• Tidak ada hasil yang ditemukan

BABI PENDAHULUAN. Persaingan bisnis yang meningkat dewasa ini menuntut perusahaan dapat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BABI PENDAHULUAN. Persaingan bisnis yang meningkat dewasa ini menuntut perusahaan dapat"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

A. Latar Belakang

Persaingan bisnis yang meningkat dewasa ini menuntut perusahaan dapat memanfaatkan kemampuan yang ada semaksimal mungkin agar unggul dalam persaingan. Oleh karena itu manajemen perlu memiliki kemampuan untuk melihat dan menggunakan peluang, mengindentifikasikan masalah, dan menyeleksi serta mengimplementasikan proses adaptasi dengan cepat. Manajemen juga berkewajiban mempertahankan kelangsungan hidup serta mengendalikan organisasi hingga tujuan yang diharapkan tercapai.

Keunggulan dalam persaingan dapat dilakukan apabila organisasi tersebut menjalankan aktivitasnya berdasarkan prinsip efisien, efektif dan ekonomis. Keunggulan dalam persaingan juga dapat dicapai dengan beberapa cara, salah satu nya yaitu dengan meningkatkan kinerja manajerial dalam mencapai target perusahaan. Beberapa penelitian terdahulu menyatakan bahwa untuk meningkatkan pencapaian kinerja, selain menggunakan sistem pengendalian manajemen (Anthony and Govindarajan, 2005) juga menggunakan sistem pengendalian akuntansi (Mia dan Miah, 1996).

Pendelegasian wewenang merupakan salah satu cara yang digunakan organisasi untuk mempermudah dalam hal pengambilan keputusan individu dalam suatu organisasi. Suatu organisasi yang manajer tingkat bawahnya memiliki tingkat kebebasan yang tinggi dalam pembuatan keputusan, adalah

(2)

organisasi yang memiliki tingkat pendelegasian wewenang tinggi. Sebaliknya suatu organisasi yang pembuatan keputusannya terpusat ditangan pimpinan puncak, berarti organisasi tersebut memiliki tingkat pendelegasian wewenang yang rendab.

Authority atau kewenangan bukan satu-satunya sumber kekuasan, tetapi para individu dalam kedudukan manajerial, kbususnya mereka yang menduduki posisi puncak dapat mempengarubi keputusan formal. Bawaban menerima pengarub ini sebagai suatu bak yang melekat pada posisi seseorang manajer. Dengan posisinya itu manajer dapat mendelegasikan suatu pekerjaan kepada bawabannya yang disertai dengan pemberian tanggungjawab. Bawaban wajib melaporkan basil pekerjaan yang telab didelegasikan kepadanya sedangkan manajer perlu memonitor basil kerja yang telab dicapai oleb bawaban tersebut.

Batasan tentang pengambilan keputusan banyak diutarakan para abli, mereka pada umumnya sepakat babwa pengambilan keputusan tidak terlepas dari pendelegasian wewenang. Selanjutnya pendelegasian wewenang tidak lepas dari organisasi. Brincloe (1983), dalam Sibombing (2005) mendefinikan babwa organisasi adalab suatu kelompok manusia yang memiliki arab atau tujuan yang ingin dicapai dalam suatu kurun waktu tertentu. Tujuan ini dapat ditetapkan berdasarkan waktu yaitu tujuan jangka pendek, jangka menengab dan tujuan jangka panjang berdasarkan kualitas dan kuantitas. Kunci pokok keberbasilan tujuan organisasi terdapat pada manusia-manusia yang terlibat didalamnya.

(3)

Brincloe ( 1983) juga mengatakan bahwa organisasi dapat berbuat lebih baik dalam mencapai tujuan apabila perhatian lebih banyak diberikan kepada manusia dalam organisasi seperti dalam pengambilan keputusan. Pendapat senada juga dikatakan oleh Barnard (1984) dalam Zainun, Buhari menyatakan bahwa:

"The individual is always the basic strategic factor in organization, therefore he must be encouraged to cooperate and to contribute his effort to organization".

Dengan melibatkan anggota organisasi dalam pengambilan keputusan (Jenkins : 1973) dalam Sihombing (2005) akan semakin efektif keputusan yang diambil, karena anggota organisasi merasa memiliki tanggung jawab dan akan menjalankan keputusan yang telah diambil secara hati-hati, serta setia terhadap organisasi dalam rangka mencapai tujuan (Johnson 1975) dalam Sihombing (2005).

Untuk mencapai tujuan organisasi harus melakukan serangkaian kegiatan. Kegiatan itu dapat dilaksanakan dengan baik jika individu memiliki kemampuan untuk melaksanakannya. Dengan melakukan pendelegasian wewenang kinerja organisasi akan meningkat karena terjadi peningkatan efisiensi kerja. Meskipun pembagian kerja terbukti mampu meningkatkan efisiensi perusahaan, tetapi manajer harus ingat bahwa manusia bukan semata-mata merupakan faktor produksi. Tidak semua individu menginginkan perkerjaan yang menantang, dan ada pula individu yang akan merasa bosan untuk melakukan pekerjaan yang berulang-ulang, sehingga produkfitasnya menurun.

(4)

Suatu organisasi jika pendelegasian wewenangnya berjalan dengan baik akan mempermudah dalam hal pengontrolan. Seseorang yang memiliki jabatan yang rendah dibawah supervisi dan kontrol dari yang lebih tinggi. Pekerjaan individu dapat dipecah-pecah sampai pada pekerjaan yang sederhana dan dapat ditetapkan secara jelas.

Dalam memperbaiki kinerja organisasi sektor publik, aspek sumber daya manusia menjadi hal yang harus diperhatikan disebabkan dampak interaksinya dengan konsumen (Whitfield, 1992), sehingga faktor yang mempengaruhi individu dalam organisasi merupakan hal yang seharusnya patut dipertimbangkan. Untuk menentukan strategi organisasi sektor publik dalam meningkatkan kinerjanya secara keseluruhan melalui kinerja unit bisnisnya, terutama bagi organisasi yang mendasarkan sebagian operasinya untuk menghasilan output berupa jasa yang didominasi oleh sumber daya man usia.

Beberapa teori organisasi menjelaskan bahwa anggota organisasi yang bekerja dalam tim perlu diberi wewenang berdasarkan kinerja tim secara kolektif yang meliputi keterlibatannya dalam kegiatan intra departemen tim maupun inter departemen tim untuk dapat memotivasi tim kerja mencapai tujuan organisasi. Cohen (1993), Ledford (1993) dalam Diana (2003) menyatakan agar keterlibatan personel sangat tinggi dalam rangka meningkatkan kinerja tim maka dirangcang pendelegasian wewenang yang berhubungan dengan kinerja tim. Adanya pendelegasian wewenang berdasarkan kinerja tim secara keseluruhan akan berimplikasi pada

(5)

terjadinya kolaborasi dan komunikasi antar anggota untuk mencapat keberhasilan tim.

Strategi desentralisasi merupakan salah satu alat dalam pengendalian manajemen yang paling sering digunakan organisasi untuk mendorong dan membantu manajer dalam pencapaian kinerja (Subramanian dan Mia 2001) selain sistem pengendalian akuntansi (Mia dan Miah 1996) dalam Rahman (2002). Desentralisasi adalah bentuk pendelegasian sebagian wewenang atasan kepada bawahan dalam hal pengambilan keputusan. Adanya desentralisasi memungkinkan pembuat keputusan mencari dan berusaha mendapatkan informasi yang sesuai dengan kebutuhannya, selain informasi yang tersedia dalam perusahaan untuk meningkatkan kinerjanya (Bruns and Waterhouse, 1975).

Anthony and Govindarajan (2005) menegaskan bahwa desentralisasi dibutuhkan sebagai respon terhadap kondisi lingkungan yang tidak dapat diramalkan. Hal tersebut juga didukung oleh penelitian yang memberikan bukti empiris bahwa tingkat pendelegasian wewenang yang tinggi merupakan salah satu respon yang tepat dalam menghadapi peningkatan situasi ketidakpastian, seperti yang dikemukakan oleh Galbraith ( 1973) dalam Rahman (2002)

Menurut Zammuto dan Bedeian (1991) dalam Rahman (2002) menyatakan perubahan organisasi berpengaruh terhadap perilaku individu diorganisasi dalam menyikapi perubahan tersebut (resistance to change).

(6)

cenderung mempercayat bahwa nasib mereka dikendalikan oleh keberuntungan atau kesempatan, dan mengharuskan mereka taat akan aturan yang berlaku. Hal ini disebabkan digunakannya sistem peraturan dan perundang-undangan untuk mengatur situasi dan kondisi dengan tujuan untuk menciptakan keseragaman (Whitfield, 1992) dalam Mardiasmo (2000).

Siegel dan Marconi (1989) dalam Rahman (2002) menyatakan bahwa variabel personalitas dapat berinteraksi dengan variabel cognitive untuk mempengaruhi pengambilan keputusan. Variabel personalitas mengacu pada sikap dan keyakinan individual yang diwujudkan dalam karakteristik personalitas, sedangkan variabel cognitive mengacu pada cara atau metoda dengan mana individu menerima, menyimpan, memproses dan mentranformasikan informasi ke dalam tindakannya.

Pada dasarnya karakteristik perilaku manajemen pada organisasi sektor publik dapat dibedakan dengan sektor swasta disebabkan karena perbedaan tujuan organisasi dan budaya organisasi, bahkan antar organisasi sektor publik itu sendiri (Nwankwo, 1996). Menurut Mia dan Goyal (1991) yang dikutip dalam Mia (1996), hasil penelitian yang mendasarkan pada organisasi sektor swasta tidak semuanya dapat digeneralisir untuk berlaku pada organisasi sektor publik, disebabkan beberapa perbedaan yang mendasar diantara keduanya.

Karakteristik personal adalah ciri yang melekat pada individu yang mempengaruhi tindakan yang akan diambil dalam menghadapi suatu

(7)

permasalahan. Mengacu pada penelitian Brownell ( 1982) dalam Rahman (2002) yang dimaksud dengan karakteristik personal adalah Locus Of Control. Menurut Rotter (1966) yang dikutip oleh Fischer (2000) dalam Rahman (2002) menyatakan bahwa persepsi umum terhadap pengendalian yang d isebut locus of control terdiri dari dua jenis yaitu (1) internal, yaitu individu yang percaya bahwa kejadian dalam hidup mereka sebagian besar terjadi karena tindakan dan usaha mereka sendiri, dan (2) eksternal, yaitu individu yang percaya bahwa nasib mereka dikendalikan oleh keberuntungan dan kesempatan. Dengan kata lain locus of control

merupakan suatu tingkat kepercayaan seseorang terhadap kekuatan dan kemampuan untuk menentukan nasibnya.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas maka dapat dirumuskan masalah seperti berikut ini.

I. Apakah ada hubungan antara sistem pengendalian akuntansi dan kinerja organisasi sektor publik?

2. Apakah locus of control mempengaruhi hubungan antara sistem pengendalian akuntansi dan kinerja organisasi sektor publik?

3. Apakah pendelegasian wewenang mempengaruhi hubungan antara sistem pengendalian akuntansi dan kinerja organisasi sektor publik?

(8)

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Setelah menentukan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitiannya adalah seperti berikut ini.

a. Untuk menguji apakah ada hubungan antara sistem pengendalian akuntansi dan kinerja organisasi sektor publik

b. Untuk menguji apakah locus of control mempengaruhi hubungan antara sistem pengendalian akuntansi dan kinerja organisasi sektor publik

c. Untuk menguji apakah pendelegasian wewenang mempengaruhi hubungan antara sistem pengendalian akuntansi dan kinerja organisasi sektor publik.

2. Manfaat Penelitian

Dengan tercapainya tujuan penelitian tersebut diatas, diharapkan mempunyai manfaat berikut ini.

a. Sebagai masukan bagi praktisi dan para pengambil kebijaksanaan dalam menentukan arah kebijakan yang berkaitan dengan strategi pencapaian kinerja pada organisasi sektor publik.

b. Sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya jika ingin mengadakan penelitian lebih lanjut.

(9)

D. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah organisasi pelayanan kesehatan yang ada di kota Surabaya yaitu rumah sakit. Rumah sakit merupakan organisasi sektor publik yang bersifat quasi non profit, yang lebih menekankan pada unsur sosial dan nilai pelayanan kesehatan. Program pengembangan rumah sakit bertujuan untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat secara merata dan semaksimal mungkin, disertai dengan peningkatan mutu pelayanan.

Rumah sakit merupakan sarana kesehatan yang menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan serta dapat dimanfaatkan untuk pendidikan tenaga kesehatan dan penelitian. Berdasarkan bentuk pelayanannya, rumah sakit dapat dibedakan menjadi 2 jenis yaitu rumah sakit umum (RSU) dan rumah sakit khusus (RSK). RSU adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan untuk semua jenis penyakit, dari yang bersifat dasar sampai dengan yang subspesialistik. Sedangkan RSK adalah rumah sakit yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan berdasarkan jenis penyakit tertentu atau disiplin ilmu misalnya RS Mata, RS Jantung atau RS Bedah.

Disahkannya Undang-undang no. 5 tahun 1999 tentang larangan praktek monopoli, menyebabkan muncul dan berkembang rumah sakit baik dengan fasilitas yang lengkap maupun dengan fasilitas yang belum lengkap karena terbatasnya sumber daya dan finansial yang dimiliki. Kondisi persaingan yang semakin ketat ini diperkirakan akan terus meningkat sejalan dengan diberlakukannya pasar be bas. Menurut Whitfield ( 1992) dengan keterbatasan

(10)

sumber daya alam yang tersedia didunia dan dimulainya konsep tanpa batas (borderless) antar negara dalam perekonomian merupakan titik kebangkitan untuk industri jasa.

Untuk memperbaiki kinerja organisasi sektor publik yang berorientasi kepada pelayanan publik, yang harus diperhatikan adalah masalah sumber daya manusia yang terlibat dalam aktivitas organisasi dan pelayanan yang diberikan terhadap pelanggan. Salah satu indikator untuk pengukuran kinerja pada organisasi sektor publik dalam hal penyediaan jasa adalah dengan menggunakan tingkat kepuasan dari pengguna jasa, sebab organisasi tersebut berinteraksi, antara penyedia dan pengguna jasa sangat dominan. Berdasarkan hal tersebut diatas maka objek penelitian ini dianggap dapat mewakili populasi penelitian untuk mencapai tujuan penelitian.

E. Sistematika Pembahasan

Untuk mencapai kinerja yang diharapkan dari organisasi sektor publik, beberapa strategi yang lazim digunakan pada organisasi sektor swasta telah sering diadopsi penggunaannya. Penelitian terhadap organisasi sektor publik relatif lebih jarang dilakukan dibandingkan dengan organisasi sektor swasta. Sayangnya hasil penelitian dengan objek organisasi sektor swasta tidak semuanya dapat mewakili dan mencerminkan hal yang sama jika diterapkan pada organisasi sektor publik, hal tersebut mendorong dilakukannya penelitian ini.

Sistematika pembahasan yang digunakan dalam penelitian ini dimulai bab I, yang menguraikan latar belakang masalah yang mendasari

(11)

penelitian, yaitu tentang pengaruh locus of control dan pendelegasian wewenang terhadap penggunaan sistem pengendalian akuntansi pada organisasi sektor publik. Permasalahan yang muncul dari kondisi ini adalah pengaruh dari locus of control dan pendelegasian wewenang terhadap hubungan antara sistem pengendalian akuntansi dan kinerja organisasi sektor publik. Kemudian ditetapkan tujuan penelitian serta manfaat yang diharapkan dari penelitian. Pembahasan terakhir dalam bab ini membahas tentang ruang lingkup penelitian yang merupakan tempat dimana penelitian ini diadakan beserta alasan dipilihnya sampel organisasi untuk penelitian.

Pada Bab II akan dibahas tentang tinjauan teori dan pengembangan hipotesis yang berupa teori-teori dan penelitian sebelumnya yang mendukung penelitian ini dengan variabel pengaruh locus of control dan penedelegasian wewenang dalam pengambilan keputusan, penggunaan sistem pengendalian akuntansi dan penggunaan locus of control, baik dari literatur dengan objek organisasi sektor swasta maupun sektor publik. Keterkaitan antar variabel penelitian berdasarkan tinjauan teori dan peneliti sebelumnya yang menjadi acuan dalam penelitian ini kemudian digunakan sebagai dasar dalam mengembangkan hipotesa.

Berdasarkan hal tersebut diatas maka, Bab III akan membahas tentang metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berupa: jenis penelitian dan gambaran populasi, teknik penyampelan, definisi operasional variabel, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data

(12)

yang digunakan untuk menjawab hasil penelitian. Teknik analisa yang

digunakan untuk uj i beda antar variabel menggunakan

Chi Square,

sedangkan untuk mengetahui hubungan kausalitas antara variabel dependen

dengan variabel independen, digunakan alat yaitu

Model Regresi Ana/isis

(MRA)

Uji Validitas dan Reliabilitas, diskripsi statistik dan pembahasan hasil

pengolahan dan analisis dari data yang dikumpulkan untuk pengujian

hipotesis akan disajikan dalam Bah IV, yang membahas mengenai data

hasil penelitian, analisis dan pengujian hipotesis serta diskusi untuk

menjawab hasil penelitian berdasarkan model atau persamaan yang telah

ditetapkan berupa teknik analisis data. Dalam bah V akan membahas

mengenai kesimpulan yang diambil setelah mengadakan penelitian melalui

pengujian dan implikasinya serta keterbatasan-keterbasan yang dialami

oleh peneliti.

Referensi

Dokumen terkait

Modul IV ini adalah modul yang akan memberikan gambaran umum tentang kristalografi, pengetahuan tentang kristalografi sangat penting utnuk membantu mahasiswa dalam memahami dan

Tanda Laseque kontralateral (contralateral Laseque sign) dilakukan dengan cara yang sama, namun bila tungkai yang tidak nyeri diangkat akan menimbulkan suatu respons yang positif

Alhamdulillah, segala puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat dan rahmat Allah SWT sehingga Penulis dapat menyusun dan menyelesaikan Penulisan Hukum

Adalah pendapatan yang diperoleh Pelaku Usaha Pergadaian Syariah dari aktivitas yang berkaitang langsung dan melekat dalam rangka perolehan penyaluran pinjaman

Pemerintah sebetulnya bukan tidak memahami penderitaan dan tekanan kemiskinan yang dialami masyarakat desa pesisir khususnya para nelayan, salah satu program pembangunan

Kontrol yang digunakan pada penelitian ini adalah kontrol RPMI sebagai kontrol standar dimana sumur (well) tidak diberi perlakuan baik ekstrak buah merah maupun gom arab tetapi

a) Manajemen keuangan pribadi (personal finance) merupakan proses perencanaan dan pengendalian keuangan dari unit individu atau keluarga.. b) Bentuk simpanan di Bank yang dapat

Kesimpulan dari hasil penelitian dari 4 variabel yamg diteliti memiliki hubungan antara umur, paritas, anemia dan jarak kehamilan dengan kejadian BBLR pada bayi baru lahir