• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN. di perkotaan-perkotaan salah satunya adalah kota Yogyakarta. Ini

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 1 PENDAHULUAN. di perkotaan-perkotaan salah satunya adalah kota Yogyakarta. Ini"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Di zaman yang serba bergerak cepat ini, manusia dituntut selalu aktif dan produktif untuk memenuhi tuntutan hidup. Kehidupan yang serba sibuk dengan rutinitas pekerjaan dan pendidikan yang padat dapat terlihat di perkotaan-perkotaan salah satunya adalah kota Yogyakarta. Ini merupakan gambaran dari kehidupan sehari-hari masyarakat sekarang dan akan selalu berubah seiring dengan berkembangnya suatu zaman. Yogyakarta merupakan salah satu daerah istimewa yang ada di Indonesia. Pada umumnya orang mengenal kota Yogyakarta sebagai salah satu kota Pariwisata dan kota Budaya selain itu juga dikenal sebagai salah satu kota Pelajar yang ada di Tanah Air Indonesia. Yogyakarta dikenal sebagai kota pariwisata karena daerah ini memiliki tempat-tempat wisata yang sangat banyak, dari wisata alam maupun wisata dalam kota, dan pada kota Yogyakarta budaya jawa yang sangat kental masih sangat terasa yang dapat menarik datangnya wisatawan dalam dan luar negeri, sekarang ini wisata kuliner juga dapat menjadi salah satu alternatif pilihan, hal tersebut sangat menarik bagi wisatawan luar negeri maupun dalam negeri. Selain sebagai kota pariwisata, Yogyakarta juga dikenal sebagai kota pelajar, dapat dikatakan demikian karena Yogyakarta merupakan salah satu pusat pendidikan yang ada di Indonesia.

(2)

Perkembangan dan pembangunan di wilayah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta akhir-akhir mengalami peningkatan yang sangat pesat, seiring dengan berkembang dan bertumbuhnya kota tersebut sebagai kota pelajar maupun kota pariwisata dan budaya, hal ini menyebabkan semakin tingginya minat pengunjung dari luar maupun dalam negeri untuk datang, berkunjung dan bertempat tinggal sementara di Yogyakarta. Keberadaan pendatang dan jumlah penduduk di Yogyakarta semakin tahun semakin meningkat dan beraneka ragam dari berbagai macam suku di Indonesia maupun dari manca negara. Hal ini didukung dengan adanya tempat-tempat pendidikan dan tempat-tempat wisata yang semakin menjamur.

Dilihat dari tumbuh kembangnya kota Yogyakarta dalam pembangunan dan perkembangan ekonomi yang sangat pesat, dan semakin banyaknya jumlah penduduk dan pendatang yang masuk ke Yogyakarta maka mereka perlu tempat untuk menunjang salah satu kebutuhan mereka, diantaranya jajan, makan, maupun minum. Untuk perkembangan kepariwisataan di dalam kota yang semakin banyak pilihan, perlu adanya dukungan baru dalam bidang kepariwisataan tersebut, misalnya dengan adanya wisata kuliner yang akhir-akhir ini semakin banyak peminatnya.

Tempat yang bisa memenuhi kebutuhan makan yang relatif murah, sebagai tempat untuk perelokasian para pedegang kaki lima, dan sebagai obyek wisata kuliner, salah satunya adalah PUJASERA (Pusat Jajanan Serba Ada). PUJASERA hanyalah sebagai salah satu pelengkap atau penunjang pertumbuhan perekonomian di Yogyakarta. Selain sebagai

(3)

tempat untuk kegiatan jual beli dan tempat untuk memenuhi kebutuhan makan atau minum bagi masyarakat sekitarnya, dan bagi pengunjung pada khususnya. PUJASERA juga dapat sebagai tempat makan dan minum yang rekreatif.

Permasalahan yang ada pada PUJASERA saat ini adalah bangunan tersebut didesain hanya memikirkan keuntungan saja tanpa memikirkan kenyamanan dari pengguna bangunan tersebut, diantaranya yang kurang diperhatikan adalah kenyamanan dalam menikmati makanan dan menampilkan suasana yang berbeda dari PUJASERA yang lain, dimana mereka melupakan suatu poin penting yang dapat menjadi keunikan dari PUJASERA tersebut. Banyak desain bangunan PUJASERA yang kurang memperhatikan lingkungan sekitar tempat makan. Misalnya kebersihan yang kurang diperhatikan baik pada meja, kursi maupun lantai, dan juga jenis pelayanan yang baik. Suasana area makan harus diperhatikan dimana hal tersebut dapat mempengaruhi selera makan para pengunjung, area makan harus ditata semenarik mungkin supaya dapat membuat pengunjung merasa nyaman menikmati hidangan yang disajikan. Dalam pemilihan material juga sering kurang diperhatikan, misalnya bahan penutup atap menggunakan asbes yang tidak dicat ulang dapat menyebabkan penyakit dari debu asbes, dan penggunaan meterial yang dapat menarik panas ke dalam ruangan tanpa menggunakan penghalang panas. Banyak PUJASERA yang kurang memikirkan masalah penggunaan vegetasi untuk dimanfaatkan secara maksimal, karena vegetasi pada lahan hanya sedikit sehingga tidak dapat menyaring polusi udara dan polusi

(4)

suara agar suasana yang tercipta menjadi lebih sejuk dan tidak berisik. Selain itu penataan vegetasi dan elemen pembentuk taman lainnya dapat menjadikan suasana yang menarik bagi pengunjung PUJASERA. Bukaan-bukaan yang terdapat pada bangunan kurang memperhatikan alur udara yang masuk ke dalam ruangan. Penggunaan penghawaan alami juga dapat mengurangi atau menghemat energi listrik yang sekarang ini menjadi salah satu masalah bagi negara kita karena semakin melambungnya harga bahan bakar minyak bumi. Untuk menyikapi permasalahan kebersihan, pemborosan listrik dan suasana makan pada bangunan PUJASERA, maka perlu merancang suatu konsep bangunan PUJASERA yang memikirkan kenyamanan dan menawarkan suatu bentuk keunikan dari bangunan yang ada supaya dapat menjadi suatu obyek yang menarik sehingga dapat memunculkan rasa ingin tahu para pengunjung PUJASERA untuk datang dan merasakan suasana yang ditawarkan.

1.2. Rumusan Masalah

1.2.1. Perumusan masalah umum

Bagaimana merancang PUJASERA di Yogyakarta yang dapat menampilkan suasana asri dan rekreatif serta dapat mewadahi berbagai aktifitas yang ada pada PUJASERA.

1.2.2. Perumusan masalah khusus

– Bagaimana menampilkan fasad bangunan agar dapat menjadi daya tarik bagi pengunjung maupun orang yang melewati site tersebut.

(5)

– Bagaimana menggunakan elemen alam dan buatan agar dapat menampilkan suasana yang asri.

– Bagaimana mendesain bangunan dengan menggunakan penghawaan alami sebagai sarana penghematan energi listrik.

– Bagaimana cara menentukan site agar bangunan PUJASERA tersebut dapat menjadi salah satu penunjang perekonomian dan wisata kuliner di Yogyakarta.

1.3. Tujuan

Merancang PUJASERA di Yogyakarta yang dapat menampilkan suasana asri dan rekreatif serta dapat mewadahi berbagai aktifitas yang ada pada PUJASERA.

1.4. Sasaran

– Melakukan studi tentang Yogyakarta. – Melakukan studi tentang PUJASERA. – Melakukan studi tentang penghawaan alami.

– Melakukan studi tentang bangunan PUJASERA dengan mengacu pada kenyaman suasana.

1.5. Lingkup Pembahasan

– Perencanaan bangunan PUJASERA dibatasi pada kenyamanan ruang gerak dan macam pelayanan dalam bangunan tersebut.

(6)

– Suasana bangunan yang dibatasi dengan penataan dan pemilihan interior dan eksterior yang dapat digunakan sebagai suatu sarana pendukung terciptanya suatu ciri khas yang berbeda dari bangunan PUJASERA lainnya.

– Yogyakarta dibatasi pada hal-hal yang berhubungan dengan pemilihan site bangunan tersebut.

1.6. Metode

1.6.1. Metode mencari data

1.6.1.1.Wawancara

Wawancara kepada pengelola dan orang yang berjualan di PUJASERA, Pedagang Kaki lima, dan Masyarakat untuk mengetahui perlu tidaknya PUJASERA di Yogyakarta.

1.6.1.2.Observasi

Melakukan pengamatan langsung di beberapa PUJASERA di Yogyakarta yang dapat digunakan sebagai perbandingan dalam perancangan bangunan PUJASERA.

1.6.1.3.Studi pustaka / literature

Melakukan studi literatur tentang standar-standar yang harus ada pada bangunan PUJASERA.

1.6.2. Metode menganalisis data

(7)

– Menganalisis pemilihan site untuk bangunan PUJASERA yang disesuaikan dengan suasana dan kebutuhan daerah sekitarnya.

– Menganalisis data standar fasilitas yang harus ada pada PUJASERA untuk selanjutnya mengetahui kebutuhan fasilitas-fasilitas untuk bangunan tersebut.

– Menganalisis data populasi penduduk dan pendatang yang masuk ke Yogyakarta sehingga dapat di ketahui perlu tidaknya PUJASERA di Yogyakarta.

1.7. Metode Perancangan

Perancangan PUJASERA di Yogyakarta dengan menampilkan suasana asri dan rekreatif serta dapat mewadahi berbagai aktifitas yang ada pada PUJASERA tersebut.

1.8. Sistematika Penulisan

Bab 1 Pendahuluan.

Mengungkapkan latar belakang, rumusan masalah, tujuan, sasaran, lingkup pembahasan, metoda dan sistematika penulisan.

Bab 2 Tinjauan PUJASERA di Yogyakarta.

Mengungkapkan potensi PUJASERA di Yogyakarta beserta segala fasilitas yang ada.

Bab 3 Tinjauan Teoritis PUJASERA.

Mengungkapkan syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam desain bangunan PUJASERA.

(8)

Bab 4 Analisis Menuju Konsep Perencanaan dan Perancangan PUJASERA.

Mengungkapkan proses untuk menemukan ide-ide konsep perencanaan dan perancangan melalui metode-metode tertentu yang diaplikasikan pada lokasi atau site tertentu.

Bab 5 Konsep Perencanaan dan Perancangan Gedung PUJASERA.

Mengungkapkan konsep-konsep yang akan ditransformasikan ke dalam rancangan fisik arsitektural.

Referensi

Dokumen terkait

dan atau tidak bersedia, maka yang akan ditetapkan sebagai Penyedia dapat dilakukan kepada pemenang lelang urutan kedua (bila ada) sesuai dengan harga penawaran

Fortifikasi Vitamin A dalam Minyak Goreng Sawit. Atmarita

Alih- alih, transduser ultrasonik umum yang memancarkan suara ultrasonik dengan panjang gelombang beberapa milimeter – sekitar 8mm pada frekuensi 40 kHz –

Penelitian ini lebih memfokuskan pada Rancang Bangun sistem ujian online mandiri di UIN Raden Fatah Palembang, dalam hal penentuan hasil akhir secara otomatis yang

pelajaran seni budaya/keterampilan/mulok, 1 pengawas mata pelajaran penjas/olahraga, 1 pengawas BK, 2 pengawas rumpun kejuruan teknik dan industri, dan 2 pengawas

Sementara tingkat tinggi keterlibatan sosial online tidak langsung menyiratkan bahwa seorang siswa menggunakan sistem online untuk memperkuat dan meningkatkan

kemampuan siswa pada asesmen performans tidak dilihat dari hasil tes pilihan ganda, tetapi melalui suatu kegiatan dalam mengeriakan tugas yang sedikit tehpi

Anggaran dana hibah yang direalisasikan tidak akan sepenuhnya dibantu sesuai dengan Rancangan Anggaran Biaya (RAB) yang terdapat dalam proposal karena proposal yang