PEMERINTAH KOTA MALANG
BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN
ASET DAERAH
JL. Tugu
No. 1 Telp. (0341)- 326 025, 366 955, 360 975, 328553, 343894 Fax. (0341) – 326 025, 328 553
M A L A N G
Kode Pos 65119KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH
NOMOR : 188.45/ 26 /35.73.408/2016
TENTANG
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)
BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH KOTA MALANG
TAHUN 2015
KEPALA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH
Menimbang
: a.
bahwa dalam rangka perwujudan kewajiban
Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah
Kota Malang untuk mempertanggungjawabkan
keberhasilan/kegagalan pelaksanaan program
dan kegiatan yang telah diamanatkan Walikota
dalam rangka mencapai misi organisasi secara
terukur dengan sasaran/target kinerja yang
telah ditetapkan dalam Reviu Rencana Strategis
( Reviu Renstra ) Tahun 2013-2018;
b.
bahwa dalam rangka pertanggungjawaban atas
alokasi anggaran Badan Pengelola Keuangan
dan Aset Daerah tahun anggaran 2015, maka
Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah
wajib menyusunan Laporan Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah ( LAKIP ) tahun
2015;
c.
bahwa berdasarkan konsideran huruf a dan
huruf b, maka perlu menetapkan Keputusan
Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset
Daerah tentang Laporan Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah ( LAKIP ) Badan Pengelola
Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang Tahun
2015
Mengingat
: 1
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara;
2
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara;
3
Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang
15
Tahun
2004
tentang
Pemeriksaan
Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan
Negara;
4
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;
5
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah sebagaimana telah
diubah dengan Undang-Undang Nomor 9
Tahun 2015;
6
Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005
tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;
7
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006
tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja
Instansi Pemerintah;
8
Peraturan pemerintah Nomor 6 Tahun 2008
tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah;
9
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008
tentang Tahapan, Tata Cara penyusunan,
Pengendalian
dan
Evaluasi
Pelaksanaan
Rencana Pembangunan Daerah;
10
Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014
tentang
Sistem
Akuntablitas
Instansi
Pemerintah;
11
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13
Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah, sebagaimana telah diubah
kedua kalinya dengan Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 21 Tahun 2011;
12
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan
Aparatur
Negara
Nomor
:PER/9/M.PAN/5/2007
tentang
Pedoman
Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama di
Lingkungan Instansi Pemerintah;
13
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54
Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan
Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang
Tahapan, Tata Cara penyusunan, Pengendalian
dan
Evaluasi
Pelaksanaan
Rencana
14
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan
Aparatur Negara Nomor 53 Tahun 2014 tentang
Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan
Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan
Kinerja Instansi Pemerintah;
15
Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 7 Tahun
2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah, Badan Pelayanan Perijinan Terpadu
dan Lembaga Teknis Daerah;
16
Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 7 Tahun
2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah Kota Malang Tahun
2013-2018;
17
Peraturan Walikota Malang Nomor 65 Tahun
2012 sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Walikota Malang Nomor 24 Tahun
2014 tentang Uraian Tugas Pokok, Fungsi dan
Tata kerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset
Daerah;
18
Peraturan Walikota Malang Nomor 13 Tahun
2013 tentang Pembentukan Organisasi dan
Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Perkantoran
Terpadu pada Badan Pengelola Keuangan dan
Aset Daerah;
19
Peraturan Walikota Malang Nomor 14 tahun
2015 tentang Perubahan Indikator Kinerja
Daerah;
20
Peraturan Walikota Malang Nomor 15 Tahun
2015 tentang Penepatan Indikator Kinerja
Utama;
21
Peraturan Walikota Malang Nomor 30 Tahun
2015 tentang Penyempurnaan Indikator Kinerja
Daerah;
22
Keputusan Kepala Badan Pengelola Keuangan
dan
Aset
Daerah
Nomor
:
188.45/43/35.73.408/2015 tentang Perubahan
Rencana Strategis Badan Pengelola Keuangan
dan Aset Daerah Tahun 2013-2018;
23
Keputusan Kepala Badan Pengelola Keuangan
dan
Aset
Daerah
Nomor
:
188.45/59/35.73.408/2015
tentang
Reviu
Rencana Strategis Badan Pengelola Keuangan
dan Aset Daerah Tahun 22013-2018.
MEMUTUSKAN
Menetapkan
: KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGELOLA
KEUANGAN DAN ASET DAERAH KOTA MALANG
TENTANG LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA
INSTANSI PEMERINTA ( LAKIP ) BADAN
PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH
KOTA MALANG TAHUN 2015.
KESATU
: Menetapkan
Laporan
Akuntabilitas
Kinerja
Instansi Pemerintah ( LAKIP ) Badan Pengelola
Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang Tahun
2015
KEDUA
: Laporan
Akuntabilitas
Kinerja
Instansi
Pemerintah (LAKIP) Badan Pengelola Keuangan
dan
Aset
Daerah
Tahun
2015,
telah
menggambarkan antara lain :
1
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah ( LAKIP ) tahun 2015 disusun
pada periode tahun 2015 menggambarkan
pertanggungjawaban atas alokasi anggaran
Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah
dalam rangka capaian kinerja dan anggaran
atas pelaksanaan program dan kegiatan yang
disusun sesuai Reviu Rencana Strategis
Satuan
Kerja
Perangkat
Daerah
( Reviu Renstra ) dan Perjanjian Kinerja
Tahun 2015;
2
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah ( LAKIP ) tahun 2015 Badan
Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota
Malang telah menggambarkan pencapaian
sasaran strategis Badan Pengelola Keuangan
dan Aset Daerah dengan menyajikan
informasi kinerja yang terukur atas kinerja
yang
telah
dan
seharusnya
dicapai
berdasarkan Indikator Kinerja Utama dan
Indikator Kinerja Sasaran sebagaimana
dalam Reviu Rencana Strategis ( Reviu
Renstra ) Badan Pengelola Keuangan dan
Aset Daerah Kota Malang Tahun 2013-2018.
KETIGA
: Keputusan Kepala Badan Pengelola Keuangan dan
Aset Daerah ini mulai berlaku pada tanggal
ditetapkan.
Ditetapkan di Malang
Pada tanggal : Februari 2016
KEPALA BADAN PENGELOLA
KEUANGAN DAN ASET DAERAH
KOTA MALANG,
Ir. SAPTO P SANTOSO, Msi
Pembina Utama Muda
NIP. 19610329 199103 1 005
Tembusan : Yth.
1
Sdr. Inspektur Kota Malang
2
Sdr. Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Malang;
PEMERINTAH KOTA MALANG
BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN
ASET DAERAH
JL. Tugu
No. 1 Telp. (0341)- 326 025, 366 955, 360 975, 328553, 343894 Fax. (0341) – 326 025, 328 553
M A L A N G
Kode Pos 65119KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH
NOMOR : 188.45/ 20 /35.73.404/2017
TENTANG
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)
BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH KOTA MALANG
TAHUN 2016
KEPALA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH
Menimbang
: a.
bahwa dalam rangka perwujudan kewajiban
Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah
Kota Malang untuk mempertanggungjawabkan
keberhasilan/kegagalan pelaksanaan program
dan kegiatan yang telah diamanatkan Walikota
dalam rangka mencapai misi organisasi secara
terukur dengan sasaran/target kinerja yang
telah ditetapkan dalam Reviu Rencana Strategis
( Reviu Renstra ) Tahun 2013-2018;
b.
bahwa dalam rangka pertanggungjawaban atas
alokasi anggaran Badan Pengelola Keuangan
dan Aset Daerah tahun anggaran 2016, maka
Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah
wajib menyusunan Laporan Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah ( LAKIP ) tahun
2016;
c.
bahwa berdasarkan konsideran huruf a dan
huruf b, maka perlu menetapkan Keputusan
Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset
Daerah tentang Laporan Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah ( LAKIP ) Badan Pengelola
Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang Tahun
2016
Mengingat
: 1
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara;
2
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara;
3
Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang
15
Tahun
2004
tentang
Pemeriksaan
Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan
Negara;
4
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;
5
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah sebagaimana telah
diubah dengan Undang-Undang Nomor 9
Tahun 2015;
6
Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005
tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;
7
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006
tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja
Instansi Pemerintah;
8
Peraturan pemerintah Nomor 6 Tahun 2008
tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah;
9
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008
tentang Tahapan, Tata Cara penyusunan,
Pengendalian
dan
Evaluasi
Pelaksanaan
Rencana Pembangunan Daerah;
10
Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014
tentang
Sistem
Akuntablitas
Instansi
Pemerintah;
11
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13
Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah, sebagaimana telah diubah
kedua kalinya dengan Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 21 Tahun 2011;
12
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan
Aparatur
Negara
Nomor
:PER/9/M.PAN/5/2007
tentang
Pedoman
Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama di
Lingkungan Instansi Pemerintah;
13
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54
Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan
Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang
Tahapan, Tata Cara penyusunan, Pengendalian
dan
Evaluasi
Pelaksanaan
Rencana
14
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan
Aparatur Negara Nomor 53 Tahun 2014 tentang
Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan
Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan
Kinerja Instansi Pemerintah;
15
Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 7 Tahun
2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah, Badan Pelayanan Perijinan Terpadu
dan Lembaga Teknis Daerah;
16
Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 7 Tahun
2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah Kota Malang Tahun
2013-2018;
17
Peraturan Walikota Malang Nomor 65 Tahun
2012 sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Walikota Malang Nomor 24 Tahun
2014 tentang Uraian Tugas Pokok, Fungsi dan
Tata kerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset
Daerah;
18
Peraturan Walikota Malang Nomor 13 Tahun
2013 tentang Pembentukan Organisasi dan
Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Perkantoran
Terpadu pada Badan Pengelola Keuangan dan
Aset Daerah;
19
Peraturan Walikota Malang Nomor 14 tahun
2015 tentang Perubahan Indikator Kinerja
Daerah;
20
Peraturan Walikota Malang Nomor 15 Tahun
2015 tentang Penepatan Indikator Kinerja
Utama;
21
Peraturan Walikota Malang Nomor 37 Tahun
2015 tentang Penyempurnaan Indikator Kinerja
Daerah;
22
Peraturan Walikota Malang Nomor 94 Tahun
2015 tentang Perubahan Peraturan Walikota
Malang Nomor 37 Tahun 2015 Penyempurnaan
Indikator Kinerja Utama;
23
Keputusan Kepala Badan Pengelola Keuangan
dan
Aset
Daerah
Nomor
:
188.45/43/35.73.408/2015 tentang Perubahan
Rencana Strategis Badan Pengelola Keuangan
dan Aset Daerah Tahun 2013-2018;
24
Keputusan Kepala Badan Pengelola Keuangan
dan
Aset
Daerah
Nomor
:
188.45/59/35.73.408/2015
tentang
Reviu
Rencana Strategis Badan Pengelola Keuangan
dan Aset Daerah Tahun 2013-2018.
MEMUTUSKAN
Menetapkan
: KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGELOLA
KEUANGAN DAN ASET DAERAH KOTA MALANG
TENTANG LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA
INSTANSI PEMERINTAH ( LAKIP ) BADAN
PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH
KOTA MALANG TAHUN 2016.
KESATU
: Menetapkan
Laporan
Akuntabilitas
Kinerja
Instansi Pemerintah ( LAKIP ) Badan Pengelola
Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang Tahun
2016
KEDUA
: Laporan
Akuntabilitas
Kinerja
Instansi
Pemerintah (LAKIP) Badan Pengelola Keuangan
dan
Aset
Daerah
Tahun
2016,
telah
menggambarkan antara lain :
1
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah ( LAKIP ) tahun 2016 disusun
pada periode tahun 2016 menggambarkan
pertanggungjawaban atas alokasi anggaran
Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah
dalam rangka capaian kinerja dan anggaran
atas pelaksanaan program dan kegiatan yang
disusun sesuai Reviu Rencana Strategis
Satuan
Kerja
Perangkat
Daerah
( Reviu Renstra ) dan Perjanjian Kinerja
2
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah ( LAKIP ) tahun 2016 Badan
Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota
Malang telah menggambarkan pencapaian
sasaran strategis Badan Pengelola Keuangan
dan Aset Daerah dengan menyajikan
informasi kinerja yang terukur atas kinerja
yang
telah
dan
seharusnya
dicapai
berdasarkan Indikator Kinerja Utama dan
Indikator Kinerja Sasaran sebagaimana
dalam Reviu Rencana Strategis ( Reviu
Renstra ) Badan Pengelola Keuangan dan
Aset Daerah Kota Malang Tahun 2013-2018.
KETIGA
: Keputusan Kepala Badan Pengelola Keuangan dan
Aset Daerah ini mulai berlaku pada tanggal
ditetapkan.
Ditetapkan di Malang
Pada tanggal : Februari 2017
KEPALA BADAN PENGELOLA
KEUANGAN DAN ASET DAERAH
KOTA MALANG,
Ir. SAPTO P SANTOSO, Msi
Pembina Utama Muda
NIP. 19610329 199103 1 005
Tembusan : Yth.
1
Sdr. Inspektur Kota Malang
2
Sdr. Kepala Badan Perencanaan dan Litbang Kota Malang;
KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan berkat dan rahmat-Nya sehingga Laporan Akuntabillitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Badan Pengelola Keuangan Dan Aset Daerah Tahun 2016 dapat tersusun.
LAKIP Badan Pengelola Keuangan Dan Aset Daerah ini disusun berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Instansi Pemerintah (AKIP) serta berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
Penyusunan LAKIP ini merupakan wujud akuntabilitas pelaksanaan tugas dan fungsi Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah dalam rangka mendukung terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik dan juga merupakan alat kendali atau alat pemacu kinerja setiap unit organisasi di lingkungan Badan Pengelola Keuangan Dan Aset Daerah. Di dalamnya memuat gambaran mengenai pencapaian sasaran-sasaran strategis tahunan yang diukur berdasarkan Indikator Kinerja Utama dan Kinerja Sasaran sebagaimana telah ditetapkan pada reviu Rencana Strategis ( Reviu Renstra ) Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah yang selaras dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah ( RPJMD) Kota Malang Tahun 2013-2108.
Dalam mencapai visi, Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah menetapkan 1 (satu) misi, yaitu Meningkatkan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Yang Tertib dan Akuntabel
KATA PENGANTAR
Misi tersebut selanjutnya dijabarkan dalam Reviu Rencana Strategi (Reviu Renstra) Badan Pengelola Keuangan Dan Aset Daerah Tahun 2013 - 2018 yang digunakan sebagai landasan penyusunan Rencana Kinerja Tahunan (RKT) dan Perjanjian Kinerja (PK).
Rencana Kinerja Tahunan dan Perjanjian Kinerja Tahun 2015 berfungsi sebagai pedoman kerja operasional yang harus dipertanggungjawabkan dalam Laporan Akuntabilitas Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2016.
Akhirnya semoga Laporan Akuntabillitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2016 ini, dapat menjadi sarana evaluasi atas pencapaian kinerja yang nantinya akan diperoleh manfaat umpan balik bagi perbaikan dan peningkatan kinerja pada masa yang akan datang.
Malang, Februari 2017
KEPALA BADAN PENGELOLA
KEUANGAN DAN ASET DAERAH
KOTA MALANG,
Ir. SAPTO P. SANTOSO M.Si
Pembina Utama Muda
DAFTAR ISI, DAFTAR TABEL, DAFTAR
GAMBAR,
D
D
AF
A
FT
TA
AR
R
I
IS
SI
I
K KAATTAAPPEENNGGAANNTTAARR ii I IKKHHTTIISSAARREEKKSSEEKKUUTTIIFF iiiiii D DAAFFTTAARRIISSII vviiiiii D DAAFFTTAARRTTAABBEELL iixx D DAAFFTTAARRGGAAMMBBAARR xxii D DAAFFTTAARRLLAAMMPPIIRRAANN xxiiii B BAABBII.. PPEENNDDAAHHUULLUUAANN 11 1 1..11LLaattaarrBBeellaakkaanngg 11 1 1..22TTuuggaassddaannFFuunnggssiiSSuummbbeerrDDaayyaaMMaannuussiiaa 33 1 1..33IIssuuSSttrraatteeggiiss 1 1..44SSiisstteemmaattiikkaaLLaappoorraann 1 166 2 233 B BAABBIIII.. PPEERREENNCCAANNAAAANNKKIINNEERRJJAA 2277 2 2..11 PPeerreennccaannaaaannKKiinneerrjjaa 3300 2 2..22 RReennccaannaaSSttrraatteeggiissBBPPKKAADDTTaahhuunn22001133--22001188 3333 2 2..33 PPeerrjjaannjjiiaannKKiinneerrjjaaTTaahhuunnaann 3399 2 2..44 PPeerrjjaannjjiiaannKKiinneerrjjaa 4411 B BAABBIIIIII..AAKKUUNNTTAABBIILLIITTAASSKKIINNEERRJJAA 4433 3 3..11 KKeerraannggkkaaPPeenngguukkuurraannKKiinneerrjjaa 4433 3 3..22 CCaappaaiiaannKKiinneerrjjaaBBaaddaannPPeennggeelloollaaKKeeuuaannggaannddaannAAsseettDDaaeerraahh 3 3..33 CCaappaaiiaannIInnddiikkaattoorrKKiinneerrjjaaSSaassaarraannddaannPPeerrbbaannddiinnggaannCCaappaaiiaann I InnddiikkaattoorrKKiinneerrjjaa SSaassaarraann55((lliimmaa))TTaahhuunnDDaallaammRReennccaannaa S Sttrraatteeggiiss 3 3..44 EEvvaalluuaassiiddaannAAnnaalliissiissKKiinneerrjjaa 3 3..55 RReeaalliissaassiiAAnnggggaarraann 3 3..66AAnnaalliissiissCCaappaaiiaannPPrrooggrraamm//KKeeggiiaattaann 3 3..77EEvvaalluuaassiiCCaappaaiiaannPPrrooggrraamm//KKeeggiiaattaann 4 466 1 10000 1 10011 1 11188 1 12299 1 13366 B BAABBIIVV.. PPEENNUUTTUUPP 113399DAFTAR ISI, DAFTAR TABEL, DAFTAR
GAMBAR,
D
DA
AF
FT
TA
AR
R
T
TA
AB
BE
EL
L
T Taabbeell 22..11 MMiissii,, TTuujjuuaann,, SSaassaarraann,, KKeebbiijjaakkaann ddaann PPrrooggrraamm BBaaddaann PPeennggeelloollaa K KeeuuaannggaannddaannAAsseettDDaaeerraahhTTaahhuunn 22001133--22001188 3 377 T Taabbeell 22..22 RReennccaannaaKKiinneerrjjaaTTaahhuunnaann((RRKKTT))TTaahhuunn22001166 3388 T Taabbeell 22..33 SSaassaarraann,,IInnddiikkaattoorrKKiinneerrjjaaSSaassaarraann,,IInnddiikkaattoorrKKiinneerrjjaaUUttaammaaddaannTTaarrggeett T Taahhuunn 22001166 BBaaddaann PPeennggeelloollaa KKeeuuaannggaann ddaann AAsseett DDaaeerraahh KKoottaa M Maallaanngg 3 399 T Taabbeell 33..11 IInnddiikkaattoorrKKiinneerrjjaaUUttaammaa((IIKKUU)),,PPeennccaappaaiiaannKKiinneerrjjaaTTaahhuunn22001166 4488 T Taabbeell 33..22 DDaattaa AAsseett TTaannaahh PPeemmeerriinnttaahh KKoottaa MMaallaanngg yyaanngg BBeerrsseerrttiiffiikkaatt ssaammppaaii d deennggaannTTaahhuunn22001166 7 766 T Taabbeell 33..33 T Taabbeell 33..44 I InnddiikkaattoorrKKiinneerrjjaaSSaassaarraann,,PPeennccaappaaiiaannKKiinneerrjjaaTTaahhuunn22001166 R ReekkaappiittuullaassiiLLaahhaannAAsseettTTaannaahhyyaannggDDiikkuuaassaaiiPPeemmeerriinnttaahhKKoottaaMMaallaanngg s s//ddTTaahhuunn22001166 7 777 7 799 T Taabbeell 33..55 IInnddiikkaattoorrKKiinneerrjjaaSSaassaarraannPPeennccaappaaiiaannKKiinneerrjjaaTTaahhuunnaann22001166 8800 T Taabbeell 33..66 KKaassuussTTaannaahhAAsseettddaannBBaanngguunnaannMMiilliikkDDaaeerraahhTTaahhuunn22001166 9944 T Taabbeell 33..77 PPeerrbbaannddiinnggaannCCaappaaiiaannKKiinneerrjjaaUUttaammaaTTaahhuunn22000099--22001133 9966 T Taabbeell 33..88 PPeerrbbaannddiinnggaann CCaappaaiiaann KKiinneerrjjaa UUttaammaa ddaann IInnddiikkaattoorr KKiinneerrjjaa SSaassaarraann T Taahhuunn22001166ddeennggaannTTaahhuunn22001133,,TTaahhuunn22001144ddaannTTaahhuunn22001155 9 966 T Taabbeell 33..99 PPeerrbbaannddiinnggaann CCaappaaiiaann KKiinneerrjjaa UUttaammaa ddaann IInnddiikkaattoorr KKiinneerrjjaa SSaassaarraann T Taahhuunn22001166ddeennggaannTTaahhuunn22001155sseessuuaaiiddeennggaannRReevviiuuRReennssttrraaTTaahhuunn 2 2001155––22001188ddaannppeennyyeemmppuurrnnaaaannIIKKUU 9 999 T Taabbeell 33..1100 PPeerrbbaannddiinnggaannCCaappaaiiaann KKiinneerrjjaaSSaammppaaii DDeennggaann AAkkhhiirr PPeerriiooddeeRRPPJJMMDD ( (sseessuuaaiiRReevviiuuRReennccaannaaSSttrraatteeggiiss,,BBPPKKAADDTTaahhuunn22001133--22001188)) 1 10011 T Taabbeell 33..1111 PPeenngguukkuurraann KKiinneerrjjaa SSaassaarraann MMeenniinnggkkaattnnyyaa PPeennggeelloollaaaann KKeeuuaannggaann d daannAAsseettDDaaeerraahhyyaannggtteerrttiibbddaannaakkuunnttaabbeellTTaahhuunn22001166 1 10022 T Taabbeell 33..1122 PPrrooggrraamm ddaann KKeeggiiaattaann,, PPeennccaappaaiiaann SSaassaarraann MMeenniinnggkkaattnnyyaa P Peennggeelloollaaaann KKeeuuaannggaann ddaann AAsseett DDaaeerraahh yyaanngg tteerrttiibb ddaann aakkuunnttaabbeell T Taahhuunn22001166 1 10033 T Taabbeell 33..1133 PPeerrbbaannddiinnggaann PPaagguu AAnnggggaarraann BBaaddaann PPeennggeelloollaa KKeeuuaannggaann ddaann AAsseett D DaaeerraahhKKoottaaMMaallaannggTTaahhuunn22000099--22001133,,ddeennggaannTTaahhuunn22001144 1 11199 T Taabbeell 33..1144 PPeerrbbaannddiinnggaann PPaagguu AAnnggggaarraann BBaaddaann PPeennggeelloollaa KKeeuuaannggaann ddaann AAsseett D Daaeerraahh KKoottaa MMaallaanngg TTaahhuunn 22001166 ddeennggaann TTaahhuunn 22001133,, TTaahhuunn 22001144 d daannTTaahhuunn22001155 1 12200 T Taabbeell 33..1155 PPeennyyeerraappaanntteerrhhaaddaappPPaagguuAAnnggggaarraannBBaaddaannPPeennggeelloollaaKKeeuuaannggaannddaann 112222DAFTAR ISI, DAFTAR TABEL, DAFTAR
GAMBAR,
T Taabbeell 33..1166 PPeerrbbaannddiinnggaann RReeaalliissaassii AAnnggggaarraann BBaaddaann PPeennggeelloollaa KKeeuuaannggaann ddaann A AsseettDDaaeerraahhTTaahhuunn22001166ddeennggaannTTaahhuunn22001133,,TTaahhuunn22001144,,ddaannTTaahhuunn 2 2001155 1 12233 T Taabbeell 33..1177 RReeaalliissaassiittaarrggeettAAnnggggaarraannPPeerrPPrrooggrraammPPeerrKKeeggiiaattaann 112244 T Taabbeell 33..1188 CCaappaaiiaannPPrrooggrraammddaannAAnnggggaarraannBBaaddaannPPeennggeelloollaaKKeeuuaannggaannddaannAAsseett D DaaeerraahhTTaahhuunn22001166SSaassaarraannmmeenniinnggkkaattnnyyaappeennggeelloollaaaannkkeeuuaannggaannddaann a asseettddaaeerraahhyyaannggtteerrttiibbddaannaakkuunnttaabbeell 1 13300 T Taabbeell 33..1199 AAllookkaassiiAAnnggggaarraannPPeerrSSaassaarraannSSttrraatteeggiissTTaahhuunn22001166 113322 T Taabbeell 33..2200 PPeennccaappaaiiaannKKiinneerrjjaaddaannAAnnggggaarraannTTaahhuunn22001166 113333 T Taabbeell 33..2211 EEffiissiieennssiiPPeenngggguunnaaaannSSuummbbeerrDDaayyaa 113355DAFTAR ISI, DAFTAR TABEL, DAFTAR
GAMBAR,
D
DA
AF
FT
TA
AR
R
G
GA
AM
MB
BA
A
R
R
G Gaammbbaarr 11..11.. BBaaggaann SSttrruukkttuurr OOrrggaanniissaassii BBaaddaann PPeennggeelloollaa KKeeuuaannggaann ddaann AAsseett D DaaeerraahhPPeemmeerriinnttaahhKKoottaaMMaallaanngg 1 133 G Gaammbbaarr11..22.. JJuummllaahh PPeeggaawwaaii NNeeggeerrii SSiippiill ppaaddaa BBaaddaann PPeennggeelloollaa KKeeuuaannggaann ddaann A AsseettDDaaeerraahh BBeerrddaassaarrkkaannTTiinnggkkaattPPeennddiiddiikkaann 1 144 G Gaammbbaarr11..33 G Gaammbbaarr11..44 J Juummllaahh PPeeggaawwaaii NNeeggeerrii SSiippiill BBaaddaann PPeennggeelloollaa KKeeuuaannggaann ddaann AAsseett D DaaeerraahhBBeerrddaassaarrkkaannKKllaassiiffiikkaassiiSSaarrjjaannaaddaannNNoonnSSaarrjjaannaa P PrrooppoorrssiiPPeellaakkssaannaaTTeekknniissOOppeerraassiioonnaallUUPPTTPPeerrkkaannttoorraannTTeerrppaadduu 1 155 1 166 G Gaammbbaarr22..11.. KKoommppoonneennSSAAKKIIPP 2288 G Gaammbbaarr22..11.. DDookkuummeennDDaallaammSSAAKKIIPP 2299 G Gaammbbaarr33..11.. G Gaammbbaarr33..22 G Gaammbbaarr33..33 G Gaammbbaarr33..44 P Peerrbbaannddiinnggaann PPaagguu AAnnggggaarraann BBaaddaann PPeennggeelloollaa KKeeuuaannggaann ddaann AAsseett D DaaeerraahhKKoottaaMMaallaannggTTaahhuunn22000099--22001133ddeennggaannTTaahhuunn22001144 P Peerrbbaannddiinnggaann PPaagguu AAnnggggaarraann BBaaddaann PPeennggeelloollaa KKeeuuaannggaann ddaann AAsseett D DaaeerraahhKKoottaaMMaallaannggTTaahhuunn22001166ddeennggaannTTaahhuunn22001133,,22001144ddaann22001155 T Taarrggeett ddaann RReeaalliissaassii PPeennyyeerraappaann AAnnggggaarraann BBaaddaann PPeennggeelloollaa K KeeuuaannggaannddaannAAsseettDDaaeerraahhTTaahhuunn22001133,,TTaahhuunn22001144,,TTaahhuunn22001155ddaann T Taahhuunn22001166 P Peerrsseennttaassee RReeaalliissaassii AAnnggggaarraannBBaaddaann PPeennggeelloollaaKKeeuuaannggaann ddaann AAsseett D DaaeerraahhTTaahhuunn22001133,,TTaahhuunn22001144,,TTaahhuunn22001155ddaannTTaahhuunn22001166 1 12200 1 12211 1 12233 1 12244DAFTAR ISI, DAFTAR TABEL, DAFTAR
GAMBAR,
D
DA
AF
FT
TA
AR
R
L
LA
AM
MP
PI
IR
RA
AN
N
L Laammppiirraann 11 L Laammppiirraann 22 D DookkuummeennttaassiiKKeeggiiaattaann BBaaddaannPPeennggeelloollaaKKeeuuaannggaann ddaannAAsseettDDaaeerraahh K KoottaaMMaallaannggTTaahhuunn22001155 L LaappoorraannKKiinneerrjjaa L Laammppiirraann 33 RReennccaannaaKKeerrjjaaTTaahhuunnaann((RRKKTT)) L Laammppiirraann 44 MMaattrriikkRReennssttrraa L Laammppiirraann55 IInnddiikkaattoorrKKiinneerrjjaaUUttaammaa((IIKKUU)) L Laammppiirraann66 LLaappoorraannEEvvaalluuaassiiCCaappaaiiaannSSaassaarraannTTrriiwwuullaannaann L Laammppiirraann77 LLaappoorraann EEvvaalluuaassii PPeennyyeerraappaann AAnnggggaarraann BBuullaannaann,, TTrriiwwuullaann,, S Seemmeesstteerr,,AAkkhhiirrTTaahhuunn L Laammppiirraann88 NNiillaaiiSSttaannddaarrKKeeppuuaassaannMMaassyyaarraakkaatt L Laammppiirraann99 OOppiinniiBBaaddaannPPeemmeerriikkssaaKKeeuuaannggaann((BBPPKK))tteerrhhaaddaappLLaappoorraannKKeeuuaannggaann P PeemmeerriinnttaahhDDaaeerraahhKKoottaaMMaallaannggTTaahhuunnAAnnggggaarraann22001144 L Laammppiirraann1100 PPuubblliikkaassiiTTrraannssppaarraannssiiddaannaakkuunnttaabbiilliittaassPPeennggeelloollaaaannKKeeuuaannggaann L Laammppiirraann1111 DDookkuummeennttaassii PPeenngghhaarrggaaaann OOppiinnii WWaajjaarr TTaannppaa PPeennggeeccuuaalliiaann ((WWTTPP)) d daarrii BBPPKK aattaass LLaappoorraann KKeeuuaannggaann PPeemmeerriinnttaahh DDaaeerraahh KKoottaa MMaallaanngg T TaahhuunnAAnnggggaarraann22001144B A B I P E N D A H U L U A N
BAB I
PENDAHULUAN
Bagian ini menguraikan tentang latar belakang penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ( LAKIP ) Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang Tahun 2016 yang memuat dasar hukum penyusunan dan dasar filosofi penyusunan LAKIP Tahun 2016. Selain itu pada bagian ini juga diuraikan tentang tugas fungsi dan sumber daya manusia serta sistematika laporan
1.1. LATAR BELAKANG
Dalam rangka meningkatkan pelaksanaan pemerintahan yang lebih berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggungjawab, maka perlu adanya pelaporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah untuk mengetahui
kemampuannya dalam pencapaian visi, misi dan tujuannya dalam
penyelenggaraan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ( SAKIP )
dalam rangka membangun Pemerintah yang Akuntabel dan Terukur, yaitu
Pemerintah yang mampu mempertanggungjawabkan hasil/manfaat kepada
masyarakat atas penggunaan anggaran. Terjadi perubahan paradigma orientasi
akuntabilitas kinerja bergeser dari “ berapa besar anggaran yang telah dan akan dihabiskan” menjadi “ berapa besar kinerja yang dihasilkan dan kinerja tambahan yang diperlukan, agar tujuan yang telah ditetapkan pada akhir periode
B A B I P E N D A H U L U A N
Akuntabilitas didefinisikan sebagai suatu perwujudan kewajiban untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran organisasi yang telah ditetapkan melalui media pertanggungjawaban yang dilaksanakan secara periodik setiap akhir anggaran. Dalam dunia birokrasi, akuntabilitas pemerintah merupakan perwujudan kewajiban instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan misi dan tujuan instansi yang bersangkutan.
Kewajiban Instansi Pemerintah untuk berakuntabilitas kinerja secara internal sebagaimana diamanatkan dalan Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ( AKIP ). Berdasarkan amanat tersebut, seluruh Instansi Pemerintah di tingkat Pusat dan Daerah dari entitas tertinggi hingga unit kerja setingkat eselon II setiap tahun menyampaikan Laporan Kinerjanya kepada unit kerja yang berada pada tingkat lebih tinggi secara berjenjang.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)
merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada setiap instansi pemerintah atas penggunaan anggaran, melalui pengukuran kinerja dan evaluasi serta pengungkapan ( disclosure ) secara memadai hasil analisis terhadap pengukuran kinerja
Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang sebagai instansi pemerintah juga memiliki kewajiban untuk menyampaikan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) kepada Walikota Malang. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ( LAKIP ) tahun 2016 merupakan
B A B I P E N D A H U L U A N
keberhasilan/kegagalan pelaksanaan program dan kegiatan yang telah diamanatkan Walikota dalam rangka mencapai misi organisasi secara terukur dengan sasaran/target kinerja yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategis ( Renstra ) dan disusun pada periode tahun 2016. Menggambarkan pencapaian sasaran strategis Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah dengan menyajikan informasi kinerja yang terukur atas kinerja yang telah dan seharusnya dicapai berdasarkan Indikator Kinerja Utama dan Indikator Kinerja Sasaran sebagaimana dalam Rencana Strategis ( Renstra ) Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2013-2018 dan Reviu Rencana Strategis ( Renstra ) BPKAD Tahun 2013-2018 serta tertuang dalam Perjanjian Kinerja /PK
Tahun 2016 dan perubahannya. Disamping itu penyusunan LAKIP ini juga
bertujuan sebagai upaya perbaikan berkesinambungan bagi Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah untuk meningkatkan kinerjanya di masa mendatang.
1.2. TUGAS, FUNGSI DAN SUMBERDAYA MANUSIA
1.2.1 Tugas dan Fungsi
Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor Kota Malang Nomor 7 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah, Badan Pelayanan Perijinan Terpadu, Badan
Kepegawaian Daerah dan Lembaga Teknis Daerah serta Peraturan Walikota Malang Nomor 65 Tahun 2012 tentang Uraian Tugas Pokok Fungsi dan Tata Kerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah sebagaimana telah diubah melalui Peraturan Walikota Malang Nomor 24 Tahun 2014, Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah,memiliki tugas pemerintahan daerah di bidang pengelolaan keuangan dan aset daerah. Dan sebagai pelaksana sebagian
B A B I P E N D A H U L U A N
kegiatan teknis operasional Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah dibentuk Unit Pelaksana Teknis ( UPT ) Perkantoran Terpadu sesuai Peraturan Walikota Malang Nomor 13 Tahun 2013 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Perkantoran Terpadu pada Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah. Berikut ini tugas pokok dan fungsi Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang :
TUGAS POKOK :
Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah melaksanakan tugas pokok penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang pengelolaan keuangan dan Aset Daerah.
FUNGSI :
Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah mempunyai fungsi :
a. Perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis di bidang pengelolaan keuangan dan aset daerah
a. Penyusunan rancangan APBD dan rancangan Perubahan APBD;
b. Pelaksanaan fungsi Bendahara Umum Daerah, meliputi :
1. penyusunan kebijakan dan pedoman pelaksanaan APBD;
2. pengesahan Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja
Perangkat Daerah (DPA-SKPD) dan Dokumen Perubahan
Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah ( DPPA-SKPD);
B A B I P E N D A H U L U A N
4. pemberian petunjuk teknis pelaksanaan sistem penerimaan dan pengeluaran kas daerah;
5. pemantauan pelaksanaan penerimaan dan pengeluaran APBD oleh bank pemerintah yang telah ditunjuk;
6. pengusahaan dan pengaturan dana yang diperlukan dalam pelaksanaan APBD;
7. penyimpanan uang daerah; 8. penetapan SPD;
9. pelaksanaan penempatan uang daerah dan
pengelolaan/penatausahaan invenstasi;
10. pelaksanaan pembayaran berdasarkan permintaan pejabat pengguna anggaran atas beban rekening kas umum daerah;
11. penyiapan pelaksanaan pinjaman daerah;
12. pelaksanaan pengelolaan utang dan piutang daerah; 13. pelaksanaan pengkoordinasian piutang daerah;
14. pelaksanaan sistem akuntansi dan pelaporan keuangan daerah; 15. penyajian informasi keuangan daerah;
16. pelaksanaan kebijakan dan pedoman pengelolaan serta
penghapusan barang milik daerah; 17. penunjukan pejabat selaku kuasa BUD.
c. Penyusunan dan penetapan Naskah Perjanjian Hibah Daerah ( NPHD );
d. pengkoordinasian penerimaan Pendapatan Asli Daerah ( PAD );
B A B I P E N D A H U L U A N
f. penyusunan laporan keuangan daerah dalam rangka
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD berdasarkan akuntansi
pemerintahan;
g. pelaksanaan fungsi Unit Pengelola Barang selaku Pembantu Pengelola,
meliputi :
1. mengusulkan data pejabat yang mengurus dan menyimpan barang milik daerah;
2. pelaksanaan analisis bahan rencana kebutuhan barang milik daerah; 3. pelaksanaan analisis rencana kebutuhan pemeliharaan/perawatan
barang milik daerah;
4. pelaksanaan analisis pemanfaatan, penghapusan dan
pemindahtanganan barang milik daerah yang telah disetujui oleh Walikota;
5. penyusunan bahan koordinasi pelaksanaan inventarisasi barang milik daerah;
6. penyusunan bahan pengawasan dan pengendalian atas pengelolaan barang milik daerah;
7. pengkoordinasian penyelenggaraan pengelolaan barang milik daerah yang ada pada masing-masing Satuan Kerja Perangkat Daerah.
h. Penyusunan perencanaan dan pelaksanaan program di bidang
pengelolaan keuangan dan aset daerah
i. pelaksanaan kegiatan bidang pemanfaatan tanah dan/atau bangunan
negara yang dikuasai oleh Pemerintah Daerah;
j. pengelolaan pemanfaatan Gedung Perkantoran Terpadu Pemerintah Kota
B A B I P E N D A H U L U A N
k. pelaksanaan pengelolaan, pemanfaatandan penatausahaan aset daerah;
l. pelaksanaan penghapusan dan pemindahtanganan aset daerah;
k. pelaksanaan penyelesaian sengketa pemanfaatan tanah dan/atau
bangunan;
l. pemberian dan pencabutan perizinan pemanfaatan tanah dan/atau
bangunan yang menjadi kewenangannya;
m. pelaksanaan penyidikan tindak pidana pelanggaran di bidang pemanfaatan
tanah dan/atau bangunan negara yang dikuasai oleh Pemerintah Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
n. pelaksanaan pembelian/pengadaan atau pembangunan aset tetap berwujud
yang akan digunakan dalam rangka penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi;
o. pelaksanaan pemeliharaan barang milik daerah yang digunakan dalam rangka
penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi;
p. pelaksanaan kebijakan pengelolaan barang milik daerah yang berada dalam penguasaannya;
q. pelaksanaan pendataan potensi retribusi daerah;
r. pelaksanaan pemungutan penerimaan bukan pajak daerah;
s. pengelolaan administrasi umum meliputi penyusunan program,
ketatalaksanaan, ketatausahaan, keuangan, kepegawaian, rumah tangga, perlengkapan, kehumasan, kepustakaan dan kearsipan;
t. pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal (SPM);
u. penyusunan dan pelaksanaan Standar Pelayanan Publik (SPP) dan
B A B I P E N D A H U L U A N
v. pelaksanaan pengukuran Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) dan/atau
pelaksanaan pengumpulan pendapat pelanggan secara periodik yang bertujuan untuk memperbaiki kualitas layanan;
w. pengelolaan pengaduan masyarakat di bidang pengelolaan keuangan dan
aset daerah;
x. penyampaian data hasil pembangunan dan informasi lainnya terkait
layanan publik secara berkala melalui web site Pemerintah Daerah;
y. pemberdayaan dan pembinaan jabatan fungsional;
z. penyelenggaraan UPT dan jabatan fungsional;
aa. pengevaluasian dan pelaporan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi;
bb. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas
pokoknya.
Adapun struktur organisasi perangkat Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah terdiri atas :
a. Kepala Badan, mempunyai tugas menyelenggarakan tugas pokok dan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, mengkoordinasikan dan melakukan pengendalian internal terhadap unit kerja di bawahnya serta melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai tugas dan fungsinya.
b. Sekretariat, melaksanakan tugas pokok pengelolaan administrasi umum meliputi penyusunan program, ketatalaksanaan, ketatausahaan, keuangan, kepegawaian, urusan rumah tangga, perlengkapan, kehumasan dan kepustakaan serta kearsipan. Sekretariat terdiri dari:
1.
Sub bagian Penyusunan Program;2.
Sub bagian Keuangan;B A B I P E N D A H U L U A N
c. Bidang Anggaran, melaksanakan tugas pokok pelaksanaan perencanaan, penyusunan dan pengadministrasian Anggaran Daerah. Bidang Anggaran terdiri dari :
1.
Subbidang Perencanaan dan Penyusunan Anggaran;2.
Subbidang Administrasi Anggaran.d.
Bidang Perbendaharaan dan Akuntansi,melaksanakan tugas pokokpenyelenggaraan perbendaharaan dan pengelolaan kas serta akuntansi, yang terdiri dari :
1.
Subbidang Perbendaharaan dan Pengelolaan Kas;2.
Subbidang Akuntansi dan Pelaporan.e.
Bidang Penatausahaan Aset Daerah, melaksanakan tugas pokokpendataan dan evaluasi aset daerah serta penyimpanan benda berharga dan aset daerah, terdiri dari :
1.
Subbidang Pendataan dan Evaluasi Aset Daerah;2.
Subbidang Penyimpanan Benda Berharga dan Aset Daerah.f.
Bidang Pemanfaatan Aset Daerah, melaksanakan tugas pokokpemanfaatan dan pengendalian Aset Daerah terdiri dari: 1. Subbidang Penggunausahaan Aset Daerah;
2. Subbidang Pengendalian Aset Daerah.
g.
UPT Perkantoran Terpadu, merupakan unsur pelaksana sebagiankegiatan teknis operasional BPKAD. UPT Perkantoran Terpadu dipimpin oleh Kepala UPT yang dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Badan
B A B I P E N D A H U L U A N
TUGAS POKOK
UPT Perkantoran Terpadu melaksanakan tugas pokok pengelolaan sarana dan prasarana pelayanan di area perkantoran terpadu
FUNGSI
Untuk melaksanakan tugas pokoknya, UPT Perkantoran Terpadu mempunyai fungsi sebagai berikut :
a. penyusunan program kerja UPT Perkantoran Terpadu;
b. pemeliharaan eksterior bangunan gedung di area perkantoran terpadu yang pemanfaataannya diperuntukkan sebagai ruangan kantor perangkat daerah;
c. pelaksanaan pemeliharaan sarana dan prasarana yang
pemanfaatannya diperuntukkan sebagai fasilitas umum;
d. pemeliharaan kebersihan lingkungan dan sanitasi di area perkantoran terpadu yang pemanfaataannya diperuntukkan sebagai fasilitas umum; e. pelaksanaan pengamanan di area perkantoran terpadu;
f. pelaksanaan penataan dan pengaturan penggunaan sarana dan
prasarana di area perkantoran terpadu yang pemanfaataannya diperuntukkan bagi beberapa atau seluruh perangkat daerah, atau sebagai fasilitas umum;
g. pelaksanaan pengaturan dan pemeliharaan mekanikal elektrik, jaringan kelistrikan, telekomunikasi dan ketersediaan air bersih di area perkantoran terpadu;
h. pemeliharaan taman di area perkantoran terpadu;
i. pelaksanaan upaya peningkatan kenyamanan pengguna layananan di
B A B I P E N D A H U L U A N
j. pelaksanaan pemeliharaan ruangan di area perkantoran terpadu yang
belum ditetapkan penggunanya;
k. pelaksanaan koordinasi teknis dengan aparatur yang bertugas di area perkantoran terpadu;
l. pelaksanaan administrasi umum meliputi penyusunan program, tata
usaha, keuangan, kepegawian, perlengkapan, kehumasan, dan rumah tangga UPT Perkantoran Terpadu;
m. pelaksanaan fungsi Kuasa Pengguna Barang Milik Daerah; n. pengelolaan pengaduan masyarakat;
o. pelaksanaan Dokumen Pelaksanaan Anggaran ( DPA) dan Dokumen Perubahan Pelaksanaan Anggaran ( DPPA );
p. penyiapan bahan dalam rangka pemeriksaan dan tindak lanjut hasil pemeriksaan;
q. pelaksanaan Standar Pelayanan Publik ( SPP ) dan Standar Operasional Prosedur ( SOP );
r. pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern ( SPI );
s. pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal ( SPM );
t. pengevaluasian dan pelaporan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi;
u. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai dengan tugas pokoknya.
Adapun susunan organisasi UPT Perkantoran Terpadu, terdiri dari : a. Kepala UPT;
b. Subbagian Tata Usaha;
c. Kelompok Jabatan Fungsional Tertentu dan/atau Fungsional Umum Sebagai pelaksana tugas dibentuk Rumpun- Rumpun Tugas antara lain :
B A B I P E N D A H U L U A N
1. Rumpun Tugas Pemeliharaan, melaksanakan tugas pokok
pemeliharaan bangunan, kebersihan lingkungan dan sanitasi, taman, serta sarana dan prasarana lainnya yang diperuntukkan sebagai fasilitas umum;
2. Rumpun Tugas Teknis Jaringan, melaksanakan tugas pemasangan pemeliharaan, perbaikan dan pengaturan mekanikal elektrik, jaringan kelistrikan, telekomunikasi dan ketersediaan air bersih;
3. Rumpun Tugas Pengamanan, melaksanakan tugas pemeliharaan keamanan di area perkantoran terpadu.
untuk lebih jelasnya Bagan Struktur Organisasi Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang digambarkan sebagai berikut :
B A B I P E N D A H U L U A N
Gambar 1.1.
BAGAN STRUKTUR ORGANISASI
BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH KOTA MALANG
KEPALA BADAN KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL SEKRETARIS SUB BAGIAN
PENYUSUNAN PROGRAM SUB BAGIAN KEUANGAN SUB BAGIAN UMUM
BIDANG ANGGARAN BIDANG PERBENDAHARAAN DAN AKUNTANSI BIDANG PENATAUSAHAAN ASET DAERAH BIDANG PEMANFAATAN ASET DAERAH
SUB BIDANG PERENCANAAN DAN PENYUSUNAN
ANGGARAN
PERBENDAHARAAN DAN SUB BIDANG
PENGELOLAAN KAS
SUB BIDANG PENDATAAN DAN
EVALUASI ASET DAERAH SUB BIDANG PENGGUNA USAHAAN ASET DAERAH
SUB BIDANG
ADMINISTRASIANGGARAN SUB BIDANG AKUNTANSI DAN PELAPORAN
SUB BIDANG PENYIMPANAN BENDA BERHARGA DAN ASET
DAERAH
SUB BIDANG PENGENDALIAN
ASET DAERAH UPT
B A B I P E N D A H U L U A N
1. Sumber Daya Manusia
Untuk mendukung pelaksanaan tugas dan fungsinya, BPKAD Kota Malang didukung oleh 64 ( enam puluh empat ) orang pegawai dari berbagai latar belakang pendidikan. Berdasarkan tingkat pendidikan pegawai dapat diklasifikasikan kedalam 4 golongan, meliputi : SLTA/ SLTP, D-3, S-1 dan S-2.
Gambar 1.2.
JumlahPegawai Negeri Sipil pada BPKAD Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Berdasarkan gambar 1.2. di atas, terlihat bahwa jumlah paling besar adalah golongan berpendidikan SLTA/SLTP yaitu sebanyak 25 orang, yang kemudian diikuti golongan berpendidikan D3 sebanyak 5 orang , S-1 dengan jumlah pegawai sebanyak 23 orang, dan golongan pendidikan selanjutnya adalah S-2 dengan jumlah pegawai sebanyak 11 orang. Realita tersebut menunjukkan bahwa sebenarnya BPKAD telah memiliki sumberdaya manusia dengan kapasitas yang cukup baik. Hal ini didapat dari proporsi jumlah pegawai yang berpendidikan S-2 dan S-1 mencapai 34 orang atau 53,127% dari total
Tahun 2016
S2 S1 D3 SLTA/SLTP
B A B I P E N D A H U L U A N
pegawai yang dimiliki BPKAD pada tahun 2016. Gambaran tentang kekuatan sumberdaya manusia Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang, dapat ditunjukkan dalam gambar 1.3 sebagai berikut :
Gambar 1.3.
Jumlah Pegawai Negeri Sipil Berdasarkan Klasifikasi Sarjana dan Non Sarjana Tahun 2014, Tahun 2015 dan Tahun 2016
Berdasarkan gambar 1.3 di atas, menunjukkan bahwa dari awal terbentuknya, Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah telah didukung oleh sumber daya manusia yang cukup memadai. Namun demikian khusus untuk UPT Perkantoran Terpadu, hanya didukung oleh Pegawai Negeri Sipil sebanyak 3 orang, sehingga pelaksana tugas/ rumpun tugas dilakukan oleh tenaga Non PNS, tergambar pada gambar 1.4 berikut ini :
0 50 100 150 200 250 S2/S1 D3 SLTA/SLTP Tahun 2016 Tahun 2015 Tahun 2014 Tahun 2013
B A B I P E N D A H U L U A N
Gambar 1.4.
Proporsi Pelaksana Teknis Operasional UPT Perkantoran Terpadu
1.3. ISU STRATEGIS
Isu-isu strategis berdasarkan tugas pokok dan fungsi Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah adalah kondisi atau hal yang harus diperhatikan atau dikedepankan dalam perencanaan karena dampaknya signifikan bagi Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah di masa mendatang. Kondisi yang menjadi isu strategis adalah keadaan yang apabila tidak diantisipasi akan menimbulkan kerugian yang lebih besar, atau apabila tidak dimanfaatkan akan menghilangkan peluang untuk meningkatkan kualitas layanan dalam jangka panjang. Dalam menentukan isu-isu strategis ditempuh melalui :
1. Metode forum Foccussed Group Discussion (FGD) dengan dihadiri oleh
para stakeholder; dan atau SKPD di lingkungan Pemerintah Kota Malang 2. Situasi, kondisi yang terjadi atau perkembangan terkini
3. Terdapatnya perubahan regulasi, baik terkait pengelolaan keuangan dan
aset daerah
PNS NON PNS
B A B I P E N D A H U L U A N
4. Isu-isu nasional terkait sasaran reformasi birokrasi terhadap 8 (delapan)
area perubahan yaitu :
1) Mental aparatur dan manajemen perubahan
2) Pengawasan 3) Akuntabilitas 4) Kelembagaan 5) Tata Laksana 6) SDM ASN 7) Peraturan Perundang-undangan 8) Pelayanan Publik
5. Dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016
tentang Perangkat Daerah yang ditindaklanjuti dengan penyusunan
Peraturan Daerah Kota Malang tentang Pembentukan dan Susunan
Perangkat Daerah, maka pada penyusunan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah ( APBD ) Tahun 2017 telah mengalami penyesuaian
terhadap program-program kegiatan dan capaiannya
Isu Strategis Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah dapat diidentifikasi sebagai berikut :
Lingkup Pengelolaan Keuangan Daerah
Mekanisme/ sistem pengelolaan keuangan daerah masih belum
tertata dan terintegrasi dalam satu sistem yang terpadu dari mulai
perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, penatausahaan
hingga pelaporan/pertanggungjawaban sebagai upaya
pengelolaan keuangan yang transparan, akuntabel, efektif dan efisien. Saat ini baru proses penganggaran sampai dengan
B A B I P E N D A H U L U A N
pelaporan yang sudah menggunakan aplikasi berbasis web yaitu dengan apbd web dan e-finance, dan telah ter-koneksi dengan SKPD di lingkungan Pemerintah Kota Malang;
Namun tahun 2017 ini penyusunan perencanaan dan penganggaran APBD sudah terintegrasi dalam satu sistem
aplikasi, hingga pertanggungjawaban dan pelaporannya serta
terkoneksi dengan SKPD di lingkungan Pemerintah Kota Malang
Memenuhi amanat Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010
tentang Standar Akuntansi Pemerintahan serta aturan teknis yang dituangkan dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2013, maka Pemerintah Daerah harus menyusun Laporan Keuangan Daerah yang telah berbasis Akrual sejak tahun 2015.
Namun demikian dalam penerapan SAP berbasis akrual dari hasil
pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan ( BPK - RI ) terhadap Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kota Malang Tahun 2015, terdapat beberapa cacatan yaitu:
Belum sepenuhnya Pemerintah Kota Malang menerapkan sistem akuntansi berbasis akrual sesuai ketentuan antara lain :
a. Kebijakan akuntansi terkait pelaporan dana BOSNAS di
Dinas Pendidikan belum diatur secara spesifik, yang
selanjutnya telah ditindaklanjuti dengan penyusunan
peraturan Walikota Malang tentang Perubahan Sistem dan
Kebijakan Akuntansi Pemerintah Kota Malang, sedangkan
B A B I P E N D A H U L U A N
satuan pendidikan di lingkungan Dinas Pendidikan akan
diatur tersendiri
b. Kebijakan akuntansi yang belum menggabungkan nilai
aset yang diperoleh dari pengeluaran setelah perolehan
awal dengan aset induknya. Hal ini dikarenakan kebijakan
akuntansi tersebut dibuat pada saat kondisi pencatatan
aset Pemerintah Kota Malang yang masih terpisah antara
SKPD yang mencatat aset definitif dengan SKPD
pengguna yang menggunakan dan melakukan renovasi
atas aset tersebut. Pada tahun 2015 telah dilakukan
penyerahan sebagian besar aset-aset definitif tersebut
kepada SKPD pengguna yang memanfaatkan aset-aset
tersebut, sehingga antara aset definitif dan aset hasil
renovasi sudah dicatat pada SKPD yang sama. Ketentuan
dimaksud sudah diatur dengan menyusun Peraturan
Walikota Malang Nomor 88 Tahun 2015 tentang Kebijakan
Penyusutan Aset Tetap Pemerintah Daerah
Bahwa dalam rangka optimalisasi pengelolaan keuangan daerah yang profesional dan akuntabel serta transparan, Walikota
membentuk Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah Pemerintah
Kota Malang yang akan melakukan monitoring atau pemantauan
pelaksanaan program terkait peningkatan akses keuangan
daerah. Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah Pemerintah
B A B I P E N D A H U L U A N
Kota Malang, Otoritas Jasa Keuangan ( OJK ) Malang, Asosiasi
Lembaga Jasa Keuangan Malang serta unsur akademis
Pelaksanaan pengendalian dan evaluasi terhadap realisasi anggaran belanja daerah dilaksanakan oleh Tim Evaluasi dan
Pengawasan Realisasi Anggaran ( TEPRA ) Kota Malang yang
dibentuk oleh Walikota Malang
Memenuhi amanat Permendagri Nomor 15 tahun 2008 sebagaimana telah diubah dengan Permendagri Nomor 67 Tahun
2011 tentang Pedoman Umum Pelaksanaan Pengarusutamaan
Gender (PUG), maka pada tahun 2016 Badan Pengelola
Keuangan dan Aset Daerah telah memiliki kegiatan yang
dilengkapi dengan dokumen Gender Analysis Pathway ( GAP) dan
Gender Budget Statement ( GBS )
Seringnya terjadi perubahan regulasi tentang pengelolaan
keuangan daerah, sehingga kurangnya koordinasi dan komunikasi antara SKPD di lingkungan Pemerintah Kota Malang dengan Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah dapat memunculkan masalah tersendiri. Sebagai contoh kebijakan terbitnya PMK Menteri Keuangan RI Nomor 208/PMK.07/2016 tentang Kebijakan Penyaluran Dana DAK Fisik yang pada tahun 2016 mengalami perubahan dibanding 2 tahun terakhir, yaitu tahun 2014 dan 2015, sebagai berikut :
B A B I P E N D A H U L U A N
Tabel 1.5
Kebijakan Penyaluran Dana Alokasi Khusus ( DAK ) Fisik Tahun 2016 TAHUN ANGGARAN KEBIJAKAN PENYALURAN SYARAT 2014 3 Tahap/termyn ( 30%- 45%-25%) Minimal realisasi penyerapan (90%) 2015 Triwulanan (30%-25%-25%-20%)
Tidak ada persyaratan
minima; realisasi penyerapan 2016 Triwulanan ( 30%-25%-25%-20%) Berdasarkan kinerja pelaksanaan DAK ( penyampaian laporan realisasi penyerapan
dan capaian output
kegiatan )
Terdapat ketentuan khusus :
Dalam hal Daerah menyampaikan persyaratan penyaluram
setelah batas waktu ditetapkan, penyaluran DAK Fisik untuk setiap triwulan dapat dilakukan setelah persyaratan penyaluran disampaikan oleh Kepala Daerah kepada Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan paling lambat 7 (tujuh) hari kerja sebelum tahun anggaran berjalan berakhir;
Dalam hal laporan realisasi penyerapan DAK Fisik belum
disampaikan dengan batas akhir penyaluran, maka DAK
Fisik tidak disalurkan;
Dalam hal DAK fisik tidak disalurkan seluruhnya, maka pendanaan dan penyelesaian kegiatan dan/atay kewajiban
B A B I P E N D A H U L U A N
kepada pihak ketiga atas pelaksanaan kegiatan DAK Fisik menjadi tanggungjawab Pemerintah Daerah.
Seiring dengan perubahan itu, hal-hal yang dilakukan oleh Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah antara lain :
Melaksanakan sosialisasi dengan menghadirkan
narasumber dari Kementerian Keuangan bagi SKPD penerima Dana Alokasi Khusus ( DAK ) Tahun 2016;
Rapat-rapat koordinasi dalam rangka evaluasi realisasi
penyerapan Dana Alokasi Khusus ( DAK ) Tahun 2016
Melaksanakan konsultansi ke kantor Kementerian Keuangan RI di
Jakarta
Lingkup Pengelolaan Aset Daerah
Penatausahaan, pengelolaan aset dan barang milik daerah belum
berjalan optimal dalam upaya menghasilkan sistem informasi pengelolaan barang daerah yang transparan,akuntabel, efektif dan efisien;
Sarana dan prasarana penunjang kegiatan di lingkup pengelolaan
aset daerah masih relatif terbatas, sementara intensitas kerja dan mobilitas personil sangat tinggi;
Belum terpenuhinya aspek legal yang jelas atas status, luas dan harga tanah dan/atau bangunan guna penilaian aset pada aktiva tetap Neraca Daerah. Nilai aset yang dicantumkan dalam neraca masih merupakan nilai historis/nilai buku, sehingga masih diperlukan penilaian aset kembali untuk mendapatkan nilai pasar atas aset yang dimiliki Pemerintah Daerah.
B A B I P E N D A H U L U A N
Persentase tanah aset daerah yang telah bersertifikat, masih
sangat kecil; yang pada akhir tahun 2015 mencapai 10,49% ( 867 bidang dari jumlah bidang seluruh aset daerah sebanyak 8.256 ).
Walaupun kondisi tersebut selalu menjadi perhatian khusus
legislatif dengan dukungan penganggaran yang lebih maksimal,
namun tetap sulit untuk diwujudkan karena lebih disebabkan masih banyaknya tanah dan bangunan yang merupakan aset Pemerintah Kota Malang tetapi tidak didukung data yang otentik, sehingga diperlukan penelusuran dan identifikasi aset, sebelum melakukan pendaftaran ke BPN untuk proses sertifikasi/ status hukum asetnya.
Sehingga dalam rangka pengamanan aset, bagi tanah dan atau
bangunan yang belum ada pemanfaatannya dilakukan
pemberian/pemasangan papan nama aset milik Pemerintah Kota Malang, dan pada tahun anggaran 2017 lebih akan ditingkatkan dengan membuat blockcor pada sudut-sudut bidang tanah lahan
aset.
1.4. SISTEMATIKA LAPORAN
Penyusunan LAKIP Badan Pengelola Keuangan Dan Aset Daerah Tahun 2016 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Dalam dokumen LAKIP Tahun 2016 ini diuraikan tentang Rencana Strategis Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun
2013-B A 2013-B I P E N D A H U L U A N
2018 sebagaimana telah direviu dalam Reviu Rencana Strategis Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2015-2018, Perjanjian Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2016 dan perubahannya, dan analisis terhadap kinerja serta rekomendasi yang ditujukan baik untuk perbaikan kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah maupun Pemerintah Kota Malang di masa mendatang. Secara lebih rinci, muatan dokumen LAKIP ini tergambar dalam sistematik laporan yang tersusun sebagai berikut :
IKHTISAR EKSEKUTIF, menyajikan ringkasan isi dari LAKIP Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2016
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan secara singkat latar belakang
penulisan laporan yang memuat dasar kebijakan
penyusunan LAKIP dan juga gambaran umum struktur organisasi, isu-isu strategis/permasalahan utama yang sedang dihadapi di lingkup organisasi serta sistematika penulisan
BAB II PERENCANAAN KINERJA
Bab ini menguraikan muatan Rencana Strategis (Renstra ) Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2013-2018 dan Reviu Rencana Strategis ( Renstra ) Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2015-2018 serta ringkasan/ ikhtisar Perjanjian Kinerja tahun 2016
B A B I P E N D A H U L U A N
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
A CAPAIAN KINERJA ORGANISASI
Bab ini menguraikan pencapaian kinerja organisasi untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis organisasi sesuai dengan hasil pengukuran kinerja organisasi. Untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis tersebut dilakukan analisis capaian kinerja sebagai berikut :
1 Membandingkan antara target dan realisasi kinerja
tahun ini;.
2 Membandingkan antara realisasi kinerja serta capaian
kinerja tahun ini dengan tahun lalu dan beberapa tahun terakhir;
3 Membandingkan realisasi kinerja sampai dengan tahun
ini dengan target jangka menengah yang terdapat dalam Rencana Strategis ( Renstra ) SKPD;
4 Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau
peningkatan/penurunan kinerja serta alternatif solusi yang telah dilakukan;
5 Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya;
6 Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan
ataupun kegagalan pencapaian pernyataan kinerja. B. REALISASI ANGGARAN
Pada bab ini diuraikan realisasi anggaran yang digunakan dan yang telah digunakan untuk mewujudkan kinerja organisasi sesuai dengan dokumen Perjanjian Kinerja
B A B I P E N D A H U L U A N
BAB IV PENUTUP
Menguraikan kesimpulan atas capaian kinerja organisasi serta langkah di masa mendatang yang dilakukan untuk meningkatkan kinerjanya.
B A B I P E N D A H U L U A N
BAB II
PERENCANAAN KINERJA
Dalam rangka pelaporan keuangan dan kinerja Instansi Pemerintah sebagaimana amanat Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, maka terbitlah Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ( SAKIP ).
SAKIP adalah rangkaian sistematik dari berbagai aktivitas, alat, prosedur yang dirancang untuk tujuan penetapan dan pengukuran, pengumpulan data, pengklasifikasian, pengikhtisaran, dan pelaporan kinerja pada instansi pemerintah, dalam rangka pertanggungjawaban dan peningkatan kinerja instansi pemerintah. Penyelenggaraan SAKIP dilaksanakan untuk penyusunan Laporan Kinerja yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Penyelenggaraan SAKIP dilaksanakan secara selaras dan sesuai dengan penyelenggaraan Sistem Akuntansi Pemerintahan dan tata cara pengendalian serta evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan.
B A B I P E N D A H U L U A N
Gambar 2.1.
Komponen Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP)
Berikut adalah dokumen-dokumen dalam penyelenggaraan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ( SAKIP ) sebagaimana dalam gambar 2.2
B A B I P E N D A H U L U A N
Gambar 2.2. Dokumen dalam SAKIP
Rencana Strategis
Rencana Kerja
Tahunan
Perjanjian Kinerja
Rencana Kerja dan
Anggaran
LAKIP
RPJM
Pe
rforma
nce F
eedbac
k
B A B I P E N D A H U L U A N
2.1. PERENCANAAN KINERJA
Dalam Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, rencana strategis merupakan langkah awal yang harus dilakukan instansi pemerintah agar mampu menjawab tuntutan strategis organisasi.
Rencana Strategis Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah adalah dokumen perencanaan tentang program dan kegiatan yang akan dilaksanakan oleh Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah tahun 2013-2018 dengan berorientasi terhadap hasil yang ingin dicapai melalui Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Strategis. Untuk itu disusun arah kebijakan dan strategi berisi uraian mengenai rumusan fokus prioritas dan sasaran yang akan dicapai berdasarkan RPJMD sebagai pedoman dalam penyusunan dokumen perencanaan dalam rangka pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah agar efektif, efisien dan akuntabel.
Sebagai Satuan Kerja Perangkat Daerah, maka Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah dalam menyusun Rencana Strategis mengacu pada
RPJMD Kota Malang Tahun 2013-2018. Sebagai hasil pra evaluasi Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ( SAKIP ) Tahun 2015 oleh Tim
Kementerian Penadayagunaaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, maka
dilakukan penyempurnaan atas komponen perencanaan daerah yang tertuang
dalam RPJMD Tahun 2013-2018 diantaranya :
1 Jumlah 9 Misi dirasa terlalu banyak, karena idealnya berjumlah
4-5 Misi;
2 Dalam Matrik RPJMD saat ini tidak memiliki tujuan dan indikator