• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh penggunaan metode mind map terhadap kemampuan mengingat dan memahami pada mata pelajaran IPA di SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Pengaruh penggunaan metode mind map terhadap kemampuan mengingat dan memahami pada mata pelajaran IPA di SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta - USD Repository"

Copied!
144
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGARUH PENGGUNAAN METODE MIND MAP

TERHADAP KEMAMPUANMENGINGAT DAN MEMAHAMI PADA MATA PELAJARAN IPA

DI SD KANISIUS SOROWAJAN YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Arista Trisnawati

081134008

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)
(3)
(4)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya ilmiah sederhana ini Penulis persembahkan kepada:

1. Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria karena selalu memberikan

rahmat dan kasih yang melimpah di dalam kehidupan ini.

2. Ibu, Bapak, yang telah setia mendampingi dan tidak pernah berhenti

memberikan dukungan kepada saya sampai saat ini.

3. Kakak-kakak, Adik, dan saudara yang telah mendukung saya selama

ini.

(5)

v

MOTTO

Bergembiralah!!!Janganlah pikirkan kegagalan hari ini, pikirkanlah

kesuksesan yang akan datang esok. Sukses akan diraih jika engkau

gigih dan akan engkau temukan kegembiraan dalam menaklukkan

berbagai rintangan...”

(6)
(7)
(8)

viii

ABSTRAK

Trisnawati, Arista. 2012. PENGARUH PENGGUNAAN METODE MIND MAP TERHADAP KEMAMPUAN MENGINGAT DAN MEMAHAMI PADA MATA PELAJARAN IPA DI SD KANISIUS SOROWAJAN YOGYAKARTA. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Kata kunci : mind map, kemampuan kognitif mengingat, kemampuan kognitif memahami, mata pelajaran IPA.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode

mind map pada mata pelajaran IPA tentang materi jenis-jenis tanah yang berkaitan dengan kemampuan kognitif antara lain : kemampuan mengingat dan kemampuan memahami pada siswa kelas V SDK Sorowajan Yogyakarta pada tahun ajaran 2011/2012.

Penelitian yang dilakukan menggunakan jenis penelitian Quasi eksperimental tipe non-equivalent control design. Subjek penelitian ini adalah kelas VA sebagai kelompok eksperimen berjumlah 28 siswa dan kelas VB sebagai kelas kontrol berjumlah 28 siswa. Pengumpul data pada masing-masing kelas dengan menggunakan pretest dan posttest dengan dua soal essai. Kemudian hasilnya dianalisis menggunakan program komputer PASW (SPSS) 18 for Windows dengan menggunakan tiga tahap yaitu : 1) uji perbedaan pretest

kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. 2) uji perbedaan dari pretest ke

posttest pada masing-masing kelompok. 3) uji perbedaan posttest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa mind map berpengaruh terhadap proses kognitif mengingat dan memahami. Hal itu ditunjukkan dengan harga

sig.(2-tailed) kemampuan mengingat <0,05 yaitu 0,000. Sehingga Hi diterima

maka Hnull ditolak. Dengan kata lain metode mind map berpengaruh secara

signifikan terhadap kemampuan mengingat. Begitu juga pada kemampuan memahami, hasil analisis statistik menunjukkan signifikansi data harga sig.(2-tailed)<0,05 yaitu 0,000. Sehingga Hi diterima maka Hnull ditolak dengan kata

(9)

ix ABSTRACT

Trisnawati, Arista. 2012. THE INFLUENCE OF USING MIND MAP METHOD ON THE STUDENTS’ ABILITY OF REMEMBERING AND UNDERSTANDING ON SCIENCE IN SD KANISIUS SOROWAJAN YOGYAKARTA. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Keywords : mind map method, remember ability, understand ability, science.

This study is conducted to find out the effect of mind map method of science about matter of soil types which connected with cognitif ability include : remembering and understaning the students’ class V SDK Sorowajan Yogyakarta in academic year 2011/2012.

Research conducted using this type of research kuantatif by experimental methods withnon-equivalent control design quasi eksperimental type. The subject of this study is the VA class of the experimental group which consist of 28 students and the VB class of the control group which consist of 28 students. Data collectors in each class by using a pretest and posttest with two essays question. Then the results were analyzed using PASW (SPSS) 18 for Windows a computer program by using the three stages: 1) pretest differences test in the experimental group and control group . 2) the difference test from pretest to posttest in each group. 3) posttest differences test in control group and in the experimental group. The results showed that the mind map considering the effect on the cognitif ability of remembering and understanding. This is indicated by a price sig. (2-tailed) of remember ability<0.05 is 0.000. Hi so accepted then Hnull was reject. In other words, mind map method significantly influence of remember ability. So is the ability of understanding, the results of statistical analysis showed the significance of price data sig. (2-tailed) <0.05 is 0.000. Hi so accepted then Hnull was reject in other words that the mind map method significantly influence of understanding ability.

(10)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa atas

karunia serta rahmat yang telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Metode Mind Map Terhadap Kemampuan Mengingat Dan Memahami Pada Mata Pelajaran IPA Di SD

Kanisius Sorowajan Yogyakarta”. Penyusunan skripsi ini sebagai salah satu syarat kelulusan dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. Penulis menyadari bahwa

penulisan skripsi ini tidak akan selesai dengan baik tanpa adanya dukungan dan

bantuan dari berbagai pihak, maka dari itu penulis mengucapkan terima kasih

kepada :

1. Rohandi, Ph.D., Selaku dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Gregorius Ari Nugrahanta, S.J., S.S., BST., M.A., selaku Ketua Program

studi Pendidikan Sekolah Dasar dan dosen pembimbing I yang telah

membimbing dan membantu sehingga karya ilmiah ini dapat selesai.

3. Elga Andriana, S.Psi., M.Ed., selaku Wakil Ketua Program studi

Pendidikan Sekolah Dasar dan dosen pembimbing II yang telah

membimbing, membantu dengan sabar dan memotivasi penulis sehingga

karya ilmiah ini dapat selesai.

4. Ir. Sri Sulandari S., M.Si. yang telah membimbing dalam pengerjaan karya

ilmiah ini.

5. B. Suwardi S.Pd. selaku kepala SDK Sorowajan yang telah memberikan

ijin dalam melakukan penelitian di SDK Sorowajan.

6. Lia Pratiwi A.ma.Pd., selaku guru mitra SD penelitian yang sudah banyak

membantu sehingga penelitian dapat berjalan dengan lancar.

7. Siswa kelas VA dan VB SDK Sorowajan yang telah mau bekerjasama

dengan baik sehingga penelitian dapat berjalan dengan lancar.

8. Ibu, Bapak, Kakak-kakak, adik, dan saudara yang telah mendukung dalam

segala bentuk dan selalu memotivasi dalam mengerjakan karya ilmiah ini

(11)

xi

9. Teman-teman satu kelompok payung IPA (Nita, Septi, Monica, Evi, Ratih,

Susi, Danik, Nana) yang banyak membantu dalam melaksanakan

penelitian dan memberikan dukungan dalam mengerjakan karya ilmiah ini.

Penulis sadar penuh bahwa karya ilmiah ini belum sempurna karena masih

banyak kekurangan. Namun, penulis berharap karya ilmiah ini dapat bermanfaat

bagi mahasiswa Universitas Sanata Dharma yang akan melakukan penelitian

ilmiah.

(12)

xii 1.1Latar Belakang Penelitian...1

1.2Rumusan Masalah...3

1.3Tujuan Penelitian...3

1.4Manfaat Penelitian...4

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka...5

2.1.1 Teori-teori yang Mendukung...5

2.1.1.1 Teori Perkembangan Anak...5

2.1.1.2 Metode Pembelajaran...7

2.1.1.3 Metode Mind Map....8

2.1.2 Proses Kognitif Mengingat dan Memahami...9

2.1.2.1 Proses Kognitif Benjamin S. Bloom...9

2.1.2.2 Kemampuan Mengingat...11

4.1.2.3Kemampuan Memahami...11

2.1.3 Mata Pelajaran IPA...12

2.1.3.1Hakekat IPA...12

2.1.3.2Tujuan Pembelajaran IPA...13

2.1.3.3Materi Ajar Kelas V...14

2.2 Hasil Penelitian yang Sebelumnya...15

2.2.1 Penelitian-penelitian Tentang Metode Mind map...15

2.2.2 Penelitian-penelitian Tentang Proses Kognitif...16

2.2.3 Literature Map...17

2.3 Kerangka Berpikir...17

2.4 Hipotesis...18

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian...19

3.2 Populasi dan Sampel...20

(13)

xiii

3.4 Variabel Penelitian...21

3.5 Definisi Operasional...21

3.6 Instrumen Penelitian...22

3.7 Uji Validitas dan Reliabilitas...23

3.8 Teknik Pengumpulan Data...24

3.9 Teknis Analisis Data...25

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian...28

4.1.1 Pengaruh Penggunaan Mind map Terhadap Kemampuan Mengingat ...28

4.1.1.1 Perbandingan Skor Pretest Kemampuan Mengingat...31

4.1.1.2 Perbandingan Skor Pretest ke Posttest Kemampuan Mengingat...32

4.1.1.3 Perbandingan Posttest Kemampuan Mengingat...33

4.1.2 Pengaruh Penggunaan Mind map Terhadap Kemampuan Memahami...35

4.1.2.1 Perbandingan Skor Pretest Kemampuan Memahami...36

4.1.2.2 Perbandingan Skor Pretest ke Posttest Kemampuan Memahami...37

4.1.2.3 Perbandingan Posttest Kemampuan Memahami...39

4.1.3 Rangkuman Hasil Penelitian...40

4.2 Pembahasan...41

4.2.1 Kemampuan Mengingat...41

4.2.2 Kemampuan Memahami...42

4.3 Keterbatasan Penelitian...44

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan...45

5.2 Saran...45

(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Pengaruh Perlakuan...19

Tabel 2 : Jadwal Penelitian...20

Tabel 3: Matrik Pengembangan Instrumen...22

Tabel 4. Tabel Korelasi...23

Tabel 5. Hasil Uji Daya Beda di SD Kanisius Sengkan...24

Tabel 6.Tabel Reliabilitas...24

Tabel 7. Tabel Pengumpulan Data...25

Tabel 8. Hasil Uji Normalitas Pada kemampuan Mengingat Dengan Kolmogorov-Smirnov...30

Tabel 9. Perbandingan Skor Pretest Kemampuan Mengingat...32

Tabel 10. Perbandingan Skor Pretest ke Posttest Kemampuan Mengingat...33

Tabel 11. Perbandingan Skor Posttest Kelompok Mengingat...34

Tabel 12. Hasil Uji Normalitas Pada Kemampuan Memahami Dengan Kolmogorov-Smirnov...35

Tabel 13 . Perbandingan Skor Pretest Kemampuan Memahami...37

Tabel 14. Perbandingan Skor Pretest ke Posttest Kemampuan Memahami...39

Tabel 15. Perbandingan Skor Posttest Kemampuan Memahami...38

Tabel 16. Rangkuman Perbandingan Skor Pretest Aspek Kemampuan Mengingat dan Memahami...40

Tabel 17. Rangkuman Perbandingan Skor Pretest ke Posttest Aspek Kemampuan Mengingat...40

Tabel 18. Rangkuman Perbandingan Skor Pretest ke Posttest Aspek Kemampuan Memahami...40

(15)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar1. Contoh Mind Map...9

Gambar 2. Literature Map dari Penelitian yang Dahulu...17

Gambar 3. Piramida Berpikir Deduktif...18

Gambar 4. Variabel Penelitian...21

Gambar 5. Perbandingan Antara Skor Pretest dan Posttest Pada Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen Kemampuan Mengingat...35

(16)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Silabus Kelompok Kontrol...48

Lampiaran 2: Silabus kelompok Eksperimen...53

Lampiaran 3: RPP Kelompok Kontrol...62

Lampiran 4: RPP Kelompok Eksperimen...77

Lampiran 5: Artikel Soal...95

Lampiran 6: Soal Essai Penelitian...97

Lampiran 7: Rubrik Penilaian...98

Lampiran 8: Kunci awaban Soal...100

Lampiran 9: Hasil Analisis Data dengan SPSS Kemampuan Mengingat...102

Lampiran 10: Hasil Analisis Data dengan SPSS Kemampuan Memahami...105

Lampiran 11: Rekapan Nilai Kemampuan Mengingat Kelompok Kontrol...109

Lampiran 12: Rekapan Nilai Kemampuan Mengingat Kelompok Eksperimen...111

Lampiran 13: Rekapan Nilai Kemampuan Memahami Kelompok Kontrol...113

Lampiran 14: Rekapan Nilai Kemampuan Memahami Kelompok Eksperimen...115

Lampiran 15: Gambar Mind Map Anak...117

Lampiran 16: Gambar Penelitian Kelas Kontrol...120

Lampiran 17: Gambar Penelitian kelas Eksperimen...123

Lampiran 18: Surat Ijin Penelitian...126

Lampiran 19: Surat Keterangan Penelitian...127

(17)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Penelitian

Pendidikan memang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari

karena pendidikan memiliki peranan yang sangat penting untuk membantu

manusia dalam mengembangkan potensinya. Melalui pendidikan siswa belajar

untuk mengembangkan diri dan meningkatkan kemampuan kognitif yang lebih

baik. Pendidikan yang baik dapat tercermin dari proses pembelajaran yang dapat

membantu mengembangkan kemampuan kognitif yang dimiliki oleh siswa dari

tahap yang paling rendah sampai pada tahap yang paling tinggi, antara lain

mengingat, memahami, menganalisis, mengaplikasi, mengevaluasi, dan mencipta,

sehingga kemampuan kognitif yang dimiliki oleh siswa dapat berkembang secara

menyeluruh. Selain itu, dalam melaksanakan proses pembelajaran harus

diperhatikan karakteristik peserta didik yang mengikuti pembelajaran. Pada

proses pembelajaran hendaknya diterapkan prinsip pembelajaran yang

menyenangkan serta berdasarkan pengalaman langsung, mengingat usia siswa

Sekolah Dasar menurut Piaget dalam Yusuf (2009:6) termasuk pada tahap

pra-operasional konkret karena usia siswa Sekolah Dasar antara 6-11 tahun.

Pada kenyataannya pembelajaran di sekolah-sekolah sampai saat ini belum

menerapkan pembelajaran yang berdasarkan karakter dari tahapan usia

perkembangan anak. Pembelajaran tidak menggembangkan pembelajaran yang

menyenangkan dan berdasarkan pengalaman siswa sendiri. Di dalam kelas

pendidik atau guru cenderung menggunakan pembelajaran yang tradisional yang

lebih menekankan penggunaan metode ceramah dibandingkan dengan metode

yang lain. Hal itu membuat siswa dituntut untuk mengingat dan memahami materi

yang telah dipelajari serta mencatat hal-hal yang dianggap penting. Banyak guru

beranggapan jika siswa menghafalkan materi yang diberikan dengan baik, metode

yang digunakan tersebut berhasil. Padahal pada kenyataannya penggunaan

metode tersebut kurang dapat membantu siswa dalam proses mengingat dan

memahami secara baik serta cenderung akan membuat siswa menjadi bosan.

(18)

2

kemampuan kognitif siswa secara menyeluruh dari tahap yang paling rendah

sampai pada tahap yang tinggi seperti pada taksonomi Bloom.

Selain metode ceramah ada banyak sekali metode yang sebenarnya dapat

diterapkan untuk memfasilitasi siswa dalam belajar. Pendidik atau guru sebelum

mengajar harus menmpertimbangkan metode yang akan digunakan agar dapat

membantu siswa dalam mengembangkan kemampuan kognitif yang dimiliki oleh

siswa. Metode yang dipilih harus disesuaikan dengan materi ajar yang akan

diajarkan serta karakteristik dari siswa. Metode yang digunakan harus membuat

siswa belajar secara aktif, tidak membosankan bagi siswa, dan membuat siswa

merasa senang dalam mengikuti pembelajaran serta dapat mendorong siswa

dalam memiliki rasa ingin tahu yang tinggi.

Salah satu mata pelajaran wajib di sekolah dasar adalah mata pelajaran

IPA (Ilmu Pengetahuan Alam). Di sekolah-sekolah dasar banyak kita jumpai

pembelajaran materi IPA (Ilmu pengetahuan Alam) yang masih diajarkan dengan

menggunakan metode ceramah. Siswa diminta untuk memperhatikan penjelasan

guru, mencatat hal-hal penting dan mengerjakan soal sesuai dengan penjelasan,

sehingga siswa menjadi bosan dalam mengikuti pembelajaran, siswa juga tidak

dapat mengembangkan kemampuan kognitif secara maksimal khususnya pada

kemampuan mengingat dan memahami.

Pembelajaran hendaknya divariasi dengan menggunakan metode-metode

lain dan tidak hanya dengan menggunakan metode ceramah. Salah satu metode

yang dapat digunakan dalam pembelajaran yaitu metode mind map. Metode mind map dapat mendorong siswa untuk mengingat dan memahami materi dalam pembelajaran karena siswa membuat sendiri mind map tersebut dengan menggunakan gambar-gambar yang sesuai dengan imaginasi dan kemampuan

siswa. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode mind map tersebut, peneliti melakukan penelitian yang menggunakan penelitian eksperimental

dengan membandingkan antara dua kelompok yaitu kelompok kontrol dan

kelompok eksperimen pada siswa kelas V SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta

pada semester genap tahun ajaran 2011/2012. Metode mind map ini diterapkan pada mata pelajaran IPA pada standar kompetensi: 7. Memahami perubahan yang

(19)

3

kompetensi dasar: 7.2 mengidentifikasi jenis-jenis tanah. Penerapan mind map

tersebut untuk mengetahui pengaruh penggunaan mind map terhadap kemampuan kognitif siswa pada taksonomi Bloom. Namun, peneliti membatasi fokus

penelitian hanya untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode mind map

terhadap kemampuan kognitif mengingat dan memahami.

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti merumuskan masalah dalam

penelitian, antara lain:

1.2.1 Apakah penggunaan metode mind map berpengaruh secara signifikan terhadap proses kognitif kemampuan mengingat pada siswa kelas VA SD

Kanisius Sorowajan Yogyakarta pada pembelajaran IPA untuk

kompetensi dasar “mengidentifikasi jenis-jenis tanah” pada semester genap tahun ajaran 2011/2012?

1.2.2 Apakah penggunaan metode mind map berpengaruh secara signifikan terhadap proses kognitif kemampuan memahami pada siswa kelas VA SD

Kanisius Sorowajan Yogyakarta pada pembelajaran IPA untuk

kompetensi dasar “mengidentifikasi jenis-jenis tanah” pada semester genap tahun ajaran 2011/2012?

1.3Tujuan Penelitian

1.3.1 Mengetahui pengaruh penggunaan metode mind map terhadap proses kognitif kemampuan mengingat pada siswa kelas VA SD Kanisius

Sorowajan Yogyakarta pada pembelajaran IPA untuk kompetensi dasar

“mengidentifikasi jenis-jenis tanah” pada semester genap tahun ajaran 2011/2012.

1.3.2 Mengetahui pengaruh penggunaan metode mind map terhadap proses kognitif kemampuan memahami pada siswa kelas VA SD Kanisius

(20)

4 1.4Manfaat Penelitian

1. Bagi siswa :

Mendapatkan pengalaman yang baru dalam belajar dengan menggunakan

metode mind map sehingga dapat mengembangkan kreatifitas yang dimiliki.

2. Bagi guru :

Guru menjadi mengetahui metode mind map dan dapat menerapkan metode tersebut pada mata pelajaran yang lain. Sehingga dapat menambah

variasi mengajar guru dalam menggunakan metode.

3. Bagi Sekolah :

Sekolah dapat menambah sumber bacaan dan referesi yang ada di sekolah

dan warga sekolah dapat meningkatkan wawasan tentang metode

pembelajaran.

4. Bagi peneliti :

Memberikan pengalaman dalam menerapkan metode mind map dalam pembelajaran IPA. Sehingga dapat lebih memahami metode mind map dan

(21)

5 BAB II

LANDASAN TEORI

Bab ini akan membahas kajian pustaka, penelitian yang terdahulu atau

relevan, kerangka berpikir, dan hipotesis. Kajian pustaka berisi teori-teori yang

berkaitan dengan metode pembelajaran, proses kognitif, dan hakikat mata

pelajaran IPA. Penelitian yang terdahulu berkaitan dengan penelitian-penelitian

tentang Mind map, penelitian-penelitian tentang proses kognitif, dan literature Map. Kerangka berpikir berisikan rumusan atau landasan berpikir dari umum ke khusus. Hipotesis berisi dugaan sementara tentang jawaban suatu rumusan

masalah.

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Teori-teori yang mendukung

Sebelum membahas metode pembelajaran mind map akan dibahas terlebih dahulu teori perkembangan anak dan metode pembelajaran yang pada umumnya

sering diterapkan oleh guru pada saat pembelajaran.

2.1.1.1 Teori Perkembangan Anak

Setiap anak mempunyai pengetahuan. Anak mempunyai kemampuan

untuk menginterpretasikan pengetahuan yang telah diperoleh berdasarkan

pengalaman anak. Piaget dalam Suparno (2001:13) mengatakan bahwa setiap

anak mempunyai cara berpikir yang berbeda karena dipengaruhi oleh tahap-tahap

perkembangan kognitif anak. Seorang anak yang menemukan pengetahuan baru

akan mengintegrasikan persepsi, konsep atau pengalaman yang berkaitan dengan

pengetahuan yang mereka miliki. Proses pengintegrasian pengalaman baru dengan

pengalaman yang sudah anak miliki disebut dengan asimilasi. Suatu ketika

seorang anak memperoleh pengetahuan baru yang tidak sesuai dengan

pengetahuan yang anak miliki sehingga anak tidak dapat mengintegrasikan

pengalaman baru tersebut dengan pengalaman yang sudah dimiliki anak. Kondisi

tersebut membuat anak membentuk skema baru yang sesuai dengan pengetahuan

baru yang diperoleh anak. Proses ini disebut dengan akomodasi. Asimilasi dan

akomodasi dalam perkembangan kognitif anak harus seimbang disebut dengan

(22)

6

Perkembangan kognitif tiap anak sesuai dengan tahapnya Piaget dalam

Yusuf (2009:6) membagi empat tahap perkembangan anak yang harus dilalui

seorang anak, yaitu a) Tahap sesorimotor yaitu pada anak usia 0 sampai 2 tahun

merupakan tahap di mana seorang anak memperoleh pengetahuan melalui

interaksi fisik dari orang lain maupun benda yang berada di sekitar, b) Tahap

pra-operasional yaitu pada anak usia 2 sampai 6 tahun merupakan tahap di mana

seorang anak sudah mulai menggunakan simbol-simbol dalam mengartikan

pengetahuan yang diperoleh. Simbol-simbol untuk menggantikan objek, peristiwa

dan kejadian atau kegiatan (tingkah laku yang nampak), c) Tahap operasional

konkret yaitu pada anak usia 6 sampai 11 tahun di mana anak sudah dapat

membentuk operasi-operasi mental atas pengetahuan yang mereka miliki. Anak

sudah mampu menambah, mengurangi serta mengubah operasi yang mereka

ketahui. Operasi ini memungkinkan untuk dapat memecahkan masalah secara

logis, d) Tahap usia formal yaitu pada usia 11 tahun sampai dewasa merupakan

operasi mental tingkat tinggi. Pada tahap ini anak sudah dapat berhubungan

dengan peristiwa-peristiwa hipotesis atau abstrak, tidak hanya dengan objek-objek

konkret. Remaja sudah dapat berpikir abstrak dan memecahkan masalah melalui

pengujian semua alternatif yang ada. Dari pendapat Piaget di atas dapat

dimengerti bahwa semakin tinggi tahap perkembangan anak, akan semakin

kompleks pula tingkat kemampuan kognitif yang dimiliki oleh anak.

Dari penggolongan perkembangan kognitif menurut Piaget di atas dapat

diketahui bahwa anak usia SD ( Sekolah Dasar) berada pada tahap oprasional

konkret karena berada pada usia 6 sampai 11 tahun sehingga dalam proses

pembelajaran seharusnya guru menerapkan metode yang dapat membentuk

pengetahuan yang siswa miliki sendiri dengan baik dan metode yang digunakan

harus menyenangkan. Menggunakan metode yang menyenangkan akan membuat

siswa menjadi lebih mudah dalam mengingat dan memahami materi karena dalam

pembelajaran siswa merasa senang dan tidak merasa bosan. Agar lebih tepat

dalam memilih metode yang digunakan maka guru perlu menguasai berbagai

metode-metode pembelajaran yang sesuai agar tujuan pembelajaran tercapai

(23)

7 2.1.1.2 Metode Pembelajaran

Sanjaya (2006:145) mendefinisikan metode sebagai cara yang digunakan

untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata

agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Beberapa metode

pembelajaran (Sanjaya, 2006:145) antara lain:

a. Ceramah merupakan metode yang menyajikan pelajaran melalui penjelasan

langsung dalam kelas yang melibatkan seluruh siswa dalam satu kelas.

Kelebihan metode ceramah yaitu mudah dilakukan, guru dapat mengontrol

keadaan kelas, organisasi kelas saat ceramah dapat diatur dengan sederhana,

dapat menyajikan materi yang luas, dan dapat memberikan pokok materi yang

perlu ditonjolkan. Kelemahan metode ceramah yaitu materi yang dikuasai

oleh siswa menjadi terbatas karena tergantung pada materi yang dikuasai oleh

guru, setiap siswa memiliki pemahaman yang berbeda-beda dalam

menangkap materi pembelajaran atau menjadi verbalisme, merupakan metode

yang membosankan, dan sulit untuk mengetahui apakah siswa sudah

memahami materi atau belum.

b. Demonstrasi merupakan metode yang menyajikan suatu pelajaran dengan

memeragakan kepada siswa tentang suatu proses, situasi dengan sebenarnya

maupun dengan tiruan. Kelebihan metode ini, yaitu tidak terjadi verbalisme,

proses pembelajaran menjadi lebih menarik, adanya kesempatan mengamati

secara langsung. Kelemahan metode demonstrasi, yaitu memerlukan

persiapan yang matang, memerlukan peralatan, bahan dan tempat yang

memadai, serta menuntut guru kemampuan dan keterampilan guru yang

khusus.

c. Diskusi merupakan metode pembelajaran yang menghadapkan suatu

permasalahan pada siswa dengan tujuan untuk memecahkan masalah sampai

membuat keputusan dengan bertukar pengalaman yang dimiliki oleh siswa.

Kelebihan metode diskusi, yaitu membuat siswa menjadi lebih aktif, melatih

untuk membiasakan diri bertukar pikiran, melatih siswa mengemukakan

pendapat. Beberapa kelemahan dari diskusi, yaitu hanya dikuasai beberapa

(24)

8

memerlukan waktu yang lama, sering terjadi perbedaan pendapat yang

kadang dapat mengganggu pembelajaran.

d. Simulasi merupakan cara pengajaran guru yang menyajikan materi

berdasarkan pengalaman siswa dengan menggunakan situasi tiruan untuk

memahami materi pelajaran. Kelebihan dari simulasi, yaitu mengembangkan

kreativitas siswa, memupuk keberanian siswa, dan memperkaya pengetahuan,

sikap serta keterampilan dalam menghadapi situasi sosial. Kelemahan

simulasi, yaitu pengalaman yang diperoleh tidak selalu tepat, pengelolaan

yang kurang baik sehingga simulasi menjadi hiburan, siswa merasa malu dan

takut saat simulasi.

Sanjaya telah mengungkapkan beberapa metode yang sering diterapkan

dalam pembelajaran. Namun, belum ada penjelasan yang membahas tentang

metode mind map. Padahal mind map termasuk dalam salah satu metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran. Maka dari itu peneliti membahas metode

mind map tidak pada sub-bab metode pembelajaran namun pada sub-bab yang berbeda agar metode mind map dimengerti lebih jelas.

2.1.1.3Metode Pembelajaran Mind map

Buzan menjelaskan mind map merupakan peta rute bagi ingatan yang

mewakili pikiran-pikiran utama dalam proses pemikiran dan mewakili ide penting

yang dapat membantu mempermudah dalam mengingat suatu pengetahuan, ada

tujuh langkah dalam membuat mind map (Buzan, 2008:15), antara lain :

a. Memulai dari bagian yang tengah kertas kosong yang sisi panjangnya

diletakkan mendatar karena memulai dari tengah dapat memberikan

kebebasan kepada otak dalam mengungkapkan diri dengan lebih bebas dan

alami.

b. Lebih baik menggunakan gambar atau foto sentral karena gambar bermakna

seribu kata dan membantu menggunakan imajinasi. Gambar sentral akan

lebih menarik, membuat tetap terfokus, membantu berkonsentrasi dan

(25)

9

c. Menggunakan warna karena bagi otak, warna sama menariknya dengan

gambar. Warna dapat menambah energi kepada pemikiran kreatif dan

menyenangkan.

d. Menghubungkan cabang-cabang utama ke gambar pusat dan hubungkan

cabang-cabang tingkat dua dan tiga ke tingkat satu dan dua dan seterusnya

karena otak bekerja menurut asosiasi. Otak senang mengaitkan dua (atau

tiga atau empat) hal sekaligus. Bila menghubungkan cabang-cabang, maka

akan lebih mudah mengerti dan mengingat.

e. Membuat garis hubung yang melengkung, bukan garis lurus karena garis

lurus akan membosankan otak.

f. Menggunakan satu kata kunci utuk setiap garis karena kata kunci tunggal

memberi lebih banyak daya dan fleksibilitas kepada mind map.

g. Menggunakan gambar karena seperti gambar sentral, setiap gambar

mempunyai makna seribu kata.

Gambar1. Contoh mind map, Sumber Buzan, 2005:57

2.1.2 Proses Kognitif Mengingat dan Memahami 2.1.2.1 Proses Kognitif Benjamin S. Bloom

Dimensi proses kognitif dibagi menjadi beberapa kategori dengan

pengklasifikasian proses-proses kognitif yang dimiliki oleh siswa secara

komprehensif yang terdapat dalam tujuan di bidang pendidikan berdasarkan 6

(26)

10

(Anderson, 2010:99) menyatakan bahwa 6 tahapan dalam proses kognitif tersebut,

yaitu :

1. Mengingat

Proses mengingat adalah mengambil pengetahuan yang dibutuhkan dari

memori jangka panjang. Mengingat merupakan proses kognitif yang paling

sederhana. Proses kognitif ini meliputi : mengenali dan mengingat kembali.

2. Memahami

Proses memahami adalah mengkonstruksi makna dari materi pembelajaran,

termasuk apa yang diucapkan, dituliskan, dan disampaikan oleh pengajar

atau guru, buku atau layar komputer. Proses mengingat meliputi :

menafsirkan, mencontoh atau meniru, mengklasifikasi, merangkum,

menyimpulkan, membandingkan, dan menjelaskan.

3. Mengaplikasi

Proses mengaplikasi adalah menerapkan atau menggunakan suatu prosedur

dalam keadaan tertentu. Proses kognitif ini meliputi : mengeksekusi dan

mengimplementasikan.

4. Menganalisis

Proses menganalisis adalah memecah-mecah materi menjadi bagian-bagian

penyusunnya dan menentukan hubungan-hubungan antarbagian itu dan

hubungan antara bagian-bagian tersebut dan keseluruhan struktur. Proses

kognitif ini meliputi : membedakan, mengorganisasi, dan mengatribusikan.

5. Mengevaluasi

Proses mengevaluasi adalah mengambil keputusan berdasarkan kriteria.

Proses kognitif ini meliputi : memeriksa dan mengkritik.

6. Mencipta

Proses mencipta adalah memadukan bagian-bagian untuk membentuk

sesuatu yang baru dan koheren untuk membuat suatu produk yang orisinal.

Proses kognitif ini meliputi : merumuskan, merenanakan, dan memproduksi.

Pada taksonomi Bloom di atas disampaikan bahwa proses kemampuan

kognitif dari yang paling rendah sampai pada yang paling tinggi, antara lain

(27)

11

Namun, peneliti membatasi penelitian ini hanya berfokus pada kemampuan

kognitif mengingat dan memahami yang dimiliki siswa.

2.1.2.2 Kemampuan Mengingat

Anderson (2010:99) menuliskan bahwa mengingat merupakan suatu

proses untuk mengambil kembali atau proses meretensi pengetahuan yang

dibutuhkan dari memori jangka panjang yang dimiliki. Mengingat merupakan

proses kognitif yang paling rendah atau yang paling sederhana karena anak atau

seseorang diminta mengenali kembali pengetahuan yang dipelajari dengan kondisi

yang sama. Mengingat dapat dibagi atau dikategorikan menjadi dua kegiatan

antara lain :

1. Mengenali merupakan suatu proses mengambil pengetahuan dari memori

jangka panjang sesuai dengan pengetahuan yang dibutuhkan, kemudian

untuk dibandingkan dengan pengetahuan baru yang diperoleh. Mengenali

disebut juga dengan mengidentifikasi.

2. Mengingat kembali merupakan suatu proses mengambil pengetahuan yang

ada dari memori jangka panjang. Pengetahuan yang diambil adalah

pengetahuan yang dibutuhkan untuk memperoleh informasi yang

dikehendaki. Mengingat kembali sering disebut dengan mengambil

pengetahuan.

2.1.2.3 Kemampuan Memahami

Memahami menurut Anderson (2010:105) merupakan suatu proses

kognitif yang berkaitan dengan kemampuan mentransfer suatu pengetahuan.

Siswa dikatakan memahami suatu materi atau mata pelajaran jika siswa mampu

mengkonstruksi atau membangun makna dari pesan pembelajaran baik secara

lisan maupun tertulis. Tahap memahami dikategorikan atau dibagi menjadi tujuh

kegiatan antara lain :

1. Menafsirkan merupakan proses mengubah atau pengubahan informasi

berupa kata-kata yang diperoleh ke dalam bentuk kata-kata lain.

Menafsirkan sering disebut juga dengan menerjemahkan, memparafrasakan,

(28)

12

2. Mencontoh atau meniru merupakan proses kognitif siswa memberikan

contoh atau memilih contoh yang belum pernah siswa jumpai dalam

pembelajaran berdasarkan sebuah konsep atau prinsip.

3. Mengklasifikasikan merupakan proses kognitif yang melengkapi proses

mencontoh. Mengklasifikasikan dimulai dengan konsep atau prinsip umum

dan mengharuskan siswa menemukan konsep atau prinsip umum.

4. Merangkum merupakan proses kognitif membuat ringkasan dari informasi

yang diperoleh. Merangkum terjadi ketika siswa mengemukakan suatu

informasi dengan menggunakan kalimat yang singkat berdasarkan informasi

yang diperoleh.

5. Menyimpulkan merupakan proses kognitif yang berpusat pada penarikan

informasi yang disuguhkan. Proses ini terjadi ketika seorang siswa

mengabstraksikan sebuah konsep yang menerangkan contoh-contoh dengan

mencermati ciri-ciri dari masing-masing contoh. Kemudian mencari

hubungan antara contoh dan ciri-ciri yang dimiliki oleh contoh tersebut.

6. Membandingkan merupakan proses kognitif yang melibatkan proses

mendeteksi atau menduga antara perbedaan dan persamaan yang berkaitan

dengan dua hal atau lebih tentang suatu objek, peristiwa, gagasan, masalah,

ide, situasi dan lain sebagainya.

7. Menjelaskan merupakan proses kognitif yang berlangsung ketika siswa

mampu menggunakan sebab-akibat dalam suatu sistem.

2.1.3 Mata Pelajaran IPA 2.1.3.1Hakekat IPA

Iskandar (2001:1) mendefinisikan IPA atau Ilmu Pengetahuan Alam

adalah mata pelajaran tentang penyelidikan yang terorganisir untuk mencari pola

atau keteraturan. Mempelajari IPA tidak hanya berkaitan dengan alam dan

prosedur penelitian, namun berkaitan juga dengan hakikat IPA. Hakikat IPA,

antara lain IPA sebagai produk, IPA sebagai proses dan IPA sebagai teori

(Iskandar, 2001:3-8)

(29)

13

IPA disebut sebagai produk karena IPA selalu menghasilkan pengetahuan

baru yang berdasarkan proses yang sistematik. Produk-produk IPA antara

lain yaitu fakta, konsep, prinsip dan hukum. Fakta dalam IPA yaitu

pernyataan-pernyataan tentang benda-benda yang benar-benar ada atau

peristiwa-peristiwa yang benar-benar terjadi dan sudah dikonfirmasi secara

objektif. Konsep IPA adalah suatu ide yang menggabungkan fakta-fakta

yang ada sehingga saling berhubungan. Prinsip IPA adalah deskripsi yang

paling tepat tentang objek atau kejadian. Hukum sering merupakan

prinsip-prinsip yang sudah mengalami pengujian.

2. IPA sebagai Proses

IPA dikatakan sebagai proses karena pada pembelajaran, cara kerja untuk

memperoleh suatu hasil dalam IPA mengembangkan

keterampilan-keterampilan dalam penyelidikan. Keterampilan proses dalam IPA berkaitan

dengan mengamati, mengukur, menarik kesimpulan, mengendalikan

variabel, merumuskan hipotesis, membuat grafik, melakukan eksperiman.

3. IPA sebagai dimensi sikap

IPA sebagai dimensi sikap karena IPA mengembangkan kemampuan sikap

yang dimiliki siswa seperti rasa ingin tahu, ketelitian, dan rasa tanggung

jawab.

2.1.3.2.Tujuan Pembelajaran IPA

Tujuan pembelajaran IPA yaitu untuk membantu setiap orang mempunyai

sikap ilmiah. Beberapa sikap ilmiah (Iskandar, 2001:12) antara lain, yaitu :

1. Objektif terhadap fakta artinya tidak dicampuri oleh perasaan dalam

mengungkapakan sesuatu, sesuai dengan fakta.

2. Tidak tergesa-gesa dalam mengambil kesimpulan sebelum ada banyak

bukti yang menguatkan data.

3. Berhati terbuka artinya mempertimbangkan penemuan orang lain

sekalipun pendapat orang lain bertentangan dengan penemuan diri sendiri.

4. Tidak mencampuradukkan fakta dengan pendapat.

5. Bersifat hati-hati.

(30)

14

Sehingga dari beberapa sikap ilmiah yang ada dapat membentuk seseorang

menjadi pribadi yang dapat berpikir kritis dalam menghadapi suatu masalah, serta

membentuk pribadi secara keseluruhan.

2.1.3.3.Materi Ajar Kelas V

Materi ajar kelas V yang diteliti yaitu pada standar kompetensi 7.

“memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam”. Kompetensi dasar yang diteliti 7.1

“mengidentifikasi jenis-jenis tanah”. Untuk mengetahui beberapa jenis tanah, Soewandi (2011:150) mengidentifikasi jenis-jenis tanah sebagai berikut :

1. Tanah Humus merupakan tanah yang paling atau sangat subur, terbentuk dari pelapukan daun dan pohon atau makhluk hidup. Serta tanah tersebut

banyak mengandung unsur hara yang sangat dibutuhkan oleh

tumbuh-tumbuhan agar dapat hidup.

2. Tanah pasir merupakan tanah yang terbentuk dari batuan beku sedimen yang memiliki butiran kasar dan berkerikil. Tanah ini kurang baik untuk

bidang pertanian karena tidak ada kandungan unsur hara.

3. Tanah alluvial atau tanah endapan terbentuk dari proses mengendapnya

lumpur sungai di dataran rendah. Tanah alluvial memiliki sifat tanah yang

subur dan cocok untuk digunakan sebagai lahan pertanian.

4. Tanah podzolik terbentuk akibat pengaruh curah hujan yang tinggi dan

suhu yang rendah. Tanah podzolik termasuk tanah yang subur karena

kebanyakan terdapat di daerah pegunungan.

5. Tanah vulkanik terbentuk dari proses pelapukan materi letusan gunung

berapi. Tanah ini subur dan banyak mengandung unsur hara yang tinggi.

6. Tanah laterit merupakan tanah yang pada awalnya sangat subur dan kaya

unsur hara menjadi tidak subur karena unsur hara dalam tanah hilang

diakibatkan larut dibawa oleh air hujan.

7. Tanah Kapur atau mediteran merupakan tanah yang terbentuk dari proses

(31)

15

8. Tanah Gambut merupakan tanah yang terbentuk dari proses pelapukan

tumbuhan rawa. Tanah ini kurang baik untuk pertanian karena kurang subur

dan selalu tergenang air.

2.2 Hasil Penelitian yang Sebelumnya

2.2.1 Penelitian-penelitian Tentang Metode Mind map

Maryudani (2010) meneliti peningkatan prestasi belajar mata pelajaran IPS

menggunakan teknik mind mapping. Subjek yang diteliti yaitu siswa kelas V SD Kanisius Kintelan, yang berjumlah 32 siswa. Nilai rata-rata test siswa pada siklus

I setelah menggunakan teknik mind mapping menjadi 69,00. Hasil penelitian pada siklus I menunjukkan peningkatan prestasi belajar siswa sebanyak 18,58% dari

nilai rata-rata awal 50,42 dengan KKM 61,00. Pada siklus II mengalami kenaikan

sebanyak 29,58% dari nilai awal. Nilai rata-rata siswa pada siklus II menjadi

80,00.

Widyaningsih (2006) meneliti media mind map dalam meningkatkan motivasi dan prestasi belajar. Subjek yang diteliti adalah siswa kelas XII IPS2

SMA Taman Madya Jetis yang berjumlah 25 siswa. Hasil penelitian siklus I

menunjukkan peningkatan motivasi tercapai dengan deskriptor cukup dengan skor

rata-rata 90,39, dan peningkatan prestasi dari situasi awal dengan skor rata-rata

65,34 menjadi 73,80. Pada siklus II menunjukkan motivasi dalam kategori tinggi

dengan skor rata-rata 98,10, dan prestasi belajar meninggkat menjadi 89,70.

Kusuma (2010) meneliti penggunaan media mind map dalam meningkatkan motivasi dan prestasi belajar. Subjek penelitian yaitu siswa kelas

XB SMA BOPKRI 2 yang berjumlah 18 siswa. Hasil penelitian siklus I

peningkatan motivasi tercapai dengan deskriptor tinggi dengan rata-rata 56,05 dan

pada siklus II meningkat dengan deskriptor tinggi dengan rata-rata 55,75. Hasil

penelitian siklus I prestasi mengalami peningkatan dengan kondisi awal nilai

rata-rata ulangan harian yaitu 40,21. Pada siklus I meningkat nilai rata-rata-rata-ratanya menjadi

(32)

16 2.2.2. Penelitian-penelitian Tentang Proses Kognitif

Aryani (2011) meneliti pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap

prestasi belajar dan kemampuan berpikir kritis kategori kognitif pada mata

pelajaran IPA. Subjek penelitian yang diteliti oleh peneliti adalah siswa kelas VA

dan VB SD Kanisius Wirobrajan yang berjumlah 66 siswa. Hasil penelitian yang

dilakukan oleh peneliti menunjukkan ada pengaruh penerapan metode inkuiri

terhadap prestasi belajar siswa dengan ditunjukkan harga sig.(2 tailed) sebesar 0,001 atau (< 0,05) dan ada pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap

kemampuan berpikir kritis kognitif yang ditunjukkan dengan harga sig.(2 tailed)

0,000 atau (< 0,05).

Lestari (2011) meneliti pengaruh penggunaan metode inkuiri pada mata

pelajaran IPA terhadap pretasi belajar dan kemampuan berpikir kritis kategori

kognitif. Subjek penelitian yang diteliti adalah kelas VA dan VB SDK Ganjuran

Yogyakarta dengan jumlah 54 siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya

pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap pretasi belajar siswa dengan

ditunjukkan harga sig.(2 tailed) sebesar 0,000 atau (< 0,05) dan pengaruh

penerapan metode kognitif terhadap kemampuan berpikir kritis kognitif

ditunjukkan dengan harga sig.(2 tailed) 0,000 atau (< 0,05).

Wahyuningsih (2009) meneliti perbedaan metode ceramah dengan metode

simulasi komputer terhadap kemampuan kognitif hasil belajar fisika. Subjek

penelitian siswa kelas X SMA N 1 dengan jumlah siswa kelas ceramah 28 siswa

dan jumlah siswa pada kelas simulasi komputer 28 siswa. Hasil penelitian

(33)

17 2.2.3. Literature Map

Gambar 2 : Literature Map dari Penelitian yang Dahulu

2.3 Kerangka Berpikir

Metode mind map diterapkan dengan menggunakan kata-kata kunci dan pemetaan menggunakan bermacam warna disertai gambar-gambar dengan tujuan

untuk mendorong siswa lebih mudah atau lebih mampu mengingat permasalahan

atau materi ajar yang sesuai dengan keaadaan nyata serta lebih mudah untuk

membantu siswa dalam memahami permasalahan yang sedang dipelajari. Tidak

hanya mendorong pada kemampuan mengingat dan memahami saja tetapi dapat

mendorong siswa dalam mengaplikasi, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta

. Dengan kata lain, jika metode mind map diterapkan pada pembelajaran IPA kelas V SD akan mempengaruhi proses kognitif pada siswa sehingga proses

kognitif yang dimiliki siswa akan meningkat dari proses kognitif yang paling

rendah sampai pada proses kognitif yang paling tinggi khususnya pada proses

kognitif mengingat dan memahami.

Kemampuan Mengingat dan Memahami

Penggunaan MIND MAP

Aryani (2011) Prestasi belajar dan berpikir

kritis

Widyaningsih (2006)

Mind map– Peningkatan Motivasi dan prestasi belajar

Wahyuningsih (2009) Prestasi belajar dan Kemampuan kognitif

Yang akan diteliti: Mind map – kemampuan Mengingat dan memahami

Lestari (2011) Prestasi belajar dan berpikir

(34)

18 2.4 Hipotesis

2.4.1 Penggunaan metode mind map berpengaruh secara signifikan terhadap proses kognitif kemampuan mengingat siswa kelas V SDK Sorowajan

Yogyakarta pada mata pelajaran IPA untuk kompetensi dasar

“mengidentifikasi jenis-jenis tanah” semester genap tahun ajaran 2011/2012.

2.4.2 Penggunaan metode mind map berpengaruh secara signifikan terhadap proses kognitif kemampuan memahami siswa kelas V SDK Sorowajan

Yogyakarta pada mata pelajaran IPA untuk kompetensi dasar

“mengidentifikasi jenis-jenis tanah” semester genap tahun ajaran 2011/2012.

Landasan teori bab II dapat digambarkan dengan menggunakan piramida

terbalik dengan mengikuti logika berpikir deduktif yang menjadi dasar dari

penelitain quasi eksperimental yang dimulai dari kajian pustaka, penelitian yang

relevan, kerangka berpikir dan hipotesis yang ada, sebagai berikut :

---

Gambar 3. Piramida Berpikir Deduktif Variabel Metode mind

(35)

19 BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan menggunakan jenis penelitian quasi eksperimental tipe nonequivalent control design (Sugiyono 2010:114-116). Penelitian ini merupakan penelitian quasi experimental karena penelitian ini menggunakan desain penelitian dengan dua kelompok dan pemilihan kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol tidak secara random. Kedua kelompok tersebut

kemudian diberi pretest dengan tujuan untuk mengetahui keadaan awal dari masing-masing kelompok serta untuk mengetahui adanya atau tidaknya perbedaan

antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dengan kata lain pretest digunakan untuk mengetahui titik tolak atau titik pijak dari kedua kelompok

tersebut sama atau berbeda. Kemudian kelompok pertama (kelas eksperimen/kelas

VA) diberi perlakukan atau treatment yaitu dengan menerapkan pembelajaran menggunakan mind map. Kelompok kedua (kelas kontrol/kelas VB) tidak diberi

perlakuan dengan menggunakan mind map. Setelah diberikan perlakuan dilakukan

posttest pada masing-masing kelompok. Posttest untuk mengetahui pengaruh perlakuan atau treatment yang telah dilakukan pada kelas eksperimen. Pengaruh

perlakuan yang diperoleh dihitung dengan cara : (O2-O1)-(O4-O3).

Tabel 1. Pengaruh Perlakuan

Keterangan : O1= hasil observasi pretest kelompok eksperimen

O2= hasil observasi posttest kelompok eksperimen

O3= hasil observasi pretest kelompok kontrol

O4= hasil observasi posttest kelompok kontrol

x = perlakuan atau treatment penerapan metode mind map

O1 x O2

---

(36)

20 3.2 Populasi dan Sampel

Menurut Sugiyono (2010:117) yang dimaksud dengan populasi yaitu

wilayah generalisasi atau menyeluruh yang terdiri atas: objek atau subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi meliputi orang, objek dan

benda-benda yang ada, serta termasuk karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh

objek tersebut. Populasi penelitian yang digunakan oleh peneliti yaitu siswa kelas

V SD Kanisius Sorowajan nomor 111 yang berjumlah 56 siswa. Terdiri dari 2

kelas kelas eksperimen dan kelas kontrol yang masing-masing kelas memiliki

siswa berjumlah 28 siswa. Kelas VA menjadi kelas eksperimen dan kelas VB

sebagai kelas kontrol. Kegiatan pembelajaran di kelas eksperimen dan kelas

kontrol dilaksanakan oleh guru mitra karena guru mitra lebih mengenal

karakteristik siswa yang akan diteliti dan peneliti menjalankan fungsi sebagai

pengamat. Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2010:118). Penelitian ini menggunakan seluruh

populasi yang ada yaitu siswa kelas VA dan VB sebagai sampel. Pemilihan

populasi dan sampel tersebut karena disesuaikan dengan berdasarkan tempat PPL

(Program Pengalaman Lapangan) yang dilaksanakan oleh peneliti di SD tersebut.

3.3 Jadwal Pengambilan Data

Pelaksanaan penelitian dilaksanakan dari bulan Februari-Maret 2012

dengan jadwal sebagai berikut :

Tabel 2 : Jadwal Penelitian

Hari/Tanggal Pertemuan Eksperimen VA Sabtu,03 Maret 2012 2 Jenis-jenis tanah dan

ciri-cirinya (jam 4-5)

Jenis-jenis tanah dan ciri-cirinya (jam 1-2)

Selasa,06 Maret 2012 3

Proses pembuatan Rabu, 07 Maret 2012 4 Artikel tentang tanah

(jam 6-7)

Artikel tentang tanah (jam 3-4)

Kamis, 08 Maret 2012 5 Materi keseluruhan (Review) jam 6-7

(37)

21 3.4 Variabel Penelitian

Sugiyono (2010:60) menjelaskan yang dimaksud dengan variabel

penelitian adalah atribut atau segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga memperoleh informasi tentang

hal yang diteliti kemudian ditarik kesimpulan. Variabel disebut atribut yang akan

diteliti oleh peneliti dalam penelitian dibagi menjadi 2 yaitu, variabel independen

dan variabel dependen. Variabel independen merupakan atribut yang

mempengaruhi perubahan yang terjadi pada variabel dependen, dalam penelitian

ini yang menjadi variabel independenya adalah mind map. Variabel dependen merupakan atribut yang terikat karena merupakan atribut yang dipengaruhi oleh

variabel independen, yang menjadi variabel dependen dalam penelitian ini adalah

kemampuan kognitif mengingat dan memahami.

Variabel independen Variabel dependen

Gambar 4 : Variabel Penelitian

3.5Definisi operasional

1. Mind map adalah peta rute bagi ingatan yang mewakili pikiran-pikiran utama dalam proses pemikiran dan mewakili ide penting yang dapat

membantu mempermudah dalam mengingat dan memahami suatu

pengetahuan.

2. Proses kognitif adalah suatu langkah-langkah atau sistem dalam berpikir

untuk memperoleh pengetahuan baru dengan mengunakan kemampuan

berpikir dari yang paling rendah sampai pada kemampuan berpikir yang

tinggi sesuai dengan taksonomi Bloom yang meliputi mengingat,

memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta.

Penggunaan Mind map

Kemampuan Mengingat

(38)

22

3. IPA adalah mata pelajaran tentang penyelidikan yang terorganisir untuk

mencari pola atau keteraturan serta melalui tahap-tahapan yang sistematis.

4. Kemampuan mengingat adalah daya kekuatan untuk mengambil

pengetahuan yang dibutuhkan dari memori jangka panjang.

5. Kemampuan memahami adalah mengkonstruksi makna dari materi

pembelajaran, termasuk apa yang diucapkan, dituliskan, dan disampaikan

oleh pengajar atau guru, buku, atau layar komputer.

3.6 Instrumen penelitian

Menurut Margono (2003:155) instrumen penelitian merupakan suatu alat

yang dugunakan dalam mengumpulkan data penelitian. Penelitian ini berdasarkan

standar kompetensi mata pelajaran IPA yaitu: 7. Memahami perubahan yang

terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam.

Kompetensi dasar yang akan diteliti yaitu 7.2 mengidentifikasi jenis-jenis tanah.

Peneliti membuat instrumen penelitian dengan menggunakan 6 soal essai yang

digunakan untuk mengukur 6 kemampuan kognitif mengingat, memahami,

mengaplikasi, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Dari keenam soal

tersebut hanya dua soal saja yang digunakan sebagai instrumen untuk mengukur

kemampuan mengingat dan memahami yaitu soal nomor satu dan dua (Instrumen

terdapat pada lampiran halaman 95). Enam soal tersebut sudah diujikan sehingga

memenuhi syarat instrumen yang valid dan reliabel. Untuk menunjukkan validitas

isi, peneliti menggunakan matriks pengembangan sebagai berikut :

Tabel 3: Matrik Pengembangan Instrumen

N0 Variabel Aspek Indikator No.

soal

1. Mengingat

Mengidentifikasi Mengidentifikasi berbagai jenis sampah berdasarkan jenisnya. 1 Mengingat kembali Menyebutkan jenis sampah berdasarkan

definisi atau pengertiannya.

2 Memahami

Menafsirkan Menafsirkan dampak yang terjadi dikarenakan sampah bagi tanah.

2 Mencontoh atau

meniru

Memberikan contoh sikap yang sesuai dalam menjaga kesuburan tanah agar tidak tercemar dari sampah.

Mengelompokkan

Mengelompokkan jenis-jenis sampah yang dapat digunakan untuk membantu meningkatkan kesuburan tanah. Merangkum Merangkum dampak yang ditimbulkan

(39)

23 mempengaruhi tingkat kesuburan tanah.

Memprediksi Memprediksikan pengaruh sampah terhadap tingkat kesuburan tanah.

Membandingkan

Membandingkan akibat atau dampak tanah yang mengandung sampah organik dan tanah yang mengandung sampah anorganik.

Menjelaskan Menjelaskan hubungan antara sampah organik dengan tingkat kesuburan tanah

3.7 Uji validitas dan reliabilitas

Sukardi (2008:30) menyimpulkan bahwa instrumen dikatakan valid jika

instrumen yang digunakan dapat mengukur apa yang akan diukur, sedangkan

reliabilitas (Sukardi, 2008:43) dapat diartikan sebagai konsistensi atau keajegan.

Instrumen penelitian harus dirancang dengan menperhatikan beberapa hal penting

antara lain masalah atau variabel yang akan diteliti, sumber data atau informasi

yang ingin diketahui, keajegan dari instrumen yang digunakan, jenis data dari

penggunaan instrumen harus jelas, harus mudah dan praktis digunakan. Peneliti

menggunakan instrumen dengan soal essai karena soal essai mempunyai

kelebihan antara lain dapat mengukur kemampuan atau pemahaman kognitif yang

dimiliki oleh siswa sampai pada level kognitif yang paling tinggi. Kelemahan

dari soal essai yang digunakan yaitu soal essai mempunyai validitas dan

reliabilitas yang sulit untuk dicapai sampai pada kriteria tinggi, sehingga peneliti

harus mengujikan enam soal essai tersebut dua kali. Soal-soal tersebut

diujicobakan di SD Kanisius Sengkan dan SD Kanisius Wirobrajan dengan

jumlah siswa di SD Kanisius Sengkan 48 anak, dan SD Kanisius Wirobrajan

sebanyak 67 siswa. Pertama soal tersebut diujikan di SD Kanisius Wirobrajan,

ke-6 soal tersebut sudah valid namun masih mencapai reliabilitas yang cukup yaitu:

0.51. Kemudian untuk mencapai reliabilitas soal yang tinggi peneliti melakukan

uji soal yang kedua di SD Kanisius Sengkan. Hasil uji soal yang kedua diperoleh

hasil uji validitas dan reliabilitas dengan uji alpha Chronbach, antara lain :

Tabel 4. Tabel Korelasi

No. Aspek kemampuan Pearson correlation

Sig.(2-tailed) Keterangan

1. Mengingat 0.545** 0,000 Valid

2. Memahami 0.683** 0,000 Valid

3. Mengaplikasikan 0.584** 0,000 Valid

4. Menganalisis 0.697** 0,000 Valid

(40)

24

6. Menciptakan 0.686** 0,000 Valid

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa hasil Pearson correlation pada enam soal yang berkaitan dengan enam kemampuan menunjukkan bahwa nilai

masing-masing kemampuan di atas 0,005 serta harga Sig.(2-tailed) pada

masing-masing kemampuan adalah 0,000. Maka instrumen tersebut termasuk instrumen

yang valid (Sugiyono, 2010:177-183).

Tabel 5. Hasil Uji Daya Beda di SD Kanisius Sengkan Levene’s Test for Equality of

Variances

t-test for Equality of Means

F Sig df Sig. (2-tailed)

SDK Sengkan 3,817 0,065 20 0,000

Berdasarkan tabel di atas harga sig.(2-tailed) pada SD Kanisius Sengkan sebesar 0,000. Harga tersebut kurang dari 0,005 (0,000<0,005). Hal itu

menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara skor atas dan skor bawah.

Artinya item soal tersebut dapat digunakan sebagai instrumen yang telah teruji

validitasnya.

Tabel 6.Tabel Reliabilitas

SDK Sengkan Alpha Cronbach Kualifikasi

0,690 Cukup

Numally (dalam Ghonzali, 2009:46) menyatakan bahwa suatu konstruk

disebut reliabel atau memiliki reliabilitas jika memenuhi harga Alpha Cronbach’s>0,60. Tabel di atas menunjukkan harga Alpha Cronbach’c untuk instrumen yang digunakan sebesar 0,690 sehingga instrumen yang dibuat dapat

digunakan karena sudah memenuhi syarat instrumen yang valid dan reliabel.

3.8Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan pretest dan

posttest di kelompok kontrol dan eksperimen. Pada awal siswa kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen diberikan pretest, kemudian hasil pretest dianalisis dengan uji normalitas data, uji statistik untuk uji beda. Setelah itu diberikan

(41)

25 map atau hanya menggunakan metode pembelajaran yang tradisional seperti ceramah. Pada pertemuan terakhir kelompok kontrol dan kelompok eksperimen

tersebut diberikan soal posttest untuk mengetahui pengaruh penggunaan mind map atau pengaruh dari treatment yang diberikan. Soal pretest dan soal posttest

yang diberikan merupakan soal yang sama. Dari hasil pretest dan posttest akan diperoleh 8 data yang ditunjukkan dengan tabel sebagai berikut:

Tabel 7. Tabel Pengumpulan Data

No. Kelompok Variabel Data yang

pretest Pretest Soal essai (nomor 1) Skor posttest Posttest Soal essai (nomor 1)

2 Eksperimen Mengingat Skor pretest Pretest Soal essai (nomor 1) Skor posttest Posttest Soal essai (nomor 1)

3 Kontrol Memahami Skor pretest Pretest Soal essai (nomor 2) Skor posttest Posttest Soal essai (nomor 2)

4 Eksperimen Memahami Skor pretest Pretest Soal essai (nomor 2) Skor posttest Posttest Soal essai (nomor 2)

3.9Teknik analisis data

Teknik analisis data yang digunakan peneliti merupakan teknik analisis

data dengan menggunakan program komputer PASW (SPSS) 18 for Windows yang meliputi beberapa langkah, yaitu:

1. Uji normalitas data

Uji normalitas data dengan menggunakan teknik Kolmogorov-Smirnov. Peneliti menggunakakan teknik Kolmogorov-Smirnov dengan tujuan untuk menentukan jenis statistik yang akan digunakan (Sarwono, 2010:27), kriteria

yang digunakan dalam teknik Kolmogorov-Smirnov antara lain :

a. Jika harga sig. (2-tailed) >0,05, distribusi data normal. Jika distribusi data normal, teknik statistik inferensial yang digunakan adalah statistik parametrik

uji t atau t-test.

b. Jika harga sig.(2-tailed)<0,05, distribusi data tidak normal. Jika distribusi data tidak normal, teknik statistik yang digunakan adalah statistik

(42)

26

2. Uji statistik

a. Uji perbedaan data pretest

Uji perbedaan data pretest dilakukan untuk mengetahui apakah kedua data memiliki dasar yang sama sehingga memungkinkan untuk dilakukan

pembandingan. Uji perbedaan ini dilakukan dengan menganalisis hasil pretest

yang dilakukan oleh kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Jika nilai

signifikansi lebih dari 0,05 maka dapat dikatakan bahwa varian dari kedua

kelompok data adalah sama ( Prayitno, 2008:31). Syarat atau kriteria untuk

menilai perbedaan data yaitu :

1. Jika harga sig.(2-tailed)>0,05, tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara pretest kelompok kontrol dan eksperimen. Dengan kata lain antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen memiliki perbedaan data.

2. Jika harga sig.(2-tailed)<0,05, terdapat perbedaan yang signifikan antara

pretest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Dengan kata lain antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen tidak memiliki

perbedaan data.

b. Uji perbedaan pretest ke posttest

Uji perbedaan pretest ke posttest digunakan untuk memastikan apakah ada kenaikan yang terjadi dalam kelompok kontrol dan eksperimen dengan

membandingkan hasil skor pretest ke postest. Pengujian ini dengan menggunakan tingkat signifikansi 5% (Prayitno, 2008:101). Perbandingan

tersebut menggunakan kriteria sebagai berikut :

1. Jika harga sig.(2-tailed)>0,05, tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara pretest ke posttest. Dengan kata lain tidak ada kenaikan yang signifikan yang terjadi antara nilai pretest ke posttest.

2. Jika harga sig.(2-tailed)<0,05, terdapat perbedaan yang signifikan antara

pretest ke posttest. Dengan kata lain ada kenaikan yang signifikan yang terjadi antara nilai pretest ke posttest.

c. Uji pengaruh perlakuan

Uji pengaruh perlakuan dilakukan untuk memastikan apakah ada perbedaan

(43)

27

1. Jika harga sig.(2-tailed)<0,05, terdapat perbedaan yang signifikan antara

posttest antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dengan kata lain perlakuan penggunaan metode mind map berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan mengingat atau memahami.

2. Jika harga sig.(2-tailed)>0,05, tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara posttest antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Maka perlakuan penggunaan metode mind map tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan mengingat atau memahami.

3. Uji selisih skor

Uji selisih skor dilakukan jika tidak terdapat persamaan data dari skor pretest

kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. Dengan kata lain antara

kelompok kontrol dan kelompok eksperimen tidak berasal dari titik pijak

yang sama, sehingga tidak menggunakan analisis pengaruh perlakuan.

Namun menggunakan perhitungan selisih skor yang dapat dilakukan dengan

cara mengurangkan hasil skor posttest dengan pretest pada masing-masing

kelompok. Kemudian selisih skor dari kedua kelompok tersebut diuji statistik,

jika data yang diperoleh merupakan data yang berdistribusi normal maka data

dianalisis dengan menggunakan parametrik uji t atau t-test. Sedangkan, jika

distribusi data tersebut tidak normal maka data dianalisis dengan

menggunakan analisis nonparametrik Mann-Whitney atau Wilcoxon. Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan yaitu:

a. Jika harga sig.(2-tailed)>0,05, tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara selisih skor di kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dengan

kata lain penggunaan metode mind map tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan mengingat atau memahami.

b. Jika harga sig.(2-tailed)>0,05, terdapat perbedaan yang signifikan antara selisih skor di kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dengan kata

(44)

28 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab IV ini akan dibahas hasil penelitian dan pembahasan untuk

mengetahui pengaruh penggunaan metode mind map terhadap kemampuan kognitif pada taksonomi Bloom yaitu tentang kemampuan mengingat dan

memahami. Hasil penelitian akan menjelaskan derkripsi data dan analisis data

yang dilakukan. Pembahasan pada bab ini memuat pengaruh metode mind map

terhadap kemampuan mengingat dan kemampuan memahami.

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Pengaruh Penggunaan Mind Map Terhadap Kemampuan Mengingat

Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian kolaborasi yang

dilakukan dalam kelompok payung IPA (Ilmu Pengetahuan Alam). Penelitian

tersebut dilakukan pada siswa SD (Sekolah Dasar) untuk membuktikan pengaruh

penggunaan metode mind map terhadap kemampuan siswa, antara lain: kemampuan mengingat, memahami, menganalisis, mengaplikasi, mengevaluasi,

dan mencipta. Peneliti akan lebih memfokuskan pembahasan penelitian tentang

kemampuan siswa dalam mengingat dan memahami. Penelitian yang dilakukan

oleh peneliti merupakan penelitian eksperimental yang menggunakan dua

kelompok untuk dibandingkan. Kelompok tersebut terdiri dari kelompok kontrol

dan kelompok eksperimen. Kelompok kontrol merupakan kelompok yang tidak

mendapatkan perlakuan atau treatment, sedangkan kelompok eksperimen

merupakan kelompok yang mendapatkan perlakuan. Tahapan dalam penelitian

yang dilakukan adalah sebagai berikut 1) Pada kedua kelompok tersebut

(kelompok kontrol dan kelompok eksperimen) diberikan pretest yang berupa enam soal uraian yang menyangkut enam kemampuan kognitif yang akan diteliti.

Pretest yang diberikan bertujuan untuk mengetahui kondisi kemampuan awal antara kedua kelompok. 2) Setelah diberikan pretest pada kedua kelompok kemudian kelompok kontrol dan eksperimen diberi materi pembelajaran yang

sama dengan perbedaan treatment sebagai berikut Kelompok kontrol menggunakan pembelajaran yang tradisional dengan metode ceramah dan tanya

Gambar

Gambar 6. Perbandingan Antara Skor Pretest dan Posttest
gambar. Warna dapat menambah energi kepada pemikiran kreatif dan
Gambar 2 : Literature Map dari Penelitian yang Dahulu
Gambar 3. Piramida Berpikir Deduktif
+7

Referensi

Dokumen terkait

Perbedaan yang terlihat pada menu sarana &amp; prasarana pertama dari letak menu dimana pada aplikasi versi 13.01 tersembunyi di menu rincian sekolah, sedangkan pada aplikasi

Pola pengelolaan hutan, lahan dan air dalam Pengelolaan DAS Terpadu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 huruf c, harus dipenuhi untuk suatu kegiatan dan usaha

Banyaknya Sekolah Negeri Dirici Menurut Desa di Kecamatan Teluk Ambon Baguala Baguala, 2014 Number of State Schools by Village in Teluk Ambon Baguala Baguala District, 2014 ……… 33

Hasil rekapitulasi observasi kelas untuk kecakapan komunikasi lisan siswa diinterpretasikan untuk melihat persentase indikator yang dimunculkan pada masing-masing

Pada penelitian studi kasus tunggal, analisis dan penyimpulan dari hasil penelitian digunakan untuk mengecek kembali kepada konsep atau teori yang telah dibangun pada tahap

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

Substitusi amtabis pada level 2% dan 4% diperoleh nilai B/C ratio lebih kecil dari satu, sehingga ransum tersebut tidak layak digunakan dalam usaha ayam broiler.. Sedangkan

Berdasarkan hasil pengembangan dapat disimpulkan beberapa hal yaitu (1) E-module IPA berbasis Lectora Inspire yang telah dikembangkan layak untuk digunakan sebagai