• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS PENYELENGGARAAN UJIAN NEGARA PADA PERGURUAN TINGGI SWASTA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EFEKTIVITAS PENYELENGGARAAN UJIAN NEGARA PADA PERGURUAN TINGGI SWASTA."

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

EFEKTIVITAS PENYELENGGARAAN UJIAN NEGARA

PADA PERGURUAN TINGGI SWASTA

(Studi Evaluatif tentang Penyelenggaraan Ujian Negara Cicilan

pada FKIP Universitas Muslim Nusantara)

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Sebahagian Kewajiban Dan

Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Administrasi Pendidikan

Oleh:

ULIAN BARUS

NIM. 959644/XXVII-19

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN

PROGRAM PASCA SARJANA IKIP

BANDUNG
(2)

EFEKTIVITAS PENYELENGGARAAN UJIAN NEGARA

PADA PERGURUAN TINGGI SWASTA

(Studi Evaluatif tentang Penyelenggaraan Ujian Negara Cicilan

Pada FKIP Universitas Muslim Nusantara)

Oleh:

ULIAN BARUS

NIM. 959644/XXVII-19

Disetujui Oleh:

Prof. DrfH. Engkoswara. MEd. Pembimbing I

Prof. Dr. M Idochi Anwar. MPd.

(3)

Aku berlindung kepada Allah dari godaan syetan yang terkutuk.

Dengan nama Allah yangMaha Pengasih lagiMaha Penyayang.

Dialah Tuhan yang menjadikan kamu dapat berjalan di daratan,

(berlayar) di lautan.

Sehingga apabila kamu berada di dalam

bahtera, dan meluncurlah bahtera itu membawa orang-orang

yang ada di dalamnya dengan tiupan angin yang baik, dan

mereka bergembira karenanya, datanglah angin badai,

dan

(apabila) gelombang dari segenap penjuru menimpanya,

dan

mereka yakin bahwa mereka telah terkepung (bahaya), maka

merekaberdo'a kepada Allah

dengan mengikhlaskan keta'atan

kepada-Nya semata-mata

(Mereka berkata): "Sesungguhnya

jika Engkau menyelamatkan kami dari bahaya ini, pastilah kami

akan termasuk orang-orang yang bersyukur.

(Q:S. Yunus : 22)

Kupersembahkan kepada:

1. Ayahnda PintarBarus (Ahnarhum)

2. Ibunda Jumpa Ingan br Ginting

3. Istri tercinta Dra. Juliati

4. Anak-anakku tersayang:

- Yugi Diraga Prawiyata

(4)

ABSTRAK

Universitas Muslim Nusantara (UMN) merupakan konversi dari IKIP Al

Wahliyah Medan berdasarkan SK. Dirjen Dikti Nomor. 0424/DIKTI/Kep/1996

tertanggal, 8 Agustus 1996 bersama dengan A-MIPA Al Washliyah Medan

mem-bawahi 6 (enam) fakultas, yakni: FKIP, FMJPA, FHuk, FEk, FSas, dan FTan.

Ujian Negara Cicilan (UNC) dimaksudkan sebagai pengendali kualitas

pelayanan pendidikan dan keluaran PTS, karena produktivitas PTS dapat dilihat

dari dua kriteria yakni: penyelesaian studi dan mekanisme proses pengendalian mutu

kelembagaan. Efektivitas berkenaan dengan ferformansi sistem penyelenggaraan

pendidikan untuk mencapai keluaran yang banyak dengan kualitas yang tinggi.

Fokus masalah penelitian ini: apakah upaya untuk meningkatkan kualitas

pelayanan melalui penyelenggaraan UNC dengan pemberdayaan manajemen

akademis yang profesional, baik sistem yang mantap maupun personil yang

handal dapat menjamin kualitas pendidikan pada PTS?

Penelitian ini bermaksud mengetahui (1) bagaimana proses penyelenggaraan

UNC ditinjau dari pemberdayaan manajemen kepanitiaan ujian negra, (2)

bagaimana mekanisme penyelenggaraan UNC ditinjau dari upaya mengoptimalkan

fasilitas administrasi melalui epemberdayaan manajemen akademis, (3) faktor

penghambat dan pendukung dalam prses penyelenggaraan UNC dan (4) upaya

yang dilaukan mengatasi permasalahan yang timbul dalam penyelenggaraan

UNC.Rumusan masalah penelitian ini: Bagaimana efektivitas manajemen UNC

ditinjau dari sistem pemberdayaan manajemen akademis mampu meningkatkan

kualitas pelayananpendidikan dan lulusan PTS?

Secara umum penelitian ini bertujuan memperoleh informasi empirik

tentang efektivitas penyelenggaraan UNC pada FKIP UMN. Secara khusus: ingin

mengetahui proses penyelenggaraan dan mekanisme UNC dari sudut kepanitiaan

dan administrasinya, menemukan faktor-faktor yang menghambat dan mendukung

serta upaya mengatasi permasalahan yang timbul. Hasilnya sebagai rekomendasi

bagi UMN, Kopertis dan PTS lain serta contoh penyelenggaraan UNC bagi PTS

lain sekaligus bahan pembinaan bagi Kopertis, perbandingan

penelitian lanjutan

juga diharapkan bermanfaat bagi pengembangan teori.

Penelitian ini menggunakan metoda deskriptip, studi evaluatif dengan

pendekatan kualitatif Populasinya: fungsionaris

dan stafpegawai dengan

menggunakan snow ball sampling. Teknik pengumpulan data melalui studi

dokumenter, wawancara dan observasi.

Dengan memperhatikan penyelenggaraan UNC pada FKIP UMN priode I

Tahun 1997 terdapat keserasian antara rencana dengan pelaksanaan.

Hal ini

terbukti segala kegiatan dapat dilaksanakan dengan baik, demikian juga jika dilihat

dari persentase kelulusan yang tinggi dan peserta yang berhasil lulus pada kelompok

nilai baik atau bermutu berarti penyelenggaraan UNC pada FKJP UMN Priode I

Tahun 1997 tergolong pada kriteria efektif.

Kelemahan yang ditemukan meliputi; belum terlaksananya pedoman tentang

Ujian Negara bagi PTS Disamakan, kurangnya persiapan peserta UNC, kualifikasi

dan spefikasi dosen penguji belum mengarah kepada disiplin ilmu yang ditekuninya,

belum adanya standar mutu soaL, pedoman, prosedur atau teknik penilaian.

Jika BAN nota bene Kopertis sebagai pengawas dan pembina berfungsi

dengan baik, kiranya sistem penyelenggaraan ujian negara bagi PTS perlu ditinjau

kembali. Dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan dan lulusan PTS,

pemberdayaan manajemen akademis perlu mendapat perhatian yang serius. Perlu

(5)

DAFTARISI

Halaman

Kata Pengantar

i

Ucapan Terima Kasih

iv

Daftarlsi vii

Abstrak x

Bab I PENDAHULUAN

A. Latar BelakangPermasalahan

1

B. RuangLingkup dan Rumusan Masalah

9

C. Tujuan Penelitian dan Keluaran yang Digarapkan

13

D. Manfaat Penelitian 13

Bab II LANDASAN TEORITIS

A. Konsep Administrasi Pendidikan

16

B. Konsep Efektivitas Pengelolaan Program

20

C. Perguruan Tinggi Swasta (PTS) Sebagai Mitra Perguruan

Tinggi Negeri (PTN)

33

D. Ujian Negara Sebagai Salah Satu Upaya Meningkatkan

Kualitas Pendidikan pada Perguruan Tinggi Swasta (PTS).

37

E. Penelitian Terdahulu 72

F. Kesimpulan Hasil Studi Teoritis (Premis)

76

(6)

Bab III PROSEDUR PENELITIAN

A. Metoda Penelitian 78

B. Populasi dan Sampel 78

C. Sumber Data dan Data Yang Diperlukan 79

D. Teknik Pengumpulan Data 79

1. Dokumenter 79

2. Wawancara 80

3. Observasi 81

E. Pengolahan dart Analisa Data Hasil Penelitian 81

Bab IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Lokasi Penelitian 83

B. Proses Penyelenggaraan UNC ditinjau dari pemberdayaan

Manajemen Kepanitiaan Ujian Negara 85

1. Perencanaan Penyelenggaraan UNC 85

2. Pelaksanaan Ujian Negara Cicilan 93

3. Penilaian dan Pengawasan 99

C. Mekanisme Penyelenggaraan UNC ditinjau dari Upaya Mengoptimalkan Fasilitas Administrasi Melalui

Pem-dayaan Manajemen Akademis 109

D. Faktor Penghambat dan Pendukung dalam Proses Penye

lenggaraan UNC 115

E. Upaya Mengatasi Permasalahan Penyelenggaraan UNC 120

(7)

Bab V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan 122

B. Saran 124

DAFTAR KEPUSTAKAAN 126

LAMPrRAN-LAMPIRAN 129

(8)

Daftar Tabel

I. Rekapitulasi Peserta UNC Priode I Tahun 1997 berdasarkan

Jumlah sks, Mata Ujian dan Mahasiswa per Program Studi

89

JJ. Rekapitulasi Peserta UNC Berdasarkan Persentase Kelulusan

dan Kelompok Nilai

100

HI. Jumlah Peserta Lulus Bersih dan Berhak Mengikuti Wisuda 103

IV. Rekapitulasi Mata Uji, Jumlah sks dan Peserta UNC

108

Daftar Foto Dokumentasi 1. KampusA Universitas Muslim Nusantara (UMN). 2. Kampus B Universitas Muslim Nusantara (UMN).

3. Penyelenggaraan UNC bersmaan dengan penerimaan mahasiswa bam UMN.

4. Suasana pendaftarann calon pesrta UNC di Fakultas.

5. Ka. BAA sedang memberi pengarahan tentang penyelenggaraan UNC.

6. Pembantu Rektor I UMN membuka Rapat Panitia UNC. 7. Peserta sedang mengkuti rapat kepanitiaan UNC.

8. Denah Ruangan UNC FKIP UMN Priode I Tahun 1997. 9. Panitia sedang menetapkan ruagan bagi Pengawas UNC.

10. Panitia sedng membagikan berkas UNC kepada Pengawas UNC. 11. Pengawas berfose sebelum memasuki ruangan UNC.

12. Peserta UNC sedang melihat Pengumuman Penetapan Ruang UNC

13. Pengawas sedang menyampaikan Tata Tertib UNC.

14. Pengawas sedang membagikan Daftar Hadir/DPNA UNC.

15. Peserta UNC sedang tekun mengikuti ujian. 16. Rektor membuka Rapat Koreksi Bersama.

(9)

BAB I

P E N D A H U L U A N

A. Latar Belakang Permasalahan

Berdasarkan Tap. MPR No JJ/MPR/1993 tentang Garis-Garis Besar Haluan Negara dalam bagian pembangunan bidang pendidikan, disebutkan bahwa:

Pendidikan nasional bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, terampil, berdisiplin beretos kerja, profesional, bertanggung jawab, dan produktif serta sehat jasmani dan rohani. (Tap. MPR RI No.

n/MPR/1993, 1993 :95)

Selanjutnya dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem

Pendidikan Nasional menyebutkan:

Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan serta meningkatkan

mutu kehidupan dan martabat manusia Indonesia dalam rangka mewujudkan tujuan

nasional. (Undang Undang No. 2/1989, 1989 : 4)

Sehubungan dengan ketentuan di atas, maka adalah kewajiban seluruh

bangsa Indonesia khususnya lembaga pendidikan untuk dapat menjalankan

peranannya dalam upaya mencapai tujuan pendidikan nasional dimaksud. Perlu juga disadari oleh para pimpinan lembaga pendidikan di mana dewasa ini arus

globalisasi, informasi

dan teknologi terns berkembang pesat dan jika tidak

diimbangi dengan kualitas manusianya bukan mustahil bangsa ini akan diseret

(10)

Perguruan Tinggi Swasta (PTS) sebagai mitra Perguruan Tinggi Negeri (PTN) seperti diamanahkan oleh GBHN, hams dapat memberikan sumbangannya bagi peningkatan kualitas peserta didik yang di kemudian hari akan mengisi kemerdekaan dan meneruskan perjuangan melalui upaya-upaya pembangunan sesuai dengan bidang keahliannya masing-masing. Untuk itu perlu diadakan langkah-langkah bagi pembaharuan sistem pengelolaan lembaga pendidikan baik dari sudut personil, sarana dan prasarana maupun dalam peng operasiannya, sehingga mampu memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya kepada peserta didik dan masyarakat bagi kepentingan pembangunan.

Kenyataan telah menunjukkan bahwa, berbagai langkah telah dan sedang dilakukan, sebagai penanganan yang secara umum telah menampakkan keberhasilan bagi peningkatan kualitas peserta didik, namun kita tidak boleh merasa puas dengan keberhasilan tersebut karena sesuai dengan perkembangan dan kemajuan jaman, sistem dan cara yang telah dan sedang dilakukan itu boleh jadi akan ketinggalan dalam mengjmbanginya.

Sebagai upaya bagi peningkatan kualitas Perguruan Tinggi pada umumnya, khususnya Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di antaranya dengan menerapkan Sistem Kredit Semester (SKS) dan Ujian Negara Cicilan (UNC). UNC memberikan andil yang cukup besar bagi peningkatan kualitas perguruan tinggi swasta, karena dengan UNC seorang mahasiswa harus mempersiapkan diri yang sesuai dengan kemampuannya dengan belajar sungguh-sungguh untuk

menghadapinya. Hal ini sesuai dengan petuah lama orang-orang tua kita yang

(11)

halnya dengan persyaratan yang hams dipenuhi, baik ditinjau dari sudut persiapan

mahasiswa maupunkualifikasi dosen yang mengevaluasi, dari mulai pembuatan soal

sampai dengan penilaian ujian tersebut, di samping penyelenggaraannya diawasi

oleh Kopertis Wilayah yang akan memberikan nilai tambah bagi peningkatan

kualitas mahasiswa peserta ujian. Untuk keperluan itu perlu didukung oleh

administrasi yang baik, sistem yang baik serta personil-personil yang profesional.

Namun demikian sesuai dengan penyelenggaraan UNC di FKJP Universitas

Muslim Nusantara, bahwa masih ditemukan beberapa kendala antara lain ; (1) alur

administrasi yang kurangjelas dan konsisten, (2) kuaifikasi peserta ujian yang

belum jelas dankonsisten serta kualifikasi dosenpenguji ujian negarayang belum

profesional (3) sistem atau mekanisme penyelenggaraan ujian negara yang belum

mantap.

Kendala di atas dapat diatasi apabila ada upaya perbaikan kualitas

kemampuan managerial dan kemampuan intelektual personil yang mampu memberi

pelayanan administrasi, sehingga penyelenggaraan UNC dapat terlaksana secara

efektif dan efisien. Penyelenggaraan UNC sebagai suatu sistem terdiri dari sub-sub

sistem antara lain; personil sebagai sumberdaya manusia, fasilitas yang berupa

sarana dan prasarana, peraturan-peraturan dan kebijakan, sumber belajar dan

lingkungan. Keseluruhan sub sistem dimaksud hams merupakan satu kesatuan yang

bulat dan utuh guna dapat memenuhi fungsinya masing-masing sebagai sistem

terpadu, karena dengan tidak berfungsinya salah satu atau beberapa sub sistem

(12)

Total Quality Management (TQM) atau Manajemen Mutu Terpadu dewasa ini diakui sebagai suatu konsep yang berorientasi pada seluruh aspek dalam organisasi termasuk organisasi pendidikan dengan selalu mengadakan perbaikan secara berkesinambungan. Hal ini sesuai dengan definisi berikut ini: Total Quality

Management merupakan suatu pendekatan dalam menjalankan usaha yang mencoba untuk memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan terns menerus atas produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungannya (Tjiptono, 1996:4)

Menurut Hensler dan Brunell (dalam Scheuing dan Christoper) yang dikutip oleh Fandy Tjiptono (1996 : 14), ada empat prinsip utama dalam TQM, yaitu:(l)

Kepuasan pelanggan, (2) Respek terhadap setiap orang, (3) Manajemen

berdasarkan fakta, dan (4) Perbaikan berkesinambungan.

Pada bagian lain dikemukakan, bahwa TQM mencakup dua komponen, yakni apa dan bagaimana menjalankan TQM, namun yang mendapat penekanan pendekatan TQM dalam menjalankan usaha adalah komponen bagaimana

menjalankan TQM tersebut. Komponen ini menurut Goetsh dan Davis memiliki 10

(sepuluh) unsur utama adalah:

1. Fokus pada Pelanggan

2. Obsesi terhadap Kualitas 3. Pendekatan Umiah

4. Komitmen Jangka Panjang 5. Kerja Sama Tim (team work)

6. Perbaikan Sistem Secara Berkesinambungan 7. Pendidikan dan Latihan

8. Kebebasan yang Terkendali 9. Kesatuan Tujuan

(13)

Penyelenggaraan UNC dapat berlangsung dengan efektif di mana

diperlukan TQM dalam penyelenggaraan ujian negara. Untuk itu diperlukan

administrasi yang handal. Hal ini sesuai dengan rumusan yang dikemukakan oleh

Schuler (1993) sebagai berikut:

How effectively an organization's human resources are managed depend in large part upon the quality ofthepeople in the PHRM departement. The PHRM Manager. PHRM managers needs to be effective. They must

be able to identify problems, developed alternative solution, and then select

and implement the most effective one. In addition, they must develop and maintain an integrated and effective management information system to help identify problems and implement policy. They must be innovative,

aggressive, and willing to take the risk incurred by serving as the organization's conscience. Furthermore, they must be effective at

selecting, building, and developing an entire personnel staff to carry out thefive PHRMfictions. (Schuler, 1993 : 36)

Berdasarkan pendapat di atas, diharapkan seorang manajer mempunyai

kemampuan mengidentifikasi permasalahan, menentukan solusi untuk

pengembangan alternatif, dan mengadakan seleksi serta mengimplementasikan salah

satu alternatif solusi yang terbaik. Dengan demikian diperlukan sistem informasi

manajemen untuk membantu mengidentifikasi masalah kebijakan dan

pengimplementasiannya. Lebih dari itu hams efektif dalam penseleksian,

pembangunan dan pengembangan demi teriaksananya fungsi-fungsi PHRM (Personnel Human Resources Management).

Adapun fungsi PHRM dimaksud menurut Schuler adalah sebagai berikut:

1. Planningfor human resources needs 2. Staffing the organization's personnel needs 3. Appraising and compensating employee behavior 4. Improving employees and the work environment

5. Establishing and maintaining effective working relationship

(14)

Hams diakui bahwa perencanaan kebutuhan sumber daya manusia, kebutuhan kepegawaian dalam suatu stratifikasi, penilaian dan kompensasi tenaga

kerja, perbaikan, penentuan dan pemeliharaan hubungan kerja yang efektif merupakan hal-hal yang hams ditumbuh suburkan dalam suatu organisasi. Karena dengan melaksanakan fungsi-fungsi di atas tujuan organiasi sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya akan dapat tercapai.

Administrator yang handal adalah benar-benar menguasi berbagai

kemampuan managerial. Hal ini sesuai dengan pendapat Coombs (1969) sebagai

berikut:

Any productive system, whatever its aim and technology, requires

management. It must have leadership and direction, supervision and

coordination, constant evaluation and adjustment. In the case of an educational system, as we said much earlier when we analogized it to agriculture, its problem of management are extraordinarily, partly because its over all size is dividedinto manysmall and scatteredparts. A host of organization and people have a hand in managing at lest some

aspects of an educational system. They include goverment agencies at all levels, churches and other private bodies, politicians and civils servants, administrative heads of universities and local schools, professors and teachers, students and parents, and endless critics of very stripe. Here, however, -we are less concerned with the forgoing people than with the management milieu within wich theyfunction. The issue for use is not the

individual ability and moral worth of education administrators, their

devotion to duty, or their taste for hard work These are often of a very high order. The issue instead is wether the basic managerial arrangement of education systems are adequate to the tasks before them. (Coombs, 1969 : 119-120)

Pada bagian lain Coombs (1969) menyebutkan, bahwa pimpinan suatu

perguruan tinggi sebaiknya dipegang oleh seorang yang benar-benar ahli dalam

mengelola lembaga yang dipimpinnya.

Hal ini sesuai dengan apa yang

(15)

At the university level in many countries, the top manager is a professor, elected by thefaculty, usually to serve for a limited time and then get back to teaching. The last thing he is expected to do is manage the institution. If he tried, the result might be disastrous. This inbreeding process at whatever level, cuts the educational system offfrom potential sources of creative leadership, executif talent, innovators, and specialist represented by able people who did not decide at an early point in their lives to become teachers, but who may turn out to be well suited to help manage school systems. (Coombs, 1969 : 122)

Panitia UNC sebagai tim yang berperan terhadap mutu lulusan pendidikan, dalam pelaksanaan tugasnya seyogianya effektif sehingga proses pelayanan dan produknya berkualitas. Tim ini mempunyai visi jauh ke depan, memiliki tujuan dan sasaran yang jelas, berusaha meningkatkan kualitas layanan, mendefinisikan peranan para anggotanya secara jelas, memiliki sumber-sumber untuk beroperasi, mengetahui tanggung jawab dan batas-batas kewenangannya, merencanakan pekerjaannya, menggunakan alat-alat yang cocok untuk mengatasi masalah yang

dihadapi, memiliki struktur yang jelas dan membangun prilaku tim kerja yang

bermanfaat.

UNC sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas lulusan dan sekaligus sebagai pengendali mutu PTS, kiranya perlu mendapat perhatian khusus

dalam penyelenggaraannya. Bila hal ini diabaikan, maka upaya yang dilakukan akan sia-sia. Berdasarkan ha-hal tersebut di atas, maka penulis menarik tema sentral atau fokus masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Apakah penyelenggaraan UNC dengan manajemen pendidikan yang

profesional, yaitu baik sistem ataupun personil yang kompeten telah dapat

(16)

8

Berdasarkan fokus masalah di atas secara sadar hams diakui, bahwa

manajemen UNC sebagai bagian dari proses belajar-mengajar di PTS masih belum

sesuai dengan yang diharapkan terutama dalam hal mutu pelayanannya.

Untuk menjawab tantangan tersebut, perlu diambil langkah-langkah untuk

mengetahui (1) bagaimana perencanaan pengorganisasian dan pengorganisasian

tentang penyelenggaraan UNC? (2) bagaimana layanan panitia UNC terhadap tugas

yang diembannya? (3) bagaimana profil hubungan antara manajemen UNC dengan

efektivitas penyelenggaraan UNC?

Dengan mengetahui keadaan di atas, maka diharapkan dapat dijadikan

sebagai dasar pengambilan kebijakan oleh para administrastor bagi kelancaran

program-program pendidikan yang bermutu, produktif dan profesional. Selanjutnya

keadaan tersebut dapat dijadikan dasar bagi administrator dalam me-manage

kepanitiaan UNC agar dapat memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya bagi

kelancaran penyelenggaraan UNC.

Sebaliknya apabila tantangan sebagaimana telah penulis rumuskan dalam

fokus masalah tidak diambil langkah-langkah penanganannya, bukan mustahil

penyelenggaraan UNC yang dalam tujuannya adalah sebagai pengendali mutu

lulusan PTS hanya merupakan penghamburan waktu, tenaga dan dana belaka.

Bahkan lebih dari itu, jika tantangan itu dibiarkan berlamt-lamt bukan mustahil

UNC akan dijadikan sebagai ajang bisnis oleh personil-personil yang tidak

bertanggung jawab dan sekaligus akan menghantui mahasiswa sebagai peserta

UNC. Dengan demikian tujuan pendidikan nasional seperti dituangkan dalam

(17)

Penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi yang handal untuk dijadikan landasan dalam menentukan kebijakan peningkatan kualitas

penyelenggaraan UNC di masa yang akan datang, sehingga penelitian tentang

efektivitas penyelenggaraan ujian negara pada PTS dan segala kendala yang

menyertainya perlu diambil langkah pemecahannya.

B. Ruang Lingkup dan Rumusan Masalah

Produktivitas suatu lembaga pendidikan, khususnya perguruan tinggi dapat

dilihat dari sekurang-kurangnya dua kriteria yaitu (1) dari sudut masa penyelesaian

studi dan (2) sebagai mekanisme proses pengendalian mutu kelembagaan

Perguruan Tinggi Swasta. Masa penyelesaian studi bukan hanya berkenaan dengan banyaknya lulusan dari setiap program, tetapi juga dilihat dari ketepatan waktu

penyelesaiannya pada program-program tersebut. Kualitas lulusan berkenaan

dengan kualitas kemampuan akademik dan/atau kemampuan profesional serta

karakteristik kepribadian para lulusan. Keduanya sangat dipengaruhi oleh

efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan sistem pendidikan. Efektivitas berkenaan

dengan performansi sistem penyelenggaraan pendidikan untuk mencapai hasil atau output yang paling tinggi, sedangkan efisiensi berkenaan dengan pemakaian sumber-sumber atau input yang terbatas dalam waktu yang telah ditentukan.

Sebagai suatu sistem, pendidikan pada perguruan tinggi memiliki tiga

komponen utama yang saling terjalin, yaitu komponen input, proses dan output.

Pencapaian output tidaklah semata-mata ditentukan oleh mahasiswa sebagai input

tetapi juga ditentukan oleh prosesnya, yaitu penyelenggaraan pendidikan dan

(18)

10

bempa masukan instrumental dan masukan lingkugan.

Masukan instrumental

mencakup unsur-unsur; a) sumber daya manusia atau personil yang terdiri atas

pimpinan, dosen (tenaga pengajar), tenaga administrasi dan tenaga teknisi, b)

kurikulum, c) faktor pendukung (sarana dan fasilitas pendidikan) yang meliputi

bangunan, alat-alat kantor dan peralatan pendidikan lainnya. Masukan lingkungan

berasal dari pihak Kopertis, Pemerintah Daerah, Orangtua mahasiswa dan

masyarakat. Unsur-unsur tersebut diolah melalui suatu sistem administrasi

perguruan tinggi agar mendukung kegjatan pendidikan dan pengajaran, penelitian

dan pengabdian pada masyarakat.

HUBUNGAN ANTARA INPUT, PROSES DAN OUTPUT

INPUT PROSES OUTPUT

Instrumental Input

- Sumber Daya Manusia

- Kurikulum

- Faktor Pendukung

Raw Input

MAHASKWA

Environmental Input

- Kopertis, PTN

- Masyarakat dan

Orangtua

- Pemerintah

Kegiatan :

- Pendidikan dan Pengajaran - Penelitian

- Pengabdian pada

Masyarakat

[image:18.595.81.503.270.690.2]

GAMBAR1

Pendidikan di PTS Sebagai Suatu Sistem

(Erliany Syaodih,Tesis: 1993)

(19)

11

Mahasiswa sebagai raw input seyogjanya ditempa degan baik sesuai dengan

Tri Dharma Perguruan Tinggi yang terdiri atas pendidikan dan pengajaran,

penelitian dan pengabdian pada masyarakat dengan tetap mengindahkan wawasan

almamater serta memberikan kesempatan kepada mereka untuk melaksanakan hak

dan kewajibannya sebagai mahasiswa.

Pendidikan dan pengajaran merupakan kegjatan utama lembaga pendidikan,

karena langsung berkenaan dengan proses pendidikan yang akan menghasilkan para

lulusan. Pelaksanaan kegiatan akademik membutuhkan pemberdayaan manajemen

akademis yang mantap agar berjalan secara efektif dan efisien.

Penyelenggaraan ujian negara pada Perguruan Tinggi Swasta (PTS)

merupakan kegiatan akademik yang melibatkan banyak unsur baik dari pihak PTS

sendiri

maupun

dari

pihak

Kopertis

sebagai

pembina

dan

pengawas

penyelenggaraan pendidikan di perguruan tinggi swasta di wilayahnya.

Ujian negara dilaksanakan sesuai dengan program yang telah digariskan

yang wajib ditempuh oleh seluruh mahasiswa setelah memenuhi persyaratan

tertentu. Pelaksanaan ujian negara ditawarkan kepada peserta ujian secara

tersebar selama masastudi pada setiap akhir semester tahun berjalan.

Mengingat demikian kompleks pelaksanaan akademik di PTS, khususnya

penyelenggaraan UNC, maka dalam penelitian ini yang menjadi ramusan masalah

adalah sebagai berikut: Bagaimana efektivitas manajemen UNC ditinjau dari

sistem

penyeienggaraannya

mampu

meningkatkan

kualitas

pelayanan

(20)

12

Dari rumusan masalah di atas penulis menjabarkannya dalam bentuk pertanyaan

sebagai berikut:

1. Bagaimana

proses penyelenggaraan

UNC

ditinjau

dari

pemberdayaan

kepanitiaan ujian negara?

2. Bagaimana

mekanisme

penyelenggaraan

UNC

ditinjau

dari

upaya

mengoptimalkan fasilitas

administrasi melalui pemberdayaan manajemen

akademis?

3. Faktor-faktor

apa saja

yang menghambat dan mendukung dalam proses

penyelenggaraan UNC?

4. Upaya apa saja yang dilakukan

dalam mengatasi permasalahan yang timbul

sehubungan dengan penyelenggaraan UNC?

C. Tujuan Penelitian dan Keluaran yang Diharapkan

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi empirik

tentang efektivitas penyelenggaraan ujian negara pada FKIP UMN . Hasil yang

diharapkan dari penelitian ini akan memberikan kontribusi bagi perbaikan sistem

penyelenggaraan ujian negara pada FKIP UMN pada masa yang akan datang.

Sedangkan secara khusus ada beberapa tujuan yang ingjn dicapai dalam

penelitian ini, yaitu:

1. Mengetahui proses penyelenggaraan UNC ditinjau dari sudut pemberdayaan

manajemen kepanitiaan ujian negara.

2. Mengetahui mekanisme penyelenggaraan UNC negara ditinjau dari upaya

mengoptimalkan fasilitas

administrasi melalui pemberdayaan manajemen

(21)

3. Menemukan faktor-faktor apa saja yang menghambat dan mendukung dalam

proses penyelenggaraan UNC.

4. Mengetahui upaya apa saja yang telah dilakukan dalam mengatasi permasalahan yang timbul sehubungan dengan penyelenggaraan UNC.

D. Manfaat Penelitian

Dari temuan-temuan hasil penelitian tersebut, diharapkan dapat

dikemukakan berupa saran atau rekomendasi kepada berbagai pihak, yakni:

1. Bagi Universitas Muslim Nusantara . Bahwa temuan hasil penelitian ini akan

menjadi masukan bagi pimpinan Universitas Muslim Nusantara yang kekuatan dan kelemahan serta permasalahan yang dihadapi dalam proses penyelenggaraan ujian negara cicilan. Masukan dimaksud akan dijadikan sebagai bahan bagi peningkatan pelayanan, termasuk mengatasi permasalahan yang timbul dalam penyelenggaraan ujian negara cicilan tersebut.

2. Bagi Kopertis dan PTS lain. Temuan hasil penelitian ini dapat menjadi

contoh tentang penyelenggaraan ujian negara cicilan serta permasalahan yang dihadapi oleh PTS dan sekaligus bahan pembinaan bagi Kopertis.

3. Bagi para peneliti. Dapat dijadikan bahan perbandingan untuk mengadakan penelitian lanjutan.

4. Bagi pengembangan ilmu. Di samping manfaat praktis. temuan-temuan hasil

(22)

14

E. Kerangka Berpikir dan Pola Penelitian

Penyelenggaraan UNC sebagai kajian administrasi pendidikan hams

dilrencanakan dengan baik, agar pelaksanaannya berjalan lancar dan memudahkan

penilaian dan pengawasan. UNC didasari SK.Dirjen Dikti No.421/Kep/1996 ten

tang tata cara dan persyaratan ujian negara. Kopertis berkewajiban membina PTS,

di samping Rektor sebagai penanggung jawab dan Dekan ujung tombak

terseleng-garanya

UNC dengan baik.

Panitia UNC dan pegawai administrasi hams

melaksanakan

tugas dan fungsinya, sehingga peserta UNC menempuh ujian

dengan aman. UNC merupakan bagjan pemberdayaan manajemen akademis hams

dikelola dengan baik. Demikian juga perangkat administrasi sebagai penunjang di

samping sarana dan prasarana juga haras ditata, sehingga tidak terjadi tumpang

tindih pelaksanaan tugas.

Dengan mempedomani rencana, penyelenggaraan UNC diharapkan

mela-hirkan tingkat efektivitas yang tinggi ditandai dengan kualitas pelayanan yang baik

dan lulusan banyak dan bermutu pula.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yaitu prosedur penelitian

yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari

orang-orang dan prilaku yang diamati (Bogdan dalam Moleong 1995:3), metoda deskriptif

bermaksud mengungkap kenyataan yang ada pada saat dilakukan penelitian dan

studi evaluatif dimaksudkan untuk mengetahui tingkat efektivitas penyelenggaraan

UNC, sehingga hasilnya dapat dijadikan sebagai bahan atau sumbangan bagi

mekanisme penyelenggaraan UNC demi terciptanya pelayanan dan pendidikan PTS

(23)

KERANGKA BERPIKIR DAN POLA PENELITIAN

JUDUL PENELITIAN

EFEKTIVITAS PENYELENGGARAAN UJIAN NEGARA

PADA PERGURUAN TINGGI SWASTA

(Studi Evaluatif tentang PenyelenggaraanUjian Negara

Cicilan pada FKIP UMN)

Lingkup Kajian Administrasi Pendidikan :

Pendidikan diPTS

Pr PI Png

M S F M S F M S F Perencanaan

Pelaksanaan

Pengawasan

Keterangan:

M = Miirid (Mahasiswa) S = Sumber Belajar

F = Fasilitas

P = Pendidikan

Pr = Perencanaan

Pi = Pelaksanaan

Png= Pengawasan

SK. Dirjen Dikti tentang Tatacara

dan Persyaratan Ujian Negara

PANCASILA

Undang-Undang Dasar1945

Garis-Garis BesarHaluan Negara

Undang-Undang Nomor2 Tahun 1989

Peraturan Pemerintah No. 30 Th. 1990

Peraturan Pemerintah No. 39 Th. 1992

PENYET.

Subjek

Kopertis,Reklor, Dekan, Panitia, Pea Adm, Mhs

ENGGARAAN UNC Masalah Pendukung Pemberdayaan Manajemen Akademis PENELITIAN Administrasi Sarana Prasarana PENDEKATAN METODA STUDI Kualitatif Deskriptif Evaluatif

[image:23.842.129.790.88.472.2]

Umpan Balik - Rekomendasi

Gambar 2. Kerangka Pikir dan Pola Penelitian

15 Kualitas Pelayanan Pendidikan & Lulusan PTS Tujuan Pendidikan Nasional (TPN) PRESTASI:

- Masukan yang merata - Keluaran yang banyak

- Nilai ekonomik baik

PROSES:

(24)

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN

A. Metoda Penelitian

Penelitian ini menggunakan metoda deskriptip, sebab hendak menguraikan

secara rinci penyelenggaraan ujian negara cicilan yang sedang diterapkan di FKIP

Universitas Muslim Nusantara.

Metoda penelitian deskriptif bertujuan untuk

menguraikan atau melukiskan suatu keadaan atau peristiwa atau kasus pada saat

penelitian yang dilakukan berdasarkan pada fakta-fakta faktual pada saat penelitian

ini dilakukan.

Selain itu, penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis

penelitian evaluatif, karena penelitian ini sifatnya ingin menilai sejauhmana proses

penyelenggaraan ujian negara cicilan di FKIP Universitas Muslim Nusantara sudah

dilaksanakan.

B. Populasi dan Sam pel

Penelitian ini menggunakan populasi yang terbatas (Snow ball), karena

sumber data (informasi) diperoleh dari beberapa pejabat/fungsionaris dan pegawai

tata usaha yang berhubungan langsung dengan kegiatan penyelenggaraan ujian

negara cicilan. Para fungsionaris dimaksud adalah ; Dekan, Ketua Jurusan, Ketua

Program Studi dan Kepala Bagian Akademik, serta beberapa pegawai yang turut

membantu secara langsung penyelenggaraan ujian negara cicilan yang dilakukan di

FKIP Universiatas Muslim Nusantara. Sebagai pelengkap sumber informasi, penulis

juga mengadakan pendekatan dengan Pembantu Rektor I dan Kepala Biro

(25)

79

Administrasi dan Akademik, terutama untuk kelengkapan laporan yang bersifat

u m u m .

C. Sumber Data dan Data yang Diperlukan.

Sumber data di sini dimaksudkan sebagai sesuatu (manusia maupun

dokumen) yang memungkinkan data diperoleh dengan menggunakan cara atau

teknik tertentu. Ditinjau dari sudut manusianya, bahwa sumber data diperoleh dari;

Pembantu Rektor L Ketua Panitia Ujian Negara, Kepala Biro Administrasi

Akademik, Dekan FKIP UMN, Pembantu Dekan L Ketua-Ketua Jurusan, Ketua

Program Studi dan pegawai atau staf adminmistrasi yang berhubungan langsung

dengan tugas penyelenggaraan ujian negara cicilan (UNC). Sedangkan ditinjau dari

dokumen

adalah

segala

bentuk

dokumen

yang

berhubungan

dengan

penyelenggaraan ujian negara cicilan UNC) baik berupa peraturan

perundang-undangan maupun kebijakan-kebijakan lain yang berhubungan dengan

penyelenggaraan UNC. Selanjutnya data yang dimaksudkan dalam penelitian ini

adalah segala informasi baik dalam bentuk angka maupun keterangan yang

memungkinkan dapat menjelaskan tujuan penelitian dan/atau manfaat penelitian.

Untuk lebih memperjelas bagian daripada sumber data dan data dimaksud akan

penulis pertegas melalui uraian pada bagian teknik pengumpulan data.

D. Teknik Pengumpulan Data

Sebagai

suatu

penelitian

deskriptif kualitatif,

maka penelitian

ini

menggunakan tiga teknik pengumpulan data yakni:

(a) studi dokumenter,

(b)

wawancara, dan (c) observasi langsung.

(26)

80

Studi ini digunakan untuk mengumpulkan berbagai dokumen yang berhubungan dengan penyelenggaraan ujian negara cicilan, antara lain :

(a) Berkas penguji ujian negara tahun berjalan (b) Berkas peserta ujian negara tahun berjalan, (c) Model kartu peserta ujian negara cicilan,

(d) Peraturan tertulis yang berkenaan dengan penyelenggaraan ujian

negara

cicilan,

(e) Model alat kelengkapan administrasi peserta ujian negara cicilan,

(f) Ketentuan rentangan nilai ujian negara cicilan, (g) Dokumen tentang persentase kelulusan,

(h) Berkas laporan penyelenggaraan ujian ke Kopertis,

(i) Dan Iain-lain yang mungkin ditemukan pada saat dilakukan penelitian ini

2. Wawancara

Wawancara terstruktur dengan menggunakan pedoman wawancara. Pertanyaan untuk wawancara telah disiapkan dan jawabannya dicatat dalam buku

catatan lapangan.

Pedoman wawancara terstruktur bermaksud mengumpulkan informasi penyeleng garaan ujian negara cicilan yang berhubungan dengan hal-hal berikut ini:

(a) Prosedur pelaksanaan ujian negara cicilan, (b) Jadual kegiatan ujian negara, yang meliputi:

- ujian tertulis, - ujian lisan,

(27)

81

- pengaturan ruangan,

- pengaturan pengawas ujian,

- disiplin pelaksanaan ujian,

- dan Iain-lainyang timbul di lapangan.

3. Observasi langsung

Observasi langsung dilakukan untuk melihat dengan dekat kegiatan ujian

negara cicilan, berikut dengan alat-alat administrasinya.

Melalui observasi diharapkan dapat diketahui efelctivitas pelaksanaan ujian

negara cicilan yang diselenggarakan pada FKIP Universitas Muslim Nusantara.

Melalui observasi ini dimaksudkan untuk mengetahui penyelenggaraan ujian negara

cicilan vang akan memberikan gambaran secara umum dan penilaian atas tingkat

efektivitas penyelenggaraan ujian negara cicilan itu sendiri sebagai bagian kegiatan

penelitian ini yang paling utama.

E. Pengolahan dan Analisa Data Hasil Penelitian

Data yang diperoleh melalui penelitian disajikan sebagaimana adanya.

Penulisan tidak menggunakan analisis statistik dalam mengolah data, karena data

yang diperoleh tidak melalui angket dan bukan merupakan transformasi data

kualitatif menjadi data kuantitatif. Data yang diperoleh melalui studi dokumenter,

wawancara, dan observasi langsung dalam bentuk informasi faktual dianalisis

dengan memperhatikan prosedur-prosedur sebagai berikut:

1. Memilah-milah berkas yang diperoleh dari pengumpulan dokumen-dokumen.

(28)

82

b) Berkas pendaftaran kartu rencana ujian (kru),

c) Alat-Alat kelengkapan administrasi penyelenggaraan ujian negara, berupa

model-model formulir yang berkenaan dengan penyelenggaraan ujian negara

tersebut,

d) Alat - alat kelengkapan administrasi evaluasi, berupa formulir berita acara ujian negara, daftar hadir pengawas, daftar hadir peserta ujian, pengumuman ujian,

e) Daftar kumpulan nilai ujian negara, f) Laporan-laporan ke Kopertis.

2. Hasil wawancara dikelompokkan berdasarkan catatan lapangan yang telah dilakukan pada saat di lapangan, selanjutnya dijadikan sebagai bagian dari hasil penelitian bcrsama-sama dengan hasil-hasil pengumpulan data melalui studi dokumenter.

3. Hasil observasi dipilah menurut kelompoknya masing-masing sesuai dengan urutan pelaksanaan penelitian untuk dijadikan sebagai hasil penelitian.

Setelah data terkumpuL selanjutnya merangkum seluruh laporan lapangan; mencatat, menggolongkan, dan mengklasifikasikan hal-hal yang relevan dengan fokus peneUtian. Selanjutnya men-display data tersebut, sehingga dapat memperiihatkan hubungan data yang satu dengan yang lainnya menjadi semakin jelas dan saling terkit membentuk satu kesatuan yang bulat dan utuh;

membandingkan dan menganalisis data yang satu dengan data yang lainnya secara lebih mendalam; menarik kesimpulan, merumuskan implikasi dan mengajukan

(29)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Penyelenggaraan UNC FKIP UMN Periode I Tahun 1997 (Semester Genap

T.A 1996/1997) ditinjau dari pemberdayaan manajemen kepanitiaan ujian

negara, terdapat keserasian antara rencana dengan pelaksanaan.

Hal ini

terbukti segala kegiatan yang diUmpahkan kepada panitia dilaksanakan dengan

baik sesuai target dan waktu yang telah ditetapkan sebelumnya, dengan

demikian penyelenggaraan UNC penulis katagorikan efektif.

2. Mekanisme penyelenggaraan UNC ditinjau dari upaya mengoptimalkan

fasiUtas administrasi melalui pemberdayaan manajemen akademis adalah

efektif, terbukti dengan segala fasilitas administrasi berupa berkas-berkas

UNC mendukung lancar dan tertibnya penyelenggaraan ujian karena setiap

personil dalam kepanitiaan melaksanakan tugasnya dalam mempersiapkan

dan mendistribusikan fasiUtas administrasi sesuai dengan tugas dan tanggung

jawab yang diUmpahkan kepadanya.

3. Ditinjau dari keluaran yang banyak dan bermutu tinggi, di mana persentase

kelulusan pada seluruh program studi mencapai serendah-rendahnya 80 %

bahkan pada sebahagian besar mata ujian di setiap program studi persantase

kelulusan adalah 100 %, demikian juga peserta UNC yang berhasil lulus

bersih dan berhak mengikuti Wisuda Sarjana Tahun 1997 sebanyak 140

orang (100 %). Selanjutnya kelulusan peserta UNC berada pada rentang nilai

yang baik, karena persentase kelulusan berdasarkan kelompok nilai adalah A

= 22 %, B = 47 % C = 27 % dan D = 3 % tidak lulus (E) = 1 % berarti

penyelenggaraan UNC adalah efektif.
(30)

123

4. Ditinjau dari kebijakan yang dilakukan oleh Rektor dengan menerbitkan SK.

tentang susunan kepanitiaan UNC, bahwa penyelenggaraan UNC telah

direncanakan secara matang jauh sebelum pelaksanaan yang memungkinkan

panitia dapat mempersiapkan kebutuhan penyelenggaraan ujian. Dengan

adanya job specication mempermudah penyelesaian tugas dan terhindar dari

pekerjaan yang tumpang tindih. Hal ini jika dihubungan dengan konsep TQM

atau manajemen mutu terpadu, maka komponen TQM telah dipenuhi yakni

fokus pada pelanggan (peserta UNC), Obsesi terhadap kuaUtas (kuaUtas

penyelenggaraan dan kuaUtas keluaran/nilai keberhasilan peserta UNC),

pendekatan ilmiah (perencanaan yang matang), komitmen jangka panjang,

kerjasama tim (team work), perbaikan sistem secara berkesinambungan

(adanya rapat korektif panitia inti UNC), pendidikan dan pelatihan (dengan

adanya rapat sebelum dilaksanakannya UNC), kebebasan yang terkendali (di

mana panitia pelaksana diberi kesempatan untuk kreatif menjalan tugas

selama dan sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan atau tata tertib

UNC), kesatuan tujuan dan adanya keterUbatan dan pemberdayaan karyawan

(panitia pelaksana UNC).

Demikian juga bahwa pelimpahan tugas dan tanggung jawab serta

dapat mencipatakan suasana kerja, melaksanakan tidak hanya melaksanakan

pekerjaan yang telah

diUmpahkan kepadanya saja, tetapi juga membuat

suasana supaya para pekerja lebih bertanggung jawab, bertindak secara kreatif

yang merupakan salah satu unsur tercapainya efektivitas organisasi yang

sekaligus merupakan syarat tercapainya tujuan organisasi. (Uhat Engkoswara,

1987)

(31)

124

dihubungkan dengan prosedur dan teknik penilaian bila jumlah lembar

jawaban yang banyak boleh jadi kurang efektif seandainya nilai peserta ujian

harus diserahkan kepada panitia padahariitujuga.

B. Saran

1. Ujian negara bagi program studi berstatus Disamakan seyogiayanya sama

seperti pelaksanaan pada Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Namun dengan

melampirkan Abstraksi dan Berita Acara Bimbingan Skripsi atau Laporan

Akhir Studi (Non Skripsi) bagi peserta yang akan menempuh seluruh mata

ujian negara, berarti mahasiswa harus sidang meja hijau (mempertahankan

skripsi) terlebih dahulu baru kemudian berhak menyelesaikan seluruh mata

ujian negara, sementara hal seperti ini tidak berlaku bagi PTN. Oleh karena

itu dengan adanya Badan Akreditasi Nasional (BAN) yang mempunyai

kewajiban memonitoring dan mengawasi serta memberi penilaian terhadap

PTS untuk kemudian menentukan status suatu program studi (tidak

terakreditasi, terakreditasi A, B atau C), maka Ujian Negara bagi PTS

Disamakan darisudutkewenangan dan operasi perlu ditinjau kembaU.

2. Dalam upaya meningkatkan mum pelayanan pendidikan dan mutu lulusan

PTS,

kiranya

pemberdayaan

manajemen

akademis

dengan

segala

konsekuensinya perlu mendapat perhatian yang serius sebagai upaya untuk

menjaga, melestarikan dan meningkatkan budaya mutu lembaga. Untuk itu

diperlukan

perbaikan

berkesinambungan

melalui

pendekatan

ilmiah,

(32)

125

mengindahkan kerja sama yang baik dan kebebasan yang terkendaU dari

segenap tenaga kependidikan.

3. Dari sudut penilaian, di mana penilaian belum memenuhi syarat dan teknik

maupun prosedur penilaian yang sesuai dengan standar mutu pengelolaan.

Oleh karenanya perlu ada ketentuan maupun petunjuk atau pedoman

penilaian yang dikeluarkan oleh baik pihak Kopertis maupun pimpinan

perguruan tinggi, termasuk standar mutu soal yang akan diujikan.

4. Pimpinan PTS dalam menetapkan panitia UNC, hendaknya memperhatikan

kemampuan personil yang duduk dalam kepanitiaan, sehingga proses

penyelenggaraan UNC benar-benar profesional sebagai perwujudan tuntutan

bahwa UNC adalah sebagai pengendaU mutu pelayanan pendidikan dan mutu

keluran PTS.

5. Pelaksanaan Koreksi UNC Bersama yang dilaksanakan pada FKIP UMN

yang bertujuan meningkatkan efisiensi dan mempererat hubungn silturahim di

samping upaya menghindarkan terjadinya praktek-praktek negatif seperti

kolusi dengan dosen penguji UNC, hendaknya dapat memberikan nilai

tambah bagi mutu pelayanan pendidikan dan mutu

keluaran PTS-nya.

Untuk itu pimpinan PTS atau ketua panitia UNC diharapkan dapat

mempertimbangkan, merencanakan kegiatan penilaian UNC mulai dari

penetapan tim penguji yang memenuhi syarat kewenangan menguji maupun

spesifikasi disiplin ilmu yang akan diujikan dengan tetap memperhatikan silabi

mata uji dan mengadakan koordinatif dengan dosen pemberi atau pengasuh

mata kuUah yang dujian negarakan, sehingga konsistensi antara silabi mata uji

dengan materi yang diterima mahasiswa peserta UNC tetap dapat

(33)

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Ace Suryadi - HAR Tilaar, Analisis Kebijakan Pendidikan Suatu Pengantar,

Bandung, PT. Remaja Rosdakarya, 1993.

Akadun, Pengelolaan Sistem Ujian Negara Untuk Meningkatkan Fungsi

Keluaran, PPS IKIPBandung, Tesis, 1996.

Arikunto Suharsimi, Manajemen Peneltian, Jakarta, PT. Rineka Cipta, 1995.

, Prosedur Penelitian - Suatu Pende-katan Prakterk, Jakarta, PT.

Rineka Cipta, 1996

Anwar, Mochammad Idochi, Transpformasi Biaya Pendidikan dalam Layanan

Pendidikan pada Perguruan Tinggi Negeri. KIP Bandung, Disertasi

1990.

Barney G Glasser, AUh bahasa Abd. Syukur Ibrahim, Penemuan Teori Grounded

- beberapa Strategi Penelitian Kualitatif

Surabaya, Usaha nasional

1985.

Basir Barthos, Manajemen Sumber Daya Manusia - Suatu Pendekatan Makro,

Jakarta, Bumi Aksara, 1990.

Castetter William B - Sixth Edition, (1996), The Human Resource Function in

Education Administration, New Jersey, Englewood Cliffs, Prentice Hall

Inc.

Coombs Philip KL, The World Educational Crisis - A Systems Anafysis,New

York, Oxford University Press, 1969.

Dirawat, dkk, Pengantar Kepemimpinan Pendidikan, Sura-baya, Usaha NasionaL

1983.

Dirjen Dikti,

Persayaratan dan Tata Cara Ujian Negara bagi Mahasiswa

Perguruan Tinggi Swasta, Jakarta, 1993.

Dirjen Dikti,

Persayaratan dan Tata Cara Ujian Negara bagi Mahasiswa

Program Sarjana dan Diploma pada Perguruan Tinggi Swasta, Jakarta,

1996.

Engkoswara, Membina Indonesia Merdeka Melalui Pendidikan,

Bandung,

Yayaysan Amal Keluarga, 1986.

(34)

127

_j Administrasi Pendidikan, Jakarta, P2LPTK, 1987.

_, Suatu Studi tentang Sistem Guru Bidang dan Kemungkinan

Penerapannya di Sekolah Dasar, IKIP Bandung, Disertasi, 1987

Erliany Syaodih,

Kordinasi Dalam Proses Administrasi Akademik, PPS IKJP

Bandung, Tesis, 1993.

Gunawan Ary. H, Kebijakan-Kebijakan Pendidikan di Indonesia, Jakarta, Bina

Aksara, 1986.

Hasibuan Malayu SP, Manajemen Sumber Daya Manusia - Dasar Kunci

Keberhasilan, Jakarta, CV. Haji Masagung, 1994.

Jauch Laurance R et al, Strategic Management and Business Policy, Mc

Graw-HilL Inc, 1988.

Komaruddin, Manajemen Kantor - Teori dan Praktek, Penerbit Trigenda Karya,

Bandung, 1993.

Kopertis Wilayah I, Surat Edaran tentang Pelaksanaan Ujian Negara Priode I

Tahun 1996,Medan, 1996.

Kopertis Wilayah VL Bahan Rapat Koordinasi Kopertis - BMPTSI Se Indonesia,

Semarang, 1996.

Made Pidarta,

Perencanaan Pendidikan Partisipatori dengan Pendekatan

Sistem, Jakarta, P2LPTK, 1988.

Moleong Lexy J., Metodologi Penelitian Kualitatif

Bandung, PT. Remaja

Rosdakarya, 1995.

Muhammad Ali, Kamus Lengkap bahasa Indonesia Modern, Jakarta, Pustaka

Amani, tanpa tahun.

Nasution S, Metode Researh - Penelitian Ilmiah, Bandung, Jemmars, 1991.

, Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif Bandung, Tarsito, 1992.

Nawawi Hadari, Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Bisnis Yang

Kompetitif Gajahmada University Press, Yogyakarta, 1997.

Niswanto, Studi EvaluatifTentang Efektivitas Pengelolaan Program Pemantapan

(35)

128

Oteng Sutisna, Administrasi Pendidikan,

Dasar Teoritis

Untuk Praktek

Profesional, Bandung, Angkasa, 1993.

Randall S Schuler

(Third Edition),

Personal and Human Resource

Management, New York, West Publishing Company, 1987.

Richard M. Steers, Efektivitas Organisasi (diterjemahkan oleh Dra. Magdalena

Jamin), Jakarta, Penerbit Erlangga, 1980.

Riwayatna, Jajat, Studi Tentang Efektivitas Pelaksanaan Sistem Adminitrasi

Akademik IKIP Bandung, PPS KIP Bandung, Tesis, 1986.

Sarwoto, Dasar-Dasar Organisasi dan Manajemen, Jakarta, GhaUa Indonesia,

1994.

Siagian Sondang P, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta, Bumi Aksara,

1995.

Sujono Trimo, Pengembangan Pendidikan - Duma Pendidikan dan Beberapa

Masalahnya, Bandung, CV.Remaja Rosdakarya, 1986.

Syaefullah Aviv, Efektivitas Pengelolaan Pendidikan di Rumah Sakit Hasan

Sadikw, PPS KIP Bandung, Tesis, 1992.

Taliziduhu Ndraha, Manajemen Perguruan Tinggi, Jakarta, Bina Aksara, 1988.

Tilaar HAR, Manajemen Pendidikan Nasional, Bandung, PT. Remaja

Rosdakarya, 1994.

UNESCO Regional Office For Education in Asia, Bangkok, Group Training

Course in Educational Planning and the Application of the Educational

Simulation Model, Jakarta - Indonesia, Reproduced by the Office of

Educational Development Ministery of Education and Culture, 1974.

, Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU RI No. 2

Th 1989) dan Peraturan Pelaksanaannya, Jakarta, Sinar Grafika, 1993

Gambar

Pendidikan diGAMBAR1 PTS Sebagai Suatu Sistem
Gambar 2. Kerangka Pikir dan Pola Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Mengganti alat amplas dengan alat yang lebih halus, penggunaan safety gloves, bekerja sesuai. SOP Terpapar debu

Setelah mengikuti materi belajar llmu Penyakit Saraf ini, mahasiswa harus dapat menjelaskan semua aspek neurologi berdasarkan struktur dan fungsi dari susunan saraf pusat dan

Hipotesis pertama yang diajukan dalam penelitian ini adalah “Pengaruh penggunaan teknologi terhadap sistem layanan pelanggan”.Untuk mengetahui pengaruh ini, dilakukan

Dalam hal ini, penggunaan strategi pembelajaran Know- want –Learn (KWL) lebih baik dibandingkan dengan strategi Pembelajaran Konvensional dalam meningkatkan kemampuan

Seluruh dosen Fakultas Psikologi UKWMS yang sudah memberikan saya pengajaran mengenai psikologi selama proses perkuliahan berlangsung dan juga memberikan

Penelitian yang pernah dilakukan 10 menunjukkan bahwa dengan menggunakan dosis empiris dari ekstrak daun cincau hijau dapat memperbaiki kerusakan mukosa lambung dan menurunkan

KESIMPULAN DAN SARAN A. Pelaksanaan sistem pembuktian di Pengadilan Agama Pekanbaru dalam perkara cerai gugat No. Dimana majelis hakim yang memeriksa dan mengadili

Pada saat Peraturan Walikota ini mulai berlaku,Peraturan Walikota Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2004 dan Nomor 15 Tahun 2005