• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI PEMBERDAYAAN KELOMPOK WANITA TANI (KWT) ARUM SARI DALAM PENGOLAHAN ABON LELE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STRATEGI PEMBERDAYAAN KELOMPOK WANITA TANI (KWT) ARUM SARI DALAM PENGOLAHAN ABON LELE"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI PEMBERDAYAAN KELOMPOK WANITA TANI (KWT) ARUM SARI DALAM PENGOLAHAN ABON LELE

(Studi Kasus KWT Arum Sari Desa Jimbung, Kec. Kalikotes, Kab. Klaten) Penelitian dilakukan guna memenuhi tugas mata kuliah

Pemberdayaan Ekonomi Mikro

Dosen : Dr. LV Ratna Devi Sakuntalawati, M.Si

Disusun oleh :

Amalia Friska Dyah N S252008002 Sindhu Dinasty P S252008015

PROGRAM STUDI MAGISTER SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET 2021

(2)

A. Judul

“Strategi Pemberdayaan Masyarakat Kelompok Wanita Tani (KWT) Arum Sari dalam Pengolahan Abon Lele di Desa Jimbung, Kecamatan Kalikotes, Kabupaten Klaten.” B. Latar Belakang

Pembangunan ekonomi pedesaan umumnya dimulai dari potensi-potensi yang dimiliki daerah tersebut. Baik sumber daya alamnya maupun sumber daya manusianya. Menurut BPS kebutuhan daging di Indonesia hingga tahun 2020 diperkirakan sebesar 302.300 Ton. Adapun ketersediaan daging di tahun 2020 berdasarkan produksi dalam negeri sebesar 165.478 Ton. Akibat dari banyaknya kebutuhan akan daging di Indonesia menyebabkan masyarakat harus pintar dalam membuat inovasi dalam bidang makanan salah satunya dengan membuat abon dari daging lele seperti yang terjadi di Desa Jimbung, Kecamatan Kalikotes Kabupaten Klaten dimana para wanita tani saling bekerja sama untuk membuat dan mengolah abon dari ikan lele. Ikan lele merupakan salah satu pangan sumber protein karena kandungan proteinnya berkisar antara 22,0 – 46,6% (Adebayo, 2016). Oleh karena itu, olahan berbahan dasar ikan lele dapat menjadi alternatif sumber protein.

Desa Jimbung sendiri merupakan salah satu dari 7 Desa yang berada yang berada di kecamatan Kalikotes, kabupaten Klaten. Desa Jimbung terdiri dari 106 RT dan 27 RW. Desa Jimbung berbatasan langsung dengan desa lain, di sebelah utara berbatasan dengan Desa Ngalas, Desa Jomboran, Desa Glodogan, dan Desa Ngemplak. Di sebelah timur berbatasan dengan Desa Krakitan, di sebelah selatan berbatasan langsung dengan Desa Kadibolo, Desa Sembung, dan Desa Sukorejo. Sedangkan di sebelah barat berbatasan langsung dengan Desa Kajoran.

Desa Jimbung terkenal dengan adanya tempat wisata berupa Sendang Bulus Jimbung menurut cerita masyarakat sekitar Sendang Bulus Jimbung dihuni oleh sepasang bulus/kura - kura bernama Kyai Poleng dan Nyai Poleng. Menurut legenda bulus/kura - kura tersebut adalah jelmaan abdi Dewi Mahdi yang berubah menjadi bulus dan hingga saat ini masih mendiami Sendang Bulus Jimbung tersebut. Selain terkenal karena objek wisatanya, desa ini juga terkenal dengan adanya berbagai potensi yang dimiliki oleh masyarakatnya, salah satunya adalah terkait budidaya ikan yang membuat desa ini menjadi cukup dikenal. Desa Jimbung memiliki luas wilayah dengan penggunaan lahan sebagai sawah, pemukiman, pemakaman, dan empang. Desa Jimbung menjadi salah satu desa dengan topografis tanah datar. Sebagian besar lahan dimanfaatkan oleh masyarakat untuk lahan pertanian dan perikanan, sehingga sebagian

(3)

besar masyarakat desa adalah petani dan peternak ikan. Untuk luas lahan yang digunakan sebagai lahan perikanan tersebut memiliki luas wilayah sekitar 5,41 Ha. Luasnya lahan yang digunakan untuk perikanan menunjukkan bahwa kebutuhan masyarakat akan hasil ternak atau budidaya ikan cukup tinggi. Potensi alam dan air yang mendukung di wilayah desa Jimbung tentunya menjadi nilai tambah dalam mendukung kesejahteraan masyarakat Desa Jimbung.

Situasi yang tergambar di desa Jimbung adalah bahwa Desa Jimbung memiliki potensi dalam hal pengembangan dari hasil budidaya ikan. Banyaknya pembudidaya ikan lele di Desa Jimbung bahkan hampir setiap RW memiliki tambak atau empang lele membuat KWT Arum Sari Desa Jimbung menggagas adanya potensi yang dapat diolah. KWT Arum Sari Desa Jimbung mengolah ikan lele menjadi abon lele, dimana supaya ikan lele tersebut dapat diolah secara maksimal dan dapat diperjualbelikan sebagai buah tangan dari Desa Jimbung. Namun, dalam prosesnya tidak berjalan dengan mulus, selain kendala yang dihadapi oleh KWT Arum Sari dalam kelompoknya sendiri yang berupa kurangnya kerjasama antar anggota, KWT Arum Sari juga mengalami kendala dalam proses pemasarannya yang bisa dikatakan masih tradisional. Padahal jika dilihat, KWT Arum Sari mampu mengolah ikan lele menjadi abon lele tersebut dengan baik, selain menggunakan alat - alat sederhana, KWT tersebut telah mendapatkan bantuan alat berupa spiner (alat pengering) dari Dinas Perikanan. Sehingga alat tersebut mampu dan telah digunakan oleh KWT Arum Sari dalam pengolahan abon lele. Namun, kendala seperti pemasaran itulah yang menjadi masalah sulit yang dihadapi oleh KWT Arum Sari.

Abon sendiri adalah sejenis makanan awetan yang umumnya terbuat dari daging (Sapi, Ayam, Kerbau) yang disuwir-suwir menjadi berbentuk seperti serabut, kemudian diberi bumbu dan digoreng. Dalam SNI 01-3707-1995 disebutkan bahwa abon adalah jenis makanan kering yang berbentuk khas terbuat dari daging, direbus disayat-sayat, dibumbui, digoreng dan kemudian di pres. Abon adalah produk daging awet yang telah lama dikenal oleh masyarakat, abon bisa awet disimpan berhari-hari hingga berbulan-bulan dalam kemasan yang kedap udara. Selain awet abon juga dikenal dengan harganya yang cukup bersahabat, enak, mudah dibuat, dan bisa dikonsumsi sebagai lauk maupun sebagai camilan, kini juga telah muncul berbagai inovasi kue yang terbuat dari abon. Abon termasuk salah satu makanan yang tahan lama yang memiliki protein tinggi dan memiliki kadar kolesterol yang rendah, yang sudah dikenal oleh masyarakat luas. Abon biasanya diolah dari daging sapi akan tetapi, daging ikan juga dapat

(4)

dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan abon. Menurut Karyono dan Wachid dalam Musyaddad dkk (2019) abon ikan merupakan produk olahan berbahan dasar ikan yang telah melewati beberapa proses seperti penggilingan, pemberian bumbu dan penggorengan. Dengan adanya ikan lele yang melimpah di Desa Jimbung, maka KWT Arum Sari melakukan pemberdayaan. Ikan lele menjadi salah satu bahan yang mudah didapatkan dan peralatan yang dibutuhkan sederhana membuat usaha abon ikan lele relatif tidak membutuhkan biaya investasi yang besar. Oleh sebab itu peluang bisnis abon ikan lele sangat terbuka bagi yang berminat mendirikan usaha baik untuk usaha sampingan maupun usaha rumahan (Sundari, Kusmayadi, Umbara, 2017). Ikan lele yang bisa dijadikan bahan baku pembuatan abon adalah ikan lele dalam kondisi segar, ukuran dumbo, warna dagingnya cerah, dagingnya terasa kenyal, dan tidak berbau busuk. Ciri fisik ikan lele mempunyai daging yang tebal, memiliki serat kasar dan tidak mengandung banyak duri (Aliyah, 2015).

Pembuatan usaha abon dengan bahan dasar lele seperti yang terjadi di Desa Jimbung, Kecamatan Kalikotes Kabupaten Klaten, merupakan inovasi pemberdayaan Kelompok Wanita Tani (KWT), yang telah mengembangkan usaha peternakan dan pertanian. Hal ini dipandang penting bagi masyarakat di desa Jimbung khususnya kelompok wanita tani, dalam upayanya untuk meningkatkan pendapatan dan memberikan kesejahteraan bagi keluarganya, karena diprediksi bahwa pembuatan abon dari ikan lele dapat mengalami penambah produksi. Disamping itu kelompok wanita tani akan mampu dalam meningkatkan produksi yang bersumber dari bahan dasar ikan lele yang tentunya juga dibarengi dengan peningkatan penghasilan, maka perlu digali potensi dari para wanita tani agar dapat menambah penghasilan keluarga petani yakni pemberdayaan kelompok wanita tani dalam usaha pembuatan abon lele. Pemberdayaan ibu - ibu yang tergabung dalam kelompok wanita tani (KWT) Arum Sari di Desa Jimbung, Kecamatan Kalikotes Kabupaten Klaten untuk mengolah ikan lele menjadi abon lele tentu memiliki potensi yang dapat berkembang cukup besar jika dikelola secara menyeluruh, dan dengan baik dan benar. Memang produk olahan abon lele ini bisa dibilang masih kurang begitu terkenal namun melalui sosialisasi dan juga pemberdayaan membuat masyarakat yang sebelumnya tidak berdaya menjadi berdaya maka tidaklah mustahil bila produk ini nantinya akan dapat dikenal secara luas oleh masyarakat.

Strategi ini diharapkan mampu menjawab analisis kebutuhan masyarakat, sekaligus menganalisa hal - hal yang dimungkinkan memunculkan kebutuhan -

(5)

kebutuhan baru masyarakat itu sendiri. Kebutuhan baru diakibatkan tergesernya sistem - sistem lama oleh sistem baru yang mewajibkan penggunaan teknologi sebagai alat maupun cara. Pengelolaan new model dalam memanfaatkan keberadaan teknologi digital bertujuan memenuhi kebutuhan - kebutuhan baru yang muncul akibat perkembangan modernisasi. Di antaranya adalah kebutuhan mengenai upaya pemasaran yang dianggap tepat agar dapat menyelamatkan usaha kelompok kecil agar dapat berkembang dan terus bertahan di tengah arus persaingan perdagangan.

C. Permasalahan

Permasalahan yang dihadapi oleh KWT Arum Sari desa Jimbung sangat beragam. Dimulai dari banyaknya anggota dari KWT Arum Sari desa Jimbung yang belum sadar akan potensi yang ada sehingga hanya beberapa anggota dari KWT tersebut yang sadar dan mampu mengolah ikan lele menjadi abon lele. Hal tersebut dikarenakan kurangnya sosialisasi yang dilakukan baik dari pihak kelompok wanita tani itu sendiri dengan antar anggotanya maupun dari pihak pemerintah. Selain itu masalah lain yang dihadapi oleh KWT adalah bentuk pemasaran yang dilakukan oleh para KWT Arum Sari ini masih terbilang tradisional dan terbatas, yakni membuat produk abon lele hanya apabila terdapat pesanan dan juga produknya hanya dijual dari warung ke warung sehingga yang tahu mengenai produk abon lele hanya orang-orang terbatas saja, membuat membuat produk abon buatan KWT Arum Sari ini sulit untuk dikenal luas oleh masyarakat. Dari permasalahan diatas maka dapat dirumuskan rumusan masalah penelitian sebagai berikut : “Bagaimana Strategi Pemberdayaan KWT Arum Sari Desa Jimbung guna mengolah Abon Lele?”

D. Tujuan Pemberdayaan

Tujuan dari adanya pemberdayaan yaitu :

1. Untuk mengetahui tentang strategi pemberdayaan yang dilakukan oleh KWT Arum Sari dalam pengolahan abon lele di desa Jimbung

2. Untuk mengetahui upaya strategi pemasaran yang efektif dari pengolahan abon lele di Desa Jimbung.

E. Urgensi/Perlunya Pemberdayaan Bagi Masyarakat Sasaran

Dengan masih banyaknya permasalahan - permasalahan yang dihadapi oleh KWT, maka perlu diterapkan strategi - strategi pemberdayaan yang tepat untuk dapat mengatasi permasalahan tersebut agar kegiatan KWT dalam memproduksi abon lele dapat terus berjalan dengan baik. Pemberdayaan adalah upaya untuk membangun daya masyarakat, dengan cara mendorong, memotivasi, dan membangkitkan kesadaran

(6)

masyarakat akan potensi - potensi yang dimilikinya sehingga masyarakat akan berupaya untuk mengembangkan potensi tersebut agar masyarakat menjadi sejahtera, mandiri dan terampil. Sehingga melalui adanya pemberdayaan diharapkan masyarakat dapat mengelola dan menggunakan potensi - potensi yang dimilikinya dengan lebih baik, khususnya untuk KWT yang terlibat secara langsung dalam proses pembuatan hingga pemasaran abon lele ini.

F. Metode Pengambilan Data

Metode pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini dengan pengambilan data primer dan pengambilan data sekunder pihak KWT Arum Sari yang. Dalam mengumpulkan data peneliti menggunakan teknik - teknik pengumpulan data sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi adalah suatu proses pengamatan yang dilakukan oleh peneliti dengan ikut mengambil bagian dalam kehidupan orang-orang yang akan diobservasi. Dari kegiatan ini peneliti melakukan observasi sepenuhnya dan peneliti bertindak sebagai orang dalam situasi sosial yang diteliti.

2. Wawancara

Wawancara adalah usaha mengumpulkan informasi dengan mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan dan dijawab secara lisan pula. Ciri utama dari interview ini adalah kontak langsung dengan tatap muka (face to face relationship) dengan sumber informasi (interviewer).

3. Studi Dokumen

Suatu alat atau cara untuk memperoleh data dengan mempelajari atau mengambil data yang sudah ada, seperti contoh dalam penelitian ruang lingkup desa maka yang diambil arsip-arsip desa (monografi desa, profil desa, register pendataan desa), buku-buku, informasi dari internet dan seterusnya

G. Daftar Pustaka

https://www.bps.go.id/linkTableDinamis/view/id/1038 (Diakses 31 Maret 2020) Dipo, dkk. 2016. Pengaruh Penambahan Bubuk Genjer (Limnocharis Flava) Terhadap

Mutu Abon Ikan Patin (Pangasius Hypopthalmus). Jurnal Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau.

Adebayo I.A., Fapohunda, O.O., dan Ajibade, A.O., 2016, Evaluation of nutritional quality of clarias gariepinus from selected fish farms in Nigeria, Am. J. Food Sci. Nutr. Res. vol 3(4):56–62.

(7)

Musyaddad, Armyn; dkk. 2019. Produksi Abon Ikan Lele Sebagai Alternatif Usaha untuk Meningkatkan Perekonomian Masyarakat Desa Pelutan. AJIE - Asian Journal of Innovation and Entrepreneurship. 4(3): 199-206.

Sundari, R. S., Kusmayadi, A., Umbara, D.S., 2017, Komparasi Nilai Tambah Agroindustri Abon Ikan Lele dan Ikan Patin di Tasikmalaya, Jurnal Pertanian Agros, vol. 19(1): 45-54 e-ISSN 2528-1488.

Aliyah, R., 2015, Strategi Pengembangan Usaha Pengolahan Abon Ikan (Studi Kasus Rumah Abon Di Kota Bandung), Jurnal Perikanan Kelautan, vol 6(2): 78-84. H. Dokumentasi

(8)

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan definisi itu, komunikasi antar pribadi dapat berlangsung antara dua orang yang memang sedang berdua-duaan atau antara dua orang dalam suatu pertemuan. Komunikasi

Secara teoritis semakin besar penambahan SDS ke dalam larutan polimer, maka permeabilitas membran selulosa asetat semakin besar, karena dengan semakin besarnya penambahan SDS

Komunikasi dosen pembimbing dengan masyarakat (misalnya dalam menjembatani komunikasi antara mahasiswa dengan

Karenanya, negara harus berperan aktif secara bersama-sama dengan segenap masyarakat untuk mewujudkan dan memberikam perlindungan yang memadai kepada anak- anak dari berbagai

Hasil identifikasi daerah yang sering mengalami hujan asam tinggi dari hasil overlay peta isopleth pH th 1999-2009 di Wilayah industri Citeureup- Bogor Cibinong

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id.. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Mengingat bentuknya yang tergolong sebagai benda bergerak tidak berwujud dan baru akan diperoleh di kemudian hari, serta tidak adanya bukti pasti mengenai piutang yang

Untuk mengetahui sistem penyimpanan obat di Gudang Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah Naibonat yang meliputi pengaturan tata ruang, cara penyimpanan obat,