• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Partisipasi Masyarakat Dalam Program Rehabilitasi-sosial Rumah Tidak Layak Huni (Rs-rtlh)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Partisipasi Masyarakat Dalam Program Rehabilitasi-sosial Rumah Tidak Layak Huni (Rs-rtlh)"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Volume 10 Nomor 1 Tahun 2019

P

ENGARUH

K

EPEMIMPINAN

T

ERHADAP

P

ARTISIPASI

M

ASYARAKAT

DALAM

P

ROGRAM

R

EHABILITASI

-S

OSIAL

R

UMAH

T

IDAK

L

AYAK

H

UNI

(RS-RTLH)

Marshal Adhitama Putra

1 1

Jurusan Ilmu Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung

marshal.adhitama1516@gmail.com

Abstrak

Kepemimpinan adalah faktor yang sangat penting dalam mempengaruhi partisipasi masyarakat. Kepemimpinan sangat penting dan sangat menentukan dalam kehidupan masing-masing negara karena kemajuan dan kemunduran masyarakat yang ditentukan oleh para pemimpinnya. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan pengaruh dan menghasilkan gambaran umum tentang pengaruh kepemimpinan kepala desa terhadap tingkat partisipasi masyarakat dalam Rehabilitasi Sosial Program Rumah Layak (RS-RTLH) di Desa Mumbang Jaya. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan metode kuantitatif. Sampel dalam penelitian ini adalah 60 responden dari populasi survei 70 KK menggunakan teknik simple random sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji regresi sederhana. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepemimpinan kepala desa memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat partisipasi masyarakat. Kontribusi pengaruh kepemimpinan kepala desa terhadap tingkat partisipasi masyarakat adalah 0,545 atau 54,5% sedangkan sisanya 45,5% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini seperti usia, pendidikan, jenis pekerjaan, pendapatan, masa tinggal di desa dan tingkat komunikasi. Dengan demikian, untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam program RS-RTLH, pemerintah desa dan pemangku kepentingan harus meningkatkan keterlibatan mereka dalam pelaksanaan program di desa Mumbang Jaya.

Kata kunci: Kepemimpinan, Partisipasi Masyarakat, RS-RTLH, Kepala Desa

Abstract

Leadership is a very important factor in influencing community participation. Leadership is very important and very decisive in the life of each nation because of the advances and setbacks of the community determined by its leaders. This research aims to prove the influence and produce an overview of the influence of the village headman leadership on the level of community participation in the Social Rehabilitation of the Unlivable Houses Program (RS-RTLH) in the Village of Mumbang Jaya. This research is descriptive research using quantitative methods. The sample in this study was 60 respondents from the survey population of 70 KK using a simple random sampling technique. The data collection techniques used in this study are questionnaires. The data analysis technique used is a simple regression test. The results of this research showed that the leadership of the village headman has a significant influence on the level of community participation. The contributions of the village headman leadership influence against the level of community participation are 0.545 or 54.5% while the remainder is 45.5% influenced by other factors not examined in this study such as age, education, type of work, income, reside period in the village and level of communication. Thus, to increase community participation in the RS-RTLH program, the village government and stakeholders must increase their involvement in the implementation of the program in the village of Mumbang Jaya.

Keywords:Leadership, Community Participation, RS-RTLH, The Village Headman

I.

P

ENDAHULUAN

Kemiskinan merupakan masalah umat yang senantiasa menjadi problematika kehidupan di setiap daerah, merupakan pekerjaan rumah yang memerlukan penanganan khusus bukan saja

mengenai pembiayaan hidup untuk diri dan keluarganya akan tetapi permasalahan kehidupan itu sendiri atau perilaku hidup yang bersumber sebagian besar permasalahan kemiskinan pada rendahnya pendidikan dan keterampilan yang rendah disamping faktor alam yang tidak bisa

(2)

dihindari oleh manusia semisal bencana alam. Keterbatasan lahan usaha, langkanya lapangan kerja dan terbatasnya investasi, kesalahan manajemen, keterbatasan akses permodalan dan juga terbatasnya akses informasi melengkapi penyebab kemiskinan itu. Walaupun berbagai program kemiskinan selalu melakukan perbaikan namun belum ada yang secara pasti dapat menanggulangi masalah kemiskinan secara global.

Pembangunan pada hakikatnya bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup dari suatu negara demi terciptanya kehidupan yang sejahtera. Proses peningkatan kualitas hidup difokuskan kepada peningkatan sumber daya manusia sehingga mampu menciptakan gagasan-gagasan konstruktif yang dapat dirasakan langsung oleh masyarakat.

Pembangunan yang diinginkan oleh masyarakat pada dasarnya adalah terpenuhinya semua kebutuhan hidup. Namun tidak semua masyarakat dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Hal ini dikarenakan masih ada masyarakat yang hidup dalam kondisi yang kurang baik, seperti adanya kemiskinan. Kemiskinan muncul dari adanya implikasi kesenjangan sosial. Munculnya masalah kemiskinan ditandai dengana permasalahan-permasalahan sosial lainnya seperti anak terlantar, pengemis, gelandangan, keluarga yang memiliki rumah tidak layak huni, tuna susila, pengangguran, kejahatan, tingkat kesehatan yang rendah dan lain-lain.

Permasalahan utama yang dihadapi oleh masyarakat miskin adalah terbatasnya akses terhadap perumahan sebagai perwujudan tempat tinggal yang sehat dan layak, rendahnya mutu lingkungan permukiman dan lemahnya perlndungan untuk mendapatkan dan menghuni perumaan yang layak dan sehat. Rumah sebagai kebutuhan dasar manusia, memiliki nilai strategis bagi kehidupan penghuninya. Nilai strategis tersebut tercermin pada posisi rumah sebagai pusat kegiatan dalam melaksanakan fungsinya, terutama fungsi dalam pendidikan anak-anak dan pembinaan anggota keluarganya (Suhendi dan Syawie, 2012: 270-271). Rumah atau perumahan merupakan salah satu jenis kebutuhan dasar, mutlak memerlukan pemenuhan (Suradi, 2012: 206).

Tahun 2017 Badan Pusat Statistik mencatat, bahwa jumlah penduduk miskin di Indonesia berjumlah 26,58 juta jiwa, dari jumlah tersebut Provinsi Lampung memiliki jumlah penduduk miskin berjumlah 1,083 juta jiwa yang memerlukan bantuan penanggulangan kemiskinan. Kabupaten Lampung Timur sendiri memiliki jumlah penduduk miskin yaitu berjumlah 167,64 ribu jiwa (Badan Pusat Statistik, 2017).

Pada tahun 2011 melalui Kementerian Sosial Republik Indonesia membuat program Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni (RS-RTLH).

Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni (RS-RTLH) adalah program kesejahteraan sosial bagi fakir miskin untuk mewujudkan rumah yang layak huni. Kegiatan ini tidak hanya berfokus pada aspek fisik rumah saja, tetapi jauh lebih penting bagaimana membangun kapasitas kelompok fakir miskin ini memahami dan menyadari bahwa pentingnya tempat tinggal yang layak huni dari aspek sosial dalam lingkungan keluarga. memberikan bantuan Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni (RS-RTLH). Bantuan tersebut menjadi sangat penting dan strategis, karena rumah merupakan kebutuhan dasar bagi semua orang termasuk fakir miskin.

Partisipasi masyarakat memiliki peran yang amat penting dalam mencapai keberhasilan pembangunan, khususnya pada masyarakat Indonesia yang masih memiliki jiwa gotong royong dan kepedulian yang cukup tinggi. Untuk itu, masyarakat perlu menumbuhkan kesadaran akan keberadaan dan keterlibatan mereka itu sendiri sehingga muncul suatu niat pada masyarakat untuk turut serta bersama pemerintah dalam membangun negara.

Pemerintah desa sebagai pihak pelaksana program RS-RTLH, memiliki peran yang amat penting dalam pencapaian program ini serta dalam meningkatkan partisipasi masyarakat.

Hal ini menunjukkan bahwa kepemimpinan merupakan faktor yang sangat menentukan keberhasilan ataupun kegagalan dari suatu kelompok untuk mencapai tujuannya. Pemerintahan desa dalam penelitian ini pada adalah seorang Kepala desa. Kepala desa diharapkan dapat mengakomodir dan mengatur serta memiliki kepekaan sebagai tindakan terhadap setiap permasalahan dan kebutuhan masyarakat dalam berbagai bidang dan dapat menimbulkan partisipasi dari masyarakat.

Kepemimpinan demokratis adalah pemimpin yang berorientasi pada manusia (Kartono, 2009: 86), dalam hal ini adalah masyarakat yang dipimpinnya beserta sekretaris desa, staff dan bawahannya di dalam pemerintahan desa, dan pemimpin yang dapat memberikan bimbingan dan arahan yang efisien kepada para masyarakatnya. Menurut White dan Lippit dalam Pasolong (2008: 46), tipe Kepemimpinan Demokratis merupakan kepemimpinan yang mementingkan tercapainya tujuan kelompok seoptimal mungkin dengan cara mengikutsertakan partisipasi seluruh anggota kelompok, tenaga dan juga seluruh rasa tanggung jawab bersama.

Menurut Suroso dkk. (2014: 10), faktor yang mampu mempengaruhi tingkat partisipasi masyarakat dalam pembangunan diantaranya adalah: usia, pendidikan, jenis pekerjaan, tingkat penghasilan, lamanya tinggal di desa tersebut, tingkat komunikasi dan kepemimpinan. Faktor kunci dan utama yang dibutuhkan untuk

(3)

meningkatkan kualitas sumber daya manusia adalah kepemimpinan (Bennis dan Nanus dalam Pasolong, 2008: 19). Kepemimpinan merupakan faktor yang sangat penting dalam mempengaruhi partisipasi masyarakat. Kepemimpinan sangat penting dan amat menentukan dalam kehidupan setiap bangsa, karena maju mundurnya masyarakat, jatuh bangunnya bangsa, ditentukan oleh pimpinannya (Kartasasmita dalam Pasolong, 2008: 18).

Agar pada program RS-RTLH benar-benar terarah kepada kepentingan masyarakat yang membutuhkannya dan pelaksanaannya berjalan lancar dan harmonis, maka diperlukan peranan kepemimpinan dari seorang Kepala Desa terutama dalam mengkoordinasikan dan mengawasi implementasi program pemberdayaan tersebut. Musyawarah memerlukan peran pemimpin dalam menentukan arah, strategi dan kebijakan yang akan dibuat. Partisipasi dan keterlibatan masyarakat saja dapat dikatakan tidaklah cukup, tetap harus ada sosok seorang pemimpin yang mampu menjelaskan pentingnya program RS-RTLH tersebut beserta manfaatnya untuk masyarakat agar tercipta partisipasi yang diharapkan.

Berdasarkan latar belakang yang telah diungkapkan, peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dengan mengangkat judul “Pengaruh

Kepemimpinan Terhadap Partisipasi Masyarakat Dalam Program Rehabilitasi-Sosial Rumah Tidak Layak Huni (RS-RTLH)”.

II.

M

ETODE

P

ENELITIAN

Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, alasan menggunakan pendekatan kuantitatif dalam penelitian ini karena dalam penelitian bermaksud untuk menguji hipotesis antara kepemimpinan kepala desa terhadap partisipasi masyarakat. Dalam pendekatan kuantitatif dituntut menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya. Demikian juga pemahaman akan kesimpulan penelitian disertai dengan tabel, grafik, bagan, gambar atau tampilan lain.

Penelitian ini bermaksud untuk menggambarkan pengaruh satu variabel dengan variabel yang lain yang didukung oleh teori dan dalam mengumpulkan data melalui kuesioner, maka tipe penelitian ini termasuk tipe penelitian deskriptif. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan tujuan menggambarkan secara tepat sifat-sifat suatu individu, keadaan, gejala atau hal-hal yang khusus dalam masyarakat (Rianse dan Abdi, 2009: 26).

Dalam penelitian ini yang menjadi populasi yaitu masyarakat Desa Mumbang Jaya yang menerima bantuan RS-RTLH yaitu sebanyak 70 KK. Adapun jumlah besaran sampel yang akan diteliti dalam penelitian ini yaitu berdasarkan rumus Taro Yamane dalam Riduwan (2012:65) yaitu:

Dimana :

n = Jumlah sampel N = Jumlah Populasi d2 = presisi yang ditetapkan

Maka dengan menggunakan rumus diatas diperoleh sampel = 59,57 dibulatkan menjadi 60 responden.

Adapun dalam kaitannya dengan penelitian ini, maka variabel penelitiannya adalah:

a. Variabel Independen (X) adalah Kepemimpinan Kepala Desa

b. Variabel Dependen (Y) adalah Partisipasi Masyarakat

Pengaruh Kepemimpinan Kepala Desa terhadap Partisipasi Masyarakat Desa Mumbang Jaya dalam Program RS-RTLH dapat digambarkan dalam kerangka pikir berikut ini:

(4)

Gambar 1. Kerangka Berpikir

Sumber: data diolah oleh peneliti, 2018

III.

H

ASIL

P

ENELITIAN

D

AN

P

EMBAHASAN

Penelitian ini dilakukan dalam rangka menganalisis adakah pengaruh yang signifikan antara Kepemimpinan Kepala Desa terhadap tingkat Partisipasi Masyarakat dalam Program Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni (RS-RTLH) di Desa Mumbang Jaya Kecamatan Jabung Kabupaten Lampung Timur.

Nilai rata-rata yang diperoleh dari seluruh pertanyaan pada variabel Kepemimpinan Kepala Desa (X) adalah sebesar 3,78. Hal ini menunjukkan bahwa Kepemimpinan Kepala Desa Mumbang Jaya, Kecamatan Jabung, Kabupaten Lampung Timur termasuk ke dalam kategori baik. Kemudian, nilai rata-rata yang diperoleh dari seluruh pertanyaan pada variabel Partisipasi Masyarakat (Y) adalah sebesar 3,43. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat Partisipasi Masyarakat Desa Mumbang Jaya, Kecamatan Jabung, Kabupaten Lampung Timur termasuk ke dalam kategori tinggi/baik.

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa variabel X (Kepemimpinan Kepala Desa) memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap Partisipasi Masyarakat (Y) di

Desa Mumbang Jaya, Kecamatan Jabung, Kabupaten Lampung Timur, dimana hasil uji parsial atau Uji t didapat nilai t hitung sebesar 8,336 dengan tingkat signifikansi 0.000 dan diketahui t tabel sebesar 2,001. Hasil ini menunjukkan nilai probabilitas 0.000 < 0.05 dan t hitung 8,336 > t tabel 2,001, maka dapat dikatakan bahwa Kepemimpinan Kepala Desa berpengaruh secara signifikan terhadap Partisipasi Masyarakat. Pengaruh nyata dari Kepemimpinan Kepala Desa dapat ditunjukkan dari hasil Analisis Regresi Linear dengan diperoleh B = 0,802 atau sebesar 80.2%. Hal ini menunjukkan bahwa setiap peningkatan Kepemimpinan Kepala Desa (X) sebesar 1% maka akan meningkatan Partisipasi Masyarakat (Y) sebesar 80,2%.

Dapat diketahui dari perhitungan atau olah data yang telah dilakukan dalam analisis koefisien determinasi (R2) bahwa Kepemimpinan Kepala Desa (X) memiliki kontribusi pengaruh terhadap Partisipasi Masyarakat (Y) sebesar 0,545 atau 54.5%. Sedangkan sisanya sebesar 45,5% (100% - 54,5%) dipengaruhi oleh faktor lainnya yang tidak masuk dalam penelitian iniseperti: usia, pendidikan, jenis pekerjaan, tingkat penghasilan, lamanya tinggal di desa tersebut dan tingkat komunikasi. Sementara nilai korelasi (r) yaitu sebesar 0,738 berarti bahwa tingkat hubungan antara variabel independen (Kepemimpinan Kepala Desa) dengan variabel dependen (Partisipasi Masyarakat) berada pada kategori kuat dengan nilai r berada pada interval koefisien antara 0.600-0.799.

Merujuk pada penelitian sebelumnya yang dituangkan di dalam sebuah jurnal berjudul

“Faktor-faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Masyarakat dalam Perencanaan Pembangunan di

Desa Banjaran”. Jurnal tersebut menyebutkan

bahwa terdapat beberapa faktor yang mampu mempengaruhi tingkat partisipasi masyarakat dalam pembangunan, faktor-faktor tersebut antara lain:

1. Faktor Usia 2. Faktor Pendidikan 3. Faktor Jenis Pekerjaan 4. Faktor Tingkat Penghasilan

5. Faktor Lamanya tinggal di Desa tersebut 6. Faktor Tingkat Komunikasi

7. Dan, Faktor Kepemimpinan

Penelitian ini di dalamnya diterangkan spesifikasi dari faktor yang mempengaruhi tingkat partisipasi masyarakat dalam pembangunan, pada faktor kepemimpinan yaitu Kepala Desa.Berdasarkan berbagai analisis serta pengolahan data yang telah dilakukan dengan hipotesis yang kuat, menyatakan bahwa partisipasi masyarakat dalam Program Rehabilitasi Sosial Partisipasi

Masyarakat (Y)

dalam Program Rehabilitasi Sosial-Rumah Tidak Layak Huni (RS-RTLH) 1.Perencanaan 2.Pelaksanaan 3.Menerima hasil 4.Memantau (Hamim, Alhusniduki, dkk., 1996: 156) Kepemimpinan Demokrasi (X) 1. Semua kebijakan dirumuskan melalui musyawarah dan diputuskan oleh kelompok, sedangkan pemimpin mendorong. 2. Pemimpin selalu berupaya menghargai potensi setiap individu. 3. Setiap anggota bebas bekerja sama dengan siapa pun dan pembagian tugas diserahkan kepada kelompok.

4. Pemimpin bersikap objektif dan senantiasa

berdasarkan fakta dalam memberikan penghargaan dan kritik.

(White dan Lippit dalam Pasolong (2008: 46))

(5)

Rumah Tidak Layak Huni (RS-RTLH) di Desa Mumbang Jaya, Kecamatan Jabung, Kabupaten Lampung Timur mengindikasikan nilai baik/tinggi.Pada variabel X, yaitu Kepemimpinan Kepala Desa Mumbang Jaya memiliki anggapan dari masyarakat bahwa kepemimpinan yang dilakukan oleh Kepala Desa Mumbang Jaya dinilai sudah baik dan dianggap berperan dalam mengajak dan mendorong masyarakat.Hal tersebut digambarkan pada analisis pengolahan data dari pernyataan masyarakat pada variabel Kepemimpinan Kepala Desa (X) pada uraian sebelumnya.

Selain pengaruh dari faktor kepemimpinan, partisipasi juga dipengaruhi faktor lainnya berdasarkan data yang diperoleh peneliti antara lain yaitu dilihat dari usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan mata pencaharian responden. Sesuai dengan pendapat Slamet dalam (Deviyanti, 2013: 384), faktor-faktor internal yang dapat mempengaruhi partisipasi terdiri dari umur, jenis kelamin, pendidikan/pengetahuan, pekerjaan dan penghasilan.

Pada faktor usia, peneliti memperoleh data responden kelompok usia <48 tahun memiliki tingkat partisipasi yang lebih tinggi dari kelompok usia 48> dalam program RS-RTLH, hal ini menandakan bahwa pada kelompok usia tertentu masyarakat memiliki tingkat partisipasi yang berbeda pula, dan juga menandakan bahwa faktor usia yang lebih produktif mendukung partisipasi yang lebih baik juga. Faktor jenis kelamin, peneliti memperoleh data responden yang menyatakan bahwa responden berjenis kelamin laki-laki memiliki tingkat partisipasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan responden berjenis kelamin perempuan. Hal ini menandakan bahwa masih kurangnya keterlibatan perempuan di dalam program RS-RTLH, kurangnya keterlibatan tersebut dapat disebabkan oleh tugas perempuan dalam mengurus anak-anak dan rumahnya sehingga tidak dapat terlalu terlibat dalam pelaksanaan program. Faktor tingkat pendidikan, peneliti memperoleh data responden yang menyatakan bahwa responden dengan tingkat pendidikan SMK/STM memiliki tingkat partisipasi yang lebih tinggi dibandingkan responden dengan tingkat pendidikan SMA/Ma dan yang lebih rendah.Hal ini menandakan berdasarkan data yang diperoleh peneliti semakin rendah tingkat pendidikan masyarakat maka tingkat partisipasinya semakin rendah pula. Kondisi ini menunjukkan bahwa masyarakat dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi dapat lebih mudah memahami pentingnya dan bagaimana cara melaksanakan program tersebut sehingga menimbulkan partisipasi yang lebih baik. Terakhir adalah faktor mata pencaharian, peneliti

memperoleh data responden yang menyatakan bahwa responden dengan pekerjaan di sektor pertanian memiliki tingkat partisipasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan responden yang bekerja di bidang lain khususnya di sektor industri. Relatif rendahnya partisipasi masyarakat yang bekerja di sektor industri ini diduga karena kendala jam kerja di tempat mereka bekerja. Sektor pertanian memiliki jam kerja yang lebih fleksibel dibandingkan dengan pada sektor industri. Hal ini mengakibatkan tingkat kehadiran masyarakat yang bekerja disektor industri lebih rendah karena jadwal bekerja berbenturan dengan waktu pelaksanaan RS-RTLH.

Kepala Desa Mumbang Jaya sangat aktif untuk menjalankan tugas sebagai fasilitator masyarakat yang juga dibantu oleh perangkat desa lainnya dalam menjalankan Program Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni (RS-RTLH) di Desa Mumbang Jaya.Keaktifan Kepala Desa Mumbang Jaya sebagai fasilitator dalam program tersebut berdampak positif pada tingkat partisipasi masyarkat yang memiliki tingkat partisipasi masyarakat.Partisipasi Masyarakat menjadi lebih tergerak dengan ikut aktifnya Kepala Desa dalam program tersebut, khususnya pada saat gotong-royong untuk merehabilitasi rumah tidak layak huni, partisipasi masyarakat memiliki tingkat partisipasi yang tinggi, karena terdorong dengan adanya kepala desa dan perangkatnya.Namun agak disayangkan partisipasi masyarakat dalam pemantauan program tersebut berada pada tingkat rendah dibandingkan dalam pelaksanaan rehabilitasi dan penerimaan hasil.Hal ini tidak dapat dipungkiri karena dalam tahap pemantauan dan evaluasi, masyarakat lebih memilih untuk mewakilkan diri pada Ketua, Bendahara, atau Sekretaris kelompok daripada untuk ikut memantaudan membuat laporan pertanggungjawaban sendiri. Hal tersebut juga menunjukkan bahwa masyarakat mempercayai tugas dari Kepala Desa, aparat Desa, dan juga kelompoknya dalam proses pemantauan dan evaluasi program RS-RTLH yang mungkin karena ketidakmampuan atau tidak adanya kesempatan sebagian masyarakat untuk ikut dalam tahap pemantuan dan evaluasi.

IV.

P

ENUTUP

A.

Simpulan

Hasil analisis yang telah dilakukan oleh peneliti tentang pengaruh kepemimpinan kepala desa terhadap partisipasi masyarakat dalam Program Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni (RS-RTLH) di Desa Mumbang Jaya, Kecamatan Jabung, Kabupaten Lampung Timur, maka diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:

(6)

1. Terdapat pengaruh antara kepemimpinan Kepala Desa terhadap partisipasi masyarakat Desa Mumbang Jaya dalam Program Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni (RS-RTLH). Hal tersebut berdasarkan pada Uji t melalui Uji Analisis Regresi Linear yang dilakukan diperoleh nilai t hitung > t tabel yaitu dengan nilai 8,336 > 2,001 dengan nilai signifikansi 0,000 < 0,05. Dengan adanya pemimpin yang baik dan mampu mengoptimalkan peran dan kualitas kepemimpinannya maka kepala desa dapat membangun dan meningkatkan partisipasi masyarakat Desa Mumbang Jaya, begitupun sebaliknya.

2. Kontribusi Kepemimpian Kepala Desa Mumbang Jaya dalam mempengaruhi partisipasi masyarakat adalah sebesar 54,5%, sedangkan sisanya yaitu sebesar 45,5% dipengaruhi oleh faktor lainnya yang tidak masuk dalam penelitian ini. Sementara itu, diperoleh juga koefisien korelasi (r) yaitu sebesar 0,738, dapat diartikan bahwa tingkat hubungan antara Kepemimpinan Kepala Desa Mumbang Jaya dengan Partisipasi Masyarakat termasuk pada kategori Kuat.

B.

Saran

Berdasarkan pada hasil penelitian ini, peneliti menyampaikan saran sebagai berikut:

1. Masyarakat Desa Mumbang Jaya masih kurang memantau pelaksanaan program Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni (RS-RTLH) khususnya pada pemantauan dana program dan evaluasi program. Pemerintah Desa harus memberikan kesempatan lebih dan mendorong masyarakat untuk melibatkan diri dalam proses pemantauan program. 2. Pemerintah desa dan para stakeholder

program ini harus meningkatkan keterlibatannya dalam pelaksanaan program, keterlibatan pemerintah dan stakeholder sangat diperlukan untuk mengangkat kemauan masyarakat untuk melaksanakan program Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni (RS-RTLH) 3. Kepala Desa perlu mempertimbangkan

untuk menerapkan gaya kepemimpinan lainnya seperti kepemimpinan transaksional dengan orientasi pada reward and punishment. Sebagian anggota menilai perlu adanya dorongan menggunakan hadiah sebagai penghargaan diri karena sudah terlibat

sebagai anggota. Hadiah yang diberikan tidak hanya berupa materi tetapi berupa penghargaan atas kinerja yang telah dilakukan untuk meningkatkan semangat dari masyarakat tetapi hadiah tersebut bukan dijadikan dasar anggota untuk aktif pada program Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni (RS-RTLH).

4. Perlu diadakan juga sistem monitoring secara berkala sehingga nantinya akan diketahui manfaat yang dirasakan dari selesainya Program Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni (RS-RTLH). dan juga diadakan musyawarah setelah selesainya pelaksanaan program sehingga masyarakat mempunyai kesempatan untuk memberikan masukan bagi kebaikan program tersebut kedepannya. 5. Dalam penelitian yang akan datang

sebaiknya melihat faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi partisipasi masyarakat untuk dijadikan variabel penelitian, diharapkan dapat memperjelas pengaruh terhadap partisipasi masyarakat dalam program sejenis. Adapun faktor-faktor lain yang dapat di usulkan seperti usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, lamanya tinggal di desa, tingkat penghasilan dan juga komunikasi.

V.

D

AFTAR

P

USTAKA

Sumber Buku:

Agustino, Leo. 2008. Dasar-dasar Kebijakan Publik. Bandung:CV. Alfabeta.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Ghozali. 2001. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Hamim, Alhusniduki., dkk. 1996. Mahasiswa dan

Pembangunan Masyarakat. Universitas

Lampung.

Kartono. Kartini. 2009. Pemimpin dan Kepemimpinan :Apakah Pemimpin Abnormal Itu?. Jakarta: Rajawali Pers.

Ndara, Taliziduhu. 1990. Pembangunan Masyarakat. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Pasolong, Herbani. 2008. Kepemimpinan Birokrasi. Bandung: Alfabeta.

Rianse, Usmandan dan Abdi. 2009. Metodologi Penelitian Sosial dan Ekonomi (Teori dan Aplikasi). Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2014. Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&B. Bandung: Alfabeta.

Winardi. 2000. Kepemimpinan Dalam Manajemen. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

(7)

Jurnal, Laporan Penelitian, Thesis dan Disertasi:

Akbar, Muh. Firyal. dkk. 2018. Jurnal: Partisipasi Masyarakat Dalam Perencanaan Pembangunan di Desa Jatimulya Kabupaten Boalemo. Program Studi Administrasi Publik. Universitas Muhammadiyah Gorontalo.

Deviyanti, Dea. "Studi tentang Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan di Kelurahan Karang Jati Kecamatan Balikpapan Tengah." Jurnal Administrasi Negara 1.2 (2013): 380-394.

Duadji, Noverman. "Partisipasi publik dalam pengambilan keputusan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) Provinsi Lampung." Jurnal Bina Praja: Journal of Home Affairs Governance 5.3 (2013): 197-203.

Duadji, Noverman. "Program Operasional PNPM Mandiri Perkotaan di Kota Bandar Lampung: Kajian Tentang Pelembagaan (Forum) Musyawarah." Sosiohumaniora, Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial dan Humaniora 17.2 (2015): 170-177.

Faedlulloh, Dodi. “Menggagas Ruang Publik Berbasis Demokrasi Deliberatif: Studi Dinamika Pengelolaan Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) di Jakarta Utara”. Jurnal Spirit Publik 12.2 (2017): 43-60

Meutia, Intan Fitri. "Waste Bank: The Strategy and Community-Based Environmental Governance." 2nd SHIELD 2017: 244. Nurhayati, Lista., Mareta Kemala Sari, dan

Yolamalinda. 2014. Jurnal: Pengaruh Kepemimpinan Dan Komunikasi Kepala Desa Terhadap Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan Desa Taikako Kecamatan Sikakap Kabupaten Kepulauan Mentawai. Pendidikan Ekonomi. STKIP PGRI Sumatera Barat. Prasetia, Rioga deri Alki. 2015. Skripsi:

Pengaruh kepemimpinan Lurah Terhadap Tingkat Partisipasi Masyarakat

Dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan (PNPM-MP) di Kelurahan Kedaton. Bandar Lampung. Ilmu Administrasi Negara. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas Lampung.

Suhendi, Ahmad., dan Mochammad Syawie. 2012. Jurnal: Pemberdayaan Keluarga Miskin Berbasis Komunitas Melalui Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni. Jakarta: Puslitbangkesos

Suradi. 2012. Jurnal: Studi Evaluasi Dampak Kebijakan Sosial:Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni bagi Keluarga Miksin di Kota Banjarmasin. Jakarta: Puslitbangkesos

Suroso, Hadi., dkk. 2014. Jurnal: Faktor-faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Masyarakat dalam Perencanaan Pembangunan di Desa Banjaran Kecamatan Driyorejo Kabupaten Gresik. Program Magister Jurusan Ilmu Adminitrasi Publik. Fakultas Ilmu Administrasi. Universitas Brawijaya.

Peraturan Perundang-undangan:

Peraturan Menteri (Permen) Sosial Republik Indonesia No.20 Tahun 2017 tentang Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni dan Sarana Prasarana Lingkungan Undang-undang nomor 1 tahun 2011 tentang

perumahan dan kawasan permukiman

Sumber Lain:

Badan Pusat Statistik. 2017. Profil Kemiskinan di Indonesia September 2017.

Data Rumah Tidak Layak Huni. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Direktorat Jenderal Penyediaan Perumahan. Direktorat Rumah Swadaya. http://datartlh.perumahan.pu.go.id (diakses pada 03/09/2018).

Gambar

Gambar 1. Kerangka Berpikir

Referensi

Dokumen terkait

Dari permasalahan ini maka muncul rumusan masalah yaitu bagaimana pola interaksi sosial antara keluarga miskin dan pelaksana program dalam penanggulangan kemiskinan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa makanan yang disajikan pada upacara perkawinan adat Jawa Tengah di desa sungai jambu, ada tiga macam yaitu makanan yang disajikan

Metode ini serupa dengan metode disc diffusion, dimana dibuat sumur pada media agar yang telah ditanami dengan mikroorganisme dan pada sumur tersebut diberi agen

Walaupun guru telah mengalami peningkatan dalam proses pembelajaran tetapi masih terdapat siswa yang berbicara dengan teman sebangku atau yang lain dari pada

Objek penelitian ini adalah keseluruhan proses dan hasil pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dalam rangka

Termasuk Dompet Peduli Ummat-Daarut Tauhiid Cabang Semarang yang membuat penulis ingin meneliti di lembaga ini dikarenakan dengan penghimpunan dana zakat dari muzakki yang

an dan kemauan untuk menyelaraskan perila- kupribadi dengan kebutuhan, prioritas dan tujuan organisasi” (Zainuddin, 2002: 38). Hal ini mencakup cara-cara mengembangkan

Agar pembahasan lebih terfokuskan pada sasaran pembahasan, maka kami akan paparkan beberapa kata kunci dalam definisi konseptual ini sesuai dengan judul kami yakni