• Tidak ada hasil yang ditemukan

KATA PENGANTAR. Demikian Renja Perubahan OPD DISSOSP3AKB Kabupaten Klaten Tahun 2019 ini disusun untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KATA PENGANTAR. Demikian Renja Perubahan OPD DISSOSP3AKB Kabupaten Klaten Tahun 2019 ini disusun untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

1 KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas segala rahmat dan hidayah-Nya Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Kabupaten Klaten telah dapat menyusun Perubahan Rencana Kerja (Renja) Perangkat Daerah Tahun 2019. Penyusunan Rencana Renja OPD ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Klaten yang di dalamnya memuat gambaran capaian kinerja tahun sebelumnya serta program dan kegiatan yang akan dilakukan pada tahun 2019 dengan memperhatikan pagu indikatif anggaran yang telah disusun dalam Renstra OPD Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DISSOSP3AKB) Kabupaten Klaten tahun 2016-2021.

DISSOSP3AKB Kabupaten Klaten merupakan OPD yang melaksanakan 3 urusan pemerintahan yaitu Urusan Sosial, Urusan Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak, dan Urusan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana yang kalau ditarik ke Pusat, 3 (tiga) urusan ini dilaksanakan oleh 2 Kementerian dan 1 Badan, sedangkan di Kabupaten Klaten hanya dilaksanakan oleh 1 (satu) Dinas dengan 3 (tiga) bidang. Mengingat begitu luasnya cakupan tugas pokok dan fungsi yang diemban, kami menyadari dalam penyusunan Renja Perubahan OPD ini banyak kendala yang dihadapi dan masih banyak kepentingan yang belum dapat diakomodir. Namun demikian dengan kerja keras dan kesadaran akan kepentingan bersama yaitu untuk memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing penyusunan Renja Perubahan ini dapat diselesaikan. Namun demikian mengingat begitu luasnya cakupan tugas pokok dan fungsi DISSOSP3AKB, kami menyadari bahwa Renja Perubahan ini masih jauh dari sempurna sehingga saran masukan dari seluruh pemangku kepentingan sangat kami harapkan guna penyempurnaan.

Demikian Renja Perubahan OPD DISSOSP3AKB Kabupaten Klaten Tahun 2019 ini disusun untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya

(2)

2 DAFTAR ISI Kata Pengantar 1 Daftar Isi 2 Bab I Pendahuluan 3 1.1 Latar Belakang 3 1.2 Landasan Hukum 4

1.3 Maksud dan Tujuan 5

1.4 Sistematika Penulisan 5

Bab II Hasil Evaluasi Renja Perangkat Daerah Tahun 2019 sampai dengan Triwulan II

7

2.1 Evaluasi Pelaksanaan Renja Perangkat Daerah Tahun 2019 sampai dengan Triwulan II

7

2.2 Analisis Kinerja Pelayanan Perangkat Daerah 9

Bab III Perubahan Rencana Kerja dan Pendanaan Perangkat Daerah 13

Bab IV Penutup 19

4.1 Catatan Penting yang perlu mendapat perhatian 4.2 Strategi Pemecahan Masalah

(3)

3 BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Rencana Kerja Perangkat Daerah adalah dokumen perencanaan Perangkat Daerah untuk periode 1 (satu) tahun. Penyusunan Renja Perubahan Perangkat Daerah berpedoman pada Perubahan Renstra Perangkat Daerah, hasil evaluasi hasil Renja Perangkat Daerah tahun lalu, dan hasil evaluasi hasil Renja Perangkat Daerah tahun berjalan. Rencana Kerja organisasi perangkat daerah Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Kabupaten Klaten Tahun 2019 merupakan Dokumen Perencanaan Perangkat Daerah untuk periode satu tahun, yang disusun berdasarkan Perubahan Rencana Strategis Perangkat Daerah DISSOSP3AKB Kabupaten Klaten Tahun 2016-2021 yang diselaraskan dengan masukan dan aspirasi dari pelaku pembangunan yang disampaikan melalui Forum SKPD dan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) dari tingkat desa/kelurahan sampat tingkat Kabupaten, dan memperhatikan hasil evaluasi terhadap pencapaian kinerja OPD pada tahun sebelumnya dan tahun sedang berjalan serta mengacu pada kebijakan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.

Sesuai dengan pasal 126 Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Peraturan Daerah tentang Peraturan Daerah Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, Serta Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah, penyusunan Renja harus mengacu Renstra dimaksudkan untuk menjamin kesesuaian antara program, kegiatan, lokasi kegiatan, kelompok sasaran, serta prakiraan maju yang disusun dalam Renja Perangkat Daerah dengan Renstra Perangkat Daerah. Sedangkan keharusan untuk mengacu pada hasil evaluasi hasil Renja Perangkat Daerah tahun lalu dan hasil evaluasi hasil Renja Perangkat Daerah tahun berjalan bertujuan untuk memastikan bahwa rumusan kegiatan alternatif dan/atau kegiatan baru yang disusun dalam Renja Perangkat Daerah dilakukan dalam rangka optimalisasi pencapaian sasaran Renstra Perangkat Daerah.

Renja Perubahan DISSOSP3AKB selanjutnya akan dijadikan bahan masukan dalam penyusunan pedoman dalam penyusunan kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Klaten Tahun Angaran 2019.

(4)

4

1.2. LANDASAN HUKUM

Landasan hukum Penyusunan Perubahan Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja SKPD) Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kabupaten Klaten Tahun 2019 adalah sebagai berikut :

1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah- daerah Kabupaten Klaten Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Tengah;

2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;

3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan;

4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan;

5. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025;

6. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang; 7. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara;

8. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;

9. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan;

10. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintahn Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;

11. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan;

12. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;

13. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

14. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah;

15. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang Standar Pelayanan Minimal;

16. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah;

17. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019;

18. Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2018 tentang Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2019;

19. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 3 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2005-2025;

20. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 5 Tahun 2019 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2018-2023;

21. Peraturan Daerah Kabupaten Klaten Nomor 7 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Klaten Tahun 2005-2025;

22. Peraturan Daerah Kabupaten Klaten Nomor 10 Tahun 2009 tentang Pokok- Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah;

23. Peraturan Daerah Kabupaten Klaten Nomor 5 Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Klaten Tahun 2016-2021 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Klaten Nomor 13 Tahun 2018 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Klaten Nomor 5 Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Klaten Tahun 2016-2021;

24. Peraturan Daerah Kabupaten Klaten Nomor 8 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Klaten;

25. Peraturan Daerah Kabupaten Klaten Nomor 26 Tahun 2018 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Klaten Tahun Anggaran 2019;

26. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

27. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan

(5)

5 Daerah tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, serta Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah;

28. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 22 Tahun 2018 tentang Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019;

29. Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 66 Tahun 2018 tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2019;

30. Peraturan Bupati Klaten Nomor 16 Tahun 2018 tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Klaten Tahun 2019 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bupati Klaten Nomor 32 Tahun 2019 tentang Perubahan Atas Peraturan Bupati Klaten Nomor 16 Tahun 2018 tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Klaten Tahun 2019;

31. Peraturan Bupati Klaten Nomor 59 Tahun 2018 tentang Penjabaran Anggaran dan Belanja Daerah Kabupaten Klaten Tahun Anggaran 2019 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bupati Klaten Nomor 14 Tahun 2019 tentang Perubahan Atas Peraturan Bupati Klaten Nomor 59 Tahun 2018 tentang Penjabaran Anggaran dan Belanja Daerah Kabupaten Klaten Tahun Anggaran 2019;

32. Peraturan Bupati Nomor 47 Tahun 2016 tentang Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Sosial, pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Kabupaten Klaten;

33. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang Standar Pelayanan Minimal;

1.3. MAKSUD DAN TUJUAN

Penyusunan Rencana Kerja ini dimaksudkan untuk memberikan pedoman dalam penyusunan RKA Perubahan Tahun 2019 dan pelaksanaan program kegiatan Tahun 2019 di OPD DISSOSP3AKB Kabupaten Klaten dengan tujuan :

1. Menjabarkan Rencana Strategis DISSOSP3AKB Kabupaten Klaten Tahun 2016-2021 2. Merumuskan program-program dan kegiatan-kegiatan prioritas untuk mengatasi

permasalahan dalam urusan pemerintahan bidang sosial, PPPA dan Dalduk KB di kabupaten Klaten Tahun 2019;

3. Mewujudkan kesinambungan program dan kegiatan DISSOSP3AKB dan keselarasan program dan kegiatan DISSOSP3AKB dalam pencapaian visi misi Bupati Klaten.

1.4. SISTEMATIKA PENULISAN

Sistematika penulisan Rencana Kerja Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Kabupaten Klaten tahun 2019 yakni :

BAB I PENDAHULUAN

Pada bagian ini dijelaskan mengenai gambaran umum penyusunan Renja Perubahan SKPD agar substansi pada bab-bab berikutnya dapat dipahami dengan baik yang menjelaskan tentang latar belakang, landasan hukum penyusunan, sistematika penulisan, serta maksud dan tujuan penyusunaan Renja DISSOSP3AKB Kabupaten Klaten.

BAB II HASIL EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPD TAHUN 2018

2.1 Evaluasi Pelaksanaan Renja Perangkat Daerah Tahun 2019 sampai dengan Triwulan II

Bab ini memuat kajian (review) terhadap hasil evaluasi pelaksanaan Renja DISSOSP3AKB Kabupaten Klaten Tahun 2019 sampai dengan Triwulan II dan perkiraan capaian tahun 2019 mengacu pada APBD Tahun 2019 serta dikaitkan dengan dengan pencapaian target Renstra DISSOSP3AKB Kabupaten Klaten berdasarkan realisasi program dan kegiatan pelaksanaan Renja tahun-tahun sebelumnya.

(6)

6 2.2 Analisis Kinerja Pelayanan Perangkat Daerah dan Isu-isu penting

Penyelenggaraan Tugas dan fungsi Perangkat Daerah

Sub bab ini menguraikan kajian terhadap capaian kinerja perangkat daerah berdasarkan indicator kinerja yang ditentukan dalam NSPK dan SPM serta terhadap IKK yang disesuaikan dengan tugas dan fungsi masing-masing Perangkat Daerah.

BAB III PERUBAHAN RENCANA KERJA DAN PENDANAAN PERANGKAT DAERAH

Berisi rumusan program dan kegiatan yang disertai indikator dan target kinerja serta kerangka pendanaannya baik yang mengalami perubahan maupun tidak mengalamai perubahan yang dituangkan dalam Form II.

BAB IV PENUTUP

Bab ini menjelaskan tentang Catatan penting yang perlu mendapat perhatian, baik dalam rangka pelaksanaannya maupun seandainya ketersediaan anggaran tidak sesuai dengan kebutuhan, kaidah-kaidah pelaksanaan dan rencana tindak lanjut Dinas Sosial Sosial Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Kabupaten Klaten Tahun 2019.

(7)

7 BAB II

EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA KERJA DINAS SOSIAL, PEMBERDAYAAN PEREMPUAN, PERLINDUNGAN ANAK DAN KELUARGA BERENCANA KABUPATEN

KLATEN TAHUN LALU

2.1. Evaluasi Pelaksanaan Renja Tahun 2019 Sampai dengan Triwulan II

Pada Renja Tahun 2019 telah ditetapkan 21 Program dan 72 Kegiatan guna memberikan pelayanan kepada masyarakat terkait dengan tugas pokok dan fungsi DISSOSP3AKB yang mencakup 3 urusan pemerintahan yaitu Sosial, PPPA dan Dalduk KB. Pelaksanaan Program/Kegiatan DISSOSP3AKB pada tahun 2018 dapat dikatakan mencapai target yang telah ditentukan dengan rincian sebagai berikut :

a. Realisasi Program/Kegiatan yang jauh tidak memenuhi target kinerja hasil/keluaran yang direncanakan ada 2 kegiatan yaitu :

1) Pengayoman KB belum ada realisasi

2) Pelayanan KB MOW (Metode Operasi Wanita) belum ada realisasi

b. Realisasi Program/Kegiatan yang telah berjalan walaupun belum memenuhi target kinerja hasil/ keluaran yang direncanakan ada 40 kegiatan, yaitu :

1) Penyediaan Jasa Surat Menyurat

2) Penyediaan Jasa Administrasi Keuangan 3) Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor 4) Penyediaan ATK

5) Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaan 6) Penyediaan Makanan dan Minuman

7) Rapat-rapat koordinasi ke Luar Daerah 8) Rapat-rapat koordinasi Dalam Daerah 9) Pemeliharaan rutin/berkala Gedung Kantor

10) Pemeliharaan rutin berkala Peralatan Gedung Kantor 11) Operasional Balai Penyuluhan KB

12) Operasional Distribusi Alokon

13) Operasional Penggerakan Program KKBPK di Kampung KB 14) Operasional Pembinaan Program KB bagi masyarakat oleh Kader 15) Dukungan Media KIT dan Manajemen

16) Advokasi Keadilan Restoratif 17) Rehabilitasi dan Pembinaan PMKS 18) Peningkatan Kualitas PLKSAI 19) Pemutakhiran Data Fakir Miskin

(8)

8 20) Fasillitasi Pengembangan P2TP2A

21) Advokasi Penguatan Kelembagaan PUG 22) Pelayanan KB Melalui Mobil Pelayanan 23) Pelayanan KB dengan Mitra Kerja

24) Penanganan dan Penecegahan Korban Kekerasan Berbasis Gender dan Anak ternasuk Traficking

25) Sosialisasi Deteksi Dini Kekerasan Terhadap Anak 26) Penyelenggaraan Rapat Koordinasi KB

27) Optimalisasi Kader PPKBD

28) Peningkatan Koordinasi dan pemberdayaan Forum Anak 29) Pengembangan dan Replikasi Desa Layak Anak

30) Pengembangan dan Replikasi Desa Layak Anak

31) Peningkatan Kemampuan dan Akses Berusaha Bagi Perempuan pada Sumber Daya Ekonomi

32) Peningkatan Peran Serta Organisasi Wanita 33) Peningkatan Mutu Pelaporan

34) Penyediaan Data dan Informasi Keluarga 35) Pemberdayaan TKSK

36) Pendamping Program Keluarga Harapan 37) Pemberdayaan Taruna Siaga Bencana

38) Pengembangan dan Pembinaan Kelompok BKB, BKR dan BKL 39) Peningkatan dan Pemberdayaan Kelompok UPPKS

40) Penyusunan Parameter Kependudukan

c. Realisasi Program/Kegiatan yang melebihi target kinerja hasil/keluaran yang direncanakan adalah pemeliharaan gedung kantor, dikarenakan ada kegiatan pindahan kantor sehingga pemeliharaan gedung segera dimulai;

d. Faktor-faktor penyebab tidak tercapainya, terpenuhinya atau melebihi target kinerja program/kegiatan adalah sebagai berikut :

1) Tidak tercapainya target kegiatan penyediaan Jasa Pengamanan Kantor disebabkan oleh tidak dilakukannya pengadaan THL Pengamanan Kantor;

2) Tidak tercapainya target kegiatan Peningkatan kualitas pelayanan, sarana, dan prasarana rehabilitasi kesejahteraan sosial bagi PMKS disebabakan kegiatan ini sifatnya penyediaan sehingga semakin sedikit PMKS yang dimasukkan ke Rumah Singgah dapat diukatakan lebih baik;

3) Tidak tercapainya target kegiatan Penanganan mayat terlantar disebabkan sedikitnya mayat terlantar yang perlu ditangani. Kegiatan ini sifatnya hanhya penyediaan yang apabila semakin sedikit maka kinerja semakin baik.

4) Tidak tercapainya target kegiatan Pengayoman KB disebabkan sedikitnya akseptor KB yang mengalami kegagalan, kegiatan ini sifatnya penyediaan sehingga semakin sedikit yag memerlukan tindakan pengayoman berarti lebih baik.

5) Tidak tercapainya target kegiatan Pelayanan KB MOW dikarenakan masih banyaknya WUS yang lebih menyukai pemakaian allat kontrasepsi Non MOW;

6) Tidak tercapainya target kegiatan Pembinaan dan rehabilitasi tuna sosial PGOT disebabakan oleh kurangya

(9)

9 7) Tidak terpenuhinya target kegiatan Pelayanan KB melalui mobil pelayanan disebabkan oleh kurangnya sosialisasi pelaksanaan pelayanan KB melalui mobil pelayanan;

8) Tidak terpenuhinya target kegiatan Pelayanan KB dengan mitra kerja disebabakan oleh kurangnya penggerakan akseptor oleh mitra kerja.

Sedangkan faktor-faktor yang menyebabkan terpenuhinya target kinerja program/kegiatan pada 65 kegiatan disebabkan oleh beberapa hal sebagai berikut :

1) Kesesuaian antara perencanaan anggaran dengan kebutuhan riil, misalnya Penyediaan ATK, Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik;

2) Adanya koordinasi dan dukungan lintas sektoral dalam pelaksanaan kegiatan;

3) Terpenuhinya kebutuhan anggaran pada perubahan anggaran 2018 sehingga kegiatan dapat terlaksana dengan baik.

e. Implikasi yang timbul terhadap target capaian program Renstra Perangkat Daerah

Tidak tercapainya target capaian program Renstra Perangkat Daerah pada tahun n-2 akan berpengaruh pada penyediaan anggaran dan penambahan target capaian pada tahun n+1 karena kalau hal itu tidak dilakukan maka target pada akhir Renstra kemungkinan besar tidak akan tercapai.

f. Kebijakan/tindakan perencanaan dan penganggaran yang perlu diambil untuk mengatasi faktor-faktor penyebab tersebut, antara lain :

1) Evaluasi pelaksanaan renja agar benar-benar dilakukan per triwulan dengan format yang sesuai dengan ketentuan sehingga deviasi capaian kinerja dan serapan anggaran dapat diketahui sejak awal dan segera dapat dilakukan pembenahan apabila memungkinkan; 2) Dari hasil evaluasi pelaksanaan renja apabila diketemukan ketidaksesuaian agar diambil

langkah untuk penambahan anggaran jika capaian kinerja belum mencukupi target yang disebabkan oleh kekurangan anggaran.

2.2 Analisis Kinerja Pelayanan Perangkat Daerah

Berdasarkan Peraturan Bupati Klaten Nomor 47 Tahun 2016 tentang Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Kabupaten Klaten pelaksanaan program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh DISSOSP3AAKB mencakup 3 urusan pemerintahan yaitu Urusan Sosial, Urusan Pemberdayaan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dan Urusan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana. Kinerja pelayanan Pertangkat daerah yang meliputi 3 (tiga) urusan pemerintahan tersebut pada dasarnya dapat dilaksanakan dengan baik walaupun masih ada beberapa yang belum sesuai target yang telah ditentukan. Untuk lebih jelasnya sebagaimana uraian di bawah ini :

a. Urusan Sosial

Indikaltor pelaksanaan SPM Sosial meliputi :

1) Persentase PMKS skala Kabupaten/Kota yang memperoleh bantuan sosial untuk pemenuhan kebutuhan dasar tercapai 44,5%

2) Persentase PMKS skala Kabupaten/Kota yang menerima program pemberdayaan sosial melalui Kelompok Usaha Bersama (KUBE) atau kelompok sosial ekonomi sejenis lainnya tercapai 0.31 %

3) Persentase Panti Sosial skala Kabupaten/Kota yang menyediakan sarana prasarana pelayanan kesejahteraan sosial tercapai 2,1 %

(10)

10 4) Persentase korban bencana skala kabupaten/kota yang dievakuasi dengan menggunakan sarana

prasarana tanggap darurat lengkap, tahun 2019 sampai dengan triwulan II tidak ada;

5) Persentase penyandang cacat fisik dan mental serta lanjut usia tidak potensial yang telah menerima jaminan sosial tercapai 2 %

b. Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

1) Adanya peningkatan secara signifikan jumlah kasus KDRT di Kabupaten Klaten, 2) Belum optimalnya pemenuhan dan perlindungan hak-hak anak;

3) Belum optimalnya upaya peningkatan sumbangan perempuan pada sektor ekonomi di luar pertanian;

4) Belum optimalnya program Pengarusutamaan Gender (PUG) termasuk penyusunan PPRG di Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Klaten.

5) Masih rendahnya peran serta perempuan di parlemen dan di pemerintahan.

c. Urusan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana

1) Pemilihan lokasi Kampung KB belum sesuai dengan indikator yang ditentukan akibatnya pencapaian indikator keberhasilan Kampung KB belum optimal;

2) Validitas data keluarga dan bina keluarga masih belum sesuai kenyataan; 3) Pendewasaan usia kawin pertama masih relatif tinggi;

4) Belum optimalnya pengetahuan remaja tentang KB; 5) Menumpuknya stok alokon jenis suntik.

6) Rendahnya ratio PKB dibandingkan dengan desa yang ada;

Dengan permasalahan-permasalahan tersebut di atas tentunya berdampak pada capaian kinerja program Renstra, dimana untuk target kegiatan tersebut juga tidak mencapai hasil yang optimal. Adapun langkah-langkah yang ditempuh untuk mengatasi faktor-faktor penghambat tersebut, yakni : a. Urusan Sosial

1) Koordinasi dan konsultasi ke Kementerian Sosial dan Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah khususnya untuk meningkatkan alokasi bantuan KUBE kepada PMKS;

2) Meningkatkan kapasitas dan mobilitas TKSK dengan memberikan pelatihan dan menyediakan sarana transportasi;

3). Meningkatkan akurasi dan validitas data PMKS termasuk menyusun data PMKS pilah gender;

4) Meningkatkan sosialisasi kepada Penerima Manfaat Bansos agar bagi yang sudah mampu untuk mengundurkan diri.

b. Urusan PPPA

1) Mempercepat pencapaian Anugerah Parahita Ekapraya (APE) sebagai bentuk penghargaan bagi KL/Daerah yang sudah berkontribusi pada pembangunan PPPA;

2) Meningkatkan pencapaian penghargaan Kabupaten Layak Anak dari Madya menjadi Nindya.

c. Urusan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana

1) Mengintensifkan pembinaan Kampung KB untuk memp[ercepat pencapaian indikator keberhasilan Kampung KB baik dari Aspek KKBPK masupun aspek lintas sekotoral; 2) Meningkatkan akurasi dan validitas data dan selalu melakukan pengecekan ulang di

(11)

11 3) Melakukan sosialisasi kepada remaja untuk mendewasakan usia kawin pertama dengan menggandeng Lintas sektoral baik dari instansi pemerintah, perguruan tinggi maapun lembaga kemasyarakatan;

4) Mengoptimalkan kinerja PKB yang ada.

Adapun evaluasi pelaksanaan program kegiatan secara lengkap disajikan dalam lampiran III.

Dalam menganalisis kinerja pelayanan yang diselenggarakan oleh suatu organisasi tentunya organisasi tersebut memerlukan suatu ukuran yang dijadikan tolok ukur guna mengukur tingkat capaian kinerja. Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Kabupaten Klaten sebagai penyelenggara pelayanan dalam bidang kesejahteraan sosial, pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana telah memiliki tolok ukur yang jelas yang digunakan dalam mengukur tingkat capaian kinerja Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Kabupaten Klaten, adapun ukuran yang digunakan ialah Indikator Kinerja Kunci (IKK) yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten Klaten. Capaian kinerja Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Kabupaten Klaten berdasarkan Indikator Kinerja Kunci (IKK) sebagai berikut :

a. Sarana dan prasarana sosial seperti panti yang ada di Kabupaten Klaten sampai dengan tahun 2019 sebanyak 14 Lembaga Kesejahteraan Sosial;

b. Persentase penyandang cacat baik fisik dan mental, serta lanjut usia yang tidak potensial yang telah menerima jaminan sosialyang diselenggarakan oleh Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Kabupaten Klaten pada tahun 2019 sebesar 2%, jumlah penyandang cacat baik fisik dan mental, serta lanjut usia yang tidak potensial yang telah menerima jaminan sosial pada Tahun 2018 sebanyak 18.905 orang dari jumlah penyandang cacat baik fisik dan mental, serta lanjut usia yang tidak potensial yang ada di Kabupaten Klaten sebanyak 21.307 orang;.

c. Persentase penanganan PMKS yang diselenggarakan oleh Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Kabupaten Klaten pada tahun 2018 sebesar 44,5%, jumlah PMKS yang ditangani pada Tahun 2018 sebanyak 109.240 orang dari jumlah PMKS yang ada di Kabupaten Klaten sebanyak 225.287 orang.

d. Peningkatan jumlah desa layak anak yang saat ini sudah mencapai 32 meningkat jika dibandingkkan tahun 2017 yang baru mencapai 20 desa atau meningkat 3 %

e. Peningkatan kekerasan terhadap perempuan dan anak dari tahun 2017 sebanyak kasus dilaporkan menjadi kasus pada tahun 2018 dimaknai sebagai kesadaran perempuan untuk melaporkan kekerasan yang dialami karena dimungkinkan kekerasan terhadap perempuan dan anak merupakan fenomena gunung es yang tampak kecil di permukaan tetapi sebenarnya yang banyak di bawah permukaan yang belum diungkap/dilaporkan.

f. Menurunnya TFR dari % pada tahun 2017 menjadi % dan menurunnya DO KB dari % tahun 2017 menjadi % pada tahun 2018 merupakan prestasi yanag membanggakan mengingat ratio PKB yang semakin rendah

g. Menurunnnya CPR dari 80,17% pada tahun 2017 menjadi 69,70% pada tahun 2018 merupakan capaian yang menggembirakan dan menjadi bukti keberhasilan dalam melakukan penyuluhan kepada PUS yang ada.

h. Selanjutnya meningkatnya persentase warga masyarakat yang memahami program KB juga bukti kerja keras dari seluruh para PKB dalam memberikan penyuluhan dan dukungan stakeholder yang ada.

(12)

12 i. Yang masih memerlukan perhatian serius adalah masih tingginya angka kelahiran pada

WUS 15-19 tahun yaitu pada angka 0.97%

BAB III

PERUBAHAN RENCANA KERJA DAN PENDANAAN PERANGKAT DAERAH

3.1. Telaahan terhadap Kebijakan Nasional

Persandingan antara prioritas Nasional, Proviinsi, Kabupaten dengan usulan Rencana Kerja Tahun 2019 sebagai berikut :

Kebijakan pusat Kebijakan Provinsi Prioritas Pembangunan Klaten Program dalam Renja 2019 Meuwjudkan masyarakat Indonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur melalui percepatan pemabngunan di berbagai bidang dengan menekankan terbangunnya struktur perekononomian yang kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif di berbagai wilayah yang didukung oleh SDM berkualitas dan berdaya saing

Prioritas pengurangan kemiskinan dan pengangguran Peningkatan kapasitas penyelenggaraan Tata kelola Pemerintahan Pemberdayaan fakir Miskin, Komunitas Adat terpencil (KAT) dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Lainnya Peningkatan

kualitas hidup dan kapasitas sumber daya manusia Jawa Tengah Penguatan ekonomi daerah Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial peningkatan kualitas Pembangunan Manusia Pembinaan para penyandang disabilitas, trauma, dan korban bencana

Pengurangan Tingkat Kemiskinan Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial Pemerataan Kualitas dan Kuantitas Infrastruktur Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Anak

Peningkatan

kelestarian lingkungan hidup dan sumber daya alam

Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan dan Anak

(13)

13

Peningkatan Peran

Serta Anak dan Kesetaraan Gender dalam Pembangunan Pelayanan Keluarga berencana Peningkatan Kesehatan Reproduksi Remaja Pembinaan Keluarga Sejahtera 3.1.1 Urusan Sosial

Penyelenggaraan kesejahteraan sosial merupakan salah satu prioritas pembangunan nasional sebagaimana diamanatkan oleh Undang Undang Dasar 1945 dan Undang-undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang penyelenggaraan kesejahteraan sosial. Yang dimaksud dengan penyelenggaraan kesejahteraan sosial ialah upaya yang terarah, terpadu, dan berkelanjutan yang dilakukan Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat dalam bentuk pelayanan sosial guna memenuhi kebutuhan dasar setiap warga negara, yang meliputi rehabilitasi sosial, jaminan sosial, pemberdayaan sosial, dan perlindungan sosial.

Tujuan penyelenggaraan kesejahteraan sosial menurut UU Nomor 11 Tahun 2009 sebagai berikut:

a. Meningkatkan taraf kesejahteraan, kualitas, dan kelangsungan hidup; b. Memulihkan fungsi sosial dalam rangka mencapai kemandirian;

c. Meningkatkan ketahanan sosial masyarakat dalam mencegah dan menangani masalah kesejahteraan sosial;

d. Meningkatkan kemampuan, kepedulian dan tanggungjawab sosial dunia usaha dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial secara melembaga dan berkelanjutan;

e. Meningkatkan kemampuan dan kepedulian masyarakat dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial secara melembaga dan berkelanjutan; dan

f. Meningkatkan kualitas manajemen penyelenggaraan kesejahteraan sosial.

Penyelenggaraan kesejahteraan sosial diprioritaskan kepada mereka yang memiliki kehidupan yang tidak layak secara kemanusiaan dan memiliki kriteria masalah sosial sebagai berikut :

a. Kemiskinan, yaitu kondisi sosial ekonomi masyarakat yang tidak mempunyai kemampuan dalam memenuhi kebutuhan pokok yang layak bagi kemanusiaan; b. Ketelantaran, yaitu pengabaian / penelantaran anak -anak dan orang lanjut usia

karena berbagai sebab atau kondisi tidak te rpenuhinya kebutuhan fisik, psikis, dan sosial secara wajar yang disebabkan oleh ketidakmampuan sosial ekonomi, dan pengabaian terhadap tugas dan tanggungjawab;

c. Kecacatan, yaitu hilang/terganggunya fungsi fisik atau kondisi abnormalitas fungsi struktur anatomi psikologi maupun fisiologis;

d. Keterpencilan, yaitu isolasi alam yang berakibat pada ketertinggalan yang dialami oleh komunitas adat terpencil atau kondisi kehidupan

(14)

14 komunitas sosial budaya lokal yang tinggal pada lokasi yang terisolir secara geografis dan sulit terjangkau serta belum ada kontak (interaksi) dengan dunia luar;

e. Ketunaan sosial dan penyimpangan perilaku, yaitu merupakan indikasi atas ketidakberhasilan fungsi sosial seseorang, yakni tergantungnya salah satu atau lebih fungsi yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan fisik, emosi, konsep diri dan juga kebutuhan religius,rekereasi dan pendidikan seseorang atau kondisi penyimpangan atau pelanggaran terhada p nilai dan norma sosial, moral, dan etika yang berlaku di masyarakat;

f. Korban bencana, yaitu perorangan, keluarga, atau kelompok masyarakat yang menderita baik secara fisik, mental, maupun sosial ekonomi sebagai akibat dari terjadinya bencana yang menyebabkan mereka mengalami hambatan dalam melaksanakan tugas-tugas kehidupannya; dan/atau

g. Korban tindak kekerasan, eksploitasi dan diskriminasi, yaitu orang (baik individu, keluarga atau kelompok) yang mengalami tindak kekerasan, baik dalam bentuk penelantaran, perlakuan salah, eksploitasi, diskriminasi dan bentuk-bentuk kekerasan lainnya maupun orang yang berada dalam situasi yang membahayakan dirinya sehingga menyebabkan fungsi sosialnya terganggu

Penyelenggaraan kesejahteraan sosial yang dilaksanakan oleh pemerintah maupun masyarakat meliputi:

a. Rehabilitasi sosial, yaitu proses refungsionalisasi dan pengembangan untuk memungkinkan seseorang mampu melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar dalam kehidupan masyarakat. b. Jaminan sosial, yaitu skema yang melembaga untuk menjamin seluruh rakyat agar dapat

memenuhi kebutuhan dasar hidupnya yang layak.

c. Pemberdayaan sosial, yaitu semua upaya yang diarahkan untuk menjadikan warga negara yang mengalami masalah sosial mempunyai daya, sehingga mampu memenuhi kebutuhan dasarnya. d. Perlindungan sosial, yaitu semua upaya yang diarahkan untuk mencegah dan menangani risiko

dari guncangan dan kerentanan sosial

3.1.2 Urusan Pemberdayaan Perempuan dan perlindungan Anak

Berdasarkan kebijakan nasional sesuai dengan tugas dan fungsi urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak mendukung terciptanya kondisi sebagai berikut:

a. Kesetaraan Gender

Kesetaraan Gender adalah kesamaan kondisi bagi perempuan dan laki-laki untuk memperoleh kesempatan dan hak-haknya sebagai manusia, agar mampu berperan dan berpartisipasi dalam kegiatan politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan dan keamanan, dan kesamaan dalam menikmati hasil pembangunan. Kesetaraan gender dapat dicapai dengan mengurangi kesenjangan antara penduduk perempuan dan laki-laki dalam mengakses dan mengontrol sumber daya, berpartisipasi dalam pengambilan keputusan dan proses pembangunan, serta mendapatkan manfaat dari kebijakan dan program pembangunan.

b. Keadilan Gender

Keadilan Gender adalah suatu kondisi yang adil antara laki-laki dan perempuan dalam menjalankan peran dan fungsinya. Keadilan gender tercipta apabila tidak terjadi diskriminasi

(15)

15 atau ketidakadilan meliputi: (1) sterotype artinya pemberian citra baku atau label/cap kepada seseorang atau kelompok yang didasarkan pada suatu anggapan yang salah atau sesat); (2) kekerasan (violence) artinya tindak kekerasan, baik fisik maupun non fisik yang dilakukan oleh salah satu jenis kelamin atau sebuah institusi keluarga, masyarakat atau negara terhadap jenis kelamin lainnya; (3) beban ganda (double burden), artinya beban pekerjaan yang diterima salah satu jenis kelamin lebih banyak dibandingkan jenis kelamin lainnya; (4) marjinalisasi artinya suatu proses peminggiran akibat perbedaan jenis kelamin yang mengakibatkan kemiskinan; dan (5) subordinasi artinya suatu penilaian atau anggapan bahwa suatu peran yang dilakukan oleh satu jenis kelamin lebih rendah dari yang lain.

c. Perlindungan Perempuan

Perlindungan perempuan menurut Kemen PPPA1 adalah segala upaya yang ditujukan untuk melindungi perempuan dan memberikan rasa aman dalam pemenuhan hak-haknya dengan memberikan perhatian yang konsisten dan sistematis yang ditujukan untuk mencapai kesetaraan gender.

d. Pemenuhan Hak Anak

Pemenuhan hak anak adalah segala kegiatan untuk menghormati, melindungi dan memenuhi hak-hak anak agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari segala bentuk kekerasan, eksploitasi, penelantaran dan perlakuan salah lainnya. Hak anak yang harus dipenuhi mencakup sebanyak 31 hak-hak anak yang sesuai dengan hasil Konvensi Hak-hak Anak (Convention On The Rights of The Child).

3.1.3 Urusan pengendalian pendudkdan keluarga berencana

Arah Kebijakan dan Strategi Nasional dalam Pembangunan Kependudukan dan Keluarga Berencana yang tertera pada Buku I RPJMN2015-2019 dan yang akan menjadi fokus dalam pelaksanaan Program Kependudukan dan Keluarga Berencana selama lima tahunke depan adalah:

a. Penguatan dan pemaduan kebijakan pelayanan KB dan kesehatan reproduksi yang merata dan berkualitas.

b. Penyediaan sarana dan prasarana serta jaminan ketersediaan alatdan obat kontrasepsi (Alokon) yang memadai di setiap fasilitas kesehatanKB dan jejaring pelayanan, serta pendayagunaan fasilitaskesehatan untuk pelayanan KB.

c. Peningkatan pelayanan KB dengan penggunaan MKJP untukmengurangi resiko drop-out maupun penggunaan non MKJPdengan memberikan informasi secara berkesinambungan untukkeberlangsungan kesertaan ber-KB serta pemberian pelayanan KBlanjutan dengan mempertimbangkan prinsip Rasional, Efektif danEfisien (REE).

d. Peningkatan jumlah dan penguatan kapasitas tenaga lapangan KBdan tenaga kesehatan pelayanan KB, serta penguatan lembaga ditingkat masyarakat untuk mendukung penggerakan danpenyuluhan KB.

e. Advokasi program kependudukan, keluarga berencana, danpembangunan keluarga kepada para pembuat kebijakan, sertapromosi dan penggerakan kepada masyarakat dalam penggunaanalat dan obat kontrasepsi KB.

f. Peningkatan pengetahuan dan pemahaman kesehatan reproduksibagi remaja melalui pendidikan, sosialisasi mengenai pentingnyaWajib Belajar 12 tahun dalam rangka

(16)

16 pendewasaan usiaperkawinan, dan peningkatan intensitas layanan KB bagi pasanganusia muda guna mencegah kelahiran di usia remaja.

g. Pembinaan ketahanan dan pemberdayaan keluarga melaluikelompok kegiatan bina keluarga dalam rangka melestarikankesertaan ber-KB dan memberikan pengaruh kepada keluargacalon akseptor untuk ber-KB.

h. Penguatan tata kelola pembangunan kependudukan dan KBmelalui penguatan landasan hukum, kelembagaan, serta data daninformasi kependudukan dan KB.

i. Penguatan Bidang KKB melalui penyediaan informasi dari hasilpenelitian/ kajian Kependudukan, Keluarga Berencana danKetahanan Keluarga serta peningkatan kerjasama penelitiandengan universitas terkait pengembangan Program KKBPK.

3.2. Tujuan dan Sasaran Renja Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Kabupaten Klaten

Tujuan adalah sesuatu kondisi yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 5 (lima) Tahunan. Tujuan DISSOSP3AKB Kabupaten Klaten sebagaimana dimuat dalam Renstra DISSOSP3AKB Tahun 2016-2021 adalah sebagai berikut :

a. Meningkatkan pencegahan permasalahan sosial dan pemerataan akses pelayanan bagi PMKS; b. Menurunnya laju pertumbuhan penduduk;

c. Meningkatkan kesetaraan gender dalam pembangunan dan kualitas pemenuhan hak anak serta per;indungan khusus anak

d. Peningkatan kualitas hidup dan perlindungan perempuan dan anak

Sasaran adalah rumusan kondisi yang menggambarkan tercapainya tujuan, berupa hasil pembangunan Daerah/Perangkat Daerah yang diperoleh dari pencapaian hasil (outcome) program Perangkat Daerah. Sasaran DISSOSP3AKB sebagaimana tersebut dalam Renstra DISSOSPE3AKB Tahun 2016-2021 adalah sebagai berikut :

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan

Target Tahun 2019 1 Meningkatnya upaya pencegahan

permasalahan sosial dan aksesibilitas PMKS dalam memperoleh pelayanan dan rehabilitasi yang berperspektif HAM

a. Persentase penanganan penyandang masalah kesejahteraan sosial

% 87

b. persentase penguatan kapasitas PSKS % 99 c. Persentase Penyandang Masalah

Kesejahteraan Sosial (PMKS)

% 13

2 Menurunnya angka kelahiran Total (Total Fertility Rate

a. Angka Kelahiran Total (Total Fertility Rate) / TFR % 2.12 3 Meningkatnya kapasitas perempuan, perlindungan perempuan dan anak

a. Indeks pemberdayaan gender (IDG) % 60.3

(17)

17 Berbagai sasaran yang ingin dicapai oleh Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Kabupaten Klatensebagaimana tersebut di atas, melalui Rencana Kerja Tahun 2019 ini dijabarkan ke dalam berbagai program dan kegiatan yang diharapkan mampu menunjang terhadap ketercapaian berbagai sasaran dari penyelenggaraan pelayanan kesejahteraan sosial di Kabupaten Klaten pada Tahun 2019.

3.2.1. Program dan Kegiatan

Dalam merumuskan program dan kegiatan yang akan dilaksanakan oleh Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Kabupaten Klaten pada Tahun 2019 tetap merujuk pada aturan-aturan yang tentunya DISSOSP3AKB perlu mempertimbangkan berbagai faktor yang sekiranya dapat mempengaruhi terhadap pencapaian tujuan. Adapun faktor-faktor tersebut antara lain target RPJMD Kabupaten Klaten Tahun 2019, pagu indikatif, lokasi kegiatan, serta SDM dan sarana penunjang lainnya yang dapat menentukan keberhasilan suatu program dan kegiatan.

Guna menunjang ketercapaian sasaran yang telah ditetapkan dalam Renstra DISSOSP3AKB Kabupaten Klaten Tahun 2016-2021 maka pada tahun 2019 ini disusun beberapa program dan kegiatan terkait penyelenggaraan urusan Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana. Adapun program dan kegiatan DISSOSP3AKB Kabupaten Klaten Tahun 2019 yang direncanakan dalam rencana kerja perubahan Tahun 2019 dapat dilihat pada tabel form 2.

(18)

18 BAB IV

PENUTUP

Penyusunan Rencana Kerja Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Kabupaten Klaten Tahun 2019 merupakan sebuah produk rencana kerjasama dari seluruh komponen organisasi melalui pembahasan-pembahasan yang melibatkan lintas sektoral dan lintas Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkungan Pemerintah Kabupaten Klaten.

Rencana Kerja yang telah tersusun ini tidak dapat semata-mata dijadikan sebuah komitmen, tetapi sangat penting sebagai pedoman dan acuan kerja bagi seluruh unsur Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Kabupaten Klaten dalam mewujudkan pencapaian Tujuan dan Sasaran Dinas.

4.1 Catatan penting yang perlu mendapat perhatian

Pelaksanaan program dan kegiatan sangat tergantung pada ketersediaan anggaran. Untuk pelayanan terutama pada penanganan PMKS tergantung anggaran/bantuan sosial yang disediakan baik pemerintah kabupaten klaten, provinsi Jawa Tengah dan Pemerintah pusat. Capaian kinerja untuk penanganan PMKS mengikuti anggaran yang telah disiapkan, ketika anggaran tidak sesuai kebutuhan maka capaian kinerja untuk penanganan PMKS pun rendah.

4.2 Strategi Pemecahan Masalah

Perubahan Renja Perangkat Daerah Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Kabupaten Klaten ini disusun atas partisipasi seluruh pelaku pembangunan melalui forum konsultasi publik untuk menghasilkan kesepakatan terutama sinkronisasi rencana kegiatan, penjelasan program dan kegiatan yang tercantum dalam agenda pembangunan daerah. Dengan entre−point (pokok−pokok) rencana, sebagai berikut :

a. Perubahan Renja Perangkat Daerah Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Kabupaten Klaten Tahun 2019 merupakan tahun ketiga pelaksanaan Renstra Perangkat Daerah dan mendukung Perubahan RKPD Tahun 2019. b. Proyeksi rencana belanja daerah diproyeksikan sebesar Rp. 14.832.215.000,- (Empat belas

milyar delapan ratus tiga puluh juta dua ratus lima belas ribu rupiah) untuk membiayai 21 program dengan 73 kegiatan.

Dokumen ini berfungsi sebagai acuan dan pedoman bagi Perangkat Daerah dalam melaksanakan tugas dan fungsi, serta menjadi acuan bagi masyarakat untuk mewujudkan partisipasinya sekaligus untuk mengevaluasi penyelenggaraan pemerintahan. Sehingga nantinya hasil kinerja penyelenggaraan kegiatan Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Kabupaten Klaten tahun 2019 diharapkan sebagai perwujudan tugas pokok dan fungsi dalam mendukung Visi daerah yakni: Mewujudkan Masyarakat Kabupaten Klaten yang Maju, Mandiri dan Berdaya Saing.

(19)

19 4.3 Kaidah Pelaksanaan

Perubahan Rencana Kerja Perangkat Daerah DISSOSP3AKB Kabupaten Klaten Tahun 2019 merupakan landasan dan pedoman dasar dalam rangka penyusunan Kebijakan Umum Perubahan APBD (KUPA) dan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara Perubahan (PPASP) Tahun Anggaran 2019. Perubahan Rencana Kerja Perangkat Daerah DISSOSP3AKB Kabupaten Klaten Tahun 2019 merupakan dokumen perencanaan perangkat daerah tahunan yang dalam proses penyusunannya berpedoman pada RKPD Perubahan Kabupaten Klaten Tahun 2019.

Agar pelaksanaan Renja Perangkat Daerah Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Kabupaten Klaten tepat waktu dan sasaran, maka perlu ditetapkan kaidah-kaidah pelaksanaannya sebagai berikut:

a. Perubahan Renja Perangkat Daerah DISSOSP3AKB Kabupaten Klaten Tahun 2019 tidak hanya memuat program-program dalam kerangka investasi pemerintah dan pelayanan publik, tetapi juga memuat kerangka ekonomi daerah, kebijakan keuangan daerah, prioritas pembangunan daerah, serta rencana kerja dan pendanaannya, baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah daerah maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat.

b. Sebagai pedoman penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD), Perubahan Renja Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Kabupaten Klaten disusun berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan juga Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah.

c. Dalam upaya sinkronisasi dan sinergi pelaksanaan setiap program dan kegiatan baik yang bersumber dari APBD maupun APBN/BLN, maka setiap Perangkat Daerah wajib disinkronkan dengan Perubahan Renja Perangkat Daerah Tahun 2019.

Referensi

Dokumen terkait

Rencana Kerja Perubahan Organisasi Perangkat Daerah (Renja-OPD) Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Bengkalis Tahun 2021 juga merupakan dokumen

Penyusunan Renja OPD ini sebagai implementasi Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 6 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Lampung

Rencana Kerja (Renja) Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Sinjai Tahun 2020 merupakan dokumen perencanaan OPD untuk periode (1) satu tahun yang memuat kebijakan, program

Di bawah ini kami informasikan hasil diskusi dengan Kepala Dinas Kehutanan Kabupaten Malinau dan beberapa pengertian serta prosedur pelaksanaan kegiatan yang dibiayai DR

Tujuan diambilnya penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor produktivitas tenaga kerja outsourcingtenaga kontrak yang mempengaruhi kinerja waktu proyek

Renja OPD digunakan sebagai dasar penyusunan Rencana Kerja Anggaran (RKA) Perangkat Daerah untuk penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten

Proses penyusunan Renja OPD Kecamatan Berbek Kabupaten Nganjuk tahun 2019 berdasarkan Renstra OPD Kecamatan Berbek Kabupaten Nganjuk tahun 2018 - 2023, dengan

Keberadaan kolom-kolom doric pada bagian serambi/pendopo ini merupakan hal yang menarik dari perpaduan kedua gaya arsitektur tradisional dan Eropa karena elemen