• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. baik dari hari ini. Pandangan hidup dan sikap mental yang akan mendorong

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. baik dari hari ini. Pandangan hidup dan sikap mental yang akan mendorong"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Produktivitas Tenaga Kerja

Produktivitas mengandung pengertian filosofis, definisi kerja, dan teknis operasional. Secara filosofis, produktivitas mengandung pandangan hidup dan sikap mental yang selalu berusaha untuk meningkatkan mutu kehidupan, keadaan hari ini harus lebih baik dari hari kemarin, dan mutu kehidupan besok harus lebih baik dari hari ini. Pandangan hidup dan sikap mental yang akan mendorong manusia untuk tidak cepat merasa puas, akan tetapi terus mengembangkan diri dan meningkatkan kemampuan kerja.

Produktivitas pada dasarnya merupakan efektivitas faktor input dalam menghasilkan output. Banyak pengukuran produktivitas yang diketahui, produktivitas lahan, tenaga kerja, modal, dan lain-lain produktivitas faktor produksi yang selalu dipakai dalam proses produksi. Namun demikian ada satu pengukuran produktivitas yang sangat menarik untuk diperhatikan yaitu output/labour yang disebabkan dalam pengertian ini telah terkandung kombinasi dari kualitas tenaga kerja, misalnya: pendidikan, keahlian, teknis, motivasi, kapital, dan teknologi.

Menurut Nawawi (2001:20), produktivitas sebagai kekuatan atau menghasilkan sesuatu. Pengertian produktivitas dapat dibedakan atas 2 hal, yaitu: pertama, produktivitas adalah perbandingan terbaik antara hasil yang diperoleh (output) dengan jumlah sumber kerja yang dipergunakan (input). Kedua, produktivitas yang diukur dari daya guna (efisiensi) penggunaan personel sebagai

(2)

Produktivitas mengandung arti sebagai perbandingan antara hasil yang dicapai (output) dengan keseluruhan sumber daya yang digunakan (input). Dengan kata lain bahwa produktivitas memliliki dua dimensi. Dimensi pertama adalah efektivitas yang mengarah kepada pencapaian target berkaitan dengan kuaitas, kuantitas dan waktu. Yang kedua yaitu efisiensi yang berkaitan dengan upaya membandingkan input dengan realisasi penggunaannya atau bagaimana pekerjaan tersebut dilaksanakan (Umar, 2002: 9).

Produktivitas tenaga kerja memegang peranan penting dalam proses pertumbuhan ekonomi suatu bangsa, karena pendapatan nasional maupun pendapatan daerah banyak diperoleh dengan cara meningkatkan keefektifan dan mutu tenaga kerja dibandingkan dengan melalui formasi modal dan pertambahan angkatan kerja. Pembinaan yang baik terhadap penduduk maupun angkatan kerja akan menghasilkan mutu angkatan kerja yang baik pula. Mutu angkatan kerja antara lain tercermin dalam tingkat pendidikan dan pelatihan yang mereka ikuti. 2.2 Penanaman Modal Asing

Secara umum penanaman modal asing merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh pihak asing dalam rangka menanamkan modalnya disuatu negara dengan tujuan untuk mendapatkan laba melalui penciptaan suatu produksi atau jasa.

Undang – undang nomor 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal Asing menyebutkan bahwa : “Penanaman modal asing adalah kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah Negara Republik Indonesia yang dilakukan

(3)

oleh penanam modal asing, baik yang menggunakan modal asing sepenuhnya maupun yang berpatungan dengan penanam modal dalam negeri.”.

Sedangkan pengertian modal asing dalam undang – undang tersebut adalah: “Modal asing adalah modal yang dimiliki oleh negara asing, perseorangan warga negara asing, badan usaha asing, badan hukum asing, dan/atau badan hukum Indonesia yang sebagian atau seluruh modalnya dimiliki”

Aliran modal dari suatu negara ke negara lainnya bertujuan untuk memperoleh pendapatan yang lebih tinggi, yang lebih produktif dan juga sebagai diversifikasi usaha. Hasil yang diharapkan dari aliran modalinternasional adalah meningkatnya output dan kesejahteraan dunia. Disamping peningkatan income dan output, keuntungan bagi negara tujuan dari aliran modal asing menurut World Development Report, 2005:

1. Untuk meningkatkan pemasukan negara penerima investasi, mempercepat pembangunan nasional serta memberikan lapangan pekerjaan bagi rakyat, manfaat lain yang akan dirasaan bagi suatu negara penerima investasi yang dimaksudkan ialah dapat menyerap tenaga kerja di negara penerima modal 2. Dapat menciptakan demand bagi produk dalam negeri sebagai bahan baku;

menambah devisa apalagi investor asing yang berorientasi ekspor; dapat menambah penghasilan negara dari sektor pajak; adanya alih teknologi (transfer of technology) maupun alih pengetahuan (transfer of know how). Dilihat dari sudut pandang ini terlihat bahwa, kehadiran investor cukup berperan dalam pembangunan ekonomi di daerah di mana investasi langsung menjalankan aktivitasnya.

(4)

Penanaman modal asing di Indonesia dapat dilakukan dalam dua bentuk investasi, yaitu (Rahmawati, 2004: 7) :

1. Penanaman modal secara langsung (Direct Invesment) merupakan suatu bentuk penanaman modal secara langsung. Dalam hal ini pihak investor langsung terlibat aktif dalam kegiatan pengelaolaan usaha dan bertanggungjawab secara langsung apabila terjadi suatu kerugian.

2. Penanaman modal tidak langsung (Portfolio Invesment) merupakan suatu bentuk penanaman modal secara tidak langsung terlibat aktif dalam kegiatan pengelaolaan usaha. Investasi terjadi melalui pemilikan surat-surat pinjaman jangka panjang (obligasi) dan saham-saham perusahaan dimana modal tersebut ditanamakan hanya memasukkan modal dalam bentuk uang atau valuta semata.

Dikalangan masyarakat, kata investasi memiliki pengertian yang lebih luas karena dapat mencakup baik investasi langsung (direct investment) maupun investasi tidak langsung (portfolio investment), sedangkan kata penanaman modal lebih mempunyai konotasi kepada investasi langsung. Penanaman modal baik langsung atau tidak langsung memiliki unsur-unsur, adanya motif untuk meningkatkan atau setidak-tidaknya mempertahankan nilai modalnya.

Keberadaan penanaman modal asing secara langsung (foreign direct investment) tidak dapat dipungkiri telah memberi banyak manfaat bagi negara penerima modal (host country), begitu pula bagi investor maupun bagi negara asal (home country).

(5)

Bagi negara penerima modal (host country) keberadaaan investasi yang ditanamkan oleh investor, khususnya penanaman modal asing secara langsung (foreign direct investment), ternyata telah memberikan dampak positif atau manfaat di dalam pembangunan.

Terlepas dari pendapat pro dan kontra terhadap kehadiran investasi asing, namun secara teoritis kiranya dapat dikemukakan, bahwa kehadiran investor asing di suatu negara mempunyai manfaat yang cukup luas (multiplier effect). Manfaat yang dimaksud, yakni kehadiran investor asing dapat menyerap tenaga kerja di negara penerima modal, dapat menciptakan demand bagi produk dalam negeri sebagai bahan baku, menambah devisa apalagi investor asing yang berorientasi ekspor, dapat menambah penghasilan negara dari sektor pajak, adanya alih teknologi (transfer of technology) maupun alih pengetahuan (transfer of know how). Dilihat dari sudut pandang ini terlihat bahwa, kehadiran investor cukup berperan dalam pembangunan ekonomi suatu negara, khususnya pembangunan ekonomi di daerah dimana FDI menjalankan aktivitasnya.

Kegiatan penanaman modal maupun kehadiran investor memiliki arti penting bagi suatu daerah yakni “Investasi langsung lebih baik jika dibandingkan dengan investasi portofolio, karena investasi langsung lebih permanen”. Selain itu investasi langsung (Suhardi, 2004: 45):

1. Memberikan kesempatan kerja bagi penduduk;

2. Mempunyai kekuatan penggandaan dalam ekonomi lokal;

(6)

4. Apabila produksi diekspor memberikan jalan atau jalur pemasaran yang dapat dirunut oleh pengusaha lokal disamping seketika memberikan tambahan devisa dan pajak bagi negara;

5. Lebih tahan terhadap fluktuasi bunga dan valuta asing;

6. Memberikan perlindungan politik dan keamanan wilayah karena bila investor berasal dari negara kuat niscaya bantuan keamanan juga akan diberikan.

2.3 Perdagangan Internasional

2.3.1 Pengertian Perdagangan Internasional

Perdagangan internasional adalah bentuk kerjasama ekonomi yang dilakukan oleh suatu negara dengan negara-negara lain, yang ada kaitannya dengan jual beli barang atau jasa sehingga bisa membawa kemakmuran bagi suatu negara.Atau definisi perdagangan internasional yang lainnya adalah kerjasama ekonomi dalam bentuk perdagangan yang dilakukan oleh penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain. Yang dimaksud dengan penduduk dapat berupa antara pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain, individu dengan pemerintah suatu negara atau individu dengan individu.

Saat ini perdagangan merupakan kegiatan ekonomi yang sangat penting dan tidak ada negara di dunia ini yang tidak terlibat dalam perdagangan, baik itu perdagangan antar regional, antar kawasan maupun antar negara.Perdagangan internasional melakukan kegiatan transaksi jual beli ke luar negeri, jika membeli barang dari luar negeri disebut import dan jika menjual barang ke luar negeri disebut export.

(7)

2.3.2 Manfaat perdagangan internasional

Perdagangan internasional memang bukanlah hal yang baru karena sejak lama sudah ada yang namanya perdagangan antar negara atau internasional. Perdagangan internasional biasanya membawa hasil bumi ke negara lain yang berupa rempah-rempah, sutra, teh dan lain-lain. Meskipun usia perdagangan internasional sudah berusia ratusan tahun tapi manfaat dalam bidang ekonomi, sosial dan politik masih bisa dirasakan sampai saat ini. Sekarang ini perdagangan internasional antar negara telah berkembang pesat diiringi dengan perkembangan teknologi yang ada sekarang.

Dulu manusia menggunakan kapal laut untuk mengantarkan hasil dagangan bumi ke negara lain. Lalu sekarang tidak hanya kapal laut yang digunakan sebagai alat transportasi pengantar dagangan tapi juga menggunakan kapal terbang yang manfaatnya lebih cepat dibandingkan kapal laut. Sistem produksi sekarang pun juga telah berkembang dan bisa menghasilkan produksi secara cepat dan berkualitas. Namun, terlepas dari itu semuanya sebenarnya apa arti dari perdagangan internasional.

Umumnya perdagangan internasional diartikan sebagai pertukaran jasa atau barang yang dilakukan kedua negara berbeda atau lebih atas kesepakatan bersama. Bagi negara berkembang, perdagangan internasional bisa menjadi sumber pemasukan yang sangat penting. Manfaat perdagangan internasional rasanya sudah kita rasakan selama ratusan bahkan ribuan tahun. Selain itu manfaat perdagangan internasional yang lainnya adalah mendukung kemajuan dalam bidang industrialisasi. Bila dilakukan pembatasan perdagangan internasional maka

(8)

itu juga membatasi penjualan barang dan jasa yang diproduksi negara sehingga menurunkan pendapatan semua negara. Berikut ini adalah manfaat perdagangan internasional dari berbagai aspek kehidupan. Menurut Sukirno (Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas, 2006), manfaat umum perdagangan internasional sebagai berikut :

1. Pemenuhan kebutuhan

Dapat memenuhi kebutuhan barang yang tidak diproduksi dalam negeri. Setiap negara pasti membutuhkan barang dari negara lain karena tidak bisa memproduksi sendiri karena berbagai macam faktor seperti iklin, kondisi geografis, penguasaan teknologi dan lain-lain.

2. Memperoleh keuntungan

Meskipun suatu negara menghasilkan barang yang sama tapi ada kalanya negara tersebut lebih baik mengimpor dari luar negeri. Alasannya karena untuk menjalin hubungan baik antar negara dan menjalin kerja sama dalam berbagai bidang industri.

3. Memperluas pasar perdagangan

Para pengusaha besar biasanya khawatir kalau mereka memproduksi barang dalam jumlah besar tapi pasar tidak memadai maka dampaknya bisa mengakibatkan penurunan harga dan menimbulkan kerugian. Dengan manfaat perdangangan internasional maka pengusaha tidak perlu khawatir lagi dalam memproduksi barang dalam jumlah besar karena hasil produk mereka bisa dijual di luar negeri yang memiliki pasar lebih luas dibandingkan dalam negeri.

(9)

4. Transfer teknologi modern

Manfaat perdagangan internasional lainnya adalah saling belajar tentang teknologi yang masing-masing dimiliki oleh antar negara tersebut. Semua bisa belajar tentang manajemen produksi yang lebih efisien dan lebih modern tentunya.

2.3.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keterbukaan Perdagangan

Manfaat yang diperoleh dari sistem perekonomian terbuka yang dianut oleh sebagian besar negara-negara di dunia tidak terlepas dari tingkat kesiapan dan kekuatan masing-masing negara tersebut dalam menghadapi persaingan di tingkat global. Berdasarkan penelitian Keong, Yusop dan Sen (2005) ada beberapa faktor keterbukaan perdagangan yang memengaruhi pertumbuhan ekonomi, di antaranya adalah ekspor riil dan impor riil.

2.3.3.1 Ekspor

Ekspor adalah proses transportasi barang atau komoditas dari suatu negara ke negara lain secara legal, umumnya dalam proses perdagangan. Proses ekspor pada umumnya adalah tindakan untuk mengeluarkan barang atau komoditas dari dalam negeri untuk memasukannya ke negara lain. Ekspor barang secara besar umumnya membutuhkan campur tangan dari bea cukai di negara pengirim maupun penerima. Ekspor adalah bagian penting dari perdagangan internasional, lawannya adalah impor (Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas, 2011).

Ekspor merupakan faktor penting dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu negara. Ekspor akan memperbesar kapasitas konsumsi suatu negara, meningkatkan output dunia, serta menyajikan akses ke sumber-sumber daya yang langka ke pasar internasional. Sehingga negara-negara miskin dapat mengakses

(10)

produk langka tersebut dan mampu mengembangkan kegiatan perekonomian nasionalnya. Ekspor juga dapat membantu semua negara dalam mengambil keuntungan dari skala ekonomi yang mereka miliki (Todaro, 2006).

Fungsi ekspor dalam perdagangan luar negeri adalah negara memperoleh keuntungan sehingga pendapatan nasional akan meningkat. Peningkatan pendapatan nasional ini akan menaikkan jumlah output dan laju pertumbuhan ekonomi (Jhingan, 2010).

Ekspor dapat berperan sebagai motor penggerak pertumbuhan ekonomi (Export Led Growth). Alasan yang mendukung hal ini adalah, pertama, pertumbuhan ekspor dapat mewakili kenaikkan dalam permintaan output negara yang kemudian menyebabkan kenaikan dalam output riil. Kedua, ekspansi dalam ekspor dapat mempromosikan spesialisasi dalam produksi komoditi ekspor, yang kemudian akan meningkatkan tingkat produktivitas, dan dapat meningkatkan skill secara umum disektor tersebut. Selanjutnya hal ini akan menyebabkan realokasi sumber daya dari sektor diluar komoditi ekspor yang relatif kurang efisien ke sektor komoditi ekspor yang lebih produktif. Perubahan produktivitas tersebut dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Ketiga, peningkatan dalam ekspor dapat meregangkan kendali nilai tukar sehingga menyebabkan kemudahan dalam mengimpor bahan baku komoditas ekspor sehingga memungkinkan terjadinya ekpansi ekpor yang lebih besar lagi (Sitorus, 2008).

Dalam suatu model persamaan dimana pertumbuhan ekonomi sebagai variabel dependen dan ekspor sebagai variabel independen, apabila hubungannya bernilai positif dan signifikan maka dapat disimpulkan bahwa karakteristik perekonomian wilayah yang diteliti berkategori export led growth. Sebaliknya apabila

(11)

hubungannya bernilai negatif dan signifikan maka karakteristik perekonomian wilayah yang diteliti adalah export reducing growth (Salomo, 2007).

2.3.3.2 Impor

Impor adalah proses transportasi barang atau komoditas dari suatu negara ke negara lain secara legal, umumnya dalam proses perdagangan. Proses impor umumnya adalah tindakan memasukkan barang atau komoditas dari negara lain ke dalam negeri. Impor barang secara besar umumnya membutuhkan campur tangan dari bea cukai di negara pengirim maupun penerima. Impor adalah bagian penting dari perdagangan internasional, lawannya adalah ekspor (Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas, 2011).

Apabila dilihat dari pendapatan nasional, impor memang akan mengurangi pendapatan nasional. Akan tetapi impor memegang peran penting dalam memenuhi kebutuhan ekonomi suatu negara. Dengan impor, bahan baku industri yang lebih murah akan diperoleh, sehingga proses produksi dapat berjalan lebih efisien. Maka secara tidak langsung impor ini dapat meningkatkan keuntungan produksi, yang pada akhirnya dapat meningkatkan jumlah output dan pertumbuhan ekonomi.

2.4 Produktivitas Tenaga Kerja dan Investasi: Teori Solow

Robert Solow dari MIT dan Trevor Swan dari Australian National University secara sendiri-sendiri mengembangkan model pertumbuhan ekonomi yang sekarang sering disebut dengan nama model pertumbuhan Neo-Klasik. Seperti halnya dengan model Harrod-Domar, model Solow-Swan memusatkan perhatiannya pada bagaimana pertumbuhan penduduk, akumulasi modal, kemajuan teknologi dan output saling berinteraksi dalam proses pertumbuhan

(12)

Walaupun dalam kerangka umum dari model Solow-Swan mirip dengan model model Harrod-Domar, tetapi model Solow-Swan lebih “luwes” karena :

a. Menghindari masalah “ketidakstabilan” yang merupakan ciri warranted rate of growth dalam model Harrod-Domar

b. Bisa lebih luwes digunakan untuk menjelaskan masalah-masalah distribusi pendapatan.

Keluesan ini terutama disebabkan oleh karena Solow dan swan menggunakan bentuk fungsi produksi yang lebih mudah dimanipulasikan secara aljabar. Dalam model Harrod-Domar, output dan capital dan output dan tenaga kerja masing-masing dihubungkan oleh satu “fungsi produksi” dengan koefisien yang tidak bisa berubah, yaitu Qp = hK dan Qn, = nN. Dalam model Neo-Klasik dari Solow dan Swan dipergunakan suatu fungsi produksi yang lebih umum, yang bisa menampung berbagai kemungkinan substitusi antara capital (K) dan tenaga kerja (L). Bentuk fungsi produksi adalah:

Q = F ( K, L )

Yang memungkinkan berbagai kombinasi penggunaan K dan L untuk mendapatkan suatu tingkat output. Fungsi produksi semacam ini (yang sering dijumpai dalam teori ekonomi mikro) disebut fungsi produksi Neo-Klasik. Dalam menggunakan fungsi semacam inilah Solow dan Swan bisa menghindari masalah “ketidakstabilan” dan mengambil kesimpulan-kesimpulan baru mengenai distribusi pendapatan dalam proses pertumbuhan (seperti halnya kaum Klasik).

(13)

Dengan digunakannya fungsi produksi Neo-klasik tersebut, ada satu konsekuensi lain yang penting. Konsekuensi ini adalah bahwa seluruh faktor yang tersedia, baik berupa K maupun berupa L akan selalu terpakai atau tergunakan secara penuh dalam proses produksi. Ini disebabkan karena dengan fungsi produksi Neo-Klasik tersebut, berapapun K dan L yang tersedia akan bisa dikombinasikan untuk proses produksi, sehingga tidak ada lagi kemungkinan “kelebihan” dan “kekurangan” factor produksi seperti dalam model misalnya, Harrod-Domar atau Lewis. Posisi “full employment” ini membedakan model Neo-Klasik. Dengan adanya model Keynesian (Harrod-Domar) maupun model Klasik. Jadi jelas bahwa penggunaan fungsi produksi Neo-Kalsik sehingga selalu jelas terdapat ‘full employment’ merupakan ciri utama yang membedakan model ini dengan model-model pertumbuhan lain.

2.5 Produktivitas Tenaga Kerja dan Keterbukaan Perdagangan: Teori Perdagangan Internasional David Ricardo

Negara-negara melakukan perdagangan internasional karena dua alasan utama; masing-masing alasan menyumbangkan keuntungan perdagangan bagi mereka. Pertama, negara-negara berdagang karena mereka berbeda satu sama lain. Kedua, bertujuan untuk mencapai skala ekonomis (economies of scale).

Penjelasan mengenai hukum keunggulan komparatif dikemukakan oleh David Ricardo dalam bukunya Principles of Political Economy and Taxation (1817). Menurut hukum keunggulan komparatif, meskipun sebuah negara kurang efisien dibanding (atau memiliki kerugian absolut terhadap) negara lain dalam

(14)

memproduksi kedua jenis komoditi yang dihasilkan, namun masih tetap terdapat dasar untuk melakukan perdagangan yang menguntungkan kedua belah pihak. Negara A misalnya harus melakukan spesialisasi dalam memproduksi dan mengekspor komoditi yang memiliki kerugian absolut lebih kecil (yang merupakan komoditi yang memiliki keunggulan komparatif) dan mengimpor komoditi yang memiliki kerugian absolut cukup besar (komoditi yang memiliki kerugian komparatif). Jadi harga sesuatu barang tergantung dari banyaknya tenaga kerja yang dicurahkan untuk memproduksi barang tersebut.

Teori keunggulan absolut tidak dapat digunakan sebagai dasar dalam perdagangan internasional apabila salah satu negara memiliki keunggulan absolut atas kedua jenis komoditi. Atau dengan kata lain bahwa bila salah satu negara memiliki keunggulan absolut atas kedua jenis komoditi, maka perdagangan tidak akan terjadi. Namun dengan teori keunggulan komparatif, perdagangan internasional antara dua negara masih dapat berlangsung walaupun salah satu negara memiliki keunggulan absolut atas kedua jenis komoditi.

2.6 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu ini memuat berbagai penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti lain baik dalam bentuk penelitian biasa, skripsi, tesis dan jurnal. Penelitian tersebut telah menjadi dasar pemikiran penulis dalam penyusunan skripsi, adapun penelitiannya adalah sebagai berikut:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Jiang (2012) dengan judul “An empirical study of openness and convergence in labor productivity in the Chinese provinces”.

(15)

Penelitian ini menggunakan metode FD 2SLS (Two stage Least Squares) dan GMM (Generalized Method of Moment). Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterbukaan daerah memiliki efek signifikan positif terhadap pertumbuhan regional dalam produktivitas tenaga kerja di provinsi Cina. Ketika heterogenitas regional dan keterbukaan daerah dicatat, studi ini menemukan konvergensi kondisional cepat dalam produktivitas tenaga kerja di seluruh provinsi di China. Dalam penelitian ini penulis akan meneliti kembali pengaruh investasi asing, ekspor dan impor terhadap produktivitas tenaga kerja yang ada di Sumatera Utara.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Fujiathy (2013) yang berjudul “Analisis Produktivitas Tenaga Kerja dan Spillover Foreign Direct Investment (FDI) pada Perusahaan Swasta Lokal di Industri Manufaktur Indonesia”. Penelitian ini menggunakan data panel Statistik Industri Besar dan Sedang tahun 2003-2009, regresi random effect terhadap variabel produktivitas tenaga kerja dengan variabel intensitas modal, kualitas tenaga kerja, efek dari skala ekonomi, ukuran tingkat persaingan industri, ukuran perusahaan, umur, dan lokasi perusahaan menunjukan hasil bahwa perusahaan dengan kepemilikan asing memiliki tingkat produktivitas yang lebih tinggi dari perusahaan swasta lokal dan perusahaan pemerintah pada Industri Manufaktur di Indonesia; produktivitas tenaga kerja perusahaan swasta lokal tidak dipengaruhi oleh kehadiran perusahaan dengan kepemilikan asing baik dari sisi tenaga kerja maupun dari sisi aset tetap masing-masing sektor dengan perusahaan dengan kepemilikan asing. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada perusahaan

(16)

swasta lokal tidak terjadi efek spillovers dari kehadiran perusahaan asing di Industri Manufaktur Indonesia.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Suparyati (1999) dengan judul “Analisis dampak keterbukaan ekonomi dan stabilitas makroekonomi terhadap pertumbuhan total faktor productivity Indonesia”. Pertumbuhan total factor productivity merupakan variabel terikatnya yang besarnya dipengaruhi oleh tingkat keterbukaan ekonomi, stabilitas makroekonomi dan tingkat pendidikan sebagai ukuran dari investasi sumber daya manusia. Indikator keterbukaan ekonomi terdiri dari kebijakan orientasi ekspor dan kebijakan subtitusi impor yang dihitung menggunakan indeks Learner seta kebijakan liberalisasi modal. indikator stabilitas makroekonomi meliputi tingkat inflasi, rasio neraca transaksi berjalan terhadap PDB dan perubahan nilai tukar efektif riil sedangkan tingkat pendidikan diukur dengan tingkat scholl enrollment ratio (SER) untuk SD, SLTP, SMU dan perguruan tinggi. Penelitian ini menggunakan menggunakan teknik dan model analisis ordinary least square (OLS) dan diperoleh kesimpulan bahwa variabel bebas yang signifikan mempengaruhi pertumbuhan TFP adalah kebijakan orientasi ekspor, rasio neraca transaksi berjalan terhadap PDB, Nilai tukar efektif riil, SER SLTP dan SER SMU. Kebijakan subtitusi impor dan kebijakan liberalisasi modal berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan TFP dengan tingkat kesalahan of = 15 %. Sedangkan variabel bebas yang tidak unemiliki signifikansi terhadap pertumbuhan TFP adalah tingkat inflasi, SER SD dan SER PT. Faktor yang paling dominan peranannya mempengaruhi pertumbuhan TFP

(17)

adalah kebijakan orientasi ekspor. Dalam penelitian ini penulis akan meneliti kembali pengaruh variabel ekspor dan liberalisasi modal dalam bentuk penanaman modal asing yang akan diteliti pengaruhnya terhadap produktivitas tenaga kerja dengan mengambil studi kasus di Provinsi Sumatera Utara.

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No.

Nama Peneliti dan

Tahun Penelitian

Judul Variabel Hasil

1. Yanqing Jiang (2012) An empirical study of openness and convergence in labor productivity in the Chinese provinces Variabel Independen: Ekspor, impor, FDI Variabel dependen: Produktivitas tenaga kerja

Studi ini menemukan bahwa keterbukaan daerah memiliki efek

signifikan positif terhadap pertumbuhan

regional dalam produktivitas tenaga kerja di provinsi Cina.

Ketika heterogenitas regional dan keterbukaan daerah

dicatat, studi ini menemukan konvergensi kondisional cepat dalam produktivitas tenaga kerja di seluruh

provinsi di China. 2. Arny Fujiathy

(2013)

Analisis Produktivitas Tenaga Kerja dan Spillover Foreign investment (FDI) Varibel Independen: intensitas modal, kualitas tenaga kerja, efek dari skala ekonomi, perusahaan dengan kepemilikan asing memiliki tingkat produktivitas yang

lebih tinggi dari perusahaan swasta lokal dan perusahaan

pemerintah pada Industri Manufaktur di

(18)

No.

Nama Peneliti dan

Tahun Penelitian

Judul Variabel Hasil

pada Perusahaan Swasta Lokal di Industri Manufaktur Indonesia ukuran tingkat persaingan industri, ukuran perusahaan, umur, dan lokasi perusahaan Variabel dependen: Produktivitas tenaga kerja Produktivitas tenaga kerja perusahaan swasta lokal tidak

dipengaruhi oleh kehadiran perusahaan

dengan kepemilikan asing baik dari sisi tenaga kerja maupun

dari sisi aset tetap masing-masing sektor

dengan perusahaan dengan kepemilikan asing. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa pada perusahaan swasta lokal tidak terjadi efek spillovers

dari kehadiran perusahaan asing di Industri Manufaktur Indonesia 3. Agustina Suparyati (1999) Analisis dampak keterbukaan ekonomi dan stabilitas makroekonomi terhadap pertumbuhan total faktor productivity Indonesia Variabel independen: Indikator keterbukaan ekonomi (kebijakan orientasi ekspor, kebijakan subtitusi impor,

Variabel bebas yang signifikan mempengaruhi pertumbuhan TFP

adalah kebijakan orientasi ekspor, rasio

neraca transaksi berjalan terhadap PDB, Nilai tukar efektif riil, SER SLTP

dan SER SMU. Kebijakan subtitusi impor dan kebijakan

(19)

No. Nama Peneliti dan

Tahun Penelitian

Judul Variabel Hasil

kebijakan liberalisasi modal) indikator stabilitas makroekono mi (tingkat inflasi, rasio neraca transaksi, perubahan nilai tukar efektif riil) tingkat pendidikan (tingkat school enrollment ratio 'SEW untuk SD, SLTP, SMU dan PT) Variabel dependen: Pertumbuhan total factor productivity liberalisasi modal berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan TFP dengan tingkat kesalahan of = 15 %. Sedangkan variabel bebas yang tidak unemiliki signifikansi terhadap pertumbuhan TFP adalah tingkat inflasi, SER SD dan SER PT. Faktor yang

paling dominan peranannya mempengaruhi pertumbuhan TFP adalah kebijakan orientasi ekspor. 2.7Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual menggambarkan pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat yaitu keterbukaan ekonomi yang terdiri dari dua indikator yakni pengaruh penanaman modal asing dan keterbukaan perdagangan terhadap produktivitas tenaga kerja di Sumatera Utara. Dalam upaya meningkatkan

(20)

dalam teknologi, pengetahuan teknologi baru dapat digunakan di negara manapun untuk memproduksi dengan lebih efisien atau barang dengan kualitas tinggi. Spillovers tersebut meningkatkan produktivitas tenaga kerja dari negara yang mengadopsinya .

Selain investasi asing, keterbukaan perdagangan juga merupakan faktor penting dalam merangsang pertumbuhan ekonomi suatu daerah. Dengan adanya ekspor maka akan memungkinkan suatu daerah meningkatkan output totalnya. Yang artinya tenaga kerja memiliki produktivitas yang tinggi dalam menghasilkan output. Dengan demikian tingkat penanaman modal asing dan keterbukaan perdagangan diharapkan menjadi pendorong dalam peningkatan produktivitas Sumatera Utara.

Berdasarkan pernyataan tersebut secara garis besar kita dapat menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas tenaga kerja di Sumatera Utara. Dalam Penelitian ini hubungan antara produktivitas tenaga kerja dengan variabel-variabel yang mempengaruhinya dapat dibuat bagan kerangka konseptual sebagai berikut :

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Penanaman Modal Asing Produktivitas Tenaga Kerja Keterbukaan Ekonomi Keterbukaan Perdagangan

(21)

2.8 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan tinjauan teoritis diatas, maka dapat dibangun hipotesis kerangka konseptual sebagai berikut:

1. Penanaman Modal Asing berpengaruh positif terhadap Produktivitas Tenaga Kerja.

2. Keterbukaan perdagangan berpengaruh positif terhadap Produktivitas Tenaga Kerja.

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Penanaman Modal Asing  Produktivitas  Tenaga Kerja Keterbukaan Ekonomi Keterbukaan Perdagangan

Referensi

Dokumen terkait

Kehadiran teknologi speech synthesizer (pensintesa ucapan), yang dikenal pula dengan istilah sistem Text-To-Speech (TTS), dapat melakukan konversi dari teks yang

Sebuah studi lain menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan efektivitas antara penggunaan omeprazol dan pantoprazol, tetapi pantoprazol dapat digunakan tanpa penyesuaian dosis pada

(2) Melakukan analisa terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku dan sumber hukum lain baik secara vertikal maupun secara horizontal, serta hubungan satu dengan lainnya

Neutrofil bersifat fagosit dan dapat masuk kedalam jaringan yang terinfeksi.Satu sel neutrofil dapat memfagosit 5-20 bakteri dengan masa hidup sekitar 6- 10

membandingkan publikasi ilmiah internasional Indonesia dalam 27 bidang dan 264 subbidang ilmu di atas dengan data serupa dari lima negara ASEAN yang termaju dalam penelitian,

Dalam bab ini peneliti menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan kajian dalam penelitian ini, antara lain mendeskripsikan lokasi penelitian (setting penelitian), selanjutnya

Pengolahan citra adalah sebuah disiplin ilmu yang mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan perbaikan kualitas gambar (peningkatan kontras, transformasi warna, restorasi),

Mojopahit Mojokerto dengan sampel berjumlah 33 orang yang dipilih secaraProbability Sampling atau Simple Random Sampling yang sesuai dengan criteria