• Tidak ada hasil yang ditemukan

BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN BUPATI BANGKA TENGAH NOMOR 86 TAHUN 2018 TENTANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN BUPATI BANGKA TENGAH NOMOR 86 TAHUN 2018 TENTANG"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BUPATI BANGKA TENGAH

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN

PERATURAN BUPATI BANGKA TENGAH NOMOR 86 TAHUN 2018

TENTANG

TATA KELOLA PENYELENGGARAAN SISTEM ELEKTRONIK DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DI KABUPATEN BANGKA TENGAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA TENGAH,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka penyelenggaraan Pemerintahan Daerah di bidang pelayanan publik dan non pelayanan publik, memerlukan tata kelola pemerintahan yang baik untuk menjamin transparansi, akuntabilitas, efisiensi dan efektivitas sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai dengan baik dengan memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi yang lebih harmonis, pengelolaan yang lebih baik dan pendekatan yang meningkatkan pencapaian nilai dari implementasi Teknologi Informasi dan Komunikasi Daerah;

b. bahwa agar penyelenggaraan sistem elektronik dalam Pemerintahan (e-Government) sebagaimana dimaksud dalam huruf a dapat berjalan dengan baik dan dapat dipertanggungjawabkan, perlu mengatur Tata Kelola Penyelenggaraan Sistem Elektronik dalam Penyelenggaraan Pemerintahan di Kabupaten Bangka Tengah;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Tata Kelola Penyelenggaraan Sistem Elektronik dalam Penyelenggaraan Pemerintahan di Kabupaten Bangka Tengah;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 217, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

(2)

2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Bangka Selatan, Kabupaten Bangka Tengah, Kabupaten Bangka Barat dan Kabupaten Belitung Timur di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4268);

3. Undang-Undang Nomor 11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 251, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4843) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 251,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5952);

4. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 61, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4846);

5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5038);

6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

7. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi

Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 292, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5601);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronik (Lembaran Negara Tahun 2012 Nomor 189, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5348);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2017 tentang Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6041);

(3)

10. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 5 Tahun 2015 tentang Registrasi Nama Domain Instansi Penyelenggara Negara (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 209);

11. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 4 Tahun 2016 tentang Sistem Manajemen Pengamanan Informasi (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 551);

12. Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2018 tentang Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (Lembaran Daerah Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2018 Nomor 257);

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG TATA KELOLA

PENYELENGGARAAN SISTEM ELEKTRONIK DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DI

KABUPATEN BANGKA TENGAH.

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam Peraturan Bupati ini, yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Kabupaten Bangka Tengah.

2. Pemerintah Daerah adalah Bupati Bangka Tengah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah otonom.

3. Bupati adalah Bupati Bangka Tengah.

4. Perangkat Daerah adalah Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah.

5. Teknologi Informasi dan Komunikasi, yang selanjutnya disingkat TIK adalah teknologi yang berhubungan dengan pengambilan, pengumpulan, pengolahan, penyimpanan, penyebaran, dan penyajian Informasi.

6. Electronic Government, yang selanjutnya disebut e-Government adalah pemanfaatan TIK untuk meningkatkan efesiensi, efektifitas, transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan.

7. Komunikasi adalah penyampaian informasi dari satu pihak ke pihak yang lain melalui media perantara yang bersifat elektronik maupun non elektronik.

(4)

8. Informatika adalah pemanfaatan perangkat berkemampuan komputasi dalam pegelolaan Informasi, termasuk dalam pemrosesan, pengarsipan dan penyebaran Informasi.

9. Tata Kelola e-Government adalah sumber daya TIK berupa perencanaan, kebijakan, prosedur, anggaran, kelembagaan, audit dan mekanisme pelaksanaan pekerjaan terkait TIK. 10. Sistem Informasi adalah instrumen yang mampu mengolah

data atau informasi secara otomatis sedemikian rupa sehingga memberikan kemudahan dan kecepatan bagi pengguna dalam memperoleh data atau Informasi yang diperlukan.

11. Infrastruktur adalah perangkat keras, perangkat lunak, dan peralatan telekomunikasi, yang digunakan untuk pengelolaan data dan Informasi serta fasilitas pendukung lainnya.

12. Pelayanan Publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.

13. Standar Operasional Prosedur, yang selanjutnya disingkat SOP adalah serangkaian intruksi tertulis yang dibakukan mengenai berbagai proses penyelenggaraan aktivitas organisasi, bagaimana dan kapan harus dilakukan, dimana dan oleh siapa dilakukan.

14. Chief Information Officer, yang selanjutnya disingkat CIO adalah orang yang paling bertanggung jawab atas penyelenggaraan urusan wajib Komunikasi dan informasi Pemerintah Daerah.

15. Komponen TIK adalah unsur-unsur yang membentuk suatu arsitektur TIK, yang terdiri atas data, aplikasi, dan Infrastruktur.

16. Pusat Data adalah himpunan berbagai jenis data dan informasi yang berasal dari simpul-simpul (server) yang disimpan dalam Pusat Data terpusat berdasarkan sistem manajemen basis data.

17. Rencana Pemulihan Bencana (Disaster Recovery Plan), yang selanjutnya disingkat DRP adalah dokumen yang berisi rencana, pengaturan usaha dan langkah-langkah yang harus dilakukan untuk menggantikan dan/atau memulihkan kembali akses data, aplikasi, informasi dan perangkat keras yang diperlukan pada saat sebelum, saat dan setelah adanya gangguan dan atau bencana.

18. Pusat Pemulihan Bencana (Disaster Recovery Center), yang selanjutnya disingkat DRC adalah fasilitas berupa tempat atau area penyimpanan serta pengolahan data dan informasi pada saat terjadinya ganguan dan/atau bencana yang mengakibatkan Pusat Data mengalami gangguan sementara, sebagian atau bahkan rusak total sehingga memerlukan waktu yang lama untuk pemulihan.

(5)

19. Penyelenggara Sistem Elektronik, yang selanjutnya disebut PSE adalah Perangkat Daerah pemilik sistem Informasi sesuai tugas pokok dan fungsi.

20. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, yang selanjutnya disingkat RPJPD Daerah adalah dokumen perencanaan Daerah untuk periode 25 (dua puluh lima) tahun.

21. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, yang selanjutnya disingkat RPJMD Daerah adalah dokumen perencanaan Daerah untuk periode 5 (lima) tahun.

22. Agile Development adalah sekelompok metodologi pengembangan perangkat lunak yang didasarkan pada prinsip-prinsip yang sama atau pengembangan sistem jangka pendek yang memerlukan adaptasi cepat dari pengembang terhadap perubahan dalam bentuk apapun.

23. Repository adalah paket khusus untuk suatu sistem operasi yang kemudian paket-paket tersebut di instal untuk mendapat kinerja lebih baik dari suatu sistem operasi.

24. Node adalah salah satu titik sambungan, titik redistribusi, atau titik akhir Komunikasi (beberapa terminal peralatan).

BAB II

MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN Bagian Kesatu

Maksud Pasal 2

Peraturan Bupati ini dimaksudkan untuk memberikan landasan hukum terkait kebijakan dan pedoman pemanfaatan TIK pada tata kelola Daerah.

Bagian Kedua Tujuan Pasal 3

Peraturan Bupati ini bertujuan sebagai berikut:

a. mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik dan benar berbasis TIK;

b. mengoptimalkan Pelayanan Publik dan non Pelayanan Publik; c. mewujudkan integrasi, sinkronisasi, dan sinergi

penyelenggaraan e-Government;

d. menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, pengendalian dan pengawasan; dan

e. mengoptimalkan peran serta masyarakat dalam implementasi e-Government.

(6)

Bagian Ketiga Sasaran

Pasal 4

Sasaran ditetapkannya Peraturan Bupati ini adalah sebagai berikut:

a. menciptakan standarisasi dalam tata kelola TIK di lingkungan Pemerintah Daerah;

b. mengendalikan sistem TIK spesifik pada setiap Perangkat Daerah;

c. menghubungkan Komponen TIK antar Perangkat Daerah; dan d. meningkatkan kapasitas sumber daya manusia di bidang

pengelolaan TIK sesuai dengan kualifikasi dan kompetensi yang telah ditentukan.

BAB III RUANG LINGKUP

Pasal 5

Ruang lingkup Peraturan Bupati ini, meliputi: a. perencanaan dan pengaturan;

b. kebijakan; c. kelembagaan; d. sistem Informasi; e. Infrastruktur TIK; dan

f. pembinaan, pengawasan dan pengendalian.

BAB IV

PERENCANAAN DAN PENGATURAN Bagian Kesatu

Perencanaan Pasal 6

(1) Perencanaan penyelenggaraan e-Government dituangkan dalam rencana induk penyelenggaraan e-Government yang selaras dengan rencana pembangunan Daerah.

(2) Rencana induk penyelenggaraan e-Government sebagaimana dimaksud pada ayat (1), disusun oleh Perangkat Daerah yang membidangi urusan Komunikasi dan Informatika.

(3) Dalam menyusun rencana induk penyelenggaraan e-Government sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

melibatkan Perangkat Daerah terkait dalam memberikan informasi kebutuhan TIK.

(7)

(4) Rencana induk penyelenggaraan e-Government sebagaimana dimaksud pada ayat (2), berlaku 5 (lima) tahun dan dapat ditinjau kembali paling sedikit 2 (dua) tahun sekali sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 7

(1) Setiap Perangkat Daerah membuat rencana aksi pelaksanaan Government berdasarkan rencana induk penyelenggaraan e-Government yang spesifik, terukur, dan realistis berdasarkan tugas pokok dan fungsi.

(2) Perangkat Daerah yang membidangi urusan Komunikasi dan Informatika menginventarisasi rencana aksi implementasi inisiatif TIK strategis Perangkat Daerah sesuai tugas pokok dan fungsi yang akan dimasukkan dalam rencana induk penyelenggaraan e-Government.

(3) Perangkat Daerah yang membidangi urusan Komunikasi dan Informatika melakukan evaluasi implementasi rencana aksi inisiatif TIK strategis Perangkat Daerah dan dilaporkan kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

(4) Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3), dapat diselenggarakan oleh pihak eksternal.

(5) Dokumen rencana aksi inisiatif TIK strategis Perangkat Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), memuat:

a. perencanaan pembangunan sistem; b. perencanaan manajemen perubahan; c. perencanaan pemeliharaan sistem; dan d. perencanaan keberlanjutan sistem.

Pasal 8

(1) Sumber pembiayaan dalam penyelenggaraan e-Government berasal dari APBD dan/atau sumber dana lain yang sah.

(2) Anggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1), digunakan untuk:

a. penyusunan kebijakan atau regulasi berhubungan dengan TIK;

b. pengadaan dan instalasi; c. pengelolaan operasional; d. pemeliharaan sistem;

e. pengembangan sumber daya manusia TIK; f. sosialisasi dan koordinasi;

g. fasilitasi peran serta masyarakat untuk mendukung pengembangan TIK Pemerintah Daerah;

h. monitoring dan evaluasi penyelenggaran e-Government; dan i. kebutuhan lain terkait pengembangan e-Government

(8)

(3) Setiap perencanaan anggaran dan standar harga pengadaan barang/jasa penyelenggaraan e-Government Daerah, harus mendapat rekomendasi teknis dari Perangkat Daerah yang membidangi urusan Komunikasi dan Informatika.

(4) Dalam melaksanakan pembangunan, pengembangan, dan pengoperasian TIK, berpedoman pada standarisasi berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Bagian Kedua Pengaturan

Pasal 9

(1) Kegiatan pengaturan TIK dilaksanakan untuk memastikan pelaksanaan TIK selaras dengan perencanaan TIK.

(2) Dalam melaksanakan perencanaan TIK sebagaimana dimaksud pada ayat (1), harus sesuai dengan:

a. dokumen rencana resmi dalam RPJPD dan RPJMD;

b. rencana induk dan/atau rencana strategis TIK Pemerintah Daerah.

(3) Kegiatan pengaturan TIK sebagaimana dimaksud pada ayat (1), terdiri atas:

a. pengaturan pemanfaatan sumber daya TIK; dan

b. pengaturan terkait keamanan sistem dan informasi baik secara level data, aplikasi maupun Infrastruktur.

BAB V KEBIJAKAN Bagian Kesatu

Umum Pasal 10

(1) Kebijakan strategis disusun dalam bentuk dokumen peraturan Daerah, peraturan Bupati dan/atau keputusan Bupati.

(2) Penyusunan dokumen kebijakan strategis dilakukan dengan koordinasi melalui Perangkat Daerah yang membidangi urusan Komunikasi dan Informatika dengan Perangkat Daerah terkait.

(3) Kebijakan operasional disusun dalam bentuk dokumen SOP oleh penyelenggara sistem elektronik.

(9)

Bagian Kedua SOP Pasal 11

(1) Setiap PSE membuat SOP sesuai dengan sistem elektronik. (2) Setiap SOP paling sedikit memuat unsur:

a. penanggungjawab; b. waktu, dan

c. urutan.

(3) SOP sebagaimana dimaksud pada ayat (2), ditetapkan oleh masing-masing Kepala Perangkat Daerah.

(4) SOP sebagaimana dimaksud pada ayat (3), disosialisasikan dan dilakukan pengawasan pelaksanaan SOP oleh masing-masing Perangkat Daerah.

(5) SOP sebagaimana dimaksud pada ayat (3), dapat ditinjau kembali dan dievaluasi oleh PSE paling sedikit 1 (satu) tahun sekali.

(6) SOP yang telah ditetapkan oleh Kepala Perangkat Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (3), disampaikan kepada Perangkat Daerah yang membidangi urusan Komunikasi dan Informatika untuk diinventarisasi menjadi SOP TIK Daerah.

BAB VI KELEMBAGAAN Bagian Kesatu Penyelenggaraan TIK

Pasal 12

(1) Penyelenggaraan TIK dilaksanakan oleh seluruh Perangkat Daerah yang dipimpin Bupati selaku CIO.

(2) Pelaksana harian CIO dilakukan oleh Sekretaris Daerah dengan tugas sebagai berikut:

a. mengoordinasikan penyusunan dokumen perencanaan; b. mengoordinasikan hubungan antar Perangkat Daerah;

c. melaksanakan monitoring realisasi dan operasional TIK; dan

(10)

Pasal 13

Fungsi penyelenggaraan TIK tidak terbatas pada: a. penyelenggaraan e-Government;

b. pengelolaan Infrastruktur TIK dan pengendalian keamanan informasi;

c. pengendalian dan pembinaan usaha masyarakat berbasis TIK; d. pengelolaan informasi publik berdasarkan kebijakan

keterbukaan informasi publik; dan

e. fasilitasi pembinaan desa membangun berbasis TIK. Bagian Kedua

PSE Pasal 14

(1) Perangkat Daerah berkoordinasi dengan Perangkat Daerah yang membidangi urusan Komunikasi dan Informatika untuk menjadi PSE.

(2) PSE sebagaimana dimaksud pada ayat (1), menjamin:

a. tersedianya perjanjian tingkat layanan penyelenggaraan sistem elektronik;

b. keamanan informasi dan sarana Komunikasi internal;

c. setiap komponen sistem elektronik beroperasi sebagaimana mestinya; dan

d. keterpaduan operasional sistem elektronik. Pasal 15

(1) Sumber daya manusia di bidang TIK dapat menggunakan tenaga non PNS sesuai dengan standar kompetensi yang dibutuhkan.

(2) Pengembangan kompetensi sumber daya manusia bidang TIK di PSE, dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a. menaikkan jenjang pendidikan formal; b. bimbingan teknis;

c. pendidikan dan latihan teknis; atau d. mengikuti ujian kompetensi bidang TIK.

(3) Penyelenggaraan pengembangan sumber daya manusia TIK di PSE sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dilaksanakan oleh Perangkat Daerah yang membidangi urusan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia atau lembaga pendidikan pengembangan bidang TIK baik pemerintah maupun swasta yang berbadan hukum sesuai dengan rekomendasi dari Perangkat Daerah yang membidangi urusan Komunikasi dan Informatika.

(11)

(4) Dalam hal promosi ataupun mutasi pada setiap sumber daya manusia bidang TIK di PSE, pimpinan Perangkat Daerah menjamin keberlangsungan sistem melalui SOP.

(5) Perangkat Daerah yang membidangi urusan Komunikasi dan Informatika memiliki SDM TIK berdasarkan kompetensi sebagai analis sistem sebagai:

a. pelaksana pendampingan pengembangan sistem elektronik di PSE; dan

b. pelaksana evaluasi penyelenggaraan sistem elektronik yang dimiliki oleh Daerah.

BAB VII

SISTEM INFORMASI Bagian Kesatu

Umum Pasal 16

(1) Perangkat Daerah yang membidangi urusan Komunikasi dan Informatika menyusun tata kelola data dalam lingkup Pemerintah Daerah.

(2) Data dan informasi hasil dari pelaksanaan sistem TIK di setiap Perangkat Daerah dimasukkan ke dalam Pusat Data yang diselenggarakan oleh Perangkat Daerah yang membidangi urusan Komunikasi dan Informatika.

(3) Kualitas data dan informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2), meliputi aspek kerahasiaan, integritas dan ketersediaan.

(4) Penyimpanan data secara cloud harus menggunakan server yang berada di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Bagian Kedua e-Government

Pasal 17

(1) Pembuatan aplikasi oleh Perangkat Daerah mengacu pada rencana induk dan/atau rencana aksi tiap Perangkat Daerah tentang penyelenggaraan e-Government Pemerintah Daerah. (2) Aplikasi e-Government yang dibuat oleh PSE harus

dimanfaatkan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan dan dapat diintegrasikan dengan aplikasi e-Government yang lain.

(12)

(3) Pengembangan aplikasi e-Government bersifat kode sumber terbuka dan/atau bekerja sama melalui perjanjian dengan instansi pemerintah maupun swasta dengan berbagi pada sistem berbagi pakai sesuai kebutuhan serta memenuhi ketentuan keamanan informasi.

(4) Dalam hal serah terima pengadaan aplikasi e-Government, dinyatakan sah apabila telah dilengkapi dengan dokumen teknis laporan pekerjaan yang berpedoman pada metode System SDLC dan/atau metode Agile Development, paling sedikit memuat:

a. dokumen arsitektur proses bisnis, arsitektur data, arsitektur aplikasi dan arsitektur Infrastruktur;

b. salinan digital/copy digital kode sumber; c. dokumen manual menjalankan sistem; dan

d. dokumen laporan hasil uji keamanan, performance (unjuk kinerja) dan debugging (penelusuran terhadap kesalahan program) yang dilaksanakan oleh tim penguji dan telah dinyatakan lolos uji.

(5) Semua hak cipta atas aplikasi e-Government menjadi milik Daerah dan disimpan di dalam Repository yang dikelola oleh Perangkat Daerah yang membidangi urusan Komunikasi dan Informatika.

Bagian Ketiga Website Daerah

Pasal 18

(1) Perangkat Daerah yang membidangi urusan Komunikasi dan Informatika berwenang mengatur pengembangan aplikasi dan Infrastruktur website Daerah, mengelola domain Daerah serta pengelolaan e-mail Daerah.

(2) Setiap Perangkat Daerah mengelola informasi layanan publik pada website Perangkat Daerah.

(3) Perangkat Daerah yang memilliki website harus menjadi subdomain dari domain Daerah.

(4) Subdomain sebagaimana dimaksud pada ayat (3), dimanfaatkan untuk website Perangkat Daerah, produk ataupun layanan Daerah.

(5) Subdomain sebagaimana dimaksud pada ayat (3), harus terintegrasi dengan domain bangkatengahkab.go.id.

(6) Semua domain dan subdomain ditempatkan di tempat yang disediakan oleh Perangkat Daerah yang membidangi urusan Komunikasi dan Informatika.

(13)

(7) Perangkat Daerah bertanggung jawab terhadap pengelolaan penomoran IP di intranet dan dilakukan pengawasan oleh Perangkat Daerah yang membidangi urusan Komunikasi dan Informatika.

Bagian Keempat

Strategi Penanggulangan Bencana Pasal 19

(1) Perangkat Daerah yang membidangi urusan Komunikasi dan Informatika menyusun strategi penanggulangan bencana untuk menjamin keberlangsungan data dan informasi serta menjaga kegiatan dan kinerja Perangkat Daerah.

(2) Strategi penanggulangan bencana sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diatur terpisah dalam dokumen DAP.

(3) Perangkat Daerah yang membidangi urusan Komunikasi dan Informatika membangun atau bekerjasama dengan instansi lain dalam pengadaan DRC yang bertujuan untuk mengambil alih fungsi suatu sistem TIK sebagai Pusat Data dan pengolahan data dan informasi apabila terjadi gangguan yang menimpa satu atau beberapa sistem atau layanan penting dalam lingkup Daerah.

Bagian Kelima

Pengembangan Perangkat Lunak, Perangkat Keras, dan Jaringan Sistem TIK

Pasal 20

(1) Perangkat lunak, perangkat keras, dan jaringan sistem TIK pada setiap Perangkat Daerah disesuaikan dengan volume data dan kebutuhan aplikasi masing-masing.

(2) Perangkat Daerah yang memiliki, membangun, dan mengembangkan perangkat lunak atau aplikasi spesifik harus memberikan kode sumber kepada Perangkat Daerah yang membidangi urusan Komunikasi dan Informatika.

(3) Dalam hal membangun dan mengembangkan perangkat lunak atau aplikasi spesifik, Perangkat Daerah harus memperhatikan ketentuan antara lain:

a. prioritas kebutuhan; b. integrasi data dan sistem;

c. keamanan data dan sistem; dan

d. tersedia Infrastruktur dan kompetensi sumber daya manusia. (4) Perangkat lunak, perangkat keras, dan jaringan sistem TIK

sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dikembangkan untuk dapat saling berkomunikasi (interoperabilitas) dan menjamin kompatibilitas antar sistem di setiap Perangkat Daerah.

(14)

(5) Perangkat Daerah yang memiliki aplikasi spesifik harus memenuhi standar interoperabilitas dan standar keamanan sistem dan informasi.

Pasal 21

(1) Perangkat Daerah yang membidangi urusan Komunikasi dan Informatika melaksanakan pengembangan jaringan Komunikasi data di lingkup Pemerintah Daerah.

(2) Perangkat Daerah melaksanakan pengembangan jaringan Komunikasi data di sistem TIK spesifik.

BAB VIII

INFRASTRUKTUR TIK Bagian Kesatu

Umum Pasal 22

(1) Perangkat Daerah yang membidangi urusan Komunikasi dan Informatika menyediakan, mengelola dan memelihara Infrastruktur TIK yang diperlukan untuk menjamin penyelenggaraan e-Government.

(2) Infrastruktur sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dimanfaatkan oleh Perangkat Daerah yang terdiri dari:

a. Pusat Data dan pusat pemulihan bencana data center dan DRC;

b. Jaringan backbone antar Perangkat Daerah; c. router, server dan storage;

d. sistem keamanan informasi; dan e. bandwidth.

(3) Pemulihan bencana data center dan DRC diletakkan dan dikonfigurasi ditempat yang jauh dari Pusat Data dan risiko terjadinya insiden keamanan informasi.

(4) Perangkat Daerah yang membidangi urusan Komunikasi dan Informatika berwenang mengatur pemanfaatan internet dan mengendalikan situs yang dapat diakses oleh Perangkat Daerah.

(5) Perangkat Daerah yang membidangi urusan Komunikasi dan Informatika dapat membuka akses situs yang terlarang apabila ada pengajuan permintaan secara resmi dari Perangkat Daerah dalam rangka melaksanakan pekerjaan sesuai tugas dan fungsi Perangkat Daerah.

(15)

(6) Seluruh Infrastruktur TIK yang diselenggarakan oleh Daerah, dimanfaatkan sebagai sarana bekerja untuk kepentingan kedinasan.

(7) Pengadaan perangkat baru/tambahan/penggantian, harus sesuai dengan perangkat yang telah ditetapkan oleh Perangkat Daerah yang membidangi urusan Komunikasi dan Informatika.

(8) Hak akses ke data dan keamanan informasi hanya dimiliki oleh aparat sipil negara yang terdaftar pada database kepegawaian Pemerintah Daerah.

(9) Penyediaan, pengelolaan dan perwatan Infrastruktur bisa dilaksanakan oleh pihak ketiga penyedia barang jasa di bidang TIK yang berbadan hukum di Indonesia, berdomisili di Indonesia dan memiliki sertifikat ISO 27001.

Pasal 23

(1) Perangkat Daerah dapat menyediakan, mengelola, memanfaatkan dan memelihara Infrastruktur TIK sendiri sesuai kebutuhannya.

(2) Infrastruktur yang dapat dikelola oleh Perangkat Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), adalah sebagai berikut: a. local area network (kabel, switch dan wifi);

b. perangkat end user (laptop, desktop dan alat cetak); dan c. keamanan informasi internal Perangkat Daerah.

(3) Setiap kabel data di semua Perangkat Daerah yang menghubungkan jaringan komputer harus diberi label kode alamat antar Node.

Bagian Kedua Inventarisasi Aset

Pasal 24

(1) Perangkat Daerah menginventarisir seluruh perangkat TIK di dalam sistem Informasi aset Pemerintah Daerah.

(2) Perangkat Daerah yang membidangi urusan Komunikasi dan Informatika menyusun laporan inventarisasi aset TIK dari Sistem Informasi aset Pemerintah Daerah ke Sekretaris Daerah dalam rangka evaluasi pengelolaan aset TIK Daerah. (3) Perangkat Daerah yang mendapatkan perangkat sistem

Informasi dari pemerintah pusat/propinsi atau lainnya berkoordinasi dengan Perangkat Daerah yang membidangi urusan Komunikasi dan Informatika untuk dilakukan sinkronisasi integrasi sistem.

(16)

BAB IX

PEMBINAAN, PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN Pasal 25

(1) Pelaksanaan pembinaan, pengawasan dan pengendalian penyelenggaraan e-Government dilaksanakan oleh Sekretaris Daerah melalui Perangkat Daerah yang membidangi urusan Komunikasi dan Informatika dan dapat melibatkan pihak lain sesuai dengan kebutuhan.

(2) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilaksanakan melalui:

a. koordinasi pelaksanaan teknis penyelenggaraan sistem elektronik;

b. pemberian bimbingan dan supervisi teknis berpedoman pada regulasi pemerintah pusat, standar internasional; dan c. kaidah keilmuan terkait pengembangan dan layanan TIK. (3) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

dilaksanakan melalui:

a. pembinaan kesadaran hukum aparatur dan masyarakat; b. peningkatan profesionalisme aparatur pelaksana; dan c. peningkatan peran dan fungsi pelaporan.

(4) Pengendalian sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilaksanakan dengan berpedoman pada ketentuan peraturan perundang-undangan.

BAB X SANKSI

Pasal 26

(1) Pelanggaran terhadap ketentuan dalam Peraturan Bupati ini akan dikenai sanksi administratif oleh Bupati.

(2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diantaranya:

a. peringatan lisan; dan

b. peringatan tulisan berupa surat teguran.

BAB XI

KETENTUAN PERALIHAN Pasal 27

Semua Perangkat Daerah terkait penyelenggaraan e-Government secara bertahap menyesuaikan dengan Peraturan Bupati ini dalam jangka waktu paling lama 2 (dua) tahun sejak berlakunya Peraturan Bupati ini.

(17)

BAB XII

KETENTUAN PENUTUP Pasal 28

Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Bangka Tengah.

Ditetapkan di Koba

pada tanggal 20 Desember 2018 BUPATI BANGKA TENGAH,

Cap/Dto IBNU SALEH Diundangkan di Koba

pada tanggal 20 Desember 2018 SEKRETARIS DAERAH

KABUPATEN BANGKA TENGAH, Cap/Dto

S U G I A N T O

Referensi

Dokumen terkait

pembangunan atau rehabilitasi atau peningkatan sumber air bersih milik Desa (mata air/tandon penampungan air hujan/sumur bor, Dan lain-lain), setiap Desa hanya

Perpustakaan Desa/Kelurahan adalah Perpustakaan yang diselenggarakan oleh pemerintah desa/kelurahan yang mempunyai tugas pokok melaksanakan pengembangan perpustakaan di

(1) Seksi Perlindungan Perempuan, Informasi Gender dan Anak dipimpin oleh seorang kepala Seksi yang dalam pelaksanaan tugasnya berada dibawah dan bertanggung jawab

(2) Bidang Sumber Daya Manusia, Kelembagaan dan Penyuluhan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam memimpin,

Perangkat Daerah yang menyelenggarakan urusan di bidang Pajak dan/atau UPTD melakukan pendataan lapangan untuk menentukan perhitungan Pajak reklame atas dasar

(4) Dalam hal rancangan APB Desa tahun anggaran berikutnya sebagaimana dimaksud pada ayat (3), telah ditetapkan, sisa Dana Desa tersebut dapat digunakan mendahului penetapan

(2) Peta batas kawasan perencanaan RTBL Kawasan Kelurahan Dul dan Desa Beluluk Kecamatan Pangkalanbaru sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tercantum dalam Lampiran

(2) Daftar permintaan pembayaran Tambahan Penghasilan yang ditandatangani oleh kepala Perangkat Daerah yang bersangkutan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), harus