• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) INDUSTRI PERKEBUNAN DI KABUPATEN ASAHAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENERAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) INDUSTRI PERKEBUNAN DI KABUPATEN ASAHAN"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

43 PENERAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) INDUSTRI

PERKEBUNAN DI KABUPATEN ASAHAN

Aplicated of Corporate Social Responsibility of Industries Plantation in Asahan Muh. Saleh Malawat)1 dan Asprin Tamba)2

Abstract

Research aimed find out CSR value realization and its mechanism distributed of Industries Plantation in Asahan. Observated were concluded that: The mechanism of aid dtion varies between companies, support the realization of CSR in many areas were very low, and Synchronization plantation development programs can done through sharing program and sharing between government and corporate funding generated through activities Musrembang., The concept of plantation development policy can be obtained through the formula with the urgency and priority development territories and local communities.

Key Words : CSR, Industri, Asahan

PENDAHULUAN

. Dampak kehadiran perusahaan perkebunan (kelapa sawit dan karet) bagi perkembangan ekonomi regional membutuhkan kajian tersendiri. Bahwa perusahaan berpartisipasi mempercepat perubahan sosial ekonomi komunitas masyarakat sekitar (pendekatan teori akselerasi) sekaligus mampu mendobrak dan fasilitator ketertinggalan menjadi kemajuan

1) Dosen Kopertis Wil I Sumut dan NAD Dpk Universitas Asahan

2) Staf Pengajar Jurusan Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Asahan

pembangunan wilayah. Artinya sektor usaha ini diyakini memiliki pengaruh yang signifikan untuk menstimulasi perkembangan wilayah baik dilihat dari infrastuktur daerah, pola pemukiman dan dinamika sosial baru seperti membuka peluang ekonomi baru sehingga mendorong akses masyarakat sekitar pada kehidupan yang lebih baik, namun hal ini masih sangat diragukan baik dilihat dari realitas kehidupan masyarakat sekitar perkebunan maupun komunitas tertentu didalam perkebunan seperti kelompok buruh tetap dan tidak tetap.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas juga memuat kebijakan mengenai tanggung jawab dimaksud, antara lain: (1) Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan, (2) Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan kewajiban Perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya Perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran, (3) Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, (4) Ketentuan lebih lanjut mengenai Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan diatur dengan Peraturan Pemerintah.

(2)

Kabupaten Asahan dikenal sebagai sentral perkebunan asing dan nasional skala besar di Sumatera Utara. Produk perkebunan merupakan unggulan eksport dan ekonomis penting. Keberadaan perusahaan sangat bertolak belakang dengan kondisi masyarakat di sekitaranya yang cenderung terbelakang dan kurang sentuhan perkembangan teknologi, informasi, pendidikan dan aspek sosial. Disisi lain perusahaan memiliki kewajiban membangun masyarakat di sekitarnya melalui program CSR. Kesenjangan kesejahteraan yang terjadi diduga merupakan imbas ketidakseriusan dalam penerapan CSR atau kekurangtepatan dalam pendistribusiannya.

Penelitian ini bertujuan (1) Mencari model pembangunan khususnya di sekitar wilayah perkebunan Kabupaten Asahan dengan melibatkan pihak perusahaan dalam pembangunan, dan (2) Menginventarisir dan menjelaskan potensi pembangunan daerah di sekitar wilayah perkebunan Kabupaten Asahan.

BAHAN DAN METODE

Penelitian dilakukan dengan metode survei lapangan dengan mengumpulkan data karasteristik masyarakat perkebunan, karakesteristik perkebunan, interaksi masyarakat dengan perkebunan, dan penerapan CSR oleh pihak perkebunan melalui lembaran pertanyaan. Populasi amatan adalah seluruh penduduk Kabupaten Asahan yang sebagian atau seluruh aktivitas pekerjaannya berkaitan dengan perkebunan di Kabupaten Asahan dengan jumlah sampel sebanyak 1000 orang.

Pemilihan responden bersifat keterwakilan menyeluruh unsur pemerintahan, masyarakat baik berdasarkan pekerjaan, domisili dan jenis kelamin. Teknik penarikan sampel yang akan digunakan adalah teknik

probability sampling. Sumber data

primer yang diperoleh melalui questioner dari masyarakat dan data sekunder diperoleh dari intansi terkait. Data penelitian diperoleh melalui observasi dan dokumentasi, kuesioner, wawancara mendalam dan data sekunder yang ada.

HASIL DAN PEMBAHASAN Kabupaten Asahan berada di kawasan Pantai Timur Sumatera Utara. Secara geografis berada pada 2°03’00’’-3°26’00’’ LU, 99°01’-100°00 BT dengan rata-rata ketinggian wilayah ± 200 m dpl, memiliki lereng yang terjal dengan kemiringan 30 – 50%. Daerah Kabupaten Asahan menjadi sentra pembangunan dan pengembangan perkebunan dengan berbagai komoditas. Pada prinsipnya perkebunan memiliki ciri yakni : (1) ditinjau dari jenis komoditasnya, meliputi sekitar 126 jenis tanaman, berupa tanaman tahunan dan tanaman semusim. Komoditas perkebunan unggulan yang ada di Kabupaten Asahan adalah sawit, karet dan kakao. (2) ditinjau dari hasil produksinya, merupakan bahan baku industri atau ekspor, sehingga melekat keterkaitan dengan berbagai kegiatan sektor dan sub-sektor lainnya, dan (3) ditinjau dari pengusahaannya, sekitar 85% merupakan usaha perkebunan rakyat yang tersebar diberbagai daerah.

(3)

2 Tabel 1. Perkembangan Industri di Kabupaten Asahan Tahun 2005-2009

No Kecamatan 2005 2006 2007 2008 2009 1 B. P. Mandoge 2 2 2 2 2 2 Bandar Pulau 3 4 4 4 4 3 Pulau Rakyat 1 1 1 1 1 4 Aek Kuasan 1 2 2 2 2 5 Sei Kepayang - 2 - - - 6 Tanjung Balai 1 11 10 10 10 7 Simpang Empat 7 8 7 7 7 8 Air Batu 7 11 10 10 10 9 Buntu Pane 2 3 3 3 3 10 Meranti 3 5 4 4 4 11 Air Joman 2 3 58 58 58 12 Kisaran Barat 14 15 13 13 13 13. Kisaran Timur 18 24 17 16 16 Jumlah / Total 61 91 131 130 130

Sektor Industri di Kabupaten Asahan mengalami perkembangan dari Tahun 2005, namun 3 tahun terakhir jumlah industri cenderung statis. Industri yang paling berkembang perkebunan. Pembangunan perkebunan ditempuh melalui pola PIR, UPP, perkebunan besar dan swadaya. Menyikapi perubahan lingkungan dan tuntutan pembangunan, dalam 5 tahun terakhir, pengembangan perkebunan telah mengadopsi pola pengembangan yang mengedepankan peran masyarakat melalui kemitraan.

Berdasarkan jenis pekerjaan yang dimiliki masyarakat, selaras dengan potensi topografi daerah dan pekerjaan turun temurun, pekerjaan utama masyarakat sebagian besar adalah petani dengan berbagai komoditas yang dikembangkan. Selain potensi pertanian yang tinggi di Kabupaten Asahan, kemampuan masyarakat untuk

mengembangkan dan mengelola secara mandiri perkebunan rakyat merupakan pekerjaan utama, kemampuan masyarakat menyediakan pekerjaan masih tergantung kepada potensi yang dimiliki dan kebiasaan berkelanjutan. Tabel 2. Persentase Jenis Pekerjaan

Masyarakat Kawasan Perkebunan. No Jenis Pekerjaan Jumlah (Jiwa) Persen Tase (%) 1 Pertanian 284 36,41 2 Perikanan 46 5,90 3 Pertambangan 4 0,51 4 Peternakan 146 18,72 5 Perkebunan Rakyat 180 23,08 7 UKM 104 13,33 8 Lainnya 16 2,05 Jumlah 780 100 45

(4)

2 Kehadiran industri atau

perusahaan di suatu kawasan umumnya berdampak positif bagi wilayah maupun komunitas lokal. Kehadiran perusahaan menjadi pionir dan merangsang lahirnya aktivitas-aktivitas ekonomi masyarakat. Dampak positif lainnya adalah munculnya peluang pekerjaan baru bagi masyarakat. Pada tahun 2009, perusahaan industri besar di Asahan berjumlah 20 unit, industri sedang berjumlah 110 unit dan industri kecil dan kerajinan rumah tangga pada tahun 2009 berjumlah 669 unit.

Corporate Sosial Responsibility

(CSR) sangat penting diterapkan perusahaan perkebunan, dalam kerangka keberlanjutan operasional perusahaan dan mengamankan investasi jangka

panjang dalam menghindari gangguan/klaim (ganti rugi) yang sulit dipecahkan, apalagi terkait dengan isu lingkungan hidup. Perusahaan perkebunan di Kabupaten Asahan seharusnya mengoordinasikan dan mengaktifkan peran bidang safety-health

and environment departement melalui

program CSR yang diimplementasikan melalui pemberdayaan masyarakat. Implementasi CSR oleh perusahaan perkebunan dapat dilakukan secara bertahap dengan memperhatikan persepsi masyarakat terhadap perusahaan, tingkat tekanan (tuntutan) akan kompensasi atas dampak negatif operasional perkebunan dan kesiapan manajemen.

Tabel 3. Luas Areal dan Jumlah Produksi Perkebunan Kab. Asahan Tahun 2010. Luas Perkebunan Karet (Ha)

No Perusahaan ---Tahun---

2007 2008 2009 2010

1 BUMN/PTPN 6.137,39 6.137,39 5.479,27 2.617,42 2 SWASTA 23.047,48 23.047,48 16.306,76 15.068,42 Jumlah... 29.184,87 29.184,87 21.786,03 17.685,84 Luas Perkebunan Sawit (Ha)

1 BUMN/PTPN 42.992,51 42.992,51 43.613,75 34.531,66 2 SWASTA 65.115,84 65.115,84 46.721,72 24.489,03 Jumlah... 108.108,35 108.108,35 90.335,47 59.020,69 Produksi Karet (ton)

1 BUMN/PTPN 6.818,93 6.818,93 6.444,69 3.533,50 2 SWASTA 23.217,54 23.217,54 15.244,34 19.760,14 Jumlah... 30.036,47 30.036,47 21.689,03 23.293,64 Produksi Sawit (ton)

1 BUMN/PTPN 747.825,54 747.825,54 413.988,68 24.395,00 2 SWASTA 761.480,22 761.480,22 953.688,07 29.957,12 Jumlah... 1.509.305,76 1.509.305,76 1.367.676,75 54.352,12

Sumber: Asahan Dalam Angka (ASDA) 2007-2010

(5)

2 Prinsip keseimbangan Tripple

Bottom Line (profit, people and planet)

dalam perusahaan perkebunan. Tiga pondasi kepentingan program CSR sebagai suatu upaya menciptakan kesinambungan operasional perusahaan dalam memperoleh keuntungan, komunitas lokal memperoleh manfaat sosial ekonomi dan kelestarian lingkungan/sumberdaya alam tercipta. Sebagian besar (60,3 %) komunitas lokal menyatakan bahwa kehadiran perusahaan memberikan kontribusi positif (bermanfaat), namun sebanyak 39,7 % menyatakan kurang atau tidak bermanfaat.

Keberadaan Perusahaan diharapkan memberikan kontribusi positif bagi komunitas lokal dalam aspek sosial, ekonomi maupun budaya yang biasanya dialokasikan melalui program CSR. Kontribusi positif tersebut dilakukan melalui penguatan kapasitas masyarakat. Pada prinsipnya CSR merupakan komitmen perusahaan atau dunia bisnis untuk berkontribusi

dalam pengembangan ekonomi yang berkelanjutan dengan memperhatikan tanggung jawab sosial perusahaan dan menitikberatkan pada keseimbangan antara perhatian terhadap aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan (Untung, 2008).

Umumnya komunitas lokal tidak mengetahui adanya program CSR oleh perusahaan, padahal seharusnya program CSR melekat secara inherent dengan manajemen perusahaan dan terpublikasi kepada masyarakat luas, sehingga kegiatan dalam CSR pun masih dalam kontrol manejemen perusahaan (Freemand, 1984).

Pemanfaatan fasilitas umum yang digunakan secara bersama oleh masyarakat dan pihak perusahaan,

dengan harapan bahwa

pembangunannya seharusnya saling bekerjasama. Beberapa perusahaan memiliki keperdulian dalam pembangunan fasilitas umum, namun terdapat juga yang sebaliknya.

0 5 10 15 20 25 30 35 40 Rah unin g Aek Ledo ng Kisa ran Tim ur P.R akya t Bunt u Pa ne Raw ang P.A rga Mer anti Setia Jan ji Sei D adap P.B andr ing Band ar S elam at Aek Kuas an Air J oman Band ar P ulau Tanj ungb alai Ting gi R aja Sim p.Em pat Kec. Kisa ran Bar at Kecamatan J u m la h R e s p o n d e n

Ya Tidak Tidak Tahu

Gambar 2. Sebaran Adanya Kepedulian Perusahaan terhadap Masyarakat

(6)

2 0 5 10 15 20 25 30 35 40 Rah unin g Aek Led ong Kis aran Tim ur P.R akya t Bun tu P ane Raw ang P.A rga Mer anti Set ia J anji Sei Dad ap P.B andr ing Aek Son gson gan Aek Kua san Air Jom an Ban dar P ulau Tanj ungb alai Ting gi R aja Sim p.E mpa t Kec .Kis aran Bar at Kecamatan J u m la h

Pemerintah Daerah Perusahaan Swadaya Lainnya

Gambar 3. Sebaran Partisipasi dalam Pembangunan Pada Gambar 3 tampak sebaran

pelaku pembangunan kawasan perkebunan. Pembangunan daerah tertentu murni hanya dilakukan oleh Pemerintah Daerah seperti di Kecamatan Meranti, Aek Songsongan, Tanjungbalai, Simpang Empat, dan Kisaran Barat. Pembangunan di Kecamatan Aek Ledong, Buntu Pane, Rawang Panca Arga, Setia Janji, Sei Dadap, Pulau Banding, Aek Kuasan, Air Joman dan Bandar Pulau dilakukan secara bersama-sama oleh Pemda dengan pihak perusahaan maupun adanya swadaya masyarakat. Wujud dukungan pembangunan yang dilakukan oleh PT. Socfindo Kebun Aek Loba Partisipasi yang sama ditunjukkan oleh PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate di Kecamatan Bandar Pulau dengan dukungan

Berdasarkan persentase partisipasi pembangunan kawasan yang dilakukan, bahwa peranan pemerintah dalam pembangunan masyarakat di kawasan perkebunan masih dominan mencapai 64,9 %, sedangkan pembangunan yang dilakukan oleh perusahaan mencapai 28,4 % dan pembangunan oleh kesadaran masyarakat melalui swadaya mencapai

6,4% dan bentuk lainnya mencapai 0,5%.

Mekanisme pemberian CSR sangat bervariasi tergantung kepada pola yang diterapkan oleh perusahaan. Berdasarkan pengamatan lapangan di Kabupaten Asahan pola yang dilakukan oleh perusahaan adalah melalui pembagian secara merata, pembagian bergiliran, tergantung kepala desa dan berdasarkan proposal. Berdasarkan sebaran memperlihatkan bahwa penyebaran secara merata hanya diterapkan sekitar 15,2 %, pembagian secara bergiliran 10,7 %, pembagian oleh keputusan kepala desa mencapai 20,4 % dan berdasarkan proposal mencapai 47,8 %.

Pola waktu pengalokasian program CSR dilakukan setiap ada hari besar sebesar 0,8 %, pengalokasian pada setiap adanya permintaan 21,3 %, pengalokasian CSR berdasarkan pengamatan perusahaan (tidak menentu) mencapai 44,2 %, sedangkan secara rutin 3 kali dalam setahun sebanyak1,4 % dan setiap tahun sebanyak 26,4 %, sehingga tidak ada waktu baku dalam pengalokasian CSR oleh perusahaan.

(7)

1 Tabel 7. Persepsi Mekanisme Penyaluran CSR oleh Perusahaan Perkebunan

No Kecamatan

Persentase Mekanisme Penyaluran CSR Dibagikan secara merata Dibagikan secara bergiliran Ditentukan Kepala Desa Berdasarkan proposal 1 Rahuning 25,9 0,0 14,8 59,3 2 Aek Ledong 23,7 0,0 7,9 68,4 3 Kisaran Timur 26,3 5,3 5,3 63,2 4 P.Rakyat 0,0 30,8 30,8 38,5 5 Buntu Pane 14,3 14,3 7,1 64,3 6 Rawang P.Arga 0,0 100,0 0,0 0,0 7 Meranti 21,4 0,0 0,0 78,6 8 Setia Janji 12,0 32,0 52,0 4,0 9 Sei Dadap 14,3 0,0 42,9 42,9 10 P.Bandring 0,0 0,0 55,2 44,8 11 Aek Kuasan 0,0 0,0 0,0 100,0 12 Air Joman 0,0 0,0 42,9 57,1 13 Bandar Pulau 20,6 0,0 0,0 79,4 14 Tanjungbalai 100,0 0,0 0,0 0,0 15 Simp.Empat 0,0 0,0 0,0 100,0 16 Kec.Kisaran Barat 0,0 0,0 87,2 12,8 Rata-rata 15,2 10,7 20,4 47,8

Pembangunan yang dilakukan oleh Perusahaan dilakukan berdasarkan kebutuhan yang diusulkan oleh masyarakat, tokoh masyarakat atau oleh pengamatan perusahaan. Pengalokasian biaya pembangunan fasilitas umum umumnya dilakukan atas dan oleh inisiatif perusahaan, sedangkan pembangunan yang melibatkan masyarakat berlaku di Kecamatan Meranti, Rahubung, Aek Ledong, Sei Dadap dan Aek Kuasan. Sedangkan di kecamatan Sei Dadap selain oleh inisiatif perusahaan juga oleh usul BPD dan masyarakat, sebagaimana tampak pada Gambar berikut ini.

Keterlibatan komunitas lokal dalam aktivitas pembangunan khususnya infrastruktur desa di Kawasan Perkebunan khususnya program yang dirancang oleh pihak perusahaan kurang memberdayakan

komunitas lokal, pelaksanapun cenderung menggunakan pihak ketiga, sedangkan kesempatan masyarakat untuk memperoleh upah melalui partisipasi dalam pembangunan daerahnya masih sangat rendah yakni 4,9 %, sedangkan pekerjaan bersifat sukarela melibatkan masyarakat 21,3 %.

Partisipasi perusahaan perkebunan dalam meningkatkan kualitas sumberdaya manusia komunitas lokal memperlihatkan perhatian yang sangat rendah. Berdasarkan Gambar 5, memperlihatkan hanya 8 Kecamatan yang memperoleh perhatian pendidikan dari perusahaan perkebunan kepada masyarakat sekitarnya. Beberapa perusahaan mengklaim telah memberikan dukungan pelaksanaan pendidikan baik bentuk beasiswa maupun pembangunan infrastruktur pendidikan.

(8)

2 Bentuk dukungan lain yang

memungkinkan dilakukan oleh perusahaan adalah pelatihan keterampilan, bantuan ternak,

pengobatan gratis, bantuan modal usaha, bantuan pertanian, dan maupun bantuan lainnya. 0 5 10 15 20 25 Rah unin g Aek Led ong Kis aran Tim ur P.R akya t Bun tu P ane Raw ang P.A rga Mer anti Set ia J anji Sei Dad ap P.B andr ing Aek Son gson gan Aek Kua san Air J om an Ban dar P ulau Tanj ungb alai Ting gi R aja Sim p.E mpa t Kec .Kis aran Bar at Kecamatan J u m la h

Pelatihan keterampilan Pengobatan gratis Bantuan Pertanian

Bantuan Ternak Bantuan modal usaha Bantuan Lainnya

Gambar 6. Sebaran Jenis Dukungan Perusahaan Dukungan perusahaan yang

dialokasikan melalui CSR dalam kegiatan melalui pengembangan kapasitas (SDM) bagi masyarakat sangat terbatas, bahkan laporan realisasi CSR

hanya menggambarkan peran PT. Socfindo Aek Loba dalam kegiatan yang sangat terbatas, bentuk bantuan oleh perusahaan pada Tabel 9. berikut

Persepsi diatas menggambarkan bahwa dukungan perusahaan dalam pembangunan sarana olahraga yang dapat dipergunakan oleh masyarakat dilakukan oleh perusahaan yang ada di Kecamatan Rahuning, Buntu Pane dan Sei Dadap. Kegiatan pelaksanaan pertandiangan rutin baik dalam rangka hari besar, hari besar perusahaan maupun pertandingan persahabatan biasanya dilakukan dengan dukungan penyediaan lapangan dan sarana bagi perusahaan.

KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa : (1) Mekanisme penyaluran bantuan bervariasi antar perusahaan, (2) Dukungan realisasi CSR dalam berbagai bidang masih sangat rendah, bahkan beberapa perusahaan tidak sewajarnya melakukan realisasi CSR baik jumlah, jenis, kontiniutas serta pertimbangan masyarakat. Perhatian terhadap pendidikan dan pengembangan kapasitas SDM khususnya melalui beasiswa 50

(9)

2 memperoleh porsi yang terbanyak,

sedangkan perhatian dari sektor kesehatan, kepemudaan, olahraga, sarana umum, aspek perekonomiam masyarakat lokal masih sangat rendah dan cenderung parsial, dan (3) Sinkronisasi pelaksanaan program pembangunan kawasan perkebunan dapat dilakukan melalui sharing program maupun sharing dana antara pemerintah dan perusahaan yang dirumuskan melalui kegiatan Musrembang Daerah. (4) Konsep Kebijakan pembangunan perkebunan dapat diperoleh melalui rumusan bersama atas urgensi dan skala prioritas pembangunan wilayah dan masyarakat lokal

Berdasarkan kesimpulan ini maka disarankan perlunya koordinasi dan kebijakan pemerintah daerah Kabupaten Asahan dalam membangun kawasan penetapan kewajiban dan komunitas local sekitar. Selanjutnya perlu adanya kebijakan mekanisme ketentuan prioritas penerima realisasi CSR bagi stakeholder khususnya masyarakat loal serta perlu adanya publikasi resmi perusahaan dalam mendukung pembangunan kawasan sehingga masyarakat mengetahui adanya peran aktif perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Lincolin, 1999. Ekonomi Pembangunan, STIE YKPN Yogyakarta

Freemand, R.E. 1984. Strategic Management: A Stakeholder Approach. Boston, MA: Pitman. Kim, K.S. 2000. Corporate Social

Responsibility And Strategic Management : An Empirical Study of Korean MNCs in The United States. Unpublished Dissertation. West Heaven, Connecticut: The University Of Heaven.

Nuryana, M. (2005). Corporate Social

responsibility dan Kontribusi

bagi Pembangunan

Berkelanjutan, makalah yang disampaikan pada Diklat Pekerjaan Sosial Industri, Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial (BBPPKS) Bandung, Lembang 5 Desember. Untung, H.B. 2008. Corporate Social

Responsibility. Jakarta: Sinar Grafika.

Gambar

Tabel  2.  Persentase  Jenis  Pekerjaan  Masyarakat  Kawasan  Perkebunan.  No  Jenis  Pekerjaan  Jumlah (Jiwa)  Persen Tase  (%)  1  Pertanian  284  36,41  2  Perikanan  46  5,90  3  Pertambangan  4  0,51  4  Peternakan  146  18,72  5  Perkebunan Rakyat  1
Gambar 2.  Sebaran Adanya Kepedulian Perusahaan terhadap Masyarakat
Gambar 3. Sebaran Partisipasi dalam Pembangunan  Pada  Gambar  3  tampak  sebaran
Gambar 6. Sebaran Jenis Dukungan Perusahaan  Dukungan  perusahaan  yang

Referensi

Dokumen terkait

Kontes Kapal Cepat Tak Berawak Nasional (KKCTBN)

[r]

Namun terdapat hubungan yang positif berdasarkan nilai pekali Pearson r yang mana telah menunjukkan sekiranya Amalan Kepimpinan Transformasional GPKKO meningkat,

Hasil penelitian tentang pengaruh self tapping terhadap intensitas nyeri dysmenorrhea primer pada mahasiswi PSIK FK UGM dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh terapi

Dari hasil analisis potensi kebangkrutan yang dilakukan dengan Altman Z-Score, didapatkan hasil bahwa perusahaan ini termasuk dalam kategori perusahaan krisis

kepala puskesmas mencoba menggali informasi secara mendalam untuk memperoleh penyebab masalah sehingga permasalahan dapat dituntaskan ... Distribusi Tenaga

Dompet adalah salah satu aksesoris yang sangat penting karena selain sebagai pelengkap gaya, juga berfungsi untuk menyimpan uang. Salah satu aksesoris yang

This research aims at finding out the correlation between the mastery of present tense and the ability I writing descriptive text of the eighth grade students of SMP N