1
Pendahuluan
1.1
Latar Belakang
Pada era globalisasi ini, kasus peredaran dan penyalahgunaan narkoba saat ini semakin marak terjadi di Indonesia. Indonesia merupakan negara yang berpenduduk sekitar 210 juta lebih jiwa dengan daratan seluas kurang lebih 1,9 km persegi dan 7,9 persegi lautan (perbandingan daratan dan lautan 1 : 4 )1 merupakan wilayah yang rawan bagi berkembangnya masalah penyalahgunaan narkotika, karena Indonesia memiliki letak yang strategis dapat dijadikan jalur lalu lintas perdagangan narkotika yang mengakibatkan maraknya peredaran gelap narkotika di wilayah Indonesia.
Menurut data dari United Nation Office On Drungs and Crime (UNODC) lebih dari 200 juta orang di seluruh dunia telah menyalahgunakan narkoba. Indonesia termasuk salah satu negara pengguna narkoba terbanyak di dunia. Oleh karena itu pemerintah Indonesia membentuk sebuah lembaga Badan Narkotika Nasional (BNN) untuk menangani permasaalahan dan pemberantasan narkoba sesuai dengan undang-undang yang berlaku. Mengingat 1,5% dari penduduk inonesia atau 2,9 sampai 3,6 juta telah terlibat dalam penyalahgunaan narkoba.
Badan Narkotikan Nasional (BNN) mencatat jumlah pengguna narkoba di Indonesia yang mengikuti terapi atau rehabilitasi tidak lebih dari 1 persen. Hal ini diprediksi akan ikut meningkatkan jumlah pecandu narkoba pada 2015 hingga mencapai 5 juta jiwa.
Sementara bagi seseorang yang sudah terlanjur menjadi pengguna/pecandu, tidak mudah untuk bisa melepaskan diri dari ketergantungan. Narkoba membawa banyak racun masuk ke tubuh, namun proses pengeluaran racun-racun tersebut (detoksifikasi) dapat dengan mudah dan cepat dilakukan.
1 Badan Koordinasi Narkotika Nasional, “ Kebijakan pemerintah tentang narkotika”, makalah
2
Berdasarkan UU No. 22 Tahun 1997 tentang psikotropika pasal 48, 50, dan 51 serta Surat Edaran Mahkamah Agung Nomor 07 Tahun 2009 Tentang Menempatkan Pemakai Narkoba Ke Dalam Panti Terapi dan Rehabilitasi, yang mewajibkan bagi korban penyalahgunaan narkoba untuk mengikuti terapi dan rehabilitasi dan tidak boleh dipenjara, untuk itu dibutuhkan tempat terapi danrehabilitasi yang secara profesional dapat dipertanggungjawabkan.
Berdasarkan fakta yang ada, dapat disimpulkan bahwa bahaya dan ancaman narkoba membutuhkan penanggulangan. Bagi Pengguna narkoba, sangatlah dibutuhkan bimbingan secara intensif agar dapat terlepas dari kecanduaan dan dapat hidup normal. Maka dari itu dibutuhkan sebuah pusat rehabilitasi yang dapat menyediakan saran dan prasarana yang dapat menunjang segala aktifitas di dalam proses pemulihan / rehabilitasi narkoba. Maka dari itu, perancangan sebuah pusat rehabilitasi harus diperhatikan secara baik, karena semua perancangan ini berhubungan erat dengan proses atau cara merencanakan ruang dalam tempat pemulihan mental individu.
Konsep yang dipilih untuk pusat rehabilitasi narkoba ini adalah “modern natural”, dimana tema natural dapat menampilkan kesan yang simple dan menyatu dengan alam agar sesuai dengan kebutuhan para pasien rehabilitasi yaitu memperbaiki, menyelamatkan atau memulihkan.
Sedangkan gaya modern dapat menggambarkan kondisi kehidupan masa kini yang terus maju. Perpaduan gaya modern dengan tema natural diharapkan dapat mendukung proses rehabilitasi pasien.
3
Rehabilitasi Penyalahgunaan Narkoba. Adapun definisi tiap kata pada judul karya desain ini adalah :
Perancangan :
Proses, cara perbuatan merancang. ( Kamus Umum Bahasa Indonesia. W.J.S Poerwadarminta. Jakarta. 1976 )
Aktivitas pemecahan problem yang optimal dari kebutuhan- kebutuhan dari suatu keadaan tertentu. ( Proses Perancangan yang Sistematis. Jakarta: Djambatan. 1982 ).
Interior :
Tatanan perabot ( hiasan dan sebagainya ) didalam ruang dalam gedung ( ruang dan sebagainya ). ( Kamus Umum Bahasa Indonesia. W.J.S Poerwadarminta. Edisi III. Jakarta: balai pustaka. 2001. Hal 438 )
Elemen- elemen ruang yang terdiri dari lantai, dinding, serta plafon yang membentuk ruang sendiri. Karena kata ini berasal dari bahasa inggris, yang dalam bahasa Indonesia berarti “bagian dalam”.
Perancangan Interior :
Perancangan dengan penataan ruang- ruang dalam bangunan secara teratur bagian- bagiannya menjadi satu tatanan yang utuh dengan maksud untuk memperbaiki fungsi, meperkaya nilai estetika, dan meningkatkan efek psikologis dari ruang interior. (Ching 1996:46)
Panti :
Suatu wadah atau tempat berkumpulnya suatu kelompok masyarakat dengan tujuan yang sama
Rehabilitasi :
Upaya melakukan pemulihan terhadap korban atau penderita suatu penyakit secara komprehensif baik secara medis maupun sosial.
4 Penyalahgunaan :
Penyalahgunaan adalah proses, cara, perbuatan untuk melakukan sesuatu yang tidak sepatutnya atau menggunakan sesuatu tidak sebagaimana mestinya.
Narkoba :
Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat/bahan berbahaya. Selain "narkoba", istilah lain yang diperkenalkan khususnya oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia adalah Napza yang merupakan singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif.
5
1.2
Maksud dan Tujuan
1.2.1 MaksudMaksud dari perancangan panti rehabilitasi narkoba ini ialah agar dapat menjadi sebuah tempat untuk menampung para korban dari penyalahgunaan narkoba sehingga para pemakai dapat kembali hidup normal di tengah masyarakat.
1.2.2 Tujuan
Tujuan dari perancangan panti rehabilitasi narkoba ini yaitu dapat mewujudkan sebuah panti rehabilitasi narkoba yang baik sehingga dapat menunjang segala aktivitas yang berhubungan dengan penyembuhan pasien didalamnya dengan fasilitas yang disediakan didalamnya.
1.3
Identifikasi Masalah
a. Bagaimana merancang ruang interior pada panti rehabilitasi narkoba agar dapat menunjang proses rehabilitasi residen dengan maksimal
b. mengaplikasikan gaya dan tema yang sudah ditentukan pada ruang interior yang sesuai agar dapat berpengaruh secara psikologis berdampak positif pada pasien rehabilitasi
c. Bagaimana merancang panti rehabilitasi dengan memperhatikan segala aspek interior yang terkandung didalamnya.
1.4
Manfaat Perancangan
Perancangan panti rehabilitasi penyalahgunaan narkoba ini diharapkan memiliki banyak manfaat bagi para pecandu narkoba yang sedang menjalani masa pemulihan di panti rehabilitasi ini. Berikut merupakan beberapa manfaat dari panti rehabilitasi narkoba :
Residen mendapatkan layanan yang memadai dan maksimal selama masa rehabilitasi.
6
Mengurangi kekhawatiran dengan berkurangnya tingkat pengguna narkoba di lingkungan masyarakat.
Mendapatkan kehidupan yang layak dan memiliki potensi dalam mengembangkan kemampuan di bidang masing - masing.
1.5
Batasan, Ruang Lingkup, dan Sasaran Perancangan
a) Ruang Lingkup Perancangan
Ruang lingkup perancangan merupakan hal utama yang harus diperhatikan, karena hal ini berkaitan erat dalam perancangan panti rehabilitasi penyalahgunaan narkoba. Ruang lingkup pembahasan pada karya tulis ini difokuskan pada perancangan interior dan segala aspek didalamnya pada ruang-ruang utama pada panti rehabilitasi penyalahgunaan narkoba.
b) Batasan Perancangan
Berikut ini merupakan ruang lingkup perancangan panti rehabilitasi penyalahgunaan narkoba :
Batasan luasan yang telah ditentukan adalah minimal 1000m2
Bangunan akan dirancang satu lantai, dengan pertimbangan keamanan dan agar tidak terjadi kecelakaan
Objek perancanaan adalah panti rehabilitasi
Merancang fasilitas utama yang didukung fasilitas lainnya seperti : - Ruang tidur - ruang makan - ruang serbaguna - ruang lobby - ruang rekreasi - ruang baca - ruang konseling - kantor - ruang kunjungan7
- ruang ibadah
C Sasaran Perancangan
Sasaran dalam perancangan panti rehabilitasi narkoba yaitu orang-orang yang memerlukan pengobatan psikis yang diakibatkan oleh ketergantungan atau penyalahgunaan narkoba
1.6
Skema Pemikiran
Latar Belakang
Desain interior
Perancangan
Rumusan Masalah
- Unsur Fisik
Panti R
Maksud &Tujuan
-Unsur non fisik
Narkoba
8
9
Metode pengumpulan data dalam perancangan panti rehabilitasi penyalahgunaan narkoba ini adalah :
Literature
Berdasarkan pada data- data literature tentang panti rehabilitasi narkoba
Observasi
Dengan mengamati interior panti rehabilitasi narkoba yang berada di daerah Jakarta dan sekitarnya.
Survey Lapangan
Peninjauan langsung pada terhadap lokasi proyek dengan mengadakan pengamatan terhadap tapak dan lingkungan sekitar untuk mencari potensi yang ada sehingga perencanaan dan perancangan proyek dapat berlangsung maksimal.
Wawancara
Proses Tanya jawab dengan pihak- pihak yang berhubungan dan telah berpengalaman di bidang proyek yang akan dirancang. Dengan tujuan melengkapi perolehan data- data yang diperlukan dalam proses perancangan ini.
10
1.9
Sistematika Penulisan
Berikut ini merupakan sistematika perancangan panti rehabilitasi penyalahgunaan narkoba
Bab I
Pendahuluan Membahas tentang Judul Karya Desain, latar belakang pemilihan proyek, maksud dan tujuan dari perancangan proyek, identifikasi masalah, ruang lingkup perancangan, metode perancangan, sistematika perancangan.
Bab II. Tinjauan Data
Tinjauan Umum
Tinjauan umum, akan membahas mengenai pengertian panti, jenis – jenis panti dari penghuninya, serta fungsi dan tujuan panti rehabilitasi penyalahgunaan narkoba Tinjaun Khusus
Tinjauan khusus akan membahas mengenai data- data literature yang menyangkut panti rehabilitasi narkoba
Tinjauan Gaya dan Tema
Bab III. Analisa Data Survey
Bab ini membahas tentang segala sesuatu yang telah di survey/ ditinjau di lapangan, mulai dari Deskripsi umum proyek, hingga analisa aspek lingkungan, analisa aspek bangunan, analisa aspek manusia, dan analisa aspek ruang. Dan meninjau dari segi positif dan negative dari data- data yang telah di survey.
Bab IV. Analisa Proyek
Bab ini membahas dan menganalisa proyek mulai dari deskripsi umum proyek, yang meliputi analisa aspek lingkungan, analisa aspek bangunan, analisa aspek manusia, dan analisa aspek ruang. Bab ini juga membahas mengenai studi hubungan antar ruang, tema, gaya dan konsep perancangan yang akan di terapkan.
Bab V. Konsep Perancangan
Bab ini berisi tentang konsep dari perancangan proyek yang sedang dirancang yaitu perancangan interior panti rehabilitasi penyalahgunaan narkoba.