EFEKTIVITAS PENYELENGGARAAN UJIAN NEGARA
PADA PERGURUAN TINGGI SWASTA
(Studi Evaluatif tentang Penyelenggaraan Ujian Negara Cicilan
pada FKIP Universitas Muslim Nusantara)
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Sebahagian Kewajiban Dan
Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Administrasi Pendidikan
Oleh:
ULIAN BARUS
NIM. 959644/XXVII-19
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN
PROGRAM PASCA SARJANA IKIP
BANDUNGEFEKTIVITAS PENYELENGGARAAN UJIAN NEGARA
PADA PERGURUAN TINGGI SWASTA
(Studi Evaluatif tentang Penyelenggaraan Ujian Negara Cicilan
Pada FKIP Universitas Muslim Nusantara)
Oleh:
ULIAN BARUS
NIM. 959644/XXVII-19
Disetujui Oleh:
Prof. DrfH. Engkoswara. MEd. Pembimbing I
Prof. Dr. M Idochi Anwar. MPd.
Aku berlindung kepada Allah dari godaan syetan yang terkutuk.
Dengan nama Allah yangMaha Pengasih lagiMaha Penyayang.
Dialah Tuhan yang menjadikan kamu dapat berjalan di daratan,
(berlayar) di lautan.
Sehingga apabila kamu berada di dalam
bahtera, dan meluncurlah bahtera itu membawa orang-orang
yang ada di dalamnya dengan tiupan angin yang baik, dan
mereka bergembira karenanya, datanglah angin badai,
dan
(apabila) gelombang dari segenap penjuru menimpanya,
dan
mereka yakin bahwa mereka telah terkepung (bahaya), maka
merekaberdo'a kepada Allah
dengan mengikhlaskan keta'atan
kepada-Nya semata-mata
(Mereka berkata): "Sesungguhnya
jika Engkau menyelamatkan kami dari bahaya ini, pastilah kami
akan termasuk orang-orang yang bersyukur.
(Q:S. Yunus : 22)
Kupersembahkan kepada:
1. Ayahnda PintarBarus (Ahnarhum)
2. Ibunda Jumpa Ingan br Ginting
3. Istri tercinta Dra. Juliati
4. Anak-anakku tersayang:
- Yugi Diraga Prawiyata
ABSTRAK
Universitas Muslim Nusantara (UMN) merupakan konversi dari IKIP Al
Wahliyah Medan berdasarkan SK. Dirjen Dikti Nomor. 0424/DIKTI/Kep/1996
tertanggal, 8 Agustus 1996 bersama dengan A-MIPA Al Washliyah Medan
mem-bawahi 6 (enam) fakultas, yakni: FKIP, FMJPA, FHuk, FEk, FSas, dan FTan.
Ujian Negara Cicilan (UNC) dimaksudkan sebagai pengendali kualitas
pelayanan pendidikan dan keluaran PTS, karena produktivitas PTS dapat dilihat
dari dua kriteria yakni: penyelesaian studi dan mekanisme proses pengendalian mutu
kelembagaan. Efektivitas berkenaan dengan ferformansi sistem penyelenggaraan
pendidikan untuk mencapai keluaran yang banyak dengan kualitas yang tinggi.
Fokus masalah penelitian ini: apakah upaya untuk meningkatkan kualitas
pelayanan melalui penyelenggaraan UNC dengan pemberdayaan manajemen
akademis yang profesional, baik sistem yang mantap maupun personil yang
handal dapat menjamin kualitas pendidikan pada PTS?
Penelitian ini bermaksud mengetahui (1) bagaimana proses penyelenggaraan
UNC ditinjau dari pemberdayaan manajemen kepanitiaan ujian negra, (2)
bagaimana mekanisme penyelenggaraan UNC ditinjau dari upaya mengoptimalkan
fasilitas administrasi melalui epemberdayaan manajemen akademis, (3) faktor
penghambat dan pendukung dalam prses penyelenggaraan UNC dan (4) upaya
yang dilaukan mengatasi permasalahan yang timbul dalam penyelenggaraan
UNC.Rumusan masalah penelitian ini: Bagaimana efektivitas manajemen UNC
ditinjau dari sistem pemberdayaan manajemen akademis mampu meningkatkan
kualitas pelayananpendidikan dan lulusan PTS?
Secara umum penelitian ini bertujuan memperoleh informasi empirik
tentang efektivitas penyelenggaraan UNC pada FKIP UMN. Secara khusus: ingin
mengetahui proses penyelenggaraan dan mekanisme UNC dari sudut kepanitiaan
dan administrasinya, menemukan faktor-faktor yang menghambat dan mendukung
serta upaya mengatasi permasalahan yang timbul. Hasilnya sebagai rekomendasi
bagi UMN, Kopertis dan PTS lain serta contoh penyelenggaraan UNC bagi PTS
lain sekaligus bahan pembinaan bagi Kopertis, perbandingan
penelitian lanjutan
juga diharapkan bermanfaat bagi pengembangan teori.
Penelitian ini menggunakan metoda deskriptip, studi evaluatif dengan
pendekatan kualitatif Populasinya: fungsionaris
dan stafpegawai dengan
menggunakan snow ball sampling. Teknik pengumpulan data melalui studi
dokumenter, wawancara dan observasi.Dengan memperhatikan penyelenggaraan UNC pada FKIP UMN priode I
Tahun 1997 terdapat keserasian antara rencana dengan pelaksanaan.
Hal ini
terbukti segala kegiatan dapat dilaksanakan dengan baik, demikian juga jika dilihat
dari persentase kelulusan yang tinggi dan peserta yang berhasil lulus pada kelompok
nilai baik atau bermutu berarti penyelenggaraan UNC pada FKJP UMN Priode I
Tahun 1997 tergolong pada kriteria efektif.
Kelemahan yang ditemukan meliputi; belum terlaksananya pedoman tentang
Ujian Negara bagi PTS Disamakan, kurangnya persiapan peserta UNC, kualifikasi
dan spefikasi dosen penguji belum mengarah kepada disiplin ilmu yang ditekuninya,
belum adanya standar mutu soaL, pedoman, prosedur atau teknik penilaian.
Jika BAN nota bene Kopertis sebagai pengawas dan pembina berfungsi
dengan baik, kiranya sistem penyelenggaraan ujian negara bagi PTS perlu ditinjau
kembali. Dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan dan lulusan PTS,
pemberdayaan manajemen akademis perlu mendapat perhatian yang serius. Perlu
DAFTARISI
Halaman
Kata Pengantar
i
Ucapan Terima Kasih
iv
Daftarlsi vii
Abstrak x
Bab I PENDAHULUAN
A. Latar BelakangPermasalahan
1
B. RuangLingkup dan Rumusan Masalah
9
C. Tujuan Penelitian dan Keluaran yang Digarapkan
13
D. Manfaat Penelitian 13
Bab II LANDASAN TEORITIS
A. Konsep Administrasi Pendidikan
16
B. Konsep Efektivitas Pengelolaan Program
20
C. Perguruan Tinggi Swasta (PTS) Sebagai Mitra Perguruan
Tinggi Negeri (PTN)
33
D. Ujian Negara Sebagai Salah Satu Upaya Meningkatkan
Kualitas Pendidikan pada Perguruan Tinggi Swasta (PTS).
37
E. Penelitian Terdahulu 72
F. Kesimpulan Hasil Studi Teoritis (Premis)
76
Bab III PROSEDUR PENELITIAN
A. Metoda Penelitian 78
B. Populasi dan Sampel 78
C. Sumber Data dan Data Yang Diperlukan 79
D. Teknik Pengumpulan Data 79
1. Dokumenter 79
2. Wawancara 80
3. Observasi 81
E. Pengolahan dart Analisa Data Hasil Penelitian 81
Bab IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Lokasi Penelitian 83
B. Proses Penyelenggaraan UNC ditinjau dari pemberdayaan
Manajemen Kepanitiaan Ujian Negara 85
1. Perencanaan Penyelenggaraan UNC 85
2. Pelaksanaan Ujian Negara Cicilan 93
3. Penilaian dan Pengawasan 99
C. Mekanisme Penyelenggaraan UNC ditinjau dari Upaya Mengoptimalkan Fasilitas Administrasi Melalui
Pem-dayaan Manajemen Akademis 109
D. Faktor Penghambat dan Pendukung dalam Proses Penye
lenggaraan UNC 115
E. Upaya Mengatasi Permasalahan Penyelenggaraan UNC 120
Bab V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan 122
B. Saran 124
DAFTAR KEPUSTAKAAN 126
LAMPrRAN-LAMPIRAN 129
Daftar Tabel
I. Rekapitulasi Peserta UNC Priode I Tahun 1997 berdasarkan
Jumlah sks, Mata Ujian dan Mahasiswa per Program Studi
89
JJ. Rekapitulasi Peserta UNC Berdasarkan Persentase Kelulusan
dan Kelompok Nilai
100
HI. Jumlah Peserta Lulus Bersih dan Berhak Mengikuti Wisuda 103
IV. Rekapitulasi Mata Uji, Jumlah sks dan Peserta UNC
108
Daftar Foto Dokumentasi 1. KampusA Universitas Muslim Nusantara (UMN). 2. Kampus B Universitas Muslim Nusantara (UMN).
3. Penyelenggaraan UNC bersmaan dengan penerimaan mahasiswa bam UMN.
4. Suasana pendaftarann calon pesrta UNC di Fakultas.
5. Ka. BAA sedang memberi pengarahan tentang penyelenggaraan UNC.
6. Pembantu Rektor I UMN membuka Rapat Panitia UNC. 7. Peserta sedang mengkuti rapat kepanitiaan UNC.
8. Denah Ruangan UNC FKIP UMN Priode I Tahun 1997. 9. Panitia sedang menetapkan ruagan bagi Pengawas UNC.
10. Panitia sedng membagikan berkas UNC kepada Pengawas UNC. 11. Pengawas berfose sebelum memasuki ruangan UNC.
12. Peserta UNC sedang melihat Pengumuman Penetapan Ruang UNC
13. Pengawas sedang menyampaikan Tata Tertib UNC.
14. Pengawas sedang membagikan Daftar Hadir/DPNA UNC.
15. Peserta UNC sedang tekun mengikuti ujian. 16. Rektor membuka Rapat Koreksi Bersama.
BAB I
P E N D A H U L U A N
A. Latar Belakang Permasalahan
Berdasarkan Tap. MPR No JJ/MPR/1993 tentang Garis-Garis Besar Haluan Negara dalam bagian pembangunan bidang pendidikan, disebutkan bahwa:
Pendidikan nasional bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, terampil, berdisiplin beretos kerja, profesional, bertanggung jawab, dan produktif serta sehat jasmani dan rohani. (Tap. MPR RI No.
n/MPR/1993, 1993 :95)
Selanjutnya dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem
Pendidikan Nasional menyebutkan:
Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan serta meningkatkan
mutu kehidupan dan martabat manusia Indonesia dalam rangka mewujudkan tujuan
nasional. (Undang Undang No. 2/1989, 1989 : 4)
Sehubungan dengan ketentuan di atas, maka adalah kewajiban seluruh
bangsa Indonesia khususnya lembaga pendidikan untuk dapat menjalankan
peranannya dalam upaya mencapai tujuan pendidikan nasional dimaksud. Perlu juga disadari oleh para pimpinan lembaga pendidikan di mana dewasa ini arus
globalisasi, informasi
dan teknologi terns berkembang pesat dan jika tidak
diimbangi dengan kualitas manusianya bukan mustahil bangsa ini akan diseret
Perguruan Tinggi Swasta (PTS) sebagai mitra Perguruan Tinggi Negeri (PTN) seperti diamanahkan oleh GBHN, hams dapat memberikan sumbangannya bagi peningkatan kualitas peserta didik yang di kemudian hari akan mengisi kemerdekaan dan meneruskan perjuangan melalui upaya-upaya pembangunan sesuai dengan bidang keahliannya masing-masing. Untuk itu perlu diadakan langkah-langkah bagi pembaharuan sistem pengelolaan lembaga pendidikan baik dari sudut personil, sarana dan prasarana maupun dalam peng operasiannya, sehingga mampu memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya kepada peserta didik dan masyarakat bagi kepentingan pembangunan.
Kenyataan telah menunjukkan bahwa, berbagai langkah telah dan sedang dilakukan, sebagai penanganan yang secara umum telah menampakkan keberhasilan bagi peningkatan kualitas peserta didik, namun kita tidak boleh merasa puas dengan keberhasilan tersebut karena sesuai dengan perkembangan dan kemajuan jaman, sistem dan cara yang telah dan sedang dilakukan itu boleh jadi akan ketinggalan dalam mengjmbanginya.
Sebagai upaya bagi peningkatan kualitas Perguruan Tinggi pada umumnya, khususnya Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di antaranya dengan menerapkan Sistem Kredit Semester (SKS) dan Ujian Negara Cicilan (UNC). UNC memberikan andil yang cukup besar bagi peningkatan kualitas perguruan tinggi swasta, karena dengan UNC seorang mahasiswa harus mempersiapkan diri yang sesuai dengan kemampuannya dengan belajar sungguh-sungguh untuk
menghadapinya. Hal ini sesuai dengan petuah lama orang-orang tua kita yang
halnya dengan persyaratan yang hams dipenuhi, baik ditinjau dari sudut persiapan
mahasiswa maupunkualifikasi dosen yang mengevaluasi, dari mulai pembuatan soal
sampai dengan penilaian ujian tersebut, di samping penyelenggaraannya diawasi
oleh Kopertis Wilayah yang akan memberikan nilai tambah bagi peningkatan
kualitas mahasiswa peserta ujian. Untuk keperluan itu perlu didukung oleh
administrasi yang baik, sistem yang baik serta personil-personil yang profesional.
Namun demikian sesuai dengan penyelenggaraan UNC di FKJP Universitas
Muslim Nusantara, bahwa masih ditemukan beberapa kendala antara lain ; (1) alur
administrasi yang kurangjelas dan konsisten, (2) kuaifikasi peserta ujian yang
belum jelas dankonsisten serta kualifikasi dosenpenguji ujian negarayang belum
profesional (3) sistem atau mekanisme penyelenggaraan ujian negara yang belum
mantap.
Kendala di atas dapat diatasi apabila ada upaya perbaikan kualitas
kemampuan managerial dan kemampuan intelektual personil yang mampu memberi
pelayanan administrasi, sehingga penyelenggaraan UNC dapat terlaksana secara
efektif dan efisien. Penyelenggaraan UNC sebagai suatu sistem terdiri dari sub-sub
sistem antara lain; personil sebagai sumberdaya manusia, fasilitas yang berupa
sarana dan prasarana, peraturan-peraturan dan kebijakan, sumber belajar dan
lingkungan. Keseluruhan sub sistem dimaksud hams merupakan satu kesatuan yang
bulat dan utuh guna dapat memenuhi fungsinya masing-masing sebagai sistem
terpadu, karena dengan tidak berfungsinya salah satu atau beberapa sub sistem
Total Quality Management (TQM) atau Manajemen Mutu Terpadu dewasa ini diakui sebagai suatu konsep yang berorientasi pada seluruh aspek dalam organisasi termasuk organisasi pendidikan dengan selalu mengadakan perbaikan secara berkesinambungan. Hal ini sesuai dengan definisi berikut ini: Total Quality
Management merupakan suatu pendekatan dalam menjalankan usaha yang mencoba untuk memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan terns menerus atas produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungannya (Tjiptono, 1996:4)
Menurut Hensler dan Brunell (dalam Scheuing dan Christoper) yang dikutip oleh Fandy Tjiptono (1996 : 14), ada empat prinsip utama dalam TQM, yaitu:(l)
Kepuasan pelanggan, (2) Respek terhadap setiap orang, (3) Manajemen
berdasarkan fakta, dan (4) Perbaikan berkesinambungan.
Pada bagian lain dikemukakan, bahwa TQM mencakup dua komponen, yakni apa dan bagaimana menjalankan TQM, namun yang mendapat penekanan pendekatan TQM dalam menjalankan usaha adalah komponen bagaimana
menjalankan TQM tersebut. Komponen ini menurut Goetsh dan Davis memiliki 10
(sepuluh) unsur utama adalah:
1. Fokus pada Pelanggan
2. Obsesi terhadap Kualitas 3. Pendekatan Umiah
4. Komitmen Jangka Panjang 5. Kerja Sama Tim (team work)
6. Perbaikan Sistem Secara Berkesinambungan 7. Pendidikan dan Latihan
8. Kebebasan yang Terkendali 9. Kesatuan Tujuan
Penyelenggaraan UNC dapat berlangsung dengan efektif di mana
diperlukan TQM dalam penyelenggaraan ujian negara. Untuk itu diperlukan
administrasi yang handal. Hal ini sesuai dengan rumusan yang dikemukakan oleh
Schuler (1993) sebagai berikut:
How effectively an organization's human resources are managed depend in large part upon the quality ofthepeople in the PHRM departement. The PHRM Manager. PHRM managers needs to be effective. They must
be able to identify problems, developed alternative solution, and then select
and implement the most effective one. In addition, they must develop and maintain an integrated and effective management information system to help identify problems and implement policy. They must be innovative,
aggressive, and willing to take the risk incurred by serving as the organization's conscience. Furthermore, they must be effective at
selecting, building, and developing an entire personnel staff to carry out thefive PHRMfictions. (Schuler, 1993 : 36)
Berdasarkan pendapat di atas, diharapkan seorang manajer mempunyai
kemampuan mengidentifikasi permasalahan, menentukan solusi untuk
pengembangan alternatif, dan mengadakan seleksi serta mengimplementasikan salah
satu alternatif solusi yang terbaik. Dengan demikian diperlukan sistem informasi
manajemen untuk membantu mengidentifikasi masalah kebijakan dan
pengimplementasiannya. Lebih dari itu hams efektif dalam penseleksian,
pembangunan dan pengembangan demi teriaksananya fungsi-fungsi PHRM (Personnel Human Resources Management).
Adapun fungsi PHRM dimaksud menurut Schuler adalah sebagai berikut:
1. Planningfor human resources needs 2. Staffing the organization's personnel needs 3. Appraising and compensating employee behavior 4. Improving employees and the work environment
5. Establishing and maintaining effective working relationship
Hams diakui bahwa perencanaan kebutuhan sumber daya manusia, kebutuhan kepegawaian dalam suatu stratifikasi, penilaian dan kompensasi tenaga
kerja, perbaikan, penentuan dan pemeliharaan hubungan kerja yang efektif merupakan hal-hal yang hams ditumbuh suburkan dalam suatu organisasi. Karena dengan melaksanakan fungsi-fungsi di atas tujuan organiasi sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya akan dapat tercapai.
Administrator yang handal adalah benar-benar menguasi berbagai
kemampuan managerial. Hal ini sesuai dengan pendapat Coombs (1969) sebagai
berikut:
Any productive system, whatever its aim and technology, requires
management. It must have leadership and direction, supervision and
coordination, constant evaluation and adjustment. In the case of an educational system, as we said much earlier when we analogized it to agriculture, its problem of management are extraordinarily, partly because its over all size is dividedinto manysmall and scatteredparts. A host of organization and people have a hand in managing at lest some
aspects of an educational system. They include goverment agencies at all levels, churches and other private bodies, politicians and civils servants, administrative heads of universities and local schools, professors and teachers, students and parents, and endless critics of very stripe. Here, however, -we are less concerned with the forgoing people than with the management milieu within wich theyfunction. The issue for use is not the
individual ability and moral worth of education administrators, their
devotion to duty, or their taste for hard work These are often of a very high order. The issue instead is wether the basic managerial arrangement of education systems are adequate to the tasks before them. (Coombs, 1969 : 119-120)
Pada bagian lain Coombs (1969) menyebutkan, bahwa pimpinan suatu
perguruan tinggi sebaiknya dipegang oleh seorang yang benar-benar ahli dalam
mengelola lembaga yang dipimpinnya.
Hal ini sesuai dengan apa yang
At the university level in many countries, the top manager is a professor, elected by thefaculty, usually to serve for a limited time and then get back to teaching. The last thing he is expected to do is manage the institution. If he tried, the result might be disastrous. This inbreeding process at whatever level, cuts the educational system offfrom potential sources of creative leadership, executif talent, innovators, and specialist represented by able people who did not decide at an early point in their lives to become teachers, but who may turn out to be well suited to help manage school systems. (Coombs, 1969 : 122)
Panitia UNC sebagai tim yang berperan terhadap mutu lulusan pendidikan, dalam pelaksanaan tugasnya seyogianya effektif sehingga proses pelayanan dan produknya berkualitas. Tim ini mempunyai visi jauh ke depan, memiliki tujuan dan sasaran yang jelas, berusaha meningkatkan kualitas layanan, mendefinisikan peranan para anggotanya secara jelas, memiliki sumber-sumber untuk beroperasi, mengetahui tanggung jawab dan batas-batas kewenangannya, merencanakan pekerjaannya, menggunakan alat-alat yang cocok untuk mengatasi masalah yang
dihadapi, memiliki struktur yang jelas dan membangun prilaku tim kerja yang
bermanfaat.
UNC sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas lulusan dan sekaligus sebagai pengendali mutu PTS, kiranya perlu mendapat perhatian khusus
dalam penyelenggaraannya. Bila hal ini diabaikan, maka upaya yang dilakukan akan sia-sia. Berdasarkan ha-hal tersebut di atas, maka penulis menarik tema sentral atau fokus masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Apakah penyelenggaraan UNC dengan manajemen pendidikan yang
profesional, yaitu baik sistem ataupun personil yang kompeten telah dapat
8
Berdasarkan fokus masalah di atas secara sadar hams diakui, bahwa
manajemen UNC sebagai bagian dari proses belajar-mengajar di PTS masih belum
sesuai dengan yang diharapkan terutama dalam hal mutu pelayanannya.
Untuk menjawab tantangan tersebut, perlu diambil langkah-langkah untuk
mengetahui (1) bagaimana perencanaan pengorganisasian dan pengorganisasian
tentang penyelenggaraan UNC? (2) bagaimana layanan panitia UNC terhadap tugas
yang diembannya? (3) bagaimana profil hubungan antara manajemen UNC dengan
efektivitas penyelenggaraan UNC?
Dengan mengetahui keadaan di atas, maka diharapkan dapat dijadikan
sebagai dasar pengambilan kebijakan oleh para administrastor bagi kelancaran
program-program pendidikan yang bermutu, produktif dan profesional. Selanjutnya
keadaan tersebut dapat dijadikan dasar bagi administrator dalam me-manage
kepanitiaan UNC agar dapat memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya bagi
kelancaran penyelenggaraan UNC.
Sebaliknya apabila tantangan sebagaimana telah penulis rumuskan dalam
fokus masalah tidak diambil langkah-langkah penanganannya, bukan mustahil
penyelenggaraan UNC yang dalam tujuannya adalah sebagai pengendali mutu
lulusan PTS hanya merupakan penghamburan waktu, tenaga dan dana belaka.
Bahkan lebih dari itu, jika tantangan itu dibiarkan berlamt-lamt bukan mustahil
UNC akan dijadikan sebagai ajang bisnis oleh personil-personil yang tidak
bertanggung jawab dan sekaligus akan menghantui mahasiswa sebagai peserta
UNC. Dengan demikian tujuan pendidikan nasional seperti dituangkan dalam
Penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi yang handal untuk dijadikan landasan dalam menentukan kebijakan peningkatan kualitas
penyelenggaraan UNC di masa yang akan datang, sehingga penelitian tentang
efektivitas penyelenggaraan ujian negara pada PTS dan segala kendala yang
menyertainya perlu diambil langkah pemecahannya.
B. Ruang Lingkup dan Rumusan Masalah
Produktivitas suatu lembaga pendidikan, khususnya perguruan tinggi dapat
dilihat dari sekurang-kurangnya dua kriteria yaitu (1) dari sudut masa penyelesaian
studi dan (2) sebagai mekanisme proses pengendalian mutu kelembagaan
Perguruan Tinggi Swasta. Masa penyelesaian studi bukan hanya berkenaan dengan banyaknya lulusan dari setiap program, tetapi juga dilihat dari ketepatan waktu
penyelesaiannya pada program-program tersebut. Kualitas lulusan berkenaan
dengan kualitas kemampuan akademik dan/atau kemampuan profesional serta
karakteristik kepribadian para lulusan. Keduanya sangat dipengaruhi oleh
efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan sistem pendidikan. Efektivitas berkenaan
dengan performansi sistem penyelenggaraan pendidikan untuk mencapai hasil atau output yang paling tinggi, sedangkan efisiensi berkenaan dengan pemakaian sumber-sumber atau input yang terbatas dalam waktu yang telah ditentukan.
Sebagai suatu sistem, pendidikan pada perguruan tinggi memiliki tiga
komponen utama yang saling terjalin, yaitu komponen input, proses dan output.
Pencapaian output tidaklah semata-mata ditentukan oleh mahasiswa sebagai input
tetapi juga ditentukan oleh prosesnya, yaitu penyelenggaraan pendidikan dan
10
bempa masukan instrumental dan masukan lingkugan.
Masukan instrumental
mencakup unsur-unsur; a) sumber daya manusia atau personil yang terdiri atas
pimpinan, dosen (tenaga pengajar), tenaga administrasi dan tenaga teknisi, b)
kurikulum, c) faktor pendukung (sarana dan fasilitas pendidikan) yang meliputi
bangunan, alat-alat kantor dan peralatan pendidikan lainnya. Masukan lingkungan
berasal dari pihak Kopertis, Pemerintah Daerah, Orangtua mahasiswa dan
masyarakat. Unsur-unsur tersebut diolah melalui suatu sistem administrasi
perguruan tinggi agar mendukung kegjatan pendidikan dan pengajaran, penelitian
dan pengabdian pada masyarakat.
HUBUNGAN ANTARA INPUT, PROSES DAN OUTPUT
INPUT PROSES OUTPUT
Instrumental Input
- Sumber Daya Manusia
- Kurikulum
- Faktor Pendukung
Raw Input
MAHASKWA
Environmental Input
- Kopertis, PTN
- Masyarakat dan
Orangtua
- Pemerintah
Kegiatan :
- Pendidikan dan Pengajaran - Penelitian
- Pengabdian pada
Masyarakat
[image:18.595.81.503.270.690.2]GAMBAR1
Pendidikan di PTS Sebagai Suatu Sistem
(Erliany Syaodih,Tesis: 1993)
11
Mahasiswa sebagai raw input seyogjanya ditempa degan baik sesuai dengan
Tri Dharma Perguruan Tinggi yang terdiri atas pendidikan dan pengajaran,
penelitian dan pengabdian pada masyarakat dengan tetap mengindahkan wawasan
almamater serta memberikan kesempatan kepada mereka untuk melaksanakan hak
dan kewajibannya sebagai mahasiswa.
Pendidikan dan pengajaran merupakan kegjatan utama lembaga pendidikan,
karena langsung berkenaan dengan proses pendidikan yang akan menghasilkan para
lulusan. Pelaksanaan kegiatan akademik membutuhkan pemberdayaan manajemen
akademis yang mantap agar berjalan secara efektif dan efisien.
Penyelenggaraan ujian negara pada Perguruan Tinggi Swasta (PTS)
merupakan kegiatan akademik yang melibatkan banyak unsur baik dari pihak PTS
sendiri
maupun
dari
pihak
Kopertis
sebagai
pembina
dan
pengawas
penyelenggaraan pendidikan di perguruan tinggi swasta di wilayahnya.
Ujian negara dilaksanakan sesuai dengan program yang telah digariskan
yang wajib ditempuh oleh seluruh mahasiswa setelah memenuhi persyaratan
tertentu. Pelaksanaan ujian negara ditawarkan kepada peserta ujian secara
tersebar selama masastudi pada setiap akhir semester tahun berjalan.
Mengingat demikian kompleks pelaksanaan akademik di PTS, khususnya
penyelenggaraan UNC, maka dalam penelitian ini yang menjadi ramusan masalah
adalah sebagai berikut: Bagaimana efektivitas manajemen UNC ditinjau dari
sistem
penyeienggaraannya
mampu
meningkatkan
kualitas
pelayanan
12
Dari rumusan masalah di atas penulis menjabarkannya dalam bentuk pertanyaan
sebagai berikut:
1. Bagaimana
proses penyelenggaraan
UNC
ditinjau
dari
pemberdayaan
kepanitiaan ujian negara?
2. Bagaimana
mekanisme
penyelenggaraan
UNC
ditinjau
dari
upaya
mengoptimalkan fasilitas
administrasi melalui pemberdayaan manajemen
akademis?
3. Faktor-faktor
apa saja
yang menghambat dan mendukung dalam proses
penyelenggaraan UNC?
4. Upaya apa saja yang dilakukan
dalam mengatasi permasalahan yang timbul
sehubungan dengan penyelenggaraan UNC?
C. Tujuan Penelitian dan Keluaran yang Diharapkan
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi empirik
tentang efektivitas penyelenggaraan ujian negara pada FKIP UMN . Hasil yang
diharapkan dari penelitian ini akan memberikan kontribusi bagi perbaikan sistem
penyelenggaraan ujian negara pada FKIP UMN pada masa yang akan datang.
Sedangkan secara khusus ada beberapa tujuan yang ingjn dicapai dalam
penelitian ini, yaitu:
1. Mengetahui proses penyelenggaraan UNC ditinjau dari sudut pemberdayaan
manajemen kepanitiaan ujian negara.
2. Mengetahui mekanisme penyelenggaraan UNC negara ditinjau dari upaya
mengoptimalkan fasilitas
administrasi melalui pemberdayaan manajemen
3. Menemukan faktor-faktor apa saja yang menghambat dan mendukung dalam
proses penyelenggaraan UNC.
4. Mengetahui upaya apa saja yang telah dilakukan dalam mengatasi permasalahan yang timbul sehubungan dengan penyelenggaraan UNC.
D. Manfaat Penelitian
Dari temuan-temuan hasil penelitian tersebut, diharapkan dapat
dikemukakan berupa saran atau rekomendasi kepada berbagai pihak, yakni:
1. Bagi Universitas Muslim Nusantara . Bahwa temuan hasil penelitian ini akan
menjadi masukan bagi pimpinan Universitas Muslim Nusantara yang kekuatan dan kelemahan serta permasalahan yang dihadapi dalam proses penyelenggaraan ujian negara cicilan. Masukan dimaksud akan dijadikan sebagai bahan bagi peningkatan pelayanan, termasuk mengatasi permasalahan yang timbul dalam penyelenggaraan ujian negara cicilan tersebut.
2. Bagi Kopertis dan PTS lain. Temuan hasil penelitian ini dapat menjadi
contoh tentang penyelenggaraan ujian negara cicilan serta permasalahan yang dihadapi oleh PTS dan sekaligus bahan pembinaan bagi Kopertis.
3. Bagi para peneliti. Dapat dijadikan bahan perbandingan untuk mengadakan penelitian lanjutan.
4. Bagi pengembangan ilmu. Di samping manfaat praktis. temuan-temuan hasil
14
E. Kerangka Berpikir dan Pola Penelitian
Penyelenggaraan UNC sebagai kajian administrasi pendidikan hams
dilrencanakan dengan baik, agar pelaksanaannya berjalan lancar dan memudahkan
penilaian dan pengawasan. UNC didasari SK.Dirjen Dikti No.421/Kep/1996 ten
tang tata cara dan persyaratan ujian negara. Kopertis berkewajiban membina PTS,
di samping Rektor sebagai penanggung jawab dan Dekan ujung tombak
terseleng-garanya
UNC dengan baik.
Panitia UNC dan pegawai administrasi hams
melaksanakan
tugas dan fungsinya, sehingga peserta UNC menempuh ujian
dengan aman. UNC merupakan bagjan pemberdayaan manajemen akademis hams
dikelola dengan baik. Demikian juga perangkat administrasi sebagai penunjang di
samping sarana dan prasarana juga haras ditata, sehingga tidak terjadi tumpang
tindih pelaksanaan tugas.Dengan mempedomani rencana, penyelenggaraan UNC diharapkan
mela-hirkan tingkat efektivitas yang tinggi ditandai dengan kualitas pelayanan yang baik
dan lulusan banyak dan bermutu pula.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yaitu prosedur penelitian
yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
orang-orang dan prilaku yang diamati (Bogdan dalam Moleong 1995:3), metoda deskriptif
bermaksud mengungkap kenyataan yang ada pada saat dilakukan penelitian dan
studi evaluatif dimaksudkan untuk mengetahui tingkat efektivitas penyelenggaraan
UNC, sehingga hasilnya dapat dijadikan sebagai bahan atau sumbangan bagi
mekanisme penyelenggaraan UNC demi terciptanya pelayanan dan pendidikan PTS
KERANGKA BERPIKIR DAN POLA PENELITIAN
JUDUL PENELITIAN
EFEKTIVITAS PENYELENGGARAAN UJIAN NEGARA
PADA PERGURUAN TINGGI SWASTA
(Studi Evaluatif tentang PenyelenggaraanUjian Negara
Cicilan pada FKIP UMN)
Lingkup Kajian Administrasi Pendidikan :
Pendidikan diPTS
Pr PI Png
M S F M S F M S F Perencanaan
Pelaksanaan
Pengawasan
Keterangan:
M = Miirid (Mahasiswa) S = Sumber Belajar
F = Fasilitas
P = Pendidikan
Pr = Perencanaan
Pi = Pelaksanaan
Png= Pengawasan
SK. Dirjen Dikti tentang Tatacara
dan Persyaratan Ujian Negara
PANCASILA
Undang-Undang Dasar1945
Garis-Garis BesarHaluan Negara
Undang-Undang Nomor2 Tahun 1989
Peraturan Pemerintah No. 30 Th. 1990
Peraturan Pemerintah No. 39 Th. 1992
PENYET.
Subjek
Kopertis,Reklor, Dekan, Panitia, Pea Adm, Mhs
ENGGARAAN UNC Masalah Pendukung Pemberdayaan Manajemen Akademis PENELITIAN Administrasi Sarana Prasarana PENDEKATAN METODA STUDI Kualitatif Deskriptif Evaluatif
[image:23.842.129.790.88.472.2]Umpan Balik - Rekomendasi
Gambar 2. Kerangka Pikir dan Pola Penelitian
15 Kualitas Pelayanan Pendidikan & Lulusan PTS • Tujuan Pendidikan Nasional (TPN) PRESTASI:
- Masukan yang merata - Keluaran yang banyak
- Nilai ekonomik baik
PROSES:
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN
A. Metoda Penelitian
Penelitian ini menggunakan metoda deskriptip, sebab hendak menguraikan
secara rinci penyelenggaraan ujian negara cicilan yang sedang diterapkan di FKIP
Universitas Muslim Nusantara.
Metoda penelitian deskriptif bertujuan untuk
menguraikan atau melukiskan suatu keadaan atau peristiwa atau kasus pada saat
penelitian yang dilakukan berdasarkan pada fakta-fakta faktual pada saat penelitian
ini dilakukan.
Selain itu, penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis
penelitian evaluatif, karena penelitian ini sifatnya ingin menilai sejauhmana proses
penyelenggaraan ujian negara cicilan di FKIP Universitas Muslim Nusantara sudah
dilaksanakan.
B. Populasi dan Sam pel
Penelitian ini menggunakan populasi yang terbatas (Snow ball), karena
sumber data (informasi) diperoleh dari beberapa pejabat/fungsionaris dan pegawai
tata usaha yang berhubungan langsung dengan kegiatan penyelenggaraan ujian
negara cicilan. Para fungsionaris dimaksud adalah ; Dekan, Ketua Jurusan, Ketua
Program Studi dan Kepala Bagian Akademik, serta beberapa pegawai yang turut
membantu secara langsung penyelenggaraan ujian negara cicilan yang dilakukan di
FKIP Universiatas Muslim Nusantara. Sebagai pelengkap sumber informasi, penulis
juga mengadakan pendekatan dengan Pembantu Rektor I dan Kepala Biro
79
Administrasi dan Akademik, terutama untuk kelengkapan laporan yang bersifat
u m u m .
C. Sumber Data dan Data yang Diperlukan.
Sumber data di sini dimaksudkan sebagai sesuatu (manusia maupun
dokumen) yang memungkinkan data diperoleh dengan menggunakan cara atau
teknik tertentu. Ditinjau dari sudut manusianya, bahwa sumber data diperoleh dari;
Pembantu Rektor L Ketua Panitia Ujian Negara, Kepala Biro Administrasi
Akademik, Dekan FKIP UMN, Pembantu Dekan L Ketua-Ketua Jurusan, Ketua
Program Studi dan pegawai atau staf adminmistrasi yang berhubungan langsung
dengan tugas penyelenggaraan ujian negara cicilan (UNC). Sedangkan ditinjau dari
dokumen
adalah
segala
bentuk
dokumen
yang
berhubungan
dengan
penyelenggaraan ujian negara cicilan UNC) baik berupa peraturan
perundang-undangan maupun kebijakan-kebijakan lain yang berhubungan dengan
penyelenggaraan UNC. Selanjutnya data yang dimaksudkan dalam penelitian ini
adalah segala informasi baik dalam bentuk angka maupun keterangan yang
memungkinkan dapat menjelaskan tujuan penelitian dan/atau manfaat penelitian.
Untuk lebih memperjelas bagian daripada sumber data dan data dimaksud akan
penulis pertegas melalui uraian pada bagian teknik pengumpulan data.
D. Teknik Pengumpulan Data
Sebagai
suatu
penelitian
deskriptif kualitatif,
maka penelitian
ini
menggunakan tiga teknik pengumpulan data yakni:
(a) studi dokumenter,
(b)
wawancara, dan (c) observasi langsung.
80
Studi ini digunakan untuk mengumpulkan berbagai dokumen yang berhubungan dengan penyelenggaraan ujian negara cicilan, antara lain :
(a) Berkas penguji ujian negara tahun berjalan (b) Berkas peserta ujian negara tahun berjalan, (c) Model kartu peserta ujian negara cicilan,
(d) Peraturan tertulis yang berkenaan dengan penyelenggaraan ujian
negara
cicilan,
(e) Model alat kelengkapan administrasi peserta ujian negara cicilan,
(f) Ketentuan rentangan nilai ujian negara cicilan, (g) Dokumen tentang persentase kelulusan,
(h) Berkas laporan penyelenggaraan ujian ke Kopertis,
(i) Dan Iain-lain yang mungkin ditemukan pada saat dilakukan penelitian ini
2. Wawancara
Wawancara terstruktur dengan menggunakan pedoman wawancara. Pertanyaan untuk wawancara telah disiapkan dan jawabannya dicatat dalam buku
catatan lapangan.
Pedoman wawancara terstruktur bermaksud mengumpulkan informasi penyeleng garaan ujian negara cicilan yang berhubungan dengan hal-hal berikut ini:
(a) Prosedur pelaksanaan ujian negara cicilan, (b) Jadual kegiatan ujian negara, yang meliputi:
- ujian tertulis, - ujian lisan,
81
- pengaturan ruangan,
- pengaturan pengawas ujian,
- disiplin pelaksanaan ujian,
- dan Iain-lainyang timbul di lapangan.
3. Observasi langsung
Observasi langsung dilakukan untuk melihat dengan dekat kegiatan ujian
negara cicilan, berikut dengan alat-alat administrasinya.
Melalui observasi diharapkan dapat diketahui efelctivitas pelaksanaan ujian
negara cicilan yang diselenggarakan pada FKIP Universitas Muslim Nusantara.
Melalui observasi ini dimaksudkan untuk mengetahui penyelenggaraan ujian negara
cicilan vang akan memberikan gambaran secara umum dan penilaian atas tingkat
efektivitas penyelenggaraan ujian negara cicilan itu sendiri sebagai bagian kegiatan
penelitian ini yang paling utama.
E. Pengolahan dan Analisa Data Hasil Penelitian
Data yang diperoleh melalui penelitian disajikan sebagaimana adanya.
Penulisan tidak menggunakan analisis statistik dalam mengolah data, karena data
yang diperoleh tidak melalui angket dan bukan merupakan transformasi data
kualitatif menjadi data kuantitatif. Data yang diperoleh melalui studi dokumenter,
wawancara, dan observasi langsung dalam bentuk informasi faktual dianalisis
dengan memperhatikan prosedur-prosedur sebagai berikut:
1. Memilah-milah berkas yang diperoleh dari pengumpulan dokumen-dokumen.
82
b) Berkas pendaftaran kartu rencana ujian (kru),
c) Alat-Alat kelengkapan administrasi penyelenggaraan ujian negara, berupa
model-model formulir yang berkenaan dengan penyelenggaraan ujian negara
tersebut,
d) Alat - alat kelengkapan administrasi evaluasi, berupa formulir berita acara ujian negara, daftar hadir pengawas, daftar hadir peserta ujian, pengumuman ujian,
e) Daftar kumpulan nilai ujian negara, f) Laporan-laporan ke Kopertis.
2. Hasil wawancara dikelompokkan berdasarkan catatan lapangan yang telah dilakukan pada saat di lapangan, selanjutnya dijadikan sebagai bagian dari hasil penelitian bcrsama-sama dengan hasil-hasil pengumpulan data melalui studi dokumenter.
3. Hasil observasi dipilah menurut kelompoknya masing-masing sesuai dengan urutan pelaksanaan penelitian untuk dijadikan sebagai hasil penelitian.
Setelah data terkumpuL selanjutnya merangkum seluruh laporan lapangan; mencatat, menggolongkan, dan mengklasifikasikan hal-hal yang relevan dengan fokus peneUtian. Selanjutnya men-display data tersebut, sehingga dapat memperiihatkan hubungan data yang satu dengan yang lainnya menjadi semakin jelas dan saling terkit membentuk satu kesatuan yang bulat dan utuh;
membandingkan dan menganalisis data yang satu dengan data yang lainnya secara lebih mendalam; menarik kesimpulan, merumuskan implikasi dan mengajukan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Penyelenggaraan UNC FKIP UMN Periode I Tahun 1997 (Semester Genap
T.A 1996/1997) ditinjau dari pemberdayaan manajemen kepanitiaan ujian
negara, terdapat keserasian antara rencana dengan pelaksanaan.
Hal ini
terbukti segala kegiatan yang diUmpahkan kepada panitia dilaksanakan dengan
baik sesuai target dan waktu yang telah ditetapkan sebelumnya, dengan
demikian penyelenggaraan UNC penulis katagorikan efektif.
2. Mekanisme penyelenggaraan UNC ditinjau dari upaya mengoptimalkan
fasiUtas administrasi melalui pemberdayaan manajemen akademis adalah
efektif, terbukti dengan segala fasilitas administrasi berupa berkas-berkas
UNC mendukung lancar dan tertibnya penyelenggaraan ujian karena setiap
personil dalam kepanitiaan melaksanakan tugasnya dalam mempersiapkan
dan mendistribusikan fasiUtas administrasi sesuai dengan tugas dan tanggung
jawab yang diUmpahkan kepadanya.
3. Ditinjau dari keluaran yang banyak dan bermutu tinggi, di mana persentase
kelulusan pada seluruh program studi mencapai serendah-rendahnya 80 %
bahkan pada sebahagian besar mata ujian di setiap program studi persantase
kelulusan adalah 100 %, demikian juga peserta UNC yang berhasil lulus
bersih dan berhak mengikuti Wisuda Sarjana Tahun 1997 sebanyak 140
orang (100 %). Selanjutnya kelulusan peserta UNC berada pada rentang nilai
yang baik, karena persentase kelulusan berdasarkan kelompok nilai adalah A
= 22 %, B = 47 % C = 27 % dan D = 3 % tidak lulus (E) = 1 % berarti
penyelenggaraan UNC adalah efektif.123
4. Ditinjau dari kebijakan yang dilakukan oleh Rektor dengan menerbitkan SK.
tentang susunan kepanitiaan UNC, bahwa penyelenggaraan UNC telah
direncanakan secara matang jauh sebelum pelaksanaan yang memungkinkan
panitia dapat mempersiapkan kebutuhan penyelenggaraan ujian. Dengan
adanya job specication mempermudah penyelesaian tugas dan terhindar dari
pekerjaan yang tumpang tindih. Hal ini jika dihubungan dengan konsep TQM
atau manajemen mutu terpadu, maka komponen TQM telah dipenuhi yakni
fokus pada pelanggan (peserta UNC), Obsesi terhadap kuaUtas (kuaUtas
penyelenggaraan dan kuaUtas keluaran/nilai keberhasilan peserta UNC),
pendekatan ilmiah (perencanaan yang matang), komitmen jangka panjang,
kerjasama tim (team work), perbaikan sistem secara berkesinambungan
(adanya rapat korektif panitia inti UNC), pendidikan dan pelatihan (dengan
adanya rapat sebelum dilaksanakannya UNC), kebebasan yang terkendali (di
mana panitia pelaksana diberi kesempatan untuk kreatif menjalan tugas
selama dan sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan atau tata tertib
UNC), kesatuan tujuan dan adanya keterUbatan dan pemberdayaan karyawan
(panitia pelaksana UNC).Demikian juga bahwa pelimpahan tugas dan tanggung jawab serta
dapat mencipatakan suasana kerja, melaksanakan tidak hanya melaksanakan
pekerjaan yang telah
diUmpahkan kepadanya saja, tetapi juga membuat
suasana supaya para pekerja lebih bertanggung jawab, bertindak secara kreatif
yang merupakan salah satu unsur tercapainya efektivitas organisasi yang
sekaligus merupakan syarat tercapainya tujuan organisasi. (Uhat Engkoswara,
1987)
124
dihubungkan dengan prosedur dan teknik penilaian bila jumlah lembar
jawaban yang banyak boleh jadi kurang efektif seandainya nilai peserta ujian
harus diserahkan kepada panitia padahariitujuga.
B. Saran
1. Ujian negara bagi program studi berstatus Disamakan seyogiayanya sama
seperti pelaksanaan pada Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Namun dengan
melampirkan Abstraksi dan Berita Acara Bimbingan Skripsi atau Laporan
Akhir Studi (Non Skripsi) bagi peserta yang akan menempuh seluruh mata
ujian negara, berarti mahasiswa harus sidang meja hijau (mempertahankan
skripsi) terlebih dahulu baru kemudian berhak menyelesaikan seluruh mata
ujian negara, sementara hal seperti ini tidak berlaku bagi PTN. Oleh karena
itu dengan adanya Badan Akreditasi Nasional (BAN) yang mempunyai
kewajiban memonitoring dan mengawasi serta memberi penilaian terhadap
PTS untuk kemudian menentukan status suatu program studi (tidak
terakreditasi, terakreditasi A, B atau C), maka Ujian Negara bagi PTS
Disamakan darisudutkewenangan dan operasi perlu ditinjau kembaU.
2. Dalam upaya meningkatkan mum pelayanan pendidikan dan mutu lulusan
PTS,
kiranya
pemberdayaan
manajemen
akademis
dengan
segala
konsekuensinya perlu mendapat perhatian yang serius sebagai upaya untuk
menjaga, melestarikan dan meningkatkan budaya mutu lembaga. Untuk itu
diperlukan
perbaikan
berkesinambungan
melalui
pendekatan
ilmiah,
125
mengindahkan kerja sama yang baik dan kebebasan yang terkendaU dari
segenap tenaga kependidikan.
3. Dari sudut penilaian, di mana penilaian belum memenuhi syarat dan teknik
maupun prosedur penilaian yang sesuai dengan standar mutu pengelolaan.
Oleh karenanya perlu ada ketentuan maupun petunjuk atau pedoman
penilaian yang dikeluarkan oleh baik pihak Kopertis maupun pimpinan
perguruan tinggi, termasuk standar mutu soal yang akan diujikan.
4. Pimpinan PTS dalam menetapkan panitia UNC, hendaknya memperhatikan
kemampuan personil yang duduk dalam kepanitiaan, sehingga proses
penyelenggaraan UNC benar-benar profesional sebagai perwujudan tuntutan
bahwa UNC adalah sebagai pengendaU mutu pelayanan pendidikan dan mutu
keluran PTS.
5. Pelaksanaan Koreksi UNC Bersama yang dilaksanakan pada FKIP UMN
yang bertujuan meningkatkan efisiensi dan mempererat hubungn silturahim di
samping upaya menghindarkan terjadinya praktek-praktek negatif seperti
kolusi dengan dosen penguji UNC, hendaknya dapat memberikan nilai
tambah bagi mutu pelayanan pendidikan dan mutu
keluaran PTS-nya.
Untuk itu pimpinan PTS atau ketua panitia UNC diharapkan dapat
mempertimbangkan, merencanakan kegiatan penilaian UNC mulai dari
penetapan tim penguji yang memenuhi syarat kewenangan menguji maupun
spesifikasi disiplin ilmu yang akan diujikan dengan tetap memperhatikan silabi
mata uji dan mengadakan koordinatif dengan dosen pemberi atau pengasuh
mata kuUah yang dujian negarakan, sehingga konsistensi antara silabi mata uji
dengan materi yang diterima mahasiswa peserta UNC tetap dapat
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Ace Suryadi - HAR Tilaar, Analisis Kebijakan Pendidikan Suatu Pengantar,
Bandung, PT. Remaja Rosdakarya, 1993.
Akadun, Pengelolaan Sistem Ujian Negara Untuk Meningkatkan Fungsi
Keluaran, PPS IKIPBandung, Tesis, 1996.
Arikunto Suharsimi, Manajemen Peneltian, Jakarta, PT. Rineka Cipta, 1995.
, Prosedur Penelitian - Suatu Pende-katan Prakterk, Jakarta, PT.
Rineka Cipta, 1996Anwar, Mochammad Idochi, Transpformasi Biaya Pendidikan dalam Layanan
Pendidikan pada Perguruan Tinggi Negeri. KIP Bandung, Disertasi
1990.Barney G Glasser, AUh bahasa Abd. Syukur Ibrahim, Penemuan Teori Grounded
- beberapa Strategi Penelitian Kualitatif
Surabaya, Usaha nasional
1985.Basir Barthos, Manajemen Sumber Daya Manusia - Suatu Pendekatan Makro,
Jakarta, Bumi Aksara, 1990.
Castetter William B - Sixth Edition, (1996), The Human Resource Function in
Education Administration, New Jersey, Englewood Cliffs, Prentice Hall
Inc.Coombs Philip KL, The World Educational Crisis - A Systems Anafysis,New
York, Oxford University Press, 1969.
Dirawat, dkk, Pengantar Kepemimpinan Pendidikan, Sura-baya, Usaha NasionaL
1983.
Dirjen Dikti,
Persayaratan dan Tata Cara Ujian Negara bagi Mahasiswa
Perguruan Tinggi Swasta, Jakarta, 1993.
Dirjen Dikti,
Persayaratan dan Tata Cara Ujian Negara bagi Mahasiswa
Program Sarjana dan Diploma pada Perguruan Tinggi Swasta, Jakarta,
1996.Engkoswara, Membina Indonesia Merdeka Melalui Pendidikan,
Bandung,
Yayaysan Amal Keluarga, 1986.
127
_j Administrasi Pendidikan, Jakarta, P2LPTK, 1987.
_, Suatu Studi tentang Sistem Guru Bidang dan Kemungkinan
Penerapannya di Sekolah Dasar, IKIP Bandung, Disertasi, 1987
Erliany Syaodih,
Kordinasi Dalam Proses Administrasi Akademik, PPS IKJP
Bandung, Tesis, 1993.
Gunawan Ary. H, Kebijakan-Kebijakan Pendidikan di Indonesia, Jakarta, Bina
Aksara, 1986.
Hasibuan Malayu SP, Manajemen Sumber Daya Manusia - Dasar Kunci
Keberhasilan, Jakarta, CV. Haji Masagung, 1994.
Jauch Laurance R et al, Strategic Management and Business Policy, Mc
Graw-HilL Inc, 1988.
Komaruddin, Manajemen Kantor - Teori dan Praktek, Penerbit Trigenda Karya,
Bandung, 1993.
Kopertis Wilayah I, Surat Edaran tentang Pelaksanaan Ujian Negara Priode I
Tahun 1996,Medan, 1996.Kopertis Wilayah VL Bahan Rapat Koordinasi Kopertis - BMPTSI Se Indonesia,
Semarang, 1996.
Made Pidarta,
Perencanaan Pendidikan Partisipatori dengan Pendekatan
Sistem, Jakarta, P2LPTK, 1988.
Moleong Lexy J., Metodologi Penelitian Kualitatif
Bandung, PT. Remaja
Rosdakarya, 1995.
Muhammad Ali, Kamus Lengkap bahasa Indonesia Modern, Jakarta, Pustaka
Amani, tanpa tahun.
Nasution S, Metode Researh - Penelitian Ilmiah, Bandung, Jemmars, 1991.
, Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif Bandung, Tarsito, 1992.
Nawawi Hadari, Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Bisnis Yang
Kompetitif Gajahmada University Press, Yogyakarta, 1997.
Niswanto, Studi EvaluatifTentang Efektivitas Pengelolaan Program Pemantapan
128
Oteng Sutisna, Administrasi Pendidikan,
Dasar Teoritis
Untuk Praktek
Profesional, Bandung, Angkasa, 1993.
Randall S Schuler
(Third Edition),
Personal and Human Resource
Management, New York, West Publishing Company, 1987.
Richard M. Steers, Efektivitas Organisasi (diterjemahkan oleh Dra. Magdalena
Jamin), Jakarta, Penerbit Erlangga, 1980.
Riwayatna, Jajat, Studi Tentang Efektivitas Pelaksanaan Sistem Adminitrasi
Akademik IKIP Bandung, PPS KIP Bandung, Tesis, 1986.
Sarwoto, Dasar-Dasar Organisasi dan Manajemen, Jakarta, GhaUa Indonesia,
1994.
Siagian Sondang P, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta, Bumi Aksara,
1995.
Sujono Trimo, Pengembangan Pendidikan - Duma Pendidikan dan Beberapa
Masalahnya, Bandung, CV.Remaja Rosdakarya, 1986.
Syaefullah Aviv, Efektivitas Pengelolaan Pendidikan di Rumah Sakit Hasan
Sadikw, PPS KIP Bandung, Tesis, 1992.
Taliziduhu Ndraha, Manajemen Perguruan Tinggi, Jakarta, Bina Aksara, 1988.
Tilaar HAR, Manajemen Pendidikan Nasional, Bandung, PT. Remaja
Rosdakarya, 1994.
UNESCO Regional Office For Education in Asia, Bangkok, Group Training
Course in Educational Planning and the Application of the Educational
Simulation Model, Jakarta - Indonesia, Reproduced by the Office of
Educational Development Ministery of Education and Culture, 1974.
, Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU RI No. 2
Th 1989) dan Peraturan Pelaksanaannya, Jakarta, Sinar Grafika, 1993