• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II DATA DAN ANALISA. Data dan informasi yang digunakan untuk mendukun gproyek tugas akhir ini berasal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II DATA DAN ANALISA. Data dan informasi yang digunakan untuk mendukun gproyek tugas akhir ini berasal"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

DATA DAN ANALISA

2.1 Data dan Literatur

Data dan informasi yang digunakan untuk mendukun gproyek tugas akhir ini berasal dari berbagai sumber yaitu :

1. Wawancara/Interview dari narasumber yang terpercaya dan pihak-pihak terkait : Bunda Iffet Veceha Sidharta selaku Manajer Slank dan Ibunda dari Bimbim, Slank (Bimbim, Kaka, Abdee, Ridho, dan Ivan), Massto Sidharta selaku Manajer Slank dan adik kandung dari Bimbim, Adrian Sidharta dari Slank.com sekaligus kakak kandung dari Bimbim, Ila Sidharta, Santhi selaku Road Manajer Slank, Agus “KakaJoe” dari Slank.com, Andre selaku sekjen dari Slank Fans Club Pusat, Indra Qadarsih, Pay Burman, dan Bongky Marcell selaku mantan personil Slank formasi 13.

2. Pengamatan langsung di lapangan

3. Literatur : buku dan artikel dari media elektronik yang berhubungan dengan Slank. 4. Pembagian kuesioner kepada masyarakat khususnya segmentasi remaja dan

(2)

2.1.1 Hasil Wawancara Dengan Pihak Manajemen Slank

Dari sesi wawancara dengan pihak manajemen Slank tersebut penulis mendapatkan informasi bahwa saat ini Slank ingin memulai melebarkan sayapnya melalui konser-konser mereka kepada golongan kelas menengah ke atas, dan juga ingin memberikan sentuhan warna musik baru agar bisa dinikmati hingga ke mancanegara. Penulis juga mendapatkan informasi melalui pihak manajemen bahwa sebenarnya untuk kelas menengah ke atas, sangat ingin melihat konser Slank yang ditata secara eksklusif atau dilaksanakan di indoor.

2.1.2 Hasil Survei Terhadap Masyarakat

Survei ini dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner via internet kepada masyarakat Indonesia. Dan dari hasil kuesioner tersebut penulis

mendapatkan hasil yaitu, mayoritas pengisi kuesioner tersebut adalah golongan kelas menengah, remaja berumur diatas 20 tahun, menyukai Slank tetapi tidak memiliki album Slank sama sekali, ingin menonton konser Slank tetapi dengan sistem Indoor , dan menganggap Slank itu sudah menjadi sebuah legenda hidup.

(3)

2.2 Data Umum

2.2.1 Fenomena Penggemar Dan Tokoh Idolanya.

2.2.1.1 Pengertian Tokoh Idola

Menurut Lewis (1992) menggambarkan idola sebagai public figure yang memiliki keistimewaan atau kemampuan dan dapat menaklukkan perhatian yang menyaksikannya. Mereka dapat berasal dari berbagai bidang profesi diantaranya adalah bidang seni, bidang olahraga, dan bidang politik.

2.2.1.2 Hubungan Penggemar dan Tokoh Idola

Penggemar terbentuk dari adanya sebuah system atau disebut star system. Star System adalah suatu system yang menggambarkan pola interaksi dan ketertarikan antara idola, penggemar dan media massa. Star System ini dapat berupa cara membuat daya tarik sehingga terbentuk suatu komunitas seperti fans atau fans club. Sistem ini juga meliputi langkah-langkah untuk menjaga

kepopuleran tokoh idola, menjalin komunikasi atau interaksi antara idola dan penggemarnya.

Dengan adanya struktur dan strategi yang disusun oleh pihak manajemen setiap idola dapat menciptakan daya tarik penonton, mereka juga menjadikan para bintang atau idola tersebut memiliki cirri khas sehingga menarik perhatian atau mempesona setiap penggemarnya menurut Horton & Wohl (1956). Pihak

(4)

penggemar tidak dapat secara langsung melakukan kontak social dengan idolanya. Hal ini semata-semata untuk terciptanya suatu keamanan dan kenyamanan bagi bintang idola maupun masyarakat lainnya.

2.2.1.3 Pengertian penggemar (Fans)

Pada umumnya literature yang membahas tentang fans selalu beranggapan negative, mereka dianggap berperilaku menyimpang dari batas normal kewajaran, dan menderita ketidaknormalan psikologis hal ini disebabkan karena mereka sering kali bertingkah di luar batas kewajaran. Diluar batas ketidak wajaran ini apabila perilaku yang ditampilkan dapat membahayakan siapa saja dan tingkah laku mereka ini tidak terkontrol. Misalnya, meniru gaya tokoh idolanya mulai dari cara berpakaian, berbicara hingga gaya hidupnya.

Menurut Millgram (dalam Lewis, 1992) kehidupan yang semakin modern membuat para fans ini terasing karena mereka dianggap berbeda oleh orang lain yang bukan merupakan fans. Meskipun disisi lain mereka hanyalah pihak yang ingin menunjukan kesetiaan dan member dukungan kepda pihak idola yang kadang membutuhkan dukungan tersebut untuk penampilan mereka sendiri.

Menurut Echols dan Shadily (1996) kata fans berarti penggemar. Kata “Fans” ini dihubungkan dengan kata fanatic yang diambil dari bahasa latin ‘fanaticus’ yang berarti “ belonging to the temple “. Menurutnya, definisi dari fans adalah :

(5)

2. An enthuastic admirer (as of celebrity)

Menurut Millgram (dalam Lewis 1992) mendefinisikan sebagai ;

“ Someone who goes to ectreme in beliefs, feeling and actions “

Fans dapat dikatakansebagai pengikut yang antusias dari bidang olah raga atau seni atau pengagum selebritis, yang berfikiran, berperasaan, dan bertingkah laku ekstrim. Bila kata fans dikaitkan dengan kata fandom, yaitu suatu keadaan dimana sesorang menggemari sesuatu atau segala sesuatu yang meliputi budaya dan perilaku penggemar secara umum (Lewis, 1992). Obyek dari fandom itu sendiri seperti tokoh selebritis, tim olahraga, kelompok musik, dan lain-lain.

Fandom diekspresikan dengan dua cara yaitu secara individual dan kolektif. Hal ini seperti yang dikemukakan Jeli Jenson (dalam Lewis, 1992) dalam “Adoring Audiences” dilihat dari pengekspresian fandom, penggemar dikelompokkan dalam 2 tipe, yakni :

a. Tipe “the obsessed loner” (fandom diekspresikan secara individu) yaitu : mereka (yang dipengaruhi oleh media) berfantasi. Mereka berusaha memasuki kehidupan selebriti dan berusaha untuk mendapatkan jalinan berupa hubungan social dengan figure selebriti. Tipe penggemar seperti ini juga memiliki resiko membahayakan figure selebriti yang disukainya itu.

b. Tipe “the historical crowd member” (fandom diekspresikan secara kolektif). Penggemar tipe ini digambarkan sebagai kelompok yang berperilaku histeris

(6)

terhadap figure idolanya, contoh : mereka yang dapat berteriak-teriak histeris bahkan sampai pingsan saat menonton pertunjukan musik bintang-bintang idolanya.

2.2.1.4 Reaksi penggemar (Fans)

Fiske (dalam Jenson, 1992) mengemukakan tiga reaksi dari “fans”, yaitu :

1. Semiotic Productivity, yaitu ketika fans menggunakan obyek fandom untuk memberikan makna sosial dalam kehidupan mereka sendiri, (misalnya : fans mendapatkan makna dari penemuan dengan idola).

2. Enunciative Productivity, yaitu ketika fans mengekspresikan keantusiannya, kepada dunia luar melalui ucapan-ucapan pujian atau penampilan yang menyerupai idola mereka.

3. Textual Productivity, yaitu ketika fans menciptakan komoditas komersial berdasarkan obyek fandom mereka (misalnya fans menjual atau memproduksi koleksi-koleksi idolanya untuk mendapatkan keuntungan).

Dari ketiga reaksi penggemar ini, maka fans atau penggemar dapat diklarifikasikan menjadi beberapa kelarifikasi seperti dibawah ini.

(7)

2.2.1.5 Klasifikasi Penggemar (Fans)

Fans sebagai bagian dari fandom, diantaranya adalah :

• Mania

Kriterianya hamper serupa dengan fanatic dari Jenson (dalam Lewis, 1992) dimana mereka didefinisikan sebagai orang yang memiliki

kepercayaan, pikiran dan perilaku ekstrim. Tipe penggemar fanatic tidak berbahaya seperti “obsessed loner” walaupun tidak menutup kemungkinan penggemar fanatic dapat berkembang menjadi “obsessed loner” yang

berbahaya. Hal ini dapat dilihat dari fans yang cenderung sangat setia bahkan perilaku mereka sangat mudah dipengaruhi oleh idola mulai dari pakaian, berbicara, bertingkah laku, dan terobsesi untuk mengikuti jalan hidup idolanya. Orang fanatic dapat berkorban apa saja demi mendapatkan

kesempatan bertemu dengan idolanya, ia rela menghabiskan waktunya demi mengikuti perjalanan hidup dan karir bintang pujaannya, bahkan ia dapat rela mengorbankan nyawanya demi melindungi idolanya ini. Menurut Jenson (dalam Lewis, 1992) orang yang fanatic umumnya memiliki masalah dengan harga diri dan masalah dalam berinteraksi dengan orang-orang di

sekelilingnya, misalnya diasingkan oleh keluarga dan masyarakat. • Obsession

(8)

Adalah perilaku dimana seseorang dengan karakteristik umur, gender atau orientasi seksual apapun menampilkan perilaku yang berlebihan dalam menunjukan keantusiasan-nya dengan menghabiskan banyak waktu untuk terlibat dalam aktifitas yang berhubungan dengan selebriti tertentu. Penyebabnya adalah media massa yang menjadi komunitas umum hal ini dikemukakan oleh Fiske (dalam Lewis, 1992). Bedanya adalah selebriti bukanlah bagian dari kehidupan mereka sehingga hubungan disebut para social relationship atau hubungan para social.

Hubungan para social ini merupakan hubungan yang searah dimana satu pihak mengetahui lebih banyak daripada pihak yang lain. Dengan kata lain hubungan ini bukanlah merupakan timbale balik. Pada umumnya mereka melupakan jenis hubungan ini, tapi bagi mereka yang tidak dapat

melupakannya akan menjadi sangat terobsesi dan membahayakan dirinya.

Penggemar yang terobsesi ini memiliki potensi menjadi berbahaya. Keobsesiannya terkadang dapat merusak dan merugikan orang lain atau fasilitas umum. Hal ini disebut “deviant” ini biasanya sekedar merusak suasana dan mengganggu keamanan. Keberadaan tipe ini yang merusak citra penggemar yang sesungguhnya. Masyarakat memandang mereka sebagai kelompok yang radikal, ekstrim dalam berperilaku, tidak disiplin, tidak dapat mengendalikan diri dan perusak lingkungan masyarakat. Mereka dianggap

(9)

masyarakat sebagi penggemar juga, sehingga timbullah stigma bahwa penggemar adalah perusak atau perusuh.

2.2.1.6 Jenis Musik dan Perilaku Penggemar

Pada umumnya lirik musik secara tidak langsung dapat memancing

keantusiasan perilaku dan perasaan emosional si pendengarnya, hal ini tampak dari perilaku penggemar yang berteriak histeris atau menangis karena terpesona dengan penampilan atau lagu yang dinyanyikan oleh sang penyanyi pujaan itu. Jenis music seperti Rock ‘n’ Roll yang memiliki kecenderungan untuk membuat seseorang yang mendengarkannya menjadi lebih agresif dan meningkatkan emosional

seseorang. Penampilan para bintang ini terkadang membuat keantusiasan penonton yang berlebihan yang menimbulkan perilaku-perilaku diluar control, seperti saling berdesakan dan saling mendorong sehingga timbul kericuhan yang dapat menelan korban jiwa.

Kericuhan di suatu konser dapat disebabkan karena pihak penyelenggara yang kurang siap, kurangnya jumlah pihak keamanan yang dikerahkan, pintu tempat konser sedikit sehingga sulit untuk keluar dari tempat diadakannya konser tersebut kurang memadai yang menyebabkan penonton mengalami sesak nafas.

(10)

2.2.2 Slank

Slank adalah sebuah kelompok musik (band) yang berdiri pada tanggal 26 Desember 1983. Pada saat didirikan, band ini adalah sebuah band sekolah bernama Cikini Stone Complex (CSC), yang terdiri dari siswa SMA Perguruan Cikini dengan personelnya Bimo Setiawan (drummer), Bongky (guitarist), Kiki (guitarist), Deni BDN (bassist), Erwan (vocalist). Band ini biasanya bermain membawakan lagu-lagu dari Rolling Stone sebagai ekspresi rasa suka terhadap grup idola mereka tersebut. Aktifitas band CSC kemudian terhenti karena kejenuhan para personilnya. Beberapa tahun setelah terhentinya aktifitas CSC, Bimo Setiawan yang akrab disapa Bimbim, beserta kedua saudaranya, Denny dan Erwan, kemudian berinisiatif membentuk band baru yang diberi nama Red Evil. Band inilah yang kemudian berubah menjadi Slank dengan formasi Bimbim (drummer), Erwan (vocalist), Bongky (guitarist), Denny (bassist), dan Kiki (keyboardist). Nama “Slank” sendiri diambil dari istilah slengean yang merupakan ciri khas penampilan Slank di atas panggung yang terkesan cuek, asal-asalan dan urakan. Konsep Slank dalam bermusik berbeda dari sebelumnya, Slank mulai membawakan lagu-lagunya sendiri pada setiap penampilannya.

Slank memiliki makas yang berada di Jl. Potlot III/14 Duren Tiga Jakarta Selatan, yang merupakan rumah orang tua Bimbim, yaitu pasangan Bapak Sidharta dan istrinya yang akrab disapa Bunda Iffet, Jalan Potlot terbilang jalan yang kecil, sehingga sering juga disebut Gang Potlot. Gang Potlot lalu berkembang menjadi sebuah tempat berkumpul bagi komunitas anak muda yang merasa kreatif. Slank juga membuka

(11)

penyewaan studio musik untuk latihan walaupun hanya dengan peralatan musik yang sederhana, yaitu peralatan musik biasa yang terdiri dari masing-masing satu unit gitar, drum, bas, keyboard, dan microphone.

Semenjak resmi berdiri pada tanggal 26 Desember 1983, dalam perjalanannya Slank sering berganti-ganti formasi. Akhirnya pada formasi yang ke-13 di tahun 1989, Slank menemukan karakter musik yang dirasa cocok oleh para personilnya dan begitu berciri khas, mereka menyebutnya “musik Slank”. Formasi tersebut yakni diisi oleh Bim-bim (drummer), Kaka (Vokalis), Bongky (Bassist), Pay (Gitaris) dan Indra (Keyboardist). Pada tahun itu pula Slank menggebrak dengan album perdana berjudul “Suit-suit … He He He (Gadis Sexy)”. Tampil dengan cuek, musik seadanya, lirik spontan, memakai bahasa slengean anak muda Jakarta, mengangkat tema sederhana dan penampilan personil yang apa adanya, justru membuat album ini laris dan menciptakan wabah penggemar Slank di seluruh Indonesia.

Keberhasilan Slank dengan warna “musik Slank”-nya yang sangat berciri khas merupakan sebuah angin segar bagi Industri musik di Indonesia yang saat itu masih didominasi oleh musik pop mendayu-dayu dan rock hingar bingar. Musik Slank yang berciri rock n roll dengan berbagai kekhasanya, adalah alternatif bagi pencinta musik Indonesia, khususnya pemuda. Perlahan tapi pasti Slank menebar pengaruh di kalangan anak muda khususnya pencinta musik Rock. Slank menawarkan tema alternatif dalam lirik dan lagunya, walaupun pada saai itu, musik yang ada cenderung kompromistis dari artis lain dengan selera pasar. Gebrakan pertama Slank pada Album “Suit-suit … He He

(12)

He (Gadis Sexy)” ternyata mendapatkan sambutan yang baik dari pencinta musik di Indonesia, terbukti dengan diraihnya penghargaan dari BASF sebagai Best Selling Album 1990-1991 kategori musik Rock.

Meroketnya jumlah album perdana Slank, Gang Potlot pun menjadi semakin ramai. Para Slanker (sebutan untuk penggemar Slank) mulai banyak berkumpul di tempat tersebut. Bahkan sejumlah musisi muda terlahir dan dibesarkan di lingkungan gang Potlot, diantaranya Imanez (almarhum), Andi Liani (almarhum), Oppie Andaresta, dan Anang.

Tahun 1991 Slank meluncurkan album kedua yang berjudul “ Kampungan “. Album ini juga laku keras dan Slank kembali mendapatkan penghargaan BASF Best Selling Album 1991 – 1992 kategori Rock. Pada tahun berikutnya, Slank meluncurkan album dengan judul “Piss” yang kembali meraih piala BASF Best Selling Album 1992-1993 kategori Rock Alternatif. Namun seiring dengan kesuksesan yang diraih Slank, terjadi keretakan dengan manajer Slank, Budhi Soesatio. Hal ini ditindak lanjuti Slank dengan mendirikan Pulau Biru Production.

Pulau Biru Production adalah nama yang dipilih untuk rumah produksi milik Slank. Pulau Biru Production resmi berdiri sekitar pertengahan tahun 1994. Pulau Biru

Production ini juga ditujukan untuk menjadi wadah bagi orang-orang yang memiliki obsesi dan mimpi untuk maju. Berbagai aktifitas dan kreatifitas Slank diatur dan

(13)

diwujudkan melalui rumah produksi ini. Mulai dari urusan kontak artis, fans club, merchandise, hingga ke urusan manajemen lainnya.

Tahun 1994 album “Generasi Biru” diluncurkan dan meraih BASF Double Platinum Album untuk penjualan terlaris tahun 1994-1995. Album ini diproduksi oleh Piss Records yang merupakan bagian dari Pulau Biru Production. Di tahun 1997, Piss Records berganti nama menjadi Slank Record. Sedangkan untuk pendistribusian kaset diserahkan kepada Virgo Ramayana yang merupakan distributor untuk kaset-kaset Slank sebelumnya. Slank juga membangun studio rekaman sendiri yang mereka beri nama “Parah Studio”, yang berada satu area markas Slank di Potlot.

Album kelima Slank yaitu “Minoritas” dirilis pada tahun 1994. Cukup di sayangkan karena albun ini adalah album terakhir yang dirilis Slank bersama tiga orang anggota Slank yaitu Bongky, Indra, dan Pay. Ketiga personil ini menunjukkan tanda-tanda ketidakkompakkan dengan mulai jarang berada di Potlot. Pada September 1996 Slank memutuskan untuk vakum dari aktifitas bermusik selama setahun. Benar saja,

penggarapan album Slank selanjutnya diwarnai situasi yang menyedihkan, tiga personil Slank, Bongky, Indra, Pay pada akhirnya keluar dari jajaran formasi Slank ke tiga belas. Peristiwa keluarnya ketiga personil Slank ini, banyak melahirkan ramalan dari berbagai pihak dan pengamat musik di tanah air bahwa akan terjadi kehancuran Slank. Berbagai tekanan dan ancaman kemudian muncul dari para penggemar fanatik Slank. Alih-alih terpuruk dan hancur, kedua personil yang tersisa yaitu Bim-bim dan Kaka melanjutkan eksistensi Slank dengan mengajak Ivan dan Reynold, yang saat itu masih menjadi

(14)

personil band Otto Jam. Alhasil album ke enam bisa Slank keluarkan, dan pada album ini Slank memberi judul albumnya “Lagi Sedih”. Budhi Susanto pun di minta untuk menjadi konsultan dalam pembuatan album ini. Di tengah kekalutan yang dialami Slank tersebut, album “Lagi Sedih” berhasil membuktikan eksistensi Slank kepada seluruh

penggemarnya dan umumnya pencinta musik Indonesia.

Kekhawatiran sempat membayangi Slank dan manajemennya dengan formasi Slank yang baru ini. Meskipun demikian Slank terus berkarya, dan untungnya banyak diantara Slankers yang memang tidak terlalu mempermasalahkan siapa yang menggantikan formasi yang lama. Bagi Slankers yang terpenting adalah Slank tetap ada. Formasi baru yang sempat dikhawatirkan akan menurunkan pamor Slank ternyata terbukti salah besar. Faktanya, dimanapun Slank tampil, Slankers menyambutnya dengan antusias dan histeria, walaupun kadang wujudnya sudah pada taraf menggangu, seperti yang terjadi pada

konser Slank di Tangerang pada tahun 1997. Konser Slank di Tangerang ini menyisakan sebuah berita yang tidak sedap didengar, yaitu terjadi kerusuhan yang cukup parah diantara para penonton.

Selang beberapa hari dari konser di Tangerang, Reynold terpaksa harus

mengundurkan diri karena alasan ketidakcocokan, hal yang memang lazim dialami oleh sebuah band. Pengunduran diri Ronald sangat disayangkan karena pada saat itu Slank masih memiliki jadwal konser di Bandung. Sebagai solusinya, Ivan mengajak Abdee Negara, teman semasa di band Flash, band terdahulunya. Pada saat yang sama, Lulu Ratna yang pernah menjadi Road Manager Slank mengajak Ridho Hafiedz untuk mengisi

(15)

kekosongan personil. Dengan Formasi percobaan inilah Slank pada akhirnya menyelesaikan pertunjukan di Bandung pada tahun 1997.

Pertunjuan konser di Bandung membuktikan adanya kecocokan dalam penampilan Slank. Akhirnya pada tahun 1997 Slank menetapkan formasi baru dengan 3 personil baru, yaitu Ivan (bassist), Abdee (gitaris), dan Ridho (Gitar). Formasi ini sukses membidik pasar baru yang lebih luas, kaum remaja atau Anak Baru Gede (ABG) yang tidak selalu membutuhkan musik keras.

Formasi baru Slank kemudian mewujudkan kekompakannya dengan merilis album ketujuh Slank yang diberi judul “Tujuh” pada tahun 1997, sekaligus menebus kegagalan album Slank sebelumnya. Pada album ini warna musik Slank tidak berubah sebelumnya, Slank juga tetep berpenampilan cuek dan apa adanya, namun tetap memainkan harmoni dan kerapian bermusik. Album ini mencatat rekor penjualan album sebesar 600.000 kopi. Formasi ini menjadi formasi tetap semenjak tahun 1997 hingga kini.

Selain dikenal dengan prestasinya, kelompok musik Slank juga pernah dikenal sebagai pencandu narkoba. Para personil Slank sendiri memang mengakui bahwa mereka pernah mengkonsumsi narkoba, bahkan menjadi pecandu, terutama Bimbim dan Kaka. Pada tahun 1997 dengan formasi baru, Slank mulai berusaha untuk lepas dari

ketergantungannya terhadap narkoba. Mulai tahun 1998, personil Slank yang merupakan pecandu narkoba mulai melakukan usaha-usaha rehabilitasi dengan dukungan penuh dari Bunda Iffet sampai akhirnya berhasil sembuh. Seiring dengan kesembuhan dan manfaat

(16)

positif yang dirasakan Slank setelah terlepas dari kecanduannya, Slank mulai

mengkampanyekan perang terhadap narkoba. Diakui Bunda Iffet, usaha untuk benar-benar bersih dari narkoba ini bukanlah hal yang mudah. Segala cara dilakukan Bunda, sebagai manajer dan sebagai orang tua personil Slank untuk membantu anak-anaknya terbebas dari narkoba. Personil Slank yang saat itu mengkonsumsi narkoba ialah Bimbim, Kaka, dan Ivan, sementara Abdee dan Ridho memang tidak pernah menjadi pecandu narkoba.

Selain kaya akan prestasi dalam bermusik, Slank juga memilik komitmen untuk menyebarkan nilai-nilai positif kepada Slankers di seluruh Indonesia. Selain semboyan Piss dan PLUR yang menjadi ciri khas Slank, Slank juga memiliki “13 Ajaran Tidak Sempurna” yang disebut Slankissme. Ajaran ini memuat 13 ciri yang diharapkan muncul dari seorang Slanker, yaitu :

1. Kita harus kritis.

2. Berjiwa sosial

3. Penuh solidaritas

4. Saling setia

5. Selalu merdeka

(17)

7. Mencintai alam

8. Manusiawi

9. Berani untuk beda

10. Menjunjung persahabatan

11. Punya angan yang tinggi

12. Menjadi diri sendiri

13. Membuka hati dan otak kita

Ketigabelas ajaran ini merupakan penjabaran dari PLUR (Peace, Love, Unity and Respect). Nilai utama yang ingin ditularkan Slank kepada Slankers adalah solidaritas dan kebersamaan. Mereka mengakui sebagai band yang berdiri di atas semua golongan. Hal ini juga tergambar dari logo Slank yang menyerupai kupu-kupu. Selain berarti bahwa Slank mengalami proses metamorfosis seperti kupu-kupu untuk mencapai kesuksesan, logo itu juga berarti bahwa Slank berdiri di semua golongan.

(18)

2.2.2.1 Personil Slank

Gambar 2.1

Nama: Akhadi Wira Satriaji (Kaka)

Tempat, tanggal lahir: Jakarta, 10 Maret 1974 Posisi : Vokal

Gambar 2.2

Nama: Bimo Setiawan Almachzumi (Bimbim) Tempat, tanggal lahir: Jakarta, 25 Desember 1966 Posisi : Drummer

(19)

Gambar 2.3

Nama: Abdee Negara

Tempat, tanggal lahir: Donggala, 28 Juni 1968 Posisi : Gitaris

Gambar 2.4

Nama: Mohammad Ridwan Hafiedz (Ridho) Tempat, tanggal lahir: Ambon, 03 September 1973 Posisi : Gitaris

(20)

Gambar 2.5

Nama: Ivan Kurniawan Arifin (Ivanka)

Tempat, tanggal lahir: Jakarta, 09 Desember 1971 Posisi : Bassis

2.2.2.2 Diskografi Slank dan Penghargaan

ALBUM DISKOGRAFI

1 Suit-Suit Hehe/Gadis Sexy (Desember 1990) 2 Kampungan (Desember 1991)

3 Piss (Desember 1993)

4 Generasi Biru (Desember 1994) 5 Minoritas (Januari 1996)

6 Lagi Sedih (Februari 1997) 7 Tujuh (Januari 1998)

(21)

8 Mata Hati Reformasi (Mei 1998)

9 999 + 09 (Double Album) (Oktober 1999) 10 Virus (September 2001)

11 Satu Satu (Maret 2003) 12 Road to Peace (Mei 2004) 13 PLUR (Desember 2004) 14 Slankissme (Desember 2005) 15 Slow But Sure (Maret 2007)

16 Original Sound Track Get Married (Oktober 2007) 17 The Big Hip (Juni 2008)

18 Slank Original Sound Track Generasi Biru (Feb 2009)

INTERNATIONAL

1 Since 1983 (Malaysia) (Februari 2006) 2 VCD Karaoke Slow But Sure (Juli 2007) 3 The Big Hit’s (Juni 2008)

3 Anthem For The Broken Hearted (USA) (September 2008)

LIVE DISKOGRAFI

1 Konser piss 30 kota (Live Album) (November 1998) 2 Slank Virus Road Show (Live Album) (February 2002) 3 Slank Bajakan (Kompilasi Live) (Oktober 2003)

(22)

BEST DISKOGRAFI 1 The Best 1 2 The Best 2 3 The Best 3 4 The Best 4 5 The Best 5

6 de’ Bestnya Slank

7 The Best 7

8 The Best 8

9 The Best 9

AUDIO / VISUAL :

1 VCD Karaoke X-1 dan X-2 2 VCD Virus Road Show 3 VCD Road To Peace 4 DVD Road To Peace 5 VCD Reborn Republic

REPACKAGE

(23)

Repackage album-album Slank

1 Slankography (Suit-Suit Hehe/Gadis Sexy) 2 Slankography (Kampungan)

3 Slankography (Piss)

4 Slankography (Generasi Biru) 5 Slankography (Minoritas) 6 Slankography (Lagi Sedih) 7 Slankography (Tujuh)

8 Slankography (Mata Hati Reformasi) 9 Slankography (999 + 09 (Double Album)) 10 Slankography (Virus)

11 Slankography (Satu Satu)

Repackage Best Album 1 Slankography (The Best 1) 2 Slankography (The Best 2) 3 Slankography (The Best 3) 4 Slankography (The Best 4) 5 Slankography (The Best 5)

6 Slankography (de’ Bestnya Slank) 7 Slankography (The Best 7 (Low))

(24)

8 Slankography (The Best 8 (Mid)) 9 Slankography (The Best 9 (High))

AWARDS / Nomination

BASF Award’s “Best Selling Album 1990/1991” for Rock category BASF Award’s “Best Selling Album 1991/1992” for Pop Rock category

BASF Award’s “Best Selling Album 1993/1994” for Rock/Alternative category BASF Award’s “Best Selling Album 1994/1995” for Rock category dengan meraih predikat- Double Platinum Album Category

Video Klip Favorit dari VMI (Video Musik Indonesia) 1994/1995 untuk lagu “Terbunuh Sepi”

Video Klip Terbaik Sepanjang Tahun 1995/1996 untuk lagu “Terbunuh Sepi” Anugerah Musik Indonesia (AMI Awards) Best Song & Best Selling Album & Best- Pop/Rock Band – 1998

Anugerah Musik Indonesia (AMI Awards) Best Rock Albums – 1999

MTV Indonesia Music Awards 2002, “Best Video Clip Model” & “Best Video Clip Director”

SCTV Music Awards Nominator - 2003 MTV Asia Awards Nominator - 2003

Anugerah Musik Indonesia (AMI Awards) Duo/ Group Rock Terbaik – 2003 Anugerah Musik Indonesia (AMI Awards) Produser Album Rock Terbaik – 2003

(25)

Anugerah Musik Indonesia (AMI Awards) Album Rock Terbaik – 2003 SCTV Music Awards Nominator - 2004

MTV Asia Awards Nominator - 2004

Anugerah Musik Indonesia (AMI Samsung Awards) Lagu Rock Terbaik – 2004

Anugerah Musik Indonesia (AMI Samsung Awards) Album Rock Terbaik – 2004

1st Indonesian MTV ICON - 2005

MTV Asia Aid, Bangkok (For Tsunami Relief) - Participant – 2005 Nomine Penata Musik Terpuji dalam film Get Married pada Festival Film Bandung – 2008

Inspirator Anak Bangsa dari Pemerintah Republik Indonesia – Des 2008 Reform Award – Jan 2009

International Event

Slank Charity Concert For Maluku Conflict, Tokyo & Nagoya, Japan, 11 – 13 Februari 2000

Shout Asia, Soul, South Korea, 28 Juni 2003

Slank Charity Concert, Osaka & Nagoya, Japan, 14-15 Agustus 2004 MTV Asia Aid, Bangkok, Thaliand, 10 Februari 2005

(26)

Slank Winter Tour, Charity For Sumatera, Nagano, Japan 2 Januari 2006 Album Launch, Slank Since 1983, Malaysia, 20 Februari 2006

Slank America Tour 2006, LA, San Francisco, DC, New York, USA 4 -14 September 2006

Celebrate Concert Feat Slank, Kuala Lumpur, Malaysia, 5 Januari 2007 Participant on Independent Day of Timor Leste, 17 Mei 2008

Slank - The Big Hip Album Promo Tour, Nagoya,Tokyo, Japan, 3 – 7 Mei 2008

Europe Tour (Belanda, Inggris, Jerman, 21 – 31 Mei 2008)

Anthem for the Broken Hearted U.S Tour, 22 Oktober – 22 November 2008

2.2.3 Manajemen Slank

Keberhasilan Slank ini tidak dapat dipisahkan dari kerja keras manajemen Slank. Manajemen Slank yang pertama dipegang oleh Budhi Soesatio dalam Proyek Q. Dalam proyek ini, Budhi bertindak selaku manajer sekaligus produser Slank. Kerjasama dengan Budhi hanya berlangsung sampai album ketiga, yaitu, Tiga/Piss. Setelah itu, Slank membentuk manajemen sendiri bernama Pulau Biru Production. Bertindak sebagai direktur adalah Denny A. Ramadhani. Namun, kedudukan Denny sebagai manajer Slank akhirnya digantikan oleh Oche. Dari Oche, jabatan manajer dipegang oleh Abi Rahmat Akbar. Lalu Abi digantikan oleh Ila, adik bungsu

(27)

Bimbim. Ila hanya sebentar bertindak sebagai manajer Slank, posisinya segera digantikan oleh Lulu Ratna yang terlibat selama empat bulan (September sampai Desember 1997). Tugas Lulu Ratna saat itu hanyalah menyelesaikan sisa kontrak Slank antara bulan September hingga Desember 1997. Posisi manajer Slank kemudian dipegang oleh Stevie, yang langsung membawahi Slank formasi XIV, dimana Ridho dan Abdee sudah bergabung. Ternyata Stevie hanya bekerja selama satu bulan karena tidak ada kecocokan cara kerja antara Stevie dengan gaya Slank. Adanya kekosongan manajer ditambah lagi dengan terpuruknya Slank dalam jeratan narkoba, membuat Bunda Iffet Veceha Sidharta memutuskan untuk mengisi posisi manajer tersebut.

Sebagai manajemen Slank. Pulau Biru Production bertanggung jawab untuk

mengurus kontrak Slank, fans club, merchandise, sampai ke soal manajemen lainnya. Namun sejak tahun 2002 Pulau Biru Production telah menjadi suatu divisi dibawah bendera PT. Pulau Biru Indonesia. Bertindak sebagai General Manager PT Pulau Biru Indonesia adalah Bunda Iffet dan sebagai Managing Director-nya adalah Denny Ahmad Ramadhani, mantan bassis Slank 1983-1988 dan vokal 1987.

2.2.4 Pulau Biru Production

Pulau Biru Production bertanggung jawab mengurus manajemen Slank secara keseluruhan, mulai dari kontrak artis, undangan-undangan wawancara atau

(28)

acara-acara lain, termasuk pula urusan merchandise dan fans club. Intinya. Pulau Biru Production bertanggung jawab dalam menjaga citra Slank di masyarakat. Karena itu, pihak manajemen akan menolak kegiatan-kegiatan yang akan membuat jelek nama Slank, meskipun kegiatan itu hanya main-main saja. Untuk urusan citra merek ini, pihak manajemen sering berdiskusi dengan para personil Slank, terutama Bimbim. Segala kegiatan yang bersifat positif dan memberikan citra positif dimata masyarakat pasti didukung sepenuhnya oleh manajemen.

2.2.5 Merchandise Slank

Merchandise merupakan suatu sarana yang digunakan oleh para artis untuk mengikat kesetiaan penggemarnya. Para penggemar pun merasa senang jika bisa mengoleksi merchandise yang bergambar artis idolanya dan bangga menunjukkan kesenangan terhadap artis tersebut kepada orang lain. Hal ini tentu juga berlaku pada Slank.

Untuk memenuhi hasrat para slankers dalam mengumpulkan merchandise yang berlogo Slank, maka pihak manajemen menyediakan bagian khusus yang mengurusi masalah merchandise. Meskipun begitu, pihak manajemen memberikan kebebasan bagi setiap orang untuk membuat merchandise yang berlogo Slank, mulai dari foto, poster, kaos, stiker, dan produk-produk lainnya yang menggunakan ikon logo kupu-kupu Slank.

(29)

2.2.6 Slank Fans Club

Bagi para slankers, bukti kecintaan pada Slank diwujudkan salah satunya melalui kepemilikan kartu anggota. Ada dua tipe keanggotaan fans club di Slank, yang pertama, keanggotaan Slank Fans Club (SFC) Pusat. Dikatakan pusat karena pendaftaran keanggotaan ini dilakukan langsung oleh manajemen Slank. Slankers yang ingin menjadi anggota SFC Pusat harus mendaftar di markas Slank itu sendiri. Keanggotaan kedua adalah Slank Fans Club (SFC) Daerah. Karena slankers tersebar di seluruh Indonesia dan belum tentu mampu datang ke Jakarta untuk membuat kartu anggota yang bersifat nasional, maka pihak manajemen membolehkan para slankers tiap daerah untuk membentuk SFC Daerah asalkan memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh pihak manajemen. Saat ini ada sekitar 50 SFC Daerah yang aktif. Kategori aktif disini maksudnya sekretariat SFC Daerah bisa memberdayakan anggotanya dan memiliki unit usaha sendiri. Beberapa SFC Daerah yang tergolong aktif misalnya Malang, Makassar, Yogyakarta, dan Surabaya. Awalnya, pihak manajemen Slank membolehkan pengurus SFC Daerah untuk membuat kartu keanggotaan sendiri. Artinya, bentuk dan tampilan untuk kartu anggota regional disesuaikan dengan kreatifitas SFC Daerah masing-masing. Namun sejak tanggal 2 Mei 2004, pihak manajemen mensyaratkan bahwa kartu tanda anggota (KTA) hanya dikeluarkan oleh SFC Pusat dan SFC setingkat dibawahnya harus membeli dari Pusat. Ini merupakan salah satu persyaratan Kepengurusan Slank Fans Club yang tercantum dalam Kode Etik Slank Fans Club Indonesia.

(30)

2.2.7 Slankers

Slankers adalah sebutan bagi para penggemar Slank. Para slanker ini sering berkumpul di markas Slank di Jalan Potlot III/14, Duren Tiga, Jakarta Selatan. Setelah Slank melempar album pertamanya, orang-orang yang berkumpul disana bukan slanker tapi juga musisi. Diantaranya almarhum Imanez, Andi Liani. Oppie Andaresta, Thomas Ramdhan (Gigi), Armand Maulana (Gigi), dan Anang yang membentuk band Kidnap Katrina sehingga terbentuklah komunitas. Namun saat ini, hanya para slankers-lah yang masih sering berkumpul disana. Para slanker bangga dengan ke-Slank-annya dan menunjukkannya kepada masyarakat umut. Sebagai penggemar Slank, slankers juga mengumpulkan merchandise yang berhubungan dengan Slank, mulai dari kaos, foto, stiker, poster, tas, bahkan gelang dan ikat pinggang. Ada pula beberapa slanker yang menamai anaknya dengan nama-nama personil Slank. Selain itu, slankers juga mengkuti tindakan para personil Slank. Ketika personel Slank terlibat narkoba, slankers juga ikut memakai narkoba ketika personel Slank berhasil lepas dari ketergantungan narkoba, para slanker pun berusaha sembuh dari ketergantungan narkoba.

Jumlah slankers di seluruh Indonesia yang tercatat di SFC Pusat saat ini mencapai 600.000 orang. Ada slanker yang masih duduk di sekolah dasar hingga slanker yang sudah berkeluarga. Para slanker tidak hanya pria, wanita pun juga ikut fanatik pada Slank.

(31)

2.2.8 Bidadari Penyelamat

Bidadari Penyelamat (BP) merupakan petugas keamanan khusus Slank. BP bertugas menjaga keamanan dan ketertiban dalam setiap acara yang diadakan oleh manajemen Slank maupun SFC Daerah. Pembentukan Bidadari Penyelamat ini dicetuskan oleh Dibo, Ketua SFC Jakarta. Sebelumnya, nama Bidadari Penyelamat adalah “Kalau Aku Jadi Presiden”, sesuai dengan judul lagu Slank. Namun akhirnya diubah menjadi Bidadari Penyelamat sesuai saran Bimbim. Saat ini jumlah BP yang tercatat pada SFC Jakarta sudah mencapai 100 orang. Adapun persyaratan

dibentuknya BP sesuai dengan kode etik SFC Indonesia pasal 4 (1p) adalah sebagai berikut:

- Memliki fisik yang kuat dan sehat

- Anggota sebanyak 20 orang

- Bertugas mengamankan setiap kegiatan

- Mengenakan seragam dan atribut dari Pusat.

Saat ini, BP tidak hanya dibentuk di SFC Jakarta saja, tetapi SFC Daerah lainnya juga sudah memiliki BP sendiri. Hal ini juga merupakan salah satu persyaratan Kepengurusan Fans Club yang tercantum dalam Kode Etik SFC Indonesia.

(32)

2.2.9 Situs Resmi Slank

Di era teknologi saat ini, Slank juga ikut menggunakan fasilitas internet untuk menjangkau para penggemarnya dimanapun slankers berada. Situs resmi Slank adalah www.slank.com dan untuk Slank Fans Club adalah www.slankfansclub.com. Melalui situs ini, para slankers dapat mengetahui perkembangan terbaru mengenai artis idolanya, tukar-menukar informasi dengan sesame slankers dan mengeluarkan kritikan kritikan di forum. Di situs ini juga disediakan sarana bagi para slankers yang ingin menuliskan lirik-lirik lagu Slank.

2.3 Data Khusus

2.3.1 Positioning

2.3.2 Spesifikasi Buku

Berikut ini adalah rencana rancangan buku “ Slank : Metamorfosa Sebuah Generasi “

(33)

Penyelenggara : PT. Pulau Biru Indonesia

Desainer : Adri Prastowo

Fotografi : Adri Prastowo, Dokumentasi Slank, dan Ivo Sihombing

Penerbit : Red and White Publishing

Spesifikasi : 26 cm x 26 cm

26 cm x 52 cm (spread)

Hard cover dan Full Colour

Tebal : 144 halaman

Kerangka Buku :

a. Halaman judul dalam

b. Daftar isi

c. Intro / Abstraksi

d. Isi Buku :

1. Potlot III No. 14

(34)

3. Lagi Sedih 4. Slankissme 5. Slankers e. Epilog 2.4 Target Sasaran • Demografis

Seks : Laki-laki dan Perempuan

Usia : 18 – 28 Tahun

Pendidikan : SMA, Kuliah, Bekerja.

Kelas Sosial : B, B+ dan A

• Geografis

Tempat tinggal : Kota-kota Besar atau Ibukota Propinsi

• Psikografis

ƒ Personality :

(35)

2. Rebel / Memiliki Jiwa Pemberontak

3. Cenderung memiliki sifat emosi tinggi.

4. Suka terhadap tantangan baru

5. Suka bereksplorasi terhadap hal-hal baru

6. Ingin lain daripada yang lain.

ƒ Behaviour :

1. Suka hangout ke Mall / Café / Club untuk nongkrong dan bergaul bersama teman-temannya.

2. Suka travelling di dalam ataupun ke luar negeri.

3. Suka mengumpulkan barang-barang aneh untuk dikoleksi (seperti kaleng bekas, emblem, senjata mainan, action figure, dll.)

4. Suka browsing lewat internet untuk sekedar mencari informasi dan juga memiliki banyak account dan juga aktif di social networking community.

5. Suka membaca disaat-saat waktu senggangnya.

(36)

7. Suka begadang / tidur pada malam hari.

ƒ Lifestyle :

1. Memiliki mobil mewah.

2. Suka berganti-ganti handphone dan menganggap gadget elektronik terbaru adalah hal yang wajib untuk dimiliki (seperti blackberry, ipod, playstation 3, xbox, macbook pro, dll. )

3. Pakaiannya yang dimiliki adalah brand-brand terkenal ( Levi’s, Evisu, Replay, 7, Ripcurl, Rusty, Nike, Adidas, dll.)

4. Merokok

5. Minum Bir

6. Memiliki Kamera Digital SLR atau Digicam

2.5 Analisa SWOT

• Strength

ƒ Slank adalah sebuah grup musik yang legendaris dengan komunitasnya yang begitu besar, dan buku otobiografi ini adalah hal yang belum pernah ada di Indonesia, karena kekayaan literatur di Indonesia

(37)

sangatlah kurang, termasuk untuk seorang tokoh atau komunitas. Dengan hadirnya buku ini, semoga dapat memberikan tambahan

kasanah pengetahuan tentang budaya Indonesia itu sendiri khususnya di bidang musik.

• Weakness

ƒ Slank memiliki masa lalu yang hitam sebagai pengonsumsi narkoba ƒ Sering terjadi kericuhan yang disebabkan oleh para penggemar yang

merusak jalannya konser Slank.

ƒ Para personil Slank sudah semakin berumur, sehingga kesan anak muda yang slenge’an semakin berkurang dan juga mempengaruhi warna musik mereka yang sekarang.

• Opportunity

ƒ Belum ada grup musik yang mampu bertahan lama hingga 25 tahun seperti grup musik Slank

ƒ Slank sudah mulai dikenal dan memiliki banyak penggemar di luar negeri atau mancanegara.

(38)

ƒ Memiliki mayoritas penggemar hampir 20% dari masyarakat Indonesia dari tua maupun muda.

• Threatment

ƒ Musik di Indonesia saat ini memiliki ciri khas yang hampir sama satu sama lain, sehingga pangsa pasar cenderung memilih musik pop major label dengan tema cinta, dibanding musik Slank yang memiliki unsur lirik yang nakal, bebas dan kritis.

ƒ Generasi muda hampir mayoritas lebih memilih mendengarkan musik luar negeri, khususnya untuk segmentasi dari kalangan menengah ke atas.

2.6 Data Pembanding

Penulis telah melakukan riset, dan kesimpulan yang didapat adalah sangat jarang bahkan hampir tidak ditemukannya buku otobiografi tentang seorang grup musik Indonesia di toko-toko buku di Indonesia, maka dalam hal ini pembanding akan memberikan contoh-contoh literatur sebuah otobiografi dari sebuah grup musik ataupun musikus ternama di luar negeri. Buku-buku otobiografi musisi luar negeri yang diterbitkan oleh penulis dari luar seperti :

(39)

Cobain Unseen by Charles R. Cross (2008), Heavier Than Heaven : A Biography of Kurt Cobain (2002), Riders on the Storm : My Life with Jim Morrison and The Doors ( 1991), The Beatles : The Biography by Bob Spitz (2006), Touching from a distance : Ian Curtis and Joy Division (2007), Scars of Sweet Paradise: The Life and Times of Janis Joplin by Alice Echols (2000), Catch of Fire: The Life of Bob Marley (2006), Strange Fascination: David Bowie the Definitive Story (2006), Zappa : a Biography by Barry Milles (2004), dan John Lennon : the Life by Philip Norman (2008) adalah beberapa buku otobiografi musisi dunia yang lebih digemari dibanding otobiografi musisi dari Indonesia itu sendiri yang sebenarnya juga sudah melewati kualitas dan

Referensi

Dokumen terkait

Mampu menetapk Mampu menetapkan an Diagnosa Keperawatan Diagnosa Keperawatan tentang gangguan tentang gangguan Sistem Sistem Integumen Furunkel di Rumah Sakit Umum Daerah

Dalam tahapan sosialisasi ini, dilakukan diskusi dengan warga setempat dengan tujuan untuk; memberikan informasi tentang tujuan dan maksud program pengabdian kepada masyarakat

Auditor juga bertanggung jawab untuk menilai apakah terdapat kesangsian besar terhadap kemampuan perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya (going concern) dalam

31 Maka radja perempuan dari tanah sebelah selatan akan berbangkit pada hari kiamat beserta dengan orang bangsa ini dan akan menjalahkan mereka itu; karena radja perempuan itu

JURUSAN FISIKA FMIPA UM Hari/ Tanggal Jam ke Mata Kuliah Off Kelas/.. Angkatan

Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis mengajukan penelitian dengan judul: “PENGARUH KAPASITAS SUMBER DAYA MANUSIA, PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI, KOMITMEN

Penelitian ini memiliki keterbatasan karena penelitian ini hanya mengukur persepsi penumpang dengan pertanyaan ya/tidak dengan skala nominal, untuk peneliti selanjutnya

Hampir segala macam serbuk dapat dipakai sebagai penyerap pada kromatografi lapis tipis, akan tetapi yang paling umum digunakan adalah silika gel (asam silikat),