• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAMPIRAN Hasil Wawancara Pribadi Penjelasan tentang Kabupaten Sabu Raijua Penjelasan tentang SDM aparatur di Dinas Pariwisata

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "LAMPIRAN Hasil Wawancara Pribadi Penjelasan tentang Kabupaten Sabu Raijua Penjelasan tentang SDM aparatur di Dinas Pariwisata"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

LAMPIRAN

Hasil Wawancara Pribadi

Narasumber : Rubenson Eduard Rihi, S.TP

Jabatan : Sekretaris Dinas Pariwisata Sabu Raijua Pewawancara : Betrianace Woro Deo Hede (212017206) Tanggal wawancara : 19-22 Maret 2021

• Penjelasan tentang Kabupaten Sabu Raijua

Kabupaten Sabu Raijua baru menjadi daerah otonom pada tahun 2008−2009. Baru sekitar 11−12 tahun terakhir ini maka masih banyak kekurangan, baik itu SDM maupun anggaran. Karena berbicara tentang judul tugas akhir yaitu meningkatkan SDM, maka tidak terlepas dari kebijakan anggaran. Sebagai daerah baru, SDM kita masih sangat rendah, tergambar melalui ini (Daftar ASN dan Tenaga Kontrak Dinas Pariwisata) kualifikasi pendidikan dan jumlah, ada kualifikasi pendidikan D, S1 dan SMA yang bekerja di Dinas Pariwisata. Kalau kita mau berbicara tentang pengembangan SDM maka terdapat 2 pengembangan yaitu SDM aparatur dan SDM masyarakat yang dibagi lagi menjadi 2 yaitu SDM masyarakat swasta pengelola pariwisata dan SDM masyarakat penunjang pariwisata.

• Penjelasan tentang SDM aparatur di Dinas Pariwisata

SDM aparatur kita ini dari sisi pengelolaannya baru saja tahun ini kita usulkan untuk mendapatkan SDM yang punya kualifikasi pendidikan pariwisata.

Hal itu baru saya terjap 2 tahun terakhir, sejak tahun 2019 dan 2020, sudah saya siapkan datanya disini (Daftar ASN dan Tenaga Kontrak Dinas Pariwisata). Tetapi dari sisi kebijakan masih ada yang belum menunjang, setiap tahun kita di dinas menyusun analisa kebutuhan SDM kita untuk aparatur untuk diajukan ke bagian kepegawaian dan diteruskan ke Bupati untuk disetujui lalu diteruskan ke Badan Kepegawaian Negara (BKN) untuk mendapat alokasi berapa untuk pengadaan CPNS. Dalam  tahun terakhir ini kita hanya mendapat 1 orang dan setelah didapat, dalam waktu  bulan sudah di drop ke OPD yang lain dan bukan pariwisata karena kebutuhan tenaga kerja yang sangat kurang. Untuk menutupi kebutuhan tenaga kerja yang sangat kurang ini bukan dilihat dari kualifikasi

(2)

pendidikan/spesialisasinya tetapi dilihat dari kecakapan, ketika tenaga kerja mempunyai kecakapan yang diluar dari disiplin ilmu maka akan ada dinas lain yang minta ke Bupati agar orang tersebut ditarik dan dibantukan ke dinas tersebut.

Sehingga menjadi persoalan baru karena kita tidak memiliki komitmen untuk melakukan directement on directement list. Sehingga pengelolaan SDM pariwisata untuk aparatur pemerintahan ini kita belum komitmen secara jelas.

Ada sekian banyak yang punya kualifikasi pendidikan S1 dan D tapi mereka ini tenaga kontrak dengan keterbatasan wewenang untuk melakukan pekerjaan karena aturan yang dibuat sesuai SK oleh Bagian Umum. Dinas pariwisata dapat menambahkan aturan tersebut tapi kita memikirkan beban kerja dan tunjangan yang diterima, kita tidak mungkin kasih beban kerja berat tetapi tunjangan yang diberikan tidak sesuai. Sehingga alternatifnya adalah dengan mengeluarkan nota−nota dinas agar mereka dapat membantu menangani baik di bidang ekonomi kreatif, pariwisata dan secretariat. Dibagi secara merata untuk membantu mem-backup itupun juga dengan segala keterbatasan yang mereka miliki sehingga perlu dibimbing untuk dapat bekerja secara cepat menyesuaikan dengan pola kerja yang ada untuk mencapai target setiap tahun sesuai dengan anggaran.

• Anggaran Dinas Pariwisata Sabu Raijua (Tahun 2018, 2019, 2020) Dalam  tahun terakhir, anggaran kita sebesar Rp12.150.146.321 pada tahun 2018, sementara pada tahun 2019 sebesar Rp 16.094.644.729 dan pada tahun 2020 sebesar Rp 12.780.551.542. Capaian realisasi anggaran pada tahun 2018 sebesar 67,48% dari anggaran dua belas milyar melalui 16 kegiatan dalam 5 program. Pada tahun 2019 realisasi anggaran sebesar 94,72% dari anggaran enam belas milyar melalui 16 kegiatan dalam 5 program. Tahun 2020 dari anggaran dua belas milyar tercapai realisasi anggaran sebesar 57,5% melalui 17 kegiatan dalam 5 program.

Anggaran tersebut kelihatannya besar karena ada satu kegiatan yang kita kerjakan sebagai proyek multi−years yaitu pengerjaan Skyber berupa taman doa dengan alokasi dana sebesar Rp 30.173.242.000 yang sudah termasuk dalam anggaran untuk  tahun terakhir (2018-2020). Anggaran sebesar dua belas milyar di tahun 2018 mulai dipakai untuk pengerjaan Skyber pada bulan Oktober sehingga tidak mencapai target realisasi anggaran karena hanya tersisa dua bulan efektif untuk pengerjaan.

(3)

Pada tahun 2019, realisasi anggaran juga tidak mencapai target karena adanya hambatan dalam pembangunan fisik berupa lopo-lopo di beberapa lokasi yang masih memiliki kendala status kepemilikan lokasi tersebut. Tahun 2020 realisasi anggaran juga tidak mencapai target karena permasalahan dalam pembangunan Skyber yang terganggu karena wabah COVID-19 mengakibatkan pekerja ahli tidak dapat melanjutkan pekerjaan dan baru kembali dikerjakan pada bulan November 2020 padahal anggaran ini sudah selesai dipakai per tanggal 27 Desember 2020 untuk membangun Skyber sehingga Realisasi fisik per 1 Desember itu hanya mencapai sebesar 90%, dan sisa 10% yang menjadi tanggung jawab pihak ketiga untuk diselesaikan sedang dikerjakan dengan penambahan waktu  bulan/90 hari dalam bulan Januari, Februari, dan Maret 2021.

1. POTENSI PARIWISATA

1.1 Apa daya tarik wisata yang dimiliki Sabu Raijua?

Berbicara tentang daya tarik wisata di Sabu Raijua ada 3 daya tarik wisata yaitu daya tarik wisata budaya, daya tarik wisata alam, dan daya tarik wisata buatan.

Daya tarik wisata budaya di Sabu Raijua sangat unik dan spesifik hanya ada di Pulau Sabu karena itu kita arahkan visi misi pembangunan pariwisata Sabu Raijua mengarah pada bagaimana kita memperkuat wisata budaya kita, itu ada tercantum dalam visi misi pasal 6 dan pasal 7 di Raperda kita. Budaya kita ini sejak tahun kemarin sudah mulai kita lakukan penetapan paten dengan cara mendaftarkan Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) contohnya seperti kita daftarkan kain tenunan. Tugas kita sekarang yang tercantum dalam misi kita adalah bagaimana kita menata, melestarikan dan mengembangkan nilai budaya daerah.

Ada begitu banyak atraksi budaya kita seperti Ledo, Padoa, Pehere Jara dan ritual adat lainnya. Sekarang berbicara tentang wisata buatan, objek wisata kita selain sudah disiapkan oleh alam dengan pemandangan yang indah, kita juga intervensi dengan melakukan berbagai kegiatan untuk meningkatkan daya tarik wisata. Objek wisata buatan kita salah satunya yang sedang dikerjakan adalah Skyber yang kita harapkan nantinya akan menjadi icon wisata Sabu Raijua selain itu terdapat embung-embung yang kita kembangkan untuk menjadi tempat wisata pemancingan. Embung ini terdapat di beberapa lokasi seperti salah satunya di Liae di desa Loborui yang dibangun pada tahun 2017 kemudian kita intervensi dengan

(4)

pengadaan bibit ikan serta pembangunan lopo-lopo untuk tempat duduk sehingga diharapkan dalam beberapa tahun ke depan aktivitas atau kegiatan wisata yang dapat membantu ekonomi masyarakat di sekitar lokasi tersebut. Meskipun alokasi dana untuk objek wisata buatan kita terbatas jumlahnya, setiap tahunnya digunakan untuk pembangunan fasilitas penunjang kegiatan di lokasi objek wisata.

Yang ketiga, objek wisata alam Sabu Raijua memiliki keindahan dan keunikan sendiri, pada tahun 2018 Kelabba Madja mendapatkan juara 1 pada kategori Surga Tersembunyi Terpopuler di ajang penghargaan Anugerah Pesona Indonesia (API), lalu di tahun 2019 kita daftarkan Gua Mabala di ajang penghargaan API untuk kategori Destinasi Unik Terpopuler dan mendapatkan juara 2. Untuk penghargaan API tahun 2020, kita daftarkan Kampung Adat Namata untuk Kategori Kampung Adat Terpopuler dan mendapatkan juara 1. Kita harapkan ketiga objek wisata ini dan objek-objek wisata lainnya dapat mengangkat potensi wisata dan akan membantu pengembangan pariwisata yang di dalamnya juga termasuk pengembangan SDM.

1.2 Apa saja bentuk atau kategori atraksi/objek wisata yang di miliki di Sabu Raijua?

Untuk objek wisata di Sabu Raijua tercatat 40 objek wisata namun perkembangan sekarang ini terdapat lebih dari 40 objek wisata dan objek wisata yang menjadi fokus kita untuk dikembangkan tercantum dalam Raperda terbagi berdasarkan lokasi 6 Kecamatan di Sabu Raijua. Di Kecamatan Sabu Liae, Sabu Timur, Sabu Tengah dan Sabu Barat terdapat total 40 daya tarik wisata (masing- masing 10 DTW), Kecamatan Hawu Mehara terdapat 9 daya tarik wisata, dan Kecamatan Raijua terdapat 8 daya tarik wisata. Di lokasi-lokasi inilah yang akan menjadi fokus pengembangan hingga tahun 2033, alasan mengapa kita berfokus pada lokasi-lokasi ini karena terdapat sejumlah persyaratan khususnya dalam pembangunan fisik.

Syarat yang pertama lokasi/tanah wilayah tersebut tidak lagi bermasalah dalam hal kepemilikan baik itu sudah diserahkan kepada Pemerintah Desa, kelompok masyarakat atau Pemerintah Kabupaten untuk dikelola. Status kepemilikan ini harus jelas tercatat setidaknya dengan adanya surat penyerahan hak dari pemilik awal baik itu dari suku maupun perorangan. Syarat yang kedua adalah

(5)

di lokasi-lokasi tersebut sudah ada aktivitas pariwisata yang secara alamiah terbentuk seperti adanya pengunjung atau masyarakat yang secara sadar menunjang aktivitas pariwisata (pemandu wisata, pemilik rumah makan, penginapan, transportasi, penjual souvenir, dll). Syarat yang ketiga adalah lokasi wisata tersebut sudah terdapat rencana pengembangan sehingga saat lokasi tersebut diserahkan kepada Pemerintah atau kelompok masyarakat yang akan melakukan pengelolaan tidak sembarangan atau amburadul. Syarat-syarat ini juga sudah kita sampaikan melalui sosialisasi maupun rapat Bersama.

1.3 Atraksi/objek wisata yang paling dicari/ diminati oleh para wisatawan?

Ada banyak objek wisata yang diminati para pengunjung untuk dikunjungi, namun yang paling terkenal adalah Kelabba Madja, Kampung Adat Namata, Gua Mabala dan pantai-pantai yang ada di Sabu Raijua.

1.4 Mengapa atraksi/objek wisata tersebut berbeda dari atraksi/objek wisata di daerah lainnya?

Objek wisata atau atraksi wisata kita unik dan berbeda dari yang lain sehingga sangat menarik bagi wisatawan, contohnya objek wisata budaya seperti Tarian Padoa yaitu atraksi yang melibatkan banyak sekali orang bergandengan tangan membentuk lingkaran dan menari mengikuti irama gong dan nyanyian yang dilantunkan oleh pemimpin tarian. Nyanyian tersebut mengisahkan tentang berbagai permasalahan hidup masyarakat Sabu Raijua. Pada tahun 2018 kita adakan tarian Padoa dengan jumlah penari sebanyak seribu orang yang kemudian dicatat di Rekor Muri sebagai tarian Pedoa dengan penari terbanyak. Selain tarian Pedoa, Kampung Adat Namata juga menjadi salah satu objek wisata budaya yang diminati pengunjung karena terdapat kumpulan batu-batu besar berbentuk bulat yang dipercaya memiliki fungsi/kemampuan magis seperti batu penolak bala dan batu yang memberikan kekuatan fisik.

Objek wisata alam yang unik dan diminati di Sabu Raijua adalah Kelabba Madja yang mungkin bagi sebagian orang hanya terlihat seperti lokasi kerusakan alam oleh karena erosi tanah namun dari sisi keindahan yang terbentuk secara alami, pepohonan rimbun serta pemandangan laut Sabu yang berada tepat di depan lokasi Kelabba Madja membuat keindahan yang unik dan tidak ada dimanapun.

(6)

Kelabba Madja juga dianggap mirip dengan Grand Canyon yang ada di Arizona, Amerika Serikat namun dengan keunikannya masing-masing sehingga menarik wisatawan untuk berkunjung. Tidak hanya Kelabba Madja, ada juga Gua Mabala yang terkenal karena kisah seorang pahlawan bernama Mabala yang menggunakan gua tersebut untuk perang gerilya melawan penjajah di tanah Sabu dan gua yang berlokasi di Sabu Tengah itu dikatakan menurut kisahnya terhubung hingga ke wilayah Sabu Timur, Sabu Liae dan pulau Sabu Raijua. Di dalam Gua Mabala juga terdapat tempat semedi, fosil buaya dan stalaktit dan stalagmit yang menambah keunikan gua tersebut.

1.5 Bagaimana strategi pengelolaan potensi wisata di Sabu Raijua untuk meningkatkan kunjungan wisatawan?

Program yang dilakukan di Dinas Pariwisata ada 5 program,  program bersifat teknis pariwisata dan 2 program bersifat administratif untuk belanja pegawai dalam mendukung teknis pariwisata. Program−program tersebut dikerjakan dengan keterbatasan SDM baik jumlah maupun kualifikasi pendidikan, kita sudah bisa lihat SDM aparatur kita dan kebijakan anggaran kita sudah sejauh mana untuk melakukan pembangunan pariwisata yang cepat.

Dalam mencapai target pembangunan pariwisata yang cepat selama 12 tahun terakhir ini kita hanya mengacu pada satu peraturan yaitu Perda No. 3 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang dan Tata Wilayah Daerah, peraturan ini yang menjadi peraturan dasar. Jika bicara tentang strategi bisa di lihat di Raperda bab 4.

Namun secara sederhana, strategi pengelolaan yang kita lakukan adalah dengan meminta masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi wisata untuk merawat dan menjaga kebersihan selain itu para pengunjung, masyarakat sekitar lokasi wisata serta pengelola diminta untuk tidak menciptakan kerusakan pada alam di tempat wisata. Dalam hal ini, kita sudah tempatkan/menunjuk SDM pengelola di lokasi wisata tersebut yang kita sebut sebagai juru pelihara yang tugasnya tidak hanya pada pengelolaan dan pemeliharaan namun juga melakukan pendataan pada jumlah pengunjung baik domestik maupun mancanegara. Strategi lainnya untuk meningkatkan kunjungan wisatawan adalah pemerintah menghimbau kepada masyarakat untuk menyiapkan usaha rumah makan lokal dengan menu makanan yang halal maupun olahan khas Sabu Raijua seperti sorgum, gula Sabu dan tuak.

(7)

1.6 Sejauh apa strategi/program-program pengelolaan dan pengembangan pariwisata yang telah terealisasi? Dan apa saja yang belum terealisasi?

Dari tahun ke tahun program pengembangan pariwisata kita lihat lima tahun terakhir ini sudah mengalami banyak perubahan. Tahun 2008 saya dipindah tugaskan dari RRI Kupang ke Dinas Pertanian Sabu Raijua, semua kondisi ranah infrastruktur, sosial, budaya dan ekonomi belum tertata dengan baik. Dalam lima tahun terakhir sudah banyak perubahan yang dapat dinikmati, contohnya pada 2008/2009 saat pertama kali saya di Sabu Raijua tidak ada yang menjual sayur dan daging karena masyarakat bercocok tanam sayuran dan memelihara ternak untuk konsumsi pribadi, namun sekarang ini sudah banyak pasar untuk masyarakat berjualan sayur-mayur, daging dan sembako. Contoh lainnya seperti kondisi jalanan dan jembatan yang belum di hot-mix, masih jalan pengerasan dan di buat lapen pada jalan utama yang poros utamanya Seba-Sabu Timur, Seba-Liae, Seba-Mehara.

Namun kondisi jalanan sekarang sudah lebih baik untuk Seba-Sabu Timur dan Seba-Mehara dan kedepannya juga akan dilakukan pengerjaan jalan untuk Seba- Liae karena kondisi jalan dan jembatan yang baik juga akan menunjang pariwisata.

Selain kondisi perekonomian dan infrastruktur jalan dan jembatan, dulunya fasilitas penunjang pariwisata seperti lopo-lopo/tempat beristirahat dan MCK belum tersedia di lokasi-lokasi wisata namun sekarang sudah kita sediakan meskipun terdapat keterbatasan anggaran, kita tetap mengusahakan fasilitas/sarana-sarana dasar yang layak untuk meningkatkan jumlah wisatawan dan untuk mencapai standar minimal kelayakan suatu lokasi wisata untuk dikunjungi, semuanya itu akan kita lakukan secara bertahap dengan memperhatikan kondisi ketersediaan anggaran dan politik pimpinan daerah yang mempengaruhi cepat atau lambat perubahan dalam pariwisata.

1.7 Bagaimana proses sosialisasi program pengelolaan dan pengembangan pariwisata dilakukan?

Untuk sosialisasi program sudah pernah kita lakukan dalam beberapa pertemuan baik secara formal non-formal, kita sampaikan kepada masyarakat bahwa pariwisata ini adalah prime mover atau penggerak utama ekonomi. Kalau kita membangun pariwisata dan mendapatkan banyak pengunjung maka itu menunjukkan ada peluang ekonomi dan pemasukan yang besar untuk PAD, karena

(8)

itu kita sosialisasikan kepada masyarakat untuk kita beramai-ramai kerja sama dalam menunjang kegiatan pariwisata. Kita juga mendorong masyarakat untuk mengerjakan/membuat cinderamata seperti tenun ikat, anyaman, gerabah, dan juga kerajinan tangan lainnya yang terbuat dari tempurung kelapa dan daun lontar.

Selain itu kita juga sosialisasikan kepada pemilik rumah makan untuk menunjang kegiatan pariwisata karena sebelum tahun 2010 di Sabu Raijua hanya ada dua rumah makan dan sekarang setelah banyak pengunjung/wisatawan domestik dan mancanegara ke Sabu Raijua, mulai banyak rumah makan yang dibuka dalam waktu 2010-2020. Kita juga mendorong pelaku wisata dalam hal ini pemilik modal untuk penginapan, homestay, dan hotel untuk pengadaan akomodasi tersebut karena dulunya penginapan yang tersedia hanya berupa rumah-rumah warga sekitar yang disediakan pada awal tahun 2009. Selain itu dalam hal transportasi, kami juga mendorong masyarakat untuk mengadakan rental mobil dan motor untuk para wisatawan. Tahun depan (2022) kita akan bentuk kelompok sadar wisata dan komunitas guide/pemandu wisata, kita akan mulai fokus pada memperbanyak kuantitas dan penguatan kualitas SDM di pariwisata Sabu Raijua.

1.8 Bagaimana dampak/hasil dari penerapan strategi/program pengelolaan dan pengembangan pariwisata dalam 2 tahun terakhir?

Kita sudah siapkan data untuk tiga tahun terakhir, jika melihat dari data yang kita punya sudah ada peningkatan dalam SDM pariwisata kita karena program pelatihan seperti pelatihan pengolahan pangan lokal dan pelatihan untuk pengrajin anyaman, pembuatan kain tenun dan lain sebagainya untuk masyarakat di sekitar lokasi wisata. Misalnya pelatihan pengolahan pangan labu kuning yang dapat diolah menjadi makanan lokal yang unik seperti dodol labu kuning dan lain sebagainya.

Program-program teknis pariwisata yang kita lakukan saat ini sudah menunjukan keberhasilan dalam peningkatan jumlah pengunjung, tahun kemarin (2019), terdapat 400-an wisatawan mancanegara dengan lama tinggal 3-5 hari dan kita harapkan kedepannya tidak hanya bertambah jumlah pengunjung namun juga periode kunjungan menjadi lebih lama.

(9)

2. REGULASI

2.1 Apa saja peraturan daerah yang mengatur tentang kegiatan pariwisata?

Untuk regulasi sendiri kita hanya mengacu pada Perda No. 3 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang dan Tata Wilayah Daerah

2.2 Bagaimana peraturan-peraturan tersebut dapat membantu pemerintah dan pelaku wisata dalam mengatur dan mengusahakan kegiatan pariwisata?

Tahun kemarin (2018) kita sudah memiliki rancangan peraturan daerah Sabu Raijua tentang rencana induk pembangunan kepariwisataan daerah untuk tahun 2018-2033. Raperda ini sesuai kesepakatan dengan DPRD akan ditetapkan dan menjadi acuan dan kita juga sudah bekerja sesuai dengan Raperda tetapi untuk kepastian dan arah tujuan harus di atas kertas dan bukan sekedar wacana karena itu yang akan memandu kita dengan target-target juga indikator yang sudah kita buat untuk mencapai pembangunan pariwisata tahunan, target-target ini sudah termuat di dalam Raperda di bagian rincian indikasi program pembangunan kepariwisataan daerah untuk 15 tahun. Dengan ini kita akan kejar ketertinggalan karena selama ini kita belum punya Perda sehingga meskipun sekarang ini target belum begitu jelas, kita harapkan mulai tahun ini kita sudah arahkan pencapaian target sesuai Raperda, semua program yang kita rancang kita akan sesuaikan dengan target yang ingin dicapai baik target pembangunan fisik maupun SDM. Sekarang ini (Maret 2021) kita sedang menunggu Raperda kita yang mengatur tentang pariwisata untuk disetujui DPR paling lambat pada April 2021 untuk digunakan sebagai panduan kita dalam membangun pariwisata baik dari sisi kebijakan anggaran, SDM pariwisata, dan sarana infrastruktur pariwisata sehingga kita harapkan pada tahun 2033 kita sudah mencapai target-target yang kita tetapkan di awal

3. SUMBER DAYA MANUSIA

3.1 Sejauh ini di Kabupaten Sabu Raijua belum tersedia SMK maupun perguruan tinggi dengan konsentrasi/jurusan pariwisata, lalu bagaimana pemerintah memenuhi kebutuhan SDM yang memumpuni dari segi kuantitas maupun kualitas dalam kegiatan pariwisata?

(10)

Untuk sekarang terkait dengan masalah ini kita akan mengusulkan dan mendorong Bupati yang baru untuk membuka sekolah pariwisata yang minimal setara dengan SMA untuk memperluas pengetahuan khusus di bidang pariwisata, itu yang masih menjadi impian dan keinginan saat ini namun pasti akan terlaksana dalam beberapa tahun ke depan.

3.2 Bagaimana pemerintah menetapkan program−program pendidikan dan pelatihan yang dikhususkan untuk menunjang kebutuhan SDM dalam kegiatan pariwisata?

Untuk program-program pendidikan dan pelatihan SDM Pariwisata baru akan kita mulai rancang programnya tahun depan sehingga saya belum bisa memberikan jawaban lebih jauh. Tetapi kita harapkan melalui program pendidikan dan pelatihan ini ada sinergitas dan membentuk SDM Pariwisata yang menciptakan kecepatan kerja dan pelayanan di kegiatan pariwisata Sabu Raijua.

3.3 Apa saja kualitas−kualitas yang diharapkan dapat diperoleh peserta program pendidikan dan pelatihan?

(Mengacu pada jawaban pertanyaan 3.2 sehingga pertanyaan ini tidak dapat dijawab)

3.4 Sejauh apa program pendidikan dan pelatihan telah dilaksanakan dan bagaimana hasil yang didapatkan?

(Mengacu pada jawaban pertanyaan 3.2 sehingga pertanyaan ini tidak dapat dijawab)

3.5 Apa saja kelebihan dan kekurangan yang terdapat dalam program pendidikan dan pelatihan setelah pelaksanaanya?

(Mengacu pada jawaban pertanyaan 3.2 sehingga pertanyaan ini tidak dapat dijawab)

3.6 Bagaimana proses evaluasi program pendidikan dan pelatihan dilakukan?

Jika kita sudah menjalankan program pelatihan dan pendidikan untuk SDM Pariwisata maka evaluasi akan dilakukan melalui rapat baik secara langsung/tatap muka atau secara virtual disertai dengan komunikasi-komunikasi melalui media yang ada. Evaluasi pastinya akan kita lakukan untuk penyempurnaan program kita.

(11)

3.7 Bagaimana pemerintah menyiasati program pendidikan dan pelatihan yang kurang efektif dalam pelaksanaan maupun pencapaian target program?

(Mengacu pada jawaban pertanyaan 3.2 sehingga pertanyaan ini tidak dapat dijawab)

4. INFRASTRUKTUR

4.1 Apa saja fasilitas−fasilitas yang disediakan untuk menunjang keberlangsungan kegiatan pariwisata?

Untuk fasilitas penunjang seperti yang sudah saya jelaskan tadi, jalan sudah mulai bagus, sudah mulai banyak penginapan dan bandara baru yang akan di bangun untuk pesawat penumpang dengan kapasitas yang lebih besar dapat mendarat di Sabu Raijua karena bandara yang kita punya sekarang ini hanya cukup untuk pesawat kecil seperti Susi Air dan Dimonim Air dengan kapasitas maksimal 12 orang. Lokasi untuk bandara baru ini masih dalam proses analisa AMDAL untuk mendapat persetujuan dari Kementerian Perhubungan. Fasilitasi lainnya seperti dua SPBU yang baru selesai di bangun di Sabu Raijua yang sangat membantu dalam menunjang mobilitas, dulunya sebelum ada SPBU jika kapal pengangkut minyak/bahan bakar dari Kupang tidak dapat berlabuh akibat cuaca buruk maka harga satu liter bensin mencapai Rp 50.000 hingga Rp 100.000 sehingga sangat memberatkan wisatawan dan masyarakat lokal. Namun sekarang sudah ada SPBU di Sabu Raijua yang melayani dengan harga bahan bakar yang sesuai standar nasional sehingga sangat membantu dan terjadi lonjakan perubahan dalam hal mobilitas orang, barang dan jasa.

4.2 Bagaimana proses evaluasi dilakukan pemerintah untuk mengetahui fasilitas−fasilitas yang esensial, yang tidak esensial dan yang belum tersedia dalam pengembangan dan pengelolaan pariwisata?

Proses evaluasi untuk fasilitas penunjang kita lakukan dengan cara melakukan pengamatan langsung ke lokasi atau melalui saran dari berbagai pihak untuk mengetahui fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan untuk segera di bangun di lokasi tersebut atau yang perlu mendapatkan perbaikan. Pengadaan fasilitas- fasilitas ini tentunya akan kita diskusikan bersama untuk menentukan besaran anggaran dan berapa lama waktu pengerjaan.

(12)

5. KERJASAMA

5.1 Seperti apa usaha pemerintah untuk mencari dukungan terhadap pengembangan SDM dan pariwisata?

Sejauh ini belum ada pihak swasta atau investor yang mau datang ke Sabu Raijua untuk mengelola pariwisata kita secara langsung, meskipun sudah kita usahakan promosi kerjasama, pemberian informasi melalui website hingga ajakan langsung namun karena pertimbangan sarana infrastruktur di Sabu Raijua yang belum siap sehingga pihak swasta belum begitu percaya untuk pariwisata Sabu Raijua. Tetapi saya yakin setelah kita berbenah sarana infrastruktur, kesiapan pangan kita, insentif regulasi yang pemerintah siapkan dan besarnya peluang pariwisata Sabu Raijua akan menarik para pihak swasta untuk menanamkan modal ke pariwisata Sabu Raijua.

5.2 Bagaimana bentuk kerjasama pemerintah dan pihak swasta dalam mengusahakan pengembangan dan pengelolaan pariwisata?

Bentuk kerjasama yang kita tawarkan akan sangat beragam tergantung kesepakatan dan hasil pembicaraan dengan pihak swasta, seperti misalnya kerjasama pengembangan dan pengelolaan pariwisata ini langsung diserahkan sepenuhnya kepada pihak swasta dan pemerintah akan diberi insentif dalam jumlah tertentu sesuai kesepakatan menyesuaikan dengan gaya pengelolaan dan harapan jumlah keuntungan dari pihak swasta.

5.3 Bagaimana komunikasi antara pemerintah dengan pelaku wisata/masyarakat?

Seperti yang sudah saya bilang, kita terus mengajak pihak-pihak yang ingin terlibat dalam pembangunan, pengembangan hingga pengelolaan pariwisata namun komunikasi pemerintah dan pihak-pihak ini belum terjalin dengan baik karena alasan yang sudah saya sebutkan sebelumnya tentang kesiapan dalam sarana infrastruktur.

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Wijana (2014: 57-58) semakin lama dominasi pemakaian bahasa asing di Indonesia semakin besar, dan meliputi seluruh aspek kehidupan masyarakat Indonesia, terutama yang

(3) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memberitahukan dimulainya penyidikan dan menyampaikan hasil penyidikan kepada Penuntut Umum melalui Penyidik Pejabat Polisi

Selanjutnya dengan mengacu pada teori tersebut, dapat disimpulkan bahwa aglomerasi merupakan konsentrasi dari aktivitas ekonomi dan penduduk yang mempunyai efek spasial,

[r]

Penelitian ini bertujuan mengetahui analisis lingkungan internal dan eksternal terhadap strategi pemasaran yang diterapkan oleh PT Sriwijaya Mega Wisata dalam

Hasil penelitian menunjukkan bahwa padat tebar tidak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan lebar karapas dan bobot rajungan yang dibesarkan di tambak (P>0,05) tetapi

Kehadiran Tuanku dan Baginda Raja Permaisuri Agong telah meningkatkan lagi semangat patek sekelian serta menjadi satu perangsang yang kuat kepada rakyat jelata bagi mendorong

Development and Evaluation of a Psychosocial Intervention for Children and Teenagers Experiencing Diabetes (DEPICTED): a protocol for a cluster randomised controlled trial of