• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pulau-pulau Kecil di Indonesia dinyatakan dalam Peraturan Presiden

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pulau-pulau Kecil di Indonesia dinyatakan dalam Peraturan Presiden"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pulau-pulau Kecil di Indonesia dinyatakan dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau – Pulau Kecil, ditetapkan proses perencanaan, pemanfaatan, pengawasan, dan pengendalian Sumber Daya Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil antarsektor, antara Pemerintah dan Pemerintah Daerah, antara ekosistem darat dan laut, serta antara ilmu pengetahuan dan manajemen untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Selama ini pembangunan di Wilayah Pulau-Pulau Kecil Terluar sebagai halaman rumah Indonesia justru sering dilupakan dan pembangunan lebih focus pada jawa sentris dan kota-kota besar. Dalam nawacita ke-3 Presiden Republik Indonesia Joko Widodo menyebutkan pembangunan dimulai dari daerah pinggiran, dan dari desa-desa. Adapun Permasalahan Utama Pulau Kecil Terluar adalah1:

1. Sebagian terbesar penduduk di pulau kecil sangat bergantung pada sektor pertanian (perikanan, peternakan dan kehutanan);

1 Paparan Biro Perencanaan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan

(2)

2 2. Kebutuhan rumah tangga sehari-hari masih tergantung dari luar (wilayah

di luar pulau);

3. Pulau di wilayah perbatasan antarnegara rawan terhadap infiltrasi asing, sehingga perlu pengelolaan yang spesifik;

4. Lokasi yang terisolir, menyebabkan kurangnya akses terhadap teknologi dan investasi yang menyebabkan produktivitas pengelolaan SDA sangat rendah;

5. Sebagian pulau-pulau kecil telah rusak akibat dari eksploitasi;

6. Ketersediaan infrastruktur dan prasarana perhubungan sangat terbatas, sehingga biaya transportasi menjadi mahal;

7. Perencanaan pembangunan oleh Pemda belum banyak menyentuh pembangunan pulau kecil.

Arahan Pembangunan Pulau-Pulau Kecil Terluar dalam Pp 62/2010 Tentang Pemanfaatan Pulau-Pulau Kecil Teluar sebagai berikut:

1. Mengkaitkan konektivitas antara Pulau-Pulau Kecil Terluar dengan Pusat-pusat Ekonomi sehingga terbangun hubungan hulu-hilir;

2. Pulau-Pulau Kecil Terluar diarahkan untuk mampu menjadi pusat pusat pertumbuhan alternatif/hinterland melalui kawasan agroindustri, minapolitan atau menghasilkan industri sekunder;

3. Perlu inovasi moda transportasi utama (nasional, strategis), dan energi dalam skala yang mencukupi agar investor mudah berinvestasi dan mempermudah jaringan pasar;

(3)

3 Dari 122 Kabupaten Daerah Tertinggal dan beberapa kabupaten di daerah maju, diantaranya memiliki pulau – pulau kecil dan terluar yang memerlukan transportasi laut untuk penumpang dan barang (Produk). Keperluan Perhubungan / Perikanan atau pusat pertumbuhan ekonomi untuk percepatan pembangunan di wilayah pulau, terutama didalam membuka keterisolasian daerah dan pemberdayaan masyarakat kepulauan. Terkait dengan hal tersebut maka diperlukan infrastruktur transportasi Laut yang memadai untuk dapat digunakan moda transportasi laut yang dapat digunakan untuk aksesbilitas antar pulau dan pusat pertumbuhan ekonomi.

Untuk memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana didalam pengembangan infrastruktur transportasi laut pada bidang pengangkutan barang didalam pemanfaatan barang pasar antar pulau-pulau terpencil maka pemerintah sebagai motor penggerak dalam pembangunan dengan memberi bantuan stimulan pembangunan infrastruktur transportasi laut di Daerah Tertinggal yang memiliki pulau terpencil dan terluar mengusahakan di bangunya kapal angkut barang yang memadai dan sesuai kondisi yang ada di Indonesia. Melihat kondisi pulau-pulau terpencil dan terluar yang masih memerlukan infrastruktur transportasi laut, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi cq. Direktorat Jenderal Pengembangan Daerah Tertentu, Direktorat Pulau Kecil dan Terluar, memberikan fasilitasi pembangunan kapal barang di Daerah Pulau Kecil dan Terluar untuk keperluan perhubungan antar pulau.

(4)

4 Dalam rangka memenuhi kebutuhan kapal barang yang diperuntukkan bagi kebutuhan masyarakat pulau kecil dan terluar, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi melakukan pengadaan barang melalui lelang umum yang dimenangkan oleh PT. Indo Teknika Sarana Pratama. Setelah pengumuman lelang Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi melakukan kontrak (Perjanjian) dengan PT PT. Indo Teknika Sarana Pratama dengan nomor kontrak 146.1/SPK/DPDTU/SATKER/PPK3/XI/2015 senilai Rp 10.002.861.000,00 (sepuluh miliar duajuta delapan ratus enam puluh satu juta rupiah) untuk membangun 10 (sepuluh) kapal barang bantuan pemerintah di Provinsi Maluku Dan Maluku Utara.

Anggaran pemerintah akan berakhir pada 31 Desember setiap tahunnya, akan tetapi pihak PT. Indo Teknika Sarana Pratama belum dapat menyelesaikan pekerjaan dikarenakan pengadaan kapal yang terlalu singkat dan terlalu dekat dengan berakhirnya anggaran Kementerian. Dalam berita acara Panitia Penerima Hasil Pekerjaan (PPHP) pada tanggal 29 Desember PT. Indo Teknika Sarana Pratama baru dapat memenuhi 47,65% dari keseluruhan barang yang dikontrakan, sedangkan kementerian keuangan yaitu kantor perbendahaan negara hanya dapat membayar setelah pekerjaan mencapai 80% pekerjaan. Atas permasalahan tersebut pihak PT. Indo Teknika Sarana Pratama mengajukan adanya addendum kontrak sehingga barang yang seharusnya diselesaikan pada tahun anggaran 2015 menjadi diselesaikan pada tahun berikutnya yaitu tahun 2016.

(5)

5 Pada 29 Desember 2015 adanya kesepakatan kedua belah pihak bahwa adanya addendum yang memberikan kelonggaran kepada PT. Indo Teknika Sarana Pratama untuk menyelesaikan pekerjaan pada tahun 2016 dengan persyaratan-persyaratan yang ditentukan oleh pihak Kementerian sehingga tercantum pada akta addendum baru, padahal perubahan kontrak ini akan membebani catatan keuangan kementerian pada tahun 2015 yang akan tercatat adanya utang atau tunggakan pemerintah terhadap pihak ketiga.

Addendum menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah; jilid tambahan (pada buku);lampiran; ketentuan atau pasal tambahan, misal dalam akta. Pada umumnya, istilah addendum dipergunakan saat ada tambahan atau lampiran pada perjanjian pokoknya namun merupakan satu kesatuan dengan perjanjian pokoknya. Meskipun jangka waktu perjanjian tersebut belum berakhir, para pihak dapat menambahkan addendum sepanjang disepakati oleh kedua belah pihak.2 Addendum yang terjadi antara Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi dan PT. Indo Teknika Sarana Pratama adalah merupakan perjanjian yang tunduk dengan persyaratan perjanjian yang tercantum dalam pasal 1338 KUHPer. Subjek hukum yang terjadi dalam kontrak ini adalah Pemerintah yaitu Kementerian yang tunduk pada undang-undang kementerian negara sedangkan satu pihak tunduk pada undang-undang perseroan terbatas yaitu pada UU no 40 tahun 2007.

2

(6)

6 Addendum kontrak yang terjadi antara Pemerintah dan Perseroan Terbatas ini menimbulkan pertanyaan pada seputar bagaimanakah Kitab Undang-Undang Hukum Perdata dan Peraturan Perundang-undangan lainnya memberikan jawaban atas perubahan perjanjian dikarenakan berakhirnya masa anggaran pemerintah. Permasalahan inilah yang menarik perhatian penulis untuk meneliti dan membahas addendum kontrak dalam judul: Analisis Yuridis Adendum Kontrak

antara Perseroan Terbatas dan Pemerintah (Studi Kasus: Kontrak Pengadaan Kapal Barang antara Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Dan PT. Indo Teknika Sarana).

B. RUMUSAN MASALAH

Untuk mempermudah pembahasan permasalahan maka dapat dimunculkan rumusan permasalahan berikut:

Bagaimanakah kekuatan hukum addendum antara pihak pemerintah dan PT. Indo Teknika Sarana Pratama dalam pengadaan kapal barang di Maluku dan Maluku Utara, ditinjau dari peraturan presiden no 54 tahun 2010 ?

C. Tujuan Penelitian

Perumusan tujuan penelitian merupakan pencerminan arah dan penjabaran strategi terhadap masalah yang muncul dalam penulisan, sekaligus agar

(7)

7 penulisan yang sedang dilaksanakan tidak menyimpang dari tujuan semula. Kemudian dirumuskanlah tujuan dari penulisan ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui bagaimana syarat-syarat dan tatacara adendum (perubahan perjanjian) dalam peraturan-perundang-undangan yang berlaku.

2. Untuk mengetahui penyelesaian masalah dalam studi kasus adendum antara Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi dengan PT. Indo Teknika Sarana Pratama

D. Manfaat Penelitian

Dari penulisan yang akan dilakukan, dapat di ambil beberapa manfaat baik secara teoritis maupun secara praktis antara lain :

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis atau akademis dengan adanya penulisan ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi ilmu pengetahuan terutama di bidang ilmu hukum, khususnya mengenai hukum perdata, dimana penelitian ingin memberikan gambaran mengenai tatacara dan syarat adendum serta kajian solusi akibat hukum setelah adanya addendum.

2.Manfaat Praktis

a. Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan ilmu pengetahuan di bidang hukum khususnya di bidang hukum perdata dan diharapkan dapat bermanfaat bagi kebutuhan praktis, baik bagi para

(8)

8 penegak hukum, birokrat maupun perusahaan dalam menghadapi dan mengambil kebijakan dalam permasalahan perubahan perjanjian/adendum.

b. Sebagai sumbangan ranah akademis pada umumnya untuk mencari, meneliti, menemukan dan memecahkan masalah-masalah hukum yang terjadi dalam kehidupan masyarakat.

c. Memberikan gambaran yang konkret dan pengertian yang luas kepada seluruh lapisan masyarakat mengenai kajian tatacara perjanjian dan penyelesaian sengketa dalam aspek perubahan perjanjian/adendum. d. Diharapkan dapat memberikan dasar-dasar serta landasan untuk

penelitian lebih lanjut.

E. Metode Penelitian.

Ilmu hukum sebagai sebuah ilmu sebuah ilmu pengetahuan mempunyai beragam metode penelitian dengan kajian objek kajian hukum yang semakin luas. Dalam penulisan hukum diperlukan suatu penelitian, dengan penelitian tersebut diharapkan akan memperolah data-data yang akurat sebagai pemecahan permasalahan atau jawaban atas pertanyaan tertentu.

Penelitian adalah suatu kegiatan ilmiah yang ada kaitannya dengan analisa dan konstruksi yang dilakukan secara metodologis, sistematis dan konsisten. Metodologi berarti sesuai dengan metode atau cara tertentu, sistematis berarti

(9)

9 berdasarkan suatu sistem, sedangkan konsisten berarti tidak adanya hal-hal yang bertentangan dengan suatu kerangka3.

Suatu penelitian hukum memerlukan adanya suatu metode penelitian agar penelitian tersebut mendapatkan data yang akurat serta memperoleh hasil yang dapat dipertanggungjawabkan kebenaranya. Dalam pembuatan penulisan hukum ini, penulis mengumpulkan, menyusun, serta menyajikan data berdasarkan metode penelitian hukum agar penelitian penulisan ini menjadi fokus serta memenuhi persyaratan sebagai penulisan ilmiah.

Dalam penyusunan penulisan hukum ini penulis menggunakan metode penelitian sebagai berikut:

1. Metode Pendekatan

Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan yuridis normatif. Pendekatan yuridis adalah suatu pendekatan yang mengacu pada hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku4, sedangkan pendekatan normatif, adalah pendekatan yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka atau data sekunder terhadap azas-azas hukum serta studi kasus yang dengan kata lain sering disebut sebagai penelitian hukum kepustakaan5.

3

Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta: UI Press, 1986), hlm. 42.

4

Roni Hanitjo Soemitro, Metodologi Penelitian Hukum dan Jurimetri, (Jakarta : Ghalia Indonesia, 1982), hlm.20.

5

Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004),hlm.13.

(10)

10 2. Spesifikasi Penelitian

Dalam penelitian ini digunakan spesifikasi penelitian secara deskriptif analitis. Deskriptif, yaitu penelitian yang bertujuan melukiskan tentang suatu hal di daerah tertentu dan pada saat tertentu6. Analitis, maksudnya dikaitkan dengan teori-teori hukum yang ada dan atau peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan obyek yang diteliti. Dengan adanya objek penelitian dan didukung oleh data-data yang berkaitan dengan permasalahan yang akan diungkapkan diharapkan akan memberikan penjelasan secara cermat dan menyeluruh serta sistematis.

3. Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sebuah penelitian yang bersifat deskriptif, sehingga data yang diperoleh adalah:

1. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari bahan-bahan pustaka, yang diperoleh dari sumber-sumber data yang berupa:

A. Bahan hukum primer, yaitu bahan-bahan hukum yang mengikat, terdiri dari:

1) Peraturan Perundang-undangan, yang meliputi:

a) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 b) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUH Perdata) c) Kitab Undang-Undang Hukum Dagang

6

(11)

11 d) Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan

Terbatas.

2) Kontrak Kementerian Desa Pembangunan Daerah tertinggal dan Transmigrasi dengan PT. Indo Teknika Sarana Pratama.

3) Addendum Kontrak Kementerian Desa Pembangunan Daerah tertinggal dan Transmigrasi dan PT. Indo Teknika Sarana Pratama. B. Bahan-bahan hukum sekunder, yaitu bahan-bahan yang erat hubungannya dengan bahan hukum primer dan dapat membantu menganalisa dan memahami bahan hukum primer, meliputi :

1) Buku-buku mengenai Hukum Pertambangan, Hukum Investasi, Hukum Perusahaan dan buku tentang Metodologi Penelitian serta Penulisan Karya Ilmiah

2) Desertasi, Tesis dan Skripsi yang berhubungan dengan materi. 3) Makalah dan Artikel, meliputi makalah tentang hukum perdata,

perusahaan dan pengadaan barang dan jasa pemerintah.

4) Jurnal-jurnal tentang hukum perdata, perusahaan dan pengadaan barang dan jasa pemerintah.

5) Bahan rujukan lainnya

C. Bahan hukum tersier, yaitu bahan yang memberikan petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder, terdiri dari: 1) Kamus Hukum.

(12)

12 3) Kamus Besar Bahasa Indonesia.

4) Ensiklopedia.

5) Bahan rujukan lainnya. F. Rencana Jadwal Penelitian

1. Persiapan : 1 minggu

2. Pengumpulan data : 2 minggu

3. Pengolahan dan analisa data : 4 minggu

4. Penulisan laporan dalam bentuk skripsi : 4 minggu +

Jumlah 11 minggu

G. Daftar Pustaka

1. Buku:

Muhammad, Abdulkadir, Hukum dan Penelitian Hukum, ( Bandung: Citra Aditya Bakti, 2004).

Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta: UI Press, 1986). Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian hukum normatif, (Jakarta : CV. Rajawali, 1985).

Soemitro, Ronny Hanitijo, Metodologi Penelitian Hukum, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1985).

2. Peraturan Perundang-undangan:

(13)

13 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUH Perdata)

Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. 3. Internet:

www.anggaran.depkeu.go.id

Referensi

Dokumen terkait

Dengan dilakukannya evaluasi SDM, diharapkan hasil audit SDM dapat membantu manajer personalia dan perusahaan untuk mengetahui dan menyelesaikan masalah dalam lingkup SDM yang

KESIMPULAN DAN SARAN Kualitas semen yang digunakan dalam pola perkawinan (straw beku, cair dan pejantan alam) di Kabupaten Blora dan Pasuruan memenuhi kriteria standar sebagai

Umur tanaman 6 MST memperlihatkan pertambahan panjang sulur panjat yang lebih tinggi karena pada saat umur 6 MST Hormon Tanaman Unggul Multiguna Exclusive sudah dapat

Ketiga-tiga kesan pengalaman pembelajaran informal dalam kalangan sukarelawan bersesuaian dengan tiga konsep dalam teori humanistik yang tergolong dalam teori pembelajaran oleh

Jahowa menempa pikiren dekket daging kalak i oda lot kurangna janah oda mertikas.. Kalak i si dua tading i Paradaiso imo Pekken Eden —bekas si bagak kalohon lot la ena,

Adanya Program Pembaharuan Agraria Nasional (PPAN) ini ternyata membawa dampak perubahan sosial dalam masyarakat di Kecamatan Jasinga, khususnya dalam hal ini Desa Pangradin

Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sesuai dengan permasalahan yang diteliti, sebagai berikut: (1) Kinerja mengajar guru Penjas

Kondisi tersebut perlu dipertahankan dan tetap untuk berusaha meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan sarana prasarana serta mendorong untuk lebih aktif lagi