• Tidak ada hasil yang ditemukan

PANDANGAN ANGGOTA JEMAAT TERHADAP PENGINJILAN MELALUI KELOMPOK KECIL DI GEREJA MASEHI ADVENT HARI KETUJUHDISTRIK DAIRI SELATAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PANDANGAN ANGGOTA JEMAAT TERHADAP PENGINJILAN MELALUI KELOMPOK KECIL DI GEREJA MASEHI ADVENT HARI KETUJUHDISTRIK DAIRI SELATAN"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol.VIII no. 1, 2020

29

PANDANGAN ANGGOTA JEMAAT TERHADAP PENGINJILAN MELALUI KELOMPOK KECIL DI GEREJA MASEHI ADVENT

HARI KETUJUHDISTRIK DAIRI SELATAN

Marudut Matanari Joseph H Sianipar

STFT Surya Nusantara Pematangsiantar

Abstrak

Allah mendirikan jemaat-Nya dengan tujuan untuk memulihkan citra-Nya dalam diri manusia dan mengembalikan nya kepada kesempurnaan seperti ketika manusia diciptakan pertama kali di taman Eden. Dan salah satu metode yang harus digunakan jemaat untuk memulihkan kesempurnaa Tuhan dalam diri manusia adalah melalui kelompok kecil. Pembentukan kelompok kecil dalam jemaat mempunyai landasan yang kuat, baik di lihat dari sudut Alkitab maupun Roh Nubuat. Kelompok kecil adalah bersumber dari Allah. Sebagai suatu alat dalam penginjilan kelompok kecil mempunyai pengaruh yang besar terhadap penarikan jiwa. Meskipun kelompok kecil mempunyai pengaruh besar terhadap penarikan jiwa namun didapati beberapa jemaat Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh (GMAHK) tidak memiliki kelompok kecil sebagai suatu alat di dalam pekerjaan penginjilan. Mungkin karena anggota jemaat lebih sibuk melakukan pekerjaan rumah atau bisnis. Dan sekiranyapun dalam suatu gereja didapati kelompok kecil, tetapi kelompok-kelompok kecil itu tidak berjalan dengan sesungguhnya. Sehingga ada banyak kelompok kecil yang tidak berkembang oleh karena tidak berjalan dengan struktur yang ada. Hal ini terjadi biasanya karena anggota jemaat kurang paham terhadap bagaimana cara membentuk dan menjalankan kelompok kecil yang benar.

Key Word: Small Group, Care Group.

PENDAHULUAN

Tuhan sangat menginginkan umat-umatNya untuk menjalankan pekerjaan penginjilan melalui kelompok kecil yang harus dijalankan dengan teliti dan tepat agar kuasa Tuhan boleh berkenan di dalam kelompok tersebut sehingga kelompok itu dapat menghasilkan hasil yang baik.

(2)

Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol.VIII no. 1, 2020

30

Pada setiap zaman Allah rindu menolong umat-umatNya agar melalui mereka injil kerajaan itu dapat diterima dan tersebar di seluruh dunia. Hal ini ada kaitannya dengan kedatangan Kristus yang kedua kali, sebab dalam kitab injil disebutkan bahwa, “Injil kerajaan ini akan diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa, sesudah itu barulah tiba kesudahannya.”1 Sebagai pengikut Kristus adalah penting bagi kita untuk mengikuti prinsip-prinsipNya di dalam melakukan pekerjaan penginjilan.

White menulis:

“Ia mengizinkan pekerjaanNya dijalankan dengan teliti dan tepat supaya Ia dapat menempatkan diatasnya meterai persetujuanNya. Orang Kristen harus dipersatukan dengan orang Kristen, sidang dengan sidang, perantara manusia bekerja sama dengan Ilahi, setiap alat tunduk kepada Roh Kudus, dan semuanya bersatu untuk memberikan kepada dunia kabar baik tentang anugerah Allah.”2

Beberapa gereja ingin bertumbuh tetapi sangat disayangkan sebab mereka berada diatas fondasi yang kurang tepat dan sebagai akibatnya mereka mengalami kekecewaan yang besar. Dikatakan kurang tepat oleh karena anggota jemaat kurang memahami apa makna sesungguhnya tentang kelompok kecil. Oleh sebab itu, ketika gereja melakukan pekerjaan penginjilan harus meninggalkan ide-ide buatan manusia yang baik dan meniru model Alkitab yang penuh kuasa untuk usaha penarikan jiwa yang berhasil, salah satu diantaranya ialah model penginjilan kelompok kecil.

“Awal kelompok kecil adalah trinitas: Allah Bapa, Allah Anak, dan Roh Kudus.”3 Hal ini lebih jelas nampak pada saat penciptaan. Selanjutnya Alkitab menulis, “Allah berkata, baiklah kita (jamak) menjadikan manusia menurut

1

Alkitab, Lembaga Alkitab Indonesia, Jakarta: 1985 , Matius 24:14

2

Ellen G. White, Alfa dan Omega, Vol.7. (Bandung: Indonesia Publishing House, 1998), 77-78

3

Uni Indonesia Kawasan Barat, Kepemimpinan & Kesaksian Pribadi, (Jakarta, 1999), 97

(3)

Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol.VIII no. 1, 2020

31

gambar dan rupa kita.”4 Kata jamak “Kita” menunjukkan kepada ke-Allahan yang tritunggal.

Jimmy Long menulis, “Sebenarnya kelompok kecil telah dimulai sesudah penciptaan. Allah sering bekerja melalui kelompok keluarga dan kelompok kecil lainnya untuk mencapai tujuan-Nya. Allah menggunakan nabi Nuh yang terdiri delapan orang untuk menyatakan kepada dunia keinginan-Nya, yaitu agar umat-Nya tetap hidup dalam terang ataupun dalam kebenaran Tuhan.”5

“Gereja di padang belantara pada zaman Musa, adalah gereja yang terbesar dan belum mempunyai aturan dengan jumlah anggota 603.550 pria.”6

2.1.2 Kelompok Kecil Dalam Perjanjian Baru

LANDASAN TEORI

White menulis di dalam bukunya, “Maksud pembentukan kelompok kecil sebagai suatu bentuk kelompok dinamis adalah untuk meningkatkan kualitas dan fungsi, bahkan setidaknya keduanya.”7 Dalam bukunya White menulis, “Bersekutu bersama di dalam kasih dan kesatuan, saling mendorong satu dengan yang lain untuk lebih maju, masing-masing memperoleh keberanian dan kekuatan melalui pertolongan yang lain.”8 Ini berarti bahwa semua pekerja Allah akan lebih berhasil membentuk kelompok kecil jika dilakukan dengan bekerja bersama-sama.

Setiap pembentukan kelompok kecil akan berkuasa jika ada persatuan yang bertujuan untuk bersatu memuliakan Allah. Sebagaiaman White menulis bahwa biarlah kelompok-kelompok kecil itu bertemu di malam hari, di sore hari atau pagi-pagi sekali untuk mempelajari Alkitab. Biarlah mereka memiliki waktu

4

Alkitab, Lembaga Alkitab Indonesia, (Jakarta: 1985), Kejadian 1:26 5

Jimmy Long, Pemimpin Kelompok Kecil, Perkantas, (Jakarta: 1986), 14 6

Uni Indonesia Kawasan Barat, Kepemimpinan & Kesaksian Pribadi, (Jakarta, 1999), 98

7

Ellen G. White, The Ministry of Healing, Mountain View, (California: Pasific Press Publishing Association, 1942), 143

8

Ellen G. White, The Ministry of Healing, Mountain View, (California: Pasific Press Publishing Association, 1942), 22

(4)

Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol.VIII no. 1, 2020

32

untuk berdoa bersama-sama, sehingga mereka dikuatkan dan disucikan oleh Roh Kudus.9

Ron Nicholas menulis, ada empat komponen dari kehidupan kelompok kecil yang harus diperhatikan yaitu pengajaran, penyembahan, persekutuan, dan misi. Pengajaran adalah Allah memberi makanan untuk bertumbuh menjadi serupa dengan Kristus. Penyembahan adalah memuji dan memuliakan Allah dengan berpusat sifat, perbuatan dan firman-Nya. Persekutuan adalah persekutuan yang berpusat pada pengalaman masing-masing sebagai umat Kristen yang dibagikan anggota yang satu kepada yang lain. Misi adalah bergerak ke luar dengan kabar baik tentang kasih Kristus bagi orang-orang yang membutuhkan.10

Ron Nicholas juga menetapkan beberapa sasaran yang akan dicapai oleh kelompok kecil, antara lain:

1. Berdoa dengan sungguh-sungguh untuk memohon pimpinan Tuhan. 2. Melihat dalam Firman Tuhan apa yang ingin Tuhan bentuk dalam

kehidupan tiap-tiap pribadi maupun kehidupan kelompok kecil.

3. Meminta nasihat dari orang lain serta pendapat yang mampu untuk membangun kerohanian dalam kehidupan.11

Berbicara mengenai pengertian kelompok kecil, sebagaimana telah disebutkan didalam defenisi istilah yaitu: sebuah kelompok yang beranggotakan 3-12 orang yang dibangun pada dasar persamaan kebutuhan, harapan dan misi, sehingga mempunyai tujuan yang mendasar menemukan dan bertambah sejahtera didalam Kristus, dan kelompok kecil itu berfokus pada penginjilan yang terjalin didalam kehidupan gereja.

9

Ellen G. White, The Ministry of Healing, Mountain View, (California: Pasific Press Publishing Association, 1942), 195

10

Ron Nicholas, Pemimpin Kelompok Kecil, (Jakarta: Perkantas, 1986), 22-24

11

Elizabeth, Aggresive Evangelism in an Asian Mertopolis, (Jakarta: Majalah Chrisma, 1996), 54-56

(5)

Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol.VIII no. 1, 2020

33

David menuliskan, “kelompok kecil di kalangan agama Kristen merupakan suatu hal yang istimewa.”12 Kelompok kecil adalah delapan atau dua belas orang percaya sama-sama melayani anatara satu dengan yang lain, bertumbuh didalam kasih dan kesatuan, dan semangat serta memiliki komitmen yang penuh pada Kristus.

Membentuk kelompok-kelompok yang lebih kecil dan merelakannya dalam pelaksanaannya dalam pelayanan seorang pemimpin teruji akan melatih karunia-karunia rohani mereka, dapat mengembangkan kualitas pelayan yang mereka senangi, yang dalam perkumpulan besar sangat sulit didapatkan. Namun pembentukan kelompok kecil itu tidak membuat ibadah yang besar yang terpisah dari gereja induk, melainkan menjadi alat gereja, sebagai perpanjangan tangan gereja untuk merangkul dan mengaktifkan kemampuan potensial para anggotanya. Perkumpulannya ada di luar jam peribadahan umum gereja, yang mereka telah disetujui bersama.

Berbicara mengenai pembentukan kelompok kecil adalah berbicara tentang kepemimpinan yang benar. Kepemimpinan yang baik merupakan faktor utama dalam pelayanan kelompok kecil. Uni Indonesia Kawasan Barat menulis, “Seorang yang tidak suka mengadakan hubungan akan menuntun kelompok dengan cara yang autokratis atau yang sebaliknya, yang corak kepemimpinannya terlalu bebas sehingga kelompok itu terbawa hanyut, pasti akan mendapati kelompoknya akan terpecah.”13

Langkah-langkah memulai kelompok kecil adalah sebagai berikut:

(a) Kemukakan konsep ini pada komite sidang dan mintalah pendapat/persetujuan mereka. Kemukakan juga penjelasan-penjelasan pada seluruh anggota jemaat. Pilihlah 10-12 pemimpin kelompok yang berpotensi dan adakan pertemuan bersama mereka setiap minggu, selama 4-6 bulan sebagai kelompok kecil

12

Broughaam David, Church Growth a Teaching Manual (Pasadena: Fuller Theological Seminary, 1995), 90

13

Uni Indonesia Kawasan Barat, Kepemimpinan & Kesaksian Pribadi (Jakarta, 1999), 153

(6)

Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol.VIII no. 1, 2020

34

mempelajari caranya untuk memimpin pertemuan setiap minggu dengan melakukan itu dan bagaimana caranya memimpin kegiatan-kegiatan kelompok lain. (b) Pada akhir dari masa latihan doronglah anggota-anggota gereja dan pemimpin-pemimpin yang baru dilatih untuk mengorganiser kelompok-kelompok yang mempunyai anggota10-12 orang. Angkatlah wakil-wakil dari antara anggota setiap kelompok. Bekerjalah erat dengan pemimpin-pemimpin kelompok untuk 6 bulan berikut hingga jelas bahwa setiap kelompok berfungsi dengan baik. (c) Di sidang-sidang yang besar ada baiknya jika disediakan lebih dari satu pemimpin kelompok kecil. Umumnya pertambahan yang biasa di dalam jumlah kelompok oleh pembagian kelompok kecil, disaat kelompok kecil bertumbuh, akan melayani gereja-gereja yang memiliki bentuk yang sedang.14

Pembentukan kelompok kecil di jemaat MAHK dimaksudkan adalah sebagai salah satu alat yang efektif dalam penarikan jiwa dengan melibatkan seluruh anggota jemaat. Sebagaimana disebutkan oleh MAHK Uni Indonsia Barat bahwa pembentukan kelompok kecil mencakup empat tujuan kelompok kecil yaitu: (a) Keterlibatan setiap anggota, (b) Pembinaan, (c) Persekutuan dan (d) Jangkauan keluar.15 Kelompok kecil dimaksudkan bukan hanya sekedar penarikan jiwa tetapi lebih dari itu yaitu untuk melibatkan anggota jemaat, membina dan mendewasakan kerohanian serta bersatu untuk jangkauan keluar. Dengan demikian metode penginjilan melalui kelompok kecil sangat tepat dengan maksud sorga yaitu keterlibatan seluruh anggota. Roh Nubuat menjelaskan sebagai berikut: “Jika kita telah mengadakan penyerahan sepenuhnya dan segenap hati kepada pelayanan Kristus, Allah akan menghargai itu dengan kelimpahan Roh Suci-Nya tanpa batas, tetapi ini tidak akan terjadi sementara sebagian besar dari sidang bukanlah pengerja-pengerja yang ada bersama dengan Allah.”16 Selanjutnya White menulis: “Banyak yang mau bekerja jika mereka diajar

14

MAHK UIBB, Keterlibatan Anggota Dalam Misi Global, (Jakarta, 1998), 41-42

15

Ibid, 39 16

Ellen G. White, Review and Herald, (Washington, DC: Publishing Association,1986), 21

(7)

Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol.VIII no. 1, 2020

35

bagaimana memulaikannya. Mereka perlu diberi petunjuk dan didorong.”17 Melalui kelompok kecil dapat mengadakan pertemuan untuk belajar bersama-sama dan membahas tentang kabar injil.

Joel Comiskey menulis, “Para ahli gereja sel setuju bahwa sebuah kelompok harus cukup kecil bagi semua anggota supaya dapat tetap bebas memberikan dan membagikan kebutuhan-kebutuhan pribadi. Namun mereka tidak setuju akan adanya angka yang pasti. Banyak yang percaya bahwa ukuran yang ideal terletak diantara 8 sampai 12 orang.”18Inilah jumlah yang paling efektif.

Joel Comiskey menuliskan,

PEMBAHASAN

Melalui media kuesioner, penulis mencoba meneliti:“Apakah semua anggota Jemaat MAHK di distrik Dairi Selatan sudah melaksanakan kelompok kecil.”Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah para orang tua dan orang muda yang sudaha menerima babtisan kudus, yang terdaftar sebagai anggota jemaat MAHK se-distrik Dairi Selatan.

Tabel Populasi

No Nama Jemaat Jumlah Anggota Aktif

1 Jemaat Pangiringan 70 Orang

2 Jemaat Sibira 39 Orang

3 Jemaat Lae Siboban 38 Orang

4 Jemaat Buluh Ujung 48 Orang

Jumlah Anggota 195 Orang

17

Ellen G. White, Ministry of Healing, Mountain View, (California: Pasific Press Publishing Association, 1942), 149

18

Joel Comiskey, Ledakan Kelompok Sel, (Jakarta: Yayasan Media Buana Indonesia, 1998), 120

(8)

Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol.VIII no. 1, 2020

36

Sampel dalam penelitian ini berjumlah 50 orang yang dipilih secara acak dan dapat mewakili semua anggota jemaat di GMAHK se-distrik Dairi Selatan, seperti terlihat dalam tabel dibawah ini:

Tabel Sampel

No Nama Jemaat Jumlah Responden

1 Jemaat Pangiringan 23 Orang

2 Jemaat Sibira 16 Orang

3 Jemaat Lae Siboban 14 Orang

4 Jemaat Buluh Ujung 13 Orang

Jumlah Responden 66 Orang

Peneliti memakai kuesioner tertutup dimana jawaban sudah disediakan dan responden tinggal memilih. Ada 10 pertanyaan tersedia. Peneliti langsung bermohon kepada anggota jemaat untuk menjalankan kuesioner yang telah dibuat, kemudian kuesioner langsung dibagikan kepada responden, dan di kumpulkan pada hari itu juga.Pada analisa data ini penulis menggunakan system variabel tunggal karena penulis hanya meneliti satu variabel yaitu praktek kelompok kecil di satu distrik, maka rumus penulis gunakan adalah rumus presentase yaitu:

f = × 100%

karena penulis hanya memilih variabel tunggal. Dengan keterangan rumus sebagai berikut: f = Persentase yang dicari

X= Jumlah responden yang setuju

Y= Jumlah kuesioner yang dibagikan

Melalui rumusan diatas, peneliti akan mengadakan perhitungan item demi item untuk memperoleh jawaban berapa persen dari para orang muda dan orang tua selaku anggota jemaat MAHK se-Distrik Dairi Selatan yang sudah melaksanakan

(9)

Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol.VIII no. 1, 2020

37

kelompok kecil. Untuk mengatakan setiap item yang dinilai apakah ya, ragu-ragu, tidak. Maka dalam analisa ini dibatas.

50% - 100% = Ya

10% - 50% = Ragu-ragu

0% - 10% = Tidak

Dari hasil penelitian mengenai peran anggota jemaat dalam penginjilan kelompok kecil di GMAHK Distrik Dairi Selatan, maka ditemukanlah beberapa hasil penelitian sebagai berikut:

1. Awal Kelompok Kecil Adalah Trinitas

Dari 66 responden 24 (36,37%) diantaranya yang menyatakan “Ya” bahwa awal kelompok kecil adalah Trinitas, 41 (62,12%) yang masih menyatakan “Ragu-ragu” bahwa Trinitas itu adalah awal kelompok kecil, dan 1 (1,51%) yang menyatakan “Tidak” bahwa awal kelompok kecil adalah Trinitas.

2. Kelompok Kecil Sesuai Dengan Keterangan Alkitab Dan Roh Nubuat Dari 66 responden 55 (83,33%) yang menyatakan “Ya”, 8 (12,12%) menyatakan “Ragu-ragu”, 3 (4,55%) menyatakan “Tidak”.

Melihat tabel diatas 83,33% responden yang menyatakan “Ya” bahwa kelompok kecil sesuai dengan keterangan Alkitab dan Roh Nubuat. Dalam hal ini bahwa jemaat di distrik Dairi Selatan, lebih dari sebahagian sudah mengetahui bahwa kelompok kecil sesuai dengan keterangan Alkitab dan Roh Nubuat.

3. Kelompok Kecil Adalah Ide Yang Datang Dari Sorga

Dari 66 responden 53 (80,30%) menyatakan “Ya”, 5 (7,58%) menyatakan “Ragu-ragu”, 8 (12,12%) menyatakan “Tidak”.

4. Mempraktekkan Konsep Yesus Kristus Yaitu Kelompok Kecil Di Dalam Menginjil

(10)

Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol.VIII no. 1, 2020

38

Dari 66 responden 57 (86,36%) menyatakan “Ya”, 7 (10,61%) menyatakan “Ragu-ragu”, 2 (3,03%) menyatakan “Tidak”.

Maka dapat disimpulkan 86,36% responden yang menyatakan “Ya” bahwa mempraktekkan kelompok kecil dalam menginjil adalah konsep Yesus Kristus. Dalam hal ini menunjukkan bahwa jemaat di distrik Dairi Selatan sebagian sudah mengetahui bahwa konsep Yesus Kristus adalah menginjil melalui kelompok kecil.

5. Pelaksanaan Kelompok Kecil Adalah Cara Terbaik Untuk Penarikan Jiwa Dari 66 responden 30 (45,45%) menyatakan “Ya”, 36 (54,55%) menyatakan “Ragu-ragu”, 0 (0%) menyatakan “Tidak”.

Dengan kata lain, 54,55% responden yang menyatakan “Ragu-ragu” pelaksanaan kelompok kecil adala cara terbaik untuk penarikan jiwa. Dalam hal ini GMAHK Dairi Selatan masih ragu-ragu bahwa cara penarikan jiwa yang terbaik adalah melalui kelompok kecil.

6. Kelompok Kecil Di Rumah-Rumah Memberikan Suasana Yang Akrab Dari 66 responden 47 (71,21%) menyatakan “Ya”, 12 (18,18%) menyatakan “Ragu-ragu”, dan 7 (10,61%) menyatakan “Tidak”.

Itu berarti 71,21% responden yang menyatakan “Ya” bahwa kelompok kecil di rumah-rumah memberikan suasana yang akrab. Dari hal ini penulis dapat melihat bahwa anggota jemaat di Distrik Dairi Selatan sebahagian menyatakan kelompok kecil di rumah-rumah memberikan suasana yang akrab.

7. Kelompok Kecil Itu Bertemu Di Malam, Sore Atau Pagi-Pagi Hari Sekali Untuk Mempelajari Alkitab

Dari 66 responden ada 34 (51,51%) menyatakan “Ya”, 17 (25,76%) menyatakan “Ragu-ragu”, 15 (22,73%) menyatakan “Tidak”.

Melihat hasil diatas 51,51% responden yang menyatakan “Ya” kelompok kecil bertemu di malam, sore atau di pagi-pagi hari sekali. Dalam hal ini penulis dapat melihat bahwa anggota jemaat MAHK Distrik Dairi Selatan mengharapkan

(11)

Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol.VIII no. 1, 2020

39

agar pertemuan kelompok kecil itu dilaksanakan di malam, sore atau pagi-pagi hari sekali untuk belajar Alkitab bersama.

8. Maksud Pembentukan Kelompok Kecil Sebagai Suatu Bentuk Yang Hidup Dari 66 responden 52 (78,79%) menyatakan “Ya”, 10 (15,15%) menyatakan “Ragu-ragu”, dan 4 (6,06%) menyatakan “Tidak”.

Melihat tabel di atas bahwa ada 78,79% responden yang menyatakan “Ya” maksud pembentukan kelompok kecil sebagai suatu bentuk yang hidup. Dalam hal ini penulis dapat melihat bahwa anggota MAHK Distrik Dairi Selatan, lebih sebahagian mengetahui bahwa maksud pembentukan kelompok kecil sebagai kelompok yang hidup.

9. Sasaran Yang Akan Dicapai Oleh Kelompok Kecil Salah Satunya Yaitu Meminta Nasihat dan Pendapat Orang Lain

Dari 66 responden ada 28 (42,42%) yang menyatakan “Ya”, 9 (13,64%) menyatakan “Ragu-ragu”, 29 (43,94%) yang menyatakan “Tidak”.

Melihat hasil diatas 43,94% responden yang menyatakan “Tidak” sasaran yang akan dicapai oleh kelompok kecil salah satunya yaitu meminta nasihat dan pendapat orang lain. Dalam hal ini penulis boleh melihat bahwa anggota GMAHK Distrik Dairi Selatan belum memahami salah satu fungsi kelompok kecil adalah untuk meminta nasihat dan pendapat orang lain.

10. Apabila Corak Kepemimpinan Kelompok Itu Terlalu Bebas Akan Mengakibatan Hanyut (Terpecah)

Dari 66 responden ada 56 (84,85%) menyatakan “Ya”, 8 (12,12%) menyatakan “Ragu-ragu”, dan 2 (3,03) menyatakan “Tidak”.

Melihat hasil di atas bahwa 84,85% responden yang menyatakan “Ya” apabila corak kepemimpinan kelompok itu terlalu bebas akan mengakibatkan hanyut (terpecah). Dalam hal ini penulis memberikan analisa bahwa sebahagian anggota GMAHK Distrik Dairi Selatan menyatakan akan terjadi perpecahan di dalam kelompok apabila terjadi kepemimpinan yang terlalu bebas.

(12)

Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol.VIII no. 1, 2020

40

KESIMPULAN

Hasil penelitian ini mengenai peran anggota jemaat dalam penginjilan kelompok kecil di GMAHK Distrik Dairi Selatan, maka ditemukan kesimpulan sebagai berikut:

1. Anggota jemaat masih ada yang belum merasakan pentingnya penginjilan lewat kelompok kecil. Namun pada dasarnya mereka mau terlibat jika diarahkan dan mendapat bimbingan.

2. Dalam menjalankan kelompk kecil, para pemimpin hendaknya menyadari keterbatasannya dan bergantung sepenuhnya pada pimpinan Tuhan. 3. Komunikasi di antara anggota kelompok kecil dilakukan dengan jelas dan

terarah namun tetap menjaga batasan untuk tidak terlalu jauh sampai ranah yang bersifat pribadi.

4. Untuk kesegaran dalam pemahaman Alkitab, sangat dianjurkan agar setiap anggota kelompok kecil membaca buku-buku Roh Nubuat dan buku-buku lainnya yang berkaitan dengan kelompok kecil.

5. Saling menasehati diantara sesama anggota kelompok kecil dilakukan tanpa adanya intensi untuk melukai, membuat kepahitan, atau

merendahkan.

DAFTAR PUSTAKA

Alkitab, Lembaga Alkitab Indonesia, Jakarta: 1985.

Barrie U. Donato, Youth Leaders Handbook, The Church Ministries Departement General Conference of SDA Far Eastern, 1986.

Comiskey Joel, Ledakan Kelompok Sel, Jakarta: Yayasan Media Buana Indonesia, 1998.

David Broughaam, Church Growth a Teaching Manual Pasadena: Fuller Theological Seminary, 1995.

(13)

Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol.VIII no. 1, 2020

41

Elizabeth,Aggresive Evangelism in an Asian Mertopolis, Jakarta: Majalah Chrisma, 1996.

Galloway Dale, The Small Group Book, Grand Rapids, MI: Flaming H. Revell, 1995.

George Carl, How To Break Growth Barriers, Grand Rapids, MI: Flaming H Revell, 1995.

Hadaway C. Kirk, Stuart A. Wright dan Francis DuBose, Home Cell Groups and

House Churches, Nashville, TN: Broadman Press,1987.

Hastenes Roberta,Building Christian Community Through Small Groups, Pasadena: CA Fuller Theological Seminary, 1985.

Joko Subagyo, Metode Penelitian, Jakarta: PT. Rineles Citra, 1997.

Kannady Peggy, Church Growth and the Home Cell System, Seol, Korea: Church Growth International, 1995.

Laura Whintney, Researh Metodology, Los Angles: Core Publishing House, 2010. Long Jimmy, Pemimpin Kelompok Kecil, Perkantas, Jakarta: 1986.

Mallison Jhon, Growing Christians in Small Groups, London: Scripture Union, 1989.

Mark Michael C., The Synergy Church, Grand Rapids, Ml: Baker Book House.

Meire Paul, Gene A. A. Getz, Richard A. Meier dan Allen R. Doran, Filling the

Holes in Our Souls, Caring Groups that Build Lasting Ralationship,

Chicago: Moody Press, 1992.

Nasution S, Metode Research, Jakarta: Bumi Aksara, 1996.

Nicholas Ron, Pemimpin Kelompok Kecil, Jakarta: Perkantas, 1986.

Peace Richard dan PatSpinger, Rapha’s Handbook For Group Leader, Houston, TX: Rapha Publishing, 1991.

Seventh-day Adventist Encyclopedia, Washington DC: Review and Herald

Publishing Association, 1979.

Uni Indonesia Bagian Barat, Keterlibatan Anggota Dalam Misi Global, Jakarta, 1998.

(14)

Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol.VIII no. 1, 2020

42

Uni Indonesia Kawasan Barat, Kepemimpinan & Kesaksian Pribadi, Jakarta, 1999.

White E. G. , Alfa dan Omega, Vol.7, Bandung: Indonesia Publishing House, 1998.

. , The Ministry of Healing, Mountain View, California: Pasific Press Publishing Association, 1942.

Gambar

Tabel Populasi
Tabel Sampel

Referensi

Dokumen terkait

Beberapa para ahli mengomentari bagaimana korban pagi dan petang bangsa Israel diaplikasikan pada zaman ini khususnya dalam ibadah keluarga ialah, 1 Tidak perlu persembahan korban pada