i
UJICOBA MODUL KIMIA MENGGUNAKAN MEDIA SCREEN READER JOB ACCESS WITH SPEECH (JAWS) PADA MATERI POKOK SISTEM
PERIODIK UNSUR DI MAN MAGUWOHARJO YOGYAKARTA
SKRIPSI
Untuk memenuhi persyaratan mencapai derajat sarjana S-1
Disusun oleh: Sholihah Nur Fitriyani
10670053
Disusun oleh: Sholihah Nur Fitriyani
10670053
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
vii
MOTTO
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”.
(Q.S. Al Insyirah: 5)
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu,
dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk
bagimu, Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui”
(Q.S. Al-Baqarah: 216)
“
Hidup dalam keadaan mulia dan mati dalam keadaan syahid”.
(Anonim)
viii
PERSEMBAHAN
Atas karunia Allah Subhanahu Wata’ala Karya ini ku persembahkan untuk:
Ayahanda Sholehudin dan Ibunda Muhripah Kakak-kakakku tersayang
Dhani Wicaksono Sahabat-sahabat terbaikku
dan
Almamaterku Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
ix
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan ke hadirat Allah SWT Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul “Ujicoba Modul Kimia menggunakan Media Screen Reader Job Access with
Speech (JAWS) Materi Pokok Sistem Periodik Unsur Karya Dewi Perwita Sari di
MAN Maguwoharjo Yogyakarta”. Lantunan Shalawat dan nyanyian salam senantiasa tercurah kepada baginda Rasulullah Muhammad SAW yang telah membebaskan kita dari zaman kegelapan dan menuntun kita menuju zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan.
Terselesainya penulisan skripsi ini tentunya tidak terlepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu, diucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Drs. H. Akh. Minhaji, M.A. Ph.D., selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Univesitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.
2. Karmanto, M.Sc., selaku ketua Program Studi Pendidikan Kimia yang telah memberikan arahan dan motivasi dalam penyelesaian studi penulis.
3. Jamil Suprihatiningrum, M.Pd.Si. selaku dosen pembimbing sekaligus dosen pembimbing akademik, yang telah rela meluangkan waktu di tengah kesibukannya untuk mengarahkan dan mengajarkan banyak hal kepada penyusun hingga skripsi ini selesai.
4. Shidiq Premono, M.Pd., Panji Hidayat, M.Pd., dan Agus Kamaludin, M.Pd.Si. yang telah berkenan memvalidasi instrumen untuk menunjang penelitian ini.
x
5. Seluruh Dosen Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Kalijaga, terutama dosen-dosen yang telah sabar mengajarkan ilmu-ilmu yang dimilikinya, serta tidak lupa juga pada staf TU Fakultas Sains dan Teknologi terutama staf TU program studi pendidikan kimia yang telah membantu secara administrasi dalam penyelesain studi dan skripsi ini.
6. Drs. Aris Fuad, selaku Kepala MAN Maguwoharjo Sleman yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di sekolah tersebut.
7. Siwi Hidayati, S.Pd., selaku guru kimia MAN Maguwoharjo Sleman yang telah memberikan bimbingan dan arahannya selama proses penelitian.
8. Ayahanda Sholehudin dan Ibunda Muhripah yang senantiasa melimpahkan kasih sayang, dan dukungan baik spiritual ataupun materil serta selalu memberikan semangat untuk menyelesaikan studi dengan sebaik-baiknya.
Sembah matur suwun kupersembahkan yang tiada batasnya karena kasih
sayang dan perjuangan beliau berdua yang tak kenal lelah dan tanpa pamrih. Semoga Allah Yang Maha Kuasa membalas amal jariyah beliau melebihi amal tersebut.
9. Wahid Jauhari, Wihdatul Ummah, dan Edi Fitriyanto ketiga saudara yang selalu memberikan motivasi kepada penulis.
10. Dhani Wicaksono yang selalu memberikan getaran doa dan pancaran semangat sehingga setiap goresan tinta dalam skripsi ini dapat terselesaikan. 11. Teman-teman pendidikan kimia angkatan 2010 yang berjuang bersama untuk
xi
12. Sahabat-sahabatku tersayang Isna, Umi, Erni, dan Indah. Terimakasih kalian selalu ada saat suka maupun duka.
13. Teman-teman kos Ori 1 no.17 A, Uli, Mega, Kotem, Lia, Vika, Asma, mba Fitri terimakasih untuk kebersamaan, canda tawa dan dukungannya.
14. Teman-teman KKN 80 GK 48 dukuh Monggol dan teman-teman PLP di MAN Maguwoharjo, semoga pertemanan kita tak sesingkat perkenalan kita. 15. Serta semua pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini yang
tidak dapat disebutkan satu per satu.
Semoga amal kebaikan yang telah diberikan mendapat balasan dari Allah SWT. Amin.
Yogyakarta, 1 Juni 2014 Penulis,
Sholihah Nur Fitriyani NIM. 10670053
xii DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
PENGESAHAN SKRIPSI/TUGAS AKHIR ... ii
SURAT PERSETUJUAN SKRIPSI/TUGAS AKHIR ... iii
NOTA DINAS KONSULTAN ... iv
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... vi
HALAMAN MOTTO ... vii
PERSEMBAHAN ... viii
KATA PENGANTAR ... ix
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR GAMBAR ... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvi
INTISARI ... xvii BAB I PENDAHULUAN ... 1 A. Latar Belakang ... 1 B. Rumusan Masalah ... 6 C. Tujuan Penelitian ... 6 D. Manfaat Penelitian ... 7
E. Asumsi atau Batasan Ujicoba ... 9
F. Definisi Istilah ... 10
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 12
A. Kajian Teori ... 12
1. Pembelajaran Kimia ... 12
2. Media Pembelajaran ... 15
3. Difabel Netra ... 17
4. Media Pembelajaran bagi Difabel Netra ... 24
5. Screen Reader Job Access With Speech (JAWS) ... 27
6. Modul Kimia Materi Pokok SPU yang disusun oleh Dewi PS 29 7. Prestasi Belajar ... 31
8. Motivasi Belajar ... 33
9. Kemandirian Belajar ... 37
10. Sistem Periodik Unsur ... 40
11. Penelitian dan Pengembangan ... 47
12. Penelitian Perbandingan Eksperimental ... 48
B. Kajian Penelitian yang relevan ... 49
C. Kerangka Berpikir ... 50
D. Pertanyaan Penelitian ... 52
BAB III METODE PENELITIAN ... 54
A. Model Pengembangan ... 54
B. Uji Coba Produk ... 56
1. Desain Uji Coba ... 56
2. Prosedur Ujicoba Lapangan tahap I, II, dan III ... 58
3. Subjek Coba ... 59
xiii
5. Instrumen Pengumpulan Data ... 61
6. Teknik Analisis Data ... 68
BAB IV HASIL PENELITIAN ... 75
A. Data Uji Coba ... 75
1. Deskripsi Data Ujicoba Lapangan I ... 76
2. Deskripsi Data Ujicoba Lapangan II ... 77
3. Deskripsi Data Ujicoba Lapangan III... 79
B. Analisis Data ... 87
1. Analisis Data Ujicoba Lapangan I ... 87
2. Analisis Data Ujicoba Lapangan II ... 90
3. Analisis Data Ujicoba Lapangan III ... 93
C. Revisi Produk ... 107
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 152
A. Kesimpulan ... 152
B. Batasan Penelitian ... 153
C. Saran ... ... 153
DAFTAR PUSTAKA ... 155
xiv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 SK dan KD MP SPU ... 41
Tabel 2.2 KI dan KD MP SPU ... 41
Tabel 3.1 Kisi-kisi Lembar Observasi menggunakan screen reader JAWS 62 Tabel 3.2 Kisi-kisi Lembar Observasi menggunakan buku braille ... 63
Tabel 3.3 Kisi-kisi Skala Motivasi menggunakan screen reader JAWS ... 64
Tabel 3.4 Kisi-kisi Skala Motivasi menggunakan buku braille ... 65
Tabel 3.5 Kisi-kisi Skala Kemandirian ... 65
Tabel 3.6 Skala Guttman Respon terhadap Modul Kimia ... 69
Tabel 3.7 Konversi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif Skala Lima ... 73
Tabel 4.1 Data Hasil Tes Uji Kompetensi I ... 77
Tabel 4.2 Data Hasil Tes Uji Kompetensi II ... 78
Tabel 4.3 Data Hasil Tes Uji Kompetensi III ... 80
Tabel 4.4 Data Respon Peserta Didik Difabel Netra... 81
Tabel 4.5 Data Respon Pendidik dan Observer ... 81
Tabel 4.6 Kategori Soal Pilihan Ganda diterima dan ditolak... 90
Tabel 4.7 Kategori Soal Pilihan Ganda diterima dan ditolak... 93
Tabel 4.8 Kategori Soal Pilihan Ganda diterima dan ditolak... 96
Tabel 4.9 Uji Statistik Non Parametrik Prestasi Belajar ... 98
Tabel 4.10 Uji Statistik Non Parametrik Motivasi Belajar ... 102
xv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1 Prosedur ujcoba produk ... 55
Gambar 4.1 Cover sebelum direvisi ... 108
Gambar 4.2 Cover setelah direvisi ... 108
Gambar 4.3 Daftar Periodik Mendeleev sebelum direvisi ... 121
Gambar 4.4 Daftar Periodik Mendeleev setelah direvisi ... 121
Gambar 4.5 Tabel Periodik unsur sebelum direvisi ... 125
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Surat Rekomendasi Penelitian dari UIN ... 158
Lampiran 2 Surat Rekomendasi Penelitian dari Gubernur ... 159
Lampiran 3 Surat Rekomendasi Penelitian dari Bappeda ... 160
Lampiran 4 Surat Rekomendasi Penelitian dari UIN ... 161
Lampiran 5 Surat Keterangan Penelitian ... 162
Lampiran 6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Coba ... 163
Lampiran 7 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Pengendali ... 179
Lampiran 8 Data Lembar Observasi Kelas Coba ... 186
Lampiran 9 Data Lembar Observasi Kelas Pengendali ... 188
Lampiran 10 Rekap Nilai Uji Kompetensi... 190
Lampiran 11 Perhitungan Skor Motivasi Belajar... 191
Lampiran 12 Perhitungan Skor Kemandirian Belajar ... 193
Lampiran 13 Hasil Respon Observer terhadap Media Screen Reader ... 195
Lampiran 14 Hasil Respon Observer terhadap Buku Braille ... 197
Lampiran 15 Hasil Respon Peserta Didik terhadap Media Screen Reader . 199 Lampiran 16 Hasil Respon Peserta Didik terhadap Buku Braille... 200
Lampiran 17 Hasil Uji Statistik Non Parametrik Prestasi Belajar ... 201
Lampiran 18 Hasil Uji Statistik Non Parametrik Motivasi Belajar ... 202
Lampiran 19 Hasil Uji Statistik Non Parametrik Kemandirian Belajar ... 203
Lampiran 20 Hasil Anates Pilihan Ganda ... 204
Lampiran 21 Hasil Anates Uraian ... 212
Lampiran 22 Hasil Revisi Soal Pilihan Ganda ... 217
Lampiran 23 Hasil Revisi Soal Uraian ... 222
Lampiran 24 Foto-foto Penelitian ... 224
xvii INTISARI
UJICOBA MODUL KIMIA MENGGUNAKAN MEDIA SCREEN READER JOB ACCESS WITH SPEECH (JAWS) PADA MATERI POKOK SISTEM
PERIODIK UNSUR DI MAN MAGUWOHARJO YOGYAKARTA Oleh
Sholihah Nur Fitriyani NIM. 10670053
Dosen Pembimbing: Jamil Suprihatiningrum, M.Pd.Si.
Penelitian pengembangan lanjutan ini bertujuan untuk membandingkan prestasi, motivasi, dan kemandirian belajar peserta didik difabel netra yang menggunakan media tersebut dengan buku braille sebagai media pembanding. Selain itu, bertujuan untuk memperbaiki media pembelajaran berupa modul kimia menggunakan media screen reader JAWS dan buku braille.
Ujicoba modul kimia menggunakan media screen reader JAWS dilakukan di MAN Maguwoharjo dengan melibatkan lima peserta didik difabel netra. Satu peserta didik sebagai subjek uji validasi instrumen. Dua peserta didik sebagai subjek di kelas coba dan dua peserta didik sebagai subjek di kelas pengendali untuk ujicoba pemakaian. Model pengembangan yang digunakan adalah model 4D dengan desain komparatif. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi, soal uji kompetensi, angket respon, skala motivasi dan skala kemandirian belajar. Data untuk soal uji kompetensi, skala motivasi dan kemandirian belajar dianalisis menggunakan uji statistik sampel independen non parametrik.
Hasil penelitian melalui ujicoba lapangan I, II, dan III menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara prestasi, motivasi, dan kemandirian belajar peserta didik difabel netra yang menggunakan media screen reader JAWS dengan yang menggunakan buku braille.
Kata Kunci: pengembangan media screen reader JAWS, prestasi, motivasi,
1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan sarana pokok suatu bangsa dalam peningkatan kualitas masyarakat dan penyesuaian diri terhadap pesatnya perubahan serta kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Berkenaan dengan hal ini, Undang-Undang Dasar tahun 1945 pasal 31 ayat 1 menyebutkan bahwa “Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan”.
Undang-Undang Dasar tersebut mengandung maksud bahwa setiap warga negara Indonesia berhak mendapatkan pendidikan yang bermutu tanpa diskriminasi terhadap penyandang difabilitas. Adapun amanah hak pendidikan bagi penyandang difabilitas telah ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 20 pasal 5 ayat 1 dan 2 yang menyebutkan bahwa:
“Setiap warga negara mempunyai hak dan kesempatan yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu; sedangkan warga negara yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, intelektual, dan atau sosial berhak memperoleh pendidikan khusus” (Depdiknas, 2003).
Pemerintah saat ini telah membuat layanan pendidikan baru bagi penyandang difabilitas dengan IQ normal berupa pendidikan inklusif. Menurut Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa (2004) dalam Sunaryo (2009: 5):
“Pendidikan inklusif dimaksudkan sebagai sistem layanan pendidikan yang mengikutsertakan anak berkebutuhan khusus belajar bersama dengan anak sebayanya di sekolah regular yang terdekat dengan tempat tinggalnya. Penyelenggaraan pendidikan inklusif menuntut pihak sekolah melakukan penyesuaian baik dari segi kurikulum, sarana dan prasarana pendidikan, maupun sistem pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan individu peserta didik.”
2
Penyelenggaraan pendidikan inklusif harus disesuaikan dengan keragaman kebutuhan individu penyandang difabilitas, bukan mereka yang harus menyesuaikan dengan sistem persekolahan seperti yang terjadi pada sekolah terpadu. Selain itu, media yang digunakan dalam pembelajaran juga harus bebeda dan disesuaikan dengan jenis difabilitas yang disandang mereka.
Salah satu lembaga penyelenggara pendidikan inklusif adalah MAN Maguwoharjo. Berdasarkan wawancara dengan salah seorang penyandang difabilitas di MAN Maguwoharjo yaitu Rusdi Frimta Bangun1, salah satu pelajaran kimia yang dirasa sangat sulit dan bersifat abstrak yaitu mata pelajaran Sistem Periodik Unsur. Kesulitan ini membuat peserta didik penyandang difabilitas harus ditempatkan di kelas IPS atau agama pada saat mereka duduk di kelas XI. Hal ini dikarenakan nilai mata pelajaran eksak yang mereka peroleh berada di bawah KKM madrasah.
Pendidik tidak pernah menggunakan media teknologi berbasis komputer misalnya media screen reader JAWS dan tidak memiliki kompetensi untuk membaca maupun menulis Braille berdasarkan hasil wawancara dengan pendidik mata pelajaran kimia, Siwi Hidayati S.Pd2. Oleh karena itu, pendidik menggambarkan materi di tangan atau punggung peserta didik difabel netra ketika menjelaskan materi yang perlu penggambaran lebih lanjut misalnya materi Sistem Periodik Unsur. Selain itu peserta didik difabel netra di MAN Maguwoharjo selalu mencatat materi pelajaran khususnya kimia ketika pendidik menerangkan
1
Wawancara dengan salah satu penyandang difabilitas di MAN Maguwoharjo pada tanggal 3 Oktober 2013
2
Wawancara dengan ibu Siwi Hidayati S.Pd selaku pendidik kimia kelas X di MAN
3
pelajaran meskipun catatan tidak lengkap dikarenakan buku braille kimia yang tersedia masih terbatas.
Kebutuhan akan media teknologi selain dirasakan oleh pendidik, dirasakan pula oleh peserta didik difabel netra. Berdasarkan wawancara kepada salah satu peserta didik difabel netra di MAN Maguwoharjo yaitu Rusdi Frimta Bangun3, media teknologi sangat dibutuhkan untuk mendukung sarana belajar. Mayoritas peserta didik difabel netra mengandalkan komputer untuk belajar dikarenakan mereka tidak mempunyai buku braille mata pelajaran kimia, selain catatan mereka sendiri serta mereka dapat belajar secara mandiri menggunakan komputer.
Berdasarkan hasil observasi di MAN Maguwoharjo pada tanggal 3 Oktober 2013, semua anak penyandang difabilitas dari kelas X sampai XII menyandang difabel netra. Difabel netra memiliki keterbatasan dalam indera penglihatan, maka proses pembelajaran dan media yang digunakan menekankan pada indera peraba dan indera pendengaran.
Penyesuaian penyelenggaraan pendidikan inklusif di MAN Maguwoharjo membuat beberapa peserta didik penyandang difabilitas mengalami ketertinggalan pelajaran terutama pelajaran eksak termasuk pelajaran kimia disebabkan pembelajaran yang berlangsung belum efektif. Hamalik (2004:171) menyatakan, pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang menyediakan kesempatan dan mendorong peserta didik untuk belajar mandiri, sehingga dalam melakukan aktivitas belajarnya mampu memperoleh pengetahuan dari pemahaman sendiri.
3
Wawancara dengan salah satu penyandang difabilitas di MAN Maguwoharjo pada tanggal 3 Oktober 2013.
4
Permasalahan yang dihadapi peserta didik penyandang difabilitas merupakan refleksi belum mantapnya motivasi dan kemandirian belajar, serta kurangnya media pembelajaran guna mengakomodasi kebutuhan belajar.
Sebagaimana yang diungkapkan oleh Heather Mason dalam Hadi (2005: 53), munculnya penyandang difabilitas berdampak pada perkembangan kognisi yang mengakibatkan kurangnya informasi serta pengetahuan tidak dapat diproses menjadi informasi yang efektif. Selain itu, juga berdampak pada perkembangan gerak serta orientasi dan mobilitas yang berdampak pada terhambatnya pembentukan motivasi dan kemandirian. Dalam mencapai tujuan ini, peserta didik harus memiliki kombinasi antara pengetahuan dan kemauan yang menyediakan keterampilan dan kemauan untuk belajar secara mandiri dan efektif.
Seiring berkembangnya teknologi komunikasi dan informasi serta meningkatnya peran suatu media dalam memotivasi dan memantapkan kemandirian peserta didik difabel netra, banyak peneliti di bidang pendidikan yang telah membuat media pembelajaran. Banyak media pembelajaran yang dikembangkan dengan teknologi komputer. Salah satu media yang mengutamakan indera pendengaran khusus diperuntukan bagi peserta didik difabel netra yang dikembangkan berbasis komputer adalah media screen reader Job Access With
Speech (JAWS). Meskipun peran media teknologi komunikasi dan informasi
semakin pesat, tetapi kehadiran buku braille yang mengutamakan indera peraba tetap bermanfaat guna menunjang proses pembelajaran.
Menurut Yusuf (2001: 111), difabel netra akan memerlukan waktu lebih lama dan biaya lebih besar untuk belajar dalam suasana sepi menggunakan huruf
5
braille yang hasilnya menjadi buku yang besar. Adapun alat perekam suara seperti tape recorder, kasette, dictaphone, dan talking book, akan memudahkan mereka
belajar dalam suasana ria, menggunakan pendengaran, dan dapat mengetahui tekanan suara yang tepat.
Salah satu media pembelajaran kimia yang pernah dibuat adalah media
screen reader JAWS untuk materi pokok Sistem Periodik Unsur yang di dalamnya
memuat materi yang bersifat teori dan hitungan. Kelebihan modul kimia ini adalah penggunaan modul yang dapat memudahkan peserta didik difabel netra dalam belajar mandiri, menarasikan tabel karena dapat terbaca oleh media screen
reader JAWS versi 8, 11, 13, dan 14, sehingga mudah untuk divisualisasikan oleh
peserta didik difabel netra, dan bersifat portabel (dapat dibawa kemana saja). Modul kimia ini memiliki kualitas sangat baik dengan skor 121 dari skor maksimal 140. Persentase keidealan sebesar 86,43% dengan kualitas baik berdasarkan penilaian oleh 2 orang pendidik kimia. Persentase keidealan sebesar 90,5% dengan kualitas sangat baik dengan skor rata-rata sebesar 12,67 dari skor maksimal 14 berdasarkan respon 3 peserta didik difabel netra. Pengembangan media pembelajaran ini tidak sampai pada tahap ujicoba lapangan. Hal seperti ini, mengakibatkan produk yang dihasilkan belum diketahui kualitasnya dalam pembelajaran di sekolah. Berdasarkan permasalahan di atas, perlu dilakukan penelitian tentang ujicoba modul kimia menggunakan media screen reader JAWS untuk melihat kualitas modul tersebut dengan membandingkan keefektifan modul kimia menggunakan media screen reader JAWS dengan buku braille dalam proses pembelajaran.
6
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka dapat dirumuskan beberapa rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana hasil ujicoba modul kimia menggunakan media screen reader
JAWS materi pokok Sistem Periodik Unsur karya Dewi Perwita Sari
terhadap prestasi, motivasi dan kemandirian peserta didik difabel netra MAN Maguwoharjo?
2. Adakah perbedaan yang signifikan antara prestasi belajar peserta didik difabel netra yang menggunakan media screen reader JAWS dengan yang menggunakan buku braille pada materi pokok Sistem Periodik Unsur? 3. Adakah perbedaan yang signifikan antara motivasi belajar peserta didik
difabel netra yang menggunakan media screen reader JAWS dengan yang menggunakan buku braille pada materi pokok Sistem Periodik Unsur? 4. Adakah perbedaan yang signifikan antara kemandirian belajar peserta didik
difabel netra yang menggunakan media screen reader JAWS dengan yang menggunakan buku braille pada materi pokok Sistem Periodik Unsur?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui hasil ujicoba modul kimia menggunakan media screen reader
7
terhadap prestasi, motivasi dan kemandirian peserta didik difabel netra MAN Maguwoharjo.
2. Mengetahui perbedaan yang signifikan antara prestasi belajar peserta didik difabel netra yang menggunakan media screen reader JAWS dengan yang menggunakan buku braille pada materi pokok Sistem Periodik Unsur.
3. Mengetahui perbedaan yang signifikan antara motivasi belajar peserta didik difabel netra yang menggunakan media screen reader JAWS dengan yang menggunakan buku braille pada materi pokok Sistem Periodik Unsur.
4. Mengetahui perbedaan yang signifikan antara kemandirian belajar peserta didik difabel netra yang menggunakan media screen reader JAWS dengan yang menggunakan buku braille pada materi pokok Sistem Periodik Unsur.
D. Manfaat Penelitian
Dari penelitian ini, maka diharapkan hasil penelitian ini dapat bermanfaat secara:
1. Teoretis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan kajian penelitian yang relevan oleh para peneliti lain, baik yang berkaitan dengan penelitian lanjutan yang bersifat mengembangkan maupun penelitian sejenis yang bersifat memperluas sebagai pelengkap kajian pustaka.
8 2. Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang terlibat dalam pembelajaran kimia baik peserta didik khususnya difabel netra, pendidik, maupun lembaga.
a. Bagi peneliti
1) Menambah wawasan tentang media belajar khususnya materi pelajaran kimia.
2) Menambah keterampilan dalam mengujicobakan dan memperbaiki modul kimia menggunakan screen reader JAWS materi pokok sistem periodik unsur terhadap prestasi, motivasi dan kemandirian belajar peserta didik difabel netra.
b. Bagi Peserta Didik
1) Membantu peserta didik difabel netra dalam memahami materi pembelajaran dengan mengfungsikan indera pendengaran.
2) Membantu peserta didik khususnya difabel netra dalam memahami materi pembelajaran sehingga dapat meningkatkan prestasi, motivasi dan kemandirian belajar.
c. Bagi Pendidik
1) Memperoleh suatu variasi penggunaan media pembelajaran kimia bagi peserta didik difabel netra yang lebih variatif yaitu dengan menggunakan media screen reader JAWS.
2) Membantu pendidik dalam menyampaikan materi pembelajaran bagi peserta didik difabel netra.
9
3) Memotivasi pendidik untuk meningkatkan penggunaan media pembelajaran khususnya bagi peserta didik difabel netra.
d. Bagi Lembaga
1) Menambah alternatif sumber belajar untuk mata pelajaran kimia. 2) Dapat dijadikan referensi dalam rangka peningkatan mutu dan
perbaikan kualitas pendidikan khususnya kimia bagi peserta didik difabel netra.
3) Sebagai bahan pertimbangan dalam memperbaiki kurikulum selanjutnya.
E. Asumsi dan Batasan Ujicoba
Asumsi ujicoba modul kimia menggunakan media screen reader job
access with speech (JAWS) adalah sebagai berikut.
1. Dosen pembimbing memiliki pemahaman yang sama tentang standar kualitas modul kimia menggunakan media screen reader JAWS yang baik dan memiliki pengetahuan tentang materi sistem periodik unsur.
2. Modul kimia menggunakan media screen reader JAWS yang dikembangkan lebih lanjut dapat digunakan sebagai media pembelajaran kimia guna meningkatkan prestasi, motivasi dan kemandirian belajar peserta didik difabel netra.
3. Adanya modul kimia menggunakan media screen reader JAWS akan memudahkan pendidik dalam menyampaikan materi sistem periodik unsur.
10
4. Adanya modul kimia menggunakan media screen reader JAWS akan memudahkan peserta didik difabel netra dalam menerima materi sistem periodik unsur.
Ujicoba modul kimia menggunakan screen reader JAWS ini memiliki batasan penelitian, yaitu:
1. Modul kimia menggunakan media screen reader JAWS hanya diujicobakan di satu sekolah yaitu di MAN Maguwoharjo.
2. Modul kimia menggunakan media screen reader JAWS yang diujicobakan merupakan produk hasil penelitian pengembangan yang dilakukan oleh Dewi Perwita Sari, yaitu media screen reader job access with speech
(JAWS) mata pelajaran kimia untuk SMA/MA inklusi kelas X semester 1
materi pokok sistem periodik unsur.
3. Modul kimia menggunakan media screen reader JAWS yang dikembangkan ini hanya ditinjau dari penilaian peserta didik difabel netra di sekolah dan dari penilaian pendidik dan observer.
4. Modul kimia menggunakan media screen reader job access with speech
(JAWS) ini khusus diperuntukkan untuk peserta didik difabel netra.
F. Definisi Istilah
Beberapa istilah yang perlu diketahui dalam ujicoba produk ini yaitu: 1. Ujicoba produk adalah serangkaian proses ujicoba yang dilakukan untuk
mendapatkan data berupa penilaian terhadap produk, baik dari aspek penulisan dan organisasi modul, materi, keterbacaan serta evaluasi belajar
11
modul kimia menggunakan media screen reader job access with speech
(JAWS).
2. Modul merupakan salah satu bentuk bahan ajar yang dikemas secara utuh dan sistematis, di dalamnya memuat seperangkat pengalaman belajar yang terencana dan didesain untuk membantu peserta didik menguasai tujuan belajar yang spesifik (Depdiknas, 2008).
3. Job Access With Speech (JAWS) adalah sebuah pembaca layar (screen reader) yang merupakan sebuah piranti lunak (software) berguna untuk
membantu difabel netra dalam menggunakan komputer. JAWS tidak dapat membaca tabel dan gambar (Sari, 2013 : 17).
4. Sistem Periodik Unsur adalah sistem penggolongan unsur-unsur menurut konfigurasi elektron kulit terluarnya yang menentukan kemiripan perilaku kimianya (Chang, 2004: 279).
152
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Hasil ujicoba modul kimia menggunakan media screen reader JAWS oleh
peserta didik difabel netra dan pendidik serta observer di MAN Maguwoharjo Yogyakarta berturut-turut adalah 93,33% dan 93% merespon positif pada ujicoba lapangan III. Adapun hasil ujicoba buku braille sebagai media pembanding oleh peserta didik difabel netra dan pendidik serta observer di MAN Maguwoharjo Yogyakarta berturut-turut adalah 91,38% dan 95,84% merespon positif pada ujicoba lapangan III.
2. Tidak ada perbedaan prestasi yang signifikan antara kelas coba maupun kelas pengendali yang ditunjukkan oleh harga asymp. sig (2-tailed) sebesar 0,439 > 0,005.
3. Tidak ada perbedaan motivasi yang signifikan antara kelas coba maupun kelas pengendali yang ditunjukkan oleh harga asymp. sig. (2-tailed) sebesar 0.683 > 0,005.
4. Tidak ada perbedaan kemandirian yang signifikan antara kelas coba maupun kelas pengendali yang ditunjukkan oleh harga asymp. sig. (2-tailed) sebesar 1.000 > 0,005.
153
B. Batasan Penelitian
Ujicoba produk yang dilakukan memiliki batasan yaitu hanya diujicobakan pada satu sekolah inklusi dan lima peserta didik difabel netra, hal ini dikarenakan keterbatasan waktu, biaya dan sekolah inklusi di Yogyakarta. Oleh karena itu ke depannya perlu diujicobakan lebih luas pada beberapa sekolah inklusi baik dalam satu kabupaten/kota manapun di beberapa propinsi.
C. Saran
Penelitian ini termasuk penelitian pengembangan lanjutan sumber dan media pembelajaran modul kimia menggunakan media screen reader JAWS materi pokok sistem periodik unsur dengan buku braille yang memiliki konten materi sama sebagai media pembanding. Adapun saran pemanfaatan dan pengembangan produk lebih lanjut adalah sebagai berikut:
1. Saran pemanfaatan
Modul kimia menggunakan media screen reader JAWS untuk SMA/MA inklusi kelas X dengan materi pokok sistem periodik unsur disarankan dapat dimanfaatkan secara maksimal, baik oleh peserta didik difabel netra maupun oleh pendidik mata pelajaran kimia sebagai sumber dan media pembelajaran. Modul kimia menggunakan media screen reader
JAWS materi pokok sistem periodik unsur diharapkan dapat membantu
peserta didik difabel netra untuk lebih memahami materi sistem periodik unsur dan pendidik dalam menyampaikan materi sistem periodik unsur.
154 2. Saran pengembangan lebih lanjut
Modul kimia menggunakan media screen reader JAWS dapat dikembangkan lebih lanjut dalam proses pembelajaran di beberapa sekolah inklusi. Peneliti selanjutnya dapat menyusun dan mengembangkan modul kimia menggunakan media screen reader JAWS untuk satu semester atau bahkan untuk satu tahun.
155
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Nandiyah. (2012). Bagaimana Mengajar Anak Tunanetra (di Sekolah
Inklusi). Klaten: Unwidha Klaten
Arifin, Zaenal. (2011). Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Arikunto, Suharsimi. (1993). Manajemen Pengajaran secara Manusiawi. Jakarta: Rineka Cipta.
Arsyad, Azhar. (2007). Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Baraga, Natali, E. (1978). Pengembangan Penggunaan Sisa Penglihatan. Jakarta:
Department Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Basri, Hasan. (1996). Remaja Berkualitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Chang, Raymond (2004). Kimia Dasar Konsep-konsep Inti Edisi ketiga Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Daryanto. (2010). Media Pembelajaran: Peranannya sangat penting dalam mencapai
tujuan pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media.
Depdiknas. (2003). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional. Yogyakarta: Pustaka Widyatama.
Dimyati. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Djamarah, Syaiful Bahri. (1994). Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Surabaya: Usaha Nasional.
Furchan, Arief. (2004). Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Jakarta: Pustaka Pelajar Offset
Hadi, Purwaka. (2005). Kemandirian Tunanetra. Jakarta: Depdiknas. Hamalik, Oemar (2007). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Handoko, Martin. (1992). Motivasi Daya Penggerak Tingkah Laku. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
156
Irzan Tahar. (2006). Hubungan Kemandirian Belajar dan Hasil Belajar pada
Pendidikan Jarak Jauh. http://lppm.ut.ac.id/ptjj/72sept06/tahar.pdf diunduh tanggal 9 Februari 2014 pukul 15.06.
Komalasari, Kokom. (2010). Pembelajaran Kontekstual: Konsep dan Aplikasi. Bandung: Refika Aditama
McNougthon, David & Sudlesky, Linda.(2000). Screen Reader Technology for
Postsecondary Students with Disabilities. The Pennsylvania State University.
Diakses dari
http://www.academia.edu/2851221/Tech_Talk_Screen_Reader_Technology_f or_Postsecondary_Students_with_Disabilities tanggal 14 April 2014
Mulyasa, E. (2010). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Petrucci, Ralph H. Suminar (1987). Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Edisi
Kelima Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Prameswary, Ruth. (2008). Persepsi Pengguna Screen Reader JAWS Studi Kasus: Di
Yayasan Mitra Netra. Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas
Indonesia.
Rudiyati, Sari. (2003). Otodidak Anak Tunanetra. Yogyakarta: Fakultas Ilmu Pendidikan UNY.
Rusman. (2010). Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme
Guru. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
Russel, dkk. (2012). Teknologi pembelajaran dan Media untuk Belajar. Jakarta: Kencana Pernada Media Group
Sadiman, Arif S. (1990). Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan dan
Pemanfaatannya. Jakarta: CV Rajawali.
Sardiman (2007). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers. Sardiman (2007). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers.
Sari. (2013).Pengembangan modul kimia menggunakan media screen reader JAWS
(jobs acces with speech) materi pokok sistem periodik unsur SMA/MA inklusi kelas X. Skripsi, tidak diterbitkan, Universitas Islam Negeri, Yogyakarta.
157
Smith, David D. (2012). Sekolah Inklusif: Konsep dan Penerapan Pembelajaran. : Nuansa Cendekia.
Soemantri, Sutjihati. (2007). Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung: Refika Aditama. Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfa Beta.
Sukardjo dan Lis Permana Sari. 2008. Penilaian Hasil Belajar Kimia. Yogyakarta: FMIPA UNY.
Sukmadinata, Nana Syaodih. (2005). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Sunaryo. (2009). Manajemen pendidikan Inklusif (Konsep, kebijakan, dan
implementasinya dalam perspektif pendidikan luar biasa). Bandung:
Universitas Pendidikan Indonesia. Diakses dari
http://file.upi.edu/direktori/FIP/jur_pend_luarbiasa/195607221985031_Sunaryo /makalah_inklusi.pdf tanggal 15 April 2014
Supalo, Carry, E. Moulk, Thomas, Amorsi, Christeallia, et al. (2007). Talking Tools
to Assist Student Who Blind in Laborratory Course. Science for Dissability
vol 12:26-30. Diakses dari
http://ntac.blind.msstate.edu/businesses/blindworkers/profiles/profiles.php?pr ofile=supalo tanggal 15 April 2014
Suwanto. (2012). Penggunaan Media Pembelajaran Kimia Berbasis Handphone
dengan Screen Reader Talks & Zooms untuk Meningkatkan Kemandirian dan Prestasi Belajar Siswa Difabel Netra Kelas X MAN Maguwoharjo pada Materi Hidrokarbon. Skripsi, tidak diterbitkan, Universitas Islam Negeri, Yogyakarta.
Syah, Muhibbin (2010). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Rosdakarya.
Syukri. (1999). Kimia Dasar 1. Bandung: penerbit ITB.
Uno, Hamzah. (2007). Teori Motivasi dan Pengukurannya: Analisis di Bidang
Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Yusuf, Munawir. (2001). Pendidikan Tunanetra Dewasa dan Pembinaan Karir. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Tenaga Akademik.
Hasil observasi dan wawancara dengan guru dan siswa difabel netra MAN Maguwoharjo Sleman.
158 Lampiran 1
159 Lampiran 2
160 Lampiran 3
161 Lampiran 4
162 Lampiran 5
163
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) KELAS COBA
Sekolah : MAN Maguwoharjo
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas / Semester : X / I
Materi Pokok : Sistem Periodik Unsur
Alokasi Waktu : 6 x 45 menit (3 pertemuan)
Tahun Ajaran : 2013/2014
A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. 3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
164
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
No. Kompetensi Dasar Indikator
3.4 Menganalisis hubungan konfigurasi elektron dan diagram orbital untuk menentukan letak unsur dalam tabel periodik dan sifat-sifat periodik unsur.
1. Menjelaskan perkembangan sistem periodik unsur.
2. Menentukan periode dan golongan.
3. Menjelaskan sifat-sifat unsur. 4. Menjelaskan sifat-sifat sistem
periodik unsur.
C. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan eksplorasi dengan mengfungsikan indera pendengaran dan tanya jawab:
1. Peserta didik difabel netra dapat menjelaskan perkembangan sistem periodik unsur.
2. Peserta didik difabel netra dapat menentukan periode dan golongan. 3. Peserta didik difabel netra dapat menjelaskan sifat-sifat unsur. 4. Peserta didik dapat menjelaskan sifat-sifat sistem periodik unsur.
D. Materi Pembelajaran Fakta
1. Unsur-unsur dalam tabel periodik unsur dikelompokkan berdasarkan nomor atom dan kemiripan sifat.
2. Tabel periodik unsur terdiri atas 7 periode dan 8 golongan.
3. Unsur-unsur dalam tabel periodik unsur dikelompokkan dalam dua golongan yaitu unsur logam dan nonlogam.
165
Konsep
Perkembangan sistem periodik unsur:
1. Triade Dobereiner
Pada tahun 1829, Johan Wolfgang Dobereiner mencari hubungan antara massa atom relatif unsur dengan sifat-sifatnya. Ia menemukan tiga unsur yang mempunyai sifat yang mirip, contohnya (Syukri, 1999: 155):
Litium Kalsium Klor
Natrium Stronsium Brom
Kalium Barium Iod
Kelompok tiga unsur ini disebut triad. Dobereiner menemukan suatu hukum (Syukri, 1999: 155):
“Suatu triad adalah tiga unsur yang disusun berdasarkan kenaikan massa atom relatifnya (Ar)-nya, sehingga Ar unsur kedua kira-kira
sama dengan rata-rata Ar unsur pertama dan ketiga” Tabel 1. Triade Dobereiner
Unsur Massa Atom Rerata massa atom pertama dan ketiga
Ca 40
= 88,5
Sr 88
Ba 137
Kelemahannya ternyata ada beberapa unsur lain yang tidak termasuk dalam satu triade, tetapi mempunyai sifat-sifat mirip dengan triade tersebut.
166 2. Hukum Oktaf Newlands
Pada tahun 1864, A.R Newlands mendapatkan hubungan antara sifat unsur dengan massa atom relatifnya, yaitu sebagai berikut (Syukri, 1999: 156):
“Jika unsur disusun berdasarkan kenaikan massa atom relatifnya, maka pada unsur yang kedelapan sifatnya mirip dengan unsur yang
pertama, dan unsur kesembilan dengan unsur yang kedua, dan seterusnya”
Tabel 2. Tabel Periodik Newlands
I II III IV V VI VII Li 6,94 Be 9,01 Be 10,9 C 12 N 14 O 16 F 19 Na 23 Mg 24,3 Al 27 Si 28,1 P 31 S 32,1 Cl 35,5 K 39,1 Ca 40,1 Ti 47,9 Cr 52,0 Mn 54,9 Fe 55,9 Dst
Berdasarkan tabel diatas, Li, Na, dan K mempunyai sifat yang mirip, juga Be, Mg, dan Ca, dan seterusnya. Hubungan ini oleh Newlands disebut hukum oktaf, karena kemiripan sifat unsur terjadi setelah hitungan kedelapan. Dilihat dari beberapa kasus tampaknya hukum ini benar, tetapi untuk unsur yang lain terbukti tidak, contohnya S dan Fe tidak mempunyai kemiripan sifat (Syukri, 1999: 156). Kelemahannya adalah hanya berlaku untuk unsur-unsur ringan/Ar rendah, kira-kira sampai dengan kalsium (Ar = 40).
167 3. Sistem Periodik Mendeleev
Pada tahun 1869 seorang sarjana asal Rusia bernama Dimitri Ivanovich Mendeleev mengemukakan penemuannya bahwa sifat-sifat unsur adalah fungsi periodik dari massa atom relatifnya. Pernyataan ini memiliki arti jika unsur-unsur disusun menurut kenaikan massa atom relatifnya maka sifat tertentu akan berulang secara periodik. Unsur-unsur yang memilki persamaan sifat ditempatkan dalam satu lajur vertikal, lajur vertikal ini disebut sebagai golongan. Kemudian lajur horizontal disebut sebagai periode yang disusun berdasarkan kenaikan massa atom relatifnya.
Daftar periodik Mendeleev dituliskan dalam tabel yang dijabarkan sebagai berikut terdapat dua belas periode yang ditulis secara horizontal dan delapan golongan yang ditulis secara vertikal.
Tabel 3. Daftar Periodik Mendeleev
Periode Gol 1 Gol 2 Gol 3 Gol 4 Gol 5 Gol 6 Gol 7 Gol 8
1 H=1 2 Li=7 Be=9, 2 B=11 C=12 N=14 O=16 F=19 3 Na=2 3 Mg=2 4 Al=27 ,3 Si=28 P=31 S=32 Cl=35 ,5 4 Ka=3 9 Ca=4 0 -=44 Ti=48 V=51 Cr=52 Mn=5 5 Fe=56, Co=59, Ni=59, Cu= 63 5 Cu=6 3 Zn= 65 -=68 -=72 As=7 5 Se=78 Br=80 6 Rb=8 5 Sr=87 yt=88 Zr=90 Nb=9 4 M0=9 6 -=100 Ru=104 , Rh=104 , Pd=106 ,Ag=10 8
168 08 12 3 8 2 5 8 Cs=13 3 Ba=1 37 Di=13 8 9 10 Er=17 8 La=18 0 Ta=18 2 W=18 4 Os=195 , Ir= 197, Pt=198, Au=19 9 11 Au=1 99 Hg=2 00 Tl=20 4 Pb=20 7 Bi=20 8 12 Th=2 31 U=24 0
Kelemahan dari sistem periodik Mendeleev antara lain: a. Panjang periode yang tidak sama.
b. Beberapa urutan unsur tidak disusun berdasarkan kenaikan massa atom relatifnya. Misalnya, tellurium (Ar = 128) yang lebih berat letaknya mendahului dari iodine (Ar = 127).
c. Belum mengosongkan tempat untuk gas mulia. 4. Tabel Periodik Modern
Sistem periodik modern disebut juga sistem periodik panjang disusun berdasarkan konfigurasi elektron unsur. Letak suatu unsur dalam sistem ini ditentukan oleh orbital yang terisi paling akhir. Unsur yang mempunyai orbital terakhir sama terletak dalam blok yang sama (Syukri, 1999: 163).
Berdasarkan penelitian Henry G Mosley (1887-1915) maka tabel periodik unsur disusun berdasarkan nomor atomnya karena sifat-sifat unsur merupakan sifat periodik dari kenaikan nomor atom. Penempatan telurium (Ar = 128) dan Iodin (Ar = 127) yang tidak sesuai dengan kenaikan massa atom relatifnya, ternyata sesuai dengan kenaikan nomor atomnya (nomor atom Te = 52 dan I = 53). Tabel periodik menghasilkan baris yang disebut sebagai periode dan
169
kolom yang disebut sebagai golongan. Tabel periodik unsur Moseley ini dipergunakan sampai saat ini.
Penentuan periode dan golongan:
Sistem periodik modern dapat dijabarkan sebagai berikut: terdapat tujuh periode. Periode ditempatkan dalam lajur horizontal yang disusun berdasarkan kenaikan nomor atom. Unsur-unsur yang terletak dalam satu periode mempunyai jumlah kulit atom yang sama. Sedangkan golongan diletakan dalam lajur vertikal yang disusun berdasarkan kemiripan sifat. Unsur-unsur yang terletak dalam satu golongan mempunyai elektron valensinya yang sama. Jumlah elektron valensi menunjukkan golongan dimana terdapat delapan golongan utama yang disebut dengan golongan A dan terdapat delapan golongan transisi yang disebut sebagai golongan B. Pada golongan B terdapat unsur transisi dalam yaitu aktinida dan lantanida. Penulisan nama golongan menggunakan angka romawi dan huruf kapital untuk penulisan A atau B. Tabel periodik digambarkan dalam tiga warna dimana setiap warna merupakan pengelompokan logam, nonlogam dan metaloid. Warna biru untuk unsur logam, warna kuning untuk nonlogam, dan warna hijau untuk metaloid.
Dalam model atom Bohr ini dikenal istilah konfigurasi elektron. Konfigurasi elektron adalah susunan elektron dalam masing-masing kulit. Menurut model atom Bohr, electron-elektron mengelilingi inti pada lintasan tertentu yang disebut kulit elektron. Kulit K yang merupakan kulit pertama diberi nomor kulit 1, kulit L = 2, kulit M = 3, dan seterusnya. Aturan pengisian elektron yaitu:
1. Pengisian elektron dimulai dari kulit K, kemudian kulit L, M, N, dan seterusnya
2. Jumlah maksimum elektron pada kulit ke-n adalah 2n2 (n = nomor kulit) 3. Jumlah maksimum elektron pada kulit terluar adalah 8
170
Tabel 4. Kulit dan Jumlah Elektron Maksimum Nama Kulit Nomor Kulit Jumlah elektron Maksimum
K 1 2 elektron
L 2 8 elektron
M 3 18 elektron
N 4 32 elektron
O 5 50 elektron
Konfigurasi Elektron Berdasarkan Kulit:
1. Nomor atom 1-20 (2 8 8 2)
Contoh: 6C : 2, 4 dan 19K : 2, 8, 8, 1
2. Nomor atom 21-30 (2 8 18 2)
Pengisian: 2, 8, 8, 2 baru sisanya diletakkan di depan angka 2. Contoh: 21Sc :
2, 8, 9,2
3. Nomor atom 31-36 (2 8 18 8) Contoh: 35Br : 2, 8, 18, 7
4. Nomor atom 37-38 (2 8 18 8 2) Contoh: 38Sr : 2, 8, 18, 8, 2
Sifat-sifat unsur logam dan nonlogam:
Pada tabel periodik, unsur logam terdapat pada bagian kiri bawah sedangkan nonlogam pada bagian kanan atas. Logam dan nonlogam dibatasi oleh suatu garis tangga. Unsur unsur diantara garis tangga tersebut disebut sebagai unsur metaloid. 1. Logam dan nonlogam
Sifat logam berhubungan dengan kemampuan suatu atom melepas elektron atau menjadi bermuatan positif. Sedangkan sifat nonlogam berhubungan dengan kecendrungan suatu atom untuk menerima elektron atau bermuatan negatif. Sifat logam dan nonlogam dipengaruhi oleh elektron
171
valensi, dimana elektron valensi merupakan elektron yang terletak pada kulit terluar suatu atom.
2. Wujud
Pada suhu kamar hanya ada dua unsur yang berwujud cair, sebelas unsur berwujud gas dan sisanya berwujud padat. Wujud zat bergantung pada titik leleh dan titik didihnya.
3. Kemiripan Sifat Unsur Segolongan
Unsur segolongan bukannya mempunyai unsur identik, melainkan hanya mirip.
Sifat-sifat periodik unsur:
1. Jari-jari atom
Atom tersusun atas inti dan kulit atom. Jarak antara inti dengan kulit terluar suatu atom dinamakan jari-jari atom. Berikut ini jari-jari atom beberapa unsur dalam satuan Angstrom. Dengarkan penjelasan dan buatlah kesimpulan mengenai jari-jari atom:
Tabel 5. Jari-Jari Atom Beberapa Unsur
Li 1,54 Be 1,12 B 0,98 C 0,77 N 0,75 O 0,74 F 0,72 Na 1,90 Mg 1,60 Al 1,43 Si 1,10 P 1,06 S 1,02 Cl 0,99 K 2,35 Ca 1,97 Ga 1,41 Ge 1,22 As 1,19 Se 1,16 Br 1,13 Rb 2,47 Sr 2,15 In 1,66 Sn 1,41 Sb 1,38 Te 1,34 I 1,33
172 Cs 2,67 Ba 2,21 Tl 1,71 Pb 1,75 2. Energi ionisasi
Suatu atom netral dapat membentuk ion positif dengan cara melepaskan elektron pada kulit terluarnya. Untuk dapat melepaskan elektron, suatu atom memerlukan sejumlah energi yang disebut dengan energi ionisasi. Energi ionisasi adalah energi minimum yang diperlukan untuk melepaskan satu elektron dari atom berwujud gas pada keadaan dasarnya. Energi ionisasi dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 6. Energi Ionisasi Unsur (dalam satuan kkal/mol)
Li 124 Be 215 B 191 C 260 N 325 O 315 F 402 Ne 495 Na 115 Mg 176 Al 138 Si 188 P 253 S 239 Cl 299 Ar 362 K 100 Ca 141 Ga 135 Ge 186 As 242 Se 225 Br 273 Kr 322 Rb 96 Sr 131 In 133 Sn 169 Sb 199 Te 208 I 241 Xe 279 Cs 89 Ba 120 Rn 247 3. Afinitas elektron
Sifat lain yang sangat mempengaruhi perilaku kimia atom-atom adalah kemampuan atom untuk menerima satu atau lebih elektron. Kemampuan ini
173
disebut sebagai afinitas elektron, yaitu energi yang dibebaskan untuk menerima satu elektron oleh atom netral dalam keadaan gas. Sehingga dapat disimpulkan kecenderungan afinitas elektron sesuai tabel dibawah ini:
Tabel 7. Afinitas Elektron (dalam satuan kJ/mol)
Li -60 Be -23 B -23 C -124 N 0 O -141 F -322 Na -53 Mg 23 Al -44 Si -120 P -74 S -201 Cl -347 K -49 Ca 150 Ga -40 Ge -116 As -77 Se -195 Br -324 Rb -46 Sr 160 In -40 Sn -121 Sb -101 Te -190 I -295
Afinitas elektron natrium= -53 kJ/mol dan magnesium = 23 kJ/mol. Berarti penyerapan elektron oleh atom natrium disertai pelepasan energi, sedangkan magnesium membutuhkan energi. Berati juga bahwa ion natrium lebih stabil daripada magnesium dan natrium memilki kecenderungan lebih besar dari ada magnesium untuk membentuk ion negatif.
4. Keelektronegatifan
Keelektronegatifan adalah kemampuan suatu atom untuk menarik elektron dalam ikatan kimia. Keelektronegatifan untuk fluor yang terbesar diberi skala 4 sedangkan yang terkecil diberi skala 0,7.
Dalam tabel sistem periodik unsur, diketahui bahwa dalam satu periode dari kiri ke kanan harga keelektronegatifan semakin besar. Hal ini terjadi
174
karena sifat logamnya semakin menurun. Sedangkan untuk unsur-unsur dalam satu golongan atau dalam satu kolom dari baris atas menuju ke baris paling bawah, harga keelektronegatifannya semakin menurun.
Tabel 8. nilai keelektronegatifan untuk beberapa unsur
H 2.20 He 5.5 Li 0.98 Be 1.57 B 2.04 C 2.55 N 3.04 O 3.44 F 3.98 Na 0.90 Mg 1.31 Al 1.61 Si 1.90 P 2.19 S 2.58 Cl 3.16 K 0.82 Ca 1.00 Ga 1.81 Ge 2.01 As 2.18 Se 2.55 Br 2.96 Rb 0.82 Sr 0.95 In 1.78 Sn 1.56 Sb 2.05 Te 2.10 I 2.66 Cs 0.79 Ba 0.89 Ti 2.04 Pb 2.33 Bi 2.02 Prinsip
1. Penyusunan tabel periodik unsur mulanya berdasarkan kenaikan nomor massanya, sifat unsur berulang secara periodik, namun beberapa unsur nomor massanya ada yang terbalik.
2. Penyusunan tabel periodik unsur kemudian berdasarkan nomor atomnya. Beberapa unsur yang terbalik nomor massanya ternyata setelah disusun berdasarkan nomor atom letaknya sudah sesuai dan sifatnya berulang secara periodik.
3. Penentuan letak golongan dan periode pada tabel periodik unsur didasarkan pada konfigurasi elektron, dimana jumlah kulit menunjukkan periode dan jumlah elektron valensi menunjukkan golongan.
175
E. Metode Pembelajaran
Ceramah, tanya jawab
F. Alat dan Sumber Belajar
1. Media : Modul kimia menggunakan media screen reader JAWS 2. Alat : laptop dan headset
3. Sumber belajar
Chang, Raymond (2005). Kimia Dasar Konsep-konsep Inti Edisi ketiga Jilid
1. Jakarta: Erlangga
Khamidinal, dkk. (2006). Kimia SMA/MA Kelas X. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani
Syukri (1999). Kimia dasar 1. Bandung: Penerbit ITB
G. Langkah-langkah Pembelajaran 1. Pertemuan ke-1
No. Kegiatan Pembelajaran Waktu
1.
Pendahuluan
Pendidik memberikan pertanyaan : “mengapa dalam
mempelajari mahluk hidup diperlukan pengklasifikasian,
misalnya manusia, hewan, tumbuhan perlu
diklasifikasikan?”
10 menit
2.
Kegiatan Inti
a. Peserta didik mendengarkan modul kimia menggunakan media screen reader JAWS materi perkembangan Sistem Periodik Unsur
b. Peserta didik mengajukan pertanyaan tentang materi perkembangan Sistem Periodik Unsur
c. Peserta didik menyimpulkan materi yang baru saja
176 dipelajari
d. Peserta didik mengerjakan soal yang diberikan oleh pendidik
3.
Penutup
Pendidik bersama peserta didik menyimpulkan materi perkembangan Sistem Periodik Unsur
10 menit
2. Pertemuan ke-2
No. Kegiatan Pembelajaran Waktu
1.
Pendahuluan
a. Pendidik bertanya mengenai materi sebelumnya:
“apa dasar pengelompokan sistem periodik unsur modern?bagaimana dasar pengelompokkan sistem periodik unsur lainnya?”
b. Pendidik memberi apersepsi:
“di alam ini sudah banyak ditemukan unsur-unsur. Karena banyaknya unsur-unsur yang telah dikenal maka diadakan pengklasifikasian unsur-unsur ke dalam golongan dan periode”
c. Pendidik menggambarkan garis vertikal dan horizontal di punggung peserta didik sambil bertanya : “lalu, apa itu golongan dan periode?”
10 menit
2.
Kegiatan Inti
a. Peserta didik mendengarkan modul kimia menggunakan media screen reader JAWS materi penentuan letak unsur berdasarkan konfigurasi elektron dan sifat unsur logam dan logam
b. Peserta didik mengajukan pertanyaan tentang materi penentuan letak unsur berdasarkan konfigurasi elektron dan sifat unsur logam dan logam
c. Peserta didik menyimpulkan materi yang baru saja dipelajari
177
d. Peserta didik mengerjakan soal yang diberikan oleh pendidik
3.
Penutup
Pendidik bersama peserta didik menyimpulkan materi penentuan letak unsur berdasarkan konfigurasi elektron dan sifat unsur logam dan logam
10 menit
3. Pertemuan ke-3
No. Kegiatan Pembelajaran Waktu
1.
Pendahuluan
Pendidik memberikan pertanyaan : “jenis jeruk itu
bermacam-macam ada jeruk sunkis, bali, lokal dll. Nah, jeruk memiliki kemiripan sifat yaitu berasa asam tetapi memiliki ukuran dan jenis warna yang berbeda begitu pula suatu unsur”
10 menit
2.
Kegiatan Inti
a. Peserta didik mendengarkan modul kimia menggunakan media screen reader JAWS materi Sifat-sifat Periodik Unsur
b. Peserta didik mengajukan pertanyaan tentang materi Sifat-sifat Periodik Unsur
c. Peserta didik menyimpulkan materi yang baru saja dipelajari
d. Peserta didik mengerjakan soal yang diberikan oleh pendidik
70 menit
3.
Penutup
Pendidik bersama peserta didik menyimpulkan materi Sifat-sifat Periodik Unsur
178
H. Penilaian Hasil Belajar 1. Pertemuan ke-1
Teknik : Ujian dan non ujian
Instrumen : Soal dan non soal
Bentuk Instrumen : Pilihan ganda, uraian, angket respon dan lembar observasi
2. Pertemuan ke-2
Teknik : Ujian dan non ujian
Instrumen : Soal dan non soal
Bentuk Instrumen : Pilihan ganda, uraian, angket respon dan lembar observasi
3. Pertemuan ke-3
Teknik : Ujian dan non ujian
Instrumen : Soal dan non soal
Bentuk Instrumen : Pilihan ganda, uraian, angket respon, lembar observasi, skala motivasi dan kemandirian
Yogyakarta, 18 Maret 2014 Mengetahui, Kepala Sekolah Drs. Aris Fuad NIP.196612151993031004 Peneliti,
Sholihah Nur Fitriyani NIM.10670053
179
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) KELAS PENGENDALI
Sekolah : MAN Maguwoharjo
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas / Semester : X / I
Materi Pokok : Sistem Periodik Unsur
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit (1 pertemuan)
Tahun Ajaran : 2013/2014
A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. 3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
180
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
No. Kompetensi Dasar Indikator
3.4 Menganalisis hubungan konfigurasi elektron dan diagram orbital untuk menentukan letak unsur dalam tabel periodik dan sifat-sifat periodik unsur.
1. Menjelaskan sifat-sifat sistem periodik unsur.
C. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan eksplorasi dengan mengfungsikan indera peraba dan tanya jawab diharapkan peserta didik dapat menjelaskan sifat-sifat sistem periodik unsur.
D. Materi Pembelajaran Sifat-sifat periodik unsur:
1. Jari-jari atom
Atom tersusun atas inti dan kulit atom. Jarak antara inti dengan kulit terluar suatu atom dinamakan jari-jari atom. Berikut ini jari-jari atom beberapa unsur dalam satuan Angstrom. Dengarkan penjelasan dan buatlah kesimpulan mengenai jari-jari atom:
Tabel 5. Jari-Jari Atom Beberapa Unsur
Li 1,54 Be 1,12 B 0,98 C 0,77 N 0,75 O 0,74 F 0,72 Na 1,90 Mg 1,60 Al 1,43 Si 1,10 P 1,06 S 1,02 Cl 0,99 K 2,35 Ca 1,97 Ga 1,41 Ge 1,22 As 1,19 Se 1,16 Br 1,13
181 Rb 2,47 Sr 2,15 In 1,66 Sn 1,41 Sb 1,38 Te 1,34 I 1,33 Cs 2,67 Ba 2,21 Tl 1,71 Pb 1,75 2. Energi ionisasi
Suatu atom netral dapat membentuk ion positif dengan cara melepaskan elektron pada kulit terluarnya. Untuk dapat melepaskan elektron, suatu atom memerlukan sejumlah energi yang disebut dengan energi ionisasi. Energi ionisasi adalah energi minimum yang diperlukan untuk melepaskan satu elektron dari atom berwujud gas pada keadaan dasarnya. Energi ionisasi dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 6. Energi Ionisasi Unsur (dalam satuan kkal/mol)
Li 124 Be 215 B 191 C 260 N 325 O 315 F 402 Ne 495 Na 115 Mg 176 Al 138 Si 188 P 253 S 239 Cl 299 Ar 362 K 100 Ca 141 Ga 135 Ge 186 As 242 Se 225 Br 273 Kr 322 Rb 96 Sr 131 In 133 Sn 169 Sb 199 Te 208 I 241 Xe 279 Cs 89 Ba 120 Rn 247
182 3. Afinitas elektron
Sifat lain yang sangat mempengaruhi perilaku kimia atom-atom adalah kemampuan atom untuk menerima satu atau lebih elektron. Kemampuan ini disebut sebagai afinitas elektron, yaitu energi yang dibebaskan untuk menerima satu elektron oleh atom netral dalam keadaan gas. Sehingga dapat disimpulkan kecenderungan afinitas elektron sesuai tabel dibawah ini:
Tabel 7. Afinitas Elektron (dalam satuan kJ/mol)
Li -60 Be -23 B -23 C -124 N 0 O -141 F -322 Na -53 Mg 23 Al -44 Si -120 P -74 S -201 Cl -347 K -49 Ca 150 Ga -40 Ge -116 As -77 Se -195 Br -324 Rb -46 Sr 160 In -40 Sn -121 Sb -101 Te -190 I -295
Afinitas elektron natrium= -53 kJ/mol dan magnesium = 23 kJ/mol. Berarti penyerapan elektron oleh atom natrium disertai pelepasan energi, sedangkan magnesium membutuhkan energi. Berati juga bahwa ion natrium lebih stabil daripada magnesium dan natrium memilki kecenderungan lebih besar dari ada magnesium untuk membentuk ion negatif.
4. Keelektronegatifan
Keelektronegatifan adalah kemampuan suatu atom untuk menarik elektron dalam ikatan kimia. Keelektronegatifan untuk fluor yang terbesar diberi skala 4 sedangkan yang terkecil diberi skala 0,7.
183
Dalam tabel sistem periodik unsur, diketahui bahwa dalam satu periode dari kiri ke kanan harga keelektronegatifan semakin besar. Hal ini terjadi karena sifat logamnya semakin menurun. Sedangkan untuk unsur-unsur dalam satu golongan atau dalam satu kolom dari baris atas menuju ke baris paling bawah, harga keelektronegatifannya semakin menurun.
Tabel 8. nilai keelektronegatifan untuk beberapa unsur
H 2.20 He 5.5 Li 0.98 Be 1.57 B 2.04 C 2.55 N 3.04 O 3.44 F 3.98 Na 0.90 Mg 1.31 Al 1.61 Si 1.90 P 2.19 S 2.58 Cl 3.16 K 0.82 Ca 1.00 Ga 1.81 Ge 2.01 As 2.18 Se 2.55 Br 2.96 Rb 0.82 Sr 0.95 In 1.78 Sn 1.56 Sb 2.05 Te 2.10 I 2.66 Cs 0.79 Ba 0.89 Ti 2.04 Pb 2.33 Bi 2.02 E. Metode Pembelajaran
Ceramah, tanya jawab
F. Alat dan Sumber Belajar
1. Media : Modul Braille kimia 2. Sumber belajar
Chang, Raymond (2005). Kimia Dasar Konsep-konsep Inti Edisi ketiga Jilid
1. Jakarta: Erlangga
Khamidinal, dkk. (2006). Kimia SMA/MA Kelas X. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani
184
Syukri (1999). Kimia dasar 1. Bandung: Penerbit ITB
G. Langkah-langkah Pembelajaran
No. Kegiatan Pembelajaran Waktu
1.
Pendahuluan
Pendidik memberikan pertanyaan : “jenis jeruk itu
bermacam-macam ada jeruk sunkis, bali, lokal dll. Nah, jeruk memiliki kemiripan sifat yaitu berasa asam tetapi memiliki ukuran dan jenis warna yang berbeda begitu pula suatu unsur”
10 menit
2.
Kegiatan Inti
a. Peserta didik membaca modul braille kimia materi Sifat-sifat Periodik Unsur
b. Peserta didik mengajukan pertanyaan tentang materi Sifat-sifat Periodik Unsur
c. Peserta didik menyimpulkan materi yang baru saja dipelajari
d. Peserta didik mengerjakan soal yang diberikan oleh pendidik
70 menit
3.
Penutup
Pendidik bersama peserta didik menyimpulkan materi Sifat-sifat Periodik Unsur
10 enit
H. Penilaian Hasil Belajar
Teknik : Ujian dan non ujian
Instrumen : Soal dan non soal
Bentuk Instrumen : Pilihan ganda, uraian, angket respon, lembar observasi, skala motivasi dan kemandirian
185 Yogyakarta, 19 Maret 2014 Mengetahui, Kepala Sekolah Drs. Aris Fuad NIP.196612151993031004 Peneliti,
Sholihah Nur Fitriyani NIM.10670053
186
DATA LEMBAR OBSERVASI PEMBELAJARAN PESERTA DIDIK DIFABEL NETRA MENGGUNAKAN MEDIA SCREEN READER JAWS
No. Aspek yang diamati
1. Waktu yang dibutuhkan peserta didik difabel netra untuk memahami materi dari modul kimia menggunakan media screen reader JAWS materi SPU adalah 2x45 menit dalam satu kali pembelajaran.
Pada pertemuan pertama, waktu 2x45 menit cukup untuk mempelajari materi perkembangan sistem periodik unsur dan mendengarkan penjelasan materi dari pendidik. Ketika mengerjakan soal uji kompetensi memerlukan waktu tambahan sebab waktunya lebih banyak digunakan untuk mempelajari materi. Kemudian untuk pertemuan kedua, waktu 2x45menit cukup untuk mempelajari materi periode dan golongan serta sifat-sifat unsur sampai mereka mengerjakan soal uji kompetensi. Begitu juga pada pertemuan ketiga, waktu 2x45 menit cukup untuk mempelajari sifat-sifat periodik unsur hingga mereka mengerjakan soal uji kompetensi.
2. Cara peserta didik difabel netra mempelajari modul kimia menggunakan media screen reader JAWS materi SPU dengan tanggung jawab dan aktif. Pada pertemuan pertama sampai ketiga, cara peserta didik difabel netra mempelajari modul kimia menggunakan media screen reader JAWS sangat antusias dilihat dari peserta didik difabel netra bertanggung jawab untuk menyelesaikan materi sampai akhir, tetapi mereka kurang aktif untuk bertanya maupun menyampaikan pendapat.
3. Sikap peserta didik difabel netra saat menggunakan modul kimia menggunakan media screen reader JAWS materi SPU dengan serius, senang, dan bersemangat.
Awal pembelajaran pertemuan pertama, peserta didik difabel netra sangat serius, senang, dan bersemangat dalam mempelajari modul kimia menggunakan media screen reader JAWS, kemudian ditengah-tengah pembelajaran, mereka mulai bosan, mungkin karena materi terlalu banyak. Tetapi hal ini tidak berlangsung lama. Pada pertemuan kedua, peserta didik difabel netra juga sangat serius, senang, dan bersemangat ditunjukkan memberikan jeda waktu untuk mencerna materi. Pada pertemuan ketiga, peserta didik difabel netra juga sangat serius, senang, dan bersemangat ditunjukkan dengan mengulang-ulang materi sampai mereka paham. Pada pertemuan kedua dan ketiga, materi tidak terlalu banyak.