• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAMBARAN SANITASI LINGKUNGAN DI PERUMAHAN TERTATA PERUMAHAN PAKIS TIRTOSARI 1 SURABAYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "GAMBARAN SANITASI LINGKUNGAN DI PERUMAHAN TERTATA PERUMAHAN PAKIS TIRTOSARI 1 SURABAYA"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

GAMBARAN SANITASI LINGKUNGAN DI PERUMAHAN TERTATA “PERUMAHAN PAKIS TIRTOSARI 1 SURABAYA”

Delfi Novella Sadono

Universitas Airlangga: Departemen Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku Fakultas Kesehatan Masyarakat, Surabaya

Email: delfinovella@gmail.com

ABSTRAK

Masalah kesehatan merupakan masalah yang sangat kompleks yang berkaitan dengan masalah-masalah lain diluar kesehatan sendiri. Salah satu faktor terbesar yang mempengaruhi kesehatan adalah faktor lingkungan. Keadaan lingkungan yang optimal dapat berpengaruh positif terhadap terwujudnya status kesehatan yang optimal pula. Untuk kondisi ruangan dan rumah akan lebih baik jika sebagian besar ruangan-ruangan terpisah dari ruang lainnya. Begitu pula dalam hal kebersihan dengan pencahayaan cukup dan ventilasi yang cukup dilengkapi dengan jendela yang dibuka setiap hari. Pencemaran udara dalam ruang terutama rumah sangat berbahaya bagi kesehatan manusia, karena pada umumnya orang lebih banyak menghabiskan waktu untuk melakukan kegiatan didalam rumah sehingga rumah menjadi sangat penting sebagai lingkungan mikro yang berkaitan dengan risiko dari pencemaran udara. Dampak dari adanya pencemar udara dalam ruang rumah terhadap kesehatan dapat terjadi baik secara langsung maupun tidak langsung. Gangguan kesehatan secara langsung dapat terjadi setelah terpajan, antara lain yaitu iritasi mata, iritasi hidung dan tenggorokan, sertasakit kepala, mual dan nyeri otot (fatigue), termasuk asma, hipersensitivitas pneumonia, flu dan penyakit–penyakit virus lainnya. Sedangkan gangguan kesehatan secara tidak langsung dampaknya dapat terjadi beberapa tahun kemudian setelah terpajan, antara lain penyakit paru, jantung, dan kanker, yang sulit diobati dan berakibat fatal. Dalam suatu perumahan atau pemukiman dibutuhkan udara bersih yang cukup untuk pengendalian penyakit dan kecelakaan di suatu perumahan dan pemukiman tertata.

Kata Kunci: Faktor Lingkungan, Perumahan Tertata, Perumahan, Sanitasi Lingkungan

(2)

Halaman | 63 PENDAHULUAN

Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 28 H ayat (1), bahwa setiap orang berhak hidup sejahterah lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baikdan sehat serta memperoleh pelayanan kesehatan. Selanjutnya didalam Undang-Undang Nomor 1 tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman juga telah menegaskan bahwa rumah adalah salah satu kebutuhan dasar manusia dalam rangka peningkatan dan pemerataan kesejahteraan rakyat. Oleh karena itu rumah yang layak huni merupakan dasar dan salah satu komponen penting dalam menentukan tingkat kesejahteraan.

Menurut World Health Organization rumah sehat dapat diartikan sebagai tempat berlindung / bernaung dan tempat beristirahat, sehingga menumbuhkan kehidupan yang sempurna baik fisik, rohani maupun sosial. Sedangkan menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2005), rumah merupakan bangunan tempat tinggal yang memenuhi syarat kesehatan yaitu rumah yang memiliki jamban yang sehat, sarana air bersih, tempat pembuangan sampah, sarana pembuangan air limbah, ventilasi yang baik, kepadatan hunian rumah yang sesuai dan lantai rumah yang tidak terbuat dari tanah.

Masalah kesehatan merupakan masalah yang sangat kompleks yang berkaitan dengan masalah-masalah lain diluar kesehatan sendiri. Salah satu faktor terbesar yang mempengaruhi kesehatan adalah faktor lingkungan. Keadaan lingkungan yang optimal dapat berpengaruh positif terhadap terwujudnya status kesehatan yang optimal pula. Untuk kondisi ruangan dan rumah akan lebih baik jika sebagian besar ruangan-ruangan terpisah dari ruang lainnya. Begitu pula dalam hal kebersihan dengan pencahayaan cukup dan ventilasi yang cukup dilengkapi dengan jendela yang dibuka setiap hari.

Pencemaran udara dalam ruang terutama rumah sangat berbahaya bagi kesehatan manusia, karena pada umumnya orang lebih banyak menghabiskan waktu untuk melakukan kegiatan didalam rumah sehingga rumah menjadi sangat penting sebagai lingkungan mikro yang berkaitan dengan risiko dari pencemaran udara. Dampak dari adanya pencemar udara dalam

ruang rumah terhadap kesehatan dapat terjadi baik secara langsung maupun tidak langsung. Gangguan kesehatan secara langsung dapat terjadi setelah terpajan, antara lain yaitu iritasi mata, iritasi hidung dan tenggorokan, sertasakit kepala, mual dan nyeri otot (fatigue), termasuk asma, hipersensitivitas pneumonia, flu dan penyakit–penyakit virus lainnya. Sedangkan gangguan kesehatan secara tidak langsung dampaknya dapat terjadi beberapa tahun kemudian setelah terpajan, antara lain penyakit paru, jantung, dan kanker, yang sulit diobati dan berakibat fatal. Dalam suatu perumahan atau pemukiman dibutuhkan udara bersih yang cukup untuk pengendalian penyakit dan kecelakaan di suatu perumahan dan pemukiman tertata.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian observasional. Jenis penelitian adalah deskriptif. Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk melihat gambaran sanitasi lingkungan di perumahan tertata Perumahan Pakis Tirtosari 1 Surabaya. Metode yang digunakan untuk memperoleh data primer yaitu dengan observasi langsung. Metode observasi dilakukan untuk mengetahui situasi dalam konteks ruang dan waktu pada daerah yang di inspeksi. Pengamatan dilakukan pada bagian-bagian dalam rumah dan perilaku penghuni yang berhubungan dengan sanitasi lingkungan di perumahan. Observasi dilengkapi dengan kamera untuk mendokumentasikan hal-hal yang dianggap penting dalam inspeksi tersebut. Dengan menggunakan metode observasi, dapat diketahui secara langsung bagaimana sanitasi dan kondisi dari Perumahan Pakis Tirtosari 1. Dalam metode observasi, penilaian menggunakan alat bantu berupa lembar observasi. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara mengunjungi setiap rumah dan mewawancarai pemilik rumah. Selain itu dilakukan observasi non partisipatif di setiap rumah, peneliti hanya sebagai pengamat. Pengamatan yang dilakukan peneliti yaitu pengamatan dan pengukuran cahaya serta pengukuran kebisingan di setiap ruangan yang berada didalam rumah tersebut. Analisis yang dilakukan yaitu dengan cara membandingkan hasil observasi dan pengamatan. Data yang dikumpulkan baik melalui studi literatur maupun dari hasil

(3)

observasi langsung, kemudian diolah dengan analisis deskriptif sehingga dapat menghasilkan informasi mengenai kondisi sanitasi lingkungan di Perumahan Pakis Tirtosari 1 Surabaya secara menyeluruh. HASIL PENELITIAN

Inspeksi yang dilakukan di Perumahan tertata Komplek Pakis Tirtosari 1 Surabaya disesuaikan dengan lembar instrumen penilaian yang terdiri dari empat komponen, yaitu kondisi rumah, sanitasi rumah, perilaku penghuni dan lingkungan. Masing-masing komponen tersebut akan di jabarkan kembali dengan variabel. Hasil inspeksi yang dilakukan di Perumahan Pakis Titrosari 1 Surabaya adalah sebagai berikut:

1. Kondisi Rumah (Konstruksi Bangunan) Kondisi rumah yang kami inspeksi ada sepuluh perumahan, adapun variabel yang kami nilai adalah atap rumah, dinding rumah, pencahayaan rumah, lantai, ventilasi rumah, pencahayaan kamar, ventilasi dapur, kepadatan hunian, garasi, kebisingan dan pekarangan/RTH. Pada variabel atap rumah ada lima rumah termasuk pada indikator rapat dan tidak bocor namun ada juga beberapa rumah yaitu empat rumah yang memiliki atap rumah yang rapat tetapi juga bocor dan ada juga yang nilainya tidak sempurna yaitu ada satu rumah yang masih tergolong tidak rapat dan juga bocor sehingga hal ini akan memungkinkan bagi penghuni untuk merasa tidak aman apabila datang musim hujan. Untuk variabel dinding rumah, semua rumah termasuk dalam indikator menggunakan batu bata yang diplester dan di cat. Sedangkan untuk lantainya semua rumah termasuk dalam kondisi mudah dibersihkan, kedap air dan semuanya menggunakan keramik.

Kemudian kondisi pencahayaan rumah yang dihitung menggunakan alat lux meter didapatkan bahwa ada delapan rumah yang ketersediaan cahayanya <60 lux dan ada dua rumah yang cahayanya >60lux. Hal ini juga terkait denga pencahayaan kamar, adapun sembilan rumah termasuk ketersediaan cahayanya <60lux dan juga satu rumah yang cahayanya >60lux. Variabel selanjutnya yang dinilai adalah ventilasi rumah yang jika dilihat dari indikator >10% dari luas lantai maka hampir semua rumah memenuhi. Untuk mengetahui ventilasi

dapur maka hampir semuanya baik yaitu >40% luas lantai dapur, ada tujuh rumah bahkan untuk lubang asap dapur hampir semuanya baik ada satu rumah yang memiliki lubang asap dapur yang bagus dengan menggunakan exhaust fan, ada juga dua rumah yang ventilasi dapurnya <40% luas lantai dan satu rumah yang tidak memiliki lubang dapur sama sekali. Kepadatan hunian termasuk dalam kondisi yang memenuhi pada semua rumah yang indikatornya dapat dilihat dari luas kamar < 8m2dan penghuni > 2 orang. Semua rumah juga mempunyai garasi yang sebagian besar dibentuk dengan model carport yang dilengkapi dengan atap dan lantai dikarenakan tidak mempunyai lahan yang cukup untuk garasi. Kebisingan yang diukur dengan sound level di semua area rumahpun tergolong <55db dikarenakan tidak terlalu dekat dengar sumber bunyi apapun. Dan yang terakhir adalah pekarangan/RTH yang sebagian besar rumah mempunyai pekarangan dan dimanfaatkan untuk menanam bunga sekaligus TOGA. Namun ada dua rumah yang tidak mempunyai pekarangan.

2. Sarana Sanitasi Lingkungan Rumah

Sarana sanitasi perumahan adalah sarana atau fasilitas kebersihan lingkungan yang berada di area perumahan untuk menciptakan keadaan lingkugan yang baik dan bersih sehingga kesehatan bisa di ciptakan di area perumahan. Variabel yang kami gunakan untuk sarana sanitasi di Perumahan Pakis Tirtosari 1 adalah sarana pengelolaan sampah rumah tangga, tempat sampah, ketersediaan air bersih dan air minum, sarana penyimpanan makanan dan sarana pembuangan kotoran. Untuk pengelolaan sampah rumah tangga, indikator yang kami lihat adalah dengan melakukan 3R (Reuse, Reduce, Recycle) ada beberapa rumah yang sudah mengelola sampahnya dengan baik dengan melakukan 3R atau salah satu/dua dari 3R tersebut, namun masih ada juga rumah yang sama sekali tidak melakukan pengelolaan sampah, mungkin karena kurangnya dukungan di lingkungan sekitar.

Variabel selanjutnya adalah ketersediaan tempat sampah, hampir semua rumah disediakan tempat sampah yang lebih dari 1 di dalam rumahnya dan juga semuanya terbuat dari plastik. Untuk

(4)

Halaman | 65 ketersediaan air minum semuanya

menggunakan air kemasan dan juga sebagian ada yang menggunakan air isi ulang namun air isi ulang tersebut dimasak kembali dan juga sebagian digunakan untuk memasak. Sedangkan untuk ketersediaan air bersih ada empat rumah yang bersumber dari air sumur dan PDAM dan enam rumah sisanya hanya menggunakan air PDAM yang hampir semua rumah kondisi fisik airnya tidak keruh, tidak berbau, tidak berwarna dan tidak berasa. Untuk sarana penyimpanan makanan hampir semua rumah dalam menyimpan makanannya sudah baik, yakni menggunakan almari/penutup makanan dan ada kulkasnya. Yang terakhir yakni sarana pembuangan kotoran (jamban) di semua rumah sudah ada, jenis jambannya leher angsa dan juga ada septic tank. 3. Perilaku Penghuni

Perilaku penghuni rumah di perumahan Pakis Tirtosari 1 secara garis besar sudah baik. Hal ini dibuktikan dengan keadaan di dalam rumahnya tidak ada sampah yang berceceran dan apabila selesai makan bungkusnya langsung dibuang di tempat sampah, namun masih ada satu rumah yang sampahnya berceceran, sisa makanan yang ada di lantai juga tidak langsung dibersihkan seusai makan, hal ini mungkin saja karena perilaku penghuninya yang kurang sadar terhadap kebersihan rumah. Dan kebiasaan membersihkan halaman rumah juga sudah baik, dan semua rumah melakukannya. Selanjutnya yaitu membuka jendela ruang keluarga yang sebagian besar sudah baik dengan membuka jendela setiap hari namun ada juga dua rumah yang memiliki jendela namun jarang sekali dibuka, mungkin karena ketergantungan menggunakan AC di rumahnya. Kebiasaan membuka jendela kamar masih ada beberapa penghuni yang hanya kadang-kadang membuka jendela kamar tetapi secara garis besar telah membuka jendela setiap hari, namun ada lima rumah yang tidak membuka jendelanya kondisi jendela yang jauh dari jangkauan tangan, bahkan ada juga kamar yang tidak mempunyai jendela. Untuk perilaku hidup bersih dan sehat pada penghuni di perumahan Pakis Tirtosari 1 cukup baik. Dari hasil inspeksi 10 rumah di perumahan Pakis Tirtosari 1 masih banyak

perilaku penghuni yang hanya mencuci tangan dengan air walaupun sudah disediakan sabun. Dalam hal merokok ada tiga rumah yang penghuninya tidak merokok sama sekali dengan dibuktikannya tidak ada asbak yang terisi dan rumah selanjutnya dari hasil inspeksi kebanyakan kebiasaan penghuninya merokok. Sedangkan dalam hal penggunaan obat nyamuk, sebagian besar sudah terlihat baik dibuktikan dengan indikatornya yaitu ada obat nyamuk dan juga memasang kelambu/kasa.

4. Lingkungan Perumahan

Perumahan Pakis Tirtosari 1 merupakan perumahan yang berada di kawasan yang strategis. Dibuktikan dengan keadaan kondisi geografinya yang terletak di daerah yang bukan rawan bencana alam termasuk banjir dan juga tidak berpotensi rawan kecelakaan karena kondidi jalan yang baik, tidak berlubang, tidak licin, rata lebar, tidak ada sampah berceceran di jalan dan juga tidak ada tikungan yang tajam. Hal lain yaitu sarana penerangan jalan umum yang menyala, drainase yang bergabung dengan saluran air limbah. Selanjutnya adalah adanya TPS (tempat pembuangan sampah) yang terawat, adanya sarana kesehatan seperti bidan, posyandu dan puskesmas. Ada juga sarana perbelanjaan seperti mini market yang masing-masing jaraknya mudah dijangkau atau tidak jauh dari lingkungan perumahan.

PEMBAHASAN

Hasil inspeksi sanitasi perumahan tertata di perumahan Kompleks Pakis Tirtosari 1 dengan empat komponen yang dinilai yaitu kondisi rumah, sanitasi rumah, perilaku penghuni dan lingkungan perumahan.

1. Komponen Kondisi Rumah

Indikator-indikator yang menjadi penilaian dalam komponen kondisi rumah yaitu Atap, dinding rumah, pencahayaan rumah, lantai, ventilasi rumah, pencahayaan kamar, ventilasi dapur, kepadatan hunian, garasi, kebisingan dan pekarangan/RTH. Sebenarnya keadaan rumah sudah baik tapi masih ada beberapa rumah yang belum sempurna yaitu pada komponen atap dan pencahayaan rumah Berikut ini hasil inspeksi di Perumahan Komplek Pakis Tirtosari 1. Indikator-indikator itu disesuikan dengan PerMenKes

(5)

No. 1077/Menkes/Per/V/2011 tentang Pedoman Penyehatan Udara dalam Ruang Rumah, PerMen Kes No: 416/Men.Kes/Per/Ix/1990 tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air, KepMen Permukiman dan Prasarana Wilayah No. 403/Kpts/M/2002 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Rumah Sederhana Sehat (Rs Sehat).

a. Atap atau langit-langit

Berdasarkan Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah No. 403/Kpts/M/2002 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Rumah Sederhana Sehat (Rs Sehat), pada rumah hampir semua langit-langit sudah bagus karena telah memenuhi syarat yang ada dalam peraturan diatas yaitu ketinggian rata-rata langit-langit adalah 2,8 m. Kebanyakan rumah memiliki langit-langit akan tetapi ada beberapa langit-langit yang kotor merupakan salah satu bentuk dari perilaku penghuninya yang kurang merawat rumahnya sendiri. Untuk atap rumah sudah memenuhi standar yaitu rapat yang dapat meminimalisir terjadinya kecelakan walaupun sering bocor saat musim penghujan.

b. Dinding Rumah

Berdasarkan Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah No. 403/Kpts/M/2002 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Rumah Sederhana Sehat (Rs Sehat), dinding rumah di wilayah Jawa Timur hendaknya terbuat dari tembok yang kokoh dan berbahan baku minimal batu bata. Hasil inspeksi yang sudah dilakukan di perumahan Komplek Pakis Tirtosari 1 menunjukkan keadaan yang bagus sesuai dengan peraturan diatas yaitu dinding yang permanen kokoh. Bahan yang di gunakan adalah antara batu bata atau batako. Jenis-jenis dinding permanen ada batako, batu bata, batu kapur, dinding kayu, dan lain-lain.

c. Pencahayaan Rumah dan Kamar

Berdasarkan Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah No. 403/Kpts/M/2002 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Rumah Sederhana Sehat (Rs Sehat) disebutkan bahwa pencahayaan yang baik terdapat pencahayaan alami pada siang hari dan

memiliki minimum seper sepuluh dari luas lantai. Minimum cahaya alami yang masuk adalah satu jam setiap hari cahaya efektif berada di rentang waktu 08.00-16.00 serta pada Persyaratan kesehatan perumahan dan lingkungan, menurut Keputusan Menteri Kesehatan

(Kepmenkes) No.

829/Menkes/SK/VII/1999 dijelaskan bahwa Pencahayaan alam dan/atau buatan langsung maupun tidak langsung dapat menerangi seluruh ruangan dengan intensitas penerangan minimal 60 lux dan tidak menyilaukan mata. Pada 10 rumah yang diinspeksi 8 rumah memiliki pencahayaan yang kurang dan 2 rumah memiliki pencahayaan yang baik. Hampir semua rumah di daerah tersebut tidak memiliki pencahyaan yang alami dan hanya menggunakan pencahayaan bantuan karena rata-rata ruangannya tertutup. Hasil inspeksi ini tidak sesuai dengan pedoman rumah sehat dan persyaratan kesehatan perumahan dan lingkungan bahwa pencahayaan rumah harus memiliki pencahayaan alami dan intensitas penerangan minimal 60 lux dan tidak menyilaukan mata. Hal ini juga terkait dengan pencahayaan kamar, adapun sembilan rumah termasuk ketersediaan cahayanya <60lux dan juga satu rumah yang cahayanya > 60 lux.

d. Lantai Rumah

Berdasarkan Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah No. 403/Kpts/M/2002 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Rumah Sederhana Sehat (Rs Sehat), lantai yang baik adalah lantai yang kedap air. Lantai kedap air bisa menggunakan ubin, keramik, plester. Lantai rumah yang berada di perumahan Komplek Pakis Tirtosari 1, semuanya telah menggunakan lantai yang baik yaitu kedap air dan rata-rata menggunakan keramik. Penggunaan lantai kedap air juga harus dijaga kekeringannya agar terhindari dari terjadinya kecelakaan terutama terpeleset.

e. Ventilasi Rumah

Berdasarkan Peraturan Menteri

Kesehatan No.

1077/Menkes/Per/V/2011 tentang Pedoman Penyehatan Udara dalam Ruang Rumah, bahwa ventilasi yang

(6)

Halaman | 67 baik adalah ventilasi permanen dengan

luas >20% dari luas lantai. Rata-rata semua rumah pada Perumahan telah memiliki ventilasi yang baik dan memenuhi syarat. Terdapat pula beberapa rumah yang menggunakan AC, sehingga untuk rumah yang menggunakan AC harus dilakukan pembersihan secara berkala. Pembersihan ini berguna untuk membersihkan bakteri-bakteri yang bersarang di filter AC. Ada juga yang membuat ventilasi di atas jendela dengan lubang ventilasi ditutup oleh kasa sehingga udara kotor bisa tersaring walaupun hanya sedikit dan harus dibersihkan berkala agar tidak terjadi penumpukan debu.

f. Ventilasi Dapur

Lubang asap dapur atau ventilasi dapur di Perumahan Komplek Pakis Tirtosari 1 ini jika ditinjau berdasarkan Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah No. 403/Kpts/M/2002 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Rumah Sederhana Sehat (Rs Sehat), semuanya sudah baik, bahkan ada satu rumah yang telah menggunakan exhaust fan sehingga asap dari hasi memasak tidak mencemari rumah. Namun, ada juga dua rumah yang ventilasi dapurnya <40% luas lantai dan ada satu rumah yang tidak memiliki lubang masak yang baik sehingga penghuni rumah berpotensi tercemar oleh asap dari hasil memasak. Untuk itu pada saat memasak sebaiknya semua jendela atau pintu yang ada dibuka untuk agar asap hasil memasak cepat keluar. g. Kepadatan Hunian

Menurut Persyaratan kesehatan perumahan dan lingkungan, menurut Keputusan Menteri Kesehatan

(Kepmenkes) No.

829/Menkes/SK/VII/1999 bahwa Luas kamar tidur minimal 8 m2 dan dianjurkan tidak untuk lebih dari 2 orang tidur. Dari hasil inspeksi yang telah dilakukan hampir semua memenuhi persyaratan Kepmenkes sehingga pertukaran udara di ruang kamar dapat tercukupi dan orang yang menempati juga merasakan nyaman.

h. Garasi dan Pekarangan/RTH

Untuk garasi di perumahan Komplek Pakis Tirtosari 1 hampir Semua rumah mempunyai garasi yang sebagian besar dibentuk dengan model carport yang dilengkapi dengan atap dan lantai dikarenakan tidak mempunyai lahan yang cukup luas untuk membuat garasi yang modelnya tertutup. Sedangkan untuk pekarangan/RTH menurut Permen PU No.05/PRT/M tahun 2008 menunjukkan bahwa setiap rumah yang termasuk kategori rumah kecil (luas lahan di bawah 200m2) menyediakan ruang terbuka hijau minimum dengan ukuran luas lahan (m2) dikurangi luas dasar bangunan (m2) dengan jumlah pohon pelindung minimal 1 dan ditambahkan tanaman semak perdu atau rumput. Untuk rumah di perumahan Komplek Pakis Tirtosari 1 sebagian besar rumah mempunyai pekarangan dan dimanfaatkan untuk menanam bunga sekaligus TOGA dengan luas yang memenuhi syarat. Walaupun ada juga dua rumah yang tidak mempunyai pekarangan.

i. Kebisingan di Rumah

Kebisingan dianjurkan 45 dB.A, maksimum 55 dB.A dan tingkat getaran maksimum 10 mm/detik menurut Persyaratan kesehatan perumahan dan lingkungan, menurut Keputusan Menteri Kesehatan (Kepmenkes) No. 829/Menkes/SK/VII/1999. Pada pengukuran sound level di setiap rumah yang berada di Perumahan Komplek Pakis Tirtosari 1 tidak satu pun rumah yang tergolong >55db dan tidak terdapat getaran dikarenakan tidak terlalu dekat dengar sumber bunyi apapun.

2. Komponen Sanitasi Rumah a. Sampah rumah tangga

Ditinjau dari Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia Nomor 03/Prt/M/2013 Tentang Penyelenggaraan Prasarana Dan Sarana Persampahan Dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga Dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga, hampir semua hasil memenuhi ketentuan umum yang ada di BAB 1 pasal 1, kecuali nomor 8 tentang pemilahan sampah. Sarana pembuangan tempat sampah yang ada di perumahan sudah tersedia didepan

(7)

tiap-tiap rumah yang nantinya akan dikumpulkan menjadi satu oleh petugas kebersihan yang ada di perumahan tersebut. Tempat sampah yang berada didepan rumah tiap-tiap warga sudah terbuat dari material yang kedap air, namun sistem buka tutup/penutupnya belum ada sehingga sampah busuk berbau yang telat dikumpulkan oleh petugas kebersihan akan tersebar kemana-mana. Pemilahan antara sampah organik dan non organik masih belum diterapkan dengan baik padahal pemilahan ini bisa digunakan sebagai cara untuk mengurangi percepatan pembusukan yang akan menyebabkan bau-bau yang lebih menyengat lagi. Tempat sampah didalam rumah sebagian besar sudah terbuat dari material yang kedap air, namun ada juga yang tidak. Tempat sampah yang ada penutupnya juga belum tersedia di beberapa rumah. Sedangkan untuk Jumlah Tempat Sampah (Didalam dan Diluar Rumah) Ditinjau dari Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia Nomor 03/Prt/M/2013 Tentang Penyelenggaraan Prasarana Dan Sarana Persampahan Dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga Dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga, jumlah tempat sampah yang berada didalam rumah bisa menyesuaikan dengan jumlah sampah yang ada, sehingga kebersihan tetap bisa dijaga. Jumlah tempat sampah yang ada disetiap rumah sudah mencukupi untuk menciptakan kebersihan di dalam rumah yaitu sebanyak 2-5 tempat sampah. Namun jumlah tempat sampah yang banyak juga harus diimbangi dengan kualitas tempat sampah yang kedap air dan tertutup sehingga tidak menyebabkan rembesan dan bau menyengat dari pembusukan sampah. Pada pengelolaan sampah diatur pada peraturan pemerintah Republik Indonesia Nomor 81 tahun 2012 Tentang Pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah Rumah tangga, pada pasal 1 ayat 7 disebutkan tempat pengolahan sampah dengan prinsip 3R (reduce,reuse, recycle) yang selanjutnya disebut TPS 3R adalah tempat dilaksanakannya

kegiatan pengumpulan, pemilahan, penggunaan ulang, dan pendauran ulang skala kawasan di perumahan Komplek Pakis Tirtosari 1 ada beberapa rumah yang sudah mengelola sampahnya dengan baik dengan melakukan 3R atau salah satu/dua dari 3R tersebut, tetapi masih ada juga rumah yang sama sekali tidak melakukan pengelolaan sampah, mungkin karena kurangnya dukungan di lingkungan sekitar padahal manfaat dari pengelolaan sampah sangat penting yaitu menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup dan kesehatan masyarakat; dan menjadikan sampah sebagai sumber daya.

b. Ketersediaan Air bersih dan Air minum Ditinjau dari PERMENKES Nomor : 416/MEN.KES/PER/IX/1990 Tentang Syarat-syarat Dan Pengawasan Kualitas Airsudah memnuhi syarat yang terdapat didalamnya). Dari hasil inspeksi di perumahan Komplek Pakis Tirtosari 1 menggambarkan bahwa lokasi Perumahan tersebut cukup baik tetapi ada beberapa yang harus diperbaiki agar menunjang kesehatan penghuni di perumahan tersebut. Perumahan ini berada di daerah yang tidak terlalu dekat dengan kondisi lingkungan sekitar/dekat sungai-sungai yang tercemar karena tempatnya yang agak masuk ke dalam suatu kawasan. Sehingga air PDAM yang digunakan oleh warga perumahan tidak akan mudah tercemar meskipun pipa saluran air yang di gunakan sudah terjamin kualitasnya, dan air bersihb pun bisa di dapatkan oleh warga di perumahan tersebut untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sedangkan untuk Komponen Kualitas Fisik Air Ditinjau dari Peraturan Menteri Kesehatan Nomor : 416/MENKES/PER/IX/1990 Tentang Syarat-syarat Dan Pengawasan Kualitas Air pada ketentuan umum dilampiran II, ada empat rumah yang bersumber dari air sumur dan PDAM dan enam rumah sisanya hanya menggunakan air PDAM yang hampir semua rumah kondisi fisik airnya tidak keruh, tidak berbau, tidak berwarna dan tidak berasa. Hasil inspeksi menunjukkan bahwa kualitas fisik air cukup baik karena kebersihan

(8)

Halaman | 69 tempat penampung air/bak air sering

dibersihkan. Sehingga kualitas fisik air bisa mendukung untuk kesehatan dan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Air minum yang digunakan pada semua rumah menggunakan air kemasan dan juga sebagian ada yang menggunakan air isi ulang namun air isi ulang tersebut dimasak kembali dan juga sebagian digunakan untuk memasak. Syarat kualitas air minum sesuai dengan Permenkes No. 492 Tahun 2010 tentang persyaratan kualitas air minum yang disebutkan tidak boleh ada mikrobiologi , kimia an-organik diperbolehkan dengan kadar tertentu. Ukuran fisik, kimiawi, pestisida dan desinfektan maupun hasil sampingannya desinfektan diperbolehkan dengan kadar tertentu sesuai yang tercantum di peraturan tersebut.

c. Sarana Penyimpanan Makanan

Menurut Persyaratan kesehatan perumahan dan lingkungan, menurut Keputusan Menteri Kesehatan

(Kepmenkes) No.

829/Menkes/SK/VII/1999 dijelaskan tersedianya sarana penyimpanan makanan yang aman. Dari hasil inspeksi yang telah dilakukan hampir semua rumah dalam menyimpan makanannya sudah baik, yakni menggunakan almari/penutup makanan dan lemari pendingin (kulkas) sehingga makanan yang ada terhindar dari vektor penyakit dan tidak cepat membusuk.

d. Sarana Pembuangan Kotoran

Ditinjau dari Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 852/Menkes/Sk/Ix/2008 Tentang Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat, berdasarkan definisi jamban sehat yang berguna untuk memutus 33 mata rantai penularan penyakit, semua rumah sudah memenuhi syarat. Dari hasil inspeksi, jamban (sarana pembuangan kotoran) sudah memenuhi kriteria yang diajukan yaitu di kloset leher angsa dan ada septic tank-nya. Lantai disekitar kloset juga terbuat dari bahan yang kuat. Air bersih yang digunakan juga tersedia dekat dengan kloset yang ada. Kebersihan dan ventilasi juga baik sehingga tidak menimbulkan bau yang

dapat mengganggu aktivitas sehari-hari dari penghuni rumah.

3. Komponen Perilaku Penghuni

Pada Komponen perilaku penghuni yang menjadi penilaian yaitu Membersihkan rumah dan halaman, Membuka jendela ruang keluarga, Membuka jendela kamar tidur, Mencuci tangan dengan sabun, Membuang sampah pada tempat sampah, Kebiasaan Memilah sampah, Kebiasaan merokok, Penggunaan obat nyamuk, dan Adanya vektor penyakit. Hasil inspeksi yang dilakukan didapatkan bahwa penghuni di semua rumah rata-rata telah berperilaku baik.

4. Komponen Lingkungan Perumahan

Dalam komponen lingkungan perumahan penilaian yang dinilai yaitu Keadaan geografi, Daerah rawan, Genangan air, Sarana penerangan jalan umum, Jarak antar rumah, Drainase, Jaringan jalan, Tempat pembuangan sampah (TPS), Jaringan saluran pembuangan air limbah rumah tangga, Sarana kesehatan, Sarana perbelanjaan, Sarana Rekreasi dan Olahraga. Dari 12 indikator yang dinilai hampir semua mendapatkan nilai yang baik, tetapi ada 4 nilai yang mendapatkan nilai yang kurang memuaskan yaitu sarana penerangan jalan, Jarak antar rumah, darinase, dan Sarana rekreasi dan olahraga. Keadaan kondisi geografinya di perumahan Komplek Pakis Tirtosari 1 terletak di daerah yang bukan rawan bencana alam termasuk banjir dan juga tidak berpotensi rawan kecelakaan karena kondidi jalan yang baik, tidak berlubang, tidak licin, rata lebar, tidak ada sampah berceceran di jalan dan juga tidak ada tikungan yang tajam sehingga lingkungannya aman dan nyaman. Kondisi jalan di perumahan tersebut cukup baik dengan menggunakan paving blok yang mencegah terjadinya pentebaran penyakit cacingan. Selain itu dengan penggunaan paving blok perumahan akan terlihat lebih bersih dan ketiga hujan jalan tidak menjadi becek. Untuk lampu penerangan tidak cukup baik. Karena terdapat lampu yang rusak dan belum dilakukan perbaikan sehingga pada saat malam hari akan menyusahkan orang sekitar untuk berjalan kaki maupun berkendara akan tetapi Lampu-lampunya tersebut memiliki jarak yang tidak begitu jauh dari satu lampu ke lampu yang lain.

(9)

Jarak antar rumah hanya berupa tembok pembatas tanpa adanya jarak antar bangunan, berarti rumah akan saling menempel dengan bangunan rumah -tetangga. Rumah yang berderet rapat memiliki resiko terjadi rambatan api jika terjadi kebakaran pada bangunan sebelah. Oleh karena itu rumah yang baik diberi jarak antar bangunan, untuk keamanan dan kenyamanan penghuninya. TPS menurut PerMen PU RI No 03/Prt/M/2013 Pasal 20 Ayat 4 bahwa TPS itu harus memenuhi kriteria luas sampai dengan 200m2, tersedianya pengelompokan min 5 jenis, pembangunan panampungan sampah sementara bukan merupakan wadah permanen, luas sesui kebutuhan, tidak mencemari lingkungan, penempatan tidak menggu estetika, dan memiliki jadwal pengumpulan teratur. Dari delapan kriterian TPS perumahan Komplek Pakis Tirtosari 1 hanya memenuhi empat kriteria yaitu luas sampai dengan 200m2, pembangunan panampungan sampah sementara bukan merupakan wadah permanen, luas sesui kebutuhan dapat dilihat tidak adanya sampah yang penumpukan sampah yang berlebihan, memiliki jadwal pengumpulan teratur. Drainase di perumahan Komplek Pakis Tirtosari 1 bergabung dengan saluran air limbah sehingga dapat menimbulkan bau walaupun dalam keadaan tertutup. Sehingga perlu perbaikan dan pemisahan saluran antara saluran air hujan dan air limbah. Tersedianya sarana kesehatan di perumahan Komplek Pakis Tirtosari 1 seperti klinik dokter, bidan, posyandu dan puskesmas sehingga masyarakat di perumahan tersebut bila sakit ataupun memeriksakan kesehatannya tidak perlu jauh keluar perumahan karena didalam perumahan sudah tersedia serta juga tersedia sarana perbelanjaan seperti mini market yang masing-masing jaraknya mudah dijangkau atau tidak jauh dari lingkungan perumahan. Sarana rekreasi dan olahraga di perumahan ini hanya satu tempat yang disediakan yaitu area lapangan yang multifungsi bisa dijadikan sebagai tempat olahraga maupun tempat parkir massal oleh warga sekitar sedangkan untuk tempat rekreasi tidak tersedia. Jadi, secara Keseluruhan nilai dari sanitasi lingkungan perumahan Kompleks Pakis Tirtosari 1 mendapatkan

nilai prosentase 82% dengan kriteria baik. nilai ini ditunjang dari penilaian variabel kondisi rumah yang paling baik dari 3 komponen penilaian lainnya. Di dalam penilaian kondisi rumah tersebut terdapat indikator-indikator yang mendominasi nilai yang baik yaitu Dinding, Lantai, dan kepadatan hunian. Serta dari penilaian sanitasi lingkungan perumahan terdapat variabel yang didominasi nilai yang buruk yaitu variabel perilaku penghuni dengan indikatornya membuka jendela kamar tidur dan kebiasaan memilah sampah.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil inspeksi sanitasi perumahan yaitu di Perumahan Pakis Tirtosari I Surabaya dengan komponen penilaian meliputi lingkungan, rumah, sarana sanitasi, dan perilaku penghuni. Sanitasi di Perumahan Pakis Tirtosari I Surabaya baik dengan nilai prosentase 82% (304 dari 373). Lingkungan di Perumahan Pakis sudah baik. Hal ini dapat dilihat dari kondisi jalan yang telah menggunakan aspal, adanya pembatas jalan di tengah yang dimanfaatkan sebagai taman, sebagian besar drainase yang tertutup, serta adanya sarana umum yang memadai. Namun ada bagian-bagian yang memiliki kekurangan seperti masih ada sebagian drainase yang terbuka karena masih dalam tahap renovasi sehingga belum semua drainase tertutup. Untuk kondisi rumah yang meliputi rumah itu sendiri, sarana sanitasi, dan perilaku penghuni. Hampir semua rumah sudah memiliki kondisi yang baik meskipun ada beberapa rumah yang memiliki atap bocor dibeberapa bagian tertentu. Untuk sarana sanitasi semua sudah baik dengan menggunakan air PDAM dan ada empat rumah yang juga menggunakan air sumur, jamban yang digunakan di juga sudah semua menggunakan leher angsa. Perilaku penghuni perumahan sudah baik semua rumah sudah melakukan sanitasi dengan baik dan sebagian sudah memilah sampah botol plastik.

SARAN

Berdasarkan dari kesimpulan diatas, masih terdapat hal yang harus dibenahi dari kawasan perumahan Pakis Tirtosari I Surabaya ini. Baik itu dari segi sanitasi rumah atau komponen rumah dan aspek lingkungan yang sehat untuk di jadikan tempat tinggal. Aspek kondisi rumah, sarana

(10)

Halaman | 71 sanitasi dan perilaku penghuni adalah

kriteria yang perlu dibenahi. 1. Kondisi Rumah

Ada beberapa hal yang perlu dibenahi, diantaranya adalah perlunya perbaikan atap atau langit-langit rumah. Ini dikarenakan ada beberapa rumah memiliki atap yang tidak memenuhi kriteria. Dan jika terus dibiarkan maka dapat menimbulkan kebocoran saat musim hujan. Selain itu, perlunya pemberian jendela pada kamar tidur juga penting untuk pertukaran udara masuk dan keluar. Juga untuk pencahayaan dalam kamar akan berkurang, dan ini dapat mempercepat pertumbuhan bibit penyakit. Terakhir adalah pemberian pencahayaan atau penerangan yang cukup. Di perlukan penerangan yang cukup agar indera penglihatan tidak terganggu serta menghindarkan dari suatu kecelakaan. 2. Perilaku Penghuni

Ada beberapa penghuni di perumahan ini merokok di dalam rumah, lebih baik mengurangi merokok di dalam rumah karena itu akan mengganggu kesehatan penghuni yang lainnya. Berikutnya pengolahan sampah rumah tangga yang sering tidak dilakukan oleh masyarakat perumahan ini, karena sampah rumah tangga perlu di pilah agar tidak tercampur dengan bahan berbahaya dan beracun. Juga dapat memudahkan pengolahan sampah saat di TPS dan TPA. 3. Lingkungan Perumahan

Lingkungan pada perumahan ini dalam keadaan di renovasi sehingga keadaannya menjadi kurang tertata, lebih baik segera untuk dilakukan penyelesaian renovasi agar kondisi lingkungan menjadi tertata dan mencegah terjadinya penyakit menular. Selain itu perlu penambahan ruang terbuka hijau dan sarana olahraga di perumahan ini agar udara menjadi segar dan mengurangi debu sehingga

masyarakat di perumahan ini bisa hidup sehat.

DAFTAR PUSTAKA

Azwar, A, 1996. Pengantar Ilmu Kesehatan Lingkungan, Penerbit Mutiara Sumber Widya, Jakarta.

Chandra, Dr. Budiman. 2007. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran. Hal. 124, dan 144-147.

Entjang, Indan. 2000. Ilmu Kesehatan Masyarakat. PT. Citra Aditya Bakti, Bandung.

Kementrian Perumahan Rakyat RI. 2013. Buku Panduan Bantuan PSU dan Kawasan Pemukiman TA. Jakarta: Deputi Bidang Pengembangan Kawasan.

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 852/Menkes/SK/IX/2008 tentang Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat.

Keputusan Menteri Kesehatan (Kepmenkes) No. 829/Menkes/SK/VII/1999 tentang Persyaratan kesehatan perumahan dan lingkungan

Keputusan Menteri Permukiman Dan Prasarana Wilayah Nomor: 403/Kpts/M/2002 Tentang Pedoman Teknis Pembangunan Rumah Sederhana Sehat (Rs Sehat)

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia Nomor 03/Prt/M/2013 Tentang Penyelenggaraan Prasarana Dan Sarana Persampahan Dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga Dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga

Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 01/Birhubmas/1/1975.

Sanropie, Djasio, dkk. 1989. Pengawasan Penyehatan Lingkungan Permukiman. Jakarta : Departemen Kesehatan RI, Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan

Referensi

Dokumen terkait

Citizen Journalism adalah praktek jurnalisme yang dilakukan oleh non profesional jurnalis dalam hal ini oleh warga.. Citizen Journalis (Jurnalisme Warga) adalah warga

Penelitian di atas berangkat dari sebuah imajinasi konstruktif pemikiran Heidegger dan Derrida dalam menjawab masalah dan makna kehadiran dalam ruang digital menghasilkan

Setelah dicukur, sesuatu yang diminta anak ( bebono ) akan diberikan kepada anak. Masyarakat Dieng merasa senang dan bersyukur saat anak mereka yang memiliki rambut gembel

Pada bobot kering umbi per rumpun (g) menunjukkan varietas berpengaruh nyata terhadap bobot segar umbi per rumpun (g) tetapi pemberian sumber nitrogen organik serta

Berdasarkan urutan latar belakang masalah, dapat mengidentifikasi beberapa permasalahan, yaitu sebagai berikut. Berbicara adalah salah satu aspek dalam keterampilan

Realisasi Belanja Transfer ke Daerah dan Dana Desa sampai dengan Triwulan I tahun 2019 sebesar Rp4.947,59 miliar atau 23,92 persen dari pagu, jika dibandingkan dengan

Adapun Tujuan Evaluasi Perumahan dan Kawasan Permukiman adalah memberikan arahan dalam pelaksanaan program dan perencanaan kegiatan di bidang Perumahan, Kawasan Permukiman dan

Sebagai contoh, pada satu komplek perumahan terdapat 1 rumah yang bersedia sebagai unit pengumpulan sampah rumah tangga, sehingga sabtu atau minggu pagi (hari libur)