• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pada populasi besar atau kecil tetapi data dari sampel diambil dari populasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pada populasi besar atau kecil tetapi data dari sampel diambil dari populasi"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah studi survey yaitu penelitian yang dilakukan pada populasi besar atau kecil tetapi data dari sampel diambil dari populasi tersebut (Sugiyono, 2003). Survey dilakukan pada mahasiswa di lingkungan Universitas Muhammadiyah Purwokerto yang menjadi pengguna shampoo

Clear.

B. Populasi dan sampel

Populasi penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purwokerto pengguna shampoo Clear. Teknik pengambilan sampel secara non probabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengambilan sampel secara purposivesampling, yaitu pengambilan sampel yang didasarkan pada pertimbangan untuk menyesuaikan dengan kriteria penelitian agar dapat meningkatkan ketepatan sampel (Arikunto, 2002). Kriteria pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah :

1. Mahasiswa UMP yang pernah menggunakan shampoo Clear

2. Mahasiswa UMP yang masih aktif

Sampel adalah bagian dari populasi yang di anggap mewakili erat representatif dan mencerminkan ciri dari populasi. Untuk mengetahui berapa banyak responden yang mewakili populasi pelanggan maka digunakan rumus sebagai berikut (Umar, 2000).

(2)

n=1/4 2 2 / ⎥⎦ ⎤ ⎢⎣ ⎡ E Za Keterangan:

n = Ukuran sampel yang diduga

Z = Confidence Coefficient

E = Standar eror

Dalam penelitian ini nilai dari Confidence Coefficient (Z) adalah 95%, dalam tabel bernilai 1,96. Standar error yang diterima (E) adalah 10%. Jadi perhitunganya adalah: n=1/4 2 10 . 0 96 . 1 ⎥⎦ ⎤ ⎢⎣ ⎡ = 96.04 = 97 (pembulatan)

Berdasarkan perhitungan jumlah sampel di atas dapat dihitung proprorsi jumlah sampel masing-masing fakultas sebagai berikut :

Tabel 3.1. Proporsi Jumlah Sampel Masing-Masing Fakultas

No Fakultas Populasi Proporsi Jumlah sampel

1 FKIP 3429 (3429 : 6576)x 97 50 2 Ekonomi 577 (577 : 6576) x 97 9 3 Teknik 570 (570 : 6576) x 97 8 4 Pertanian 51 (51 : 6576) x 97 1 5 FAI 132 (132 : 6576) x 97 2 6 Psikologi 219 (219 : 6576) x 97 3 7 Farmasi 615 (615 : 6576) x 97 9 8 Sastra 42 (42 : 6576) x 97 1 9 Hukum 83 (83 : 6576) x 97 1 10 FIKES 858 (858 : 6576) x 97 13 Jumlah 6576 97

(3)

C. Sumber Data 1. Data Primer

Data primer adalah data yang langsung diperoleh dari sumber data pertama dilokasi penelitian. Data tersebut diperoleh dari data kuisioner yang diisi oleh responden.

2. Data Sekunder

Adalah data yang diperoleh dari studi pustaka maupun bacaan lain yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

D. Pengukuran Variabel

Dalam pengukuran sikap konsumen digunakan skala Likert, Sugiyono (2003). Hasil pengulangannya berupa data ordinal atau sering disebut skala likert yaitu skala yang berisi lima tingkat preferensi jawaban dengan pilihan sebagai berikut :

1 = sangat tidak setuju (skor 1) 2 = tidak setuju (skor 2)

3 = ragu-ragu atau netral (skor 3) 4 = setuju (skor 4)

(4)

E. Definisi Operasional Variabel 1. Celebrity endorser

Celebrity endorser adalah seorang pribadi baik itu aktor, artis

maupun atlit yang dikenal masyarakat dan menjadi pujaan, karena prestasinya di suatu bidang dan digunakan dalam menyampaikan pesan iklan yang dimaksudkan untuk menarik perhatian sehingga mempengaruhi konsumen sasaran (Shimp, 2003). Indikator variabel ini adalah :

a. Bintang iklan menyampaikan pengetahuan dan pengalamannya memakai produk

b. Bintang iklan Shampoo Clear memiliki keterampilan dalam menyampaikan pesan iklan

c. Bintang iklan jujur dalam menyampaikan keunggulan produk d. Bintang iklan memiliki penampilan yang menarik

e. Penampilan Bintang iklan ketika membintangi iklan sesuai dengan pesan iklan yang disampaikan

f. Bintang iklan memiliki kesamaan karakter dengan para konsumen dalam hal umur

g. Karakter bintang iklan unik dan menarik

h. Informasi yang diberikan menarik minat beli konsumen

i. Bintang iklan mampu menunjukan simpatik kepada konsumen. 2. Typical-PersonEndorser

Typical-person endorser bintang iklan yang bukan artis atau

(5)

a. Bintang iklan menyampaikan pengetahuan dan pengalamannya memakai produk

b. Bintang iklan Shampoo Clear memiliki keterampilan dalam menyampaikan pesan iklan

c. Bintang iklan jujur dalam menyampaikan keunggulan produk d. Bintang iklan memiliki penampilan yang menarik

e. Penampilan Bintang iklan ketika membintangi iklan sesuai dengan pesan iklan yang sampaikan

f. Bintang iklan memiliki kesamaan karakter dengan para konsumen dalam hal umur

g. Karakter bintang iklan unik dan menarik

h. Informasi yang diberikan menarik minat beli konsumen

i. Bintang iklan mampu menunjukan simpatik kepada konsumen. 3. Brand Image

Brand image adalah asosiasi yang muncul di benak konsumen ketika

mengingat sebuah merek tertentu. Indikator variabel ini adalah :

a. Kredibilitas Bintang iklan dalam membintangi iklan Shampoo Clear mempengaruhi persepsi konsumen

b. Daya tarik Bintang iklan dalam membintangi iklan Shampoo Clear mempengaruhi persepsi konsumen

c. Kecocokan Bintang iklan dalam membintangi iklan Shampoo Clear mempengaruhi persepsi konsumen

d. Merek lebih terkenal dibanding merek lain e. Merek meningkatkan prestise atau harga diri

(6)

f. Merek didukung oleh teknologi yang lebih tinggi g. Merek memberikan pelayanan yang lebih maksimal h. Mementingkan kebutuhan konsumen

F. Teknik Analisis Data 1. Uji Validitas Kuesioner

Validitas adalah sejauh mana suatu alat ukur itu mengukur apa yang diukur. Jika penelitian menggunakan kuisioner di dalam pengumpulan datanya maka, kuesioner yang disususn harus mengukur apa yang diukurnya. Menghitung korelasi masing-masing pertanyaan dengan skor total memakai rumus teknik korelasi product moment

yang rumusnya sebagai berikut (Sugiyono (2003):

Keterangan:

n = Jumlah sampel

x = Nilai pertanyaan nomer ke-i y = Skor total

Jika koefisien korelasi (r) yang diperoleh lebih besar sama dengan koefisien korelasi tabel product moment maka butir pertanyaan dikatakan valid.

(7)

Menurut Arikunto (2002), reliabilitas berkaitang dengan ketepatan dari prosedur pengukuran. Suatu alat pengukur dikatakan reliable sepanjang pengukur tersebut menghasilkan hasil-hasil yang konsisten. Makin kecil kesalahan pengukuran maka semakin reliable alat pengukuran, sebaliknya makin besar kesalahan pengukuran maka semakin tidak reliable alat pengukuran tersebut.

Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui bagaimana kuatnya korelasi butir dalam kuisioner berkorelasi. Korelasi antar butir-butir pertanyaan tersebut dapat diukur dengan menggunakan perkiraan

Cronbach’s Alpha dengan rumus (Sugiyono (2003):

Keterangan:

ralpha = Reliabilitas instrument

k = Jumlah butir pertanyaan

∑Sb2 = jumlah varian butir

St2 = varian total

Rumus varian untuk sampel, yaitu:

Keterangan: S2 = Varian

(8)

n = Jumlah responden xi = Nilai skor yang dipilih

Nilai korelasi dibandingkan dengan tabel r product moment. Jika nilainya lebih kecil dari tabel r product moment, maka pernyataan tidak reliable tetapi jika lebih besar berarti pernyataan dalam penelitian reliable.

3. Uji Normalitas

Uji normalitas berguna untuk mengetahui apakah variabel

dependen, independen atau keduanya berdistribusi normal, mendekati normal atau tidak. Mendeteksi apakah data berdistribusi normal atau tidak dapat diketahui dengan dua cara yaitu analisis grafik dan analisis statistic (Ghozali, 2006).

4. Uji t sampel independen

Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan penggunaan

Celebrity Endorser dan Typical-Person Endorser pada Iklan shampoo

Clear di Televisi digunakan uji t sampel independent dengan rumus

(Ghozali, 2006).: t = n S d d /

Dengan kriteria pengujian sebagai berikut:

a. H0 : bi= 0 ; tidak terdapat perbedaan penggunaan Celebrity

Endorser dan Typical-Person Endorser.

b. Ha : bi ≠ 0 ; terdapat perbedaan penggunaan Celebrity Endorser

(9)

Kriteria pengujian hipotesis:

Dengan menggunakan Level of Signifcant 5% dan derajat kebebasan (n1+n2-2) maka:

H0 diterima jika –t tabel < t hitung < t tabel, berarti tidak terdapat perbedaan penggunaan Celebrity Endorser dan Typical-Person Endorser

H0ditolak jika –t hitung < - t tabel atau t hitung < t tabel, berarti ada perbedaan penggunaan Celebrity Endorser dan Typical-Person Endorser

5. Regresi Linier Berganda

Model regresi ini digunakan untuk mengasumsikan bahwa terdapat hubungan linier antara variabel celebrity endorser dan typical-person

endorser dengan brand image. Adapun model persamaan regresi yang

dapat diperoleh dalam analisis ini adalah (Ghozali, 2006): Y = a + b1X1 + b2X2 + e Keterangan : Y = brand image a = Konstanta b1-b2 = Koefisien regresi X1 = celebrity endorser X2 = typical-person endorser e = error

(10)

6. Uji R2Adjusted

Koefisien R2 digunakan untuk mengetahui kemampuan menjelaskan variabel independen terhadap variabel dependen. Persentasi pengaruh semua variabel independen terhadap variabel dependen ditunjukkan oleh besarnya koefisien determinasi (R2) dengan sebagai berikut (Gujarati, 1995) : R2 =

∑ ∑

− − + = 2 2 2 ) ( ) ( Y n Y Y n XY Y SST SSR α Keterangan:

R2 = besarnya koefisien determinasi SSR = sum squares of regresioan

SST = sum squares of total a = konstanta

n = Ukuran sampel

X = Rata-rata variabel independen Y = Rata-rata variabel dependen 7. Uji t (uji signifikansi)

Untuk menguji keberartian koefisien regresi secara partisial di gunakan uji t sebagai berikut (Supranto, 2001) :

Sb b t= Keterangan: t = Nilai t hitung b = Koefisien regresi

(11)

a. H0 : bi= 0 ; secara parsial celebrity endorser dan typical-person tidak

mempunyai pengaruh signifikan terhadap brand image.

b. Ha : bi ≠ 0 ; secara parsial celebrity endorser dan typical-person mempunyai pengaruh signifikan terhadap brand image.

Kriteria pengujian hipotesis:

Dengan menggunakan Level of Signifcant 5% dan derajat kebebasan (n-k-1) maka:

H0diterima jika –t tabel < t hitung < t tabel, berarti celebrity endorser dan

typical-person tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap brand

image

H0ditolak jika –t hitung < - t tabel atau t hitung < t tabel berarti celebrity

endorser dan typical-person mempunyai pengaruh signifikan terhadap

brand image

8. Uji F

Untuk menguji keberartian koefisien regresi secara keseluruhan digunakan uji F dengan rumus sebagai berikut : (Supranto, 2001)

F = 1 k /n Jk(s) g/k) Jk(Re − − Keterangan: n = jumlah sampel.

k = jumlah variabel independent. jk (reg) = jumlah kuadrat regresi. jk (s) = jumlah kuadrat sisa. Hipotesis:

(12)

a. H0 : b= 0 ; Secara keseluruhan celebrity endorser dan

typical-person tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap

brand image.

b. Ha : b≠ > 0 ; Secara keseluruhan celebrity endorser dan

typical-person mempunyai pengaruh signifikan terhadap brand

image.

Kriteria pengujian hipotesis:

Dengan menggunakan Level of Signifikan 5% dan derajat kebebasan (k-1; n-k-1) maka:

H0diterima jika F hitung < F tabel, berarti celebrity endorser dan

typical-person tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap brand image

H0ditolak jika F hitung > t tabel, berarti celebrity endorser dan

Gambar

Tabel 3.1. Proporsi Jumlah Sampel Masing-Masing Fakultas

Referensi

Dokumen terkait

Analisis Sifat Hujan Bulan April 2012 pada umumnya adalah Atas Normal (AN), untuk sifat Normal (N) terjadi di sebagian besar Indramayu timur, Cirebon utara, Subang,

kepada para pihak yang berpiutang secara sah. Sikap tersebut di atas, tidak boleh digantungkan pada suatu ketetapan waktu dengan bersyarat atau dilakukan hanya

Oleh karenanya pada penelitian ini dilakukan pemodelan simulasi numerik pada sistem injeksi langsung dengan bahan bakar campuran gasoline (bensin) dan bioethanol

menggunakan Optical Power Meter (OPM) dengan variasi panjang kupasan 0,5 , 1 , 1,5 , 2, dan 2.5 cm dan mengetahui pengaruh pelukaian fiber terhadap rugi daya...

Dalam hal ini penangguhan penahanan dengan jaminan orang, maka menjadi penjamin dalam ini sebaiknya adalah keluarga dekat dari tersangka/terdakwa sendiri, seperti

Tes Psikologi Kepribadian 1 adalah sebuah tes prestasi belajar untuk mendapatkan data, yang merupakan informasi untuk melihat seberapa banyak pengetahuan yang

Sedangkan kebijakan untuk kota yang belum mencapai ukuran kota optimalnya adalah membiarkan pertumbuhan penduduk atau urbanisasi terus terjadi hingga mencapai

Esta planta de marihuana se caracteriza por ofrecer una excelente producción y un vigor sin precedentes, tanto en cultivos de exterior como de interior, donde el cultivador no