• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Sampel Analisa Univariat Analisan Bivariat Keterbatasan Penelitian...

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Sampel Analisa Univariat Analisan Bivariat Keterbatasan Penelitian..."

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

xii DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL DALAM ... i

LEMBAR PENGESAHAN. ... ii

PENETAPAN PANITIA PENGUJI ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI ... v

ABSTRAK ... vi

ABSTRACK ... vii

RINGKASAN ... viii

SUMMARY ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ...xv

DAFTAR ARTI LAMBANG, SINGKATAN, DAN ISTILAH ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian.. ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2.1 Definisi... 6 2.2 Epidemiologi ... 6 2.3 Etiologi... 7 2.4 Patogenesis ...10 2.5 Manifestasi klinis ...11 2.6 Derajat klinik ...14 2.7 Diagnosis...15 2.8 Penatalaksanaan...17

2.9 Faktor yang berhubungan terhadap derajat berat infeksi dengue ...19

2.9.1 Serotipe dan sekuen infeksi dengue ...19

2.9.2 Jenis kelamin ...20 2.9.3 Usia ...21 2.9.4 Status gizi ...21 2.9.5 Status infeksi ...21 2.9.6 Hematokrit ...21 2.9.7 Jumlah leukosit ...22 2.9.8 Jumlah limfosit ...22 2.9.9 Jumlah trombosit ...22

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS ...24

3.1 Kerangka Berpikir ...24

3.2 Kerangka Konsep ...25

3.3 Hipotesis.. ...26

BAB IV METODE PENELITIAN ...27

4.1 Desain Penelitian ...27

(2)

xiii

4.2.1 Tempat Penelitian ...27

4.2.2 Waktu Penelitian...27

4.3 Populasi dan Sampel Penelitian ...27

4.3.1 Populasi Penelitian...28

4.3.2 Sampel Penelitian ...28

4.3.3 Cara Pengambilan Sampel ...29

4.3.4 Besar Sampel ...29

4.4 Variabel Penelitian ...30

4.4.1 Klasifikasi Variabel ...30

4.4.2 Definisi Operasional Variabel ...30

4.5 Instrumen Penelitian ...32

4.6 Prosedur Pengambilan atau Pengumpulan Data...33

4.7 Pengolahan dan Analisis Data ...33

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN...35

5.1 Karakteristik Sampel ...35

5.2 Analisa Univariat ...35

5.3 Analisan Bivariat ...39

5.4 Keterbatasan Penelitian...46

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ...47

6.1 Simpulan ...47

6.2 Saran ...48

DAFTAR PUSTAKA ...49 LAMPIRAN

(3)

xiv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 5.1. Distribusi Pasien Infeksi Virus Dengue Berdasarkan Jenis Kelamin... 35 Tabel 5.2. Distribusi Pasien Infeksi Virus Dengue Berdasarkan Umur ... 36 Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi dan Analisa Hasil Pemeriksaan Laboratorium .. 37 Tabel 5.4. Distribusi Derajat Berat Infeksi Virus Dengue ... 38 Tabel 5.5. Korelasi jumlah leukosit terendah dengan derajat berat infeksi virus Dengue ... 39 Tabel 5.6. Korelasi jumlah limfosit terendah dengan derajat berat infeksi virus Dengue ... 41 Tabel 5.7. Korelasi nilai hematokrit tertinggi dengan derajat berat infeksi virus dengue ... 43 Tabel 5.8. Korelasi jumlah trombosit terendah dengan derajat berat infeksi virus Dengue ... 45

(4)

xv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Daerah pengkodean protein dan genome virus dengue ... 8

Gambar 2.2 Siklus hidup genus Flavivirus ... 9

Gambar 2.3 Fase-fase infeksi dengue ... 13

Gambar 2.4 Derajat klinik infeksi dengue ... 15

Gambar 3.1 Konsep Penelitian ... 25

(5)

xvi

DAFTAR SINGKATAN ATAU TANDA SINGKATAN

DD : Demam Dengue

DBD : Demam Berdarah Dengue

SSD/DSS : Sindrom Syok Dengue/ Dengue Syok Sindrom WHO : World Health Organization

DENV : Dengue virus

NS1 : Non struktural-1

prM : preMembran

M : Membran

E : Envelope

C : Capsul

RNA : Ribonucleid acid

TGN : Trans golgi network TNF-α : Tumor Necrosis Factor - α IL-1, IL-6 : Interleukin 1, Interleukin 6 PAF : Platelet Activating Factor C3a, C5a : Complemen 3a, Complemen 5a ADE : Antibody Dependent Enhancement DIC : Disseminated Intravascular Coagulation IgM, IgG : Imunoglobulin M, Imunoglobulin G TANDA

> : menyatakan lebih dari < : menyatakan kurang dari

≥ : menyatakan lebih dari atau sama dengan ≤ : menyatakan kurang dari atau sama dengan % : menyatakan bilangan dalam bentuk persen

(6)

vi ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN TERHADAP DERAJAT BERAT INFEKSI VIRUS DENGUE PADA PASIEN DEWASA YANG DIRAWAT DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH KOTA

DENPASAR, BALI

Latar Belakang: Virus dengue termasuk dalam genus Flavivirus yang dapat ditularkan ke manusia oleh gigitan nyamuk Aedes aegypti. Infeksi virus dengue ini mempunyai angka mortalitas dan morbiditas yang cukup tinggi hampir di seluruh dunia. Adanya tanda dan gejala klinis yang dikonfirmasi melalui pemeriksaan laboratorium seperti jumlah trombosit, nilai hematokrit, jumlah leukosit, jumlah limfosit menentukan diagnosis yang telah dikelompokkan berdasarkan derajat klinik dengan kriteria WHO 1997. Sehingga pada akhirnya, derajat klinik infeksi dengue dapat mempengaruhi prognosis dan diharapkan memudahkan dalam memberikan terapi serta mendapatkan hasil terapi yang memuaskan.

Tujuan: Mengetahui adanya hubungan jumlah leukosit, jumlah limfosit, nilai hematokrit dan jumlah trombosit dengan derajat berat infeksi virus dengue menurut kriteria WHO 1997 pada pasien dewasa yang dirawat di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar tahun 2015.

Metode: Studi analitik cross-sectional terhadap 90 pasien infeksi dengue dengan menggunakan data sekunder. Sebelumnya dilakukan perhitungan besar sampel dan sampel dipilih dengan consecutive sampling. Sampel merupakan pasien infeksi dengue dewasa yang berusia > 12 tahun yang pada rekam medisnya terdapat hasil pemeriksaan jumlah leukosit, jumlah limfosit, nilai hematokrit dan jumlah trombosit yang dirawat di RSUP Sanglah Bali pada periode 01 Januari-31 Desember 2015.

Hasil: Analisis menggunakan PASW Statistic 18 dengan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov menunjukkan hasil data berdistribusi normal dan tidak normal lalu dilanjutkan dengan uji korelasi Pearson tidak didapatkan hubungan bermakna antara jumlah leukosit terendah dengan derajat berat infeksi dengue (p=0,354 ; r = -0,099), , tidak terdapat hubungan bermakna antara nilai hematokrit tertinggi dengan derajat berat infeksi dengue (p=0,293 ; r= 0,112), dan didapatkan hubungan negatif lemah yang bermakna antara jumlah trombosit terendah dengan derajat berat infeksi dengue (p=0,009 ; r= -,0275). Hasil analisis dengan uji korelasi Spearman tidak didapatkan hubungan bermakna antara jumlah limfosit terendah dengan derajat berat infeksi dengue ( p = 0,636, r= -0,051). Saran: Melihat hasil yang ada, perlu melakukan pencegahan dengan mengeradikasi vektor nyamuk dan melakukan deteksi infeksi dengue lebih dini, sehingga angka kesakitan dan kematian dapat berkurang.

Kata Kunci: Jumlah leukosit, jumlah limfosit, jumlah trombosit, nilai hematokrit dan derajat berat infeksi dengue.

(7)

vii ABSTRACT

FACTORS RELATED TO THE DEGREE OF SEVERE DENGUE VIRUS INFECTION IN ADULT PATIENTS TREATED IN THE GENERAL

HOSPITAL CENTER CITY SANGLAH DENPASAR, BALI

Background: Dengue virus belongs to the genus flavivirus that can be transmitted to humans by the bite of the Aedes aegypti mosquito. Dengue virus infection has a mortality and morbidity rates are fairly high almost throughout the world. The presence of clinical signs and symptoms were confirmed through laboratory tests such as platelet count, hematocrit, leukocyte count, lymphocyte count determines the diagnosis that have been classified by the degree of clinic with WHO criteria, 1997. So in the end, the degree of clinic dengue infection can affect prognosis and expected to ease in provide therapy and get satisfactory therapeutic results.

Objective: To examine the relationship leukocyte count, lymphocyte count, hematocrit and platelet count with a severity degree of dengue virus infections, according to WHO criteria in 1997 in adult patients admitted to the General Hospital Sanglah 2015.

Methods: Cross-sectional analytic study on 90 patients with dengue infection using secondary data. Previously performed calculation of sample size and sample selected by consecutive sampling. Samples are dengue infection adult patients aged> 12 years in the medical records contained the results of the leukocyte count, lymphocyte count, hematocrit and platelet count were treated at Sanglah Hospital in Bali during the period January 1 to December 31, 2015.

Results: Analysis using PASW Statistics 18 with the Kolmogorov-Smirnov normality test showed normal distribution of data and results are not normal and then resumed with Pearson correlation test found no significant relationship between the number of leukocytes with the lowest degree of severe dengue infection (p = 0.354; r = -0.099), there is no significant relationship between hematocrit value with the highest degree of severe dengue infection (p = 0.293; r = 0.112), and obtained negative relationship weak significant between platelet counts with the lowest degree of severe dengue infection (p = 0.009; r = -, 0275). The results of analysis by Spearman correlation test found no significant relationship between low lymphocyte count with severity of dengue infection (p = 0.636, r = -0.051).

Suggestion: Seeing the results, need to do to eradicate the mosquito vector prevention and detection of dengue infection early, so that morbidity and mortality can be reduced.

Keywords: WBC count, lymphocyte count, platelet count, hematocrit and severity of dengue infection.

(8)

viii RINGKASAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN TERHADAP

DERAJAT BERAT INFEKSI VIRUS DENGUE PADA PASIEN DEWASA YANG DIRAWAT DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH KOTA DENPASAR, BALI, Made Wulan Utami Dewi, Fakultas Kedokteran Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Udayana.

Demam dengue (DD) dan demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue.yang ditularkan ke manusia melalui nyamuk Aedes aegypti . Data dari seluruh dunia menunjukkan Asia menempati urutan pertama dalam jumlah penderita DBD setiap tahunnya. Terdapat empat serotipe virus dengue (DENV) yaitu (DENV-1, DENV-2, DENV-3, dan DENV-4). Apabila orang tersebut terinfeksi maka akan memiliki kekebalan terhadap serotipe tersebut dalam jangka waktu yang panjang, namun tidak pada 3 serotipe lainnya. Apabila orang tersebut terinfeksi lagi dengan serotipe yang berbeda, maka antibodi terdahulu lebih mudah mengenali serotipe yang berbeda dan memberikan respon tubuh yang lebih hebat sehingga mengakibatkan konsentrasi kompleks imun yang tinggi. Virus yang bereplikasi di makrofag mengaktivasi monosit sehingga disekresi berbagai mediator inflamasi seperti TNF-α , IL-1, PAF (platelet activating factor), IL-6 dan histamin. Selain itu kompleks virus antibodi ini akan mengaktifkan sistem komplemen dengan pelepasan C3a dan C5a menyebabkan disfungsi endotel dan terjadinya kebocoran plasma. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya perubahan hasil pemeriksaan laboratorium,. Pada saat berlangsungnya demam akut sekitar 2-7 hari yang disertai nyeri kepala, nyeri otot, kemerahan pada wajah, ruam kulit dan ditemukan pula manifestasi perdarahan ringan. Pemeriksaan laboratorium awal menunjukkan penurunan total sel darah putih dan jumlah trombosit yang secara progresif. Pada saat terjadinya kebocoran plasma yang biasanya berlangsung 24-48 jam. pasien dapat jatuh ke kondisi kritis yang diawali dengan penurunan suhu 37,5-38 C dan peningkatan hematokrit yang sering mencerminkan keparahan kebocoran plasma. Tingkat kebocoran plasma pun bervariasi, secara klinis dapat ditemukan efusi pleura dan asites. Dari gejala klinis serta hasil pemeriksaan laboratorium ini menentukan diagnosis dari demam dengue. Klasifikasi diagnosis demam dengue dan demam berdarah dengue telah ditentukan menurut WHO, 1997.Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui adanya hubungan jumlah leukosit, jumlah limfosit, nilai hematokrit dan jumlah trombosit dengan derajat berat infeksi virus dengue menurut kriteria WHO 1997 pada pasien dewasa yang dirawat di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar tahun 2015.

Penelitian dilakukan di bagian Instalasi Rekam Medis Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah (RSUP) Sanglah Bali periode 01 Januari- 31 Desember 2015. Pasien yang memenuhi kriteria insklusi dan eksklusi yang telah ditentukan, didapatkan 90 sampel. Sebelumnya dilakukan penghitungan besar minimal sampel dengan menggunakan rumus dan didapat hasil 84 sampel.

Dari hasil penelitian, didapatkan hasil distribusi jumlah pasien infeksi virus dengue pada pasien dewasa yang berusia > 12 tahun dengan jenis kelamin laki-laki lebih banyak dibandingkan pasien berjenis kelamin perempuan dengan

(9)

ix

rincian 47 pasien laki-laki (52,2%) dan 43 pasien perempuan ( (47,8%), distribusi pasien infeksi virus dengue pada pasien dewasa ditemukan paling banyak pada usia >12-20 tahun dengan jumlah 32 orang (35,6%), dari 90 pasien infeksi virus dengue pada pasien dewasa didapatkan pasien demam dengue berjumlah 16 orang (17,8 %), demam berdarah dengue derajat 1 berjumlah 25 orang (27,8%), demam berdarah dengue derajat 2 berjumlah 43 orang (47.8%), demam berdarah dengue derajat 3 berjumlah 1 orang (1,1%), demam berdarah dengue derajat 4 berjumlah 5 orang (5,6%), dan rata-rata jumlah leukosit pada 90 sampel penelitian adalah 2,87 ribu per mm3, rata-rata jumlah limfosit absolut penelitian adalah 0,72 ribu per mm3, rata-rata nilai hematokrit adalah 46,2 %, rata-rata jumlah trombosit adalah 42,2 ribu per mm3.

Analisis statistik pada penelitian ini dengan menggunakan perangkat lunak PASW Statistic 18 yaitu uji korelasi Pearson pada analisis bivariat untuk mengkaji bagaimana hubungan antara jumlah leukosit, nilai hematokrit, dan jumlah trombosit dengan derajat berat infeksi dengue. Dan uji korelasi Spearman untuk mengkaji bagaimana hubungan antara jumlah limfosit dengan derajat berat infeksi dengue. Berdasarkan uji tersebut 4 hasil yakni tidak terdapat hubungan yang bermakna antara jumlah leukosit terendah, jumlah limfosit terendah dan nilai hematokrit tertinggi dengan derajat berat infeksi dengue. Dan terdapat hubungan yang bermakna antara jumlah trombosit terendah dengan derajat berat infeksi dengue dengan nilai nilai p = 0,009 (0,009 < 0.05) dan r = -0,275 yang berarti kekuatan hubungan lemah dengan arah korelasi negatif. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan bermakna antara jumlah trombosit terendah dengan derajat klinik infeksi dengue, dimana semakin rendah jumlah trombosit nya maka semakin berat derajat infeksi denguenya. Dengan melihat hasil yang diperoleh maka perlu melakukan pencegahan dengan mengeradikasi vektor nyamuk dan melakukan deteksi infeksi dengue lebih dini, sehingga angka kesakitan dan kematian dapat berkurang.

(10)

x SUMMARY

FACTORS RELATED TO THE DEGREE OF SEVERE DENGUE VIRUS INFECTION IN ADULT PATIENTS TREATED IN THE GENERAL HOSPITAL CENTER CITY SANGLAH DENPASAR, BALI, Made Wulan

Dewi Utami, Faculty of Medicine, Medical Education Program Udayana University.

Dengue fever (DD) and dengue hemorrhagic fever (DHF) is an infectious disease caused by a virus dengue.yang transmitted to humans through the mosquito Aedes aegypti. Data from around the world showing Asia ranks first in the number of dengue fever patients annually. There are four serotypes of dengue virus (DENV), namely (DENV-1, DENV-2, DENV-3 and DENV-4). If the person is infected it will have no immunity to this serotype in the long term, but not in three other serotypes. If the person is infected again with a different serotype, the antibodies earlier more easily recognize the different serotypes and gives greater body response resulting in high concentrations of immune complexes. The virus replicates in macrophages activates monocyte thus secreted a variety of inflammatory mediators such as TNF-α, IL-1, PAF (platelet activating factor), IL-6 and histamine. Besides this complex virus antibodies activates the complement system with the release of C3a and C5a causes endothelial dysfunction and plasma leakage. This has led to changes in laboratory test results. At times during an acute febrile around 2-7 days with headache, muscle aches, facial flushing, skin rash and mild bleeding manifestations were also found. Initial laboratory examination showed a decrease in total white blood cell and platelet counts progressively. Upon the occurrence of plasma leakage which normally lasts 24-48 hours. patients can fall into a critical condition that begins with a decrease in temperature from 37.5 to 38 C and increased hematocrit which often reflect the severity of plasma leakage. Plasma leakage rate varies, clinically can be found pleural effusion and ascites. Of clinical symptoms and results of laboratory tests determine the diagnosis of dengue fever. Classification diagnosis of dengue fever and dengue haemorrhagic fever have been determined according to the WHO, 1997. The purpose of this study to determine the relationship leukocyte count, lymphocyte count, hematocrit and platelet count with a heavy degree of dengue virus infections, according to WHO criteria in 1997 in adult patients admitted to the General Hospital Sanglah 2015.

The study was conducted at the Installation Medical Record Sanglah General Hospital (Dr) Sanglah Bali period 01 January to December 31, 2015. Patients were eligible insklusi and exclusion that has been determined, obtained 90 samples. Previously done great minimal sample calculation using the formula and the results obtained 84 samples.

From the research, the results obtained distribution of the number of patients with dengue virus infection in adult patients aged> 12 years with gender male more than female patients with details of 47 male patients (52.2%) and 43 female patients ((47.8%), the distribution of patients of dengue virus infection in adult

(11)

xi

patients were the most found in those aged> 12-20 years with 32 (35.6%) of 90 patients of dengue virus infection in adult patients with dengue fever patients get of 16 people (17.8%), dengue fever degrees 1 amounted to 25 (27.8%), dengue fever 2nd degree amounted to 43 (47.8%), dengue fever grade 3 numbered 1 person (1,1 %), dengue fever degree 4 of 5 people (5.6%), and the average number of leukocytes in 90 sample was 2.87 thousand per mm3, the average absolute lymphocyte count study was 0.72 thousand per mm3 , the average hematocrit value was 46.2%, the average number of platelets is 42.2 thousand per mm3.

Statistical analysis in this study using the software PASW Statistics 18 that Pearson correlation test in bivariate analyzes to examine how the relationship between the leukocyte count, hematocrit, and platelet count with a heavy degree of dengue infection. And Spearman correlation test to examine how the relationship between the number of lymphocytes with a heavy degree of dengue infection. Based on the results of the test 4 there is no significant relationship between leukocyte count low, low lymphocyte count and hematocrit value with the highest degree of severe dengue infection. And there is a significant relationship between low platelet counts with the severity of dengue infection with a value of p = 0.009 (0.009> 0.05) and r = -0.275, which means the strength of weak ties with the direction of the negative correlation. So it can be concluded that there was a significant relationship between low platelet counts with the degree of clinical dengue infections, where the lower the number of platelets her, the more severe the degree of infection denguenya. By looking at the results obtained it is necessary to take reasonable precautions to eradicate the mosquito vector and detection of dengue infection early, so that morbidity and mortality can be reduced.

(12)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Demam dengue adalah penyakit menular yang dibawa oleh nyamuk dan disebabkan oleh salah satu dari empat virus dengue yang terkait. Hampir setengah dari penduduk di dunia diperkirakan hidup pada daerah yang beresiko tinggi untuk mendapatkan infeksi dengue. Data terakhir menyebutkan bahwa sekitar 400 juta infeksi baru terjadi setiap tahunnya dan hampir 100 juta memberikan manifestasi klinis. Setiap tahun 100 dari ribuan kasus dengue berat menimbulkan kematian sekitar 20 puluh ribu orang. Negara-negara di Asia Tenggara termasuk Negara hiperendemik infeksi dengue karena kasus infeksi dengue ditemukan sepanjang tahun. Jumlah kasus tercatat 355.525 sepanjang tahun 2010. Indonesia mengalami epidemiologi dengue secara periodik pada tahun 1988, 1998 dan 2004 dimana pada 4 bulan pertama (Januari-awal mei pada tahun 2004) dilaporkan pada WHO terdapat 58.301 kasus dengue dengan 658 kematian (Ong, 2008).

Penyakit dengue juga masih menjadi masalah kesehatan yang serius di Bali. Menurut data Dinas Kesehatan Bali, sejak tahun 2009 hingga Juni 2013 tercatat kasus dengue berturut-turut sebanyak 5.810, 12.574, 2.996, 2.650 dan 4.536, dengan prevalensi paling tinggi pada bulan Februari hingga Juni setiap tahunnya. Pada penelitian retrospektif yang dilakukan oleh Suma Wirawan dan Tuti Parwati, di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah pada tahun 2005 tercatat kasus dengue sebanyak

(13)

2

504 laki-laki dan 357 perempuan. Serta jumlah kasus Demam Dengue berjumlah 240 orang, Demam Berdarah Dengue derajat I berjumlah 475 orang, dan Demam Berdarah Dengue derajat II berjumlah 146 orang.

Demam dengue yang disebabkan oleh virus dengue dapat ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes yang terinfeksi. Ketika nyamuk menggigit mereka yang terinfeksi, kemudian nyamuk dapat menularkan infeksi ke orang lain. Vektor primer, nyamuk Aedes aegypti telah menyebar secara luas di daerah tropis dan subtropis. Awalnya muncul dari Afrika pada abad 15 hingga ke-19, kemudian menyebar ke Asia pada abad ke-18 dan ke-19, dan telah menyebar secara global dalam 50 tahun terakhir. Selain itu, akhir-akhir ini muncul vektor sekunder, yaitu Aedes Albopictus (Heilman, et al, 2014).

Virus dengue merupakan virus RNA beruntai positif yang termasuk dalam genus Flavivirus, family Flaviviridae. Ada empat virus dengue yang berbeda serotipe (DENV) yaitu (DENV-1, DENV-2, DENV-3, dan DENV-4). Ketika seseorang pulih dari infeksi dengue, mereka akan memiliki kekebalan terhadap serotipe tersebut dalam jangka waktu yang panjang bahkan seumur hidup akan tetapi tidak pada 3 jenis serotipe lainnya. Apabila orang tersebut terinfeksi lagi dengan serotipe yang berbeda, maka antibodi terdahulu yang bersifat non netrasiling akan menyebabkan virus dengue serotipe yang berbeda akan lebih mudah dikenali oleh sel-sel imun sehingga respon tubuh akan memberikan respon yang lebih hebat dari infeksi dengue sebelumnya sehingga penderita akan jatuh kedalam infeksi dengue yang lebih parah yang dikenal sebagai demam berdarah dengue (DBD) (Heilman, et al, 2014).

(14)

3

World Health Organization (WHO) telah memberikan kriteria diagnosis

infeksi dengue baik secara klinis maupun laboratorium. WHO membagi manifestasi klinis menjadi 3 fase yaitu fase demam, fase kritis dan fase penyembuhan. Sedangkan pemeriksaan laboratorium yang biasanya dilakukan untuk menapis pasien tersangka demam berdarah dengue adalah melalui pemeriksaan jumlah trombosit, nilai hematokrit, jumlah leukosit, jumlah limfosit (WHO,2009).

Adanya tanda dan gejala klinik yang dicurigai dan kemudian dikonfirmasi dengan pemeriksaan darah lengkap dapat membantu petugas medis untuk membuat diagnosis dengue. Sebaiknya pasien tersebut dikelompokkan berdasarkan derajat klinik dengan kriteria WHO 1997 yaitu Demam Dengue dan Demam Berdarah dengue (derajat I, II, III dan IV). Dimana perbedaan Demam Dengue dan Demam Berdarah Dengue adalah ada atau tidaknya peningkatan permeabilitas kapiler dengan konsekuensinya yaitu kebocoran plasma ke ekstravaskular. Pada kondisi ini, apabila pasien tidak segera ditangani maka pasien dengan cepat jatuh ke kondisi yang lebih buruk lagi yaitu Sindrom Syok Dengue (DSS) yang ditandai dengan nadi yang lemah, tekanan darah sempit atau hipotensi, perubahan status mental (Sudoyo, et al, 2009; WHO,1997). Sehingga pada akhirnya, derajat klinik infeksi dengue dapat mempengaruhi prognosis. Dimana semakin tinggi derajatnya, prognosisnya akan semakin buruk.

Berdasarkan hal tersebut, maka penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan derajat berat infeksi virus dengue guna mengenal sekaligus memahami faktor-faktor tersebut sehingga memudahkan dalam

(15)

4

memberikan terapi serta mendapatkan hasil terapi yang memuaskan. Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah merupakan sasaran penelitian penulis dikarenakan rumah sakit ini merupakan rumah sakit rujukan utama di Bali, NTB dan NTT.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan masalah yang diuraikan dalam latar belakang di atas, maka dapat diambil rumusan masalah yaitu apakah faktor-faktor yang berhubungan terhadap derajat berat infeksi virus dengue pada pasien dewasa yang dirawat di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar tahun 2015 ?

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui faktor-faktor yang berhubungan terhadap derajat berat infeksi virus dengue pada pasien dewasa yang dirawat di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar tahun 2015.

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Mengetahui hubungan nilai hematokrit tertinggi dengan derajat berat infeksi virus dengue pada pasien dewasa yang dirawat di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar tahun 2015.

b. Mengetahui hubungan jumlah leukosit terendah dengan derajat berat infeksi virus dengue pada pasien dewasa yang dirawat di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar tahun 2015.

(16)

5

c. Mengetahui hubungan jumlah limfosit terendah dengan derajat berat infeksi virus dengue pada pasien dewasa yang dirawat di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar tahun 2015.

d. Mengetahui hubungan jumlah trombosit terendah dengan derajat berat infeksi virus dengue pada pasien dewasa yang dirawat di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar tahun 2015.

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai faktor-faktor yang berhubungan terhadap derajat berat infeksi pada pasien dewasa di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah sebagai bahan pertimbangan untuk mempermudah menegakkan diagnosis agar dapat meningkatkan pelayanan kesehatan.

1.4.2 Manfaat Teoritis

Penelitian ini dapat mengetahui faktor-faktor yang berhubungan terhadap derajat infeksi virus dengue pada pasien dewasa di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah yang nantinya dapat dimasukan kepada pihak Rumah Sakit dan menambah wawasan serta mengembangkan kemampuan peneliti dalam menulis dan melakukan penelitian ilmiah.

Referensi

Dokumen terkait

disertai penyakit lain. Eritrosit biasanya dilapisi oleh IgG saja atau dengan komplemen, dan karena itu, diambil oleh makrofag RE yang mempunyai reseptor untuk fragmen Fc IgG.

Kemampuan dasar keilmuan dan humanitas berdasar keimanan tentunya merupakan landasan bagi setiap kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah berwujud sensitifitas dan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) SSP berbasis inkuiri yang dikembangkan (silabus, RPP, LKS, dan lembar penilaian) telah melalui tahapan validasi, uji coba terbatas,

Penelitian tindakan kelas (PTK) yang telah dilakukan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran inkuiri terhadap hasil belajar mahasiswa baik

kemandirian belajar siswa dalam pembelajaran biologi. Aspek memilih sumber belajar sendiri dengan 4 indikator yang meliputi memanfaatkan tempat atau lingkungan

kumpulkan kemudian di analisis dalam penelitian kualitatif berlangsung bersama dengan proses pengumpulan data. Untuk tahap selanjutya data tersebut disajikan dan

Pada penelitian ini menggunakan algoritma naïve bayes disertai information gain sebagai metode seleksi fitur dan metode adaboost sebagai teknik untuk memperbaiki tingkat

[r]