswa menata lingkungan sekolah dengan koefisien korelasi (r) sebesar 0,541 yang termasuk kategori keeratan sedang, kooefisien determinasi (R2) 0,293 dan memberikan kontribusi sebesar 29,3%.

Kata Kunci : pengetahuan penataan lingkungan, motivasi menata lingkungan, perilaku siswa menata lingkungan sekolah

PENDAHULUAN

Peranan manusia, baik sebagai individu maupun sebagai kelompok masyarakat mempunyai hubungan dengan lingkungan, tetapi sebaliknya lingkungan dapat pula memberi pengaruh kepada manusia. Pelaksanaan pembangunan menimbulkan perubahan yang dibuat manusia, oleh karena itu sangatlah penting untuk mengusahakan suatu cara, pola dan kebijaksanaan pembangunan yang minimal turut membina lingkungan yang stabil, dinamis dan seimbang dalam membina lingkungan yang beragam.

Sekolah sebagai tempat penyelenggara proses belajar mengajar, menanamkan dan mengembangkan berbagai nilai, iptek, motivasi dan wawasan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional. Hal ini berarti bahwa sekolah merupakan lembaga formal yang utuh dan bulat, yang memiliki makna sebagai suatu kesatuan yang didalamnya terdiri dari bagian-bagian yang saling berperan dan berkaitan teranyam menjadi satu. Apabila terjadi kekurangan atau tidak berfungsinya bagian-bagian itu maka akan menyebabkan fungsi sekolah akan terganggu sehingga akan menghambat pencapaian tujuan. Bagian-bagian itu antara lain gedung, perabot, bangku, meja, papan tulis, perpustakaan, laboratorium, aula (bentuk fisik dan kurikulum peserta didik, instruktur dan karyawan). Keadaan fisik sekolah perlu dirawat dan dijaga dengan baik serta digunakan sesuai dengan fungsinya. Siswa dapat merawat dan menjaganya dengan berpedoman pada prinsip 5K yaitu Kebersihan, Keamanan, Ketertiban, Keindahan dan Kekeluargaan.

Berdasarkan hasil belajar PLH materi penataan lingkungan hanya 46 % yang nilainya lulus KKM sehingga bisa disimpulkan bahwa siswa kelas VIII di SMP Negeri 1 Langkaplancar Kabupaten Pangandaran memiliki pengetahuan penataan lingkungan

(3)

3

yang masih kurang. Perilaku juga dipengaruhi oleh pengetahuan yang mendasari perilaku seseorang. Seseorang yang memiliki bekal pengetahuan yang cukup akan berperilaku lebih konsisten dibanding mereka yang tidak mempunyai bekal pengetahuan. Pengetahuan siswa dapat dilihat dari pemahaman siswa tentang penataan lingkungan sekolah dan kurangnya pemahaman penataan lingkungan halaman sekolah, hal ini mengakibatkan halaman sekolah kotor, sampah berserakan, masih semrawut dalam penataan buku, baik buku pelajaran maupun buku di perpustakaan, sehingga menganggu keindahan keserasian pemandangan. Kurangnya pengetahuan penataan lingkungan pada diri siswa diakibatkan dari kurangnya kesadaran dari dalam diri siswa sendiri yang pada akhirnya berpengaruh terhadap kurangnya perilaku siswa untuk menata lingkungan sekolah.

Faktor lain yang juga turut berpengaruh terhadap perilaku seseorang adalah motivasi, motivasi pada diri seseorang akan mendorong seseorang untuk berperilaku, termasuk juga di dalamnya motivasi menata lingkungan pada siswa akan mendorong siswa untuk berperilaku menata di lingkungan sekolah. Sebagaian besar siswa di SMP Negeri 1 Langkaplancar kabupaten Pangandaran kurang memiliki motivasi menata lingkungan. Hal ini terlihat dari kurangnya semangat dan kesadaan siswa untuk melakukan penataan lingkungan kelas maupun di halaman sekolah.

Kesenjangan atau kendala ini disebabkan karena masih kurangnya pengetahuan siswa tentang penataan lingkungan dan motivasi menata lingkungan siswa. Jika kita melihat kenyataan di lapangan, perilaku siswa dalam menata lingkungan sekolah masih kurang misalnya sampah berserakan,corat-coret tembok atau corat coret meja belajar dengan tip-ex, menata jamban yang tidak terpelihara, limbah sekolah yang tidak terurus, taman sekolah yang tidak terurus,banyak debu diatas meja dan lemari yang tak pernah tersentuh kemoceng, dan alat-alat belajar yang tidak disimpan pada tempatnya.

Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk meneliti Hubungan antara Pengetahuan Penataan Lingkungan dan Motivasi Menata Lingkungan dengan Perilaku Siswa dalam Menata Lingkungan Hidup Sekolah (Studi pada Kelas VIII SMP Negeri 1 Langkaplancar Kabupaten Pangandaran).

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. adakah hubungan antara pengetahuan penataan lingkungan dengan perilaku siswa dalam menata lingkungan hidup sekolah?

(4)

4

2. adakah hubungan antara motivasi menata lingkungan dengan perilaku siswa dalam menata lingkungan hidup sekolah?

3. adakah hubungan antara pengetahuan penataan lingkungan dan motivasi menata lingkungan dengan perilaku siswa dalam menata lingkungan hidup sekolah ? Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah :

1. untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan penataan lingkungan dengan perilaku siswa dalam menata lingkungan hidup sekolah;

2. untuk mengetahui hubungan antara motivasi menata lingkungan dengan perilaku siswa dalam menata lingkungan hidup sekolah;

3. untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan penataan lingkungan dan motivasi menata lingkungan dengan perilaku siswa dalam menata lingkungan hidup sekolah.

METODE PENELITIAN

Metode penelitian memegang peranan penting dalam suatu penelitian untuk mencapai tujuan, serta merupakan jalan untuk memecahkan suatu masalah penelitian. Dalam penelitian yang dilaksanakan menggunakan metode deskriptif korelasional. Seperti yang dikemukakan dalam Sugiyono (2003:21) metode deskriftif korelasional adalah metode yang mendeskripsikan atau memberi gambaran objek yang diteliti sebagaimana adanya, tanpa melakukan perlakukan apapun terhadap populasi penelitian, metode ini digunakan untuk menguji hubungan antara variabel penelitiannya

Populasi dalam penelitian ini seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri Langkaplancar Kabupaten Pangandaran yang berjumlah 81 orang. Adapun sampel yang diambil adalah total sampling sehingga semua anggota populasi dijadikan sampel. Sehingga jumlah sampel penelitian adalah 81 orang.

Teknik pengumpulan data penelitian yang dilakukan melalui : 1. Tes pengetahuan penataan lingkungan

2. Angket motivasi menata lingkungan

3. Angket perialku siswa menata lingkungan hidup sekolah

Jika analisis data menggunakan SPSS maka pedoman pengambilan keputusan untuk uji normalitas dilakukan dengan uji Kolmogorov-Smirnov. Persyaratan kedua dalam pengujian persyaratan analisis adalah uji linieritas regresi. Pengujian hipotesis mengunakan rumus korelasi Product momen, uji korelasi ini bertujuan untuk menguji

(5)

5

hubungan antara dua variabel atau lebih yang bukan berarti hubungan fungsional atau hubungan sebab akibat. Sedangkan sifat korelasinya akan menentukan arah korelasinya. PEMBAHASAN

1. Pengetahuan Penataan Lingkungan

Pengambilan data dilakukan pada sampel penelitian yang berjumlah 81 orang. Kemudian hasil dari tes diolah/dianalisis dengan menggunakan SPSS 16.0 yang menunjukan bahwa skor minimum sebesar 8 dan untuk skor maksimum yaitu sebesar 37. Dengan rata-rata (mean) 24,20 dengan standar deviasi 8,31 dan nilai tengahnya sebesar 25. Pengetahuan penataan lingkungan termasuk kategori kurang, hal ini terlihat dari skor rata-rata mendekati skor mediannya dan nilai rata-rata (mean) sebesar 24,20 < nilai skor min + 2 SD sebesar 24,62.

2.Motivasi Menata Lingkungan

Pengambilan data dilakukan pada sampel penelitian yang berjumlah 81 orang. Diperoleh skor minimum 51 dan skor maksimum 172 rata-ratanya sebesar 123,09 standar deviasi sebesar 29,59 dan nilai tengahnya sebesar 126. Motivasi menata lingkungan termasuk kategori cukup, hal ini terlihat dari skor rata-rata mendekati mediannya dan nilai rata-rata (mean) sebesar 123,086 > nilai skor min + 2 SD sebesar 58,36.

3. Perilaku Siswa Dalam Menata Lingkungan

Pengambilan data dilakukan pada sampel penelitian yang berjumlah 81 orang. Diperoleh skor minimum sebesar 49 dan untuk skor maksimum yaitu sebesar 173. Dengan rata-rata (mean) 130,18 dengan standar deviasi 32,38 dan nilai tengah sebesar 131. Perilaku siswa dalam menata lingkungan dapat dikategorikan cukup, hal ini dikarenakan skor rata-rata mendekati skor mediannya dan nilai rata-rata (mean) 130,18 > nilai skor min + 2 SD sebesar 113,76

Pengujian Hipotesis

1. Hubungan Antara Pengetahuan Penataan Lingkungan (X1) Dengan Perilaku Siswa Dalam Menata Lingkungan Hidup Sekolah (Y)

Hipotesis pertama yang diajukan dalam penelitian adalah ada hubungan antara pengetahuan penataan lingkungan dengan perilaku siswa dalam menata lingkungan hidup sekolah. Pengujian hipotesis menggunakan regresi sederhana dan korelasi sederhana, umumnya dinyatakan dalam bentuk persamaan regresi yaitu Y= a + bx. Dari hasil analisis regresi linier sederhana terhadap data penelitian dihasilkan

(6)

6

konstanta a sebesar 93,995 dan koefisien arah regresi b sebesar 1,496. Bentuk hubungan antara kedua variabel dapat disajikan oleh persamaan regresi Y = 93,995 + 1,496 X1.

Kekuatan hubungan antara pengetahuan penataan lingkungan (X1) dengan perilaku siswa dalam menata lingkungan (Y) pada model persamaan Y= 93,995 + 1,496 X1 dapat dilihat pada koefisien determinasi (R2) adalah 0,147. Ini berarti pengetahuan penataan lingkungan memberikan konstribusi sebesar 14,7% terhadap perilaku siswa dalam menata lingkungan, sisanya dipengaruhi oleh variabel lain diantaranya kebiasaan, motivasi, minat, dan lingkungan.

Analisis korelasi terhadap pasangan data dari kedua variabel tersebut menghasilkan koefisien korelasi (r) sebesar 0,384 yang termasuk kategori keeratan rendah. Dengan demikian hipotesis diterima, yaitu ada hubungan antara pengetahuan penataan lingkungan dengan perilaku siswa dalam menata lingkungan.

2. Hubungan Antara Motivasi Menata Lingkungan (X2) Dengan Perilaku Siswa Dalam Menata Lingkungan Hidup Sekolah (Y)

Hipotesis kedua yang diajukan dalam penelitian adalah ada hubungan antara motivasi menata lingkungan dengan perilaku siswa dalam menata lingkungan. Pengujian hipotesis menggunakan regresi sederhana dan korelasi sederhana, umumnya dinyatakan dalam bentuk persamaan regresi yaitu Y= a + bx. Dari hasil analisis regresi linier sederhana terhadap data penelitian dihasilkan konstanta a sebesar 76,692 dan koefisien arah regresi b sebesar 0,432 Bentuk hubungan antara kedua variabel dapat disajikan oleh persamaan regresi Y= 76,692 + 0,432 X2.

Kekuatan hubungan antara motivasi menata lingkungan (X2) dengan perilaku siswa dalam menata lingkungan (Y) pada model persamaan Y = 76,692 + 0,432 X2 dapat dilihat pada koefisien determinasi (R2) adalah 0,158. Ini berarti motivasi menata lingkungan memberikan kontribusi sebesar 15,8% terhadap perilaku siswa dalam menata lingkungan, sisanya dipengaruhi oleh variabel lain diantaranya kebiasaan, minat, dan lingkungan.

Analisis korelasi terhadap pasangan data dari kedua variabel tersebut menghasilkan koefisien korelasi (r) sebesar 0,397 yang termasuk kategori keeratan sedang. Dengan demikian hipotesis diterima, yaitu ada hubungan antara motivasi menata lingkungan.

(7)

7

Menurut Yamin, Martinis (2011:216) mendefinisikan motivasi sebagai salah satu determinan penting dalam belajar yang berhubungan dengan (1) arah perilaku, (2) kekuatan respon, (3) ketahanan perilaku. Sehingga dapat didimpulkan bahwa motivasi berhubungan dengan perilaku seseorang.

3. Hubungan Antara Pengetahuan Penataan Lingkungan (X1) Dan Motivasi Menata Lingkungan (X2) Dengan Perilaku Siswa Dalam Menata Lingkungan Hidup Sekolah (Y)

Hipotesis ketiga yang diajukan dalam penelitian adalah ada hubungan antara pengetahuan penataan lingkungan dan motivasi menata lingkungan dengan perilaku siswa dalam menata lingkungan hidup sekolah. Pengujian hipotesis menggunakan regresi dan korelasi berganda, umumnya dinyatakan dalam bentuk persamaan regresi yaitu Y= a + b1X1 + b2X2. Dari hasil analisis regresi linier sederhana terhadap data penelitian dihasilkan konstanta a sebesar 44,007 dan koefisien arah regresi b1 sebesar 1,435 dan arah regresi b2 sebesar 0,418. Bentuk hubungan antara ketiga variabel dapat disajikan oleh persamaan regresi Y = 44,007 + 0,426 X1 +0,418 X2.

Kekuatan hubungan antara pengetahuan penataan lingkungan (X1) dan motivasi menata lingkungan (X2) dengan perilaku siswa dalam menata lingkungan hidup sekolah.(Y) pada model persamaan Y = 44,007 + 1,435 X1 +0,418 X2 dapat dilihat pada koefisien determinasi (R2) adalah 0,614. Ini berarti pengetahuan penataan lingkungan dan motivasi menata lingkungan memberikan kontribusi sebesar 61,4% terhadap perilaku siswa dalam menata lingkungan, sisanya dipengaruhi oleh variabel lain diantaranya kebiasaan, motivasi, minat dan lingkungan.

Analisis korelasi terhadap pasangan ketiga variabel tersebut menghasilkan koefisien korelasi sebesar 0,541 yang termasuk kategori keeratan sedang. Dengan demikian, hipotesis diterima, yaitu ada hubungan antara pengetahuan penataan lingkungan dan motivasi menata lingkungan dengan perilaku siswa dalam lingkungan.

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Simpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Ada hubungan antara pengetahuan penataan lingkungan dengan perilaku memelihara menata lingkungan hidup sekolah . Hal ini dibuktikan dengan perolehan nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,384 yang termasuk kategori keeratan rendah, koefisien determinasi (R2) 0,147 dan memberikan kontribusi

(8)

8

sebesar 14,7%., sisanya sebesar 85,3 % dipengaruhi faktor lain Semakin baik pengetahuan tentang penataan lingkungan, maka akan semakin baik perilaku siswa menata lingkungan hidup sekolah.

2. Ada hubungan antara motivasi menata lingkungan dengan perilaku menata lingkungan hidup sekolah. Hal ini dibuktikan dengan perolehan nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,397 yang termasuk kategori keeratan rendah, koefisien determinasi (R2) 0,158 dan memberikan kontribusi sebesar 15,8%, sisanya sebesar 84,2% dipengaruhi oleh faktor lain. Semakin baik motivasi menata lingkungan , maka akan semakin baik perilaku siswa menata lingkungan hidup sekolah.

3. Ada hubungan antara pengetahuan penataan lingkungan dan motivasi menata lingkungan dengan perilaku siswa menata lingkungan sekolah. Hal ini dibuktikan dengan perolehan nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,541 yang termasuk kategori keeratan sedang, koefisien determinasi (R2) 0,293 dan memberikan kontribusi sebesar 29,3%, sisanya sebesar 70,7% dipengaruhi oleh faktor lain. Semakin baik pengetahuan penataan lingkungan dan motivasi menata lingkungan, maka semakin baik perilaku siswa menata lingkungan hidup sekolah.

Saran

Berdasarkan pada kesimpulan di atas, saran-saran yang diajukan adalah : 1. Dalam upaya meningkatkan perilaku para siswa untuk menata

lingkungan sekolah akan lebih baik dilakukan kerja sama yang lebih efektif lagi diantara semua unsur terkait baik yang berupa kegiatan– kegiatan bersama, penghargaan-penghargaan yang bisa memotivasi para siswa dalam menata di lingkungan sekolah.

2. Mengingat betapa pentingnya perilaku penataan lingkungan khususnya lingkungan sekolah maka pelaksanaan pendidikan bukan hanya berupa pengetahuan saja tetapi harus diimbangi dengan motivasi menata lingkungan dan perilakunya dalam kehidupan sehari-hari.

3. Dengan ditemukannya beberapa hasil penelitian ini, maka diharapkan pemerintah khususnya Dinas Pendidikan untuk mulai mengambil langkah-langkah penyempurnaan dan penerapan materi Lingkungan Hidup sebagai kurikulum muatan lokal maupun mata pelajaran khusus

(9)

9

untuk lebih bisa memberikan pemahaman untuk menata lingkungan sekolah.

DAFTAR PUSTAKA

Sugiyono(2003) Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta

Referensi

Dokumen terkait

Pengetahuan tentang seks bebas pada siswa kelas X di SMK Negeri 1 Kasihan Bantul sebelum penyuluhan sex education yaitu kategori baik 10 (18,5%) responden, kategori cukup 37

Pada Tabel 9, dapat dilihat bahwa nilai L masing-masing pH dengan intensitas cahaya 700 lux yang dihasilkan tidak berbeda secara signifikan dari hari ke-0 hingga hari ke-2, sedangkan

Rokan Hilir 20,000,000 APBD Mei 2012 Juni - Agustus 2012 EK 340 - Pengadaan/Pemasangan instalasi dan meteran listrik Perkantoran Kecamatan Rimba Melintang Penunjukan Langsung 1

mengembala kambing-kambingnya. Hal ini sekaligus menunjukkan bahwa Sri Rinjani berasal dari suatu daerah yang pelosok dan membangun sebuah citra keterbelakangan dan

Hal pertama yang dilakukan yaitu menentukan lokasi tanam yang akan digunakan sebagai proses berbudidaya, mengukur lahan sesuai dengan yang dibutuhkan, membuat bedengan setiap

Svaka kriza ima svoje specifičnosti te nije moguće promatrati samo pojedinačne parametre da bi se došlo do zaključka koji je točan uzrok krize.. Tablica 2 prikazuje neke

Oleh karena itu, untuk membangun kesadaran peserta didik sebagai manusia yang merdeka dan memiliki kebebasan, metode pembelajaran tidak bisa dilakukan secara searah,

Dalam model pembelajaran cooperatife Learning tipe Teams Games Tournament ini pengawas berperan sebagai penyedia pelayanan pelatihan pada guru mata pelajaran matematika tingkat