• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PELAKSANAAN

KEGIATAN PENGABDIAN KEPADA

MASYARAKAT

APLIKASI TEKNOLOGI TEPAT GUNA YANG BERBASIS TRI

HITA KARANA DALAM PERENCANAAN TEKNIS PENATAAN

PURA KARANGASEM DI BANJAR PESALAKAN DESA TUBAN,

KECAMATAN KUTA - BADUNG

Oleh:

Dr. Ir. I Nyoman Sutarja, MS 19580305 198601 1 001

Ir. I Gusti Ngurah Oka Saputra, MT 19591006 198702 1 003

Ir. Nengah Keddy Setiada, MT 19520707 198303 1 003

Ir. I Gusti Ketut Sudipta, MT 19560302 198603 1 001

Ir. N. Martha Jaya, MconstMgt, Ph.D., GCInstCES 19590214 198801 1 001

Dibiayai dari DIPA PNBP Universitas Udayana Dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Pengabdian

Nomor : 248-42/UN14.2/PKM.01.03.00/2015 Tanggal : 21 April 2015

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS UDAYANA

2015

(2)
(3)

RINGKASAN

Keberlanjutan pembangunan Pura Karangasem yang berlokasi di Banjar

Pesalakan, Desa Tuban, Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung, memerlukan

perencanaan akurat yang meliputi tata letak yang jelas, gambar detail dan rencana anggaran biaya yang dibutuhkan.

Dalam proses perencanaan dan perancangan pura digunakan dua buah konsep atau pendekatan yaitu, konsep teknologi tepat guna dan konsep tri hita karana. Teknologi tepat guna diaplikasikan dalam pemilihan bahan, dan tri hita karana diaplikasikan dalam pemilihan tata letak dan bentuk.

Perencanaan ini menghasilkan gambar denah pura Karangasem secara keseluruhan yang menunjukkan tata letak pelinggih beserta bangunan pendukung lainnya, gambar detail bangunan bale kulkul, bale gong dan rencana anggaran biayanya.

(4)

KATA PENGANTAR

Kegiatan Pengabdian Masyarakat merupakan salah satu butir dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu melaksanakan serangkaian aktifitas dalam rangka kontribusi perguruan tinggi terhadap masyarakat yang bersifat kongkrit dan langsung dirasakan manfaatnya. Aktifitas ini dilakukan oleh anggota civitas akademika perguruan tinggi terhadap masyarakat yang bersifat non profit. Pengabdian kepada masyarakat sudah merupakan komitmen universitas di Indonesia, khususnya bagi Universitas Udayana (Unud) sejak awal didirikannya. Implementasi dari kegiatan tersebut salah satunya adalah Aplikasi Teknologi Tepat Guna Yang Berbasis Tri Hita Karana Dalam

Perencanaan Teknis Penataan Pura Karangasem di Banjar Pesalakan, Desa Tuban,

Kecamatan Kuta – Badung.

Hasil akhir dari pengabdian ini adalah : a) terwujudnya gambar rencana teknis pembangunan bale gong dan bale kulkul di Pura Karangasem, banjar Pesalakan, Desa Tuban, dab b) tersusunya rencana anggaran biaya yang dibutuhkan untuk membangun bale gong dan bale kulkul di Pura Karangasem tersebut.

Pada kesempatan ini diucapkan terimakasih kepada Jero Pemangku dan Pengempon Pura, atas kepercayaannya yang diberikan kepada kami; terimakasih juga disampaikan kepada rekan-rekan anggota tim yang terlibat pada kegiatan ini. Terimakasih yang tak terhingga kami sampaikan kepada Bidang Pengabdian Kepada Masyarakat dari LPPM Universitas Udayana atas dukungan dana melalui program Pengabdian kepada Masyarakat. Semoga kegiatan ini bermanfaat bagi masyarakat Desa Tuban dalam pengembangan dan pembangunan Pura Karangasem.

(5)

DAFTAR ISI Hal. HALAMAN JUDUL ……… i HALAMAN PENGESAHAN ………. ii RINGKASAN ………....……….. KATA PENGANTAR ……….. iii iv DAFTAR ISI ………...………. v DAFTAR TABEL ……….……….. DAFTAR GAMBAR ……..……….. DAFTAR LAMPIRAN …………..……….. vi vii viii BAB I PENDAHULUAN ……… 1 1.1 Analisa Situasi ……….. 1 1.2 Rumusan Masalah ………...……….. 1

BAB II TUJUAN DAN MANFAAT ……… 3

2.1 Tujuan Kegiatan ………....……… 3

2.2 Manfaat Kegiatan ……….. 3

BAB III PELAKSANAAN KEGIATAN ………. 4

3.1 Realisasi Pemecahan Masalah ………... 4

3.2 Khalayak Sasaran Strategis ………...……….. 5

3.3 Metode Kegiatan ………...………… 5 3.4 3.5 Jadual Kegiatan …………...….. Kegiatan Evaluasi ... 6 6 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN KEGIATAN ……...…... 7

4.1 Hasil ……….. 7

4.2 Pembahasan ………...……… 16

BAB V SIMPULAN DAN SARAN …...………... 19

4.1 Simpulan ……….……….. 19

4.2 Saran ………...……… 19

DAFTAR PUSTAKA ……….……….. 20 LAMPIRAN - LAMPIRAN

(6)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1, Jadual Pelaksanaan Kegiatan ... 6

Tabel 4.1, Kebutuhan Biaya Pembangunan Bale Kulkul ... 14

Tabel 4.2, Kebutuhan Biaya Pembangunan Bale Gong dan Pesimpenan ... 15

(7)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1, Alur Perencanaan, Pelaksanaan dan Pemeliharaan ... 5

Gambar 4.1, Denah Pura Karangasem ... 8

Gambar 4.2, Sisi Madia Mandala Bagian Barat ... 9

Gambar 4.3, Sisi Madia Mandala Bagian Barat ... 10

Gambar 4.4, Bale Kulkul ... 11

Gambar 4.5, Bale Gong dan Pesimpenan ... 12

(8)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1, Organisasi Pelaksana

Lampiran 2, Struktur Pengurus Pura Karangasem Tuban

Lampiran 3, Gambar Detail Bale Kulkul, Bale Gong dan Pesimpenan Lampiran 4, Surat Perjanjian Pelaksanaan Pengabdian

Lampiran 5, Surat dari Panitia Pembangunan Pura Karangasem, Tuban

(9)

I. PENDAHULUAN

1.1 Analisa Situasi

Pembangunan Pura Karangasem yang berlokasi di Banjar Pesalakan, Desa Tuban, Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung, belum mempunyai tata letak yang jelas, belum mempunyai gambar detail dan rencana anggaran biaya yang dibutuhkan untuk pembangunan Bale Gong dan Bale Kulkul. Gambar Rencana dan RAB merupakan panduan bagi masyarakat Banjar Pesalakan dalam pelaksanaan pembangunan, sehingga akan tercapai sasaran pembangunan yang tepat Biaya, tepat Mutu dan tepat Waktu (BMW).

Perencanaan ini memerlukan beberapa tenaga ahli, seperti arsitek, konstruktur dan lain sebagainya. Tenaga ahli ini tidak dimiliki oleh masyarakat Banjar Karangasem, sehingga memerlukan bantuan ke Fakultas Teknik, sesuai dengan surat permohonan dari Panitia Pembangunan Pura Karangasem, Nomor : 01 /PPPK /II/2015, tertanggal 2 Pebruari 2015.

Berdasarkan keadaan seperti tersebut di atas dan didasari dengan niat baik, Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Udayana merasa berkewajiban untuk membantu dalam hal layanan teknis seperti pengukuran dan pemetaan topografi serta perencanaan teknis kawasan Pura Karangasem di Banjar Pesalakan. Perencanaan ini telah mengaplikasikan Teknologi Tepat Guna (memenuhi kaedah teknis, ekonomis, ergonomis, sesuai dengan sosial budaya setempat, hemat energy, tidak merusak lingkungan dan sesuai dengan kondisi kekinian), berbasis pada filosofi Tri Hita Karana.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan analisis situasi yang telah diuraikan diatas, maka dapat dirumuskan masalahnya sebagai berikut:

(10)

a. Bagaimana gambar teknis rencana pembangunan bale gong dan bale kulkul untuk pura Karangasem yang memenuhi kaedah Teknologi Tepat Guna dan filosofi Tri Hita Karana.

b. Berapa besar biaya yang dibutuhkan untuk pelaksanaan pembangunan tersebut

(11)

II. TUJUAN DAN MANFAAT

2.1 Tujuan Kegiatan

Tujuan dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat di Pura Karangasem yang telah dilaksanakan adalah :

a. Untuk mewujudkan gambar rencana teknis pembangunan bale gong dan bale kulkul di Pura Karangasem, banjar Pesalakan, Desa Tuban.

b. Menghitung biaya yang dibutuhkan untuk membangun bale gong dan bale kulkul di Pura Karangasem.

2.2 Manfaat Kegiatan

Pengabdian ini dapat mewujudkan gambar rencana teknis dan rencana anggaran biaya pembangunan bale gong dan bale kulkul Pura Karangasem di Banjar Pesalakan, yang sesuai dengan kaedah-kaedah teknologi tepat guna dan filosofi Tri Hita Karana.

(12)

III. PELAKSANAAN KEGIATAN

3.1 Realisasi Pemecahan Masalah

Langkah-langkah kegiatan yang ditempuh di dalam melakukan pengabdian ini adalah sebagai berikut:

1. Setelah surat permohonan dari Panitia Pembangunan Pura Karangasem masuk ke Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Udayana (copy surat terlampir), Ketua Jurusan menginformasikan kepada para staf bahwa ada celah pengabdian masyarakat di Banjar Karangasem, Desa Tuban.

2. Dengan informasi ini dosen-dosen yang berminat menyatakan diri untuk melakukan pengabdian, sehingga terbentuklah Tim Pengabdian Masyarakat di Pura Karangasem, Desa Tuban.

3. Tim mulai rapat, untuk menyamakan persepsi serta membuat usulan pengabdian dan menyerahkannya ke LPPM, melalui usulan Hibah Udayana Mengabdi

Setelah terbentuk tim mulai bekerja dengan tahap-tahapan rencana pekerjaan sebagai berikut:

1. Tim mengadakan penjajagan ke lapangan termasuk menemui Panitia Pembangunan dan masyarakat penyungsung pura Karangasem di Banjar Pesalakan. Model Kegiatannya adalah Focus Group Discussion (FGD) untuk menangkap keinginan masyarakat.

2. Tim mengadakan rapat lagi untuk merencanakan pekerjaan agar sesuai dengan permintaan pemohon.

3. Proses Perencanaan (Gambar dan RAB)

4. Presentasi atau sosialisasi hasil perencanaan untuk mendapatkan masukan dari masyarakat.

5. Perencanaan final 6. Pembuatan laporan

(13)

7. Penyerahan hasil perencanaan final kepada masyarakat 8. Penyerahan laporan ke LPPM

3.2 Khalayak Sasaran Strategis

Pengabdian kepada masyarakat ini telah melibatkan dosen dari jurusan Arsitektur sebagai perancang Arsitektur Tradiasional Bali untuk bangunan bale gong dan bale kulkul. Dosen dari jurusan Teknik Sipil telah merancang struktur bangunan dan menghitung biaya yang dibutuhkan untuk membangunnya. Masyarakat penyungsung pura Karangasem menjadi khalayak sasaran strategis, yang telah menerima hasil rancangan dari tim pengabdian.

3.3 Metode Kegiatan

Perencanaan ini dianalisis menggunakan pendekatan SHIP (yaitu: Sistemik, Holistik, Interdesipliner, dan Partisipatori), Proses perencanaan telah menerapkan Teknologi Tepat Guna yang berbasis pada Tri Hita Karana, sehingga akan terwujud hasil perencanaan yang sesuai dengan keinginan masyarakat pengguna yaitu penyungsung Pura Karangasem. Alur perencanaan, pelaksanaan dan pemeliharaan seperti Gambar 3.1.

Gambar 3.1, Alur Perencanaan, Pelaksanaan dan Pemeliharaan

(14)

3.4 Jadwal Kegiatan

Jadual kegiatan pengabdian yang telah dilaksanakan selama 193 hari kalender sesuai dengan Surat Penugasan seperti berikut:

Tabel 3.1, Jadual Pelaksanaan Kegiatan

No. Kegiatan Hasil

Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt

1 Tahap Pendahuluan ======== Data Lapangan 2 Tahap Perencanaan

1. Pembuatan Gambar =============== Draft Gambar Desain Bangunan 2. Sosialisasi atau FGD ======= ======= Masukan unutuk penyempurnaan desain 3. Perbaikan Gambar dan RAB =================== Gambar Desain Bangunan dan RAB 4. Finalisasi Gambar dan RABahap penggambaran ======== Gambar Desain Bangunan Final 3 Penyusunan draft laporan =============================== Draft laporan

4 Finalisasi Laporan =========== Laporan Akhir Bulan / 2015

JADUAL PELAKSANAAN PENELITIAN

3.5 Kegiatan Evaluasi

Evaluasi telah dilaksanakan bertahap dan setiap tahapan pelaksanaan sesuai dengan jadual diatas, sehingga luaran dapat diselesaikan secara bertahap dan berkelanjutan. Tolok ukur keberhasilan adalah setiap item kegiatan dapat diterima oleh masyarakat pengguna melalui proses musyawarah di pura. Musyawarah ini dalam bentuk FGD.

(15)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN KEGIATAN

4.1 Hasil

4.1.1 Sejarah Singkat Pura karangasem Tuban

Pura Karangasem oleh masyarakat Tuban dulu disebut Pura Kangin atau Pura Pengorengan, dimana pura ini merupakan pura yang pertama ada di Desa Adat Tuban, boleh dikatakan cikal bakal dari Desa Adat Tuban. Pura ini didirikan oleh Leluhur Jro Mangku Tuban, pengempon Pura ini.

Konon, menurut penuturan Jro Mangku Tuban, diceritakan waktu Ida Pedanda Sakti Wawu Rauh atau Danghyang Nirartha datang ke Bali dan Beliau mampir di Pura Sadha Desa Kapal. Tatkala itu kebetulan Hari Piodalan di Pura Sadha Kapal, oleh Ki Pasek Bendesa, Danghyang Nirartha dimohon untuk memuja (muput) upacara itu.

Sesudah selesai upacara piodalan di Pura Sadha Desa Kapal, lalu Danghyang Nirartha berangkat menuju arah selatan, dan akhirnya bersama putra-putranya dan dua orang pelayan tiba di Desa Tuban, dan beliau bersemayam di Pura Kangin. Masyarakat Desa Tuban saat itu kebanyakan nelayan. Oleh Danghyang Nirartha masyarakat Desa Tuban diajarkan tata cara menangkap ikan, dan mereka menganggap semua ini adalah kesidhian Danghyang Nirartha. Selama berada di Desa Tuban, masyarakat secara bergantian menyuguhkan makanan dan minuman untuk Danghyang Nirartha bersama-sama putra-putrinya dan kedua orang pelayannya. Saking banyaknya ikan yangdisuguhkan ada setengah dari sisa ikan masih ada dan lalu diberi mantra oleh beliau kemudian dilepas ke laut serta akhirnya menjadi ikan tampak (Tetapak). Ikan ini yang nantinya dapat dipakai sebagai ikan sesajen (ulun suci). Pada saat itu juga Danghyang Nirartha memberi nama Pura Kangin ini Pura Karangasem, karena di Pura ini ada sebuah batu karang yang mengeluarkan air yang terasa asam ( yang sampai saat ini batu karang tersebut masih ada, namun tidak lagi mengeluarkan air). Menurut Prof. Ida Bagus Mantra (almarhum), sewaktu beliau menghadiri pemelaspasan patung 7

(16)

Ngurah Rai di Desa Tuban, beliau sempat mampir ke Pura Karangasem serta menemui Jro Mangku Tuban, beliau sempat bercerita bahwa Prasasti dan Pajenengan di Pura Karangasem ini semuanya berada di negeri Belanda.

Pada saat ini, Pura Karangasem diempon oleh keluarga Jro Mangku Tuban dan Pemaksan Desa Adat Tuban. Upacara Piodalan yang jatuh setiap enam bulan dilaksanakan setiap hari Saniscara Pon, Wuku Dungulan.

(Sumber: wawancara dengan Jro Mangku Tuban dan Babad warga Brahmana : Pandita Sakti Wawu Rauh, asal usul peninggalan dan keturunan Danghyang Nirartha oleh Jro Mangku Gede Ketut Soebandi).

4.1.2 Gambar Rencana

Gambar 4.1, Denah Pura Karangasem Keterangan:

1 : Pajenengan Linggih Bhetara Karangasem

2 : Tajuk Dalem Karangasem dan Tajuk Dalem Serangan 3 : Padmasana

(17)

4 : Pelinggih Ratu Ayu 5 : Padmasari

6 : Tajuk Ratu Ayu 7 : Sedahan Penyarikan 8 : Pelinggih Taru Batu 9 : Gedong Penyimpenan 10 : Piyasan Ratu Ayu 11 : Bale Piyasan

12 : Pelinggih Manik Cakra Geni 13 : Bale Gong

14 : Candi Bentar 15 : Pura Taman 16 : Kori Agung

17 : Pelinggih Ratu Segara 18 : Bale Kulkul

4.1.3 Gambaran Umum Sisi Madia Mandala (bagian Barat)

Sisi Madia Mandala pada bagian Barat saat ini masih dari tembok batako dan telah rusak, belum memilki Bale Gong dan Bale Kulkul. Kondisi saat ini pada sisi Madia Mandala bagian Barat seperti Gambar berikut :

Gambar 4.2, Sisi Madia Mandala Bagian Barat Rencana Lokasi Bale Kulkul

(18)

Gambar 4.3, Sisi Madia Mandala Bagian Barat

4.1.4 Rencana Pembangunan

Rencana pembangunan yang diusulkan pada tahap ini, merupakan pengembangan sisi Madia Mandala bagian barat,yaitu pembangunan Bale Kulkul, Bale Gong dan Pesimpenan, dengan gambar rencana sebagai berikut:

Rencana Lokasi Pembangunan Bale Gong

(19)

Gambar 4.4, Bale Kulkul

(20)

Gambar 4.5, Bale Gong dan Pesimpenan

(21)

4.1.5 Rencana Anggaran Biaya

Untuk pembangunan Bale Kulkul, pada sisi Madia Mandala bagian barat dibutuhkan dana sebesar : Rp. 161.902.000,00 (Seratus enam puluh satu juta sembilan ratus dua ribu rupiah), dengan rincian seperti Tabel 4.1.

Untuk pembangunan Bale Gong dan Pesimpenan, pada sisi Madia Mandala bagian barat dibutuhkan dana sebesar : Rp 163.413.000,00 (Seratus enam puluh tiga juta empat ratus tiga belas ribu rupiah) dengan rincian seperti Tabel 4.2.

(22)

Tabel 4.1, Kebutuhan Biaya Pembangunan Bale Kulkul SAT 1 3 5 6 I PEKERJAAN PERSIAPAN 2 Pek. Pengukuran/uitzet ls 1,00 500.000,00 500.000,00 3 Pek. Bowplank M' 16,00 111.760,00 1.788.160,00

4 Pek. Pembersihan lahan M² 16,00 10.000,00 160.000,00

2.448.160,00 II PEKERJAAN STRUKTUR DAN PASANGAN

1 Pek. Galian Tanah pondasi cakar ayam M3 8,06 60.000,00 483.840,00

2 Pek. Galian Pondasi menerus M3 1,92 60.000,00 115.200,00

5 Pek urugan pasir bawah lantai kerja M3 0,29 144.000,00 41.472,00

6 Pek. Beton pondasi cakar ayam M3 0,58 5.890.890,00 3.393.152,64

7 Pek. Beton 1 : 2 : 3 (kolom 20/20) M3 0,86 5.890.890,00 5.089.728,96

8 Pek. Beton 1 : 2 : 3 (sloof 20/20) M3 0,48 4.432.690,00 2.127.691,20

9 Pek. Beton 1 : 2 : 3 (balok 20/20) M3 0,96 5.890.890,00 5.655.254,40

10 Pek. Beton ring M3 0,48 4.804.655,00 2.306.234,40

12 Pek. Beton plat lantai M3 1,08 2.201.365,00 2.377.474,20

13 Pek. Pas. Batako M2 95,00 75.641,00 7.185.895,00

28.775.942,80 III PEKERJAAN TEMPELAN STILE BALI

1 Pek. Pas. Batu Nusa penida M2 32,50 848.000,00 27.560.000,00

2 Pek. Pas.Batu Nusa penida M2 16,00 848.000,00 13.568.000,00

5 Tempelan Karang asti bh 4,00 600.000,00 2.400.000,00

6 Tempelan Simbar + karang goak 1 unit 4,00 550.000,00 2.200.000,00

7 Tempelan Simbar + karang goak 2 unit 4,00 500.000,00 2.000.000,00

8 Tempelan Simbar + karang asti 3 unit 4,00 450.000,00 1.800.000,00

9 Tempelan karang tapel 1 (paras) unit 4,00 575.000,00 2.300.000,00

10 Tempelan karang tapel 2 (paras) unit 4,00 550.000,00 2.200.000,00

12 Tempelan karang tapel 3 (paras) unit 4,00 450.000,00 1.800.000,00

13 Tempelan karang boma + simbaran (tengah) 1 unit 4,00 650.000,00 2.600.000,00

14 Tempelan karang boma + simbaran (tengah) 2 unit 4,00 575.000,00 2.300.000,00

15 Tempelan karang boma + simbaran (tengah) 3 unit 4,00 450.000,00 1.800.000,00

16 Tempelan karang boma + simbaran (tengah) 4 unit 4,00 400.000,00 1.600.000,00

17 Tempelan karang boma + simbaran (tengah) 5 unit 4,00 450.000,00 1.800.000,00

18 Tempelan pepalihan tengah (diantara karang asti) unit 4,00 850.000,00 3.400.000,00

19 Tangga baja pipa tinggi 4 .6 m unit 1,00 3.000.000,00 3.000.000,00

72.328.000,00 IV PEKERJAAN BALE KULKUL

1 Pek. Tiang kayu (saka)10/10 kamper m3 1,20 460.000,00 552.000,00

2 Kincut bh 4,00 275.000,00 1.100.000,00

3 Pek. Cagahwang 8 bh 8,00 200.000,00 1.600.000,00

4 Lambang 5/10 x 3 m3 0,12 12.000.000,00 1.440.000,00

5 Sineb 5/10 x 2 m3 0,08 12.000.000,00 960.000,00

6 pemade 5/10 m3 0,04 12.000.000,00 480.000,00

7 Usuk (iga iga) + grantangan m3 0,30 12.000.000,00 3.594.240,00

8 Lambresering m2 5,50 355.100,00 1.953.050,00

9 Pemucu (jurai) grantangan m3 0,08 12.000.000,00 960.000,00

10 Apit apit 2/7 profil bh 4,00 85.000,00 340.000,00

11 Lis plang + tatab (kolong) m' 10,50 133.350,00 1.400.175,00

12 Ring ring m' 16,00 133.350,00 2.133.600,00

13 Petaka bh 1,00 150.000,00 150.000,00

14 Dedeleg unit 1,00 95.000,00 95.000,00

15 Murda unit 1,00 200.000,00 200.000,00

16 Uikut celedu unit 4,00 1.200.000,00 4.800.000,00

17 Atap ijuk kg 500,00 25.000,00 12.500.000,00

18 Papan 3/40 m3 0,10 7.000.000,00 672.000,00

19 Lis kayu m' 48,00 12.000,00 576.000,00

20 papan 3/15 m3 0,04 7.000.000,00 252.000,00

21 kayu 5/7 m3 0,06 12.000.000,00 672.000,00

21 kayu 6/12 penggantung kulkul m3 0,03 7.000.000,00 201.600,00

22 Pek. Coating ls 1,00 3.500.000,00 3.500.000,00

23 Pek. Plituran / pengecatan ls 1,00 3.500.000,00 3.500.000,00

43.631.665,00 total 147.183.767,80 ppn 10% 14.718.376,78 161.902.144,58 di bulatkan 161.902.000,00 JUMLAH HARGA (RP) 2 NO . URAIAN PEKERJAAN HARGA SATUAN (RP) VOLUME 14

(23)

Tabel 4.2, Kebutuhan Biaya Pembangunan Bale Gong dan Pesimpenan

SAT

1 3 5 6

I PEKERJAAN PERSIAPAN

1 Pek papan nama proyek unit 1,00 550.000,00 550.000,00 2 Pek. Pengukuran/uitzet ls 1,00 500.000,00 500.000,00 3 Pek. Bowplank M' 45,00 111.760,00 5.029.200,00 4 Pek. Pembersihan lahan M² 45,00 10.000,00 450.000,00

5.979.200,00 II PEKERJAAN STRUKTUR DAN PASANGAN

1 Pek. Galian Pondasi menerus M3 12,60 60.000,00 756.000,00

2 Pek. Batu kali M3 21,38 706.285,00 15.096.841,88 3 Pek urugan tanah peninggian lantai di padatkan M3 10,50 141.000,00 1.480.500,00 4 Pek. Urugan pasir di bawah lantai M3 0,90 144.000,00 129.600,00

5 Beton rabat M3 0,90 623.445,00 561.100,50 4 Pek. Beton sloof 15/20 M3 0,36 5.444.655,00 1.960.075,80 5 Pek. Pas. Batako m2 36,00 75.641,00 2.723.076,00 6 Pek. Kolom praktis M3 0,26 2.201.365,00 570.593,81 7 Pek. Beton ring M3 0,36 5.444.655,00 1.960.075,80 8 Pek. Pas kramik lantai 30 x 30 m2 28,00 326.385,00 9.138.780,00 9 Pek. Pas kramik 30 x 30 textur pada bataran m2 8,80 326.385,00 2.872.188,00 9 Pek. Plester pada tembok M2 72,00 75.641,00 5.446.152,00 10 Pek. Aci pada tembok m2 72,00 16.312,50 1.174.500,00

43.869.483,78 III PEKERJAAN TEMPELAN STILE BALI

1 Pek. Tangga bataran M2 2,16 450.000,00 972.000,00 2 Tempelan batu nusa penida pada pilaran M2 7,20 848.000,00 6.105.600,00 3 Tempelan batu nusa penida dinding M2 14,64 848.000,00 12.414.720,00

4 Tem. Batu nusa penida pada bataran M2 12,60 848.000,00 10.684.800,00 5 Tempelan paras pada pintu M2 1,60 848.000,00 1.356.800,00

19.492.320,00 IV PEKERJAAN BALE GONG

1 Pek. Tiang kayu (saka)10/10 kamper M3 0,20 12.000.000,00 2.400.000,00 2 Kincut bh 10,00 275.000,00 2.750.000,00 3 Pek. Cagahwang bh 16,00 250.000,00 4.000.000,00 4 Lambang 5/10 x 3 M3 0,72 12.000.000,00 8.640.000,00 5 Sineb 5/10 x 2 M3 0,31 12.000.000,00 3.696.000,00 6 pemade 5/10 M3 0,18 12.000.000,00 2.160.000,00 7 Usuk (iga iga) + grantangan M3 0,55 12.000.000,00 6.566.400,00 8 Lambresering M3 40,00 390.100,00 15.604.000,00 9 Pemucu (jurai) grantangan M3 0,10 12.000.000,00 1.200.000,00 10 Apit apit 2/7 profil m' 16,00 85.000,00 1.360.000,00 11 Lis plang + tatab (kolong) m' 23,00 187.350,00 4.309.050,00 12 Lis plang kecil m' 20,00 75.000,00 1.500.000,00 12 Ring ring m' 23,00 187.350,00 4.309.050,00 13 Petaka bh 2,00 150.000,00 300.000,00 14 Balok langit langit M3 0,58 95.000,00 54.720,00 15 Tugeh M3 0,03 12.000.000,00 360.000,00 15 Murda unit 2,00 250.000,00 500.000,00 16 Uikut celedu unit 4,00 350.000,00 1.400.000,00 17 Atap genteng (setara karang pilang kodok) m2 45,00 82.400,00 3.708.000,00 18 balok tembok M3 0,13 12.000.000,00 1.555.200,00 19 Pek .Bubungan atap m' 17,00 106.856,00 1.816.552,00 20 Pek. Kusen kayu kamper m2 0,04 12.000.000,00 468.000,00 22 Pek. Pintu dobel + kunci dan engsel m2 2,40 2.400.000,00 5.760.000,00 23 Sendi marmer bh 8,00 600.000,00 4.800.000,00 24 Pek. pengecatan pada dinding m2 36,00 17.790,00 640.440,00 24 Pek.plituran pada kayu m2 31,50 120.000,00 3.780.000,00

79.216.972,00 total 148.557.975,78 ppn 10% 14.855.797,58 163.413.773,36 di bulatkan 163.413.000,00 JUMLAH HARGA (RP) 2 NO . URAIAN PEKERJAAN HARGA SATUAN (RP) VOLUME 15

(24)

4.2 Pembahasan

Dalam proses perencanaan dan perancangan pura digunakan dua buah konsep yaitu : konsep teknologi tepat guna dan konsep tri hita karana. Konsep teknologi tepat guna diaplikasikan dalam pemilihan bahan bangunan. Bahan yang digunakan selain ramah lingkungan, sustainable dan dapat diaplikasikan secara mudah oleh krama pengempon maupun tenaga kerja lokal, baik dalam proses pengerjaan maupun pemeliharaannya. Hal tersebut dapat menjaga kelestarian lingkungan maupun mewujudkan partisipasi masyarakat yang telah diawali dari proses perencanaan, pembangunan, pengawasan dan pemeliharaannya. Partisipasi dilaksanakan melalui paruman untuk berkoordinasi dengan pengempon, serta demikaian halnya dengan proses selanjunya.

Konsep tri hita karana dikaji dan dijadikan konsep dalam menyusun tata letak, tata bentuk dan bahan. Tata letak yang memperhatikan hirarki dan tata nilai ruang secara horisontal sehingga menyesuikan dengan mandala pura. Tata bentuk yang tersusun atas pepalihan tang terdiri atas kepala - badan - kaki sebagai implementasi dari simbul tiga lapis alam yaitu alam bhur loka/bawah– alam swah loka/tengah – alam swah loka/atas, sebagai simbul alam butha, manusia dan dewa. Bentuk ini sekalian diimplementasikan dengan pemilihan bahan : yaitu bahan dasar dengan bagian tepas dan bataran yang terbuat dari batu-batuan, sedangkan sarinya terbuat dari kayu. Konsep ini memiliki simbolis bahwa batuan melambangkan dan bermakna baat, berat atau sungguh-sungguh, sedangkan kayu bermakana kayun atau pikiran. Sehingga secara keseluruhan bangunan yang dibuat bermakna sebagai suatu keinginan dan niat yang sungguh-sungguh dan tulus untuk mewujudkannya. Dengan demikian akan terjadi keselarasan hubungan antara dewa/Tuhan – Manusia – butha/unsur/alam.

Selain daripada itu , konsep Tri Hita Karana juga diimplementasikan dalam proses kegiatan, sejak pra-rencana, lalu tahap perencanaan, dan kemudian pelaksanaan. Dalam setiap tahapan proses tersebut, konsep Tri Hita Karana tidak lepas dari keseharian semua pihak. Tri Hita Karana dalam pengertian yang paling hakiki adalah hubungan yang harmonis antara manusia dengan Tuhan (parahyangan), hubungan yang harmonis antara manusia dengan sesame manusia 16

(25)

(pawongan), dan hubungan yang harmonis antara manusia dengan lingkungannya (palemahan).

Sejak awal, ketika masyarakat mulai menyatukan tekad untuk melakukan perbaikan bangunan atau membuat fasilitas baru , mereka memulai dengan aspek Tri Hita Karana yang pertama, yaitu selalu mapiuning (hatur piuning) kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa, memohon agar segala

kegiatan yang akan dilakukan mendapat tuntunan dan keselamatan

dariNYA.Bahkan setiap rapat/pertemuan yang dilakukan , aspek parahyangan (hubungan yang harmonis dengan Tuhan) selalu menjadi bagian awal, setidaknya dengan menghaturkan canang sari atau doa penganjali pangastuti. Ini menunjukkan bahwa masyarakat sudah sangat larut dalam penerapan aspek parahyangan.

Demikian pula dalam aspek pawongan (hubungan yang harmonis antara sesame manusia). Hubungan yang harmonis dapat terwujud jika dalam setiap langkah, ada kebersamaan , baik dalam memikul beban kerja termasuk pengambilan keputusan-keputusan. Semua pemikiran dan masukan-masukan pendapat kearah proses pembangunan, diupayakan diakomodir untuk mencapai musyawarah mufakat. Kegiatan tidak akan mencapai hasil optimal, jika diantara sesame amggota masyarakat tidak terwujud hubungan yang harmonis.

Lebih jauh lagi hubungan yang harmonis antara sesama manusia ini tidak hanya dalam lingkup sesame anggota (pengempon), melainkan hubungan yang harmonis dengan aparat desa dan aparat pemerintah (guru wisesa). Perencanaan teknis ini, yang kemudian akan menjadi dokumen pelaksanaan pembangunan ini, paling tidak akan disampaikan pada lingkungan banjar, desa/kelurahan dan

seterusnya. Selain untuk mendapat restu, tentunya juga agar kegiatan

poembangunan nantinya tidak mengalami sesuatu yang tidak sesuai dengan peraturan pemerintah.

Aspek terakhir adalah palemahan. Dalam hal ini, aspek palemahan adalah keharmonisan antara bangunan yang akan dibuat dengan lingkungannya. Dengan keberadaan tapak/lahan pura sedemikian rupa (laut, bakau, jalan raya, permukiman dan sebagainya), sudah tentu pertimbangan-pertimbangn lingkungan 17

(26)

perlu mendapat perhatian secara menyeluruh. Dengan jalan raya, keberadaan bangunan dan fasilitas pendukungnya , termasuk kegiatannya, tidak boleh menimbulkan kerawanan lalu lintas. Jadi proses keluar/masuk pura harus memenuhi aspek lalulintas yang aman, tertib dan lancer.

Dengan adanya laut dan hutan bakau, kegiatan di pura dan segala ikutannya (misalnya limbah padat maupun cair) tidak boleh mencemari lingkungan. Sejak proses penbanungan, tidak boleh ada material bangunan dan sisa-sisanya, menjadi beban yang merusak atau mengganggu lingkungan. Sebaliknya, lingkunag pura harus dibuat menjadi lebih asri, misalnya dengan pemilihan jenis tanaman yang karakternya cocok di daerah ini.

Demgam model kegiatan seperti tersebut di atas, masyarakat (pengempon pura) atau siapa saja yang ikut di dalamnya, akan dapat melakukan pekerjaan dengan teknologi yang sesuai dengan kemampuannya. Dengan bimbingan teknis dari pihak pembimbing , pekerjaan akan dapat berjalan tanpa hambatan teknis yang berarti. Hal ini merupakan penerapan teknologi yang tepat guna.

(27)

V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Perencanaan sebagian dari bangunan di Pura Karangasem di wilayah Desa Adat Tuban, Kelurahan Tuban, Kecamatan Kuta ini merupakan inisiatif dari warga, dan sesuai dengan kesepakatan mereka, dipandang perlu untuuk mendapat ttenaga teknis dari Universitas Udayana. Meskipun bangunan-bangunan semacamk ini sudah banyak terdapat di berbagai tempat, namun agar pelaksanaan pembangunan berjalan sesuai dengan harapan, masyarakat perlu memiliki rencana yang jelas dengan adanya dokumen (gambar, RAB, dan sebagainya) dan asistensi/pendampingan daalam setiap tahapan pelaksanaaannya.

Tenaga teknis dalam pengabdian ini telah mempertimbangkan berbagai hal agar pilihan-pilihan dalam pembangunan di kemudian hari memenuhi aspek tri hita karena dan teknologi yang tepat guna. Hal ini akan memberikan yang lebih besar untuk masyarakat berperanserta, dan pada akhirnya mereka akan memiliki kepuasan tersendiri dalam ngaturang ayah. Lagipula dari model kegiatan seperti itu akaan muncul rasa memiliki yang lebih kuat.

5.2 Saran

Dalam merancang suatu bangunan suci, disarankan untuk mengaplikasikan minimal 2 konsep atau pendekatan, yaitu konsep Teknologi Tepat Guna dan konsep Tri Hita Karana, sehingga akan terjadi keselarasan hubungan antara dewa/Tuhan – Manusia – butha/unsur/alam.

(28)

Daftar Pustaka

Acwin, D.N.K., 2008, Arsitektur Rumah Tradisional Bali Berdasarkan Asta Kosala-kosali, Udayana University Press, Denpasar.

Taryadi, S., 2012, Tri Hita Karana, Landasan Pembangunan Ala Bali, http:/green.kompasiana.com

Sutarja, I.N., 2014, Pembangunan Infrastruktur Perdesaan Berbasis Ergonomi Total Yang Inklusif Dan Berkelanjutan, Udayana University Press, Denpasar.

(29)

LAMPIRAN

Lampiran 1, Organisasi Pelaksana

Susunan organisasi dalam pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah sebagai berikut:

1. Ketua Pelaksana

1.1 Nama lengkap dan gelar : Dr. Ir. I Nyoman Sutarja, MS

1.2 NIP/NIDN : 195803051986011001/0005035803

1.3 Pangkat/Golongan : Pembina Utama Muda/IVc

1.4 Jabatan : Lektor Kepala

1.5 Bidang keahlian : Struktur/Teknik Sipil

1.6 Tempat kegiatan : Banjar Pesalakan, Desa Tuban

1.7 Waktu yang disediakan untuk kegiatan ini: 2 jam/minggu

2. Anggota Pelaksana I :

2.1 Nama lengkap dan gelar : Ir. I Gusti Ngurah Oka Saputra, MT

2.2 NIP/NIDN : 195910061987021003/0006105904

2.3 Pangkat/golongan : Penata Tk. I/IIId

2.4 Jabatan : Lektor

2.5 Bidang keahlian : Struktur dan RAB

2.6 Waktu yang disediakan untuk kegiatan ini : 1 jam/minggu

3. Anggota Pelaksana II :

3.1 Nama lengkap dan gelar : Ir. Nengah Keddy Setiada MT

3.2 NIP/NIDN : 195207071983031003/0007075201

3.3 Pangkat/golongan : Pembina/IVa

3.4 Jabatan : Lektor Kepala

3.5 Bidang keahlian : Arsitektur Tradisional Bali

3.6 Waktu yang disediakan untuk kegiatan ini : 1 jam/minggu

(30)

4. Anggota Pelaksana III :

4.1 Nama lengkap dan gelar : Ir. I Gusti Ketut Sudipta, MT

4.2 NIP/NIDN : 195603021986031001/0002035603

4.3 Pangkat/golongan : Pembina/IVa

4.4 Jabatan : Lektor Kepala

4.5 Bidang keahlian : Manajemen Konstruksi/Teknik Sipil

4.6 Waktu yang disediakan untuk kegiatan ini : 1 jam/minggu

5. Anggota Pelaksana IV :

5.1 Nama lengkap dan gelar : Ir. N. Martha Jaya, MConstMgt., Ph.D.,

GCInstCES

5.2 NIP/NIDN : 195902141988011001/0014025910

5.3 Pangkat/golongan : Pembina/IVa

5.4 Jabatan : Lektor Kepala

5.5 Bidang keahlian : Manajemen Konstruksi /Teknik Sipil

5.6 Waktu yang disediakan untuk kegiatan ini : 1 jam/minggu

(31)

Lampiran 2, Struktur Pengurus Pura Karangasem Tuban

Pengempon : Jro Mangku Ketut Anom Suparta

Ketua : I Made Suamba

Sekretaris : I Ketut Sukadana

Bendahara : I Nyoman Susana

Gambar 4, Para Pengempon Pura Karangasem, Tuban, Badung

Struktur Pengempon Pura Karangasem Tuban

Pengempon : Keluarga Mangku

Struktur Penyungsung Pura Karangasem Tuban Penyungsung : 1. Pemaksan

2. Krama Desa

(32)

9 133 9 16 55 182 339 142 229

DENAH BALE KULKUL

Skala 1 : 50 24 18 16 55 24 18 LOCATION PROJECT MEASURED BY : DRAWN BY : CHECKED BY : APPROVED BY :

DATE SCALE DRAWING NO SURVEYOR

DRAWING TITLE

UNIVERSITAS UDAYANA

PURA KARANGASEM, JLN. BYPASS GUSTI NGURAH RAI

TUBAN, KUTA, BADUNG, BALI

TIM PENGABDIAN

1 : 50

(33)

LOCATION PROJECT MEASURED BY : DRAWN BY : CHECKED BY : APPROVED BY :

DATE SCALE DRAWING NO SURVEYOR DRAWING TITLE

UNIVERSITAS UDAYANA

PURA KARANGASEM, JLN. BYPASS GUSTI NGURAH RAI

TUBAN, KUTA, BADUNG, BALI

TIM PENGABDIAN

1 : 50

BALE KULKUL JLN. BYPASS GUSTI NGURAH RAITUBAN, KUTA, BADUNG, BALI

TAMPAK BALE KULKUL

Skala 1 : 50 7 5 9 5 1 6 0 1 50 4 0 ±0.00 +0.40 +3.00 +4.60 +5.55 +6.30 +7.35 +7.95 +9.00 1 0 5 9 0 +9.90 1 6 7 4 0 4 0 1 4 0 120 120 POTONGAN Skala 1 : 50

(34)

LOCATION PROJECT MEASURED BY : DRAWN BY : CHECKED BY : APPROVED BY :

DATE SCALE DRAWING NO SURVEYOR DRAWING TITLE

UNIVERSITAS UDAYANA

PURA KARANGASEM, JLN. BYPASS GUSTI NGURAH RAI

TUBAN, KUTA, BADUNG, BALI

TIM PENGABDIAN

1 : 50

BALE GONG LAN PENYIMPENAN

JLN. BYPASS GUSTI NGURAH RAI TUBAN, KUTA, BADUNG, BALI

TAMPAK BALE GONG

(35)

-LOCATION PROJECT MEASURED BY : DRAWN BY : CHECKED BY : APPROVED BY :

DATE SCALE DRAWING NO SURVEYOR DRAWING TITLE

UNIVERSITAS UDAYANA

PURA KARANGASEM, JLN. BYPASS GUSTI NGURAH RAI

TUBAN, KUTA, BADUNG, BALI

TIM PENGABDIAN

1 : 50

BALE GONG LAN PENYIMPENAN

JLN. BYPASS GUSTI NGURAH RAI TUBAN, KUTA, BADUNG, BALI

TAMPAK BALE GONG

(36)

-LOCATION PROJECT MEASURED BY : DRAWN BY : CHECKED BY : APPROVED BY :

DATE SCALE DRAWING NO SURVEYOR DRAWING TITLE

UNIVERSITAS UDAYANA

PURA KARANGASEM, JLN. BYPASS GUSTI NGURAH RAI

TUBAN, KUTA, BADUNG, BALI

TIM PENGABDIAN

1 : 50 JLN. BYPASS GUSTI NGURAH RAI

TUBAN, KUTA, BADUNG, BALI

BALE GONG LAN PENYIMPENAN

TAMPAK DEPAN BALE GONG

(37)

-2100 1800 LOCATION PROJECT MEASURED BY : DRAWN BY : CHECKED BY : APPROVED BY :

DATE SCALE DRAWING NO SURVEYOR DRAWING TITLE

UNIVERSITAS UDAYANA

PURA KARANGASEM, JLN. BYPASS GUSTI NGURAH RAI

TUBAN, KUTA, BADUNG, BALI

TIM PENGABDIAN

1 : 50 JLN. BYPASS GUSTI NGURAH RAI

TUBAN, KUTA, BADUNG, BALI

BALE GONG LAN PENYIMPENAN 220 220 220 65 790 65 6 5 1 9 0 6 5 3 2 0

DENAH BALE GONG

(38)

-400 400 LOCATION PROJECT MEASURED BY : DRAWN BY : CHECKED BY : APPROVED BY :

DATE SCALE DRAWING NO SURVEYOR DRAWING TITLE

UNIVERSITAS UDAYANA

PURA KARANGASEM, JLN. BYPASS GUSTI NGURAH RAI

TUBAN, KUTA, BADUNG, BALI

TIM PENGABDIAN

1 : 50 JLN. BYPASS GUSTI NGURAH RAI

TUBAN, KUTA, BADUNG, BALI

BALE GONG LAN PENYIMPENAN 100 600 2185 1592 1110 1110 3294

POTONGAN BALE GONG

(39)

-428 LOCATION PROJECT MEASURED BY : DRAWN BY : CHECKED BY : APPROVED BY :

DATE SCALE DRAWING NO SURVEYOR DRAWING TITLE

UNIVERSITAS UDAYANA

PURA KARANGASEM, JLN. BYPASS GUSTI NGURAH RAI

TUBAN, KUTA, BADUNG, BALI

TIM PENGABDIAN

1 : 50

BALE GONG LAN PENYIMPENAN

JLN. BYPASS GUSTI NGURAH RAI TUBAN, KUTA, BADUNG, BALI

65 220 220 220 65

POTONGAN BALE GONG

Skala 1 : -428 100 600 2471 1305 318 791

(40)

Gambar

Gambar 3.1, Alur Perencanaan, Pelaksanaan dan Pemeliharaan
Tabel 3.1, Jadual Pelaksanaan Kegiatan
Gambar 4.1, Denah Pura Karangasem Keterangan:
Gambar 4.2, Sisi Madia Mandala Bagian BaratRencana Lokasi Bale Kulkul
+6

Referensi

Dokumen terkait

6 Dalam latar belakang ada sebuah paragraf yang berisi kalimat simpulan terkait rumusan masalah (permasalahan spesifik) yang akan diselesaikan dalam skripsi, tujuan, dan manfaat

Kolaborasi penelitian oleh dua orang atau lebih yang berasal lebih dari satu PT jika dilihat dari sudut pandang pemeringkatan PT global mempunyai kelebihan yaitu: Bila artikel

Pekanbaru dan Selatpanjang saat penelitian ini dilaksanakan. Apabila mampu digunakan selama 15 tahun, maka biaya perbulan yang dikeluarkan tiap keluarga sebesar

H 1 : σi ≠ σj ≠ 0; untuk i≠j Setidaknya ada sepasang dosis probiotik yang memberikan pengaruh terhadap peningkatan respon imun non spesifik ikan mas

 Biaya perolehan sukuk ijarah dan sukuk mudharabah yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi tidak termasuk biaya transaksi..

Jadi, pendekatan logis (plausible) dari interaksi verbal dapat menjelaskannya. Kedua, hubungan yang bersifat fatis memunculkan kesulitan-kesulitan yang spesifik untuk

Dengan menggunakan Smart-PLS langkah dalam menilai model dimulai dari melihat R-Square untuk setiap variabel laten dependen. Pengujian inner model dilakukan dengan

(2) Objek Retribusi yang diatur dalam Peraturan Daerah ini, selain yang dimaksud pada ayat (1) termasuk juga pemberian pelayanan jasa usaha yang disediakan oleh