• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1442 H/ 2021

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1442 H/ 2021"

Copied!
143
0
0

Teks penuh

(1)

BELANJA RAMAH LINGKUNGAN DI KECAMATAN JAGAKARSA JAKARTA SELATAN

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi Persyaratan memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S.Sos.)

Oleh:

Mayank Intami NIM: 11170541000020

PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1442 H/ 2021

(2)

BELANJA RAMAH LINGKUNGAN DI KECAMATAN JAGAKARSA JAKARTA SELATAN

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi Persyaratan memperoleh Gelar Sarjana

Sosial (S.Sos.)

Oleh:

Mayank Intami NIM: 11170541000020

Pembimbing

Ir. Noor Bekti Negoro, SE., M.Si.

NIP: 19650301 199903 1 001

PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1442 H/ 2021 M

(3)
(4)
(5)

i

Kantong Plastik Sekali Pakai dengan Kepatuhan Masyarakat dalam Menggunakan Kantong Belanja Ramah Lingkungan di Kecamatan Jagakarsa, Di Bawah Bimbingan Ir. Noor Bekti Negoro, SE., M.Si.

Kebijakan lingkungan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi perilaku masyarakat dalam mengurangi sampah plastik.

Dalam menciptakan lingkungan yang nyaman diperlukannya kesadaran masyarakat untuk bergerak bersama mematuhi kebijakan yang telah ditetapkan pemerintah setempat, sehingga lingkungan dan ekosistem alam mampu terjaga. Oleh karena itu, diperlukannya evaluasi kebijakan kantong plastik sekali pakai yang ditetapkan pemerintah DKI Jakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana hubungan kebijakan kantong plastik sekali pakai terhadap kepatuhan masyarakat dalam menggunakan kantong belanja ramah lingkungan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Teknik sampling yang digunakan adalah teknik Non Probability Sampling dengan jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 100 Pengguna kantong plastik sekali pakai di pusat perbelanjaan, pasar rakyat dan pasar swalayan di Kecamatan Jagakarsa. Program yang digunakan untuk mengolah data dalam penelitian ini adalah SPSS for windows 25.0, dan teknik pengolahan data yang digunakan adalah analisis korelasi Pearson Product Moment.

Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan positif dan signifikan antara kebijakan kantong plastik sekali pakai dengan kepatuhan masyarakat dalam menggunakan kantong belanja ramah lingkungan di Kecmatan Jagakarsa.. Hal ini terbukti dari hasil Uji Korelasi Pearson Product Moment dengan nilai signifikasi sebesar 0,000 < 0,05 dan nilai koefisien korelasi sedang (.489**). Hal ini berarti semakin tinggi penerapan kebijakan kantong plastik maka semakin tinggi pula tingkat kepatuhan masyarakat dalam menggunakan kantong belanja ramah lingkungan di Kecamatan Jagakarsa. Dalam hal ini Green Social Worker memiliki peran sebagai fasilitator dan edukator dalam membangun kesadaran lingkungan, serta sebagai advokator dalam memperjuangkan hak hidup masyarakat di lingkungan yang asri secara berkelanjutan.

Kata Kunci: Kebijakan kantong plastik, kepatuhan masyarakat, sampah plastik.

(6)

ii

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillahirobbil'aalamiin atas izin dan rahmat dari Allah SWT peneliti dapat menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul “Hubungan antara Kebijakan Kantong Plastik Sekali Pakai dengan Kepatuhan Masyarakat dalam Menggunakan Kantong Belanja Ramah Lingkungan". Shalawat serta salam selalu tercurah kepada manusia terbaik, Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat dan para pengikutnya yang terus berjalan di jalan Allah hingga akhir masa dengan mengemban amanah Islam, agama rahmatan lil’aalamiin.

Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, baik dari segi isi ataupun teknik penulisan, namun peneliti telah berusaha melakukan yang terbaik. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat peneliti butuhkan sehingga bisa menghasilkan karya ilmiah yang lebih bermanfaat kedepannya.

Dalam penelitian ini banyak orang baik yang terlibat, baik dalam memberikan arahan dalam kepenulisan hingga support moral dan materil untuk peneliti. Dengan hati yang berbahagia, peneliti menyampaikan Jazaakumullah khayran katsiir kepada:

1. Suparto,M.Ed.,Ph.D. selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Dr. Siti Napsiyah,S.Ag.,MSW. sebagai Wakil Dekan Bidang Akademik, Dr. Sihabudin Noor, M.Ag. selaku Wakil Dekan

(7)

iii

2. Ahmad Zaky, M.Si, selaku Ketua Program Studi Kesejahteraan Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan Hj. Nunung Khoiriyah, M.A. selaku Sekretaris Program Studi Kesejahteraan Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Ir. Noor Bekti Negoro, SE., M.Si., selaku dosen pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan ilmu, arahan dan motivasi sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

4. Drs. Helmi Rustandi, M.Ag selaku dosen pembimbing akademik Program Studi Kesejahteraan Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

5. Kepada Seluruh Dosen Program Studi Kesejahteraan Sosial yang telah memberikan dedikasi terbaik menjadi prantara Allah SWT dalam membimbing peneliti mencari pengetahuan dan wawasan di samudra ilmu-Nya.

6. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi dan Civitas Akademika yang telah memberikan sumbangan wawasan dan keilmuan dan membimbing peneliti selama menjalani perkulian di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

7. Kepada kedua orang tua peneliti, Bapak Oin Bahtiar dan Ummi Maisaroh yang sangat berarti untuk peneliti, karena do’a, ridho, dan semua dukungannya peneliti mampu menyelsaikan peneliatn ini.

8. Kepada para saudara peneliti Rizky Izhar, Febri Aji, Issam

(8)

iv

Alexandra, Mizalea Syarifah Az-zahrah yang selalu menjadi Support System peneliti dalam menjalani kehidupan.

9. Kepada para sahabat fillah, Nina Komala, Anisa Mahmudah, Ivanka Indah Rahmawati, Desi Melinda, Vicha Dita Prasetyo, Alvia Triwahyuni, Bazlin Fadilah, Agustina Larasati, Oke Juliane, Anna Madhakim, dan Artika yang selalu membersamai peneliti dalam setiap lelah dan bahagianya menjalani proses pendewasaan diri dalam kehidupan, serta kepada seluruh teman seperjuangan Kesejahteraan Sosial 2017 yang memberikan warna dalam setiap proses menuntut ilmu di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sehingga menjadi kenangan yang berarti dan tak terlupakan. Serta tak lupa kepada para Narasumber, Responden serta semua pihak yang memudahkan proses penelitian ini.

Demikianlah skripsi ini peneliti persembahkan sebagai bentuk dedikasi dan pengamalan ilmu seorang akademisi Muslim, semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk masyarakat secara luas tekhusus demi bumi yang lebih asri.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Jakarta 2 Juni 2021

Mayank Intami

(9)

v DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL………...…...vii

DAFTAR GAMBAR………..……...……..…….ix

DAFTAR LAMPIRAN………...………x

BAB I. PENDAHULUAN………..……….1

A. Latar Belakang Masalah………..………...1

B. Identifikasi Masalah ... 7

C. Batasan Masalah ... 8

D. Rumusan Masalah ... 8

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 9

F. Kajian Terdahulu ... 10

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ... 15

A. Teori atau Konsep ... 15

1. Kebijakan ... 15

2. Kepatuhan ... 20

3. Sampah Plastik ... 23

4. Perilaku Masyarakat ... 25

B. Kerangka Berpikir ... 27

C. Hipotesis Penelitian ... 29

(10)

vi

C. Sumber Data ... 34

D. Tempat dan Waktu Penelitian ... 34

E. Instrumen Penelitian... 36

F. Teknik Pengumpulan Data ... 41

G. Teknik Analisis Data ... 42

1. Uji Validitas………..………43

2. Uji Reliabilitas ... 44

3. Uji Normalitas Kolmogorov-smirnov ... 45

4. Uji Korelasi Pearson Product Moment ... 47

BAB IV. TEMUAN DAN ANALISA DATA ... 49

A. Gambaran Umum Kecamatan Jagakarsa…………49

B. Kebijakan Kantong Belanja Ramah Lingkungan .. 53

C. Temuan dan Hasil Analisis Data ... 62

1. Karakteristik Responden ... 62

2. Uji Kualitas Data………..………....68

a. Uji Validitas ... 68

b. Uji Reliabilitas ... 70

3. Analisis Data Penelitian……..……….71

a. Uji Normalitas ... 71

b. Uji Korelasi……..………...73

(11)

vii

DAFTAR PUSTAKA ... 87 LAMPIRAN ... 94

(12)

viii

Tabel 1. Jadwal Penelitian... 36

Tabel 2. Blue Print Skala Kebijakan ... 38

Tabel 3. Blue Print Skala Kepatuhan Masyarakat ... 39

Tabel 4. Skala Likert Kebijakan... 40

Tabel 5. Skala Likert Kepatuhan ... 40

Tabel 6. Koefisien Korelasi... 48

Tabel 7. Hasil Uji Validitas Variabel X & Y ... 68

Tabel 8. Hasil Uji Reliabilitas Variabel X ... 70

Tabel 9. Hasil Uji Reliabilitas Variabel Y ... 71

Tabel 10. Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov ... 72

Tabel 11. Hasil Uji Koefisien Pearson Product Moment……....73

Tabel 12. Hasil Uji Koefisien Korelasi ... 74

Tabel 13. Hasil Uji Koefisien Korelasi Bagian Kebijakan dengan Kesadaran Masyarakat………..………..80

(13)

ix

Gambar 1. Proses Kebijakan………....17 Gambar 2. Kerangka Berpikir…………..………29 Gambar 3. Peta Kecamatan Jagakarsa………..49 Gambar 4. Diagram Lingkaran Pembagian Responden…………62 Gambar 5. Diagram Lingkaran Karakteristik Berdasarkan Usia..63 Gambar 6. Diagram Lingkaran Pendidikan Terakhir…………...64 Gambar 7. Diagram Lingkaran Jenis Pekerjaan………...65 Gambar 8. Grafik Uji Normalitas……….71

(14)

x Lampiran 1. Kuesioner Penelitian

Lampiran 2. Blue Print Variabel X dan Y Lampiran 3. Tabulasi Data dan Uji Validitas

Lampiran 4. Hasil Uji Reliabilitas Variabel X dan Y Lampiran 5. Hasil Uji Normalitas Grafik

Lampiran 6. Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-sminorv Lampiran 7. Hasil Uji Koefisien Korelasi Pearson Product

Moment

Lampiran 8. Hasil Uji Koefisien Korelasi antara Bagian Kebijakan dengan Kesadaran Masyarakat Lampiran 9. Surat-Surat

Lampiran 10. PERGUB Nomor 142 Tahun 2019

(15)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Lingkungan hidup adalah tempat dimana seluruh makluk hidup, baik manusia, hewan, tumbuhan dan seluruh isi alam semesta saling berinteraksi, bertumbuh-kembang hingga terbangun sebuah ekosistem yang saling memengaruhi satu sama lain, adapun ilmu yang membahas tentang lingkungan disebut dengan ekologi, yaitu ilmu yang tidak hanya membahas tentang alam, namun juga tentang hubungan sebab-akibat yang terjadi di dalam lingkaran lingkungan hidup, termasuk kerusakan yang menyebabkan terganggunya sebuah ekosistem kehidupan (Keraf, 2014, h.42).

Dewasa ini, salah satu faktor yang mengganggu ekosistem kehidupan alam dan makhluk hidup adalah sampah.

Menurut Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah, Sampah adalah hasil dari sisa aktivitas kegiatan sehari-hari makhluk hidup yang berbentuk padat atau semi padat, berupa zat organik atau non-organik yang mudah terurai atau sulit terurai serta tidak bermanfaat sehingga dibuang ke lingkungan.

National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) menyatakan hasil penelitiannya bahwa suhu rata-rata permukaan bumi mengalami kenaikan yang signifikan pada

(16)

bulan Januari 2020, yaitu sebesar 1,14 derajat Celsius di atas rata-rata suhu abad ke 20 yang meliputi seluruh bagian Skandinavia, Asia, Samudra Hindia, Samudra Pasifik tengah dan barat, Samudra Atlantik, serta Amerika Tengah dan Selatan, dimana di seluruh dataran bumi dan laut tidak ada yang memiliki suhu terdingin pada bulan Januari (Kamaliah, 2020).

82 JRMB Volume 2, Nomor 1, Februari 2017: 81-94 Peningkatan suhu bumi menjadi topik utama dalam Conference of Parties 21 (COP 21) yang dilakasanakan pada bulan Desember 2015. COP21 di Paris mengadopsi Kesepakatan Paris (Paris Agreement) yang bertujuan untuk menjaga kenaikan suhu rata-rata tidak mencapai 2 derajat Celcius di atas suhu sebelum masa Revolusi Industri dan mengupayakan lebih lanjut hingga peningkatan suhu tidak lebih dari 1,5 derajat Celcius (Witoelar, 2015). Konferensi tersebut melibatkan 195 negara dari seluruh dunia termasuk Indonesia untuk bersama- sama menjaga suhu bumi agar tidak melebihi 2 derajat Celcius.

Kesepakatan paris adalah sebuah usaha untuk mewujudkan tujuan dari Sustainable Development Goals (SDGs) yang telah dirancang oleh negara-negara anggota PBB pada Februari 2015 silam. SDGs tersebut memiliki tujuh belas tujuan, salah satunya adalah climate action yang merupakan tujuan ke-13 dalam susunan target SDGs (Novianti, 2017, h.82).

Persoalan atau isu mengenai perubahan iklim sangat bermanfaat bagi ahli kesejahteraan sosial dan pekerja sosial untuk melakukan intervensinya kepada individu, komunitas atau masyarakat luas. Dalam misi memperlambat perubahan

(17)

iklim, pekerja sosial memiliki peran penting dalam mengurangi emisi karbon dengan menyosialisasikan bahaya perubahan iklim, membantu masyarakat menggunakan dan mendapatkan energi yang berbasis teknologi ramah lingkungan, serta menjaga kesejahteraan hidup masyarakat dari dampak negatif perubahan iklim, pekerja sosial yang berbasis lingkungan ini disebut sebagai “Pekerja sosial hijau” atau “Green social worker”.

Namun, berdasarkan penelitian Jenna R Jambeck dkk dari University of Georgia tahun 2015, Indonesia mencatat rekor buruk sebagai Negara terbesar kedua penyumbang sampah plastik ke lautan setelah Cina. Sekitar 3,22 juta ton metrik sampah plastik terproduksi setiap tahunnya, atau sekitar 10,1% sampah di Planet ini berasal dari Indonesia. Hal itu dibenarkan oleh World Economic Forum yang menaksirkan bahwa di tahun 2050 jumlah sampah plastik akan lebih banyak di lautan dari pada ikan dengan perbandingan 3:1 (Widiyansyah, 2020).

Dirjen Pengelolan Sampah, Limbah, dan B3 KLHK, Tuti Hendrawati Mintarsih menyatakan total sampah Indonesia di 2019 diperkirakan mencapai 68 juta ton, 14% di antaranya merupakan sampah plastik. Lebih dari 1 juta kantong plastik digunakan setiap menitnya, 50% dari kantong plastik tersebut dipakai hanya sekali lalu dibuang, dan hanya 5% yang didaur ulang. Sedangkan, plastik membutuhkan waktu 50-1000 tahun untuk terurai sempurna (Amalia, Nurmallah, dkk, 2020).

(18)

Hal inilah yang membuat ekosistem alam dan makhluk terancam seperti sampah plastik menyebabkan pencemaran laut, mengganggu rantai makanan ekosistem laut, rusaknya sistem hutan bakau dan terumbu karang, punahnya beberapa spesies hewan, Luhut David Attenborough, seorang aktivis alam dari Team Blue Planet II menjelaskan bahwa sebanyak 180 spesies hewan terdokumentasi terjerat dan mati karena memakan sampah plastik, termasuk ikan-ikan yang terkotainasi microplastic yang menjadi konsumsi manusia (Syarifah, 2018).

Sampah plastik bukan hanya mengganggu kehidupan biota laut, namun juga mengancam kesejahteraan manusia itu sendiri dimana sampah plastik menyebabkan penghasilan nelayan berkurang karena kuantitas ikan dan hewan laut yang semakin langka, penurunan daya tarik wisata, bahkan kesehatan psikis dan fisik manusiapun bisa terganggu karena lingkungan yang tercemar plastik menyebabkan banyaknya microplastic yang masuk ke dalam tubuh manusia seperti dari air dan udara, hasil riset University of Minnesota, Amerika Serikat, menyatakan bahwa 76% air di Jakarta mengandung Microplastic (Kosasih, 2017), produksi dan pembakaran sampah plastik menyebabkan polusi udara yang mengganggu pernapasan makhluk hidup, serta untuk kontaminasi High Density Polyethylene misalnya, plastik jenis ini dapat mengakibatkan kanker dan kelainan di organ reproduksi (Kosasih, 2017). Selain itu plastik juga mempercepat climate change yang mengancam keberlangsungan hidup seluruh makhluk di bumi, belum lagi

(19)

bencana yang akan ditimbulkan seperti longsor dan banjir, terutama di Jakarta.

Penghasil sampah plastik terbanyak berasal dari kota- kota besar yang memiliki daya konsumsi yang tinggi seperti Jakarta, Maka lokus penelitian ini bertempat di Jakarta yang menghasilkan 7.000 ton sampah per hari, sekitar 14%

diantaranya merupakan sampah plastik, dan 1% diantaranya adalah kantong plastik, atau sekitar 2000 ton sampah kantong plastik memenuhi Jakarta setiap harinya. Salah satu Kecamatan terpadat di Ibukota ini adalah Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan dimana pada tahun 2018 dalam aksi World Clean Up Day, Jagakarsa menghasilkan 2.474,3 kilogram sampah dan 2.046,8 kilogram diantaranya adalah sampah yang tidak dapat didaur ulang (Hadi, 2018). Masalah lingkungan dan plastik tidak bisa menjadi masalah yang selalu dikesampingkan dan dianggap remeh, karena dampak yang ditimbulkan sangat besar dan membutuhkan penanganan yang cepat dan serius. Sejak 1400 tahun lalu, Al-Qur’an telah mengabarkan kepada ummat manusia bahwa akan datang zaman seperti ini yang terangkum dalam surah Ar-rum ayat 41, Allah SWT berfirman:

مُهَقيِذُيِل ِساَّنلٱ ىِدْيَأ ْتَبَسَك اَمِب ِرْحَبْلٱَو ِّرَبْلٱ ىِف ُداَسَفْلٱ َرَهَظ

َنوُعِجْرَي ْمُهَّلَعَل ۟اوُلِمَع ىِذَّلٱ َضْعَب

(20)

Artinya: “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian akibat dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)” (QS. Ar-Rum: 41).

Memiliki kepedulian pada lingkungan adalah bukti bahwa kita adalah Umat yang beriman, maka untuk membangun kesadaran masyarakat Jakarta, pada tanggal 1 Juli 2020, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, resmi mengeluarkan Peraturan Gubernur (PERGUB) Nomor 142 Tahun 2019 Tentang Kewajiban Penggunaan Kantong Belanja Ramah Lingkungan pada Pusat Perbelanjaan, Toko Swalayan dan Pasar Rakyat. Pada Pasal 5 Ayat 1-2 berbunyi “Pengelola pusat perbelanjaan, toko swalayan, dan pasar rakyat wajib menggunakan kantong belanja ramah lingkungan dan dilarang menggunakan kantong belanja plastik sekali pakai”. Sanksi yang diberlakukan berupa teguran tertulis, denda hingga pembekuan izin usaha. PERGUB ini merupakan turunan dari Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah, dan sebelum dikeluarkannya peraturan ini Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) telah mengeluarkan surat edaran bagi kepala daerah yaitu, SE Menteri lingkungan hidup nomor S.1230/PSLB3-PS/2016 tertanggal 17 Februari 2016 tentang Harga dan Mekanisme Penerapan Kantong Plastik Berbayar. Peresmian penggunaan kantong belanja ramah lingkungan ini dilakukan oleh

(21)

Pemerintah Kota (PEMKOT) Jakarta Selatan bertempat di salah satu ritel perbelanjaan di Kecamatan Jagakarsa (Rizki, 2020). Untuk mengetahui dampak dari kebijakan ini, maka penelitian tentang Hubungan antara kebijakan kantong plastik sekali pakai dengan kepatuhan masyarakat dalam menggunkan kantong belanja ramah lingkungan di kecamatan Jagakarsa dirasa perlu untuk dilakukan.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan penjabaran dari latar belakang diatas, maka peneliti mengidentifikasi permasalahan yang menjadi bahan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Dunia mengalami kenaikan suhu rata-rata permukaan bumi sebesar 1,14 derajat celsius, yang menjadi suhu tertinggi pada abad 20 di bulan Januari 2020.

2. Indonesia menjadi Negara terbesar kedua penghasil sampah plastik ke lautan.

3. 2000 ton sampah kantong plastik sekali pakai memenuhi Jakarta setiap tahunnya.

4. Penggunaan plastik sekali pakai yang berlebihan akan mengancam ekosistem alam dan kesejahteraan makhluk hidup, baik manusia, hewan dan tumbuhan.

(22)

C. Batasan Masalah

Batasan masalah diperlukan agar topik tidak melebar sehingga tujuan dari penelitian ini mudah tercapai, adapun penjabaran batasan masalah pada penelitian ini adalah:

1. Penelitian ini membahas mengenai hubungan antara kebijakan kantong plastik sekali pakai dengan kepatuhan masyarakat dalam menggunakan kantong belanja ramah lingkungan di Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan.

2. Penelitian ini hanya ditujukan kepada Pelaku usaha dan Konsumen yang dalam kesehariannya menggunakan kantong belanja plastik sekali pakai dan merasakan dampak Peraturan Gubernur Nomor 142 Tahun 2019 Tentang Kewajiban Penggunaan Kantong Belanja Ramah Lingkungan pada Pusat Perbelanjaan, Toko Swalayan dan Pasar Rakyat, di Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pemaparan diatas, maka peneliti merumuskan permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut:

Apakah terdapat hubungan antara kebijakan kantong plastik sekali pakai dengan kepatuhan masyarakat dalam menggunakan kantong belanja ramah lingkungan di Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan.

(23)

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan penelitian

Dalam penulisan karya ilmiah ini, peneliti memiliki tujuan untuk menguji hubungan antara kebijakan kantong plastik sekali pakai terhadap kepatuhan masyarakat dalam menggunakan kantong belanja ramah lingkungan di Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan.

2. Manfaat Penelitian a. Manfaat Akademis

Penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan yang positif dalam pengembangan ilmu kesejahteraan sosial dalam kaitannya dengan kebijakan lingkungan hidup.

b. Manfaat Praktis

1). Penelitian ini diharapkan dapat membantu Pemerintah DKI Jakarta dalam mengevaluasi penerapan kebijakan penggunaan kantong belanja ramah lingkungan di Kecamatan Jagakarsa.

2). Penelitian ini diharapkan mampu mendorong penerapan kebijakan penggunaan kantong belanja ramah lingkungan di provinsi Indonesia lainnya.

3). Penelitian ini diharapkan mampu memberi kontribusi pemikiran kepada para aktivis dan

(24)

komunitas lingkungan dalam upaya merancang aksi penyelamatan bumi kedepan.

F. Kajian Terdahulu

Kajian terdahulu sangat penting karena akan menjadi acuan bagi peneliti untuk memperkaya teori dan pengetahuan, menjadi bahan evaluasi agar menciptakan penelitian baru yang lebih up to date dan akurat. adapun penelitian terdahulu yang menjadi acuan peneliti adalah:

1. Jurnal yang ditulis oleh Purwowibowo, Syech Hariyono dan Djoko Wahyudi tahun 2017 dengan judul “Pekerjaan Sosial Komunitas Berbasis Lingkungan (Community Social Work Based On Environmental)” dalam jurnal 118share: Social Work Volume 7. Jurnal ini membahas tentang pentingnya faktor lingkungan dalam mendukung Sistem Usaha Kesejahteraan Sosial. Praktik kesejahteraan sosial masih menggunakan pendekatan case work, group work, community organization dan community development. Sekarang telah disadari oleh para pakar kesejahteraan sosial dan pekerjaan sosial bahwa masalah kesejahteraan sosial juga berasal dari degradasi lingkungan. Metode intervensi ini berbasis lingkungan, sehingga dalam mengatasi masalah sosial, pekerja sosial bisa melakukan pembelaan terhadap korban kerusakan lingkungan dan mampu berperan aktif dalam memberikan kesadaran masyarakat tentang pentingnya unsur

(25)

lingkungan sebagai usaha mencapai kesejahteraan masyarakat, Persoalan atau isu mengenai perubahan iklim sangat bermanfaat bagi ahli kesejahteraan sosial dan pekerja sosial untuk melakukan intervensinya. Perannya sangat penting terutama di dalam mengurangi emisi karbon, mendorong masyarakat untuk menggunakan energi bersih dan melindungi masyarakat dari dampak negatif perubahan iklim dengan menguatkan induvidu dan komunitas serta membantu masyarakat mendapatkan energi yang berbasis teknologi ramah lingkungan.

Perannya menjadi terdepan di dalam menginisiasi penggunaan energi yang efisien yang dapat mengurangi sumbangannya terhadap timbulnya perubahan iklim. maka pekerja sosial yang berbasis lingkungan ini disebut sebagai

‘Green social worker”.

2. Penelitian jurnal yang ditulis oleh Alvionita Rizqi Aulia, alumnus Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, tahun 2019 dengan judul “Pengaruh Kesadaran Lingkungan terhadap Perilaku Masyarakat dalam Mengurangi Sampah Plastik di Kelurahan Pondok Labu”.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara kesadaran lingkungan terhadap perilaku masyarakat dalam mengurangi sampah plastik.

Persamaan dengan karya ilmiah peneliti terletak pada tema dan topik, serta membahas tentang perilaku masyarakat

(26)

dalam usaha mengurangi sampah plastik sekali pakai, adapun perbedaan dengan karya ilmiah peneliti adalah terletak pada lokus dan variabel X dan Y. Pada 2020 banyak update data baru tentang fakta lingkungan, maka penelitian yang akan dilakukan peneliti akan menyajikan karya ilmiah yang terupdate dan baru.

3. Penelitian jurnal dengan judul “Pengaruh Green Marketing Kebijakan Kantong Plastik Berayar terhadap Green Behaviour Masyarakat Kota Bogor” oleh Ayi Indah Novianti dan Lindawati Kartika, Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor, Bogor, Indonesia, pada tahun 2017. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa faktor green marketing yang memiliki pengaruh paling besar adalah Know your customer, artinya dalam pembuatan kebijakan pemerintah harus benar-benar mengetahui sampai dimana tingkat kepedulian masyarakat terhadap lingkungan, hasil tersebut menunjukan bahwa semakin tinggi pengetahuan pemerintah mengenai kondisi konsumen maka kebijakan yang diterapkan dapat mempengaruhi perubahan perilaku masyarakat dalam hal penggunaan kantong belanja plastik akan semakin meningkatkan green behavior. Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti adalah lokus karya ilmiah dari Ayu Indah Novianti dan Lindawati Kartika ini berada di Bogor, sedangkan karya ilmiah peneliti menambil lokus di Jakarta yang merupakan jantug

(27)

perekonomian Indonesia dengan tingkat konsumsi dan produksi yang tinggi. Selain itu penelitian yang dirancang Ayi Indah Novianti dan Lindawati Kartika ini berfokus pada kebijakan kantong plastik berbayar bukan pada kebijakan terbaru Peraturan Gubernur Nomor 142 Tahun 2019 tentang kewajiban penggunaan kantong belanja ramah lingkungan seperti yang akan peneliti teliti.

4. Penelitian yang ditulis oleh Bahagia, dkk pada tahun 2019 alumnus Universitas Serambi Mekkah, program studi Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik, yang berjudul

"Analisis Implementasi Kebijakan Kantong Plastik Berbayar di Ritel Modern, Banda Aceh". Penelitian ini membahas tentang analisis implementasi kebijakan dengan analisis SWOT. Strategi internal memiliki kekuatan paling tinggi (3,39) yaitu mengurangi penggunaan kantong plastik di lingkungan. Namun pada sisi kelemahan paling tinggi (2,88) yaitu diterapkan hanya pada toko ritel dan tidak menyeluruh. Pada strategi eksternal dengan nilai peluang paling tinggi (3,51) yaitu memberi kesempatan kepada produsen dalam usaha kerajinan tas ramah lingkungan. Sedangkan untuk nilai hambatan paling tinggi (1,76) yaitu kurangnya sosialisasi dari pegawai kasir kepada konsumen mengenai kebijakan kantong plastik berbayar. Adapun persamaan dengan karya ilmiah peneliti adalah pada variabel X yang membahas tentang kebijakan lingkungan namun dalam konteks peraturan yang berbeda

(28)

dimana Bahagia, dkk membahas kebijakan kantong plastik berbayar dan peneliti akan membahas kebijakan Peraturan Gubernur DKI Jakarta Nomor 142 Tahun 2019 Tentang Penggunaan Kantong Belanja Ramah Lingkungan.

(29)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori atau Konsep

1. Kebijakan

a. Pengertian Kebijakan

Edi Suharto menyatakan bahwa kebijakan adalah suatu ketetapan yang memuat prinsip-prinsip untuk mengarahkan cara bertindak yang dibuat secara terencana dan konsisten dalam mencapai tujuan tertentu (Suharto, 2008, h.7).

Sugiyono (2007: 3) mengatakan kebijakan adalah sebuah rekayasa sosial. Kebijakan umumnya dimaknai sebagai serangkaian tindakan yang dilakukan atau tidak dilakukan oleh perorangan atau kelompok.

Pengertian ini memberikan makna bahwa kebijakan merupakan suatu rangkaian tindakan, yang berarti tindakan tersebut tidak terbatas satu tindakan, melainkan beberapa tindakan. Tindakan tersebut untuk mencapai tujuan tertentu yaitu dengan mengubah perilaku masyarakat melalui rekayasa sosial. Itulah sebabnya istilah kebijakan dimaknai sebuah rekayasa sosial atau social engineering.

(30)

Sedangkan Laswell dan Kaplan melihat kebijakan sebagai sarana untuk mencapai tujuan menyebut kebijakan sebagai program yang diproyeksikan berkenaan dengan tujuan, nilai, dan praktik (a projected program of goals, values and practices). Adapun Carl Friedrich mengatakan bahwa yang paling pokok bagi suatu kebijakan adalah adanya tujuan (goals), sasaran (objektive), atau kehendak (purpose). Senada dengan beberapa definisi tersebut, H.

Hugh Heglo (Maryono, 2010: 23) mengungkapkan kebijakan sebagai “a course of action intended to accomplish some ends” atau sebagai tindakan yang bermaksud untuk mencapai tujuan tertentu. Definisi Heglo ini selanjutnya diuraikan oleh Jones dalam kaitan dengan beberapa isi dari kebijakan. Pertama, tujuan yaitu tujuan tertentu yang dikehendaki untuk dicapai, bukan suatu tujuan yang sekedar diinginkan saja.

Kedua, rencana atau proposal yang merupakan alat atau cara tertentu untuk mencapainya. Ketiga, program atau cara tertentu yang telah mendapat persetujuan dan pengesahan untuk mencapai tujuan yang dimaksud.

Keempat, keputusan, yakni tindakan tertentu yang diambil untuk menentukan tujuan, membuat dan menyesuaikan rencana.

Dari beberapa definisi di atas secara umum memandang bahwa kebijakan merupakan suatu tindakan untuk mencapai tujuan. Untuk itu dapat

(31)

disimpulkan bahwa kebijakan adalah serangkaian tindakan pogram dengan memperhatikan hal yang paling pokok yaitu adanya tujuan, sasaran, atau kehendak untuk mencapai tujuan tertentu. Adapun Proses Kebijakan yang disarankan dapat dilihat pada gambar dibawah ini. (HAR Tilaar & Riant Nugroho, 2008:189)

Gambar 1. Proses kebijakan

Untuk mengukur pegaruh kebijakan yang telah diseleksi, diperlukannya monitoring dan evaluasi agar kebijakan berjalan sesuai tujuan, monitoring dan evaluasi berguna untuk mempelajari tentang hasil yang diperoleh dalam suatu program untuk dikaitkan dengan pelaksanaannya, mengendalikan program, dan mempengaruhi respons dari mereka yang berada di luar politik (Gordon, 1986).

(32)

b. Persepsi Kebijakan

Persepsi berasal dari Bahasa Inggris perception yang artinya persepsi, penglihatan, tanggapan ; yaitu proses seseorang menjadi sadar akan segala sesuatu dalam lingkungan melalui indera-indera yang dimilikinya atau pengetahuan lingkungan yang diperoleh melalui interpretasi data indera (Kartono &

Gulo, 1987:343). Persepsi masyarakat merupakan sebuah proses yang melibatkan pengetahuan, sikap dan penilaian masyarakat dalam memberikan tanggapan terhadap hal-hal atau objek tertentu yang diperoleh melalui panca indera yang dimiliki, sehingga terbentuklah gambaran mengenai objek atau subjek yang dipersepsikan. Penelitian ini akan mencari tahu bagaimana persepsi masyarakat terhadap kebijakan penggunaan kantong belanja ramah lingkungan di kecamatan Jagakarsa.

George Edward III dalam Agustino (2014:150-153) menegaskan bahwa masalah utama dari administrasi publik adalah lack of attention to implementation. Dikatakannya bahwa without effective implementation the decision of policy makers will be carried out successfully. terdapat 4 (empat) variabel yang sangat menentukan keberhasilan suatu kebijakan, yaitu:

(33)

1). Komunikasi

Komunikasi sangat menentukan keberhasilan pencapaian tujuan dari kebijakan publik. Komunikasi yang merupakan salahsatu variabel penting yang mempengaruhi sebuah kebijakan publik. Maka kebijakan yang efektif akan terlaksana, apabila para pembuat keputusan mengetahui mengenai apa yang akan mereka kerjakan. Infromasi yang diketahui para pengambil keputusan hanya bisa didapat melalui komunikasi yang baik. Terdapat tiga indikator yang dapat digunakan dalam mengukur keberhasilan variabel komunikasi. Edward III dalam Agustino (2014:

150-151) mengemukakan tiga variabel tersebut yaitu transmisi, kejelasan, Konsistensi.

2). Sumberdaya

Menurut Mulyadi (2015:28) Sumberdaya yaitu menekankan setiap kebijakan harus didukung oleh sumber daya yang memadai, baik sumberdaya manusia maupun sumberdaya bentuk finansial.

Sumberdaya ini berkaitan dengan segala sumber yang dapat digunakan untuk dapat mendukung keberhasilan kebijakan. Selanjutnya menurut Edward III di dalam Agustino (2014:151-152), sumberdaya merupakan hal penting dalam penerapan kebijakan yang baik. Maka Indikator-

(34)

indikator yang digunakan untuk melihat sejauhmana sumberdaya sangat mempengaruhi kebijakan terdiri dari Staf, Informasi, Wewenang, dan fasilitas.

3). Disposisi

Edward III mengemukakan

”kecenderungan dari para pelaksana kebijakan merupakan faktor ketiga yang mempunyai konsekuensi-konsekuensi penting bagi seluruh kebijakan yang efektif”. Jika para pelaksana mempunyai kecenderungan atau sikap positif atau adanya dukungan terhadap kebijakan maka terdapat kemungkinan yang besar dalam pelaksanaan kebijakan yang akan berjalan sesuai dengan keputusan awal. Demikian sebaliknya, jika para pelaksana bersikap negatif atau menolak terhadap satu kebijakan karena konflik kepentingan maka pelaksanaan kebijakan akan menghadapi kendala yang serius. Faktor-faktor yang selalu menjadi perhatian utama Edward III adalah mengenai bagaimana disposisi yang dalam kebijakan terdiri dari Pengangkatan birokrat dan insentif.

(35)

4). Struktur birokrasi

Menurut Edwards III struktur birokrasi menjadi hal yang penting dalam pelaksanaan kebijakan, ada 2 (dua) karakteristik utama didalam birokrasi yakni: 1. Standard operational procedure (SOP) dan fragmentasi.

2. Kepatuhan

a. Pengertian Kepatuhan

Kepatuhan (obedience) didefinisikan sebagai perubahan sikap dan tingkah laku seseorang untuk mengikuti permintaan atau perintah orang lain.

(Papalia, Diane, dan Ruth, 2003, h. 24). Sedangkan Neufeldt (di dalam Widyarti, 2003) mendefinisikan kepatuhan sebagai kemauan mematuhi sesuatu dengan takluk atau tunduk. Soekanto menjelaskan bahwa kepatuhan padaindividu pada hakikatnya merupakan hasil proses internalisasi yang disebabkan oleh pengaruh-pengaruh sosial yang memberikan efek pada kognisi seseorang, sikap-sikap maupun pola perikelakuannya dan hal tersebut justru bersumber pada orang-orang lain di dalam kelompok tersebut. Baron (2004) menjelaskan bahwa kepatuhan merupakan salah satu jenis dari pengaruh sosial, yaitu ketika seseorang menaati dan mematuhi permintaan orang lain untuk

(36)

melakukan tingkah laku tertentu karena adanya unsur power. Power yang dimaksudkan dapat diartikan sebagai suatu kekuatan atau kekuasaan yang memiliki pengaruh terhadap seseorang atau lingkungan tertentu.

Pengaruh sosial ini dapat memberikan dampak positif dan negatif terhadap perilaku individu. (2004, h. 51).

b. Dimensi Kepatuhan

Kepatuhan terhadap peraturan memiliki dimensi- dimensi yang mengacu pada dimensi kepatuhan. Blass menjelaskan bahwa seseorang dapat dikatakan patuh terhadap orang lain, apabila seseorang tersebut memiliki tiga dimensi kepatuhan yang terkait dengan sikap dan tingkah laku patuh. Berikut adalah dimensidimensi kepatuhan:

1). Mempercayai (belief) Kepercayaan terhadap tujuan dari kaidah-kaidah bersangkutan, terlepas dari perasaan atau nilai-nilainya terhadap kelompok atau pemegang kekuasaan maupun pengawasannya.

2). Menerima (accept) Menerima dengan sepenuh hati perintah atau permintaan yang diajukan oleh orang lain.

3). Melakukan (act) Melakukan isi perintah atau permintaan dari orang lain secara sadar (Hartono, 2006, h. 34).

(37)

c. Tipe Kepatuhan

Menurut Graham ada lima tipe kepatuhan, yaitu:

1). Otoritarian, Suatu kepatuhan tanpa reserve atau kepatuhan yang ikut-ikutan.

2). Conformist, Kepatuhan tipe ini mempunyai tiga bentuk, yaitu:

a) Conformist directed, yakni penyesuaian diri terhadap masyarakat atau orang lain;

b) Conformist hedonist, yakni kepatuhan yang berorientasi pada “untung-rugi”;

c) Conformist integral, yakni kepatuhan yang menyesuaikan kepentingan diri sendiri dengan kepentingan masyarakat.

3). Compulsive deviant, Kepatuhan yang tidak konsisten.

4). Hedonik psikopatik, Yaitu kepatuhan pada kekayaan tanpa memperhitungkan kepentingan orang lain.

5). Supramoralist, Kepatuhan karena keyakinan yang tinggi terhadap nilai-nilai moral ( Rifa’I, 2011, h.

65).

3. Sampah Plastik

Menurut Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah, Sampah adalah hasil dari sisa aktivitas kegiatan sehari-hari makhluk hidup yang berbentuk padat atau semi padat, berupa zat organik atau

(38)

non-organik, bersifat mudah terurai atau sulit terurai, yang dianggap sudah tidak bermanfaat lagi dan dibuang ke lingkungan. Sedangkan sampah plastik adalah salah satu makromolekul yang dibentuk dengan proses polimerisasi. Polimerisasi adalah proses penggabungan beberapa molekul sederhana (monomer) melalui proses kimia menjadi molekul besar (makromolekul atau polimer). Plastik merupakan senyawa polimer yang unsur penyusun utamanya adalah Karbon dan Hidrogen. Untuk membuat plastik, salah satu bahan baku yang sering digunakan adalah naphta, yaitu bahan yang dihasilkan dari penyulingan minyak bumi atau gas alam (Kumar, 2011). Sampah plastik adalah sampah non-organik yang sangat sulit terurai, plastik membutuhkan waktu selama 50-1000 tahun untuk terurai secara sempurna, sehingga penggunaan plastik yang berlebihan akan membuat Makhluk hidup terancam. Dalam penelitian ini peneliti akan membahas mengenai sampah kantong plastik yang terbagi menjadi 2 macam, yaitu:

a. Kantong Belanja Plastik Sekali Pakai

Menurut Pasal 1 Ayat 26 Peraturan Gubernur nomor 142 tahun 2019, kantong belanja plastik sekali pakai adalah kantong belanja dengan pegangan tangan yang digunakan sebagai wadah untuk mengangkat dan mengangkut barangdan terbuat dari atau mengandung bahan dasar plastik,

(39)

polimer thermoplastic, lateks, polyethylene, thermoplastic, synhetic polymeric, atau bahan-bahan sejenis lainnya yang merupakan polimer turunan hidrokarbon, termasuk yang mengandung prodegradan. Dipaparkan oleh Hajid dan Pradana (2019) Sejarah awal diciptakannya kantong plastik adalah ketika dunia berada dalam keadaan perang dunia II oleh ilmuan asal Swedia, Sten Gustaf Thulin pada tahun 1959 yang memiliki maksud untuk mencari media pengganti kantong kertas yang dianggap produksinya mengancam keberlangsungan alam. Pada saat itu, kantong plastik membawa banyak kebermanfaatan karena memudahkan manusia saat membawa barang bawaan dalam kehidupan sehari-hari ataupun dalam masa peperangan, komposisi pembuatan plastik masih menggunakan bahan yang mudah terurai sehingga aman untuk lingkungan namun kantong plastik belum cukup kuat untuk membawa barang yang berat sehingga terjadilah penyempurnaan komposisi pembuatan plastik oleh para ilmuan hingga ditemukannya bahan dasar bernama Polyethylene terephthalate (PET) yang dinilai cukup kuat dan murah, hingga jadilah seperti kantong plastik yang kita gunakan sekarang, sayangnya hal ini membawa dampak buruk bagi alam dan mahluk hidup, karena komposisinya membuat plastik sulit terurai bahkan

(40)

mampu bertahan selama 50-1000 tahun, terlebih saat ini kantong plastik dipakai secara berlebihan.

b. Kantong Belanja Ramah Lingkungan

Menurut Pasal 1 Ayat 25 Peraturan Gubernur nomor 142 tahun 2019, kantong belanja ramah lingkungan adalah kantong belanja guna ulang (reusable) yang dapat terbuat dari bahan apapun baik daun kering, kertas, kain, polyester dan turunannya maupun materi daur ulang, memiliki ketebalan yang memadai, dapat didaur ulang serta dirancang untuk dapat digunakan kembali.

4. Perilaku Masyarakat

Sukerti dan kawan-kawan menyatakan bahwa keberhasilan perilaku masyarakat dalam pengelolaan sampah harus terdapat kesadaran masyarakat yang tinggi (Sukerti, et al, 2017, h. 149). Dalam (Ningsih n.d.) menjelaskan hasil penelitian Roger (1974) sebelum terjadinya perilaku seseorang mengalami proses awareness sebagai tahap seseorang menyadari atau mengetahui stimulus, interest dimana seseorang mulai tertarik pada simulus, evaluation berarti seseorang mulai melihat baik atau tidaknya suatu stimulus, trial seseorang mulai mencoba perilaku baru tersebut dan yang terakhir yaitu adoption dimana tahap seseorang telah mencapai perilaku yang sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan

(41)

sikapnya terhadap stimulus. Skinner (1976) membedakan perilaku menjadi dua jenis yaitu, Perilaku yang alami (innate behavior) dimana perilaku ini terdapat pada manusia sejak manusia tersebut dilahirkan, seperti refleks mengedipkan mata karena terkena sinar matahari yang kuat. Refleksi tersebut merupakan refleks yang terjadi dengan sendirinya tapa adanya perinah dari susunan syaraf atau otak yang diterima melalui afektor tanpa melalui otak atau pusat kesadaran. Dan yang kedua adalah Perilaku operan (operant behavior) merupakan perilaku yang berasal dari proses belajar dengan stimulus yang telah melalui pusat kesadaran sehigga menghasilkan respon melalui afektor (alat penerima rangsangan) (Walgito, 2012). Menurut Sopiah (2008) perilaku seseorang dipengaruhi oleh usaha (effort), kemampuan (ability), dan persepsi seseorang terhadap sesuatu.

Adanya perbedaan pada setiap poin akan menghadirkan perilaku yang berbeda pula pada setiap individu. Oleh karena itu perilaku manusia dapat terjadi karena refleks dan ada sejak seseorang dilahirkan ataupun melalui rangsangan stimulus yang masuk ke dalam diri seseorang (2008, h. 23–24).

(42)

B. Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir menjelaskan bagaimana hubungan antara kebijakan kantong plastik sekali pakai dengan kepatuhan masyarakat dalam menggunakan kantong belanja ramah lingkungan di Kecamatan Jagakarsa. Plastik sendiri merupakan bahan baku yang mudah ditemukan dengan harga yang ekonomis dan kualitas yang tidak mudah rusak, plastik telah menjadi bahan baku yang sering digunakan oleh masyarakat dikarenakan hal kepraktisan. Akan tetapi tanpa disadari, sifat plastik yang sulit terurai secara alami dapat menimbulkan kerusakan lingkungan dan mengancam kesejahteraan mahluk hidup. Sehingga hal tersebut harus mendapatkan penangan khusus yang cepat dan solutif.

Sehingga pada 1 Juli 2020, Gubernur Jakarta mengesahkan Peraturan Gubernur (PERGUB) Nomor 142 Tahun 2019 Tentang Kewajiban Penggunaan Kantong Belanja Ramah Lingkungan pada Pusat Perbelanjaan, mengingat Jakarta menghasilkan 2000 ton kantong plastik setiap tahunnya, diharapkan dari kebijakan ini mampu menekan jumlah sampah plastik yang memenuhi jakarta, terutama sampah kantong plastik sekali pakai serta menumbuhkan kesadaran pada Masyarakat tentang pentingnya menjaga kelestarian lingkungan sebagai wujud investasi masa depan. Dilihat dari Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah, dalam kegiatan mengurangi sampah yang sulit teurai, salah satunya ialah sampah plastik, menjelaskan bahwa

(43)

bukan hanya masyarakat yang berperan, akan tetapi pemerintah, pemerintah daerah, produsen dan juga masyarakat bertanggung jawab untuk menjaga kelestarian lingkungan dengan mempertimbangkan bahan yang mereka gunakan dalam suatu produksi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Sehingga setiap lapisan memiliki peran dan tanggung jawabnya dalam pengelolaan sampah.

Baron (2004) menjelaskan bahwa kepatuhan merupakan salah satu jenis dari pengaruh sosial, yaitu ketika seseorang menaati dan mematuhi permintaan orang lain untuk melakukan tingkah laku tertentu karena adanya unsur power.

Power yang dimaksudkan dapat diartikan sebagai suatu kekuatan atau kekuasaan yang memiliki pengaruh terhadap seseorang atau lingkungan tertentu. Pengaruh sosial ini dapat memberikan dampak positif dan negatif terhadap perilaku individu. (2004, h. 51).

Maka diharapkan dengan adanya kebijakan yang mengatur tentang perilaku masyarakat terhadap lingkungan mampu membangun kesadaran masyarakat tentang pentingnya pelestarian lingkungan sehingga masyarakat tergerak untuk mematuhi kebijakan yang ditetapkan pemerintah yaitu dengan meminimalisir penggunaan kantong plastik sekali pakai. sehingga hal ini diharapkan membuat semua lapisan masyarakat bergerak bersama menyelamatkan ekosistem alam dan kesejahteraan makhluk hidup.

(44)

Keterangan artinya hubungan

Gambar 2. Kerangka Berpikir

C. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah pernyataan dari sebuah hubungan antara variabel satu dengan variabel yang lain, bersifat sementara dari perkiraan Peneliti, serta belum memiliki kekuatan (Anshori dan Iswati, 2009). Dilihat berdasarkan teori dan kerangka berpikir yang telah dijabarkan, maka Peneliti menyimpulkan hipotesis sebagai berikut:

H0: Tidak terdapat hubungan antara kebijakan kantong plastik sekali pakai dengan kepatuhan masyarakat dalam menggunakan kantong belanja ramah lingkungan di Kecamatan Jagakarsa

H1 : Terdapat hubungan yang signifikan antara kebijakan kantong plastik sekali pakai dengan kepatuhan masyarakat dalam menggunakan kantong belanja ramah lingkungan di Kecamatan Jagakarsa.

Kebijakan Kantong Plastik Sekali Pakai (X)

Kepatuhan Masyarakat Menggunakan Kantong

Belanja Ramah Lingkungan (Y)

(45)

Hipotesis statistik HO: ρx=0

H1: ρx ≠ 0

(46)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan macam penelitian korelasional yang mencari keterhubungan antara 2 variabel. Data kuantitatif didapatkan dengan metode survei yang dilakukan secara sengaja (Purposive) dengan menggunakan instrumen berupa kuesioner yang ditujukan kepada responden.

Kuesioner yang diberikan kepada responden berisikan pernyataan-pernyataan mengenai persepsi kebijakan kantong belanja ramah lingkungan yang ditetapkan Pemerintah setempat beserta dampaknya bagi masyarakat, serta bagaimana sikap dan perilaku masyarakat dalam mematuhinya.

Metode yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah metode penelitian survei. Kerlinger (1973) berpendapat peneltian survei merupakan penelitian yang dilakukan dengan populasi besar ataupun kecil, data yang digunakan adalah data yang berasal dari sampel dimana sampel tersebut merupakan bagian dari populasi, sehingga mendapatkan peristiwa yang relatif, distribusi dan saling berkaitan antar variabel yang bersifat sosiologis bahkan psikologis (Iswati dan Anshori, 2009, h.34).

(47)

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Sugiyono (2018) mengatakan bahwa populasi merupakan wilayah umum yang terdiri dari subyek yang tidak hanya memiliki jumlah tetapi memiliki kualitas serta karateristik yang telah ditetapkan peneliti untuk dipahami dan dipelajari kemudian diambil rumusannya. (Sugiyono, 2018, h. 80). Populasi dalam penelitian ini adalah Masyarakat Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan yang berjumlah 390.272 jiwa. Dimana Jakarta Selatan adalah kota yang memiliki tingkat perkembangan ekonomi dan daya konsumsi yang tinggi, sedangkan Kecamatan Jagakarsa adalah Kecamatan terpadat di Jakarta Selatan yang menjadi tempat peresmian penggunaan kantong belanja ramah lingkungan, sehingga memiliki progress yang lebih dulu mengenai penerapan kebijakan kantong belanja ramah lingkungan dibandingkan kecamatan lainnya 2. Sampel

Menurut Sugiyono (2018) Sampel merupakan bagian dari populasi, yang berisi sebagian dari jumlah populasi serta karakteristik yang mewakili. Peneliti dapat menggunakan beberapa bagian dalam populasi untuk dijadikan sampel penelitian apabila jumlah populasi tersebut besar dikarenakan keterbatasan tenaga waktu maupun dana. Oleh sebab itu yang dijadikan sampel haruslah bersifat representatif (mewakili) populasinya karena akan menjadi kesimpulan yang diberlakukan untuk populasi (2018, h.81).

a.) Teknik Sampling

• Teknik pengambilan Sampel pada penelitian ini adalah non-probability sampling, Menurut Sugiyono

(48)

(2001:60) teknik non-probability adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan kesempatan/peluang yang sama pada setiap unsuratau anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel.

Teknik ini menggunakan macam purposive sampling dimana sampel dipilih secara sengaja berdasarkan karakteristik populasi dan tujuan penelitian, dimana pada proses pengumpulannya peneliti akan mendatangi tempat penelitian yaitu pasar rakyat, pasar swalayan dan pusat perbelanjaan di Kecamatan Jagakarsa lalu jika terdapat responden yang memenuhi ciri sampel seperti pelaku usaha/konsumen yang masih menggunakan kantong plastik sekali pakai atau yang telah menggunakan kantong belanja ramah lingkungan, maka mereka yang memenuhi kriteria itu akan peneliti jadikan sebagai responden dalam penelitian ini. Jumlah sampel pada penelitian ini ditentukan dengan rumus slovin sebagai berikut:

Keterangan:

n= ukuran sampel N= ukuran populasi

d= galat pendugaan/errortolerance

Berdasarkan perhitungan rumus Slovin maka Peneliti menghitung sampel dari populasi masyarakat Kecamatan Jagakarsa berjumlah 390.272 jiwa, Maka n = 390.272/(390.272 x0,1x0,1+1) = 99,9. Lalu Peneliti membulatkannya menjadi 100 sampel dengan ciri yaitu

(49)

pelaku usaha atau konsumen yang dalam kesehariannya menggunakan kantong plastik sekali pakai dan terdampak kebijakan pemerintah setempat tentang kewajiban penggunaan kantong belanja ramah lingkungan, serta berdomisili di Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan.

C. Sumber Data

Sumber data merupakan bagaimana peneliti mendapatkan informasi terkait data yang dibutuhkan dalam penelitian. Data dibedakan menjadi dua berdasarkan sumbernya yaitu:

1. Data primer merupakan data yang didapatkan dari hasil observasi dan pengambilan data secara langsung ketika di lapangan menggunakan kuesioner kepada responden berdasarkan panduan pernyataan yang telah disiapkan.

2. Data sekunder merupakan data yang didapatkan dari hasil studi literatur, artikel, jurnal ataupun situs internet yang sesuai dengan tema penelitian dan pihak-pihak yang sesuai dengan penelitian (Sugiyono 2018, 137).

D. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat

Penghasil sampah plastik terbanyak adalah berasal dari kota-kota besar, dan Jakarta Selatan adalah

(50)

salah satu kota besar di Indonesia yang memiliki tingkat perkembangan ekonomi dan daya konsumsi yang tinggi, sedangkan Kecamatan Jagakarsa adalah Kecamatan terpadat tempat peresmian pertama penggunaan kantong belanja ramah lingkungan di Jakarta Selatan oleh Pemerintah Kota (PEMKOT) setempat., sehingga Kecamatan Jagakarsa memiliki progress lebih dulu dibanding Kecamatan lainnya. Maka, berdasarkan penjabaran diatas, peneliti melakukan penelitian ini di Kecamatan Jagakarsa yang terbagi dalam 6 Kelurahan, yaitu Kelurahan Tanjung Barat, Kelurahan Lenteng Agung, Kelurahan Jagakarsa, Kelurahan Ciganjur, Kelurahan Srengseng Sawah dan Kelurahan Cipedak.

Dimana peneliti akan mengambil sampel dari pusat perbelanjaan, toko swalayan dan pasar rakyat, yaitu Fortuna Swalayan, Pasar Timbul dan Toko IKA Kelurahan Cipedak, Pasar Lenteng Agung Kelurahan Lenteng Agung, Aeon Mall Kelurahan Tanjung barat, Pasar Ciganjur dan Indomaret Kelurahan Ciganjur, Alfamidi Super dan Alfamart Kelurahan Jagakarsa, Pasar Ikan Serengseng Sawah.

2. Waktu

Waktu atau jadwal penelitian dibuat Peneliti agar dapat memperhitungkan waktu dalam setiap tahapan, dan bekerja secara sistematis dan terencana agar tujuan dalam

(51)

penulisan karya ilmiah ini tercapai dengan baik. Berikut jadwal penelitian yang telah peneliti buat:

Tabel 1. Jadwal penelitian

E. Instrumen Penelitian

1. Definisi Konseptual dan Operasional

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2016), h. 61). Dalam penelitian ini menggunakan variabel bebas dan bergantung yang akan dijelaskan dibawah ini:

a. Variabel Bebas

Menurut Iswati dan Anshori (2009, 41) Variabel

(52)

bebas yakni dua variabel atau lebih yang saling berkaitan yang berarti perubahan variabel satu mempengaruhi perubahan variabel yang lain dan sering disebut sebagai variabel yang mempengaruhi dalam penelitian ini yang dimaksud dengan variabel bebas adalah kebijakan kantong plastik sekali pakai. Adapun definisi konseptual dari kebijakan adalah suatu ketetapan yang memuat prinsip-prinsip untuk mengarahkan cara bertindak yang dibuat secara terencana dan konsisten dalam mencapai tujuan tertentu dalam hal ini adalah mengenai penggunaan kantong belanja ramah lingkungan di Kecamatan Jagakarsa.

Sedangkan definisi operasional dalam kebijakan ini adalah mengenai pengukuran persepsi masyarakat, Persepsi masyarakat merupakan sebuah proses yang melibatkan penilaian masyarakat dalam memberikan tanggapan terhadap hal-hal atau objek tertentu yang diperoleh melalui panca indera yang dimiliki, sehingga terbentuklah gambaran mengenai objek atau subjek yang dipersepsikan. Penelitian ini akan mencari tahu bagaimana persepsi masyarakat terhadap kebijakan penggunaan kantong belanja ramah lingkungan di kecamatan Jagakarsa melalui unsur-unsur Komunikasi, sumberdaya, disposisi, dan struktur birokrasi dalam kebijakan yang berlaku. Indikator dalam variabel ini akan dijelaskan sebagai berikut:

(53)

Tabel 2. Blue Print Skala Kebijakan

NO DIMENSI INDIKATOR FAV UN

FAV TOT

AL 1. Komunikasi 1. Transmisi kebijakan antara

pelaksana kebijakan dengan sasaran kebijakan

2. Kejelasan Informasi yang disampaikan

3. Konsistensi isi kebijakan yang disampaikan

1,2,3 ,4,5, 6

6

2. Sumber daya

1. Kompetensi sumber daya staf sebagai pelaksana kebijakan 2. Ketersediaan anggaran dalam

pelaksanaan kebijakan

3. Ketersediaan fasilitas dalam pelaksanaan kebijakan

4. Kewenangan dalam mengatur proses implementasi kebijakan oleh pengawas

7,8,9 ,10,1 1,12, 13

7

3. Disposisi 1. Pengangkatan birokrat sebagai unit pelaksana kebijakan

2. Ketersediaan Insentif bagi pelaksana kebijakan

14, 15, 16,1 7,18

5

4. Struktur Birokrasi

1. Standard operational procedure (SOP)

2. Fragmentasi

19,

20 2

(54)

b. Variabel Terikat

Menurut Iswati dan Anshori (2009, 41) Variabel terikat yaitu variabel yang saling berkaitan, dalam hal ini variabel dipengaruhi atau disebabkan oleh variabel yang lain atau yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kepatuhan masyarakat dalam menggunakan kantong belanja ramah lingkungan (Iswati dan Anshori, 2009, h. 41). Adapun definisi konseptual dari variabel kepatuhan (obedience) didefinisikan sebagai perubahan sikap dan tingkah laku seseorang untuk mengikuti permintaan atau perintah orang lain untuk tujuan tertentu. (Papalia, Diane, dan Ruth, 2003, h. 24).

Sedangkan definisi operasional dari kepatuhan adalah mengenai pengukuran tingkah laku masyarakat dalam mematuhi penggunaan kantong belanja ramah lingkungan dengan indikator kepercayaan masyarakat (Belief), penerimaan masyarakat (Accept) dan aksi masyarakat(Act) terhadap kebijakan penggunaan kantong belanja ramah lingkungan, indikator dalam variabel ini dijelaskan sebagai berikut:

(55)

Tabel 3. Blue Print Skala Kepatuhan Masyarakat

NO DIMENSI INDIKATOR FAV UNF

AV TOT

AL 1. Mempercayai

(Belief)

1. Sikap kepercayaan individu terhadap motif diberlakukannya kebijakan kantong plastik sekali pakai

1,2,3 , 4,6

5. 6

2. Menerima (Accept)

1. Sikap penerimaan terhadap kebijakan penggunaan kantong belanja ramah lingkungan

2. Sikap penerimaan terhadap konsekuensi pelanggaran penggunaan kantong plastik sekali pakai

7,8,1 0,11, 12

9 6

3. Melakukan (Act)

1. Perilaku indivu yang tidak menerima atau menggunakan kantong plastik sekali pakai

2. Perilaku invididu yang menggunakan kantong belanja ramah lingkungan

13,1 5,16, 19

14,17 ,18

7

2. Skala Penelitian

Dalam Sugiyono (2018) untuk mengukur fenomena sosial yang mencakup sikap, pendapat dan persepsi menggunakan skala Likert yang berarti akan mendapatkan data berupa data interval atau rasio yaitu data yang terdapat interval dari sangat setuju sampai sangat tidak setuju (2018, h. 93).

(56)

Tabel 4. Skala Likert Kebijakan

Pernyataan Favorable Unfavorable

Sangat Baik (SB) 4 1

Baik (B) 3 2

Tidak Baik (TB) 2 3

Sangat Tidak Baik (STB) 1 4

Tabel 5. Skala Likert Kepatuhan

Pernyataan Favorable Unfavorable

Sangat Setuju (SS) 4 1

Setuju (S) 3 2

Tidak Setuju (TS) 2 3

Sangat Tidak Setuju (STS) 1 4

F. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi

Observasi adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian yang diamati oleh peneliti (Bungin, 2011, h.186). Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar (Sugiyono, 2004, h.203). Jenis observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis observasi

(57)

non partisipasif, dimana peneliti tidak terlibat dan hanya sebagai pengamat bebas. Peneliti melakukan observasi terhadap lokasi kegiatan subyek penelitian di pusat perbelanjaan, pasar rakyat dan toko swalayan untuk meninjau aspek-aspek yang ada dalam variabel penelitian.

2. Kuesioner (angket)

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab (Sugiyono, 2014, h.145). Kuesioner dapat berupa pertanyaan atau pernyataan tertutup atau terbuka, dapat diberikan kepada responden secara langsung atau dikirim melalui pos atau internet (Sugiyono, 2004, h.199).

Dalam penelitian ini, peneliti menyebar kuesioner kepada 100 responden pengguna kantong plastik sekali pakai dan juga pelaku usaha untuk mengetahui hubungan kebijakan kantong plastik sekali pakai dengan kepatuhan masyarakat dalam menggunakan kantong belanja ramah lingkungan di Kecamatan Jagakarsa.

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan teknik mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya (Arikunto, 2002, h.236).

Peneliti mendokumentasikan kegiatan transaksi jual-

(58)

beli di masyarakat serta mencari dokumen-dokumen tertulis yang relevan dengan kebutuhan penelitian.

G. Teknik Analisis Data

Data yang telah terkumpul dari kuesioner selanjutnya diolah secara kuantitatif dengan menggunakan software SPSS (Statistical Package for social science) for Windows versi 25.0. Analisis data dilakukan apabila keseluruhan data terkumpul dan telah sesuai dengan uji prasyarat maka selanjutnya dilakukan analisis data dengan menggunakan Analisis Statistik Deskriptif, yaitu statistik yang digunakan untuk menganalisa suatu data dengan cara memberikan gambaran data yang sudah terkumpul tanpa adanya maksud untuk menyimpulkan secara umum. Penyajian data melalui tabel, grafik, diagram lingkaran, pictogram, perhitungan modus, mean, median dan desil, presentil (Sugiyono, 2018, h.

147). Dalam melakukan analisis data dilakukan uji kualitas data menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas sebagaimana dijelaskan sebagai berikut:

1. Uji Validitas

Validitas merupakan ukuran untuk menunjukan tingkat-tingkat validitas atau kesahihan suatu instrumen atau komponen pernyataan, instrumen yang valid dapat dijadikan sebagai alat ukur untuk mendapatkan data (Sugiyono, 2018, h. 121). Uji validitas digunakan untuk

(59)

menguji kesahihan suatu pernyataan dalam kuesioner dengan menggunakan teknik uji korelasi Pearson Product Moment. Skor setiap pernyataan yang diuji kesahihannya dihubungkan dengan skor total seluruh pernyataan dengan rumus sebagai berikut (Santosa, 2018, h. 197).

Keterangan:

rxy : Koefisien korelasi xi : Nilai data ke-i variabel X yi : Nilai data ke-i variabel Y n : Jumlah data hi

Untuk mengetahui hubungan setiap pernyataan tersebut signifikan, maka perlu dilihat r tabel dan r hitung.

Menurut Ghozali (2016) kriteria untuk melakukan pengujian yaitu dengan melihat rhitung > r tabel (uji 2 dengan sig.0,05) maka instrumen pernyataan memiliki hubungan yang signifikan terhadap skor total maka dinyatakan valid, dan sebaliknya apabila r hitung < r tabel maka dinyatakan tidak valid (2016, h. 52). Pada uji validitas ini peneliti menggunakan 35 responden.

(60)

2. Uji Reliabilitas

Dalam Budiman dan Riyanto (2013) menjelaskan bahwa reliabilitas merupakan hal penting yang digunakan untuk bagaimana suatu alat ukur dapat diandalkan dan konsisten apabila digunakan dalam pengukuran lebih dari satu kali terhadap suatu fenomena dengan menggunakan alat ukur yang sama. Pernyataan telah melewati uji validitas maka dilakukan juga uji reliabilitas dengan cara membandingkan r tabel dengan r hitung. Jika nilai r hitung adalah alpha yang berada di awal output dengan tingkat kemaknaan 5% (0,05) maka setiap pernyataan dalam kuesioner dikatakan valid, jika r alpha lebih besar dari konstanta (0,6) maka penyataan dalam kuesioner dikatakan reliabel (2013, h. 22). Teknik uji reliabilitas yang digunakan dengan koefisien reliabilitas Alpha Cronbach, yaitu:

Keterangan

R11 : Reliabilitas intrumen

K : Banyaknya butir pernyataan

∑ σ2t : Jumlah varian butir σ2t : Varians total

(61)

Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur kuesioner yang berasal dari indikator sebuah variabel.

Kuesioner dapat dikatakan reliabel jika jawaban responden terhadap pernyataan konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2016, h. 47). Koefisien alfa berada pada nilai 0 hingga 1 dan dapat digunakan untuk menggambarkan reliabel, faktor-faktor yang diekstraksi dari pembagian (yaitu, pernyataan dengan dua kemungkinan jawaban) dan kuesioner atau skala yang diformat multitpoint, semakin tinggi skor, semakin dapat diandalkan skala yang dihasilkan seperti 1 sampai 4. Pada uji reliabilitas ini peneliti menggunakan 35 responden.

3. Uji Normalitas Kolmogorov-smirnov

Setelah data dinyatakan valid dan reliabel, maka data akan dianalisis kenormalitasannya menggunakan uji uji Kolmogorov, dimana konsep dasar pengujian ini adalah dengan membandingkan distribusi data yang akan diuji normalitasnya dengan distribusi normal baku.

Pengujian normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi normal atau tidak.

Uji normalitas adalah membandingkan antara data yang akan diteliti dengan data berdistribusi normal berdasarkan mean dan standar deviasi. Jika data berdistribusi normal maka analisis statistik dapat memakai pendekatan parametrik, sedangkan jika data

(62)

tidak berdistribusi normal maka analisis menggunakan non- parametrik. Dasar pengambilan keputusan dalam uji normalitas data adalah Jika nilai signifikannya lebih besar dari 0,05 maka data tersebut berdistribusi normal.

Dan jika nilai signifikannya lebih kecil dari 0,05 maka data tersebut tidak berdistribusi normal (Siregar, 2010, h. 929).

a. Uji Normalitas Dengan Grafik

Grafik histogram merupakan salah satu cara untuk melihat adanya residual dengan membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati normal. Akan tetapi, jika hanya melihat histrogram dapat membuat kekeliruan pada jumlah sampel yang kecil. Metode lain yang dapat digunakan dan lebih dapat diandalkan yaitu dengan melihat probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi yang normal akan membentuk suatu garis lurus mengikuti diagonal dan ploting data residual akan dijadikan perbandingan dengan garis lurus yang mengikuti diagonal tersebut. Jika distribusi data residual normal, maka garis yang menunjukkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya.

b. Uji Normalitas Dengan Statistik

Sebagai alternaif perhitungan uji normalias dapat

Gambar

Gambar 1. Proses Kebijakan…………………………………....17  Gambar 2. Kerangka Berpikir…………..………………………29  Gambar 3
Gambar 1. Proses kebijakan
Gambar 2. Kerangka Berpikir
Tabel 1. Jadwal penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

PROGRAM- PROGRAM INI DITUJUKAN UNTUK MENGHASILKAN MASYARAKAT YANG MANDIRI DALAM MENINGKATKAN STANDAR KEHIDUPAN MEREKA DENGAN MEMANFAATKAN POTENSI EKONOMI YANG ADA...

Analisis korelasi stabilitas membran sel dengan produktivitas tubuh buah dilakukan dengan menggunakan data nilai Kerusakan Relatif/Relative Injury (RI) pada suhu 30 o C

Dalam penelitian ini, peneliti menyebarkan kuesioner kepada 55 responden yang berisikan 30 butir pertanyaan mengenai Pengaruh Channel Youtube Lentera Islam

Kesesuain kualitas produk, kesesuaian harga produk dan kesesuaian kualitas pelayanan berpengaruh secara simultan terhadap kepuasan konsumen tahu UMKM ADN Bambu Apus Pamulang

Tidak berhenti sampai disini saja, dalam meningkatkan kualifikasi guru pemerintah juga memberikan bebebrapa pilhan terkait model-model peningkatan kualifikasi guru, diantaranya

Dimana hasil dari pemberdayaan dana ZIS melalui program-program ini dapat mencetak generasi sukses mulia, atau lebih kepada investasi Sumber Daya Manusia (SDM)

• Sewaktu memesan part pengganti untuk selang bahan bakar, selang pemakaian umum dan selang vinyl yang standar, pakailah nomor part bo- rongan yang dicantumkan pada parts

Tujuan : Untuk mengetahui pelaksanaan Fisioterapi dalam mengurangi nyeri, meningkatkan lingkup gerak sendi dan meningkatkan kekuatan otot pada kasus Frozen Shoulder