• Tidak ada hasil yang ditemukan

FITOREMEDIASI LIMBAH CAIR DOMESTIK UNTUK PENYEDIAAN SUMBER BAKU AIR MINUM.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "FITOREMEDIASI LIMBAH CAIR DOMESTIK UNTUK PENYEDIAAN SUMBER BAKU AIR MINUM."

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

FITOREMEDIASI LIMBAH CAIR DOMESTIK UNTUK PENYEDIAAN

SUMBER BAKU AIR MINUM

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sains Program Studi Biologi

Oleh

LULU SITI ULUWIYAH

0903925

PROGRAM STUDI BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

(2)

2014

FITOREMEDIASI LIMBAH CAIR

DOMESTIK UNTUK PENYEDIAAN

SUMBER

BAKU AIR MINUM

Oleh

Lulu Siti Uluwiyah

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

© Lulu Siti Uluwiyah 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

LULU SITI ULUWIYAH

FITOREMEDIASI LIMBAH CAIR DOMESTIK UNTUK PENYEDIAAN

SUMBER BAKU AIR MINUM

disetujui dan disahkan oleh pembimbing :

Pembimbing I

Dr.Wahyu Surakusumah, M.T. NIP. 197212301999031001

Pembimbing II

Tina Safaria, M.Si. NIP. 197303172001122002

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI

(4)

FITOREMEDIASI LIMBAH CAIR DOMESTIK UNTUK PENYEDIAAN

SUMBER BAKU AIR MINUM

ABSTRAK

Penelitian tentang fitoremediasi limbah cair domestik untuk penyediaan sumber baku air minum telah dilaksanakan. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui efektivitas fitoremediasi limbah cair domestik menggunakan kombinasi tanaman Echinodorus palaefolius, Pontederia lanceolata dan

Zantedeschia aethiopica pada reaktor dengan menggunakan sistem sirkulasi.

Limbah yang digunakan berasal dari limbah kantin FPMIPA UPI dan dari kolam

inlet IPAL PDAM di Bojong Soang. Parameter yang diujikan adalah total P,

nitrat, nitrit, BOD, COD, TSS, pH dan total Coliform. Hasil menunjukkan bahwa semua parameter yang diuji pada kedua limbah sudah memenuhi standar baku mutu air minum dalam waktu 7 hari, hanya pengukuran BOD dan total Coliform saja yang belum mencapai standar baku mutu air minum. Penelitian menggunakan fitoreaktor dengan sistem sirkulasi lebih cepat menurunkan polutan yang diuji.

(5)

DOMESTIC WASTE WATER PHYTOREMEDIATION FOR

SOURCE SUPPLYING OF RAW DRINKING WATER

ABSTRACT

Research on domestic waste water phytoremediation for source supplying of raw drinking water was conducted. This research aimed to investigate effectiveness of phytoremediation of domestic waste water using combinations of Echinodorus

palaefolius, Pontederia lanceolata and Zantedeschia aethiopica on reactor with

circulation system. Domestic waste water was taken from FPMIPA UPI cafeteria waste water and from an inlet chamber of PDAM waste water treatment installation at Bojong Soang. The parameters tested were total P, nitrate, nitrite, BOD, COD, TSS, pH and total Coliform. The result showed that all parameters on both waste water was reached out for raw drinking water standard in 7 days, only measurement of BOD and total Coliform was not yet reached raw drinking water standard. The research used circulation system phytoreactor was decrease pollutant parameters faster.

(6)

DAFTAR ISI

C. Pertanyaan Penelitian... 3

D. Batasan Masalah... 3

E. Variabel Penelitian... 4

F. Tujuan Penelitian... 4

G. Manfaat Penelitian... 4

H. Asumsi... 5

I. Hipotesis... 5

BAB II PENCEMARAN AIR, LIMBAH DOMESTIK DAN PEMANFAATAN FITOTEKNOLOGI SEBAGAI PENYEDIA SUMBER BAKU AIR MINUM A.Pencemaran Air... 6

B. Limbah Domestik... 7

C. Parameter Pencemaran... 9

D. Bioremediasi... 13

E. Fitoteknologi... 16

(7)

G. Pengolahan Limbah Domestik Cair Menggunakan Metode

Fitoreaktor... 21

H. Sumber Air Baku... 23

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian... 26

B. Populasi dan Sampel... 26

C. Waktu dan Lokasi Penelitian... 27

D. Prosedur Penelitian... 27

1. Pra-Penelitian... 27

a. Desain Fitoreaktor... 28

b. Desain Percobaan... 30

2. Penelitian... 31

a. Pemberian dan Pengambilan Sampel Limbah... 31

b. Pengukuran Faktor Kimia dan Biologi... 31

E. Analisis Data... 33

F. Alur Penelitian... 34

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian... 35

1. Limbah Kantin Tanpa Diendapkan... 36

2. Limbah Kantin yang Diendapkan... 40

3. Limbah Cair Domestik IPAL... 45

B. Pembahasan... 50

1. Efisien Penurunan Variabel terhadap Limbah Kantin yang Diendapkan dan Limbah Cair Domestik IPAL.... 50

2. Retensi dan Efektivitas Pengolahan Limbah Kantin yang Diendapkan dan Limbah Cair Domestik IPAL... 57

3. Analisis Biomassa Tanaman Uji... 59

(8)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan... 62

B. Saran... 62

DAFTAR PUSTAKA... 63

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Karakteristik Limbah Cair Domestik... 8 2.2 Status Kualitas Air Berdasarkan Kandungan Nitrit... 11 2.3 Daftar kriteria mutu air berdasarkan kelas. Berdasarkan

Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001... 24 3.1 Metode yang Digunakan di Laboratorium Balai

Lingkungan Keairan Pusair Bandung... 32 4.1 Kualitas Air Limbah Kantin dan Limbah Cair Domestik

IPAL pada Hari Ke-0 (T0)... 35

4.2 Kesesuaian Parameter dengan Kriteria Sumber Baku Air

Minum pada Limbah Kantin Tanpa Pengendapan... 36 4.3 Efisiensi Penurunan Parameter pada Limbah Kantin

Tanpa Pengendapan... 39 4.4 Kesesuaian Parameter dengan Kriteria Sumber Baku Air

Minum pada Limbah Kantin yang Diendapkan... 40 4.5 Efisiensi Penurunan Parameter pada Limbah Kantin yang

Diendapkan... 44 4.6 Kesesuaian Parameter dengan Kriteria Sumber Baku Air

Minum pada Limbah Cair Domestik IPAL... 45 4.7 Efisiensi Penurunan Parameter pada Limbah Cair

(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Mekanisme kerja fitoremediasi... 16

2.2 Echinodorus palaefolius... 18

2.3 Pontederia lanceolata... 19

2.4 Zantedeschia aethiopica... 20

2.5 Constructed Wetland dengan pola aliran vertikal (VSF)... 21

2.6 Skema dan bagan alir fitoreaktor... 22

3.1 Lokasi pengambilan sampel limbah di IPAL Bojongsoang... 26

3.2 Lokasi pengambilan sampel limbah di kantin FPMIPA UPI Bandung... 27

3.3 Desain komposisi substrat pada wadah penampungan... 28

3.4 Desain wadah inlet... 28

3.5 Desain wadah penyimpanan tanaman... 29

3.6 Desain wadah outlet... 30

3.7 Desain sistem sirkulasi fitoreaktor... 30

3.8 Bagan alur penelitian... 34

4.1 Grafik pengukuran Total P, Nitrat dan Nitrit pada limbah kantin tanpa pengendapan... 37

4.2 Grafik kenaikan kadar keasaman dan kenaikan kekeruhan pada limbah kantin tanpa pengendapan... 38

4.3 Hasil fitoremediasi yang mengalami kenaikan turbiditas pada limbah kantin tanpa pengendapan... 39

4.4 Grafik pengukuran Total P, Nitrat dan Nitrit pada limbah kantin yang diendapkan... 41

4.5 Grafik kenaikan kadar keasaman dan penurunan kekeruhan pada limbah kantin yang diendapkan... 42

(11)

4.7 Grafik pengukuran bakteri Coliform, TSS, COD dan BOD

pada limbah kantin yang diendapkan... 43 4.8 Berat kering setiap tanaman uji pada hasil fitoremediasi

limbah kantin yang diendapkan... 44 4.9 Grafik pengukuran Total P, Nitrat dan Nitrit pada limbah

cair domestik IPAL... 46 4.10 Grafik kenaikan kadar keasaman dan penurunan kekeruhan

pada limbah cair domestik IPAL... 47 4.11 Hasil fitoremediasi pada limbah cair doemstik IPAL selama

kurun waktu 7 hari... 47 4.12 Grafik pengukuran bakteri Coliform, TSS, COD dan BOD

pada limbah cair domestik IPAL... 48 4.13 Berat kering setiap tanaman uji pada hasil fitoremediasi

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Alat dan Bahan Penelitian... 68

2. Perhitungan Efisiensi Penurunan Kadar Parameter... 70

3. Hasil Pemeriksaan Kualitas Air pada Limbah Kantin (T0)... 73

4. Hasil Pemeriksaan Kualitas Air pada Limbah Kantin Pra-Penelitian (T1)... 74

5. Hasil Pemeriksaan Kualitas Air pada Limbah Kantin Pra-Penelitian (T2)... 75

6. Hasil Pemeriksaan Kualitas Air pada Limbah Kantin Pra-Penelitian (T3)... 76

7. Hasil Pemeriksaan Kualitas Air pada Limbah Kantin (T1)... 77

8. Hasil Pemeriksaan Kualitas Air pada Limbah Kantin (T2)... 78

9. Hasil Pemeriksaan Kualitas Air pada Limbah Kantin (T3)... 79

10. Hasil Pemeriksaan Kualitas Air pada Limbah IPAL (T0)... 80

11. Hasil Pemeriksaan Kualitas Air pada Limbah IPAL (T1)... 81

12. Hasil Pemeriksaan Kualitas Air pada Limbah IPAL (T2)... 82

13. Hasil Pemeriksaan Kualitas Air pada Limbah IPAL (T3)... 83

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kementrian Lingkungan Hidup (2011) menyatakan bahwa 53,4% sumber pencemar sungai yang merupakan kategori sumber air baku air minum adalah air limbah pemukiman. Dari hasil pemantauan yang dilakukan Kementrian Lingkungan Hidup tahun 2011 terdapat sekitar 75,25% dari 411 titik sungai yang dipantau di Indonesia dalam kondisi tercemar berat. Berdasarkan data tersebut, perlu adanya pengelolaan air limbah pemukiman untuk meningkatkan kualitas air limbah dalam mendukung keberlanjutan sumber air baku (Legowo, 2013).

Menurut Djajadiningrat (2002) pada dasarnya limbah bukan merupakan proses akhir dari suatu produk sampingan yang harus dibuang ke medium penerimanya. Limbah didefinisikan sebagai bahan sisa yang masih memerlukan perlakuan khusus, perlakuan tersebut baik untuk maksud penggunaan dan pemanfaatan kembali, atau ditransformasikan menjadi bentuk lain yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan proses itu sendiri maupun untuk kepentingan lain. Limbah yang tidak dapat lagi diolah untuk kepentingan lain yang berguna, baru dinamakan sebagai buangan.

Berdasarkan karakteristiknya terdapat 2 (dua) jenis air limbah domestik, yaitu black water yang berasal dari WC dan umumnya ditampung dalam

septictank, dan greywater yang berasal dari kegiatan mencuci, mandi dan

memasak, yang umumnya langsung dibuang ke saluran drainase maupun perairan umum. Walaupun air limbah jenis greywater sebagian besar merupakan bahan organik yang mudah terdegradasi, namun secara kuantitas cenderung semakin meningkat sejalan dengan pertumbuhan jumlah penduduk (Supradata, 2005).

(14)

2

fitoteknologi. Fitoteknologi merupakan teknologi alamiah yang menggunakan tumbuhan sebagai teknologi lingkungan hidup yang mampu menyelesaikan masalah lingkungan (Mangkoedihardjo, 2005). Teknologi ini menggunakan tumbuhan untuk menyerap, menurunkan, menahan atau menghentikan polutan pada tanah, air tanah, badan air dan media yang terkontaminasi lainnya.

Pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air diatur oleh pemerintah dalam Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 Pasal 8 ayat (1). Pembagian kelas air ini didasarkan pada peringkat tingkatan baiknya mutu air dan kemungkinan kegunaanya. Tingkatan mutu air Kelas Satu merupakan tingkatan yang terbaik. Tingkatan mutu air dari setiap kelas disusun berdasarkan kemungkinan kegunaannya bagi suatu peruntukan air. Air baku minum adalah air yang dapat diolah menjadi air yang layak sebagai air minum dengan pengolahan secara sederhana dengan cara disaring, disinfeksi dan dididihkan. Klasifikasi mutu air merupakan pendekatan untuk menetapkan kriteria mutu air dari tiap kelas yang akan menjadi dasar untuk penetapan baku mutu air. Setiap kelas air mempersyaratkan mutu air yang dinilai masih layak untuk dimanfaatkan (Silalahi, 2010).

Dalam penelitian Gizawi (2013) yang membandingkan potensi tanaman

Echinodorus palaefolius, Pontederia lanceolata dan Zantedeschia aethiopica

sebagai agen fitoremidiasi pada limbah rumah tangga menunjukkan terjadinya peningkatan nilai pH yang semula asam menjadi netral. Untuk pengukuran total P yang mengalami penurunan tertinggi yaitu Zantedeschia

aethiopica sebesar 96,77%, sementara pengukuran total N yang mengalami

penurunan tertinggi yaitu Pontederia lanceolata sebesar 65,82%. Dalam penelitian tersebut tanaman air yang digunakan belum menghasilkan air yang memenuhi standar baku untuk air minum, maka perlu dilakukan penelitian dan penerapan fitoteknologi menggunakan kombinasi tanaman Echinodorus

palaefolius, Pontederia lanceolata dan Zantedeschia aethiopica untuk

(15)

3

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka rumusan masalah pada

penelitian yang akan dilakukan adalah “bagaimanakah efektivitas fitoremediasi limbah cair domestik menggunakan kombinasi tanaman

Echinodorus palaefolius, Pontederia lanceolata dan Zantedeschia aethiopica

dengan sistem sirkulasi untuk penyediaan sumber baku air minum?

C. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut dikemukakan beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana pengaruh fitoremediasi limbah cair domestik dengan menggunakan sistem sirkulasi terhadap efisiensi penurunan BOD, COD, TSS, total P, Nitrat, Nitrit, pH dan total Coliform?

2. Bagaimana pengaruh fitoremediasi tanaman Echinodorus palaefolius,

Pontederia lanceolata dan Zantedeschia aethiopica dengan menggunakan

sistem sirkulasi terhadap retensi pengolahan limbah domestik?

3. Bagaimana kesesuaian hasil fitoremediasi limbah cair domestik menggunakan tanaman Echinodorus palaefolius, Pontederia lanceolata dan Zantedeschia aethiopica dengan sistem sirkulasi terhadap kriteria sumber baku air minum?

D. Batasan Masalah

Penelitian ini harus dibatasi agar tidak meluas dalam pelaksanaannya dan diuraikan sebagai berikut :

1. Sampel tanaman yang digunakan berasal dari Cihideung-Lembang Bandung Jawa Barat.

2. Tanaman air yang digunakan adalah Echinodorus palaefolius, Pontederia

lanceolata dan Zantedeschia aethiopica.

(16)

4

5. Biomassa yang digunakan 2 kg untuk setiap tanaman.

6. Pengukuran parameter dilakukan pada hari ke-3, ke-5 dan ke-7.

7. Efisiensi adalah persentase penurunan atau peningkatan nilai parameter penelitian.

8. Retensi adalah waktu yang diperlukan untuk proses fitoremediasi limbah cair domestik agar mempunyai kesesuaian kriteria sumber baku air minum. 9. Efektivitas adalah persentase penurunan atau peningkatan parameter penelitian dan retensi pengolahan agar memenuhi kriteria sumber baku air minum.

E. Variabel Penelitian

Variabel penelitian ini adalah kadar BOD, COD, TSS, total P, Nitrat, Nitrit, pH, total Coliform, jenis spesies tanaman dan jenis limbah.

F. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas fitoremediasi limbah cair domestik menggunakan kombinasi tanaman Echinodorus palaefolius, Pontederia

lanceolata dan Zantedeschia aethiopica dengan sistem sirkulasi untuk

penyediaan sumber baku air minum.

G. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui potensi kombinasi tanaman air dalam penerapan

fitoteknologi penyediaan sumber baku air minum.

2. Penelitian ini diharapkan dapat diterapkan di kalangan rumah tangga agar mengurangi dampak negatif dari limbah domestik di lingkungan sekitar. 3. Dapat mengurangi bau yang tidak sedap yang disebabkan buangan limbah

(17)

5

4. Tanaman air yang diteliti merupakan tanaman hias sehingga dapat berfungsi sebagai penambah nilai estetika pada daerah yang akan di remediasi.

H. Asumsi

Asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Dikatakan dalam Mojiri (2012) bahwa Famili Araceae dan Famili Alismataceae banyak digunakan sebagai agen fitoremidasi.

2. Tanaman Pontederia dapat digunakan sebagai metode ekoteknologi yang dapat menyerap kadar BOD sampai 33% (Hidayat, 2005).

I. Hipotesis

Berdasarkan asumsi yang telah disebutkan, maka hipotesis pada penelitian ini adalah kombinasi tanaman air Echinodorus palaefolius,

Pontederia lanceolata dan Zantedeschia aethiopica dapat berperan lebih

(18)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Metode deskriptif adalah suatu penelitian untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki (Nazir, 1999). Adapun yang menjadi objek pada penelitian ini yaitu kombinasi jenis tanaman sebagai fitoremediator untuk menjadikan limbah cair domestik menjadi bahan baku air minum.

B. Populasi dan Sampel

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah limbah cair domestik di kolam inlet IPAL PDAM Bojongsoang (Gambar 3.1) dan greywater di kantin FPMIPA UPI Bandung (Gambar 3.2). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 100 L limbah kantin yang diendapkan dan 100 L limbah cair domestik yang diberikan pada media tanam.

(19)

27

Gambar 3.2 Lokasi pengambilan sampel limbah di kantin FPMIPA UPI Bandung

C. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Nopember 2013 – Januari 2014 yang bertempat di laboratorium Riset Lingkungan Jurusan Pendidikan Biologi, Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pendidikan Indonesia dan laboratorium Balai Lingkungan Keairan Pusair Bandung.

D. Prosedur Penelitian

Tahapan yang dilakukan pada penelitian ini terbagi dalam 2 kelompok yaitu: tahap pra-penelitian dan penelitian. Pra-penelitian bertujuan untuk mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam penelitian dan penelitian bertujuan untuk mengetahui penurunan kadar polutan pada limbah cair domestik dengan metode fitoteknologi menggunakan tanaman Echinodorus

palaefolius, Pontedria lanceolata dan Zantedeschia aethiopica.

1. Pra Penelitian

(20)

28

a. Desain Fitoreaktor

Sebelum dilakuan pembuatan fitoreaktor, terlebih dahulu mempersiapkan alat bahan yang terlampir. Desain fitoreaktor dibagi menjadi tiga bagian yaitu wadah inlet, wadah penyimpanan tanaman dan wadah outlet. Fitoreaktor yang digunakan berbahan kaca.

Gambar 3.3 Desain komposisi substrat pada wadah penampungan

1) Wadah Inlet

Wadah ini berfungsi untuk menyimpan limbah domestik T0 yang

kemudian akan dialirkan ke seluruh fiteaktor. Wadah inlet mempunyai dimensi 30 cm x 50 cm x 22 cm.

(21)

29

2) Wadah Penyimpanan Tanaman

Wadah ini berfungsi untuk tempat penyimpanan tanaman fitoremediator, wadah ini akan dilalui oleh limbah domestik yang berasal dari wadah inlet. Wadah penyimpanan yang pertama diisi dengan tanaman Echinodorus palaefolius, wadah penyimpanan yang kedua diisi dengan tanaman Zantedeschia aethiopica dan wadah penyimpanan yang ketiga diisi dengan tanaman Pontederia lanceolata berdasarkan ukuran rongga pada tanaman dari yang terkecil karena semakin kecil rongga yang dimiliki maka semakin cepat gaya kapilaritas untuk menyerap polutan pada limbah.

Gambar 3.5 Desain wadah penyimpanan tanaman

3) Wadah Outlet

(22)

30

Gambar 3.6 Desain wadah outlet

b. Desain Percobaan

Tanaman uji disiapkan dan dipilih dengan kriteria umur sekitar 2 bulan atau sebelum masa generatif. Kemudian tanaman uji di timbang dengan biomassa masing-masing tanaman 2 kg. Wadah penempatan tanaman 1 berisi limbah cair domestik (a), wadah penempatan 2 berisi tanaman uji Echinodorus palaefolius (b), wadah penempatan 3 berisi tanaman uji Zantedeschia aethiopica (c), wadah penempatan 4 berisi tanaman uji Pontederia lanceolata (d), sementara wadah penempatan 5 berisi air dari hasil remediasi (e). Dari wadah penempatan 5 akan dialirkan kembali ke wadah penempatan 1 dengan menggunakan pompa. Fitoreaktor yang digunakan dapat menampung limbah cair domestik sebanyak 100 L.

(23)

31

2. Penelitian

Pada tahap penelitian terdapat beberapa kegiatan diantaranya yaitu pengambilan dan pemberian sampel limbah cair domestik pada media tanaman. Pengukuran faktor kimia air berupa Total P, Nitrat, Nitrit, BOD, COD dan pH. Pengukuran faktor fisika berupa TSS. Pengukuran faktor biologi berupa bakteri Coliform dan biomassa tanaman.

a. Pemberian dan Pengambilan Sampel Limbah

Limbah greywater dan limbah domestik cair rumah tangga yang diperoleh dari tempat pencucian kantin FPMIPA UPI Bandung dan dari kolam inlet IPLA PDAM Bojongsoang menggunakan jerigen dialirkan pada wadah pertama sampai limbah mengisi seluruh wadah bioreaktor sebanyak 100 L. Pengukuran kadar Total P, Nitrat, Nitrit, DO, kekeruhan dan pH greywater dan limbah domestik cair dilakukan pada hari ke-0, hari ke-3, hari ke-5 dan hari ke-7 setiap 2 hari sekali selama pengujian.

b. Pengukuran Faktor Kimia dan Biologi

Pengukuran faktor kimia air dilakukan pada ke-0, hari ke-3, hari ke-5 dan hari ke-7 setiap 2 hari sekali selama pengujian yang meliputi pengukuran Total P, Nitrit, Nitrat, DO, kekeruhan dan pH. Sementara untuk pengukuran biomassa tanaman dilakukan sebanyak dua kali yaitu pada hari ke-0 dan hari ke-7.

(24)

32

COD dan TSS juga perlu membutuhkan teknisi dari Laboratorium Balai Lingkungan Keairan.

Pengukuran sampel di Balai Laboratorium Kesehatan dilakukan dengan mengambil sampel limbah cair sebanyak ± dua liter menggunakan botol plastik dengan volume satu liter dilakukan pada hari ke-3 dan hari ke-5. Untuk pengujian yang dilakukan di Laboratorium Balai Lingkungan Keairan menggunakan metode sebagai berikut.

Tabel 3.1 Metode yang digunakan di Laboratorium Balai Lingkungan

Keairan Pusair Bandung

No Parameter Metode

1. Residu Terlarut APHA 2540-C-2005

Gravimetri

(dikeringkan pada suhu 180oC) 2. Residu Tersuspensi APHA

2540-D-2005 5. COD SNI 6989.2:2009 Spektrofotometri 6. Nitrat (NO3-N) SNI

(25)

33

masa penelitian sampai pH meter menunjukkan angka yang konstan. Pengukuran Dissolved Oxygen (DO) dilakukan untuk menguji kadar oksigen terlarut pada limbah cair menggunakan DO meter yang dikalibarsi dalam larutan Anhidrous 0,1%, kemudian probe dicelupkan kedalam limbah cair yang berada pada wadah terakhir selama masa penelitian sampai DO meter menunjukkan angka yang konstan.

E. Analisis Data

Data hasil fitoremediasi tanaman Zantedeschia aethiopica, Echinodorus

palaefolius dan Pontederia yang telah didapatkan kemudian dikumpulkan,

dihitung rata-rata dan dianalisis retensi pengolahan limbah domestik dan efisiensi penurunan BOD, COD, TSS, Nitrat, Nitrit, total P, pH dan total Coliform dengan membandingkan dengan standar mutu air Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001. Secara deskriptif pengolahan data menggunakan excel.

Menganalisis efektivitas pengolahan limbah kantin dan limbah domestik IPAL terhadap penurunan parameter BOD, COD, TSS, Nitrat, Nitrit, total P, pH dan total Coliform digunakan rumus berikut:

E = � −�

� x 100%

E = Efisiensi (%)

(26)

34

F. Alur Penelitian

(27)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Hasil penelitian terhadap potensi kombinasi tanaman air Echinodorus

palaefolius, Pontederia lanceolata dan Zantedeschia aethiopica sebagai agen

fitoremediasi limbah kantin dan limbah domestik IPAL menunjukkan bahwa pada hasil fitoremediasi terhadap limbah tersebut berbeda. Hasil fitoremediasi limbah kantin pada pengukuran parameter BOD, COD, TSS dan total P mengalami efisiensi penurunan lebih tinggi dibandingkan dengan hasil fitoremediasi limbah domestik IPAL, sedangkan parameter nitrat dan nitrit efisiensi penurunan tertinggi terjadi pada hasil fitoremediasi limbah domestik IPAL. Pengaruh sistem sirkulasi pada proses fitoremediasi menyebabkan retensi pengolahan limbah cair domestik menjadi lebih cepat untuk menurunkan kadar polutan. Dalam kurun waktu 7 hari parameter polutan pada kedua hasil fitoremediasi limbah sudah memenuhi standar baku mutu air minum.

B. Saran

Gambar

Tabel
Gambar
Gambar 3.1  Lokasi pengambilan sampel limbah di IPAL Bojongsoang
Gambar 3.2  Lokasi pengambilan sampel limbah di kantin FPMIPA UPI Bandung
+6

Referensi

Dokumen terkait

Elektrokardiografi adalah alat kesehatan digunakan untuk merekam akti!itas Elektrokardiografi adalah alat kesehatan digunakan untuk merekam akti!itas elektro atau kelistrikan

Hasil uji stressing dengan pH menunjukkan benur yang berasal dari panti perbenihan B lebih sensitif, hal ini terlihat hampir semua perlakuan pada semua waktu

Berdasarkan hasil tes prestasi belajar siswa yang dilaksanakan pada siklus I pertemuan kedua terlihat bahwa terjadi peningkatan nilai rata-rata kelas dan peningkatan siswa

Hasil informasi yang diperoleh melalui wawancara dengan tokoh masyarakat, tokoh adat, petani dan penyuluh pertanian di Kecamatan Lore Barat dan Lore Selatan di Kabupaten Poso

Sementara itu berdasarkan SAW, menurut pendapat responden secara umum, responden berpendidikan sarjana, responden berpendidikan Non-Sarjana, responden kelas atas

Berdasarkan hasil analisis yang ditampilkan diketahui nilai Pearson Chi- square hubungan antar variabel baris dan kolom yang menunjukkan angka di bawah 0,05 adalah hubungan

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis ini dengan

Tutup termos dibuka kemudian isi rumen tersebut disaring dengan kain kasa berlapis 4 untuk dipindahkan pada gelas ukur plastik. Selama penyaringan sampai rumen digunakan