• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENJELASAN IV JENIS DAN PROSES PELAKSANAAN BIDANG KEGIATAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENJELASAN IV JENIS DAN PROSES PELAKSANAAN BIDANG KEGIATAN"

Copied!
72
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENJELASAN IV

JENIS DAN PROSES PELAKSANAAN BIDANG KEGIATAN

Lingkup Kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan pada prinsipnya adalah peningkatan kesejahteraan dan kesempatan kerja masyarakat miskin perdesaan secara mandiri melalui peningkatan partisipasi masyarakat (terutama masyarakat miskin, kelompok perempuan, dan komunitas/kelompok yang terpinggirkan), meningkatnya kapasitas kelembagaan masyarakat dan pemerintah, meningkatnya modal sosial masyarakat serta inovasi, dan pemanfaatan teknologi tepat guna. Kegiatan yang diusulkan untuk mengakses BLM PNPM merupakan usulan kegiatan yang sudah dibahas dalam proses penyusunan RKP-Des.

a. Usulan kegiatan yang dapat didanai dalam PNPM Mandiri Perdesaan dapat diklasifikasikan menjadi enam jenis kegiatan, yang meliputi: (1) kegiatan pembangunan atau perbaikan sarana dan prasarana dasar yang dapat memberikan manfaat jangka pendek maupun jangka panjang secara ekonomi bagi masyarakat miskin atau rumah tangga miskin, (2) peningkatan bidang pelayanan kesehatan dan pendidikan, termasuk kegiatan pelatihan pengembangan keterampilan masyarakat, (3) kegiatan peningkatan kapasitas/keterampilan kelompok usaha ekonomi, terutama bagi kelompok usaha yang berkaitan dengan produksi berbasis sumber daya lokal,4) penambahan permodalan Simpan Pinjam untuk Kelompok Perempuan (SPP), 5) kegiatan pembangunan atau perbaikan sarana dan prasarana yang berhubungan dengan rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencanaKetentuan yang terkait dengan kegiatan pascabencana mengacu pada Penjelasan 13 PTO, 6) usulan kegiatan pengganti bagi lokasi kecamatan yang tidak memenuhi kriteria bisa mengajukan dana SPP yang mencakup pembiayaan, penyediaan sarana atau prasarana usaha, dan modal kerja yang dilakukan oleh kelompok usaha yang dikelola oleh perempuan.

b. Usulan kegiatan prasarana dapat dipaketkan dengan usulan prasarana dan/atau dengan kegiatan non prasarana yang lainnya, kecuali dengan jenis kegiatan (4) penambahan permodalan Simpan Pinjam untuk Kelompok Perempuan (SPP). Selain itu, kegiatan (6) usulan kegiatan pengganti bagi lokasi kecamatan yang tidak memenuhi kriteria bisa mengajukan dana SPP, mencakup pembiayaan, penyediaan sarana atau prasarana usaha, dan modal kerja yang dilakukan oleh kelompok usaha yang dikelola oleh perempuan.

Penentuan skala prioritas pendanaan kegiatan dilakukan masyarakat dalam musyawarah antardesa dengan menetapkan sejumlah kriteria yang meliputi aspek manfaat, berdampak terhadap peningkatan kesejahteraan, dapat dikerjakan masyarakat, didukung sumber daya yang ada, dan upaya pelestarian kegiatan.

Kegiatan Sarana dan prasarana yang dipilih harus mendukung pengembangan kegiatan ekonomi masyarakat atau peningkatan kesejahteraan masyarakat perdesaan di bidang kesehatan, pendidikan, dan lingkungan hidup. PNPM Mandiri Perdesaan tidak diperbolehkan membiayai beberapa kegiatan sebagaimana dicantumkan dalam daftar larangan (negative list). Pelarangan ini didasarkan atas komitmen Pemerintah Repuplik Indonesia untuk mendukung pelestarian lingkungan hidup, perlindungan hak anak, dan lebih memberikan perhatian kepada masyarakat umum, terutama masyarakat miskin, masyarakat adat, dan terpencil.

Sebagai upaya pencegahan, pengelolaan, dan penanganan risiko terjadinya potensi dampak negatif terhadap sosial dan lingkungan hidup yang mungkin terjadi sebagai akibat adanya kegiatan yang didanai PNPM Mandiri Perdesaan maka telah dibuat sebuah Panduan

(2)

2

Pengamanan Sosial dan Lingkungan Hidup dalam PNPM Mandiri Perdesaan yang disampaikan dalam Penjelasan 14 PTO.

Berikut penjelasan secara lengkap tentang daftar larangan yang dimaksud:

a. Pembiayaan seluruh kegiatan yang berkaitan dengan militer atau angkatan bersenjata, pembiayaan kegiatan politik praktis/partai politik

Kegiatan ini dilarang dengan alasan karena hanya menguntungkan kelompok tertentu dan jika dilakukan masyarakat umum, dapat melanggar hukum serta mengganggu keamanan umum.

b. Pembangunan/rehabilitasi bangunan kantor pemerintah dan tempat ibadah

Pembangunan kantor pemerintah adalah tanggung jawab Pemerintah, sedangkan tempat ibadah terbatas hanya untuk golongan tertentu atau kelompok agama tertentu, padahal dalam satu desa dan kecamatan terdapat beberapa agama. Sasaran PNPM adalah seluruh penduduk yang ada di desa atau kecamatan lokasi program.

c. Pembelian gergaji rantai, senjata, bahan peledak, asbes dan bahan-bahan lain yang merusak lingkungan (pestisida, herbisida, obat-obatan, dan bahan-bahan terlarang lainnya)

PNPM Mandiri Perdesaan mendukung pelestarian alam dan melarang pembelian alat serta bahan yang dapat merusak alam. Gergaji rantai biasa dipakai untuk menebang pohon di hutan, bahan peledak mengganggu keamanan dan kerusakan lingkungan, asbes mengganggu kesehatan, antara lain menjadi penyebab kanker paru-paru. Pestisida serta sejenisnya dapat merusak ekosistem dan kesehatan manusia.

d. Pembelian kapal ikan yang berbobot di atas 10 ton beserta perlengkapannya

Kapal dengan kapasitas besar cenderung melakukan penangkapan ikan secara besar-besaran. Perilaku ini dapat mengganggu keseimbangan ekosistem laut. Alat penangkap ikan yang sering dipakai di kapal berkapasitas besar kebanyakan menggunakan pukat harimau. Alat ini merusak biota laut, terutama terumbu karang yang menjadi sumber makanan ikan. Karena dampak dari pengadaan kapal ini cenderung merusak lingkungan maka PNPM Mandiri Perdesaan melarang membiayai pembelian kapal jenis ini.

e. Pembiayaan gaji pegawai negeri

Dana Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) PNPM Mandiri Perdesaan tidak boleh untuk membiayai gaji/honor pegawai negeri karena mereka sudah mendapatkan alokasi gaji dari pemerintah.

f. Pembiayaan kegiatan yang mempekerjakan anak-anak di bawah usia kerja

Menurut UU Ketenagakerjaan tahun 2003: anak usia dibawah 13 tahun belum boleh bekerja, usia 13-15 tahun hanya boleh bekerja yang tidak berisiko dan pekerjaan paruh waktu sehingga anak bisa tetap sekolah dan berkembang dengan normal secara sosial. Oleh karena itu PNPM Mandiri Perdesaan dilarang dengan tegas mendanai kegiatan-kegiatan yang mempekerjakan anak-anak.

g. Kegiatan yang berkaitan dengan produksi, penyimpanan, atau penjualan barang-barang yang mengandung tembakau

PNPM Mandiri Perdesaan dan Pemerintah Indonesia turut mendukung kesepakatan internasional untuk memerangi zat adiktif (zat yang menimbulkan kecanduan dan merusak kesehatan), seperti tembakau, narkotika, dan obat terlarang lainnya. Sehingga PNPM Mandiri Perdesaan tidak membiayai kegiatan apapun yang berkaitan dengan tembakau secara khusus dan zat adiktif lainnya.

h. Kegiatan pengolahan tambang atau pengambilan terumbu karang

PNPM Mandiri Perdesaan melarang untuk membiayai pengolahan tambang dan pengambilan terumbu karang karena kegiatan ini cenderung merusak alam. Kegiatan

(3)

3

penambangan yang dilakukan oleh masyarakat cenderung tanpa memperhatikan dampak dari kerusakan alam dan tanpa rencana perbaikan atas kerusakan lingkungan yang terjadi. Secara ekologi, terumbu karang/koral merupakan habitat biota laut, baik yang hidup didalam atau sekitarnya. Secara fisik, terumbu karang juga dapat menjadi pelindung pantai dari abrasi akibat gelombang.

i. Kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan sumber daya air dari sungai yang mengalir dari/atau menuju negara lain

Pengelolaan sumber daya air sungai yang menuju ke negara lain memerlukan persyaratan tertentu yang cukup sulit untuk dikerjakan atau dipenuhi oleh masyarakat. Persyaratan-persyaratan ini diberlakukan agar tidak merugikan warga negara tetangga atau untuk menghindari keluhan dari negara tetangga.

j. Kegiatan yang berkaitan dengan pemindahan alur sungai

Pemindahan alur sungai memerlukan perencanaan yang komprehensif. Perencanaan yang matang ini dimaksudkan untuk mengeliminasi dampak yang akan terjadi. Perencanaan dan analisis dampak lingkungan memerlukan keterampilan-keterampilan khusus. PNPM Mandiri Perdesaan melarang masyarakat untuk melakukan kegiatan ini, sekaligus untuk mencegah terjadinya kerusakan lingkungan yang lebih parah, sebagai akibat dari berubahnya alur sungai.

k. Tidak diperbolehkan adanya kegiatan yang berkaitan dengan reklamasi lahan yang luasnya lebih dari 50 hektar (Ha) dan reklamasi pantai

Kegiatan reklamasi daratan yang luasnya lebih dari 50 Ha dapat berdampak pada perubahan ekosistem. Karena dampaknya yang sangat luas dan rumit maka perlu ada perencanaan dan analisis dampak lingkungan yang sangat cermat. Mengingat tingkat kesulitannya cukup tinggi, PNPM Mandiri Perdesaan tidak mengizinkan masyarakat mengajukan usulan ini.

l. Pembangunan jaringan irigasi baru yang luasnya lebih dari 50 Ha

Kegiatan ini memerlukan perencanaan yang memiliki tingkat ketelitian cukup tinggi. Tanpa perencanaan yang baik, risiko gagal akan sangat tinggi, apalagi dapat berdampak pada kerusakan lingkungan yang bisa mengganggu kegiatan perekonomian suatu wilayah. Mengingat tingkat kesulitannya cukup tinggi, PNPM Mandiri Perdesaan melarang masyarakat mengajukan kegiatan ini.

m. Kegiatan pembangunan bendungan atau penampungan air dengan kapasitas besar, lebih dari 10.000 meter kubik

Kegiatan ini memakan biaya sangat besar yang mungkin melebihi bantuan PNPM Mandiri Perdesaan per kecamatan. Kapasitas sebesar ini memerlukan lahan yang cukup luas serta memungkinkan ada proses ganti rugi lahan. Kegiatan ini memerlukan teknis khusus, tenaga khusus, dan perencanaan kegiatan yang mendetail. Hal ini akan sangat sulit dilakukan oleh masyarakat.

n. Kegiatan konstruksi dan pemanfaatan lahan di wilayah kawasan konservasi dan hutan lindung tanpa izin tertulis dari instansi pemangku kawasan, kecuali untuk desa-desa yang sudah masuk dalam kawasan konservasi (enclave)

Hutan lindung dan kawasan konservasi, seperti cagar alam, suaka margasatwa, dan taman nasional adalah kawasan khusus yang dilindungi oleh undang-undang karena nilai dan manfaat ekologi di dalamnya sangat penting bagi kehidupan di sekitar kawasan. Kegiatan tanpa pengawasan dari pemangku kawasan dikhawatirkan akan mengganggu keseimbangan ekologis kawasan sehingga berdampak pada fungsi dan manfaatnya bagi masyarakat luas, termasuk kegiatan-kegiatan yang dimungkinkan membuka akses terhadap kerusakan kawasan konservasi.

(4)

4

o. Kegiatan yang mengarah kepada perdagangan tumbuhan dan satwa yang dilindungi

Proses tahapan penyiapan jenis-jenis kegiatan yang akan didanai menggunakan BLM PNPM Mandiri Perdesaan adalah:

MAD Sosialisasi

Dalam pelaksanaan MAD 2, Fasilitator Kecamatan harus menjelaskan semua jenis kegiatan yang bisa didanai BLM PNPM, meliputi kegiatan sarana dan prasarana yang mendukung peningkatan kegiatan ekonomi, pendidikan, kesehatan, peningkatan kapasitas kelompok UEP, kegiatan SPP, termasuk kegiatan pengganti SPP dan kegiatan rehabilitasi pascabencana.

Penekanan materi sosialisasi untuk setiap jenis kegiatan adalah sebagai berikut: a. Sarana dan prasarana yang mendukung peningkatan kegiatan ekonomi masyarakat

desa, meliputi:

- Potensi sumberdaya desa/antardesa

- Permasalahan yang dihadapi masyarakat berkaitan dengan keterbatasan sarana dan prasarana

- Jenis-Jenis prasarana yang dapat mendukung peningkatan ekonomi masyarakat serta sarana pendidikan dan kesehatan

- Kesiapan masyarakat untuk melakukan kegiatan sarana dan prasarana - Kriteria sarana dan prasarana yang dapat didanai

b. Kegiatan Simpan Pinjam Khusus Kelompok Perempuan

- Dalam MAD Sosialisasi dilakukan sosialisasi ketentuan dan persyaratan untuk kegiatan SPP sehingga pelaku-pelaku tingkat desa memahami adanya kegiatan SPP dan dapat memanfaatkannya.

- Status kecamatan berkaitan dengan bisa atau tidaknya mengakses BLM untuk pendanaan SPP.

c. Kegiatan Peningkatan Kapasitas Keterampilan Kelompok Ekonomi

Fasilitator melakukan sosialisasi tentang adanya kegiatan Peningkatan Kapasitas Kelompok Usaha Ekonomi dengan menjelaskan mekanisme, ketentuan dasar, instrumen yang harus dipersiapkan, dan sebagainya. Dalam MAD Sosialisasi ini, Fasilitator wajib memberikan contoh-contoh kegiatan dan memberikan informasi-informasi lembaga atau institusi yang dapat dijadikan alternatif peningkatan kapasitas.

− Kegiatan Bidang Pendidikan Meningkatkan kesempatan belajar bagi siswa miskin/anak putus sekolah dengan prioritas menyelesaikan pendidikan dasar 9 tahun melalui pemberian beasiswa.

− Meningkatkan kualitas proses belajar-mengajar melalui bantuan–sarana dan prasarana pendidikan, peningkatan kualitas guru, serta metode pengajaran.

− Meningkatkan kepedulian orangtua siswa rumah tangga miskin dan komite sekolah terhadap pentingnya pendidikan.

− Meningkatkan kapasitas rumah tangga miskin perdesaan melalui pelatihan bagi pemuda putus sekolah dan ibu-ibu rumah tangga untuk menciptakan daya saing dan lapangan kerja.

d. Bidang Kesehatan

- Masalah kesehatan masyarakat di lingkup kecamatan atau desa (data dan informasi masalah kesehatan ini dapat diperoleh dari Puskesmas dan/atau Dinas Kesehatan setempat dan menggali data langsung dari masyarakat secara partisipatori melalui umpan pertanyaan-pertanyaan). Dampak yang diakibatkan

(5)

5

dari masalah kesehatan apabila tidak segera diatasi. Bentuk-bentuk kegiatan peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat dan kesehatan lingkungan yang dapat dikembangkan masyarakat.

- Bantuan pendampingan kepada masyarakat dari Fasilitator Kecamatan, PL, dan tenaga medis dari Puskesmas dalam mengembangkan kegiatan kesehatan. e. Bidang Rehabilitasi Pascabencana

− Penentuan lokasi dan alokasi pola khusus pascabencana

− Tata cara pelaksanaan pola khusus pascabencana

− Pelaku-pelaku dalam pelaksanaan kegiatan

− Tata cara melakukan penilaian kerusakan dan kebutuhan perbaikan

− Jenis-jenis kegiatan yang dapat didanai melalui pola khusus pascabencana

− Waktu pelaksanaan kegiatan pascabencana

Sebagai upaya untuk memperoleh gagasan dari seluruh jenis-jenis kegiatan tersebutmaka dalam proses penggalian gagasan, Fasilitator kecamatan dan Kader Desa wajib melibatkan pihak-pihak yang terkait langsung dengan bidang kegiatan, meliputi bidang pendidikan, kesehatan, dan pelaku ekonomi masyarakat. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam proses penggalian gagasan untuk mendapatkan kondisi riil keperluan masyarakat adalah:

Penggalian gagasan bidang sarana dan prasarana

Sarana dan prasarana yang diutamakan adalah sarana dan prasarana yang secara langsung dapat meningkatkan usaha ekonomi masyarakat. Untuk itu, pemanfaatan peta sosial hasil dari proses pengkajian keadaan desa sangat diperlukan dalam menggali potensi dan masalah bidang sarana dan prasarana mulai dari tingkat dusun, antar dusun, dan desa. Hasil penggalian gagasan diharapkan dapat membuka manfaat potensi sumberdaya lokal dalam mengatasi permasalahan yang terkait dengan penyediaan sarana dan prasarana yang akan diusulkan untuk didanai BLM PNPM Mandiri Perdesaan.

Penggalian gagasan bidang pendidikan

Penggalian gagasan didampingi oleh KPMD dibantu oleh Fasilitator Kecamatan/PL dengan menggunakan peta sosial dan kalender musim yang dibuat dalam musyawarah dusun dan desa. Peta sosial dibuat bersama masyarakat dusun dan desa dengan melibatkan komite sekolah, guru, dan kepala sekolah.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penggalian gagasan untuk bidang pendidikan masyarakat:

1) Fasilitator Kecamatan melakukan koordinasi dengan Kantor Cabang Dinas Pendidikan di kecamatan dan pihak sekolah agar memberikan informasi kepada Komite Sekolah untuk mengikuti proses penggalian gagasan.

2) Identifikasi calon penerima manfaat bantuan pendidikan dilakukan oleh KPMD dengan melibatkan kades, kadus, dan anggota Komite Sekolah setempat. Identifikasi meliputi jumlah rumah tangga miskin, jumlah anak putus sekolah dan yang terancam putus sekolah, anak usia sekolah yang belum sekolah, jumlah pengangguran, dan sebagainya.

3) Jenis kegiatan bidang pendidikan terutama beasiswa dan honor guru akan lebih efektif jika diberikan lebih dari satu tahun (multiyears/tahun jamak). Dana multiyears juga dapat diberikan dalam lingkup kecamatan, artinya semua desa dalam satu kecamatan memilih pola multiyears. Keputusan bantuan multiyears dilakukan oleh masyarakat sendiri setelah mereka mendapatkan informasi mengenai manfaat dan permasalahan yang akan timbul.

(6)

6

i. Target bidang pendidikan untuk penyelesaian pendidikan dasar 6 (enam) atau 9 (sembilan) tahun tercapai.

ii. Memastikan ketersediaan tenaga guru.

iii. Memperkuat kelembagaan Komite Sekolah (organisasi, uraian kerja, mekanisme dan tata kerja, kapasitas pengurus)

Catatan:

Masyarakat perlu mendiskusikan sendiri mekanisme pengelolaan bantuan pendidikan multiyears (tahun jamak) untuk menjamin keberlanjutan pengelolaan keuangan secara akuntabel dan transparan pada pascaprogram (di mana tidak ada Fasilitator Kecamatan di lokasi PNPM Mandiri Perdesaan).

Penggalian gagasan bidang kesehatan

Dalam proses penggalian gagasan, masyarakat didampingi oleh KPM-D/K, yang dibantu oleh Fasilitator Kecamatan/PI dan pihak yang mengetahui permasalahan kesehatan, bertujuan untuk:

a. Menyadarkan masyarakat tentang masalah kesehatan yang mungkin akan mereka hadapi.

b. Mengajak masyarakat untuk mengidentifikasi masalah-masalah kesehatan yang sedang mereka hadapi.

c. Mengajak masyarakat untuk merumuskan bentuk-bentuk kegiatan pencegahan dan penanggulangan penyakit serta penanganan kesehatan lingkungan

- Penggalian gagasan bidang Peningkatan Kapasitas/Keterampilan Kelompok Ekonomi

a. Melakukan musyawarah di dusun dengan tujuan identifikasi rumah tangga miskin dan kelompok UEP yang ada di dusun berfungsi untuk menemukan kebutuhan peningkatan kapasitas yang sesuai dengan kegiatan usaha yang dijalankan. Hasil identifikasi dan penggalian gagasan di musyawarah dusun yang diharapkan adalah:

 Daftar kelompok UEP yang memerlukan peningkatan kapasitas untuk usaha yang dilakukan dengan usulan jenis kegiatan yang diajukan.

 Daftar individu anggota rumah tangga miskin yang memerlukan peningkatan kapasitas dengan usulan jenis kegiatan yang diajukan. Daftar individu ini akan dikompilasi pada tingkat desa dan jika dari dusun-dusun lain mempunyai usulan kegiatan yang sama maka dapat dijadikan sebagai usulan desa.

b. Membuat hasil identifikasi kebutuhan peningkatan kapasitas dan digunakan untuk bahan dalam Musdes Penetapan Usulan.

c. Hasil identifikasi kebutuhan mencakup, paling tidak, nama-nama identitas rumah tangga miskin dan kelompok, bentuk usaha, lama usaha, bentuk kebutuhan peningkatan kapasitas.

- Penggalian gagasan bidang kegiatan simpan pinjam khusus kelompok perempuan

Proses identifikasi kelompok melalui musyawarah di dusun/kampung dengan proses sebagai berikut.

 Identifikasi kelompok sesuai dengan ketentuan tersebut diatas, termasuk kondisi anggota.

Kader melakukan identifikasi perkembangan kelompok SPP dan melakukan kategorisasi kelompok yang terdiri dari: Kelompok Pemula, Kelompok Berkembang, dan Kelompok Siap. Proses kategorisasi kelompok mengacu pada ketentuan kategori perkembangan kelompok. Menyiapkan daftar penerima manfaat setiap kelompok beserta jumlah kebutuhan dan daftar Rumah Tangga Miskin yang akan menjadi penerima manfaat.

(7)

7

− Rumah Tangga Miskin yang belum menjadianggota kelompok diberi penawaran dan fasilitasi untuk menjadi anggota kelompok sehingga dapat menjadi penerima manfaat.

 Hasil musyawarah dusun dituangkan dalam berita acara yang dilampiri: 1) daftar kelompok yang diidentifikasi,

2) kelompok SPP dengan daftar pemanfaat yang diusulkan, 3) peta sosial dan peta rumah tangga miskin,

(8)

8

4.1. Kegiatan Bidang Prasarana

4.1.1. Dasar Pemikiran

Sarana dan prasarana di Indonesia dibutuhkan masyarakat untuk membuka akses informasi dan pemasaran, terutama di daerah tertinggal/terpencil. Meskipun demikian, eksistensi program bukan sebatas membangun program fisik, melainkan lebih untuk menyiapkan tatanan sosial masyarakat yang lebih baik sekaligus memberdayakannya agar mampu mengakses manfaat program fisik secara optimal bagi perbaikan pendidikan, kesehatan, dan ekonomi.

Penentuan skala prioritas pendanaan kegiatan dilakukan masyarakat dalam musyawarah antardesa dengan mengacu pada sejumlah kriteria yang meliputi: a. Aspek teknis,

b. Manfaat,

c. Keberpihakan kepada rumah tangga miskin, d. Mendesak untuk dilaksanakan,

e. Didukung oleh sumber daya,

f. Mendukung kualitas lingkungan hidup, serta g. Upaya pelestarian kegiatan.

4.1.2. Tujuan

a. Tujuan Umum

Secara umum, tujuan pembangunan sarana dan prasarana adalah mengembangkan kemandirian masyarakat melalui peningkatan kapasitas masyarakat dan kelembagaan dalam penyelenggaraan pembangunan desa dan/atau antardesa, serta peningkatan penyediaan sarana dan prasarana sosial ekonomi sesuai dengan kebutuhan masyarakat sebagai bagian dari upaya mempercepat penanggulangan kemiskinan.

b. Tujuan Khusus

Membangun prasarana pendukung bagi desa-desa yang membutuhkanuntuk:

− Menciptakan lapangan kerja di desa, terutama bagi rumah tangga miskin.

− Meningkatkan kepedulian, perhatian/dukungan, dan keikutsertaan masyarakat dalam melaksanakan kegiatan.

− Meningkatkan kualitas kegiatan dengan menggunakan teknologi sederhana.

− Meningkatkan kapasitas Tim Pengelola Kegiatan dan/atau Tim Pelaksana Pemeliharaan Prasarana dalam mengelola kegiatan.

− Meningkatkan keterampilan masyarakat desa dalam merencanakan, melaksanakan, mengendalikan, monitoring, dan memelihara prasarana, dalam teknis pelaksanaan.

4.1.3. Sasaran dan Jenis Kegiatan a. Sasaran Program

- Peningkatan Pendapatan Masyarakat

Peningkatan pendapatan masyarakat dalam kegiatan prasarana dilakukan dengan memberi kesempatan kerja bagi masyarakat, tetapimemprioritaskan rumah tangga miskin:

1) Pada tahap persiapan pelaksanaan kegiatan, dilakukan identifikasi dan pendaftaran calon tenaga kerja dengan menggunakan Lembar PTO–Pendaftaran Tenaga Kerja (Lembar A) yang berfungsi untuk memilah status calon tenaga kerja. Sebanyak mungkin melibatkan tenaga kerja desa setempat untuk ikut partisipasi sehingga akan

(9)

9

memperoleh upah dari pekerjaan maupun upah pengumpulan bahan.

Tenaga kerja dari luar hanya diperbolehkan apabila keterampilan yang dibutuhkan tidak tersedia di desa.

2) Pencatatan rumah tangga miskin yang aktif dalam kegiatan prasarana dan pendapatan yang diterima dihitung berdasar jumlah Hari Orang Kerja (HOK) dan jumlah angkatan kerja.

3) Pengutamaan penggunaan bahan lokal. Kemungkinan kualitas bahan lokal yang ada tidak sebagus bahan dari luar, tetapi sepanjang masih memenuhi standar teknis maka bahan lokal tersebut perlu dimanfaatkan.

Bahan yang diambil dari lokasi setempat akan memberi kesempatan kerja bagi masyarakat setempat dan identifikasi sumber bahan untuk kegiatan desa yang akan datang, termasuk pemeliharaan. Dengan penggunaan tenaga dan bahan lokal, uang tetap berputar di dalam desa sendiri, dengan harapan jumlah modal yang ada di desa meningkat.

- Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Kegiatan Prasarana

Peningkatan partisipasi masyarakat dalam kegiatan sarana dan prasarana bagi pelaku PNPM Mandiri Perdesaan harus mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut.

1) Metode perencanaan dan pelaksanaan kegiatan harus difokuskan untuk menumbuhkan rasa memiliki oleh masyarakat, yaitu:

i. Meningkatkan keahlian masyarakat, terutama di bidang teknis dan administrasi kegiatan prasarana,

ii. Mengefektifkan lembaga-lembaga yang ada di desa, baik formal maupun informal,

iii. Memperoleh kualitas desain dan pekerjaan yang sesuai dengan standar teknis serta biaya yang efisien.

2) Usulan didasarkan pada pandangan masa depan yang dihasilkan secara musyawarah, dengan mengutamakan manfaat bagi rumah tangga miskin.

3) Kegiatan yang dibangun tidak boleh menyebabkan dampak yang merusak lingkungan dan merugikan masyarakat.

4) Sejauh mungkin memanfaatkan potensi sumber daya lokal, baik sumber daya alam maupun sumber daya manusia setempat.

5) Tenaga kerja yang ikut berpartisipasi dalam kegiatan dibayar insentif secara penuh.

Upah tenaga kerja tidak boleh dipotong dengan alasan apapun. Setiap pekerja harus menerima upah secara utuh, kemudian setelah itu dapat disumbangkan.

(10)

10

6) Sistem perencanaan dan pengelolaan dibuat sederhana agar mudah dimengerti, mudah dikelola masyarakat sendiri, dan mudahdirevisi dengan alasan yang kuat.

7) Segala informasi tentang perencanaan dan pelaksanaan kegiatan diumumkan dan disampaikan kepada masyarakat seluas-luasnya. 8) Pemeliharaan sarana dan prasarana yang telah dibangun menjadi

tanggung jawab masyarakat bersama pemerintah desa.

9) Masyarakat harus dilatih untuk memelihara sarana dan prasarana yang telah dibangun.

10) Harus terjadi alih teknologi dari FT-Kec kepada masyarakat, baik dalam perencanaan, pelaksanaan, maupun cara pengelolaan pemeliharaan, melalui pelatihan dengan cara bekerja sambil belajar.

- Peningkatan Pemanfaatan Teknologi

Dalam penyusunan perencanaan teknis prasarana, diperlukan pemilihan teknologi yang tepat, meliputi aspek teknik dan dampak lingkungan. Dalam pemilihan teknologi yang akan digunakan, FT-Kec, KPMD, dan masyarakat harus memperhatikan hal-hal di bawah ini: 1) Memilih teknologi yang sederhana supaya dapat dikerjakan oleh

masyarakat setempat sehingga tidak perlu mendatangkan ahli atau peralatan dari luar. Tim Pengelola Kegiatan juga akan mampu mengerjakan kegiatan serupa apabila PNPM Mandiri Perdesaansudah selesai.

Tidak boleh membangun prasarana di luar kemampuan Tim Pengelola Kegiatan (TPK) dan masyarakat, yaitu semua jenis prasarana yang membutuhkan ketelitian dalam perencanaan atau teknologi yang canggih dan memiliki risiko kegagalan konstruksi yang tinggi.

2) Menggunakan teknologi yang tepat sehingga menghasilkan prasarana bermutu yang dapat memberi manfaat yang cukup berimbang dengan pengeluaran biaya.

3) Menggunakan teknologi dengan biaya murah, tetapi awet sehingga masyarakat dapat membangun prasarana secara optimal, mengingat kebutuhan prasarana perdesaan pada umumnya lebih banyak dibandingkan jumlah bantuan langsung masyarakat (BLM). Harga bahan harus dicari yang paling rendah,yang kualitasnya terpenuhi. Caranya dengan mengutamakan bahan lokal yang dikumpulkan tenaga lokal dan pembayarannya dengan upah (HOK), Jika terpaksa harus membeli bahan dari pemasok maka dilakukan melalui mekanisme pelelangan yang dilakukan secara partisipatif dan transparan untuk menghindari kolusi, korupsi, serta nepotisme.

Harus diingat bahwa prasarana yang dibutuhkan masyarakat,dibangun untuk kepentingan masyarakat sendiri maka biaya yang diberikan kepada tenaga kerja dianggap sebagai perangsang atau insentif, bukan upah buruh.

(11)

11

4) Pada prinsipnya, TPK berhak memilih teknologi yang dipakai asalkan telah dinilai layak secara teknis oleh FT-Kec dan FT-Kab. Hak memilih tersebut hanya dapat dibatasi apabila pilihannya melanggar aturan atau kriteria.

5) TPK diharapkan tidak terpaku pada standar teknis. TPK berhak memilih teknologi lain (nonstandar) apabila masih sesuai dengan kriteria PNPM Mandiri Perdesaan, yaitu manfaat sosial-ekonomi, kelompok sasaran, ganti rugi, dampak lingkungan, serta kelayakan teknis dan biaya. TPK boleh mengambil teknologi yang sudah terbukti berhasil di tempat lain, walaupun belum biasa dipakai di sekitarnya.

Pada prinsipnya, tidak ada larangan mutlak untuk tidak selalu mengikuti Petunjuk Teknis. Larangan pada umumnya diberikan untuk prasarana yang dianggap kurang sesuai dengan kriteria, terlalu mewah, atau di luar kemampuan desa untuk melaksanakan.

6) Terbuka menerima masukan teknis dari berbagai sumber, baik dari instansi terkait, lingkungan PNPM Mandiri Perdesaan, maupun dari luar, sepanjang memenuhi kriteria PNPM Mandiri Perdesaan.

- Peningkatan Kapasitas Masyarakat

Peningkatan kapasitas masyarakat dilakukan pada setiap tahapan kegiatan (perencanaan, pelaksanaan, dan pemeliharaan):

1) Tahap perencanaan/desain

Pada tahap ini dilakukan penguatan kapasitas kepada TPK, KPMD, dan masyarakat yang berminat, meliputi: cara melakukan survei, perencanaan, dan penyusunan RAB.

2) Tahap pelaksanaan

Dalam tahap ini, dilakukan penguatan kapasitas kepada TPK, ketua kelompok, tokoh masyarakat, dan masyarakat yang terlibat pekerjaan, meliputi: cara melaksanakan pekerjaan sesuai standar teknis yang ditentukan (trial/percontohan).

3) Tahap pemeliharaan

Pada tahap ini dilakukan penguatan kepada Tim Pengelola Pemeliharaan Prasarana (TP3) tentang organisasi dan teknis pemeliharaan.

b. Jenis Kegiatan

Kegiatan yang bisa diusulkan untuk bidang sarana dan prasarana semestinya sesuai dengan tujuan bidang sarana dan prasarana PNPM Mandiri Perdesaan yang diyakini dapat mendukung kegiatan ekonomi, derajat kesehatan, pendidikan, peningkatan kapasitas masyarakat, dan bermanfaat bagi antardesa serta memperhitungkan aspek keberlanjutan. Jenis kegiatan bidang prasarana dikategorikan menjadi empat, yaitu: (1) Kegiatan sarana dan prasarana yang mendukung peningkatan ekonomi masyarakat; (2) Kegiatan sarana dan prasarana yang mendukung peningkatan derajat kesehatan masyarakat; (3) Kegiatan sarana dan prasarana yang mendukung peningkatan pendidikan; (4) Kegiatan sarana dan prasarana penunjang kegiatan ekonomi produktif.

(12)

12

1. Jenis kegiatan prasarana yang mendukung peningkatan ekonomi masyarakat:

1.1. Jalan, yang menghubungkan pusat produksi ketempat pemasaran dan dari pemukiman ke tempat pemasaran/produksi;

1.2. Jembatan, yang berada di ruas jalan yang menghubungkan pusat produksi ketempat pemasaran dan dari pemukiman ke tempat pemasaran/produksi;

1.3. Tambatan Perahu; 1.4. Pasar Desa;

1.5. Tempat Pelelangan Ikan; 1.6. Irigasi;

1.7. Listrik desa;

1.8. Prasarana Pendukung Jalan (Tembok Penahan Tanah/TPT, GG, danlain-lain) di ruas jalan yang akan menyebabkan kegiatan ekonomi tidak berjalan apabila prasarana tersebut tidak dibangun. 2. Jenis kegiatan sarana dan prasarana yang mendukung peningkatan

derajat kesehatan masyarakat: 2.1. Sarana Air Bersih;

2.2. MCK;

2.3. Gedung Polindes;

2.4. Gedung Puskesmas Pembantu.

Ketentuan teknis dan nonteknis sebagaimana diatur dalam bab 4.3. BIDANG LAYANAN KESEHATAN.

3. Jenis kegiatan sarana dan prasarana yang mendukung peningkatan pendidikan:

3.1. Gedung Sekolah Dasar atau sederajat; 3.2. Gedung SMP atau sederajat.

Ketentuan teknis dan nonteknis sebagaimana diatur dalam bab 4.2. KEGIATAN BIDANG PELAYANAN PENDIDIKAN.

4. Jenis kegiatan sarana dan prasarana penunjang kegiatan ekonomi produktif: 4.1. Penggilingan padi; 4.2. Lantai jemur; 4.3. Lumbung padi; 4.4. Kolam ikan; 4.5. Kandang ternak; 4.6. Instalasi Bio Gas; 4.7. Pergudangan; 4.8. Ketel penyulingan;

4.9. Mesin untuk produksi pakan ternak; 4.10. Traktor, traktor tangan;

4.11. Perahu;

4.12 Kegiatan sarana dan prasarana penunjang kegiatan ekonomi produktif lainnya.

Kegiatan sarana dan prasarana diatas bisa berupa pembangunan baru, peningkatan, dan perbaikan.

4.1.4. Mekanisme Pengelolaan Kegiatan

Langkah-langkah proses pelaksanaan kegiatan sarana dan prasarana secara garis besar meliputi penyusunan rencana kegiatan, persiapan pelaksanaan, dan pelaksanaan.

(13)

13

Proses penyusunan rencana kegiatan sarana dan prasarana dimulai dari persiapan survei hingga pembuatan RAB.

FT-Kab harus mengendalikan waktu yang diperlukan untuk proses perencanaan ini. Pelaku utama dalam proses ini adalah TPK, KPMD, Pendamping Lokal, masyarakat yang berminat untuk belajar, dan dibantu oleh FT-Kec.

Penyusunan perencanaan kegiatan prasarana dimulai dari usulan desa yang mendapat ranking dan setelah mendapatkan nilai RAB yang pasti, dilanjutkan ke usulan ranking berikutnya. Demikian seterusnya dan berhenti jika dana bantuan yang dialokasikan untuk kegiatan per kecamatan, sudah teralokasikan semua.

- Survei dan Pengukuran

Sebelum melakukan survei, KPMD, TPK/TPU, dan masyarakat serta Kades/BPD yang berminat, diberi pelatihandan penjelasan mengenai: 1) Jadwal dan rencana survei,

2) Cara menggunakan format survei dan pengukuran,antara lain SAP, VAP, MAP, Lembar Perhitungan (take-off sheet), dan sketsa lapangan,

3) Pengenalan peralatan yang dibutuhkan, seperti patok, palu, meteran, slang, klinometer, kompas, bak ukur, format, alat tulis,

4) Cara menggunakan alat yang akan digunakan, antara lain klinometer, kompas, dan leveling (pendatar),

5) Pembagian tugas personel yang akan turut dalam survei.

Setelah mendapat pelatihan dan penjelasan, dilanjutkan peninjauan lapangan untuk:

1) Mengamati kondisi lingkungan,

2) Memilih tata letak konstruksi di lapangan, 3) Melihat tingkat kebutuhan pelayanan,

4) Jika ternyata lokasi tidak layak secara teknis maka dicari alternatif yang layak. Apabila tidak ada alternatif yang layak, usulan ini dianggap batal/gugur.

Hasil tinjauan lapangan prasurvei digunakan untuk memilih jenis konstruksi dengan prinsip sebagai berikut.

1) Sedapat mungkin konstruksinya sederhana dan harganya murah. 2) Sebanyak mungkin menggunakan tenaga dan material lokal.

3) Dapat dioperasikan dan dipelihara oleh masyarakat dengan biaya murah.

4) Kuat dan tahan lama.

5) Mudah dalam pengadaan/mobilisasi material, alat, dan tenaga. 6) Cocok dengan keadaan setempat.

7) Dapat memberi manfaat yang diinginkan.

Setelah konstruksi dipilih dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip di atas maka pengukuran dan survei detail dapat dilakukan. Hasil pengukuran dimasukkan ke dalam format survei, seperti survei antar patok (SAP), volume antar patok (VAP), dan Lembar Perhitungan Volume (Take Off Sheet)serta HOK antarpatok (MAP).

Hal-hal lain yang perlu disurvei karena akan berkaitan dengan desain dan pelaksanaan adalah gambaran lokasi dan lingkungan di sekitar prasarana, seperti pemukiman, sawah, jalan, sungai, hutan.

(14)

14

1) Situasi lokasi dan tata letak prasarana meliputi ukuran letak prasarana, ketinggian, ukuran letak dengan bangunan lain, dan sebagainya.

2) Kondisi lingkungan calon prasarana, seperti jenis tanah, kedalaman tanah keras, topografi, air tanah, saluran air, dan material yang ada. 3) Akses masuk untuk mengangkut material dan peralatan.

- Desain

Desain dilakukan berdasarkan hasil survei dan pengukuran serta tinjauan lapangan sebelum prasurvei. Hal pokok dalam desain meliputi: 1) Menentukan jenis konstruksi dan klasifikasinya,

2) Menghitung dimensi konstruksi sesuai dengan klasifikasinya,

3) Menentukan spesifikasi teknis dan dimensi (ukuran) sesuai dengan kebutuhan, seperti kekuatan, ukuran, dan sebagainya,

4) Membuat sketsa hasil perhitungan.

Batasan-batasan atau kaidah teknis desain yang perlu diperhatikan: 1. Jalan

Lebar perkerasan jalan standar 3 meter, minimal 2,5 meter. Kemiringan punggung jalan minimal 3%.

Lebar bahu jalan standar 1 meter, minimal 0,5 meter. Kemiringan bahu jalan minimal 5-6%.

Lebar selokan minimal 0,5 meter. Kedalaman selokan minimal 0,5meter.

Diameter gorong-gorong minimal 40 cm.

Jadi, total lebar jalan daerah nomal minimal 4,0 meter.

2.Jembatan

Panjang jembatan gelagar besi lantai kayu per rentang (span) maksimal 16 meter, karena sulit dalam pengawasan sambungan. Panjang bentang jembatan beton (monolit & komposit) total

maksimal 6 meter, karena sulit dalam pengawasan mutu beton dan kualitas fondasi.

Jembatan beton pratekan tidak boleh dipergunakan karena sulit dalam pengawasan pelaksanaan.

Bentang adalah lebar keseluruhan, sedangkan Span adalah lebar bagian dari bentang.

3.Air Bersih Sumur Dalam (Sumur Bor)

Harus ada data tentang sumber air di daerah yang bersangkutan dari dinas terkait.

Terdapat informasi debit air yang mencukupi pemanfaat secara berkelanjutan dari hasil pengukuran peralatan yang dapat dipertanggungjawabkan.

Jenis lapisan tanah dan kedalaman sumber air, berkaitan dengan kelayakan pengeboran.

Biaya yang berkaitan dengan hal di atas menjadi tanggung jawab masyarakat.

Penggunaan teknologi pada dasarnya mempertimbangkan kondisi lokasi dan potensi bahan/material yang ada di satu wilayah (Teknologi Tepat Guna).

(15)

15

Jalan:

1. Konstruksi perkerasan telford 2. Konstruksi perkerasan telasah 3. Konstruksi perkerasan sirtu

4. Konstruksi perkerasan rabat beton

5. Konstruksi perkerasan soil cement (semen tanah) 6. Konstruksi perkerasan soil stabilizer (stabilizer tanah) 7. Pengaspalan

8. Jalan tanah (pembukaan badan jalan) Jembatan:

1. Jembatan gantung 2. Jembatan beton

3. Jembatan gelagar baja lantai kayu

4. Jembatan gelagar baja lantai beton (komposit) 5. Jembatan konstruksi kayu

6. Jembatan lengkung 7. Jembatan banjir limpas Air bersih:

1. PAH (penampungan air hujan) 2. PMA (perlindungan mata air) 3. Sumur bor

4. Sumur gali 5. Penjernihan air 6. Perpipaan Listrik desa:

1. PLTMH (pembangkit listrik tenaga mikro hidro) 2. Listrik tenaga diesel (Genset)

3. PLTS (pembangkit listrik tenaga surya)

- Gambar

Gambar yang harus dibuat ada beberapa macam, yaitu:

1) Peta desa yang menunjukkan letak prasarana, dilengkapi dengan arah mata angin dan tata guna tanah sehingga dapat menunjukkan posisi prasarana terhadap lingkungan makro.

2) Peta situasi yang menunjukkan denah/lay-out prasarana, dilengkapi dengan arah mata angin dan ukuran pokok prasarana, jarak terhadap patokan ukur, dan tata guna lahan sekitar prasarana sehingga dapat menunjukkan posisi prasarana terhadap lingkungan mikro.

3) Gambar teknik, meliputi gambar bangunan induk dan bangunan pelengkap yang masing-masing terdiri dari gambar tampak, potongan, dan detail. Gambar teknik harus dilengkapi dengan arah mata angin (untuk tampak atas), detail ukuran, jenis bahan, dan spesifikasi khusus (misalnya perbandingan campuran beton), serta kondisi yang ada.

4) Gambar tipikal dipakai jika konstruksi yang akan dibangun bentuknya sama di sebagian atau keseluruhan pekerjaan.

5) Gambar teknik dan gambar tipikal harus dapat dipakai sebagai acuan dan petunjuk yang jelas dalam pelaksanaan di lapangan.

(16)

16

Gambar desain dibuat oleh kader teknik atas bimbingan Fasilitator Teknik dalam bentuk sketsa/desain sederhana. FT bertanggung jawab atas kualitas gambar desain yang dibuat oleh kader teknik. Lembar gambar sebagaimana ada dalam PTO-Formulir.

- Perhitungan Pekerjaan

Pekerjaan dihitung berdasarkan gambar yang telah dibuat dan hasil survei dengan langkah sebagai berikut:

1) Menghitung volume pekerjaan menurut jenisnya (misalnya kubikasi pasangan batu, kubikasi galian tanah, dan sebagainya).

2) Menghitung kebutuhan bahan, tenaga, dan alat setiap satuan jenis pekerjaan. Hasil perhitungan ini kemudian digunakan sebagai dasar untuk menghitung kebutuhan bahan, tenaga, dan alat untuk setiap jenis pekerjaan sertaseluruh pekerjaan.

Rujukan dalam menghitung kebutuhan bahan tenaga dan alat ditetapkan menggunakan:

1. Indeks yang sudah diterbitkan oleh PNPM Mandiri Perdesaan, 2. Indeks Standar Nasional Indonesia (SNI),

3. Indeks lain yang relevan (di antaranya trial lapangan dan analisa kabupaten).

Penggunaan rujukan indeks dipilih yang paling efisien, untuk itu, penggunaan analisa BOW (Burgelijke Openbare Werken) tidak lagi diperkenankan karena dinilai kurang efektif dalam konteks pembelajaran masyarakat.

3) Menghitung waktu pelaksanaan.

4) Menghitung penerima manfaat. Selama proses pembuatan Desain dan RAB, KPMD harus membahas bersama masyarakat mengenai siapa saja penerima manfaat, pemakai, dan pengguna dari prasarana yang akan dibangun. Kemudian, dibuatkan daftar warga desa sebagai kelompok penerima manfaat.

5) Jumlah warga desa dan warga desa lain yang memanfaatkan prasarana dihitung. Dalam proposal, informasi penerima manfaat ini harus disertakan.

FT-Kec mengisi Lembar 22 PTO-Penanganan Masalah Dampak Negatif Lingkungan. Dalam pengisian format ini, diharapkan KPMD dan TPK berperan sebesar mungkin. Sebaiknya mereka dilatih untuk mengisi blangko dan FT-Kec membantu dengan memberi umpan balik. Apabila perlu, FT-Kec dapat membantu dengan pertanyaan yang sedikit memancing pemilihan masalah yang paling rawan dan paling sering muncul.

Pengisian Lembar 22 merupakan hal wajib dari proses perencanaan. Setiap jenis kegiatan harus diuji dari berbagai segi untuk mencegah serta menyiapkan rencana untuk menangani potensi dampak lingkungan. Jika terdapat desain yang tidak dilengkapi dengan Lembar 22 yang telah diisi dengan benar beserta dengan penjelasan mengenai potensi dampak dan penanggulangannya maka desain tersebut harus ditolak atau tidak disetujui.

Format Dampak Lingkungan diisi sebagai bagian inti dari desain yang masuk dalam paket Surat Perjanjian Pemberian Bantuan (SPPB). Perlu diperhatian bahwa dampak lingkungan merupakan bagian penting dalam pemeriksaan desain dan saat kunjungan ke lapangan oleh FT-Kab, Konsultan Manajemen Provinsi, Konsultan Nasional, Tim Koordinasi PNPM Mandiri Perdesaan, serta Misi Bank Dunia.

(17)

17

Perlakuan yang disebutkan dalam format ini harus muncul pada gambar desain. Ketepatan pemilihan masalah dampak akan dilihat, kemudian ketepatan perlakuan yang direkomendasikan.

Juga pada saat pelaksanaan, akan dilihat bagaimana tindakan di lapangan:

1) Apakah dilaksanakan sesuai perlakuan yang disarankan? 2) Bagaimana kualitas perlakuan?

3) Apakah berhasil mencegah dampak negatif atau mengurangi kerusakan yang timbul?

- Survei Sumber Material

Sumber material lokal yang ada di wilayah kecamatan, wajib disurvei oleh FT-Kec untuk menentukan layak atau tidaknya material tersebut dan seberapa besar deposit yang ada.

Jika di wilayah kecamatan tidak terdapat material yang memenuhi syarat atau depositnya tidak mencukupi maka dapat dipergunakan material dari luar.

Material yang dinilai memenuhi syarat oleh FT-Kec perlu diambil sebagai contoh dan ditunjukkan ke TPK sehingga TPK tidak tertipu jika pemasok/supplier mengirimkan material yang jelek.

- Survei Harga

Sebelum menghitung RAB, KPMD dan TPK/TPU berkewajiban untuk melakukan survei harga bahan dan peralatan, meliputi: jenis, kualitas, ukuran, kapasitas, dan nama pabrik (lihat uraian di Panduan Pelaksanaan Survei Harga Satuan Bahan/Alat) minimal di tigalokasi pemasok yang memenuhi persyaratan.

Bagi daerah yang sangat sulit, misalnya kepulauan, jika syarat minimal tidak terpenuhi maka harus ada klarifikasi kebenarannya dari FT-Kab secara tertulis.

Di samping itu, perlu adanya survei tenaga kerja. Hasil survei harga harus diperiksa oleh FT-Kec dan dinilai kelayakannya oleh FT-Kab pada saat memeriksa desain dan RAB. Pada saat penetapan dana pada Musyawarah Antar Desa Penetapan Usulan, hasil survei harga juga harus ditunjukkan.

Hasil survei harga tersebut merupakan salah satu dasar untuk menghitung RAB. Prinsip untuk memilih bahan, alat, dan tenaga kerja adalah harga paling murah, tetapi kualitasnya memenuhi syarat.

Harga satuan yang digunakan dalam menentukan RAB harus konsisten dengan harga pasar yang berlaku di masing-masing lokasi dan kuantitasnya harus konsisten dengan persyaratan desain teknik. TPK pada akhirnya bertanggung jawab dan akuntabel untuk memastikan keakuratan harga perkiraan.

(18)

18

RAB adalah anggaran yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan, sekaligus digunakan sebagai harga perkiraan untuk proses pengadaan. Untuk menghitung RAB dibutuhkan:

1) Hasil perhitungan kebutuhan bahan, tenaga, dan alat untuk setiap jenis pekerjaan.

2) Harga bahan, tenaga, dan alat (baik beli maupun sewa), yang didapat dari hasil survei.

3) Biaya umum tiap desa (bukan tiap kegiatan) digunakan untuk honor TPK dan administrasi. Besarnya biaya setiap desa maksimal 3% dari alokasi dana kegiatan prasarana.

Nilai RAB didapat dengan menjumlahkan hasil perkalian antara kebutuhan bahan, tenaga, dan alat dengan harga hasil survei. Selanjutnya, total hasil penjumlahan tersebut ditambahkan dengan biaya umum.

Hasil desain dan RAB disosialisasikan ke masyarakat agar masyarakat mengerti tentang bagaimana desain usulan mereka dan berapa besar dana yang dibutuhkan.

Biaya pengadaan bahan yang dikumpulkan atau diadakan melalui kegiatan padat karya masyarakat desa dicantumkan di kolom upah, bukan kolom bahan di RAB.

Sedangkan untuk pengadaan Papan Proyek, Papan Informasi, dan uji laboratorium (jika dibutuhkan) dapat dikelompokkan di kolom alat.

Rencana pelaksanaan terhadap isi kesanggupan masyarakat yang tercatat pada Berita Acara Kesanggupan Swadaya/Sumbangan Masyarakat hasil kesepakatan atau musyawarah harus dituntaskan dengan para penyumbang sebelum pembuatan RAB.

Jika terdapat sumbangan dari masyarakat yang berpengaruh pada besarnya dana untuk kegiatan prasarana, dapat diperhitungkan dan dimasukkan ke dalam RAB sehingga dapat terlihat porsi dana PNPM Mandiri Perdesaan dan porsi sumbangan masyarakat untuk kegiatan prasarana (khusus sumbangan lahan tidak dimasukkan ke RAB, tetapi dilaporkan terpisah dalam format yang disediakan PTO).

Hasil RAB dilampirkan dalam Dokumen Perencanaan.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun RAB:

1. Dana yang telah dialokasikan untuk kegiatan prasarana tidak boleh dikurangi atau ditambah untuk alokasi dana kegiatan non-prasarana.

2. Apabila terjadi kekurangan dana, dapat dilakukan revisi. Jika revisi tidak memungkinkan, harus ditambah dengan swadaya. Sebaliknya jika ada sisa, dana tidak boleh dilimpahkan ke kegiatan lain, tetapi harus tetap digunakan untuk penyempurnaan dan penambahan kegiatan prasarana tersebut. Perlu diingat bahwa setiap revisi harus dibicarakan melalui pertemuan desa dan dimusyawarahkan jalan keluarnya.

3. Dana untuk kegiatan prasarana tidak boleh digunakan untuk membayar ganti rugi. Masalah ganti rugi harus diselesaikan oleh masyarakat sendiri. Jika ada HIBAH berupa tanah/pohon-pohon

(19)

19

untuk pembangunan prasarana, harus ada bukti penyerahan tertulis oleh pemilik/pemegang kuasa yang disahkan oleh Kepala Desa.Contoh dokumen hibah lahan dapat dilihat dalam Panduan Pengaman Sosial dan Lingkungan Hidup dalam PTO Penjelasan XIV.

Semua hasil desain harus diperiksa oleh FT-Kab menggunakan Lembar PTO-Pemeriksaan Desain. Apabila ada yang salah, harus diberi catatan serta pengarahan yang jelas. Selanjutnya, desain tersebut harus segera diperbaiki dan diperiksa ulang sampai desain tersebut dinyatakan layak.

Hasil pemeriksaan desain wajib dilampirkan dalam SPPB.

Desain yang dibuat secara mandiri oleh Tim Desa, wajib diperiksa oleh Kec seperti yang dilakukan Kab. Selanjutnya, peran FT-Kab pada situasi seperti ini adalah melakukan verifikasi terhadap hasil pemeriksaan desain oleh FT-Kec.

b. Pelaksanaan Kegiatan Konstruksi

Proses pelaksanaan kegiatan konstruksi meliputi beberapa kegiatan yang terkait di dalamnya, seperti persiapan, pelaksanaan fisik di lapangan, pengadaan material, pengadaan alat, dan pengendalian tenaga kerja, serta pengendalian pengeluaran dana.

TPK harus melaksanakan kegiatan yang terkait di dalamnya secara bersamaan, sesuai dengan kebutuhan di lapangan yang dituangkan dalam bentuk jadwal pelaksanaan, jadwal pengadaan material, kebutuhan alat, dan tenaga kerja. Ketua TPK bertanggung jawab atas kelancaran jalannya kegiatan konstruksi dibantu oleh satu atau beberapa orang mandor.

- Persiapan Pelaksanaan Kegiatan Konstruksi

Untuk menjamin kualitas pelaksanaan kegiatan, perlu adanya persiapan yang matang dan terencana. Persiapan ini lebih ditujukan kepada kesiapan dari aspek Sumber Daya Manusia (SDM), baik masyarakat, TPK, maupun seluruh pelaku PNPM Mandiri Perdesaan di tingkat kecamatan dan kabupaten.

Yang termasuk dalam masa persiapan ini adalah kegiatan pelatihan– pelatihan, seperti pelatihan untuk TPK. Dengan adanya persiapan, diharapkan seluruh unsur pelaku PNPM Mandiri Perdesaan dapat melaksanakan seluruh kegiatan di lapangan dengan benar dan sesuai dengan prinsip–prinsip PNPM Mandiri Perdesaan.

Pekerjaan persiapan pelaksanaan dapat dilakukan secara simultan dengan pengajuan SPPB dan pencairan dana setelah penetapan dana dalam Musyawarah Penetapan Usulan. Pekerjaan ini dilakukan oleh TPK dibantu Fasilitator Kecamatan, yaitu:

1) Menyusun jadwal pelaksanaan secara umum boleh dalam bentuk diagram balok atau kurva S, di dalamnya termasuk pekerjaan swadaya masyarakat.

(20)

20

2) Menyusun rencana pengadaan bahan yang meliputi pelelangan, jadwal pengadaan, volume pengadaan, mobilisasi bahan, penempatan bahan, dan tata cara pembayarannya. Tata cara selengkapnya mengikuti penjelasan 12 tentang Pengadaan Barang dan Jasa.

3) Menyusun rencana pengadaan alat yang meliputi jadwal pengadaan, mobilisasi alat, jumlah alat, dan penempatan peralatan serta tata cara pembayarannya. Tata cara selengkapnya mengikuti penjelasan Penggunaan Alat Berat.

4) Menyusun rencana pengadaan tenaga kerja yang meliputi jadwal pengadaan, jumlah tenaga kerja, mobilisasi tenaga kerja, penempatan tenaga kerja, tata cara pembayaran tenaga kerja, dan pendaftaran tenaga kerja. Tata cara selengkapnya mengikuti penjelasan Proses Pengerahan Tenaga Kerja.

5) Menyusun jadwal pelatihan.

6) Menyusunrencana pencairan dana dan Rencana Penggunaan Dana (RPD).

7) Mengadakan pembagian kerja TPK sesuai dengan fungsi dan tugas masing-masing.

(21)

21

Proses Pengerahan Tenaga Kerja

Selama periode persiapan rencana kegiatan, TPK harus menyiapkan daftar calon pekerja dengan mengutamakan pekerja dari golongan kurang mampu. Seluruh tenaga kerja yang ingin bekerja, berhak mendaftarkan diri sebagai calon tenaga kerja, termasuk suami dan istri jika kedua-duanya ingin bekerja. Untuk itu, harus ada pengumuman mengenai kesempatan untuk mendaftarkan diri bagi siapa saja yang berminat, baik laki-laki maupun perempuan. Pendaftaran tenaga kerja dilakukan dengan mengisi LembarA. Jika jumlah tenaga kerja yang terdaftar lebih banyak daripada kebutuhan sehari-hari, tenaga tersebut diberi kesempatan bekerja secara bergiliran yang akan diatur oleh ketua pengelola dan kepala kelompok atau berdasarkan hasil kesepakatan.

Tenaga kerja terdiri dari pekerja biasa, tukang yang mempunyai keterampilan yang dibutuhkan, seperti tukang batu atau tukang kayu, dan kepala kelompok. Satu kelompok biasanya terdiri dari 20 pekerja biasa dan satu kepala kelompok. Insentif harian untuk kepala kelompok dapat ditetapkan sedikit di atas insentif tukang. Sedangkan, insentif seorang pekerja biasa lebih kecil dari insentif tukang.

Insentif PNPM Mandiri Perdesaan merupakan perangsang (bukan upah) yang dihitung berdasarkan satu Hari-Orang-Kerja minimal selama 6 jam. Jika seseorang harus bekerja sekian jam (lebih dari 6 jam) maka dapat dibayar lebih banyak dalam satu hari sesuai dengan perbandingan jam minimal HOK.

Besarnya insentif ditentukan oleh musyawarah desa (dituangkan dalam Berita Acara) dan tidak lebih dari upah pasaran setempat. Apabila jumlah tenaga kerja berlebih, besarnya insentif sedikit lebih rendah dari upah yang biasa berlaku di daerah setempat sehingga memberi peluang kepada warga masyarakat yang belum bekerja. Apabila merupakan swadaya, insentif bisa ditiadakan atau dengan insentif yang nilainya lebih rendah.

Untuk pembayaran tenaga kerja boleh dipilih antara dua sistem, yaitu pembayaran menurut:

Kehadiran di lapangan (Sistem Harian)

Untuk sistem harian, kepala kelompok mencatat kehadiran tiap pekerja di kelompoknya, dan hal ini dimasukkan dalam Lembar B.

Prestasi (sistem upah borongan)

Dengan sistem upah borongan, tenaga kerja dibayar sejumlah Hari-Orang-Kerja sesuai dengan prestasi kerja. Untuk menghitung jumlah hari orang kerja yang harus dibayarkan untuk sistem prestasi ini, digunakan Lembar C (Daftar Perhitungan HOK dan Sistem Upah Borong). Contoh Lembar C dapat dilihat di Formulir Petunjuk Teknis Operasional (PTO).

Selama pelaksanaan kegiatan pembangunan prasarana di lapangan, setiap mandor yang ada diharuskan selalu aktif dalam mengatur tenaga kerja maupun mekanisme konstruksi. Karena Mandor tidak mendapat honor sebagaimana anggota TPK yang lain maka kepada yang bersangkutan akan dibayar insentif dengan sistem HOK harian berdasar kehadiran (daftar hadir). Formulir PTO–Lembar B bisa digunakan untuk melakukan pembayaran insentif kepada Mandor. Ketua TPK atau sekretarismengisi daftar hadir para Mandor. Besarnya insentif Mandor adalah sama dengan insentif Kepala Kelompok.

(22)

22

Panduan Pelaksanaan Survei Harga Satuan Bahan/Alat:

Hal-hal penting untuk diperhatikan: 1) Alamat lokasi survei

2) Nama responden yang memberi informasi

3) Tulis informasi bahan/alat secara jelas dan lengkap

a. Jenis bahan atau alat (contoh: batu agar dilengkapi dengan dengan asal atau warna, seperti batu gunung/putih, batu kali/hitam)

b. Ukuran bahan (contoh: diameter besi ditulis besar diameternya kemudian diberi keterangan gemuk atau kurus)

c. Kapasitas alat dan tahun pembuatan

d. Kualitas bahan (contoh: pipa ditulis SII atau SNI, juga nama pabrik pembuatnya) 4) Tulis kira-kira jarak dari lokasi survei material ke desa

5) Tulis harga sesuai informasi

6) Ingat bahwa untuk batu, pasir, sirtu yang dicari adalah material yang memakai satuan m3. Harus jelas, yaitu m3 yang diukur secara terus-menerus pada saat pelaksanaan, tidak berdasar satuan rit = ... m3

7) Hasil survei agar dibahas dalam rapat TPK, KPMD, Kepala Desa/BPD, dan masyarakat Contoh: Survei Harga Bahan dan Alat

Desa : SUKSES

Kecamatan : Harapan

Kabupaten : Harapan Sukses PERIODE SURVEI : JUNI 2013

Jenis bahan/alat Lokasi survei Narasumber Satuan Harga di lokasi alat/bahan (Rp) Jarak ke Desa SUKSES (Km) Ongkos angkut persatuan (Rp) Harga terima di tempat (Rp) Pasir pasang Ds. Molina Akang M3 52.000 20 2.000 24.000 Semen Gresik Toko A, Kotamubago Ahong Zak (50 kg) 50.000 10 500 30.500 Batu glondong/hitam D= 30 Cm Masyarakat Desa SUKSES, Pak Karso, Kadi

M3 75.000 0,5 1.000 26.000 Pasir urug Masyarakat Desa SUKSES, Pak Odi M3 45.000 0,1 - 15.000 Pasir Pasang Ds Damai Ucup Pasir Pasang Toko Bersama Sicoi DST

(23)

23

Pelaksanaan survei selain ke toko dan pemasok, juga dapat dilakukan ke pusat lokasi pengambilan material (quarry), baik di desa yang bersangkutan maupun di desa lain. Hasil survei harga satuan ini setelah dibahas dalam rapat TPK, KPMD, dan masyarakat, kemudian digunakan oleh TPK/KPMD sebagai bahan perencanaan (RAB, rencana pengadaan bahan/alat) setelah diperiksa kewajaran dan kebenarannya oleh Fasilitator Kecamatan dan atau FT-Kab. Hasil akhir dimasukkan ke LEMBAR PTO-Hasil Survei Harga Bahan/Alat.

Selain itu, FT-Kab harus mempunyai survei harga satuan tingkat Kabupaten sebagai pembanding. Diarsipkan di Kabupaten dan diberikan kepada FT-Kec.

Rekapitulasi hasil survei harga bahan, alat, dan tenaga kerja di masing-masing kecamatan, kabupaten, dan provinsi dilaporkan menggunakan format yang ada pada lampiran formulir.

Pendokumentasian dan Pengujian (Pengecekan)

Kuitansi, seperti contoh pada lampiran, dapat digunakan sebagai bukti pembayaran bahan dan alat yang dibutuhkan, pengeluaran untuk administrasi, dan pembayaran honor Tim Pengelola Kegiatan. Apabila membeli bahan atau alat dari toko, kuitansi asli dari toko dapat digunakan tanpa menambah bentuk kuitansi lagi dari proyek. Dokumen dan bukti-bukti pembayaran harus disimpan di arsip PNPM Mandiri Perdesaan di desa, terjilid dengan Laporan Penggunaan Dana.

Setiap barang yang diterima harus ada catatan dan tanda terima yang berbentuk seperti Bukti Penerimaan Barang. Tim Pengelola Kegiatan berhak dan wajib memeriksa seluruh bahan dan alat yang diterima. Apabila tidak sesuai dengan perjanjian, Tim Pengelola Kegiatan berhak untuk menolak pengiriman bahan tersebut. Tim Pengelola Kegiatan harus mempunyai bukti penerimaan bahan dan alat, yang terdiri atas buku material dan arsip nota-nota pengiriman. Buku material harus lengkap dengan nomor bukti penerimaan bahan atau alat tersebut. Buku material berfungsi untuk mencatat penerimaan semua pengiriman bahan dan alat, serta catatan-catatan penting mengenai tanggal penerimaan dan volumenya. Contoh dapat dilihat di lampiran.

Bahan dan alat yang sudah diterima harus dijaga dengan baik dan lokasi penyimpanan bahan tersebut harus diatur supaya tidak menghambat pelaksanaan pekerjaan. Alat yang masih layak pakai pada waktu pekerjaan selesai dapat dimanfaatkan untuk masa pemeliharaan dan berstatus sebagai inventaris desa.

Pembiayaan

1. Pembayaran honor kepada seluruh anggota Tim Pengelola Kegiatan didasarkan atas hasil kesepakatan bersama antaranggota sesuai jumlah total yang tercantum dalam RAB.

2. Pembayaran alat yang disewa harus lengkap dengan surat perjanjian sewa-menyewa yang sederhana. Perjanjian tersebut disimpan di arsip Tim Pengelola Kegiatan.

3. Tim Pengelola Kegiatan boleh menggunakan dana pelaksanaan untuk membayar biaya tes di laboratorium yang diperlukan menurut FT-Kec (antara lain: tes tanah, tes kualitas air). Karena biaya tes tersebut sulit diperkirakan pada tahap survei maka dibuat perkiraan awal oleh FT-Kec dan dapat direvisi jika dianggap perlu.

(24)

24

Penggunaan Alat Berat

Penggunaan mesin gilas untuk memadatkan timbunan atau permukaan jalan tidak memerlukan pertimbangan khusus, sebab meskipun diizinkan untuk dipadatkan secara manual hasil pemadatan manual jelas kurang baik.

Penggunaan alat berat yang lain (buldoser, ekskavator, dan lain sebagainya) untuk pekerjaan pembentukan badan jalan, penggalian tebing, penggalian saluran, penggalian batu, dan sebagainya walaupun lebih mudah dan mungkin lebih murah daripada dikerjakan dengan tenaga manusia, perlu pertimbangan khusus agar tujuan menciptakan kesempatan kerja tercapai dan dana proyek sebanyak mungkin terserap di desa. Apabila diputuskan untuk menggunakan alat berat maka penggunaan HOK harus tetap dialokasikan, minimal untuk pekerjaan perapihan.

Mekanisme dalam penggunaan alat berat

1. FT-Kec menilai pekerjaan yang diusulkan untuk menentukan apakah layak untuk dikerjakan oleh masyarakat. Apabila dinilai layak dikerjakan oleh masyarakat tanpa menggunakan alat berat, FT-Kec memberi penjelasan kepada masyarakat agar mengerti keuntungannya. Apabila dinilai layak untuk dikerjakan secara mesin karena beratnya medan, keterbatasan waktu, atau pertimbangan biaya, tetap diusahakan porsi untuk tenaga lokal sebesar mungkin.

Apabila masyarakat kurang yakin bahwa pekerjaan dapat dikerjakan sendiri, boleh diuji coba terlebih dulu untuk menilai kemampuan. Apabila masyarakat tetap minta menggunakan alat berat walaupun menurut FT-Kec jelas tidak diperlukan, FT-Kab dapat membantu menjelaskan kepada masyarakat.

2. Porsi untuk alat berat dibatasi ditempat-tempat tertentu saja. Apabila ternyata diperlukan maka FT-Kec harus membuat Rencana Penggunaan Alat Berat berikut analisisnya. Formulir dapat dilihat di Lampiran.

3. Penggunaan alat berat harus dimusyawarahkan dan keputusan dituangkan dalam berita acara. Karena penggunaan alat berat dapat mengakibatkan kehilangan kesempatan kerja bagi kelompok miskin maka keputusan penggunaan alat berat tidak boleh dibuat oleh kelompok kecil saja. Selain itu, keputusan penggunaan alat berat harus dilaporkan kepada FT-Kab yang berlatar belakang teknik bersama format Rencana Penggunaan Alat Berat yang lengkap.

4. FT-Kec membantu Tim Pengelola Kegiatan untuk membuat perjanjian penggunaan alat berat dan harus diusahakan mendapat persyaratan harga yang paling menguntungkan masyarakat. Faktor yang perlu dipertimbangkan adalah mobilisasi, sistem pembayaran, kemungkinan mobilisasi dibagi beberapa proyek, dan pertanggungjawaban atas kerusakan.

(25)

25

c. Pelaksanaan Kegiatan Konstruksi Sarana dan Prasarana

Pelaksanaan kegiatan konstruksi di lapangan akan dilaksanakan oleh masyarakat sendiri yang dipimpin oleh Ketua TPK. FT-Kec mempunyai tanggung jawab untuk memfasilitasi supaya hal ini dapat dilaksanakan dengan baik oleh masyarakat. Harus diciptakan suasana serta tujuan untuk membangun desa sendiri yang berbeda dengan bekerja pada proyek komersial. Kegiatan pelaksanaan konstruksi di lapangan harus didasari asas “Dari, Oleh, dan Untuk Masyarakat” sehingga ada rasa memiliki terhadap kegiatan konstruksi di lapangan.

Kualitas seluruh prasarana diharapkan cukup baik sehingga manfaat prasarana tersebut dapat dinikmati dalam jangka waktu yang lama oleh masyarakat. Masa pemakaiannya berkaitan erat dengan kualitas konstruksi, operasional prasarana, dan pemeliharaannya. Makin baik konstruksi awal, makin lama prasarana dapat berfungsi.

Pelaksanaan kegiatan konstruksi di lapangan harus melakukan beberapa hal, antara lain:

- Persiapan konstruksi: Tim Pengelola Kegiatan harus mengatur tugas dan tanggung jawab tiap anggota. Persiapan rencana kerja sesuai dengan kebutuhan, baik gambar rencana, jadwal pelaksanaan, bahan, peralatan serta tenaga kerja. Apabila jumlah material sesuai dengan kebutuhan minimal dan peralatan serta angkatan kerja telah siap maka harus dilakukan rapat prapelaksanaan konstruksi.

- Rapat prapelaksanaan: Desa wajib melaksanakan Rapat Prapelaksanaan yang dihadiri oleh FT-Kecdan/atau Pendamping Lokal, untuk membahas berbagai hal terkait pelaksanaan kegiatan konstruksi. Dalam rapat prapelaksanaan, FT-Kec atau Pendamping Lokal memberikan pengarahan teknis kepada mandor dan para pekerja mengenai tata cara pelaksanaan yang diinginkan sesuai dengan petunjuk teknis agar didapat hasil pekerjaan yang memenuhi standar yang telah ditentukan. KPMD harus mencatat setiap langkah kegiatan sebagai dasar pengendalian pelaksanaan. Rapat prapelaksanaan tersebut direncanakan sesuai dengan target yang akan dicapai, misalnya untuk minggu pertama, pekerjaan apa saja yang akan dilaksanakan, siapa yang akan bertanggung jawab terhadap pengadaan tenaga kerja, dan siapa yang bertanggung jawab terhadap pengadaan alat kerja. Hal ini untuk memudahkan pelaksanaan di lapangan. Hasil rapat prapelaksanaan menjadi acuan langkah kerja di lapangan yang telah disepakati bersama antara FT-Kec, Tim Pengelola Kegiatan, Mandor, dan KPMD.

- Pelaksanaan Konstruksi: Pada awal pelaksanaan, FT dan Kader teknik wajib memfasilitasi pelaksanaan Trial (kegiatan percontohan) untuk pekerjaan utamanya. Pada saat pelaksanaan konstruksi, para pelaksana harus mematuhi langkah-langkah yang telah disepakati dalam Rapat Prapelaksanaan. Apabila kenyataan di lapangan memerlukan perubahan dari rencana, mandor harus melapor kepada Ketua TPK dan KPMD. KPMD bertugas mengawasi jalannya pekerjaan tiap kegiatan serta membantu dengan cara memberikan saran kepada para mandor setempat mengenai apa-apa yang perlu diperbaiki serta mencatat hal-hal yang diperlukan untuk dikonsultasikan kepada FT-Kec dan sebagai bahan untuk Rapat Evaluasi Tim Pengelola Kegiatan.

(26)

26

- Rapat Evaluasi Tim Pengelola Kegiatan: diharapkan dapat

dilaksanakan setiap minggu untuk mengevaluasi kegiatan konstruksi selama satu minggu berjalan, apakah sudah sesuai dengan yang direncanakan atau apakah kegiatan di lapangan masih belum mencapai target mingguan. Selain itu, juga melihat apa saja yang menjadi kendala di lapangan, apakah faktor material yang kurang mendukung, peralatan tidak memadai, atau mungkin cara kerja tim pengelola kegiatan dan masyarakat yang tidak disiplin. Rapat evaluasi mingguan harus membahas setiap permasalahan/kendala yang terjadi di lapangan.

KPMD sebagai pengawas memberikan masukan-masukan dari hasil pencatatannya selama mengawasi kegiatan konstruksi. Hasil rapat evaluasi harus menghasilkan pemecahan/jalan keluar untuk mengatasi permasalahan yang terjadi. Permasalahan tersebut kemudian diperbaiki dalam kegiatan konstruksi minggu selanjutnya. Rencana kerja minggu selanjutnya juga disusun dalam rapat evaluasi.

- Dokumentasi Foto: Dokumentasi foto kegiatan prasarana dibuat berdasarkan kemajuan kegiatan, yaitu 0%, 50%, dan 100% sesuai ketentuan yang terdapat dalam PTO.

- Transparansi: Seluruh kegiatan prasarana, mulai dari survei, perencanaan, pelaksanaan, hingga pelestarian harus dilakukan secara transparanagar masyarakat dapat berpartisipasi, membantu, mengawasi, dan merasa memiliki terhadap prasarana yang telah dibangun. Transparansi dalam kegiatan pembangunan prasarana dituangkan dipapan informasi yang diatur dalam Papan Informasi tentang sosialisasi.

- Penyelesaian Kegiatan: Penyelesaian kegiatan yang dimaksud disini meliputi penyelesaian pembangunan prasarana. Batas waktu penyelesaian ditentukan berdasar jadwal yang telah ditetapkan di awal atau ketentuan dari Departemen Keuangan berkaitan dengan batas pencairan dana di KPPN, ketentuan yang dikeluarkan dari Sekretariat Pusat, atau sesuai batas akhir penugasan FT-Kec.

d. Pengendalian Kualitas Sarana dan Prasarana

Tindakan khusus oleh FT-Kec diperlukan untuk menjaga kualitas.Tindakan khusus yang utama adalah mengharuskan Tim Pengelola Kegiatan untuk lebih bertanggung jawab dalam pelaksanaan dan lebih transparan kepada masyarakat, serta mendorong masyarakat untuk secara aktif turut mengawasi dan menjaga kualitas pelaksanaan.

Hal-hal di bawah ini merupakan pelajaran dari pengalaman dalam kegiatan serupa. Diharapkan seluruh kegiatan ini dapat dilaksanakan oleh FT-Kec dan seluruh unsur yang terkait dengan PNPM Mandiri Perdesaan dalam rangka meningkatkan kualitas pelaksanaan kegiatan sarana dan prasarana.Dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan pemeliharaan terdapat aturan yang membantu para pelakunya mengendalikan program supaya hasilnya sesuai dengan harapan.

Berdasarkan pengalaman di lapangan, terdapat kiat-kiat atau cara untuk meningkatkan kualitas sarana dan prasarana yang dibangun. Kiat ini telah dibuktikan ratusan kali sehingga semua FT-Kab dan FT-Kec bertanggung jawab untuk mematuhi aturan ini dengan cara yang digambarkan atau cara lain yang lebih baik lagi. Di bawah ini terdapat dua

(27)

27

puluh aturan khusus untuk meningkatkan kualitas yang harus diterapkan di lapangan oleh Fasilitator dan masyarakat.

- Targetkan kualitas, bukan kuantitas — Kebiasaan di desa adalah mengejar target fisik, karena dianggap sebagai kesempatan yang jarang terjadi dan kapan lagi bisa membangun prasarana yang dibutuhkan tersebut. Di pemerintah pun sudah biasa mengejar target yang telah ditetapkan dalam DIPA. Padahal, tidak ada tekanan untuk menentukan target yang sangat tinggi. Dalam pembicaraan dengan TPK dan masyarakat, aparat Pemda Kabupaten beserta Fasilitator harus mengatur pembicaraan, supaya tidak memberi kesan mengejar target fisik.

- Tegas dari awal — Pengawas cenderung membiarkan pekerjaan yang kurang baik pada awal konstruksi, tetapi hal ini akan mempersulit usaha untuk meningkatkan kualitas.Sangat sulit untuk meningkatkan kualitas di tengah program. Lebih baik memulai dengan penilaian yang sangat ketat.

- Manfaatkan musim kemarau — Sebagian besar prasarana PNPM Mandiri Perdesaan lebih mudah dibangun pada musim kemarau. Pengangkutan bahan dan alat lebih mudah jika belum hujan. Pemadatan tanah tidak mungkin jika tanah sudah terlalu basah. Petani juga ingin bercocok tanam kalau hujan sudah turun sehingga pengerahan tenaga kerja akan mengalami kesulitan.

- Mulai dengan penyuluhan — Sebelum kegiatan dimulai di desa, mulailah dengan memberikan penyuluhan kepada seluruh masyarakat yang akan terlibat dalam pelaksanaan, tidak hanya anggota TPK atau aparat desa. Isi penyuluhan menyentuh hal-hal peraturan, prinsip kualitas dan transparansi, peranan TPK dan konsultan, serta langkah-langkah dalam pelaksanaan.

- Beri pelatihan dan pembimbingan secara berkelanjutan — Karena tenaga kerja kurang terampil dan TPK belum memiliki keterampilan dalam mengelola pembangunan prasarana maka perlu diadakan kegiatan pelatihan secara berkelanjutan oleh FT-Kec maupun aparat kecamatan dan kabupaten. Peningkatan kemampuan masyarakat dan TPK adalah salah satu tujuan utama. Pembimbingan tersebut termasuk penggunaan Buku Bimbingan di tiap desa.

- Periksa desain – Sebagian masalah lapangan dapat diantisipasi dan diperbaiki kalau desain dan RAB diperiksa sebelum dimasukkan dalam Surat Penetapan Camat. Pada formulir, ada sepuluh hal yang perlu diperiksa oleh konsultan yang lebih senior, termasuk kejelasan dan kelengkapan gambar, perhitungan volume, kewajaran harga, dan penggunaan alat berat.

- Gunakan sistem trial — Sistem trial adalah cara yang dapat digunakan untuk melatih masyarakat sambil meningkatkan kualitas konstruksi. Dalam pelaksanaan sistem trial (percontohan), contoh harus betul-betul dibuat dengan kualitas yang memenuhi segala persyaratan teknis karena contoh merupakan batas maksimal kualitas yang akan dikejar oleh masyarakat.

Gambar

Gambar yang harus dibuat ada beberapa macam, yaitu:

Referensi

Dokumen terkait

Gejala berat lainnya berupa koma/pingsan, kejang-kejang sampai tidak berfungsinya ginjal. Black water fever yang merupakan gejala berat adalah munculnya hemoglobin

Turbin pelton atau biasa disebut turbin impuls adalah suatu alat yang bekerja untuk merubah energi kinetik air yang diakibatkan karena adanya energi potensial yang dimiliki oleh

Untuk melihat komunikasi politik dapat diukur secara kuantitatif dari teori yang digunakan dalam penelitian, yaitu tentang citra yang merupakan bagian dari pencitraan politik

Skor REBA yang diperoleh pada saat melakukan unsur kerja pemuatan dengan bahu adalah sebesar 7 untuk bagian kanan dan skor sebesar 8 untuk bagian tubuh

Kebutuhan pemberian nama pada suatu warna, ternyata berlaku secara universal di seluruh dunia. Tantangan ini harus dijawab dengan baik oleh manusia di setiap negara. Warna perlu

Golongan pangkat yang sudah berhak memakai baju sikepan ini adalah para putra dan sentanadalem yang sudah berpangkat Bupati Riya Nginggil dengan gelar Kangjeng Raden

Hasil dari penelitian ini bahwa pengelolaan manajemen keuangan sekolah di SMA Muhammadiyah 1 simo dikelola melalui pembayaran siswa ke bendahara sekolah 11% dan 89% dikelola

Hewan yang dominan dan berkuasa seperti jantan akan membersihkan bulu untuk betina dalam rangka kegiatan seksual, sedangkan induk pada saat anak menyusui, induk menjilati