• Tidak ada hasil yang ditemukan

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2014"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

A. CABAI BESAR

 Produksi cabai besar segar dengan tangkai tahun 2014 sebesar 147.810 ton. Dibandingkan tahun

2013, terjadi penurunan produksi sebesar 14.123 ton (8,72%). Penurunan ini disebabkan oleh penurunan luas panen sebesar 1.946 hektar (11,34%), meskipun produktivitas meningkat sebesar 0,28 ton per hektar (2,95%) dibandingkan tahun 2013.

B. CABAI RAWIT

 Produksi cabai rawit segar dengan tangkai tahun 2014 sebesar 33.896 ton. Dibandingkan tahun 2013,

terjadi penurunan produksi sebesar 3.050 ton (8,25%). Penurunan ini disebabkan oleh penurunan produktivitas sebesar 1,11 ton per hektar (12,27%), walaupun luas panen mengalami peningkatan sebesar 187 ton (4,57%) dibandingkan tahun 2013.

C. BAWANG MERAH

 Produksi bawang merah tahun 2014 sebesar 7.810 ton. Dibandingkan tahun 2013, produksi menurun

sebesar 495 ton (5,96%). Penurunan ini disebabkan oleh menurunnya produktivitas sebesar 0,14 ton per hektar (1,74%) dan luas panen menurun sebesar 45 hektar (4,29%) dibandingkan tahun 2013.

No. 50/08/12/Th. XVIII, 3 Agustus 2015

P

RODUKSI

C

ABAI

B

ESAR

,

C

ABAI

R

AWIT

,

DAN

B

AWANG

M

ERAH

T

AHUN

2014

PRODUKSI CABAI BESAR SEBESAR 147.810 TON, CABAI RAWIT SEBESAR 33.896 TON, DAN BAWANG MERAH SEBESAR 7.810 TON

1. PENDAHULUAN

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2010 tentang Hortikultura, pasal 1 menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan hortikultura adalah segala hal yang berkaitan dengan buah, sayuran, bahan obat nabati, dan florikultura (tanaman hias). Data produksi tanaman hortikultura yang disajikan dalam Berita Resmi Statistik (BRS) ini hanya mencakup produksi dari tiga komoditas strategis yaitu cabai besar, cabai rawit, dan bawang merah. Data produksi yang disajikan merupakan angka tetap yang dikumpulkan dari laporan per bulan dalam tahun 2014.

(2)

2. METODOLOGI PENGUMPULAN DATA HORTIKULTURA

Pengumpulan data produksi dan luas panen hortikultura dilakukan oleh Kepala Cabang Dinas (KCD)/Mantri Tani/Petugas Pengumpul Data Tingkat Kecamatan dengan metode perkiraan pengamatan lapang. Pengumpulan data menggunakan daftar register kecamatan dan daftar isian Statistik Pertanian Hortikultura (SPH). Daftar nama kecamatan yang digunakan keadaan pada Semester I Tahun 2013 dengan jumlah kecamatan sebanyak 423 kecamatan. Pemeriksaan kelengkapan dan kebenaran isian dokumen SPH dilakukan oleh Dinas Pertanian Kabupaten/Kota. Hasilnya diserahkan kepada BPS Kabupaten/Kota untuk diolah. Validasi data dilakukan dalam forum sinkronisasi hasil pencatatan dan pengolahan baik di tingkat kabupaten/kota, dan provinsi maupun tingkat nasional.

3. PRODUKSI CABAI BESAR

Produksi cabai besar Sumatera Utara tahun 2014 sebesar 147.810 ton (Gambar 1), mengalami penurunan sebesar 14.123 ton (8,72%) dibandingkan tahun 2013. Penurunan produksi cabai besar tahun 2014 terbesar terjadi di Kabupaten Karo sebesar 10.479 ton.

Gambar 1

Perkembangan Produksi Cabai Besar Menurut Kabupaten/Kota Sentra Tahun 2012-2014 50.734 28.335 47.460 70.879 197.409 44.111 33.623 26.733 57.466 161.933 33.633 32.433 24.328 57.416 147.810 40.000 80.000 120.000 160.000 200.000

Karo Batu Bara Simalungun Lainnya Sumut

(3)

Persentase produksi cabai besar pada tahun 2014 menurut wilayah di 3 (tiga) kabupaten sentra (Karo, Batu Bara, dan Simalungun) sebesar 61,16 persen dan di kabupaten/kota lainnya sebesar 38,84 persen. Selama periode 2012–2014 (Tabel 1), produksi tertinggi terjadi di Kabupaten Karo pada tahun 2012 sebesar 50.734 ton, sedangkan di tahun 2014 produksi tertinggi di kabupaten yang sama sebesar 33.633 ton. Luas panen tertinggi juga terjadi pada tahun 2012 di Kabupaten Karo, yaitu seluas 6.224 hektar, sedangkan luas panen tertinggi tahun 2014 juga terjadi di Kabupaten Karo seluas 4.663 hektar. Produktivitas tertinggi terjadi di tahun 2012 di Kabupaten Langkat sebesar 20,49 ton per hektar.

Kenaikan produksi cabai besar pada tahun 2014 yang relatif besar terjadi di Kabupaten Dairi, Padang Lawas Utara, dan Toba Samosir. Sementara itu, penurunan produksi yang relatif besar terjadi di Kabupaten Karo, Simalungun, dan Deli Serdang.

Perkembangan produksi cabai besar per triwulan dari tahun 2012 ke tahun 2014 disajikan pada Tabel 2. Pada periode tahun 2013-2014, peningkatan produksi hanya terjadi pada triwulan I yaitu sebesar 2.029 ton (5,39%) sedangkan penurunan produksi cabai terbesar terjadi pada triwulan III yaitu sebesar 10.056 ton (20,67 %).

Tabel 1

Perkembangan Produksi, Luas Panen, dan Produktivitas Cabai Besar Menurut Kabupaten/Kota Sentra, Tahun 2012-2014

Uraian 2012 2013 2014 2012−2013 Perkembangan 2013−2014 Absolut % Absolut % (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Produksi (ton) Karo 50 734 44 111 33 633 (6 623) (13,05) (10 749) (23,75) Batu Bara 28 335 33 623 32 433 5 288 18,66 (1 189) (3,54) Simalungun 47 460 26 733 24 328 (20 727) (43,67) (2 405) (9,00) Lainnya 70 879 57 466 57 416 (13 413) (18,92) (50) (0,09) Sumatera Utara 197 409 161 933 147 810 (35 476) (17,97) (14 123) (8,72)

Luas Panen (ha)

Karo 6 031 6 224 4 663 193 3,20 (1 561) (25,08) Batu Bara 2 646 1 783 2 151 408 19,44 (835) (33,31) Simalungun 2 099 2 507 1 672 (863) (32,62) 368 20,64 Lainnya 6 875 6 650 6 732 (33) (0,21) 82 1,23 Sumatera Utara 17 651 17 164 15 218 (487) (2,76) (1.946) (11,34) Produktivitas (ton/ha) Karo 8,41 7,09 7,21 (1,32) (15,73) 0,13 1,77 Batu Bara 17,94 14,99 15,08 (0,09) (0,66) 5,99 44,63 Simalungun 13,50 13,41 14,55 (2,95) (16,43) (3,68) (24,57) Lainnya 10,31 8,64 8,53 (0,84) (18,77) (0,11) (1,30) Sumatera Utara 11,18 9,43 9,71 (1,75) (15,61) 0,28 2,95

Keterangan: - Bentuk hasil produksi cabai besar adalah buah segar dengan tangkai

(4)

Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV 2012 6.257 5.351 5.750 6.952 2013 5.764 4.778 5.956 5.116 2014 5.428 4.577 5.047 5.681 4.000 4.500 5.000 5.500 6.000 6.500 7.000 Lu as Pan e n ( h e kt ar) Tabel 2

Perkembangan Produksi, Luas Panen, dan Produktivitas Cabai Besar Menurut Triwulan, Tahun 2012-2014

Uraian 2012 2013 2014 2012−2013 Perkembangan 2013−2014 Absolut % Absolut % (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Produksi (ton) Triwulan I 47 711 37 651 39 680 (10 060) (21,09) 2 029 5,39 Triwulan II 47 003 36 861 33 703 (10 142) (21,58) (3 158) (8,57) Triwulan III 51 963 48 649 38 593 (3 314) (6,38) (10 056) (20,67) Triwulan IV 50 732 38 772 35 835 (11 960) (23,57) (2 937) (7,58)

Luas Panen (ha)

Triwulan I 6 257 5 764 5 428 (493) (7,88) (336) (5,83) Triwulan II 5 351 4 778 4 577 (573) (10,71) (201) (4,21) Triwulan III 5 750 5 956 5 047 206 3,58 (909) (15,26) Triwulan IV 6 952 5 116 5 681 (1 836) (26,41) 565 11,04 Produktivitas (ton/ha) Triwulan I 7,63 6,53 7,31 (1,09) (14,34) 0,78 11,91 Triwulan II 8,78 7,71 7,36 (1,07) (12,17) (0,35) (4,55) Triwulan III 9,04 8,17 7,65 (0,87) (9,62) (0,52) (6,38) Triwulan IV 7,30 7,58 6,31 0,28 3,85 (1,27) (16,77)

Keterangan: - Bentuk hasil produksi cabai besar adalah buah segar dengan tangkai

- Cabai besar terdiri dari cabai merah besar, cabai hijau besar, cabai merah keriting, dan cabai hijau keriting

Perkembangan luas panen cabai besar pada tahun 2012-2014 (Gambar 2) menunjukkan pola yang menurun dari triwulan I ke triwulan II, kemudian meningkat ke triwulan berikutnya. Hal ini berbeda dengan pola luas panen di triwulan IV, pada tahun 2012 dan 2014 mengalami peningkatan sedangkan pada tahun 2013 luas panennya menurun dari triwulan selanjutnya.

Gambar 2

(5)

4. PRODUKSI CABAI RAWIT

Produksi cabai rawit tahun 2014 (Gambar 3) sebesar 33.896 ton, mengalami penurunan sebanyak 3.050 ton (8,25%) dibandingkan tahun 2013. Penurunan produksi cabai rawit dari tahun 2013 ke tahun 2014 terbesar terjadi di Kabupaten Karo sebesar 1.858 ton (37,10%) dan di Kabupaten Toba Samosir mengalami penurunan sebesar 1.416 ton (28,60%).

Hampir sepertiga dari total produksi cabai rawit di Sumatera Utara tahun 2014 berasal dari Kabupaten Simalungun dan 24,19 persen dari Kabupaten Tapanuli Utara. Hal ini menunjukkan bahwa sejak tahun 2012–2014, kedua kabupaten ini masih menjadi sentra produksi cabai rawit di Sumatera Utara (Tabel 3). Selama kurun waktu tersebut, produksi cabai rawit tertinggi di Simalungun terjadi pada tahun 2012 yaitu sebesar 12.600 ton. Luas panen tertinggi terjadi di Kabupaten Dairi terjadi pada tahun 2012 seluas 738 hektar. Produktivitas tertinggi di Kabupaten Toba Samosir terjadi pada tahun 2012 sebesar 29,97 ton per hektar.

Gambar 3

Perkembangan Produksi Cabai Rawit menurut Kabupaten/Kota Sentra, Tahun 2012–2014

Kenaikan produksi cabai rawit pada tahun 2013 yang relatif besar terjadi di Kabupaten Deli Serdang, Simalungun dan Tapanuli Selatan. Sementara penurunan produksi cabai rawit pada tahun 2013 terjadi di Kabupaten Karo, Toba Samosir dan Tapanuli Utara.

12.6 00 9.42 4 5.36 4 20.9 73 48.3 61 9.44 1 9.21 3 5.00 9 13.2 83 36.9 45 9.74 3 8.19 8 3.15 0 1 2 .8 0 4 33.8 96 10.000 20.000 30.000 40.000 50.000

Simalungun Tapanuli Utara Karo Lainnya Sumut

Pr o d u ksi ( To n ) 2012 2013 2014

(6)

Tabel 3

Perkembangan Produksi, Luas Panen, dan Produktivitas Cabai Rawit Menurut Kabupaten/Kota Sentra, Tahun 2012-2014

Uraian 2012 2013 2014 Perkembangan 2012−2013 2013−2014 Absolut % Absolut % (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Produksi (ton) Simalungun 12 600 9 441 9 743 (3 159) (25,07) 303 3,21 Tapanuli Utara 9 424 9 213 8 198 (211) (2,24) (1 015) (11,01) Karo 5 364 5 009 3 150 (355) (6,62) (1 858) (37,10) Lainnya 20 973 13 283 12 804 (7 690) (36,66) (479) (3,61) Sumatera Utara 48 361 36 945 33 896 (11 416) (23,61) (3 050) (8,25) Luas Panen (ha)

Simalungun 703 627 705 (76) (10,81) 78 12,44 Tapanuli Utara 738 663 632 (75) (10,16) (31) (4,68) Karo 698 572 463 (126) (18,05) (109) (19,06) Lainnya 4 102 3 846 2 477 (256) (6,24) 249 11,18 Sumatera Utara 4 478 4 090 4 277 (388) (8,66) 187 4,57 Produktivitas (ton/ha) Simalungun 17,92 15,06 13,82 (2,87) (15,99) (1,24) (8,21) Tapanuli Utara 12,77 13,90 12,97 1,13 8,82 (0,92) (6,65) Karo 7,68 8,76 6,80 1,07 13,94 (1,95) (22,30) Lainnya 5,11 3,45 5,17 (1,66) (32,45) (0,79) (13,30) Sumatera Utara 10,80 9,03 7,93 (1,77) (16,36) (1,11) (12,27)

Keterangan: Bentuk hasil produksi cabai rawit adalah buah segar dengan tangkai Cabai rawit terdiri dari cabai rawit merah dan cabai rawit hijau

Perkembangan produksi cabai rawit per triwulan dari tahun 2012 ke tahun 2014 disajikan pada Tabel 4. Pada periode tahun 2013-2014, peningkatan terjadi pada triwulan II dan III yaitu masing-masing sebesar 813 ton (10,40%) dan 297 (3,40%). Akan tetapi, pada triwulan I dan III mengalami penurunan masing- masing sebesar 3.486 ton (27,71%) dan 674 ton (8,61%).

Gambar 4 menunjukkan bahwa luas panen cabai rawit selama periode 2012-2014 memiliki pola yang hampir sama di tahun 2012 dan 2014, yaitu terjadi peningkatan luas panen dari triwulan I ke triwulan III. Akan tetapi di triwulan IV, tahun 2014 luas panen cabai rawit mengalami peningkatan namun di tahun 2012 luas panen menurun. Sementara itu tahun 2013, pola luas panen dari triwulan I sampai triwulan IV menunjukkan trend yang menurun.

(7)

Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV 2012 1.591 1.593 1.782 1.698 2013 1.921 1.423 1.396 1.206 2014 1.313 1.374 1.479 1.694 1.000 1.250 1.500 1.750 2.000

Luas Panen (hektar)

Tabel 4

Perkembangan Produksi, Luas Panen, dan Produktivitas Cabai Rawit Menurut Triwulan, Tahun 2012-2014

Uraian 2012 2013 2014 Perkembangan 2012−2013 2013−2014 Absolut % Absolut % (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Produksi (ton) Triwulan I 10 101 12 579 9 094 2 478 24,53 (3 486) (27,71) Triwulan II 11 164 7 820 8 633 (3 345) (29,96) 813 10,40 Triwulan III 14 947 7 826 7 153 (7 121) (47,64) (674) (8,61) Triwulan IV 12 148 8 720 9 017 (3 429) (28,22) 297 3,40

Luas Panen (ha)

Triwulan I 1 591 1 921 1 313 330 20,74 (608) (31,65) Triwulan II 1 593 1 423 1 374 (170) (10,67) (49) (3,44) Triwulan III 1 782 1 396 1 479 (386) (21,66) 83 5,95 Triwulan IV 1 698 1 206 1 694 (492) (28,98) 488 40,46 Produktivitas (ton/ha) Triwulan I 6,35 6,55 6,93 0,20 3,14 0,38 5,77 Triwulan II 7,01 5,50 6,28 (1,51) (21,59) 0,79 14,34 Triwulan III 8,39 5,61 4,84 (2,78) (33,16) (0,77) (13,74) Triwulan IV 7,15 7,23 5,32 0,08 1,06 (1,91) (26,38)

Keterangan: Bentuk hasil produksi cabai rawit adalah buah segar dengan tangkai Cabai rawit terdiri dari cabai rawit merah dan cabai rawit hijau

Gambar 4

(8)

5. PRODUKSI BAWANG MERAH

Produksi bawang merah tahun 2014 sebesar 7.810 ton, mengalami penurunan sebanyak 495 ton (5,96%) dibandingkan pada tahun 2013. Penurunan produksi tersebut disebabkan menurunnya luas panen sebesar 45 hektar (4,29%) dan produktivitas sebesar 0,14 ton per hektar (1,74%) (Gambar 5).

Persentase produksi bawang merah tahun 2014 tertinggi di Kabupaten Simalungun yaitu mencapai 1.602 ton dan luas panen mencapai 125 hektar. Selama kurun waktu 2012-2014, Kabupaten Simalungun mencapai produksi, luas panen dan produktivitas tertinggi pada tahun 2012, produksi mencapai 5.750 ton dan luas panen mencapai 457 hektar serta produktivitas sebesar 12,58 ton per hektar. (Tabel 5).

Gambar 5

Perkembangan Produksi Bawang Merah menurut Kabupaten/Kota Sentra, Tahun 2012–2014 2.56 4 5.75 0 1 .5 0 4 4.33 9 14.1 56 2.14 4 1.86 8 1.11 4 3.17 9 8 .3 0 5 1.40 8 1.60 2 1.38 4 3.41 6 7 .8 1 0 3.000 6.000 9.000 12.000 15.000

Dairi Simalungun Samosir Lainnya Sumatera Utara

Pr o d u ksi ( R ib u To n ) 2012 2013 2014

(9)

Tabel 5

Perkembangan Produksi, Luas Panen, dan Produktivitas Bawang Merah Menurut Kabupaten/Kota Sentra, Tahun 2012–2014

Uraian 2012 2013 2014 2012−2013 Perkembangan 2013−2014 Absolut % Absolut % (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Produksi (ton) Simalungun 5 750 1 868 1 602 (3 882) (67,52) (265) (14,20) Dairi 2 564 2 144 1 408 (420) (16,39) (736) (34,31) Samosir 1 504 1 114 1 384 (389) (25,89) 270 24,20 Lainnya 4 339 3 179 3 416 (1 159) (26,72) 236 7,43 Sumatera Utara 14 156 8 305 7 810 (5 851) (41,33) (495) (5,96)

Luas Panen (ha)

Simalungun 457 165 125 (292) (63,89) (40) (24,24) Dairi 266 293 204 27 10,15 (89) (30,38) Samosir 211 167 223 (44) (20,85) 56 33,53 Lainnya 647 423 451 (224) (34,62) 28 6,62 Sumatera Utara 1 581 1 048 1 003 (533) (33,71) (45) (4,29) Produktivitas (ton/ha) Simalungun 12,58 11,32 12,82 (1,26) (10,04) 1,50 13,26 Dairi 9,64 7,32 6,90 (2,32) (24,09) (0,41) (5,66) Samosir 7,13 6,67 6,21 (0,45) (6,37) (0,47) (6,99) Lainnya 6,71 7,52 7,57 0,81 12,09 0,06 0,76 Sumatera Utara 8,95 7,92 7,79 (1,03) (11,50) (0,14) (1,74) Keterangan: Bentuk hasil produksi bawang merah adalah umbi kering panen dengan daun

Kenaikan produksi bawang merah pada tahun 2014 yang relatif besar terjadi di Kabupaten Samosir, Humbang Hasundutan dan Toba Samosir. Sementara itu, penurunan produksi bawang merah yang relatif besar terjadi di Kabupaten Dairi, Simalungun dan Karo.

Perkembangan produksi bawang merah per triwulan dari tahun 2012 ke tahun 2014 ditunjukkan pada Tabel 6. Pada periode 2013-2014, penurunan produksi bawang merah hanya terjadi pada triwulan I yaitu sebesar 1.735 ton (52,85%). Sementara peningkatan produksi terjadi di triwulan II sebesar 223 ton (12,83%), triwulan III sebesar 298 ton (18,37%) dan triwulan IV sebesar 719 ton (43,26%).

(10)

Tabel 6

Perkembangan Produksi, Luas Panen, dan Produktivitas Bawang Merah Menurut Triwulan, Tahun 2012–2014

Uraian 2012 2013 2014 Perkembangan 2012−2013 2013−2014 Absolut % Absolut % (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Produksi (ton) Triwulan I 4 002 3 283 1547,9 (719) (17,97) (1 735) (52,85) Triwulan II 3 278 1 735 1958,1 (1 542) (47,05) 223 12,83 Triwulan III 3 414 1 624 1922,7 (1 789) (52,42) 298 18,37 Triwulan IV 3 463 1 662 2381,3 (1 801) (52,00) 719 43,26

Luas Panen (ha)

Triwulan I 431 405 199 (26) (6,03) (206) (50,86) Triwulan II 389 225 264 (164) (42,16) 39 17,33 Triwulan III 374 209 244 (165) (44,12) 35 16,75 Triwulan IV 387 209 296 (178) (45,99) 87 41,63 Produktivitas (ton/ha) Triwulan I 9,29 8,11 7,78 (1,18) (12,70) (0,33) (4,04) Triwulan II 8,43 7,71 7,42 (0,71) (8,46) (0,30) (3,84) Triwulan III 9,13 7,77 7,88 (1,36) (14,85) 0,11 1,39 Triwulan IV 8,95 7,95 8,04 (0,99) (11,11) 0,09 1,15

Keterangan: Bentuk hasil produksi bawang merah adalah umbi kering panen dengan daun

Perkembangan luas panen bawang merah sejak tahun 2012 sampai dengan tahun 2014 menunjukkan pola menurun pada tahun 2012 dan 2013. Sementara tahun 2014, pola luas panen bawang merah berfluktuasi yaitu mengalami penurunan pada triwulan III dan meningkat pada triwulan ke IV (Gambar 6).

(11)

Gambar 6.

Pola Luas Panen Bawang Merah, Tahun 2012–2014

Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV

2012 431 389 374 387 2013 405 225 209 209 2014 199 264 244 296 100 150 200 250 300 350 400 450 500 Lua s P a ne n (he k ta r)

(12)

Tabel 7

Perkembangan Produksi Cabai Besar, Cabai Rawit, dan Bawang Merah Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2013-2014 (Ton)

Kabupaten/Kota

Cabai Besar Cabai Rawit Bawang Merah

2013 2014 2013-2014 2013 2014 2013-2014 2013 2014 2013-2014

Absolut (%) Absolut (%) Absolut (%)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) 1 Nias 18 47 29 163,69 10 34 23 231,68 - - - - 2 Mandailing Natal 2 883 2 822 (62) (2,15) 144 184 39 27,34 38 53 15 39,74 3 Tapanuli Selatan 1 987 2 324 338 17,00 583 789 206 35,34 11 9 (2) (17,27) 4 Tapanuli Tengah 295 383 88 29,93 91 155 63 69,22 - - - - 5 Tapanuli Utara 18 809 18 248 (560) (2,98) 9 213 8 198 (1 015) (11,01) 633 650 17 2,61 6 Toba Samosir 1 615 2 089 474 29,32 4 952 3 536 (1 416) (28,60) 798 910 113 14,10 7 Labuhanbatu 17 44 27 157,99 13 38 25 193,80 - - - - 8 Asahan 1 013 880 (133) (13,12) 525 341 (184) (35,08) - - - - 9 Simalungun 26 733 24 328 (2 405) (9,00) 9 441 9 743 303 3,21 1 868 1 602 (265) (14,20) 10 Dairi 4 946 5 739 793 16,02 2 229 2 232 3 0,14 2 144 1 408 (736) (34,31) 11 Karo 44 111 33 633 (10 479) (23,75) 5 009 3 150 (1 858) (37,10) 868 774 (94) (10,82) 12 Deli Serdang 6 045 4 549 (1 496) (24,75) 553 1 502 950 171,84 36 3 (34) (93,06) 13 Langkat 11 189 11 023 (167) (1,49) 17 169 152 894,12 - - - - 14 Nias Selatan 307 366 59 19,07 210 305 95 45,13 - - - - 15 Humbang Hasundutan 4 121 3 953 (168) (4,08) 1 424 1 014 (411) (28,83) 773 997 224 29,01 16 Pakpak Bharat 190 131 (59) (31,21) 193 130 (64) (32,94) - - - - 17 Samosir 1 168 1 313 145 12,43 623 827 204 32,77 1 114 1 384 270 -24,20 18 Serdang Bedagai 251 371 120 47,96 164 239 75 45,38 1 - (1) 100,00) 19 Batubara 33 623 32 433 (1 189) (3,54) 856 390 (466) (54,47) - - - - 20 Padang Lawas Utara 185 662 477 257,51 102 250 148 145,67 22 - (22) (100,00)

21 Padang Lawas 787 810 23 2,90 198 320 122 61,73 - - - - 22 Labuhanbatu Selatan 201 131 (70) (34,86) 148 94 (55) (36,86) - - - - 23 Labuhanbatu Utara 37 64 26 70,24 32 20 (12) (36,25) - - - - 24 Nias Utara 22 32 10 42,60 18 26 8 40,98 - - - - 25 Nias Barat 13 18 5 33,83 11 9 (2) (17,86) - - - - 26 Sibolga - - - - - - - - - - - - 27 Tanjungbalai 209 217 8 3,74 100 128 27 27,35 - - - - 28 Pematangsiantar 33 33 1 1,52 - - - - - - - - 29 Tebing Tinggi 8 - (8) (100,00) - - - - - - - - 30 Medan 454 450 (4) (0,90) - - - - - 20 20 - 31 Binjai 472 546 73 15,52 - - - - - - - - 32 Padangsidimpuan 154 154 1 0,39 59 57 (1) (2,22) - - - - 33 Gunungsitoli 37 20 (17) (45,72) 27 18 (9) (32,85) - - - - Sumatera Utara 161 933 147 810 (14 123) (8,72) 36 945 33 896 (3 050) (8,25) 8 305 7 810 (495) (5,96)

Keterangan: Bentuk hasil produksi cabai besar adalah buah segar dengan tangkai Bentuk hasil produksi cabai rawit adalah buah segar dengan tangkai Bentuk hasil produksi bawang merah adalah umbi kering panen dengan daun

Referensi

Dokumen terkait

Ari matéri poko mangrupa poko bahasan jeung subpoko bahasan tina kompeténsi dasar (KD) anu kudu dipimilik ku murid. Éta sababna, matéri pokok basa Sunda patali jeung

Mampu mengelola riset yang hasilnya berpotensi untuk diaplikasikan untuk menyelesaikan permasalahan manusia (khususnya permasalahan perkotaan) dengan menggunakan

Sifat penelitian dalam skripsi ini adalah deskriptif. Penelitian deskriptif bertujuan menggambarkan secara tepat sifat–sifat suatu individu, keadaan, gejala atau

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh spiritual leadership terhadap kepuasan kerja dan kinerja manajer Bank Syariah di Surabaya.. Populasi dalam

Berdasarkan uraian pada sebelumnya maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “ Pengaruh Pelaksanaan Promosi terhadap Pengambilan Keputusan

Penelitian ini dilakukan pada PT.Bank BRI Syariah Pekanbaru dengan tujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan pembiayaan

Berdasarkan hasil pengamatan pada sifat produksi dan kualitas telur yang dihasilkan dapat diketahui bahwa kestabilan dari sifat produksi itik Alabio cukup tinggi bahkan

Volume Administrasi Obat (VAO) untuk hewan uji tikus putih yang digunakan dalam penelitian ini dihitung berdasarkan bobot tikus tepat sebelum pengujian