8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS
A. Penelitian Terdahulu
Penelitian ini menggunakan acuan dengan keterkaitan teori dari penelitianpenelitian terdahulu. Berikut ini uraian dari beberapa penelitian terdahulu, berikut persamaan dan perbedaan yang mendukung penelitian ini.
Tabel 2.1 Hasil penelitian terdahulu
No Penelitian Terdahulu Uraian
1
Nama dan Tahun Penelitian Wicaksono (2016)
Tema Pengaruh kualitas produk terhadap keputusan pembelian layanan internet yang dimediasi oleh minat.
Variabel dan Alat Analisis Confirmatory factor analysis (CFA), kualitas produk, keputusan pembelian, dan minat beli secara parsial dan simultan berpengaruh positif terhadap minat beli dan keputusan pembelian layanan internet pada mahasiswa provider tri.
Hasil Penelitian Hasil menunjukkan bahwa minat beli memediasi hubungan antara kualitas produk dengan keputusan pembelian layanan internet Tri
9
No Penelitian Terdahulu Uraian
2 Nama dan Tahun Peneliti Giardo Permadi Putra Zainul Arifin Sunarti (2017)
Tema Pengaruh kualitas produk terhadap keputusan pembelian dan dampaknya terhadap kepuasan konsumen (Survei pada Mahasiswa Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Administrasi angkatan 2013 dan 2014 Universitas Brawijaya yang Melakukan Pembelian Paket Data Kampus)
Variabel dan alat analisis Analisis jalur, variabel kualitas produk, keputusan pembelian, dan kepuasan konsumen secara parsial dan simultan berpengaruhterhadap kepuasan konsumen Hasil peneltian Hasil analisis jalur (path analysis)
menunjukkan bahwa kualitas produk (X) berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian (Z) dan kepuasan konsumen (Y), keputusan pembelian (Z) berpengaruh signifikan terhadap kepuasan konsumen (Y).
3 Nama dan tahun peneliti Rahmad Rizki (2018)
Tema Pengaruh kualitas produk dan harga terhadap minat beli konsumen produk kosmetik (Studi Kasus Konsumen Matahari Department Store Mall Ska Pekanbaru)
Variabel dan alat analisis Regresi linier berganda, kualitas produk dan harga, minat beli
10
No Penelitian Terdahulu Uraian
Hasil penelitian Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas produk secara parsial mempengaruhi konsumen minat beli, harga secara parsial mempengaruhi minat beli konsumen, jadi produk kualitas dan harga secara bersamaan memiliki efek positif pada pembelian konsumen Matahari Department Store Mall Ska Pekanbaru.
4 Nama dan tahun peneliti Fitria Isnaini, 2015
Tema Pengaruh kualitas produk dan harga terhadap
minat beli smartphone kalangan mahasiswa jurusan pendidikan akuntansi universitas Muhammadiyah Surakarta
Variabel dan alat analisis Normalitas dan linieritas, kualitas produk dan harga, minat beli
Hasil penelitian Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas produk dan harga memiliki pengaruh terhadap minat beli smartphone. Hal ini dapat dilihat pada persamaan regresi linier ganda menunjukkan bahwa koefisien regresi dari masing-masing variabel independen bernilai positif, artinya variabel kualitas produk dan harga secara bersama-sama berpengaruh positif terhadap minat beli smartphone.
11
No Penelitian Terdahulu Uraian
5 Nama dan tahun analisis Tri Asih Hidayati, Suharyono, Dahlan Fanani, 2013
Tema Pengaruh Citra Merek terhadap
Minat Beli dan Keputusan Pembelian Konsumen
Variabel dan alat analisis Path analisis, citra merk, minat beli, dan keputusan pembelian
Hasil penelitian Variabel Citra Produk memiliki pengaruh tidak langsung dan signifikan terhadap variabel Struktur Keputusan Pembelian melalui variabel minat beli. Besarnya nilai variabel Citra Produk terhadap Minat Beli, dikali dengan besarnya nilai variabel Minat Beli terhadap Struktur
Keputusan Pembelian sehingga pengaruh tidak langsung Variabel Citra Produk terhadap variabel Struktur Keputusan Pembelian melalui variabel minat beli
6 Nama dan tahun penelitian As’alul Maghfiroh, Zainul Arifin, Sunarti (2016)
Tema Pengaruh Citra Merek terhadap Keputusan
Pembelian dan Minat beli Konsumen
Variabel dan alat analisis Analisis jalur, ctra merk, minat beli, dan keputusan pembelian.
12
pada tabel diatas Terdapat 6 penelitian 3 membahas minat beli terhadap keputusan pembelian 2 membahas kualitas terhadap minat beli konsumen dan 1 penelitian membahas tentang kualitas produk terhadap keputusan pembelian yang memiliki persamaan tujuan untuk mendapatkan hasil keputusan pembelian dan perbedaanya adalah pada masing-masing objeknya dan yang akan diteliti yaitu konsumen Samsung M20.
B. Landasan Teori
1. Keputusan Pembelian
Keputusan pembelian adalah proses pembelian yang spesifik terdiri dari urutan kejadian sebagai berikut: pengenalan masalah kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku pasca pembelian (Setiadi, 2003). Pembelian pada pasar konsumen maupun pasar organisasi adalah serangkaian tahap yang dilalui pembeli dalam membeli sebuah produk atau jasa.
No Penelitian Terdahulu Uraian
Hasil penelitian Variabel Citra Produk mempunyai pengaruh langsung yang positif dan signifikan terhadap Minat Beli Variabel Minat Beli mempunyai pengaruh langsung yang positif dan signifikan terhadap
Keputusan Pembelian maka scara parsial variabel Minat Beli berpengaruh signifikan terhadap Keputusan Pembelian.
13
Inti dari proses pengambilan keputusan konsumen (consumer decision making) adalah proses pengintegrasian yang mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif, dan memilih salah satu diantaranya.
Hasil dari proses pengintegrasian adalah suatu pilihan (choice) yang disajikan secara kognitif sebagai keinginan berperilaku (BI). Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian (Kotler dan Armstrong, 2008), yaitu :
a. Faktor Budaya
Faktor budaya mempunyai pengaruh yang luas dan mendalam terhadap perilaku, mencakup budaya (kultur, sub budaya, dan kelas sosial). Budaya adalah susunan nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan, dan perilaku yang dipelajari anggota suatu masyarakat dari keluarga dan institusi penting lainnya
b. Faktor Sosial
Selain faktor budaya, perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor- faktor sosial seperti kelompok acuan, keluarga, serta peran dan status.
c. Faktor Pribadi
Keputusan seorang pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti umur pembeli dan tahap siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup dan kepribadian.
d. Faktor Psikologis
1) Motivasi, seseorang memiliki banyak kebutuhan pada setiap waktu
tertentu. Sebagian kebutuhan bersifat biogenic. Kebutuhan yang
demikian berasal dari keadaan psikologis berkaitan dengan
tensi/ketegangan seperti rasa lapar, haus dan tidak senang. Motivasi
adalah kebutuhan yang cukup mendorong seseorang agar bertindak.
14
2) Persepsi, proses bagaimana seseorang memilih, mengatur dan menginterpretasikan masukan informasi untuk menciptakan gambaran yang berarti.
e. Tingkatan pengambilan keputusan konsumen sepeti yang dikemukakan oleh Kotler dan Keller (2014), yaitu :
1) Pemecahan masalah secara luas (extended problem solving), suatu proses pengambilan keputusan pembelian, pelanggan memerlukan usaha dan waktu yang cukup besar untuk meneliti dan menganalisis berbagai alternatif
2) Pemecahan masalah secara terbatas (limited problem solving), yaitu proses pengambilan keputusan belanja yang melibatkan upaya dan waktu yang tidak terlalu besar. Dalam hal ini, pelanggan lebih mengandalkan pengetahuan pribadi dibandingkan dengan informasi eksternal.
3) Pengambilan keputusan yang besifat kebiasaan (habitual decision making), yaitu proses keputusan belanja yang melibatkan sedikit sekali
usaha dan waktu.
Seberapa mendalam tingkat pemecahan masalah konsumen dalam mengambil keputusan pembelian bergantung pada seberapa baik kriteria pemilihan yang ditetapkan, seberapa banyak informasi yang telah dimiliki mengenai setiap produk yang sedang dipertimbangkan konsumen, dan seberapa terbatas rangkaian produk yang akan dipilih.
Jelas bahwa untuk pemecahan masalah yang luas, konsumen harus
mencari informasi yang lebih banyak untuk melakukan pilihan dalam
15
keputusan pembelian, namun sebaliknya untuk perilaku respon yang rutin hanya sedikit informasi tambahan yang dibutuhkan.
f. Dalam keputusan pembelian konsumen, terdapat 3 indikator dalam keputusan pembelian (Kotler, 2012) yaitu:
1) Kemantapan pada sebuah produk
Pada saat melakukan pembalian, konsumen memilih salah stu dari beberapa alternatif. Pilihan yang ada didasarkan pada mutu, kualitas dan faktor lain yang memberikan kemantapan bagi konsumen untuk membeli produk yang dibutuhkan. Kualitas produk yang baik akan membangun semangat konsumen sehingga menjadi penunjang kepuasan konsumen.
2) Kebiasaan dalam membeli produk
Kebiasaan adalah pengulangan sesuatu secara terus-menerus dalam melakukan pembelian produk yang sama. Ketika konsumen telah melakukan keputusan pembelian dan mereka merasa produk sudah melekat dibenaknya bahkan manfaat produk sudah dirasakan.
konsumen akan merasa tidak nyaman jika membeli produk lain.
3) Kecepatan Dalam Membeli Produk
Konsumen sering mengambil sebuah keputusan dengan
menggunakan aturan (heuristik) pilihan yang sederhana. Heuristik
adalah sebuah proses proses yang dilakukan seseorang dalam
mengambil sebuah keputusan secara cepat, menggunakan sebuah
pedoman umum dalam sebagian informasi saja.
16
2. Kualitas Produk
Kualitas produk Menurut Kotler dan Amstrong (2003) kualitas adalah karakteristik dari produk dalam kemampuan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang telah ditentukan dan bersifat pasti. Menurut Garvin dan A. Dale Timpe (dalam Alma, 2011) kualitas adalah keunggulan yang dimiliki oleh produk tersebut.
Kualitas dalam pandangan konsumen adalah hal yang mempunyai ruang lingkup tersendiri yang berbeda dengan kualitas dalam pandangan produsen saat mengeluarkan suatu produk yang biasa dikenal kualitas sebenarnya. Menurut Kotler (2009), kualitas didefinisikan sebagai keseluruhan ciri serta sifat barang dan jasa yang berpengaruh pada kemampuan memenuhi kebutuhan yang dinyatakan maupun yang tersirat. Menurut Tjiptono (2008), kualitas merupakan perpaduan antara sifat dan karakteristik yang menentukan sejauh mana keluaran dapat memenuhi prasyarat kebutuhan pelanggan atau menilai sampai seberapa jauh sifat dan karakteristik itu memenuhi kebutuhannya.
Untuk mencapai kualitas produk yang diinginkan maka diperlukan suatu standarisasi kualitas. Cara ini dimaksudkan untuk menjaga agar produk yang dihasilkan memenuhi standar yang telah ditetapkan sehingga konsumen tidak akan kehilangan kepercayaan terhadap produk yang bersangkutan. Pemasar yang tidak memperhatikan kualitas produk yang ditawarkan akan menanggung tidak loyalnya konsumen sehingga penjualan produknya pun akan cenderung menurun. Jika pemasar memperhatikan kualitas, bahkan diperkuat dengan periklanan dan harga yang wajar maka konsumen tidak akan berpikir panjang untuk melakukan pembelian terhadap produk (Kotler dan Amstrong, 2003).
Menurut Kotler and Amstrong (2003) arti dari kualitas produk adalah
kemampuan sebuah produk dalam memperagakan fungsinya, hal itu termasuk
17
keseluruhan durabilitas, reliabilitas, ketepatan, kemudahan pengoperasian dan reparasi produk juga atribut produk lainnya. Zeithaml dalam Kotler (2009) menyatakan bahwa persepsi konsumen terhadap kualitas produk merupakan hasil penambahan informasi, kompetisi dalam kategori produk dan perubahan pengharapan.Disebabkan oleh adanya perubahan produk dan persepsi konsumen.
Pemasar mungkin dapat mempelajari konsumen di segala aspek untuk mengevaluasi kualitas produk, periklanan, penyediaan informasi dalam kemasan serta penggabungan isyarat tampilan produk dapat diatur untuk membangkitkan keinginan tentang persepsi kualitas produk. Persepsi konsumen akan kualitas produk ditentukan oleh kinerja produk tersebut seperti yang dilakukan konsumen dan masing-masing dimensi kualitas.
Zeithaml dalam Kotler (2009) menggambarkan bahwa konsumen juga
menggunakan isyarat informasi untuk mengembangkan keyakinan dan penilaian
akan produk. Dalam evaluasi kualitas para konsumen biasanya tidak hanya
mempertimbangkan aspek fungsional dan keuntungan obyektif, tetapi juga
keuntungan subyektif emosional. Keyakinan tersebut selanjutnya direspon dengan
melakukan pilihan atau evaluasi. Persepsi konsumen akan kualitas tersebut menurut
Zeithaml (Kotler, 2009) merupakan faktor penentu utama dalam pemilihan barang
dan perilaku berbelanja. Dari telaah tersebut konsumen merasakan kualitas suatu
produk sehingga hasil dari penilaian atas keunggulan atau keistimewaan produk
tersebut. Kualitas produk akhirnya mendasari proses pembelian sehingga akhirnya
muncul suatu kebutuhan, disini konsumen akan mempertimbangkan dan memahami
kebutuhan tersebut, apabila penilaian pada produk sudah jelas maka konsumen akan
mencari produk yang dimaksud, yang kemudian akan berlanjut pada evaluasi
produk dan akhirnya konsumen akan mengambil suatu keputusan untuk membeli
18
atau tidak yang disebabkan produk tidak sesuai dan mempertimbangkan atau menunda pembelian pada waktu yang akan datang.
Dimensi Persepsi Kualitas Produk
Menurut Tjiptono (2008), kualitas mencerminkan semua dimensi penawaran produk yang menghasilkan manfaat (benefits) bagi pelanggan. Kualitas suatu produk baik berupa barang atau jasa ditentukan melalui dimensi-dimensinya.
Dimensi persepsi kualitas produk menurut Tjiptono (2008) adalah:
a. Performance (kinerja), berhubungan dengan karakteristik operasi dasar dari sebuah produk.
Durability (daya tahan), yang berarti berapa lama atau umur produk yang
bersangkutan bertahan sebelum produk tersebut harus diganti. Semakin besar frekuensi pemakaian konsumen terhadap produk maka semakin besar pula daya produk.
b. Conformance to specifications (kesesuaian dengan spesifikasi), yaitu sejauh mana karakteristik dasar dari sebuah produk memenuhi spesifikasi tertentu dari konsumen atau tidak ditemukannya cacat pada produk. Dalam hal ini antara apa yang telah dibayarkan oleh konsumen sesuai dengan apa yang diharapkan dalam produk tersebut.
c. Features (fitur), adalah karakteristik produk yang dirancang untuk menyempurnakan fungsi produk atau menambah ketertarikan konsumen terhadap produk.
d. Reliability (reliabilitas), adalah probabilitas bahwa produk akan bekerja
dengan memuaskan atau tidak dalam periode waktu tertentu. Semakin kecil
kemungkinan terjadinya kerusakan maka produk tersebut dapat diandalkan.
19
e. Aesthetics (estetika) yaitu daya tarik produk terhadap panca indra, misalkan bentuk fisik, model atau desain yang artistik, warna dan sebagainya.
f. Perceived quality (kesan kualitas) yaitu persepsi konsumen terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulamn suatu produk. Biasanya karena kurangnya pengetahuan pembeli akan atribut atau ciri-ciri produk yang akan dibeli maka pembeli mempersepsikan kualitasnya dari aspek harga, nama merek, iklan, reputasi perusahaan, maupun negara pembuatnya, kualitas yang dipersepsikan, yaitu citra dan reputasi produk serta tanggung jawab perusahaan terhadapnya.
3. Minat Beli
Minat beli merupakan kecenderungan konsumen untuk membeli suatu merek
atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan pembelian yang diukur dengan
tingkat kemungkinan konsumen melakukan pembelian (Assael, 2001). Mehta (1994)
mendefinisikan minat beli sebagai kecenderungan konsumen untuk membeli suatu
merek atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan pembelian yang diukur
dengan tingkat kemungkinan konsumen melakukan pembelian. Pengertian minat beli
menurut Howard (1994) (Durianto dan Liana, 2004) adalah minat beli merupakan
sesuatu yang berhubungan dengan rencana konsumen untuk membeli produk tertentu
serta berapa banyak unit produk yang dibutuhkan pada periode tertentu. Dapat dikatakan
bahwa minat beli merupakan pernyataan mental dari dari konsumen yang merefleksikan
rencana pembelian sejumlah produk dengan merek tertentu. Hal ini sangat diperlukan
oleh para pemesar untuk mengetahui minat beli konsumen terhadap suatu produk, baik
para pemasar maupun ahli ekonomi menggunakan variabel minat untuk memprediksi
perilaku konsumen dimasa yang akan datang. Definisi minat beli menurut Kinnear dan
Taylor (1995) (Thamrin, 2003) adalah tahap kecenderungan konsumen untuk bertindak
20
sebelum keputusan membeli benar-benar dilaksanakan. Rossiter dan Percy (1998) mengemukakan bahwa minat beli merupakan instruksi diri konsumen untuk melakukan pembelian atas suatu produk, melakukan perencanaan, mengambil tindakan-tindakan yang relevan seperti mengusulkan (pemrakarsa) merekomendasikan (influencer), memilih, dan akhirnya mengambil keputusan untuk melakukan pembelian. Menurut Rogers yang dikutip oleh Kotler (2002), minat beli konsumen dalam mengadopsi produk baru melalui lima tahap, yaitu:
a. Kesadaran (awareness): konsumen menyadari adanya inovasi tersebut tetapi masih kekurangan informasi mengenai hal tersebut.
b. Minat (interest): konsuen terdorong untuk mencari informasi mengenai inovasi tersebut.
c. Evaluasi (evaluation): konsumen mempertimbangkan untuk mencoba inovasi tersebut.
d. Percobaan (trial): konsumen mencoba inovasi tersebut untuk memperbaiki pikirannya atas nilai inovasi tersebut.
e. Penerimaan (adoption): konsuen memutuskan untuk menggunakan inovasi tersebut sepenuhnya dan secara teratur.
Pada minat, konsumen dirangsang untuk mencari informasi mengenai inovasi
seorang konsumen yang mulai terdorong minatnya mungkin akan atau mungkin tidak
akan mencari informasi yang lebih banyak. Minat beli merupakan kecenderungan
konsumen untuk membeli suatu merek atau mengambil tindakan yang berhubungan
dengan pembelian yang diukur dengan tingkat kemungkinan konsumen melakukan
pembelian (Assael, 2001).
21
a. Faktor Yang Mempengaruhi Minat Beli
Swastha dan Irawan mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi minat membeli berhubungan dengan perasaan dan emosi, bila seseorang merasa senang dan puas dalam membeli barang atau jasa maka hal itu akan memperkuat minat membeli, kegagalan biasanya menghilangkan minat (Swastha, 2001). Dalam membeli suatu barang, konsumen dipengaruhi oleh beberapa faktor disamping jenis barang, faktor demografi dan ekonomi juga dipengaruhi oleh faktor psikologi seperti motif, sikap, keyakinan, minat, kepribadian, anganangan, dan sebagainya. Kotler mengemukakan bahwa perilaku membeli dipengaruhi oleh empat faktor utama, yaitu (Kotler, 2007):
1) Faktor-faktor Kebudayaan
a) Budaya Budaya adalah faktor penentu keinginan dan perilaku seseorang yang paling mendasar. Jika makhluk yang lebih rendah perilakunya sebagian besar diatur oleh naluri, maka perilaku manusia sebagian besar adalah dipelajari.
b) Sub Budaya Sub budaya mempunyai kelompok-kelompok sub budaya yang lebih kecil yang merupakan identifikasi dan sosialisasi yang khas untuk perilaku anggotanya. Ada empat macam sub budaya yaitu kelompok kebangsaan, kelompok keagamaan, kelompok ras dan wilayah geografis.
c) Kelas Sosial Kelas sosial adalah kelompok dalam masyarakat, dimana
setiap kelompok cenderung memiliki nilai, minat dan tingkah laku yang
sama.
22
2) Faktor-Faktor Sosial
a) Kelompok Referensi Kelompok referensi adalah kelompokkelompok yang memberikan pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap sikap dan perilaku seseorang.
b) Keluarga Anggota keluarga dapat memberikan pengaruh yang kuat terhadap perilaku pembeli.
c) Peranan dan Status Kedudukan seseorang dalam setiap kelompok dapat dijelaskan dalam pengertian peranan dan status. Setiap peranan membawa satu status yang mencerminkan penghargaan umum oleh masyarakatnya.
3) Faktor-Faktor Pribadi
a) Usia Pembelian seseorang terhadap barang dan jasa akan berubahubah selama hidupnya. Demikian halnya dengan selera seseorang berhubungan dengan usianya.
b) Pekerjaan Dengan adanya kelompok-kelompok pekerjaan, perusahaan dapat memproduksi produk sesuai dengan kebutuhan kelompok pekerjaan tertentu.
c) Keadaan Ekonomi Keadaan ekonomi seseorang dapat dilihat dari tingkat pendapatan yang dapat berpengaruh terhadap pilihan produk.
d) Gaya Hidup Gaya hidup seseorang adalah pola hidup seseorang yang turut menentukan perilaku pembelian.
e) Kepribadian dan Konsep Diri Kepribadian adalah ciri-ciri psikologis yang
membedakan setiap orang sedangkan konsep diri lebih kearah citra diri.
23
4) Faktor-Faktor Psikologis
a) Motivasi adalah suatu kebutuhan yang cukup kuat mendesak untuk mengarah seseorang agar dapat mencari pemuasan terhadap kebutuhan itu.
b) Persepsi Seseorang yang termotivasi siap untuk melakukan suatu perbuatan. Bagaimana seseorang yang termotivasi berbuat sesuatu adalah dipengaruhi oleh persepsinya terhadap situasi yang dihadapinya.
c) Belajar menggambarkan perubahan dalam perilaku seseorang individu yang bersumber dari pengalaman. Kebanyakan perilaku manusia diperoleh dengan mempelajarinya
.d) Kepercayaan dan Sikap Melalui perbuatan dan belajar, orang memperoleh kepercayaan dan sikap selanjutnya mempengaruhi tingkah laku pembelian.
b. Menurut Ferdinand (2006), minat beli dapat diidentifikasi melalui indikator- indikator sebagai berikut:
1) Minat transaksional, yaitu kecenderungan untuk membeli produk.
2) Minat referensial, yaitu kecenderungan seseorang untuk mereferensikan produk kepada orang lain.
3) Minat preferensial, yaitu minat yang menggambarkan perilaku seseorang yang memiliki preferensi utama pada produk tersebut. Preferensi ini hanya dapat diganti jika terjadi sesuatu dengan produk preferensinya.
4) Minat eksploratif, minat ini menggambarkan perilaku seseorang yang
selalu mencari informasi mengenai produk yang diminatinya dan mencari
informasi untuk mendukung sifat-sifat positif dari produk tersebut
.24
Minat beli diperoleh dari suatu proses belajar dan proses pemikiran yang membentuk suatu persepsi. Minat beli yang muncul menciptakan suatu motivasi yang terus terekam dalam benaknya, yang pada akhirnya ketika seorang konsumen harus memenuhi kebutuhannya akan mengaktualisasikan apa yang ada di dalam benaknya itu.
Meskipun merupakan pembelian yang belum tentu akan dilakukan pada masa mendatang namun pengukuran terhadap minat pembelian umumnya dilakukan guna memaksimumkan prediksi terhadap pembelian aktual itu sendiri.
C. Kerangka Pemikiran
Kerangka konsep atau kerangka pikir merupakan hubungan konsep-konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian yang akan diteliti. Adapun kerangka konsep dibawah ini akan menjelaskan bahwa pengaruh kualitas produk terhadap keputusan pembelian konsomen smartphone Samsung M20.
Gambar 2.1 kerangka pemikiran.
Minat Beli
-eksploratif -preferensial -referensial -transaksional
Keputusan pembelian
-kemantapan -kebiasaan -kecepatan
Kualitas produk
-kinerja -daya tahan -Kesesuaian -fitur -reliabilitas
H1
H3
H2 H4
25
D. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara atas pertanyaan yang dituangkan dalam perumusan masalah yang harus diuji kebenarannya. Menurut arikunto (2010:110)
“hipotesis merupakan suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampaai terbukti melalui data yang terkumpul”. Maka hipotesis dapat dirumuskan peneliti sebagai berikut:
a. H1 : terdapat pengaruh yang positif dari kualitas produk terhadap minat beli, Kualitas produk adalah karakteristik dari produk dalam kemampuan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang telah ditentukan dan bersifat pasti (Kotler dan Amstrong, 2003). berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan oleh Rahmad Riski (2018) yang menyatakan bahwa kualitas produk secara parsial mempengaruhi konsumen minat beli, jadi produk kualitas dan harga secara bersamaan memiliki efek positif pada pembelian konsumen.
b. H2 : minat beli berdampak signifikan terhadap keputusan pembelian, Minat beli merupakan kecenderungan konsumen untuk membeli suatu merek atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan pembelian yang diukur dengan tingkat kemungkinan konsumen melakukan pembelian (Assael, 2001). berdasarkan hasil penelitian yang sudah diteliti olehRiski Wicaksono (2016) yang menyatakan bahwa minat beli memediasi hubungan antara kualitas produk dengan keputusan pembelian c. H3 : kualitas produk berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian,
Keputusan pembelian adalah proses pembelian yang spesifik terdiri dari urutan
kejadian sebagai berikut: pengenalan masalah kebutuhan, pencarian informasi,
evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku pasca pembelian (Setiadi,
2003). berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan oleh Giardo Permadi
Putra, Zainul Arifin, dan Sunarti (2017) menyatakan bahwa Hasil analisis jalur (path
26