• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Bertambahnya penduduk di Indonesia terutama di Jawa telah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Bertambahnya penduduk di Indonesia terutama di Jawa telah"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang.

Bertambahnya penduduk di Indonesia terutama di Jawa telah

menyebabkan sempitnya lahan pertanian yang dimiliki oleh pam petani. Keadaan

ini sangat berpengaruh terhadap bertambahnya penduduk yang akhirnya akan

berpengaruh juga terhadap bertambahnya angkatan kerja. Bertambahnya

penduduk juga akan berpengaruh terhadap penggunaan lahan yang digunakan

untuk tempat tinggal, industri maupun untuk penggunaan lain seperti fasilitas

umum, sekolah, puskesmas, dan sarana lain yang bersifat sosial. Perluasan

tersebut akan mempersempit lahan pertanian dan yang terjadi selanjutnya adalah

pengurangan kesempatan kerja di bidang pertanian (Novemberina W, 1996).

Salah satu cara untuk meningkatkan kesempatan kerja yakni dengan

mengembangkan sektor industri. Adapun industri yang dimaksud adalah industri

yang menghasilkan harang-barang kebutuhan rakyat banyak yang dibuat secara

padat karya, dengan bahan baku yang diperoleh dari daerah setempat sehingga

akan memberi lapangan kerja. Dengan demikian akan meningkatkan pendapatan

rakyat sehingga mendorong untuk berkembangnya industr tersebut.

Masuknya wanita dalam kegiatan ekonomi terjadi dalam semua sektor dan

tidak hanya terjadi di daerah perkotaan tetapi juga di daerah pedesaan. Bagi

mereka yang berdomisili di pedesaan, sektor pertanian memungkinkan sebagai

tumpuan hidup keluarga dan menjadi peluang kerja terdekat. Tetapi tampaknya

(2)

peningkatan peluang kerja pada sektor pertanian di Jawa semakin langka.

Masyarakat tani hanya merupakan petani gurem atau golongan buruh tani. Usaha

pembangunan pertanian sangat terbatas dan semakin kecil peranannya.

Olehkarena itu, masyarakat pedesaan banyak yang lari ke sektor non pertanian.

Dewasa ini sektor non pertanian memainkan peranan yang semakin penting dalam

ekonomi pedesaan. Hal ini diisyaratkan semakin banyaknya orang yang tinggal

dilingkungan pertanian, namun menyandarkan hidupnya pada sektor non

pertanian (Novemberina W, 1996). Motivasi bekerja khususnya bagiwanita

pedesaan bukanlah pengisi waktu senggang, tetapi untuk menambah nafkah atau

menambah penghasilan suami, karena pada umumnya penghasilan suami tidak

dapat mencukupi kebutuhan untuk hidup seminimummungkin.

Hubungan antara status perkawinan dengan pekerjaan angkatan kerja

dicerminkan oleh hasil penelitian Partini S, 1977 yakni wanita sebelum kawin

banyak yang bekerja di luar lingkungan rumah (75%), sedang yang bekerja di

dalam lingkungan rumah (25%),wanita sesudah kawin hanya (66%) yang bekerja

di luar lingkungan rumah (karena meninggalkan rumah minimum 3 jam) dan

(34%) yang bekerja di lingkungan rumah. Dari hasil penelitian tersebut nampak

bahwa kaum wanita mempunyai hasrat besar untuk bekerja.

Rendahnya pendapatan yang diperoleh dari usaha pertanian memaksa

penduduk untuk berusaha mencukupi kebutuhan tiap harinya, oleh sebab itu

banyak orang tua memanfatkan tenaga anaknya untuk menambah penghasilan

keluarga. Hal tersebut akan berpengaruh terhadap keadaan sosial, dimana mereka

(3)

Budi Prasojo (Jawa Timur) dalam Catur Prasetyo, 1998 tentang pembangunan

desa dan masalah kepemimpinannya diperoleh kenyataan bahwa

kebutuhan-kebutuhan ekonomi sering memaksa petani kecil dan buruh tani mengabaikan

pendidikan anak-anaknya.

Sempitnya lahan pertanian di daerah pedesaan dicirikan dari sempitnya

kepemilikan lahan dan berkurangnya kesempatan kerja di sektor pertanian akibat

teknologi baru seperti pengolahan lahan dengan mesin sistem tebasan dari pabrik

penggilingan beras sehingga dampaknya terasa patda petani dan buruh tani.

Sempitnya kesempatan kerja di sektor pertanian menyebabkan para petani

danburuh tani untuk mempertahankan hidupnya mencari kesempatan kerja di luar

sektor pertanian. Keadaan ini menyebabkan semakin banyaknya wanita-wanita

yang bekerja di sektor pertanian berpindah ke sektor non pertanian. Masalah

ekonomi yang dialami masyarakat pedesaan secara umum erat hubungannya

dengan rendahnya pendapatan sebagai akibat menyempitnya lahan pertanian

karena kesempatan kerja di desa relatif terbatas bila dibandingkan di daerah

perkotaan. Secara umum wanita bekerja sifatnya hanya membantu kepalakeluarga

agar keluarga tersebut dapat mencukupi kebutuhan rumah tangganya jadi tidak

menggantungkan pada seorang (kepala keluarga) saja untuk mencari nafkah.

Fenomena yang demikian juga tampak di Desa Gergunung Kecamatan

Klaten Utara, Kabupaten Klaten yang memiliki jumlah penduduk sebanyak 6.616

jiwa, mempunyai luas tanah 141,90 Ha, dengan penggunaan lahan untuk pertanian

lahan kering seluas 120,90 Ha. Sementara itu bidang industri meliputi industri

(4)

telah menyebabkan penduduk di Desa Gergunung Kecamatan Klaten Utara

mencari pekerjaan di luar daerah.

Secara astronomis Desa Gergunung, Kecamatan Klaten Utara terletak pada

110036‟21” BT dan 110036‟18” BT dan 7041„31” LS dan 7041‟18”LS yang masuk dalam wilayah Administrasi Kabupaten Klaten. Lokasi penelitian berada di Desa

Gergunung, Kecamatan Klaten Utara, Kabupaten Klaten yang merupakan salah

satu wilayah pembantu Bupati Klaten. Kecamatan Klaten Utara secara fisiografis

mempunyai topografi datar hingga bergelombang. Wilayah ini rata-rata terletak

antara ketinggian 100-500 meter diatas permukaan air laut. Kecamatan Klaten

Utara secara fisik dataran rendah. Topografi yang relatif datar umumnya

menyebabkan banyak penduduk yang tinggal di tempat tersebut. Keadaan ini

menyebabkan pada daerah-daerah yang bertopografi datar memiliki pertumbuhan

yang tinggi.

Tabel 1.1. Jumlah Industri Besar dan tenaga Kerja yang Ada di Desa Gergunung, Kecamatan Klaten Utara Tahun 2008.

No. Nama Industri Kelas Industri Jumlah Tenaga Kerja Wanita Jumlah Tenaga Kerja Pria 1. CV. Saudara Besar 406 380 2. PT. Wisangka Besar 252 245 3. PT. Sahabat Besar 195 155 Jumlah 853 780

Sumber : Dinas Pertanian dan Perindustrian Kabupaten Klaten, 2008

Adapun permasalahan yang terdapat di daerah penelitian adalah karena

sebagian besar wanita di daerah penelitian banyak yang bekerja, untuk

(5)

penelitian adalah wanita. Adapun motivasi yang melandasi wanita untuk bekerja,

karena untuk menambah penghasilan suami yang dirasa masih kurang, sehingga

dengan bekerja dapat mencukupi kebutuhan hidup keluarga sehari-hari. Pada

daerah penelitian ini, sektor non pertanian merupakan sektor yang paling banyak

menampung pekerja wanita yang sebagian besar pendidikan sedang, karena sektor

pertanian merupakan sektor tradisional yang tidak membutuhkan pendidikan atau

keahlian tertentu, sehingga mampu menampung pekerja wanita yang tidak

mempunyai keahlian tertentu.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, penulis tertarik untuk mengadakan

penelitian mengenai “PEKERJA WANITA PADA INDUSTRI CV. SAUDARA DI DESA GERGUNUNG KECAMATAN KLATEN UTARA KABUPATEN KLATEN”.

1.2. Perumusan Masalah.

1. Bagaimana karakteristik pekerja wanita yang terserap di industri CV.

SAUDARA di daerah penelitian?

2. Darimana daerah asal pekerja wanita?

3. Bagaimanakah hubungan antara pendidikan, lama bekerja pekerja wanita

dengan pendapatan pekerja wanita?

1.3. Tujuan penelitian.

1. Mengetahui karakteristik pekerja wanita yang terserap di industri CV.

SAUDARA di daerah penelitian.

(6)

3. Mengetahui hubungan antara pendidikan, lama bekerja pekerja wanita dengan

pendapatan pekerja wanita.

1.4. Kegunaan Penelitian.

1. Sebagai syarat untuk melengkapi studi tingkat sarjana di Fakultas Geografi

Universitas Muhammadiyah Surakarta.

2. Sebagai sumbangan pemikiran bagi kebijaksanaan pembangunan kecamatan

di daerah penelitian. Dapat menjadi bahan literatur bagi penelitian-penelitian

selanjutnya khususnya penelitian yang mencakup tentang pekerja.

1.5. TinjauanPustaka dan Penelitian Sebelumnya.

Pertumbuhan penduduk sangat erat hubungannya dengan pertumbuhan

usia kerja, dimana pada umumnya semakin besar tingkat pertumbuhan penduduk

penduduk semakin besar pula penduduk usia kerja, penduduk usia kerja

merupakan potensi yang termasuk angkatan kerja, jadi berhubungan pula dengan

pertumbuhan angkatan kerja (Novemberina Wulaningsih, 1996).

Adanya industri pedesaan yang akan dapat membantu dalam penyerapan

tenaga kerja yang tidak tertampung pada bidang pertanian, sehingga

perkembangan industri kerajinan yang intensif akan dapat mengurangi jumlah

pengangguran serta dapat meningkatkan pendapatan penduduk (Novemberina

Wulaningsih, 1996).

Selanjutnya industri kecil maupun industri pedesaan dapat mengurangi

aliran migrasi ke kota sehingga dalam kaitannya dengan tenaga kerja khususnya

(7)

untuk tenaga kerja kasar untuk mencapai sasaran pengembangan industri yang

dapat menyerap tenaga kerja yang relatif banyak, mempunyai keterkaitan dengan

sektor ekonomi lainnya dan mempunyai prospek eksport (Dinas Perindustrian

Klaten, 2008).

Manusia baik sebagai perorangan maupun kelompok hidup di dalam

dengan lingkungannya. Hubungan manusia dengan manusia maupun

lingkungannya sangat erat atau bersifat timbal balik terhadap lingkungannya

manusia berusaha menyesuaikan diri memelihara dan mengolahnya. Hasil

hubungan yang dinaimis antara manusia denganlingkungannya itu

memberikankegiatan diantaranya adalah usaha memanfaatkan lahan sebagai

tempat produksi hasil pertanian dan non pertanian. Kegiatan ini menimbulkan

aktivitas perekonomian (Bintarti, 1977).

Keterlibatan sekelompok wanita pada kegiatan ekonomi produktif diukur

melalui satuan ukuran disebut Tingkat Angkatan Kerja (TPAK). TPAK wanita

akan ditentukan oleh jumlah angkatan kerja wanita dan penduduk usia kerja

wanita. Menurut Mantra penduduk usia kerja wanita adalah penduduk yang

berusia 15-64 tahun (Mantra, 1985).

Penciptaan lapangan kerja pada dasarnya menciptakan peningkatan

pendapatan penduduk. Dengan pendapatan yang semakin meningkat dan

diharapkan penduduk dapat memenuhi bukan hanya kebutuhan akan pangan dan

sandang melainkan pula pemukiman, kesehatan dan pendidikan (Sumitro Djoyo

(8)

Menurut Chris Manning 1984 Pembagian penduduk yang bekerja dan

perkembangannya menurut sektor dianalisa dengan membedakan tiga sektor:

- Sektor Agrikultur (Pertanian).

- Sektor Manufaktur (termasuk pertambangan, manufaktur bangunan, listrik

dan air, pengangkutan dan perhubungan).

- Sektor servis (Perdagangan, Trasnportasi, Keuangan, Jasa).

Seperti halnya dengan Negara berkembang lainnya, sebagian angkatan

kerja Indonesia berada pada sektor pertanian dan struktur ekonomi ditandai oleh

adanya dualism antara sektor tradisional dan modern. Sektor tradisonal biasanya

dihubungkan dengan kegiatan-kegiatan yang produktivitasnya rendah dan padat

karya. Sedangkan sektor modern biasanya dihubungkan dengan produksi barang

dan jasa untuk pasar, permintaan dan penawaran tenaga kerja biasanya diorganisir

pasar kerja dan hubungan kerja tidak diatur oleh ikatan kekeluargaan. Biasanya

produktivilas kegiatan-kegiatan dalam sektor, modern relatif tinggi (Zaenab Bakir

dan Cris Manning, 2000).

Seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan zaman, manusia

sebagai makhluk sosial selalu mengalami perubahan sikap pandangan maupun

pemikiran demikian juga dengan kaum wanitanya. Pola pikir yang semula

sederhana akan tujuan bekerja, kini sudah jauh berkembang. Bagi wanita

Indonesia kesempatan untuk bekerja dan berkarya sudah terbuka luas, sehingga

bagi mereka saat ini bekerja bukan hanya sebagai pengisi waktu luang. Tapi sudah

menjadi kebutuhan dan sebagai sarana untuk mengekspresikan diri selain upaya

(9)

Prasetyo, 1998) dalam kesimpulannya pada penelitiannya yang berjudul Dilema

Wanita Bekerja. Alasan yang menyebabkan wanita ikut bekerja yaitu karena

kebutuhan ekonomi, karena wanita yang telah kawin cenderung untuk bekerja

terutama jika penghasilan suami tidak mencukupi untuk keluarga.

Bagi seorang wanita, status perkawinan sangat berpengaruh terhadap

keterlibatannya dalam kegiatan ekonomi. Seorang wanita yang berstatus kawin

akan lebih aktif dalain melakukan aktifitas keija disbanding dengan wanita yang

belum kawin, hal ini disebabkan karena wanita yang sudah kawin lebih dituntut

tanggung jawabnya dalam masalah perekonomian rumah tangga. Keadaan ini

berlaku bagi wanita di pedesaan dengan tingkat pendidikan dan ketrampilan yang

rendah, sedang bagi yang berpendidikan menengah tidak mempunyai yang sesuai

dengan pendidikan di daerah pedesaan, karena jenis pekerjaan yang ada hanyalah

kasar, dengan demikian banyak wanita di pedesaan yang beralih dari pekerjaannya

ke bidang non pertanian.

Arti penting bagi wanita untuk keluarga dapat dilihat dari besarnya

sumbangan buat ekonomi keluarga. Besarnya sumbangan dari pekerja industri

pada keluarga kurang lebih 20% dari besarnya pendapatan. Terlepas dari besarnya

pendapatan ternyata para pekerja wanita pada industri bisa memberikan

sumbangan terhadap pendapatan keluarga, sekalipun pendapatan mereka relatif

sedikit. Dalam rumah tangga yang berpendapatan perkapitanya rendah terdapat

kekuasaan bahwa anggota rumah yang mencari nafkah tidak terbatas pada kepala

(10)

mencari nafkah untuk memperoleh suatu penghasilan untuk meringankan beban

kebutuhan rumah tangga.

Dengan mengacu pada para peneliti di atas dan penelitian Novemberina

Wulaningsih dan Catur Prasetya yang digunakan sebagai perbandingan, maka

penulis ingin melakukan penelitian tentang analisis pekerja wanita industri.

Tabel 1.2. Perbandingan Penelitian Sebelunya dengan Penelitian yang dilakukan

Nama Novemberina Wulaningsih Catur Prasetyo Heri Jatmiko

Tahun 1996 1998 2009

Judul Penelitian

Pendapatan tenaga kerja wanita pada industri mute dan kontribusinya terhadap pendapatan keluarga di desa Bala Pulang Wetan Kecamatan Bala

Buruh wanita pada industri Jamu Air Mancur di Kecamatan Selogiri, Kabupaten Wonogiri

Pekerja Wanita pada Industri CV. SAUDARA di Desa gergunung, Kecamatan Klaten Utara, Kabupaten Klaten

Tujuan 1. Untuk mengetahui keadaan demografi, sosial ekonomi dari tenaga kerja wanita pada industri mutte. 2. Mengetahui alasan utama tenaga kerja wanita bekerja pada industri mutte.

3. Mengetahui besarnya sumbangan pendapatan tenaga kerja wanita terhadap pendapatan keluarga

1. Untu mengetahui karakteristik pekerja wanita pada industri Jamu Air Mancur yang meliputi status perkawinan, lama bekerja, umur, daerah asal, pendidikan, alasan kerja, jam kerja, proes mendapatkan pekerjaan. 2. Untuk mengetahui

besarnya pendapatan pekerja industri Jamu Air

Mancur dan

sumbangannya terhadap pendapatan keluarga

1. Mengetahui karakteristik pekerja wanita yang terserap di pabrik industri CV. SAUDARA di daerah penelitian. 2. Mengetahui daerah asal

pekerja wanita.

3. Mengetahui hubungan antara pendidikan, lama kerja pekerja wanita dengan pendapatan pekerja wanita.

(11)

Metode Survey Survey Survey Hasil Hasil penelitian menunjukkan

bahwa karakteristik sosial ekonomi tenaga kerja di daerah penelitian yaitu umur tenaga kerja wanita antara 23-34 tahun, kawin sebesar 84%. Umur rata-rata 25 tahun. Status perkawinan kebanyakan belum kawin sebesar 60%. Tingkat pendidikan kebanyakan tamat Sekolah Dasar sebesar 53%. Lama bekerja antara 3-4 tahun sebesar 35% dan rata-rata lama bekerja 3 tahun. Asal tenaga kerja wanita kebanyakan berasal dari dalam desa sebesar 58%. Alasan utama bekerja karena pendapatannya cukup dibanding bekerja pada pekerja lain. Sebagian besar tenaga kerja wanita dapat menyumbangkan pendapatan untuk keluarganya dan itu merupakan salah satu tujuan mereka bekerja. Besarnya pendapatan, rata-rata sumbangan yang diberikan kepada kepala keluarga Rp. 39.370.

Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar 86% berusia 30 tahun ke atas. Untuk statusperkawinan didominasi oleh buruh wanita yang berstatus kawin sebesar 87%. Sebagian besar dari luar kecamatan sebesar 59%. Pendidikan formal yang dimiliki oleh para buruh wanita di industri jamu tergolong rendah. Tamatan SD sebesar 61% ada juga yang tingkat SLTP dan SLTA tetapi prosentasenya lebih kecil. Alasan ekonomi ternyata masih menjadi alasan utama mereka bekerja di sektor industri. Proses mendapatkan pekerjaan adalah berasal dari diri sendiri secara langsung dan juga informasi secara tidak langsung. Besarnya pendapatan ternyata diikuti oleh besarnya sumbangan pendapatan buruh wanita terhadap pendapatan total keluarga sehingga semakin besar pendapatan total keluarga.

Sebagian besar responden mempunyai tingkat pendapatan yang rendah sebesar < Rp. 708.000,- dan tingkat pendidikan SMA sebesar 95,00% dari total responden. Sebagian besar responden mempunyai tingkat pendapatan yang rendah dan tingkat pendidikan rendah yaitu sebesar 95,00% dari total responden, maka dikatakan bahwa terdapat hubungan positif antara pendidikan dan pendapatan.

Sebagian besar responden mempunyai lama kerja rendah dan pendapatan rendah yaitu sebesar 80,00%, kemudian disusul oleh yang mempunyai lama kerja sedang. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang erat antara lama kerja dengan pendapatan.

(12)

1.6. Kerangka Pemikiran

Keterlibatan wanita dalam bekerja sebagian besar dilatar belakangi keadaan

sosial ekonomi rumah tangga yang masih rendah, sehingga untuk mencukupi

kebutuhan keluarga mereka terpaksa harus melibatkan diri secara aktif dalam

kegiatan ekonomi. Sedangkan bagi wanita yang memilih untuk bekerja,

semata-mata sekedar mencari kesibukan dan kepuasan. Adanya keterbatasan kesempatan

kerja di daerah dan adanya tekanan ekonomi dan psikologis menyebabkan

seseorang untuk bekerja memenuhi kebutuhan.

Kesempatan ekonomi lain diperoleh dengan semakin berkembangnya

sektor jasa yang semakin luas. Serta meningkatnya industri rumah tangga, industri

ringan maupun industni ntenengah dan berat. Secara umum faktor-faktor yang

berhubungan dengan partisipasi wanita dalam kerja adalah faktor demografi dan

sosial ekonomi. Faktor-faktor tersebut meliputi umur, usia mulai kerja,

pendidikan, jenis pekerjaan.

Kesempatan bekerja pada suatu industri tidak hanya didominasi oleh

kaum laki-laki, tetapi kaum wanita pun ikut andil pada kegiatan penindustrian.

Wanita bekerja pada saat irti bukanlah hal yang aneh karena tingkat pendidikan

dan kesempatan kerja bagi wanita sudah terbuka luas. Apalagi pikiran-pikiran

wanita sudah lebih berkembang, mungkin terjadi karena kebutuhan rumah tangga

yang tidak terpenuhi jika hanya dalam rumah tangga hanya mengandalkan

seorang saja yang bekerja yaitu kepala keluarga. Partisipasi wanita meningkat

pada dekade saat ini, halini mencerminkan semakin meningkatnya sektor

(13)

Pada kenyataannya wanita terdorong untuk bekerja hanya untuk dirinya

pribadi tetapi juga faktor lingkungan. Sedikit banyak para wanita saat ini sudah

berusaha memberikan sumbangan pendapatan terhadap keluarga. Ada beberapa

alasan yang melatar belakangi seorang wanita utnuk memutuskan bekerja tidak

antara lain yaitu karena mereka harus bekerja dan mereka memilih bekerja.

Dimana harus bekerja mencerminkan keadaan ekonomi keluarga yang rendah

sehingga untuk meringankan beban keluarga mereka terpaksa melibatkan

diridalam kegiatan ekonomi. Wanita bekerja juga mencerminkan penghasilan

suami tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan keluarga disamping juga

pengaruh jumlah anak.

Tampaknya proses perubahan sosial yang terjadi pada wanita

menunjukkan posisi yang mantap itu terbukti dan semakin banyaknya wanita yang

terlibat dalam pekerjaan produktif. Walaupun pekerja wanita dimasukkan dalam

kategori pencari nafkah tambahan namun temyata keberadaan pekerja wanita

untuk menambah income keluarga semakin menjadi penting artinya dalam

kehidupan ekonomi rumah tangga. Kesejahteraan keluargapun akan lebih

meningkat karena sumbangan pendapatan wanita.

Pekerja wanita terdiri dan wanita yang berstatus kawin atau belum kawin

yang melakukan pekerjaan dengan maksud memperoleh penghasilan.

Karakteristik yang akan diteliti meliputi umur, tingkat pendidikan, status

perkawinan, daerah asal pekerja. Karakteristik demografi maupun karakteristik

sosial ekonomi sangat berpengaruh terhadap besan kecilnya penghasilan yang

(14)

Gambar : 1. Diagram Alir Kerangka Penelitian

Sumber : Penulis, 2009

1.7. Hipotesa.

1. Karakteristik pekerja wanita berumur 15-64 tahun, berpendidikan rendah,

sebagian besar berstatus kawin.

2. Sebagian besar pekerja wanita berasal dan luar desa.

3. Terdapat hubungan positif antara tingkat pendidikan dengan pendapatan,

begitu pula antara lama bekerja dengan pendapatan.

1.8. Metode Penelitian.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode survey yang

meliputi pemilihan daerah penelitian, pemilihan responden serta pengumpulan

data.

1. Pemilihan Daerah Penelitian.

Pemilihan daerah penelitian dilakukan dengan cara “Purposive Sampling”,

yaitu memilih wilayah penelitian berdasarkan pertimbangan-pertimbangan

tertentu (Mantra dan Kasto, 1985).

Pekerja Wanita (CV Saudara, Klaten Utara)

Pendapatan Pekerja Wanita

Faktor yang mempengaruhi pendapatan: - Pendidikan - Lama bekerja Karakteristik pekerja Wanita: - Umur - Pendidikan - Status Perkawinan - Daerah asal pekerja

(15)

Adapun pertimbangan-pertimbangan tersebut antara lain:

a. Desa Gergunung merupakan satu-satunya desa di Kecamatan Klaten Utara

yang terdapat industri skala besar yaitu industri CV. SAUDARA yang

merupakan indusiri penerbitan buku pelajaran sekolah dan percetakan

undangan yang masih ada dan masih aktif.

b. Penyerapan tenaga kerja pada industri di Desa Gergunung Kecamatan

Klaten Utara yang di dominasi oleh kaum wanita.

c. Di desa ini belum pemah dilaksanakan penelitian mengenai pekerja wanita.

2. Pemilihan Responden.

Responden dalam penelitian ini adalah tenaga kerja wanita yang bekerja

pada industri CV. SAUDARA di Desa Gergunung Kecamatan Klaten Utara.

Dalam pengambilan responden ini dilaksanakan dengan sistem random sampling.

Adapun jumlah pekerja wanita secara keseluruhan berjumlah 406 pekerja wanita.

Responden diambil sebanyak 10% (41 responden) terdiri dari bagian produksi

sebesar 16 responden, bagian pemasaran sebesar 14 responden, bagian penerbitan

sebesar 11 responden dan 406 tenaga kerja wanita pada industri CV SAUDARA.

3. Pengumpulan Data.

Data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder.

a. Data primer diperoleh dan responden dengan cara wawancara langsung

didukung dengan kuesioner, yang berisi antara lain:

Data yang diperoleh dengan wawancara langsung di lapangan dengan

(16)

responden, karakteristik sosial ekonomi (umur, tingkat pendidikan, status

perkawinan, pendapatan, lama bekerja dan daerah asal pekerja). Selain itu,

data primer diperoleh dari sumber informasi baik tokoh masyarakat, pamong

desa, dan para pekerja wanita serta dan pimpinan industri di daerah yang

diteliti.

b. Data sekunder diperoleh dan catatan yang ada hubungannya dengan

penelitian yaitu:

1) Data keadaan fisik daerah penelitian : letak, luas, batas, transportasi

dan komunikasi, penggunaan lahan.

2) Data keadaan sosial ekonomi : jumlah penduduk, kepadatan penduduk,

pertambahan penduduk, komposisi penduduk menurut umur dan jenis

kelamin, pekerjaan, pendidikan dan status perkawinan.

4. Analisa Data.

Analisa data yang digunakan dalam penelitian iniadalah analisa tabel,

yang meliputi tabel frekuensi dan tabel silang. Analisa tabel frekuensi bertujuan

untuk mengetahui karekteristik dan variabel, sedang analisa tabel silang bertujuan

untuk mengetahui hubungan antara dna variabel yaitu variabel pengaruh dan

variabel terpengaruh (Sofian Effendi dan Chris Manning, 1985).

1.9. Batasan Operasional.

1. Angkatan kerja adalah penduduk yang menyumbangkan tenaga untuk

(17)

barang. Angkatan kerja terdiri dan penduduk yang bekerja dan tidak bekerja

tetapi siap untuk bekerja atau sedang mencari pekerjaan (Manning, 1984).

2. Bekerja adalah penduduk yang melakukan pekerjaan dengan maksud untuk

memperoleh penghasilan atau keuntungan dan lamanya bekerja paling

sedikit satu jam seminggu sebelum pencacahan (Chris Manning. 1984).

3. Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai wewenang untuk

mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan

adat-istiadat yang diakui sistem pemerintah nasional (Bambang J P. 2004).

4. Jenis pekerjaan adalah macam pekerjaan yang sedang dilakukan oleh

orang-orang yang termasuk golongan bekerja atau orang-orang-orang-orang yang sementara

tidak bekerja (BPS, 2006).

5. Jumlah jam kerja adalah jumlah jam kerja yang digunakan untuk tanaga

kerja per minggu.

6. Pendidikan adalah mereka yang menamatkan sekolah setelah mereka

mengikuti pelajaran pada kelas tertinggi suatu tingkatan sekolah baik dan

sekolah negeri maupun swasta (BPS, 1984).

7. Penghasilan adalah besarnya upah atau penghasilan yang diterima oleh

mereka yang bekerja, yang berupa uang dan dinyatakan dalam satu bulan.

8. Sumbangan pendapatan adalah jumlah pendapatan tenaga kerja dari industry

yang diberikan kepada keluarga dibagi dengan pendapatan total keluarga

(18)

9. Tenaga kerja merupakan kelompok penduduk yang berada pada usia kerja,

usia kerja yang digunakan dalam penelitian ini antara umur 15-64 tahun.

Tenaga kerja ini dikelompokkan atas angkatan kerja dan bukan angkatan

Gambar

Tabel 1.1.   Jumlah Industri Besar dan tenaga Kerja yang Ada di Desa Gergunung,  Kecamatan Klaten Utara Tahun 2008
Tabel 1.2. Perbandingan Penelitian Sebelunya dengan Penelitian yang dilakukan
Gambar : 1. Diagram Alir Kerangka Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Observasi dilakukan untuk mengumpulkan informasi tentang proses pembelajaran yang dilakukan guru sesuai dengan tindakan yang telah disusun. Melalui pengumpulan

Penelitian ketiga dari Johan Istiadie dalam skripsinya yang berjudul “ Prinsip Pendidikan Moral Pada Anak menurut Abdullah Nashih Ulwan dalam Kitab Tarbiyatul Aulad Fil Islam”,

waktu yang dimiliki guru untuk melakukan penilaian berdasarkan kurikulum 2013; Ketiga,. jumlah siswa perkelas yang terlalu banyak membuat guru kesulitan untuk

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan limpahan rahmat, taufiq serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

Nomor CM.UPH.17.03 tanggal 11 Januari 2017 perihal Penetapan Pemenang Pengadaan Jasa Pemborongan Pekerjaan Pengadaan dan Pemasangan Peralatan Tol Pada PT Jasa

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan kognitif siswa untuk mencapai ketuntasan aspek kognitif pada materi Getaran Harmonis Sederhana dengan penerapan

Dengan surat ini saya menyatakan bahwa saya bersedia/tidak bersedia* untuk menjadi responden dalam penelitian dengan judul “Pengaruh pemberian air rebusan daun salam terhadap

Sub sektor pada sektor pertanian yang menjadi sub sektor basis di Kabupaten Demak selama tahun 2007-2011 yaitu sub sektor tanaman bahan makanan dan sub sektor