RSKKNI - 5
RSKKNI
RANCANGAN STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA
AHLI MUDA PERENCANA BETON PRACETAK
UNTUK STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG
BADAN PEMBINAAN NKONSTRUKSI
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
KATA PENGANTAR
Dalam rangka penyiapan tenaga profesional di bidang jasa konstruksi pada suatu Jabatan Kerja tertentu, baik untuk pemenuhan kebutuhan nasional di dalam negeri maupun untuk kepentingan penempatan ke luar negeri, diperlukan adanya perangkat standar yang dapat mengukur dan menyaring tenaga kerja yang memenuhi persyaratan sesuai dengan kompetensinya.
Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) merupakan suatu hal yang sangat penting dan dibutuhkan sebagai tolok ukur untuk menentukan kompetensi tenaga kerja sesuai dengan jabatan kerja yang dimilikinya.
SKKNI untuk tenaga kerja jasa konstruksi disusun berdasarkan analisis kompetensi setiap jabatan kerja yang melibatkan para pelaku pelaksana langsung di lapangan dan ahlinya dari jabatan kerja yang bersangkutan.
Selanjutnya finalisasi konsep SKKNI tersebut dilaksanakan dalam suatu Konvensi Nasional yang melibatkan para Pakar dan Nara Sumber yang berkaitan dengan Jabatan Kerja tersebut.
SKKNI Ahli Muda Perencana Beton Pracetak untuk Struktur Bangunan Gedung pada Pekerjaan dibidang Cipta Karya ini disusun yang pertama pada tingkat Tenaga Ahli Muda dengan mengacu pada format dan ketentuan yang diatur dengan Surat Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor : PERMEN No. PER. 21/MEN/X/2007, tanggal 25 Oktober 2007 tentang Tata Cara Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia dan PER.MEN PU NO. 14/PRT/M/2009 tanggal 14 Juli 2009 tentang Pedoman Teknis Penyusunan Bakuan Kompetensi Sektor Jasa Konstruksi untuk dapat digunakan sebagai acuan dalam pembinaan dan penetapan persyaratan pada jabatan tersebut dan berlaku secara nasional.
Diharapkan dengan adanya SKKNI tersebut dapat meningkatkan mutu tenaga kerja Indonesia dan mutu hasil pekerjaan di lapangan. Disisi lain standar kompetensi kerja ini tetap masih memerlukan penyempurnaan sejalan dengan tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kebutuhan Industri Jasa Konstruksi, sehingga setiap masukan untuk penyempurnaan sangat diperlukan.
Akhirnya kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan SKKNI ini, kami ucapkan terima kasih.
Jakarta,...2011 Kementerian Pekerjaan Umum Kepala Badan Pembinaan Konstruksi
(...)
NIP :
D A F T AR IS I KATA PENGANTAR ... i DAFTAR ISI ... ii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1 B. Tujuan ... 2 C. Pengertian SKKNI ... 3 D. Penggunaan SKKNI ... 3
E. Format Standar Kompetensi ... 4
F. Gradasi Kompetensi Kunci ... 9
H. Rumusan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia ... 10
I. Tim Penyusun Standar Kompetensi ... 13
BAB II STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA SEKTOR KONSTRUKSI A. Standar Kompetensi Mengacu Jenjang Kualifikasi/Jabatan Kerja ... 16
B. Kodefikasi Standar Kompetensi ... 16
C Kualifikasi Jabatan Kerja ... 17
C. Persyaratan Jabatan ... 19
D. Daftar Unit Kompetensi ... 20
F. Uraian Unit-unit Kompetensi... 21
LAMPIRAN
KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA
NOMOR KEP.../MEN/.../2010
TENTANG
PENETAPAN RANCANGAN STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA SEKTOR KONSTRUKSI BIDANG SIPIL SUB BIDANG STRUKTUR
JABATAN KERJA:
AHLI MUDA PERENCANA BETON PRACETAK UNTUK STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG MENJADI STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang-undang No. 18 Tahun 1999, tentang: Jasa Konstruksi beserta peraturan pelaksanaannya tersurat dan tersirat bahwa tenaga kerja yang melaksanakan perencanaan, pelaksanaan dan pengawas konstruksi harus memiliki sertifikat keahlian dan atau keterampilan. Keharusan memiliki Sertifikat Keahlian dan atau Keterampilan tersebut mencerminkan adanya tuntutan kualitas tenaga kerja yang betul-betul dapat diandalkan. Kondisi tersebut memerlukan langkah nyata dalam mempersiapkan perangkat (standar baku) yang dibutuhkan untuk mengukur kualitas tenaga kerja jasa konstruksi.
Dalam undang-undang nomor 13 tahun 2003, tentang Ketenaga kerjaan, terutama pasal 10 ayat (2), menetapkan bahwa Pelatihan kerja diselenggarakan berdasarkan program pelatihan yang mengacu pada Standar Kompetensi Kerja, diperjelas lagi dengan Peraturan Pelaksanaannya yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor: 31 tahun 2006, tentang Sistem Pelatihan Kerja Nasional :
2. Pasal 4 ayat (1), Program pelatihan kerja disusun berdasarkan SKKNI, Standar Internasional dan/atau Standar Khusus.
Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah tersebut di atas menyebut tentang kompetensi yaitu suatu ungkapan kualitas Sumber Daya Manusia yang terbentuk dengan menyatunya 3 aspek spesifik terdiri : Ranah Pengetahuan (domain Kognitif atau Knowledge), Ranah Keterampilan (domain Psikomotorik atau Skill) dan Ranah Sikap Perilaku (domain Afektif atau Attitude/Ability), atau secara definitif pengertian kompetensi ialah penguasaan disiplin keilmuan dan pengetahuan serta keterampilan menerapkan metode dan teknik tertentu didukung sikap perilaku kerja yang tepat, guna mencapai dan atau mewujudkan hasil tertentu secara mandiri dan atau berkelompok dalam penyelenggaraan tugas pekerjaan.
Jadi apabila seseorang atau berkelompok telah mempunyai kompetensi, kemudian dikaitkan dengan tugas pekerjaan tertentu sesuai dengan kompetensinya, maka akan dapat menghasilkan atau mewujudkan sasaran dan tujuan tugas pekerjaan (X), yang seharusnya dapat terukur dengan indikator sebagai berikut : dalam kondisi (K) mampu dan mau melakukan (X) sebanyak (Y) dengan kualitas (Z) selesai dalam tempo (T). Indikator ini penting untuk memastikan kualitas SDM secara jelas, lugas dan terukur, serta untuk mengukur produktivitas tenaga kerja dikaitkan dengan perhitungan biaya pekerjaan yang dapat menentukan daya saing.
B. Tujuan
Penyusunan Standar kompetensi Sektor Jasa Konstruksi mempunyai tujuan yaitu pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) yang bergerak dalam bidang keahlian tersebut diatas sesuai dengan kebutuhan masing-masing pihak diantaranya :
1. Institusi pendidikan dan pelatihan
a. Memberikan informasi untuk pengembangan program kurikulum
b. Sebagai acuan dalam penyelenggaraan pelatihan, penilaian dan sertifikasi.
2. Dunia usaha/industri dan pengguna tenaga kerja a. Membantu dalam rekruitmen tenaga kerja b. Membantu penilaian unjuk kerja
c. Mengembangkan program pelatihan bagi karyawan berdasarkan kebutuhan d. Untuk membuat uraian jabatan.
3. Institusi penyelenggara pengujian dan sertifikasi
a. Sebagai acuan dalam merumuskan paket-paket program sertifikasi sesuai dengan kualifikasi dan levelnya
Selain tujuan tersebut diatas, tujuan lain dari penyusunan standar ini adalah untuk mendapatkan pengakuan secara nasional maupun internasional. Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk mendapatkan pengakuan tersebut adalah :
1. Menyesuaikan penyusunan standar kompetensi tersebut dengan kebutuhan
industri/usaha, dengan melakukan eksplorasi data primer dan sekunder secara komprehensif.
2. Menggunakan referensi dan rujukan dari standar-standar sejenis yang digunakan oleh negara lain atau standar internasional, agar dikemudian hari dapat dilakukan proses saling pengakuan (Mutual Recognition Arrangement – MRA).
3. Dilakukan bersama dengan representatif dari asosiasi pekerja, asosiasi industri/usaha secara institusional, dan asosiasi lembaga pendidikan dan pelatihan profesi atau para pakar dibidangnya agar memudahkan dalam pencapaian konsesus dan pemberlakuan secara nasional.
C. Pengertian SKKNI 1. Kompetensi Kerja
Kemampuan kerja setiap individu yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang sesuai dengan standar yang ditetapkan.
2. Konsep SKKNI
Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia yang selanjutnya disebut SKKNI adalah rumusan kemampuan kerja yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan/atau keahlian, sikap kerja yang relevan dengan pelaksanaan tugas dan syarat
jabatan yang
ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
D. Penggunaan SKKNI
SKKNI yang telah disusun dan telah mendapatkan pengakuan oleh para pemangku kepentingan akan dirasa bermanfaat apabila telah terimplementasi secara konsisten. Standar Kompetensi Kerja digunakan sebagai acuan untuk :
1. Menyusun uraian pekerjaan.
2. Menyusun dan mengembangkan program pelatihan dan sumber daya manusia. 3. Menilai unjuk kerja seseorang.
4. Sertifikasi Kompetensi/Profesi di tempat kerja.
Dengan dikuasainya kompetensi sesuai dengan standar yang telah ditetapkan maka seseorang mampu :
1. Mengerjakan suatu tugas atau pekerjaan.
3. Menentukan langkah apa yang harus dilakukan pada saat terjadi sesuatu yang berbeda dengan rencana semula.
4. Menggunakan kemampuan yang dimilikinya untuk memecahkan masalah atau melaksanakan tugas dengan kondisi yang berbeda.
E. Format Standar Kompetensi
Nasional Indonesia SKKNI disusun menggunakan format standar kompetensi kerja. Untuk
menuangkan standar kompetensi kerja menggunakan urutan-urutan sebagaimana struktur SKKNI sebagai berikut :
1. Struktur Standar Kompetensi
Standar Kompetensi suatu Bidang Keahlian distrukturkan dengan bentuk seperti di bawah ini (bentuk ini diterapkan secara luas di dunia internasional) :
STRUKTUR STANDAR KOMPETENSI STANDAR KOMPETENSI
Terbentuk atas sejumlah unit kompetensi yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan tertentu
UNIT KOMPETESI
Merupakan uraian fungsi dan tugas atau pekerjaan yang mendukung tercapainya standar kompetensi, setiap unit kompetensi memiliki sejumlah elemen-kompetensi
ELEMEN KOMPETENSI
Merupakan sejumlah fungsi tugas atau pekerjaan yang mendukung ketercapaian unit kompetensi dan merupakan aktivitas yang dapat diamati
KRITERIA UNJUK KERJA
Merupakan pernyataan sejauh mana elemen kompetensi yang dipersyaratkan tersebut terukur berdasarkan pada tingkat yang diinginkan
BATASAN VARIABEL
Pernyataan-pernyataan kondisi atau konteks dimana kriteria unjuk kerja tersebut diaplikasikan
PANDUAN PENILAIAN
Pernyataan-pernyataan kondisi atau konteks sebagai acuan dalam melaksanakan penilaian
KOMPETENSI KUNCI
Merupakan persyaratan kemampuan yang harus dimiliki untuk mencapai unjuk kerja yang dipersyaratkan dalam pelaksanaan tugas pada unit kompetensi
2. Skema Pengembangan Standar Kompetensi
Skema pengembangan standar kompetensi dapat digambarkan sebagaimana diperlihatkan pada diagram dibawah ini :
DETAIL SKEMA PENGEMBANGAN STANDAR KOMPETENSI
BIDANG KEAHLIAN ATAU PEKERJAAN UNIT-UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
KUALIF
IK
AS
I
K
U
A
LIFI
K
A
SISI
BATASAN VARIABEL PANDUANPENILAIAN PANDUAN PENILAIAN
KO
M
P
ET
EN
S
I KUN
CI
K
U
A
LIFI
K
A
SISI
2. Format Standar kompetensi
Kode : Kode unit diisi dan ditetapkan dengan mengacu pada format
kodifikasi SKKNI
Judul Unit : Mendefinisikan pekerjaan suatu unit kompetensi yang
menggambarkan sebagian atau keseluruhan standar
kompetensi
Deskripsi unit : Menyebutkan Judul Unit yang mendeskripsikan pengetahuan
dan keterampilan yang dibutuhkan dalam mencapai standar kompetensi
Elemen : Mengidentifikasi tugas-tugas yang harus dikerjakan untuk
mencapai pekerjaan suatu unit kompetensi
Kompetensi : Kompetensi berupa pernyataan yang menunjukkan
komponen-komponen pendukung unit kompetensi sasaran apa yang harus dicapai
Kriteria Unjuk Kerja : Menggambarkan kegiatan yang harus dikerjakan untuk
memperagakan Kerja kompetensi di setiap elemen, apa yang harus dikerjakan pada waktu menilai dan apakah syarat-syarat dari elemen dipenuhi
Batasan Variabel : Ruang lingkup, situasi dan kondisi dimana kriteria unjuk kerja
diterapkan. Mendefinisikan situasi dari unit dan memberikan informasi lebih jauh tentang tingkat otonomi perlengkapan dan materi yang mungkin digunakan dan mengacu pada syarat-syarat yang ditetapkan, termasuk peraturan dan produk atau jasa yang dihasilkan.
Panduan Penilaian : Membantu menginterpretasikan dan menilai unit dengan
mengkhususkan Penilaian petunjuk nyata yang perlu
dikumpulkan, untuk memperagakan kompetensi sesuai tingkat keterampilan yang digambarkan dalam kriteria unjuk kerja, yang meliputi :
Pengetahuan dan keterampilan yang yang dibutuhkan untuk seseorang dinyatakan kompeten pada tingkatan tertentu
Ruang lingkup pengujian menyatakan dimana, bagaimana dan dengan metode apa pengujian seharusnya dilakukan
Aspek penting dari pengujian Menyebutkan hal-hal pokok dari pengujian dan kunci pokok yang perlu dilihat pada waktu pengujian
Kompetensi Kunci : Keterampilan umum yang diperlukan agar kriteria unjuk kerja
tercapai pada tingkatan kinerja yang dipersyaratkan untuk peran/ fungsi pada suatu pekerjaan
Kompetensi kunci meliputi :
1. Mengumpulkan, menganalisa dan mengorganisasikan informasi
2. Mengkommunikasikan informasi dan ide-ide 3. Merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan 4. Bekerja dengan orang lain dan kelompok
5. Menggunakan gagasan secara matematis dan teknis 6. Memecahkan masalah
7. Menggunakan teknologi
F. Gradasi Kompetensi Kunci
NO KOMPETENSI KUNCI
TINGKAT 1 TINGKAT 2 TINGKAT 3
“Melakukan Kegiatan” “Mengelola Kegiatan” “Mengevaluasi dan Memodifikasi Proses” 1 Mengumpulkan, menganalisa dan mengorganisasikan informasi Mengakses dan
merekam dari satu sumber
Mengakses, memilih & merekam lebih dari satu sumber Mengakses, mengevaluasi mengorganisasikan berbagai sumber 2 Mengkomunikasikan
ide dan informasi
Pengaturan
sederhana yang
telah lazim/familier
Berisi hal yang
komplek Mengakses, mengevaluasi dan mengkomunikasikan nilai/perubahan dari berbagai sumber
NO KOMPETENSI KUNCI
TINGKAT 1 TINGKAT 2 TINGKAT 3
“Melakukan Kegiatan” “Mengelola Kegiatan” “Mengevaluasi dan Memodifikasi Proses” 3 Merencanakan dan mengorganisasikan Kegiatan Di bawah pengawasan atau supervisi Dengan bimbingan/panduan
Inisiasi mandiri dan mengevaluasi kegiatan
komplek dan cara
mandiri
4 Bekerjasama
dengan orang lain & kelompok Kegiatan-kegiatan yang sudah dipahami /aktivas rutin Membantu merumuskan tujuan Berkolaborasi dalam melakukan kegiatan-kegiatan komplek 5 Menggunakan
ide-ide dan teknik
matematika
Tugas-tugas yang
sederhana dan telah ditetapkan
Memilih ide dan
teknik yang tepat
untuk tugas yang
komplek Berkolaborasi dalam menyelesaikan tugas yang komplek 6 Memecahkan masalah Rutin di bawah pengawasan
Rutin dan dilakukan
sendiri berdasarkan pada panduan Problem/masalah yang komplek dengan menggunakan endekatan yang
sistimatis, sert mampu mengatasi problemnya 7 Menggunakan teknologi Membuat kembali / memproduksi / memberikan jasa / yang berulang pada tingkat dasar
Mengkonstruksi, mengorganisasikan
atau menjalankan
produk atau jasa
Merancang,
menggabungkan atau
memodifikasi produk
G.
Penyusun Standar KompetensiTim penyusun Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (RSKKNI)
terdiri dari :
a. Panitia Teknis/Tim Penanggung Jawab/Pengarah
NO NAMA JABATAN DI INSTANSI JABATAN
DALAM TIM KET
1 2 3 4 5
1 Ir. Dadan Krisnandar, MT Sekretaris BPKSDM Pengarah
2 Dr. Ir. Andreas Suhono, M.Sc Kepala Pusat Pembinaan
Kompetensi dan Pelatihan Konstruksi
Ketua
3 Ir. Lukman Arifin, M.Si. Kepala Pusat Pembinaan
Keahlian dan Teknik Konstruksi
Wakil Ketua 4 Drs. Krisna Nur Miradi, M.Eng Kepala Bidang Kompetensi
Keterampilan Konstruksi
Sekretaris
5 Dr. Ir. Poernomo Soekirno Ketua Bidang Diklat LPJKN Anggota
6 Muchtar Aziz, ST, MT Direktur Standarisasi,
Kompetensi dan Program Pelatihan, Ditjen Bina Lattas,
Depnakertrans
Anggota
7 Drs. Rachmad Sujali Kepala Bidang Standarisasi
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Anggota
8 Ir. Drs. Asrizal Tatang Pakar/Perguruan Tinggi Anggota
9 Ir. Pito Sumarno, MT, PMP Asosiasi Profesi Anggota
10 Ir. Suardi Bahar, MT. AVS Asosiasi Perusahaan Kontraktor Anggota
11 Cipie T. Makmur, MSc Asosiasi Perusahaan Konsultan Anggota
b.
Tim Narasumber RSKKNI
NO NAMA JABATAN DI
INSTANSI
JABATAN
DALAM TIM KET
1 2 3 4 5
1 Ir. Halimah Tunafiah, MT IAPPI
2 Ir. HR Sidjabat, MPCI IAPPI
3 Ir.Lutfi Faizal Puslitbangkim
4 DR.Ir. Iswandi Imran, M.Sc ITB
5 Ir. Aca Ditamiharja, M.Sc Pusbin KPK
c.
Tim teknis/Tim Penyusun Skkni
NO NAMA JABATAN DI
INSTANSI
JABATAN
DALAM TIM KET
1 2 3 4 5
1 Dr.Ir. Hari Nugraha Nurjaman, MT IAPPI Penanggung jawab
2 Ir. Setio Wasito, Sp.,MT Praktisi Anggota
3 Ir. Lukman Arifin, M.Si Pusbiktek
Pengarah Tim Teknis
4 Ir. Yaya Supriyatna, M.Eng. Sc
Kepala Pusat Pembinaan Kahlian dan Teknik
Konstruksi
Ketua
5 Ir. Sudradjat ,M.Eng Pusbiktek Anggota
6 Ir. Agus Sutopo, MT Pusbiktek Anggota
7 Ero, M.Pd Pusbiktek Anggota
8 Drs. Unung Sugandi, M.Pd Pusbiktek Anggota
9 Asep Wardiman, SH, M.Pd Pusbiktek Anggota
10 Herry Kurniawan, ST Pusbiktek Anggota
11 Hendro Widodo, ST, MT Pusbiktek Anggota
d.
Tim Sekretariat :
NO NAMA JABATAN INSTANSI/PERUSAHAAN
1 2 3 4
1. Lela Pustiawati Andini, S.Pd
Pusbiktek, BPKSDM Kem.
PU
Koord.Sekretariat
2 Iyan Hendrayanto, A.Md
Pusbiktek, BPKSDM Kem.
PU
Anggota
3 Deriyani Indrasanty, A.Md
Pusbiktek, BPKSDM Kem. PU Anggota 4 Taufik Hidayat, ST Pusbiktek, BPKSDM Kem. Anggota
e.
Peserta Pra Konvensi :
NO NAMA JABATAN INSTANSI/PERUSAHAAN
1 2 3 4
1. Ir. Yaya Supriyatna, M.Eng,Sc Ketua Tim Teknis Pusbiktek Kem.PU
2 Asrizal Tatang, ME Tim Komite LPJKN
3 Cipie T. Makmur, MSc. Tim Komite LPJKN
4 Ir. Sudradjat, M.Eng Tim Teknis Pusbiktek Kem.PU
5 Ir. Imam Samudi, MT Anggota Balai PKTK CK Surabaya
6 Hasto A. Sapoetro, SST, MT Anggota Balai PKTK Semarang
7 Iyan Hendrayanto, A.Md Anggota Pusbiktek Kem.PU
8 Ir. Djoko Soegiono, M.Eng,Sc Anggota Praktisi
9 Drs. Johansyah Masdar, Anggota Praktisi
10 Drs. Unung Sugandi, M.Pd Tim Teknis Pusbiktek Kem.PU
11 Dr.Ir. Hari Nugraha, MT Tim Teknis IAPPI
12 Ir. Halimah Tunafiah, MT Tim Teknis IAPPI
13 Ita Lisdiana Anggota IAPPI
14 Ir. Gambiro Anggota PT. Wijaya Karya
15 Ir. Christian HL, M.Pd Anggota Praktisi
16 Herry Kurniawan, ST Tim Teknis Pusbiktek Kem.PU
17 Ir. Setio Wasito, MT Tim Teknis Praktisi
BAB II
STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA SEKTOR KONSTRUKSI
A. STANDAR KOMPETENSI MENGACU JENJANG KUALIFIKASI/JABATAN KERJA
Penetapan jenjang kualifikasi jabatan kerja/profesi kerja mengacu pada Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) dan Kerangka Kualifikasi Jasa Konstruksi (KKJK).
Sesuai hasil studi literatur, konsep standar kompetensi mencakup semua aspek kinerja tugas/ pekerjaan untuk membangun wawasan yang tidak terbatas hanya kemampuan tugas secara sempit tetapi mencakup 5 (lima) dimensi kompetensi yang perlu dikembangkan, yaitu
1. kemampuan dalam tugas (task skill);
2. kemampuan mengelola tugas (task management skill);
3. kemampuan mengatasi suatu masalah tak terduga dengan cermat dan tepat (contingency management skill);
4. kemampuan menyesuaikan dengan lingkungan kerja (job/ role environments skill);
5. kemampuan mentransfer atau adaptasi dalam situasi kerja yang berbeda/ baru (transferable management skill).
Dimensi kompetensi tersebut diatas dapat muncul dalam kegiatan yang berbeda dari format standar, misalnya dapat berada dalam elemen kompetensi, kriteria unjuk kerja, dan batasan variabel.
B. Kodefikasi Standar Kompetensi
Kodifikasi unit kompetensi dan kualifikasi pada SKKNI diisi dan ditetapkan dengan mengacu pada format kodifikasi pada Permenakertrans No PER.21/MEN/X/2007 sebagai berikut:
SEKTOR : Diisi dengan singkatan 3 huruf dari nama sektor. Untuk Sektor
Konstruksi disingkat dengan F45
SEKTOR SEKTORSUB
KELOMPOK UNIT KOMPETENSI NOMOR UNIT KOMPETENSI VERSI KOMPETENSI
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
X X 0 0 0 0 0 0 0 X X XSUB-SEKTOR : Diisi dengan singkatan 2 huruf dari sub sektor. Jika tak ada sub
sektor, diisi dengan huruf OO. Untuk Sub Sektor
... disingkat ...
KELOMPOK : Diisi dengan 2 digit angka yaitu :
UNIT 00 : Jika tidak ada grup.
KOMPETENSI 01 : Identifikasi Kompetensi Umum yang diperlukan untuk
dapat bekerja pada sektor.
02 : Identifikasi Kompetensi Inti yang diperlukan untuk mengerjakan tugas tugas inti pada sektor tertentu.
03 : Identifikasi Kompetensi Kekhususan/spesialisasi yang diperlukan untuk mengerjakan tugas-tugas spesifik pada sektor tertentu.
dst.
NOMOR URUT UNIT : Diisi dengan nomor urut unit kompetensi dengan
KOMPETENSI menggunakan 3 digit KOMPETENSI angka, mulai dari 001, 002,
003 dan seterusnya.
VERSI UNIT : Diisi dengan nomor urut versi menggunakan 2 digit angka,
KOMPETENSI mulai dari KOMPETENSI01, 02, 03 dan seterusnya.
C. KUALIFIKASI JABATAN KERJA
Analisis kompetensi merupakan langkah utama untuk penyusunan ―Standar Kompetensi Kerja‖ secara mekanis dipersiapkan untuk pegangan atau tolok ukur penilaian kapasitas kemampuan untuk menduduki jabatan kerja AHLI MUDA PERENCANA BETON PRACETAK
UNTUK STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG. Jabatan kerja dimaksud harus jelas dan pasti
Tipikal Organisasi
Ahli Muda Perencana Beton Pracetak untuk
StrukturBangunan
Gedung
KUALIFIKASI KKNI Jasa Konstruksi VI K E A H L I A N Ahli Utama V Ahli Madya IV Ahli Muda III K E T R A M P I L A N Teknisi Senior II Teknisi Yunior I Tenaga TrampilProyek Perencanaan Bangunan Pracetak
Ahli Arsitektur Ahli Struktur Ahli Muda Perencana Beton Pracetak untuk Struktur Bangunan Gedung Ahli Utilitas Asisten Perencana Drafter
D.
Jabatan Kerja
1. Nama Jabatan
: Ahli Muda Perencana Beton Pracetak
untuk Struktur Bangunan Gedung
2. Kode Jabatan
:
F 45.PSBP.01
3. Uraian Jabatan
:
Melakukan perencanaan struktur
beton pracetak bangunan gedung
dengan tujuan agar diperoleh hasil
perencanaan bangunan gedung
yang sesuai dengan sifat-sifat
khusus struktur beton pracetak yaitu
sistem modular, metode
pelaksanaan dan perencanaan tahan
gempa. Lingkup kerja ahli muda
perencana
struktur
beton
pracetak
berhubungan dengan pembuatan
komponen-komponen bangunan
gedung yang menggunakan material
beton pracetak, mulai dari
perencanaan dimensi dan kekuatan
bahan, perencanaan sistem produksi
hingga sistem pemasangannya di
lapangan.
3. Syarat Jabatan:
1. Pendidikan Minimal
: DIII Teknik Sipil
2. Pengalaman Kerja
: - DIII Teknik Sipil minimal 5 (lima)
tahun
berpengalaman di bidang perencanaan bangunan
gedung atau 3 (tiga) tahun berpengalaman di bidang
perencanaan beton pracetak.
- S1
Teknik
Sipil
Minimal
3
(tiga)
tahun
berpengalaman di bidang perencanaan bangunan
gedung atau 2 (dua) tahun berpengalaman di bidang
perencanaan beton pracetak.
- S2 Teknik Sipil Minimal 2(dua) tahun di bidang
perencanaan bangunan gedung.
3. Persyaratan lain
:
1. Mampu berkomunikasi menggunakan bahasa
Indonesia
2. Memiliki sertifikat keahlian perencana struktur dari
asosiasi profesi.
3. Memiliki sertifikat pelatihan yang mengacu pada
SKKNI ini
E. DAFTAR UNIT KOMPETENSI
Kompetensi Kerja
Ahli Muda Perencana Beton Pracetak untuk Struktur
Bangunan Gedung
NO. KODE UNIT JUDUL UNIT KOMPETENSI
I. KELOMPOK KOMPETENSI UMUM
1 F 45.PSBP.01.001.01
Menerapkan Peraturan dan Perundang-Undangan yang Terkait Jasa Konstruksi, dan Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja dan Lingkungan (SMK3L)
II. KELOMPOK KOMPETENSI INTI
1 F 45.PSBP.02.001.01 Melakukan Pekerjaan Persiapan Perencanaan Beton
Pracetak
2 F 45.PSBP.02.002.01 Melakukan Perencanaan Komponen Beton Pracetak untuk
Struktur Bangunan Gedung
3 F 45.PSBP.02.003.01 Menerapkan Parameter Standar Penggambaran Pabrikasi
Beton Pracetak
4 F 45.PSBP.02.004.01 Menyusun Spesifikasi Teknis Pekerjaan Beton Pracetak
5 F 45.PSBP.02.005.01 Membuat Rencana Anggaran Biaya Komponen Beton
Pracetak untuk Struktur Bangunan Gedung
6 F 45.PSBP.02.006.01 Melakukan Pengawasan Produksi Komponen Struktur Beton
Pracetak
7 F 45.PSBP.02.007.01 Menyusun Laporan Perencanaan Komponen Beton Pracetak
untuk Struktur Bangunan Gedung
III. KELOMPOK KOMPETENSI KHUSUS
1 F 45.PSBP.03.001.01 Menggunakan Program Aplikasi Komputer Perhitungan
F. URAIAN UNIT-UNIT KOMPETENSI
KODE UNIT : F 45.PSBP.01.001.01
JUDUL UNIT : Menerapkan Peraturan dan Perundang-undangan yang Terkait Jasa Konstruksi, dan Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja dan Lingkungan (SMK3L).
DESKRIPSI UNIT : Unit kompetensi ini mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang diperlukan untuk menerapkan peraturan dan perundang-undangan yang terkait jasa konstruksi, dan sistem manajemen keselamatan & kesehatan kerja dan Lingkungan (SMK3L).
ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
1. Menerapkan Peraturan dan
Perundang-undangan yang terkait Jasa Konstruksi
1.1 Peraturan dan Perundang-undangan yang terkait dengan profesi perencana pada bidang jasa konstruksi diinventarisasi 1.2 Peraturan dan Perundang-undangan yang
terkait dengan profesi perencana pada bidang jasa konstruksi diidentifikasi 1.3 Ketentuan-ketentuan terkait dengan tugas
perencana yang terdapat dalam Peraturan Perundang -undangan disusun dalam suatu daftar
1.4 Ketentuan-ketentuan yang terkait dengan tugas perencanaan digunakan dengan benar
2. Menerapkan ketentuan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan (SMK3L) serta Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)
2.1 Ketentuan-ketentuanyang terkait dengan SMK3L
dalam perencanaan beton pracetak diidentifikasi secara cermat dan benar
2.2 Ketentuan-ketentuan yang terkait dengan SMK3L digunakan dalam pertimbangan perencanaan struktur beton pracetak
2.3 Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam merencanakan struktur beton pracetak
3. Menerapkan Panduan Mutu proses produksi beton pracetak
3.1 Panduan Mutu terkait perencanaan struktur beton pracetak diidentifikasi dengan cermat.
3.2 Panduan Mutu perencanaan struktur beton pracetak digunakan sebagai acuan perencanaan struktur beton pracetak
3.3 Panduan Mutu perencanaan beton pracetak dikoreksi untuk dapat disempurnakan sebagai acuan dalam perencanaan struktur beton pracetak
BATASAN VARIABEL 1. Konteks Variabel
1.1 Unit kompetensi ini diterapkan dalam satuan kerja individu dan atau berkelompok, pada lingkup pekerjaan jasa konstruksi utamanya pada perencanaan struktur beton pracetak. 1.2 Unit kompetensi ini diterapkan sebagai acuan dalam pelaksanaan tugas perencanaan
struktur beton pracetak, meliputi :
1.2.1 Ketentuan peraturan dan perundang-undangan terkait jasa konstruksi 1.2.2 Ketentuan SMK3L yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan 1.2.3 Ketentuan tentang pengendalian lingkungan kerja
1.2.4 Ketentuan sistim manajemen mutu (SMM)
2. Perlengkapan yang diperlukan
2.1 Perlengkapan: 2.1.1 Komputer 2.1.2 LCD 2.1.3 White Board 2.1.4 Alat tulis 2.1.5 Alat peraga 2.2 Bahan: 2.2.1 Bahan presentasi 2.2.2 Bahan peraga
2.2.3 Lembar pertanyaan/materi uji 2.2.4 Panduan wawancara
2.2.5 Dokumen SMK3 2.2.6 Dokumen SML
2.2.7 Dokumen Peraturan dan Perundang-undangan Jasa Konstruksi 2.2.8 Dokumen SMM
3. Tugas yang harus dilakukan
3.1 Menerapkan Peraturan dan perundang-undangan yang terkait Jasa Konstruksi 3.2 Menerapkan ketentuan SMK3L dan AMDAL
3.3 Menerapkan sistem manajemen mutu
4. Peraturan-peraturan yang diperlukan
4.1 Undang-undang Nomor. 18 tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi dan turunannya 4.2 Undang-undang No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
4.3 Undang-Undang No. 4/1982 tentang Lingkungan Hidup dan peraturan lainnya terkait dengan pencegahan pencemaran lingkungan
4.4 Undang-Undang No. 1/1970 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta peraturanlainnya terkait dengan keselamatan kerja
4.5 Permennakertrans tentang SMK3 4.6 Permen LH tentang SML
4.7 Peraturan-peraturan lain yang terkait
PANDUAN PENILAIAN
1. Penjelasan prosedur penilaian
Unit kompetensi yang harus dikuasi sebelumnya dan yang diperlukan sebelum menguasai unit kompetensi ini serta unit-unit kompetensi yang terkait
1.1 Penguasaan unit kompetensi sebelumnya : -
1.2 Keterkaitan dengan unit kompetensi lain
1.2.1 F 45.PSBP.02.001.01 Melakukan Pekerjaan Persiapan Perencanaan Beton Pracetak
1.2.2 F 45.PSBP.02.002.01 Melakukan Perencanaan Komponen Beton Pracetak untuk Struktur Bangunan Gedung
1.2.3 F45.PSBP.02.003.01 Menerapkan Parameter Standar Penggambaran Pabrikasi Beton Pracetak
1.2.4 F 45.PSBP.02.004.01 Menyusun Spesifikasi Teknis Pekerjaan Beton Pracetak 1.2.5 F 45.PSBP.02.005.01 Membuat Rencana Anggaran Biaya Komponen Beton
Pracetak untuk Struktur Bangunan Gedung
1.2.6 F 45.PSBP.02.006.01 Melakukan Pengawasan Produksi Komponen Beton Pracetak untuk Struktur Bangunan Gedung
1.2.7 F 45.PSBP.02.007.01 Menyusun Laporan Perencanaan Komponen Beton Pracetak untuk Struktur Bangunan Gedung
1.2.8 F 45.PSBP.03.001.01 Menggunakan Program Aplikasi Komputer Perhitungan
Struktur Beton Pracetak
2. Kondisi Pengujian
Unit kompetensi ini harus diujikan secara konsisten pada seluruh elemen dan dilaksanakan pada situasi pekerjaan yang sebenarnya di tempat kerja atau di luar kerja secara simulasi dengan kondisi seperti tempat kerja normal dengan menggunakan kombinasi metode uji untuk mengungkap pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja sesuai dengan tuntutan standar. Metode Uji kompetensi, antara lain :
2.1 Tes Tertulis
2.2 Tes Lisan / wawancara
2.3 Praktek dengan alat peraga /demonstrasi/studi kasus 2.4 Praktek ditempat kerja
2.5 Portofolio atau metode lain yang relevan
3. Pengetahuan yang dibutuhkan
3.1 Peraturan Perundang-undangan yang terkait dengan bidang jasa konstruksi, khususnya kegiatan perencanaan
3.2 Sistim Manajemen Mutu (SMM) 3.3 Sistem Manajemen K3L
3.4 Pengendalian lingkungan
3.5 SOP yang terkait dan diberlakukan
4. Keterampilan yang dibutuhkan
4.1 Mampu menjelaskan peraturan dan perundang-undangan yang terkait dengan pelaksanaan pekerjaan perencanaan struktur beton pracetak
4.2 Mampu menerapkan peraturan dan perundang-undangan yang terkait dengan pelaksanaan pekerjaan, terutama K3L
4.3 Mampu mengaplikasikan sistem manajemen mutu dalam perencanaan struktur beton pracetak
5. Aspek Kritis
5.1 Ketaatan dalam menerapkan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku terkait dengan kegiatan perencanaan
5.2 Ketaatan dalam menerapkan peraturan perundang-undangan yang berlaku terkait dengan SMK3L dalam perencanaan struktur beton pracetak
5.3 Ketaatan dalam menerapkan peraturan perundang-undangan yang berlaku terkait dengan SMM dalam perencanaan struktur beton pracetak
KOMPETENSI KUNCI
NO. KOMPETENSI KUNCI DALAM UNIT INI TINGKAT
1. Mengumpulkan, menganalisis dan mengorganisasi informasi 2
2. Mengomunikasikan informasi dan ide-ide 2
3. Merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan 2
4. Bekerjasama dengan orang lain dan kelompok 2
5. Menggunakan gagasan secara matematis dan teknis 2
6. Memecahkan masalah 2
7. Menggunakan teknologi 2
KODE UNIT : F 45.PSBP.02.001.01
JUDUL UNIT : Melakukan Pekerjaan Persiapan Perencanaan Beton Pracetak DESKRIPSI UNIT : Unit kompetensi ini mencakup pengetahuan, keahlian dan sikap
kerja yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan persiapan perencanaan beton pracetak.
ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
1. Mengumpulkan informasi melalui rapat koordinasi dengan pihak-pihak terkait
1.1 Hal-hal yang diperlukan dalam koordinasi dengan ahli arsitektur, struktur, dan utilitas mulai dari tahap prarencana diidentifikasi.
1.2 Struktur organisasi dan jalur komunikasi diidentifikasi sesuai ketentuan yang berlaku.
1.3 Koordinasi dengan pihak-pihak terkait dilaksanakan sesuai standar prosedur operasi
2. Mengumpulkan data dan informasi melalui survei lokasi
2.1 Lokasi kerja dan gambar prarencana tapak (site plan) dan lingkungan sekitarnya diidentifikasi.
2.2 Tata letak dan sirkulasi peralatan untuk mobilisasi diidentifikasi.
2.3 Kesesuaian data teknis dengan kondisi lapangan diperiksa kebenarannya.
3. Mengumpukan data teknis dan peraturan yang berlaku
3.1 Modul-modul komponen struktur beton pracetak yang efisien dikoordinasikan dengan perencana arsitektur, struktur, dan utilitas.
3.2 Tipe dan jenis komponen beton pracetak serta klasifikasi ketahanan gempa sistem pracetak yang akan digunakan, ditentukan berdasarkan kebutuhan.
3.3 Ketentuan Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria (NSPK) yang terkait dengan beton pracetak disimpulkan sebagai acuan dalam perencanaan beton pracetak.
3.4 Evaluasi data teknis dan informasi lain yang diperoleh, dilakukan
4. Menentukan prosedur dan metode perencanaan
kapasitas komponen pada tiap tahapan metode konstruksi
4.1 Data spesifikasi teknis terkait pekerjaan , penyimpanan, pengangkatan dan transportasi serta pemasangan beton pracetak, dikumpulkan.
4.2 Prosedur pelepasan, penyimpanan, pengangkatan dan
transportasi serta pemasangan beton pracetak
ditentukan sesuai ketentuan.
4.3 Metode pelepasan, penyimpanan, pengangkatan dan transportasi serta pemasangan beton pracetak disusun sesuai ketentuan
BATASAN VARIABEL 1. Konteks Variabel
Konteks variabel yang dapat mendukung atau menambah kejelasan tentang isi sejumlah elemen kompetensi pada unit kompetensi yang diperlukan dalam melaksanakan tugas, meliputi:
1.1 Persiapan dan koordinasi proses perencanaan struktur beton pracetak 1.2 Survei lokasi dan data teknis
1.3 Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria (NSPK) yang terkait dengan beton pracetak 1.4 Spesifikasi teknis pemasangan beton pracetak
2. Perlengkapan yang diperlukan
Perlengkapan yang diperlukan seperti Peralatan, Bahan atau Fasilitas yang digunakan sesuai persyaratan untuk melaksanakan unit kompetensi pada perencanaan struktur beton pracetak bangunan gedung, sebagai berikut:
2.1 Perlengkapan : 2.1.1 Komputer 2.1.2 Proyektor 2.1.3 Printer
2.1.4 Papan tulis (white board ) 2.1.5 Alat tulis kantor
2.1.6 Alat peraga 2.2 Bahan :
2.2.1 Jadwal perencanaan
2.2.2 Gambar rencana dan spesifikasi teknis bangunan
2.2.3 Data mengenai sistem precast yang sudah layak teknis digunakan 2.2.4 Bahan presentasi
2.3 Tempat :
2.3.1 Ruang Kerja 2.3.2 Lapangan Praktek
3. Tugas yang harus dilakukan
3.1 Mengumpulkan informasi melalui rapat koordinasi dengan pihak-pihak terkait 3.2 Mengumpulkan data dan informasi melalui survei lokasi
3.3 Mengumpukan data teknis dan peraturan yang berlaku
3.4 Menentukan prosedur dan metode perencanaan kapasitas komponen pada tiap tahapan metode konstruksi
4. Peraturan-peraturan yang diperlukan
4.1 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 60/PRT/1992 tentang Persyaratan Teknis Pembangunan Rumah Susun
4.2 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 29/PRT/M/2006 tentang Pedoman Teknis Persyaratan Bangunan Gedung
4.3 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 05/PRT/M/2007 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Rumah Susun Sederhana bertingkat Tinggi
4.4 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 45/PRT/M/2008 tentang Pedoman Teknis Penyelenggaraan Pembangunan Gedung Negara
4.5 Peraturan-peraturan menteri terkait lainnya
4.6 SNI 03-2448-1991 Spesifikasi Komponen Beton Pracetak untuk Rumah Tumbuh Rangka Beratap
4.7 SNI 03-2847-2002 Tata Cara Perencanaan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung
PANDUAN PENILAIAN
1. Penjelasan prosedur penilaian
Unit kompetensi yang harus dikuasi sebelumnya dan yang diperlukan sebelum menguasai unit kompetensi ini serta unit-unit kompetensi yang terkait
1.1 Penguasaan unit kompetensi sebelumnya :
1.1.1 F 45.PSBP.01.001.01 Menerapkan Peraturan dan perundang-undangan yang terkait Jasa Konstruksi, dan Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja dan Lingkungan (SMK3L)
1.2 Keterkaitan dengan unit kompetensi lain
1.2.1 F 45.PSBP.02.002.01 Melakukan Perencanaan Komponen Beton Pracetak untuk
Struktur Bangunan Gedung
1.2.2 F 45.PSBP.02.003.01 Menerapkan parameter Standar Penggambaran Pabrikasi Beton Pracetak
1.2.3 F 45.PSBP.02.004.01 Melakukan Kompilasi Spesifikasi Teknis Pekerjaan Beton
Pracetak
1.2.4 F 45.PSBP.02.005.01 Membuat Rencana Anggaran Biaya Komponen Beton
Pracetak untuk Struktur Bangunan Gedung
1.2.5 F 45.PSBP.02.006.01 Melakukan Pengawasan Produksi Kom ponen Beton Pracetak untuk Struktur Bangunan Gedung
1.2.7 F 45.PSBP.03.001.01 Menggunakan Program Aplikasi Komputer Perhitungan Struktur Beton Pracetak
2. Kondisi Pengujian
Unit kompetensi ini harus diujikan secara konsisten pada seluruh elemen dan dilaksanakan pada situasi pekerjaan yang sebenarnya di tempat kerja atau di luar kerja secara simulasi dengan kondisi seperti tempat kerja normal dengan menggunakan kombinasi metode uji untuk mengungkap pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja sesuai dengan tuntutan standar.
Metode uji antara lain : 2.1 Ujian tertulis 2.2 Ujian Lisan
3. Pengetahuan yang dibutuhkan
3.1 Modul komponen pracetak
3.2 Lokasi kerja, tata letak dan sirkulasi peralatan, bahan dan tenaga kerja 3.3 Ketahanan gempa sistem pracetak
3.4 Jadwal pelaksanaan
3.5 Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria (NSPK) beton pracetak
4. Keterampilan yang dibutuhkan
4.1 Memilih modul komponen pracetak yang efisien dengan kebutuhan arsitektur dan utilitas 4.2 Menyesuaikan lokasi kerja dengan tata letak dan sirkulasi peralatan, bahan dan tenaga
kerja yang dapat dimobilisasi dan digunakan
4.3 Mempertimbangkan modul-modul komponen pracetak yang efisien dan tipe, komponenisasi, klasifikasi ketahanan gempa sistem pracetak yang akan digunakan serta jadwal pelaksanaan.
4.4 Menerapkan Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria (NSPK) yang terkait dengan beton pracetak
5. Aspek Kritis
5.1 Ketelitian dalam menyiapkan modul komponen pracetak yang efisien dengan kebutuhan arsitektur dan utilitas
5.2 Cermat dalam menyiapkan lokasi kerja dengan tata letak dan sirkulasi peralatan, bahan dan tenaga kerja yang dapat dimobilisasi dan digunakan
5.3 Ketelitian dalam membuat modul-modul komponen pracetak yang efisien dan tipedan jenis komponen serta klasifikasi ketahanan gempa sistem pracetak yang akan digunakan, termasuk jadwal pelaksanaan
5.4 Ketelitian dalam memilih Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria (NSPK) yang terkait untuk diterapkan dalam pekerjaan
KOMPETENSI KUNCI
NO. KOMPETENSI KUNCI DALAM UNIT INI TINGKAT
1. Mengumpulkan, menganalisis dan mengorganisasi informasi 2
2. Mengomunikasikan informasi dan ide-ide 2
3. Merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan 2
4. Bekerjasama dengan orang lain dan kelompok 2
5. Menggunakan gagasan secara matematis dan teknis 2
6. Memecahkan masalah 2
KODE UNIT : F 45.PSBP.02.002.01
JUDUL UNIT : Melakukan Perencanaan Komponen Beton Pracetak untuk
Struktur Bangunan Gedung
DESKRIPSI UNIT : Unit kompetensi ini mencakup pengetahuan, keahlian dan sikap kerja yang diperlukan untuk melakukan perencanaan struktur komponen bangunan beton pracetak berdasarkan metode kontrol tegangan dan spesifikasi khusus sistem pracetak yang digunakan.
ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
1. Melakukan perhitungan kekuatan struktur beton pracetak
1.1 Tahapan perhitungan struktur disiapkan sesuai
dengan tipikal komponen dan metode konstruksi sistem pracetak disiapkan.
1.2 Parameter mutu bahan ditentukan sesuai dengan
tahapan metode konstruksi
1.3 Pembebanan dan perletakan sesuai dengan tahapan
metode konstruksi dianalisis dengan menggunakan mekanika teknik.
2. Menentukan perencanaan pada tahap layanan
2.1
Klasifikasi sistem struktur ditentukan sesuai dengan pedoman terkait2.2
Faktor reduksi kekakuan titik kumpul (titik buhul) ditentukan berdasarkan laporan uji tahan gempa dari Instansi yang berwenang2.3
Faktor reduksi kekuatan perencanaan ditentukanberdasarkan pedoman terkait
2.4
Perencanaan tahap layanan disesuaikan denganklasifikasi sistem struktur, faktor reduksi gempa, faktor reduksi kekakuan titik kumpul (titik buhul) dan faktor reduksi kekuatan dari sistem pracetak
3. Menentukan perencanaan
komponen sambungan
3.1
Detail sambungan dirancang sesuai dengan bebanyang terjadi berdasarkan peraturan perencanaan.
3.2
Detail sambungan dirancang sesuai dengankapasitas kekuatan bahan berdasarkan peraturan perencanaan.
3.3
Detail sambungan rencana disesuaikan dengandokumen paten yang ditentukan
BATASAN VARIABEL 1. Konteks Variabel
Konteks variabel yang dapat mendukung atau menambah kejelasan tentang isi sejumlah elemen kompetensi pada unit kompetensi yang diperlukan dalam melaksanakan tugas, meliputi:
1.2 Perencanaan pada tahap layan
1.3 Perencanaan komponen sambungan
2. Perlengkapan yang diperlukan
Perlengkapan yang diperlukan seperti Peralatan, Bahan atau Fasilitas yang digunakan sesuai persyaratan untuk melaksanakan unit kompetensi pada perencanaan struktur beton pracetak bangunan gedung sebagai berikut:
2.1 Peralatan
2.1.1 Papan tulis (white board) 2.1.2 Alat tulis
2.1.3 Alat peraga
2.1.4 Perangkat lunak Analisis Struktur 2.1.5 Perangkat lunak penggambaran
2.2 Bahan
1.2.1. Gambar prarencana 1.2.2. Data sistem pracetak 1.2.3. Data teknis
1.2.4. Data Urutan Metode Konstruksi sistem pracetak 1.2.5. Bahan presentasi
1.2.6. Bahan peraga
1.2.7. Lembar pertanyaan/materi uji 1.2.8. Panduan wawancara
2.3. Fasilitas
2.3.1. Ruang Kerja 2.3.2. Komputer
2.3.3. Mesin cetak (Printer)
2.3.4. Proyektor
3. Tugas yang harus dilakukan
3.1. Melakukan perhitungan kekuatan struktur beton pracetak
3.2. Menentukan perencanaan pada tahap layanan
3.3. Menentukan perencanaan komponen sambungan
4. Peraturan-peraturan yang diperlukan
4.1 ACI 318-08, Building Code Requirements for Structural Concrete and Commentary.
4.3 ASTM A416, Standar Spesifikasi untuk Strand Baja, Tujuh Kawat Tanpa Lapisan untuk
Beton Prategang.
4.4 ASTM A615, Standar Spesifikasi untuk Tulangan Baja Ulir dan Polos Gilas untuk
Beton Bertulang.
4.5 ASTM A 706, Standar Spesifikasi untuk Baja Ulir dan Polos Paduan Rendah Mutu
Tinggi untuk Beton Prategang.
4.6 ASTM A 722, Standar Spesifikasi untuk Baja Tulangan Mutu Tinggi Tanpa Lapisan
untuk Beton Prategang.
4.7 PCI Design Handbook, Precast and Prestressed Concrete.
4.8 SNI 03-1726-2002 Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Rumah dan
Gedung
4.9 SNI 03-1727-1989 Tata Cara Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung
4.10 SNI 03-2847-2002 Tata Cara Perencanaan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung 4.11 SNI 03-1734-1989 Tata Cara Perencanaan Beton dan Struktur Dinding Bertulang
untuk Rumah dan Gedung
4.12 SNI 03-2847-1992 Tata Cara Penghitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung 4.13 SNI 03-3430-1994 Tata Cara Perencanaan Dinding Struktur Pasangan Blok Beton
Berongga Bertulang untuk Bangunan Rumah dan Gedung
PANDUAN PENILAIAN
1. Penjelasan prosedur penilaian
Unit kompetensi yang harus dikuasi sebelumnya dan yang diperlukan sebelum menguasai unit kompetensi ini serta unit-unit kompetensi yang terkait
1.1 Penguasaan unit kompetensi sebelumnya :
1.1.1 F 45.PSBP.01.001.01 Menerapkan Peraturan dan perundang-undangan yang terkait Jasa Konstruksi, dan Sistem Manajemen
Keselamatan & Kesehatan Kerja dan Lingkungan (SMK3L). 1.2 Keterkaitan dengan unit kompetensi lain
1.2.1 F 45.PSBP.02.001.01 Melakukan Pekerjaan Persiapan Perencanaan Beton
Pracetak
1.2.2 F 45.PSBP.02.003.01 Menerapkan Parameter Standar Penggambaran Pabrikasi Beton Pracetak
1.2.3 F 45.PSBP.02.004.01 Menyusun Spesifikasi Teknis Pekerjaan Beton Pracetak 1.2.4 F 45.PSBP.02.005.01 Membuat Rencana Anggaran Biaya Komponen Beton
Pracetak untuk Struktur Bangunan Gedung
1.2.5 F 45.PSBP.02.006.01 Melakukan Pengawasan Produksi Komponen Beton
1.2.6 F 45.PSBP.02.007.01 Menyusun Laporan Perencanaan Komponen Beton
Pracetak untuk Struktur Bangunan Gedung
1.2.8 F 45.PSBP.03.001.01 Menggunakan Program Aplikasi Komputer Perhitungan Struktur Beton Pracetak
2. Kondisi Pengujian
Unit kompetensi ini harus diujikan secara konsisten pada seluruh elemen dan dilaksanakan pada situasi pekerjaan yang sebenarnya di tempat kerja atau di luar kerja secara simulasi dengan kondisi seperti tempat kerja normal dengan menggunakan kombinasi metode uji untuk mengungkap pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja sesuai dengan tuntutan standar.
Metode uji antara lain: 2.1 Ujian tertulis 2.2 Ujian Lisan
2.3 Praktik penggunaan alat peraga di tempat kerja
3. Pengetahuan yang dibutuhkan
3.1 Mendesain dimensi dan perhitungan perkuatan komponen struktur pada tahap produksi, handling, transportasi, stocking, dan pemasangan.
3.2 Mendesain dimensi dan perhitungan perkuatan komponen struktur pada tahap layan 3.3 Mendesain komponen sambungan
4. Keterampilan yang dibutuhkan
4.1 Merumuskan dimensi dan perhitungan perkuatan komponen struktur pada tahap produksi,
handling, transportasi, stocking,pemasangan.
4.2 Merumuskan dimensi dan perhitungan perkuatan komponen struktur pada tahap layan 4.3 Merumuskan komponen sambungan
5. Aspek Kritis
5.1 Ketelitian dalam merencanakan dimensi dan perhitungan perkuatan komponen struktur pada tahap produksi, handling, transportasi, stocking, pemasangan.
5.2 Ketelitian dalam merencanakan dimensi dan perhitungan perkuatan komponen struktur pada tahap layanan
KOMPETENSI KUNCI
NO. KOMPETENSI KUNCI DALAM UNIT INI TINGKAT
1. Mengumpulkan, menganalisis dan mengorganisasi informasi 2
2. Mengomunikasikan informasi dan ide-ide 2
3. Merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan 2
4. Bekerjasama dengan orang lain dan kelompok 2
5. Menggunakan gagasan secara matematis dan teknis 3
6. Memecahkan masalah 2
KODE UNIT : F 45.PSBP.02.003.01
JUDUL UNIT : Menerapkan Parameter Standar Penggambaran Pabrikasi Beton Pracetak
DESKRIPSI UNIT : Unit ini berhubungan dengan pengetahuan, keahlian dan sikap kerja yang diperlukan untuk mengarahkan dan menyetujui pembuatan gambar kerja (shop drawing) cetakan (bekisting), tata letak (layout) produksi, penyimpanan, pemasangan, serta jenis dan perkakas (tools) yang digunakan.
ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
1. Melakukan persiapan pabrikasi beton pracetak
1.1
Seluruh parameter yang dibutuhkan untukpenggambaran pabrikasi beton pracetak diinventarisasi dengan teliti.
1.2
Sketsa gambar rencana pabrikasi dikaji kembali agar tidak terjadi kesalahan dalam penggambaran.1.3
Standar gambar pabrikasi beton pracetak, jenis gambar pabrikasi yang dibuat (cetakan/bekisting, tata letak (lay out) produksi, sistem penyimpanan dan sistem pemasangan) dijelaskan kepada juru gambar secara rinci.2. Mengawasi pelaksanaan pembuatan gambar pabrikasi beton pracetak.
2.1
Pembuatan gambar pabrikasi beton pracetak diarahkan penerapannya berdasarkan standar penggambaran2.2
Ukuran, skala dan kelengkapan lainnya pada setiappenggambaran dikoreksi dengan cermat
2.3
Produktivitas dan kinerja juru gambar dalam proses pembuatan gambar dipantau sesuai jadwal rencana.2.4
Tindakan koreksi dilakukan jika ditemukanketidaksesuaian antara gambar yang dibuat juru gambar dengan standar penggambaran
2.5
Tindakan koreksi dilakukan jika ditemukan produktifitas juru gambar tidak sesuai dengan ketentuan.3. Melakukan evaluasi terhadap gambar pabrikasi beton pracetak.
3.1 Jumlah dan jenis gambar pabrikasi beton pracetak
dibandingkan dengan hasil perhitungan atau sketsa gambar dengan teliti
3.2 Tindakan koreksi dilakukan jika jumlah dan jenis gambar
pabrikasi beton pracetak tidak sesuai dengan hasil perhitungan atau sketsa gambar
3.3 Gambar pabrikasi beton pracetak yang sudah memenuhi
BATASAN VARIABEL 1. Konteks Variabel
Konteks variabel yang dapat mendukung atau menambah kejelasan tentang isi sejumlah elemen kompetensi pada unit kompetensi yang diperlukan dalam melaksanakan tugas, meliputi:
1.1 Penggambaran denah dan potongan peletakan komponen pracetak, siklus produksi dan
demoulding
1.2 Penggambaran detail komponen 1.3 Penggambaran detail sambungan. 1.4 Penggambaran metode konstruksi
2. Perlengkapan yang diperlukan
Perlengkapan yang diperlukan seperti Peralatan, Bahan atau Fasilitas yang digunakan sesuai persyaratan untuk melaksanakan unit kompetensi pada perencanaan struktur beton pracetak bangunan gedung, sebagai berikut:
2.1 Peralatan
2.1.1 Perangkat lunak penggambaran 2.1.2 Detail komponen penulangan 2.1.3 Komputer
2.1.4 Proyektor
2.1.5 Papan tulis (white board) 2.1.6 Alat tulis kantor
2.1.7 Alat peraga 2.2 Bahan
2.2.1 Dokumen hasil analisis perencanaan 2.2.2 Data teknis sistem pracetak yang digunakan 2.2.3 Bahan presentasi
2.3 Fasilitas
2.3.1. Ruang Kerja 2.3.2. Komputer
3. Tugas yang harus dilakukan
3.1 Melakukan persiapan pabrikasi beton pracetak
3.2 Mengawasi pelaksanaan pembuatan gambar pabrikasi beton pracetak 3.3 Melakukan evaluasi terhadap gambar pabrikasi beton pracetak.
4. Peraturan-peraturan yang diperlukan
4.1. ACI 318-08, Building Code Requirements for Structural Concrete and Commentary 4.2. ACI 550R-96, Design Recommendations for Precast Concrete Structures
4.3. ASTM A416, Standar Spesifikasi untuk Strand Baja, Tujuh Kawat Tanpa Lapisan untuk
Beton Prategang (Standard Specification for Steel Strand, Uncoated Seven-Wire for Prestressed Concrete).
4.4. ASTM A615, Standar Spesifikasi untuk Tulangan Baja Ulir dan Polos Gilas untuk Beton
Bertulang.
4.5. ASTM A 706, Standar Spesifikasi untuk Baja Ulir dan Polos Paduan Rendah Mutu Tinggi
untuk Beton Prategang.
4.6. ASTM A 722, Standar Spesifikasi untuk Baja Tulangan Mutu Tinggi Tanpa Lapisan untuk
Beton Prategang.
4.7. PCI Design handbook, Precast and Prestressed Concrete.
4.8. SNI 03-1726-2002 Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Rumah dan Gedung
4.9. SNI 03-1727-1989 Tata Cara Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung 4.10. SNI 03-2847-2002 Tata Cara Perencanaan Strutur Beton untuk Bangunan Gedung 4.11. SNI 03-1734-1989 Tata Cara Perencanaan Beton dan Struktur Dinding Bertulang untuk
Rumah dan Gedung
4.12. SNI 03-2847-1992 Tata Cara Penghitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung 4.13. SNI 03-3430-1994 Tata Cara Perencanaan Dinding Struktur Pasangan Blok Beton
Berongga Bertulang untuk Bangunan Rumah dan Gedung
PANDUAN PENILAIAN
1. Penjelasan prosedur penilaian
Unit kompetensi yang harus dikuasi sebelumnya dan yang diperlukan sebelum menguasai unit kompetensi ini serta unit-unit kompetensi yang terkait
1.1 Penguasaan unit kompetensi sebelumnya :
1.1.1 F 45.PSBP.01.001.01 Menerapkan Peraturan dan Perundang-undangan yang
terkait Jasa Konstruksi, dan Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja dan Lingkungan (SMK3L).
1.1.2 F 45.PSBP.02.001.01 Melakukan Pekerjaan Persiapan Perencanaan Beton
Pracetak
1.1.3 F 45.PSBP.02.002.01 Melakukan Perencanaan Komponen Beton Pracetak untuk
1.2 Keterkaitan dengan unit kompetensi lain
1.2.1 F 45.PSBP.02.004.01 Menyusun Spesifikasi Teknis Pekerjaan Beton Pracetak 1.2.2 F 45.PSBP.02.005.01 Membuat Rencana Anggaran Biaya Komponen Beton
Pracetak untuk Struktur Bangunan Gedung
1.2.3 F 45.PSBP.02.006.01 Melakukan Pengawasan Produksi Kom ponen Beton Pracetak untuk Struktur Bangunan Gedung
1.2.4 F 45.PSBP.02.007.01 Menyusun Laporan Perencanaan Komponen Beton
Pracetak untuk Struktur Bangunan Gedung
1.2.5 F 45.PSBP.03.001.01 Menggunakan Program Aplikasi Komputer Perhitungan Struktur Beton Pracetak
1. Kondisi Pengujian
Unit kompetensi ini harus diujikan secara konsisten pada seluruh elemen dan dilaksanakan pada situasi pekerjaan yang sebenarnya di tempat kerja atau di luar kerja secara simulasi dengan kondisi seperti tempat kerja normal dengan menggunakan kombinasi metode uji untuk mengungkap pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja sesuai dengan tuntutan standar.
Metode uji antara lain : 1.1 Ujian tertulis 1.2 Ujian Lisan
2. Pengetahuan yang dibutuhkan
3.1 Dasar-dasar Pembebanan 3.2 Komponen Beton Pracetak
3.3 Sistem Sambungan Beton Pracetak 3.4 Gambar Teknik
3.5 Bar Bending Schedule
3.6 Spesifikasi Teknis Beton Pracetak 3.7 Perhitungan Volume Beton Pracetak 3.8 Penyimpanan Beton Pracetak 3.9 Pengiriman Beton Pracetak 3.10 Pemasangan Beton Pracetak
3. Keterampilan yang dibutuhkan
3.1 Menyusun gambar denah, potongan dan peletakan komponen pracetak; Daftar tipe dan kuantitas komponen sesuai dengan sistem pracetak yang dipilih, dan hasil perencanaan struktur.
3.2 Menyusun detail komponen, elemen sambungan yang tertanam di komponen, dan titik-titik angkat; Spesifikasi bahan yang dipilih, ; Bar bending schedule dan volume bahan tiap
elemen dalam komponen sesuai dengan spesifikasi sistem pracetak yang dipilih, dan hasil perencanaan struktur .
3.3 Menyusun gambar detail sambungan, Bar bending schedule dan volume bahan sambungan sesuai dengan sistem pracetak yang dipilih, dan hasil perencanaan struktur; sambungan yang dipilih, sesuai dengan spesifikasi sistem pracetak yang digunakan dan hasil perencanaan struktur.
3.4 Menyusun gambar dan metode penyimpanan, transportasi, pengangkatan, pemasangan, penyambungan serta persyaratan kekuatan minimal komponen pracetak sesuai spesifikasi bahan sistem pracetak yang dipilih, dan hasil perencanaan struktur
4. Aspek Kritis
5.1 Ketelitian dalam mengevaluasi gambar denah, potongan dan peletakan komponen pracetak; Daftar tipe dan kuantitas komponen sesuai dengan sistem pracetak yang dipilih, dan hasil perencanaan struktur.
5.2 Ketelitian dalam mengevaluasi detail komponen, elemen sambungan yang tertanam di komponen, dan titik-titik angkat; Spesifikasi bahan yang dipilih; Bar bending schedule dan volume bahan tiap elemen dalam komponen sesuai dengan spesifikasi sistem pracetak yang dipilih, dan hasil perencanaan struktur .
5.3 Ketelitian dalam mengevaluasi gambar detail sambungan, Bar bending schedule dan volume bahan sambungan sesuai dengan sistem pracetak yang digunakan dan hasil perencanaan struktur; sambungan yang dipilih, sesuai dengan spesifikasi sistem pracetak yang dipilih, dan hasil perencanaan struktur.
5.4 Ketelitian dalam mengevaluasi gambar dan metode penyimpanan, transportasi, pengangkatan, pemasangan, penyambungan serta persyaratan kekuatan minimal komponen pracetak sesuai spesifikasi bahan sistem pracetak yang dipilih, dan hasil perencanaan struktur
KOMPETENSI KUNCI
NO. KOMPETENSI KUNCI DALAM UNIT INI TINGKAT
1. Mengumpulkan, menganalisis dan mengorganisasi informasi 2
2. Mengomunikasikan informasi dan ide-ide 2
3. Merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan 3
4. Bekerjasama dengan orang lain dan kelompok 2
5. Menggunakan gagasan secara matematis dan teknis 2
KODE UNIT : F 45.PSBP.02.004.01
JUDUL UNIT : Menyusun Spesifikasi Teknis Pekerjaan Beton Pracetak DESKRIPSI UNIT : Unit ini berhubungan dengan pengetahuan, keahlian dan sikap
kerja yang diperlukan untuk menyusun spesifikasi teknis pekerjaan konstruksi bangunan pracetak.
ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
1. Melakukan kompilasi spesifikasi
teknis bahan produksi
komponen beton pracetak.
1.1 Dokumen yang terkait dengan bahan pembuatan beton dan bahan sambungan komponen beton untuk produksi beton pracetak dikumpulkan
1.2 Dokumen yang terkait dengan bahan pembuatan beton, dan bahan sambungan komponen beton untuk produksi beton pracetak dipilih
1.3 Spesifikasi teknis bahan pembuatan beton dan bahan sambungan komponen beton untuk produksi beton pracetak dibandingkan dengan dokumen perencanaan dan dokumen paten sistem pracetak
1.4 Spesifikasi teknis bahan pembuatan beton dan bahan sambungan komponen beton disusun untuk digunakan sebagai acuan
2. Melakukan kompilasi spesifikasi teknis mutu produksi komponen beton pracetak
2.1 Dokumen yang terkait dengan mutu produksi komponen beton pracetak dikumpulkan
2.2 Dokumen yang terkait dengan mutu produksi komponen beton pracetak dipilih
2.3 Spesifikasi teknis mutu produksi komponen beton pracetak dibandingkan dengan dokumen perencanaan dan dokumen paten sistem pracetak
2.4 Spesifikasi teknis mutu produksi komponen beton pracetak disusun untuk digunakan sebagai acuan 3. Melakukan kompilasi spesifikasi
teknis toleransi dimensi
komponen beton pracetak yang diproduksi.
3.1 Dokumen yang terkait dengan toleransi dimensi komponen struktural dan arsitektur beton pracetak dikumpulkan
3.2 Dokumen yang terkait dengan toleransi dimensi komponen struktural dan arsitektur beton pracetak dipilih
3.3 Spesifikasi teknis toleransi dimensi komponen struktural dan arsitektur beton pracetak dibandingkan dengan dokumen perencanaan dan dokumen paten sistem pracetak
3.4 Spesifikasi teknis toleransi dimensi komponen struktural dan arsitektur beton pracetak disusun untuk digunakan sebagai acuan
4. Melakukan kompilasi spesifikasi teknis peralatan dan peralatan pendukung
4.1. Dokumen spesifikasi teknis peralatan dan peralatan pendukung produksi beton pracetak dikumpulkan 4.2. Dokumen spesifikasi teknis peralatan dan peralatan
ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
4.3. Spesifikasi teknis peralatan dan peralatan pendukung produksi beton pracetak dibandingkan dengan dokumen perencanaan dan dokumen paten sistem pracetak
4.4. Spesifikasi teknis peralatan dan peralatan pendukung produksi beton pracetak disusun untuk digunakan sebagai acuan
5. Melakukan kompilasi spesifikasi
teknis persyaratan mutu
komponen terkait dengan waktu
minimal proses pelepasan
komponen beton pracetak.
5.1 Dokumen spesifikasi teknis persyaratan mutu yang terkait dengan waktu minimal proses pelepasan komponen dari cetakan dikumpulkan
5.2 Dokumen spesifikasi teknis persyaratan mutu yang terkait dengan waktu minimal proses pelepasan komponen dari cetakan dipilih
5.3 Spesifikasi teknis persyaratan mutu yang terkait dengan waktu minimal proses pelepasan komponen
dari cetakan dibandingkan dengan dokumen
perencanaan dan dokumen paten sistem pracetak 5.4 Spesifikasi teknis persyaratan mutu yang terkait
dengan waktu minimal proses pelepasan komponen dari cetakan disusun untuk digunakan sebagai acuan
6. Melakukan kompilasi spesifikasi teknis transportasi komponen beton pracetak
6.1 Dokumen spesifikasi teknis persyaratan mutu waktu minimal proses transportasi komponen beton pracetak dikumpulkan
6.2 Dokumen spesifikasi teknis persyaratan mutu waktu minimal proses transportasi komponen beton pracetak dipilih
6.3 Spesifikasi teknis persyaratan mutu waktu minimal proses transportasi komponen dibandingkan dengan dokumen perencanaan dan paten sistem pracetak yang dipilh.
6.4 Spesifikasi teknis persyaratan mutu waktu minimal
proses transportasi komponen disusun untuk
digunakan sebagai acuan
7. Melakukan kompilasi spesifikasi
teknis persyaratan mutu
pemasangan komponen beton pracetak
7.1 Dokumen spesifikasi teknis persyaratan mutu
pemasangan komponen beton pracetak dikumpulkan
7.2 Dokumen spesifikasi teknis persyaratan mutu
pemasangan komponen beton pracetak dipilih
7.3 Spesifikasi teknis persyaratan mutu pemasangan komponen beton pracetak dibandingkan dengan
ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
7.4 Spesifikasi teknis persyaratan mutu pemasangan komponen beton pracetak disusun untuk digunakan sebagai acuan
BATASAN VARIABEL 1. Konteks Variabel
Konteks variabel yang dapat mendukung atau menambah kejelasan tentang isi sejumlah elemen kompetensi pada unit kompetensi yang diperlukan dalam melaksanakan tugas, meliputi:
1.1 Spesifikasi teknis bahan produksi komponen beton pracetak 1.2 Spesifikasi teknis mutu produksi komponen beton pracetak
1.3 Spesifikasi teknis toleransi dimensi produksi komponen beton pracetak 1.4 Spesifikasi teknis peralatan peralatan dan peralatan pendukung 1.5 Spesifikasi teknis bahan bahan cairan pengisi sambungan
1.6 Spesifikasi teknis persyaratan mutu komponen yang terkait dengan waktu minimal proses pelepasan komponen beton pracetak
1.7 Spesifikasi teknis yang terkait dengan transportasi komponen beton pracetak
1.8 Spesifikasi teknis persyaratan mutu yang terkait dengan pemasangan komponen beton pracetak
2. Perlengkapan yang diperlukan
Perlengkapan yang diperlukan seperti Peralatan, Bahan atau Fasilitas yang digunakan sesuai persyaratan untuk melaksanakan unit kompetensi pada perencanaan struktur beton pracetak bangunan gedung, sebagai berikut:
2.1. Peralatan pelatihan dan uji kompetensi 2.1.1 Perangkat lunak penggambaran 2.1.2 Sampel bahan
2.1.3 Komputer 2.1.4 Proyektor
2.1.5 Papan tulis (white board) 2.1.6 Alat tulis kantor
2.2. Bahan pelatihan dan uji kompetensi:
2.2.1 Data teknis mengenai bahan, produksi, pemasangan, sambungan. 2.2.2 Metode konstruksi
2.2.3 Jadwal Pelaksanaan 2.2.4 Bahan presentasi